jejak bahasa melayu (indonesia) dalam bahasa … · nomor 0148/sppd/r/vii/2010 surat perintah...
TRANSCRIPT
MAKALAH
JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAM BAHASA MUNA
O
L
E
H
Dr. NURHAYATI, M. Hum.
Dosen Fakuitas Sastra Unhas
Disajikan daiam Kongres Internasional Bahasa-bahasa Sulawesi Tenggara
Di Bau-Bau Buton tanggal, 19 - 20 Juli 2010
Mail (psmelayuunhas) htÇ://id.mg60.mail.yahoo.corn/dc/launch?.gx=l&Tand=3vjg517hf9n26
Y A H O O ! , , M A I L IHDCMESIA
Cek Email | Tulis j I
Cari Email... Or-
Email Masuk (1)
Draft (3)
Email Keluar
Spam (5) Kosongkan
Sampah Kosongkan
Halo, Pusat Studi Melayu Cffline Sign Out Yahoo!
Apa yang Baru Email Masuk 104email Re: Abstrak Makalah
j Hapus Balas TerusKan j Spam i Pindah Ke j Cetak j ] Tindakan
Re: Abstrak Makalah Dari: Kantor Bahasa Sultra <Kbris_sultra@/al'oo corn> © Tambah ke Kontak
Kepada: Pusat Studi Mdayu Unhas <[email protected]>
Mail di Ponsel | Cpsi | Bantuan
Kam, 3 Juni, 201Q 12:13:14
Aplikasi
Fotoku
Hal : Pengumuman seleksi abstrak
Yth. Dr. Hj. Nurhayati Syaintddin, MHuni . Dosen lak. Sastra Unhas. Makassar
Dengan hormat.
Kami beritahukon kepada Saudara bahwa berdasarkan keputusan panitia seleksi abstrak pemakalah pada Kongres Internasional Rahasa-Rahasa Daerah Sulawesi Tenggara, dari seniua makalah yang masuk ke panitia, gagasan dalam abstrak makalah yang Saudara ajukan dinyatakan diterima, untuk selanjutnya makalah tersebut dapat Saudara lebih arahkan ke subtansi teoretis dan panitia berharap makalah tersebut dapat Saudara sajikan dalam kongres internasional Selanjutnya, makalah lengkap kami harap dapat Saudara kirim kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010.
Apabila Saudara tidak dapat menghadiri pelaksanaan kongres, kami harap Saudara segera menghubungi narahubung panitia.
Hal : Pengumuman seleksi abstrak
Yth. Dr. Hj. Nurhayati Syairuddin, M.Hum.
Dosen Fak. Sastra Unhas. Makassar
Dengan hormat,
Kami beritahukan kepada Saudara bahwa berdasarkan keputusan panitia seleksi abstrak pemakalah pada Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara, dari semua makalah yang masuk ke panitia, gagasan dalam abstrak makalah yang Saudara ajukan dinyatakan diterima, untuk selanjutnya makalah tersebut dapat Saudara lebih arahkan ke subtansi teoretis dan panitia berharap makalah tersebut dapat Saudara sajikan dalam kongres internasional. Selanjutnya, makalah lengkap kami harap dapat Saudara kirim kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010.
Apabila Saudara tidak dapat menghadiri pelaksanaan kongres, kami harap Saudara segera menghubungi narahubung panitia.
. a s perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
alam kami,
Panitia Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara
Catatan:
Peserta/pernakalah dapat menempuh perjalanan dari tempat asal—transit Makassar— Bau-Bau mengunakan pesawat Exprès Air atau WingAir yang terbang setiap hari.
Peserta/pemakalah yang dari tempat asal—Makassar—Kendari—Bau-Bau dapat menggunakan kapal cepat yang berangkat pukul 06.30—13.00 dan pukul 12.00—18.00, setiap hari.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea Makassar 90245
Lembar ke Kode Nomor Nomor 0148/SPPD/R/VII/2010
SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS
Pejabat yang berwenang member i perintah
Nama Pegawai yang diperintahkan
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran
Dr. Nurhayati , M. Hum. ^
a. Pangkat dan Golongan ruang gaji menurut PP
Nomor 6 Tahun 1997
b. Jabatan/Instansi
c. Tingkat menurut peraturan perjalanan dinas
a. Pen.bina Utama Muda / IV/c
b. Dosen Fak. Sastra Unhas '
c.
Maksud Perjalanan Dinas untuk membawakan makalah pada Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara pada tanggal 18 s.d. 20 Juli 2010 di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. <"
Alat angkut yang dipergunakan Pesawat u .'ara
a. Tempat berangkat
b. Tempat tujuan
a. Makassar '
b. Bau-Bau, Sulawesi Tenggara
a. Lamanya perjalanan dinas
b. Tanggal berangkat
c. Tanggal harus kembali/Tiba di tempat baru
*)
a. 2 (Dua) hari ••
b. 18 Juli 2010 -
c. 20 Juli 2 0 1 0 ^
Pengikut :
1. 2.
3.
4..
Nama Tanggal Lahir Keterangan
Pembebanan Anggaran :
a. Instansi
b. Fungsi/Sub Fungsi /Program/Kegiatan/MAK
a Universitas Hasanuddin
b. 10.06.01.0002.04863.524111
10 Keterangan lain-lain
Coret yang tidak perlu
_ ò Dikeluarkan di ' . . P a d a tanggal
Makassar 16 Juli 2010
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran ^ejäfcat Pembuat Komitmen,
m_l m, M.Si. , Ak. Drs. Mukmi
NIP. 19591231 198003 1 026
Berangkat dari (tempat kedudukan) Pada tanggal Ke \
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran, 'ejabab\P4rnbuat Komitmen
: Makassar
: 18 Juli 2010 : Bau-Bau, Sulawe Tenggara
Drs, Mukmi NIP.19591:
\ M.Si., Ak. 1 198003 1 026
Tiba di Tenggara Pada Tanggal Kepala
Bau-Bau, Sulawesi
Juli 2010
Berangkat dari (tempat kedudukan) ke / j ^ r r p r j ^ v , : Makassar Pada tanggal 20 Juli 2010
/l y' '
Bau-Bau, Sulawesi Tengga
Tiba di Pada Tanggal Kepala
Berangkat dari (tempat kedudukan) ke Pada tanggal
Tiba di Pada Tanggal Kepala
Berangkatdari (tempat kedudukan) ke Pada tanggal
Tiba kembali di : Makassar (tempat kedudukan) Pejabat yang memberi perintah
Rektor, sa Pengguna Anggaran, juat Komitmen
Telah diperiksa, dengan keterangan bahwa perjalanan tersebut j benar dilakukan atas perintahnya dan semata- mata untuk ke jabatan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
J!ejjabat yang memberi perintah
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran, it Pembuat Komitmen
.Si., Ak. 98003 1 026
Drs. Mukm NIP:Ì95912
M.Si., Ak. 31 198003 1 026
Catatan Lain-lain
VI. Perhatian : v> • Pejabat yang berwenang 'menerbitkan SPPD. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas, pada pejah mengesahkan tanggal berangkat/tiba serta bendaharawan bertanggungjawab berdasarkan peraturan-peraturan ke negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian dan kealpaan, (angka 8 lampiran Surat
Kenansan tanggal 30 April 1974 No. B.296'MK/I/4/1974).
Lanjutan Sidang Pleno
Jadwal Pemateri, Pemandu, dan Pencatat
Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2010
Bau-Bau, 1 8 - 2 0 Juli 2010
NO. WAKTU PEMATERI MATERI PEMANDU PENCATAT TEMF
1
Selasa, 20 Juli 2010
07.30 - 09.00
Bupati Buton "Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Pemertahanan dan Pelestarian Bahasa-Bahasa Daerah di Daerah Pluralis di Buton"
Dr. Muh. Rasman Manaf, S. P., M. Si. firman, A.D., S. S., M. Si. Aula Pala 2
Selasa, 20 Juli 2010
07.30 - 09.00 Drs. Sutiman, M. Hum. "Pelestarian dan Pemberdayaan Sastra Daerah" Dr. Muh. Rasman Manaf, S. P., M. Si. firman, A.D., S. S., M. Si. Aula Pala
3
Selasa, 20 Juli 2010
07.30 - 09.00
Drs. H. Hasidin Sadik, M. Sc. "Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Wolio"
Dr. Muh. Rasman Manaf, S. P., M. Si. firman, A.D., S. S., M. Si. Aula Pala
4
Selasa, 20 Juli 2010
07.30 - 09.00
Prof. Dr. Ho Young Lee "Pengaksaraan Bahasa Cia-Cia"
Dr. Muh. Rasman Manaf, S. P., M. Si. firman, A.D., S. S., M. Si. Aula Pala
5
Selasa, 20 Juli 2010
09.00 - 11.00
Prof. Dr. Hamzah Machmoed "Qua Vadis Bahasa Minoritas"
Prof. Dr. Lukman, M.S. Moh. Abduh, STP, M. Si.
6
Selasa, 20 Juli 2010
09.00 - 11.00
Barbara Friberg, M. S.iM. A. "Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah dalam Era Globalisasi"
Prof. Dr. Lukman, M.S. Moh. Abduh, STP, M. Si. 7
Selasa, 20 Juli 2010
09.00 - 11.00 T. David Anderson 1 "Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Moronene" Prof. Dr. Lukman, M.S. Moh. Abduh, STP, M. Si.
Selasa, 20 Juli 2010
09.00 - 11.00
Prof. Dr. Mahsun "Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Daerah"
Prof. Dr. Lukman, M.S. Moh. Abduh, STP, M. Si.
8
Selasa, 20 Juli 2010
09.00 - 11.00
Drs. Zalili Sailan, M. Pd. "Perilaku Sintaksis Adjektiva Bahasa Muna Dialek Gu Mawasangka"
Prof. Dr. Lukman, M.S. Moh. Abduh, STP, M. Si.
9
11.00- 12.30
Dr. Hirobumi Sato "Analisis Akustik Konsonan /h/ dalam Kata Terbitan Berimbuhan {-an} /-an/"
Drs. L. M. Budi Wahidin M., M. Pd. UniawatJ, S. Pd., M. Hum.
10
11.00- 12.30
Dr. Inyo Yos Fernandez "Relasi Kekerabatan Antarbahasa dalam Subkelompok Muna-Buton-Wakatobi, di Kepulauan Lepas Pantai Provinsi Sulawesi Tenggara: Kajian Linguistik Diakronis" Drs. L. M. Budi Wahidin
M., M. Pd. UniawatJ, S. Pd., M. Hum.
11
12
11.00- 12.30
Masao Yamaguchi "Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Dalam Kaitannya dengan Genealogi"
Drs. L. M. Budi Wahidin M., M. Pd. UniawatJ, S. Pd., M. Hum.
11
12
11.00- 12.30
Dr. Farid Thalib "Penerapan kaidah Alogaritma Genetik dalam Pemulihan Bahasa Daerah dari Degradasi"
Drs. L. M. Budi Wahidin M., M. Pd. UniawatJ, S. Pd., M. Hum.
11
12
12.30 - 13.00 Ishoma
7/20/2010
I.idw.il l 'cm . iti ' l l , I 'i M 1 1 , n K 111. d,m l ' i ' i K . M . i l
Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2010 Bau-Bau, 18 - 20 Juli 2010
Sidang Komisi 1 NO. WAKTU PEMATERI MATERI PEMANDU PENCATAT TE
13 Dr. Lalu Abdul Khalik, M.Hum. "Melindungi Bahasa dan Identitas Lokal"
14 Dr. M. Ikhwan Nur Said, M. Hum.
"Upaya Pelestarian Bahasa Daerah di Sultra Melalui Pelestarian Kajian Kekerabatan Antara Bangsa-Bangsa Buton, Muna, dan Tolaki" Asrif, S. Pd. M. Hum. Rahmawaü, S.S. RUANG A
15 Dr. Nurhayati, M. Hum. "Jejak Melayu (Indonesia) dalam Bahasa Muna"
16 Cho Tae Yung "Perbedaan Sistem Ejaan Latin antara Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia dalam Pengaruh Tulisan Jawi"
18 Dr. Rifai Nur, M. Hum. "Nilai-Nilai Demokrasi dalam Sastra Wolio" Muh. Yunus Mulawab, S. Pd. RUANG B
19 Siti Fatinah, S. Pd. "Pemertahanan Bahasa Muna di Daerah Rantau Sulawesi Tengah"
20
Selasa, 20 Juli 2009
Rosida Tiurma Manurung, M. Hum.
"Peranan Sastra dalam Pemertahanan Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Pemerkukuh Identitas dan Ketahanan bangsa"
21 Selasa, 20 Juli 2009
13.00 -14.30 La Ode Alirman, S.H. "Bahasa Cia-Cia dalam Era Globalisasi" Drs. Ali Arham M, M.P. Syaifuddin, S. Pd. RUANG C
22
Selasa, 20 Juli 2009
13.00 -14.30
Drs. Sahlan, M. Pd. "Pemertahanan Bahasa Daerah dan Menggali Kearifan Lokal Melalui Pemberdayaan Bahasa dan sastra Daerah"
23 Anton Ferdinan, S. Pd. "Pelestarian Bahasa Moronene Sebagai Kekayaan Budaya Sulawesi Tenggara"
Moh. Abduh, STP., M. Si. 24 Ramlah Mappau, S. S., M. Hum. "Modalitas dalam Ungkapan Tradisonal Muna: Analisis Wacana Kritis" Moh. Abduh, STP., M. Si.
Neil Amstrong, S.S., M. Hum.
RUANG D
25 Dr. Mantasiah Rifai "Sintaksis bahasa Kodeoha"
26 Drs. B. Trisman, M.Hum. "Kehadiran Cerita Bergambar Bersumber dari Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara: Sebuah Harapan"
27 Uniawati, S. Pd. M. Hum. "Larangan Inses dalam Mitos 'Koloimba': Menengok Jendela Budaya Masyarakat Tolaki"
Drs. Muh. Djusni Firman AD., S.S., M. Si. RUANG E
28 Syaifuddin, S.Pd. "Buton, Feminisme, dan Wa Ode Wulan Ratna"
Dr- L* Kl^pppz.
7/20/2010
JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAM BAHASA M UN A
Oleh: Dr. Nurhayati, M.Hum. Dosen F a k Sastra Unhas
e-mail : nurhayat i sya ir @yahoo.com
I. PENGANTAR
Menurut John Crawfurd dalam bukunya berjudul "On The Malayan and Polinesia
Languages and Races" bahwa bahasa-bahasa yang ada di Nusantara ini menunjukkan
adanya keserumpunan bahasa. Kemudian istilah tersebut menjadi populer untuk menyebut
keserumpunan bahasa-bahasa dari semenanjung Melayu sampai Polinesia. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dikatakan bahasa Muna (salah satu bahasa daerah yang ada di
Sulawesi Tenggara) masuk dalam rumpun bahasa Austronesia tepatnya rumpun
Austronesia Barat Daya.
Untuk mengetahui apakah dua bahasa itu serumpun atau tidak maka dapat kita
gunakan teori linguistik historis komparatif yang dikemukakan oleh Grimm yang
dilengkapi oleh Verner. Metode linguistik historis komparatif sebenarnya sudah lama
diterapkan dalam telaah kekerabatan antara bahasa-bahasa IndoEropa.
Di Jerman pada abad ke-19 merupakan abad Linguistik Historis Komparatif
karena didorong oleh beberapa kenyataan bahwa adanya persamaan-persamaan bahasa
yang dapat dilihat dalam perbandingan bunyi dan makna. Pada abad itu pula ditemukan
adanya persamaan antara bahasa Sangskrit dengan bahasa di Eropa (bahasa Yunani dan
Latin).
1
Salah satu tokoh linguistik historis komparatif adalah Rasmus Rask berasal dari
Denmark telah menulis bahasa-bahasa Old Norse dan Old EngUsh dalam bahasa Denmark
tahun 1818. Tokoh lain adalah Jacob Grimm yang terkenal dengan Hukum Grimm.
Hukum Grimm menyatakan bahwa dalam bahasa Latin dan Yunani terdapat kata-kata
yang berbunyi p, t, k maka dalam bahasa-bahasa Germania akan berbunyi f, th, h
misalnya dalam bahasa Latin kata paier (bapak) berkorespondensi dengan bahasa Jerman
vater, Latin frater (saudara laki-laki) menjadi brother dalam bahasa Inggris
Selanjutnya, Dalam bahasa Latin genu (lutut) menjadi knee dalam bahasa Inggris dan knie
dalam bahasa Jerman. Teori Grimm ini dilengkapi oleh Kari Verner tahun 1877, misalnya
dalam bahasa Indo-Eropa perubahan bunyi [s] ke [r] seperti was menjadi war dan were
disebut oerubahan rotasi.
Berdasarkan teori perbandingan bahasa dalam bahasa Indo-Eropa tersebut di atas
dapat digunakan pula pada bahasa-bahasa Austronesia. Dalam hubungan tersebut tulisan
ini akan memaparkan jejak bahasa Melayu (Indonesia) dengan bahasa Muna. Seperti kita
ketahui bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna berasal dari rumpun Austronesia
khususnya Austronesia Barat Daya (Parera, 199 L 116-121).
Dalam beberapa kata dalam bahasa Melayu (Indonesia) juga terdapat dalam
bahasa Muna. Misalnya kata mati (Melayu) menjadi mate (dalam bahasa Muna), kata lima
(Melayu) menjadi dima (Muna), kata lidah (Melayu) menjadi lila (Muna). Kata-kata
sekerabat tersebut sebagai pertanda adanya kekrabatan antara bahasa Melayu dengan
bahasa Muna. Berdasarkan teori perbandingan bahasa tersebut, seberapa banyakkah jejak
bahasa Melayu dalam bahasa Muna melalui perbandingan bunyi dan makna kata dengan
2
menggunakan daftar 200 kata oleh Morris Swadess. Untuk menetukan apakah kata-kata
kedua bahasa mi sekerabat, untuk membuktikannya dilakukan pengecekan pada kata-kata
dalam bahasa lain yang serumpun.
Setelah diketahui bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna serumpun, maka perlu
diketahui pula kapan kedua bahasa tersebut terpisahkan dari bahasa induknya. Untuk
mengetahui ini digunakan metode leksikostatistik. Jadi, yang menjadi fokus pembahasan
dalam makalah ini adalah:
1. Seberapa jauh jejak bahasa Melayu dalam bahasa Mima.
2. Kapan bahasa Melayu dan bahasa Muna terpisah dari bahasa Induknya.
II. JEJAK BAHASA MELAYU D A L A M BAHASA MUNA
2.1 Metode Historis Komparatif
Telaah kekerabatan antara bahasa dengan menggunakan metode komparatif telah
banyak dilakukan dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa. Salah seorang pakar historis
komparatif adalah Ludwig Karl Grimrn dalam bukunya Deushe Clrammatik telah
membandingkan bahasa-bahasa Germania yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa Indo-
Germania diturunkan dari bahasa Sanskrit. Beliau mencontohkan bahwa kata vahati
(bahasa Sanskrit) menjadi vehit dalam bahasa Latin. Berdasarkan telaahnya ini maka
lahirlah hukum Grimm.
Karakteristik bunyi setiap bahasa tentu berbeda. Meskipun hukum Grimm ini
tidak diterapkan pada semua bahasa, akan tetapi Grimm telah meletakkan dasar untuk
menganalisis kekerabatan bahasa-bahasa. Teori Grimm ini dilengkapi Kari Verner dengan
3
sistem rotasi. Misalnya, untuk bahasa Indo-Eropa perubahan bunyi [s] ke [r] dalam kata
was menjadi war dan were.
2.1.1 Sistematika dan Penerapan Metode Komparatif
Metode komparatif bertumpu pada korespondensi bunyi dan makna. Oleh karena
itu, maka perhatian utama adalah melakukan satu sistem bandingan bunyi. Perbandingan
bunyi konsonan dimulai dari bunyi yang homorgan. Palmer telah membandingkan induk
bahasa Indo-Eropa memiliki seri konsonan hambatan tak bersuara /p, t, k, q/ dan
beraspirasi /ph, th, kh, qh/ serta konsonan hambat bersura / b, d, g, g w / dan beraspirasi /bh,
dh, gh, g w h/.
Dalam menentukan kata sekerabat dalam bahasa-bahasa serumpun bukanlah
pekerjaan ringan, sebab ada kata yang berkorespondensi tapi belum tentu diturunkan dari
satu induk yang sama. Misalnya kata dua (bahasa Indonesia), kata ini mirip dengan kata
duo dalam bahasa Latin, two bahasa Inggris, dva dalam bahasa Sansekerta. Tetapi setelah
dikaji ternyata kata bukan dari Indo-Erapa tetapi dari kata Austronesia karena kata ini
ditemukan dalam kata rua (Sikka), rwa (Kawi), rua (Makassar), da 'dua (Mandar), dua
(Bugis) dalwa (Tagalog), dan duha (Bisaya). Untuk pengecekan kata sekerabat adalah:
(1) kesesuaian dalam kaidah-kaidah sintaksis, morfologi, dan bunyi; (2) kesesuaian dalam
kosakata deskriptif dan anomatopea; (3) kesesuaian dalam kosakata yang mudah
dipinjam; (4) kesesuaian yang sering dan banyak/besar dalam format (prefiks, sufiks, kata
bantu, dan korespondensi bunyi; (5) banyak kesesuaian dalam kosakata dasar dan
korespondensi bunyi (Raimo dalam Parera, 1991: 99).
4
Penerapan metode komparatif untuk menentukan keserumpunan bahasa-bahasa
Indo-Eropa lahirlah Hukum Grimm dan Hukum Verner. Atas dasar hukum tersebut juga
diterapkan dalam menentukan keserumpunan bahasa di Asia, Samudra India dan Pasifik,
Tiongkok dan Jepang. Untuk bahasa-bahasa di Nusantara beberapa pakar telah
menggunakan metode komparatif ini dalam penelitiannya. Di antara para pakar tersebut
adalah Prof. J. Gonda dalam bukunya "Opmirkingen Over de Toepassing der
Comparative Methode op de Indonesche Talen, Voornamelijk in Verband Met Hun
Woordstrncluur,\ Dalam bukunya Gonda memberikan catatan tentang penerapan metode
komparatif dalam bahasa-bahasa nusantara. Salah seorang pelopor telaah bandingan
historis bahasa-bahasa Austronesia adalah Herman Neobronner van der Tuuk (1982-
1894). Beliau benar-benar tokoh linguistik komparatif dalam bahasa-bahasa Austronesia
dengan menekuni bahasa Batak. Beberapa karya beliau adalah Kamus Tata Bahasa Batak-
Toba, Batak Dairi, Batak Angkola Mandailing. Karya terakhirnya adalah Kamus Kawi-
Bali-Jerman. Untuk metode historis komparatif, beliau dikenal dengan Hukum van der
Tuuk I RGH, Hukum van der Tuuk II R L D diperluas, RDGH dan RDGL.
Tokoh lam adalah Prof. Dr. H. Kera (1833-1917) dengan bukunya berjudul
"Taalkundige Gegevens ler Bepahng van Stamland der Maleisch-Polynesische Volken".
Intinya buku ini melihat negeri asal bahasa-bahasa Melayu-Polinesia dengan
menggunakan 30 daftar kosakata Kern.
Dr. Renward Brandstetter (1860-1942) menulis buku "Wurzel und Word ini den
indonesischen Sprachen". Tujuan utama buku ini ditulis untuk mengungkap akar kata dan
kata dalam bahasa-bahasa Indonesia. Dalam penelitiannya ia menemukan akar kata "lif
5
untuk kata belit, sulit, kulit, lilit dan akar kata "'suk untuk kata tusuk, masuk, rasuk, pasok,
dan susuk. Beliau menyimpulkan bahwa struktur akar kata bahasa Indonesia bersuku satu
dengan pola KV dan KVK.
2.3 Jejak Bahasa Melayu dalam Bahasa Muna
2.3.1 Perubahan Bunyi
2.3.1.1 Perubahan Bunyi Vokal
B. Melayu B. Muna
baru [a] buou M
basah [a] bekhe [e]
gali [a] seli [e]
ular [a] ule [e]
takut [a] tei [e]
benar [e] banakha [a]
besar [e] bala [a]
benih W wine [e]
hati K ate [e]
lidah ['] Jela [e]
air [i] oe [e]
mati ['] m ate [e]
pikir [i] fekikhi [e]
pohon [0] puu M
6
Dari data di atas terlihat bahwa bunyi [a] berrubah menjadi bunyi [o] , [u], dan [ej
baru menjadi buou, basah menjadi hekhe, gali menjadi seti, ular menjadi ule, takut
menjadi takut menjadi tei. Bunyi [e] menjadi [a] pada kata benar menjadi banakha, kata
besar menajadi bala, kata pikir menjadi jikikhe. Bunyi [i] menjadi [e] pada kata benih
menjadi wine, kata nati menajadi ate, kata lidah menjadi lela, kata air menjadi oe, dan
kata mati menjadi mate, bunyi [o] menjadi [u] pada kata pohon menjadi puu.
Untuk perubahan bunyi vokal dari bahasa Melayu dengan bahasa Muna tersebut
apakah benar-benar kata yang sekerabat. Untuk pembuktian ini akan dibandingkan dengan
kata bahasa daerah lainnya yang masuk dalam rumpun Austronesia Barat Daya. Misalnya
kata baru (Melayu), buou (Muna), beru (Makassar), baru (Mandar, Bugis). Kata basah
(Melayu), bekhe (Muna), base (Mandar), basa (Makassar). Kata ular (Melayu), ule
(Muna), vla (Bugis), ulara (Makassar), ulo (Mandar). Kata benih (Melayu), bine (Bugis,
Makassar), banne (Mandar), kata hati (Melayu), ate (Muna), ati (Bugis), ate (Mandar).
Kata air (Melayu), oe (Muna), we (Bugis), wai (mandar).Kata mate (Melayu), mate
(Muna), mate (Bugis, Makassar, Mandar). Kata pikir (Melayu), fekikhi (Muna), pikkir
(Mandar), pikkin (Bugis, Makassar), dan kata pohon (Melayu), puu (Muna), ponna
(Mandar), pong (Bugis).
Dari hasil perbandingan perubahan bunyi vokal pada kata Melayu dan Muna di
atas menunjukkan bahwa kata-kata dengan perubahan vokal tersebut adalah kata
sekerabat.
7
2.3.1.2 Perubahan Konsonan
Bhs. Melayu Bhs. M u n a
buah [b] vvuah [w]
buluh [b] wulu [w]
debu [b] ngawu [w]
lebar [b] ewa [w]
kabut [b] pakakhawu [w]
balik [b] doli [d]
belah [b] kela M
busuk [s] bukhu [kh]
besar [s] bala [1]
api [p] lfi M
tipis [Pl nifis [f)
dimana [d] namai [n]
di situ [d] naicu [n]
di sini [d] naini M
dorong [d] sokho [s]
M [kh]
kering H kele [1]
dua [d] khuwa [kh]
lidah [d] lelah [1]
langit tol lani M
lima [1] dima [dj
tua [t] cua [c]
gali [g] seli [s]
Data di atas ditunjukkan bahwa bunyi [b] berubah menjadi t ..
Pada kata buah dalam bahasa Melayu menjadi wuah dalam bahasa M..:
wuluh, debu menjadi ngawu, lebar menjadi ewa, kabut pakakhawu. Bun
pada kata apimenjadi ifi, tipis menjadi nifts. Bunyi [d] menjadi [n]. [<" u JB
pada kata di situ menjadi naicu, di sini menjadi naini dan kata sorong m e a a c
dua menjadi khuwa, lidah menjadi lelah. Bunyi [n] menjadi [n] kata
bunyi [1] menjadi [d] kata lima menjadi dima, bunyi [t] menjadi [c] kata -reaMfc
bunyi [g] menjadi [s].
Seperti halnya perubahan bunyi vokal di atas, perubahan koni
atas apa juga merupakan kata kerabat. Untuk pembuktiannya akan duiii
Bugis, Makassar, dan Mandar. Kata buah (Melayu), wuah (Munai. ^aa»
Mandar). Kata buluh (Melayu), bulu (Mandar, Bugis, dan Makassar). ka:_
ngawu (Muna), dabbu (Mandar), awu (Bugis), kata lebar (Melayu), e-wa
(Bugis), luara (Makassar), kata kabut (Melayu), pakakhawu (Muna).
Kata belah (Melayu), kela (Muna), halia (Mandar), kata busuk (Mela> u i. fm^^H
Ao««o(Makassar), kebbong (Bugis), bosi (Mandar), kata tipis (Melayu >.
(Bugis), nipis (Mandar), tipisi (Makassar), kata di mana (Melayu), nam
(mandar), kata dorong (Melayu), sorong (Mima), sorong (Bugis, Marcar .
(Makssar). Kata dua (Melayu), khuwa (Muna), dua (Bugis, Makassar, Mandar), kata
langit (Melayu), iani (Muna), langi' (Mandar, Bugis, Makssar), kata lima (Melayu), dima
(Muna), kata tua (Melayu), cua (Muna), toa (Bugis dan Makassar), kata gali (Melayu),
sel i (Muna), kali (Mandar), kae (Bugis).
Perubahan konsonan kata Melayu dan Muna kemudian dibandingkan tiga bahasa
senunpun, dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu dan Muna sekerabat.
2.3.1.4 Perubahan Konsonan ke Vokal
baru [r] buou [o]
berat [r] bie [e]
Perubahan konsonan [r] ke vokal [o] pada kata baru dan buou dan perubahan
konsonan [r] ke vokal [e] pada kata berat dan bie. Kata baru (Melayu), buou (Muna),
haru (Bugis dan Mandar), beru (Makassar), kata berat (Melayu), bie (Muna), bekkel
(Mandar). Untuk pembahan konsonan ke vokal seperti dua contoh di atas, maka dapat
dikatakan bahasa Melayu dan Muna sekerabat.
2.3.2 Penambahan Bunyi/Suku Kata
2.3.2.1 Penambahan Bunyi/Suku Kata di Awal Kata
Bahasa Melayu Bahasa Muna
abu ngawu [n.]
akar pakhaha /pa/
kabut pakhakhawu /pakha/
10
kuning kangkhuni /kang/
putih kapute /ka/
isap soso [s]
telur unteli /un<' 3
Penambahan bunyi [g], [s] dan penambahan suku kata /pa/, /pakha/, /kang/, /ka/,
un/ pada kata-kata yang dicontohkan di atas sekerabat dengan membandingkan dengan
kata serumpun lainnya. Kata abu (Melayu), ngawu (Muna), abu (Mandar, Makasar), awai
(Bugis), kata akar (Melayu), wake (Mandar), akara (Makassar), kiming (Melayu),
kangkhuni (Muna), unyi' (Bugis), kums (Mandar), kunyi (Makassar), kata putih (Melayu),
kapute (Muna), pute (Bugis, Mandar), kata isap (Melayu), soso (Muna), sussur (Mandar),
kata telur (Melayu), unteli (Muna), tello (Bugis), tallo (Mandar).
2.3.2.2 Penambahan Bunyi Konsonan di Tengah Kata
Bahasa Melayu Bahasa Muna
kuku konisi Ioni
Untuk penambahan bunyi/suku kata di tengah hanya di temukan satu kata yaitu
pada kata kuku (Melayu), konisi (Muna), kanuku (Bugis, Makassar, Mandar). Dengan
demikian kata ini dinyatakan sekerabat.
2.3.2.3 Penambahan Bunyi Konsonan/Suku Kata di Akhir Kata
Bahasa Melayu Bahasa Muna
benar banakha /kha/
11
pikir fekikhi /khi/
Hanya ada dua kata yang ditemukan untuk penambahan bunyi/suku kata di tengah
yaitu kata benar (Melayu), banakha (Muna), kata pikir (Melayu), fikikhi (Muna), pikkir
(Mandar, Bugis), pikkiri (Makassar). Dengan demikian dua kata ini sekerabat.
2.4.1 Penghilangan Bunyi
2.4.1.1 Konsonan di Awal Kata
hati ate [h]
kutu ucu [k]
lebar ewa [1]
sempit impi [s]
hijau idho [h] ^
Penghilangan bunyi di awal kata pada contoh di atas dapat disimpulkan bahwa
kedua bahasa tersebut sekerabat. Untuk kata hati (Melayu), ate (Muna), ate (Mandar), ati
(Makassar dan Bugis). Kata kutu (Melayu), ucu (Muna), utu (Bugis), kutu (Mandar dan
Makassar), kata sempit (Melayu), impi (Muna), nipi (Bugis), nipis (Mandar), tipisi
(Makassar), kata hijau (Malayu), idho (Muna),
2.4.1.2 Penghilangan Bunyi di Tengah Kata
di situ naicu [s]
di sini naini [s]
Pohon puu [h]
12
Tiga contoh kata di atas terdapat penghilangan bunyi di tengah kata
memperlihatkan kekerabatan dua bahasa yakni bahasa Melayu dan Muna. Kata di situ
(Melayu), naicu (Muna), kutu (Bugis), dittu (Mandar), kata di sini (Melayu), naini
(Muna), dinne (Mandar), okkohe (Bugis), kata pohon (Melayu), pun (Muna), ponna
(Mandar).
2.4.1.3 PenghUangan Bunyi di Akhir Kata
balik doli M
busuk bukhu M
benih weni H
buah wua
buluh wulu M
lidah lila M
putih kapute N
dorong sokho M
gunung gunu tol
kuning kangkuni toJ
potong dodo
tahun tau [n]
kulit kuli W
sempit impi W
berat bie M
13
telur unteli
ular ula fr]
lebar ewa
isap soso [p]
Ada 19 kata bahasa Melayu, dalam bahasa Muña hilang di akhir kata.
Penghilangan konsonan [k] dalam kata balik (Melayu) menjadi dolí (Muna), bale' (Bugis,
Makassar, Mandar), kata busuk (Melayu), bukhu (Muna), bosi (Mandar), botto
(Makassar). Penghilangan bunyi [h] pada kata benih (Melayu), weni (Muna), bine (Bugis),
banni (Mandar), kata buah (Melayu), wua (Muna), bua (Mandar dan Bugis), kata putih
(Melayu), pule (Makassar, Bugis, Mandar). Penghilangan bunyi [n] pada kata sorong
(Melayu), sokho (Muna), sorong (Makassar, Bugis, Mandar), kata gunung (Melayu), gunu
(Muna), bulu (Bugis), kata potong (Melayu), dodo (Muna), polong (Makassar, Bugis,
Mandar). Penghilangan bunyi [n] pada kata tahun (Melayu ), tau (Muna), taung
(Makassar, Bugis, mandar). Pengilangan bunyi {t} pada kata kulit (Melayu), kulu
(Muna), uli' (Bugis). Penghilngan bunyi ¡r] pada kata berat (Melayu), bie (Muna), bea
(Mandar), batíala' (Makassar), kata telur (Melayu) unteli (Muna), tallo (Mandar), tello
(Bugis), kata ular (Melayu), ula (Muna), ulara (Makassar), ula (Bugis), ulo (Mandar),
kata lebar (Melayu), ewa (Muna), lebba (Bugis), bang (Mandar). Penghilangan bunyi [p]
pada kata isap (Melayu) menjadi soso (Mima). Adanya penghilangan konsonan di akhir
kata dalam bahasa Muna dengan pengecekan beberapa kata serumpun maka dapat
disimpulkan kata-kata kedua bahasa itu serumpun.
14
2.5 Tahun Pisah Bahasa Melayu (Indonesia) dan Bahasa Muna dari Bahasa Induk
Dari 200 kosakata bahasa Melayu (Indonesia) dibandingkan dengan 200 kosakata
bahasa Muna ditemukan 52 kata kerabat. Dengan demikian persentase kekerabatan kedua
bahasa tersebut adalah 26 %. Berdasarkan persentasi tersebut dapat dihitung tahun pisah
antara bahasa Melayu (Indonesia) dengan bahasa Muna dari bahasa induknya adalah:
log 2 6 %
t =
2 (log 81%)
- 0,585
-0 ,183
= 3,197
Tahun pisah adalah: 2010 - 3197 = - 1187 M atau 1187 SM
Jadi bahasa Muna terpisah dengan bahasa Melayu (Indonesia) diperkirakan berpisah
dengan induknya pada tahun 1187 SM
111. KESIMPULAN
Adanya korespondensi bunyi yang terlihat dalam perubahan bunyi, penambahan
bunyi, dan penghilangan bunyi dengan makna yang sama terdapat 52 kata yang sekerabat.
Setelah melaui pengecekan pada bahasa Makassar, Bugis, dan Mandar dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna sekerabat dengan persentase
kekerabatan 26%. Berdasarkan rumus leksikostatistik diperoleh tahun pisah bahasa
Melayu dan bahasa Muna dari bahasa induknya adalah 1187 SM.
15
DAFTAR PUSTAKA
Collins, James. 1981. Pertumbuhan Linguistik di Indonesia Timur: Bahasa Melayu dan Bahasa Asilulu di Pulau Ambon. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa.
Collins, James. 2008. "Sejarah, Diversitas, dan Kompleksitas bahasa Melayu di Indonesia
Timur, Pusat Studi Melayu Unhas.
Keraf, Gorys. 1990. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta, Gramedia.
Muthalib, Abdul. 1986. Sistem Perulangan Bahasa Mandar. Makassar. Proyek Penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia, Sulawesi Selatan.
Nurhayati, 1985. "Sistem Perulangan dalam Bahasa Mandar". Skripsi Fakultas Sastra Unhas
Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Lingusitik Umum Historis Komparatif dan Tipologi
Struktural. Jakarta, Erlangga.
16
LAMPIRAN
DAFTAR 200 KATA MORRIS SWADESI!
Bahasa Melayu Bahasa Kekerabatan (Indonesia) Muna
Kekerabatan
1. abu Ngawu +
2. air Oe +
3. akar Pakhakha +
4. aku Indi
5. alir
6. anak Ana +
7. anjing Dau -
8. angin Kawea -
9. apa Aeno -10. api Ifi +
11. apung lanto
12. asap Ngawu +
13. awan Olu -14. bagaimana Nengkeae -15. baik Netea _
16. balik Doli +
17. banyak Noanda -18. bapak Wa umu
19. baring Ndok -
20. baru Buou +
21 . basah Bekhe +
22. batu Koncu
23. beberapa Seae -
24. belah Kela +
25. benar Banakha +
26. benih Wine +
27. bengkak Weo
28. berenang Leni
29. berjalan Kala
30. berat Bie +
31 . beri Waane +
32. besar Bala +