skripsirepo.stikesicme-jbg.ac.id/199/1/irma jayanti.pdfi skripsi pengaruh health education tentang...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PIJAT BAYI
USIA 3-6 BULAN TERHADAP SIKAP IBU
(Studi Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang)
IRMA JAYANTI
162120027
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PIJAT BAYI
USIA 3-6 BULAN TERHADAP SIKAP IBU
(Studi Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi Diploma 4 Kebidanan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika
Jombang
IRMA JAYANTI
162120027
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
iv
PERSETUJUANSKRIPSI
Judul : Pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6
bulan terhadap sikap ibu (Studi Di Desa Badas,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang ).
Nama Mahasiswa : Irma Jayanti
NIM : 16.212.0027
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
PADA TANGGAL, JULI 2017
Ita Ni’matuz Zuhroh, SST., M.Kes
Pembimbing Utama
Devi Fitria Sandi, SST., M.Kes
Pembimbing Anggota
Mengetahui,
Ketua Stikes Icme
H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep. Ns.,MH
Ketua Program Studi
Hidayatun Nufus, SSiT., M.kes
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh:
Nama Mahasiswa : Irma Jayanti
NIM : 162120027
Program Studi : D4 Kebidanan
Judul : Pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6
bulan terhadap sikap ibu (Studi Di Desa Badas,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang ).
Telah berhasil dpertahankan dan diuji dihadapan Dewan penguji dan ditrima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Pada Program Studi D4 Kebidanan
Komisi Dewan Penguji,
KetuaDewanPenguji : Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb
( )
Penguji I : Ita Ni’matuz Zuhroh, SST., M.Kes
( )
Penguji II : Devi Fitria Sandi, SST., M.Kes
( )
Ditetapkan di : Jombang
Pada tanggal : Juli 2017
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Bintuni (Papua Barat), pada tanggal 12 Mei 1995
dari pasangan Bapak Muhammad dan Ibu Hj Yanni. Penelitimerupakanputri ke
Lima dari tujuh bersaudara.
Pada tahun 2007 Peneliti lulus dari SD Negeri 1 Bintuni Papua, pada tahun
2010 Peneliti lulus dari SMP Negeri 1 Bintuni papua, pada tahun 2013 Peneliti
lulus dari SMA Negeri 1 Bintuni Papua dan pada tahun 2016 Peneliti lulus
dariDIII kebidanan STIKES ICME Jombang dan pada tahun 2016 Peneliti lulus
seleksi masuk STIKES “Insan Cendekia Medika” Jombang. Peneliti memilih
program studi D IV Kebidanan program studi yang ada di STIKES “ICME”
Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Juli 2017
Irma Jayanti
NIM. 16.212.00.27
vii
MOTTO
Kesuksesan hanya dapat di raih dengan segala upaya dan usaha yang selalu di
sertai dengan do’a seorang ibu, karna sesungguhnya di setiap kesuksesan terdapat
do’a seorang ibu. Yang membuat segalanya menjadi mudah.
(“all the impossible is possible for those who believe. Do the best, be good, then
you will be the best”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat AllahSWT, karena berkat Rahmat,
Hidayah dan karunia–Nya. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya
persembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak–Ibu, terimakasih atas kasih dan pengorbananmu yang sungguh luar
biasa yang telah mengantarkanku menjadi manusia dewasa.
2. STIKES ICME Jombang terimakasih atas kebersamaan dan jalinan
persaudaraan kita.
3. Seluruh dosen dan pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan materi kepada Saya selama perkuliahan dari awal hingga selesai.
4. Untuk semua yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu
5. Untuk hertino yang selalu mendampingi dan slalu memberikan semangat
dalam mengerjakan skripsi ini.
6. Almamaterku tercinta Stikes ICMe Jombang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh health
education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu” (Studi Di Desa
Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang )’’. Dalam penyusunan Skripsi
ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada : H. Bambang Tutuko, SH.,
S.Kep. Ns.,MH selaku ketua STIKES ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, S.SiT,.
M.Kes Selaku Ketua Program studi Diploma 4 Kebidanan .Ita Ni’matuz Zuhroh
SST.,M.Kes selaku pembimbing I dan Devi Fitria Sandi SST.,M.Kes selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam
penyusunan proposal penelitian ini. Bapak ibu dosen prodi D4 Kebidanan
STIKES ICME Jombang beserta Stafnya, kedua orang tua saya, serta teman-
teman sejawat D4 Kebidanan yang telah memberikan semangat dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
Penulisan proposal penelitian ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
masih banyak kesalahan serta kekurangan yang dimiliki peneliti. Untuk itu
peneliti mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan proposal penelitian
ini, dan semoga proposal penelitian dapat bermanfaat, amin.
Jombang, Juli 2017
Irma Jayanti
NIM. 16.212.00.27
ix
ABSTRAK
PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PIJAT BAYI USIA 3-6
BULAN TERHADAP SIKAP IBU
DI DESA BADAS, KECAMATAN SUMOBITO, KABUPATEN JOMBANG
Oleh :
IRMA JAYANTI
162120027
Health educationmerupakan proses perubahan sikap secara terencana pada
diri individu ataupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat yang merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu.
masih banyak orang tua yang belum mengerti tentang pijat bayi usia 3-6 bulan,
sebagian dari mereka beranggapan bahwa pijat bayi dilakukan hanya pada bayi
sakit serta dilakukan oleh dukun bayi. Dengan di berikan health education tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan ibu dapat mengatasi masalah kesehatan pada bayinya
secara mandiri sehingga meningkatkan kemampuan sikap maupun keterampilan
ibu. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu Di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
Metode penelitian menggunakan “pra-eksperimental one group pra-post
test design”. Populasi penelitian seluruh Ibu yang memiliki bayi usia 3-6 bulan
yang berada di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang sebanyak
60 responden. Teknik yang di gunakan Proportional Random Sampling variabel
independen adalah pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan.
Variabel dependen adalah sikap ibu tentang pijat bayi usia 3-6 bulan. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Pengelolaan data
editing, coding, scoring dan tabulating. Analisa data menggunakan uji Mc Nemar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden sebelum di
berikan health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan,hampir seluruhnya
mempunyai sikap negatif 41 (78,8%), dengan kriteri usia >35 tahun 20 (38,4%),
tingkat pendidikan SMA 23 (44,2%), tingkat pekerjaan ibu rumah tangga 21
(40,4%), pernah/tidaknya mendapat informasi tidak pernah 33 (62,5%), sumber
informasi Tv/Radio/Internet 6 (31,6%), tenaga kesehatan 6 (31,6%). dan setelah di
berikan Health Education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan sebagian besar responden
mempunyai sikap Positif 33 responden (63,5%). Analisa data menggunakan uji
statistik McNemardi dapatkan hasil ρ-value 0,000 yang lebih kecil dari alpha
(0,05), maka ρ ≤ α sehingga H1 diterima.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadapsikapibu. hal ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor usia, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, informasi
dan sumber informasi
Kata Kunci : Health Education, Pijat Bayi, Sikap Ibu
x
ABSTRACT
EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT BABY MASSAGE AGE 3-6
MONTHS TO MOTHER’S ATTITUDE IN BADAS VILLAGE,
KECAMATAN SUMOBITO, KABUPATEN JOMBANG
By :
IRMA JAYANTI
162120027
Health education is a process of changing attitude in a planned manner
individually or society to be more independent in achieving healthy life goals which is a
learning process from not knowing to know. There are still many parents who do not
understand about infant massage aged 3-6 months, some of them assume that the baby
massage is done only on the baby sick and performed by the shaman baby. By giving
health education about infant massage age 3-6 month mother can solve health problem to
baby independently so that improve ability attitude and mother skill. The purpose of this
research is to know the influence of health education about infant massage age 3-6
months to mother attitude In Badas Village, Sumobito Subdistrict, Jombang
RegencyThe research method used "pre-experimental one group pre-post test
design". The study population of all mothers who have infants aged 3-6 months in Badas
village, Sumobito district, Jombang regency as many as 60 respondents. The technique
used in Proportional Random Sampling independent variable is the influence of health
education about infant massage age 3-6 months. Dependent variable is mother's attitude
about baby massage age 3-6 months. The instrument used in data collection is
questionnaire. Management of data editing, coding, scoring and tabulating. Data
analysis using Mc Nemar test
The results showed that from 52 respondents before giving health education
about infant massage aged 3-6 months, almost all have negative attitude 41 (78,8%), with
age criterion> 35 years 20 (38,4%), education level SMA 23 (44.2%), employment level
of housewife 21 (40,4%), never / not got information never 33 (62,5%), source of
information Tv / Radio / Internet 6 (31,6% ), Health personnel 6 (31.6%). And after
giving Health Education about infant massage aged 3-6 months most of respondents have
Positive attitude 33 respondents (63,5%). Data analysis using Mc Nemar statistical test
in get result ρ-value 0.000 smaller than alpha (0,05), then ρ ≤ α so that H1 accepted.
This research can be concluded that there is influence of health education
about baby massage age 3-6 month to mother attitude. This is influenced by several
factors namely age factor, education level, job level, information and information sources
Keywords: Health Education, Baby Massage, Mother's Attitude
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PENELITIAN .................................................................. iv
PENGESAHAN PENELITIAN .................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTARGAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar health education ................................................... 6
2.2 Konsep Dasar Pijat Bayi .............................................................. 22
2.3. Konsep Dasar Sikap ..................................................................... 36
2.4. Konsep Dasar Ibu ......................................................................... 38
2.5 Penelitian yang relevan ................................................................ 52
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 54
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 55
xii
BAB IVMETODE PENELITIAN
4.1 Jenispenelitian ............................................................................. 57
4.2 Rancangan penelitian .................................................................. 58
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 58
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................. 58
4.5 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja) ........................................ 62
4.6 Identifikasi variabel ................................................................... 63
4.7 Definisi Operasional ................................................................... 63
4.8 Pengumpulan dan Analisa Data .................................................. 64
4.9 Etika Penelitian ........................................................................ 65
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1Hasil penelitian ................................................................................ 76
5.2Pembahasan ..................................................................................... 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 92
6.2 Saran .............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Hal
2.1 Cara pengukuran sikap .................................................................. 34
4.1 Definisi OperasionalPengaruh Pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibudi desa
badas, kecamatan sumobito, kabupaten Jombang .......................... 63
5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden di Desa
Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten JombangJuli 2017 .......... 77
5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Respondendi Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Juli2017 .......................................................................... 77
5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Respondendi Desa Badas Kecamatan SumobitoKabupaten
Jombang Juli2017 .......................................................................... 77
5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernah/Tidaknya Responden
Mendapatkan Informasi tentang pijat bayi usia 3-6 bulandi
Desa BadasKecamatanSumobito Kabupaten Jombang Juli2017 ... 78
5.5 Distribusi Frekuensi Sumber InformasiHealth educationtentang
pijat bayi usia 3-6 bulandi Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang Juli2017 ........................................................ 78
5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkansikap responden tentang pijat
bayi usia 3-6 bulansebelum di berikanhealth education di Desa
BadasKecamatan Sumobito Jombang Juli2017 ............................. 79
5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkansikap responden tentang pijat
bayi usia 3-6 bulansesudah diberikan Health Education di Desa
BadasKecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Juli2017 ........... 79
5.8 Distribusi frekuensi Berdasarkan pengaruh health education
terhadap sikap respondententang pijat bayi usia 3-6 bulanDi
Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten JombangJuli
2017 ................................................................................................ 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul gambar Hal
1. Melakukan pemijatan pada daerah kaki ............................... 44
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.1
Melakukan pemijatan pada daerah perut ..............................
Melakukan pemijatan pada daerah dada ..............................
Melakukan pemijatan pada daerah tangan ..........................
Melakukan pemijatan pada daerah muka ............................
Melakukan pemijatan pada daerah punggung ......................
Gerakan relaksasi dan gerakan peregangan lembut .............
Kerangka konseptual Pengaruh health education tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibudi desa
badas, kecamatan Sumobito, kabupaten Jombang .............
45
45
46
48
49
50
54
4.1 Desain penelitian pre-eksperimen dengan model one
group pre-post test design ....................................................
56
4.2 Kerangka Kerja Pengaruh health education terhadap
sikap ibu tentang pijat bayi di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang ...........................................
61
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal penelitian
Lampiran 2 Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 3 Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Tabulasi data umum
Lampiran 6 Tabulasi data khusus
Lampiran 7 Tabulasi kuesioner
Lampiran 8 Hasil uji validitas dan realibibilitas
Lampiran 9 Leaflet
Lampiran 10 Surat pernyartaan perpustakaan
Lampiran 11 Surat permohonan pre survey, studi pendahuluan dan penelitian
Lampiran 12 Surat balasan dari dinas kesehatan
Lampiran 13 Surat balasan dari puskesmas
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
Lampiran 15 Hasil uji statistik Mc nemar
Lampiran 16 Lembar pernyataan bebas plagiat
xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Lambang
% : Persentase
< : Kurang dari
p : Tingkat signifikansi
α : Tingkat kemaknaan
& : Dan
- : Sampai dengan
= : Sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
Daftar Singkatan
D4 : Diploma 4
Kg : Kilogram
M.Kes : Magister Kesehatan
S.SiT : Sarjana Sains Ilmu Terapan
SST : Sarjana Sains Terapan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Health education (pendidikan kesehatan) adalah proses perubahan sikap
secara terencana pada diri individu kelompok atau masyarakat untuk dapat
lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat yang merupakan proses
belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Dengan di berikan health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan ibu dapat mengatasi masalah kesehatan pada
bayinya sendiri secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kemampuan
sikap maupun keterampilan ibu agar tercapai hidup sehat pada bayinya
secara optimal. Pijat bayimasih sering dijumpai di daerah-daerah biasanya di
lakukan oleh dukun bayi karena banyak di antara ibu belum mengetahui
manfaat dari pijat bayi, mereka beranggapan bahwa pijat bayi hanya
dilakukan sebagai terapi untuk penyembuhan penyakit. Sedangkan pada
kenyataanya pijat yang di lakukan oleh ibu merupakan pijat terbaik karena
terbukti dapat menghasilkan perubahan psikologis yang menguntungkan
terutama bisa memenuhi kebutuhan kasih sayang, sentuhan yang di berikan
oleh ibu selama pijatan akan di respon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan,
kasih sayang perhatian dan ungkapan cinta yang tulus. Sikap ibu terhadap
pijat bayi terbentuk dengan baik jika ibu telah mengetahui pentingnya pijat
bayi yang di lakukan oleh ibu, dan pada akhirnya ibu akan termotivasi untuk
mempraktekkan pijat bayi tersebut (Ria Riksani, 2012).
.
…….
2
Berdasarkan data WHO tahun 2012 yang dicantumkan dalam jurnal
Pediatrics, tercatat sekitar 68 % jumlah bayi, dan menurut provil kesehatan
2015 di Indonesia terdapat 32% Bayi, Jawa Timur terdapat 8,01% bayi,
Jombang terdapat 1,2% bayi, di Puskesmas Jogoloyo 0,6% bayi, dan di desa
Badas sendiri terdapat 0,3% bayi, di desa badas terdapat 4 dusun dan dari
seluruh dusun yang ada di desa badas bayi usia 3-6 bulan sebanyak 70 bayi.
Hasil penelitian dari Rika Andriyani tentang pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu di Puskesmas Sidomulyo
bahwa dari 68 responden hampir sebagian (60,3%) ibu bersikap negatif dan
sebagian kecil (39,7%) memiliki sikap positif .
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti di Puskesmas
Jogoloyo di dapatkan bahwa dari 10 ibu yang mempunyai bayi usia 3-6
bulan, di temukan bahwa pada saat bayi rewel dan keseleo ibu
mempercayakan bayinya untuk di pijat oleh dukun bayi.
Di Desa Badas belum pernah di adakan health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan sehingga masih banyak orang tua yang belum mengerti
tentang pijat bayi, sebagian dari mereka beranggapan bahwa pijat bayi
dilakukan hanya pada bayi yangsakit serta dilakukan oleh dukun bayi,
sedangkan pijat bayi dapat di artikan sebagai sentuhan komunikasi yang
nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi mempunyai banyak keuntungan bagi
bayi maupun bagi orang tua. Keuntungan itu berupa fisik, fisiologi, dan
psikologi. Bagi bayi sendiri, dapat memberikan efek fisik yang positif bagi
kesehatan fisiknya, antara lain kenaikan berat badan dan peningkatan
produksi ASI pada ibu. Pijat bayi yang di lakukan oleh orang tua itu sendiri
.
…….
3
lebih mendatangkan banyak keuntungan. Orang tua yang memijat bayinya
secara mandiri, rasa`percaya dirinya bertambah. Orang tua belajar untuk
memperhatikan dan memahami reaksi bayi pada saat disentuh, mengetahui
naluri alamiah, apa yang di sukai dan yang tidak disukai oleh bayi, sehingga
membuat orang tua lebih mengerti dan terkadang menjadi sabar disaat para
orang tua tidak sanggup menenangkannya. Pada saat orang tua
memperhatikan dan mengenali reaksi-reaksi bayi untuk memberikan
responnya, maka bayi akan memberikan reaksinya, sehingga sebuah
hubungan yang positif terjalin di antara ibu dan anak. Lebih dari itu,
sentuhan, belaian, dan pijatan akan mempererat ikatan kasih sayang orang tua
dengan anak. Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua
merupakan dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih
timbal balik, dan menjadi penentu bagi anak untuk menjadi anak yang
berbudi pekerti dan percaya diri. Lagi pula ia akan merasakan aman karena
merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua,
Kurangnya informasiyang tepat tentang perkembangan terbaru pijat bayi di
masyarakat juga membuatorang tua takut menyentuh bayinya. Banyak faktor
yang mempengaruhi penatalaksanaan pijat bayi oleh ibu meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor internaldiantaranya pendidikan, dengan
pendidikan yang tinggi ibu akan lebih paham tentangkesehatan bayinya,
faktor pengetahuan, dengan pengetahuan ibu yang luas akanberpengaruh pula
pada keinginan ibu untuk melakukan pijat bayi, selain itu ada pulafaktor
pekerjaan, sikap dan presepsi yang dapat mempengaruhi ibu untuk
melakukanpijat bayi. Faktor eksternal meliputi faktor kebudayaan, ibu
.
…….
4
melakukan pijat bayikepada bayinya dikarenakan sudah menjadi sebuah
kepercayaan dan tradisi tersendiri,faktor lingkungan sosial serta dukungan
keluarga juga berpengaruh pada minat ibu untuk melakukan pijat bayi,
dengan di berikan health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan kepada
ibu dapat meningkatkan sikap dan keterampilan ibu sehingga ibu termotivasi
untuk memijat bayinya secara mandiri (Enidya, Santi,2012).
Upaya yang di lakukan oleh tenaga kesehatan (bidan), dalam
meningkatkan pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
yaitu dengan memberikan Health educationpada ibu agar ibu lebih
memahami dan mengetahui tentang manfaat pijat bayi dan dapat mendorong
keinginan ibu untuk melakukan pemijatan pada bayinya dan bayi lebih sering
mendapatkan sentuhan dari orang tua sehingga bayi lebih nyaman selain itu
bidan juga dapat mengadakan kelas pijat bayi pada ibu seminggu dua kali
kelas ini dapat di adakan di posyandu.
Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap
sikap ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu”Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang?”
.
…….
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
mengetahui pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6
bulan terhadap sikap ibu Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi sikap ibu, sebelum di berikan Health Education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan . Di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
2. Mengidentifikasi sikap ibu, setelah di berikan Health Education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan. Di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
3. Menganalisa pengaruh Health Education tentang pijat bayi usia
3-6 bulan terhadap sikap ibu. Di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan terutama dalam ruang lingkup kesehatan anak tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi responden
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada responden, tentang manfaat pijat bayi dan
.
…….
6
keuntungan melakukan pijat bayi agar ibu lebih memahami
tentang pijat bayi dan responden dapat mengaplikasikanya secara
mandiri.
2. Bagi Institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
kepustakaan dan informasi ilmiah tentang pengaruh health
education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menjadikan penelitian ini sebagai acuan pembuatan
karya tulis ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.
4. Bagi Bidan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada bidan, tentang manfaat pijat bayi dan
keuntungan melakukan pijat bayi.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Health Education
2.1.1 Pengertian Health Education
Health education adalah pendidikan keperawatan terbagi
menjadi dua tahap yaitu tahap pendidikan akademik dan
pendidikan profesi.
1. Tahap akademik menekankan pada pengetahuan dan teori yang
bersifat deskriptif, sedangkan tahap profesional diarahkan pada
tujuan praktis, sehingga menghasilkan teori preskriptif dan
deskriptif.
2. Tahap profesi hanya akan di dapat dilingkungan klinis karena
lingkungan klinis merupakan lingkungan multiguna yang
dinamik sebagai tempat pencapaian berbagai kompetensi
praktik klinis seperti tercantum dalam.
Pengertian pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang
mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan
individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok
atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu
(Waryana, 2016)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara
terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan
.
…….
8
kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga
pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal (waryana,
2016).
2.1.2 Tujuan Health Education
Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi
perilaku sehat. membagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang
bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai
tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi
dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan
kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh
masyarakat dalam bentuk yang nyata contohnya adalah
posyandu.
3. Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan
kesehatan yang ada secara tepat.
.
…….
9
2.1.3 Faktor-faktor yang mendukung proses pendidikan kesehatan
Faktor-faktor yang mendukung proses pendidikan kesehatan
antara lain :
1. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok,
masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan)
2. Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain)
3. Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).
2.1.4 Faktor-faktor yang menghambat proses pendidikan kesehatan
1. Faktor internal
a. Diri sendiri
b. Keluarga
c. Motivasi
2. Faktor eksternal
a. Pengaruh lingkungan
b. Pengaruh iptek
c. Pengaruh budaya
2.1.5 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasar
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
masyarakat tertentu.
.
…….
10
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran
pasien dan keluarga
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja
dengan sasaran masyarakat atau pekerja.
d. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
e. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health
Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
f. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific
Protection) misal : imunisasi
g. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
tepat (Early diagnostic and prompt treatment) misal :
dengan pengobatan layak dan sempurna dapat
menghindari dari resiko kecacatan.
h. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation)
misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-
latihan tertentu.
.
…….
11
2.1.6 Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima yaitu :
1. Promosi kesehatan (Health Promotion)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya
dalam kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan,
pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan gizi dan
kebiasaan hidup sehat.
2. Perlindungan khusus (Specific Protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang
pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap
penyakit pada anak maupun orang dewasa. Program imunisasi
merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus.
3. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and
Prompt Treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat. Keadaan
ini menimbulkan kesulitan mendeteksi penyakit yang terjadi di
masyarakat, masyarakat tidak mau periksa dan diobati
penyakitnya. Kegiatan pada tingkat pencegahan ini meliputi
pencarian kasus, penyembuhan dan pencegahan berlanjutnya
proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit menular,
dan pencegahan komplikasi.
.
…….
12
4. Pembatasan cacat (Disability Limititato)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan
pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas atau tidak
mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara
tuntas. Hal ini terjadi karena kurangnya pengertian dan
kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakitnya. Pada
tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan
penyakit, pencegahan komplikasi lebih lanjut, mengatasi
kecacatan dan mencegah kematian.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Pada tingkat pendidikan kesehatan diperlukan karena
setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang
mungkin menjadi cacat.Untuk memulihkan kecacatannya itu
diperlukan latihan-latihan.Untuk melakukan suatu latihan yang
baik dan benar sesuai program yang ditentukan, diperlukan
adanya pengertian dan kesadaran dari masyarakat yang
bersangkutan.Disamping itu, ada rasa malu dan takut tidak
diterima untuk kembali ke masyarakat setelah sembuh dari
suatu penyakit atau mungkin masyarakat tidak mau menerima
anggota masyarakat lainnya yang baru sembuh dari suatu
penyakit.
.
…….
13
2.1.7 Prinsip pendidikan kesehatan
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi
merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja
sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan
kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada oranglain, karena pada akhirnya sasaran
pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan
tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah
menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran
pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat)
sudah mengubah sikap dan tingkah lakunyasesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.8 Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan
1. Alat bantu (peraga)
Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam
menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, sering disebut
sebagai alat peraga. (Waryana, 2016)
Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11
(sebelas) macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat
intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu kerucut.
.
…….
14
Menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai
intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara,
demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi,
film, rekaman/radio, tulisan, kata-kata.Penyampaian bahan
dengan kata-kata saja sangat kurang efektif/intensitasnya
paling rendah.
a. Faedah alat bantu pendidikan
b. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
c. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
d. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
e. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan
pesan-pesan kesehatan.
f. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak
dan cepat.
g. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-
pesan yang diterima kepada orang lain.
h. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi
oleh para pendidik/pelaku pendidikan.
i. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran
pendidikan. Menurut penelitian ahli indra, yang paling
banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah
mata. Kurang lebih 75-87% pengetahuan manusia
diperoleh/disalurkan melalui mata, sedangkan 13-25%
lainnya tersalurkan melalui indra lain. Di sini dapat
.
…….
15
disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah
cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan
pendidikan.
j. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian
lebih mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian
yang lebih baik.
k. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
2.1.9 Macam-macam alat bantupendidikan
1. Alat bantu lihat (visual aids) ;
a. alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan
sebagainya.
b. alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi
misalnya gambar, peta, bagan ; untuk tiga dimensi
misalnya bola dunia, boneka, dsb.
c. Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita
suara, dsb.
d. Alat bantu lihat dengar (audio visual aids) ; televisi dan
VCD.
2.1.10 Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
Individu atau kelompokKategori-kategori sasaran seperti ;
kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb.Bahasa yang mereka
gunakan adat istiadat serta kebiasaan
Minat dan perhatian pengetahuan dan pengalaman mereka
tentang pesan yang akan diterima.
.
…….
16
2.1.11 Merencanakan dan menggunakan alat peraga
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, Tujuan pendidikan,
tujuan ini dapat untuk Mengubah pengetahuan / pengertian,
pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi,
menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru, Tujuan
penggunaan alat peraga sebagai alat bantu dalam latihan /
penataran/pendidikan.Untuk menimbulkan perhatian terhadap
sesuatu masalah.Untuk mengingatkan sesuatu pesan /
informasi.Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
2.1.12 Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu
belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi
mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan
ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat
sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
2.1.13 Cara mengunakan alat peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung dengan
alatnya. Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan
menggunakan film slide. Faktor sasaran pendidikan juga harus
diperhatikan, masyarakat buta huruf akan berbeda dengan
masyarakat berpendidikan. Lebih penting lagi, alat yang digunakan
juga harus menarik, sehingga menimbulkan minat para pesertanya.
.
…….
17
2.1.14 Media pendidikan kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan (audio visual aids/AVA). Disebut media pendidikan
karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk
menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat
atau ”klien”. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-
pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) : Cetak,
elektronik, media papan (bill board)
1. Media cetak
a. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku,
baik tulisan maupun gambar.
b. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa
gambar/tulisan atau keduanya.
c. Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk
lipatan.
d. Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan
dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku,
dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi
berkaitan dengan gambar tersebut.
.
…….
18
e. Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah,
mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-
pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di
tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di
kendaraan umum.
g. Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi
kesehatan.
2. Media elektronik
a. Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum
diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau
cerdas cermat, dll.
b. Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara
radio, ceramah, radio spot, dll.
c. Video Compact Disc (VCD)
d. Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi kesehatan.
e. Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan kesehatan.
3. Media papan (bill board)
Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum
dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi –
informasi kesehatan.Media papan di sini juga mencakup pesan-
.
…….
19
pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan umum (bus/taksi).
2.1.15 Faktor faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil
belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal .kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu.Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu.Faktor-faktor
ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani.Keadaan tonus
jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang.Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat
.
…….
20
memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk
menjaga kesehatan jasmani.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama
proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula .dalam
proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia.
Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra
yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah
mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa
perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara
preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara
periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi dan lain
sebagainya.
2. Faktor psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
.
…….
21
a. Kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara
yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh lainnya.Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu
sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang
individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih
sukses dalam belajar.Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai
kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam
mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap
calon guru professional, sehingga mereka dapat
memahami tingakat kecerdasannya (Waryana, 2016)
.
…….
22
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa.Motivasilah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para
ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Nurlaila. 2008).
Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua,
yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.Motaivasi
intrinsic adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan
sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca,
maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena
membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam
proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang
efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan
tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
.
…….
23
Yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar
anatara lain adalah:
1. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia
yang lebih luas.
2. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada
manusia dan keinginan untuk maju.
3. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga
mendapat dukungan dari orang-orang penting,
misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman,
dan lain sebagainya.
4. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari
luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap
kemauan untuk belajar.Seperti pujian, peraturan, tata
tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan
memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi
lemah.
2.2 Pijat Bayi
2.2.1 Konsep Dasar Pijat Bayi
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan
otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh
permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan
.
…….
24
menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau
organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang
digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari
jaringan lunak tubuh (Puri Mahayu, 2016).
2.2.2 Alasan Pemberian Pijatan Untuk Bayi
Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat
memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi. Sentuhan juga akan
merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena
gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan
seluruh tubuh (Puri Mahayu, 2016). Stimulasi sentuh dapat
merangsang semua sistem sensorik danmotorik yang berguna untuk
pertumbuhan otak, membentuk kecerdasan emosi, inter, intrapersonal
dan untuk merangsang kecerdasan-kecerdasan lain (Puri Mahayu,
2016).
2.2.3 Manfaat Pijat Bayi
Melalui pemijatan aliran darah otot akan meningkat
menyebabkan vaso dilatasi otot-otot yang aktif sehingga oksigen
danbahan gizi lain dalam jaringan jumlahnya meningkat dan curah
jantungakan meningkat. Kecepatan aliran darah melalui kulit
merupakan kecepatan yang berubah-ubah tergantung dari
kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu lingkungan
(Walker, Peter. 2011).
.
…….
25
Pemijatan mampu meningkatkan sistem kekebalan,
meningkatkan aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk
membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh, mengubah
gelombang otak secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan
pernafasan, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,
meningkatkan kenaikan berat badan, mengurangi depresi dan
ketegangan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit,
mengurangi kembung dan kolik(sakit perut), meningkatkan
hubungan batin antara orang tua dan bayinya, meningkatkan
volume air susu ibu, mengembangkan komunikasi, memahami
isyarat bayi, meningkatkan percaya diri (Walker, Peter. 2011).
Kontak fisik secara positif antar orang tua dan anaknya
dapatmembuat anak merasa berharga dan dicintai. Penelitian
menunjukkan bahwa bayi yang dipijat dengan penuh kasih sayang
jarang sekali menangis dan sakit daripada bayi yang tidak dipijat.
Pijat mampu meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang
menangis (Walker, Peter. 2011).
2.2.4 Waktu Pijat Bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai
dengan keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali
pemijatan,bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi
sikap pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran
sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli, 2008).Waktu terbaik untuk
memijat bayi ketika bayi terjaga dan senang. Demikian pula dengan
.
…….
26
orang tua sendiri harus dalam kondisi tenang dan santai, sehingga bayi
juga merasa tenang (Puri Mahayu, 2016) .
2.2.5 Persiapan Pijat Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemijatan.
1. Tangan bersih dan hangat.
2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan
padakulit bayi.
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
4. Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.
5. Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu
minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-
tahap pemijatan.
6. Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
7. Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut
dan bersih.
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/
lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya
berbicara. (Puri Mahayu, 2016)
2.2.6 Selama melakukan pemijatan, dianjurkan untuk selalu melakukan hal-
hal berikut ini.
1. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama
pemijatan berlangsung.
.
…….
27
2. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau
lembut, guna membantu menciptakan suasana tenang selama
pemijatan berlangsung.
3. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan,
kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada
sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila Anda sudah
merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pemijatan
yang sedang dilakukan.
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkanlah baby oil atau
lotionyang lembut sesering mungkin.
5. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki karena umumnya bayi
lebihm enerima apabila dipijat sebelum bagian lain dari
badannya disentuh. Urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai
dari bagiankaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada
bagian punggung.
6. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi anda. Jika
bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum
melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras,
hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan
untuk digendong, disusui atausudah mengantuk dan sangat
ingin tidur.
7. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi
merasasegar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby
.
…….
28
oil). Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi
cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak.
8. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapat
kanketerangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.
9. Hindarkan mata bayi dari baby oil/ lotion. (Puri Mahayu,
2016)
2.2.7 Pada waktu pemijatan tidak dianjurkan untuk melakukan hal-
halberikut:
1. Memijat bayi langsung setelah makan.
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.
4. Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat.
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi(Puri Mahayu,
2016)
2.2.8 Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi
1. 0 - 1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-
usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya
tidakdilakukan pemijatan di daerah perut.
2. 1 - 3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan
ringan dalam waktu yang singkat.
3. 3 bulan - 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan
dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat.( Puri
Mahayu, 2016)
.
…….
29
2.2.9 Urutan Tehnik Pemijatan Bayi
1. Melakukan pemijatan pada daerah kaki
Gerakan tangan dari pangkal paha sampai ke pergelangan
kaki seperti memerah susu atau memeras. Mengurut telapak
kaki bayi secara bergantian, pijat jari kaki dengan gerakan
memutar dan diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap
ujungnya. Untuk punggung kaki secara bergantian kemudian
buat gerakan menggulung dari pangkal paha ke pergelangan
kaki.
2. Melakukan pemijatan pada daerah perut
Lakukan gerakan seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas
kebawah perut. Letakkan kedua ibu jari di samping kanan dan
kiri pusar perut, gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi kanan dan
A B C
D
E
F
.
…….
30
kiri perut. Lakukan gerakan “I LOVE U” memijat dari kanan
atas perut bayi kemudian ke kiri bawah membentuk “L”
terbalik. “YOU” memijat dari kanan bawah ke atas kemudian
ke kiri dan berakhir di perut kiri bawah membentuk huruf “U”.
3. Melakukan pemijatan pada daerah dada
Lakukan pijatankupu-kupu. Letakkan kedua tangan kita
ditengah dada bayi kita dan gerakan keatas kemudian ke sisi
luar tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan
seperti membentuk hati. Lalu dari tengah dada bayi dipijat
menyilang dengan telapak tangan kita kearah bahu seperti
membentuk kupu-kupu.
A B C
A B
.
…….
31
4. Melakukan pijatan pada daerah tangan
Buatlah gerakan memijat ketiak dari atas ke bawah, jika
terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak jangan
lakukan gerakan ini. Gerakan tangan seperti memerah susu
atau seperti memeras dari pundak ke pergelangan tangan. Pijat
telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan
kearah jari-jari. Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke
arah ujung jari dengan gerakan memutar, akhiri dengan tarikan
lembut pada setiapujung jari. Bentuklah gerakan menggulung
dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan.
A B C
D E F
.
…….
32
5. Melakukan pemijatan pada daerah muka
Gerakan tangan kita dari tengah wajah samping seperti
membasuh mata. Tekankan jari-jari kita dari tengah dahi
kesamping seperti menyetrika dahi. Letakkan kedua ibu jari
anda pada pertengahan alis, tekankan ibu jari anda dari
pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi
dengan membuat gerakan kesamping dan ke atas seolah
membuat bayi tersenyum (senyum I). Letakkan skedua ibu jari
anda diatas mulut didaerah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu
jari dari tengah kesamping dan ke atas daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum (senyum II). Letakkan kedua ibu jari
anda di tengah dagu. Tekankan kedua ibu jari pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke
arah pipi seolah membuat bayi tersenyum (senyum III).
Buatlah lingkaran lingkaran kecil di daerah rahang bayi dengan
kedua jari telunjuk tangan anda, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri.
.
…….
33
6. Melakukan pemijatan pada daerah punggung
Menggerakkan tangan kita maju mundur dari bawah leher
ke pantat bayi. Pegang dan tahan pantat bayi dengan tangan
kanan, kemudian usapkan telapak tangan kiri kita seperti
menyetrika punggung, dari leher ke pantat. (Puri Mahayu,
2016)
A B
C
D E F
.
…….
34
7. Gerakan Relaksasi dan Gerakan Peregangan Lembut
Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan
halus dan melambung-lambungkan secara lembut. Teknik
sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan
bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Misalnya,
waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayi ternyata kakinya
tegang dan kaku. Gerakan-gerakan sederhana yang
meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul,
serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini
dilakukan di akhir pemijatan atau diantara pijatan, setiap
gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali.
a. Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan
keduanyadi dada, Luruskan kembali kedua tangan bayi ke
samping
A
B
.
…….
35
b. Membentuk diagonal tangan-kaki
Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi
diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.
Selanjutnya,tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi
ke posisi semula, Pertemukan ujung kaki kiri dengan
ujung tangan kanan bayi diatas tubuh bayi.Selanjutnya,
tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula.
Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang 4-5 kali.
c. Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu
silangkan keatas. Buatlah silangan sehingga mata kaki
kanan luar bertemu dengan mata kaki kiri dalam. Setelah
A
B
.
…….
36
itu, kembalikan pada posisi semula, Pegang pergelangan
kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas. Buatlah
silangan sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan
mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi
semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
d. Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi
kaki lurus, lalu tekuk kaki perlahan menuju ke arah perut.
Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5
kali.
C
D
.
…….
37
e. Menekuk kaki bergantian
Gerakan sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara bergantian. (Puri Rahayu,
2016)
2.3 Konsep Dasar Sikap
2.3.1 Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon
secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek
(Azwar, 2011).
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang
yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu
dalam lingkungannya (Azwar, 2011)..
Sikap merupakan reaksi respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak
senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya) (Azwar,
2011).
E
.
…….
38
Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibat-kan
keyakinan dan perasaan, serta di posisikan untuk bertindak dengan cara
tertentu (Azwar, 2011).
2.3.2 Komponen Sikap
ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :
1. Komponen Kognitif (komponen perseptual)
Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan
keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersiapkan terhadap sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional)
Komponen yang berhubungan dengan rasa senang senang terhadap
obyek sikap.Rasa senang merupakan hal positif, sedangkan rasa
tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
menunjukan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component)
Komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap. komponen ini menunjukkan intensitas sikap.
Komponen ini menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak
atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap (Azwar, 2011).
2.3.3 Fungsi Sikap
fungsi sikap, yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Instrumental
Sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan
menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.Fungsi adalah
.
…….
39
berkaitan denagn sarana tujuan. Disini sikap merupakan sarana
mencapai tujuan. Orang memandang sejauh mana objek sikap dapat
digunakan sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila objek
sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka
orang akan bersikap positif terhadap objek tersebut, demikian
sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan,
maka orang akan bersikap negative terhadap objek sikap yang
bersangkutan.
2. Fungsi Pertahanan Ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk
mempertahankan ego.Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu
orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya dan egonya,
orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu untuk
mempertahankan egonya.
3. Fungsi Nilai Ekspresi,
Yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya. System
nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu
bersangkutan (misalnya, individu yang telah menghayati ajaran
agama, sikapnya akan tercermin dalam tutur kata, perilaku, dan
perbuatan yang dibenarkan ajaran agamanya).
4. Fungsi Pengetahuan.
Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti,
ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Elemen-elemen dari
.
…….
40
pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui
oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa
hingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai
sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukan tentang
pengetahuan orang tertentu terhadap objek sikap yang bersangkutan.
5. Fungsi Penyesuaian Sosial,
Yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan
lingkungannya.
2.3.4 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan yaitu :
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah tentang gizi.
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa
orang menerima ide tersebut.
.
…….
41
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang
ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan
sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau
mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut
telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi, Misalnya seorang
ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari
mertua atau orang tuanya sendiri (Azwar, 2011).
2.3.5 Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif
Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyayangi,
mengharapkan obyek tertentu.
1. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
.
…….
42
2.3.6 Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap adalah :
1. Sikap bukan di bawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.
Sifat ini membedakanya dengan sifat motif-motif biogenis seperti
lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
3. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
2.3.7 Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
2.3.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap
obyek sikap antara lain :
1. Usia
Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya.
.
…….
43
Namun sikap juga akan menurun sesuai sesuai dengan meningkatnya
usia. (Mubarak, 2009).
2. Pendidikan
Semakin rendah pendidikan seseorang semakin sulit pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula sikap
negatif yang dimiliki, atau sebaliknya jika tingkat pendidikan
seseorang tinggi akan meningkatkan perkembangan sikap sesorang
terhadap penerimaan informasi dan nilai- nilai yang baru
diperkenalkan. (Mubarak, 2009).
2. Pekerjaan.
Segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari
lingkungan pekerjaannya, sehingga corak dan kebiasaan itu
merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia
itu.Dari pengertian tersebut, ruang lingkup seseorang jelas sangat
berpengaruh terhadap sikapnya. (Mubarak, 2011).
3. Informasi
bahwa adanya informasi mengenai suatu hal dapat memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-pesan yang dibawa oleh informasi yang cukup kuat, akan
memberikan dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu. (Mubarak 2011), Pemberian
.
…….
44
informasi ini berguna untuk menggugah kesadaran seseorang
terhadap suatu perilaku yang akan dilakukan (Azwar, 2011).
2.3.9 Cara Pengukuran Sikap
Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial
adalah cara bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa tehnik
pengukuran sikap adalah
1. Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)
Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentang
kontinum dari yang sangat unfavorable hingga sangat fafovabel
terhadap suatu objek sikap.Caranya dengan memberikan orang
tersebut sejumlah item sikap yang telah ditentukan derajat
favorabilitasnya.Tahapan yang paling krisis dalam menyusun alat ini
seleksi awal terhadap pertanyaan sikap dan penghitungan ukuran
yang mencerminkan derajat favorabilitas dari masing-masing
pertanyaan. Derajad (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai
skala.Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap,
pembuat skala perlu pembuat sample pertanyaan sikap sekitar lebih
100 buah atau lebih.Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian diberikan
kepada beberapa orang penilai (judges).Penilai ini bertugas untuk
menentukan derajad favorabilitas masing-masing pertanyaaan.
Favorabilitas penilaian itu diekpresikan melalui titik skala rating
yang mempunyai rentang 1-11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 sangat setuju tugas penilaian ini bukan untuk menyampaikan
setuju tidaknya mereka terhadap pernyataan itu. Median atau rerata
.
…….
45
pembedaan penilaian antar penilai terhadap item ini kemudian
dijadikan sebagai nilai skala masing-masing item. Pembuat skala
kemudian menyusun item mulai dari item yang memiliki nilai skala
terendah hingga tertinggi. Dari item-item tersebut, pembuat skala
kemudian memilih item untuk kuesioner skala sikap yang
sesungguhnya. Dalam penelitian, skala yang telah dibuat ini
kemudian diberikan pada responden.Responden diminta untuk
menunjukan seberapa besar kesetujuan atau ketidak setujuannya
pada masing-masing item sikap tersebut.
2. Skala Likert (Method of Summated Ratings)
Mengajukan metodenya sebagai alternative yang lebih sederhana
dibandingkan dengan skala Thurstone.Skala Thurstone yang terdiri
dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang
favorable dan yang unfavorable. Sedangkan item yang netral tidak
disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Linkert
menggunakan teknik konstruksi tes yang lain. Masing-masing
responden diminta melakukan agreement atau disagreement untuk
masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 4 point (sangat
setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua item yang
favorable kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk
sangat setuju nilainya 4 sedangkan untuk sangat tidak setuju nilainya
1 Sebaiknya untuk item yang unfavorable nilai skala sangat setuju
adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju adalah 4, seperti
hal nya seperti skala Thurstone, skala likert disusun dan diberi skor
.
…….
46
sesuai dengan skala interval sama.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena social, dengan skala likert, maka
sikap akan dijabarkan menjadi suatu indicator. Indicator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
3. Unobstrusive Measures
Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat
mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang berhubungan
sikapnya dalam pertanyaan.
4. Multidimensional scaling
Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya dibandingkan
dengan pengukuran sikap yang bersikap unidemensional. Namun
demikian, pengukuran ini kadang kala menyebabkan asumsi-asumsi
mengenai stabilitas struktur dimensional kurang valit terutama
apabila di terapkan pada lain orang, lain isu, dan lain skala item.
5. Pengukuran involuntary behavior (pengukuran terselubung)
a. Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden.
b. Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh
kerelaan responden.
c. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-
reaksi fisiologis yang terjadi tanpa didasari dilakukan oleh
individu yang bersangkutan.
.
…….
47
d. Observer dapat menginterprestasikan sikap individu mulai dari fa-
cial reaction,voice tone, body gesture, keringat, dilatasi pupil fa-
cial mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainya.
2.3.10 Bentuk Sikap
Terdapat dua bentuk sikap, yaitu :
1. Sikap pasif
Sikap yang sifatnya tertentu, terjadi dalam diri individu dan tidak
bisa di amati, contoh : berfikir dan bernafas.
2. Sikap aktif
Sikap yang sifatnya terbuka berupa tindakan yang nyata dan dapat di
amati secara langsung.
2.3.11 Teori perubahan sikap
Terdapat 3 dalam teori perubahan sikap, antara lain (Azwar, 2011).
1. Teori stimulus organism
Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsang yang
berkomunikasi dengan organism.Sehingga perilaku dapat berubah
bila stimulus yang di berikan benar-benar melebihi dari stimulus
semula.
2. Teori testinger
Teori ini didasarkan karena ketidaksinambungan psikologis yang
diliputi ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai
keseimbangan kembali. Karena dalam diri individu terdapat dua
elemen kognisi yang saling bertentangan dan yang sama penting.
.
…….
48
3. Teori fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan perubahan perilaku individu
tergantung kepada kebutuhan.Sehingga teori fungsi berkeyakinan
bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar
individu dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya
menurut kebutuhannya.
4. Teori kurt Lewin
Perilaku manusia adalah suatu keadaan untuk seimbang antara
kekuatan pendorong dan penahan. Perilaku itu dapat diubah apabila
terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut sehingga
ada tiga kemungkinan perubahan perilaku pada diri seseorang :
kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun, atau
gabungan.
2.3.12 Bentuk Perubahan Sikap
Bentuk perubahan sikap meliputi (Azwar, 2011)
1. Perubahan alamiah (natural change)
Sikap manusia selalu berubah, sebagian perubahan itu di sebabkan
karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi
suatu perubahan fisik atau social, budaya dan ekonomi, maka
anggota masyarakat di dalamnya akan mengalami perubahan.
2. Perubahan rencana (planed canged)
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri
oleh subyek.
.
…….
49
nx
3. Kesediaan untuk berubah (readiness to change)
Apabila terjadi suatu inovasi atau program pembangunan di dalam
masyarakat maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat
cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut dan
sebagian lagi sangat lambat untuk menerima perubahan
tersebut.Hal ini disebabkan seseorang mempunyaikesediaan untuk
berubah yang berbeda.
2.3.13 Cara Pengukuran Sikap
Tabel 2.1 Cara pengukuran sikap
Pernyataan positif Nilai Pernyataan negative Nilai
Sangat setuju : SS
Setuju : S
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
4
3
2
1
Sangat setuju : SS
Setuju : S
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
1
2
3
4
(Azwar, 2011).
Untuk mengetahui sikap responden dengan menggunakan skor T
Dengan rumus :
s
10 50 T
Keterangan :
χ :skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor
T
χ: mean skor kelompok
s : standart deviasi skor kelompok.
Untuk mencari χ menggunakan rumus:
.
…….
50
1
2
nS
n
TskorTmean
Dimana:
χ: Mean skor kelompok
χ: Skor responden pada skala sikap yang akan diubah menjadi skor T
n: Jumlah responden
Untuk mencari s digunakan rumus:
Dimana:
S : Varian skor pernyataan
χ : skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor
T
χ : mean skor kelompok
n: Jumlah responden
Untuk mencari T mean menggunakan rumus:
Dari nilai yang didapatkan jika:
1) Nilai T score ≥ T mean, berarti subjek mempunyai sikap
positif.
2) Nilai T score < T mean, berarti subjek mempunyai sikap
negatif.
(Azwar, 2011).
.
…….
51
2.4 Konsep Dasar Ibu
2.4.1 Pengertian Ibu
Ibu adalah pendidikan pertama dan yang paling utama bagi
anak, karena ibulah yang telah mengalirkan air susunya kedalam
darah dan daging anak
Ibu merupakan sosok yang paling berpengaruh pada
pendidikan, kesehatan, jiwa dan badan bagi seluruh anggota
keluarga, khususnya anak-anak.
2.4.2 Fungsi / Tugas ibu.
1. Sebagai pendamping suami
2. Sebagai Pengelola Rumah Tangga
a. Mampu menciptakan rumah tangga yang serasi dan aman
b. Menjaga kebersihan kerapian rumah tangga dan
lingkungan
c. Pandai mengatur dan memanfaatkan materi
d. Mampu mengatur keseimbangan
e. Pandai menghemat, hidup sederhana dan dapat menabung
3. Sebagai Penerus Keturunan
a. Mengusahakan dengan mempersiapkan diri untuk
melahirkan anak yang sehat
b. Mampu memenuhi kebutuhan anak, memberikan rasa
aman dan kasih sayang
c. Mampu mendorong dan membimbing perkembangan
jasmani dan rohani anak
.
…….
52
d. Ibu dan Ayah harus memiliki kesatuan sikap dan
pandangan dalam mendidik
e. Sebagai pendorong dan Contoh teladan bagi anak-anaknya
4. Sebagai pencari nafkah tambahan
a. Meningkatkan keterampilan dan Pengetahuan yang
berguna bagi keluarga
b. Mengusahakan kerja antara lain : Penambahan
penghasilan yang sesuai kemampuan / mengusahakan
hasil yang mewujudkan materi
c. Mengembangkan potensi berwiraswasta dengan usaha
yang menguntungkan
d. Pandai mengatur waktu hingga tugas keluarga tidak
terlantar
5. Sebagai Warga Masyarakat
a. Sebagai warga masyarakat yang baik dan sadar akan hak –
hak dan kewajiban
b. Memelihara pergaulan hidup yang baik bagi keturunan
hidup bertetangga ikut bertanggung jawab atas
ketentraman dan keamanan lingkungan
c. Sikap membantu, mendorong sesamanya sesuai
kemampuan dan saling asah, asih, asuh
d. Ikut serta dalam kegiatan pembangunan
.
…….
53
6. Sebagai diri Pribadi
Konsep diri yaitu apa yang anda pikirkan berkenaan dengan
diri anda,lalu Mendasari perbuatan anda dalam upaya
mensejahterakan keluarga dan masyarakat
2.4.3 Usia Reproduksi
Usia reproduksi di mulai antara usia <20 tahun, 21-35 tahun dan
>35 tahun. Masa ini masa yang paling penting bagi wanita dan
berlangsung kira-kira 33 tahun, Haid pada masa ini paling teratur
dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan
kehamilan, pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali dan
selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40
tahun keatas perempuan masi dapat di hamilkan, fertilitas menurun
cepat sesudah usia tersebut. (Prawirohardjo, 2008.)
2.5 Penelitian yang Relevan
Dari tulisan,rika andriyani (2015) mengatakan dalam penelitiannya
dengan judul “pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu”Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternatif yang
menjadi semakin popular karena kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah
dipelajari dan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga, namun banyak ibu
yang belum bisa melakukan pijat bayi secara mandiri. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahuipengaruh health educationtentang pijat bayi usia 3-
6 bulan terhadap sikap ibu di Kelurahan Girimargo Sragen. Metode
penelitian adalah pre eksperimen dengan desain one group pre test post test
desaign. Sampel penelitian sebanyak 68 responden menggunakan purposive
.
…….
54
sampling. Teknik pengumpulan data dengan editing, coding, proccessing,
cleaning dan taabulating. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Mc
Nemar. Hasil analisis uji Mc Nemar a= 0,05 dikatakan H1 diterima apabila
(ρ < 0,05), maka disimpulkan adanya pengaruh health education tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu di Kelurahan Girimargo Sragen.
55
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep lainnya terhadap masalah yang ingin diteliti.
Konsep adalah salah satu abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat langsung diukur dan
diamati secara langsung (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konseptual dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh health education tentang pijat bayi
usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu di desa Badas, kecamatan
Sumobito, kabupaten Jombang.
Sikap ibu terhadap
pijat bayi
1. Kognitif
2. Afektif
3. Konatif
Faktor-faktor yang
mempengaruhi health
educatio
1. Faktor health education
2. Faktor sasaran
3. Faktor proses dalam
health education
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Sikap
1. Faktor Umur
2. Faktor pendidikan
3. Faktor pekerjaan
4. Faktor informasi Negatif
T skor< T mean
Positif
T skor ≥ T mean
Pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6
bulan
1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain
yangdianggappenting
3. Pengaruhbudaya
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan
agama
6. Faktor emosional
Terpengaruh
Tidak terpengaruh
Pengaruh pijat bayi usia 3-6
bulan
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Waktu pijat bayi
4. Persiapan pijat bayi
5. Cara memijat bayi sesuai
usia bayi
6. Teknik-teknik pijat bayi
.
…….
56
Keterangan :
: Diteliti : Ada hubungan
: Tidakditeliti : Hasil yang didapatkan
Penjelasan Kerangka Konseptual
Health education (pendidikan kesehatan) adalah proses perubahan sikap
secara terencana pada diri individu kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat yang merupakan proses belajar dari
tidak tahu menjadi tahu. Dengan di berikan health education tentang pijat bayi
usia 3-6 bulan ibu dapat mengatasi masalah kesehatan pada bayinya sendiri secara
mandiri sehingga dapat meningkatkan kemampuan sikap maupun keterampilan
ibu agar tercapai hidup sehat pada bayinya secara optimal, faktor-faktor yang
mempengaruhi health education adalah faktor health education faktor sasaran dan
faktor proses dalam health education. Pengaruh health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan di pengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh orang lain
yang di anggap penting, pengaruh budaya, media massa lembaga pendidikan dan
agama, factor emosional.sikapadalahkondisi mental yang kompleks yang melibat-
kan keyakinan dan perasaan, serta diposisikan untuk bertindak dengan cara
tertentu (Azwar. 2011). Sikap ibu terhadap pijat bayi adalah memberikan
pengetahuan pada ibu tentang pijat bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
adalah, Faktor Umur, Faktor pendidikan, Faktor pekerjaan, Faktor informasi
terhadap pijat bayi usia 3-6 bulan mempengaruhi sikap ibu terhadap pijat bayi usia
3-6 bulan. Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara
konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek (Azwar. 2011). Sikap
ibu terhadap pijat bayi dalam memijat bayinya yaitu melakukan pemijatan atau
tidak melakukan terhadap bayinya. Untuk mengukur sikap ibu terhadap pijat bayi
.
…….
57
dalam memijat bayinya menggunakan tiga indikator yaitu kognitif, afektif dan
konatif. Hasil katagori sikap dapat dibagi menjadi dua yaitu sikap positif (T skor
≥ T mean) dan negatif (T skor< T mean).
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Ada pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu
58
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini menguraikan tentang rancangan
penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel dan sampling, jalannya
penelitian/kerangka kerja, identifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan
dan analisa data, serta etika penelitian.
4.10 Jenis penelitian
Dalam skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
pre-eksperimenOne grup Pretest-postest. Dalam penelitian ini sudah
dilakukan observasi pertama (pretest) sehingga peneliti dapat menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan, tetapi dalam
desain ini tidak ada kelompok kontrol atau pembanding (Notoatmodjo, 2010).
(Sugiono,2008)
Gambar 4.1 Desain penelitian pre-eksperimen dengan model one group
pre-post test design.
Keterangan gambar : O1 : Tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan
X : Perlakuan terhadap kelompok penelitian
O2 : Tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan
Pretest
O1
Treatment
X
Posttest
O2
.
…….
59
4.11 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan juga dapat digunakan
peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian
(Nursalam, 2013).
4.12 Waktu dan Tempat Penelitian
4.12.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2017.
4.12.2 Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
4.13 Populasi, Sampel dan Sampling
4.13.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena
yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki bayi
usia 3-6 bulan yang berada di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang sebanyak 60 orang
4.13.2 Sampel
Sampel atau yang dikenal istilah sampling adalah sebuah strategi
yang di gunakan untuk memilih elemen atau bagian dari populasi atau
proses untuk memilih elemen populasi untuk diteliti, Sampel dalam
.
…….
60
penelitian ini adalah sebagian Ibu yang memiliki bayi usia 3-6 bulan
yang berada di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten
Jombang yang memenuhi kriteria Inklusi. Pada penelitian ini sampel
yang diambil dari:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2013).
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Badas,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang
b. Bersedia menjadi responden.
c. Kooperatif.
d. Tidak buta huruf
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria Inklusi (Nursalam, 2013). yang memenuhi
kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Sedang sakit.
b. Mengalami gangguan jiwa
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebesar 52 sampel.
Berikut perolehan perhitungan sampel dengan rumus :
.
…….
61
2(d) N I
N n
2(0,05) 60 1
60 n
(0,0025) 60 1
60
Keterangan :
N = Populasi
n = Sampel
d = tingkat kesalahan (0,5%)
Jadi besar sampel adalah 52 orang.
4.13.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili suatu populasi atau cara pengambilan sampel. Teknik sampling
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar
memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek
penelitian (Nursalam, 2013).teknik Pengambilan sampling dalam penelitian
ini menggunakan teknik “Proportional Random Sampling” yaitu cara
pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau
kategori-kategori di dalam penelitian (Nursalam, 2013).
521,15
60
.
…….
62
4.14 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja)
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulanterhadap sikap ibu di Desa Badas,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang
Penyusunan Proposal
Populasi
seluruh Ibu yang berada di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang
sebanyak 60 responden
Sampling
Proportional Random Sampling
Sampel
Sebagian Ibu yang berada di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang
sebanyak 52 responden
Instrumen
Kuesioner
Desain penelitian
Editing,Coding, Scoring, dan Tabulating
Analisa Data
Mc Nemar
Penyajian Laporan
Sikap ibu terhadap pijat bayi
usia 3-6 bulan sebelum di
berikan health education
(Pre Test)
Sikap ibu terhadap pijat bayi
usia 3-6 bulan setelah di
berikan health
education(Post Test)
.
…….
63
4.15 Identifikasi variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).
4.15.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah suatu variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Hidayat, 2012). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pengaruh health education tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan
4.15.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel independen (Hidayat, 2012). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah sikap ibu tentang pijat bayi usia 3-6 bulan.
4.16 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai
berikut
.
…….
64
Tabel 4.1 : Definisi Operasional Pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu di desa badas, kecamatan sumobito, kabupaten jombang
Variabel
Definisi
Operasional Parameter
Alat
Ukur Skala Skor/Kriteria
Variabel
independen
Pengaruh
health
education
tentang pijat
bayi usia 3-6
bulan
Penyebaran pesan,
penanaman
keyakinan, sehingga
ibu dapat memahami
tentang pijat bayi dan
dapat melakukan
pemijatan secara
mandiri
1. Pengertian
pijat bayi
2. Manfaat pijat
bayi
3. Waktu pijat
bayi
4. Persiapan
pijat bayi
5. Cara
pemijatan
Sesuai usia
bayi
6. Teknik-teknik
pijat bayi
S
A
P
N
O
M
I
N
A
L
-
Variabel
dependen
Sikap ibu
tentang pijat
bayi usia 3-6
bulan
Segala sesuatu yang
bisa mendorong ibu
untuk melakukan
pemijatan secara
mandiri pada bayinya
1. Kognitif
2. Afektif
3. konatif
K
U
E
S
I
O
N
E
R
N
O
M
I
N
A
L
Skala Likert
1. Pernyataan Positif
a. SS: Sangat Setuju
(4)
b. S: Setuju (3)
c. TS:Tidak Setuju (2)
d. STS:Sangat Tidak
Setuju (1)
2. Pernyataan Negatif
a. SS:Sangat Setuju
(1)
b. S:Setuju (2)
c. TS:Tidak Setuju (3)
d. STS:Sangat Tidak
Setuju (4)
Dengan Kriteria:
1. Positif : T score ≥ T
mean
2. negatif : T score < T
mean
4.8 Pengumpulan dan Analisa Data
4.8.1 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-
.
…….
65
hal yang ia ketahui. Merupakan alat pengumpulan data yang berbentuk
pernyataan yang akan diisi atau dijawab oleh responden (Nursalam. 2013).
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh health
education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu adalah
kuesioner. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang
sudah ada (Nursalam. 2013).
Adapun kuesioner ini berjumlah 15 soal sesuai dengan parameter
sikap Kognitif, Afektif dan Konatif untuk pernyataan Konatif di buat 5
pertanyaan, Afektif di buat 5 pertanyaan dan Konatif di buat 5 pertanyaan.
Dari pernyataan tersebut terdapat 8 pernyataan positif dan 7 pernyataan
negatif. Skala likert apabila pernyataan positif dengan jawaban sangat
setuju skor 4, setuju skor 3, tidak setuju skor 2, sangat tidak setuju skor 1
dan pernyataan negatif dengan jawaban sangat tidak setuju skor 4, tidak
setuju skor 3, setuju skor 2, sangat setuju skor 1.
1. Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.instrumen
harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya bila kita
akan mengukur tinggi badan balita maka tidak mungkin kita
mengukurnya dengan timbangan dancin. Jadi validitas disini pertama-
pertama lebih menekankan pada alat pengukuran/pengamatan
(Nursalam. 2013). Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian
.
…….
66
validitas pada 10 responden dan telah dilakukan pengolahan data SPSS,
hasilnya semua item (pernyataan) valid dengan perbandingan nilai r
hitung > r tabel = 0,931 dengan menggunakan uji product moment.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali
dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati
sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang
bersamaan (Nursalam. 2013). pada penelitian ini telah dilakukan
pengujian validitas pada 10 responden dan telah dilakukan pengolahan
data SPSS, hasilnya semua item (peryataan) valid dengan perbandingan
nilai r alpha > 0,964
4.8.2 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data
yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2012).
Langkah – langkah dalam pengumpulan data tergantung dari desain
penelitian dan teknik instrumen yang digunakan.Pengumpulan data berupa
kuesioner dengan pengisian soal oleh masing - masing orang yang
sebelumnya sudah dijelaskan tehnik terlebih dahulu.
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
1. Mengurus perizinan surat pengantar penelitian di STIKES ICMe
Jombang.
2. Memberikan surat pengantar ke Kepalapuskesmas jogoloyo.
.
…….
67
3. Meminta Izin penelitian ke Kepalapuskesmas jogoloyo.
4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan
mendatangani inform consent bila bersedia menjadi responden.
5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden.
6. Responden mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner yang
telah diberikan oleh peneliti, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan
pada peneliti.
7. Peneliti memberikan health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan.
8. Responden mengisi kembalisemua daftar pertanyaan dalam kuesioner
yang telah diberikan oleh peneliti setelah diberikan konseling, dan jika
telah selesai kuesioner diserahkan pada peneliti.
9. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dan
Analisa data.
10. Peneliti melakukan penyusunan laporan akhir
4.8.3 Tehnik pengolahan data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner yang telah diisi oleh
responden, kemudian langkah selanjutnya dalam pengolahan data dilakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Editing
Kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuisioner.
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.(Notoatmodjo, 2010).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data yaitu :
a. Kelengkapan dan kesempurnaan data
.
…….
68
b. Data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca atau tidak
c. Semua catatan dapat dibaca atau tidak
d. Jawaban yang kurang jelas pada lembar kuesioner maka responden
diminta untuk mengisi kembali
e. Setelah kuesioner diisi oleh responden, peneliti memeriksa kembali
apakah ada soal yang belum diisi, jika ada maka kuesioner
dikembalikan lagi ke responden untuk dilengkapi kembali.
f. Jawaban yang kurang jelas pada lembar kuesioner maka responden
diminta untuk mengisi kembali
g. Setelah kuesioner diisi oleh responden, peneliti memeriksa kembali
apakah ada soal yang belum diisi, jika ada maka kuesioner
dikembalikan lagi ke responden untuk dilengkapi kembali.
2. Coding
Setelah kuesioner diedit selanjutnya mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau
pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data.
(Notoatmodjo, 2010).
a. Data Umum :
1) Kode Responden
Responden 1 = 1
Responden 2 = 2
Responden n = n
2) Usia
<20 tahun = 1
.
…….
69
21-35 tahun = 2
>35 tahun = 3
3) Pendidikan
SD = 1
SMP = 2
SMA = 3
PT = 4
4) Pekerjaan
Swasta = 1
Wiraswasta = 2
PNS = 3
Ibu Rumah Tangga = 4
Lain-lain = 5
5) Pernah mendapat informasi tentang pijat bayi
Pernah = 1
Tidak pernah = 2
6) Sumber Informasi
Buku/ majalah = 1
TV/ Radio/ Internet = 2
Tenaga Kesehatan = 3
Teman/ Keluarga = 4
3. Scoring
Scoring adalah pemberian skor pada setiap jawaban responden
atau hasil observasi yang dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban
.
…….
70
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti memberikan skor
untuk kuesioner pengaruh sikap ibu balita terhadap pijat bayi, yaitu
pernyataan positif dan pernyataan negatif.
4. Tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel Jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel (dummy tabel
atau tabel distribusi frekuensi yang masih kosong terlampir). Langkah
terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan analisa data. Selanjutnya
data dimasukkan ke komputer dan dianilisis secara statistik
(Notoatmodjo, 2010).
Interpretasi data
a. Seluruh : 100%
b. Hampir seluruhnya : 76-99%
c. Sebagian besar : 51-75%
d. Setengah : 50%
e. Hampir Setengah : 26-49%
f. Sebagian kecil : 1-25%
g. Tidak satupun : 0%
(Notoatmodjo, 2010)
4.7.4 Analisa data
Prosedur analisis data merupakan proses memilih dari beberapa
sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
1. Analisis Univariate
.
…….
71
s
10 50 T
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. bentuk analisis univariate
tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisis pada penelitian ini yaitu sikap ibu
setelah dan sesudah di berikan health education tentang pijat bayi.
a) Variabel Sikap
b) Pengukuran sikap
a. Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
b. Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
Tidak Setuju (TS) : 3
Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
Untuk mengetahui presentasi pengaruh health education
terhadap sikap ibu tentang pijat bayi dianalisis dengan menggunakan
rumus :
.
…….
72
nx
1
2
nS
n
TskorTmean
Keterangan :
: skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi
skor T
: mean skor kelompok
s : standart deviasi skor kelompok.
Untuk mencari
Dimana:
: Skor responden pada skala sikap yang akan diubah menjadi skorT
n: Jumlah responden
Untuk mencari s digunakan rumus:
Dimana:
s: Varian skor pernyataan
skorT
: mean skor kelompok
n: Jumlah responden
Untuk mencari T mean menggunakan rumus:
.
…….
73
Dari nilai yang didapatkan jika:
3) Nilai T score ≥T mean, berarti subjek mempunyai sikap
positif.
4) Nilai T score >T mean, berarti subjek mempunyai sikap
negatif. (Azwar, 2011).
2. Analisis Bivariate
Cara analisis data yang digunakan adalah analisis Bivariate yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini teknik yang
digunakan adalah uji statistik Mc Nemar dengan bantuan SPSS for
windows16 pada tingkat kesalahan ρ ≤ 0,05 maka H1 diterima yang
artinya ada pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu.
4.9 Etika Penelitian
Peneliti harus mendapatkan ijin dari Ketua STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang dan Kepala Puskesmas Wonosalam Kabupaten Jombang,
kemudian mengadakan pendekatan kepada responden dengan menekankan :
4.9.1 Informed concent (Lembar persetujuan)
Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden dengan
tujuan subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
yang diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
.
…….
74
4.9.2 Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi
oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penelitian (Nursalam, 2013).
75
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa
Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Hasil penelitian disajikan
dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Dalam data umum berisis
karakteristik responden berdasarkan Usia, pendidikan, pekerjaan, informasi yang
di dapat, sumber informasi. Sedangkan data khusus terdiri dari sikap ibu tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan, sebelum dan sesudah dilakukan health education dan
pengaruh health education terhadap sikap ibu tentang pijat bayi usia 3-6 bulan.
Data-data tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Propinsi
Jawa Timur, luas tanah 47,64 km2
terdiri dari 21 Desa/Kelurahan,
Kepadatan 1,565 jiwa/km2
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki
meliputi 1 puskesmas yang terletak di kecamatan Sumobito, 1 polindes di
desa Sumobito, 2 BPM, 1 kantor balai desa, 9 kader dan 6 taman posyandu
balita dan lansia. Desa Badas terletak di sebelah utara Desa Jogoloyo,
Selatan Desa Balongrejo, sebelah timur Desa Kwadungan dan Sebelah
barat Desa Gladakan.
.
…….
76
5.1.2 Data umum
a. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden di
Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Juli 2017
No Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
< 20
21– 35
>35
17
15
20
32,7
28,8
38,4
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer Juli Tahun 2017
Berdasarkan dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir
setengah responden berusia >35 tahun dengan jumlah responden 20
orang (38,4%).
b. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang Juli 2017
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
5
18
23
6
9,6
34,6
44,2
11,5
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer Juli Tahun 2017
Berdasarkan dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir
setengah dari responden berpendidikan SMA yaitu 23 orang (44,2%).
c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang Juli 2017
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
5
Swasta
Wiraswasta
PNS
Ibu Rumah Tangga
Lain-lain
10
2
8
21
11
19,2
3,8
15,4
40,4
21,2
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer Juli Tahun 2017
.
…….
77
Berdasarkan dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir
setengah dari responden jenis pekerjaanya sebagai Ibu Rumah Tangga
yaitu 21 orang (40,4%).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Mendapat
Informasi TentangPijatBayiUsia 3-6 Tahun.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernah/Tidaknya
Responden Mendapatkan Informasi tentang pijat bayi usia
3-6 bulan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Juli 2017
No Pernah Mendapat Informasi Frekuensi Persentase (%)
1
2
Pernah
Tidak
19
33
36,5
62,5
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer Juli Tahun 2017
Berdasarkan dari tabel 5.4 menunjukan bahwa sebagian besar
dari responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang pijat bayi
usia 3-6 bulanyaitu 33 orang (62,5%)
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan di Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang Juli 2017
No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
Buku/majalah
TV/Radio/Internet
Tenaga Kesehatan
Teman/Keluarga
3
6
6
4
15,8
31,6
31,6
21,1
Jumlah 19 100
Sumber : Data Primer Juli Tahun 2017
Berdasarkan dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir dari
setengahnya responden mendapatkan sumber informasi tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan melalui TV/Radio/Internet 6 orang (31,6%) dan
juga dari Tenaga Kesehatan yaitu sebanyak 6 orang (31,6%).
.
…….
78
5.1.3 Data Khusus
4. Mengidentifikasi sikap ibu, sebelum diberikan Health Education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang Juli 2017
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sikap responden tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan sebelum di berikan health
education di Desa Badas Kecamatan Sumobito Jombang
Juli 2017
No Sikap Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
Positif
Negatif
11
41 21,2%
78,8%
Jumlah 52 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan dari tabel 5.6 sebelum di berikan health education
hampir seluruhnya sikap responden adalah negatif yaitu sebanyak 41
orang (78,8 %).
5. Mengidentifikasi sikap ibu, setelah di berikan Health Education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten JombangJuli 2017
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sikap responden tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan sesudah diberikan Health
Education di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Juli 2017
No Sikap Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
Positif
Negatif
33
19 63,5%
36,5%
Jumlah 52 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan dari tabel 5.7 setelahdi berikan health education sebagian
besar sikap responden adalah positif sebanyak 33 orang (63,5 %).
.
…….
79
6. Menganalisa pengaruh Health Education tentang pijat bayi usia 3-6
bulan terhadap sikap ibu. Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang Juli 2017
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi Berdasarkan pengaruh health education
terhadap sikap responden tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten
Jombang Juli 2017 Sesudah
Positif Negatif Jumlah
Sebelum Positif 11(21,2%) 0 (0.0%) 11(21,2%)
Negatif 22 (42,3%)
19 (36,5%) 41 (78,8%)
Jumlah 33 (63,5%) 19 (36,5%) 52 (100%)
Uji Mc Nemar α = 0,05 p= 0,000
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan dari tabel 5.8 bahwa dari 52 responden sebelum
diberikan health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan, hampir
seluruhnya mempunyai sikap negatif 41 responden (78,8%), dan setelah
diberikan Health Education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan Sebagian
Besar responden mempunyai sikap Positif 33 responden (63,5%). Dari
hasil Uji Statistik Mc Nemar diperoleh angka signifikan (0,000) jauh lebih
rendah dari standart signifikan 0,05 atau (<), yang artinya H1
diterima sehingga ada pengaruh health education tentang pijat bayi usia
3-6 bulan terghadap sikap ibu.
5.2 Pembahasan
1. Sikap responden tentang pijat bayi usia 3-6 bulan sebelum diberikan
health education di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
.
…….
80
Berdasarkan dari tabel 5.6 diketahui bahwa dari 52 responden
hampir seluruhnya mempunyai sikap negatif 41 responden (78,8%).
Menurut peneliti kurangnya informasi yang didapatkan oleh
responden tentang pijat bayi, dan adanya tradisi kebudayaan yang sudah
turun temurun dan di yakini oleh responden, sehingga responden banyak
yang beranggapan bahwa pijat bayi itu hanya dilakukan oleh dukun bayi
saja sehingga ibu selalu mempercayakan bayinya untuk dipijat oleh
dukun bayi padahal pijat bayi sebaiknya di lakukan oleh ibu itu sendiri
karna memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tabulasi masing-masing parameter,
Dari hasil tabulasi data tersebut masing-masing parameter kognitif,
Afektif dan konatif memiliki rata-rata parameter yang sama yaitu 1,7
(33,3%). Sehingga dalam parameter sikap ibu tentang pijat bayi usia 3-6
bulan, hampir sebagian besar ibu bersikap negatif.
Hal ini sama dengan teori menurut (Enidya Santi. 2012). Pijat bayi
masi sering dijumpai di daerah-daerah biasanya dilakukan oleh dukun
bayi karena banyak di antara ibu belum mengetahui manfaat dari pijat
bayi, mereka beranggapan bahwa pijat bayi hanya dilakukan sebagai
terapi untuk penyembuhan penyakit. Sedangkan pada kenyataanya pijat
yang di lakukan oleh ibu merupakan pijat terbaik karena terbukti dapat
menghasilkan perubahan psiologis yang menguntungkan terutama bisa
memenuhi kebutuhan kasih sayang, sentuhan yang diberikan oleh ibu
selama pijatan akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan,
kasih sayang perhatian dan ungkapan cinta yang tulus. Sikap ibu terhadap
.
…….
81
pijat bayi terbentuk dengan baik jika ibu telah mengetahui pentingnya
pijat bayi yang di lakukan oleh ibu, dan pada akhirnya ibu akan
termotivasi untuk mempraktekkan pijat bayi tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap responden yaitu
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan usia
mempengaruhi sikap responden yaitu hampir setengah responden yang
berusia >35 tahun mempunyai sikap negatif sebanyak 20 orang (38,4%),
Menurut peneliti faktor kematangan usia, seseorang dapat
menentukan sikap apakah sikap positif atau negatif. Usia tersebut
termasuk usia yang matang, tetapi sikap ibu yang diteliti sebagian besar
bersikap negatif sebelum diberikan health education, karena usia dapat
mempengaruhi dalam pola pikir seseorang dengan kedewasaan seseorang
maka pola pikir dan wawasanya semakin luas dan dengan adanya
kepercayaan kebudayaan yang di yakini oleh ibu bahwa pijat bayi hanya
di lakukan oleh dukun bayi saja sehingga menjadikan kepercayaan ini
sebagai tradisi turun temurun seiring berjalanya usia.
Hal ini sama dengan teori Menurut (Azwar,2011). Mengungkapkan
bahwa Usia merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
pembentukan kedewasaan seseorang, semakin usia bertambah maka
tingkat kedewasaan akan semakin meningkat, hal ini akan mempengaruhi
dalam pola berpikir Kondisi ini berdampak pada sikap positif ataupun
sikap negatif ibu terhadap pijat bayi usia 3-6 bulan.
.
…….
82
Berdasarkan tabel 5.2 karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan hampir setengah responden yang berpendidikan SMA
mempunyai sikap negatif yaitu sebanyak 23 orang (44,2%)
Menurut peneliti Tingkat pendidikan seseorang akan
mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu yang datang dari luar.
Sesorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan memberikan
tanggapan yang lebih rasional dibandingkan yang berpendidikan rendah
atau tidak berpendidikan sama sekali dengan adanya Health education
dapat merubah sikap responden dari sikap negatif mempengaruhi
perubahan sikap responden menjadi positif.
Hal ini sama dengan teori Menurut (Azwar, 2011).
Mengungkapkan bahwa Lembaga pendidikan dan lembaga agama
berpengaruh dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individual
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup
Berdasarkan tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan hampir setengah responden pekerjaanya Lain-lain (IRT)
mempunyai sikap negatif yaitu sebanyak 21 orang (40,4%)
Menurut peneliti sebagian ibu rumah tangga dalam berinteraksi
masih kurang di karenakan aktivitas yang padat di rumah sehingga ibu
kurang mendapatkan informasi tentang pijat bayi usia 3-6 bulan,
sehingga mempengaruhi sikap ibu dalam memijat bayinya.
.
…….
83
Hal ini sama dengan teori Menurut (Azwar, 2011).
Mengungkapkan bahwa Faktor yang mempengaruhi sikap salah satunya
adalah faktor pekerjaan yaitu faktor pekerjaan mempengaruhi seseorang
dalam penerimaan informasi, semakin sibuk seorang dengan
pekerjaannya maka semakin rendah informasi yang diterima
kecenderungan tindakan seseorang terhadap sesama di suatu lingkungan
tertentu disebut sikap sosial. Sikap tersebut merupakan hasil
kecenderungan reaksi terhadap lingkungannya, termasuk di dalamnya
lingkungan tempat bekerja
Berdasarkan tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan
pernah/tidaknya mendapat informasi sebagian besar sumber informasi
responden adalah tidak pernah/tidaknya mendapat informasi mempunyai
sikap negatif sebanyak 33 orang (62,5%).
Menurut peneliti Informasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang, apabila seseorang kurang
mendapatkan informasi tentang pijat bayi usia 3-6 bulan akan
terbentuklah sikap yang negatif terhadap pijat bayi.
Hal ini sama dengan teori Menurut Azwar (2011) mengungkapkan
bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika
cukup kuat, pesan-pesan sugesti akan memberi dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Berdasarkan tabel 5.5 karakteristik responden berdasarkan sumber
informasi hampir setengah responden mendapatkan sumber informasi
.
…….
84
dari TV/Radio/Internet sebanyak 6 orang (31,6%), serta Tenaga
Kesehatan sebanyak 6 orang (31,6%) mempunyai sikap negatif.
Menurut peneliti sumber informasi juga sangat dibutuhkan untuk
ibu agar ibu lebih mengerti tentang apa itu manfaat pijat, waktu pijat
bayi, cara memijat bayi serta teknik-teknik pijat bayi. Informasi sangat
mempengaruhi dalam pembentukan sikap seseorang karena dengan
informasi seseorang lebih faham dengan tindakan/sikap yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan sesuai sumber informasi yang di dapat.
Dan hampir setengah responden mendapatkan sumber informasi dari
TV/Radio/Internet dan tenaga kesehatan karena hampir sebagian besar
responden pekerjaanya ibu rumah tangga sehingga sumber informasi
yang di dapatkan masih kurang karna ibu lebih banyak menghabiskan
waktunya di rumah sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu dalam pijat
bayi.
Hal ini sama dengan teori Menurut Azwar (2011). Mengungkapkan
bahwa Semakin banyak orang menggali sumber informasi maka
pengetahuan yang dimiliki semakin meningkat. Pemberian informasi
adalah untuk mengunggah kesadaran seseorang terhadap suatu sikap
yang akan dilakukanmengungkapkan bahwa berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu.
.
…….
85
2. Sikap responden tentang pijat bayi usia 3-6 bulan setelah di beri kan
health education di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
Berdasarkan dari tabel 5.7 bahwa setelah diberikan health
education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan sebagian besar sikap
responden adalah positif, sebanyak 33 responden (63,5 %)..
Menurut peneliti hal ini di karenakan setelah diberikan health
education ibu memahami tentang pengertian pijat bayi, manfaat pijat
bayi, waktu pijat bayi, persiapan pijat bayi, cara pemijatan sesui usia bayi
dan teknik-teknik pijat bayi sehingga rasa percaya diri ibu mulai timbul
sehingga ibu termotivasi untuk memijat bayinya secara mandiri.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tabulasi masing-masing parameter,
Dari hasil tabulasi data tersebut di peroleh hasil terbesar sikap responden
adalah Afektif 3,4 (34%). sehingga dalam parameter sikap ibu tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan, hampir sebagian besar ibu bersikap positif.
Hal ini sama dengan teori menurut (Nugraheni, 2013).
Menyebutkan bahwa akses informasi berhubungan dengan sikap ibu
dalam melakukan pijat bayi, semakin semakin banyak informasi yang di
dapatkan oleh ibu tentang pijat bayi, maka semakin tinggi pula rasa
percaya diri ibu dalam memijat bayinya secara mandiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap responden yaitu
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan usia
mempengaruhi sikap responden yaitu hampir setengah responden yang
berusia >35 tahun mempunyai sikap positif sebanyak 20 orang (38,4%),
.
…….
86
Menurut peneliti Faktor kematangan usia, seseorang dapat
menentukan sikap apakah sikap positif atau negatif. Usia tersebut
termasuk usia yang matang, tetapi sikap ibu yang diteliti sebagian besar
bersikap positif setelah diberikan health education tentang pijat bayi usia
3-6 bulan, karena usia dapat mempengaruhi dalam pola pikir seseorang
dengan kedewasaan seseorang maka pola pikir dan wawasannya semakin
luas.
Hal ini sama dengan teori Menurut (Azwar,2011). Mengungkapkan
bahwa Usia merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
pembentukan kedewasaan seseorang, semakin usia bertambah maka
tingkat kedewasaan akan semakin meningkat, hal ini akan mempengaruhi
dalam pola berpikir Kondisi ini berdampak pada sikap positif ataupun
sikap negatif ibu terhadap pijat bayi usia 3-6 bulan.
Berdasarkan tabel 5.2 karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan hampir setengah responden yang berpendidikan SMA
mempunyai sikap positif sebanyak 23 orang (44,2%)
Menurut peneliti Tingkat pendidikan seseorang akan
mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu yang datang dari luar.
Sesorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan memberikan
tanggapan yang lebih rasional dibandingkan yang berpendidikan rendah
atau tidak berpendidikan sama sekali dengan adanya Health education
dapat merubah sikap responden dari sikap negatif mempengaruhi
perubahan sikap responden menjadi positif.
.
…….
87
Hal ini sama dengan teori Menurut (Azwar, 2011).
Mengungkapkan bahwa Lembaga pendidikan dan lembaga agama
berpengaruh dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individual
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup
Berdasarkan tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan
pernah/tidaknya mendapat informasi sebagian besar sumber informasi
responden adalah tidak pernah/tidaknya mendapat informasi mempunyai
sikap positif sebanyak 33 orang (62,5%).
Menurut peneliti Informasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang, apabila seseorang tidak
pernah mendapatkan informasi tentang pijat bayi usia 3-6 bulan akan
terbentuklah sikap yang negatif terhadap pijat bayi dan dengan adanya
Health education yang di berikan oleh peneliti menambah informasi ibu
sehingga ibu dapat memahami tentang pijat bayi usia 3-6 bulan dan
membuat ibu termotivasi dalam memijat bayinya secara mandiri.
Hal ini sama dengan teori Menurut Azwar (2011) mengungkapkan
bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika
cukup kuat, pesan-pesan sugesti akan memberi dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
.
…….
88
Berdasarkan tabel 5.5 karakteristik responden berdasarkan sumber
informasi hampir setengah responden mendapatkan sumber informasi
dari TV/Radio/Internet sebanyak 6 orang (31,6%), serta Tenaga
Kesehatan sebanyak 6 orang (31,6%) mempunyai sikap positif.
Menurut peneliti sumber informasi juga sangat dibutuhkan untuk
ibu agar ibu lebih mengerti tentang apa itu manfaat pijat, waktu pijat
bayi, cara memijat bayi serta teknik-teknik pijat bayi. Informasi sangat
mempengaruhi dalam pembentukan sikap seseorang karena dengan
informasi seseorang lebih faham dengan tindakan/sikap yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan sesuai sumber informasi yang di dapat.
Dan dari hampir setengah responden yang sebelumnya hanya
mendapatkan sumber informasi dari TV/Radio/Internet dan tenaga
kesehatan karena hampir sebagian besar responden pekerjaanya ibu
rumah tangga sehingga sumber informasi yang di dapatkan masih kurang
karna ibu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan setelah
diberikan health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan menambah
informasi ibu tentang pijat bayi sehingga ibu termotivasi dalam memijat
bayinya secara mandiri.
Hal ini sama dengan teori Menurut Azwar (2011). Mengungkapkan
bahwa Semakin banyak orang menggali sumber informasi maka
pengetahuan yang dimiliki semakin meningkat. Pemberian informasi
adalah untuk mengunggah kesadaran seseorang terhadap suatu sikap
yang akan dilakukan mengungkapkan bahwa berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
.
…….
89
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu.
3. Pengaruh Health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan, terhadap
sikap ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Berdasarkan dari tabel 5.8 bahwa pengaruh health education
hampir seluruhnya responden yang sikap sebelum diberikan health
education negatif sebanyak 41 orang (78,8%) dan sikap setelah diberikan
health education sebagian besar bersikap positif yaitu sebanyak 33 orang
(63,5%).
Dari hasil uji Mc Nemar didapatkan hasil bahwa signifikansi
sebesar 0,000 adalah kurang dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa
H1 diterima atau ada pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-
6 bulan terhadap sikap ibu.
Menurut peneliti Dengan adanya health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan ternyata dapat mempengaruhi peningkatan Sikap ibu
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan, yang dipengaruhi oleh sikap yang sudah
terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal,
dengan adanya health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan yang
dilakukan oleh peneliti dapat merubah pendapat ibu bahwa pijat bayi
hanya dilakukan oleh dukun bayi saja sehingga ibu dapat termotivasi
dalam melakukan pijat bayi secara mandiri.
Hal ini sesuai dengan teori Menurut Azwar (20011)
mengungkapkan bahwa sikap bukan sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan
.
…….
90
objeknya, adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika
cukup kuat, pesan-pesan sugesti akan memberi dasar afektif dalam
menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Teori menurut Notoadmojo (2007) mengungkapkan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap antara lain
dipengaruhi oleh pengalaman, kebudayaan, sumber informasi dan faktor
emosional.
Teori menurut suryani (2008) mengungkapkan bahwa pemberian
informasi melalui penyuluhan pada ibu dapat meningkatkan informasi
ibu sehingga dengan meningkatnya informasi yang diperoleh oleh ibu
dapat meningkatkan rasa percaya diri sehingga menimbulkan motivasi
ibu terhadap suatu objek
Dari penelitian yang dilakukan rika andriyani (2015) mengatakan
dalam penelitiannya dengan judul “pengaruh health education tentang
pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu” Pijat bayi merupakan bentuk
pengobatan alternatif yang menjadi semakin popular karena
kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan
di rumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa melakukan
pijat bayi secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap
sikap ibu di Kelurahan Girimargo Sragen. Metode penelitian adalah pre
eksperimen dengan desain one group pre test post test design. Sampel
penelitian sebanyak 68 responden menggunakan purposive sampling.
.
…….
91
Teknik pengumpulan data dengan editing, coding, proccessing, cleaning
dan taabulating. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Mc Nemar.
Hasil analisis uji Mc Nemar a= 0,05 dikatakan H1 diterima apabila (ρ <
0,05), maka disimpulkan adanya pengaruh health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu di Kelurahan Girimargo Sragen.
92
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengaruh health education tentang pijat
bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu Di Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang, pada bulan Februari-Juli 2017. Dapat disimpulkan dan
disarankan sebagai berikut:
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Sikap ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
sebelum diberikan health education tentang tentang pijat bayi usia 3-6
bulan hampi rseluruhnya negatif.
6.1.2 Sikap ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
sesudah diberikan health education tentang tentang pijat bayi usia 3-6
bulan sebagian besar positif.
6.1.3 Ada pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap
sikap ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
6.2 Saran
1. Bagi Responden
Di harapkan bagi responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang mampu menerima health education tentang pijat bayi
usia 3-6 bulan.
.
…….
93
2. Bagi Institusi
Di harapkan kepada dosen Stikes Insan Cendekia Medika untuk lebih
melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang seperti mengadakan penyuluhan tentang
pijat bayi dengan menggunakan LCD dan menambahkan gambar yang
menarik atau video tentang pijat bayi yang di lakukan oleh ibu secara
mandiri agar ibu-ibu di sana lebih mendapatkan informasi tentang pijat
bayi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Di harapkan peneliti selanjutnya agar lebih fokus terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kurangnya informasi tentang pijat bayi dengan
menambahkan parameter dan variabel pada peneliti selanjutnya.
4. Bagi tenaga kesehatan
Di harapkan kepada tenaga kesehatan atau kepala puskesmas jogoloyo
agar mengadakan pelatihan tentang pijat bayi untuk para bidan yang ada di
Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang agar para bidan
mengetahui tentang pijat bayi dan dapat mengaplikasikan untuk
masyarakat.
.
94
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2011. Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Enidya Santi 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh Kembang Optimal
Sehat & Cerdas. Yogyakarta :Pinang Merah.
Hidayat, 2012.MetodePenelitianKebidanandanTeknikAnalisa Data. Jakarta
:SalembaMedika.
Mubarak, Wahit I danCahyatinNurul. 2009. IlmuKesehatanMasyarakat:
TeoridanAplikasi. Jakarta :SalembaMedika
Mubarak, Wahit I. 2011.PromosiKesehatanUntukKebidanan. Jakarta
:SalembaMedika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.MetodologiPenelitian. Jakarta :RinekaCipta
Nugraheni,N.D. 2013.Hubungan Tingkat Pengetahuan dan AksesInformasi
Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku PijatBayiolehIbudiDesa Purwojati
Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. JurnalUnigal. Volume2,
No6.
Nurlaila, Rochana, N danRachma, N. 2008 Hubungan Tingkat
PengetahuandanSikapdenganMotivasiIbudalamMemijatkanBayi.JurnalIlm
iah Kesehatan Keperawatan.
Nursalam . 2013. MetodologiPenelitianIlmuKeperawatanEdisi 3. Jakarta:
SalembaMedika. .
Puri Mahayu, 2016. Buku lengkap perawatan bayi dan balita . yogyakarta: saufa.
Ria Riksani. 2012. Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia
Rika Andriyani. 2015. pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu. Girimargo Sragen.
Roesli, 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: PT.
TrubusAgriwidya
Sugiyono. 2008. Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Suryani, E dan Mochfoedz, I. 2008. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi
kesehata. Yogyakarta: Fitramaya
Walker, Peter. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi. Jakarta : Puspa Swara
Waryana. 2016. Promosi kesehatan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat.
Yogyakarta: Nuha medika.
.
…….
95
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
No. Jenis Kegiatan
Minggu ke
Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Mei 2017 Juni 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi judul dan dan studi
kepustakaan
2. Studi pendahuluan
3. Menyusun & konsultasi BAB 1
4. Menyusun & konsultasi BAB 2
5. Menyusun & konsultasi BAB 3
6. Menyusun & konsultasi BAB 4
7 Sidang proposal
8. Revisi proposal
9. Pengambilan data
Lam
piran
1
.
…….
96
10. Pengolahan data
12. Konsultasi tabulasi
13. Menyusun & konsultasi BAB 5
& 6
14. Konsultasi abstrak dan meneliti
kelengkapan sidang hasil skripsi
15. Sidang hasil skripsi
…..
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth.Saudara……………
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya Irma Jayanti dengan NIM 162120027 adalah mahasiswa Program Studi D-
IV Kebidanan STIKes ICME Jombang. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Kebidanan
STIKes ICME Jombang. Saya akan melakukan penelitian yang berjudul
“pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu”
Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang”.
Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner yang telah saya sediakan.
Jawaban anda akan kami rahasiakan dan tidak perlu mencantumkan nama pada
lembar kuesioner pada saat pengisian, bila ada yang tidak jelas dapat ditanyakan
langsung.
Atas kesediaan dan bantuanya saya ucapkan terimakasih.
Jombang, 11 JULI 2017
Hormat Saya
Irma Jayanti
NIM. 16.212.00.27
Lampiran 2
…..
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Judul : “pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap
sikap ibu “ Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang”.
Peneliti : Irma Jayanti
NIM : 162120027
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam Proposal Skripsi
penelitian ini sebagai responden dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh
penulis.
Sehubungan saya telah diberi penjelasan tentang tujuan Proposal Skripsi
penelitian ini dan saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas,
data maupun informasi yang saya berikan. Apabila ada pertanyaan yang diajukan
menimbulkan ketidak nyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat
ini dan saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan rela tanpa ada unsur
pemaksaan dari siapapun, saya menyatakan:
Bersedia Menjadi responden dalam penelitian ini
Jombang, 11 JULI 2017
Peneliti Responden
(Irma Jayanti) (……...……………...)
Lampiran 3
…..
KISI-KISI KUESIONER
PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PIJAT BAYI USIA 3-6
BULAN TERHADAP SIKAP IBU
(Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang)
Variabel
Parameter
No Pernyataan
Jumlah Sikap Positif Sikap Negatif
Sikap
Kognitif 1, 2, 3 4, 5 5
Afektif 6, 7 8, 9, 10 5
Konatif 11, 12, 13 14, 15 5
Jumlah 8 7 15
…..
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PIJAT BAYI USIA 3-6
BULAN TERHADAP SIKAP IBU
(Studi Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang)
A. Data Umum
Tanggal/kode responden : - - / (diisi oleh peneliti)
a. Isilah sesuai data sebenarnya
b. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang benar
Nama Lengkap :.................
Alamat :...............................
Usia Ibu :………. Tahun
Usia Bayi :………. Bulan
Pendidikan : SD SMA Perguruan
Tinggi
SMP Lain-Lain..
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga PNS/Wanita Kair
Swasta Petani
1. Pernah mendapat informasi tentang pijat bayi …
Ya
Tidak
2. Jika ya, dari mana anda mendapat informasi…
Buku/majalah Tenaga kesehatan
TV/Radio/Internet Teman/Keluarga
Tidak pernah
Lampiran 4
…..
B. Data Khusus
Petunjuk Pengisian :
Berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan yang paling sesuai dengan pendapat
anda. Arti pilihan tersebut adalah sebagai berikut :
SS (Sangat Setujuh) berarti pernyataan tersebut sangat sesuai sangat sesuai
dengan keyakinan, persepsi dan perasaan anda.
S (Setujuh) berarti pernyataan tersebut cukup sesuai sangat sesuai dengan
keyakinan, persepsi dan perasaan anda.
ST (Tidak Setujuh) berarti pernyataan tersebut kurang sesuai sangat sesuai
dengan keyakinan, persepsi dan perasaan anda.
STS (Sangat Tidak Setujuh) berarti pernyataan tersebut tidak sesuai sangat
sesuai dengan keyakinan, persepsi dan perasaan anda.
A. Sikap ibu tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
No PERNYATAAN PILIHAN
SS S TS STS
1 Saya ingin mencoba melakukan pijat bayi untuk mengurangi
rasatidak percaya diri saya
2 pijat bayi sangat penting diberikan untuk bayi
3 Pijat bayi merupakan terapi sentuhan untuk bayi yang
membuat bayi nyaman
4 Saya mencoba pijat bayi saat bayi saya rewel saja
5 Menurut saya keuntungan yang didapat saat melakukan pijat
bayi itu sangat banyak
6 Saya sangat senang karena mendapatkan informasi tentang
pijat bayi
…..
7 Saya bersedia melakukan pijat bayi pada bayi saya untuk
meningkatkan ikatan kasi sayang
8 Saya tidak melakukan pijat bayi karna kurang percaya diri
9 Saya tidak bersedia melakukan pijat bayi karna belum
terlatih
10 Saya tidak bersedia melakukan pijat bayi jika belum
mengikuti pelatihan
11 Saya harus lebih fokus saat melakukan pijat bayi agar tidak
membahayakan untuk bayi saya
12 Saya melakukan pijat bayi minimal 2 hari sekali
13 Pijat bayi saya lakukan saat bayi mulai rewel
14 Pijat bayi tidak saya laukan karena takut terjadi kelelahan
15 Saya melakukan pijat bayi hanya ke dukun bayi saja
…..
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Pijat Bayi
Penyuluh : Mahasiswa D4 Kebidanan STIKES ICMe Jombang yang sedang
melaksanakan penelitian
Sasaran : Ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan.
Tempat : Di Puskesmas Jogoloyo Desa Badas, Kecamatan Sumobito,
Kabupaten Jombang
Hari/tanggal : Selasa/11 Juli 2017
Waktu : 60 Menit
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk Menganalisis apakah ada hubungan pengaruh health education
tentang pijat bayi usia 3-6 bulan terhadap sikap ibu Di Desa Badas, Kecamatan
Sumobito, Kabupaten Jombang
2. Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan dilakukan penyuluhan:
1. Mengidentifikasi sikap ibu terhadap pijat bayi usia 3-6 bulan Di Desa
Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
2. Menganalisa pengaruh health education tentang pijat bayi usia 3-6 bulan
terhadap sikap ibu bulan Di Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Kabupaten
Jombang
3. Materi
a. Pengertian pijat bayi
b. Manfaat pijat bayi
c. Waktu pijat bayi
…..
d. Persiapan pijat bayi
e. Cara memijat sesuai usia bayi
f. Teknik-teknik pijat bayi
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya-jawab
5. Media : Leaflet
6. Pelaksanaan
7. Konsep dasar pijat bayi
A. Konsep Dasar Pijat Bayi
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskanotot
sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan
tubuh bayi.Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan
tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atauorgan tubuh
No Tahap Peneliti Responden Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
a. Menjawab
salam
b. Mendengarkan
5 menit
2 Penyampaia
nmateri
Menyampaikan materi tentang:
a. Pengertian pijat bayi
b. Manfaat pijat bayi
c. Waktu pijat bayi
d. Persiapan pijat bayi
e. Cara memijat sesuai usia
bayi
f. Teknik-teknik pijat bayi
c. Mendengarkan
d. Memperhatikan
40
menit
3 Penutup a. Memberi kesempatan
kepada responden untuk
bertanya
b. Memberi salam penutup
e. Menanyakan
hal-hal yang
belum
dimengerti
f. Menjawab
salam
15
menit
…..
dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yangdigunakan untuk
menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh
(Saufa, 2016).
B. Manfaat Pijat Bayi
Melalui pemijatan aliran darah otot akan meningkat menyebabkan vaso
dilatasi otot-otot yang aktif sehingga oksigen danbahan gizi lain dalam
jaringan jumlahnya meningkat dan curah jantungakan meningkat.
Kecepatan aliran darah melalui kulit merupakan kecepatan yang berubah-
ubah tergantung dari kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu
lingkungan (Tritton, 2009).
Pemijatan mampu meningkatkan sistem kekebalan, meningkatkan
aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk membersihkan zat yang
berbahaya dalam tubuh, mengubah gelombang otak secara positif,
memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi
pencernaan serta pembuangan, meningkatkankenaikan berat badan,
mengurangi depresi dan ketegangan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa
sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan
hubungan batin antara orang tua danbayinya, meningkatkan volume air
susu ibu, mengembangkankomunikasi, memahami isyarat bayi,
meningkatkan percaya diri(Roesli dan Lee, 2009).Kontak fisik secara
positif antar orang tua dan anaknya dapatmembuat anak merasa berharga
dan dicintai.Penelitian menunjukkanbahwa bayi yang dipijat dengan penuh
kasih sayang jarang sekalimenangis dan sakit daripada bayi yang tidak
…..
dipijat.Pijat mampu meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang
menangis (Heath dan Bainbridge, 2007).
C. Waktu Pijat Bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuaidengan
keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan,bayi akan
mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jikap pemijatan dapat
dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayiberusia 6-7 bulan
(Roesli, 2009).Waktu terbaik untuk memijat bayi ketika bayi terjaga
dansenang. Demikian pula dengan orang tua sendiri harus dalam
kondisitenang dan santai, sehingga bayi juga merasa tenang(Heath dan
Bainbridge, 2007) .
D. Persiapan Pijat Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemijatan.
1. Tangan bersih dan hangat.
2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan
padakulit bayi.
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
4. Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.
5. Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu
minimumselama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap
pemijatan.
6. Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
7. Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut
danbersih.
…..
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi(baby oil/ lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
caramembelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya
berbicara.(Williams, 2012)
E. Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi
1. 0 - 1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-usapan
halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidakdilakukan pemijatan di
daerah perut.
2. 1 - 3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan
dalam waktu yang singkat.
3. 3 bulan - 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan
tekanan dan waktu yang semakin meningkat.(Roesli, 2009)
F. Urutan Tehnik Pemijatan Bayi
1. Melakukan pemijatan pada daerah kaki
Gerakan tangan dari pangkal paha sampai kepergelangankaki
seperti memerah susu atau memeras. Menguruttelapak kakibayi secara
bergantian, pijat jari kaki dengan gerakan memutar dandiakhiri
dengan tarikan lembut pada setiap ujungnya.Untukpunggung kaki
secara bergantian kemudian buat gerakan menggulung dari pangkal
paha ke pergelangan kaki.
2. Melakukan pemijatan pada daerah perut
Lakukan gerakan seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke
bawah perut. Letakkan kedua ibu jari di samping kanan dan kiripusar
perut, gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi kanan dan kiriperut.
…..
Lakukan gerakan “I LOVE U” memijat dari kanan atas perutbayi
kemudian ke kiri bawah membentuk “L” terbalik. “YOU” memijat
dari kanan bawah ke atas kemudian ke kiri dan berakhir di perut kiri
bawah membentuk huruf “U”.
3. Melakukan pemijatan pada daerah dada
Lakukan pijatan kupu-kupu.Letakkan kedua tangan kita ditengah
dada bayi kita dan gerakan keatas kemudian ke sisi luartubuh dan
kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan sepertimembentuk
hati.Lalu dari tengah dada bayi dipijat menyilangdengan telapak
tangan kita kearah bahu seperti membentukkupu-kupu.
4. Melakukan pijatan pada daerah tangan
Buatlah gerakan memijat ketiak dari atas ke bawah, jikaterdapat
pembengkakan kelenjar di daerah ketiak jangan lakukan gerakan ini.
Gerakan tangan seperti memerah susu atau sepertimemeras dari
pundak ke pergelangan tangan. Pijat telapak tangandengan kedua ibu
jari, dari pergelangan tangan kearah jari-jari. Pijat lembut jari bayi
satu persatu menuju ke arah ujung jaridengan gerakan memutar, akhiri
dengan tarikan lembut pada setiapujung jari.Bentuklah gerakan
menggulung dari pangkal lenganmenuju kearah pergelangan tangan.
5. Melakukan pemijatan pada daerah muka
Gerakan tangan kita dari tengah wajah samping sepertimembasuh
mata. Tekankan jari-jari kita dari tengah dahi kesamping seperti
menyetrika dahi.Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis,
tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melaluitepi
…..
hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan kesamping danke atas
seolah membuat bayi tersenyum (senyum I). Letakkan skedua ibu jari
anda diatas mulut didaerah sekathidung.Gerakkan kedua ibu jari dari
tengah kesamping dan ke atasdaerah pipi seolah membuat bayi
tersenyum (senyum II).Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu.
Tekankankedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
samping,kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi
tersenyum(senyum III).Buatlah lingkaran lingkaran kecil di daerah
rahang bayidengan kedua jari telunjuk tangan anda, berikan tekanan
lembutpada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
6. Melakukanpemijatanpadadaerah punggung
Menggerakkan tangan kita maju mundur dari bawah leherke
pantat bayi. Pegang dan tahan pantat bayi dengan tangan
kanan,kemudian usapkan telapak tangan kiri kita seperti
menyetrikapunggung, dari leher ke pantat.(Roesli, 2009)
7. Gerakan Relaksasi dan Gerakan Peregangan Lembut
Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halusdan
melambung-lambungkan secara lembut.Teknik sentuhan relaksasi
mudah dan sederhana.Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi
atauterpisah dari pijat bayi.Misalnya, waktu ibu mulai memijat
bagiankaki bayi ternyata kakinya tegang dan kaku. Gerakan-gerakan
sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan
pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut
…..
ini dilakukan di akhir pemijatan atau diantarapijatan, setiap gerakan
peregangan dapat dilakukansebanyak 4-5 kali.
f. Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanyadi dada,
Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping
g. Membentuk diagonal tangan-kaki
Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi diatastubuh bayi
sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya,tarik kembali kaki kanan
dan tangan kiri bayi ke posisi semula, Pertemukan ujung kaki kiri dengan
ujung tangan kanan bayidiatas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan
dan kakibayi ke posisi semula.Gerakan membentuk diagonal ini
dapatdiulang 4-5 kali.
h. Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas.Buatlah
silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemudengan mata kaki kiri
dalam.Setelah itu, kembalikan padaposisi semula, Pegang pergelangan kaki
kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas.Buatlah silangan sehingga mata
kaki kanan dalam bertemudengan mata kaki kiri luar.Setelah itu,
kembalikan pada posisisemula.Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
i. Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisikaki lurus, lalu
tekuk kaki perlahan menuju ke arah perut.Gerakan menekuk lutut ini dapat
diulang sebanyak 4-5 kali.
…..
j. Menekuk kaki bergantian
Gerakan sama seperti menekuk kaki, tetapi denganmempergunakan kaki
secara bergantian.(Roesli, 2008)
5) EVALUASI
Evaluasi hasil
1 Mengerti pengertian pijat bayi
2 Mengerti manfaat pijat bayi
3 Mengerti waktu pijat bayi
4 Mengerti persiapan pijat bayi
5 Mengerti cara pemijatan sesuai usia bayi
6 Mengerti teknik-teknik pijat bayi
…..
DATA UMUM
No. Resp. Usia Pendidikan Pekerjaan Informasi
Sumber
Informasi
1 1 2 4 2
2 2 3 4 2
3 2 1 4 2
4 3 3 5 1 2
5 2 4 3 1 2
6 1 3 5 2
7 1 1 5 2
8 2 3 4 2
9 3 4 4 1 4
10 1 2 1 2
11 3 2 1 2
12 3 3 5 2
13 3 4 1 1 2
14 1 3 4 2
15 3 2 4 2
16 2 3 1 2
17 2 2 4 1 2
18 3 3 4 1 3
19 3 2 1 2
20 2 2 4 2
21 1 4 3 1 3
22 1 3 5 2
23 3 3 4 1 1
24 2 1 5 1 4
25 3 3 2 2
26 1 2 2 1 4
27 3 1 1 2
28 3 3 4 2
29 2 2 3 1 3
30 1 2 4 1 2
31 2 3 5 1 2
32 1 2 3 1 3
33 1 3 1 2
34 1 3 1 2
Lampiran 5
…..
35 3 4 4 2
36 3 2 5 2
37 2 3 3 1 1
38 1 3 5 2
39 3 3 4 2
40 2 3 5 1 1
41 1 2 1 2
42 3 3 4 2
43 1 4 3 1 3
44 3 2 4 2
45 3 2 4 2
46 2 3 3 1 4
47 1 3 4 2
48 3 2 5 2
49 2 3 1 2
50 2 1 4 1 3
51 1 2 4 2
52 3 2 3 2
…..
Lam
piran
7
Lam
piran
6
…..
…..
TABULASI DATA KHUSUS
SIKAP IBU SESUDAH MENDAPATKAN PENYULUHAN TENTANG PIJAT BAYI
NO
Item pertanyaan sikap
X
X
X-X
S
T Skor Kategori Kognitif Afektif Konatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 48 49.8 -1.8 3.24 2.4 -0.75 -7.5 42.5 2
2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 48 49.8 -1.8 3.24 2.4 -0.75 -7.5 42.5 2
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 48 49.8 -1.8 3.24 2.4 -0.75 -7.5 42.5 2
5 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
6 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
7 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 44 49.8 -5.8 33.64 2.4 -2.417 -24.167 25.833 2
8 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
9 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 42 49.8 -7.8 60.84 2.4 -3.25 -32.5 17.5 2
10 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
11 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 42 49.8 -7.8 60.84 2.4 -3.25 -32.5 17.5 2
12 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
13 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
14 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
15 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 48 49.8 -1.8 3.24 2.4 -0.75 -7.5 42.5 2
16 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
17 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
18 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 46 49.8 -3.8 14.44 2.4 -1.583 -15.833 34.167 2
19 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
20 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
21 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
22 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
…..
23 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
24 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 46 49.8 -3.8 14.44 2.4 -1.583 -15.833 34.167 2
25 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
26 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
27 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
28 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
29 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
30 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
31 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
32 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
33 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
34 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
35 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 54 49.8 4.2 17.64 2.4 1.75 17.5 67.5 1
36 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
37 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
38 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
39 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
40 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 49 49.8 -0.8 0.64 2.4 -0.333 -3.3333 46.667 2
41 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
42 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
43 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
44 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
45 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
46 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
47 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
48 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 51 49.8 1.2 1.44 2.4 0.5 5 55 1
49 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
…..
50 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 50 49.8 0.2 0.04 2.4 0.0833 0.83333 50.833 1
51 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 52 49.8 2.2 4.84 2.4 0.9167 9.16667 59.167 1
52 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 53 49.8 3.2 10.24 2.4 1.3333 13.3333 63.333 1
Jumlah 162 173 169 181 170 173 182 169 170 178 174 182 169 171 167 2590 296.08 2601.7
Rata-rata 3.1 3.3 3.3 3.5 3.3 3.3 3.5 3.3 3.3 3.4 3.3 3.5 3.3 3.3 3.2 49.8 5.8055 50.032
Rata-rata
Parameter 3.3 3.4 3.3 10
Prosentase 33 34 33 100
…..
TABULASI KUESIONER
Resp. Kuesioner
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 38
2 3 3 1 3 1 1 3 2 3 3 3 1 1 2 3 33
3 3 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 25
4 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 3 36
5 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 23
6 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 46
7 3 3 2 3 1 1 3 1 3 3 3 1 1 1 3 32
8 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 38
9 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 38
10 4 4 2 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 3 40
Lam
piran
7
…..
Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 y
x1 Pearson Correlation 1 .881** .527 .830
** .531 .557 .881
** .527 .881
** .371 .371 .531 .557 .527 .724
* .795
**
Sig. (2-tailed) .001 .118 .003 .115 .094 .001 .118 .001 .291 .291 .115 .094 .118 .018 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x2 Pearson Correlation .881** 1 .690
* .707
* .645
* .632
* 1.000
** .690
* 1.000
** .527 .527 .645
* .632
* .690
* .881
** .915
**
Sig. (2-tailed) .001 .027 .022 .044 .050 .000 .027 .000 .117 .117 .044 .050 .027 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x3 Pearson Correlation .527 .690* 1 .488 .802
** .655
* .690
* .524 .690
* .509 .509 .802
** .655
* .524 .689
* .788
**
Sig. (2-tailed) .118 .027 .153 .005 .040 .027 .120 .027 .133 .133 .005 .040 .120 .028 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x4 Pearson Correlation .830** .707
* .488 1 .456 .447 .707
* .488 .707
* .745
* .745
* .456 .447 .488 .830
** .783
**
Sig. (2-tailed) .003 .022 .153 .185 .195 .022 .153 .022 .013 .013 .185 .195 .153 .003 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x5 Pearson Correlation .531 .645* .802
** .456 1 .816
** .645
* .802
** .645
* .408 .408 1.000
** .816
** .802
** .606 .827
**
Sig. (2-tailed) .115 .044 .005 .185 .004 .044 .005 .044 .242 .242 .000 .004 .005 .063 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x6 Pearson Correlation .557 .632* .655
* .447 .816
** 1 .632
* .655
* .632
* .333 .333 .816
** 1.000
** .655
* .557 .777
**
Sig. (2-tailed) .094 .050 .040 .195 .004 .050 .040 .050 .347 .347 .004 .000 .040 .094 .008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x7 Pearson Correlation .881** 1.000
** .690
* .707
* .645
* .632
* 1 .690
* 1.000
** .527 .527 .645
* .632
* .690
* .881
** .915
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .027 .022 .044 .050 .027 .000 .117 .117 .044 .050 .027 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x8 Pearson Correlation .527 .690* .524 .488 .802
** .655
* .690
* 1 .690
* .509 .509 .802
** .655
* 1.000
** .689
* .821
**
Sig. (2-tailed) .118 .027 .120 .153 .005 .040 .027 .027 .133 .133 .005 .040 .000 .028 .004
Lam
piran
8
…..
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x9 Pearson Correlation .881** 1.000
** .690
* .707
* .645
* .632
* 1.000
** .690
* 1 .527 .527 .645
* .632
* .690
* .881
** .915
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .027 .022 .044 .050 .000 .027 .117 .117 .044 .050 .027 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x10 Pearson Correlation .371 .527 .509 .745* .408 .333 .527 .509 .527 1 1.000
** .408 .333 .509 .867
** .706
*
Sig. (2-tailed) .291 .117 .133 .013 .242 .347 .117 .133 .117 .000 .242 .347 .133 .001 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x11 Pearson Correlation .371 .527 .509 .745* .408 .333 .527 .509 .527 1.000
** 1 .408 .333 .509 .867
** .706
*
Sig. (2-tailed) .291 .117 .133 .013 .242 .347 .117 .133 .117 .000 .242 .347 .133 .001 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x12 Pearson Correlation .531 .645* .802
** .456 1.000
** .816
** .645
* .802
** .645
* .408 .408 1 .816
** .802
** .606 .827
**
Sig. (2-tailed) .115 .044 .005 .185 .000 .004 .044 .005 .044 .242 .242 .004 .005 .063 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x13 Pearson Correlation .557 .632* .655
* .447 .816
** 1.000
** .632
* .655
* .632
* .333 .333 .816
** 1 .655
* .557 .777
**
Sig. (2-tailed) .094 .050 .040 .195 .004 .000 .050 .040 .050 .347 .347 .004 .040 .094 .008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x14 Pearson Correlation .527 .690* .524 .488 .802
** .655
* .690
* 1.000
** .690
* .509 .509 .802
** .655
* 1 .689
* .821
**
Sig. (2-tailed) .118 .027 .120 .153 .005 .040 .027 .000 .027 .133 .133 .005 .040 .028 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
x15 Pearson Correlation .724* .881
** .689
* .830
** .606 .557 .881
** .689
* .881
** .867
** .867
** .606 .557 .689
* 1 .931
**
Sig. (2-tailed) .018 .001 .028 .003 .063 .094 .001 .028 .001 .001 .001 .063 .094 .028 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
y Pearson Correlation .795** .915
** .788
** .783
** .827
** .777
** .915
** .821
** .915
** .706
* .706
* .827
** .777
** .821
** .931
** 1
Sig. (2-tailed) .006 .000 .007 .007 .003 .008 .000 .004 .000 .023 .023 .003 .008 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
…..
Pengujian Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.964 15
…..
REKAPITULASI HASIL VALIDITAS
No. Soal
rhitung rtabel
0,05 (5%) Keterangan
1 0,795 0,632 Valid
2 0,915 0,632 Valid
3 0,788 0,632 Valid
4 0,783 0,632 Valid
5 0,827 0,632 Valid
6 0,777 0,632 Valid
7 0,915 0,632 Valid
8 0,821 0,632 Valid
9 0,915 0,632 Valid
10 0,706 0,632 Valid
11 0,706 0,632 Valid
12 0,827 0,632 Valid
13 0,777 0,632 Valid
14 0,821 0,632 Valid
15 0,931 0,632 Valid
…..
Lampiran 9
…..
…..
…..
Lampiran 10
…..
Lampiran 11
…..
Lampiran 12
…..
Lampiran 13
…..
Lampiran 14
…..
…..
…..
Lampiran 15
Frequency Table
SikapSebelum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Positif 11 21.2 21.2 21.2
Negatif 41 78.8 78.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
SikapSesudah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Positif 33 63.5 63.5 63.5
Negatif 19 36.5 36.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <20 tahun 17 32.7 32.7 32.7
21-35 tahun 15 28.8 28.8 61.5
>35 tahun 20 38.4 38.4 98.1
Total 52 100.0 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 5 9.6 9.6 9.6
SMP 18 34.6 34.6 44.2
SMA 23 44.2 44.2 88.5
PT 6 11.5 11.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
…..
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Swasta 10 19.2 19.2 19.2
Wiraswasta 2 3.8 3.8 23.1
PNS 8 15.4 15.4 38.5
IbuRumahTangga 21 40.4 40.4 78.8
Lain-lain 11 21.2 21.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pernah 19 36.5 36.5 36.5
Tidak Pernah 33 63.5 63.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
SumberInformasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buku/ majalah 3 5.8 15.8 15.8
TV/ Radio/ Internet 6 11.5 31.6 47.4
TenagaKesehatan 6 11.5 31.6 78.9
Teman/ Keluarga 4 7.7 21.1 100.0
Total 19 36.5 100.0
Missing System 33 63.5
Total 52 100.0
…..
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SikapSebelum * SikapSesudah
52 100.0% 0 .0% 52 100.0%
SikapSebelum * SikapSesudahCrosstabulation
SikapSesudah
Total Positif Negatif
SikapSebelum Positif Count 11 0 11
% of Total 21.2% .0% 21.2%
Negatif Count 22 19 41
% of Total 42.3% 36.5% 78.8%
Total Count 33 19 52
% of Total 63.5% 36.5% 100.0%
McNemar Test
Test Statisticsb
SikapSebelum&SikapSesudah
N 52
Exact Sig. (2-tailed) .000a
a. Binomial distribution used.
b. McNemar Test
Crosstabs
SikapSebelum&SikapSesudah
SikapSebelum
SikapSesudah
Positif Negatif
Positif 11 0
Negatif 22 19
…..
Lampiran 16