jawaban tugas pak edi

5
Nama : Edi Sampuno Mata Kuliah : Ilmu Hadist, Ilmu Kalam, & Ilmu Al-Qur’an 1. a. Jelaskan perbedaan hadist Riwayah dan Hadist Dirayah PERBEDAAN ANTARA ILMU HADITS RIWAYAH DAN ILMU HADITS DIRAYAH Tinjauan Ilmu Hadits Riwayah Ilmu Hadits Dirayah Objek pembahasan Segala perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi SAW. Hakikat, sifat-sifat dan kaidah-kaidah dalam periwayatan Pendiri Muhammad bin Syihab Az- Zuhri (w. 124 H) Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad Ar-Ramahurmuzi (w. 360 H) Tujuan Memelihara syari’ah Islam dan otentisitas Sunnah Meneliti hadits berdasarkan kaidah- kaidah atau persyaratan dalam periwayatan. Faedah Menjauhi kesalahan dalam periwayatan Mengetahui periwayatan yang diterima (maqbul) dan yang tertolak (mardud) b. Bagaimana faedah dan objek mempelajari hadist riwayah dan dirayah? Jelaskan! Tujuan dan faedah ilmu hadits dirayah adalah: ·Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dan ilmu hadis dari masa ke masa sejak Rasulullah SAW sampai masa sekarang. ·Mengetahui tokoh-tokoh dan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadis .Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan hadis. ·Mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kriteria-kriteria hadis sebagai pedoman dalam menetapkan suatu hukum syara’. Faedah mengetahui’ ilmul hadits dirayah (‘ilmu dirayah hadits), ialah mengetahui mana hadits yang disandarkan kepada rasul saw yang harus kita terima (yang maqbul) dan mana yang harus ditolak (yang mardud). Objek Hadist Riwayah dan Dirayah Obyek atau sasaran Ilmu Hadits Dirayah adalah sanad dan matan hadits, sehubungan dengan keshahihan, hasan, dan dha'ifnya. Obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya. 2. a. Jelaskan bagaimana kedudukan dan fungsi hadist terhadap Al-Qur’an! 1. Hadits sesuai dengan al-Qur`an dari berbagai segi, sehingga datang al-Qur`an dan hadits pada satu hukum menunjukkan ada dan banyaknya dalil (semakin menguatkan). 2. Hadits sebagai penjelas maksud al-Qur`an dan penafsirnya. Ilmu Hadist, Ilmu Kalam & Ilmu Qur’an “ Edi Sampurno” Al-Qolam 2015 Hal. 1

Upload: zuhri-al-muqri

Post on 14-Jul-2016

241 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban Tugas Pak Edi

Nama : Edi SampunoMata Kuliah : Ilmu Hadist, Ilmu Kalam, & Ilmu Al-Qur’an

1. a. Jelaskan perbedaan hadist Riwayah dan Hadist DirayahPERBEDAAN ANTARA

ILMU HADITS RIWAYAH DAN ILMU HADITS DIRAYAH

Tinjauan Ilmu Hadits Riwayah Ilmu Hadits Dirayah

Objek pembahasan Segala perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi SAW.

Hakikat, sifat-sifat dan kaidah-kaidah dalam periwayatan

PendiriMuhammad bin Syihab Az-Zuhri (w. 124 H)

Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad Ar-Ramahurmuzi (w. 360 H)

TujuanMemelihara syari’ah Islam dan otentisitas Sunnah

Meneliti hadits berdasarkan kaidah-kaidah atau persyaratan dalam periwayatan.

FaedahMenjauhi kesalahan dalam periwayatan

Mengetahui periwayatan yang diterima (maqbul) dan yang tertolak (mardud)

b. Bagaimana faedah dan objek mempelajari hadist riwayah dan dirayah? Jelaskan!Tujuan dan faedah ilmu hadits dirayah adalah:·Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dan ilmu hadis dari masa ke masa sejak Rasulullah SAW sampai masa sekarang.·Mengetahui tokoh-tokoh dan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadis.Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan hadis.·Mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kriteria-kriteria hadis sebagai pedoman dalam menetapkan suatu hukum syara’.Faedah mengetahui’ ilmul hadits dirayah (‘ilmu dirayah hadits), ialah mengetahui mana hadits yang disandarkan kepada rasul saw yang harus kita terima (yang maqbul) dan mana yang harus ditolak (yang mardud).Objek Hadist Riwayah dan DirayahObyek atau sasaran Ilmu Hadits Dirayah adalah sanad dan matan hadits, sehubungan dengan keshahihan, hasan, dan dha'ifnya.Obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya.

2. a. Jelaskan bagaimana kedudukan dan fungsi hadist terhadap Al-Qur’an!1. Hadits sesuai dengan al-Qur`an dari berbagai segi, sehingga datang al-Qur`an dan hadits pada satu

hukum menunjukkan ada dan banyaknya dalil (semakin menguatkan).2. Hadits sebagai penjelas maksud al-Qur`an dan penafsirnya.3. Hadits menentukan satu hukum wajib atau haran pada sesuatu yang al-Qur`an diamkan.

b. Mengapa Hadist pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin tidak dibukukan?1. Khawatir tulisan hadis itu bercampur dengan tulisan Al-Qur’An.2. Menghindarkan umat menyandarkan ajaran Islam kepada hadis saja.3. Khawatir dalam meriwayatkan hadis salah, dan tidak sesuai dengan yang disampaikan Nabi

Muhammad SAW.

3. a. Pada masa Rosululloh SAW periode ini disebut dengan “ Ashr Al Wahyi Wa Attaqwin” dan periode khulafaurrasyidin disebut “Ashr At Tatsabbut wa Al Iqlal min ar riwayah”. Jelaskan mengapa periode tersebut demikian.Periode ini disebut `Ashr Al-Wahyi wa At-Taqwin' (masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat Islam). Pada periode inilah, hadis lahir berupa sabda (aqwal), af’al, dan taqrir Nabi yang berfungsi menerangkan AI-Quran untuk menegakkan syariat Islam dan membentuk masyarakat Islam.Periode ini disebut ‘Ashr-At-Tatsabbut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah’ (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW wafat pada tahun 11 H. Kepada umatnya, beliau meninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi pedoman hidup, yaitu Al-Quran dan hadis (As-Sunnah yang harus menjadi pegangan dalam seluruh aspek kehidupan umat.b. Mengapa pada masa Tabi’in disebut dengan “Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar”? Jelaskan Periode ini disebut ‘Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amslaar’ (masa berkembang dan meluasnya periwayatan hadis). Para sahabat kecil dan tabiin yang ingin mengetahui hadis-hadis Nabi SAW diharuskan berangkat ke seluruh pelosok wilayah Daulah Islamiyah untuk menanyakan hadis kepada sahabat-sahabat

Ilmu Hadist, Ilmu Kalam & Ilmu Qur’an “ Edi Sampurno” Al-Qolam 2015 Hal. 1

Page 2: Jawaban Tugas Pak Edi

besar yang sudah tersebar di wilayah tersebut. Dengan demikiari, pada masa ini, di samping tersebarnya periwayatan hadis ke pelosok-pelosok daerah Jazirah Arab, perlawatan untuk mencari hadis pun menjadi ramai.

ILMU KALAM1. a. Jelaskan yang melatarbelakangi paham Qodariyah, Jabariyah dan Murji’ah

Latar belakang QadariyahQadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Adapun menurut pengertian terminology, Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu dan meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.

Latar belakang JabariyahFaham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shufwan dari Khurasan. Dalam perkembangan selanjutnya faham al-jabar juga dikembangkan oleh tokoh lainnya Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin Dirrar.

Latar belakang paham Murji’ahBahwa gagasann irja dan arja’ dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan untuk menghindari sektarianisme.

b. Jelaskan mengapa ketiga faham tersebut muncul?Kemunculan Faham QodariyahIbnu Nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun, seperti dikutip Ahmad Amin, memberi informasi lain bahwa yang pertama kali memunculkan faham Qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama Kristen kemudian masuk Islam dan balik lagi ke agama Kristen. Dari orang inilah Ma’bad dan Ghailan mengambil faham ini.

Kemunculan faham JabariyahMengenai kemunculan faham al-jabar ini, para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa Arab. Di antara ahli yang dimaksud adalah Ahmad Amin. Ia menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir Sahara memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka. Ketergantungan mereka kepada alam Sahara yang ganas telah memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam.Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian, masyarakat Arab tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya sendiri. Mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup. Akhirnya, mereka banyak bergantung pada kehendak alam. Hal ini membawa mereka kepada sikap fatalism.

Kemunculan Faham Murji’ahKetika terjadi perseteruan antara Ali dan Muawiyah, dilakukan tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu yang pro dan yang kontra. Kelompok kontra yang akhirnya menyatakan keluar dari Ali, yakni kubuh Khawarij. Mereka memandang bahwa tahkim bertentangan dengan Alquran dalam pengertian tidak bertahkim berdasarkan hokum Allah. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim tiu dosa besar, dan pelakunya dapat dihukumi kafir, sama seperti perbuatan dosa besar lain, seperti zina, riba, membunuh tanpa alasan yang benar, durhaka kepada orang tua serta memfitnah wanita baik-baik. Pendapat ini ditentang sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murji’ah, yang mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah Dia akan mengampuni atau tidak.

2. a. Apa yang kamu ketahui tentang faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya ilmu kalam1. Faktor Internal

- Dorongan dan pemahaman Al- Qur’an- Persoalan Politik- Perisriwa Majlis Tahkim

2. Faktor Eksternal- Banyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragama yahudi, masehi dan lain-lain,

setelah fikiran mereka tenang dan sudah memegang teguh Islam , mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam.

- Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam. mereka tidak akan bisa menghadapi lawan-lawanya  kalau mereka sendiri tidak mengetahui pendapat-pendapat

Ilmu Hadist, Ilmu Kalam & Ilmu Qur’an “ Edi Sampurno” Al-Qolam 2015 Hal. 2

Page 3: Jawaban Tugas Pak Edi

lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. Sehingga kaum muslimin memakai filsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya.

- Para mutakallimin ingin mrngimbangi lawan-lawanya yang menggunakan filsafat , dengan mempelajari logika dan filsafat dari segi ketuhanan.

b. mengapa sampai muncul aliran-aliran dalam ilmu kalam1. adanya pemahaman dalam islam yang berbeda2. adanya pemahaman ayat alqur’an yang berbeda3. adanya penyerapan tentang hadist yang berbeda4. adanya kepentingan kelompok atau golongan5. mengedepankan akal6. adanya kepentingan politik7. adanya perbedaan dalam kebudayaan

3. Deskripsikan dengan singkat sejarah lahirnya ilmu kalam?Munculnya Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan ‘Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu’awiyah atas kekholifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Mu’awiyah dan Ali bin Abi Tholib mengkristal menjadi Perang Shiffin yang berakhir dengan keputusan tahkim yakni tawaran yang diusulkan untuk memecah kubu Sayyidina ali menjadi dua bagian yaitu Syi’ah dan Khowarij (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Ash, utusan dari pihak Mu’awiyah dalam tahkim, ia dalam keadaan terpaksa, itu tidak disetujui oleh sebagian tentaranya dalam arti menentang. Mereka memandang Ali bin Abi Tholib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan sebutan Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri atau secerders.Sedangkan, sebagian besar pasukan yang membela dan tetap mendukung Ali menamakan dirinya sebagai kelompok Syi’ah.Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Ilmu Kalam dapat dibagi menjadi dua , yaitu faktor dari dalam ( intern) dan faktor dari luar ( extern).

ILMU AL-QUR’AN1. a. Jelaskan ruang lingkup pembahasan ulumul Qur’an.

1. Persoalan nuzul. 2. Persoalan sanad. 3. Persoalan ada’ al qiroah (cara membaca al quran)4. Pembahasan yang menyangkut lafal al quran yaitu tentang yang ghorib (pelik), mu’rob (menerima

perubahan akhir kata), majaz (metafora), musytarak (lafal yang mengandung lebih dari satu makna), murodif (sinonim), isti’arah (metaphor), dan tasbih (penyempurnaan).

5. Persoalan makna al quran yang berhubungan dengan al quran, yaitu ayat yang bermakna ‘amm (umum) dan tetap dalam keumumannya, ‘

6. Persoalan makna al quran yang berhubungan dengan lafal yaitu fasl (pisah) wasl (berhubungan) ijaz (singkat) itnab (panjang) musawah (sama) dan qosr (pendek)

b. Jelaskan pengertian ulumul Qur’an menurut etimologi dan terminologi.Secara etimologi, kata ‘Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “Ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ‘ulum adalah bentuk jamak dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Secara terminologi, Ulumul Qur‟an adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur‟an yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas.

2. a. Jelaskan tahapan-tahapan al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Tahap tahap turunya al-qur’an ada 3 tahap, yaitu:1. Tahap pertama ( At-Tanazzulul Awwalu ), Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh,

yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti.2. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani), Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di

Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini.

3. Tahap ketiga (At-Tanazzulu Ats-tsaalistu), , Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril.

b. Mengapa Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsurAl-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, tidak secara sekaligus melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi saw. Di samping itu banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu. Dalam kenyataan tersebut terkandung hikamah dan faidah yang besar, antara lain: 1) Memantapkan hati

Ilmu Hadist, Ilmu Kalam & Ilmu Qur’an “ Edi Sampurno” Al-Qolam 2015 Hal. 3

Page 4: Jawaban Tugas Pak Edi

Nabi, 2) Menentang dan melemahkan para penentang al-Qur'an, 3) Memudahkan untuk dihapal dan difahami, 4) Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat al-Qur'an turun) dan melakukan pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia, 5) Membuktikan dengan pasti bahwa al-Qur'an turun dari Allah Yang Maha Bijaksana.

3. Bagaimana hubungan dan urgensi antara ulumul Qur’an dan Tafsir.

Untuk menjelaskan dan menafsirkan tentang ayat-ayat dalam Al-Qur’an, seseorang harus mempunyai pengetahuan yang mantap tentang ulumul Qur’an. Dengan demikian, maka antara Ulumul Qur’an dan tafsir mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Ulumul Qur’an amat menentukan bagi seseorang yang ingin menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Bagi seorang mufassir, maka ulumul Qur’an secara mutlak merupakan yang harus lebih dahulu dikuasainya, sebelum ia mulai memberikan tafsir terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.Seperti halnya dalam bidang Hadits, maka seorang muhadis yang akan menerangkan hadits memerlukan ilmu-ilmu hadits. Demikian juga dalam tafsir, maka sebelum seorang mufassir menerangkan dan menafsirkan Al-Qur’an, terlebih dahulu harus juga menguasai ilmu-ilmu tafsir, atau yang lazim disebut sebagai ulumul Qur’an atau ilmu-ilmu Al-Qur’an.Sudah barang tentu, di samping ulumul Qur’an sebagai pokok maka juga diperlukan ilmu-ilmu lain sebagai pembantu yang harus dikuasai oleh seorang mufassir

Ilmu Hadist, Ilmu Kalam & Ilmu Qur’an “ Edi Sampurno” Al-Qolam 2015 Hal. 4