jawaban setiap dk2p1

13
Dk2p2 nomor 7 ; Pengertian makanan pendamping ASI (MP-ASI) MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksud untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam MP-ASI (Proverawati, 2006,). Setelah bayi berusia 6 bulan, maka sudah waktunya memperkenalkan makanan pendamping ASI pada bayi. Bayi membutuhkan zat-zat gizi tingi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Sering dengan bertambahnya umur anak, kebutuhan zat gizinya juga meningkat. MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP- ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian, cukup jelas bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Jenny sr, 2006, pp. 100-101). Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl- titissetya-5606-4-babii.pdf DK2P2 NOMOR 6. EFEK BILA TERLAMBAT IMUNISASI Program Imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai jadwal lahir dan usia dari sang Bayi, karena pemberian Imunisasi yang terlambat bisa dikatakan hampir percuma karena

Upload: asnan-azis-fatoni

Post on 25-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

mm

TRANSCRIPT

Page 1: jawaban setiap dk2p1

Dk2p2 nomor 7 ; Pengertian makanan pendamping ASI (MP-ASI)

MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak disamping ASI

untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan

merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian

MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksud

untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam MP-ASI (Proverawati, 2006,).

Setelah bayi berusia 6 bulan, maka sudah waktunya memperkenalkan makanan pendamping

ASI pada bayi. Bayi membutuhkan zat-zat gizi tingi untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.Sering dengan bertambahnya umur anak, kebutuhan zat gizinya juga

meningkat. MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi

pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP-ASI

berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian,

cukup jelas bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI tetapi untuk

melengkapi atau mendampingi ASI (Jenny sr, 2006, pp. 100-101).

Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-titissetya-5606-4-babii.pdf

DK2P2 NOMOR 6. EFEK BILA TERLAMBAT IMUNISASI

Program Imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai jadwal lahir dan usia

dari sang Bayi, karena pemberian Imunisasi yang terlambat bisa dikatakan hampir percuma

karena biasanya sang penyakit sudah “ngendon” duluan di dalam tubuh sang Bayi. Nah agar

Anda para calon Orang Tua tidak kecolongan dalam hal Imunisasi Anak, maka Anda perlu

tahu Bahaya nya jika Anak Anda tidak dikasih Imunisasi yang Lengkap, yaitu :

Penyakit Akan Mudah Menyerang : Tentu saja, jika Anak Anda hanya mendapatkan

Imunisasi yang seperlunya seperti DTP dan juga Hib, bukan berarti Anak Anda akan kebal

terhadap penyakit menular secara umum. Penyakit berbahaya seperti Hepatitis A, Hepatitis B,

Campak, dan bahkan juga Polio akan sangat mudah dan beresiko menyerang Anak Anda.

Dengan kata lain untuk urusan penyakit di atas kekebalan Anak Anda sama dengan

kekebalan Anak yang tidak di Imunisasi.

Mudah Tertular Orang yang Sakit : Sudah pasti Anak Anda akan mudah terserang

Penyakit Berbahaya yang menular seperti Polio apabila di tubuh Anak Anda tidak ada system

pertahanan yang menjaganya dengan penuh. Tidak perduli itu datang dari Bakteri itu sendiri

Page 2: jawaban setiap dk2p1

ataupun bahkan dari hasil penularan yang dilakukan oleh orang lain. Misalkan Anak Anda

sudah di Imunisasi dengan polio saat lahir tapi kemudian sejak saat itu Anak Anda tidak

pernah lagi di Imunisasi Polio.

Hasilnya Vaksin Polio tersebut hanya melindungi seadanya dan hanya dalam waktu yang

singkat saja, setelah itu Anak Anda benar-benar tanpa perlindungan apapun untuk mencegah

Penyakit Polio datang padanya. Dan inilah yang menyebabkan sang Anak akhirnya terserang

Polio kendati sebelumnya sudah divaksin.

3. Ada Efek Samping : Vaksin sengaja diberikan secara bertahap karena mengikuti

kemampuan dari Bayi Anda untuk menerima Vaksin tersebut. Nah ada beberapa Vaksin awal

yang sifatnya adalah aman untuk jangka waktu tertentu setelah itu akan menimbulkan efek

samping. Karena itu ada bentuk Vaksin-2, Vaksin-3, Vaksin-4 dan seterusnya, karena selain

memperpanjang usia Vaksin juga berguna untuk menghilangkan efek samping dari Vaksin

yang ada sebelumnya. Dan ini adalah salah satu Bahayanya jika Anak Anda tidak dikasih

Imunisasi yang Lengkap, yang sering kali tidak ketahui oleh para Orang Tua.

Sumber : http://artikeltentangkesehatan.com/dampak-dari-imunisasi-yang-tidak-lengkap.html

PENGERTIAN LAKTASI

Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan

calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk

menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume

ASI 500-800 ml/hari.

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI

mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi

dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan

ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya

ASI dalam sistem payudara.

DK2P1 NOMOR 10. CARA PEMBENTUKAN ASI

Page 3: jawaban setiap dk2p1

HORMON YANG MEMPENGARUHI LAKTASI

Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai berikut : Mulai

dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi

munculnya ASI dalam sistem payudara :

1.Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan

estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-

besaran.

2.Estrogen : menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun

saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui Karena itu,

sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat

mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone

(LH).

3.Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin merupakan

suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peran penting

untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya

plasenta pada ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron

berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin.

Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari

dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.

4.Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya,

seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot

halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam

proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

5.Human placental lactogen (HPL) : Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan

banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting,dan areola sebelum

melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.

Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

SIKLUS LAKTASI

1.Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus alveolus.

Page 4: jawaban setiap dk2p1

2.Laktogenesis stadium 2 ( akhir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI

3.Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti menyusui.

SUMBER : http://rinayarina.pun.bz/files/fisiologi-laktasi.pdf

DK2P1 NOMOR 19. Kriteria ibu yang tidak boleh menyusui adalah :

Langkah – langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk

menyusui adalah :

•Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui

bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang

hampir semua ibu berhasil menjalaninya bila ada masalah, dokter/petugas kesehatan akan

menolong dengan senang hati.

•Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula.

•Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui

sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain.

•Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus

dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayi sehingga perlu adanya pembagian

tugas dalam keluarga.

•Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter/petugas kesehatan harus dapat

memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan

atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang tengah dihadapinya.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

• Ukuran dan Bentuk Tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu diperhatikan bila ada

kelainan; seperti pembesaran masif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi.

• Kontur/Permukaan Permukaan yang tidak rata, adanya depresi, elevasi, retraksi atau luka

pada kulit payudara harus dipikirkan kearah tumor atau keganasan dibawahnya. Saluran limfe

yang tersumbat dapat menyebabkan kulit membengkak, dan membuat gambaran seperti kulit

jeruk.

Page 5: jawaban setiap dk2p1

• Warna Kulit Pada umumnya sama dengan warna kulit perut atau punggung, yang perlu

diperhatikan adalah warna kemerahan tanda radang, penyakit kulit atau bahkan keganasan.

• Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu dan

areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban

puting susu.

• Bayi diletakkan menghadap perut ibu/ payudara

- Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi

yang rendah (kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran

kursi

- Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan).

- Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan

- Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya

membelokkan kepala bayi)

- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

- Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

•Payudara di pegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan

menekan puting susu atau areolanya saja.

MASALAH YANG SERING TERJADI PADA MENYUSUI : yaitu

MASTITIS : Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai

infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional

atau mastitis puerperalis. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara,

merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI

dan infeksi. Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada

mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan

merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin)

diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius. Gejala mastitis non – infeksius

•Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut

Page 6: jawaban setiap dk2p1

•Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut

•Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja Gejala mastitis infeksius

•Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu

•Ibu dapat mengeluh sakit kepala

•Ibu demam dengan suhu diatas 34o C

•Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara Kulit pada payudara dapat

tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-tanda akhir)

•Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan” Pengobatan :

•Lanjutkan menyusui

•Berikan kompres panas pada area yang sakit

•Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin

• Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik (Ibuprofen, asetaminofen)

untuk mangurangi demam dan nyeri

• Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39 O C), periksa kultur

susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal

• Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala

berkurang.

KANDIDA/SARIAWAN

Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah pengobatan

antibiotik. Manifestasinya seperti area merah muda yang menyolok menyebar dari area

puting, kulit mengkilat, nyeri akut selama dan setelah menyusui; pada keadaan yang parah,

dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak

nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui

Bayi dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang menonjol,

merah, tampak luka dan/atau seperti luka terbakar yang kemerahan.

Page 7: jawaban setiap dk2p1

Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih

mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk mengisap.

Pengobatan :

• Obati ibu dan bayinya

• Oleskan krim atau losion topikal antijamur ke puting dan payudara setiap kali sehabis

menyusui, dan seka mulut, lidah dan gusi bayi setiap kali sehabis menyusui

•Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui untuk mengurangi nyeri.

CACAR AIR (VIRUS VARISELA ZOSTER)

Periode infeksius dapat bermula 1-5 hari sebelum erupsi vesikel. Lesi

bermula dari leher atau tenggorokan dan menyebar ke wajah, kulit

kepala, membran mukosa dan akstremitas. Kebanyakan ibu dan pekerja rumah sakit pernah

menderita cacar air dan tidak berisiko. Ketika ibu mengidap cacar air beberapa hari sebelum

kelahiran bayi, bayi menjadi berisiko karena antibodi ibu yang memberikan kekebalan

pada bayi belum mempunyai

kesempatan untuk berkembang.

Perawatan :

• Jika ibu sudah pernah mengalami cacar, menyusui akan memberikan antibodi kepada bayi.

Menyusui tidak perlu dihentikan

•Jika ibu belum pernah mengidap cacar air, ibu dan bayinya harus

menerima vaksin varisela jika mereka sudah terpapar

•Jika ibu mengidap cacar beberapa hari sebelum melahirkan :

- ibu dan bayi harus diisolasi secara terpisah jika neonatus tidak mengalami lesi. Hanya

sekitar 50 % bayi yang terpapar akan berkembang menjadi penyakit

- keluarkan ASI jika bayi ditempatkan pada tempat lain

- jika bayi menderita lesi, isolasi bayi dengan ibu; menyusui tidak dihentikan.

CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

CMV adalah hal yang umum; 50-80 % populasi memiliki antibodi CMV di dalam darahnya.

Organisme tersebut dapat dijumpai dalam saliva, urin dan ASI. Janin mungkin sudah

terinfeksi sejak di dalam uterus. Masalah kongenital yang paling serius terjadi pada bayi yang

Page 8: jawaban setiap dk2p1

lahir dari ibu yang memiliki CMV primer selama kehamilan Menyusui merupakan alat yang

penting untuk memberikan imunitas pasif CMV pada bayi. Anak yang disusui, yang

diimunisasi CMV melalui ASI akan terlindungi dari gejala infeksi nantinya dan dari infeksi

primer selama kehamilan.

Perawatan :

Bayi cukup bulan Anjurkan supaya bayi cukup bulan disusui jika ibu telah terbukti

seropositif selama kehamilan. Mengkonsumsi ASI yang terinfeksi akan mengarah pada

infeksi CMV dan sero-konversi dari bayi tanpa akibat yang merugikan.

Bayi preterm

Pertimbangkan dengan hati-hati faktor risiko pemberian ASI dari ibu yang terinfeksi CMV

pada bayi prematur khususnya jika bayi seronegatif. Segera ke neonatolog untuk evaluasi dan

pembuatan keputusan.

HEPATITIS B (HBV)

HBV dapat menyebabkan penyakit sistemik (demam, kelemahan) dan ditularkan melalui

kontak dengan darah yang terinfeksi, sekresi tubuh atau transfusi darah. Bayi yang lahir dari

ibu dengan HBV + langsung tertular, kebanyakan terinfeksi di dalam rahim.

HIV/AIDS

Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat terjadi selama kehamilan (5-10%), persalinan (10-

20%) dan menyusui (10-15%). Meskipun secara umum prevalensi HIV di Indonesia

tergolong rendah (kurangdari 0,1 %), tetapi sejak tahun 2000 Indonesia telah dikategorikan

sebagai negara dengan tingkat epidemi terkonsentrasi karena terdapat kantung-kantung

dengan prevalensi HIV lebih dari 5% pada beberapa populasi tertentu (pada pengguna

narkoba suntikan, PSK, waria, dan narapidana).

Sumber https://ilmufarmasis.files.wordpress.com/2011/03/ph-care-ibu-hamil-dan-

menyusui.pdf

Page 9: jawaban setiap dk2p1