jawaban faal.docx

Upload: rosvitha-amanda

Post on 30-Oct-2015

174 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rangsangan atau stimulus adalah perubahan yang dapat terdeteksi oleh tubuh. Karakteristik rangsang yang perlu diproses oleh sistem saraf terdiri dari tiga karakteristik yaitu modalitas, lokasi, dan intensitas serta durasi1. 1. Karakteristik yang pertama adalah modalitas rangsang atau jenis rangsang. Jenis rangsang yang diterima oleh tubuh akan diteruskan melalui reseptor yang spesifik (kecuali nyeri yang merupakan polimodal). Misalnya adalah rangsangan sentuhan. Rangsang ini memiliki reseptor pada kulit manusia. Rangsang ini memiliki sub-modaliti dengan reseptor yang berbeda pula. Sensasi panas akan diteruskan oleh reseptor ruffini, sensasi dingin akan diteruskan oleh reseptor Krause, sensasi rabaan akan diteruskan oleh reseptor meissner, sensasi tekanan akan diteruskan oleh reseptor paccini sehingga nantinya akan menyampaikan informasi melalui jalur yang spesifik dan mengaktifkan daerah tertentu di korteks serebri yang dikenal dengan jalur berlabel.2 Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya pertama kali mendeteksi rangsang dikenal dengan neuron sensorik ordo pertama. Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik pada ordo kedua (medulla spinalis maupun medulla). Neuron ordo kedua ini kemudian bersinaps dengan neuron ordo ketiga di thalamus sehingga akan diteruskan ke otak.32. Karakteristik dari stimulus yang kedua adalah lokasi rangsangan. Lokasi dari stimulus akan dikode melalui tiga mekanisme yaitu medan reseptif, inhibisi lateral, dan somatotopik. Medan reseptif adalah regio tertentu dalam permukaan kulit yang mana neuron somatosensorik akan berespon terhadapnya. Ukuran medan reseptif ini berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian tersebut. Semakin tinggi densitasnya, semakin kecil ukuran dari medan reseptifnya. Berlaku pula sebaliknya. Untuk mempermudah lokalisasi rangsang, di dalam SSP terjadi inhibisi lateral. Jalur sinyal yang paling mudah terangsang adalah yang berasal dari bagian tengah stimulus yang kemudian menghambat jalur-jalur yang kurang tereksitasi di daerah sekitar. Hal ini disebabkan oleh adanya inhibisi pada neuron orde kedua yang mana jalur yang paling dekat dengan stimulus menginhibisi lateral jalur disekitarnya. Pada tubuh manusia terdapat bagian-bagian yang lebih sensitive dibandingkan bagian lainnya, hal ini dapat dilihat melalui peta somatotopik yang mana semakin besar ruang pada korteks sensorik, semakin sensitif bagian tubuh tersebut.1,33. Karakteristik dari stimulus yang ketiga adalah intensitas dan durasi rangsang atau kekuatan rangsang. Rangsang yang diterima oleh tubuh, dibedakan oleh frekuensi potensial aksi yang timbul pada neuron aferen. Pengkodean dari intensitas dan durasi rangsang dilakukan oleh dua mekanisme yaitu frekuensi dan durasi dari potensial aksi serta adaptasi reseptor. Stimulus yang bersepon terhadap situs transduksi akan mengaktifkan generator/reseptor potensial. Setelah itu generator potensial akan terintegrasi dengan zona pemicu. Frekuensi dari potensial aksi akan sebanding dengan intensitas stimulus. Durasi dari potensial aksi akan akan sebanding dengan durasi stimulus. Semakin tinggi intensitas dan durasi yang diberikan, semakin mudah potensial yang diterima mencapai ambang, serta semakin besar potensial aksinya. Adaptasi reseptor merupakan mekanisme resptor untuk mengalami penurunan atau peningkatan akibat dari stimulus yang diterima. Terdapat dua jenis adaptasi reseptor yaitu reseptor tonik dan reseptor fasik. Reseptor tonik merupakan reseptor yang tidak akan beradaptasi sema sekali atau beradaptasi dengan lambat. Contohnya adalah reseptor regang otot yang memantau panjang otot. Reseptor ini tidak berubah karena memiliki peran yang esensial untuk terus menghasilkan potensial aksi kepada SSP. Reseptor fasik merupakan kebalikan dari reseptor tonik. Reseptor fasik cepat beradaptasi sehingga tidak terjadi respon terhadap rangsang yang terus menerus yang bermanfaat dalam situasi yang mana lebih penting untuk disampaikan oleh perubahan intensitas rangsang.1,3Referensi:1. Sophie Yolanda. Physiology of Peripheral Nervous System. [Slide] ; [Cited 2013 June 6]2. Gardner EP. Coding of Sensory Information. [article on internet] ; [Cited ; 2013 June 6] Available from: http://homepage.psy.utexas.edu/homepage/class/psy394U/hayhoe/IntroSensoryMotorSystems/week3/Kandel%20Ch%2021,%2022,%2023.pdf3. Sherwood L. Human Physiology from cells to system, 7th ed. Australia: Brooks/Cole Cengange Learning; 2011.