jaw aban

2
Jawaban Soal 6 1. Tanda asidosis yang biasa terlihat pada hewan ruminansia ialah adanya penurunan nafsu makan. Tanda-tanda klinis sangat bervariasi, tetapi biasanya menjadi jelas 12-36 jam setelah konsumsi pakan yang mudah di fermentasi. Dalam bentuk akut, asidosis yang cukup parah adalah pelemahan dari fungsi tubuh. Tanda paling awal adalah kelesuan. Berhentinya gerak ruminal adalah indikasi yang sangat kuat terjadinya asidosis karena hal ini diakibatkan oleh konsentrasi tinggi dari asam laktat dan VFA, khususnya butyrate. Kotoran awalnya pekat kemudian menjadi berair dan sering berbusa, dengan bau yang menyengat. Dehidrasi akan berkembang dalam waktu 24 hingga 48 jam. Hewan yang sembuh dapat meninggalkan rumenitis, laminitis, atau pembengkakan hati. Hewan yang mengalami asidosis subacute jarang menunjukkan tanda-tanda klinis ( Owens et al. 1998). Asam laktat juga bisa muncul di dalam rumen apabila ternak ruminansia mengkonsumsi pakan yang banyak mengandung pati. Asam laktat ini juga diserap masuk ke dalam darah melalui dinding rumen. Akumulasi asam laktat di dalam rumen jarang terjadi apabila ternak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri terhadap pakan tersebut. Waktu penyesuaian yang cukup dan perubahan pemberian pakan yang perlahan-lahan akan memungkinkan bakteri pengguna laktat untuk berkembang di dalam rumen sehingga akumulasi asam laktat secara berlebihan tidak. Apabila dihasilkan terlalu banyak asam laktat melebih kemampuan mikroba untuk menggunakannya, sejumlah besar asam laktat akan diserap dan bisa menyebabkan kondisi acidosis

Upload: yosia-arauna

Post on 11-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

top

TRANSCRIPT

Page 1: Jaw Aban

Jawaban

Soal 6

1. Tanda asidosis yang biasa terlihat pada hewan ruminansia ialah adanya penurunan nafsu makan. Tanda-tanda klinis sangat bervariasi, tetapi biasanya menjadi jelas 12-36 jam setelah konsumsi pakan yang mudah di fermentasi. Dalam bentuk akut, asidosis yang cukup parah adalah pelemahan dari fungsi tubuh. Tanda paling awal adalah kelesuan. Berhentinya gerak ruminal adalah indikasi yang sangat kuat terjadinya asidosis karena hal ini diakibatkan oleh konsentrasi tinggi dari asam laktat dan VFA, khususnya butyrate. Kotoran awalnya pekat kemudian menjadi berair dan sering berbusa, dengan bau yang menyengat. Dehidrasi akan berkembang dalam waktu 24 hingga 48 jam. Hewan yang sembuh dapat meninggalkan rumenitis, laminitis, atau pembengkakan hati. Hewan yang mengalami asidosis subacute jarang menunjukkan tanda-tanda klinis (Owens et al. 1998).

Asam laktat juga bisa muncul di dalam rumen apabila ternak ruminansia mengkonsumsi pakan yang banyak mengandung pati. Asam laktat ini juga diserap masuk ke dalam darah melalui dinding rumen. Akumulasi asam laktat di dalam rumen jarang terjadi apabila ternak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri terhadap pakan tersebut. Waktu penyesuaian yang cukup dan perubahan pemberian pakan yang perlahan-lahan akan memungkinkan bakteri pengguna laktat untuk berkembang di dalam rumen sehingga akumulasi asam laktat secara berlebihan tidak. Apabila dihasilkan terlalu banyak asam laktat melebih kemampuan mikroba untuk menggunakannya, sejumlah besar asam laktat akan diserap dan bisa menyebabkan kondisi acidosis

2. eseimbangan asam basa.Proses metabolisme normal tergantung pada stabilitas pH darah ( 7,4 ), jikaterjadi variasi pH darah lebih besar atau lebih kecil 0,3 ( 7,1 < pH< 7,7 ) maka akan sangat mengganggu proses metabolisme dan membahayakanjiwa pasien. Untuk mempertahankan stabilitas pH darah ada beberapa sistem buffer yang domelike tubuh antara lain sistem bicarbonate. Evaluasi terhadap keseimbangan asam basa ini sering dilakukan dengan evaluasi terhadap kadarbicarbonate dan pCO2 dalam darah. Kondisi asam basa yang dapat terjadi adalah :- Acidosis respiratorik. Penyakit yang disertai hypoventilasi menyebabkanterganggunya ekshalasi CO2 ( pCO2 meningkat ) akan menyebabkan meningkatnya kadar H+ dan kadar HCO3- menurun ( penyebab penurunan pH darah ). Untuk kompensasi hal tersebut maka absorbsi HCO3- dapat meningkat. Penyebab adalah anesthesia, pneumonia terminus. - Alkalosis respiratorik. Ekshalasi CO2 yang berlebihan ( hyperventilasi ) akan menyebabkan hilangnya ion H+ dan kadar HCO3-meningkat. Untuk kompensasi hal tersebut maka ekskresi HCO3- di ginjal

Page 2: Jaw Aban

dapatmeningkat ( terjadi peningkatan pH darah ). Penyebab adalah heat stroke,panting, hepatic encephalopathy. - Acidosis metabolic. Terjadi karenamenurunnya kadar HCO3- dalam plasma yang disebabkan oleh ikatan HCO3- dengan asam organik, hilangnya HCO3- secara berlebihan ( diarrhea, hypersalivasi ) danketidakmampuan ginjal untuk reabsorbsi. Kompensasi yang sering terjadi adalah dengan hyperventilasi sehingga HCO3- meningkat. Penyebab adalah diarrhea,shock, renal failure, uremia, diabetes mellitus, diabetic ketoacidosis. -Alkalosis metabolic. Terjadi karena meningkatnya kadar HCO3- dalam plasma sehingga pH darah meningkat. Kompensasi yang terjadi adalah dengan hypoventilasi untuk mempertahankan CO2 danmeningkatkan pH. Ekskresi HCO3- melalui ginjal sebagai pengganti filtrasi Cl-.Penyebab adalah vomiting, hepatic failure, acute pancreatitis. B. Kebutuhancairan tubuh.