jati diri generasi muda muslim sejati
DESCRIPTION
Kajian Singkat Mengenai Jati Diri seorang Generasi Muda Muslim yang SejatiTRANSCRIPT
1
JATI DIRI GENERASI MUDA MUSLIM SEJATI Oleh : dr. Yasjudan Rastrama Putra
Banyak orang yang berkata tentang pentingnya jati diri, terutama untuk
seorang pemuda muslim, namun yang sering menjadi pertanyaan adalah apa itu jati
diri generasi muda muslim dan bagaimana cara mencapainya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonsia, jati diri didefinisikan sebagai ciri-ciri, gambaran, atau keadaan
khusus seseorang atau suatu benda; identitas; dan juga disebut inti, jiwa, semangat,
dan daya gerak dari dalam; spiritualitas: mencari -- diri pembangunan nasional.
(KBBI Online, 2011). Sedangkan dalam konteks jati diri pemuda muslim berarti
setia menjalankan nilai-nilai islam kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Pemahaman terhadap jati diri ini sangat penting untuk pemuda muslim, agar bisa
menjalani kehidupan sesuai dengan fitrah dan memiliki makna yang benar. Karena
betapa banyak generasi muda yang merusak masa depannya dengan berbagai macam
kegiatan sia-sia ataupun tercela bahkan hanya sekedar meniru-niru tata busana,
pemikiran dan banyak aspek kehidupan tanpa tahu hakikatnya dengan alasan mencari
jati diri.
Salah satu cara yang mudah untuk mengenali jati diri kita adalah dengan
menjawab tiga pertanyaan berikut ini yaitu, siapa aku? Dari mana aku? Dan kemana
aku akan pergi? Maka bagi seorang pemuda muslim dalam menjawab tiga
pertanyaan ini ia kembalikan kepada petunjuk ilahi. Karena Allah SWT lah yang
memiliki jawaban yang mutlak benar untuk berbagai macam soalan, sedangkan
jawaban dari pemikiran manusia masih banyak sekali kemungkinan salahnya, hal ini
sebagaimana difirmankan Allah SWT :
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.(QS. Al-Baqarah : 147)
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat- kalimat-Nya dan Dia lah yang
Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am : 115)
. Dalam Al-Quran juga berfirman agar kaum muslimin selalu taat kepada
Rasul Muhammad SAW :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah
kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.“ (QS. Muhammad: 33).
2
Maka dengan ayat ini sudah sangat jelas bahwa sumber untuk menentukan dan
panduan mendapatkan jati diri seorang muslim sejati adalah dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
Sedangkan jawaban pertanyaan pertama yaitu siapa sebenarnya hakikat
manusia itu bisa kita dapatkan di Al-Quran :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariat : 56)
Dalam ayat ini bisa kita ketahui bahwa hakikat manusia adalah sebagai
hamba Allah, yang berkewajiban mengabdi dan menyembah hanya kepada Allah.
Hal yang serupa kita jumpai di pengakuan di syaiddul istighfar di dalam kitab Doa-
doa dari Al-Quran dan Hadist, yang ditulis oleh Syaikh bin Baz : Ya Allah! Engkau
adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku….” (HR. Bukhari no. 6306). Maka jelas sudah bahwa
manusia itu adalah hamba yang diciptakan Allah SWT, yang tugasnya adalah
beribadah dengan penuh ketaatan dan memurnikan ketatan hanya kepada Allah SWT
saja.
Kemudian jawaban pertanyaan kedua yaitu dari mana asal manusia bisa
ditemukan jawabannya pada ayat yang mulia ini.:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya….. (QS. Al-Hajj : 5)
Dari jawaban pertanyaan kedua yang telah dijawab oleh ayat diatas semakin
jelas bahwa manusia dulu asalnya hanya dari tanah kemudian dari setetes air mani
yang kemudian Allah SWT lah yang menjadikannya menjadi manusia seutuhnya
yang konsekuensinya adalah menguatakan jawaban pertanyaan pertanya bahwa
manusia itu hendaknya selalu taat dan menghamba kepada Allah SWT. Kemudian
3
jawaban pertanyaan ketiga kemana kita akan pergi bisa didapatkan dari ayat yang
mulia berikut ini :
“Tiadalah kehidupan Dunia ini selain main-main dan senda-gurau belaka, dan
sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
tidaklah kamu memahaminya!”.(QS. Al-An’am : 32). Maka dengan terjawabnya tiga
pertanyaan diatas sudah jelaslah apa jati diri muslim sejati itu yaitu, manusia itu
adalah ciptaan Allah yang berasal dari tanah kemudian air mani, kemudian ia diberi
tugas beribadah dan taat kepada-Nya untuk mencapai kebagiaan hakiki di akhirat
kelak.
Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah bagaimana cara kita menjalani
hidup ini agar sesuai dengan jati diri muslim sejati diatas? Seorang pemuda bisa
hidup sesuai dengan jati diri muslim sejati dengan menjalankan tiga kiat berikut ini
yaitu, pertama, ia mengenali dan memegang teguh nilai-nilai agama. Kedua, ia
memiliki rencana hidup yang jelas. Ketiga, ia mampu berkata TIDAK untuk
melindungi jati dirinya.
Untuk bisa menjalankan prinsip pertama yaitu mengenali dan memegang
teguh nilai-nilai agama maka seorang pemuda muslim harus menuntut ilmu agama,
bersungguh-sungguh mempelajari Al-Quran dan sunah, sehingga ia bisa mengenali
pokok-pokok nilai agama baik itu dalam hal aqidah, akhlaq ataupun ibadah.
Sehingga kesetiaan pada nilai-nilai agama yang memiliki kebenaran mutlak ini bisa
menuntunnya untuk menjalani kehidupan.
Untuk melihat bagaimana cara mempraktekkan nilia-nilai agama ini dalam
kehidupan sehari-hari seorang pemuda bisa mempelajari sejarah hidup Rasulullah
SAW dan juga para sahabat. Contoh sebagaimana disebutkan dalam tafsir Ibnu
Katsir Surat Al-Kafirun, Rasulullah SAW mempertahankan jati diri dalam urusan
aqidah ketika beliau ditawari untuk 1 tahun menyembah berhala dan 1 tahun orang-
orang kafir Quraish akan menyembah Allah SWT, maka dalam menanggapi hal ini
diturunkan surat Al-Kafirun sebagai patokkan jati diri dalam urusan aqidah dan
tauhid. Sehingga dengan memegangi nilai-nilai agama ini seorang muslim akan tahu
mana saja tindakkan yang baik dan mana yang buruk.
Cara kedua yang harus ditempuh adalah seorang pemuda muslim haruslah
memiliki rencana hidup yang jelas. Setelah kita mengetahui bahwa tujuan kita hidup
di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga nanti bisa masuk
ke surganya. Maka pokok tujuan utama tujuan hidup kita ini adalah bagaimana
4
caranya agar bisa mencapai surga dengan tidak melupakan kehidupan dunia seperti
disebutkan dalam surat Al-Qasas : 77. Maka rencana hidupnya haruslah sesuatu yang
berorientasi pada akhirat dengan memaksimalkan hal-hal yang ada di dunia.
Contoh seorang pemuda muslim yang duduk di bangku sekolah menengah
atas, yang salah satu cita-citanya adalah menjadi dokter, karena ia tahu jika dikaji
dalam konteks keagamaan profesi dokter adalah profesi netral sebagaimana yang lain
seperti insinyur ataupun guru, sama-sama tetap membuka peluang untuk bisa
membawanya masuk ke jannahnya Allah SWT, maka jika ia memiliki rencana yang
jelas untuk mencapainya, ia akan setia menjalani proses dalam mencapai cita-cita
nya itu. Ia akan belajar dengan sunggung-sungguh, mengambil jurusan IPA,
kemudian mau mengikuti bimbingan belajar, mencari informasi tentang pendidikkan
kedokteran dan nanti ketika ujian masuk perguruan tinggi ia akan memilih kode
untuk jurusan pendidikkan dokter, Kejelasan rencananya ini akan menjadi pelindung
diri baginya dari kegiatan yang sia-sia dan juga dari kegaitan baik yang tidak sejalan.
Contoh melindungi diri dari kegiatan sia-sia adalah karena ia memiliki rencana
belajar yang jelas, ia tidak akan dengan mudah tergiur ajakkan teman-temannya
untuk jalan-jalan, bermain PC Game, atau hanya sekedar kongkow-kongkow saja.
Sedangkan contoh bahwa rencana yang jelas ini akan melindunginya dari
kegiatan baik yang tidak sejalan misalnya adalah ketika ada seorang kawan
mengajaknya untuk mengikuti ujian di akademi militer atau polisi, namun karena ia
tahu bahwa rencananya adalah untuk menjadi dokter, dan di sisi lain kondisi fisiknya
juga kurang memungkinkan, jika ia sudah membuat alur rencana untuk menjadi
dokter, maka hal ini bisa melindunginya. Ia akan terhindar dari kegalauan, ia bisa
memutuskan pilihan dengan tegas dan meyakinkan. Ia lebih memilih menolak
ajakkan temannya itu sehingga ia menjadi lebih bisa memanfaatkan waktu untuk
belajar materi ujian dari pada harus mempersiapkan fisik dan pengetahuan untuk
mengikuti ujian di akademi militer atau polisi.
Ketiga, hal yang harus dikuasai untuk bisa menjalani hidup sesuai dengan jati
diri pemuda muslim adalah seorang pemuda itu haru memiliki kemampuan untuk
berkata TIDAK. Kata TIDAK adalah suatu kata ajaib untuk melindungi jati diri dan
integritas. Berkata TIDAK ini bukan hanya untuk menghindari ajakkan orang lain
untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinisip-prinsip islam dan juga
dengan rencana baik yang telah ia susun, namun juga harus mampu berkata tidak
5
untuk meenghentikan kebiasaan dirinya yang tidak sejalan dengan prinsip islam dan
rencana baiknya.
Banyak orang khawatir jika ia mengatakan TIDAK maka ia akan melukai
kedekatan hubungan ia dengan orang lain, padahal jika ia mengetahui cara
mengatakan tidak dengan positif maka ia akan tetap bisa menjaga dirinya serta dilain
sisi ia akan tetap bisa menjaga kualitas hubungan baik dengan orang lain. Dikutip
dari buku “Kekuatan Kata Tidak” yang ditulis oleh William Ury, 2007, untuk bisa
berkata TIDAK dengan positif seseorang harus bisa menemukan YA, TIDAK , YA.
Ya yang pertama adalah YA dirinya, mengapa ia harus menolak ajakan tersebut, hal
ini sangat erat hubungannya dengan kiat yang pertama dan kedua yaitu ia harus
benar-benar paham tentang prinsip-prinsip islam dan rencana yang telah disusun.
Setelah ia bisa mengenali YA pertamanya, ia harus mengatakan TIDAK nya, yaitu
mengapa ia menolak hal tersebut, TIDAK ini harus disampaikan dengan sopan dan
tanpa melukai hati, kemudian dia harus mengatakan YA yang kedua, YA ini adalah
YA untuk orang lain, semacam jalan ketiga atau win-win solution yang hal ini juga
dijelaskan Steven Convey pada The Seven Habbit of Highly Effective People.
Untuk mempermudah memahami bagaimana cara mengatakan TIDAK yang
positif silahkan diperhatikan contoh berikut ini. Seorang pemuda muslim yang taat
kebetulan mendapatkan pekerjaan di negara yang Islam adalah minoritas, dalam
suatu pertemuan, bos dari pemuda ini menawarkan minuman beralkohol pada
pemuda ini. Maka karena ia tahu minuman beralkhohol itu haram untuk dirinya, ia
akan berkata pada bosnya dengan YA pertamanya yaitu “Pak dalam agama yang
saya anut, saya dilarang untuk meminum minuman beralkohol”, kemudian ia
melanjutkan dengan TIDAK nya, “Jadi maaf saya tidak bisa meminum minuman
ini”, yang ditutup dengan YA kedua yang berisi jalan ketiga atau win-win solution
“Bagaimana jika saya minum jus buah yang ada disudut ruangan itu saja?” Bisa
dilihat dari jawaban tersebut tidak ada suasana permusuhan yang ditampilkan.
Bos pemuda tersebut menjadi semakin menghormati pemuda tersebut karena
ia tahu ternyata pemuda ini memilki prinisip yang kokoh. Jika kasusnya sang bos
tersebut tetap ingin memaksa maka ini menunjukkan bahwa ia sudah tidak
menghormati pemuda tersebut, maka ia cukup mengatakan maaf saya tidak bisa dan
segera pergi dari tempat itu, jika perlu sebaiknya ia mencari pekerjaan lain karena
rizki itu datangnya dari Allah SWT. Dan sudah jamak diketahui bahwa seseorang
yang memiliki jati diri akan dihormati walau mungkin ia dibenci.
6
Contoh diatas adalah kata TIDAK untuk melindungi prinsip-prinsip
keagamaan yang dipegangi oleh seorang pemuda muslim. Contoh berikutnya ini
adalah bagaimana kata TIDAK bisa melindungi seorang pemuda dari kegiatan sia-sia
ataupun dari kegiatan baik yang tidak sejalan. Misalkan ada seorang pemuda muslim
yang telah mendekati masa ujian untuk masuk perguruan tinggi. Di saat yang sama ia
diajak untuk mendaki gunung oleh kawan dekatnya, karena ia juga merupakan
anggota pecinta alam di sekolahnya. Namun karena ia tahu ajakkan ini walaupun
baik namun tidak sejalan dengan rencana yang ia susun, maka ia bisa menolak
dengan seperti ini, untuk YA pertama “Saat ini kebetulan sudah H-1 minggu untuk
ujian masuk perguruan tinggi”, kemudian untuk tidaknya ia berkata, “Jadi maaf aku
tidak bisa memenuhi ajakkanmu kali ini”, dan untuk YA yang kedua ia menawarkan
jalan ketiga atau win-win solution “Bagaimana kalau nanti kita mendaki gunungnya
setelah ujian masuk perguruan tinggi, sekaligus untuk refreshing”.
Untuk contoh berkata tidak untuk diri sendiri adalah sebagai berikut, seorang
aktivis mahasiswa mulai menyadari kesibukkannya semakin hari semakin
meningkat,ia tahu tugas organisasi dan tugas kuliah dua-duanya harus terselesaikan
dengan baik, disisi lain ia memiliki kebiasaan bermain PC game dengan durasi yang
lama dalam sehari bisa mencapai 5 jam. Ia mulai menyadari kebiasaannya ini bisa
mengacaukan berbagai macam rencana dan tujuan hidupnya. Maka ia berkata
TIDAK pada dirinya sendiri untuk menghentikan kebiasaannya ini. Ia mengatakan
YA yang pertama dengan menemukan pemahaman tentang berharganya waktu dan
pentingnya managemen waktu, kemudian ia mengatakan TIDAK pada PC game
dengan menhapus game yang ada pada komputernya. Sedangkan untuk YA yang
kedua ia memfasilitasi keinginannya untuk melepas kejenuhan dengan membaca
berbagai macam buku yang mana hal ini adalah jauh lebih positif dibandingkan
dengan bermain PC game 5 jam sehari yang sampai mengacaukan jadwal tidurnya.
Diatas telah dijelaskan konsep jati diri dikaji dari Al-Quran dan Hadist,
kemudian dijelaskan pula bagaimana cara menjalankannya dalam kehidupan sehari
hari. Untuk semakin mempermudah pemahaman bisa diperhatikan diagram
kesimpulan dibawah ini. Dari bagan bisa kita lihat bahwa jati diri seorang pemuda
mulim sejati itu berasal dari prinsip-prinsip kebenaran dari Al-Quran dan As-Sunah.
Yang mana jika ia telah memiliki jati diri maka jannah adalah tujuan utama dan
terakhirnya, untuk mencapainya ia memiliki rencana-rencana. Kemampuan berkata
TIDAK sangat diperlukan untuk melindungi prinsip-prinsip keagamaan yang
7
dipegangi dan juga untuk bisa menghindarkan diri dari kegiatan sia-sia ataupun
kegiatan positif yang tidak sejalan, sehingga ia benar-benar bisa menjadi dirinya
sendiri, generasi muda muslim sejati.
Diagram konsep jati diri
SUMBER UNTUK:
JATI DIRI
PRINSIP AGAMA:
AQIDAH, AKHLAK, IBADAH
BERBAGAI MACAM HAL YANG BERTENTANGAN DENGAN
PRINSIP AGAMA
TUJUAN AKHIR ADALAH JANNAH
RENCANA DALAM HIDUP YANG SIFATNYA NETRAL (MENJADI
GURU, DOKTER, INSINYUR DLL)
TIDAK
TIDAK
BERBAGAI MACAM AJAKKAN YANG SIFATNYA
SIA-SIA DAN TIDAK SEJALAN DENGAN
RENCANA
8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz. 2007. Doa-doa dari Al-quran dan Al-hadist (Diterjemahkan oleh Muhammadun Abd Hamid, Ma. Dr.Muh.Mu’inudinillah Basri, Ma Fir'adi Nasruddin Abdullah, Lc .Erwandi Tarmizi). Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
Convey, Steven. 1989. The Seven Habbit of Highly Effective People. USA : Franklyn Covey Co.
Ibnu Katsir. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim. Muassasah Qurthubah Kamus Besar Bahasa Indonesia Onlline, http://kbbi.web.id/jati diakses pada 8 Mei
2014 Ury, William. 2007. Kekuatan Kata Tidak: Bagaimana Mengatakan Tidak untuk
Mempererat Hubungan dan Mempererat Hubungan (diterjemahkan oleh Ati Cahyani). Jakarta : Ufuk Press