januari - maret lensa prioritas · sekolah pada tahap i ternyata tidak mengalami kendala yang...

12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Jawa Tengah arang dari kulit ketela, alat timbangan dari gelas, pembelajaran organ manusia dari bambu dan berbagai hasil karya siswa yang lain. Selain itu, madrasah menunjukkan perubahan dalam perencanaan dan pelaksanaan progam madrasah, seperti dalam dokumen RKM, RKT, dan RKAM dalam upaya peningkatan partisipasi seluruh warga madrasah dan pengelolaan madrasah yang transparan dan akuntabel. Kepala Seksi Kelembagaan Kementerian Agama RI Dr Syaefuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih atas pendampingan USAID PRIORITAS. “Direktur Pendidikan Madrasah, Prof Nurkolis mengharapkan madrasah-madrasah mitra Program USAID PRIORITAS bisa menyebarluaskan ke madrasah di sekitar sehingga semua bisa merasakan manfaatnya,” harapnya. [AR] “Setelah dua tahun mendampingi program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG), USAID PRIORITAS berhasil mendorong kepala daerah untuk membuat kebijakan terkait PPG. Hasilnya, hingga bulan April 2015 sudah ada delapan kebijakan bupati untuk menata guru,” ungkap Spesialis Manajemen dan tata kelola USAID SEMARANG – Madrasah mitra USAID PRIORITAS dan UIN Walisongo secara khusus melakukan unjuk karya praktik yang baik sebagai dampak pendampingan program USAID PRIORITAS. Mereka memamerkan produk-produk pembelajaran, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat di Semarang (11/2). Sejumlah 23 madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah (MI/MTs) dari tujuh kabupaten mitra USAID PRIORITAS (Batang, Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, Sragen, Demak, dan Grobogan) dan UIN Walisongo Semarang berlomba-lomba menunjukkan perubahan positif di madrasahnya. Mereka menampilkan hasil karya siswa seperti katrol yang dikembangkan dalam pembelajaran, minyak jelantah yang dapat berkualitas baik setelah diproses dengan Edisi 10 Januari - Maret 2015 Madrasah Mitra Tunjukkan Perubahan Positif Kepala Kemenag Provinsi Jawa Tengah Drs. Ahmadi bersama Rektor UIN Walisongo, Prof Muhibbin, melihat karya siswa MTs Maarif Mandiraja Banjarnegara yang melakukan percobaan penjernihan minyak jelantah dengan arang dari kulit ketela pohon. Implementasikan PPG di 6 Kabupaten Mitra PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi MPd. Delapan kebijakan tersebut diantaranya penerbitan keputusan bupati dan peraturan bupati terkait penataan guru. Kebijakan itu diimplementasikan di Kabupaten Sragen, Semarang, Batang, Pekalongan, dan Wonosobo. [NK] Tim USAID PRIORITAS dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mendiskusikan pengembangan program PPG dalam forum diskusi dan evaluasi penggabungan SDN Kab. Semarang (19/03).

Upload: buidieu

Post on 24-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Jawa Tengah

arang dari kulit ketela, alat timbangan dari gelas, pembelajaran organ manusia dari bambu dan berbagai hasil karya siswa yang lain. Selain itu, madrasah menunjukkan perubahan dalam perencanaan dan pelaksanaan progam madrasah, seperti dalam dokumen RKM, RKT, dan RKAM dalam upaya peningkatan partisipasi seluruh warga madrasah dan pengelolaan madrasah yang transparan dan akuntabel.

Kepala Seksi Kelembagaan Kementerian Agama RI Dr Syaefuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih atas pendampingan USAID PRIORITAS. “Direktur Pendidikan Madrasah, Prof Nurkolis mengharapkan madrasah-madrasah mitra Program USAID PRIORITAS bisa menyebarluaskan ke madrasah di sekitar sehingga semua bisa merasakan manfaatnya,” harapnya. [AR]

“Setelah dua tahun mendampingi program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG), USAID PRIORITAS berhasil mendorong kepala daerah untuk membuat kebijakan terkait PPG. Hasilnya, hingga bulan April 2015 sudah ada delapan kebijakan bupati untuk menata guru,” ungkap Spesialis Manajemen dan tata kelola USAID

SEMARANG – Madrasah mitra USAID PRIORITAS dan UIN Walisongo secara khusus melakukan unjuk karya praktik yang baik sebagai dampak pendampingan program USAID PRIORITAS. Mereka memamerkan produk-produk pembelajaran, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat di Semarang (11/2).

Sejumlah 23 madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah (MI/MTs) dari tujuh kabupaten mitra USAID PRIORITAS (Batang, Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, Sragen, Demak, dan Grobogan) dan UIN Walisongo Semarang berlomba-lomba menunjukkan perubahan positif di madrasahnya. Mereka menampilkan hasil karya siswa seperti katrol yang dikembangkan dalam pembelajaran, minyak jelantah yang dapat berkualitas baik setelah diproses dengan

Edisi 10Januari - Maret

2015

Madrasah Mitra Tunjukkan Perubahan Positif

Kepala Kemenag Provinsi Jawa Tengah Drs. Ahmadi bersama Rektor UIN Walisongo,Prof Muhibbin, melihat karya siswa MTs Maarif Mandiraja Banjarnegara yang melakukanpercobaan penjernihan minyak jelantah dengan arang dari kulit ketela pohon.

Implementasikan PPG di 6 Kabupaten Mitra

PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi MPd.

Delapan kebijakan tersebut diantaranya penerbitan keputusan bupati dan peraturan bupati terkait penataan guru. Kebijakan itu diimplementasikan di Kabupaten Sragen, Semarang, Batang, Pekalongan, dan Wonosobo. [NK]

Tim USAID PRIORITAS dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mendiskusikan pengembangan program PPG dalam forum diskusi dan evaluasi penggabungan SDN Kab. Semarang (19/03).

SEMARANG – Penaataan dan pemerataan guru (PPG) pada intinya dilakukan untuk menolong hak-hak individu para praktis pendidikan. Bila setiap kewajiban yang diundangkan, khususnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tidak dilakukan, guru bisa kehilangan hak-haknya.

Hal itu disampikan Kasubdit Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar (P2TK Dikdas) Kemendikbud Bambang Susilo dalam diskusi dan koordinasi program penataan dan pemerataan guru, penggabungan sekolah dasar negeri Kabupaten Semarang tahap 2 di Hotel Beringin, Salatiga, Kamis (19/3).

Misalnya, hal yang terkait dengan rasio guru dan rombongan belajar (rombel), yakni 1 banding 20, jam

LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

mengajar guru minimal 24 jam, peningkatan profesionalisme guru, dan hak-hak siswa untuk mendapatkan pelayanan pendidikan secara maksimal.

”Karena itu, kegiatan penataan dan pemerataan guru merupakan antisipasi yang sangat tepat untuk menolong hak-hak individu dalam pendidikan,” katanya.

Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah Nurkolis juga menyampaikan pentingnya kegiatan penggabungan sekolah dalam rangka PPG. Nurkolis merujuk pada peraturan yang saat ini sedang digodok oleh pemerintah untuk mengganti Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri.

“Saat ini sedang dirancang aturan untuk memberikan sanksi dan insentif untuk daerah yang secara proaktif melakukan PPG. Sanksi yang direncanakan diberikan di antaranya, pemotongan anggaran dari pusat dan daerah serta tidak mendapat formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Sementara insentif yang rencananya akan diberikan berupa keringanan pajak atau penambahan dana alokasi umum (DAK),” terang Nurkolis.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih mengatakan, pihaknya merencanakan regrouping (penggabunggan) SDN tahap dua dengan mengevaluasi pelaksanaan pada tahap pertama yakni pada Januari 2015.

Menurut dia, hasil evaluasi pelaksanaan penggabungan sekolah pada tahap I ternyata tidak mengalami kendala yang berarti. Baik dari sisi aset, siswa, guru, pembelajaran, komite sekolah, administrasi, dan lain-lain. [AR]

KEMENDIKBUD mendukung program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru yang dilakukan oleh USAID

PRIORITAS. Hal tersebut mengingat guru memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan PKB. Oleh karena itu, agar PKB

berjalan dengan baik, dinas pendidikan perlu difasilitasi cara menganalisis data-data yang ada. Sehingga, bisa memetakan peta

pengembangan profesi guru secara tepat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Dikdas BPSDMP-PMP Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni. “Hal yang paling penting adalah Dinas Pendidikan melakukan kontrol, baik data

yang dijadikan dasar pengolahan, maupun kesesuaian kualitas kompetensi guru yang mendapat nilai tersebut,” kata Dian.

Data-data yang digunakan seperti data tentang penilaian kinerja guru dan uji kompetensi guru diharapkan sesuai dan

betul-betul menggambarkan peta kondisi guru yang sebenarnya. Bila data sumbernya baik, kebijakan perencanaan pelatihan

juga akan semakin baik. Apalagi, di akhir rencana pembengunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2017, guru harus

mempunyai nilai kompetensi 8. [AR]

Bantu Hak-Hak Individu Guru dengan Penataan

SAAT DISKUSI: Kasubdit P2TK Kemendikbud Bambang Susilo (kanan), Kepala Dindikbud Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih, Koordinator USAID PRIORITAS Jateng Nurkolis, dan Spesialis Manajemen dan tata kelola Hari Riyadi (kiri) dalam diskusi di Hotel Beringin, Salatiga, Kamis (19/03).

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Dikdas BPSDMP-PMP

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni

dalam Lokakarya 2 Analisis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Guru yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS di Yogyakarta, (9-

12/3)

Kemendikbud Dukung Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru

3 Edisi 10, Januari - Maret 2015 - LENSA PRIORITAS

Sebanyak tujuh kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi mitra USAID PRIORITAS telah mendapatkan pendampingan untuk mengelola guru dengan baik. Pendampingan ini sebagai respon atas Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama No. 05/X/PB/2011, No. SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, No. 48 Tahun 2011, No. 158/PMK.01/2011, dan No. 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS.

Hasilnya, lima kabupaten telah mengeluarkan kebijakan penataan

guru, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Sragen, Kebupaten Pekalongan, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Batang. Jenis dan bentuknya berupa Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati.

Proses pendampingan dimulai dari pengumpulan data yang bersumber dari Data Pokok Pendidikan di Dinas Pendidikan, verifikasi data, analisis data, rekomendasi kebijakan, dan membuat kebijakan. Proses pendampingan tersebut dilakukan secara sistematis, partisipatif, dan berkesinambungan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat yang peduli pendidikan.

Kepala Daerah di Jawa Tengah Serius Kelola Guru

“Kami juga melibatkan DPRD, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Bappeda, BKD, DPPKAD, dan warga sekolah termasuk komite sekolah,” tambah Spesialis Manajemen dan tata kelola USAID PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi.

Program PPG, khususnya dalam hal pengelolaan guru, pada dasarnya adalah membentuk sekolah yang berkualitas dan siswa dapat dilayani dengan baik. Jumlah guru yang dialokasikan cukup sehingga tidak ada lagi jam pelajaran yang kosong. Guru lebih profesional karena setiap kelas dan setiap mata pelajaran dilayani oleh guru yang layak. Selain itu, guru bisa bekerja lebih baik lagi karena dekat dengan rumahnya dan bisa terpenuhi kewajiban jam mengajarnya. Akhirnya, guru bisa tetap mendapatkan tunjangan profesi sebagai tambahan dari gaji yang selama ini telah diperoleh.

Setelah terbit, kebijakan terkait PPG terus dikawal agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan. USAID PRIORITAS juga ikut mengawal implementasinya. Misalnya, di Kabupaten Semarang telah dilakukan pendampingan terkait penggabungan sekolah dasar negeri. Dalam kegiatan ini, diidentifikasi permasalahan yang muncul selama proses penggabungan serta dicari alternatif solusinya.

“Kami berharap, penggabungan sekolah-sekolah kecil hasilnya menjadikan lebih baik. Kami akan upayakan pengelolaannya,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Dra Dewi Pramuningsih MPd saat diskusi penggabungan SDN tahap kedua Maret lalu. [NK]

Beda Waktu dan Variabel, Beda Kebijakan

20 SDN9 SDN

R: Efisiensi 99

25 SDN

12 SDN

R: Efisiensi 85

66 SDN

33 SDN

R:Efisiensi 297

M:39 orang guru

M:499 orang guru

M:16 orang guru

SDN

SDN

SDN

SDN

SDN

SDN

Pekalongan (M:R) Wonosobo (M)

Batang (M) Sragen (M)

Semarang (R) M Mutasi

R Regrouping

Peta Kebijakan 5 Kabupaten Mitra yang Telah Melaksanakan Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru (PPG)

“Penyebab harus digabung itu karena memang variabelnya sudah berubah. Saat sekolah dasar (SD) tersebut didirikan dahulu dan variabel saat ini sudah berubah sehingga kebijakan yang diambil juga harus mengikuti. Yang jelas, kalau harus digabung, itu semata-mata untuk kepentingan pendidikan. Saya juga minta hentikan politisasi

Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman dalam pembukaan sosialisasi perbup Nomor 36/2014 tentang pedoman penggabungan SDN di Sragen (18/3).

4 LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

SEMARANG - Untuk mendorong kabupaten mitra di Provinsi Jawa Tengah dalam menyebarluaskan praktik-praktik yang baik, USAID PRIORITAS Jawa Tengah menyelenggarakan lokakarya perencanaan diseminasi tingkat provinsi di Hotel Aston, Senin (10/2).

Dalam pembukaan lokakarya tersebut, Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa tengah Dr Nurkolis MM menyebutkan bahwa dalam rentang Oktober - Desember 2014 saja, jumlah peserta diseminasi mencapai 5.232 orang peserta dari tingkat SD, MI, SMP, MTs, dan lembaga pemerintahan.

“Dalam tiga bulan tersebut, jumlah dana yang dialokasikan untuk pelatihan menggunakan modul USAID PRIORITAS mencapai Rp. 1,9 miliar. Dana tersebut merupakan dana sharing antara USAID PRIORITAS dan penyelenggara kegiatan,” kata doktor manajemen tersebut.

Pada sesi satu, USAID PRIORITAS mengundang para penggiat diseminasi di kabupatennya, yakni Kabupaten Grobogan Ibu Sri Anjasmara, Kabupaten Kudus Bapak Sunarto, dan Kabupaten Karanganyar dari Kasi Kurikulum Bapak Sutrisno. Pada sesi kedua, diskusi di awali paparan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Ibu Dewi Pramuningsih, Kasi Sarana Prasarana Bapak Agus Purnomo, dan Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng Dr Nur Abadi.

Dr Nur Abadi menyampaikan bahwa hasil monitoring menunjukkan bahwa perubahan di madrasah mitra sangat positif. Karena itu, dari pihak Kanwil Kemenag akan memotivasi sekolah dan madrasah mitra untuk mereplikasi program ini. Baik melalui dana mandiri ataupun sumber-sumber lain yang relevan.

“Program yang baik akan kita dukung, walaupun kami masih terbatas dalam pendanaan DIPA. Namun, sumber daya yang bisa dimaksimalkan dari sekolah masih banyak. Apalagi jumlah guru madrasah yang tersertifikasi juga sudah sangat banyak. Mereka akan kita dorong untuk melaksanakan diseminasi secara mandiri,” pungkasnya. [AR]

Lokakarya Perencanaan Diseminasi: Dorong Sebarluaskan Praktik yang Baik

Spesialis manajemen dan tata kelola Hari Riyadi memaparkan proses diseminasi di Jawa Tengah. Sejumlah perwakilan dari 15 kabupaten mitra hadir dan merencanakan penyebarluasan praktik-praktik yang baik di tingkat kabupaten (10/2).

MAGELANG - Sejumlah 70 dosen dilatih USAID PRIORITAS mengembangkan pembelajaran aktif di lembaganya. Mereka berasal dari Unnes, UIN Walisongo Semarang, UNY, UNS, UKSW Salatiga, IAIN Purwakerto, UPGRI Semarang, dan STAIN Pekalongan.

Mereka dilatih selama empat hari (19-21/3) di Grand Artos Magelang untuk menggunakan buku sumber dari USAID PRIORITAS dan mengembangkannya dalam bidang Matematika, IPA, Literasi SD/MI, dan Literasi SMP/MTs.

Mereka terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan. Karena hampir 80 persen berisi praktik-praktik inovatif. Suseno MA, dosen Bahasa Indonesia Unnes yang telibat langsung dalam pembuatan buku sumber tersebut, menyebutkan alasan kegiatan itu penting untuk dilakukan. "Dosen di LPTK adalah pencetak guru. Untuk membekali guru kemampuan dalam literasi, matematika, dan IPA yang inovatif mereka perlu dilatih sejak jadi mahasiswa,” ungkapnya.

Doktor matematika dari UNY Dr Sugiman menjelaskan bahwa fakta, konsep, prinsip dan prosedur dalam matematika sudah disampaikan dengan baik dan benar dalam pelatihan tersebut. Materi juga disampaikan dengan cara pemodelan sehingga serasa mereka melakukan aktivitas di perkuliahan.

“Yang paling berkesan adalah saya berperan menjadi 3 orang dalam pelatihan ini. Sekali waktu saya menjadi dosen, kemudian menjadi mahasiswa, dan kemudian menjadi siswa. Kondisi riil tersebut membuat kami lebih memahami pola pikir ketika menjadi peran itu,” katanya dengan antusias.

Doktor Bahasa Indonesia dari Unnes, Mimy Mulyani menambahkan bahwa kegiatan ini sangat inspiratif dan menjadikannya lebih kreatif. Karena banyak contoh-contoh dan mode-model pembelajaran baru yang dipraktikkan.

“Disini banyak mempraktikkan cara pembelajaran di perkuliahan yang dikelola secara inovatif dan kreatif. Teori dan praktik banyak kami lakukan sehingga sangat aplikatif bila diterapkan. Apalagi banyak pengalaman literasi yang dilakukan untuk menggiatkannya, baik ditingkat SMP/MTs maupun SD/MI,” jelasnya. [AR]

Latih Dosen Kembangkan Pembelajaran Aktif

Dosen praktikan dari Universitas Negeri Yogyakarta mempraktikkan pengaruh benda terhadap magnet dalam simulasi pelatihan buku sumber untuk dosen LPTK mitra.

5

LENSA Daerah Mitra

Edisi 10, Januari - Maret 2015 - LENSA PRIORITAS

PEKALONGAN - Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dari program USAID PRIORITAS dinilai Bupati Pekalongan Amat Antono MSi berhasil dan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain demi tercapainya kemajuan pendidikan di Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu, Bupati berharap program tersebut dapat disebarkan kepada sekolah lain.

“Saya berharap sekolah yang menjadi mitra USAID PRIORITAS bisa menggethoktularkan pembelajaran yang baik kepada sekolah lain,” katanya dalam lokakarya praktik yang baik program USAID PRIORITAS di Gedung Pertemuan Umum, Kajen, Selasa (3/2).

Ia berharap kegiatan bisa terpublikasikan secara luas, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dan berterimakasih kepada pihak USAID PRIORITAS yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan.

Dalam kesempatan tersebut, 24 sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS memamerkan hasil pendampingan selama satu tahun, baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, maupun manajemen ditingkat kabupaten.

SDN Pekiringan Alit 01 Kajen, salah satunya mempraktikkan hasil

Harapkan Sekolah Mitra menjadi Mitra Sekolah Lain

pendampingan, yaitu dalam kegiatan pembelajaran fase bulan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan pembuktian konsep dan permainan yang menyenangkan. Pembuktian konsep tersebut dilakukan secara bertahap dengan mengajak bupati Pekalongan menyinarkan cahaya dari senter kepada sebuah bola yang didesain secara sederhana. Hasilnya, dengan alat sederhana tersebut, siswa-siswa dapat membuktikan secara ilmiah dan menyenangkan tahapan-tahapan tersebut.

Bupati memberikan apresiasi kepada guru yang memberikan konsep seperti hal tersebut dan menganjurkan sekolah lain untuk menirunya. “Siswa

harus sejak dini dibiasakan dengan konsep pembelajaran ilmiah. Mereka harus diajarkan secara langsung tahapan-tahapan berfikir logis,” pesannya mengapresasi. [AR]

Bupati Pekalongan Amat Antono melakukan praktik fase bulan bersama siswa dari SDN Pekiringan Alit 01 Kajen dalam Lokakarya Praktik yang Baik USAID PRIORITAS di GPU, Kajen (3/2)

Salah satu siswa yang menjaga stan SD menjelaskan proses rangkaian seri dan pararel kepada rombongan Bupati Pekalongan dalam kunjungan pameran lokakarya praktik yang baik USAID PRIORITAS Kabupaten Pekalongan (3/2).

Siswa MTS Negeri Kesesi sedang menjelaskan proses katrol

hidrolik dari bahan air kepada para

pengunjung Pameran.

Ribuan pengunjung memadati Gedung Pertemuan Umum untuk menggali praktik-praktik yang baik dalam pameran praktik yang baik, program USAID PRIORITAS di Kabupaten Pekalongan, Selasa (3/2).

LENSA Daerah Mitra

LENSA PRIORITASEdisi 10. Januari - Maret 2015

Penanggung Jawab:Nurkolis

Editor:Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati,

R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR,

Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka

Alamat:Jl. Candi Makmur No.2A

Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected]

SRAGEN – Canggung memang terlihat ketika pengawas sekolah se-Kabupaten Sragen melakukan praktik mengajar. Apalagi, mereka harus mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM) serta pembelajaran kontekstual.

“Saya sudah lama sekali tidak mengajar. Tapi, setelah dalam pelatihan ini, saya harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, media, dan penilaian. Waktu praktik berdiskusi dan langsung dinilai oleh guru kelas. Saya menjadi tahu lebih nyata kondisi guru dan siswa saat ini,” terang Agus Sudarmono, pengawas SD Kecamatan Gemolong, setelah mengajar.

Pengawas-pengawas tersebut mengajar dalam rangka mempraktikkan materi yang telah dipelajari dalam pelatihan modul 2 USAID PRIORITAS yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. Selama empat hari (23-26/3) mereka dilatih tentang cara membuat sebuah desain pembelajaran aktif, mengkaji kurikulum dan mengadaptasinya, serta belajar membuat penilaian otentik dan mengemas pembelajaran dengan pertanyaan tingkat tinggi. Pada hari terakhir, mereka mempraktikan materi yang telah dipelajari dengan langsung mengajar kepada siswa.

“Biasanya, para pengawas hanya memberi masukan saja terkait dengan pembelajaran yang dilakukan guru-guru kami. Dengan cara praktik seperti ini, mereka langsung bisa memberikan contoh kepada guru kami. Semoga setelah ini mereka bisa mendampingi kami lebih intens dalam menerapkan pembelajaran aktif, khususnya PAKEM,” terang Kepala SD Negeri 4 Tangkil Drs Sutardi.

“Saya senang diajar oleh Pak Kamto. Saya diajak main, tapi juga belajar. Di akhir belajar saya ditanya tentang bagaimana bunyi itu sampai di telinga kita dan saya bisa menjawabnya,” kata Roan Febriyanto, siswa SDN Tangkil 4.

Pelatihan PAKEM modul 2 USAID PRIORITAS dilatarbelakangi oleh keinginan dinas pendidikan untuk bisa menyebarluaskan praktik yang baik yang telah dilatihkan oleh USAID PRIORITAS kepada sekolah mitra.Tujuannya, diseminasi praktik yang baik bisa diberikan kepada semua sekolah di Sragen. “Setelah mereka dilatih penuh oleh USAID PRIORITAS, tugas pengawas selanjutnya adalah menyebarkan kepada daerah binaan mereka. Sekolah-sekolah harus menerapkan prinsip PAKEM dalam pembelajaran,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Mohammad Sauman MPd. [DS]

Pengawas Se-Sragen Tularkan PAKEM ke Sekolah

Pengawas Kecamatan Masaran, Sukamto, mendampingi siswa SD Negeri 4 Tangkil tentang sumber-sumber panas, dalam praktik mengajar pelatihan modul 2.

Sekolah Praktik yang Baik Mulai mendapat Pelatihan Akselerasi

YOGYAKARTA - Sekolah praktik yang baik, akan menjadi acuan bagi sekolah lain di daerahnya untuk menerapkan praktik-praktik yang baik. Melihat tujuan tersebut, selama tiga hari di Hotel Sahid Rich Yogyakarta (27-29/3) sekolah mitra yang telah terpilih dari 5 kabupaten mitra (Purbalingga, Semarang, Batang, Banjarnegara, dan Sragen mendapatkan pelatihan untuk memberikan penguatan praktik-praktik yang baik dalam pengelolaan pembelajaran.

Mereka difokuskan dalam 5 kelompok penguatan sesuai bidang studi yaitu, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, kelas awal/SD, dan IPA. Khusus tingkat SD/MI mereka dilatih materi untuk mengembangkan literasi dan kiat

menciptakan lingkungan kelas yang efektif dan membelajarkan. Sementara mata pelajaran lain difokuskan pada pengembangan pembelajaran aktif dan kontekstual.

Peserta terdiri dari 5 orang guru mapel, kepala sekolah, dan fasilitator daerah. Dalam waktu 3 hari tersebut, mereka berupaya melakukan akselerasi sehingga pantas untuk dijadikan sebagai rujukan di daerahnya. [AR]

Peserta pelatihan sekolah praktik yang baik Mapel IPA SMP mempraktikkan perubahan suhu air dengan menggunakan termometer.

6 LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

7

WONOSOBO - USAID PRIORITAS menggelar lokakarya praktik pendidikan yang baik di Gedung Sasana Adipura Kencana, Wonosobo (5/2). Sebanyak 23 sekolah dan madrasah mitra, dinas pendidikan, dan badan kepegawaian daerah memamerkan hasil dampingan USAID PRIORITAS sejak tahun 2013.

Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif yang hadir dalam kesempatan tersebut mengaku sangat kagum dan bangga. Ketika didaulat untuk mencoba langsung robot detektor logam

sederhana hasil kreasi Artika dan Erlina, 2 siswi MI

Muhamadiyah Surengede Kertek, Bupati tak sungkan memuji bahwa

kreativitas kedua anak tersebut luar biasa. Begitu pula ketika berkeliling

meninjau satu persatu stan yang memajang dan menampilkan hasil karya masing-masing sekolah, Bupati tak henti-hentinya melontarkan pujian terhadap beragam bentuk kreasi para siswa. Bahkan di stan SD Negeri 1 Bojasari Kertek, Bupati dibuat geleng-geleng kepala, karena metode perhitungan asosiatif distributif yang diperagakan oleh Wigi dan Mirda, dua pelajar kelas 6 SD, berhasil menebak dengan tepat tanggal dan bulan lahirnya.

Terhadap realitas luar biasa yang disajikan siswa-siswa kreatif itu, Bupati meminta dengan tegas agar Kepala

LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

2017, Semua Sekolah Terapkan Praktik Baik USAID PRIORITAS

Bupati mencoba robot pemakan isolator dan konduktor hasil pembelajaran siswa MIM Kertek Wonosobo, Kamis (5/2).

Menguji simulasi turbin air dalam pembelajaran IPA. [WD]

Bupati Wonosobo kaget dan kagum bukan kepalang, karena siswa SDN Kertek Wonosobo mampu menghitung sifat asosiatif dan distributif sampai belasan pertanyaan sampai menemukan angka nomor kendaran fortuner milik Bupati. [AR]

Siswa SDN I jengkol Wonosobo mempresentasikan media pembelajaran bentuk penampakan bulan. tampak Bupati dan Kakankemenag Wonosobo memperhatikan dan kemudian mencobanya. [WD]

Unjuk Karya Praktik yang Baik USAID PRIORITAS di Wonosobo

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Drs One Andang Wardoyo MSi memperhatikan secara serius. Menurut Bupati, tenggat kerjasama antara Pemkab Wonosobo dan USAID PRIORITAS pada 2017 harus sudah bisa membawa hasil nyata. Tak hanya sekolah jejaring USAID PRIORITAS saja.

Bupati berharap agar seluruh sekolah SD dan SMP maupun MI dan MTs di Kabupaten Wonosobo telah menerapkan praktik pendidikan yang baik pada 2017. Dikpora selaku pemangku kebijakan di bidang pendidikan dasar di Kabupaten Wonosobo diharapkan mampu mengalokasikan anggaran untuk menunjang target itu agar lebih cepat terealisasi.

“Dengan anggaran besar yang kita alokasikan selama ini untuk sektor pendidikan, saya yakin hal itu bisa terwujud,” katanya. [AR]

Siswa mendemonstrasikan Pembangkit listrik sederhana. [WD]

Ini bukan sulap lho. Ternyata siswi MTs Kertek tersebut mampu membuktikannya dengan zat kimia dalam kertas mata uang. [AR]

LENSA Daerah Mitra

7 Edisi 10, Januari - Maret 2015 - LENSA PRIORITAS

8

LENSA Praktik yang Baik

BANJARNEGARA - “Wah…. Begalnya habis…,” kata Dodi Cahyono dari kelas VIIIC. Siswa tersebut kecewa karena kurang cepat mengambil gambar yang akan dipilih dalam pohon berita. Peristiwa yang sedang marak saat ini, yaitu pembegalan, sangat menarik perhatian siswa. Begitulah gambaran betapa antusias siswa yang belajar menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas di MTs Ma'arif Mandiraja, Banjarnegara (30/3).

Pembelajaran menulis memang menjadi momok bagi siswa. Siswa sulit menuangkan kalimat awal yang akan dituliskan dalam cerita. Karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di MTs Maarif Mandiraja, Bu Amsiyah memasang berbagai peristiwa yang nanti bisa memancing siswa untuk membuat cerita. Satu gambar bisa menjadi tema bagi setiap siswa dalam kelompok yang menghasilkan berbagai cerita sesuai versi siswa masing-masing.Yang pasti, cerita yang dihasilkan akan bervariasi sesuai ide dan kreativitasnya.

Pohon berita dibuat untuk memancing siswa berdiskusi sebelum memilih peristiwa sebagai ide dasarnya. Gambar yang dipilih tentunya menuntun siswa agar lebih mudah merangkai peristiwa yang ada. Kreativitas menulis lebih

LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

Yuuuk….Berburu Peristiwa di Pohon Berita

tergali bagaimana siswa dapat menulis teks berita sesuai dengan sistematika berita.

Langkah –langkah pembelajaran yang dilakukan ibu Amsiyah guru bahasa Indonesia MTs Ma'arif adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara

heterogen (5-6 siswa).

2. Siswa membaca teks berita untuk mengetahui struktur

berita berdasarkan piramida terbalik (individu).

3. Siswa bertanya tentang berita yang dibaca (individu). Siswa

berdiskusi tentang struktur berita berdasarkan piramida

terbalik (diskusi kelompok).

4. Siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja (LK 1

sebagai tugas kelompok).

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain

menanggapi dan memberikan saran / komentar (klasikal).

7. Siswa secara berkelompok melihat gambar dan memilih

gambar sebagai tema yang akan ditulis (kelompok).

8. Siswa secara berpasangan berdiskusi menentukan alur

berita berdasarkan gambar (berpasangan).

9. Siswa menulis teks berita berdasar gambar yang dipilih

(individu).

10. Siswa menukarkan hasil kerja untuk mendapatkan saran

/perbaikan (berpasangan dalam kelompok).

11. Siswa memperbaiki hasil kerjanya.

12. Siswa memajangkan hasil kerja.

13. Secara bergantian semua kelompok melakukan presentasi

hasil kerjanya.

14. Guru dan siswa memberikan penguatan terhadap materi

yang dipelajari, dan

15. Siswa mendapat penghargaan sebagai bentuk apresiasi

terhadap hasil pekerjaan mereka.*

Siswa kelas 8 Mts Maarif Mandiraja berburu peristiwa pada pohon berita dan menemukan peristiwa yang dipilih.

Budaya baca wajib tiap hari Kamis pagi selama 45 menit di SDN 1 Semarang, Banjarnegara. Seluruh warga sekolah wajib berhenti melakukan aktivitas dan melakukan kegiatan membaca.

Ragam Budaya Baca di SDN 1 Semarang Banjarnegara

BANJARNEGARA - Program budaya baca di SDN 1 Semarang, Banjarnegara setelah dilatih oleh USAID PRIORITAS mengalami kemajuan pesat. Secara umum program tersebut terbagai dalam dua hal. Yaitu, pertama adalah wajib baca. Setiap hari Kamis, semua warga sekolah wajib membaca. Waktunya selama 45 menit. Kemudian setiap hari selama 10 menit di awal. Yang kedua, adalah waktu bebas untuk membaca.

Sekolah telah menyediakan sudut-sudut baca yang mudah diakses di setiap sisi sekolah. Siapapun baik siswa, guru, kepala sekolah, atau wali murid yang mengantar bisa singgah untuk membaca. Biasanya, pada waktu istirahat siswa-siswa akan membaca atau bisa dilakukan sebelum mulai pelajaran. Bahkan, setelah selesai pembelajaran sambil menunggu jemputan sekolah.

Lalu darimana sekolah memperoleh buku-buku tersebut? Banyak hal yang dilakukan oleh sekolah, meskipun selama ini sekolah telah mendapatkan dari 5% alokasi BOS yang dianggarkan untuk buku. Sekolah juga melakukan infak siswa untuk membeli buku di bazar-bazar buku yang lebih murah, sumbangan wali siswa, dan sumbangan dari siswa kelas 6, serta sumbangan buku dari lembaga-lembaga lain. [NJ]

* Pelaku : Amsiyah guru bahasa Indonesia MTs Ma'arif Mandiraja Banjarnegara, Penulis : Dwi Widiyastuti, S.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

LENSA Praktik yang Baik

9

DEPOK, YOGYAKARTA - Siang itu suasana di depan kelas VII-C SMPN 2 Depok, Yogyakarta riuh ramai. Siswa berputar-putar dan meliuk-meliuk dengan memainkan rumput jepang (tali rafia) antara satu dan yang lain. keriuhan tersebut ternyata karena mereka sedang belajar rantai-rantai makanan.

Kegiatan dimulai dengan membagikan gambar kepada siswa yaitu gambar elang, katak, ulat, padi, belalang, tikus, ayam, dan ular. Muharrom, guru yang memfasilitasi pembelajaran, meminta setiap siswa untuk mengamati gambar yang diterima dan menuliskan minimal dua data pengamatan pada bukunya. Selanjutya setiap siswa diminta membuat pertanyaan berdasar data yang dimiliki. Guru mengingatkan kriteria pertanyaan yang baik. Di antaranya, tidak langsung terjawab, menantang, menuntut penyelidikan, dan bisa didiskusikan.

Muharrom lalu menuliskan judul kegiatan dan tujuan pembelajaran serta meminta siswa untuk berpasangan dengan teman satu meja. Siswa kemudian memilih pertanyaan yang sesuai dengan judul atau tujuan pembelajaran. Guru lalu memfasilitasi siswa untuk menentukan pertanyaan yang paling sesuai dengan judul dan tujuan pembelajaran.

Untuk memperkuat pemahaman siswa, siswa diberikan waktu membaca buku tentang interaksi antar makhluk hidup guna membuat hipotesis/ jawaban sementara. Kemudian, secara umum

disampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang sudah ditetapkan serta teknik penilaian yang akan digunakan.

Pada Kegiatan selanjutnya, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar sesuai dengan warna kertas. Setiap kelompok diberi 12 potong tali dan lembar kerja sebagai panduan kerja kelompok. Guru mengingatkan agar setiap kelompok memilih ketua, juru bicara, dan anggota.

Siswa secara berkelompok mengumpulkan informasi melalui kegiatan sebagaimana dalam lembar kegiatan. Mereka melakukan kegiatan di luar kelas dengan cara pemodelan sesuai dengan gambar yang mereka dapatkan. Langkah-langkah kegiatan pemodelan yaitu:1. Setiap anggota kelompok berperan

sebagai makhluk hidup seperi gambar yang mereka miliki,

2. Pilih anggota yang sesuai dengan peran dalam ekosistem untuk memegang tali yang dibawa sehingga membentuk sebuah rantai makanan.

3. Setelah rantai makanan terbentuk, siswa yang belum terhubung tali segera menyambungkan sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

4. Setiap anggota harus memegang tali dengan kencang.

5. Salah satu anggota menggoyang-goyangkan tali yang dipegangnya, dan anggota lain memberikan komentarnya tentang apa yang dirasakan.

6. Selanjutnya, salah satu anggota

melepaskan tali yang dipegang, akibatnya akan ada anggota lain yang talinya tidak tersambung dan harus melepaskan pegangan. Semua anggota menyampaikan komentarnya tentang pengaruh apa yang akan terjadi.Selesai melakukan pemodelan, siswa

menjawab pertanyaan, salah satunya yaitu apabila goyangan mengakibatkan lepasnya tali yang dipegang dianggap sebagai perubahan atau hilangnya salah satu makhluk hidup. Apa pengaruhnya terhadap makhluk hidup? Siswa kemudian melanjutkan kegiatan di dalam kelas untuk membuat laporan. Setiap kelompok membuat 2 buah laporan dan ditulis dibalik kertas yang ada gambarnya.

Setelah selesai membuat laporan, siswa mempresentasikan atau melaporkan hasil kegiatan dengan memilih juru bicara dan anggota lain memperagakan. Siswa dari kelompok lain menanggapi presentasi. Suasana menjadi ramai, karena ada banyak alternatif untuk menyambungkan rantai makanan. Setelah memberi penguatan, guru meminta siswa membuat rangkuman tentang interaksi antarmakhluk hidup.

“Dalam pembelajaran tadi, saya sangat senang karena belajar sambil bermain. Saya dapat saling bekerja sama, berdiskusi dan menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama,” terang Falah Permana Mulya, siswa kelas VII-C SMPN 2 Depok. Sama halnya dengan Falah, Iqbal Abdurrahman juga menyatakan manfaat belajar secara pemodelan. Selain langsung bisa melakukan simulasi, dirinya lebih paham karena langsung mencoba berbagai sambungan interaksi antar makhluk hidup dan jaring-jaring makanan.*

Muharrom sedang mendampingi siswa kelas VII-C SMPN 2 Depok Sleman Yogyakarta dalam pembelajaran rantai makanan dengan cara modelling.

* Pelaku: A. Muharrom, Guru SMPN 2 Tirto Pekalongandan Siti Fatimah, Guru SMPN 2 Kejajar Wonosobo

Edisi 10, Januari - Maret 2015 - LENSA PRIORITAS

Belajar Rantai Makanan dengan Jaring Rumput Jepang

10

LENSA Praktik yang Baik

BANJARNEGARA- Terinspirasi showcase (unjuk karya) tingkat kabupaten dan provinsi yang telah dilakukan oleh USAID PRIORITAS, MI Al-Fatah Parakancanggah, Banjarnegara melakukan unjuk karya antarkelas. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menginspirasi, memotivasi, dan memacu guru dalam penerapan PAKEM di kelas masing-masing dan sebagai forum diseminasi bagi guru lain yang tidak mengikuti pelatihan.

Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk menampilkan hasil karya siswa serta menunjukkan kepada wali murid bahwa putra-putrinya lebih semangat, lebih aktif dalam belajar dan tergali kreativitasnya.

Unjuk karya antarkelas ini dilaksanakan pada dua kali hari Sabtu, yaitu Sabtu pertama untuk kelas awal (kelas 1-3) dan Sabtu kedua untuk kelas tinggi (kelas 4-6). Masing-masing guru mempersiapkan materi untuk unjuk karya. Unjuk karya bukan hanya menampilkan hasil karya siswa yang dipajangkan di kelas dan demonstrasi siswa, tapi juga menampilkan proses

pembelajarannya. Sebelum pelaksanaan unjuk karya,

guru melakukan persiapan dengan mengundang fasilitator untuk mendampingi. Pada hari pelaksanaan, semua karya siswa sudah tertata dengan baik karena sudah dipersiapkan dalam keseharian pembelajaran oleh siswa, guru, dan wali murid yang berkolaborasi secara apik. Terlihat karya siswa, media pembelajaran, refleksi siswa, dan media pembelajaran karya guru.

Guru kelas yang kebagian tugas untuk unjuk karya berada di dalam kelas bersama siswanya. Kegiatan diawali dengan pembelajaran dan teknik penyampaian pembelajaran secara PAKEM dan kontekstual. Semua guru menyaksikan di sudut belakang. Termasuk juga guru yang tidak mendapatkan pelatihan. Guru dan undangan tersebut membawa instrumen penilaian dan pengamatan.

Setelah guru yang betugas tampil melakukan pembelajaran. Guru dan pengunjung yang terdiri atas siswa, guru, orang tua murid, pengawas, dan undangan bisa berinteraksi dengan

Showcase Antarkelas: Inspirasi untuk Berkreasi

(1). Damar dan Teguh, siswa kelas 4 regurel A sedang mendemokan mengenai kincir air sederhana, (2) Siswa kelas 5, Melita Asyifa Ahnaf sedang memperagakan Perubahan Bentuk Benda

LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

demonstrasi siswa, menanyakan hasil karya siswa, media pembelajaran, dan ragam produk pembelajaran yang telah dilakukan di dalam kelas, Terlihat wajah bangga pada orangtua siswa yang hadir. Kegiatan tersebut dilakukan secara merata di semua kelas.

Setelah selesai, hasil penilaian dari guru, fasilitator daerah, dan pengawas dikumpulkan untuk direkap lebih lanjut. “Setelah melihat tampilan langsung dari teman guru, saya jadi terinspirasi untuk menerapkan dalam pembelajaran Fikih (Mapel agama) yang saya ampu. Ternyata pembelajaran dengan PAKEM mudah dan bisa tuntas diterapakan,” ungkap guru Mapel Agama, Nur Laily.

"Bagus sekali kegiatan ini dan bisa menjadi inspirasi guru-guru lain. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di semua sekolah. Pelaksanaannya juga bisa bertahap, misalnya pameran alat peraga, karya siswa, dan guru terlebih dulu," kata pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Heri Nurwantoro. [NJ]

1 2

WONOSOBO - Melalui program ini, siswa belajar untuk melayani diri

sendiri dengan bertransaksi jual beli tanpa diawasi oleh siapapun.

Mereka memasukkan uang ke tempat yang telah disediakan, kemudian

mengambil jajanan atau barang seharga uang yang ditinggalkan. Kantin

ini juga memberikan pelajaran kejujuran kepada para pemasok jajanan.

Mereka tanpa pengawasan dari manajemen sekolah menitipkan barang

dagangannya dengan mencatat sendiri jumlah barang atau jajanan yang

dititipkan pada daftar jajanan. [SE]

Membentuk Jiwa Integritas dengan Kantin Kejujuran “Ceria”

Suasana transaksi di Kantin Kejujuran “Ceria” SDN 1 Garung

11

PRIORITAS - Praktik yang Baik

LENSA Praktik yang Baik

BANJARNEGARA - Mata pelajaran IPA sangat dekat dengan lingkungan dan banyak dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kegiatan praktik langsung dengan lingkungan, akan sangat membantu memahamkan siswa. Mempraktikkan cara kerja pesawat sederhana merupakan salah satu cara guru untuk mengurangi miskonsepsi pada siswa antara teori dan kenyataanya.

Berdasar hal tersebut, Ibu Siti Isroiyah, guru kelas V MI Muhammadiyah Karangtengah, Banjarnegara, melakukan pembelajaran dengan menggunakan peralatan yang kontekstual. Dia menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

Bu Isti, panggilan akrabnya, memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengkondisikan siswa dan menyanyikan lagu pesawat sederhana dengan lirik lagu menanam jagung.

“Pesawat sederhana”

Ayo kawan kita belajar

Mengenal pesawat sederhana

Empat jenisnya, banyak contohnya

Siapa tahu ayo sebutkan

Tuas katrol dan bidang miring

Ditambah roda membantu kita

Tuas katrol roda bidang miring

Banyak gunanya tuk kita semua.

Siswa telihat senang dan riang dalam menyanyikan lagu tersebut. Setelah mereka selesai, Bu Isti kemudian membantu mereka untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan menunjukkan gambar palu, gunting, linggis, tang pemotong rumput, gunting kuku dan berbagai jenis alat yang menggunakan prinsip pesawat sederhana. Sambil bernyanyi bu Isti menunjuk siswa untuk menyebutkan gambar yang ditunjuk. Serentak siswa kaget ketika Bu Isti meminta menyebutkan sambil bernyanyi pada kata ayo sebutkan.

Setelah semua alat bisa disebutkan oleh siswa, Bu Isti meminta siswa berkelompok dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat pertanyaan tentang pesawat sederhana dengan mengeksplorasi lagu yang telah

dinyanyikan. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan

cara kerja pesawat sederhana jenis tuas dan bidang miring dengan cara percobaan sesuai panduan dalam rubrik dan bacaan yang disediakan guru. Diskusi terlihat hidup, siswa saling menjelaskan dan berdiskusi tentang pengertian pesawat sederhana, tujuan penggunaan pesawat sederhana, kegiatan sehari-hari yang dilakukan manusia dengan bantuan pesawat sederhana, dan menggolongkan jenis-jenis pesawat sederhana. Tak lupa mereka menuliskan hasil diskusi di lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru.

Guru memberikan arahan kepada siswa agar menemukan hal berikut ini saat melakukan percobaan, bahwa: prinsip kerja tuas yang perlu diperhatikan adalah pada letak kuasa, semakin jauh letak kuasa dengan titik tumpu maka beban akan semakin ringan. Dan pada bidang miring adalah, semakin landai kemiringannya maka akan semakin ringan bebannya.

Kegiatan selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Terlihat kelompok lain memberikan tanggapannya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat simpulan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari ternyata banyak yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana jenis tuas dan bidang miring.

“Saya senang, seperti membuat mainan di rumah sama bapak. Bedanya ini saya sambil belajar,“ kata Arya. Lain halnya dengan Fatimah, dia mengatakan bahwa pembelajaran sangat menyenangkan, walaupun dia perlu banyak bertanya kepada teman, tapi akhirnya tahu juga prinsip palu. Mengapa alat tersebut bisa mengangkat paku menjadi lebih mudah bila tangkai pemegangnya lebih panjang.

Untuk mengolah hasil lembar kerja yang telah dikerjakan, bu Isti juga telah menggunakan rubrik yang telah dibuatnya.*

Alat dan bahan: Papan kayu, paku, kakatua/palu bercenger, truk mainan, kaleng bekas (semua alat disiapkan dan di bawa oleh siswa).

* Pelaku: Siti Isroiyah, Guru Kelas V MI Muhammadiyah KarangtengahPenulis: Sugeng Priyanto, M.Pd.I Fasilitator IPA Kabupaten Banjarnegara

Edisi 10, Januari - Maret 2015 - LENSA PRIORITAS

Pesawat “ku” Sederhana

Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Karangtengah, Banjarnegara sedang asyik mengerjakan lembar kerja dan mencoba percobaan sederhana tentang prinsip pesawat sederhana.

Arya, sedang menguji cara kerja bidang miring.

Bu Isti memandu dengan menunjukkan berbagai jenis gambar dengan prinsip pesawat sedehana.

Salah seorang perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya.

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

www.prioritaspendidikan.org Forum Fasilitator USAID PRIORITAS

Newsletter Lensa Prioritas dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari newsletter merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Budaya membaca setiap hari Kamis yang dilakukan selama 45 menit di SDN 1 Semarang Banjarnegara. Foto: Nur Jannah

Alat peraga fase bulan. Sederhana namun menarik. Alat ini digunakan guru di Kabupaten Pekalongan untuk menjelaskan fase-fase bulan kepada siswa. Foto: Sarjita

Dosen dari 8 mitra LPTK dan konsorsiumnya melakukan simulasi membaca senyap dalam kelas Literasi untuk jenjang SMP/MTs. Simulasi ini dilakukan dalam pelatihan buku sumber untuk Dosen LPTK. Foto: Anang AR

Pemodelan dilakukan dosen matematika untuk membuktikan volume benda. Walaupun dengan bahan sama untuk memenuhinya yaitu kacang hijau, namun hasil kesimpulan tiap kelompok berbeda. Itulah uniknya dalam pembelajaran. Foto: Anang AR

Pengembangan keprofesian berkelanjutan guru penting untuk dipetakan dan memberikan solusi kebijakan yang tepat. Hal tersebut dilakukan oleh service provider mitra, Dindikprovinsi dan LPMP Jawa Tengah.Foto: Anang AR

Pembelajaran menyenangkan tak harus selalu melakukan penelitian. Contohnya, siswa dari MI YATPI Grobogan ini. Ternyata, dengan bercerita tentang Malin Kundang dengan peraga latar cerita, banyak siswa pengunjung pameran praktik baik madrasah yang dibuat terlena.