jangan menilai buku 2008 2009 2010 2011 2012 dari kulit...

1
EKSPOSE K ORPORASI Bisnis Indonesia, Rabu, 16 Februari 2011 f3 KSEI coba pemisahan rekening JAKARTA: PT Kustodian Sentral Efek In - donesia (KSEI) akan memberikan perangkat keras back office interface kepada anggota bursa untuk mendukung rencana pemisahan rekening dana nasabah dan perusahaan efek serta program proses transaksi langsung. “Nanti secara bertahap akan dilengkapi dengan perangkat keras itu, saat ini sudah ada beberapa, sudah kami coba pada em- pat bank pembayar. Kami berharap pemi- sahan rekening terwujud sebelum akhir tahun ini,” kata Direktur KSEI Sulistyo Budi di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan perangkat keras itu ber- fungsi memperbarui data transaksi bursa kepada KSEI secara ril, sehingga pemisahan rekening dapat terealisasi sebelum tenggat yang diberikan otoritas bursa, yakni hingga awal tahun depan. (BISNIS/IAA) Chandra Asri bangun stasiun LPG JAKARTA: Produsen kimia yang dikenda- likan pengusaha nasional Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan membangun stasiun atau terminal gas alam cair (liquefied petroleum gas/ LPG) di Ban- ten, senilai US$150 juta. Dalam proyek tersebut, perusahaan hasil merger PT Chandra Asri dan PT Tripolyta Indonesia tersebut akan bekerja sama de- ngan Royal Vopak, unit usaha Royal Vopak NV (Belanda) yang berbasis di Singapura. Dana investasi US$150 juta itu merupakan patungan keduanya. Dalam satu pernyataan tertulis yang diri- lis kemarin, manajemen Chandra Asri me- nyatakan terminal penyimpanan LPG itu memiliki kapasitas 1 juta metrik ton per ta- hun. “Terminal LPG itu kami harapkan su- dah beroperasi pada 2014,” jelas manaje- men Chandra Asri. (BISNIS/BSI) Bukit Villa dirikan hotel baru JAKARTA: Pengelola hotel dan vila kelas atas PT Bukit Uluwatu Villa Tbk menyuntik PT Sitaro Mitra Abadi, anak usahanya, seni- lai Rp3,25 miliar untuk membeli lahan di daerah Tanjung Tarabitan, Minahasa Utara seluas sekitar 10 hektare. Direktur Utama PT Bukit Uluwatu Villa Franky Tjahyadikarta mengatakan lahan tersebut akan dibeli dari perusahaan terafi- liasi, PT Torawitan Sulawesi Development. Lokasi lahan akan dipakai untuk proyek hotel baru bernama Alila Manado. “Suntikan dana itu sesuai dengan komit- men perseroan seperti tercantum dalam prospektus 2 Juli 2010 yang menyebut 32% modal perusahaan akan digunakan untuk pengembangan anak usaha,” ujarnya dalam keterbukaan informasi ke bursa, awal pekan ini. (BISNIS/21) OLEH IRVIN AVRIANO A. Bisnis Indonesia JAKARTA: Akibat kon- disi pasar yang lesu (bea- rish), produsen kompor dan regulator PT Aditec Cakrawiyasa menunda rencana pencatatan umum perdana (initial public offering/IPO) dari jadwal semula akhir ta- hun lalu menjadi mak- simal tahun depan. Namun, perseroan ber- niat menambah jumlah target dana IPO hingga dua kali lipat. “Jumlah target dana IPO-nya seka- rang belum dapat diu- mumkan,” ujar Direktur Utama Aditec Rawono Sosrodimulyo kepada Bis- nis awal pekan ini. Dia juga belum dapat memastikan target dana IPO itu akan menjadi di atas Rp500 miliar atau masih di bawahnya. Pada akhir tahun lalu, perusa- haan menyatakan nilai IPO masih di bawah Rp500 miliar, tetapi be- lum dapat mengumum- kan rentang jumlah yang lebih definitif. Menurut Rawono, perse- roan menunda rencana IPO itu karena dua faktor. Faktor pertama adalah pengkajian untuk mening- katkan kinerja operasional perusahaan sehingga da- pat meningkatkan target nilai IPO yang dibidik. Dia mengatakan pening- katan penjualan kompor dan regulator perusahaan- nya sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu keti- ka nama perusahaan mu- lai dikenal melalui iklan di beberapa media cetak dan elektronik. Pengiklanan itu sudah dilakukan sejak perte- ngahan tahun lalu, tetapi dampaknya baru terasa setelah 3 bulan hingga awal tahun ini. “Pening- katan penjualannya dua kali lipat. Kami harap ta- hun ini bertambah, dan kami ingin belanja iklan lagi,” katanya tanpa me- merinci. Situasi pasar Rawono mengatakan faktor ditundanya IPO ka- rena faktor kondisi pasar modal yang belum cukup positif, yang dapat terlihat dengan penurunan in- deks harga gabungan (IHSG) sejak Januari hingga saat ini yang ma- sih menurun. Salah satu indikator kondisi pasar itu, lanjut- nya, adalah hasil IPO PT Garuda Indonesia Tbk yang kurang memuas- kan. Untuk melancarkan rencana tersebut, perse- roan masih membuka pe- luang ditambah atau di- ubahnya komposisi pen- jamin pelaksana emisi pencatatan saham. Namun, dengan pe- nundaan IPO itukontrak penjaminan emisi IPO perusahaan yang dimiliki PT Dinamika Usahajaya dan PT Erdikha Elit Se- kuritas sudah habis akhir tahun lalu, karena kon- traknya berdasarkan waktu 6 bulanan sehing- ga dapat diubah lagi. Menurut Rawono, per- usahaan menilai tidak perlu lagi mengajukan kontrak awal pencatatan saham (prelisting con- tract) dari PT Bursa Efek Indonesia dan dapat lang- sung mengajukan doku- men IPO ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Dihubungi terpisah, Di- rektur Penilaian Perusa - haan BEI Eddy Sugito me- ngatakan perusahaan yang berniat menunda pernya- taan pendaftaran ke Bape- pam-LK juga harus mem- perbarui perubahan atas dokumen yang dulunya pernah disampaikan ke otoritas bursa. “Kalau sudah lewat 6 bulan [dari penandata- nganan kontrak prelist- ing], kontraknya otomatis harus diperbarui, mereka harus submit [menyerah- kan] updated datanya.” Pasar lesu, Aditec tunda IPO BISNIS INDONESIA JAKARTA: PT Harum Energy Tbk, perusahaan tambang batu bara yang dikendalikan pengusa- ha nasional Kiki Barki, melunasi sisa utang sebanyak US$5 juta dari total utang US$80 juta kepa- da sindikasi kreditur bank yang dipimpin Bank DBS Ltd. Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan pelunasan utang tersebut sudah dilakukan sejak 7 Februari 2011. Dengan demikian, perseroan kini tidak lagi memiliki utang kepada sindikasi tersebut. “Kami telah lunasi sisa utang sebesar US$5 juta kepada sindi- kasi kreditur yang diatur oleh Bank DBS Ltd Singapura selaku agen fasilitas. Jadi, utang kami terhadap sindikasi tersebut seka- rang nihil,” ujarnya dalam kete- rangan tertulis di Jakarta, Senin. Sebelumnya, perseroan telah melakukan pembayaran utang lebih awal sebesar US$75 juta ke- pada sejumlah kreditur yang ter- gabung dalam sindikasi bank ter- sebut. Utang itu merupakan bagi- an dari fasilitas pinjaman senilai total US$200 juta yang diperoleh Maret tahun lalu. Dari pinjaman berulang (re- volving credit facility) itu, perse- roan telah menarik pinjaman se- besar US$80 juta pada Juni 2010. Sebagian dana pelunasan utang tersebut diperoleh dari hasil pen- jualan saham perdananya ke pu- blik Oktober tahun lalu. Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menilai harga saham Harum Energy berpotensi terus meningkat seiring dengan pening- katan harga kontrak batu bara dan tingginya permintaan batu bara untuk pembangkit listrik. “Saya rasa harga sahamnya berpotensi sampai ke Rp11.000 mengikuti momentum pergerak- an batu bara. Saat ini harga kon- trak batu bara US$120 per ton, dan masih berpeluang tembus ke US$130 per ton,” jelasnya. Dalam perkembangan lain, analis Citigroup Alan Heap dalam laporan risetnya yang dirilis awal pekan ini memprediksi harga batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk, baik coking maupun thermal, tahun ini akan naik masing-masing 23% dan 14%. Pasar merespons riset tersebut dengan memborong saham unit batu bara milik Banpu Plc (Thailand) itu, hingga harganya melompat ditutup 2,1% ke Rp45.200 per unit dalam perda- gangan Senin. Lompatan terbesar dalam 3 pekan terakhir. Alan juga memprediksi harga nikel akan terkerek hingga 13% ke US$12,80 per ton. Bersamaan dengan itu, harga saham produ- sen nikel terbesar PT International Nickel Indonesia Tbk naik 1% ke Rp5.050 per unit. (BAS TANUL SIREGAR) Harum Energy lunasi utang ke sindikasi DBS Menguji kesetiaan Ramayana OLEH GITA ARWANA CAKTI Kontributor Bisnis Indonesia Jangan menilai buku dari kulit mukanya. Per- umpamaan ini agaknya dianut PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, yang terus setia meng- garap pasar kelas mene- ngah ke bawah—segmen yang acap dianggap ti- dak potensial men-ge- nerate pendapatan. K arena asumsi itu pula, warga kelas menengah ke ba- wah dan juga pangsa pasar di luar Pulau Jawa sering luput dari pandangan ren- cana ekspansi perusahaan yang sedang tumbuh. Tentu saja asum- si ini tidak sepenuhnya benar. Justru, segmen pasar yang dianggap lemah dan tidak poten- sial itu dapat memberi kontribu- si positif bagi pertumbuhan per- usahaan, asalkan mampu meli- hat celah dan menggarap pelu- ang yang ada. Situasi ini juga berlaku untuk perusahaan yang bergerak di bidang ritel. Kepala Riset PT MNC Secu- rities Edwin Sebayang menilai warga kelas menengah ke ba- wah memiliki tingkat konsumsi yang cukup tinggi, meski daya belinya tentu tidak sekuat daya beli warga menengah atas. “Fokus segmen dari Ramayana itu cukup baik di tengah per- saingan yang ketat. Dia mampu melihat peluang dan memasar- kan produknya kepada masyara- kat menengah ke bawah. Dan fokus segmen ini sebaiknya tetap dipertahankan,” ujarnya di Jakarta, awal pekan ini. Selain itu, dengan adanya ren- cana Ramayana untuk membu- ka sejumlah toko di luar Pulau Jawa juga dinilai sebagai lang- kah positif pengembangan bis- nisnya. Dengan ekspansi itu, Edwin memperkirakan kinerja usaha perseroan bisa tumbuh 15%-20% pada tahun ini. “Orang biasanya melihat po- tensi terkuat ada di Jawa, tetapi mereka lupa di luar Jawa, seper- ti Sumatra, potensinya juga cu- kup besar. Ramayana punya ke- lebihan untuk membuka perto- koan di daerah-daerah itu, ter- masuk di remote area, yang tidak terjangkau peritel besar,” jelasnya. Namun, dari sisi pergerakan saham, sambungnya, emiten dengan kode RALS ini memang masih relatif datar. Untuk meningkatkan pergerakan harga saham, Edwin menyarankan agar Ramayana meningkatkan likuiditas sahamnya. Dia juga memperkirakan harga saham perseroan bisa menembus level Rp1.000 pada akhir tahun ini. “Menambah likuiditas itu macam-macam, bisa menaikkan jumlah saham beredar, menambah corporate action, serta lebih terbuka lagi kepada publik,” katanya. Seperti diketahui, Ramayana berencana menambah sejumlah toko di Balikpapan, Pekanbaru dan Palembang. Selain melaku- kan ekspansi, perseroan juga telah melakukan efisiensi kepa- da pekerja yang tidak produktif pada divisi supermarket. Dengan langkah-langkah terse- but, biaya operasional terhadap rasio penjualan berkurang jadi 21% pada kuartal III/2010 dari capaian rata-rata dua kuartal sebelumnya, 24,3%. Program ini, menurut manajemen Ramayana, akan diteruskan tahun ini. Indeks konsumsi Optimisme serupa juga diung- kapkan oleh Praska Putrantyo, analis PT Infovesta Utama. Dia memproyeksi harga saham RALS bisa sampai pada kisaran Rp900- Rp1.000 dalam 3-6 bulan ke depan, dengan prediksi pertum- buhan pendapatan perseroan sekitar 15%. Menurut Praska, peningkatan itu terjadi seiring dengan kenaikan indeks konsumsi, yang juga mencerminkan peningkat- an daya beli masyarakat. Dia merujuk pada pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang 6,1% dan PDB per kapita yang sudah di atas US$3.000. “Untuk tahun ini kan diasum- sikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,4%, jadi lebih tinggi lagi. Dengan dasar-dasar itu, saya perkirakan industri ritel di Indonesia bisa tumbuh 15%, ter- masuk Ramayana,” jelasnya. Sejalan dengan itu, lanjut Praska, saham RALS, masih potensial untuk menjadi pilihan bagi investor meski lebih bersifat jangka panjang. Hal ini melihat dari pergerakan harga saham RALS yang relatif stabil. “Kalau harga sahamnya kan tidak yang naik secara besar, tetapi bergerak stabil, karena ada seasonal (musiman) juga. Nah, tipe saham seperti ini lebih cocok untuk investasi jangka panjang,” tambahnya. Analis Danareksa Sekuritas Lydia Suwandi dalam risetnya yang diterbitkan 12 Oktober 2010 tetap merekomendasikan beli untuk saham emiten yang dimiliki Paulus Tumewu itu de- ngan target harga saham Rp1.060 pada akhir 2011. Lydia juga menilai ekspansi ke luar Jawa yang direncakanan perseroan akan menggenjot pen- dapatan perseroan. Pasalnya, margin yang diperoleh Rama- yana di luar Jawa akan lebih tinggi dari margin yang selama ini datang dari toko-tokonya di Pulau Jawa. “Dengan menambah tiga toko saja di luar Jawa, dapat menam- bah keuntungan sekitar 4% yang terletak pada perbedaan harga jual. Misalnya kalau di Jawa margin keuntungan hanya 30-32%, jika membuka di Papua bisa mencapai 50%,” paparnya. Hingga akhir 2010, Lydia memperkirakan total pendapat- an perseroan bisa mencapai Rp6,05 triliun dengan asumsi proyek penjualan naik pada Oktober-Desember 2010. Meski, target tersebut sedikit lebih ren- dah dari ekpektasi awal, Rp6,14 triliun. ([email protected]) Pendapatan tahun ini diproyeksi naik 15% BISNIS/T. PURNAMA Estimasi kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Sumber: Riset PT Danareksa Sekuritas & Bloomberg, diolah Rp700 1/2/11 Rp700 31 Ags 16 Sep 15 Okt 15 Nov 15 Des 14 Jan 14 Feb Rp730 Rp1.020 5/10/10 Akun 2008 2009 2010 2011 2012 Pendapatan (Rp triliun) 5,53 5,45 6,14 6,77 7,36 Laba bersih (Rp triliun) 1,52 1,47 1,59 1,79 1,95 EPS (Rp) 57 51 49 65 73 P/E Ratio (x) 16,1 18 18,8 14,1 12,7 EV/EBITDA (x) 10 10,8 10,3 8,1 7,3 Sumber: Bloomberg Pergerakan harga saham Data efek Uraian Keterangan Kode saham RALS Harga saham Rp730 Laju tahun berjalan (14,12%) Target harga Rp1.060 Kapitalisasi pasar Rp5,18 triliun Rekomendasi Beli

Upload: phunglien

Post on 23-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jangan menilai buku 2008 2009 2010 2011 2012 dari kulit ...ftp.unpad.ac.id/koran/bisnis/2011-02-16/bisnis_2011-02-16_103.pdf(BISNIS/BSI) Bukit Villa dirikan hotel baru JAKARTA: Pengelola

EKSPOSE

KORPORASIBisnis Indonesia, Rabu, 16 Februari 2011 f3

KSEI coba pemisahan rekeningJAKARTA: PT Kustodian Sentral Efek In -

do nesia (KSEI) akan memberikan perangkat keras back office interface kepada anggota bursa untuk mendukung rencana pemisahan rekening dana nasabah dan perusahaan efek serta program proses transaksi langsung.

“Nanti secara bertahap akan dilengkapi dengan perangkat keras itu, saat ini sudah ada beberapa, sudah kami coba pada em -pat bank pembayar. Kami berharap pe mi-sah an rekening terwujud sebelum akhir tahun ini,” kata Direktur KSEI Sulistyo Budi di Ja karta, kemarin.

Dia mengatakan perangkat keras itu ber-fungsi memperbarui data transaksi bursa kepada KSEI secara ril, sehingga pemisahan rekening dapat terealisasi sebelum tenggat yang diberikan otoritas bursa, yakni hingga awal tahun depan. (BISNIS/IAA)

Chandra Asri bangun stasiun LPGJAKARTA: Produsen kimia yang dikenda-

likan pengusaha nasional Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan membangun stasiun atau terminal gas alam cair (liquefied petroleum gas/ LPG) di Ban-ten, senilai US$150 juta.

Dalam proyek tersebut, perusahaan hasil merger PT Chandra Asri dan PT Tripolyta Indonesia tersebut akan bekerja sama de -ngan Royal Vopak, unit usaha Royal Vopak NV (Belanda) yang berbasis di Si ngapura. Dana investasi US$150 juta itu merupakan patungan keduanya.

Dalam satu pernyataan tertulis yang diri-lis kemarin, manajemen Chandra Asri me -nyatakan terminal penyimpanan LPG itu me miliki kapasitas 1 juta metrik ton per ta -hun. “Terminal LPG itu kami harapkan su -dah beroperasi pada 2014,” jelas manaje-men Chandra Asri. (BISNIS/BSI)

Bukit Villa dirikan hotel baruJAKARTA: Pengelola hotel dan vila kelas

atas PT Bukit Uluwatu Villa Tbk menyuntik PT Sitaro Mitra Abadi, anak usahanya, seni-lai Rp3,25 miliar untuk membeli lahan di dae rah Tanjung Tarabitan, Mina hasa Utara seluas sekitar 10 hektare.

Direktur Utama PT Bukit Uluwatu Villa Franky Tjahyadikarta mengatakan lahan tersebut akan dibeli dari perusahaan terafi-liasi, PT Torawitan Sulawesi Development. Lokasi lahan akan dipakai untuk proyek hotel baru bernama Alila Manado.

“Suntikan dana itu sesuai dengan komit-men perseroan seperti tercantum dalam prospektus 2 Juli 2010 yang menyebut 32% modal perusahaan akan digunakan un tuk pengembangan anak usaha,” ujarnya dalam keterbukaan informasi ke bursa, awal pekan ini. (BISNIS/21)

OLEH IRVIN AVRIANO A.Bisnis Indonesia

JAKARTA: Akibat kon-disi pasar yang lesu (bea-rish), produsen kompor dan regulator PT Aditec Cak rawiyasa menunda rencana pencatatan umum perdana (initial public offering/IPO) dari jadwal semula akhir ta -hun lalu menjadi mak-simal tahun depan.

Namun, perseroan ber-niat menambah jumlah target dana IPO hingga dua kali lipat. “Jumlah tar get dana IPO-nya seka-rang belum dapat diu-mumkan,” ujar Direktur Utama Aditec Rawono Sosrodimulyo kepada Bis-nis awal pekan ini.

Dia juga belum dapat me mastikan target dana IPO itu akan menjadi di atas Rp500 miliar atau masih di bawahnya. Pada akhir tahun lalu, perusa-haan menyatakan nilai IPO masih di bawah Rp500 miliar, tetapi be -lum dapat mengumum-kan rentang jumlah yang lebih definitif.

Menurut Rawono, perse-roan menunda rencana IPO itu karena dua faktor. Faktor pertama adalah peng kajian untuk me ning-katkan kinerja ope ra sional perusahaan se hingga da -pat meningkatkan target nilai IPO yang dibidik.

Dia mengatakan pe ning- katan penjualan kom por dan regulator per usa ha an-nya sudah ber lang sung se jak akhir tahun lalu keti-ka nama perusahaan mu -lai dikenal melalui ik lan di beberapa media cetak dan elektronik.

Pengiklanan itu sudah dilakukan sejak perte-ngah an tahun lalu, tetapi dampaknya baru terasa setelah 3 bulan hingga awal tahun ini. “Pe ning-kat an penjualannya dua kali lipat. Kami harap ta -hun ini bertambah, dan kami ingin belanja iklan lagi,” katanya tanpa me -

merinci.

Situasi pasarRawono mengatakan

faktor ditundanya IPO ka -rena faktor kondisi pasar modal yang belum cukup positif, yang dapat terlihat dengan penurunan in -deks harga ga bungan (IHSG) sejak Ja nuari hingga saat ini yang ma -sih menurun.

Salah satu indikator kondisi pasar itu, lanjut-nya, adalah hasil IPO PT Garuda Indonesia Tbk yang kurang memuas-kan. Untuk melancarkan rencana tersebut, perse-roan masih membuka pe -luang ditambah atau di -ubahnya komposisi pen-jamin pelaksana emisi pencatatan saham.

Namun, dengan pe -nundaan IPO itukontrak penjaminan emisi IPO perusahaan yang dimiliki PT Dinamika Usahajaya dan PT Erdikha Elit Se -kuritas sudah habis akhir tahun lalu, karena kon-traknya berdasarkan wak tu 6 bulanan sehing-ga dapat diubah lagi.

Menurut Rawono, per-usahaan menilai tidak perlu lagi mengajukan kontrak awal pencatatan sa ham (prelisting con-tract) dari PT Bursa Efek Indonesia dan dapat lang-sung mengajukan doku-men IPO ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Ke uangan.

Dihubungi terpisah, Di -rektur Penilaian Per usa-haan BEI Eddy Sugito me -ngatakan perusahaan yang berniat menunda pernya-taan pendaftaran ke Ba pe-pam-LK juga ha rus mem-perbarui perubahan atas dokumen yang dulunya pernah di sampaikan ke otoritas bursa.

“Kalau sudah lewat 6 bulan [dari penandata-nganan kontrak prelist-ing], kontraknya otomatis harus diperbarui, mereka harus submit [menyerah-kan] updated datanya.”

Pasar lesu, Aditec tunda IPO

BISNIS INDONESIA

JAKARTA: PT Harum Ener gy

Tbk, perusahaan tam bang batu bara yang dikendalikan pengusa-ha nasional Kiki Barki, melunasi sisa utang sebanyak US$5 juta dari total utang US$80 juta kepa-da sindikasi kreditur bank yang dipimpin Bank DBS Ltd.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan pelunasan utang tersebut sudah dilakukan sejak 7 Februari 2011. De ngan demikian, perseroan kini tidak lagi memiliki utang kepada

sindikasi tersebut.“Kami telah lunasi sisa utang

sebesar US$5 juta ke pada sindi-kasi kreditur yang diatur oleh Bank DBS Ltd Singapura selaku agen fasilitas. Jadi, utang kami terhadap sindikasi tersebut seka-rang nihil,” ujarnya dalam kete-rangan tertulis di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, perseroan telah melakukan pembayaran utang le bih awal sebesar US$75 juta ke -pada sejumlah kreditur yang ter-gabung dalam sindikasi bank ter-sebut. Utang itu merupakan ba gi-an dari fasilitas pinjaman se nilai

total US$200 juta yang di peroleh Maret tahun lalu.

Dari pinjaman berulang (re -volving credit facility) itu, perse-roan telah menarik pinjaman se -besar US$80 juta pada Juni 2010. Sebagian dana pelunasan utang tersebut diperoleh dari hasil pen-jualan saham perdananya ke pu -blik Oktober tahun lalu.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menilai harga saham Harum Energy berpotensi terus meningkat seiring dengan pe ning- katan harga kontrak batu bara dan tingginya permintaan batu

bara untuk pembangkit listrik. “Saya rasa harga sahamnya

berpotensi sampai ke Rp11.000 mengikuti momentum pergerak-an batu bara. Saat ini harga kon-trak batu bara US$120 per ton, dan masih berpeluang tembus ke US$130 per ton,” jelasnya.

Dalam perkembangan lain, analis Citigroup Alan Heap dalam laporan risetnya yang dirilis awal pekan ini memprediksi harga batu bara PT Indo Tambangraya Me gah Tbk, baik coking maupun thermal, tahun ini akan naik masing-masing 23% dan 14%.

Pasar merespons riset tersebut dengan memborong saham unit batu bara milik Banpu Plc (Thailand) itu, hingga harganya melompat ditutup 2,1% ke Rp45.200 per unit dalam perda-gangan Senin. Lompatan terbesar dalam 3 pekan terakhir.

Alan juga memprediksi harga nikel akan terkerek hingga 13% ke US$12,80 per ton. Bersamaan de ngan itu, harga saham produ-sen nikel terbesar PT International Nickel Indonesia Tbk naik 1% ke Rp5.050 per unit. (BAS TANUL

SIREGAR)

Harum Energy lunasi utang ke sindikasi DBS

Menguji kesetiaan RamayanaOLEH GITA ARWANA CAKTIKontributor Bisnis Indonesia

Jangan menilai buku dari kulit mukanya. Pe r-um pamaan ini agaknya dianut PT Ramayana Les tari Sentosa Tbk,

yang terus setia meng-garap pasar kelas mene-ngah ke bawah—segmen yang acap dianggap ti -dak po tensial men-ge-

nerate pendapatan.

Karena asumsi itu pula, warga kelas menengah ke ba -wah dan juga pangsa pasar di luar Pulau Jawa

sering luput dari pandangan ren-cana ekspansi perusahaan yang sedang tumbuh. Tentu saja asum-si ini tidak sepenuhnya benar.

Justru, segmen pasar yang dianggap lemah dan tidak poten-sial itu dapat memberi kontribu-si positif bagi pertumbuhan per-usahaan, asalkan mampu meli-hat celah dan menggarap pelu-ang yang ada. Situasi ini juga berlaku untuk perusahaan yang bergerak di bidang ritel.

Kepala Riset PT MNC Se cu-rities Edwin Sebayang menilai warga kelas menengah ke ba -wah memiliki tingkat konsumsi yang cukup tinggi, meski daya belinya tentu tidak sekuat daya beli warga menengah atas.

“Fokus segmen dari Ramayana itu cukup baik di tengah per-saing an yang ketat. Dia mampu melihat peluang dan memasar-kan produknya kepada masyara-kat menengah ke bawah. Dan fokus segmen ini sebaiknya tetap dipertahankan,” ujarnya di Jakarta, awal pekan ini.

Selain itu, dengan adanya ren-

cana Ramayana untuk membu-ka sejumlah toko di luar Pulau Jawa juga dinilai sebagai lang-kah positif pengembangan bis-nisnya. Dengan ekspansi itu, Edwin memperkirakan kinerja usaha perseroan bisa tumbuh 15%-20% pada tahun ini.

“Orang biasanya melihat po -tensi terkuat ada di Jawa, tetapi mereka lupa di luar Jawa, seper-ti Sumatra, potensinya juga cu -kup besar. Ramayana punya ke -lebihan untuk membuka perto-koan di daerah-daerah itu, ter-masuk di remote area, yang tidak terjangkau peritel besar,” je lasnya.

Namun, dari sisi pergerakan saham, sambungnya, emiten dengan kode RALS ini memang masih relatif datar. Untuk meningkatkan pergerakan harga saham, Edwin menyarankan

agar Ramayana meningkatkan likuiditas sahamnya.

Dia juga memperkirakan harga saham perseroan bisa menembus level Rp1.000 pada akhir tahun ini. “Menambah likuiditas itu macam-macam, bisa menaikkan jumlah saham beredar, menambah corporate action, serta lebih terbuka lagi kepada publik,” katanya.

Seperti diketahui, Ramayana berencana menambah sejumlah toko di Balikpapan, Pekanbaru dan Palembang. Selain melaku-kan ekspansi, perseroan juga telah melakukan efisiensi kepa-da pekerja yang tidak produktif pada divisi supermarket.

Dengan langkah-langkah terse-but, biaya operasional terhadap rasio penjualan berkurang jadi 21% pada kuartal III/2010 dari capaian rata-rata dua kuartal

sebelumnya, 24,3%. Program ini, menurut manajemen Ramayana, akan diteruskan tahun ini.

Indeks konsumsiOptimisme serupa juga diung-

kapkan oleh Praska Putrantyo, ana lis PT Infovesta Utama. Dia memproyeksi harga saham RALS bisa sampai pada kisaran Rp900-Rp1.000 dalam 3-6 bulan ke depan, dengan prediksi pertum-buhan pendapatan perseroan sekitar 15%.

Menurut Praska, peningkatan itu terjadi seiring dengan kenaikan indeks konsumsi, yang juga men cerminkan peningkat-an daya beli masyarakat. Dia merujuk pada pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang 6,1% dan PDB per kapita yang sudah di atas US$3.000.

“Untuk tahun ini kan diasum-

sikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,4%, jadi lebih tinggi lagi. Dengan dasar-dasar itu, saya perkirakan industri ritel di Indonesia bisa tumbuh 15%, ter-masuk Ramayana,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, lanjut Pras ka, saham RALS, masih potensial untuk menjadi pilihan bagi investor meski lebih bersifat jangka panjang. Hal ini melihat dari pergerakan harga saham RALS yang relatif stabil.

“Kalau harga sahamnya kan tidak yang naik secara besar, tetapi bergerak stabil, karena ada seasonal (musiman) juga. Nah, tipe saham seperti ini lebih cocok untuk investasi jangka panjang,” tambahnya.

Analis Danareksa Sekuritas Lydia Suwandi dalam risetnya yang diterbitkan 12 Oktober 2010 tetap merekomendasikan beli untuk saham emiten yang dimiliki Paulus Tumewu itu de -ngan target harga saham Rp1.060 pada akhir 2011.

Lydia juga menilai ekspansi ke luar Jawa yang direncakanan per seroan akan menggenjot pen-dapatan perseroan. Pasalnya, mar gin yang diperoleh Rama-yana di luar Jawa akan lebih tinggi dari margin yang selama ini datang dari toko-tokonya di Pulau Jawa.

“Dengan menambah tiga toko saja di luar Jawa, dapat menam-bah keuntungan sekitar 4% yang terletak pada perbedaan harga jual. Misalnya kalau di Jawa margin keuntungan hanya 30-32%, jika membuka di Papua bisa mencapai 50%,” paparnya.

Hingga akhir 2010, Lydia memperkirakan total pendapat-an perseroan bisa mencapai Rp6,05 triliun dengan asumsi proyek penjualan naik pada Oktober-Desember 2010. Meski, target tersebut sedikit lebih ren-dah dari ekpektasi awal, Rp6,14 triliun. ([email protected])

Pendapatan tahun ini diproyeksi naik 15%

BISNIS/T. PURNAMA

Estimasi kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Sumber: Riset PT Danareksa Sekuritas & Bloomberg, diolah

Rp7001/2/11

Rp700

31 Ags 16 Sep 15 Okt 15 Nov 15 Des 14 Jan 14 Feb

Rp730

Rp1.0205/10/10

Akun 2008 2009 2010 2011 2012

Pendapatan (Rp triliun) 5,53 5,45 6,14 6,77 7,36

Laba bersih (Rp triliun) 1,52 1,47 1,59 1,79 1,95

EPS (Rp) 57 51 49 65 73

P/E Ratio (x) 16,1 18 18,8 14,1 12,7

EV/EBITDA (x) 10 10,8 10,3 8,1 7,3

Sumber: Bloomberg

Pergerakan harga saham

Data efekUraian Keterangan

Kode saham RALS

Harga saham Rp730

Laju tahun berjalan (14,12%)

Target harga Rp1.060

Kapitalisasi pasar Rp5,18 triliun

Rekomendasi Beli