jaminan sosial kesehatan sebagai hak masyarakat dalam...

136
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2004 (Kajian Hukum Islam) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam(S.H.I) Oleh Aris Setiawan NIM. 106045101492 KONSENTRASIKEPIDANA ISLAM PROGRAM STUDIJINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011

Upload: nguyenkiet

Post on 14-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

DALAM UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2004

(Kajian Hukum Islam)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam(S.H.I)

Oleh

Aris Setiawan

NIM. 106045101492

KONSENTRASIKEPIDANA ISLAM

PROGRAM STUDIJINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/2011

Page 2: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

DALAM UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2004

(Kajian Hukum Islam)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam(S.H.I)

Oleh

Aris Setiawan

NIM. 106045101492

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Asrorun Ni’am, M.A Afwan Faizin, MA

NIP. 197605312000031001 NIP. 197210262003121001

KONSENTRASIKEPIDANA ISLAM

PROGRAM STUDIJINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/2011

Page 3: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK

MASYARAKAT DALAM UU NO 40 TAHUN 2004" {Kajian Hukum Islam} telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi

Jinayah Siyasah Kepidanaan Islam).

Jakarta, 20 Juni 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma. SH. MA. MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Asmawi,M.Ag

NIP. 197210101997031008

Sekretaris : Afwan Faizin,MA

NIP.197210262003121001

Pembimbing I : Afwan Faizin,MA

NIP.197210262003121001

Pembimbing II : Dr.H.Asrorun Ni'am,MA

NIP.197605312000031001

Penguji I : Prof.Dr. H.Abduh Malik

NIP. 150000000

Penguji II : Sri Hidayati M.A

NIP.l97102151997032002

Page 4: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

i

بسم اهلل الرمحن الرحيم

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah WST, yang telah dapat

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisa skripsi dengan judul “JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM UU No. 40 TAHUN 2004 (Kajian

Hukum Islam)” yang merupakan kewajiban bagi program sarjana (S-1) Program

Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Kepidanaan Islam pada Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memenuhi salah satu persyaratan dan

merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana (S1). Dalam penulisan

skripsi ini, sudah tentu penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil yang tentunya sangat

bermanfaat dalam penulisan Skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asmawi, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

ii

3. Afwan Faizin, MA., selaku Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Asrorun Niam, MA., selaku dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbing I.

5. Afwan Faizin, MA., selaku dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbinh II.

6. Seluruh Dosen/ Pengajar/ Staff, pada Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Kepada seluruh staff/karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bantuan buku-buku refrensi yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini.

8. Dan kepada seluruh teman PI angkatan 2006 seperti Mahpudin, Fandi, Haris

Sumirat, Amir, Fitrah, Guruh, Rangga, Kholid, Anissa, Dwi Wahyuni, Intan,

Attin, Wismoyo, Isa Shaleh, Eril, Yuswandi, Buldan, Nuruzzaman, Husen,

Muchsin, Faris, dan kesemuanya yang belum disebut. Terima kasih.

9. Kepada ayahanda dan Ibunda tercinta yang bernama Kusnadi serta Suganda

dan Siti Maesaroh yang telah senantiasa memberikan dukungan dan

semangatnya kepada ananda sehingga memberikan dukungan dan

semangatnya kepada ananda sehingga memberikan semangat lebih untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 6: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

iii

10. Dan saya ucapkan terimaakasih juga kepada seluruh teman-teman yang ada

di kampung halaman yaituh; Tobri,Ooz Fauzi,Saproni,Ubay Bayjuri Samsul

Basori dll. yang telah meberikan motifasi serta dorongannya kepada saya

sehingga saya dapat juga kepada puncak yang saya tempuh pada akhir

perkuliahan saya

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang

sempat membacanya, serta menambah wawasan keilmuan bagi yang

berkepentingan dengan masalah ini. Amin

Jakarta, 09 Juni 2011

Penulis

Page 7: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6

E. Metode Penelitian........................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL

A. Pengertian Jaminan Sosial........................................................... 13

B. Sejarah Lahirnya Jaminan Sosial ................................................ 16

C. Jenis-jenis Jaminan Sosial ........................................................... 19

D. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial ......................................... 35

BAB III JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF

HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Perspektif Hukum Positif ............................................................ 39

1. Pengertian Jaminan Sosial..................................................... 39

Page 8: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

v

2. Jaminan Sosial Kesehatan .................................................... 42

3. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial ................................... 47

a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara(APBN) .............. 47

b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah(APBD) .............. 50

B. Perspektif Hukum Islam .............................................................. 51

1. Pranata Jaminan Sosial Dalam Hukum Islam ....................... 51

a. Wakaf .............................................................................. 51

b. Infaq ................................................................................ 54

c. Sedekah ........................................................................... 57

2. Golongan-golangan yang berhak mendapatkan Jaminan

Sosial ..................................................................................... 58

3. Jaminan Sosial Kesehatan ..................................................... 70

a. Menjaga Kesehatan ......................................................... 70

1. Preventif .................................................................... 70

2. Makanan .................................................................... 72

3. Pengobatan ................................................................ 77

4. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial ................................... 79

BAB IV PERBANDINGAN ANTARA HUKUM POSITIF DAN

HUKUM ISLAM

A. Relasi Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap Jaminan

Sosial ........................................................................................... 90

Page 9: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

vi

B. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Hukum Positif Tentang

Jaminan Sosial ............................................................................ 107

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 120

B. Saran-saran .................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 123

LAMPIRAN

Page 10: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan sistem jaminan sosial telah menjadi agenda negara-

negara berkembang, yang didasari oleh kesadaran untuk mewujudkan keadilan

sosial dan terpenuhinya agenda pembangunan sosial ekonomi. Kompetisi global

semakin memperkuat keyakinan pemerintah di negara-negara berkembang untuk

mempercepat proses pembangunan sistem jaminan social yang kuat, terpadu dan

terintegrasi dengan berbagai agenda reformasi pembangunan terutama dibidang

ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Bahkan, diyakini Negara yang memiliki

sistem jaminan sosial yang adekuat mampu berperan aktif di era persaingan global

dan mampu menciptakan kedamaian dan rasa aman kepada masyarakat.1

Sistem jaminan sosial nasional yang tertuang dalam undang-undang No.40

Tahun 2004 bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar

hidup yang layak bagi setiap peserta atau anggota keluarganya. Salah satu unsur

yang menjadi bagian dari jaminan sosial ini adalah jaminan kesehatan bagi

masyarakat. Jaminan kesehatan ini diperuntukkan bagi seluruh lapisan

masyarakat.2

1 Yulius Widiyantoro, (skripsi), Studi Implementasi Kebijakan Sistem Jaminan Sosial

Nasional Terhadap Mekanisme Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di

Puskesmas Kota Semarang, (Semarang: 2005)

2 http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_5.htm (Artikel ini diakses pada 13 Desmber

2010)

Page 11: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

2

Jaminan sosial ini memang harus ada karena tingkat kemakmuran sebagian

besar penduduk belum memungkinkan masyarakat menjangkau pelayanan

kesehatan secara memadai karena mahalnya biaya pengobatan. Sedangkan

pelayanan kesehatan bagi anggota masyarakat yang mengalami gangguan

kesehatan adalah mutlak adanya. Sangat tidak manusiawi kiranya jika orang yang

sakit dibiarkan begitu saja tanpa mendapat pelayanan kesehatan karena secara

ekonomi ia tidak mampu membayar biaya tersebut.

Dalam kondisi seperti ini maka pemerintah berkewajiban memberikan

jaminan bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan yang semestinya.

Pelayanan kesehatan ini harus dilaksanakan tanpa melihat status ekonominya

karena sejatinya “health is a fundamental human rights” (kesehatan adalah hak

asasi manusia yang paling dasar) seperti yang tercantum dalam deklarasi hak asasi

manusia internsional. Jika ia tergolong masyarakat mampu, maka ia harus

membayar ongkos layanan kesehatan. Namun, jika ia tak mampu, maka

pemerintah berkewajiban menanggung biaya tersebut.3

Jaminan kesehatan merupakan system perlindungan sosial yang sangat

diperlukan oleh masyarakat, berupa transfer alokasi anggaran Negara untuk sektor

kesehatan melalui asuransi sosial. Bagi masyarakat miskin, jaminan sosial

kesehatan merupakan pendorong laju pembangunan sekaligus menjadi strategi

penting dalam penanggulangan kemiskinan. Karenanya, jaminan kesehatan telah

3 http://www.antaranews.com/berita/1273064171/dpr-sistem-jaminan-sosial-perlu-segera-

diterapkanhttp://sjsn.menkokesra.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=19

&Itemid=80 (Artikel ini diakses pada 13 Desembr 2010)

Page 12: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

3

diakui sebagai satu strategi kebijakan sosial yang penting dalam menopang

industri dan pertumbuhan ekonomi, di Negara maju seperti Amerika Serikat dan

Eropa Barat.4

Strategi penganggaran yang ditujukan untuk memutuskan mata rantai

kemiskinan dan rendahnya akses terhadap perawatan kesehatan harus dilengkapi

dengan strategi pengalokasian dana secara tepat dan proporsional. Hal ini harus

menyentuh reformulasi dan realokasi anggaran bagi sistem pendistribusian

perawatan kesehatan yang memperhatikan karakteristik dan kebutuhan berbagai

sasaran: kelompok kaya dan miskin, kelompok yang beresiko tinggi dan rendah,

dan pekerja di sektor formal dan informal, baik yang berada di wilayah perkotaan

maupun pedesaan yang ada di berbagai provinsi di Indonesia.

Jaminan kesehatan sosial menjadi tanggung jawab pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah. Peran pemerintah daerah dalam menjamin kesehatan

masyarakatnya diperkuat dengan dikabulkannya Judicial Review oleh Mahkamah

Konstitusi (MK) atas UU No.40 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan

sekaligus amanah konstitusi kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan

system jaminan kesehatan daerah baik provinsi maupun kabupten/kota.

Dengan diselenggarakannya program jaminan sosial secara nasional

terlebih dalam bidang kesehatan, dapat diciptakan kegotong royongan antara

pengusaha dengan tenaga kerja, antara yang kuat dan yang lemah, yang tua dan

4 http://www.gapri.org/tfiles/file/umum/JAMINAN%20KESEHATAN%20NASIONAL. doc.

(Artikel ini diakses pada 15 Desember 2010)

Page 13: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

4

yang muda, yang sehat dan yang tidak sehat, dan antara pemerintah dengan warga

negaranya. Demikian pula dalam Islam, jaminan sosial tertuang dalam Al-Qur’an

Surat An-Nahl : 90

Artinya:” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”.

Dalam ayat ini ada tiga hal yang diperintahkan oleh Allah SWT, supaya

dilakukan sepanjang waktu sebagai alamat dari taat kepada Tuhan. Pertama, jalan

adil yaitu meninmbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan

membenarkan mana yang benar, mengembalikan hak kepada yang punya dan

jangan berlaku zhalim atau aniaya.5

Namun hingga kini jaminan pelayanan kesehatan oleh pemerintah belum

terlaksana sesuai harapan. Program Asuransi Kesehatan bagi Masyarakat Miskin

(Askeskin) yang dijalankan pemerintah sejak tahun 2005 menuai banyak kendala.

Masih banyak masyarakat miskin yang belum terjaring program ini. Padahal

sejatinya program ini diluncurkan untuk memperbaiki sistem bantuan pemerintah

yang diberikan kepada pemegang kartu Keluarga Miskin (Gakin).

5 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993), h. 283

Page 14: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

5

Padahal dalam konsideran dalam UU No.40 Tahun 2004 angka 1 telah

disebutkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup yang layak, dan meningkatkan martabatnya menuju

terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan

penelitian tentang pemberian jaminan kesehatan bagi maasyrakat yang penulis

tuangkan dalam skripsi yang berjudul “Jaminan Sosial Kesehatan Sebagai Hak

Masyarakat Dalam UU No.40 Tahun 2004 (Kajian Hukum Islam)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Fokus masalah dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memberikan

batasan masalah sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah menjadi pokok

bahasan. Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana ketentuan tentang jaminan sosial terhadap masyarakat menurut

Hukum Islam?

2. Bagaimana ketentuan tentang jaminan social terhadap masyarakat menurut

Hukum positif?

3. Bagaimana relasi antara Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap jaminan

sosial kesehatan?

Page 15: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penulisan

skripsi ini antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana pemerolehan sebuah jaminan kesehatan bagi

masyarakat menurut UU No.40 Tahun 2004.

2. Untuk mengetahui bagaimana perspektif Hukum Islam memandang pemberian

jaminan kesehatan bagi masyarakat.

3. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan jaminan kesehatan menurut UU

No.40 Tahun 2004.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Terutama bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan penulis dan mengembangkan cakrawala berpikir bagi penulis.

2. Dapat mengerti serta menjelaskan maksud yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan.

3. Memberikan pemahaman bahwasannya kesehatan adalah hak yang paling

asasi atau dasar bagi setiap warga Negara.

D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu

Untuk memudahkan dalam menyusun penulisan skripsi ini, penu;lis ingin

memberikan rujukam terhadap tema-tema yang membahas masalah ini dan yang

memiliki kesamaan terhadap pembahasan judul skripsi ini. Adapun sumber yang

Page 16: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

7

penulis dapatkan ialah berasal dari buku yang berkaitan, jurnal-jurnal, dan artikel

pada media massa.

Karya Mahasiswwa (skripsi) di Fakultas Syariah dan Hukum oleh

Sarmada yang berjudul “Jaminan Sosial Terhadap Hakim Sebagai Penegak

Hukum Oleh Negara Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif”, yang di

dalamnya memuat bagaimana pemberian sebuah jaminan sosial terhadap hakim

yang memiliki peranan penting dalam memutuskan sebuah keputusan atau

masalah.

Karya Mahasiswa (skripsi) di Fakultas Syariah dan Hukum oleh Yuyun

Fitrianingsih yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Dana Pensiun

karyawan Jamsostek”, yang di dalamnya memuat pemberian sebuah jaminan bagi

pensiunan karyawan Jamsostek.

Karya mahasiswa (skripsi) di Fakultas Syariah dan Hukum oleh Saidi yang

berjudul, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Mekanisme Pengelolaan Dana

Pensiun (Studi Kasus Pada Dana Pensiun Karyawan jamsostek)”, memuat adanya

kemiripan dalam pemberian serta pengelolaan sebuah jaminan bagi pensiunan

karyawan Jamsostek.

Karya mahasiswa (skripsi) di Fakultas Agama Islam Surakarta, 2005 oleh

Khusna Nazila, “Asuransi Jaminan Sosial Tenaga kerja Menurut Tinjauan

Hukum Islam (Studi Kasus di Universitas Muhammadiyah Surakarta)”,dijelaskan

dalam skripsi ini bagaimana seharusnya antara pekerja atau buruh dengan majikan

untuk dapat memperhatikan kesejahteraannya sehingga antara keduanya tidak ada

Page 17: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

8

yang saling dirugikan dan juga bagaimana Islam memandang antara buruh dengan

majikan dengan adanya hadis yang menyatakan “berilah upah sebelum kering

keringatnya”. Jadi jelas dalam hal ini kita tidak boleh untuk tidak mensejahterakan

buruh yang telah kita pekerjakan.

Buku Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No.3 Tahun 1992), Sinar Grafika,

yang di dalamnya tertulis tentang bagaimana pemberian jaminan social yang

diberikan untuk kesejahteraan tenaga kerja yang dari jaminan kesehatan,

keselamatan dan juga kesejahteraannya. Dan juga disertai berbagai pemberian

jaminan-jaminan lainnya.

Buku Kemiskinan di Indonesia oleh Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,

1986 yang di dalamnya tertulis bagaimana seharusnya pemerintah menghadapi

permasalahan tentang kemiskinan yang seharusnya ditangani dengn baik dan

serius, baik yang hidup didesa maupun di kota. Dan juga dalam tulisan ini sebagai

pengalaman yang penulis tuangkan menulis tampak lambannya kinerja pemrintah

dalam mengatasi kemiskinan dan juga menganggap kemiskinan sebagai

permasalahan baru.

PT. Askes (Persero) Mendongkrak derajat kesehatan masyarakat via

PJKMU, Pos Kota 30 November 2010, dalam artikel ini bagaimana PT. Askes

tersebut melakukan banyak pembenahan, upaya penyesuaian yang bernafaskan

pada pedoman tata laksana asuransi sosial terkait kesiapan implementasi SJSN

menjadi modal semangat berdasarkan UU No.40 Tahun 2004.

Page 18: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

9

Sesuai dengan rujukan diatas maka penuis mencoba menguraikan secara

ringkas bahwasannya penelitian ini lebih bertumpu atau fokus terhadap jaminan

kesehatan terhadap masyarakat, karena kesehatan adalah hak yang paling dasar

dibutuhkan oleh seluruh warga negara. Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap

warga negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara

universal jaminan sosial dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak

Asasi Manusia oleh PBB (1948), dimana Indonesia ikut menandatanganinya.

Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang,

seperti terbaca pada Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu

“Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat….”

E. Metode Penulisan

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penulisan kualitatif yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun data deskriptif yang

dmaksud adalah ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari

orang-orang (subyek itu sendiri)6 yang kemudian dari informasi yang didapat,

menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada

waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian7. Penelitian ini

merupakan penelitian Kualitatif Doktriner yaitu, penelitian yang menggunakan

6 Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. alih bahasa-

Arif Furchan Cet- 1. Usaha Nasional. Surabaya- Indonesia: 1992. h. 21.

7 Consuelo G. Sevilla, at. all, Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia (UI-

PRESS). Jakarta: 2006. h. 71.

Page 19: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

10

obyek kajiannya adalah bahan-bahan hukum primer yang terdiri dari

perundang-undangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan

perundang-undangan dan putusan hakim.8

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitan ini adalah

sumber data primer dan sumber data skunder. Adapun sumber data primer

yaitu buku-buku, majalah, dan situs website yang obyek kajiannya mengenai

hukum pidana Islam./ sedangkan data skunder yaitu buku-buku yang terkait

dengan sumber buku primer yang dijadikan buku rujukan dalam penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah studi documenter, di

mana bahan-bahan penelitian yang didapat melalui dokumen eksternal yang

berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,

misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media

massa.9

3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif yaitu

pendekatan ini (content analisis) yang menekankan pada pengambilan

kesimpulan analisis yang bersifat deduktif, yaitu penalaran yang berawal dari

8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. Cet, ke- 4. Kencana Media Group. Jakarta:

2008. hal. 141

9 Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Cet, ke- 18. Remaja Rosda Karya. Bandung:

2004. h. 163

Page 20: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

11

hal umum untuk menentukan hal yang khusus sehingga mencapai suatu

kesimpulan.10

Adapun tehnik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan skripsi, cetakan ke-1 yang diterbitkan Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi pembahasan ke dalam 4 bab, yang

terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan tinjauan umum tentang jaminan sosial, yang berisi

tentang pengertian jaminan sosial, jenis-jenis jaminan sosial, sumber-sumber

jaminan sosial.

Bab III merupakan pembahasan tentang jaminan soSial kesehatan dalam

perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, yang berisi tentang golongan-

golongan yang berhak mendapatkan jaminan, sumber-sumber jaminan,sosial,

macam-macam jaminan sosial yang diberikan kepada masyarakat, studi kasus, dan

perbandingan antara Hukum Islam dan Hukum Positif

10

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 42-215.

Page 21: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

12

Bab IV merupakan pembahasan tentang perbandingan antara hukum Islam

dan hukum Positif, yang berisi tentang bagaimana relasi hukum Islam dan hukum

Positif terhadap Jaminan Sosial dan apa saja kontribusi hukum Islam terhadap

hukum Positif terhadap Jaminan Sosial.

Bab V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

Page 22: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

13

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL

A. Pengertian Jaminan Sosial

Kewajiban negara (state obiligation) untuk memberikan jaminan pada

setiap warga untuk memperoleh akses yang baik terhadap berbagai kebutuhan

dasar manusia (terutama makanan, kesehatan, tempat tinggal, dan pendidikan).

Sedangkan yang lain jaminan sosial berbicara tentang proteksi negara bagi warga

terhadap kondisi-kondisi yang potensial mendegradasi harkat dan martabat

manusia, seperti kemiskinan, usia lanjut, cacat, dan pengangguran.

Dalam pandangan antropologi, kebudayaan atau kultur tidak pernah dapat

terlepas dalam suatu masyarakat. Kebudayaan merupakan tata kelakuan, kelakuan

dan hasil kelakuan manusia, masyarakat merupakan jaringan kelompok-kelompok

manusia yang memangku kebudayaan tadi. Dengan demikian, masyarakat

merupakan wadah dari kebudayaan.1

Atas dasar kenyataan itu beranggapan bahwa kebudayaan atau kultur ini

sangat mewarnai kehidupan suatu masyarakat. Dalam pandangan tersebut, kondisi

kehidupan masyarakat yang merupakan masalah sosial juga dapat dianggap

sebagai cerminan dari kultur masyarakatnya. Sebagai contoh, masalah kemiskinan

1 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1966)

Page 23: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

14

sering dijelaskan sumbernya dari latar belakang budaya masyarakanya, sehingga

dikenal suatu hipotesis yang disebut dengan kemiskinan kultural.2

Di banyak negara, terutama negara-negara yang menganut sistem negara

kesejahteraan (welfare state), sistem jaminan sosial yang baik dimaknai sebagai

titik sentral makna eksistensi negara. Negara ada untuk kesejahteraan rakyat,

bukan rakyat ada demi prestise negara. Tidak jarang, pemaknaan dan

implementasi ide jaminan sosial di suatu negara menjadi indikator

terpilih/tidaknya sebuah kabinet untuk memimpin pemerintah di masa datang. Itu

sebabnya, kebanyakan pemerintah negara-negara beradab secara serius memaknai

pelaksanaan jaminan sosial.

Tidak ada definisi universal untuk “jaminan sosial” (sosial security).

Secara umum ia diartikan sebagai penyedia perlindungan yang dilakukan lewat

prosedur publik atas berbagai kerugian atau kehilangan penghasilann karena

sakit, kehamilan, kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan, cacat, usia, lanjut, dan

kematian. Asuransia kesehatan serig dianggap bagian dari jaminan sosial

(misalnya oleh ILO)3

“Perlindungan sosial” (social protection) adalah istilah yang sering

digunakan sebagai konsep yang lebih luas untuk mencakup jaminan sosial,

asuransi kesehatan dan jaminan yang diberikan di sektor swasta. Sedangkan

2 Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet. 1, h.

100

3 Michael Raper, Negara Tanpa Jaminan Sosial Tiga Pilar Jaminan Sosial di Australia dan

Indonesia, (Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008), h. 17

Page 24: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

15

jaminan Sosial Nasional adalah program Pemerintah dan Masyarakat yang

bertujuan memberi kepastian jumlah perlindungan kesejahteraan sosial agar

setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menuju terwujudnya

kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perlindungan ini

diperlukan utamanya bila terjadi hilangnya atau berkurangnya pendapatan.4

Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap warga negara sebagaimana

tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara universal jaminan sosial

dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB

(1948), dimana Indonesia ikut menandatanganinya. Kesadaran tentang

pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang, seperti terbaca pada

Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu “Negara mengembangkan

Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat….”.

Perlindungan jaminan sosial mengenal beberapa pendekatan yang saling

melengkapi yang direncanakan dalam jangka panjang dapat mencakup seluruh

rakyat secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan ekonomi

masyarakat. Pendekatan pertama adalah pendekatan asuransi sosial (compulsory

social insurance), yang dibiayai dari kontribusi/premi yang dibayarkan oleh

setiap tenaga kerja dan atau pemberi kerja. Kontribusi/premi dimaksud selalu

harus dikaitkan dengan tingkat pendapatan/upah yang dibayarkan oleh pemberi

kerja. Pendekatan kedua berupa bantuan sosial (social assistance) baik dalam

4 http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_5.htm (Artikel ini diakses pada 5 Mei 2011)

Page 25: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

16

bentuk pemberian bantuan uang tunai maupun pelayanan dengan sumber

pembiayan dari negara danbantuan sosial dan masyarakat lainnya.

Beberapa negara yang menganut prinsip negara kesejahteraan (welfare

state) yang selama ini memberikan jaminan sosial dalam bentuk bantuan sosial

mulai menerapkan asuransi sosial. Utamanya karena jaminan melalui bantuan

sosial membutuhkan dana yang besar dan tidak mendorong masyarakat

merencanakan kesejahteraan bagi dirinya. Disamping itu, dana yang terhimpun

dalam asuransi sosial dapat merupakan tabungan nasional. Secara keseluruhan

adanya jaminan sosial nasional dapat menunjang pembangunan nasional yang

berkelanjutan. Pengaturan dalam jaminan sosial ditinjau dari jenisnya terdiri dari

jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemutusan hubungan

kerja, jaminan hari tua, pensiun, dan santunan kematian.

B. Sejarah Lahirnya Jaminan Sosial

Lahirnya konsep jaminan sosial tidak lepas dari upaya manusia untuk

mendapatkan keamanan atas resiko yang mungkin terjadi. Khususnya resiko

kehilangan dan berkurangnya penghasilan. Banyak hal yang menyebabkan

terjadinya resiko, seperti hari tua kecelakaan, sakit atau meninggal dunia. Embrio

jaminan sosial bermula pada awal abad ke-19 dengan tokoh Beveridge dan Otto

Van Bismark.5 Pada saat itu Bismark mengembangkan suatu konsep asuransi

5 Http://id.shvong.com/social -sciences/sociology/2168822-pengertitan jaminan-sosial/

(Artikel ini diakses pada 7Juni 2011)

Page 26: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

17

sosial dan jaminan sosial, yang kemudian menyebar keberbagai belahan dunia

termasuk Indonesia.

Buruh pertanian dan sektor informal cukup dominan di Indonesia.

Komunitas-komunitas pedesaan pada umumnya menerapkan sistem gotong

royong. Anak diharapkan dapat menopang kehidupan orang tua dilanjut usia dan

keluarga besar lainnya. Sejak berdirinya Republik Indonesia pada tahun 1950,

pemerintah telah menerapkan Pembangunan Jangka Panjang dengan kurun waktu

25 tahun (1969-1994 dann 1994-2019), setiap kurun waku diselesaikan secara

bertahap dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun.

Sistem jaminan sosial di Indonesia dikerjakan di bawah rencana

pembangunan tersebut. Repelita tahun 1974-1979 berfokus pada perluasan

distribusi jaminan sosial. TASPEN (Tabungan pensiun), dana pensiun bagi

pegawai negeri yang secara hukum diberlakukan pada tahu 1969. Pada tahun

1971 diadakan sistem asuransi untuk buruh swasta formal, ASTEK (Asuransi

Tenaga Kerja), yang berubah menjadi JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga

Kerja) tahun 1992. JAMSOSTEK mempunyai manfaat yang lebih banyak, yaitu

memberikan asuransi kesehatan. Sistem jaminan sosial kemudian semakin

berkembang dengan pengaturan jaminan untuk pegawai negari, buruh swsta

formal dan anggota ABRI yang terpisah.6

6 Michel Raper,Negara Tanpa Jaminan Sosial Tiga Pilar Jaminan Sosial di Australia dan

Indonesia,(Jakarta:Trade Rights Centre,20080,h.

Page 27: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

18

Pasal 28 H Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa “setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan”. Akan tetapi, untuk saat ini jaminan sosial di Indonesia hanya terbatas

bagi mereka yang ikut Jamsostek (buruh swasa formal), Taspen dan Askes (untuk

pegawai negeri) serta Asabri untuk anggota ABRI dan keluarga merka. Jaminan

ini membayarkan sejumlah uang untuk dana pensiun, berobat, kematian dan

pemakaman, kematian dan kecelakaan kerja. Selain itu, sistem ini juga memberi

bantuan kepada korban bencana alam, korban konflik sosial dan orang-orang yang

tidak bisa bekerja karena alasan tertentu. Sistem ini membiayai 15 juta dari 100

juta angkatan kerja, lebih dari 200 juta penduduk Indonesia. Sistem ini dipandang

gagal untuk memberikan manfaat bagi penerimanya, karena hanya mencakup

sebagian kecil masyrakat, jumlahnya yang kecil dan pengaturannya yang buruk.

ILO telah melakukan berbagai riset dan mengeluarkan rekomendasi agar

sistem ini memperluas cakupannya, dan pada tahun 2004, pemerintah Indonesia

mengusulkan RUU Jamsosnas yang disahkan oleh DPR pada bulan oktober 2004

sebagai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem ini lebih komperehensif,

terdiri dari dana pensiun, asuransi kesehatan nasional, santunan kematian, dan

santunan kecelakaan kerja. Sistem ini mencakup seluruh penduduk Indonesia,

tanpa memandang apakah meraka buruh di sektor formal ataupun informal

bahkan pengangguran. Sebuah lembaga jaminan sosial telah didirikan dan secara

Page 28: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

19

langsung berada di bawah koordinasi presiden. Lembaga ini bertugas dan

memberikan rekomendasi tentang pelaksanaan sistem baru ini.

C. Jenis-jenis Jaminan Sosial

Dalam Undang-undang Jaminan Sosial ada beberapa jenis program

jaminan sosial bagi seluruh warga negara yang terdiri dari;

1. Jaminan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta

sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang

mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya

harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaannya di samping spiritual,

kepribadian, dan kejuangan. Untuk itu, menurut sujudi pembangunan

kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan

produktif.

Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti

globalisasi, denokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi, serta

pemahaman kesehatan sebagai hak asasi dan investasi mendorong terjadinya

revisi terhadap sistem kesehatan yang selama ini menjadi dasar pembangunan

kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun secara

status mengalami peningkatan, namun secara sistem hal itu belum

menunjukkan adanya daya relationship semua stakeholder yang menjamin

Page 29: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

20

sistem kesehatan yang sustainable dengan dasar mengupayakan sistem

pelayanan kesehatan bagi semua kalangan terutama masyarakat yang tidak

mampu.

Sementara sehat dalam definisi WHO (1975), adalah suatu keadaan

sejahtera dari fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas

penyakit dan kelemahan, dirasa tidak sesuai atau tidak lengkap lagi. Konsep

sehat ini belum mengakomodasikan dimensi produktifitas dari kelompok

umur yang berbeda seperti balita, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Dalam

Ottawa Charter tahun 1986 disebutkan bahwa sehat itu bukan tujuan hidup,

tetapi alat untuk dapat hidup produktif.7

Pembiayaan kesehatan terkait adanya visi menuju Indonesia sehat

2010. Hal ini menuntut semua instistusi mensinergikan semua program

kerjanya dengan keadaan dukungan dana yang tersedia demi tercapainya

target tersebut. Satu hal yang akan mempengaruhi proses itu adalah komitmen

ekspenditur untuk sektor kesehatan dari pemerintah di semua tingkatan.

Pembiayaan merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi biaya

kesehatannya, yaitu rata-rata 2,2% dari GDP, sementara negara lain yang

memiliki sistem kesehatan yang baik rata-rata total ekspenditur untuk

kesehatan mencapai 8%-15% dari GDP.

Sejak tahun 1999, arah pembangunan kesehatan nasional telah

dirancangkan berupa program menuju Indonesia Sehat 2010.. dalam

7 Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.6

Page 30: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

21

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

574/Menkes/SK/IV/2010 tentang kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010 telah dirumuskan visi dan misi serta strategi baru

pembangunan kesehatan. Visi baru yaitu Indonesia sehat 2010 akan dicapai

melalui berbagai program pembangunan kesehatan yang telah tercantum

dalam Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan

nasional.

Namun, pembangunan kesehatan belum mencapai hasil yang optimal

yang ditandai dengan berbagai masalah kesehatan masih banyak ditemukan.

Menurut laporan WHO tahun 2000, angka kematian bayi di Indonesia pada

tahun 1998 masih tinggi adalah 48 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian

bayi tersebut jauh lebih tinggi daripada angka kematian bayi di Thailand,

Filipina, Srilangka, dan Malaysia.

Hal di atas dapat disebabkan oleh masih rendahnya kinerja

pembangunan kesehatan. Masalah tersebut wajar saja terjadi karena pada

realitanya pembangunan kesehatan belum berada dalam arus utama

pembangunan nasioanal (Depkes, 2003). Sebagai contoh adalah anggaran

yang disediakan untuk pembangunan kesehatan di Indonesia, ternyata untuk

bidang kesehatan, pemerintah mempunyai anggaran yang masih kecil.

Menurut Thabrany (2005), berdasarkan analisis data tahun anggaran

Page 31: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

22

1997/1980 sampai 2002, alokasi belanja kesehatan rata-rata 1,36% (kisaran

0,84% sampai dengan 1,85%) dari total belanja pemerintah.8

Kesenjangan status kesehatan terjadi antar daerah, antar tingkatan

sosial-ekonomi dan antarkawasan perkotaan dan pedesaan. Secara spesifik

kesenjangan tersebut antara lain disebabkan oleh belum efektifnya

pelaksanaan desentralisasi penanganan kesehatan, efisiensi penggunaan

anggaran dana yang masih rendah serta distribusi dan pendayagunaan tenaga

kesehatan yang belum proporsional.

Desentralisasi yang memberi peluang bagi Pemerintah Daerah untuk

mengambil andil penting dalam penanganan masalah kesehatan secara teoritis

dapat menyebabkan tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih responsif

terhadap kebutuhan lokal. Namun pada kenyataannya hal ini lebih mendorong

timbulnya disparitas antar daerah dan sulit terpenuhinya informasi kesehatan

yang essensial. Terlebih lagi, peningkatan pembiayaan yang dilakukan

Pemerintah Daerah dalam pembiayaan pengobatan kuratif menyebabkan

berbagai pelayanan kesehatan preventif dan promotif oleh Pemerintah Daerah

menurun.

Peran pihak swasta yang meningkat saat ini seharusnya tidak lagi

dijawab dengan kompetisi oleh pemerintah pusat. Dalam meningkatkan

efisiensi alokasi dana kesehatan, pemerintah sebaiknya merangkul pihak

swasta dengan meningkatkan koordinasi dan pengawasan. Hal ini dapat

8 Ibid, h. 94-95

Page 32: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

23

dilakukan dengan sertifikasi dan regulasi untuk menjamin kualitas kesehatan

yang diberikan. Selain itu, pemerintah juga seyogyanya mengalihkan fokus

perhatian dan penanganan dari daerah dimana peran swasta telah baik kepada

peningkatan pelayanan kesehatan warga miskin dan pada daerah dimana peran

sektor swasta belum begitu baik. Realisasi anggaran dana kesehatan sebanyak

5% dari total APBN yang sedang diupayakan oleh Kementrian Kesehatan-pun

harus dibekali dengan perencanaan program kerja yang komprehensif, yang

salah satunya harus berfokus pada peningkatan kualitas, kuantitas dan

keterjangkauan palayanan kesehatan warga miskin.

Permasalahan SDM kesehatan juga merupakan tantangan yang harus

segera dijawab oleh pemerintah. Koordinator Program Manajemen WHO

Wilayah Asia Tenggara Dr. M Mucaherul Hug pada keteranganya usai

pembukaan Konferensi Aliansi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Se-

Asia Pasifik di Sanur pada April 2010 menyatakan bahwa Indonesia

merupakan salah satu negara dari 57 negara di dunia yang masuk dalam

kategori negara yang mengalami krisis tenaga kesehatan. Menurut Mucaherul

Hug, selain karena tidak meratanya distribusi, krisis tenaga kesehatan di

Indonesia juga disebabkan oleh rendahnya kompetensi tenaga kesehatan

Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada

institusi pendidikan terkait, serta menyusun dan menegaskan regulasi sebagai

Page 33: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

24

upaya menjawab permasalahan distribusi tenaga kesehatan yang belum

merata, terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan.9

Kesehatan adalah hal esensial yang dibutuhkan oleh manusia, dan

menjadi hak warga atas pemerintah. Dimanapun warga tersebut berada serta

bagaimanapun status sosial ekonominya, pelayanan kesehatan harus

diwujudkan dengan baik untuk menjawab tantangan-tantangan yang datang

pada bidang kesehatan. Sehingga diharapkan cita-cita untuk mencapai

indonesia yang lebih sehat dapat diwujudkan di tahun 2011.

2. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko

yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan

oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan

kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan

kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab

pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran

jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai

kelompok jenis usaha.10

9 http:www.beritabali.com/index.php?reg=&news&id=201010040001(Artikel ini diakses

pada 7Juni 2011)

10

http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=17 (Artikel ini diakses pada 9 Mei

2011)

Page 34: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

25

Tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting dalam

pelaksanaan pembangunan nasional pada umumnya dan dalam peningkatan

produksi dan produktivitas khususnya, sehingga perlu diberikan perlindungan,

pemeliharaan, dan perawatan dengan cara menyelenggarakan jaminan sosial,

baik bagi tenaga kerja maupun keluarganya. Pemberian jaminan ini

sebenarnya adalah untuk melindungi tenaga kerja terhadap resiko akan hilang

atau berkurangnya penghasilan dari tenaga kerja bersangkutan karena adanya

kecelakaan kerja yang disebabkan oleh penggunaan alat-alat besar dan

tekhnologi modern serta bahan-bahan kimia.11

Sedangkan manfaat dari jaminan kecelakaan kerja ini memberikan

kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan

pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau

menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini

sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran

berdasarkan besarnya kelomok usaha sebagaimana tercantum pada iuran.

a. Biaya Transport (Maksimum)

1) Darat Rp 400.000,-

2) Laut Rp 750.000,-

3) Udara Rp 1.500.000,-

11

http://khansamhamnida.wordpress.com/2011/04/14/jaminan-sosial-jenis-jenis-jaminan-

sosial/ (Artikel ini diakses pada 8 Mei 2011)

Page 35: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

26

b. Sementara tidak mampu bekerja

1) Empat (4) bulan pertama, 100% upah

2) Empat (4) bulan kedua, 75% upah

3) Selanjutnya 50% upah

c. Biaya Pengobatan/Perawatan

Rp 12.000.000,- (maksimum)*

d. Santunan Cacat

1) Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah tetap

2) Total-tetap

3) Sekaligus: 70 % x 80 bulan upah

4) Berkala (2 tahun) Rp 200.000,- per bulan*

5) Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan

e. Santunan Kematian

1) Sekaligus 60 % x 80 bulan upah

2) Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan

3) Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

f. Biaya Rehabilitasi: Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta,

ditambah 40 %

1) Prothese anggota badan

2) Alat bantu (kursi roda)

g. Penyakit akibat kerja, tiga puluh satu jenis penyakit selama

hubungan kerja dan 3 tahun setelah putus hubungan kerja.

Page 36: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

27

Iuran

1) Kelompok I: 0.24 % dari upah sebulan;

2) Kelompok II: 0.54 % dari upah sebulan;

3) Kelompok III: 0.89 % dari upah sebulan;

4) Kelompok IV: 1.27 % dari upah sebulan;

5) Kelompok V: 1.74 % dari upah sebulan;

*) sesuai dengan PP Nomor 76 tahun 2007

3. Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hari Tua (JHT) ditujukan sebagai pengganti

terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua

dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari

Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada

saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan

tertentu.

Jaminan sosial ini merupakan satu kesatuan dari jaminan kecelakaan

kerja, yang telah diakomodir dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.

Jaminan ini diperuntukkan bagi tenaga kerja yang telah memasuki masa tua

atau sudah terputusnya penghasilan tenaga kerja. Dihari tua, tenaga kerja juga

membutuhkan akan adanya jaminan tersedianya dana yang dimanfaatkan pada

saat sudah berhenti bekerja, baik karena sudah mencapai hari tua (usia 55/56

tahun) atau waktu menderita cacat tetap dan total ataupun pada waktu

Page 37: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

28

meninggal dunia. Oleh karena itu tabungan hari tua yang dikaitkan dengan

program jaminan kematian diharapkan dapat, membuat tenaga kerja dapat

memenuhi kebutuhan minimum dihari tuanya beserta keluarganya dan

memberikan ketenangan kerja bagi pekerja pada usia yang produktif. Iuran

jaminan hari tua, yakni: ditanggung perusahaan sebesar 3,7% , dan ditanggung

oleh tenaga kerja sebesar 2%.

Sedangkan manfaat dari jaminan hari tua akan dikembalikan atau

dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil

pengembangannya, apabila tenaga kerja:

a. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap.

b. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun

dengan masa tunggu 6 bulan.

c. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.

Tata Cara Pengajuan Jaminan12

Setiap permintaan Jaminan Hari Tua, tenaga kerja harus mengisi dan

menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat

dengan melampirkan:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.

b. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan

Pengadilan Hubungan Industrial.

12

http://mitra-ku.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=

63 (Artikel ini diakses pada 9 Mei 2011)

Page 38: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

29

d. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai secukupnya.

e. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total

dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter

f. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan

wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan:

g. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

h. Photocopy Paspor

i. Photocopy Visa

j. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia

sebelum usia 55 thn dilampiri:

k. Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kelurahan/Kepolisian

l. Photocopy Kartu keluarga

m. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari

perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun

telah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak tenaga kerja

yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:

n. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan

o. Surat pernyataan belum bekerja lagi

p. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai

Negeri Sipil/ ABRI.

Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek

(persero) melakukan pembayaran JHT.

Page 39: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

30

4. Jaminan Pensiun

Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun

setiap bulan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sejauh

ini, baru pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri yang memiliki

program Jaminan Pensiun wajib. Sebagian besar tenaga kerja swasta, apalagi

kelompok nonformal, belum memiliki program Jaminan Pensiun wajib

meskipun sebagian kecil sudah memiliki program pensiun sukarela, baik

melalui program pensiun yang diselenggarakan oleh perusahaan asuransi

swasta maupun lembaga Dana Pensiun Lembaga Keuangan/Pemberi Kerja.

Indonesia sebenarnya telah memiliki undang-undang (UU) yang akan

melandasi reformasi penyelenggaraan program Jaminan Pensiun itu. Namun,

implementasinya, termasuk penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan,

belum seperti diharapkan. Bahkan, sekarang sedang menjumpai masalah

hukum mengingat masa transisi pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS), yang diamanatkan UU Nomor 40 Tahun 2004 sampai tahun

2009 sudah terlewati. Di dalam UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) dicita-citakan bahwa pada suatu saat (15-20 tahun

mendatang) seluruh penduduk Indonesia akan memiliki Jaminan Pensiun yang

dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Page 40: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

31

Dalam pemberian jaminan ini ada lima perusahaan yang telah ditunjuk

dalam pemberian jaminan sosial, akan tetapi dimiliki oleh negara dan

mengelola:13

a. PT Jamsostek, mengelola dana pensiun dan asuransi kesehatan bagi buruh

swasta formal.

b. PT Taspen, mengelola dana pensiun untuk egawai negeri.

c. PT Asabri, mengelola program pensiunan untuk anggota ABRI.

d. PT Askes, mengelola suransi kesehatan untuk pegawai negarai

Di dalam Undang-undang jaminan sosial No.40 tahun 2004 antara lain

dalam Pasal:

a. Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib.

b. Jaminan pensiun diselenggarakan untuk mempertahankan derajat

kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang

penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total

tetap.

c. Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

d. Usia pensiun ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan.

e. Peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah membayar iuran.

f. Manfaat jaminan pensiun berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan

sebagai:

1) Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal

dunia;

2) Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau

akibat penyakit sampai meninggal dunia;

3) Pensiun janda/duda,diterima janda/duda ahli waris peserta sampai

meninggal dunia atau menikah lagi;

4) Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai 23

(dua puluh tiga) tahun, bekerja, atau menikah; atau

13

Michael Raper, Negara Tanpa Jaminan Sosial Tiga Pilar Jaminan Sosial Di Indonesia

dan Australia, (Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008), h. 60

Page 41: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

32

5) Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai

batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

a) Setiap peserta atau ahli warisnya berhak mendapatkan pembayaran

uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iuran

minimal 15 (lima belas) tahun, kecuali ditetapkan lain oleh

peraturan perundang-undangan.

b) Manfaat jaminan pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah

mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan.

c) Apabila peserta meninggal dunia masa iur 15 (lima belas) tahun

ahli warisnya tetap berhak, mendapatkan manfaat jaminan pensiun.

d) Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum memenuhi masa

iur (lima belas) tahun, peserta tersebut berhak mendapatkan

seluruh akumulasi iurannya ditambah hasil pengembangannya.

e) Hak ahli waris atas manfaat pensiun anak berakhir apabila anak

tersebut menikah, bekerja tetap, atau mencapai usia 23 (dua puluh

tiga) tahun.

f) Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami

cacat total tetap meskipun peserta tersebut belum memasuki usia

pensiun

Jika melihat dari ulasan pada Undang-undang No. 40 tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional tersebut dan perusahaan pengelola

jaminan sosial, jaminan pensiun diberikan hanya untuk PNS/ABRI.

Sedangkan untuk buruh swasta tidak mendapatkan tunjangan atau jaminan

pensiun. Jikalau ada, itu pun hanya sedikit yang mendapatkannya.

Sebagaimana yang diutarakan oleh H. Said Iqbal, ME yang merupakan Sekjen

Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS). Beliau mengutarakan seharusnya

seluruh rakyat Indonesia mendapatkan jaminan kesehatan seumur hidup dan

juga dana pensiun tanpa adanya diskriminasi melalui sebuah petisi rakyat,

yang berisi tiga poin penting:14

14

http://www.antaranews.com/berita/254960/kajs-perjuangkan-jamkes-tanpa-diskriminasi

(Artikel ini diakses pada 9 Mei 2011)

Page 42: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

33

a. Jaminan kesehatan seumur hidup untuk seluruh rakyat Indonesia, dalam

hal ini berobat gratis seumur hidup.

b. Jaminan dana pensiun wajib bagi buruh swasta. Ketika masih bekerja

pekerja/buruh dituntut produktivitas tinggi dan diwajibkan membayar

pajak. Namun, saat memasuki usia pensiun tidak mendapat jaminan

pensiun. Akibatnya tidak mampu membayar kontrakan rumah, anak putus

sekolah dan berpenyakitan, dan

c. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BJS) harus badan hukum publik

wali amanat, bukan berbentuk BUMN atau PT sebagaimana yang lazim

dilakukan oleh pemerintah saat ini.

5. Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program

Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk

biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib

menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan

kematian yang diberikan adalah Rp 12 Juta terdiri dari Rp 10 juta santunan

kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman15

dan santunan berkala. Ada tata

cara pengajuan jaminan kematian ini yakni, sebagai berikut:16

15

Peraturan Pemerintah No. 76 tahun 2007 Tentang

16

http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=17 (Artikel ini diakses pada 9 Mei

2011)

Page 43: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

34

Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi

dan mengirim form 4 kepada PT Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan.

b. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan.

c. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan

yang masih berlaku.

d. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga).

e. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat.

f. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila

pengambilan JKM ini dikuasakan).

PT Jamsostek (Persero) hanya akan membayar jaminan kepada yang

berhak. Dan program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja

sebagai berkut:

a. Santunan kematian : Rp. 10. 000.000

b. Biaya pemakaman : Rp. 2. 000.000

c. Santunan berkala : Rp. 200. 000 (selama 24 Bulan)

Page 44: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

35

D. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial

1. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)17

Penyusunan anggaran pendapatan negara disusun dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan negara dankemampuan dalam menghimpun

pendapatan negara. Penyususnan rancangan anggaran pendapatan belanja

negara, berpedoman kepada rencana kerja pemerintah dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuan bernegara sesuai dengan UU No. 17 Tahun

2003 tentang keuangan negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia

yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis

dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara

selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan

APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan

Undang-Undang. Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk

RUU tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR

menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan

sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan

APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan

perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat

17

http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara (Artikel ini

diakses pada 13 Mei 2011)

Page 45: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

36

mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah

harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan

DPR.Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah

pembahasan dengan Badan anggaran DPR. Dalam keadaan darurat (misalnya

terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum

tersedia anggarannya.

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan

pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan

pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan

menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. APBN

mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan

stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang

menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan

dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya:

a. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar

untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

b. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat

menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun

Page 46: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

37

tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka

negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan

tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun

proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah

dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa

berjalan dengan lancar.

c. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk

menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah

bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang

negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

d. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta

meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

e. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

f. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi

alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

perekonomian.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN

adalah:

a. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.

b. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

Page 47: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

38

c. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan

memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana

keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari

sampai dengan tanggal 31 Desember. Anggara pendapatan belanja daerah

(APBD) terdiri atas:

a. Anggaran pendapatan, terdiri atas:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan

lain-lain.

2) Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus.

3) Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.

b. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan

tugas pemerintahan di daerah.

c. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikut.

Page 48: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

39

BAB III

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

DAN HUKUM ISLAM

A. Perspektif Hukum Positif

1. Pengertian Jaminan Sosial

Kewajiban negara (state obiligation) untuk memberikan jaminan pada

setiap warga untuk memperoleh akses yang baik terhadap berbagai kebutuhan

dasar manusia (terutama makanan, kesehatan, tempat tinggal, dan

pendidikan). Sedangkan yang lain jaminan sosial berbicara tentang proteksi

negara bagi warga terhadap kondisi-kondisi yang potensial mendegradasi

harkat dan martabat manusia, seperti kemiskinan, usia lanjut, cacat, dan

pengangguran.

Dalam pandangan antropologi, kebudayaan atau kultur tidak pernah

dapat terlepas dalam suatu masyarakat. Kebudayaan merupakan tata kelakuan,

kelakuan dan hasil kelakuan manusia, masyarakat merupakan jaringan

kelompok-kelompok manusia yang memangku kebudayaan tadi. Dengan

demikian, masyarakat merupakan wadah dari kebudayaan.1

Atas dasar kenyataan itu beranggapan bahwa kebudayaan atau kultur

ini sangat mewarnai kehidupan suatu masyarakat. Dalam pandangan tersebut,

kondisi kehidupan masyarakat yang merupakan masalah sosial juga dapat

1 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1966)

Page 49: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

40

dianggap sebagai cerminan dari kultur masyarakatnya. Sebagai contoh,

masalah kemiskinan sering dijelaskan sumbernya dari latar belakang budaya

masyarakanya, sehingga dikenal suatu hipotesis yang disebut dengan

kemiskinan kultural.2

Di banyak Negara, terutama Negara-negara yang menganut sistem

Negara kesejahteraan (welfare state), sistem jaminan sosial yang baik

dimaknai sebagai titik sentral makna eksistensi negara. Negara ada untuk

kesejahteraan rakyat, bukan rakyat ada demi prestise negara. Tidak jarang,

pemaknaan dan implementasi ide jaminan sosial di suatu negara menjadi

indikator terpilih/tidaknya sebuah kabinet untuk memimpin pemerintah di

masa datang. Itu sebabnya, kebanyakan pemerintah negara-negara beradab

secara serius memaknai pelaksanaan jaminan sosial.

Tidak ada definisi universal untuk “jaminan sosial” (sosial security).

Secara umum ia diartikan sebagai penyedia perlindungan yang dilakukan

lewat prosedur publik atas berbagai kerugian atau kehilangan penghasilann

karena sakit, kehamilan, kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan, cacat, usia,

lanjut, dan kematian. Asuransi kesehatan sering dianggap bagian dari jaminan

sosial (misalnya oleh ILO)3. “Perlindungan sosial” (social protection) adalah

istilah yang sering digunakan sebagai konsep yang lebih luas untuk mencakup

2 Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet. 1, h.

100

3 Michael Raper, Negara Tanpa Jaminan Sosial Tiga Pilar Jaminan Sosial di Australia dan

Indonesia, (Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008), h. 17

Page 50: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

41

jaminan sosial, asuransi kesehatan dan jaminan yang diberikan di sektor

swasta. Sedangkan jaminan Sosial Nasional adalah program Pemerintah dan

Masyarakat yang bertujuan memberi kepastian jumlah perlindungan

kesejahteraan sosial agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat

Indonesia. Perlindungan ini diperlukan utamanya bila terjadi hilangnya atau

berkurangnya pendapatan.4

Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap warga negara

sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara universal

jaminan sosial dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia oleh PBB (1948), dimana Indonesia ikut menandatanganinya.

Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang,

seperti terbaca pada Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu

“Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat….”.

Perlindungan jaminan sosial mengenal beberapa pendekatan yang

saling melengkapi yang direncanakan dalam jangka panjang dapat mencakup

seluruh rakyat secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan

ekonomi masyarakat. Pendekatan pertama adalah pendekatan asuransi sosial

(compulsory social insurance), yang dibiayai dari kontribusi/premi yang

dibayarkan oleh setiap tenaga kerja dan atau pemberi kerja. Kontribusi/premi

dimaksud selalu harus dikaitkan dengan tingkat pendapatan/upah yang

dibayarkan oleh pemberi kerja. Pendekatan kedua berupa bantuan sosial

4 http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_5.htm (Artikel ini diakses pada 5 Mei 2011)

Page 51: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

42

(social assistance) baik dalam bentuk pemberian bantuan uang tunai maupun

pelayanan dengan sumber pembiayan dari negara dan bantuan sosial dan

masyarakat lainnya.

Beberapa negara yang menganut (welfare state) yang selama ini

memberikan jaminan sosial dalam bentuk bantuan sosial mulai menerapkan

asuransi sosial. Utamanya karena jaminan melalui bantuan sosial

membutuhkan dana yang besar dan tidak mendorong masyarakat

merencanakan kesejahteraan bagi dirinya. Disamping itu, dana yang

terhimpun dalam asuransi sosial dapat merupakan tabungan nasional. Secara

keseluruhan adanya jaminan sosial nasional dapat menunjang pembangunan

nasional yang berkelanjutan. Pengaturan dalam jaminan sosial ditinjau dari

jenisnya terdiri dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan

pemutusan hubungan kerja, jaminan hari tua, pensiun, dan santunan kematian.

2. Jaminan Sosial Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta

sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang

mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya

harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaannya di samping spiritual,

kepribadian, dan kejuangan. Untuk itu, menurut Sujudi pembangunan

kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan

produktif.

Page 52: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

43

Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti

globalisasi, denokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi, serta

pemahaman kesehatan sebagai hak asasi dan investasi mendorong terjadinya

revisi terhadap sistem kesehatan yang selama ini menjadi dasar pembangunan

kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun secara

status mengalami peningkatan, namun secara sistem hal itu belum

menunjukkan adanya daya relationship semua stakeholder yang menjamin

sistem kesehatan yang sustainable dengan dasar mengupayakan sistem

pelayanan kesehatan bagi semua kalangan terutama masyarakat yang tidak

mampu.

Sementara sehat dalam definisi World Health Organization (WHO),

adalah suatu keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya

terbatas pada bebas penyakit dan kelemahan, dirasa tidak sesuai atau tidak

lengkap lagi. Konsep sehat ini belum mengakomodasikan dimensi

produktifitas dari kelompok umur yang berbeda seperti balita, remaja, dewasa,

dan lanjut usia. Dalam Ottawa Charter tahun 1986 disebutkan bahwa sehat itu

bukan tujuan hidup, tetapi alat untuk dapat hidup produktif.5

Pembiayaan kesehatan terkait adanya visi menuju Indonesia sehat

2010. Hal ini menuntut semua instistusi mensinergikan semua program

kerjanya dengan keadaan dukungan dana yang tersedia demi tercapainya

target tersebut. Satu hal yang akan mempengaruhi proses itu adalah komitmen

5 Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.6

Page 53: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

44

ekspenditur untuk sektor kesehatan dari pemerintah di semua tingkatan.

Pembiayaan merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi biaya

kesehatannya, yaitu rata-rata 2,2% dari GDP, sementara negara lain yang

memiliki sistem kesehatan yang baik rata-rata total ekspenditur untuk

kesehatan mencapai 8%-15% dari GDP.

Sejak tahun 1999, arah pembangunan kesehatan nasional telah

dirancangkan berupa program menuju Indonesia Sehat 2010.. dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

574/Menkes/SK/IV/2010 tentang kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010 telah dirumuskan visi dan misi serta strategi baru

pembangunan kesehatan. Visi baru yaitu Indonesia sehat 2010 akan dicapai

melalui berbagai program pembangunan kesehatan yang telah tercantum

dalam Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan

nasional.

Namun, pembangunan kesehatan belum mencapai hasil yang optimal

yang ditandai dengan berbagai masalah kesehatan masih banyak ditemukan.

Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2000, angka

kematian bayi di Indonesia pada tahun 1998 masih tinggi adalah 48 per 1.000

kelahiran hidup. Angka kematian bayi tersebut jauh lebih tinggi daripada

angka kematian bayi di Thailand, Filipina, Srilangka, dan Malaysia.

Hal di atas dapat disebabkan oleh masih rendahnya kinerja

pembangunan kesehatan. Masalah tersebut wajar saja terjadi karena pada

Page 54: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

45

realitanya pembangunan kesehatan belum berada dalam arus utama

pembangunan nasioanal (Depkes, 2003). Sebagai contoh adalah anggaran

yang disediakan untuk pembangunan kesehatan di Indonesia, ternyata untuk

bidang kesehatan, pemerintah mempunyai anggaran yang masih kecil.

Menurut Thabrany (2005), berdasarkan analisis data tahun anggaran

1997/1980 sampai 2002, alokasi belanja kesehatan rata-rata 1,36% (kisaran

0,84% sampai dengan 1,85%) dari total belanja pemerintah.6

Kesenjangan status kesehatan terjadi antar daerah, antar tingkatan

sosial-ekonomi dan antarkawasan perkotaan dan pedesaan. Secara spesifik

kesenjangan tersebut antara lain disebabkan oleh belum efektifnya

pelaksanaan desentralisasi penanganan kesehatan, efisiensi penggunaan

anggaran dana yang masih rendah serta distribusi dan pendayagunaan tenaga

kesehatan yang belum proporsional.

Desentralisasi yang memberi peluang bagi Pemerintah Daerah untuk

mengambil andil penting dalam penanganan masalah kesehatan secara teoritis

dapat menyebabkan tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih responsif

terhadap kebutuhan lokal. Namun pada kenyataannya hal ini lebih mendorong

timbulnya disparitas antar daerah dan sulit terpenuhinya informasi kesehatan

yang essensial. Terlebih lagi, peningkatan pembiayaan yang dilakukan

Pemerintah Daerah dalam pembiayaan pengobatan kuratif menyebabkan

6 Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 94-95

Page 55: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

46

berbagai pelayanan kesehatan preventif dan promotif oleh Pemerintah Daerah

menurun.

Peran pihak swasta yang meningkat saat ini seharusnya tidak lagi

dijawab dengan kompetisi oleh pemerintah pusat. Dalam meningkatkan

efisiensi alokasi dana kesehatan, pemerintah sebaiknya merangkul pihak

swasta dengan meningkatkan koordinasi dan pengawasan. Hal ini dapat

dilakukan dengan sertifikasi dan regulasi untuk menjamin kualitas kesehatan

yang diberikan. Selain itu, pemerintah juga seyogyanya mengalihkan fokus

perhatian dan penanganan dari daerah dimana peran swasta telah baik kepada

peningkatan pelayanan kesehatan warga miskin dan pada daerah dimana peran

sektor swasta belum begitu baik. Realisasi anggaran dana kesehatan sebanyak

5% dari total APBN yang sedang diupayakan oleh Kementrian Kesehatan-pun

harus dibekali dengan perencanaan program kerja yang komprehensif, yang

salah satunya harus berfokus pada peningkatan kualitas, kuantitas dan

keterjangkauan palayanan kesehatan warga miskin.

Permasalahan SDM kesehatan juga merupakan tantangan yang harus

segera dijawab oleh pemerintah. Koordinator Program Manajemen World

Health Oraganization (WHO) Wilayah Asia Tenggara Dr. M Mucaherul Hug

pada keteranganya usai pembukaan Konferensi Aliansi Sumber Daya Manusia

(SDM) Kesehatan Se-Asia Pasifik di Sanur pada April 2010 menyatakan

bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dari 57 negara di dunia yang

masuk dalam kategori negara yang mengalami krisis tenaga kesehatan.

Page 56: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

47

Menurut Mucaherul Hug, selain karena tidak meratanya distribusi, krisis

tenaga kesehatan di Indonesia juga disebabkan oleh rendahnya kompetensi

tenaga kesehatan Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan

perhatian lebih pada institusi pendidikan terkait, serta menyusun dan

menegaskan regulasi sebagai upaya menjawab permasalahan distribusi tenaga

kesehatan yang belum merata, terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan.

Kesehatan adalah hal esensial yang dibutuhkan oleh manusia, dan

menjadi hak warga atas pemerintah. Dimanapun warga tersebut berada serta

bagaimanapun status sosial ekonominya, pelayanan kesehatan harus

diwujudkan dengan baik untuk menjawab tantangan-tantangan yang datang

pada bidang kesehatan. Sehingga diharapkan cita-cita untuk mencapai

indonesia yang lebih sehat dapat diwujudkan di tahun 2011.

3. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial

a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)7

Penyusunan anggaran pendapatan negara disusun dengan

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dankemampuan dalam

menghimpun pendapatan negara. Penyususnan rancangan anggaran

pendapatan belanja negara, berpedoman kepada rencana kerja pemerintah

dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara sesuai dengan

UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara. Anggaran Pendapatan

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara (Artikel ini diakses

pada 13 Mei 2011)

Page 57: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

48

dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat

rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran

(1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan

Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-

Undang. Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU

tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR

menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan

sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan

APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan

perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat

mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah

harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan

persetujuan DPR.Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret,

setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR. Dalam keadaan darurat

(misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan

pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan

pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan

pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,

Page 58: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

49

meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan

menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. APBN

mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,

dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran

yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus

dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan

untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya:

1) Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi

dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat

dipertanggung jawabkan kepada rakyat.

2) Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat

menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada

tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan

sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk

medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan

dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan

nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk

mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

3) Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman

untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan

Page 59: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

50

mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah

menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan

atau tidak.

4) Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta

meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

5) Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6) Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan

fundamental perekonomian.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan

APBN adalah:

1) Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.

2) Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

3) Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri

dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah

rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan

Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai

Page 60: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

51

dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Anggara

pendapatan belanja daerah (APBD) terdiri atas:

1) Anggaran pendapatan, terdiri atas:

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan

penerimaan lain-lain.

b) Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus.

c) Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana

darurat.

2) Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan

tugas pemerintahan di daerah.

3) Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikut.

B. Perspektif Hukum Islam

1. Pranata Jaminan Sosial Dalam Hukum Islam

a. Wakaf

Secara bahasa, adalah al-habs (menahan). Kata al-waqf adalah

bentuk masdar dari ungkapan waqfu al-syai‟, yang berarti menahan

sesuatu. Imam Antarah, dalam syairnya, berkata: “untaku tertahan di suatu

tempat, seolah-olah dia tahu agar aku bisa berteduh di tempat itu”.

Page 61: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

52

Dengan demikian, pengertian wakaf secara bahasa, adalah

menyerahkan tanah kepada orang-orang miskin atau untuk orang-orang

miskin untuk ditahan. Diartikan demikian, karena barang milik itu

dipegang dan ditahan oleh orang lain. Seperti menahan hewan ternak,

tanah, dan segala sesuatu.

Sedangkan pengertian wakaf menurut istilah para ulama berbeda

pendapat tentang arti wakaf tersebut. Mereka mendefinisikan wakaf dengan

definisi yang beragam sesuai dengan perbedaan madzhab yang mereka

anut, baik dari segi kelaziman dan ketidaklazimannya. Menurut Mazhab

Syafi‟i yakni oleh Imam Nawawi mendefiniskan wakaf dengan “Menahan

harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk dirinya, sementara benda

itu tetap ada, dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan

diri kepada Allah”. Dan juga oleh Al-Syarbini Al-Khatib dan Ramli Al-

Kabir, “Menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga

keamanan benda tersebut dan memutuskan kepemilikan barang tersebut

dari pemilikinya untuk hal-hal yang diperbolehkan.8

Menurut Abu Hanifah yang mengartikan wakaf sebagai sadaqah

yang kedudukannya seperti „ariyah, yakni pinjam-meminjam. Perbedaan

antara wakaf dengan „ariyah ialah pada bendanya. Dalam „ariyah, benda

ditangan si peminjam sebagai pihak yang menggunakan dan mengambil

8 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan

Terlengkap Tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf Serta Penyelesaian Atas Sengketa Wakaf,

(Jakarta: IIMaN, 2003), h. 44-45

Page 62: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

53

manfaat benda itubenda itu. Sedangkan “benda” dalam wakaf ada di tangan

si pemilik yang tidak menggunakan dan mengambil manfaat benda itu.

Dengan demikian, benda yang diwakafkan itu tetap menjadi milik wakif

sepenuhnya; hanya manfaatnya saja yang dishadaqahkan. Oleh karena itu

wakaf tidak mempunyai kepastian hukum dalam arti ghair lazim, kecuali

dalam 3 hal: “wakaf masjid, apabila hukum wakaf itu diputuskan oleh

hakim, apabila benda wakaf it diputuskan oleh hakim, apabila benda wakaf

itu dihubungkan dengan kematian si wakif yaitu wakaf wasiat”.

Dalam bahasa Arab, term wakaf kadang-kadang bermakna obyek

atau benda yang diwakafkan (al-mauquf‟alaih), atau tidak dipakai dalam

pengertian wakaf sebagai suatu institusi seperti yang dipakai dalam

perundang-undangan Mesir. Sementara di Indonesia, term wakaf dapat

bermakna sebagai obyek yang diwakafkan atau pun sebagai institusi.

Namun demikian, bila diperhatikan maka akan dijumpai bahwa term wakaf

di Indonesia lebih menonjol dalam pengertiannya sebagi obyek yang

diwakafkan.9

Sedangkan dalam Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang wakaf

dalam Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pengertian wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagaian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya untuk

9 Juhaya S. Praja, Perwakafan Di Indonesia Sejarah, Pemikiran, Hukum, dan

Perkembangannya, (Bandung: Yayasan Piara, 1995), h. 6

Page 63: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

54

jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan

ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Dasar hukum wakaf terdapat pada Al-Quran maupun hadis. Dalil

yang secara umum mengandung makna wakaf adalah firma Allah sebagai

berikut:

Artinya: “Kamu Sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

sempurna)sebelum kamu menapkahkan sebagian harta yang kamu

cintai”(QS.Ali-Imran:3/92)

b. Infaq

Berarti mengeluakan sebagaian harta untuk kepentingan

kemanusiaan, sesuai dengan ajaran Islam. Dalam hal di dunia kenyataan

problema-problema hidup seperti kemiskinan dan keterlantaran, adalah

suatu kenyataan yang tidak dimungkiri adanya dan perlu diusahakan untuk

menghindarinya. Islam adalah agama yang secara serius berusaha

menanggulanginya. Usaha-usaha untuk itu antara laian ialah adanya

kemetian bagi oran yang kebetulan beruntung punya kelebihan harta untuk

membantu yang berkekurangan dan untuk membiayai kepantingan-

kepentingan sosial lainnya demikian pula dengan hubungan tanggung

jawab keluarga, suami dan ayah berkewajiban menafkahi istri dan anaknya.

Page 64: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

55

Sebaliknya seorang anak disatu waktu berkewajiban pula untuk menafkahi

ayah dan ibunya.

Pemakian istilah infak atau yang seakar dengannya di dalam al-

Quran mengandung pengertian yang bervariasi. Ada yang menunjukkan

kepada sedekah wajib yaitu zakat, seperti yang ditemui dalam surat al-

Baqarah ayat 267

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah(di jalan Allah)

sebagian hasil dari usahamu yang baik-baik dan dari sebagian

apa yang kamu keluarkan dari bumi untu kamu.dan janganlah

kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu memanfaatkan

daripadanya,padahak kamu sendiri tidak mau mengambilnya

melainkan dengan memincingkan mata terhdapnya dan

ketahuilah bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji”(QS.Al-

Baqarah:2/267)

Dalam ayat ini dipakai kata anfiqu sebagai kata perintah dari kata

infaq, yang menurut mayoritas ahli tafsir menunjuk kepada kewajiban

zakat dengan kata infak. Kemudian kata infak atau yang seakar dengannya

terdapat dalam surat at-Talaq ayat 6 dan 7 adalah menunjuk nafkah wajib

atas seorang suami bagi anak istrinya.

Dengan variasinya tingkat pengertian infak dalam al-Quran dapat

dipahami bahwa istilah tersebut mengandung pengertian yang umum,

Page 65: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

56

mencakup setiap aktivitas pengeluaran dana, baik berupa kewajiban seperti

zakat, maupun kewajiban menafkahi keluarga rumah tangga serta ayah ibu

disaat ia membutuhkan, dan juga menafkahkan sebagian hartanya untuk

kepentiangan sosial. Infak lebih terasa peranannya terutama pada

masyarakat yang tingkat kemiskinannya lebih tinggi, dan dengan

sendirinya pela kepentingan-kepentingan sosial lainnya akan sulit terpenuhi

tanpa ada uluran tangan dari yang punya harta.

Dalam masyarakat yang tingkat kemiskinannya tinggi kebutuhan

sosialnya banyak, zakat saja tidak cukup untuk menanggulangi

kesenjangan dan kebutuuhan tersebut. Di saat itu, dalam harta orang yang

kaya masih terdapat hak sosial yang harus dikeluarkan, yang diapahami

oleh Muhammad Abduh sebagai kewajiban mengeluarkan harta selain

kewajiban zakat. jika zakat merupakan salah satu rukun Islam, maka

mengeluarkan harta selain zakat adalah salah satu tiang sendi dari

kebaikan.10

Kewajiban membantu orang yang sedang dalam kesempitan dn

kebutuhan sosial lainnya, tidak terkait dengan nisab dan dengan waktu.

Bentuk pendermaan harta yang serupa itu populer dengan infak, seperti

dalam firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 177

.... ....

10

IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan Anggota

IKAPI, 1992), 425

Page 66: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

57

Artinya: “... dan dia mendermakan harta yang dikasihinya kepada karib

kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin... (QS. al-

Baqarah: 2/177).

c. Sedekah

Sedekah adalah sebutan atau nama bagi sesuatu, terutama harta

benda yang diberikan kepada seseorang, lembaga atau badan yang berhak,

dengan tidak mengharapkan imbalan kecuali ridha Allah dalam rangka

mendekatkan diri kepada-Nya (taqarrub ila Allah).

Para ulama membedakan sedekah ke dalam dua macam: sadaqah

wajibah (sedekah wajib) dan sadaqah mandubah (sedekah sunnah).

Sedekah wajib ialah sedekah yang harus dilakukan oleh seseorang yang

telah memenuhi perseyaratan-persyaratan yang ditentukan syariat. Sedekah

inilah yang umum disebut dengan istilah zakat dalam rukum Islam yang

lima. Seperti dalam al-Quran dalam surat at-Taubah: 9 /103

Sedangkan yang dimaksud dengan sedekah mandubah yaitu

sedekah yang dianjurkan untuk melakukannya di setiap saat yang

memungkinkan tanpa haruss memenuhi syarat-syarat tertentu dan kadar-

kdar tententu sebagai yang terdapat dalam zakat (sedekah wajib).

Jika kita perhatikan secara seksama, pengertian sedekah

sesungguhnya memiliki ruang lingkup yang sangat luas yang tersimpulkan

Page 67: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

58

bahwa dalam setiap aktivitas yang mengandung nilai positif dalam

pandangan Islam dapat disebut dengan sedekah. Dan juga kesimpulan dari

sebagian ulama, setiap amal perbuatan yang menurut dalil-dalil syara dapat

dikategorikan ke dalam perbuatan baik, apakah itu belaku atau tidak dalam

adat kebiasaan dapat digolongkan ke dalam kriteria ma‟ruf di atas yang

berarti juga dapat disebut sebagai sedekah.11

2. Golongan-golongan Yang Berhak Mendapatkan Jaminan Sosial

Dalam Islam, jaminan sosial bagi masyarakat mendapatkan perhatian

yang sangat penting. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk selalu

memenuhi kebutuhan dasar bagi setiap individu yang ada dalam sebuah

masyarakat. Sebaliknya Islam sangat mengecam orang yang tidak

mempedulikan nasib anak yatim dan orang miskin, bahkan Islam menganggap

mereka sebagi pendusta agama sebagaimana dalam firman Allah surat Al-

Ma‟un: 1-3

Artinya:“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang

yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi

makan orang miskin” (QS. Al-Ma‟un: 173/1-3)

Kaitan antara jaminan sosial dalam agama islam terbentuk dari zakat.

Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima‟iyyah yang memiliki posisi sangat

11

Ibid, h. 848

Page 68: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

59

penting, strategis, dan menentukan,12

baik dilihat dari sisi ajaran Islam

maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Zakat termasuk salah satu

rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima, sebagaimana diungkap

dalam berbgai hadis nabi sehingga keberadaannya dianggap sebagai ma‟luum

minad-din bidh-dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan

merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.13

Di dalam Islam sebagai ajaran (al-Qur‟an) kita dapati ada dua perintah

yang selalu dikemukakan secara bergantian dengan; shalat dan zakat. Dua

perintah itu, dalam banyak ayat al-Qur‟an memperlihatkan dirinya sebagai

induk dari seluruh “jalan” keislaman itu sendiri. Dalam hadits Nabi saw kedua

perintah itu diletakkan sebagai rukun Islam segera setelah pengakuan terhadap

keesaan Tuhan. Baru setelah itu, rukun-rukun yang lainnya; puasa dan haji.14

Penggandengan kedua perintah tadi mengandung makna yang sangat

dalam. Perintah shalat, dimaksudkan untuk meneguhkan keislaman jati-diri

manusia sebagai hamba pada dimensi spiritualitasnya yang bersifat personal.

Sedangkan perintah zakat dimaksudkan untuk mengaktualisasikan keislaman

12

Yusuf al-Qardhawi, Al-Ibadah fil-Islam (Beirut: Muassalah Risalah, 1993), h. 235

13

Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, (Bandung, 1994), h. 231

14

Persisnya hadits itu berbunyi: Buniyal islamu „ala khamsin; syahadatu alla ilaha illalloh

wa anna Muhammadar rasulullah wa iqamus shalah wa itauz zakat wa shaumu ramadlan wa hijjul

baiti man istatha‟a ilaihi sabila

Page 69: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

60

jati-diri manusia pada dimensi etis dan moralitasnya yang terkait pada realitas

sosial sebagai khalifah.15

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu

al-barakatu (keberkahan), al-namaa (pertumbuhan dan perkembangan), at-

thaharatu (kesucian), dan ash-shalahu (keberesan). Sedangkan menurut

istilah zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim

yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat

tertentu pula. Harta yang dikeluarkan itu, akan membersihkan semua harta

yang dizakati, dan memelihara pertumbuhannya.16

Sebagaimana telah

dijelaskan dalam al-Qur‟an surat At-Taubah.

Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat

mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” (QS.

At-Taubah: 9/103)

Quraisy Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut mengisyaratkan

bahwa kehidupan atau hubungan timbal-balik hendaknya didasarkan oleh take

15

Masdar F. Mas‟ud, Agama Keadilan Risalah Zakat Pajak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1991), h. 34-35

16

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press, 1988),

cet ke-1, h. 26

Page 70: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

61

and give. Memang, dalam kehidupan nyata, hal tersebut seyogyanya terjadi,

yaitu sebanyak anda menerima sebanyak itu pula hendaknya anda memberi.17

Dalam al-Qur‟an banyak dijumpai ajaran antara lain untuk menjamin

tingkat kualitas hidup minimum bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut

antara lain adalah; manfaat sumber-sumber alam harus dapat dinikmati oleh

seluruh makhluk Allah, kehidupa fakir-miskin diperhatikan oleh masyarakat,

terutama oleh orang yang punya, kekayaan tidak boleh dinikmati dan hanya

berputar di antara orang-orang kaya saja, berbuat kebaikanlah kepada

masyarakat, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, jaminan sosial

harus diberikan sekurang-kurangnya pada mereka yang disebutkan dalam al-

Qur‟an sebagai pihak-pihak yang berhak atas jaminan tersebut sebagaimana

dalam firman Allah dalam surat At-Taubah.

Artinya:”Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 9/60)

17

Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol.5 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. 1, h.667

Page 71: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

62

Dalam hal ini penulis coba menguraikan beberapa golongan yang

berhak mendapatkan jaminan dalam konteks zakat:

a. Orang Fakir (al-Fuqara‟)

Adalah kelompok pertama yang menerima bagian dari zakat. Al-

fuqara adalah bentuk jama‟ dari kata al-faqir menurut madzhab Syafi‟i

dan Hanbali adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan

yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dia tidak memiliki

suami, ayah-ibu, dan keturunan yang dapat membiayainya, baik untuk

membeli makanan, pakaian, maupun tempat tinggal.

Hanafiyah berpendapat bahwa yang dimaksud “fakir” adalah

orang yang memiliki harta tidak sampai nisab, atau ia memiliki nisab tidak

sempurna yang habis untuk kebutuhannya. Adapun orang yang

mempunyai harta sampai nisab apapun bentuknya yang dapat memenuhi

kebutuhan primer, maka orang tersebut tidak boleh diberikan zakat.

Alasannya bahwa orang yang mempunyai harta sampai nisab, maka ia

wajib zakat. Orang yang wajib mengeluarkan zakat berarti ia tidak wajib

menerima zakat.18

b. Orang Miskin (al-Masakin)

Kelompok ini merupakan kelompok kedua penerima zakat. orang

miskin adalah orang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat

18

Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟I, 2003),

h. 150

Page 72: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

63

dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya. Seperti oarang yang memerlukan

sepuluh tetapi dia hanya mendapatkan delapan sehingga belum dianggap

laik dari segi makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Menurut madzhab Syafi‟i dann Hanbali memberikan pemahaman

bahwa orang fakir lebih sengsara dibandingkan dengan orang miskin ialah

bahwasannya Allah menyebut fakir terlebih dahulu karena Dia biasanya

menyebutkan sesuatu yang lebih penting, baru disusul yang berikutnya.

Allah swt berfirman,

...

Artinya:“Adapun bahtera tu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang

bekerja di laut...”(QS. Al-Kahfi:18/79)

Dan juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu hurairah:

وسلم

Artinya: Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Bukan

yang bernama miskin itu, orang yang berkeliling minta-minta

pada orang sehingga tertolak dari sesuap dua suap, atau sebiji

dua biji kurma, tetapi orang miskin yaitu orang yang tidak ada

penghasilan yang mencukupinya, dan tidak diingati orang

untuk dishadaqahi, juga tidak berjalan meminta-minta kepada

orang (H.R. Bukhari, Muslim)

19

Shahih Muslim, Kitab Tentang Zakat, Bab Tentang Orang Yang Tidak Berkecukupan

Tetapi Tidak Minta-minta, (Surabaya: pt. Bina Ilmu, tth), no. 616, h. 319-320

Page 73: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

64

c. Panitia Zakat (Al-„Amil)

Untuk amil zakat, tidak disyaratkan termasuk miskin. Karena amil

zakat mendapat bagian zakat dari disebabkan pekerjaannya, sebagaimana

dijelaskan dalam hadits:

Artinya:”Tidak halal zakat bagi orang kaya kecuali bagi lima orang,

yaitu orang yang berperang di jalan Allah, atau amil zakat,

atau orang yang terlilit hutang, atau seseorang yang

membelinya dengan hartanya, atau orang yang memiliki

tetangga miskin kemudian memberikannya kepada orang yang

kaya.

Panitia zakat adalah orang-orang yang bekerja memungut pajak.

Panitia ini disyaratkan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai

hukum zakat. yang boleh dikategorikan sebagai panitia zakat ialah orang

yang ditugasi mengambil zakat sepersepuluh (al-„asyir); penulis (al-

katib); pembagi zakat untuk mustahiqq-nya; penjaga harta yang

dikumpulkan al-hasyir; yaitu orang-orang yang ditugasi untuk

mengumpulkan pemilik harta kekayaan/orang-orang yang diwajibkan

mengeluarkan zakat; al-„arif (orang-orang yang ditugasi menaksir orang

yang telah memiliki kewajiban untuk zakat); penghitung binatang ternak;

tukang takar, tukang timbang, dan penggembala; dan setiap orang yang

menjadi panitia selain ahli hukum (Islam) atau al-qadhi, dan penguasa,

karena mereka tidak boleh mengambil dari bayt al-mal. Upah dikeluarkan

Page 74: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

65

dan menimbang dilaksanakan pada saat harta itu hendak dikeluarkan

zakatnya. Adapun ongkos pembagiannya kepada penerima zakat

dibebankan kepada panitia (al-„amil).

d. Mu‟allaf

Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang yang

lemah niatnya untuk memasuki Islam. Mereka diberi bagian dari zakat

agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat. Mereka terdiri dari atas

dua macam: Muslim dan Kafir.

Kelompok kafir terdiri atas dua bagian, yaitu orang-orang yang

diharapkan kebaikannya bisa muncul, dan orang-orang yang ditakuti

kejelekannya. Disebutkan bahwa Nabi pernah memberikan sesuatu kepada

orang kafir, untuk menundukkan hatinya agar mereka masuk Islam. Di

dalam kitab Shahih Muslim, disebutkan bahwa Nabi saw pernah memberi

Abu Sufyan bin Harb, Shafwan bin Umayyah, Uyaynah bin Hishn, al-

Aqra‟ bin Habis, dan Abbas bin Mirdas. Setiap orang diberi seratus ekor

unta. Di samping itu, beliau pernah memberi „Alqamah bin „Allatsah harta

benda yang diperoleh dari rampasan perang Hunyn20

Para Ulama berselisih pendapat dalam memberikan bagian zakat

kepada mu‟allaf ketika mereka belum memeluk agama Islam.Mazdhab

Hanbali dan Maliki mengatakan, ”mereka diberi bagian agar tertarik

20

Wahbah Zuhayly, Zakat Kajian Berbagaii Mazhab, (Bandung: PT Remaja Rodakarya,

1995), cet ke-1, h. 283

Page 75: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

66

kepada Islam,” karena sesungguhnya Nabi Saw pernah memberikan

kepada mu‟allaf yang muslim dan mu‟allaf dari kaum musyrik.

Di lain pihak, mazhab Hanafi dan Syafi‟i mengatkan, “pemberian

bagian zakat kepada orang kafir, pada masa awal Islam, bukanlah untuk

menundukkan mereka atau yang lain, tetapi karena pada masa itu umlah

kaum muslimin masih sedikit sedangkan jumlah musuh mereka sangat

banyak; dan Allah swt ingin memuliakan Islam dan kaum Muslimin, serta

untuk menunjukkan bahwa mereka tidak memerlukan zaman al-khulafa‟

al-Rasyidin, orang-orang kafir tidak lagi diberi bagian zakat. Umar r.a.

mengatakan, “kami tidak memberikan sesuatu agar orang mau masuk

Islam. Siapa yang mau, masuklah Islam, dan siapa yang tidak mau,

terserah kepadanya untuk menjadi orang kafir.”

e. Riqab (memerdekakan budak)

Para budak yang dimaksudkan di sini, menurut jumhur ulama,

ialah para budak muslim yang telah membuat perjanjian dengan tuannya

(al-Mukatabun)21

untuk dimerdekakan dan memiliki uang untuk

membayar uang tebusan atas diri mereka, meskipun mereka telah bekerja

keras dan membanting tulang mati-matian. Mereka tidak mungkin

melepaskan diri dari orang yang tidak mengingatkan kemerdekaannya

21

Al-Mukatab ialah budak yang dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dia telah

membayar sejumlah uang. Membuat perjanjian seperti itu disunnatkan oleh Allah swt

Page 76: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

67

kecuali telah membuat perjanjian. Jika ada seorang hamba yang dibeli,

uangnya tidak akan diberikan kepadanya melainkan kepada tuannya.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk membayar zakat kepada

para budak itu agar dapat mememrdekakan diri mereka. Selain itu,

ditegaskan pula dala firman Allah swt.

... ...

Artinya:”...Berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang

dikaruniakannya kepadamu...” (QS. An-Nur: 24/33)

Ibnu Abbas menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah

hamba-hamba sahaya yang telah mendapat jaminan dari tuan mereka

untuk dimerdekakan.

Rasyid Ridha (mufasir dari mesir) dan Mahmud Syaltut (tokoh

fikih Mesir) mensinyalir, bahwa pengertian kat riqab dapat diahlikan

kepada kelompok atau bangsa yang hendak membebaskan diri mereka dari

penjajahan. Menurut Abd al-Sami‟ al-Mishry dalam kitabnya berjudul al-

muqawwimaat al-iqtishad al-islamy, menganalogikan budak dengan para

pekerja/karyawan/buruh dengan upah yang minimum, sehingga dengan

upah tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan dharuriyah (dasar).22

Mazhab Maliki mengatakan, “para budak itu hendaknya dibeli

dengan bagian zakat yang mereka terima sehingga mereka bisa merdeka

karena setiap kali kata perbudakan disebutkan dalam Al-Qrur‟an, ditempat

22

M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 194-195

Page 77: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

68

itu juga ada anjuran bahwa mereka hendaknya dimerdekakan. “Dan

membebaskan budak tidak akan terjadi kecuali pada hamba sahaya yang

betul-betul budak seperti yang disebutkan dalam ayat kafarat.

f. Gharim (Orang Yang Memiliki Utang)

Mereka adalah orang-orang yang memiliki utang, baik utang itu

untuk dirinya sendiri maupun bukan, baik utang itu dipergunakan untuk

hal-hal yang baik maupun untuk melakukan kemaksiatan. Jika utang itu

dilakukannya untuk kepentingannya sendiri, dia tidak berhak

memdapatkan bagian dari zakat kecuali dia adalah seorang yang dianggap

kafir. Tetapi, jika utang itu untuk kepentingan orang banyak yang berada

di bawah tanggung jawabnya, untuk menebus denda atau menghilangkan

barang orang lain, dia boleh diberi bagian zakat, meskipun sebenarnya dia

itu kaya, sebab ada sabda Rasulullah saw:

Artinya: “Zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya kecuali bila

ada salah satu dari lima sebab di bawah ini. Orang yang

berjuang dijalan Allah swt, panitia zakat, berutang, orang yang

menebus dirinya, orang yang mempunyai tetangga yang miskin

kemudian memberikannya kepada orang yang kaya.

Mazhab Hanafi mengatakan, “Orang yang berutang ialah orang

yang betul-betul memiliki hutang dan tidak memiliki apa-apa selain

utangnya itu”. Dan mazhab maliki mengatakan, “bahwa orang yang

Page 78: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

69

berutang ialah orang yang benar-benar dililit orang sehingga dia tidak bisa

melunasi utangnya. Dan utang itu tidak ia pakai untuk melakukan maksiat,

seperti meminum khamar dan berjudi. Disamping itu, dia tidak bermaksud

bahwa dengan cara berhutang dia akan memperoleh bagian zakat.

g. Orang Yang Berjuang di jalan Allah (fi Sabilillah)

Yang termasuk dalam kelompok ini ialah para pejuang yang

berperang di jalan Allah yang tidak digaji oleh markas komando mereka

karena yang mereka lakukan hanya berperang. Allah swt berfirman,

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di

jalan Nya dalam barisan yang teratur...(QS. Ash-Shaf: 61/4)

Menurut jumhur ulama, orang-orang yang berperang di jalan Allah

diberi bagian zakat agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka,

meskipun mereka itu kaya karena sesungguhnya orang-orang yang

berperang itu untuk kepentingan orang banyak. Adapun orang-orang yang

digaji oleh markas komando mereka, tidak diberi bagian zakat sebab

mereka memiliki gaji tetap yang dapat dipakai untuk memenuhi segala

kebutuhan mereka, dan mereka tidak memerlukan bagian itu. Sebagian

ulama mazhab Syafi‟i dan Hanbali mengatakan, dana zakat tidak boleh

dibagikan kecuali kepada orang-orang yang berperang dan orang-orang

yang berjihad fakir. Pendapat itu didasarkan pada pertimbangan bahwa

orang kaya yang berperang itu sudah dapat mempersiapkan diri dan

Page 79: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

70

menyiapkan perlengkapannya. Sedang orang fakir yang ikut berperang,

dibiayai negara. Akan tetapi pendapat itu tidak bisa menjadikan

fakir/miskin yang ikut berperang sebagai kelompok sasaran zakat yang

berdiri sendiri. Sebaliknya mereka sudah masuk dalam daftar orang-orang

fakir pada umumnya.23

h. Orang yang sedang dalam perjalanan

Yang dimaksud di sini adalah orang asing yang tidak dapat

kembali ke negerinya. Ia diberi zakat agar ia dapat melanjutkan perjalanan

ke negerinya. Namun ibnu sabil tidaklah diberi zakat kecuali bila

memenuhi syarat yakni; muslim dan bukan termasuk ahlul bait (keluarga

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam), tidak memiliki harta pada saat itu

sebagai biaya untuk kembali ke negerinya walaupun di negerinya dia

adalah orang yang berkecukupan, safar yang dilakukan bukanlah safar

maksiat.

3. Jaminan Sosial Kesehatan

a. Prinsip Menjaga kesehatan24

1. Preventif

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mendefinisakan

kesehatan sebagai suatu keadaan hidup sejahtera badaniah, rohaniah

dan sosial; bukan hanya ketiadaan penyakit dan cacat. dan kesehatan

23

Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial¸ (Jakarta: PT Pustaka Firdaus,

1995), h. 160-161

24

Ahmad Syauqy Al-Fanjari, Pengarahan Islam Tentang Kesehatan, (Jakarta: al-Hidayah,

1990), cet 1, h. 74- 79

Page 80: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

71

preventif didefinisikan sebagai ilmu yang memelihara pribadi dan

masyarakat untuk tetap berada dalam taraf kesehatan yang sebaik-

baiknya.

Banyak orang mengira bahwa seseorang Muslim yang ideal

adalah manusia yang lamban dalam gerak dan tidak aktif, tidak

mampu begerak cepat, lari, memikiul beban, dan tidak mau memakai

pakaian olah raga. Tidak mau berolah raga dengan anggapan bahwa

olag raga adalah pekerjaan anak-anak dan remaja. Bahkan ada diantara

orang Islam sendiri yang menganggap bahwa olah raga adalah suatu

bentuk perbuatan mubadzir atau sia-sia yang melengahkan manusia

dari beribadah, atau mengurangkan penampilan atau pengahargaan

manusia, atau menjadikan mereka lengah dari ilmunya, syaratnya, atau

kemantapan beragamanya. Dan, diantara ayat-ayat al-Quran yang

mentolerir pembinaan tubuh, adalh firman Allah dalam surat al-

Baqarah : 247

Artinya:”Sesungguhnya Allah telah memilihnya untukmu dan

memperlengkapinya dengan kesempurnaan ilmu dan tubuh yang

Page 81: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

72

perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang di

kehedaki-Nya.dan Allah Maha luas pemberian-nya dan Allah Maha

luar pemberia-nya lagi maha mengetahui”

Kesehatan memang pintng nilainya,sehat jasmani dan rohani

kwdua paktor yang memuuat kita disebut sebagai Manusia,satu-

satunya yang di karuniaiakal,sebagai media untuk berpikirb,mencerna

menganalisa dan banyak hal lain tenntunya.betapa pentingnya menjaga

kesehatan,dengan memiliki baban sehat,tentu aktifitas bisa berjalan

normal.Islam sebag agama yang syumul,juga berbicara juga tentang

arti penting kesehatan bagi tubuh kita.berapa dalil dari Al-Quran

danAs-Sunnah menjelaskan akan pentingnya menjaga kesehatan

tubuh,antara lain:

Artinya: “Maka barangsiapa diantara kamuada yang sakit atau dalam

perjalanan 9lalu ia berbuka ),Maka (Wajublah baginya berpuasa

sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain...”(QS.Al

Baqarah:184)

2. Makanan

Mengenai makanan dalam Islam, telah disebutkan bahwa Islam

tidak mencukupkan hanya dengan melarang makanan-makanan yang

merusak tubuh seperti bangkai, darah dan daging babi saja; tetapi

Page 82: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

73

Islam juga memrintahkan untuk memakan makan yang diperlukan oleh

tubuh yang dalam al-Quran disebut baik yakni: daging atau makanan

yang berasal dari daging, baik dari daging binatang darat maupun

binatang laut, madu, susu, dan korma.

Sebagaimana dalam UU No. 40 Tahun 2004 terdapat beberapa

macam jaminan sosial yang salah satunya jaminan sosial kesehatan.

Sehat menurut WHO (World Health Organizaation), sehat adalah

“memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, rohani ataupun akal,

sosial dan bukan semata-mata memberantas penyakit.

Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui

tindakan promotif-preventif-protektif. Langkah dimulai dari

pembinaan terhadap manusia sebagai subjek sekaligus objek persoalan

kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan

manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai

tersebut mampu merubah persepsi-persepsi tentang kehidupan manusia

di dunia yang pada gilirannya tentu saja secara merubah perilaku

manusia. Dan perilaku yang diharapkan dari manusia yang bertauhid

adalah perilaku yang merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap

perintah dan larangan Allah.

Kesehatan memang penting nilainya, sehat jasmani dan rohani,

kedua faktor yang membuat kita disebut sebagai manusia, satu-satunya

makhluk yang dikaruniai akal, sebagai media untuk berfikir, mencerna,

Page 83: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

74

menganalisa dan banyak hal lain tentunya. Betapa pentingnya menjaga

kesehatan, dengan memiliki badan yang sehat, tentu aktivitas bisa

berjalan normal. Islam sebagai agama yang syumul, juga berbicara

tentang arti penting kesehatan bagi tubuh kita. Beberapa dalil dari Al

Qur‟an dan As-sunnah menjelaskan akan pentingnya menjaga

kesehatan tubuh, antara lain :

Artinya: “…Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau

dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya

berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari

yang lain…”. (QS. Al Baqarah : 184)

Ayat ini menunjukan adanya rukhsoh (dispensasi) bagi yang

sakit ketika melaksanakan ibadah puasa ramadhan, demikian juga

diperbolehkan berbuka puasa bagi musafir (orang yang sedang dalam

perjalanan). Karena adanya mani‟ (sesuatu yang mencegah) yakni sakit

dan safar.

Islam berbeda dengan agama lain yang datang sebelumnya.

Islam datang sebagai agama dan untuk kepentingan duniawi serta

ukhrawi secara simultan. Tidak sekedar sebatas jalur hubungan antara

hamba dengan Tuhan saja (vertikal), akan tetapi Islam adalah satuu-

satunya agama yang menegakkan daulat dan pemerintahan

(horizontal), yakni pemerintahan Rasulullah saw di Madinah.

Page 84: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

75

Kemudian dari langit diturunkan wahyu secara menyeluruh untuk

mengatur undang-undang yang abadi.

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian

sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi

manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan

perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam.

Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan

meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:

Artinya:''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya

yang beriman'' (QS:Yunus 57).

Empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan

(yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik

semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan (fisik, sosek,

biologi) yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap status kesehatan

tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki

kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup.

Masalah kesehatan banyak sekali disinggung dalam al-Qur‟an tentang

larangan memakan bangkai yang tercantum dalam firman Allah.

Page 85: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

76

Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam

binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,... (QS.

al-Maidah 5/3)

Dengan banyaknya ayat yang menyinggung tentang kesehatan, maka

agama Islam tidak hanya menjalin hubungan antara manusia dengan manusia

tapi menjaga juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dalam Islam manusia

diciptakan oleh Allah hanya untuk mennyembahnya, jadi telah jelas hidup kita

hanyalah untuk memperhambakan diri kita secara total kepada Allah, tidak

lain tidak bukan.25

Sesuai dengan yang dikatakan juga dalam surat Al-An‟am

162

Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al-An‟am

6/162)

Jika dikaitkan dengan orang yang paling mulia di sisi Allah adalah

orang yang bertaqwa. Salah satu perilaku taqwa ialah perilaku yang selalu

diwarnai oleh kepatuahan kepada segala perintah Nya dan menjauhi larangan

25

Ahmad Watik Pratikya, Abdul Salam M. Sofro, Islam Etika dan Kesehatan Sumbangan

Islam Dalam Menghadapi Problema Kesehatan Indonesia Tahun 2000-an, (Jakarta: CV. Rajawali,

1986), h. 162

Page 86: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

77

Nya. Ini yang kita namakan diridhai oleh Allah, dan inilah hemat saya yang

dinamakan dengan sehat. Manusia kalau dia mengatakan dirinya seorang

muslim, dia tidak sholat maka dapat dikatakan dia sakit. Manusia yang

menamakan dirinya muslim tapi tidak berpuasa maka dapat juga dikatakan dia

sakit.

3. Pengobatan

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh Manusia Demikian

Sabda Nabi Muhammad SAW.Karena kesehatan merupakan hak sasasi

Manusia,sesuatu sesuai dengan fitrah Manusia,maka Islam menegaskan

perlunya istiqomah memanfaatkan dirinya dengan menegakan agama

Islam.Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan

meninggalkan larangan-Nya.Allah berpirman di dalam Surat Yunus Ayat 57

Artinya:”Hay Manusia,sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

tuhanmu dan Penyembuh-penyembuh bagi Penyakit-penyakit (yang

berada)dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi Orang-orangnya yang

beriman”(QS:Yunus 57).

Islam dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tidakan

promotif-preventif-protektif.lankah dimulai dari pembinaan terhadap manusia

sebagai Subjek sakaligus Objek persoalan kesehatan itu sendiri.Islam

menanamkan Tauhid dan manifestasi dari Tauhid itu sendiri pada diri

Page 87: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

78

Manusia.Nilai-nilai tersebut mampumerubah persepsi-persepsi tentang

kehidupan Manusia di dunia yang pada giliranyan tentu saja secara merubah

perilaku manusia.dan perilaku yang diharapkan dari manusia yang bertauhid

adalah perilaku yang merupakan realisasinya dari ketataan terhadap perintah

dan larangan Allah.

Islam berbeda dengan agama lain yang datang sebelumnya.Islam

sebagai agama dan untuk kepentingan duniawi serta kepentingan ukhrawi

secara simultan.tidak sekedar sebatas jalur hubungan antara hamba dengan

tuhan saja(vertikal),akantetapi Islam adalah Satu-satunya agama yamg

menagakan daulat dan pemerintahan (horizontal),yakni pemerintah Rasulallah

Saw dimadinah.kemudian dari langit diturunkan wahyu secara menyeluruh

untuk mengatur Undang-undang yang abadi.

Empat faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan (yang

utama),perilaku,pelayanan kesehatan,dan genetik,bila ditilik semuanya

teteplah bermuara pada manusia.faktor lingkungan (fisik,soek,biologi)yang

mempunyai pengaruh paling besar terhadap setatus kesehatan tetap sja

ditentukan oleh manusia.manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk

memperlakukan dan menata lingkungan hidup.

Dengan banyak ayat yang menyingung tentang kesehatan,maka agama

Islam tidak hanya menjalin hubungan antara manusia dengan manusia tapi

menjaga juga hubungan dengan Tuhanya.dalam Islam manusia diciptakan

oleh Allah hanya untuk menyembahnay,jadi telah jelas hidup kita hanyalah

Page 88: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

79

untuk memperhambakan diri kita secara total kepada Allah,tidak lain tidak

bukan.26

sesuai yang dikatakan juga dalam surat l-An‟am 162

Artinya: ”Katakanlah: sesungguhnya smbayangku,ibadahku,hidupku,dan

matiku hanyalah untukAllah,tuhan semesta alam(QS.Al-

An‟am6/162)

Jika dikaitkan dengan orang yang paling mulia disisi Allah adalah

orang yang bertaqwa.salah satu perilaku orang yang bertaqwa adalah perilaku

yang selalu diwarnai oleh kepatuhan kepada segala perintah-Nya dan

menjauhi laranganNya.ini yang kita namakan diridhai oleh Allah,dan inilah

hemat saya yang dinamakan dengan sehat .manusia kalao dia mengatakan

dirinya seorang muslim,dia tidak sholat maka dapat dikatakan dia

sakit.manusia yang menamakan dirinya muslim tapi tidak berpuasa maka

dapat juga dikatakan dia sakit.

4. Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial

Pada masa Rasulullah pengelolaan dana terhadap orang-orang yeng

membutuhkan dana tersebut dengan mendirikan baitulmal. Baitul mal

menurut Ali Fikri adalah tempat penyimpana dan penjagaan uang atau harta

yang mana harta tersebut merupakan bagian yang terlebih dari yang

dibutuhkan dan dikelola serta disalurkan oleh Daulah Islamiyah.27

26

Ahmad wati pratikya,Abdul Salam M.Sopro,Islam etika dan kesehatan sumbangan Islam

dalam menghadapi problema kesehatan Indonesia Tahun 2000-an,(Jakarta:CV.Rajawali,1986),h.162

27

Ali Fikri, Wawasan Islamdan Ekonomi Sebuah Bunga Rampai Umar Bin Khattab ra,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 1998), h. 208

Page 89: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

80

Sedangkan menurut Dr. Muhammad Rawwas Qal‟ahji definis

baitulmal adalah:

Artinya:“Baitulmal adalah sebuah departemen tempat penabungan

keuangan negara dari sanalah semua kebutuhan keuangan

negara dibelanjakan.28

Sumber dana diperoleh dari zakat, infak dan shadaqah atau sumber lain

yang halal, kemudian dana tersebut disalurkan pada yang berhak (mustahiq)

atau untuk kebaikan. Baitulmal juga didefinisikan sebagai lembaga keuangan

negara yang bertugas menerima, menyimpan dan mendistribusikan uang

negara sesuai dengan aturan-aturan syariat.29

Dan dana-dana tersebut berasal

dari:

a. Zakat

Secara bahasa zakat merupakan masdar dari kata “zaka” yang

mempunyai arti musytarak yaitu tumbuh, berkembang biak, subur, dan

bersih. Dinamakan zakat karena harta yang dizakati dimaksudkan untuk

mensucikan jiwa, harta, dan juga diharapkan kekayaannya semakin

berkembang.30

Sedangkan B. Wiwoho mengartikan zakat merupakan

28

Muhammad Rawwaa Qal‟ahji, Ensiklopedia Fiqh Umar bin Khattab ra, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1999), h. 52

29

Abdul Azis Dahlan (ed), Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT Ihktiar Baru Van Hoeve,

1997), h. 186

30

Al Munwir, Kamus Al Munawir “Zakat”, (Yogyakarta: PP Al Munawir, 1984), h. 65

Page 90: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

81

kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya

dengan persyaratan tertentu yang diberikan kepada yang berhak

menerimanya denagn persyartant tertantu dan merupakan kewajiban

agama yang berhubungan dengan harta seseorang.31

Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah

yang menyuruh mendahulukan pengeluaran zakat sebelum waktunya:

Artinya: “Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw telah menyuruh

orang-orang mengeluarkan zakat, tiba-tiba Nabi saw, diberi

tahu bahwa Ibnu Jamil dan Khalid al-Walid dan Abbas bin

Abdul Muthallib menolak (tidak mau mengeluarkan zakat), maka

Nabi saw, bersabda: Tidak ada alasan bagi Ibnu Jamil untuk

mengeluarkan kecuali karena ia merasa dahulunya miskin dan

telah diberi kekayaan oleh Allah, adapun Khalid maka kamu

aniaya padanya karena ia telah menshadaqahkan pakaian

perang dan perlengkapan-perlengkapannya fi sabilillah, adapun

al-Abbas bin Abdul Muthallib maka ia paman Rasulullah maka

ia tetap wajib padanya zakat dan sebanyak itu juga di samping

yang sudah dikeluarkan.

31

B. Wiwoho, Zakat dan Pajak, (Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 1991), h. 69-70

32

Shahih Muslim, Kitab Tentang Zakat, Bab Tentang Orang Yang Tidak Berkecukupan

Tetapi Tidak Minta-minta, (Surabaya: pt. Bina Ilmu, tth), no. 616, h.

Page 91: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

82

Zakat merupakan pendapatan penting untuk keuangan negara di

masa awal Islam. Zakat yang dikumpulkan berbentuk uang tunai (dinar

dan dirham), hasil pertanian dan ternak. Pada permulaan awal Islam zakat

ditarik dari seluruh sumber utama yaitu dari: peternakan, perdagangan,

kerajinan, pertanian dan perkebunan. Pendapatan dari perdagangan dan

kerajinan biasanya dalam bentuk uang tunai dan dapat dinilai dalam

bentuk dinar dan dirham. Mata uang ini merupakan unit moneter

perekonomian di masa awal Islam. Penarikan zakat dalam bentuk uang

menyebabkan munculnya penarikan terhadap zakat pendapatan yang

berasal dari kegiatan komersial seperti kerajinan tangan, sedangkan

pendapatan dari kegiatan pertanian lebih berbentuk barang, tidak dalam

uang tunai, yang berupa hasil pertanian itu sendiri.

b. Ghanimah

Ghanimah secara bahasa berarti rampasan perang suatu

kemenangan tanpa syarat.33

Sedangkan menurut istilah ghanimah

didefiniskan sebagai segala seseuatu yang dipeoleh dari orang kafir

melalui peperangan. Hal senada juga disampaian oleh Sayid Sabiq bahwa

ghanimah adalah harta benda yang diambil dari musush-musuh Islam

dengan alasan peperangan.34

Jadi ghanimah merupakan hara benda yang

33

Harun Nasution dan Mukti Ali, Ensiklopedia Hukum Islam di Indonesia “Ghanimah”,

(Jakarta: Depag RI, tth), h. 84

34

Sayid Sabiq, Fiqh Sunah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1980), h. 76

Page 92: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

83

diperoleh umat Islam dari hasil peperangan dengan pihak non-muslim.

Harta ghanimah terbagi menjadi dua bagian yaitu harta yang bergerak

atau harta yang bisa dipindahkan dan harta yang tidak bisa bergerak

seperti tanah.

c. Fa‟i

Fa‟i yaitu harta yang dipeoleh kaum muslimin tanpa ada

peperangan dan secara bahasa adalah kembali sedangkan menurut istilah

adalah harta yang diperoleh kaum Muslimin dari orang-orang kafir tanpa

melalui peperangan, tanpa menyerbu derah-daerah orang kafir.35

d. Upeti (jizyah)

Jizyah yaitu sejumlah uang yang terpikul pada pundak oang yang

berada di bawah tanggungan kaum Muslimin dan melakkan perjanjian

dangan mereka dari Ahlu Kitab. Upeti adalah pajak kepala yang dipunguti

oleh pemerintah Islam dari golongan orang-orang non-muslim sebagai

imbalan bagi adanya jaminan keamanan kepada mereka. Golongan non-

muslim yang kehidupan dan harta bendanya terjamin disebut Ahlu al-

Djimah. Jizyah merupakan harta umum yang akan dibagikan untuk

kemaslahatan seluruh rakyat dan wajib diambil setelah melewati satu tahun

sebagai mana didasarkan pada QS. At-Taubah.

35

Abdul Mujid, et. Al., Kamus Istilah Fiqh “Baitul Mal”, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus,

1994), h. 36

Page 93: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

84

Artinya: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan

tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak

mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya

dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),

(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka,

sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka

dalam keadaan tunduk.(QS. At-Taubah: 9/29)

Kewajiban membayar dikenakan pada seluruh kaum non-muslim,

dewasa, laki-laki, dan yang mampu untuk membayarnya, sedangkan

perempuan, anak-anak, dan orang tua dikecualikan. Jizyah bagi non-

muslim menduduki kedudukan yang sama dengan zakat bagi umat islam

di mana jizyahmerupakan sumber dana yang akan digunakan untuk

menjamin golongan dzimmi di negara Islam. Jadi sangat wajar dan adil

jika kewajiban-kewaiban yang harus dibayar oleh golongan dzimmi sama

dengan kewajiban kaum Muslimin, ketentuan ini diwajibkan untuk

keseimbangan anatara kewajiban-kewajiban dan menikmati hak-hak yang

diterimanya di negara Islam.

Hanya saja jika orang Islam kewajibannya membayar zakat

sedangkan kaum non-muslim kewajibnnya adalah membayar jizyah, oleh

karena itu tidak ada kewajiban zakat atas orang kafir dzimmi namun jika

Page 94: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

85

orang kafir dzimmi masuk Islam maka membayar jizyah menjadi gugur

dan wajib zakat baginya karena tidak ada kewajiban (Jizyah dan zakat).36

mengenai jumlah jizyah yang harus dibayr adalah 48 dirham untuk

golongan kaya, 24 dirham untuk golongan menengah dan 12 dirham

untuk golongan miskin yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pandangan tersebu berdasarkan pada apa yang telah dilakukan oleh Umar

bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib serta sahabtnya

yang menerima cara yang dilakukan mereka dengan kata lain hal tersebut

didasarkan ijma.37

Mengenai strata golongan di atas tidak ada bukti sejarah yang

menjelaskan golongan kaya, golongan menengah dan miskin namun

dalam penafsiran Al Tahwi yang dikutip oleh Mannan menyatakan bahwa

golongan kaya adalah golongan yang memiliki 1000 dirham, golongan

menengah yang memiliki harta senilai 200 dirham dan golongan miskin

adalah golongan yang mempunyai harta kurang dari 200 dirham.

e. Kharaj

Kharaj adalah harta yang dikenakan pada tanah yang terutama

ditaklukkan oleh kekuatan senjata terlepas dari apakah si pemilik tanah

36

Zamudin Adnan, Politik Hukum Islam, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana,1994), h. 90

37

M. A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dhana Bhakti

Primayasa, 1997), h. 294

Page 95: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

86

orang yang masih di bawah umur, orang dewasa, seorang budak atau

bebas, Muslim atau beriman.38

Kharaj pada mulanya adalah semacam ghanimah yang diperoleh

orang Islam melalui peperangan sebagaimana layaknya harta ghanimah,

berdasarkan surat al-Anfal ayat 41 adalah 4/5 bagian harus diberikan

kepada pasukan yang ikut berperang termasuk tanah (barang yang tidak

bergerak). Hal ini sudah berlaku pada masa Nabi Muhammad saw dan

Abu Bakar namun pada masa Umar bin Khattab beliau tidak berada

ditangan pemiliknya, semula dengan ketentuan mereka harus membagi

bagian tertantu setiap tahunnya. Hasil dari apa yang diserahkan oleh

pemilik harta tersebut digunakan untuk kepentingan umu termasuk

kepentingan pasukan yang ikut berperangan dan inilah asal muasal

adanya kharaj.39

Kharaj dibedakan manjdi dua jenis yaitu kharaj proporsional dan

kharaj tetap, jenis pertama dikenakan scara proporsional sebagai bagian

dari total hasil pertanian misalkan 1/4, 1/5 dan sebagainya. Kharaj jenis

ini dipungut setiap kali panen sedangkan jenis kedua berupa pajak tetap

atas tanah yang dikenakan setahun sekali.40

38

Ibid. h. 250

39

B. Wiwoho, Zakat dan Pajak, (Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 1991), h. 83

40

Ahari Thayib, Konsep Ekonoomi Ibnu Taimiyah, (Yogyakarta: PT Bina Ilmu, 1997), h. 252

Page 96: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

87

Seorang khalifah boleh memperkirakan kharaj dengan

memperhatikan hal-hal yang lebih layak dalam tiga aspek:

1) Mutu tanah yang bisa menghasilkan panen besar atau cacat yang

menyebabkan hasil panen kecil.

2) Berhubungan dengan jenis panen karena padi-padian dan buah-buahan

berbeda harganya oleh karena itu harus ditaksir sesuai dengan hal

tersebut.

3) Mengenai cara irigasi karena panen yang dihasilkan dengan sistem

irigasi air yang dipikul hewan dan yang diperoleh dengan kincir angin

tidak dapat dikenakan kharaj yang sama dengan yang dihasilkan dari

tanah yang diairi oleh air yang mengalir atau air hujan.

Selama kualitas tanah tetap sama dengan cara irigasi dan

keuntungannya maka kharajnya tidak bertambah atau berkurang. Jika

berkurangnya hasil panen karena ulah mereka sendiri misalnya mereka

merusak saluran airnya atau mereka tidak memanfaatkan sumur yang ada

maka pungutan kharaj mereka tidak dikurangi sedikit pun. Mereka

diperintahkan mempebaiki alat-alat yang telah mereka rusak. Apabila

bertambah dan berkurangnya hasil panen karena ulah negara misalnya

negara menggali sumur mereka untuk atau tidak memperbaiki sumur dan

saluran-salurannya maka negara harus mengurangi pungutan kharaj. Jika

hasil panen berkurang karena faktor alam misalnya ada bencana alam

yang bisa merobohkan pepohonan atau hanyut karena banjir maka

Page 97: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

88

kharajnya ditetapkan atas tanah tadi menurut kadar kandungannya

sehingga penduduk setempat tidak dizhalimi.41

f. Bea Cukai

Bea cukai adalah pungutan yang diambil negara Islam dari para

pedagang baik itu kafir harbi, kafir dzimmi maupun pedagang Muslim

yang melintasi daerah Islam. Dalam hal ini Abu Yusuf berkata dalam

kitab al-kharaj, telah memerintahkan Hasyim bin Sulaiman kepada ku

dari Hasan berkata: Abu Musa al-Asy‟ari menulis surat kepada Umar bin

Khattab bahwa pedagang Islam sebelum datang ke wilayah orang kafir

harbi, mereka memungut 1/10 dari harta umat Islam maka Umar bin

Khattab menulis kepada Musa: “Ambillah dari pedagang kafir

sebagaiman mereka mengambil dari pedagang Islam. Ambillah 1/20 dari

pedagang ahli dzimmi dan ambillah dari umat Islam setiap tahun 40

dirham, 1 dirham. Jika mencapai 40 dirham maka ambilah 5 dirham

selebihnya diperkirakan.42

Atas penjelasan ini pemerintah Islam memberlakukan bea cukai

sejak periode Umar bin Khattab. Bea cukai barang-barang impor dan

ekspor sebesar 10% bagi kafir harbi karena mereka memberlakukan hal

yang sama bagi pedagang Muslim namun jika mereka tidak menarik bea

41

M. A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dhana Bhakti

Primayasa, 1997), h. 251

42

Ibid.

Page 98: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

89

cukai terhadap pedagang Muslim maka mereka dibebaskan dari pungutan

tersebut. Untuk pedagang dzimmi mereka dikenakan pungutan sebesar

2/5%. Perbedaan punguutan antara kafir dzimmi dan pedagang Muslim

karena pada kenyataan pedagang kafir dzimmi lebih banyak

membutuhkan perlindungan dibandingkan pedagang Muslim dari

sergapan para perampok.43

43

Mansurudin Djoely, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar bin Khattab, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1997), h. 138-139

Page 99: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

90

BAB IV

PERBANDINGAN ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Relasi Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Jaminan Sosial

Politik merupakan bagian terpenting dalam hubungan antara negara dan

masyarakat. Politik menentukan bagaimana hubungan antara negara dan

masyarakat dirumuskan, dan selanjutnya diselenggarakan untuk memenuhi

tujuan-tujuan dari hubungan itu sendiri. Jika negara merupakan perwujudan dari

kehendak masyarakat untuk hidup bersama agar kepentingan-kepentingan

masing-masing anggota masyarakat dapat terpenuhi secara maksimum, maka

negara sebenarnya merupakan alat atau sarana bagi masyarakat untuk memenuhi

kepentingan mereka. Negara, karena itu, harus tunduk pada kedaulatan

masyarakat. Tetapi, pada saat Negara terbentuk, kontrol masyarakat terhadapnya

akan dengan sangat mudah terlepas atau bahkan hilang. Negara pada akhirnya

dapat menjadi suatu institusi besar yang bekerja untuk memenuhi

kepentingannya sendiri. Politik dapat dan memang seharusnya berfungsi untuk

mencegah negara menjadi sewenang-wenang terhadap masyarakat, dan

mengarahkannya untuk semata-mata melayani kepentingan-kepentingan

masyarakat. Dalam kaitan itulah, politik sebenarnya membawa makna

menciptakan keadilan bagi masyarakat. Politik mengarahkan negara untuk

membuka peluang dan memberikan fasilitas yang sama bagi seluruh anggota

Page 100: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

91

masyarakat dalam mengejar pemenuhan kepentingan-kepentingan diri sebagai

pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial.1

Perlindungan kepentingan menurut al-Shatibi, merupakan inti dari

kemaslahatan (maslaha)2. Syari‟ah amat berkaitan dengan tujuan memberikan

perlindungan kemaslahatan baik dalam kerangka positif menjaga kemaslahatan

itu sendiri maupun preventif untuk menghindari terganggunya kemaslahatan

tersebut. Al-Shaitibi menyimpulkan bahwa syari‟ah dimaksudkan untuk

melindungi kemaslahatan manusia yang utama (primary goods), yaitu agama,

jiwa, reproduksi, harta, dan akal budi.3

Menurut Louis Ma‟luf, secara etimologis term ”maslahah” berasal dari

akat kata salaha – yasluhu – salahan – salahiyah, yang artinya, sesuatu yang

mendorong kepada kebaikan atau kelayakan; atau bisa juga diartikan sebagai

sesuatu yang mendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya dan bagi kelompoknya.4 Ahmad Warson Munawwir,

mengartikan kata “maslahah” sebagai faedah, kepentingan, kemanfaatan,

1 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Keadilan Sosial: Upaya Mencari

Makna Kesejahteraan Bersama di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004), Cet ke-1, h. 34

2 Kemaslahatan berasal dari kata maslahah kata benda dari salaha (atau saluha) yang berarti

mempebaiki atau meningkatkan. Maslahah juga senada dengan kata manfa‟a, yang berarti utility

(kegunaan atau manfaat)

3 CSRC UIN Jakarta, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan: Studi Tentang Wakaf dalam

Perspektif Sosial di Indonesia, (Jakarta: CSRC UIN Jakarta, 2006), Cet ke-1, h. 15

4 Louis Ma‟luf, Kamus Munjid, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1977), h. 528

Page 101: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

92

kemaslahatan.5 Dari sudut pandang ilmu sharaf (morfologi), kata “masalahah”

satu wazan (pola) dan makna dengan kata “manfa‟ah”. Kedua kata ini

“maslahah” dan “manfa‟ah” telah di Indonesiakan menjadi maslahat dan

manfaat”.6

Abdul Manan juga menambahkan, maslahat itu adalah sesuatu yang

dipandang baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan

menghindarkan keburukan (kerusakan) bagi manusia, sejalan dengan tujuan

syara‟ dalam menetapkan hukum.7

Menurut hemat penulis, dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas

dapat disimpulkan bahwa maslahat atau kemaslahatan, yaitu sesuatu yang dapat

mendatangkan kebaikan, kesejahteraan, ketentraman dan menolak yang dapat

mendatangkan kerugian, keburukan, atau kerusakan sejalan dengan baik menurut

manusia dan baik pula menurut sang pencipta.

Begitu pula dalam politik itu sendiri, yang merupakan bagian terpenting

dalam hubungan antara negara dan masyarakat. Politik dapat dan memang

seharusnya berfungsi untuk mencegah negara menjadi sewenang-wenang

terhadap masyarakat, dan mengarahkannya untuk semata-mata melayani

kepentingan-kepentingan masyarakat. Dalam kaitan itulah, politik sebenarnya

5 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab – Indonesia. (Yogyakarta: Unit

Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan, 1984), h. 884

6 Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 101

7 Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Ed. 1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006), h. 263

Page 102: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

93

membawa makna menciptakan keadilan bagi masyarakat. Politik mengarahkan

negara untuk membuka peluang dan memberikan fasilitas yang sama bagi

seluruh anggota masyarakat dalam mengejar pemenuhan kepentingan-

kepentingan diri sebagai pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial.

Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

pembangunan nasional telah menghasilkan banyak kemajuan, di antaranya telah

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan tersebut harus dapat dinikmati

secara berkelanjutan, adil, dan merata menjangkau seluruh rakyat, sebagai mana

tertuang dalam konsideran Undang-undang No. 40 tahun 2004. Jaminan sosial

sebagai payung hukum terhadap kesejahteraan masyarakat memiliki dasar yang

kuat, yakni Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 (2) yakni, “Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan”.8

Dalam Pancasila yakni, sila ke 5 yang berbunyi ”Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia” mempunyai beberapa makna yang memang harus

dilaksanakan seperti: Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti

dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan

bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. Namun, dalam

kenyataannya masalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia berbanding

terbalik dengan apa yang dicita-citakan dalam Pancasila tersebut.

8 Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 101

Page 103: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

94

Pada hakekatnya keadilan adalah kata sifat yang artinya adalah sifat yang

adil, tidak berat sebelah. Sifat ini merupakan salah satu sifat manusia. Di pihak

lain keadilan sebagai suatu konsep mengindikasikan adanya rasa keadilan dalam

perlakuan (justice or fair treatment). Memperlakukan orang lain merupakan

suatu pernyataan nilai (value statementalue statement) tentang bagaimana

selayaknya orang diperlakukan; ia merujuk kepada hubungan antara manusia.

Dengan demikian, tiap orang mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil,

suatu hak yang merupakan hak asasi manusia.

Namun dalam kehidupan sosial masyarakat pengertian keadilan baik

sebagai sifat tentang bagaimana selayaknya orang diperlakukan; ia merujuk

kepada hubungan antara manusia. Dengan demikian, tiap orang mempunyai hak

untuk diperlakukan secara adil, suatu hak yang merupakan hak asasi manusia.

Namun dalam kehidupan sosial masyarakat pengertian keadilan baik sebagai sifat

orang per orang maupun sebagai konsep sangat sulit untuk diuraikan apalagi

dilaksanakan.

Jaminan sosial yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) Tahun 2004 yang menginginkan masyarakat yang adil dan

sejahtera seluruhnya, yang di dalamnya ada beberapa jaminan sosial yang di

bahas yakni;

1. Jaminan Kesehatan

Dalam jaminan kesehatan ini, masalah kesehatan yang merupakan

kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh

Page 104: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

95

keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam jaminan kesehatan

ini dijaminkan dalam bentuk asuransi sosial dan prinsip ekuitas9. Asuransi

yang dimaksud disini ialah adanya perjanjian antara dua belah pihak yang

satunya berkewjiban membayar iuran dan yang satunya memberikan jaminan

sepenuhnya kepada si pembayar iuran apabila terjadi sesuatu hal yang

menimpa pihak pertama. Sehingga si pembayar iuran tersebut memiliki dan

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Dalam hal ini anggota keluarganya pun

berhak menerima jaminan kesehatan dan juga mengikutsertakan atau

menambahkan anggota dari keluarganya tetapi dengan penambahan

pembayaran iurannya.10

Jaminan ini akan tetap berlaku jika peserta atau orang tersebut masih

tetap aktif bekerja namun, jaminan ini hanya berlaku paling lama 6 (enam)

bulan sejak peserta tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja. Begitu

juga jika dalam bekerja ia mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan

cacat total dan ia tidak mampu membayarnya karena cacatnya tersebut, dan

dalam jangka 6 (enam) bulan setelahnya peserta tidak memperoleh pekerjaan

baru pembayaran iuran dibayarkan oleh pemerintah.11

Untuk semua peserta

9 Ekuitas di sini adalah kepemilikan dalam bentuk nilai uang, Lihat pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Edisi ke-3, h. 292

10

Lihat Pasal 19 ayat 1, 2, 3 Jaminan Kesehatan, Dalam Undang-undang No 40 Tahun 2004

Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

11

Lihat Pasal 21 ayat 1, 2, 3

Page 105: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

96

diberikan pelayanan kesehatan yang mencakup peningkatan kualitas

kesehatan atau hidup, pencegahan dari segala sesuatu, dan menyembuhkan

dari sakit tersebut hingga pemulihan dari sakit tersebut sehingga peserta

tersebut dapat bekerja sebagai mana mestinya.

Dalam masalah hal pemenuhan kebutuhan seperti fasilitas kesehatan

badan penyelanggara jaminan sosial12

seperti Persero Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (JAMSOSTEK), Dana tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

(TASPEN), Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(ASABRI), Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dapat bekerja sama

dengan pemerintah maupun pihak swasta, juga dapat bekerja sama dengan

pihak selain itu atau tidak bekerja sama degan Badan Penyelanggara Jaminan

Sosial, dan jika peserta diharuskan rawat inap maka, diberikan kelasa yang

diberikan untuk rawat inap di rumah sakit yakni kelas standar.

Adanya kerja sama antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan

pemilik fasilitas kesehatan di daerah sebagai wujud pemenuhan kesehatan

bagi peserta yang nantinya akan harus dapat memberikan pelayanan yang

memadai, seperti sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan,

sistem pembayaran pelayanan, dan juga akan meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dari pelayan tersebut.13

Begitu juga dengan masalah harga obat-

obatan yang dipakai dan bahan medis habis pakai dijamin oleh BJPS.

12

Lihat pasal 23 ayat 1, 2, 3

13

Lihat pasal 24 ayat 3

Page 106: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

97

Besarnya iuran jaminan kesehatan yang ditanggung atau dibayarkan yang

secara bertahap dibayarkan oleh pekeja dan pemberi kerja yang berdasarkan

persentase dari upah sampai batas tertentu.

2. Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan ini sama dalam dengan jaminan kesehatan yang

diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial yang mekanisme

pengumpulan dananya bersifat wajib yang berasal dari iuran yang berguna

memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta

dan/atau anggota keluarganya. Dalam pemenuhan pelayanan kesehatan dalam

hal ini sama dengan jaminan kesehatan di atas namun, adanya pemberian

berupa uang tunai kepada peserta yang telah membayar iuran wajib jika ia

mengalami cacat total atau bahkan meninggal dunia.

Dan pemberian uang tunai tersebut disesuaikan dengan tingkat

kecacatan yang dialami olehnya. Dan adanya biaya lebih atau tambahan yang

dikenakan kepada majikan atau pemberi kerja jika adanya jenis-jenis

pelayanan tertentu atau kecelakaan tertentu.14

Sedangkan pelayanan kesehatan

sama halnya dengan jaminan kesehatan di atas, yakni adanya kerja sama

antara BJPS dengan fasilitas pemerintah dan swasta bahkan juga dapat

diberikan pada fasilitas yang tidak menjalin kerja sama jika hal tersebut dalam

keadaan darurat. Dan jika peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit,

kelas perawatan yang diberikan kelas standar. Sedangkan mengenai besarnya

14

Lihat pasal 33 ayat 1, 2, 3

Page 107: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

98

manfaat uang tunai, hak ahli waris, kompensasi dan pelayanan medis diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Dan yang membedakan dengan

jaminan kesehatan besarnya iuran jaminan kecelakaan kerja adalah persentase

tertentu dari upah atau penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja.15

3. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua ini diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi

sosial dan juga tabungan wajib yang merupakan simpanan yang bersifat wajib

bagi peserta program jaminan sosial, yang nantinya menjamin bagi pesertanya

mendapatkan uang tunai apabila ia memasuki masa pensiun, mengalami cacat

total tetap, atau bahkan meninggal dunia. Pembayaran manfaat jaminan hari

tua dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu setelah kepesertaan

mencapai minimal 10 (sepuluh) tahun. Apabila peserta meninggal dunia, ahli

warisnya yang sah berhak menerima manfaat jaminan hari tua, sedangkan

untuk pembayaran iuran jaminan hari tua ini untuk perusahaan sebesar 3,7%

dan ditanggung oleh tenaga kerja sebesar 2%.

4. Jaminan Pensiun

Sama halnya dengan jaminan hari tua jaminan pensiun

diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan

tabungan wajib yang diambil dari peserta. Diberikannya untuk

mempertahankan derjat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan

atau berkurangnya penghasilan nkarena memasuki usia pensiun atau

15

Lihat pasal 34 ayat 1

Page 108: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

99

mengalami cacat total. Dalam jaminan pensiun ini berwujud uang tunai yang

diterima sebagai:16

a. Pensiun hari tua, diterima setelah pensiun sampai meninggal dunia

b. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat

penyakit sampai meninggal dunia

c. Pensiun janda/duda, diterima janda/duda ahli waris peserta sampai

meninggal dunia atau menikah lagi

d. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai 23 (dua

puluh tiga) tahun, bekerja, atau menikah lagi; atau

e. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai

batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pembayaran uang pensiun dilakukan secara berkala setiap bulan yang

diberikan kepada peserta atau ahli waris setelah memenuhi masa iuran

minimal 15 (lima belas) tahun.

5. Jaminan Kematian

Jaminan kematian ini diselenggarakan prinsip asuransi sosial, dan juga

diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang

dibayarkan kepada ahli waris pesrta yang meninggal dunia yang bertujuan

memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi

anggota keluarganya atau ahli warisnya. Pembayaran uang tunai yang

16

Lihat Pasal 41 ayat 1 Tentang Jaminan Pensiun dalam Undang-undang No 40 Tahun 2004

Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Page 109: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

100

diberikan kepada ahli waris yang dibayarkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja

setelah klaim diterima dan disetujui oleh Badan Penyelanggara Jaminan Sosial

(BJPS).17

Besarnya iuran jaminan kematian ditanggung oleh pemberi kerja18

yang dalam hal ini adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau

badan-badan lainnya yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar

gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lainnya. Besarnya iuran jaminan kematian

bagi peserta penerima upah ditentukan berdasarkan persentase dari upah atau

penghasilan dan besarnya iuran jaminan kematian bagi peserta bukan penerima

upah dientukan berdasarkan jumlah nominal tertentu yang dibayar oleh peserta.

Namun, jika lihat kebijakan kesejahteraan mempunyai banyak arti apalagi

jika kita lihat pemberian jaminan di atas ada yang menyatakan kebijakan ini

merupakan bentuk bantuan bagi orang-orang yang mendapat perlakuan tidak

adil. Ada yang mengatakan kebijakan kesejahteraan ini sebagai tindakan tidak

adil yang membebani para pekerja keras dalam membayar pajak. Ada yang

melihat kebijakan ini sebagai kewajiban para “majikan” (Lord‟s work). Ada juga

yang menganggapnya sebagai kebijakan yang sia-sia, mengelabui, dan dapat

disalahgunakan. Namun, ada juga yang menganggap kebijakan tersebut sebaga

usaha untuk menyelamatkan anak-anak dan membantu mereka samapai mandiri.

Ada yang melihat kebijakan ini harus diperuntukkan juga bagi semua orang yang

17

Lihat Pasal 45 ayat 1 tentang Jaminan Kematian dalam Undang-undang No 40 Tahun 2004

Tentang Jaminan Sosial Nasional

18

Lihat Pasal 46 ayat 1

Page 110: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

101

kurang mampu. Begitu juga ada pula yang setuju kalau tunjangan kesejateraan

diberikan hanya kepada yang berhak. Sementara itu, ada kelompok yang

menganggap bahwa orang kayalah yang sebenarnya diuntungkan oleh kebijakan

ini, sedangkan masyarakat miskin hanya mendapatkan sisanya saja. Kelompok

terakhir berpendapat bahwa kebijakan pemberian santunan pendapatan ini

merupakan kebijakan yang merugikan negara.19

Sedangkan dalam Islam, jaminan sosial bagi masyarakat mendapatkan

perhatian yang sangat penting. Di mana Islam memerintahkan kepada umatnya

untuk selalu memenuhi kebutuhan dasar bagi setiap individu yang ada dalam

sebuah masyarakat. Sistem jaminan sosial dalam Islam tidak hanya terbatas

kepada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang bersifat fisik saja seperti

makanan dan tempat tinggal namun juga yang bersifat non-fisik seperti

pendidikan dan spiritualitas. Dalam hal ini ada lima kebutuhan dasar masyarakat

yang harus terpenuhi yang dikenal dengan istilah al-dharūriyyāt al-khams (lima

kebutuhan primer). Kelima kebutuhan primer tersebut adalah agama atau

spiritualitas (al-dīn), jiwa (al-nafs), keturunan (al-nasl), harta (al-māl), dan akal

atau intelektualitas (al-aql).

Mewujudkan kemaslahatan menurut Imam As-Syaithibi, kemaslahatan itu

ada tiga kategori:20

19

Michael Sherraden, Aset Untuk Orang Miskin Perspektif Baru Usaha Pengentasan

Kemiskinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 1, h.11-12

20

Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Lantabora Press, 2005), Cet ke-5, h. 4-5

Page 111: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

102

1. Kemaslahatan yang dlaruriyaat, yakni kemaslahatan yang menentukan

kesejahteraan hidup secara mendasar, baik hidup di akhirat maupun hidup di

dunia, jadi bersifat primer.

2. Kemaslahatan hajiyaat, yakni kemaslahatan yang diperlukan dalam kehidupan

individu maupun masyarakat, misalnya kesehatan dan pendidikan.

kemaslahatan hajiyaat secara umum bersifat sekunder di bawah dlaruriyaat.

Meskipun demikian, masalah yang masuk dlaruriyaat atau hajiyaat dapat

berubah dalam tingkat kehidupan dan peradaban manusia yang terus

berkembang. Musngkin sesuatu masalah yang sekarang masih bersifat

hajiyaat, dalam beberapa waktu mendatang menjadi dlaruriyaat.

3. Kemaslahatan yang tahsiniyaat, yang merupakan faktor penyempurna dan

memperindah terhadap kemaaslahatan-kemaslahatan terdahulu, bersifat

tertier, tidak mengakibatkan dampak yang fatal seandainya belum terwujud

atau tidak terwujud.

Menurut Imam Ghazali, ada lima hal yang merupakan masalah dlaruriyaat

dalam hidup manusia ini, yaitu:

a. Agama (ad-din)

b. Jiwa (an-nafs)

c. Akal (al-aql)

d. Harta (al-maal)

e. Keturunan (an-nasl)

Page 112: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

103

Ada dua bentuk sistem jaminan sosial yang berkenaan dengan pemenuhan

kelima kebutuhan primer di atas. Pertama, dengan cara menyediakan segala

sarana yang mampu menjaga serta memelihara keberadaan serta

keberlangsungan kelima hal tersebut bagi masyarakat (min nahiyyah al-wujūd).

Sebagai contoh pemenuhan kebutuhan primer yang berupa spiritualitas adalah

dengan menyediakan sarana atau tempat ibadah bagi masyarakat. Sedangkan

pemenuhan kebutuhan primer yang berupa intelektualitas adalah dengan

menyediakan sistem pendidikan yang berkualitas dan murah bagi masyarakat.

Kedua, mencegah segala sesuatu yang mampu menyebabkan hilang atau tiadanya

kelima hal tersebut dari masyarakat (min nahiyyah al-„adam). Sebagai contoh

jaminan kebutuhan primer yang berupa jiwa atau nyawa adalah dengan

menghilangkan biaya-biaya pengobatan yang mahal bagi masyarakat miskin.

Karena dengan adanya biaya mahal yang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat

miskin tersebut, masyarakat miskin tidak akan terjamin kesehatannya atau

bahkan nyawanya.21

Dalam al-Qur‟an, masalah jaminan sosial yang tertuang dalam surat An-

Nahl: 71

21

http://tafsir-ekonomi.blogspot.com/2011/01/islam-dan-jaminan-sosial.html (Artikel ini

diakses pada 11 Mei 2011)

Page 113: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

104

Artinya: “Dan Allah melebihkan, sebagian kamu dari sebagian yang lain, dalam

hal rizki, tetapi orang-orang yang dilebihkan, rizkinya, itu tidak mau,

memberikan kepada budak-budak yang dimilikinya, agar mereka sama

merasakan, mengapa mereka mengingkari nikmat Allah”. (QS. An-

Nahl: 71).

Dalam Islam, jaminan sosial tidak hanya dibebankan kepada negara

semata. Sebaliknya Islam mengkombinasikan antara peran pemerintah dan

swasta dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan dalam penyediaan jaminan

sosial. Dalam hal ini pemerintah di antaranya mengalokasikan dana zakat untuk

menyediakan bahan makan serta kebutuhan dasar lainnya bagi orang yang berhak

mendapatkannya (mustahiqq).

Islam sebagai ajaran yang memuat nilai-nilai normatif, begitu bagusnya

dalam memandang dan menempatkan martabat dan harkat manusia, baik sebagai

individu maupaun anggota sosial. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:22

1. Konsep kesamaan (as-sawiyah), yang memandang manusia pada dasarnya

sama derajatnya. Terjadinya stratifikasi sosial maupun kejenjangan lainnnya

itu terbentuk karena proses lain. Satu-satunya pembedaan kualitatif dalam

pandangan Islam adalah ketaqwaan. Konsep ini secara sosiologis

membongkar pandangan foedalisme, baik feodalisme religius, feodalisme

kapitalis atau feodalisme aristokratis.

2. Konsep keadilan (al-adalah), yang membongkar budaya nepotisme dan sikap-

sikap korup, baik dalam politik, ekonomi, hukum, hak dan kewajiban, bahkan

22

Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dalam Pespektif Sosio Kultur, (Jakarta: Lantabora

Press, 2005), Cet ke- 3, h. 142-147.

Page 114: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

105

dalam praktek-praktek keagamaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-

Maidah: 8

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi

saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah 5/8)

Bahkan sikap adil ini lebih diprioritaskan dari pada al-Ihsan, seperti

tercantum dalam surat an-Nahl : 90

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepada kaum agar kamu dapat mengambil pelajaran.

(QS. An-Nahl 16/90)

3. Konsep kebebasan/kemerdekaan (al-hurriyah), yang memandang semua

manusia pada hakekatnya hanya hamba Tuhan saja, sama sekali bukan hamba

sesama manusia.

Page 115: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

106

Berakar dari konsep ini, maka manusia dalam pandangan Islam mempunyai

kemerdekaan dalam memilih profesi, dalam memilih wilayah hidup, bahkan

dalam menentukan pilihan agama pun tidak dapat dipaksa seperti tercantum

dalam surat al-Baqarah : 256

Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah. Karena itu

barang siapa yang ingkar kepada Thaghu (apa saja yang disembah

selain dari Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya

ia telah berpegang kepada buhul (tali yang amat kuat yang tidak

akan putus). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

(QS. Al-Baqarah 2/256)

Dan juga terdapat pada surat Yunus: 99

Artinya: “Dan jikalau Tuhan mu menghendaki, tentulah beriman semua

orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)

memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang

beriman semuanya. (QS. Yunus 10/99)

Sedangkan jaminan sosial yang berasal dari masyarakat berupa kewajiban

bagi setiap anggota masyarakat untuk menolong anggota masyarakat lainnya

yang sangat membutuhkan serta mengecam orang yang bersikap individualis

yang tidak menghiraukan keadaan orang lain. Dan dalam sistem jaminan sosial

anggaran yang digunakan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia ialah berasal

Page 116: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

107

dari Anggaran Pendapatan belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan

Belanja daerah (APBD) yang dalam penyusunannya tertuang dalam Undang-

undang No. 17 tahun 2003. Jadi antara hukum Islam dan hukum positif saling

berkaitan dalam pemenuhan jaminan sosial yang merupakan sebuah hak yang

paling dasar bagi warga negara tanpa terkecuali atau ada diskriminasi dalam

pemenuhan hak tersebut.

Namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa warga masyarakat di

sini merasakan adanya needs atau kebutuhan (akan pendidikan, ekonomi, dan

kesehatan), equality atau kesamaan, sehingga terbentuklah cita-cita yang ingin

mensejahterakan seluruh masyarakat.

B. Kontribusi Hukum Islam terhadap Hukum Positip Tentang Jaminan

Sosial

Tidak dipungkiri oleh kita semua termasuk umat Islam. Bahwa al-Qur‟an

dan hadits dijadikan sebuah rujukan dalam pembuatan sebuah produk perundang-

undangan, baik undang-undang maupun perda meskipun herarki pembuatan

perundang-undangan masih mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945, tapi

tidak menutup kemungkinan al-Qur‟an dan hadits tetap digunakan sebagai

rujukan. Dalam undang-undang sistem jaminan sosial nasional ini, penulis coba

memberikan beberapa penilaian tentang kontribusi hukum Islam terhadap UU

No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Page 117: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

108

Meningkatkan pendapatan negara dalam rangka mensukseskan

pembangunan nasional, pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat pada

umumnya adalah hal yang penting. Dalam Islam zakat dapat dimasukkan dalam

bagian penerimaan negara yang dapat dipergunakan untuk membiayai

pembangunan dalam pos-pos pendayagunaan yang memang sejalan dengan

pesan syari‟at, ia akan merupakan sumber dana yang potensial bagi suksesnya

pembangunan sosial.23

Sesuai dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah melindungi

segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan dan keadilan sosial, sinkatnya

untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur

yang merata, materiil, dan spirituil berdasarkan Pancasila.24

Dalam masalah kesejahteraan, sebagaimana yang dialami oleh Indonesia

yang merupakan negara yang berkembang mengalami banyak masalah. Seperti,

tentang masalah kemiskinan yang berujung dengan kurngnya kesejahteraan

masyarakatnya. Dalam hal ini ada beberapa peran agama dalam proses

pembangunan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang juga

menanggulangi masalah kemiskinan. Diantara peran agama dalam pembangunan,

23

Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional

Persamaan dan Perbedaannya Dengan Pajak, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992), h. 1

24

Ibid, h. 10

Page 118: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

109

menurut Mukti Ali adalah sebagai: faktor motivatif, kreatif, sublimatif, dan

integratif.25

Dalam masalah kemiskinan tampak permasalahannya sangat

komplek, karena dalam kenyataannya kemiskinan merupakan perwujudan dari

hasil interaksi yang melibatkan hampir semua aspek yang dipunyai manusia

dalam kehidupan.

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka

bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan

manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan

dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas dan logis.26

Dalam masalah kesejahteraan yang dikemukakan oleh Imam Al-Syathibi

(Abu Ishaq Ibrahim ibn Musa Al-Syathibi, wafat 790 Hijriah), seorang pemikir

Islam yang memelopori lahirnya ilmu maqaashid al-syarii'ah (tujuan-tujuan

syariah) melalui karya monumentalnya, Al-Muwafaqaat, menjelaskan bahwa

tujuan utama syariah Islam adalah meningkatkan kesejahteraan manusia. Syariah,

menurut Al-Syathibi, adalah sesuatu yang berimplikasi pada kebaikan, seperti

kejujuran, keadilan, keterbukaan, toleransi, dan kasih sayang, sebagaimana

bahwa tujuan utama syariah itu ialah untuk menciptakan kesejahteraan manusia.

Dan juga dalam konsediran UU No.40 Tahun 2004 angka 1 telah disebutkan

bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan

25

Ahmad Sanusi, Agama diTengah Kemiskinan Refleksi Atas Pendangan Islam dan Kristen

Dalam Perspektif Kerjasama Antar Umat Beragama, (Jakarta: PT LOGOS Wacana Ilmu, 1999), Cet

ke-1, h. 49

26

http://bondanserbaneka.blogspot.com/2007/01/kesehatan-menurut-pandangan-islam.html

(Artikel ini diakses pada 12 Mei 2011)

Page 119: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

110

dasar hidup yang layak, dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya

masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

Dalam Islam zakat yang digunakan sebagai salah satu sarana untuk

mensejahterkna seluruh masyarakat diberikan kepada yang berhak untuk

mendapatkannya yakni disebut dengan “mustahaqquz zakah” atau ”asnaf”, yaitu

kategori (golongan) yang berhak mendapatkan atau menerima zakat: Fakir-

Miskin, Al-„Amilin, Al-Muallahh Qulubuhum,Ar-Riqab, Al-Gharimin, Sabilillah,

Ibnus-Sabil.27

1. Tolong-menolong

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dibangun dengan semangat

bersaudara, penuh toleransi antara satu dengan yang lain. Mereka diajari agar

hidup saling tolong menolong antara satu dengan yang lain. Tolong menolong

yang dalam Islam disebut dengan ta‟awun. Kenyataan membuktikan, bahwa

suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain, pasti tidak akan

dapat dilakukan sendirian oleh seseorang meski dia memiliki kemampuan dan

pengetahuan tentang hal itu. Dan ini menunjukkan, bahwa tolong-menolong

dan saling membantu adalah keharusan dalah hidup manusia, seperti

membantu atau memperhatikan nasib saudaranya yang kurang beruntung.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al- Maidah: 2

27

Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: Centre for

Enterpreneurship Development, 2005), h. 11

Page 120: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

111

...

Artinya: “Dan hendaklah kamu bertolong tolongan untuk membuat kebajikan

dan bertakwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada

melakukan dosa (maksiat) dan pemusuhan atau bencana

kerusakan” (QS. al-Maidah ;2)

Dengan ta‟wun tersebut diharapkan dapat meringankan saudara kita

yang kurang mampu sehingga dapat tercukupi segala kebutuhannya dan

membuatnya menjadi sejahtera.

2. Kafalah (Penjaminan)

Masalah jaminan dalam Islam dapat diartikan dengan kafalah,

sedangkan kafalah sendiri menurut bahasa adalah al-dhaman (jaminan),

hamalah (beban), zama‟ah (tanggungan). Secara terminologi, sebagaimana

yang dinyatakan para ulama fikih selain Hanafi, bahwa kafalah adalah,

"menggabungkan dua tanggungan dalam permintaan dan hutang.” Definisi

lain adalah, "jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak

ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (mukful

„anhu ashil)” Di dalam Kamus Istilah Fikih, kafalah diartikan menanggung

atau penanggungan terhadap sesuatu, yaitu akad yang mengandung perjanjian

dari seseorang di mana padanya ada hak yang wajib dipenuhi terhadap orang

lain, dan berserikat bersama orang lain itu dalam hal tanggung jawab terhadap

hak tersebut dalam menghadapi penagih (utang). Dasar hukum tentang kafalah

dalam al-Qur‟an yakni dalam surat Yusuf : 66

Page 121: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

112

Artinya: ”dia (Yakub) berkata, “aku tidak akan melepaskannya (pergi)

bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama)

Allah, bahwa kamu pati akan membawanya kepadaku kembali,

kecuali jika kamu dikepung Musuh,” setelah mereka mengucapkan

sumpah, dia (yakub) berkata, “ Allah adalah saksi terhadap apa

yang kita ucapkan.” (QS. Yusuf 12/66)

Pada asalnya, kafalah adalah padanan dari dhamman, yang berarti

penjaminan sebagaimana tersebut di atas. Namun dalam perkembangannya,

situasi telah rnengubah pengertian ini. Kafalah identik dengan kafalah al-

wajhi (personal guarantee, jaminan diri), sedangkan dhamman identik dengan

jaminan yang berbentuk harta secara mutlak. Dari beberapa definisi di atas,

dapat disimpulkan bahwa kafalah adalah jaminan dari penjamin (pihak

ketiga), baik berupa jaminan diri maupun harta kepada pihak kedua

sehubungan dengan adanya hak dan kewajiban pihak kedua tersebut kepada

pihak lain (pihak pertama). Konsep ini agak berbeda dengan konsep rahn yang

juga bermakna barang jaminan, namun barang jaminannya dari orang yang

berhutang. Ulama madzhab fikih membolehkan kedua jenis kafalah tersebut,

baik diri maupun barang.28

28

http://www.faqihregas.co.cc/2010/05/makalah-tentang-kafalah.html (Artikel ini diakses

pada 20 Mei 2011)

Page 122: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

113

3. Takaful

Secara bahasa, takaful (تكافم) berasal dari akar kata ( ل ف ك) yang

artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang.

Kata (تكافم ) merupakan bentuk mashdar (infinitf) dari kata :

تكافال – يتكافم – تكافم

Istilah kata ( ini merupakan istilah yang relatif baru, jika dilihat (ثكا فم

tidak satupun ayat-ayat Al-Qur'an menggunakan istilah takaful ini. Bahkan

dalam hadits pun, juga tidak dijumpai kata yang menggunakan istilah takaful

ini. Namun secara sistem keukhuwahan, takaful sudah diterapkan sejak zaman

Rasulullah SAW dan para sahabatnya melalui ukhuwah dalam kehidupan

bermasyarakat di Madinah pada waktu itu. Dalam Al-Qur‟an tidak dijumpai

satu ayatpun yang secara tersurat menggunakan kata takaful. Demikian juga

dalam hadits. Namun demikian, terdapat sejumlah kata (delapan kata dalam

delapan ayat) yang menggunakan kata yang seakar dengan kata takaful, yaitu

dari kata( كفم). Kata-kata yang berakar dari kata ( كفم) tersebut, secara umum

keseluruhannya mengarah pada makna : “Memelihara dan Memikul”. Ayat al-

Qur‟an yang sesuai dengan pengertian di atas yakni surat al-Maidah: 2

...

Artinya: “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan,

dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan

permusuhan” (QS. Al-Maidah :2)

Page 123: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

114

Sedangkan penyebutan akar kata dari takaful dalam al-Qur‟an ada

beberapa ayat yang menyebutkan

a. Dalam al-Qur‟an surat Ali-Imran 3/37

Artinya: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan

penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan

yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya.

setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia

dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam

dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam

menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah

memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa

hisab”. (QS. Ali-Imran 3/37)

Dalam ayat di atas, kata kafala bermakna “memelihara”. Dan

“memelihara” memiliki makna yang lebih mendalam dibandingkan

dengan sekedar menjaga. Karena memilihara memiliki unsur adanya “rasa

menyayangi”, sebagaimana orang tua memilihara anak kandungnya.

Dengan demikian, maka 'takaful' adalah saling menjaga dan memelihara

antara sesama muslim dengan landasan saling sayang menyayangi

diantara mereka.

b. Dalam al-Qur‟an surat Ali-Imran 3/44

Page 124: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

115

Artinya: “(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari

yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

(QS. Qli-Imran 3/44)

c. Dalam al-Qur‟an surat An-Nisa 4/85

Artinya:“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia

akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan

barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan

memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa

atas segala sesuatu. (QS. An-Nisa 4/85)

d. Dalam al-Qur‟an Al-Qashas 28/12

Artinya: “Dan kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-

perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; Maka

berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu Aku tunjukkan

kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan

mereka dapat berlaku baik kepadanya?". (QS. Al-Qashas

28/12)

e. Dalam al-Qur‟an Shad 38/23

Artinya: “Sesungguhnya saudaraku Ini mempunyai sembilan puluh

sembilan ekor kambing betina dan Aku mempunyai seekor saja.

Maka dia berkata: "Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan

dia mengalahkan Aku dalam perdebatan".(QS. Shad 38/23)

Page 125: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

116

f. Dalam al-Qur‟an surat An-Nahl 16/91

Artinya: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji

dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu,

sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah

sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS.

An-Nahl 16/91)

g. Dalam al-Qur‟an surat Thaha 20/40

...

Artinya: “(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia

Berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya

menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya”(QS.

Thaha 20/40)

h. Dalam al-Qur‟an surat Al-Hadid 57/28

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul),

bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya,

niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,

dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu

dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hadid 57/28)

Page 126: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

117

Zakat mengadung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia,

baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya

(mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat

keseluruhan. Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai

berikut:29

1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah mensyukuri nikmat-Nya,

menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan

ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta

yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalm surat Ibrahim: 7.

Artinya: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah

(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari nimat-Ku,

maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim:

14/7)

2. Karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk

menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin, ke arah

kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan hidup yang layak, dapat beribadah kepada Allah,

terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki

29

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h.

9-15

Page 127: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

118

dan hasad. Sehingga memberikan kecukupan dan kesejahteraan kepada

mereka, dengan cara menghilangkan ataupun memperkecil penyebab

kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.

3. Sebagai pilar amal bersama (jama‟i) antara orang-orang kaya yang

berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya

digunakan untuk berjihad di jalan Allah, yang karena kesibukannya

tersebut ia tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan

berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya. Disamping

sebagai pilar amal bersama, zakat merupakan salah satu bentuk konkret

dari jaminan sosial yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Melalui zakat,

kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-orang menderita lainnya,

akan terperhatikan dengan baik.

4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun

prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah,

pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana

pembangunan kualitas sumberdaya manusia muslim.

5. Untuk memasyaratkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah

membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian hak

orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar.

6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu

instrument pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan

Page 128: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

119

baik, dimungkinkan membanguna pertumbuhan ekonomi sekaligus

pemerataan pendapatan, economic with quality.30

Pemberian jaminan kesejahteraan diberikan oleh Allah untuk semua

makhluknya, sebagaimana firman Allah di atas. Meskipun tidak secara

gamblang menjelaskannya Allah menyuruh kita saling tolong-menolong

dalam perbuatan baik dan ketaqwaan, bukan sebaliknya. Dengan tolong-

menolong dapat memberikan efek positif kepada kita dan orang lain, seperti

kepada orang yang kurang mampu karena dalam hadits pun Nabi Muhammad

saw menyebutkan bahwa orang-orang mukmin seperti bangunan yang

sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Jadi, pemberian jaminan sosial

kepada seluruh warga Negara diharapkan dapat mensejahterakan dan

memberikan sebuah pemeliharaan bagi mereka terlebih orang yang sangat

membutuhkannya, malah bukan sebaliknya.

30

Ahmad Muflih Saefuddin, Pengelolaan Zakat ditinjau Dari Aspek Ekonomi, (Bontang:

Dakwah Islamiyyah, 1986), h. 99

Page 129: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

120

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penjelasan yang tertuang dalam bab-bab terdahulu permasalahan

yang diangkat dalam penulisan skripsi ini, mencoba mengambil beberapa

kesimpulan dalam bab ini:

1. Dalam agama Islam, yang merupakan agama yang rahmatan lil alamin sangat

menjunjung tinggi pemenuhan kebutuhan bagi setiap warganya. Dengan

pemenuhan dan pemberian jaminan kepada seluruh warga diharapkan dapat

mensejahterakan mereka semua. Firman Allah dalam al-Qur’an surat At-

Taubah ayat 103 ” Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat mereka.

Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. Telah jelas dengan kita

mngeluarkan zakat yang dengannya kita juga bisa mensejahterakan mereka

juga bisa menyucikan harta yang telah kita peroleh sehingga hubungan antara

manusia dengan manusia terjaga begitu juga hubungan manusia dengan Tuhan

juga terpelihara.

2. Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap warga negara sebagaimana

tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara universal jaminan sosial

dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh

Page 130: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

121

PBB (1948), dimana Indonesia ikut menandatanganinya. Kesadaran tentang

pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang, seperti terbaca

pada Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu “Negara

mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat….”.

Jadi adanya kesamaan perepsi tentang pemberian jaminan ini kepada seluruh

masyarakat antara hukum Islam dan hukum Positif yakni; mensejahterakan

seluruh warga negara dan juga dalam pelaksanaannya tanpa ada diskriminasi

sedikitpun termasuk orang yang tidak mampu.

3. Islam sebagai ajaran yang memuat nilai-nilai normatif, begitu bagusnya dalam

memandang dan menempatkan martabat dan harkat manusia, baik sebagai

individu maupaun anggota sosial. Dan dengan itu coba diterapkan dalam UU

No. 40 Tahun 2004 yang hal ini dapat diuraikan sebagai berikut; adanya

Ta’awun (tolong-menolong), Kafalah, dan Takaful yang kesemuanya

mengandung konsep kesamaan (as-istiwa), konsep keadilan (al-adalah), dan

konsep kebebasan/kemerdekaan (al-hurriyah).

B. Saran-saran

Beranjak dari kesimpulan di atas kiranya penulis memberikan saran-saran

dengan poin-poin di bawah ini:

1. Kepada pemerintah maupun isntansi yang terkait dalam pemberian jaminan

ini, untuk lebih meningkatkan kualitas baik dari segi pelayanan maupun dalam

segi pemberian jaminan ini yang diharapkan dengan begitu seluruh orang

Page 131: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

122

yang memerlukan atau yang menggunakannya dalam terpenuhi segalanya

terlebih dengan kesehatan yang lebih utama bagi masyarakat yang kurang

mampu. Dan diharapkan tidak adanya diskriminasi dalam pemberian jaminan

sosial ini, karena jika dilihat dari beberapa pasal yang tercantum di dalamnya

lebih banyak pemberian jaminan sosial baik dari jaminan sosial kesehatan

maupun yang lain diberikan kepada anggota Pegawai Negeri Sipil ataupun

Aggota ABRI dan keluarganya.

2. Sedangkan kepada civitas akademika diharapkan penelitian ini dijadikan

sebuah wawasan keilmuan bagi peneliti setelahnya yang ingin meneliti sebuah

penelitian dengan bahasan yang sama.

Page 132: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

123

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-karim.

Abid Abdullah Al-khabisi,Muhammad,Hukum wakaf kajian Kontenporer pertama

dan terlengkap tentang pungsi dan pengelolaah wakaf serta penyelesaian Atas

sengketa Wakaf,(Jakarta:IIMaN,2003

Al-Fanjari,Ahmad sauqy, Politi Hukum Islam,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2007).

Adisasmito, Wiku, Sistem Kesehatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007).

Adnan, Zamudin, Politik Hukum Islam, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana,1994).

Al Munwir, Kamus Al Munawir “Zakat”, (Yogyakarta: PP Al Munawir, 1984).

Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, (Jakarta: UIN Press, 2006).

Asyhadie, Zaeni, Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007).

Azis Dahlan, Abdul (ed), Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT Ihktiar Baru Van

Hoeve, 1997).

Bogdan Robert, dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. alih

bahasa-Arif Furchan Cet- 1. Usaha Nasional. Surabaya- Indonesia: 1992.

Consuelo, G. Sevilla, at. all, Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia

(UI- PRESS). Jakarta: 2006.

CSRC UIN Jakarta, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusian: Studi Tentang Wakaf

dalam Persepektif Sosial di Indonesia, (Jakarta: CSRC UIN Jakarta, 2006),

Cet Ke-1.

Daud, Ali Muhammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,

1988), cet ke-1.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid III Juz 7-8-9, Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Prima Yasa, 1990.

Djoely, Mansuruddin, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar bin Khattab, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1997).

Page 133: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

124

Fikri, Ali, Wawasan Islamdan Ekonomi Sebuah Bunga Rampai Umar Bin Khattab ra,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 1998).

Hadi Permono, Sjechul, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan

Nasional Persamaan dan Perbedaannya Dengan Pajak, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1992)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990).

Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2002).

Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993).

J Lexy, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Cet, ke- 18. Remaja Rosda Karya.

Bandung: 2004.

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1966).

Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha¸(Jakarta: Centre for

Enterpreneurship Development, 2005).

Ma’luf, Louis, Kamus Munjid, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1977).

Mahmud, Peter Marzuki, Penelitian Hukum. Cet, ke- 4. Kencana Media Group.

Jakarta: 2008.

Mannan, M. A., Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dhana Bhakti

Primayasa, 1997).

Manan, Abdul, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006).

Mas’ud, F. Masdar, Agama Keadilan Risalah Zakat Pajak Dalam Islam, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1991).

Mufraini, F. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006).

Muhammad bin Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’I,

2003).

Mujid, Abdul, et. Al., Kamus Istilah Fiqh “Baitul Mal”, (Jakarta: PT Pustaka

Firdaus, 1994.

Page 134: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

125

Nasution, Harun dan Mukti Ali, Ensiklopedia Hukum Islam di Indonesia

“Ghanimah”, (Jakarta: Depag RI, tth).

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Keadilan Sosial: Upaya

Mencari Makna Kesejahteraan Bersama di Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2004), Cet ke-1

Praja,S,Juhaya,Perwakapan Di Indonesia Sejarah,Pemikiran,Hukum,dan

Perkembangan,(Bandung:Muassalah Risalh,1993).

Qardhawi, Yusuf, Al-Ibadah fil-Islam (Beirut: Muassalah Risalah, 1993).

Raper, Michael, Negara Tanpa Jaminan Sosial Tiga Pilar Jaminan Sosial di

Australia dan Indonesia, (Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008).

Rawwaa Qal’ahji, Muhammad, Ensiklopedia Fiqh Umar bin Khattab ra, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1999).

Sabiq, Sayid, Fiqh Sunah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1980).

Saefuddin, Ahmad Muflih, Pengelolaan Zakat ditinjau Dari Aspek Ekonomi,

(Bontang: Dakwah Islamiyyah, 1986).

Sanusi, Ahmad, Agama diTengah Kemiskinan Refleksi Atas Pendangan Islam dan

Kristen Dalam Perspektif Kerjasama Antar Umat Beragama, (Jakarta: PT

LOGOS Wacana Ilmu, 1999), Cet ke-1.

Shahih Muslim, Kitab Tentang Zakat, Bab Tentang Orang Yang Tidak Berkecukupan

Tetapi Tidak Minta-minta, (Surabaya: pt. Bina Ilmu, tth).

Sherraden, Michael, Aset Untuk Orang Miskin Perspektif Baru Usaha Pengentasan

Kemiskinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 1.

Shihab, Quraisy, Tafsir Al-Misbah, vol.5 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. 1.

Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995),

cet. 1.

Thayib, Ahari, Konsep Ekonoomi Ibnu Taimiyah, (Yogyakarta: PT Bina Ilmu, 1997).

Tholhah Hasan, Muhammad, Islam Dalam Pespektif Sosio Kultur, (Jakarta:

Lantabora Press, 2005), Cet ke- 3.

Page 135: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

126

Warson Munawwir, Ahmad, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan, 1984).

Watik Pratikya, Ahmad, Abdul Salam M. Sofro, Islam Etika dan Kesehatan

Sumbangan Islam Dalam Menghadapi Problema Kesehatan Indonesia

Tahun 2000-an, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986)

Widiyantoro, Yulius, (skripsi), Studi Implementasi Kebijakan Sistem Jaminan Sosial

Nasional Terhadap Mekanisme Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi

Masyarakat Miskin di Puskesmas Kota Semarang, (Semarang: 2005)

Wiwoho, B, Zakat dan Pajak, (Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 1991).

Yafie, Ali, Menggagas Fiqh Sosial, (Bandung, 1994).

Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagaii Mazhab, (Bandung: PT Remaja

Rodakarya, 1995), cet ke-1.

Sumber dari internet (situs web site)

http://www.antaranews.com/berita/1273064171/dpr-sistem-jaminan-sosial-perlu

segera

diterapkanhttp://sjsn.menkokesra.go.id/index.php?option=com_content&task=

view&id=19&Itemid=8

http://www.gapri.org/tfiles/file/umum/JAMINAN%20KESEHATAN%20NASIONA

L.doc.

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_5.htm

http://sanggar.wordpress.com/2008/03/07/reformasi-sistem-jaminan

kesehatanmewujudkan-mimpi-atas-kesehatan-bagi-semua/

http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=17

http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=17

http://mitra-

ku.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid= 63

Page 136: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5087/1... · 2013-04-22 · JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SEBAGAI HAK MASYARAKAT

127

http://www.antaranews.com/berita/254960/kajs-perjuangkan-jamkes-tanpa-

diskriminasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara

http://tafsir-ekonomi.blogspot.com/2011/01/islam-dan-jaminan-sosial.htm

http://bondanserbaneka.blogspot.com/2007/01/kesehatan-menurut-pandangan-

islam.html

http://www.faqihregas.co.cc/2010/05/makalah-tentang-kafalah.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2168822-Pengertian Jaminan Sosial/