jakarta

2
JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyebut, Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) bagi PNS DKI Jakarta terlalu besar. Dirinya meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) segera melakukan koreksi terkait TKD tersebut. Yuddy mengimbau kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), agar menyesuaikan nomenklatur komponen penghasilan PNS Jakarta dengan Undang-undang No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Walaupun Ahok bermaksud untuk mengoptimalkan kinerja pegawainya serta mencegah korupsi, Yuddy tetap meminta Ahok untuk melakukan koreksi. “Jangan sampai menimbulkan persepsi ketidakadilan akibat kesenjangan penghasilan dengan PNS di daerah lain dan PNS kementerian/lembaga yang berada di wilayah DKI Jakarta yang potensial menimbulkan dampak sosial. Karena itu, besaran pemberian TKD perlu dipertimbangkan kembali,” ujar Yuddy dilansir dari laman Setkab, Rabu (26/2/2015). Pejabat tertinggi DKI Jakarta atau setara Eselon I bisa memperoleh gaji ditambah tunjangan hingga Rp96 juta per bulan. Sementara untuk pegawai paling rendah (jabatan pelayanan) dengan yang gaji pokok sekitar dua jutaan rupiah, jika ditambah TKD bisa mencapai Rp9,59 juta. Menurut Yuddy, jumlah tersebut sangat berbeda dengan daftar besaran tunjangan kinerja pada Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Untuk pemberian Tunjangan Kinerja (TK) di Kementerian Keuangan menggunakan 27 grade, yakni TK terbesar Rp46.960.000 dan terendah Rp2.575.000. Sedangkan di BPK yang menerapkan 17 grade, TK terbesar Rp41.550.000 dan TK terendah Rp1.540.000. Oleh karena itu, Yuddy telah mengirimkan surat sejak 11 Februari yang lalu, agar Ahok segera melakukan validasi kelas jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB No. 34/2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan, dan Peraturan Menteri PAN-RB No. 39/2013 tentang Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Upload: rizkysultanmaulana

Post on 16-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SDSDSD

TRANSCRIPT

JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyebut, Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) bagi PNS DKI Jakarta terlalu besar. Dirinya meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) segera melakukan koreksi terkait TKD tersebut.Yuddy mengimbau kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), agar menyesuaikan nomenklatur komponen penghasilan PNS Jakarta dengan Undang-undang No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Walaupun Ahok bermaksud untuk mengoptimalkan kinerja pegawainya serta mencegah korupsi, Yuddy tetap meminta Ahok untuk melakukan koreksi.Jangan sampai menimbulkan persepsi ketidakadilan akibat kesenjangan penghasilan dengan PNS di daerah lain dan PNS kementerian/lembaga yang berada di wilayah DKI Jakarta yang potensial menimbulkan dampak sosial. Karena itu, besaran pemberian TKD perlu dipertimbangkan kembali, ujar Yuddy dilansir dari laman Setkab, Rabu (26/2/2015).Pejabat tertinggi DKI Jakarta atau setara Eselon I bisa memperoleh gaji ditambah tunjangan hingga Rp96 juta per bulan. Sementara untuk pegawai paling rendah (jabatan pelayanan) dengan yang gaji pokok sekitar dua jutaan rupiah, jika ditambah TKD bisa mencapai Rp9,59 juta.Menurut Yuddy, jumlah tersebut sangat berbeda dengan daftar besaran tunjangan kinerja pada Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Untuk pemberian Tunjangan Kinerja (TK) di Kementerian Keuangan menggunakan 27 grade, yakni TK terbesar Rp46.960.000 dan terendah Rp2.575.000. Sedangkan di BPK yang menerapkan 17 grade, TK terbesar Rp41.550.000 dan TK terendah Rp1.540.000.Oleh karena itu, Yuddy telah mengirimkan surat sejak 11 Februari yang lalu, agar Ahok segera melakukan validasi kelas jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB No. 34/2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan, dan Peraturan Menteri PAN-RB No. 39/2013 tentang Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan Instansi Pemerintah.Yuddy mengungkapkan, dalam pasal 79 UU No. 5/2014 tentang ASN disebutkan bahwa pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak serta menjamin kesejahteraan PNS sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab, dan risiko pekerjaan. Sedangkan pasal 80 menyebutkan, selain gaji, PNS juga menerima tunjangan yang terdiri dari tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan, serta fasilitas lainnya.Dengan formula yang jelas, dan hitungan-hitungan berdasarkan poin, maka kini semuanya menjadi transparan. Sehingga siapa pun yang berkinerja sesuai aturan itu bisa mendapatkan tunjangan yang besar, sementara sebelumnya pendapatan ini hanya diterima oleh pegawai tertentu, pungkasnya.(mfa)