peta hijau jakarta 2011 - jakarta dulu, potret kini | jakarta's kota tua (old town jakarta)...

2
PENGANTAR JAKARTA DULU, POTRET KINI POTRET KOTA TUA Peta Hijau (www.greenmap.or.id) merupakan gerakan publik di berbagai kawasan dunia untuk memetakan wilayah mereka dengan ikon- ikon Peta Hijau. Tujuannya adalah meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan berkelanjutan serta membantu warga menyadari sumber daya lingkungan dan budaya. Peta Hijau tidak hanya berfungsi sebagai media informasi dan dokumentasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengenali masalah dan mencari solusi. Peta Hijau mengajak warga untuk menjelajahi potensi lingkungan sekitar, memicu kesadaran warga terhadap lingkungan, mengenalkan keberadaan lokasi hijau, dan memacu upaya pelestarian lokasi hijau yang ada. Ada 3 kategori penggunaan ikon Peta Hijau,yaitu kehidupan berkelanjutan (sustainable living), alam (nature), serta budaya dan masyarakat (culture and society). Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) merupakan bagian dari 350 komunitas Peta Hijau yang berada di 500 kota di 54 negara. Selama sepuluh tahun, Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) hadir dan berkarya membuat Peta Hijau - edisi 1: Kemang (2001), edisi 2: Kebayoran Baru (2002), edisi 3: Menteng (2003), edisi 4: Kota Tua (2005), edisi 5: Jelajah Jakarta (naik transportasi) Hijau (2009), edisi 6: Kenali Situ Jakarta dan sekitar (2009), edisi 7: 100 Lokasi Hijau (2010), dan edisi 8 : keanekaragaman Hayati (2011). Peta Hijau edisi 9 : Jakarta Dulu, Potret Kini adalah bagian dari upaya Komunitas Peta Hijau Jakarta untuk mengumpulkan informasi lingkungan, budaya dan masyarakat untuk mendukung kehidupan berkelanjutan di Kawasan Kota Tua Jakarta. Bagi anda yang ingin menjaga dan melestarikan lokasi hijau, potensi alam, dan sosial budaya yang ada di Jakarta, bergabunglah dengan kami di Komunitas Peta Hijau Jakarta. Untuk mengetahui berbagai aktivitas Komunitas Peta Hijau Jakarta, silakan kunjungi situs http://www. greenmap.or.id/ dan bergabung di mailing list [email protected]. Mari mengenal lebih dekat lingkungan alam dan budaya kota kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jakarta, Juli 2011 Sejarah Jakarta bermula dari sebuah pelabuhan di muara sungai Ciliwung yang disebut Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan milik kerajaan Sunda Pajajaran ini dikenal luas dan disinggahi oleh pedagang-pedagang dari berbagai belahan dunia. Saat Fatahillah menyerbu Sunda Kelapa pada tahun 1527, kawasan tersebut diganti namanya menjadi Jayakarta. Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia dan berkembang menjadi sebuah kota kolonial yang indah hingga dijuluki Queen of the East. Pergantian nama kembali terjadi pada masa penjajahan Jepang, yaitu dari Batavia menjadi Jakarta. Nama Jakarta kemudian terus digunakan hingga saat ini. Kawasan Kota Tua Jakarta saat ini terbagi ke dalam dua wilayah administrasi, yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Terdapat berbagai jenis penggunaan lahan di kawasan ini yaitu pelabuhan, pusat bisnis, perkantoran, pergudangan, dan permukiman. Ciri utama kawasan Kota Tua Jakarta yang mudah dikenali adalah adanya bangunan-bangunan tua yang berasal dari masa penjajahan Belanda ratusan tahun yang lalu. Kota Tua Jakarta juga mengalami masalah yang sama, yaitu tingginya tingkat kepadatan penduduk, kemacetan, polusi udara dan banjir. Lima tahun pasca pembuatan Peta Hijau Jakarta (PHJ) edisi 4 yaitu Kota Tua Tahun 2005, komunitas PHJ menelusuri kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Wilayah pemetaan diperluas ke arah Selatan dimulai dari Halte Stasiun Kota dilanjutkan ke Gedung Arsip di Jl. Gajah Mada, ke arah Timur dari Museum Seni Rupa dan Keramik dilanjutkan hingga ke Stasiun Kampung Bandan, dan ke arah Barat dari Kali Besar ke Pekojan dan Masjid Jami Angke (Al-Anwar) di Jl. Pangeran Tubagus Angke. Banyak hal baru yang ditemukan, namun ada juga beberapa titik hijau pada Peta Kota Tua edisi 4 yang telah hilang tak berbekas. Menjelajahi kawasan Kota Tua serasa mengunjungi miniatur kota Jakarta yang tengah kritis. Kota Tua tampak tak berdaya, limbung, dan sekarat “Hidup segan mati tak mau”. Kegagalan penataan ruang kota ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan sarana prasarana yang tidak memadai. Rapatnya bangunan membuat kawasan Kota Tua terasa sumpek dan menyesakkan dada. Kota Tua hanya menyisakan petak-petak kecil ruang terbuka hijau. Habitat satwa liar, burung, kupu-kupu, kodok, sudah lama menghilang. Kualitas lingkungan telah merosot . Limpasan air laut pasang (rob) semakin sering menggenangi kawasan dan menghambat laju aliran air. Banjir yang diakibatkan hujan beberapa jam juga sering terjadi. Selain itu angka kriminalitas tinggi, tawuran antar warga mudah terjadi. Kerapatan bangunan membuat kawasan Kota Tua rawan kebakaran. Bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial Belanda dibiarkan tak terurus dan roboh satu demi satu. Namun di tengah keprihatinan tersebut, relawan PHJ berhasil menemukan nilai positif yang dapat dijadikan sebagai modal untuk bangkit kembali. Kota tua memperlihatkan kemajemukan tempat-tempat peribadatan yang terpelihara (masjid, gereja, vihara) dan jejak kampung suku bangsa yang menggambarkan kebhinekaan struktur masyarakatnya. Sisa-sisa bangunan tua bersejarah sebagai penanda (tengeran) kawasan masih dapat diselamatkan, sebelum terlambat. Tempat-tempat pengumpul sampah anorganik dan tempat pengolah kompos tersebar di beberapa lokasi menjadi cerminan upaya penanggulangan permasalahan lingkungan. Walaupun terhimpit di antara bangunan- bangunan beton, ruang terbuka hijau berupa taman komunitas, jalur hijau, dan lapangan olahraga, masih ada dandapat mempertahankan fungsinya. Berbekal Peta Hijau, kita turut berperan dalam pelestarian Kota Tua dan menyelamatkan sejarah dan masa depan kota Jakarta. Komunitas Peta Hijau Jakarta mengajak warga untuk mengenali lokasi-lokasi di Kota Tua yang dapat dijadikan tempat wisata alternatif sekaligus penting keberadaannya sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan Kota Tua Jakarta. POTRET KOTA TUA Peta Hijau – Green Map Indonesia website: www.greenmap.or.id e-mail: [email protected] mail-list: [email protected] Green Map System PO Box 249 New York, NY 10002 USA website: www.greenmap.org e-mail: [email protected] phone: +1 212 674 1631 Peta Hijau - Green Map Jakarta Telp: +62 21 68465892 Email: [email protected] Maillist: [email protected] @GreenMapJakarta JAKARTA DULU, POTRET KINI edisi kesembilan Green Map Jakarta versi digital (tidak untuk diperjual belikan) J A K A R T A GREEN MAPMAKERS 1. BANGUNAN PUSAKA 59. Masjid Al-Mansyur 61. Masjid Jami’ Tambora 1. Pelabuhan Sunda Kelapa 1527 7. Pintu Air Sunda Kelapa 5. Menara Syah Bandar 45. Masjid Langgar Tinggi 46. Masjid Jami Angke 50. SMA 19 4. Museum Bahari 12. Jembatan Kota Intan 15. Masjid Al-Mukarromah 3. Masjid Luar Batang 6. Galangan VOC 33. Bangunan tua sepanjang Jl.Malaka 34. Museum Bank Indonesia 27. Toko Merah 25. Museum Sejarah Jakarta 72. Masjid Al-Jami Kebon Jeruk 71. Museum Arsip Nasional 51. Vihara Dharma Bhakti 53. Makam Souw Beng Kong 35. Museum Bank Mandiri 36. Stasiun Kota 24. Museum Seni Rupa dan Keramik 23. Museum Wayang 22. Kantor PT Pos Indonesia 38. Masjid An-Nawier 43. Gereja Sion 2. PASAR 2. Tempat Pelelangan Ikan 42. Pasar Petak Sembilan 4. DAUR ULANG 73. Komposting Tanah Sereal 68. Tempat Pengumpulan Barang Bekas Kerajinan Raya 69. UrutTradisional Ibu Heni Jl. Kerajinan Raya 6. PENGOBATAN ALTERNATIF 64. Pengobatan Kungfu Shaolin KEGIATAN 3. PELAYANAN UMUM Kantor Pemadam Kebakaran Sektor Taman Sari Pemadam Kebakaran Sudin JakBar 2. RUANG PUBLIK, PENGHIJAUAN , JALUR PEJALAN KAKI 70. Stadion Sepakbola ‘Taman Sari’ 29. Taman Kampung Muka 17. Jalur Pedestrian Kali Besar 14. Kampung Hijau Pasar Pisang 40. Jalur Hijau Perniagaan 73. Ruang Terbuka Hijau Tanah Sereal 62. Kampung Hijau Tambora II Gg. I 54. Kampung Hijau Tambora 5 58. Jalur Hijau Angke Jaya 36. Halte Stasiun Kota 5. PERMASALAHAN LINGKUNGAN 16. Kali Besar 8. Kali Ciliwung Air Pikulan 9. Jalur Rel KA, Pangkalan Truk

Upload: nikenpraw

Post on 28-Jan-2018

1.448 views

Category:

Design


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peta Hijau Jakarta 2011 - Jakarta Dulu, Potret Kini | Jakarta's Kota Tua (Old Town Jakarta) Greenmap

PENGANTAR

JAKARTA DULU, POTRET KINI

POTRET KOTA TUA

Peta Hijau (www.greenmap.or.id) merupakan gerakan publik di berbagai kawasan dunia untuk memetakan wilayah mereka dengan ikon-ikon Peta Hijau. Tujuannya adalah meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan berkelanjutan serta membantu warga menyadari sumber daya lingkungan dan budaya.

Peta Hijau tidak hanya berfungsi sebagai media informasi dan dokumentasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengenali masalah dan mencari solusi. Peta Hijau mengajak warga untuk menjelajahi potensi lingkungan sekitar, memicu kesadaran warga terhadap lingkungan, mengenalkan keberadaan lokasi hijau, dan memacu upaya pelestarian lokasi hijau yang ada. Ada 3 kategori penggunaan ikon Peta Hijau,yaitu kehidupan berkelanjutan (sustainable living), alam (nature), serta budaya dan masyarakat (culture and society).

Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) merupakan bagian dari 350 komunitas Peta Hijau yang berada di 500 kota di 54 negara. Selama sepuluh tahun, Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) hadir dan berkarya membuat Peta Hijau - edisi 1: Kemang (2001), edisi 2: Kebayoran Baru (2002), edisi 3: Menteng (2003), edisi 4: Kota Tua (2005), edisi 5: Jelajah Jakarta (naik transportasi) Hijau (2009), edisi 6: Kenali Situ Jakarta dan sekitar (2009), edisi 7: 100 Lokasi Hijau (2010), dan edisi 8 : keanekaragaman Hayati (2011). Peta Hijau edisi 9 : Jakarta Dulu, Potret Kini adalah bagian dari upaya Komunitas Peta Hijau Jakarta untuk mengumpulkan informasi lingkungan, budaya dan masyarakat untuk mendukung kehidupan berkelanjutan di Kawasan Kota Tua Jakarta.

Bagi anda yang ingin menjaga dan melestarikan lokasi hijau, potensi alam, dan sosial budaya yang ada di Jakarta, bergabunglah dengan kami di Komunitas Peta Hijau Jakarta. Untuk mengetahui berbagai aktivitas Komunitas Peta Hijau Jakarta, silakan kunjungi situs http://www.greenmap.or.id/ dan bergabung di mailing list [email protected].

Mari mengenal lebih dekat lingkungan alam dan budaya kota kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jakarta, Juli 2011

Sejarah Jakarta bermula dari sebuah pelabuhan di muara sungai Ciliwung yang disebut Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan milik kerajaan Sunda Pajajaran ini dikenal luas dan disinggahi oleh pedagang-pedagang dari berbagai belahan dunia. Saat Fatahillah menyerbu Sunda Kelapa pada tahun 1527, kawasan tersebut diganti namanya menjadi Jayakarta. Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia dan berkembang menjadi sebuah kota kolonial yang indah hingga dijuluki Queen of the East. Pergantian nama kembali terjadi pada masa penjajahan Jepang, yaitu dari Batavia menjadi Jakarta. Nama Jakarta kemudian terus digunakan hingga saat ini.

Kawasan Kota Tua Jakarta saat ini terbagi ke dalam dua wilayah administrasi, yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Terdapat berbagai jenis penggunaan lahan di kawasan ini yaitu pelabuhan, pusat bisnis, perkantoran, pergudangan, dan permukiman. Ciri utama kawasan Kota Tua Jakarta yang mudah dikenali adalah adanya bangunan-bangunan tua yang berasal dari masa penjajahan Belanda ratusan tahun yang lalu. Kota Tua Jakarta juga mengalami masalah yang sama, yaitu tingginya tingkat kepadatan penduduk, kemacetan, polusi udara dan banjir.

Lima tahun pasca pembuatan Peta Hijau Jakarta (PHJ) edisi 4 yaitu Kota Tua Tahun 2005, komunitas PHJ menelusuri kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Wilayah pemetaan diperluas ke arah Selatan dimulai dari Halte Stasiun Kota dilanjutkan ke Gedung Arsip di Jl. Gajah Mada, ke arah Timur dari Museum Seni Rupa dan Keramik dilanjutkan hingga ke Stasiun Kampung Bandan, dan ke arah Barat dari Kali Besar ke Pekojan dan Masjid Jami Angke (Al-Anwar) di Jl. Pangeran Tubagus Angke.

Banyak hal baru yang ditemukan, namun ada juga beberapa titik hijau pada Peta Kota Tua edisi 4 yang telah hilang tak berbekas. Menjelajahi kawasan Kota Tua serasa mengunjungi miniatur kota Jakarta yang tengah kritis. Kota Tua tampak tak berdaya, limbung, dan sekarat “Hidup segan mati tak mau”. Kegagalan penataan ruang kota ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan sarana prasarana yang tidak memadai. Rapatnya bangunan membuat kawasan Kota Tua terasa sumpek dan menyesakkan dada. Kota Tua hanya menyisakan petak-petak kecil ruang terbuka hijau. Habitat satwa liar, burung, kupu-kupu, kodok, sudah lama menghilang. Kualitas lingkungan telah merosot . Limpasan air laut pasang (rob) semakin sering menggenangi kawasan dan menghambat laju aliran air. Banjir yang diakibatkan hujan beberapa jam juga sering terjadi.

Selain itu angka kriminalitas tinggi, tawuran antar warga mudah terjadi. Kerapatan bangunan membuat kawasan Kota Tua rawan kebakaran. Bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial Belanda dibiarkan tak terurus dan roboh satu demi satu.

Namun di tengah keprihatinan tersebut, relawan PHJ berhasil menemukan nilai positif yang dapat dijadikan sebagai modal untuk bangkit kembali. Kota tua memperlihatkan kemajemukan tempat-tempat peribadatan yang terpelihara (masjid, gereja, vihara) dan jejak kampung suku bangsa yang menggambarkan kebhinekaan struktur masyarakatnya. Sisa-sisa bangunan tua bersejarah sebagai penanda (tengeran) kawasan masih dapat diselamatkan, sebelum terlambat. Tempat-tempat pengumpul sampah anorganik dan tempat pengolah kompos tersebar di beberapa lokasi menjadi cerminan upaya penanggulangan permasalahan lingkungan. Walaupun terhimpit di antara bangunan-bangunan beton, ruang terbuka hijau berupa taman komunitas, jalur hijau, dan lapangan olahraga, masih ada dandapat mempertahankan fungsinya.

Berbekal Peta Hijau, kita turut berperan dalam pelestarian Kota Tua dan menyelamatkan sejarah dan masa depan kota Jakarta. Komunitas Peta Hijau Jakarta mengajak warga untuk mengenali lokasi-lokasi di Kota Tua yang dapat dijadikan tempat wisata alternatif sekaligus penting keberadaannya sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan Kota Tua Jakarta.

POTRET KOTA TUA

Peta Hijau – Green Map Indonesiawebsite: www.greenmap.or.ide-mail: [email protected]: [email protected]

Green Map SystemPO Box 249New York, NY 10002USAwebsite: www.greenmap.orge-mail: [email protected]: +1 212 674 1631

Peta Hijau - Green Map JakartaTelp: +62 21 68465892Email: [email protected]: [email protected]

@GreenMapJakarta

JAKARTA DULU,POTRET KINI

edisi kesembilan

Green Map Jakarta

versi digital (tidak untuk diperjual belikan)

J A K A R T AGREEN MAP MAKERS

1. BANGUNAN PUSAKA

59. Masjid Al-Mansyur 61. Masjid Jami’ Tambora

1. Pelabuhan Sunda Kelapa 1527

7. Pintu Air Sunda Kelapa

5. Menara Syah Bandar

45. Masjid Langgar Tinggi 46. Masjid Jami Angke 50. SMA 19

4. Museum Bahari

12. Jembatan Kota Intan 15. Masjid Al-Mukarromah

3. Masjid Luar Batang

6. Galangan VOC

33. Bangunan tua sepanjang Jl.Malaka 34. Museum Bank Indonesia

27. Toko Merah25. Museum Sejarah Jakarta

72. Masjid Al-Jami Kebon Jeruk71. Museum Arsip Nasional

51. Vihara Dharma Bhakti 53. Makam Souw Beng Kong

35. Museum Bank Mandiri 36. Stasiun Kota

24. Museum Seni Rupa dan Keramik23. Museum Wayang22. Kantor PT Pos Indonesia

38. Masjid An-Nawier 43. Gereja Sion

2. PASAR

2. Tempat Pelelangan Ikan 42. Pasar Petak Sembilan

4. DAUR ULANG

73. Komposting Tanah Sereal68. Tempat Pengumpulan Barang Bekas Kerajinan Raya

69. Urut Tradisional Ibu Heni Jl. Kerajinan Raya

6. PENGOBATAN ALTERNATIF

64. Pengobatan Kungfu Shaolin

KEGIATAN

3. PELAYANAN UMUM

Kantor Pemadam Kebakaran Sektor Taman Sari Pemadam Kebakaran Sudin JakBar

2. RUANG PUBLIK, PENGHIJAUAN , JALUR PEJALAN KAKI

70. Stadion Sepakbola ‘Taman Sari’

29. Taman Kampung Muka

17. Jalur Pedestrian Kali Besar14. Kampung Hijau Pasar Pisang

40. Jalur Hijau Perniagaan

73. Ruang Terbuka Hijau Tanah Sereal62. Kampung Hijau Tambora II Gg. I

54. Kampung Hijau Tambora 5 58. Jalur Hijau Angke Jaya

36. Halte Stasiun Kota

5. PERMASALAHAN LINGKUNGAN

16. Kali Besar

8. Kali Ciliwung

Air Pikulan

9. Jalur Rel KA, Pangkalan Truk

Page 2: Peta Hijau Jakarta 2011 - Jakarta Dulu, Potret Kini | Jakarta's Kota Tua (Old Town Jakarta) Greenmap

StasiunDuri

StasiunAngke

StasiunJakarta Kota

StasiunKampung Bandan

StasiunJayakarta

StasiunMangga Besar

StasiunJuanda

StasiunSawah Besar

GAJAH MADA

GAJAH MADA

KH. ZAINUL ARIFIN

GAJAH MADAHAYAM W

URUK

HAYAM WURUKKH. M

OCH.MANSYURDURI UTARA

KRENDANG BARAT

KH. MOCH.M

ANSYUR

DR. LATUMETEN

DR. LATUMETEN

JEMBATAN DUA

JEMBATAN DUA

JEMBATAN TIGA

JEMBATAN TIGA

HAYAM WURUK

PINTU BESAR SELATAN

PEJAGALAN

GEDONG PANJANG

GEDONG PANJANG

MUARA BARU

MUARA BARU

PEJKOJANPEJKOJAN

KALI BESAR BARAT

KALI BESAR BARAT

PERNIAGAAN BARAT

PINTU KECILPINTU KECIL

CENGKEH

KAKAP

EKOR KUNING

MARITIM RAYA

MARITIM RAYA

TONGKOL

TAMAN SARI

PECE

NONG

ANTA

MAN S

ARI

TAMAN SARI 10PE

CENO

NGAN

KEBON JERUK

KEBON JERUK 9

MANGGA BESAR

P.JAYAKARTA

P.JAYAKARTA

P.JAYAKARTA

MANGGA DUA

MANGGA DUABUDI MULIA

RE.MARTADINATA

LODAN RAYALODAN RAYA

LODAN RAYA

ANCOL BARAT 1KARANG BOLONG RAYA

GUNUNG SAHARI

PARANG TRITIS RAYA

GUNUNG SAHARIMANG

GA DU

A DAL

AM

JEMB.BATU

PERNIAGAANPEKOJAN

PETOKANGAN ASEMKA

BANK

KEADILAN

KEAMANAN

TANA

H SER

EAL

PEKAPURAN

KALI BESAR TIMUR 3

BANDENGAN UTARA

BANDENGAN UTARATELUK GONG RAYA

BANDENGAN SELATAN

BANDENGAN SELATAN

KUNIR

PAKINPAKIN

PLUIT SELATAN

PLUIT RAYA

KOPI

KOPIKAMPUNG BANDAN

MAN

GGA B

ESAR

5

MANGGA BESAR 1

PINANGSIA TIMUR

MAN

GGIS

MANGGA BESAR

DURI

KRENDANG UTARA

PANGERAN TUBAGUS ANGKE

PANGERAN TUBAGUS ANGKE

DURI

LABU

MANGGA BESAR UTARA

MANGGA BESAR 8MANGGA BESAR 10

HAYAM WURUK

SUKARJO WIRYOPRANOTO

BATU CEPER

BATU CEPER

KH.HASYIM ASHARI

IR.H.JUANDAIR.H.JUANDA

VETERAN VETERAN

HAYAM WURUK

VETERAN 3

VETE

RAN

1

70

TerminalAngkutan Barang

HARMONI

Sawah Besar

Mangga Besar

Olimo

Glodok

KOTA

40

49 50

54

6061

62

39

59

45

4142

5155

64

74

75

76

72

69

71

56

57

65

66

67

36

26

34

27

3332

38

30

10

76

12

17

14

22

32

4

15

21

63

53

464847

58

68

31

18

44

43

52

3729

35

19

16

13

9

8

5

1120

1

2423

25

73

StasiunJakarta Kota

PINTU BESAR UTARA

KALI BESAR BARATPINTU KECIL

CENGKEH

JEMB.BATU

ASEMKA

BANK

KALI BESAR TIMUR 3

KUNIR

KOPI

KOTA

36

26

34

27

3332

17

22

29

35

19

16

2423

25

IKON Peta Hijau Kota Tua :Pusat komunitasEco-spiritualSumber Kesehatan AlternatifAlat pemantau polusiTempat sukarelawanKantor PemerintahSekolahTempat PemujaanPemakamanWC UmumTengeranKampung hijau (ikon lokal)

Situs RusakSumber Polusi AirPenimbunan SampahSitus RawanSitus yang TerabaikanFitur airJalan setapak yang teduhTamanTaman komunitasArea olahragaMuseumFitur sejarah

Pertanian/ pasar lokalMakanan sehatBisnis lokalPasar loakBengkel PerbaikanDaur Ulang AirTempat komposArea bersepedaJalur pejalan kaki yang ramahTransportasi massal/ umumTransportasi airKawasan Berhati-hatiKOTA TUA

1. Pelabuhan Sunda Kelapa 1527Jl. Baruna Raya No. 2 Sejak abad ke-12 Masehi, Pelabuhan Sunda

Kelapa dikenal sebagai pelabuhan lada milik

kerajaan Pakuan Pajajaran, yang berpusat

di sekitar Bogor. Pelabuhan penting pada

masa Hindia Belanda, dan saat ini Sunda

Kelapa menjadi pelabuhan kapal tradisional

antar pulau.

2. Tempat Pelelangan Ikan Pasar Ikanterletak di samping Pasar Ikan Luar BatangTempat Pelelangan Ikan Pasar Ikan sudah

dibuka sejak tahun 1948. Di tempat ini,

aktivitas jual beli berlangsung antara

pukul 8 hingga 12 malam. Nelayan-

nelayan yang berjualan di sana berasal

dari berbagai daerah di Indonesia.

3. Kampung Luar Batangterletak di Jl. Pasar IkanDi Kampung Luar Batang, terdapat pasar

tradisional yang menjual kerajinan kulit

kerang, cetakan kue dan alat masak

tradisional, alat permainan anak-anak

tradisional, gerabah, serta kerajinan anyaman

seperti caping, tampah, dan tikar. Di dalam

Kampung terdapat Masjid Keramat Luar

Batang.

4. Museum BahariJl. Pasar Ikan no 1Dahulu VOC menyimpan persediaan pala

dan lada di sini. Museum ini memamer-

kan berbagai benda dan koleksi yang

terkait dunia kelautan.

5. Menara Syah BandarJl. Pasar Ikan no.1Menara Syahbandar dibangun pada masa

penjajahan Belanda di tahun 1834. Pada

awalnya, menara ini berfungsi memandu

lalu lintas kapal yang keluar dan masuk

kota Batavia. Di pelataran Menara

Syahbandar terdapat sebuah tugu yang

berfungsi sebagai penanda titik nol

kilometer Jakarta pada masa itu.

6. Galangan VOCJl. Kakap no.1-3 PenjaringanBangunan bersejarah, di abad 17-18

digunakan sebagai galangan untuk per-

baikan kapal-kapal VOC yang menguasai

perdagangan Nusantara. Saat ini hanya

digunakan untuk restoran maupun

tempat pertunjukan kesenian.

7. Pintu Air Sunda Kelapaterletak di sekitar Pasar IkanPintu Air ini tertutup, sehingga air tidak

bisa mengalir ke muara tetapi berbalik

arah ke selatan

9. Jalur rel KA, Pangkalan Truk, SUTETJl. TongkolDaerah ini kurang terurus. Selain menjadi

pangkalan truk, terlibat banyak tumpukan

sampah, saluran air menggenang.

8. Kali CiliwungJl. Kunir 2Kali atau sungai yang melewati Bogor,

Depok, Jakarta ini cerminkan perada-

ban manusianya. Pembuangan limbah

cair dan padat terjadi di sepanjang

sungai, sehingga di Kota Tua, air sungai

hitam pekat dan bau.

10. PT.Indosari Botani (Hembing) Jl. Gedong Panjang Raya No. 46

K-L-MSalah satu tempat praktik Prof. Dr. Hemb-

ing Widjajakusuma, pakar pengobatan

herbal dan obat-obatan tradisional.

13. Taman RW03Jl. Nelayan RT 01/03 Roa Malaka

samping rel keretaTaman kecil dengan fasilitas bermain

anak-anak. Taman seperti ini sangat jarang

ditemui di kawasan Kota Tua.

14. Kampung Hijau Pasar PisangJl. CengkehKampung seluas 1 RW yang terdiri dari

8 RT merupakan kampung percontohan

hijau di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Kegiatan

warga menghijaukan dengan tanaman di

sepanjang jalan dan composting.

15. Masjid Al-Mu-karromah (makam kera-mat Kampung Bandan)Jl. Lodan RayaMasjid tua yang berumur kurang lebih 300

tahun. Terdapat 3 makam keramat, sampai

sekarang masih sebagai tempat ziarah.

17. Jalur Pedestrian sepanjang Kali Besarsepanjang Jl. Kali Besar BaratDi lokasi ini terdapat taman dan jalur

pedestrian yang lebar dan nyaman. Di

akhir pekan, sering menjadi tempat

nongkrong muda mudi. Di kawasan Kota

Tua sangat jarang ditemui jalur pedestrian

yang layak, seperti di kawasan ini.

16. Kali BesarDahulu Kali Besar digunakan sebagai jalur

transportasi air yang menghubungkan

antara Pelabuhan Sunda Kelapa dengan

daerah pusat kota. Saat ini, kondisi Kali

Besar dipenuhi berbagai sampah dan

airnya berwarna hitam pekat serta

berbau menyengat. Tahun 2008 dilakukan

revitalisasi, sehingga ada fasilitas

penerangan, jalur pejalan kaki dan

tempat duduk untuk bersantai, namun

Pemda belum berhasil menjernihkan air

dan menghilang bau di Kali Besar ini.

18. Pengumpul Barang Bekas/KardusJl. PejagalanDi sepanjang jalan ini ada beberapa usaha

mengumpulkan barang bekas seperti besi

tua dan lebih banyak berupa kardus dan

kertas.

20. Pangkalan Ojek Sepedaantara Jl. RE Martadinata dan Jl.

LodanOjek sepeda sudah sangat jarang di Jakarta

dan lambat laun menjadi ikon Kota Tua.

Alternatif angkutan umum yang handal

di kawasan ini terutama ketika terjadi

banjir rob.

22. Kantor PT Pos Indo-nesiaJl. Fatahillah no. 3Bangunan kantor pos ini dirancang oleh

Ir. R. Baumgartner dan dibangun pada tahun

1928.

19. Gedung Asuransi JasindoJl. Taman Fatahillah no.2Sebelumnya merupakan kantor Gebouw

West Java (WEVA) Handel Maatschappij.

Gedung tersebut saat ini tidak digunakan.

Kondisi sebagian badan gedung telah

roboh dan rusak.

21. Stasiun Kampung BandanStasiun Kampung Bandan tergolong

stasiun persimpangan karena dilalui oleh

kereta-kereta tujuan Bekasi, Tangerang dan

Cilegon.

23. Museum WayangJl. Pintu Besar Utara no.27Museum ini memiliki sekitar 4.000 koleksi

wayang dan boneka dari Indonesia dan

negara-negara lain. Museum Wayang juga

menampilkan pertunjukan wayang pada

waktu-waktu tertentu. Setelah direnovasi,

fasilitas museum cukup nyaman bagi

pengunjungnya.

28. Pasar Umum PejagalanJl. PejagalanSalah satu pasar tradisional, tetapi akan

berubah menjadi pasar modern.

49. Klenteng Arya Marga / Kwan Tee Bio / LamcengJl. Perniagaan Raya, Gg. LamcengKlenteng ini didirikan oleh Kapiten Cina

The Liong Hui tahun 1824, sebagai peng-

hormatan pada panglima perang Kuan

Kong. Di halamannya terdapat 12 rumah

petak yang disewakan untuk membiayai

perawatan klenteng.

31. Makmur Rejeki - Tempat Pengumpulan Barang BekasJl. Pejagalan Raya 54Salah satu tempat pengumpulan barang

bekas yang cukup besar di Kota Tua. Barang

bekas yang dibeli antara lain kertas, kardus,

besi bekas, tembaga, aluminium, dan plastik.

30. Masjid Al-AnshorJl. Pengukiran, Kecamatan PekojanMasjid tua yang dibangun tahun 1648 oleh

muslim yang berasal dari India. Sisa bangunan

masjid yang masih asli diwakili oleh jendela

berkisi, pintu, dan palang kayu di atap.

32. Jalur Pejalan Kaki sepanjang Jalan Roa MalakaJl. MalakaSalah satu jalur pejalan kaki yang cukup baik

di Kota Tua. Umumnya jalur pejalan kaki

di Kota Tua kurang terawat, beralih fungsi

menjadi tempat pedagang atau hilang akibat

pelebaran jalan.

36. Halte Stasiun KotaJl. Pintu Besar UtaraHalte akhir jalur busway Kota-Blok M, yang

mempunyai terowongan bawah tanah sebagai

sarana penyeberangan bagi pejalan kaki yang

menghubungkan Stasiun Jakarta Kota dan

Museum Bank Mandiri.

35. Museum Bank MandiriJl. Lapangan Stasiun no.1 Museum ini menempati bekas gedung

Nederlandsche Handel Maatschappij

(NHM), yang dibangun antara tahun 1929-

1932. Museum Bank Mandiri merupakan

museum bertema perbankan pertama di

Indonesia. Di museum ini sering diadakan

kegiatan-kegiatan komunitas, seperti pemu-

taran film, festival, lokalatih, dan lainnya.

RELAWAN PEMETAAN: Abdul Hafiz, Ady Kristanto, Agus, Ama Erithia, Arief Darmawan, Armely Meiviana,

Badiah Sutianty, Bayu Wardhana, Budiyanto, Chrisandini, Cholil, Cici, David A. Sagita, Dee, Dhyan Savitri, Dzikrina Nur

Fatimah, Fridia Novi Arimbi, Erudro Catur, Evi Fadliah, Fahmi, Febriyanti, Ganjar Wibowo, Gilang Mradipta Pangastomo,

Ikka Wuwiwa, Iqbal Muhtarom, Japro Edi Santosa, Jodi, Khairiza Silvira, King Kurniawan, Lusia Nini Purwati, Mimie Lestari,

Moudy, Niken Prawestiti, Nirwono Yoga, Novrizal Fahmi, Nur Ali, Ridho, Rina, Rizki Dewi Kristikareni, Roro Gusmita Ayu

Anjani, Shinta Idriyanti, Silvia Honsa, Sri Rahayu, Tyas Apriana Dewi Rukas, Veronica Supriyanti, Yansen Li, Yurnani

J A K A R T AGREEN MAP MAKERS

37. Pengumpul Barang BekasJl. Mangga Dua Raya Mengumpulkan/mensortir/menjual berbagai

macam barang bekas, seperti kardus, botol

plastik, logam, komputer bekas, kertas.

38. Masjid An-NawierPekojanSalah satu masjid tertua di daerah Pekojan.

Masjid tersebut dibangun pada tahun 1760

Masehi (1180 H) oleh seorang kontraktor

Cina sehingga arsitekturnya berkonstruksi

kayu dan bergaya campuran Arab, Cina dan

Eropa.

39. Toko Obat Lay An TongPerniagaan BaratToko obat ini cukup kondang di masa

lalu, menjual berbagai obat/ramuan

tradisional. Saat ini toko obat ini selalu

tutup dan tidak diketahui siapa yang

memiliki bangunan ini.

42. Pasar Petak SembilanJl. PerniagaanPasar tradisional yang selalu ramai dan

becek. Pedagang di sini menjual aneka

bahan mentah makanan, termasuk juga

hasil laut yang banyak disukai penduduk

Kota Tua.

41. Restoran Vegetarian ‘Winween’Jl. Toko Tiga Seberang No.5Restoran dengan menu vegetarian murni.

Sebagian penduduk di Kota Tua adalah

vegetarian, karena alasan kepercayaan

maupun kesehatan.

43. Gereja SionJl. Pangeran JayakartaPada mulanya Gereja Sion disebut Gereja

Portugis di luar Kota (Portugeesche

Buitenkerk) karena berada di luar

tembok kota Batavia. Gereja ini dibangun

mulai 19 Oktober 1693 dan selesai pada

23 Oktober 1695.

44. Pengumpul Barang Bekas dan Karung GoniJl. Masjid Pekojan IDi sini mengumpulkan barang bekas,

khususnya karung goni.

63. Masjid Al-AwwabinJl. Mangga Besar 1Masjid tua yang tidak tercatat cagar

budaya, namun ketika hendak digusur

menimbulkan polemik. Masyarakat

lebih suka beribadah di masjid ini

karena didirikan gotong royong,

daripada di masjid baru (di dekatnya)

yang didirikan oleh perorangan,

tetapi dengan menggusur banyak

pemukim di situ.

45. Masjid Langgar Tinggi PekojanMasjid Langgar Tinggi dibangun pada tahun

1829 Masehi atau 1249 H. Lantai atas ban-

gunan digunakan sebagai masjid. Sebagian

lantai bawah dahulu digunakan penginapan

pedagang dan tempat tinggal pengurus

masjid. Saat ini lantai bawah masjid diguna-

kan sebagai toko minyak wangi.

46. Masjid Jami Angke (Al-Anwar)Jl. Tubagus Angke, Gg. Masjid no.1 Masjid ini dibangun pada tahun 1751 oleh

pendatang asal Cina yang menikah dengan

pangeran dari Banten. Ciri khas masjid ini

adalah adanya percampuran ciri arsitektur

Bali, Belanda, Jawa serta Tionghoa.Terdapat

beberapa makam tokoh penting, diantaranya

makam Sultan Hamid Algadri dari Pontianak

dan makam Syekh Ja’far, yang konon masih

keturunan dari Kesultanan Banten.

48. Lapangan Bulu Tangkis (PBSI)Jl. Tubagus AngkeLapangan bulu tangkis yang sudah beralih

fungsi menjadi gudang, Namun menurut

warga sekitar lapangan indoor ini masih

aktif pada malam hari. Lapangan ini

mempunyai peran penting dalam sejarah

bulutangkis Indonesia, terutama di masa

tahun 70-an. Sayangnya, di depan bangunan

ini terdapat papan yang bertuliskan ‘Dijual’.

47. Plasa FutsalJl. Tubagus AngkeSalah satu fasilitas olahraga yang jarang ter-

dapat di Kota Tua. Tempat ini baru berdiri

kurang lebih 3 tahun yang lalu.

40. Jalur Hijau PerniagaanJl. Perniagaan TimurDi jalur hijau ini terdapat pohon kelapa,

mangga, maupun angsana. Panjang jalur

ini kurang lebih hanya 15 meter. Di

kawasan Kota Tua sangat jarang ditemu-

kan jalur hijau.

50. SMA 19Jl. Perniagaan RayaSMAN 19 menempati bekas gedung

perhimpunan THHK (Tiong Hoa Hwe

Koan). Perhimpunan ini merupakan awal

mula berdirinya organisasi Tionghoa

modern di kota Batavia (Jakarta) pada 17

Maret 1900. Di gedung ini juga didirikan

sekolah yang dikenal sebutan Pa Hoa

atau Sekolah Tjina pada masa Hindia

Belanda.

52. Kampung Pecah KulitNama kampung ini berasal dari penyik-

saan kejam terhadap Pieter Erberveld,

seorang keturunan Jerman yang dianggap

melawan pemerintah kolonial VOC di

tahun 1722.

53. Makam Souw Beng KongJl. Pangeran JayakartaSouw Beng Kong (1580-1644) adalah

Kapiten Cina pertama yang dipilih

Gubernur Jenderal Belanda JP Coen untuk

menjaga ketertiban saat Belanda hijrah

dari Banten ke Batavia pada tahun 1619.

Ia yang menjadi pemimpin masyarakat

Tionghoa di Batavia pada masa itu.

54. Kampung Hijau Tambora 5Jl. Tambora 5 RT. 09 RW.5 Ada taman PKK cukup hijau. Penghijauan

dilakukan oleh RT setempat. Terdapat

tanaman obat dan hias. Sayangnya, kurang

diikuti oleh RT-RT sekitarnya.

55. Klub Donor MataJl. Kemenangan no.2 Mangga BesarMerupakan perkumpulan bagi mereka

yang ingin mendonorkan mata bagi yang

membutuhkan, hal yang langka ditemui

di Jakarta.

56. Lapangan Sepakbola UMSJl. Mangga Besar 5Bekas kandang klub sepakbola ternama

pada tahun 1980-an yang dikenal UMS

80 dengan pelatihnya drg. Endang

Witarsa (alm). UMS awalnya adalah

klub sepakbola tertua di Indonesia yang

berdiri tahun 1905 dengan nama Tiong

Hoa Hwee Koan Scholar’s Football Club.

Lapangan ini menjadi ruang terbuka hijau

yang penting di Kota Tua. Sayangnya,

kabar terakhir lapangan ini akan dijual.

57. Tangki WoodPemukiman yang pada tahun 1960-an

dikenal sebagai tempat tinggal para artis.

Nama wood ditambahkan oleh alm. Bing

Slamet, agar tidak kalah keren dengan

Hollywood. Tangkiwood tidak jauh

dari pusat hiburan utama kala itu, THR

Lokasari, salah satu tempat para artis itu

berkarya. Sekarang pemukiman ini sudah

padat dan beberapa keturunan artis

masa lalu itu, masih berdiam di sini.

58. Jalur Hijau Angke JayaJl. Angke Jaya 11Penghijauan daerah tepi sungai yang

cukup baik dan terawat, juga terdapat

terapi. Ruang terbuka hijau ini digunakan

untuk kegiatan sosial warga.

59. Masjid Al-Mansyur Jl. Sawah lio II/33 Jembatan Lima Masjid Al-Mansyur merupakan masjid besar

yang didirikan pada tahun 1717. Di dalam

lingkungan masjid ini, terdapat taman dan

makam KH. Mansyur dan keturunannya.

Pada taman tersebut juga terdapat berbagai

jenis tanaman obat, tanaman hias, buah-

buahan, dan banyak kupu-kupu.

60. Restoran Vegetarian ‘Chang Sow’Jl. KH Mansyur No.120 B-F-G

Jembatan limaSalah satu restoran vegetarian yang telah

berdiri sekitar 15 tahun. Bahan baku yang

digunakan di restoran ini lebih banyak

berasal dari sumber lokal. Hampir semua

produk makanan yang dijual di restoran ini

adalah hasil buatan sendiri.

61. Masjid Jami’ TamboraJl. Tambora Masjid no.11Masjid tua yang dibangun pada tahun

1761, memiliki beberapa ornamen

peninggalan Cina dan Belanda, yaitu

keramik, ukiran, kuncup masjid,

dan lubang angin yang masih asli.

Di halaman depan masjid terdapat

bangunan makam pendiri masjid yang

wafat tahun 1836.

62. Kampung Hijau Tambora 2Jl. Tambora II, Gg. 1Satu gang yang melakukan penghi-

jauan dengan memelihara tanaman di

pot. Terlihat menyolok karena tidak

nampak penghijauan di gang-gang

lain pada pemukiman terpadat di

Jakarta ini.

64. Pengobatan Kungfu ShaolinJl. Keadilan Raya no.17Merupakan tempat rehabilitasi narko-

ba, serta pelatihan beladiri shaolin.

66. THR Lokasari (Prinsen Park)Jl. Mangga Besar RayaTaman Hiburan Rakyat ini pada masa

penjajahan Belanda dikenal dengan

nama Prinsen Park. Sampai tahun

1970-an, Lokasari telah menjadi

pusat pertunjukan kesenian seperti

gambang kromong, lenong. orkes

Melayu, dan juga terdapat pasar malam.

Namun saat ini didominasi oleh per-

tokoan dan pusat perbelanjaan.

65. GOR LokasariJl. Mangga BesarFasilitas olahraga untuk basket,

bulutangkis yang dimiliki pemerintah.

Meski banyak orang yang meman-

faatkan fasilitas ini, sayang kurang

terawat dan terlihat kumuh.

51. Vihara Dharma BhaktiJl. Kemenangan, Mangga BesarVihara Dharma Bakti atau Kim Tek Ie

dibangun sekitar tahun 1650 dan meru-

pakan salah satu vihara atau kelenteng

terbesar di Jakarta. Vihara ini terletak

di kawasan permukiman Petak 9 yang

merupakan pemukiman yang dikhusus-

kan bagi masyarakat Cina pada masa

penjajahan Belanda. Pengunjung yang

bersembahyang di vihara ini rata-rata

mencapai seratus orang per hari.

27. Toko MerahJl Kali Besar Barat no.11 Toko Merah adalah julukan gedung

berwarna merah yang namanya muncul

pertama kali saat digunakan sebagai toko

oleh warga Tionghoa pada tahun 1851.

Pernah digunakan sebagai tempat tinggal

para gubernur jenderal VOC, Akademi

Maritim dan Guest House. Gustaff

Willem Baron van Imhoff, Gubernur

Jenderal, yang membangun gedung itu

pada tahun 1730. Namun sekarang,

benda cagar budaya, bergolongan A ini

tidak digunakan.

25. Museum Sejarah JakartaJl. Taman Fatahillah no.1Bangunan Museum Sejarah Jakarta

dahulu berfungsi sebagai gedung balai-

kota Batavia (Stadhuis) yang dibangun

tahun 1707. Taman di depannya dahulu

berfungsi sebagai alun-alun kota Batavia

dan dikenal dengan nama Stadhuisplein

atau Taman Balaikota. Museum ini

menyimpan berbagai benda dan pening-

galan yang terkait dengan sejarah kota

Jakarta, mulai dari masa prasejarah

hingga saat ini.

67. Vihara AvalokitesvaraJl. Mangga BesarSalah satu tempat ibadah umat Budha

dan Konfusianisme yang umumnya

menjadi satu di kawasan Kota Tua.

TIM PENYUSUN: Peta Hijau Kota Tua Jakarta 2011 edisi kesembilan disurvei,

didata, didiskusikan dan disusun bersama oleh para mitra relawan yang tergabung dalam Komu-nitas Peta Hijau Jakarta. Teks dikompilasi dan diedit Ama Erithia, Bayu Wardhana, David A.Sagita, Ganjar Wibowo, Niken Prawestiti, Nirwono Joga, Shinta Idri-yanti, dan Yansen Li. Peta beserta informasinya dirancang Niken Prawestiti. Foto-foto dokumentasi Komunitas Peta Hijau Jakarta.

Utara

00

Jalur Sungai

11. Pembuatan Kompos Jl. KertajayaJl. Kertajaya, permukiman dekat

rel kereta, RW 12-14Terletak di tengah pemukiman padat,

pengolahan sampah menjadi kompos

dilakukan warga setempat sejak tahun

2008. Warga juga mengolah lumpur selo-

kan menjadi batako.

26. LKBH WiradarmaJl. Kali Besar Timur no. 4 Salah satu lembaga bantuan hukum yang

terdapat di kawasan Kota Tua. Tempat

ini sekaligus menjadi kantor biro jodoh,

toko amal, tempat latihan barongsai,

tempat latihan tai chi, klinik naturopatis,

lembaga adat Tionghoa, pusat gerakan

anti narkoba, dan kriminalitas Indonesia.

Kantor Pemadam KebakaranSebagian wilayah Kota Tua termasuk

sering dilanda kebakaran, terutama di

pemukiman padat seperti di Tambora,

dan Tanah Sereal. Selain dilengkapi mobil

pemadam kebakaran, juga tersedia

perahu karet untuk antisipasi banjir.

Ada 2 kantor pemadam di Kota Tua,

di Jl. KH Zainal Arifin no. 71 (021-

6344215) dan di Jl. Kemukus no. 2 (021

6916503/6916504)

MCK Umum dan Air Bersih KelilingDi Kota Tua banyak ditemukan MCK Umum

dan penjual keliling air bersih dalam kaleng.

Antara lain di Penjaringan, Tambora, Mangga

Besar, dan lain-lain. Ini cermin terbatasnya

air bersih, karena air sumur yang tidak layak

pakai karena intrusi air laut dan masalah sani-

tasi lainnya. Rata-rata, satu kaleng air bersih

dijual Rp 1.500,00. Di Penjaringan, dilakukan

daur ulang air untuk penggunaan MCK.

24. Museum Seni Rupa dan KeramikJl. Pos Kota no.2Museum Seni Rupa dan Keramik

menyimpan berbagai hasil kreasi seni

rupa. Sebagian besar koleksi keramik

di museum ini berasal dari peninggalan

bangsa Cina yang dibawa ke Nusantara.

Selain itu, di sini juga terdapat keramik-

keramik khas dari berbagai daerah di

Indonesia. Museum ini mengadakan

berbagai pelatihan, seperti pelatihan cara

membuat gerabah.

29. Taman Kampung MukaPermukiman Kampung Muka, Jalan

Asrama TransmigrasiTaman Kampung Muka dibuat sekitar 7

tahun yang lalu. Kawasan permukiman

Kampung Muka itu sendiri memiliki

penghijauan yang cukup teduh. Sayangnya

masih terdapat beberapa tumpukan

sampah di jalan masuk kampung.

33. Bangunan tua sepanjang Jalan MalakaTerdapat sekitar 6 bangunan tua di sepan-

jang Jalan Malaka 1. Dua di antaranya digu-

nakan oleh PT ITC dan PT Telkom. Sebagian

lagi berada dalam kondisi kurang terawat.

Perlu ada tindakan untuk menyelamatkan

bangunan-bangunan tua yang bersejarah ini.

34. Museum Bank IndonesiaJl. Pintu Besar Utara no.3Museum Bank Indonesia menempati gedung

bekas De Javashe Bank (DJB) yang didirikan

tahun 1828. Museum ini menampilkan sejarah

dunia keuangan Indonesia, koleksi uang dari

masa kerajaan-kerajaan Nusantara sampai

masa Republik Indonesia. Pameran koleksi

museum juga dilengkapi fasilitas multimedia

untuk menampilkan informasi yang lebih detil.

68. Pengumpulan Barang BekasJl. Kerajinan Raya no.22Salah satu tempat pengumpulan

barang-barang bekas maupun

menjadi lapak bagi pemulung yang

mengambil sampah dari warga.

69. Aneka Pengoba-tan Tradisional/Alternatif sepanjang Jl. Kerajinan RayaBanyak ditemui praktek pengobatan

alternatif seperti refleksi, tradisional-

kebatinan, tradisional Cimonde

(patah tulang), dan lain-lain.

12. Jembatan Kota IntanKali Besar Setelah Indonesia merdeka, nama

jembatan menjadi “Jembatan Kota Intan”,

karena di kawasan ini terdapat benteng

Belanda yang bernama “Diamond”.

Jembatan Kota Intan juga sering disebut

“Jembatan Jungkit”, karena dahulu jem-

batan ini dapat diangkat bila ada kapal

yang melintas.

71. Museum Arsip NasionalJl. Gajah MadaDibangun tahun 1760 oleh Reiner de

Klerk (1710-1750), yang kemudian

menjabat gubernur jendral VOC pada

tahun 1777. Awalnya gedung ini ber-

fungsi sebagai tempat peristirahatan

Reiner de Klerk. Saat ini museum ini

lebih banyak untuk resepsi pernikahan.

Di museum terdapat koleksi peta

yang melukiskan sejarah pemetaan

tentang Indonesia.

70. Stadion Sepakbola ‘Taman Sari’Jl. Taman Sari 10Stadion ini selain dipakai tempat

bertanding sepakbola juga men-

jadi tempat resapan air di kawasan

Mangga Besar. Dilengkapi dengan

podium sederhana bagi penonton,

lapangan ini dikepung oleh bangunan-

bangunan bertingkat.

72. Masjid Al-Jami, Kebon JerukJl. Kebon Jeruk 12Masjid yang merupakan cagar budaya,

dibangun oleh Chan Tsin Wa atau

Tschoa, pemimpin muslim Cina di

Batavia pada tahun 1786, yang datang

bersama istrinya Fatima Hwu.

74. RM Vegetarian ‘Tri Ratna’Jl. KH. M. Manzur no.130A Salah satu restoran yang menyediakan

menu vegetarian. Pengunjung juga bisa

membeli bahan pangan vegetarian di sini.

76. Pemeriksaan emisiJl. KH MansyurDi sebuah dealer mobil ini menyediakan

pemeriksaan emisi bagi kendaraan ber-

motor. Mengatur emisi ini penting, kar-

ena sebagian besar polusi udara Jakarta

berasal dari kendaraan bermotor.

75. Toko onderdil sepedaJL. KH M. Mansyur, Jembatan LimaToko sekaligus bengkel sepeda yang

ramai di jalan ini. Di kawasan Kota

Tua masih cukup banyak orang yang

mengayuh sepeda sebagai moda

transportasi sehari-hari.

PELAYANAN UMUM DAN FASILITAS UMUM

73. Penghijauan dan Pembuatan KomposJl. Tanah Sereal RW 7 TamboraDi wilayah ini terlihat upaya warga

untuk melakukan penghijauan di

bantaran sungai, termasuk pembua-

tan kompos dari sampah warga.