jaelani naro
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8
LUBUKLINGGAU
Oleh:Jailani Naro
NIM 4106087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU 2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8
LUBUKLINGGAU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:Jailani Naro
NIM 4106087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU 2010
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8
LUBUKLINGGAU
Lubuklinggau, Agustus 2010
Penulis,Jailani Naro
NIM 4106087
Disetujui dan Disyahkan oleh
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Ahmad Amin, M.Si. Derti Mulyana, S.Pd.
MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
H. Rudy Hartoyo, M.Pd.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Jailani Naro NIM. 4106087Telah dipertahankan di depan Tim dan Panitia Penguji
Pada Tanggal 04 September 2010
Panitia Penguji
Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________
Sekretaris : J. Albert Barus, M.Pd. ________________________
Tim Penguji
Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________
Anggota : 1. Nely Andriani, M.Si. ________________________
2. J. Albert Barus, M.Pd. ________________________
3. Nurhayati, M.Pd. ________________________
MengetahuiKetua STKIP PGRI Lubuklinggau,
H.M. Lukman Nawi, M.Pd.
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Jailani Naro
NIM : 4106087
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op
Co-op pada Materi Gelombang terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8
Lubuklinggau.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas adalah
benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah serta etika keilmuan
yang berlaku dalam masyarakat ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau
plagiat dalam karya ilmiah ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya tulis ini.
Lubuklinggau, Juni 2010
Yang Membuat Pernyataan,
Jailani NaroNIM. 4106087
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Perlakukan setiap orang dengan kebaikkan hati dan rasa
hormat, meski mereka berlaku buruk kepada anda. Ingatlah,
bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan
karena siapa mereka, tatapi karena siapa diri anda sendiri ”.
(Andrew T. Somers)
“Dan orang yang beriman serta mengerjakan amal kebajikan,
kelak akan kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-
selamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar
perkataannya dari pada Allah”.
(QS. An-Nisaa’ Ayat
112)
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak
dan Ibu yang tak lelah memberikan
dukungan materil, moril, dan do’a
untuk kesuksesan, serta
kerberhasilan tiap langkah dalam
hidupku.
Ayuk-ayuk dan Adik-adikku
tersayang, terima kasih telah banyak
membantu dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Ust Indra, S.SosI yang telah banyak
memotivasi penulis selama
menjalankan perjuangan ini.
Dosen-dosen program study
pendidikan fisika dan semua
sahabatku seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka skripsi ini dapat penulis selesaikan
sebagaimana yang diharapkan.
Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Co-op Co-op pada Meteri Gelombang terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau ini, disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Progran Studi
Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru
Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.
Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan skripsi ini, banyak mendapat
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik perorangan
maupun lembaga. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku Ketua STKIP PGRI Lubuklinggau.
2. Bapak Rudy Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA STKIP
PGRI Lubuklinggau.
3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau.
4. Bapak Ahmad Amin, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan saran dan arahan sehingga
skripsi ini menjadi lebih berarti.
5. Ibu Derti Mulyana, S.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Kholid, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 8 Lubuklinggau yang telah
memberikan izin, bantuan, dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika dan Staf Pengelola STKIP-
PGRI Lubuklinggau yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
kelancaran studi penulis selama masa pendidikan.
8. Keluargaku terutama orang tua, ayuk-ayuk dan adik-adik ku tercinta, yang
telah memberikan banyak dukungan baik materil maupun moril.
9. Rekan-rekan dan pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tersusunya
skripsi ini.
Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat rahmat
dan pahala dari Allah SWT. Akhirnya, skripsi ini penulis persembahkan kepada
para pembaca dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Lubuklinggau, Agustus 2010
Penulis,
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op pada Materi Gelombang terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar fisika siswa karena kurang aktif dan lemahnya motivasi siswa terhadap pelajaran fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan desain yang digunakan adalah Control group pre-test post-test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau berjumlah 193 orang. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas VIIIA terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB
sebagai kelas kontrol. Kelas ekperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sedangkan kelas kontrol diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan tes, tes berbentuk uraian sebanyak lima soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 0,05 didapat thitung = 2,92 dan ttabel = 1,99 karena t hitung > t tabel, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.
Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif, hasil belajar.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LRMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv
PERNYATAAN ........................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4E. Penjelasan Istilah ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6
A. Landasan Teoritik..................................................................... 61. Pengertian Belajar dan Pembelajaran................................. 6
a. Pengertian Belajar......................................................... 6b. Pengertian Pembelajaran............................................... 7
2. Model Pembelajaran........................................................... 83. Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 94. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op........... 105. Hasil Belajar........................................................................ 166. Materi Pelajaran.................................................................. 17
a. Pengertian Gelombang.................................................. 17b. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan Medium.............. 18c. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan ArahRambat....... 18d. Besaran-Besaran Pada Gelombang............................... 20e. Pemantulan Gelombang................................................ 21
B. Hipotesis Penelitian.................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 22
A. Desain Penelitian ..................................................................... 221. Jenis Penelitian...................................................................... 222. Variabel Penelitian................................................................ 23
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 24C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan
Instrumen.................................................................................. 251. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 252. Pengembangan Instrumen Penelitian ................................. 25
D. Teknik Analisis Data................................................................. 261. Uji Normalitas....................................................................... 272. Uji Homogenitas................................................................... 273. Uji Hipotesis......................................................................... 28
E. Uji Coba Instrumen Penelitian.................................................. 301. Validitas................................................................................ 302. Uji Reliabilitas...................................................................... 323. Tingkat Kesukaran............................................................... 334. Daya Pembeda...................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 37
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37
1. Deskripsi Data Penelitian.................................................... 37a. Kemampuan Awal Siswa................................................ 38b. Kemampuan Akhir Siswa............................................... 39
2. Pengujian Hipotesis............................................................ 43a. Uji Normalitas................................................................. 43b. Uji Homogenitas............................................................. 44c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata......................................... 45
B. Pembahasan Penelitian.............................................................. 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 49
A. Simpulan .................................................................................. 49B. Saran ........................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 50DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Control Group Pre-test Post-test Design................................... 23
Tabel 3.2. Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau ......... 24
Tabel 3.3. Sampel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau……….. 24
Tabel 3.4. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba Instrumen ..................... 32
Tabel 3.5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen ..... 34
Tabel 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen ........... 36
Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen..................................... 36
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen..... 39
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pre-test Kelas Kontrol............ 39
Tabel 4.3. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Pre-test................................. 40
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Post-test Kelas Eksperimen.... 42
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Post-test Kelas Kontrol.......... 42
Tabel 4.6. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Post-test................................ 42
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ................ 44
Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ............. 45
Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal dan Tes Akhir . . . 45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gelombang Transversal......................................................... 19
Gambar 2.2. Gelombang Longitudinal ...................................................... 19
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Halaman
1. Silabus ...........................................................................52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................... 53
3. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar....................................... 74
4. Soal Uji Coba Instrumen................................................. 76
5. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen........................ 78
6. Soal Pre-test dan Post-Test.............................................. 81
7. Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-Test.................... 85
8. Lembar Jawaban Siswa.................................................... 87
9. Absen Kehadiran Siswa................................................... 94
LAMPIRAN B
1. Skor Hasil Uji Coba ........................................................ 96
2. Skor Setelah Diurutkan.................................................... 97
3. Uji Coba Fisika pada Kelas IX SMPN 8 Lubuklinggau
pada Materi Gelombang................................................... 100
4. Perhitungan Validitas ...................................................... 101
5. Perhitungan Reliabilitas .................................................. 104
6. Perhitungan t hitung.......................................................................................................... 106
7. Skor Kelompok Atas dan Skor Kelompok Bawah.......... 108
8. Perhitungan Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran........... 109
9. RekapitulasiPerhitungan Daya Pembeda dan
Taraf Kesukaran............................................................... 111
LAMPIRAN C
1. Daftar Pembagian Topik Tim.......................................... 112
2. Skor Pre-test dan Post-test.............................................. 116
3. Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ................. 120
4. Perhitungan Uji Normalitas ............................................ 128
5. Perhitungan Uji Homogenitas.......................................... 132
6. Perhitungan Kesamaan Dua Rata-rata............................. 135
LAMPIRAN D
1. Surat Permohonan Persetujuan Judul/Pembimbing
Skripsi.............................................................................. 139
2. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ......................... 140
3. Surat Persetujuan Judul Skripsi.................................... 141
4. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STKIP-PGRI
Lubuklinggau................................................................... 142
5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan.................... 143
6. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................... 144
7. Kartu Konsultasi/Bimbingan Skripsi............................... 145
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinuya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada
peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang di dalamnya terdapat
guru dan peserta didik yang mempunyai kemampuan, keterampilan, filsafat
hidup, motivasi, dan sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan
pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan,
metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat
menguasai materi dengan baik dan mendalam, salah satunya pada
pembelajaran fisika.
Budikase dan Kertiasa (1996:ix) menyatakan bahwa fisika adalah
suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.
Kunci kesuksesan dalam belajar fisika adalah kemampuan seseorang
memahami tiga hasil pokok fisika yaitu konsep-konsep (pengertian), hukum
(azas-azas) dan teori-teori.
Dengan kemajuan pendidikan yang sangat pesat maka praktek-praktek
pembelajaran perlu diperbarui. Upaya pembelajaran tersebut terletak pada
tanggungjawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat
dipahami oleh anak didik secara benar. Salah satunya sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan siswa lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berstruktur yang disebut sebagai
sistem ”Pembelajaran Kooperatif”, dimana guru bertindak sebagai fasilitator.
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang berbeda, yaitu
dengan membagikan kelompok bagian pertama bahan diberikan kepada siswa
pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua, demikian
seterusnya. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama Negeri 8 Lubuklinggau, gelombang merupakan pelajaran fisika di
kelas VIII semester satu. Pokok bahasan gelombang merupakan suatu materi
yang sangat dekat dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, penulis
berasumsi bahwa materi gelombang sesuai apabila penyampaiannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih adalah
co-op co-op. Menurut Slavin (2005:229) menyatakan bahwa co-
op co-op adalah sebuah bentuk group investigation yang
cukup familiar. Dalam model pembelajaran co-op co-op, dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan
dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan
untuk saling berbagi pemahaman baru dengan teman-teman
sekelasnya.
Dari uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada materi
gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 8 Lubuklinggau ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada meteri
gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 8 Lubuklinggau.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Peserta Didik, dapat memotivasi siswa dalam belajar, dan dapat
memahami konsep-konsep fisika sehingga memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dan tidak mudah dilupakan.
2. Bagi Guru, sebagai informasi tentang penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.
3. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan mengetahui keefektifannya
dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah.
E. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran
istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun istilah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Kooperatif
Metode kooperatif adalah suatu metode yang menjelaskan kerja
sama dalam belajar yang bertujuan untuk mencari variasi dalam belajar
sehingga tidak membuat kejenuhan dalam proses belajar mengajar.
2. Co-op Co-op
Co-op co-op adalah suatu bagian dari variasi kooperatif yang
menggunakan sistem kerja sama dalam kelompok kecil yang berpusat pada
tim atau kelompok masing-masing.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh individu atau kelompok
setelah melakukan kegiatan belajar.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam proses
mengajar. Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hilgard dan Bower (dalam Dalyono, 2007:211)
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahaan
tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seseorang.
Menurut beberapa ahli diatas terdapat perbedaan antara
beberapa ahli tetapi secara prinsip bahwa belajar adalah suatu bentuk
perubahan atau pertumbuhan dalam diri individu yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku karena pengalaman dan latihan.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 1 yang berbunyi ”Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.
Menurut Gagne dan Briggs (dalam Krisna, 2009 :2),
menyatakan bahwa instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal.
Menurut Eggen & Kauchak (dalam Krisna, 2009 :2)
menyatakan bahwa ada enam ciri-ciri pembelajaran yang efektif, yaitu
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan
generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan
kepada siswa dalam menganalisis informasi
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan
pengembangan keterampilan berpikir
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya mengajar guru.
Dari pengertian pembelajaran menurut para ahli sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang
bersifat internal. Dengan demikian dalam proses pembelajaran
interaksi antara guru dan siswa sangat diperlukan.
2. Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2007:9), model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu.
Menurut Nurhasanah (2008:1), model pembelajaran juga dapat
didefinisikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
merencanakan pembelajaran di kelas serta menjadi pedoman dalam
membantu para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kerangka yang melukiskan prosedur yang
sistematis yang dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk pelaksanaan
pembelajaran di kelas demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil saling memiliki tingkat kemampuan
berbeda. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya. Contohnya menjadi pendengar yang baik, memberikan
penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik dan siswa diberi
kegiatan yang berisi pernyataan atau tugas yang direncanakan untuk
diajarkan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari
temannya, serta pengembangan keterampilan siswa.
Menurut Slavin (dalam Fatmawati, 2009:7) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan variasi suatu metode pembelajaran
yang mendesain siswa yang bekerja dalam suatu kelompok kecil untuk
saling membantu dalam mempelajari materi suatu pembelajaran.
Muslimin (dalam Hotima, 2009:11) menyatakan bahwa kooperatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menentukan
materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Menurut Tafsir (2009:15) mengemukakan ada beberapa kelebihan
yang diperoleh dari cooperative learning antara lain sebagai berikut :
1. Mengajarkan nilai kerjasama.
2. Membangun komunikasi di dalam kelas.
3. Membantu siswa antara yang satu dengan yang lain, dan dapat
mengurangi konflik personal.
4. Mengajarkan keterampilan hidup yang mendasar.
5. Meningkatkan prestasi akademik.
6. Meningkatkan kepercayaan diri dan terhadap sekolah.
7. Mengurangi efek negatif dari persaingan.
8. Meningkaykan keterampilan hidup bergotong royong
9. Meningkatkan hubungan positif antara siswa dengan siswa, antara
siswa dengan guru, dan antara siswa dengan personal selolah lainnya.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op
Slavin (2005:229) menyimpulkan bahwa co-op co-op adalah
sebuah bentuk group investigation yang cukup familiar. Dalam metode
group investigation ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya
yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kemudian kelompok ini
memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas,
topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu
mempresentasikan dan menampilkan penemuan mereka dihadapkan
seluruh kelas.
Slavin (2005:218-220) mengemukakan dalam group investigation,
kerja para murid, ada enam tahap yaitu :
1. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok-
kelompok penelitian.
Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan.
Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu dan siswa
mengidentifikasi serta memilih berbagai macam sub topik untuk
dipelajari, berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka.
Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan
seluruh kelas.
2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Pada tahap ini para siswa mengalihkan perhatian mereka
kepada subtopik yang mereka pilih. Seluruh anggota kelompok
menentukan aspek dari subtopik masing-masing (satu demi satu atau
berpasangan) akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya seluruh
kelompok harus memformulasi sebuah masalah yang akan diteliti,
memutuskan bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber-
sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi
tersebut.
3. Melaksanakan investigasi
Dalam tahap ini setiap kelompok melaksanakan rencana yang
telah diformulasikan sebelumnya. Tahap ini, tahap yang paling banyak
memakan waktu. Para siswa diberikan batas waktu pengerjaan, tetapi
jumlah dari sesi yang mereka perlukan untuk menyelesaikan
investigasi tidak terlalu dapat dipastikan, maka guru harus berupaya
berbagai cara untuk menentukan sebuah proyek kelompok berjalan
tanpa terganggu sampai investigasinya selesai.
4. Menyiapkan laporan akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan
klarifikasi ketahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan
hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Tahap ini merupakan
sebuah tahap pengaturan, tetapi pada tahap satu juga memerlukan
semacam kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan
gagasan utama dari proyek kelompok.
5. Mempresentasikan laporan akhir
Pada tahap ini, masing-masing kelompok meyiapkan diri untuk
mempresentasikan laporan akhir. Mereka berkumpul kembali dan
kembali kepada posisi kelas sebagai satu keseluruhannya.
6. Evaluasi.
Pada tahap ini guru harus menggunakan pendekatan inovatif
dalam menilai apabila apa yang telah dipelajari murid-murid.
Menurut Slavin (2005:25), group investigation disebut juga
co-op co-op. Menurut Shlomo dan Sharan (dalam Slavin, 2005:24)
menyatakan bahwa co-op co-op merupakan perencanaan pengaturan kelas
yang umum, dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil
menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok serta perencanaan.
Dalam model pembelajaran co-op co-op, dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka
dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka
kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru
dengan teman-teman sekelasnya.
Menurut Slavin (2005:229-235) menyatakan bahwa
untuk meningkatkan kesuksesan dari metode ini, ada
sembilan langkah yang sangat spesifik antara lain, sebagai
berikut :
1. Diskusi Kelas Berpusat pada Siswa
Pada langkah pertama ini co-op co-op digunakan
untuk mendorong para siswa dalam menemukan dan
ketertarikan mereka pada materi yang akan diajarkan.
Serangkaian kegiatan siswa adalah membaca,
menyampaikan pelajaran, atau pengalaman dapat
dilakukan untuk tujuan ini. Lalu lakukan diskusi kelas
yang berpusat pada siswa. Tujuan diskusi ini harus
dapat meningkatkan keterlibatan seluruh siswa dalam
pelajaran dengan membuka dan memancing rasa ingin
tahu mereka, bukan untuk mengarahkan mereka
kepada topik khusus.
2. Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan
Tim
Guru mengatur mereka kedalam tim. Tim tersebut
harus heterogen yang terdiri dari empat atau lima
orang. Sebelum memulai unit-unit pelajaran
menggunakan co-op co-op, para siswa harus memiliki
kelompok kerja dengan kemampuan yang baik dan
kepercayaan yang terbangun sebelum memulai co-op
co-op.
3. Seleksi Topik Tim
Pemilihan topik tim tidak langsung diikuti dengan
diskusi kelas yang berpusat pada siswa. Sembari tim-
tim tersebut berdiskusi ketertarikan mereka dan
memulai pilihan topiknya, guru berkeliling diantara
mereka dan bertindaklah sebagai fasilisator.
4. Pemilihan Topik Kecil
Pada langkah keempat ini tiap tim membagi
topiknya untuk membuat pembagian tugas diantara
anggota tim. Setiap siswa memilih topik kecil yang
mencakup satu aspek dari topik tim. Keterlibatan guru
dalam pemilihan topik kecil bisa bervariasi, tergantung
pada tingkat kemampuan para siswa.
5. Persiapan Topik Kecil
Setelah para siswa membagi tim kecil, mereka
akan berkerja secara individu. Meraka masing-masing
tahu akan tanggungjawab terhadap topik meraka dan
bahwa kelompok tersebut bergantung kepada mereka
untuk menemukan aspek penting dari usaha yang
dilakukannya.
6. Presentasi Topik Kecil
Setelah para siswa melakukan kerja individual,
mereka mempresentasikan topik kecil mereka kepada
teman satu timnya. Presentasi topik kecil didalam tim
haruslah bersifat formal, yaitu dalam anggota diberikan
waktu khusus, dan berdiri ketika mempresentasikan
topik kecilnya.
7. Persiapan Presentasi Tim
Para siswa didorong untuk memadukan semua
topik kecil dalam presentasi tim. Disana harus ada
sintesis aktif dan topik kecil tersebut supaya selama
diskusi tim, presentasi tim akan menjadi lebih sekedar
sekumpulan presentasi topik kecil.
8. Presentasi Tim
Selama waktu presentasinya, tim memegang
kendali kelas. Semua anggota tim bertanggungjawab
bagaimana waktu, ruang dan bahan-bahan yang
digunakan selama presentasi mereka, mereka sangat
dianjurkan untuk menggunakan sepenuhnya fasilitas-
fasilitas yang ada dikelas.
9. Evaluasi
Evalusi dilakukan pada tiga tingkatan sebagai berikut :
a. Pada saat presentasi tim dievaluasi oleh kelas
b. Kontribusi individual terhadap usaha tim dievaluasi
oleh teman satu tim
c. Pengulangan kembali presentasi topik kecil oleh setiap siswa di
evaluasi oleh sesama siswa.
5. Hasil Belajar
Menurut Prayitno (dalam Wati, 2009:8) menyatakan bahwa, “Hasil
belajar sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya
proses belajar”. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar siswa adalah dengan menggunakan tes.
Menurut Syah (dalam Fatmawati, 2009:8) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
1. Tidak mempunyai tujuan yang jelas
2. Kurangnya minat terhadap motivasi belajar
3. Kesehatan yang sering terganggu
4. Kurangnya pengusaan bahasa
5. Kebiasaan belajar yang kurang baik
6. Intelegensi.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)
1. Faktor Lingkungan
Faktor ini dipengaruhi antara lain :
a. Cara guru memberi materi pelajaran
b. Kurangnya bahan bacaan
c. Kurangnya alat bantu pengajaran
d. Keadaan gedung sekolah
e. Disiplin sekolah
f. Tugas sekolah
2. Faktor Keluarga
a. Faktor relasi antara keluarga
b. Faktor suasana rumah
c. Faktor ekonomi keluarga.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu yang diperoleh individu atau kelompok setelah melakukan
kegiatan belajar. Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah
hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar fisika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.
6. Materi Pelajaran
a. Pengertian Gelombang.
Menurut Jati dan Priyambodo (2007:227) menyatakan bahwa
gelombang merupakan gejala pemindahan usikan atau gangguan.
Gelombang yang merambat hanya memindahkan energi saja tanpa
menggeser medium gelombangnya (yaitu air).
Menurut Sutrisno (1979:2), Gelombang adalah suatu gangguan
yang menjalar dalam suatu medium. Medium yang dimaksud adalah
sekumpulan benda yang saling berinteraksi dimana gangguan itu
menjalar.
Dari definisi gelombang sebelumnya maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa gelombang adalah getaran yang merambat atau
usikan yang merambat. Dalam perambatan gelombang, yang merambat
hanya usikan saja, sedangkan mediumnya tetap.
b. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan Medium
Menurut Budikase dan Kertiasa (1996:39), Ada dua macam
jenis gelombang berdasarkan mediumnya yaitu sebagai berikut :
1. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam
perambatannya memerlukan medium, misalnya gelombang tali,
gelombang air dan gelombang bunyi.
2. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang transversal adalah gelombang yang dapat
merambat tanpa medium, misalnya gelombang radio dan
gelombang cahaya
c. Jenis-Jenis Golombang Berdasarkan Arah Rambatnya
Menurut Jati dan Kuntoro (2007:228), Ada dua jenis
gelombang yang dapat dilihat dari arah rambatan gelombangnya, yaitu
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
1. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat
gelombangnya tegak lurus dengan arah getarannya. Satu
gelombang tranversal terdiri dari satu bukit dan satu lembah.
Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Gelombang
transversal dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Gelombang Transversal
2. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
getarnya berimpit atau sejajar dengan arah rambat gelombang.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi di udara.
Gelombang longitudinal dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Gelombang Longitudinal
Bukit
Lembah
d. Besaran-Besaran pada Gelombang
1. Periode ( T )
Menurut Sutrisno (1979:8), Periode adalah beda waktu
antara menjalarnya gangguan tertentu dengan gangguan
berikutnya. Dalam SI, satuan periode adalah sekon.
atau (Budikase dan Kertiasa, 1996:39)
2. Frekuensi ( f )
Menurut Sutrisno (1979:9), Frekuensi adalah banyaknya
gelombang yang melalui suatu titik persatuan waktu. Dalam SI,
satuan frekuensi adalah Hertz.
atau (Budikase dan Kertiasa, 1996:39)
Keterangan :
T = periode ( sekon )
n = banyaknya gelombang yang terjadi
t = waktu yang diperlukan selama bergelombang ( sekon )
f = frekuensi ( Hz )
3. Panjang Gelombang ( )
Menurut Sutrisno (1979:5), Panjang gelombang adalah
jarak dua puncak pada gelombang periodik. Dalam SI, satuan dari
panjang gelombang adalah meter (m).
4. Cepat Rambat Gelombang ( V )
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang selama satu detik. Satuan cepat gelombang adalah m/s.
atau V = . f (Budikase dan Kertiasa, 1996:41)
Keterangan :
V = cepat rambat gelombang ( m/s )
= panjang gelombang ( m )
e. Pemantulan Gelombang
Gelombang mempunyai sifat-sifat khusus diantaranya
pemantulan gelombang. Contoh pemantulan gelombang dalam
kehidupan sehari-hari adalah gelombang laut yang dipantulkan oleh
pantai dan gelombang air kolam yang dipantulkan air kolam.
Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan
bentuk atau fase. Akan tetapi, pemantulan gelombang pada ujung
bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Arikunto, 2005:71). Hipotesis penelitian ini adalah ada
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada
materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan salah satu komponen yang
mempengaruhi hasil penelitian. Metode merupakan cara melakukan
sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai
suatu tujuan. Berdasarkan dari sifat permasalahan penelitian, metode
dalam penelitian ini adalah metode penelitan eksperimen (eksperimen
research) yang mempunyai ciri khas adalah menggunakan kelompok
kontrol sebagai garis besar untuk membandingkan dengan kelompok yang
dikenai perlakuan eksperimental. Menurut Arikunto (2006:3), penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara
dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh penelitian dengan mengurangi
dan menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Pada penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk control
pretes postes group design, dengan pretes postes yang melibatkan dua
kelompok. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op dengan model pembelajaran konvensional.
Dimana model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebagai
kelompok eksperimen sedangkan model pembelajaran konvensional
sebagai kelompok kontrol. Menurut Arikunto (2006:79), desain penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1Control Group Pre-test Post-test Design
Group Pre-test Treatment Post-test
E O1 X O2
K O1 - O2
Keterangan :
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
X : Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op
O1: Pre-test
O2: Post-test
2. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:118), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu 1 variabel bebas dan 2 variabel
terikat. Variabel bebas disebut juga dengan variabel pengaruh/penyebab
yang berfungsi mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat
disebut juga variabel akibat, menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi
oleh variabel lain.
Variabel Bebas : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Co-op Co-op.
Variabel Terikat : Hasil Belajar Siswa
B. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 8 Lubuklinggau.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:109). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara random atau acak kelas, teknik ini digunakan karena setiap kelas dari
seluruh subjek penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Setelah dilakukan pengundian, maka Sampel yang dipilih
adalah dua kelas yaitu kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dan kelas
VIIIB sebagai kelompok kontrol. Populasi dan Sampel dapat dilihat pada tabel
3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2.Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 LubuklinggauKelas Laki-laki Perempuan JumlahVIII. A 19 19 38VIII. B 17 21 38VIII. C 15 24 39VIII. D 17 22 39VIII. E 19 20 39Jumlah 87 106 193
Sumber : Staf TU dan Waka Kesiswaan SMP N 8 Lubuklinggau T.P (2010-2011)
Tabel 3.3.Sampel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau
No KelasJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
1. VIIIA 19 19 38
2. VIIIB 17 21 38
Jumlah 36 40 76 Sumber : Staf TU dan Waka Kesiswaan SMP N 8 Lubuklinggau T.P (2010-2011)
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, disamping perlu menggunakan
metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data
yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat
memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Maka dalam penelitian
ini, teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes.
Teknik Tes dalam penelitian ini digunakan untuk membentuk
kelompok dan melihat hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2002:198). Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data
hasil belajar siswa setelah eksperimen berlangsung. Teknik tes yang
digunakan adalah tes tertulis dengan jumlah 5 (lima) soal essay dengan
waktu 2 x 40 menit kepada seluruh siswa yang dijadikan sampel penelitian
2. Pengembangan Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau
pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan materi
Gelombang. Penelitian ini dimulai dari 19 Juli sampai dengan 9 Agustus
2010, dilakukan secara langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang berlaku di sekolah.
Pelaksanaan dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan
rincian satu kali pre-test, tiga kali kegiatan belajar mengajar dan satu kali
post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, pembelajaran model
kooperatif tipe co-op co-op pada kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol. Pre-test diikuti seluruh siswa pada kedua
kelas yaitu 38 siswa pada kelas eksperimen dan 38 siswa pada kelas
kontrol. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pertemuan kedua, ketiga,
dan keempat yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap
kedua kelas. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran peneliti
mengadakan tes akhir pada pertemuan kelima yang dikuti oleh seluruh
siswa pada kedua kelas.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini diharapkan untuk melihat adakah pengaruh yang
signifikan penerapan model pembelajaran kooperarif tipe co-op co-op
terhadap hasil belajar fisika pokok bahasan gelombang di kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau. Untuk mengola datanya
digunakan analisis perbedaan. Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas varians dari kedua kelompok data.
Untuk mengolah datanya digunakan analisis perbedaan. Data yang
diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians
dari kedua kelompok data, kemudian dilakukan hipotesis uji kesamaan dua
rata-rata. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok
data, populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengujinya
digunakan rumus chi-kuadrat (X2) yaitu:
X2 =
Keterangan:
X2 = Harga chi-kuadrat yang dicari
= Frekuensi dari hasil observasi
= Frekuensi dari hasil estimasi
Selanjutnya X2 hitung dibandingkan dengan X2
tabel dengan derajat
kebebasan (dk) = J – 1, dimana J adalah banyaknya kelas interval. X2
hitung < X2 tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi
normal, dalam hal lainnya jika data tidak berdistribusi normal
(Sudjana, 2002:145).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians bertujuan untuk melihat apakah kedua
kelompok data mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas menggunakan uji F, yaitu :
Keterangan :
= Varians terbesar
= Varians terkecil
Kreteria X2 hitung < X2
tabel, maka kedua kelompok data mempunyai
varians yang sama (Sudjana, 2002:249).
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji kesamaan
dua rata-rata. Jika kedua kelompok data berdistribusi normal dan
bervarians homogen maka digunakan uji t, dengan rumus :
dengan
Keterangan :
: Skor rata-rata kelompok eksperimen
: Skor rata-rata kelompok kontrol
n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol
S1 : Simpangan baku kelompok eksperimen
S2 : Simpangan baku kelompok kontrol
Kreteria pengujiannya adalah terima Ho jika t(1-1/2a) < t<t )
dimana t(1-1/2a) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = ( ).
Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2002 : 239).
Menurut Sudjana (2002:241), jika kedua data berdistribusi
normal dan tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah
uji-t semu (t) dengan rumus :
Keterangan :
: Nilai rata-rata kelompok eksperimen
: Nilai rata-rata kelompok kontrol
s1 : Varians kelompok eksperimen
s2 : Varians kelompok kontrol
n1 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen
n2 : Banyaknya sampel kelompok kontrol
Kreteria pengujian adalah terima Ho jika
dan tolak Ho dalam hal lain
dengan : , t1 = t dan t
E. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes hasil
belajar. Tes yang dilaksanakan adalah pre-test dan post-test yang diberikan
sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar. Materi tes adalah tentang
gelombang. Agar tes yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas, maka
terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang telah mempelajari materi tes.
Kemudian hasil uji coba dilakukan perhitungan untuk melihat Validitas,
Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran soal. Uji coba dilakukan
di kelas IX SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011, yang
diikuti 38 siswa pada tanggal 19 Juli 2010.
1. Validitas
Tes dikatakan valid, jika tes tersebut mampu mengukur apa yang
diinginkan (Arikunto, 2006:145). Untuk mengetahui validitas butir soal
dilakukan dengan mengkorelasi butir soal dengan skor total yang
diperoleh. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus korelasi product
moment dari Pearson yaitu :
= Koefisien korelasi
X = Skor butir soal
Y = Skor total
n = Banyak subjek
Klasifikasi untuk menginterprestasikan Validitas, menurut Guilford
(dalam Sukasno, 2006:49) yaitu :
= 0,00 : tidak valid
0,00 < < 0,20 : valid sangat rendah
0,21 < < 0,40 : valid rendah
0,40 < < 0,60 : valid sedang (cukup)
0,60 < < 0,80 : valid tinggi (baik)
0,80 < < 1,00 : valid sangat tinggi
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan
uji t, seperti yang dikemukakan Sudjana (2002:380) dengan rumus :
Taraf nyata = , jika t hitung < t tabel , maka hipotesis diterima (tidak
signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain
butir soal tersebut dikatakan valid.
Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran C), dapat
dilihat pada tabe1 3.4.
Tabe1 3.4. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba Instrumen
No Soal
Nilai rxy thitung ttabel Keterangan
1 0,7 5,9 1,69 Valid/tinggi2 0,36 2,3 1,69 Valid/rendah3 0,8 8,0 1,69 Valid/tinggi4 -0,27 -1,7 1,69 Tidak Valid5 0,79 3,5 1,69 Valid/tinggi6 0,5 3,485 1,69 Valid/sedang (cukup)7 0,66 5,25 1,69 Valid/tinggi
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:178), “Reliabilitas menunjukkan pada satu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes bentuk uraian digunakan
rumus alpa, sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2002:70), sebagai
berikut :
= Reliabilitas yang dicari
= Jumlah varians skor tiap butir soal
= Varians skor total
n = Banyak butir soal
Dengan =
Klasifikasi untuk menginterprestasikan reliabilitas suatu tes, menurut
Guilford (dalam Sukasno, 2006:61), yaitu :
< 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 < < 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 < < 0,60 : reliabilitas sedang (cukup)
0,60 < < 0,80 : reliabilitas tinggi (baik)
0,80 < < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha di
atas, diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,62 (lampiran C) yang berarti
soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga dapat
dipercaya sebagai alat ukur.
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran butir soal
tersebut.
Untuk menghitung Tingkat Kesukaran (TK) butir soal uraian,
digunakan rumus, seperti yang dikemukakan Suherman (dalam Sukasno,
2006:78), yaitu :
TK = Tingkat kesukaran
= Jumlah skor kelompok atas
= Jumlah skor kelompok bawah
SIA = Jumlah skor ideal kelompok atas
Klasifikasi interprestasikan tingkat kesukaran menurut Arikunto
(2006:210) adalah :
0,00 < TK < 0,30 : soal sukar
0,30 < TK < 0,70 : soal sedang
0,70 < TK < 1,00 : soal mudah
Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba instrument
(lampiran C), dapat dilihat pada tabe1 3.5.
Tabe1 3.5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen
No Soal JSA JSB 2.SIA IK Keterangan
1 41 10 90 0,56 Soal sedang
2 7 4 90 0,12 Soal sukar
3 37 9 90 0,51 Soal sedang
4 3 7 90 0,11 Soal sukar
5 40 6 90 0,51 Soal sedang
6 33 11 90 0,49 Soal sedang
7 42 13 90 0,49 Soal sedang
4. Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan sesuatu butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan
indeks diskriminasi daya pembeda. Untuk menghitung daya pembeda
setiap butir soal uraian digunakan rumus, seperti yang dikemukakan
Arikunto (dalam Sukasno, 2006:76), sebagai berikut :
DP = Indeks daya pembeda
= Jumlah skor kelompok atas
= Jumlah skor kelompok bawah
SIA = Jumlah skor ideal kelompok at
Klasifikasi untuk menginterprestasikan daya pembeda, menurut
Arikunto (2006:217), yaitu :
DP = 0,00 : sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 : jelek
0,20 < DP < 0,40 : cukup
0,40 < DP < 0,70 : baik
0,70 < DP < 1,00 : sangat baik
Hasil perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba instrumen
(lampiran C), dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabe1 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen
No Soal JSA JSB SIA DP Keterangan
1 41 10 45 0,68 Baik
2 7 4 45 0,07 Jelek
3 37 9 45 0,62 Baik
4 3 7 45 0,09 Jelek
5 40 6 45 0,75 Sangat Baik
6 33 11 45 0,49 Baik
7 42 13 45 0,64 Baik
Berdasarkan analisis tes uji coba instrumen, maka rekapitulasi hasil
tes uji coba intrumen dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No Soal
Validitas Daya PembedaTingkat
KesukaranKet
1 0,7 Tinggi 0,56 Sedang 0,68 Baik Dipakai
2 0,36 Rendah 0,12 Sukar 0,07 Jelek Dibuang
3 0,8 Tinggi 0,51 Sedang 0,62 Baik Dipakai
4 -0,27Tidak Valid
0,11 Sukar 0,09 Jelek Dibuang
5 0,79 Tinggi 0,51 Sedang 0,75 Sangat Baik
Dipakai
6 0,5 Sedang 0,49 Sedang 0,49 Baik Dipakai
7 0,66 Sedang 0,49 Sedang 0,64 Baik Dipakai
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIIIA sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan tes
awal di kelas eksperimen diikuti oleh semua siswa dan kelas kontrol juga
diikuti semua siswa. Data hasil tes akhir, peneliti dapatkan setelah kedua
kelas mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran fisika pada
materi Gelombang. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan
hasil belajar antara kedua kelas. Sebelum dilaksanakan tes akhir terlebih
dahulu dilaksanakan pre-test yang berfungsi untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang suatu pokok materi, dari masing-masing
individu sebelum dilakukan proses belajar mengajar.
a. Kemampuan Awal Siswa
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu
tanggal 21 Juli 2010 diikuti oleh 38 siswa pada kelas eksperimen dan
tanggal 21 Juli 2010 diikuti 38 orang pada kelas kontrol. Pelaksanaan
pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi Gelombang.
Dari hasil pret-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
terkumpul (lampiran D), kemudian dikelompokkan berdasarkan
rentang data, banyak kelas interval, panjang kelas interval, dan
distribusi frekuensi data sebagai berikut :
1. Data pre-test kelas eksperimen
a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,
hasilnya diperoleh 40.
b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 38, hasilnya
diperoleh 6,21, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.
Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.
c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak
kelas interval, hasilnya diperoleh 6,67, maka panjang kelas
intervalnya 6 atau 7. Peneliti mengambil panjang kelas
intervalnya 7. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1.
2. Data pre-test kelas kontrol
a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,
hasilnya diperoleh 45.
b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 39, hasilnya
diperoleh 6,25, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.
Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.
c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak
kelas interval, hasilnya diperoleh 7,5, maka panjang kelas
intervalnya 7 atau 8. Peneliti mengambil panjang kelas
intervalnya 8. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas eksperimen
Interval kelas Frekuensi
20-26 4
27-33 7
34-40 12
41-47 9
48-54 3
55-61 3
Jumlah 38
Tabel 4.2.Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas kontrol
Interval kelas Frekuensi
15-22 3
23-30 8
31-38 13
39-46 8
47-54 4
55-62 2
Jumlah 38
Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.Rata-rata Simpangan Baku Hasil Tes Awal (Pre-test)
Kelas n s
Eksperimen 38 38,66 9,55
Kelas
Kontrol 38 36,18 10,21
Bedasarkan tabel 4.3. di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata
kelas eksperimen 38,66 dan skor kelas kontrol 36,18. Hal ini berarti
kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
terdapat perbedaan yang begitu besar.
b. Kemampuan Akhir Siswa
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan Gelombang,
merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes akhir). Pelaksanaan
post-test berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara berbeda
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
terkumpul (lampiran D), kemudian dikelompokkan berdasarkan
rentang data, banyak kelas interval, dan panjang kelas interval, dan
distribusi frekuensi data sebagai berikut :
1. Data post-test kelas eksperimen
a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,
hasilnya diperoleh 50.
b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 38, hasilnya
diperoleh 6,21, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.
Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6
c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak
kelas interval, hasilnya diperoleh 8,3, maka panjang kelas
intervalnya 8 atau 9. Peneliti mengambil panjang kelas
intervalnya 9. Distribusi frekuensi data postest kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4.
2. Data post-test kelas kontrol
a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,
hasilnya diperoleh 65.
b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 39, hasilnya
diperoleh 6,25, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.
Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.
c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak
kelas interval, hasilnya diperoleh 10,8, maka panjang kelas
intervalnya 10 atau 11. Peneliti mengambil panjang kelas
intervalnya 11. Distribusi frekuensi data postest kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas eksperimen
Interval kelas Frekuensi
50-58 4
59-67 8
68-76 11
77-85 7
86-94 5
95-103 3
Jumlah 38
Tabel 4.5.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas kontrol
Interval kelas Frekuensi
35-45 4
45-56 7
57-67 12
68-78 8
79-89 4
90-100 3
Jumlah 38
Dari hasil perhitungan (lampiran D), dapat dikemukakan
rakapitulasi hasil rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test yang
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (Post-test)
Kelas n s
Eksperimen 38 74,37 12,85
Kontrol 38 64,89 15,28
Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan kemampuan awal
siswa (pre-test), terdapat peningkatan setelah mengikuti pembelajaran.
Skor rata-rata tes akhir kelas eksperimen adalah 74,37 sedangkan skor
rata-rata tes akhir kelas kontrol adalah 64,89, berarti terjadi peningkatan
hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 38,66 dan skor
rata-rata tesk akhir adalah 74,37 berarti ada peningkatan sebesar 35,71.
Skor rata-rata tes awal pada kelas kontrol adalah 36,86 sedangkan skor
rata-rata tes akhir adalah 64,89 berarti ada peningkatan sebesar 28,71. Jadi,
peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
peningkatan rata-rata pada kelas kontrol.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir),
maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik, adapun hipotesis
dalam penelitian adalah “ ada pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.
Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan
uji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah
itu dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-
rata.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes
siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan
perhitungan statistik mengenai uji normalitas data (lampiran D) dengan
taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2hitung < χ2
tabel, maka masing-masing
data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk
kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Kelas χ2hitung dk χ2
tabel Kesimpulan
Eksperimen 1. Tes
Awal 2. Tes
Akhir
1,70231,13
55
11,111,1
NormalNormal
Kontrol 1. Tes
Awal 2. Tes
Akhir
1,7404,88
55
11,111,1
NormalNormal
Pada tabel 4.7. menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data tes awal
maupun tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil
daripada χ2tabel. Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan
menggunakan uji χ2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-
masing untuk tes awal maupun tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 5.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah hasil post-
test (tes akhir) pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang
homogen atau tidak. Dari uji homogenitas varians tes awal dan tes
akhir pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Fhitung dk Ftabel Kesimpulan
Tes Awal 1,14 (38;38) 1,71 Homogen
χ2hitung dk χ2
tabel Kesimpulan
Tes Akhir 1,4 (38;38) 1,71 Homogen
Pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa varians kedua kelompok
yang dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena
Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan α = 0,05.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua
kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil
tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan
dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes
awal maupun tes akhir dapat menggunakan uji t. Hasil uji t (lampiran
D) untuk tes awal dan tes akhir pada dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir
Thitung dk Ttabel Kesimpulan
Tes Awal 1,09 74 1,99 thitung < ttabel H0 diterima
Tes Akhir 2,92 74 1,99 thitung > ttabel H0 ditolak
Pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa hasil analisis uji t
mengenai kemampuan awal siswa bahwa kemampuan kelas
eskperimen sama dengan kemampuan kelas kontrol dengan taraf
kepercayaan α = 0,05 karena thitung < ttabel (1,09 < 1,99).
Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan
skor tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen
diberikan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sedangkan
pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t mengenai kemampuan
akhir (lampiran D) menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,92 > 1,99). Hal
ini berarti H0 ditolak, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi Hasil belajar fisika siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe co-op co-op lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan analisis data post-test (lampiran D) terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, diperoleh rata-
rata 74,37 dan standar deviasi 12,85. Pada kelas kontrol yang diajar tanpa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, diperoleh rata-
rata 64,89 dan standar deviasi 15,28. Dengan demikian rata-rata hasil post-
test kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 74, didapat thitung < ttabel (1,09 < 1,99). Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi “Hasil belajar fisika siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih
baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional” dapat diterima.
Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh
beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
co-op co-op karena di dalam pembelajaran ini, siswa dituntut aktif dan
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan
dalam model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op rasa percaya diri siswa
sudah ditanamkan dari awal pelajaran, dengan cara guru memotivasi siswa
untuk berdiskusi dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.
Dalam menyajikan materi yang akan dipresetasikan, guru menanamkan
konsep persaingan yang sehat antar masing-masing kelompok, hal tersebut
semata-mata untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengerjakan
tugas dan dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP
Negeri 8 Lubuklinggau, proses pembelajaran konvensional lebih rendah
dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.
Pembelajaran konvensional ternyata memiliki kelemahan, dimana kegiatan
lebih berpusat pada guru. Siswa hanya menerima apa yang guru jelaskan, saat
diberi kesempatan mereka malas bertanya walaupun mereka belum mengerti.
Saat proses belajar mengajar, beberapa siswa menguap karena mengantuk dan
wajah mereka mengekspresikan kebosanan, hal ini disebabkan karena mereka
sama sekali tidak termotivasi dan tidak tertarik dengan apa yang dijelaskan
oleh guru. Saat dievaluasi pun banyak siswa yang mengalami kesulitan
walaupun soal yang diberikan relatif mudah. Karena mereka sebenarnya
belum paham dan mengerti dengan materi yang diberikan.
Berbeda dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, siswa dituntut lebih aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang
beranggotakan 4 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda, kemudian setiap kelompok akan ditugaskan
untuk mempelajari materi tertentu yang berbeda-beda dalam setiap
kelompoknya, guru akan memberikan waktu untuk berdiskusi dalam
menyajikan topik yang akan dipresentasikan oleh masing-masing juru bicara
pada setiap kelompoknya.
Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah memberikan tugas
pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda-beda pada setiap
kelompoknya, kemudian guru membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
siswa dalam setiap kelompok serta merangsang keaktifan siswa untuk
berdiskusi dalam menyajikan topik yang akan dipresentasikan.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan di
SMP Negeri 8 Lubuklinggau, diperoleh data hasil penelitian yang dianalisis
uji-t terhadap skor tes akhir siswa diperoleh thitung = 2,92 sedangkan ttabel
= 1,99 dengan kriteria jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, jadi
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.
B. Saran
1. Guru diharapkan dapat mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebagai alternatif dalam
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Guru diharapkan lebih menguasai dan mengikuti
perkembangan berbagai model-model pembelajaran yang ada, salah
satunya model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi yaitu gelombang
dalam waktu yang relatif singkat, maka diharapkan pada penelitian
selanjutnya untuk dapat melaksanakan penelitian pada materi yang lain
dan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi serta dengan waktu yang
lebih lama, misalnya dalam satu semester.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budikase dan Kartiasa. 1995. Fisika 3 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 3 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka
Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Fatmawati, Putri Indah. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA YPBI 3 Tugumulyo. Skripsi tidak diterbit. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Fisika Lubuklinggau.
Hotima, Husnul. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbasis
TIK untuk meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Fisika Lubuklinggau.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta : Eureka.
Krisna. 2009. Pengertian Pembelajaran. http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian- didownload pada tanggal 28 April 2010.
Nurhasanah,F.2008.ReciprocalTeaching.[online].http://www.coe.uga.edu/epltt/reciprocalteaching.htm.[11 April 2010].
Rustantiningsih, 2008. Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran. http://re-searchengines.com/rustanti30708.html. didownload pada tanggal 21 April 2010.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.
STKIP PGRI. 2009. Buku Pedoman Penulisan Sripsi. Lubuklinggau : STKIP PGRI Lubuklinggau
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau : STKIP-PGRI Lubuklinggau
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar. Bandung : ITB
Tafsir, Abdul Gofur’. 2009. Cooperative Learning. http://abdulghofurtafsir.blogsport.com/- ftri1 didownload pada tanggal 28 April 2010.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 20 Th 2003 dan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Th. 2003. 2006 Jakarta : diperbayak oleh Asa Mandiri.
Wati, Bambang Murdaka & Priyambodo, Tri Kuntoro. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta : Erlangga.
Wati, Erin Fitri. 2009. Penerapan Pendekatan Cooperatif Learning Tipe Jigsau dalam Pelajaran Matermatika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbit. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Matematika Lubuklinggau