izin mendirikan bangunan bandar udara ahk

9
Izin mendirikan bangunan Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diterbitkan setelah memenuhi persyaratan: a. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan; b. rekomendasi yang diberikan oleh instansi terkait terhadap utilitas dan aksesibilitas dalam penyelenggaraan Bandar Udara; c. bukti penetapan lokasi Bandar Udara; Penetapan lokasi Bandar Udara memuat: 1. titik koordinat Bandar Udara; dan Titik koordinat Bandar Udara merupakan titik koordinat yang dinyatakan dengan koordinat geografis. 2. rencana induk Bandar Udara. Rencana induk Bandar Udara paling sedikit memuat: a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo; Prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo, didasarkan pada perhitungan permintaan dan kebutuhan penumpang dan kargo dengan memperhatikan: 1. potensi penumpang dan kargo tahunanljam sibuk dengan kajian asal/tujuan penumpang dan kargo (Origin Destination), kemampuan membayar (Ability to Pay:ATP) dan kemauan membayar (Willingness to Pay:WTP); 2. potensi jaringan/rute penerbangan dengan kajian asal dan tujuan penumpang dan kargo (Origin! Destination); dan 3. potensi ketersediaan armada atau pesawat dengan kajian kapasitas penumpang, jarak tempuh pesawat, umur pesawat dan perkembangan teknologi Oenis/tipe) pesawat. b. kebutuhan fasilitas merupakan hasil perhitungan dan kajian kebutuhan fasilitas pokok dan penunjang bandar udara berdasarkan prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo.

Upload: martinus-rpn

Post on 17-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ahk

TRANSCRIPT

Izin mendirikan bangunan Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diterbitkan setelah memenuhi persyaratan: a. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan; b. rekomendasi yang diberikan oleh instansi terkait terhadap utilitas dan aksesibilitas dalam penyelenggaraan Bandar Udara; c. bukti penetapan lokasi Bandar Udara; Penetapan lokasi Bandar Udara memuat: 1. titik koordinat Bandar Udara; dan Titik koordinat Bandar Udara merupakan titik koordinat yang dinyatakan dengan koordinat geografis.2. rencana induk Bandar Udara.Rencana induk Bandar Udara paling sedikit memuat: a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo; Prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo, didasarkan pada perhitungan permintaan dan kebutuhan penumpang dan kargo dengan memperhatikan:1. potensi penumpang dan kargo tahunanljam sibuk dengan kajian asal/tujuan penumpang dan kargo (Origin Destination), kemampuan membayar (Ability to Pay:ATP) dan kemauan membayar (Willingness to Pay:WTP);2. potensi jaringan/rute penerbangan dengan kajian asal dan tujuan penumpang dan kargo (Origin! Destination); dan3. potensi ketersediaan armada atau pesawat dengan kajian kapasitas penumpang, jarak tempuh pesawat, umur pesawat dan perkembangan teknologi Oenis/tipe) pesawat. b. kebutuhan fasilitasmerupakan hasil perhitungan dan kajian kebutuhan fasilitas pokok dan penunjang bandar udara berdasarkan prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo. c. tata letak fasilitas;Tata letak fasilitas merupakan rencana penataan fasllitas keselamatan dan keamanan, fasilitas slsi darat, fasilitas sisl udara dan fasilitas penunjang bandar udara pada area rencana bandar udara. Rencana penataan fasllitas sekurang-kurangnya meliputi:1. Kajian/analisis tapak (site), topografi, penyelidlkan tanah (soil investigation); 2. Kajlan/analisis dralnase bandar udara; 3. Kajian/analisis konfigurasi fasilitas pokok bandar udara: runway, runway strip, apron, taxiway, terminal area dan jalan masuk menuju bandar udara sesuai dengan hasil perhitungan dan kajian kebutuhan fasilitas tersebut; 4. Kajian/analisis arah angln (wind rose) tahunan; 5. Kajian/analisis objek-objek obstacle di sekitar bandar udara; 6. Kajian/analisis kondisi atmosferik; 7. Kajian/analisis pengembangan pada areal di sekitar bandar udara; 8. Kajian/analisis ketersediaan lahan pengembangan; dan 9. Kajian/analisis aksesibilitas dengan moda angkutan lain.d. tahapan pelaksanaan pembangunan; Tahapan pelaksanaan pembangunan mengutamakan optimalisasi fasilitas eksisting (efisiensi) dan kemudahan pelaksanaan pembangunan di lapangan (implementatif). Tahapan pelaksanaan pembangunan dimaksudkan untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas rencana pelaksanaan pembangunan berdasarkan hasil perhitungan dan kajianl analisis terhadap :1. rencana tata guna lahan hingga desain tahap akhir (ultimate phase); 2. kebutuhan fasilitas bandar udara dengan skala prioritas yang mempertimbangkan faktor kebutuhan dan ketersediaan anggaran; 3. rencana tata letak fasilitas bandar udara; dan4. rencana pengembangan fasilitas bandar udara tiap-tiap tahapan pembangunan hingga tahap akhir (ultimate phase).e. kebutuhan dan pemanfaatan lahanKebutuhan dan pemanfaatan lahan merupakan hasil perhitungan dan kajian kebutuhan dan pemanfaatan lahan optimal sampai dengan tahap ultimate yang terdiri atas:1. luas lahan yang telah ada; dan/atau2. luas lahan tambahan untuk pengembangan.3. prakiraan kebutuhan lahan pembangunan; dan4. peta kepemilikan lahan dan rencana pembebasan lahan.f. daerah lingkungan kerja; Didalam daerah lingkungan kerja penyelenggara bandar udara mempunyai kewajiban : 1. menetapkan tugu batas sesuai dengan batas daerah lingkungan kerja bandar udara yang telah ditetapkan bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; 2. melakukan pemagaran dan memasang papan pengumuman yang memuat informasi mengenai batas-batas daerah lingkungan kerja bandar udara; 3. melaksanakan pengamanan untuk menjamin ketertiban dan kelancaran operasional bandar udara serta keamanan dan keselamatan penerbangan; 4. mengurus sertifikat hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; 5. menyediakan dan merawat fasilitas bandar udara; 6. memelihara kelestarian lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.g. daerah lingkungan kepentingan; h. kawasan keselamatan operasi penerbanganUntuk menjamin keselamatan operasi penerbangan di bandar udara dan sekitarnya diperlukan kawasan keselamatan operasi penerbangan untuk mengendalikan ketinggian benda tumbuh dan pendirian bangunan di bandar udara dan sekitarnya. Kawasan keselamatan operasi penerbangan batas-batasnya dengan koordinat yang mengacu pada bidang referensi World Geodetic System 1984 (WGS-84) dan batas-batas ketinggian diatas permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level) dalam satuan meter.Kawasan keselamatan operasi penerbangan disekitar bandar udara meliputi: 1. kawasan ancangan pendaratan dan Iepas landas, yang merupakan kawasan perpanjangan kedua ujung landasan di bawah Iintasan pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat, yang dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar tertentu;2. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan. yang merupakan sebagian dart kawasan pendekatan yang berbatasan langsung dengan ujung-ujung landasan dan mempunyai ukuran tertentu, yang dapat menimbulkan kemungkinan terjadi kecelakaan;3. kawasan di bawah permukaan transisi. yang merupakan bidang dengan kemirtngan tertentu sejajar dengan dan berjarak tertentu dart poras landasan, pada bagian bawah dibatasi oleh titik perpotongan dengan garts-garis datar yang ditarik tegak lurus pada poros landasan dan pada bagian atas dibatasi oleh garis perpotongan dengan permukaan horizontal dalam;4. kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam, yang merupakan bidang datar dl atas dan sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan pesawat udara melakukan terbang rendah pada waktu akan mendarat atau setelah lepas landas; dan5. kawasan di bawah permukaan kerucut, yang merupakan bidang dari suatu kerucut yang bagian bawahnya dibatasi oleh garis perpotongan dengan permuk~an horizon~1 .Iuar,ma~i~~- masing dengan radius dan ketingglan tertentu dlhitung dan titik referensi yang ditentukan.6. Kawasan di bawah permukaan horizontal-fuar, yang merupakan bidang datar di sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi operasi penerbangan antara lain pada waktu pesawat mefakukan pendekatan untuk mendarat dan gerakan setefah tinggal landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan.batas

i. kawasan kebisingan.Batas kawasan kebisingan merupakan kawasan tertentu di sekitar bandar udara yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu Iingkungan terdiri atas : a. kawasan kebisingan tingkat I;dengan nilai WECPNL lebih besar atau sarna dengan 70 dan lebih keeil 75 ( 70 ~ WECPNl < 75 ), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimantaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah sakitb. kawasan kebisingan tingkat II; dengan nUai WECPNL lebih besar atau sama dengan 75 dan lebih keeil 80 ( 75 ~ WECPNl < 80), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimantaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan kecuali untuk jenis kegiatan dan/atau bangunan sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal;c. kawasan kebisingan tingkat Illdengan nUaiWECPNl lebih besar atau sama dengan 80 (80 ~ WECPNl), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimanfaatkan untuk membangun tasilitas bandar udara yang dilengkapi insulasi suara dan dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau atau sarana pengendalian Iingkungan dan pertanian yang tidakmengundang burung.

d. rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar UdaraRancangan teknis terinci fasilitas pokok Bandar Udara paling sedikit memuat mengenai: 1. kondisi tanah dasar; 2. peta topografi; 3. tata letak fasilitas pokok Bandar Udara, termasuk fasilitas bantu navigasi Penerbangan; fasilitas pokok bandar udara yang meliputi : 1) fasilitas sisi udara (airside facility), antara lain : a) landasan pacu; b) penghubung landasan pacu (taxiway);c) tempat parkir pesawat (apron); d) runway strip; e) fasilitas pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK); f) marka dan rambu; 2) fasilitas sisi darat (landside facility) antara lain : a) bangunan terminal penumpang; b) bangunan terminal kargo; c) bangunan operasi d) menara pengawas lalu lintas udara (ATC tower); e) bangunan VIP; f) bangunan meteorologi; g) bangunan SAR; h) jalan masuk (access road); i) depo pengisian bahan bakar pesawat udara; j) bangunan administrasi/perkantoran; k) marka dan rambu 3) fasilitas navigasi penerbangan antara lain : a) Non Directional Beacon (NDB); b) Doppler VHF Omni Range (DVOR); c) Distance Measuring Equipment (DME); d) Runway Visual Range (RVR); e) Instrument Landing System (ILS); f) Radio Detection and Ranging (RADAR);g) Very High Frequency-Direction Finder (VHF-DF); h) Differential Global Positioning System (DGPS); i) Automatic Dependent Survaillance (ADS); j) Satelite Navigation System; k) Aerodrome Surface Detection Equipment; l) Very High Frequency Omnidirectional Range; 4) Fasilitas alat bantu pendaratan visual antara lain : a) marka dan rambu; b) runway lighting; c) taxiway lighting; d) threshold lighting; e) runway end lighting; f) apron lighting; g) Prescision Approach Path Indicator (PAPI)/Visual Approach Slope Indicator (VASI); h) rotating beacon ; i) apron area flood/apron flood light; j) approach light system; k) Indicator and signaling device; l) circling guidance light; m) sequence flashing light; n) runway lead in lighting system; o) runway guard light; p) road holding position light; q) aircraft docking guidance system; 5) Fasilitas komunikasi penerbangan antara lain : a) komunikasi antar stasiun penerbangan (Aeronautical Fixed Service/AFS) : (1) Very High Frequency (VHF) Air Ground Communication; (2) Automatic Message Switching Center (AMSC);(3) Aeronautical Fixed Telecomunication Network (TELEX/AFTN); (4) High Frequency - Single Side Band (HF-SSB) (5) Direct Speech; (6) Teleprinter; b) komunikasi lalu lintas penerbangan (Aeronautical Mobile Service/AMS) : (1) High Frequency Air Ground Communication; (2) Very High Frequency Air Ground Communication; (3) Voice Switching Communication System; (4) Controller Pilot Data Link Communication; (5) Very High Frequency Digital Link; (6) Integrated Remote Control and Monitoring System; (7) Aerodrome Terminal Information System; c) transmisi : (1) radio link; (2) VSAT. b. fasilitas penunjang bandar udara yang meliputi antara lain : 1) penginapan /hotel; 2) penyediaan toko dan restoran; 3) fasilitas penempatan kendaraan bermotor ; 4) fasilitas perawatan pada umumnya (antara lain perawatan gedung/perkantoran, peralatan operasional); 5) fasilitas pergudangan; 6) fasilitas perbengkelan pesawat udara; 7) fasillitas hanggar; 8) fasilitas pengelolaan limbah; 9) fasilitas lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan bandar udara.4. gambar arsitektur; 5. gambar konstruksi; dan 6. gambar mekanikal, elektrikal, dan peralatan navigasi Penerbangan.e. kelestarian lingkungan.