iv.pembibitan tanaman kencur
TRANSCRIPT
IV. PEMBIBITAN TANAMAN KENCUR
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
maka industri farmasipun semakin berkembang seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk yang kian pesat. Namun dalam keadaan
krisis ekonomi saat ini tidak semua lapisan masyarakat mampu membeli
produk farmasi yang dibutuhkan, oleh karena itu pengobatan dengan
tanaman secara tradisional merupakan salah satu pilihan yang bijaksana.
Begitu banyak tanaman yang berfungsi sebagai tanaman obat-obatan salah
satu diantaranya adalah tanaman kencur.
Kencur termasuk ke dalam suku jahe-jahean (zingeberaceae) dengan
nama ilmiah Kaempferia galanga L. Aroma kencur sangat lembut dan khas
sehingga mudah membedakan dengan jenis dari zingeberaceae yang
lainnya. Fungsi tanaman kencur selain sebagai penyedap makanan juga
banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional yang khasiatnya dapat
mengobati berbagai macam penyakit, sehingga tidak heran apabila pabrik-
pabrik pengolahan obat trasional banyak mempergunakan bahan baku
kencur.
Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan,
infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin,
sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil
sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam
industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.
Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan
pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan
produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif
didalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara
budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya. Selain itu, karena kualitas
mutu simplisia bahan baku industri ditentukan oleh proses budidaya dan
27
28
pasca panennya, maka perlu disosialisasikan GAP (Good Agricultural
Practices) dan GMP (Good Manufacture Practices), melalui penerapan
standar prosedur operasional (SPO) budidaya tanaman.
2. Tujuan Praktikum
Prktikum pembibitan tanaman kencur ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui pengaruh berat rimpang terhadap pertumbuhan bibit kencur.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara pembibitan tanaman kencur ini dilaksanakan pada
hari kamis tanggal 20 November 2009 pukul 09.00 WIB-selesai yang
bertempat di Green House Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 -
3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 5 -10 gram. Sebelum
ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemai
rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari.
Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari
bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman dilakukan apabila hujan sudah
mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam di lapangan
sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm), sehingga dapat
beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan terlambat turun,
lebih baik rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih
dahulu. Karena berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat
hujan belum turun asal rimpangnya belum bertunas (Anonim, 2009).
Tanaman kencur mampu tumbuh di tanah yang berpasir, namun dalam
musim kemarau, daun-daunnya akan mongering dan gugur. Selanjutnya
tanaman tampak kering seperti mati suri. Bila musism hujan dating
menyiram, maka tunas akan muncul kembali. Rimpangnya banyak, berbau
aromatis khas kencur dan bercabang-cabang, juga akarnya sering kali
menggembung di beberapa tempat berubah menjadi umbi yang barwarna
29
putih dan pinggirnya berwarna coklat kekuning-kuningan. Kadang-kadang
umbinya bisa bisa muncul di atas permukaan tanah atau separuh di dalam
tanah dan separuh yang lain di atas tanah (Gunawan, 2003 ).
Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan
agroklimat yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah
iklim tipe A, B dan C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m
dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 - 30O C, jumlah bulan basah 5 - 9 bulan
per tahun dan bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan per tahun 2 500 – 4 000
mm, intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 -
30% hingga tanaman berumur 6 bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah
lempung sampai lempung liat berpasir, kemiringan lahan < 3%, dengan jenis
tanah latosol, regosol, asosiasi antara latosol-andosol, regosol-latosol serta
regosol-litosol, dengan kemasaman tanah 4,5 – 5,0 atau bisa ditambahkan
kapur pertanian (kaptan/dolomit) untuk meningkatkan pH sampai 5,5 – 6,5.
Disamping itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama bakteri layu
( Nasution, 2004 ).
Kencur dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Umumnya kencur menyukai tanah kering seperti tegalan atau pekarangan.
Tanahnya harus cukup remah dan agak terlindungi dari penyinaran matahari
langsung, seperti itulah kencur dapat menghasilkan rimpang yang baik, cukup
besar dan jumlah kelopaknya banyak, ikuran rimpang yang besar produksi
persatuan luasnya tinggi. Selain di tempat tersebut di atas, kencur dapat pula
ditanam di dalam pot-pot untuk perhiasan ruangan dalam rumah yang
sekaligus dapat dipergunakan pula untuk keperluan rumah tangga
(Jhony, 2001 ).
Tanaman kencur juga merupakan tanaman yang mempunyai khasiat
obat, yang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan
menggunakan rimpang yang tumbuh pada tunas-tunasnya. Pada prkatikum
kali ini dugunakan perlakuan berat rimpang yang berbeda-beda dengan tujuan
nantinya dapat diketahui perlakuan mana yang paling baik digunakan untuk
pembuatan tanaman kencur ( Arifin, 2005 ).
30
Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya, dikenal 2 tipe kencur, yaitu
kencur berdaun lebar dengan ukuran rimpang besar dan kencur berdaun
sempit dengan ukuran rimpang lebih kecil. Biasanya kencur berdaun lebar
dengan bentuk bulat atau membulat, mempunyai rimpang dengan ukuran
besar pula, tetapi kandungan minyak atsirinya lebih rendah daripada kencur
yang berdaun kecil berbentuk jorong dengan ukuran rimpang lebih kecil.
Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah
varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik
dan berbeda dengan klon dari daerah lain yaitu warna kulit rimpang cokelat
terang dan daging rimpang berwarna kuning, berdaun membulat, ujung daun
meruncing dengan warna daun hijau gelap ( Iwan, 2004 ).
Tanaman kencur jarang menghasilkan biji untuk benih. Oleh karena itu
kencur dikembangbiakan dari tunas-tunas yang keluar dari rimpangnya.
Pemilihan rimpang untuk bibit dapat diperoleh dari tanaman tua, ada 2 cara
yaitu rimpang yang tua dan segar tanpa disimpan dan rimpang segar yang
disimpan di tempat yang teduh selama 2 - 3 minggu supaya tumbuh tunas.
Penyimpanan rimpang ini mempunyai keuntungan yaitu dapat diketahui
jumlah tunas setiap potongan bibit, tetapi kerugiannya apabila melebihi batas
penyimpanan, tunas akan mudah patah. Keperluan bibit setiap hektar berkisar
1 - 2 ton tergantung pada besar kecilnya ukuran bibit, jarak tanam dan jumlah
mata tunas setiap biji ( Setiaji, 1998 ).
Tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat yang banyak
diteliti adalah pada rimpangnya yaitu mengandung minyak atsiri 2,4% -
3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, asam annamat, etil
asetat dan pentadekan. Dalam literatur lain disebutkan bahwa rimpang kencur
mengandung sineol, paraumarin, asam anisic, gom, pati 4,14% dan mineral
13,73% (Rukmana,1994).
C. Metode Praktikum
1. Alat:
a. Polybag.
31
b. Timbangan.
c. Penggaris.
d. Label.
2. Bahan:
a. Benih tanaman kencur.
b. Tanah.
c. Sekam.
d. Bahan organik.
3. Cara kerja:
a. Siapkan benih kencur dengan berat 3 gram, 6 gram, 9 gram.
b. Semaikan ditempat yamg teduh kemudian setelah bertunas ditanam.
c. Buat media semai dengan bahan yang tersedia dan basahi dengan air
secukupnya.
d. Tanam benih kencur sesuai perlakuan.
e. Pemeliharaan bibit pada media semai
f. Melakukan pengamatan yang diamati jumlah tunas, panjang daun,
jumlah daun.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Jumlah Tunas Tanaman Kencur
Perlakuan Jumlah Tunas Rata-rataUlangan
1 2 3 4 5 6 7 8
3 gram 1 3 1 1 1 2 2 1 1
6 gram 1 2 1 3 1 1 4 1 2
9 gram 0 3 2 2 1 3 3 1 2
32
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Panjang Tunas Tanaman Kencur
Perlakuan Panjang Tunas (cm) Rata-rataUlangan
1 2 3 4 5 6 7 83 gram - 11 10 2 10 13,5 10,5 11,5 8,66 gram 3.5 8 18 11 11 12,5 8,5 1,2 9,2
9 gram 14 9 13 18 14 16 6,5 14 13,1
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kencur
Perlakuan Jumlah Daun Rata-rataUlangan
1 2 3 4 5 6 7 83 gram - 2 3 - 2 6 3 3 26 gram 1 3 2 2 2 3 7 2 39 gram 3 2 2 4 3 4 3 3 3
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Berat Brangkasan Tanaman Kencur
Perlakuan Berat Brangkas(gram) Rata-
rataUlangan
1 2 3 4 5 6 7 83 gram 2,1 3,4 4,2 3,9 7,7 9,6 9,5 5,8 5,86 gram 7,1 6,8 8,5 11,3 31,1 10 15,5 5,2 11,99 gram 18,
516,2
13,2
19,5 24,5 22,4
13,3 13,46
17,6
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Berat Kering Pada Tanaman Kencur
Perlakuan Berat Kering(gram) Rata-rataUlangan
1 2 3 4 5 6 7 83 gram 0,9 0,7 0,5 0,6 0,6 1,6 0,9 0,4 0,86 gram 2,8 1,4 1,8 1 3 0,8 1,5 0,7 1,6
33
9 gram 3,8 2,4 1,5 1,7 2,3 2.1 1,4 3,3 2,3
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat.
Meskipun bahan tanaman atau benih yang digunakan merupakan varietas
unggul yang berpotensi produksi tinggi, apabila tidak didukung dengan
teknik budidaya yang optimal tidak akan didapat hasil yang optimal.
Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari
serangan penyakit Setelah rimpang dipanen, seleksi dilanjutkan untuk
membuang benih yang kurang bernas, terserang hama dan penyakit.
Tanaman kencur jarang menghasilkan biji untuk benih, sehingga
perbanyakannya dengan menggunakan rimpangnya yang keluar dari tunas-
tunasnya. Rimpang kencur yang digunakan sebagai bibit dipilih dari induk
yang tua. Hal ini bertujuan agar prosentase hidup dari rimpang yang
digunakan sebagai bibit lebih besar, karena apabila ditanam dan disirami
terus-menerus akan busuk, tidak dapat tumbuh karena jaringan dalam
rimpang terlalu muda.
Panen tanaman kencur untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai
10 bulan. Tetapi, berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda
sampai musim berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi
demikian tidak ada efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan
produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain
itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih.
Rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan. Cara panen
kencur dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan
garpu, cangkul, kemudian dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang
menempel dibersihkan.
Dari hasil pengamatan tabel diatas pada tanaman kencur, dapat
diketahui bahwa pertumbuhan rimpang kencur yang paling baik pada
perlakuan berat bibit 9 gram. Hal ini dapat diketahui dari pertumbuhan
tanaman kencur yaitu dari rata-rata jumlah tunas, rata-rata panjang tunas
34
dan rata-rata jumlah daun dan berat brangkasan. Untuk rata-rata jumlah
tunas dapat diketahui bahwa pada perlakuan 9 gram rata-ratanya 1,875,.
Untuk panjang tunas dapat diketahui bahwa tunas yang paling panjang
pada perlakuan 9 gram yaitu dengan rata-rata 13,062 cm, untuk
pengamatan jumlah daun dari tanaman kencur dapat diketahui juga
perlakuan yang paling baik pada perlakuan 9 gram, yaitu rata-rata jumlah
daun 3 helai.
Dari hasil pengamatan rata-rata data diatas dapat diketahui bahwa
pembibitan tanaman kencur yang paling baik pada perlakuan 9 gram. Hal
ini dikarenakan dengan berat rimpang 9 gram telah terdapat bahan
makanan atau endosperem yang cukup untuk tumbuh tunas dan menjadi
tanaman yang dewasa. Sedangkan pada perlakuan berat rimpang 6 dan 3
gram tumbuh tunas dan daunnya tidak begitu banyak, hal ini dikarenakan
cadangan makanannya kurang mencukupi untuk pertumbuhan secara
optimal. Oleh sebab itu dalam budidaya tanaman kencur dalam memilih
rimpang untuk pembibitan pilihlah rimpang yang lebih berat atau pada
rimpang induknya dan juga yang sudah mucul mata tunasnya agar
pertumbuhan tunasnya lebih cepat.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat simpulkan
sebagai berikut :
1. Kesimpulan
a. Pada perlakuan berat rimpang 9 gram memiliki pertumbuhan yang
lebih dari pada rimpang yang beratnya 6 dan 3 gram hal ini disebabkan
pada rimpang yang beratnya 9 gram memiliki cadagan makanan yang
lebih banyak dibanding rimpang yang beratnya 6 dan 3 gram.
b. Pemanenan tanaman kencur kencur dilakukan dengan membongkar
seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian dibuang
akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan.
35
c. Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari
serangan penyakit Setelah rimpang dipanen, seleksi dilanjutkan untuk
membuang benih yang kurang bernas, terserang hama dan penyakit
Hal ini dilakukan guna memperoleh tanaman dengan pertumbuhan
yang optimal dan didapatkan hasil panen tanaman kencur yang
berkualitasdan sesuai dengan harapan.
2. Saran
Sebaiknya perawatan berupa penyiraman dilakukan seintensif
mungkin agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. www. cerianet-agricultur.blogspot.com. Diakses 26 Desember 2009.
Arifin. 2005. Tumbuhan Obat-obatan Di Indonesia. Kurnia Esa. Jakarta
Gunawan. 2003. Empon-Empon dan Tanaman Lain Dalam Zingiberacea. Ikip Semarang Press. Semarang.
Iwan. 2001. Buletin Plasma Nutfah. Komisi Nasional Plasma Nutfah. Bogor.
Johny, R. H. 2001. Inventaris Tanaman obat Indonesia I. Badan Penelitian dan Pengambangan Kesehatan RI. Pengembangan kehutanan. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Rukmana. 1994. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Kineka cipta. Jakarta.
Setiajati, S. 1998. Tumbuhan Obat. Balai Pustaka. Surakarta.
Nasution. 2004. Budidaya Tanaman Obat Secara Organik. Agro Media Pustaka. Jakarta.
37