iv.hasil dan pembahasan a. hasil - repository...
TRANSCRIPT
38
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan pengujian defleksi yang di lakukan sebanyak tiga kali maka
di peroleh hasil-hasil yang di susun dalam bentuk tabel sebagai berikut:
1.Pengujian pada jarak ½.l(panjang batang) =400 mm
Tabel 1.hasil pengujian defleksi
NO Beban Defleksi
P1 (gr) Y(mm)
1 500 0,028
2 1000 0,057
3 1500 0,082
4 2000 0,111
5 2500 0,14
400 400
C 800
P1
39
2.Pengujian pada jarak ¼.l(panjang batang) =200 mm
Tabel 2.hasil pengujian defleksi
NO Beban Defleksi
P2 (gr) Y(mm)
1 500 0,013
2 1000 0,027
3 1500 0,042
4 2000 0,062
5 2500 0,080
600 200
C 800
P1
40
3.Pengujian pada jarak ¾.l(panjang batang) =600 mm
Tabel 3.hasil pengujian defleksi
NO Beban Defleksi
P3 (gr) Y(mm)
1 500 0,018
2 1000 0,031
3 1500 0,055
4 2000 0,071
5 2500 0,091
200
C 800
P3
600
41
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka dapat di lakukan
analisa defleksi yang terjadi pada balok dengan mengguanakan persamaan-
persamaan defleksi seperti yang di jabarkan pada BAB III.kemudian dapat di
lakukan poengolahan data sehingga di peroleh perbandingan antara hasil
eksperimental dengan teoritis.secara teoritis data-data hasil penelitian dapat di
lihat pada tabel hasil perhitungan yang ada pada lampiran I.
Pada tabel 1 defleksi maksimum terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,13
mm dengan jarak pembebanan ½.l(panjang batang) =400 mm sedangkan
defleksi minimum terjadi pada pembebanan 500 gr sebesar 0,02 mm.pada tabel
2 defleksi maksimum juga terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,07 mm
sedangkan defleksi minimum terjadi pada pembebanan 500 gr sebesar 0,01 mm
pada jarak pemebebanan ¼.l(panjang batang) =200 mm dan pada tabel 3
defleksi maksimum juga terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,083 mm
pada jarak pembebanan ¾.l(panjang batang) =600 mm.
Selain itu dapat pula di jabarkan dalam bentuk perhitungan dengan
menggunakan persamaan-persamaan defleksi,seperti contoh perhitungan
berikut ini.
1. Contoh perhitungan:
Pengaruh variasi pembebanan terhadap defleksi pada balok dengan
perbedaan ketebalan dapat di lihat dalam contoh perhitungan berikut ini.
1. Variasi pembebanan
42
Perhitungan-perhitungan secara teoritis untuk pembebanan P1, P2,dan P3
adalah sebagai berikut:
1.1 Data No.1 Pengujian pada jarak (x)= ½.l =400 mm
a. P = 0,5 Kg
b. E =2,1x104 Kg/mm2
c. L = 800 mm
d. a = 400 mm
e. b = 400 mm
f. I = 9765,1 mm4 ;
g. B1 = 10 mm
h. B2=5 mm
i. H1=25 mm
j. H2=25 mm
1.2 Data No.2 Pengujian pada jarak (x)= ¼ .l =200 mm
a. P = 1 Kg
b. E =2,1x104 Kg/mm2
c. L = 800 mm
d. a = 200 mm
e. b = 600 mm
f. I = 9765,1 mm4 ;
g. B1 = 10 mm
43
h. B2=5 mm
i. H1=25 mm
j. H2=25 mm
k. X = 200 mm
1.3 Data No.2 pengujian pada jarak ¾.l=600 mm
a. P = 1 Kg
b. E =2,1x104 Kg/mm2
c. L = 800 mm
d. a = 600 mm
e. b = 200 mm
f. I = 9765,1 mm4
g. B1 = 10 mm
h. B2=5 mm
i. H1=25 mm
j. H2=25 mm
k. X = 447,2 mm
Di mana:
1. P adalah besarnya beban yang di gunakan
2. E adalah nilai elastisitas bahan
3. L adalah panjang keseluruhan balok (specimen uji)
4. a adalah jarak pembebanan terhadap tumpuan engsel
44
5. b adalah jarak pembebanan terhadap tumpuan rol
6. I adalah momen inersia benda
7. B1 dan B2 adalah ketebalan balok (specimen)
8. H1 dan H2 adalah lebar balok (specimen)
2 . Perhitungan momen inersia
Momen inersia balok dapat di hitung sebagai berikut:
I1 = (B1) +( H1)3
12
= (10) +( 25)3
1 2
=(10) + (15625)
12
= 13020,8 mm4
I2 = (B2) +( H2)3
12
= (5) +( 25)3
1 2
=(5) + (15625)
12
= 6510,417 mm4
45
I = I1 + I2
2
= 13020,8 + 6510,417
2
= 9765,1 mm4
3 .Perhitungan reaksi-reaksi pada tumpuan
3.1 Data No.1 Pengujian pada jarak (x)= ½.l (panjang batang)=400 mm
a. Diagram benda bebas:
400 400
C 800
0,5 Kg
RAY RBY
RAX A B
l
b a
P
C
46
b. Reaksi Tumpuan
c. Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 ≤ x ≤ a
d. Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a ≤ x ≤ L
+ ∑Mmn→ = -M + RA = 0
M = RA.x = 0,25.x Kgmm
+ ∑MA → = -RB.L+P.a=0
RB=
= = 0,25 Kg
+ ∑FY → = RA+ RB-P=0
RA =P- RB
=P- = (L-a)
RA= =
= 0,25 Kg
v
x M
RA n
m
v
P (x-a)
x
a M
RA n
m
47
3.2 Data No.2 Pengujian pada jarak (x)= ¼ .l(panjang batang) =200 mm
a. Di agram benda bebas
+ ∑Mmn→ = -M + RA.x -P(x-a) = 0
= RA.x- P(x-a)
M = 0,25.x- 0,5(x-400)
=0,75 .x +200 Kg mm
RAY
600 200
C 800
0,5 Kg
RBY
A RAX
l
b a
P
B
C
48
b. Reaksi Tumpuan
c. Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 ≤ x ≤ a
+ ∑Mmn→ = -M + RA = 0
M = RA.x = 0,375.x Kgmm
+ ∑MA → = -RB.L+P.a=0
RB=
= = 0,125 Kg
+ ∑FY → = RA+ RB-P=0
RA =P- RB
=P- = (L-a)
RA= =
= 0,375 Kg
v
x M
RA n
m
49
d. Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a ≤ x ≤ L
3.3 Data No.2 pengujian pada jarak ¾.l (panjang batang )= 600 mm
a. Di agram benda bebas
+ ∑Mmn→ = -M + RA.x -P(x-a) = 0
= RA.x- P(x-a)
M = 0,375.x- 0,5(x-200)
=-0,125 .x +100 Kg mm
v
P (x-a)
x
a M
RA n
m
C RAY
A B
RBY
RAX
l
b a
P
200
C 800
1 Kg
600
50
b. Reaksi Tumpuan
c. Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 ≤ x ≤ a
d. Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a ≤ x ≤ L
+ ∑Mmn→ = -M + RA = 0
M = RA.x = 0,25.x Kgmm
+ ∑MA → = -RB.L+P.a=0
RB=
= = 0,75 Kg
+ ∑FY → = RA+ RB-P=0
RA =P- RB
=P- = (L-a)
RA= =
= 0,25 Kg
v
x M
RA n
m
v
P (x-a)
x
a M
RA n
m
51
4 Perhitungan lendutang
4.1 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ½.l
(panjang batang)=400 mm adalah sebagai berikut:
4.2 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ¼ .l
(panjang batang)=200 mm adalah sebagai berikut:
+ ∑Mmn→ = -M + RA.x -P(x-a) = 0
= RA.x- P(x-a)
M = 0,25.x- 1(x-600)
=-0,75 .x +600 Kg mm
52
4.3 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ¾ .l
(panjang batang)=600 mm adalah sebagai berikut:
훿 = 푌 =푃푏푥퐸퐼. 6푙
(푙 − 푏 − 푥 ) +푃(푥 − 푎)
6퐸퐼
= (1)(200)(447,2)
(2,1 ∗ 10 )(9765,1)(6)(800) (800 − 200 − 447,2 )
+ 1(447,2− 600)
6(2,1 ∗ 10 )(9765,1)
= 0,033푚푚
Untuk mengetahui perbandingan antara hasil penelitian defleksi pada
balok dengan kriteria variasi pembebanan dan ketebalan baik secara
eksperimental maupun teoritis dapat pula di analisa melalui grafik hubungan
antara pembebanan(P) terhadap besarnya defleksi(Y).dari data-data penelitian
maka dapat diperoleh grafik perbandingan antara hasil eksperimental dengan
teoritis sebagai berikut:
53
2. Pembahasan Grafik
Grafik 1.hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y) pada jarak
½.l (panjang balok) =400 mm
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Def
leks
i Y (m
m) x
10¯
³
Beban P1 (gr)
Y vs P1
eksperimental
teoritis
54
Grafik2. hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y)
pada jarak ¼ .l(panjang balok) =200 mm
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Def
leks
i Y (m
m) x
10¯
³
Beban P2 (gr)
Y vs P2
eksperimental
teoritis
55
Grafik 3. hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y) pada
jarak ¾ .l(panjang balok) =600 mm
Berdasarkan ketiga grafik (1-3) di atas dapat di lihat pengaruh
pembebanan terhadap defleksi yang terjadi pada balok misalnya pada grafik 1
dengan pembebanan (P1)pada jarak (½.l =400 mm),besarnya defleksi (Y)
yang terjadi berbanding lurus terhadap besarnya pembebanan (P),semakin
besar pembebanan yang di berikan maka semakin besar pula defleksi yang
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Def
leks
i Y (m
m) x
10¯
³
Beban P 3(gr)
Y vs P3
eksperimental
teoritis
56
terjadi pada balok,hal ini di sebabkan karena desakan yang di sebabkan adanya
pembebanan terhadap balok mengakibatkan kekuatan balok akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya pembebanan.defleksi juga di pengaruhi
oleh letak pembebanan pada balok,di mana defleksi maksimum terjadi pada
pembebanan yang terletak pada jarak ½.l (panjang balok),dari ketiga grafik di
atas defleksi maksimum dengan pembebanan yang sama terdapat pada grafik 1
yaitu sekitar 0,14 mm pada pembebanan 2500 gr.sedangkan defleksi minimum
terdapat pada grafik 2 yaitu sekitar 0,8 mm dengan pembebanan 2500 gr.
perbandingan antara hasil eksperimental dengan teoritis dapat pula di
bandingkan berdasarkan grafik di atas, berdasarkan ke tiga grafik di atas secara
eksperimental defleksi yang terjadi pada balok lebih besar jika di bandingkan
dengan besarnya defleksi secara teoritis hal ini di sebabkan karena secara
eksperimental pembebanan terjadi secara berkesinambungan yang berpengaruh
terhadap kekuatan balok yang semakin lama semakin menurun sehingga
menyebabkan defleksi yang terjadi pada balok akan semakin besar.
Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan besarnya defleksi yang terjadi
pada balok dengan tumpuan sederhana, di peroleh perbandingan antara hasil
eksperimental dengan teoritis yang pada umumnya hasil eksperimental
cenderung lebih besar dari hasil teoritis.secara teoritis untuk mengetahui
besarnya defleksi yang terjadi pada balok maka di gunakan metode integrasi
ganda.
Adanya perbedaan antara hasil eksperimental dengan teoritis di sebabkan
karena beberapa factor,misalnya:
57
1. Besarnya defleksi yang terjadi pada balok secara eksperimental sebagian
besar di pengaruhi oleh berat balok yang mana hal tidak di perhitungkan
dalam perhitungan secara teoritis sehingga dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan antara hasil eksperimental dengan teoritis.
2. Kekurangakuratan alat ukur (Dial gauge) dalam pembacaan besarnya
defleksi yang terjadi pada balok selama penelitian berlangsung sehingga
selisih antara hasil eksperimental dengan teoritis lebih besar di
bandingkan dengan hasil teoritis yang hanya menggunakan persamaan
defleksi seperti yang di jabarkan pada BAB IV.
3. Nilai modulus elastisitas yang di gunakan dalam perhitungan secara
teoritis adalah nilai modulus elastisitas yang di pengaruhi oleh tegangan
teoritis,berbeda dengan nilai modulus elastisitas yang di gunakan dalam
perhitungan secara eksperimental yang di dasarkan pada tegangan actual.
4. Kemudian faktor selanjutnya adalah pengguanaan bahan (alat uji) yang
berulang dengan variasi pembebanan yang berpengaruh terhadap kekuatan
bahan atau material.
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas masih banyak lagi hal yang
memepengaruhi besar kecilnya defleksi yang terjadi pada sebuah balok
misalnya momen inersia (dalam hal ini di pengaruhi oleh ketebalan dan lebar
balok),letak pembebanan serta jenis tumpuan yang di gunakan.dalam
penelitian ini berdasarkan data yang di peroleh maka dapat di jabarkan
presentase kesalahan anatara hasil eksperimental dengan hasil teoritis yang
tentunya besar klecilnya presentase kesalahan tidak terlepas dari factor-faktor
58
tersebut di atas.seperti pada data persentase kesalahan yang ada pada
lampiran II.
3. Persentase kesalahan
Misalnya data no.1-5 pada pengujian jarak pembebanan ½ L =400 mm di
peroleh persentase kesalahan sebagai berikut:
1. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 7,1%
2. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 8,7%
3. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 4,8%
4. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 6,3%
5. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 7,1%
59
Data No.1-5 pada pengujian jarak pembebanan ¾ L =200 mm di peroleh
persentase kesalahan sebagai berikut:
1. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 7,1%
2. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 6,8%
3. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 2,3%
4. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 6,4%
5. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 8,7%
60
Data No.1-5 pada pengujian jarak pembebanan ¼ L =600 mm di peroleh
persentase kesalahan sebagai berikut:
1. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 6,2%
2. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 6,06%
3. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 9,09%
4. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 7,04%
5. 푝푒푟푠푒푛푡푎푠푒푘푒푠푎푙푎ℎ푎푛 = ⟦ ⟧x100%
= ⟦ . ..
⟧x100%
= 8,7%
Dari analisis data-data hasil penelitian di peroleh persentase kesalahan
berkisar antara 2 %-10 %,untuk lebih jelasnya persentase kesalahn tiap-tiap
61
pengujian dapat di lihat pada tabel 1,tabel 2 dan tabel 3 yang ada pada lembar
lampiran II,berdasarkan tabel persentase kesalahan tersebut di peroleh
persentase pengujian dengan jarak pembebanan ½ L(panjang batang) =200
mm yaitu persentase kesalahan maksimum sebesar 7,14 % dan persentase
kesalahan minimum 4,8% sedangkan persentase kesalahan terjadi pada
pengujian dengan jarak pembebanan ¼ L(panjang batang) =200 mm yaitu
persentase kesalahan maksimum sebesar 8,75 % dan persentase kesalahan
minimum 2,3% serta persentase pengujian dengan jarak pembebanan
¾ L(panjang batang) =600 mm yaitu persentase kesalahan maksimum sebesar
9,09 % dan persentase kesalahan minimum 6,06%.