iv - pusat2.litbang.kemkes.go.id · puskesmas lahihuruk kab. sumba barat (nusa tenggara timur),...

5

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IV

V

VI

XXIII

ABSTRAK Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, mengintegrasikan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga,

berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga). Tujuan

utama Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) adalah untuk

meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan.

Tahun 2019 ditargetkan seluruh puskesmas sudah melaksanakan PIS-PK. Namun

hasil evaluasi Puslitbang UKM 2016 dan 2017 menunjukkan PIS-PK belum

terlaksana secara optimal karena terkendala: belum ada regulasi dan dukungan

stakeholder; keterbatasan sumber daya serta pengisian Prokesga yang belum tepat.

Hal serupa juga ditemukan pada Riset Implementasi PIS-PK di 4 puskesmas di

Lampung Selatan tahun 2017, tapi kendala tersebut dapat diminimalisir dengan

adanya regulasi dari Bupati, kepala dinas kesehatan prov, kab/kota dan puskesmas;

OJT; pemanfaatan dana BOK dan kapitasi, refresh berkala, analisis data manual serta

advokasi hasil kepada lintas sektor.

Riset implementasi PIS-PK tahun 2018 merupakan lanjutan pendampingan di

4 puskesmas Kab. Lampung Selatan ditambah 4 puskesmas lain dengan karakteristik

berbeda yaitu: Puskesmas Tawaeli Kota Palu (Provinsi Sulawesi Tengah),

Puskesmas Lahihuruk Kab. Sumba Barat (Nusa Tenggara Timur), Puskesmas

Banjarnegara 1 Kab. Banjarnegara (Jawa Tengah), Puskesmas Giri Mulya

Kab.Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan). Pendampingan dilakukan dengan metode

Participatory Action Research (PAR) pada tahap pelatihan dan tiap titik proses

manajemen puskesmas. Tujuan pendampingan adalah terimplementasikannya PIS-

PK sesuai dengan Permenkes No. 39 tahun 2016 di beberapa puskesmas terpilih di

Indonesia. Persetujuan etik didapat dari Komisi Etik Badan Litbangkes.

Hasil menunjukkan bahwa:1) Komitmen pemerintah daerah, dinas kesehatan,

kepala puskesmas memegang peran kunci pelaksanaan PIS-PK dengan

dikeluarkannya regulasi; 2) Peran dinas kesehatan provinsi dan kab/kota sudah

berjalan sesuai dengan Permenkes No.39 Tahun 2016. Bimbingan dan pemantauan

sudah dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi dengan berpedoman pada

Pedoman Monev Pelaksanaan PIS-PK; 3) Pelatihan: a) diperlukan penambahan jam

pelajaran untuk mata ajar Manajemen Pendekatan keluarga (MI.7); b) penambahan

materi pengorganisasian lapangan serta cara identifikasi potensi masalah dari hasil

PIS-PK dan alternatif solusinya; 4) Pelaksanaan PIS-PK di puskesmas: a) sosialisasi

sudah dilakukan baik internal maupun eksternal; b) penggorganisasian lapangan

sudah cukup baik; c) proses transfer of knowledge tentang PIS-PK dari petugas yang

sudah dilatih PIS-PK ke petugas puskesmas lain dilakukan dalam On Job Training

(OJT); d) kualitas kunjungan rumah perlu ditingkatkan sesuai dengan DO yang

benar; e) intervensi langsung dengan KIE belum dilaksanakan oleh seluruh surveyor;

f) entri data sudah lebih cepat, analisis data manual menjembatani pemanfaatan data;

g) Data PIS-PK dapat digunakan sebagai bahan penyusunan RUK; h) inovasi

kegiatan intervensi lanjutan sudah dilakukan namun belum disertai dengan

pemutakhiran data pasca intervensi; i) Hasil PIS-PK dapat digunakan sebagai bahan

advokasi untuk mendapatkan dukungan lintas sektor.

Kata kunci: riset implementasi; PIS-PK; Permenkes No. 39 Tahun 2016;

puskesmas.