iv. hasil dan pembahasan · unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok...

34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.Tbk yang beralamat di Jalan Raya Cimareme 131, Padalarang, Kabupaten Bandung ini didirikan oleh (Alm) Achmad Prawirawidjaja. Perusahaan yang bermula dari usaha keluarga ini didirikan sejak tahun 1960-an dan semakin berkembang dari tahun ke tahunnya. Saat ini PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.Tbk telah menjadi perusahaan yang cukup terkemuka baik di industri makanan maupun minuman. Usaha keluarga ini sejak awal telah bergerak di bidang susu murni yang diolah secara sederhana, dan pada tahun 1970-an melakukan terobosan baru dengan memperkenalkan dan memasarkan minuman yang diproses dengan teknologi Ultra High Temperature (UHT) yang dikemas dalam kemasan karton yang dikemas dalam kemasan aseptik (Aseptic Packaging Material). Perseroan ini didirikan berdasarkan Akta No.8 tanggal 2 November 1971, juncto Akta perubahan No.71 tanggal 29 Desember 1971, yang dibuat oleh Komar Andasasmita .SH, selaku notaris, di Bandung. Kedua akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21 pada tanggal 20 Januari 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No.313. Pada tahun 1975 perusahaan yang berbentuk perseroan ini mulai memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT dengan merek dagang (brand) “Ultra Milk”. Perusahaan juga memproduksi minuman sari buah dengan merek dagang “Buavita” dan juga minuman teh dengan merek dagang (brand) “Teh Kotak”, yang diproses dengan teknologi UHT. Kemudian tahun 1982 perseroan memperoleh lisensi dari Kraft General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan produk keju dengan merek dagang (brand) “Kraft”. Kerjasama ini ditingkatkan dengan didirikannya perusahaan patungan PT Kraft Ultrajaya

Upload: ngothu

Post on 07-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.Tbk yang beralamat di

Jalan Raya Cimareme 131, Padalarang, Kabupaten Bandung ini didirikan

oleh (Alm) Achmad Prawirawidjaja. Perusahaan yang bermula dari usaha

keluarga ini didirikan sejak tahun 1960-an dan semakin berkembang dari

tahun ke tahunnya. Saat ini PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.Tbk

telah menjadi perusahaan yang cukup terkemuka baik di industri makanan

maupun minuman. Usaha keluarga ini sejak awal telah bergerak di bidang

susu murni yang diolah secara sederhana, dan pada tahun 1970-an

melakukan terobosan baru dengan memperkenalkan dan memasarkan

minuman yang diproses dengan teknologi Ultra High Temperature (UHT)

yang dikemas dalam kemasan karton yang dikemas dalam kemasan aseptik

(Aseptic Packaging Material). Perseroan ini didirikan berdasarkan Akta

No.8 tanggal 2 November 1971, juncto Akta perubahan No.71 tanggal 29

Desember 1971, yang dibuat oleh Komar Andasasmita .SH, selaku notaris,

di Bandung. Kedua akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No.

Y.A.5/34/21 pada tanggal 20 Januari 1973 dan telah diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No.34 tanggal 27 April 1973, Tambahan

No.313.

Pada tahun 1975 perusahaan yang berbentuk perseroan ini mulai

memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT dengan

merek dagang (brand) “Ultra Milk”. Perusahaan juga memproduksi

minuman sari buah dengan merek dagang “Buavita” dan juga minuman

teh dengan merek dagang (brand) “Teh Kotak”, yang diproses dengan

teknologi UHT. Kemudian tahun 1982 perseroan memperoleh lisensi dari

Kraft General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan

produk keju dengan merek dagang (brand) “Kraft”. Kerjasama ini

ditingkatkan dengan didirikannya perusahaan patungan PT Kraft Ultrajaya

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

41

Indonesia. Perseroan juga melakukan ekspansi dengan memasuki bidang

industri susu kental manis (Sweetened Condensed Milk) dan susu bubuk

(Powder Milk). Tidak hanya sampai disitu, perseroan pun melakukan

kerjasama dengan beberapa perusahaan multinasional seperti Morinaga,

Unilever, dan lain-lain. Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih

dari 60 macam jenis produk dan terus berusaha untuk memenuhi

kebutuhan dan selera konsumennya.

Perseroan ini memiliki visi menjadi perusahaan industri makanan

dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia dengan senantiasa

mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan

para pemegang sahan dan mitra kerja perusahaan. Untuk mencapai visi

tersebut, perusahaan memiliki misi khusus yaitu menjalankan usaha

dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi

kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa

memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat

memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para

pemegang saham.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

PT Ultrajaya Tbk. memiliki struktur organisasi yang cukup

kompleks, mengingat perusahaan ini merupakan perseroan yang besar dan

memiliki unit usaha yang cukup banyak. Selengkapnya hierarki organisasi

dapat dilihat pada Gambar 3. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,

yang telah disesuaikan dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan no.

AHU-56037.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008, Perseroan

diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari paling sedikit tiga orang

yang terdiri dari satu orang Presiden Direktur dan paling sedikitnya dua

orang Direktur, yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah

pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri atas sedikitnya tiga orang

anggota yang terdiri dari satu orang Presiden Komisaris dan paling

sedikitnya dua orang anggota dewan komisaris.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

42

Gambar 3. Struktur Organisasi PT Ultrajaya Tbk.

Baik anggota Dewan Komisaris maupun anggota Direksi seluruhnya

diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 tahun

setelah tanggal pengangkatan. Berdasarkan akta risalah Rapat Umum

Pemegang Saham nomor 12 tanggal 29 Juni 2004 dari Ny. Fani Andayani,

SH. selaku notaris, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang saat ini

menjabat ditetapkan untuk masa jabatan sampai dengan Rapat Umum

Pemegang Saham tahun 2009, dan pada tanggal 31 Desember 2007

komposisinya adalah:

1. Dewan Komisaris:

a. Supiandi Prawirawidjaja- Presiden Komisaris

b. drh. Endang Suharya- Komisaris Independen

c. Soeharsono Sagir, S.E.- Komisaris

2. Direksi:

a. Sabana Prawirawidjaja- Presiden Direktur

b. Samudera Prawirawidjaja- Direktur

c. Ir. Jutianto Isnandar- Direktur

Berikut merupakan informasi yang menunjukkan komposisi

karyawan PT Ultrajaya menurut penempatan dan jenjang pendidikan.

Informasi tersebut ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

General meeting of

shareholders

Corporate Secretary

Boards of Director

Audit comittee

Internal Audit

Engineering

Manufacturing

Marketing Sales &

distribution Information

&

technology

HR &

General

affairs

Board of

commisionary

Finance &

Accounting

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

43

Tabel 6. Komposisi Karyawan Menurut Penempatan Komposisi menurut penempatan

Divisi Jumlah

Sales & Distribution 530

Marketing 12

Plam/Manufaksiuring 488

Personnel & General Affairs 93

Finance & Accounting 23

Information & Technology 13

Engineering 43

Internal Audit 14

Management 23

Sumber: Annual Report, 2008

Tabel 6 menginformasikan Komposisi karyawan PT Ultrajaya sesuai

dengan penempatannya, sedangkan komposisi karyawan menurut jenjang

pendidikannya ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan Komposisi Menurut Jenjang Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

S1 dan S2/Undergraduate and Master Degrees

202

D1, D2, dan D3/Bachelor 123

SMA dan Sederajat/Senior High School

745

SMP dan Sederajat/Junior High School

120

SD dan Sederajat/Primary School

49

Sumber: Annual Report, 2008

4.2. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran yang sejauh ini diperhatikan oleh PT Ultrajaya

dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkannya, antara lain:

4.2.1 Produk

Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman,

khususnya minuman yang diproduksi dengan teknologi UHT (Ultra High

Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik (Aseptic

Packaging Material). Di bidang makanan Perseroan memproduksi mentega

(butter), susu bubuk (powder milk), dan susu kental manis (sweetened

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

44

condensed milk). Di bidang minuman Perseroan memproduksi berbagai

jenis minuman seperti minuman susu, sari buah, teh, minuman tradisional

dan minuman untuk kesehatan (Tabel 8). Perseroan juga memproduksi teh

celup (tea bags) dan konsentrat buah-buahan tropis (tropical fruit juice

concentrate).

Mengenai permasalahan bahan baku, PT Ultrajaya sangat

memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas

bahan baku untuk kebutuhan kegiatan produksi dari produk-produknya.

Susu murni dipasok oleh para peternak sapi yang tergabung dalam

Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS)-Pangalengan dan Koperasi

Unit Desa lainnya, sedangkan buah-buahan segar seperti jambu, mangga,

nanas, sirsak, dan lain-lain dipasok oleh petani buah yang tergabung dalam

Koperasi Unit Desa yang berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah

dan Jawa Timur. Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

baku merupakan hal yang penting bagi perseroan, oleh karena itu

perseroan membina dan memelihara hubungan kemitraan yang sangat baik

dengan para peternak dan para petani tersebut, antara lain dengan

memberikan bimbingan dan penyuluhan baik segi teknik, manajemen, dan

permodalan, khususnya kepada para peternak sapi perah dan petani buah.

Buah-buahan lain seperti jeruk (orange), leci (lychee), dan anggur (grape),

serta bahan kemasan aseptik (aseptic packaging materials) untuk produk

minuman UHT masih diperoleh secara impor. Tabel 8 menyajikan

berbagai macam produk-produk yang diproduksi dan atau diperdagangkan

oleh PT Ultrajaya Tbk.

4.2.2 Harga

PT Ultrajaya membagi produknya, baik makanan maupun minuman

ke dalam kategori harga menurut segmentasi pasarnya. Ultra Milk memiliki

harga yang bervariasi sesuai dengan volume susu dalam kemasannya.

Harga Ultra Milk cukup terjangkau, untuk Ultra Milk dengan volume 250

ml dijual seharga Rp. 2.800,00 sedangkan Ultra Milk dengan volume 1000

ml dijual seharga Rp.12.000,00, sehingga susu ini dapat dikonsumsi oleh

berbagai kalangan.

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

45

Tabel 8. Produk, merek dagang, dan varian rasa yang diproduksi

PT Ultrajaya Tbk.

Jenis Produk Merek dagang Rasa Minuman UHT

Susu cair Ultra Milk Susu Sekolah Susu Uks Susu Sehat Low Fat Hi Cal Ultra Mimi

Murni/Plain Moka/Mocca Coklat/Chocolate Strawberi/Strawberry Soya, Susu / Milk Coklat/Chocolate Coklat/Chocolate, Murni/Plain Strawberi/Strawberry Murni/Plain Coklat/Chocolate Strawberi/Strawberry

Sari Buah Buavita *) Buavita Mini *)

Jeruk/Orange Jambu/Guava Apel/Apple Mangga/Mango Sirsak/Soursop Leci/Lychee Tomat/Tomato Jeruk/Orange Jambu/Guava Apel/Apple Mangga/Mango

Teh Teh Kotak Teh Bunga

Teh melati/jasmine tea Blackcurant Jeruk/Orange Apel/Apple

Minuman Kesehatan

Sari Asem Asli Murni Asam/Pure Tamarind

Minuman Lainnya Sari Kacang Ijo Sari Kacang Polong Coco Pandan

Kacang hijau/Green Peas Pandan/Pandanus Jah /Ginger Saripati Kelapa/Coconut Milk

Makanan Mentega Ultra Tawar/Unsalted Butter

Susu Bubuk Morinaga **) Rupa-Rupa/Miscellaneous

Susu Kental Manis Cap Sapi Golden Choice Ultra Milk

Creamer Creamer FullCream, Coklat/Chocolate

Lain-Lain

Konsentrat Buah-Buahan

Ultra Nenas/Pineapple Sirsak/Soursop Mangga/Mango Jambu/Guava

Sumber: Annual Report, 2008

*) diproduksi untuk PT Unilever Indonesia / produced for PT Unilever Indonesia

**) diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa / produced for PTSanghiangPerkasa

Ultra Milk diproduksi dengan kualitas tinggi dan harga relatif

terjangkau, hal ini bertujuan untuk menyaingi para kompetitornya.

4.2.3 Promosi

Kegiatan promosi pada setiap perusahaan bertujuan untuk

memelihara dan meningkatkan kesadaran konsumen akan merek, sehingga

dapat meningkatkan penjualan produk tersebut. Dalam tujuannya untuk

meningkatkan penjualan, tentunya dibutuhkan promosi yang baik dan

efektif. PT Ultrajaya melakukan kegiatan promosi dengan berbagai

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

46

bentuk, seperti melalui personal selling, public relation. Promosi melalui

personal selling dilakukan oleh tenaga penjual PT Ultrajaya yang ada di

supermarket-supermarket (Sales Promotion Girl dan Sales Promotion

Boy). Promosi melalui public relation yaitu melalui kegiatan-kegiatan

sosial yang dilakukan PT Ultrajaya, seperti kepedulian di bidang

pendidikan (pemberian beasiswa kepada siswa-siswi berprestasi),

kepedulian terhadap lingkungan sekitar dengan mendukung program-

program pemerintah di bidang kesehatan (pemberian beberapa unit

ambulance di Desa Cimareme dan Gadobangkong dan bantuan alat-alat

kesehatan pada wilayah setempat) dan di bidang kebersihan (menyediakan

dan menyalurkan air bersih kepada masyarakat yang berdomisili di

wilayah sekitar pabrik). Kepedulian juga diberikan pada bidang seni dan

budaya berupa peran serta dalam rangka mengembangkan, meningkatkan,

maupun mempertahankan seni budaya dan daerah, khususnya kesenian

dan budaya daerah Jawa Barat. Perseroan memberi dukungan dan bantuan

dana dengan menjadi sponsor di berbagai acara kesenian dan budaya, baik

yang dipentaskan di dalam maupun luar negeri. Selain itu perseroan juga

peduli terhadap kehidupan beragama yang ditunjukkan dengan

mendukung kegiatan pembangunan dan renovasi rumah-rumah beribadah

dalam bentuk sumbangan dana dan bantuan bahan-bahan bangunan.

Sementara itu, promosi melalui Advertising cenderung menggunakan jalur

promosi Above the line, yaiut promosi kepada khalayak luas melalui media

seperti media cetak dan elektronik. Promosi melalui media cetak

diantaranya menggunakan media koran, majalah, dan tabloid. Sedangkan

media elektronik berupa iklan di televisi dan internet. Untuk produk Ultra

Milk sendiri, promosi tidak dilakukan secara “besar-besaran”, hal ini

disebabkan kedudukan PT Ultrajaya di industri minuman jenis susu

terbilang kuat. Sehingga promosi tidak perlu dilakukan dengan gencar

seperti halnya produk-produk para kompetitornya, namun tingkat

penjualan produk tetap tinggi. Hal tersebut juga dapat memberikan

keuntunngan pada perusahaan, karena dengan begitu biaya promosi dapat

ditekan.

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

47

4.2.4 Tempat (Distribusi)

Perseroan menjual hasil produksinya ke seluruh pelosok di dalam

negeri melalui penjualan langsung(direct selling), melalui modern trade

(modern trade), dan melalui penjualan tidak langsung (indirect selling)

yang dilakukan melalui agen atau distributor Penjualan langsung (direct

selling) dilakukan ke tokotoko, kios-kios, dan pasar-pasar tradisional

lainnya di seluruh Pulau Jawa dengan menggunakan armada penjualan

milik Perseroan yang terdapat di kantorkantor pemasaran dan depo-depo

yang terletak di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang,

Yogyakarta, Surabaya, serta beberapa kota lainnya di Pulau Jawa.

Penjualan melalui modern trade seperti ke supermarket, hypermarket, dan

mini market yang tersebar di seluruh wilayah di Pulau Jawa juga dilakukan

melalui kantor pemasaran dan depo-depo tersebut. Sedangkan penjualan

tidak langsung (indirect selling) dilakukan ke pelanggan yang berada di

luar Pulau Jawa dan dilakukan melalui agen atau distributor yang ditunjuk

yang tersebar di seluruh ibukota propinsi di seluruh wilayah Indonesia Di

samping penjualan di dalam negeri Perseroan juga melakukan penjualan

ekspor ke beberapa negara.

4.3. Analisis Data Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4.3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka

kritik tabel korelasi nilai r. Sebagai penelitian awal, kuesioner disebarkan

sebanyak 30 kuesioner kepada responden. Setelah dilakukan uji validitas,

didapatkan 22 pertanyaan yang sahih. Artinya seluruh pertanyaan tersebut

memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r

tabel= 0,361 untuk n=30 pada selang kepercayaan sebesar 10%). Hasil

perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s

Alpha. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai 0,882 untuk variabel

experiential marketing, nilai 0,900 untuk emotional branding dan 0,685

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

48

untuk variabel loyalitas konsumen. Reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memperoleh nilai Cronbach’s Alpha>0,60.

Berdasarkan nilai yang telah diperoleh dari perhitungan lebih besar dari

0,60, maka kuesioner dapat dinyatakan valid atau terandalkan untuk

dijadikan alat ukur pada penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas

terlampir pada Lampiran 2.

4.4. Karakteristik Konsumen Ultra Milk

Karakteristik konsumen Ultra milk dalam penelitian ini meliputi

beberapa variabel demografi, seperti jenis kelamin, status pernikahan, usia,

pendapatan per bulan, pengeluaran untuk konsumsi makanan dan minuman

per bulan, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Karakteristik konsumen yang

didapatkan dari hasil penelitian ini bisa digunakan dalam merepresentasikan

karakteristik konsumen Ultra Milk pada umumnya, sehingga dapat

membantu dalam membuat strategi pemasaran yang tepat sasaran.

4.4.1 Jenis Kelamin

Hasil penelitian dari penyebaran kuesioner kepada 100 orang

responden ini menunjukkan persentase konsumen Ultra Milk yang berjenis

kelamin pria 31%, sedangkan konsumen Ultra Milk yang berjenis kelamin

wanita 69%. Walaupun secara statistik konsumen Ultra Milk didominasi

oleh konsumen berjenis kelamin wanita, namun hal tersebut tidak

menunjukkan bahwa PT Ultrajaya hanya membidik konsumen dengan jenis

kelamin tertentu saja.

Gambar 4. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Jenis

Kelamin

31%

69%

pria

wanita

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

49

4.4.2 Status Pernikahan

Status pernikahan pada konsumen Ultra Milk didominasi oleh

konsumen yang masih lajang atau belum menikah 73%, sedangkan

konsumen yang sudah menikah 27%.

Gambar 5. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Status

Pernikahan

4.4.3 Usia

Keinginan dan daya beli seorang konsumen terus berubah-ubah

seiring bertambahnya usia mereka. Konsumen yang berada pada rentang

usia 16 sampai 25 tahun cenderung lebih dominan dalam mengkonsumsi

produk Ultra Milk, dengan kata lain produk ini lebih banyak diminati oleh

kaum remaja. Konsumen yang berusia 26 sampai 25 tahun 19%, usia 36

sampai 45 tahun 8%, dan kurang dari 15 tahun 3%. Hal tersebut berkorelasi

positif dengan status pernikahan konsumen yang mayoritas masih belum

menikah.

Gambar 6. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Usia

27%

73%

sudah menikah

belum menikah

70%

19%

8% 3%

<15 tahun

16-25 tahun

26-35 tahun

36-45 tahun

>46 tahun

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

50

4.4.4 Pendapatan per bulan

Pendapatan konsumen menurut hasil penyebaran kuesioner ini terdiri

dari kisaran Rp.500.001,00-Rp.1.000.000,00 27%, pendapatan

Rp.1.000.001,00-Rp.1.500.000,00 23%, kurang dari Rp.500.000,00 23%,

Rp.2.000.000,00 dan Rp.1.500.001,00-Rp.2.000.000,00 masing-masing 17

persen dan 10%. Besarnya pendapatan konsumen dapat berpengaruh pada

seberapa besar pengeluarannya terhadap produk yang akan dikonsumsinya.

Gambar 7. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan

Pendapatan per bulan

4.4.5 Pengeluaran per bulan

Pengeluaran seseorang seringkali dipengaruhi oleh tingkat

pendapatannya. Pengeluaran terhadap makanan dan minuman per

bulannya tentunya harus disesuaikan dengan pendapatan per bulan.

Tingkat pengeluaran yang paling dominan pada konsumen berada di

kisaran Rp.100.001,00-Rp.300.000,00 yaitu 32%. Pengeluaran

Rp.300.001,00-Rp.600.000,00 28%, pengeluaran di atas Rp.900.000,00

20%, Rp.600.001,00-Rp.900.000,00 15% dan sisanya kurang dari

Rp.100.000,00 sebesar 5%.

23%

27%23%

10%

17% <Rp. 500.000,00

Rp. 500.001,00-Rp.

1.000.000,00

Rp. 1.000.001,00-Rp.

1.500.000,00

Rp. 1.500.001,00-Rp.

2.000.000,00

Rp.2.000.000,00

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

51

Gambar 8. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Tingkat

Pengeluaran

4.4.6 Pekerjaan

Mayoritas dari 100 orang konsumen berstatus sebagai

pelajar/mahasiswa yaitu 43%. Sementara itu konsumen yang berprofesi

sebagai pegawai 29%, sedangkan konsumen yang memiliki beragam

profesi lainnya, profesional, dan pegawai negeri masing-masing adalah

15%, 3% dan 2%.

Gambar 9. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Pekerjaan

4.4.7 Pendidikan terakhir

Pendidikan terakhir para konsumen terdiri dari tingkat

SMU/Sederajat 62%, Sarjana/S1 21%, tingkat diploma 11%, tingkat

SLTP/Sederajat 3%, sedangkan konsumen yang berpendidikan akhir

dengan tingkat S2/S3 memiliki persentase 1%, begitu juga yang

berpendidikan SD dan pendidikan akhir lainnya, masing-masing 1%.

5%

32%

28%

15%

20%<Rp. 100.000,00

Rp. 100.001,00-Rp.

300.000,00

Rp. 300.001,00-Rp.

600.000,00

Rp. 600.001,00-Rp.

900.000,00

>Rp. 900.000,00

2%

29%

8%

43%

3%

15%Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Pelajar/Mahasiswa

Profesional

Lainnya

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

52

Gambar 10. Karakteristik Konsumen Ultra Milk Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Terakhir

4.5. Perilaku Pembelian

4.5.1 Top of Mind

Seringkali top of mind suatu brand menjadi salah satu penentu proses

pengambilan keputusan terhadap pembelian suatu produk. Hasil penelitian

menunjukkan Ultra Milk menjadi top of mind untuk merek produk susu

dalam kemasan karton karena memiliki persentase 82%. Kemudian diikuti

kompetitornya Frisian Flag 5%, Indomilk 5%, Dancow 4%, serta Boneeto,

Diamond, Real Good dan Milo yang menunjukkan tingkat persentase yang

sama, yaitu 1%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa image Ultra Milk

sebagai merek susu dalam kemasan karton tetrapack telah melekat dengan

baik di benak para konsumennya. Banyak faktor yang menyebabkan suatu

merek menjadi top of mind di benak konsumennya, diantaranya adalah

kualitas, harga, kemasan, promosi dan pendistribusian produk yang baik.

Produk Ultra Milk dinilai sudah cukup memiliki kriteria tersebut, sehingga

wajar saja jika produk Ultra Milk menjadi top of mind susu dalam kemasan

bagi para konsumen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9.

4.5.2 Cara Konsumen Mendapatkan Informasi Mengenai Ultra Milk

Media informasi berperan penting dalam membantu kegiatan promosi

suatu produk, pada penelitian ini terdapat beberapa media yang merupakan

sumber informasi bagi konsumen untuk mengetahui produk susu dalam

kemasan karton tetrapack.

1% 3%

62%

11%

21%

1%1%

SD

SLTP/Sederajat

SMU/Sederajat

Diploma

Sarjana/S1

S2/S3

Lainnya

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

53

Tabel 9. Top of Mind Susu dalam Kemasan Karton Tetrapack Merek Susu Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ultra Milk 82 82

Frisian Flag 5 5

Indomilk 5 5

Dancow 4 4

Boneeto 1 1

Diamond 1 1

Real Good 1 1

Milo 1 1

Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil penelitian dari 100 orang konsumen susu dalam

kemasan, terdapat 46% konsumen mendapatkan informasi mengenai Ultra

Milk dari iklan TV/Radio, kemudian sebanyak 37% konsumen menyatakan

mengetahui informasi mengenai Ultra Milk karena melihat produk tersebut

di toko/supermarket/warung di sekitar mereka, 8 persen konsumen

mendapatkan informasi dari iklan majalah/Tabloid, sedangkan 6%

konsumen memperoleh informasi dari keluarga. Terdapat 1% konsumen

yang mendapatkan informasi lewat teman-temannya, dan sisanya

didapatkan dari sumber-sumber informasi lainnya, yaitu sebesar 2%. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa media iklan televisi maupun radio

merupakan media yang cukup efektif sebagai bentuk promosi suatu produk,

yang ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Sumber Informasi Mengenai Produk Susu Kemasan Karton

Tetrapack Sumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase

(%)

Teman 1 1

Keluarga 6 6

Salesman 0 0

Iklan Majalah/Tabloid 8 8

Website 0 0

Iklan TV/Radio 46 46

Toko/Supermarket/Warung 37 37

Lain-lain 2 2

Jumlah 100 100

4.5.3 Frekuensi Responden dalam Mengkonsumsi Susu Kemasan Karton

Tetrapack

Mengkonsumsi susu merupakan salah satu bentuk gaya hidup sehat

yang akhir-akhir ini diterapkan oleh masyarakat. Namun, frekuensi mereka

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

54

dalam meminum susu tentunya berbeda-beda satu sama lain. Terdapat 20%

konsumen yang mengkonsumsi susu dengan kemasan karton tetrapack

setiap hari, 22% konsumen menyatakan mengkonsumsi susu 2-3 kali

seminggu, serta 16% konsumen lebih memilih untuk mengkonsumsi susu

sekali seminggu. Ada juga konsumen yang termasuk jarang mengkonsumsi

susu, yaitu hanya 2-3 kali sebulan, bahkan ada yang hanya sekali dalam

sebulan. Konsumen yang memiliki preferensi demikian, masing-masing

memiliki persentase sebesar 16% dan 7%. Sementara konsumen yang

memiliki frekuensi konsumsi susu selain seperti yang disebutkan di atas,

memiliki persentase sebesar 19%. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Frekuensi Responden Mengkonsumsi Produk Susu dalam

Kemasan Karton Tetrapack Frekuensi Konsumsi Jumlah (Orang) Persentase (%)

Setiap hari 20 20

2-3 kali seminggu 22 22

1 kali seminggu 16 16

2-3 kali sebulan 16 16

1 kali sebulan 7 7

Lain-lain 19 19

Jumlah 100 100

4.5.4 Tempat Konsumen Melakukan Pembelian Susu dalam Kemasan

Karton Tetrapack

Penjualan suatu produk juga dipengaruhi oleh pendistribusian

produk itu sendiri. Produk yang mudah diakses konsumennya tentu lebih

banyak dicari dibandingkan yang sulit untuk diakses. Oleh karena itu,

produsen susu dalam kemasan sebaiknya perlu memperhatikan sekali

masalah pendistribusian produknya agar konsumen dapat memperoleh

produknya dengan mudah. Selain itu, kenyamanan tempat pembelian juga

cukup mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Tempat

pembelian yang biasa dikunjungi konsumen untuk melakukan pembelian

susu dalam kemasan didominasi oleh supermarket, yaitu 81%. Kemudian

disusul oleh pembelian di warung 15%. Sisanya yaitu 4% menunjukkan

pembelian yang dilakukan di beberapa tempat lainnya . Hal ini dapat dilihat

selengkapnya pada Tabel 12.

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

55

Tabel 12. Tempat Pembelian Susu dalam Kemasan Karton Tetrapack Tempat Pembelian Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

Supermarket 81 81

Warung 15 15

Rumah Makan/café 0 0

Tempat hiburan 0 0

Lain-lain 4 4

Jumlah 100 100

4.5.5 Kecenderungan Konsumen dalam Mengkonsumsi Susu Kemasan

Karton Tetrapack dengan Merek Berbeda

Hasil penelitian menunjukkan konsumen yang mengkonsumsi susu

kemasan karton dengan satu merek saja didominasi oleh konsumen Ultra

Milk sebesar 86 %, diikuti oleh merek-merek lain seperti Frisian Flag,

Cimori Fresh Milk, Hi-Lo, Indomilk dan Real Good yang ditunjukkan pada

Tabel 13.

Tabel 13. Merek Susu Kemasan Karton Tetrapack yang Biasa Diminati

Konsumen Merek Susu Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ultra Milk 86 86

Frisian Flag 5 5

Cimori Fresh milk 3 3

Hi-lo 2 2

Indomilk 2 2

Real Good 2 2

Jumlah 100 100

Alasan konsumen menginginkan variasi merek lain dalam susu yang

mereka konsumsi cukup beragam, diantaranya adalah bosan dengan satu

merek saja (19%), ingin mencoba merek lain (65%), sulit mendapatkan

merek yang diinginkan (2%), ingin mencari harga yang lebih murah (7%)

dan alasan lainnya sebesar 7% yang ditunjukkan pada Tabel 14, sedangkan

alasan konsumen untuk setia pada satu merek diantaranya disebabkan

rasanya cocok dengan selera, sangat mudah untuk mendapatkannya,

harganya terjangkau, dan lain-lain (Tabel 15).

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

56

Tabel 14. Alasan Konsumen Mengkonsumsi Merek Susu yang Berbeda Alasan Mengkonsumsi Merek Susu yang

Berbeda

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Bosan dengan satu merek 19 19

Ingin mencoba merek yang lain 65 65

Sulit mendapat merek yang diinginkan 2 2

Mencari harga yang lebih murah 7 7

Lain-lain 7 7

Jumlah 100 100

Tabel 15 menginformasikan persentase untuk tanggapan responden

yaitu masing-masing sebesar 67%, 12%, 9% dan 12%. PT Ultrajaya selaku

produsen Ultra Milk sebaiknya terus melakukan inovasi-inovasi baru

dengan tetap memperhatikan kualitas Ultra Milk agar konsumennya tidak

beralih ke merek lain.

Tabel 15. Alasan Konsumen Mengkonsumsi Merek Susu Tertentu Alasan Mengkonsumsi Merek Susu

Tertentu

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Rasanya cocok dengan selera 67 67

Mudah mendapatkannya 12 12

Harganya terjangkau 9 9

Lain-lain 12 12

Jumlah 100 100

4.6. Analisis Faktor-faktor Komponen-komponen Experiential Marketing dan

Emotional Branding

Analisis faktor memiliki prinsip untuk mengelompokkan beberapa

variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga

dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen

variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih

sedikit. Unsur-unsur dari Experiential Marketing dan Emotional Branding

yang dianalisis dengan menggunakan analisis faktor terdiri dari 22 variabel,

yaitu indera, perasaan, pikiran, aksi, hubungan, komunikasi, identitas,

produk, co-branding, lingkungan, website, orang, konsumen ke masyarakat,

produk ke pengalaman, kejujuran ke kepercayaan, kualitas ke pilihan,

kemasyuran ke aspirasi, identitas ke kepribadian, fungsi ke perasaan, ada

dimana-mana ke kehadiran, komunikasi ke dialog, serta pelayanan ke

hubungan.

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

57

Pada tahap awal analisis faktor, terlebih dahulu dilakukan pengujian

ketepatan dalam model faktor, uji statistik yang digunakan adalah Kaiser-

Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Barletts Test

Sphericity. Nilai dari KMO-MSA merupakan sebuah indeks perbandingan

jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien parsialnya. Nilai KMO dapat

dikatakan mencukupi apabila lebih besar atau sama dengan 0,5 dan apabila

kurang dari 0,5, maka analisis faktor dikatakan tidak tepat. Berdasarkan

output pada penelitian ini, didapatkan nilai KMO-MSA sebesar 0,852 dengan

signifikansi (tingkat nyata) 0,000 dan nilai Chi Square pada Bartlett’s Test

sebesar 984,184. Nilai KMO-MSA yang lebih besar dari 0,5 menunjukkan

bahwa variabel-variabel tersebut layak diproses menggunakan analisis faktor,

sedangkan nilai Bartlett’s Test menunjukkan bahwa antarvariabel terdapat

korelasi dan dapat diproses lanjut karena variabel-variabel tersebut nyata

untuk diproses. Kemudian pada output tabel anti-image matrices (pada anti

image correlation), tidak terdapat variabel yang memiliki nilai MSA kurang

dari 0,5, yang berarti semua variabel dapat dilanjutkan ke proses

selanjutnya.Variabel-variabel akan diekstraksi sehingga menjadi beberapa

faktor dengan menggunakan metode Principal Component Analysis.

Pada tabel communalities (Lampiran 3) terdapat kolom extraction

yang menggambarkan besarnya persentase varian suatu variabel yang dapat

dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk, semakin besar nilai

communalities menunjukkan semakin kuatnya hubungan dengan faktor yang

nantinya akan terbentuk. Variabel-variabel Experiential Marketing dan

Emotional Branding yang memiliki nilai communalities yang besar akan

memiliki pengaruh yang besar terhadap loyalitas konsumen. Tabel 16

menunjukkan nilai communalities dari 22 variabel yang diurutkan mulai dari

yang terbesar hingga yang terkecil. Ternyata variabel lingkungan memiliki

nilai communalities terbesar, yaitu 0,821 yang menunjukkan 82 persen

keragaman variabel dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang terbentuk,

sedangkan yang memiliki nilai communalities terkecil (0,504) adalah variabel

komunikasi ke dialog.

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

58

Tabel 16. Urutan Nilai Communality Masing-masing Variabel

No. Variabel Communality

1. Lingkungan 0,821

2. Fungsi ke perasaan 0,8

3. Kejujuran ke percayaan 0,731

4. Website/media elektronik 0,726

5. Indera 0,719

6. Aksi 0,71

7. Produk 0,7

8. Identitas visual/verbal 0,683

9. Produk ke pengalaman 0,682

10. Ada dimana-mana ke kehadiran 0,679

11. Pelayanan ke hubungan 0,668

12. Kemasyuran ke aspirasi 0,666

13. Kualitas ke pilihan 0,654

14. Komunikasi 0,65

15. Identitas ke kepribadian 0,649

16. Pikiran 0,633

17. Konsumen ke masyarakat 0,603

18 Co-branding 0,603

19 Hubungan 0,595

20. Perasaan 0,569

21. Orang 0,522

22. Komunikasi ke dialog 0,504

Extraction Method : Principal Component Analysis

Pada tabel total variance explained yang disajikan pada Tabel 17,

sejumlah enam faktor telah terbentuk, hal ini disebabkan hanya enam faktor

yang memenuhi syarat terbentuknya faktor, yaitu harus memiliki nilai

eigenvalues ≥ 1. Maka berdasarkan output total variance explained dapat

diperoleh informasi bahwa enam faktor yang terbentuk yaitu faktor pertama

yang mempunyai nilai eigenvalues 7,826, faktor kedua dengan nilai

eigenvalues 1,795, faktor ketiga senilai 1,397, faktor keempat dengan nilai

1,328, faktor kelima sebesar 1,201, dan terakhir faktor keenam dengan nilai

1,020. Susunan nilai eigenvalues pada tabel total variance explained selalu

diurutkan mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Persentase varians

pada output menunjukkan varians yang dapat dijelaskan oleh satu faktor, dan

jika diakumulasikan, maka faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan 100%

dari variabilitas seluruh faktor. Output persentase varians yang diperoleh

dari enam faktor yang terbentuk menghasilkan total 66,216 %, yang artinya

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

59

sebesar 66,216 % dari seluruh variabel yang ada dapat dijelaskan oleh enam

faktor yang terbentuk.

Tabel 17. Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance Cumulative

% Total % of

Variance Cumulative %

1 7.826 35.575 35.575 7.826 35.575 35.575

2 1.795 8.161 43.735 1.795 8.161 43.735

3 1.397 6.351 50.086 1.397 6.351 50.086

4 1.328 6.035 56.121 1.328 6.035 56.121

5 1.201 5.459 61.580 1.201 5.459 61.580

6 1.020 4.636 66.216 1.020 4.636 66.216

7 .892 4.054 70.270

8 .830 3.774 74.044

9 .798 3.630 77.673

10 .691 3.141 80.814

11 .624 2.836 83.650

12 .533 2.424 86.075

13 .445 2.024 88.099

14 .417 1.896 89.995

15 .379 1.723 91.718

16 .351 1.597 93.315

17 .313 1.424 94.738

18 .309 1.407 96.145

19 .268 1.218 97.363

20 .222 1.011 98.374

21 .194 .883 99.257

22 .163 .743 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sama halnya dengan tabel total variance explained, Scree plot

(Gambar 11) juga dapat menjelaskan dasar penentuan jumlah faktor yang

didapatkan dengan perhitungan angka, namun Scree plot menampilkannya

dengan bentuk grafik. Grafik tersebut membuktikan bahwa enam faktor

merupakan jumlah yang paling tepat untuk meringkas dari 22 variabel

Experiential Marketing dan Emotional Branding tersebut, dengan nilai

eigenvalues diatas satu. Kemudian, setelah diketahui bahwa enam faktor

adalah jumlah yang paling optimal, maka tabel component matrix (Tabel 18)

menunjukkan distribusi 22 variabel Experiential Marketing dan Emotional

Branding pada enam faktor yang ada.

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

60

Gambar 11. Scree Plot

Pada tabel component matrix (Tabel 18) terdapat nilai faktor loadings

yang menginformasikan besar korelasi antara masing-masing variabel dengan

keenam faktor yang terbentuk. Berdasarkan nilai loading yang dihasilkan

oleh masing-masing variabel, maka kemudian dilakukan perbandingan

besarnya korelasi dari nilai loading variabel sebagai acuan untuk menentukan

penempatan sebuah variabel dalam satu faktor tertentu. Namun, terkadang

ditemukan suatu keadaan bahwa suatu variabel memiliki tingkat korelasi

yang relatif sama dengan beberapa faktor yang terbentuk, sehingga perlu

dilakukan proses rotasi agar terlihat perbedaan yang lebih jelas dan nyata.

Setelah dilakukan proses rotasi dengan menggunakan metode varimax,

maka akan dihasilkan output berupa tabel rotated component matrix (Tabel

19) yang menunjukkan distribusi variabel-variabel yang telah diekstrak ke

dalam faktor yang telah terbentuk, tentunya dengan perubahan pada nilai

loading yang pada awalnya besar semakin membesar, begitu pula sebaliknya.

Hal tersebut bertujuan agar didapatkan distribusi loading yang lebih jelas dan

nyata.

Component Number

22212019181716151413121110987654321

Eigen

value

8

6

4

2

0

Scree Plot

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

61

Tabel 18. Tabel Component Matrix (a)

Component

1 2 3 4 5 6

sense .609 -.313 .045 .421 -.185 .191

feel .486 -.338 -.062 .307 .032 .346

think .681 .145 -.345 -.163 -.013 .054

act .618 -.039 -.322 .155 .027 -.445

relate .464 .312 -.388 -.079 -.352 -.005

komunikasi .495 .404 -.092 .156 .316 .331

identitas visual/verbal

.498 .020 .444 -.412 .138 -.222

kehadiran produk .451 .182 .615 -.180 -.214 .085

cobranding .637 .328 -.007 -.256 -.077 .131

lingkungan .427 .103 .363 .545 .160 -.417

website/media elektronik

.386 .403 .231 .416 -.384 .202

orang .630 .329 -.105 -.006 -.030 -.069

konsumen ke masyarakat

.506 .153 -.020 -.094 .545 -.134

produk ke

pengalaman

.667 -.439 .061 -.116 -.086 .146

kejujuran ke kepercayaan

.729 -.222 -.306 -.029 -.117 -.204

kualitas ke pilihan .755 -.235 .018 .103 .051 -.123

kemasyuran ke aspirasi

.607 -.441 .318 -.027 .016 -.028

identitas ke kepribadian

.675 -.091 .057 -.328 -.271 .007

fungsi ke perasaan .774 -.343 -.172 .010 .203 .111

ada dimana-mana ke kehadiran

.593 .094 .064 -.167 .407 .347

komunikasi ke dialog

.467 .451 .043 .235 .152 -.044

pelayanan ke hubungan

.728 .154 .017 -.114 -.268 -.169

Extraction Method: Principal Component Analysis. a.6 components extracted.

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

62

Tabel 19. Rotated Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 5 6

sense .740 .153 .031 .002 .178 .338

fungsi ke perasaan .725 .318 .352 .108 .101 -.165

produk ke pengalaman

.712 .238 .066 .329 -.055 -.047

feel .701 .037 .196 -.098 .004 .169

kemasyuran ke aspirasi

.647 .039 .024 .458 .182 -.050

kualitas ke pilihan .593 .330 .177 .236 .326 -.025

relate .031 .730 .100 -.027 -.064 .214

think .265 .645 .373 .086 -.020 -.013

kejujuran ke percayaan

.520 .625 .050 .092 .200 -.139

pelayanan ke hubungan

.233 .617 .102 .392 .188 .181

act .299 .583 .088 -.039 .498 -.153

orang .104 .532 .351 .176 .204 .178

cobranding .101 .508 .400 .367 -.069 .187

identitas ke kepribadian

.376 .503 .045 .493 -.085 .041

komunikasi .121 .189 .725 -.040 .069 .262

ada dimana-mana ke kehadiran .320 .103 .698 .272 -.072 -.019

konsumen ke masyarakat

.106 .169 .600 .191 .318 -.256

komunikasi ke dialog

-.015 .254 .460 .070 .366 .298

identitas

visual/verbal .093 .127 .196 .751 .182 -.154

kehadiran produk .100 .057 .103 .723 .036 .389

lingkungan .181 -.029 .118 .156 .830 .246

website/media

elektronik .097 .201 .108 .093 .165 .793

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 9 iterations.

Keenam faktor yang terbentuk terdiri dari faktor indera, faktor

hubungan, faktor komunikasi, faktor identitas visual/verbal, faktor

lingkungan, serta faktor website/media elektronik. Penamaan faktor yang

terbentuk berdasarkan variabel yang memiliki nilai faktor loading tertinggi.

Hal ini dilakukan karena tidak terdapat nama faktor yang dapat

merepresentasikan variabel-variabel yang ada secara keseluruhan.

4.6.1 Faktor-faktor Experiential Marketing dan Emotional Branding yang

Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Konsumen Ultra Milk di Kota

Bogor

Pemrosesan data dengan analisis faktor telah meringkas 22 variabel

ke dalam enam faktor yang terbentuk. Keenam faktor tersebut merupakan

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

63

enam komponen utama yang dapat menerangkan keragaman data sebesar

66,216%. Faktor-faktor yang terbentuk terdiri dari faktor indera, faktor

hubungan, faktor komunikasi, faktor identitas visual/verbal, faktor

lingkungan, serta faktor website/media elektronik. Pengelompokan

variabel-variabel ke dalam komponen utama dilakukan berdasarkan pada

angka mutlak terbesar dari nilai loading (nilai korelasi) yang diberikan

oleh setiap variabel terhadap masing-masing komponen utama, yang lebih

jelasnya ditunjukkan pada Tabel 20.

Faktor indera terdiri dari beberapa variabel penyusun seperti indera

(X1), perasaan (X2), produk ke pengalaman (X14), kualitas ke pilihan (X16),

kemasyuran ke aspirasi (X17), fungsi ke perasaan (X19). Variabel-variabel

tersebut mampu menerangkan keragaman data faktor indera sebesar

35,75%. Keenam variabel tersebut saling mendukung satu sama lain dan

berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas konsumen Ultra Milk itu

sendiri. Apabila produk Ultra Milk melakukan optimalisasi terhadap rasa,

kualitas, menampung aspirasi konsumen, terus berinovasi, dan melakukan

promosi yang efektif maka akan tercipta produk yang mengesankan bagi

konsumen, sehingga Ultra Milk akan terpatri dalam ingatan emosi

konsumen yang paling dalam sebagai produk susu kemasan karton

tetrapack yang lebih unggul dari produk lainnya. Hal tersebut tentunya

dapat berimplikasi baik terhadap meningkatnya loyalitas konsumen Ultra

Milk.

Faktor kedua adalah faktor hubungan yang dibentuk oleh variabel

pikiran (X3), aksi (X4), hubungan (X5), co-branding (X9), orang (X12),

kejujuran ke kepercayaan (X15), identitas ke kepribadian (X18), serta

pelayanan ke hubungan (X22). Variabel-variabel di atas membantu produk

Ultra Milk untuk menciptakan produk yang memberikan pengalaman

secara mendalam bagi konsumen, baik secara intrapersonal maupun

menyangkut hubungan antara konsumen dengan lingkungan sosial dan

gaya hidupnya.

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

64

Tabel 20. Hasil Proses Analisis Faktor Komponen

Utama

Eigenvalue Varian

(%)

Variabel Penciri Nilai Loading

Faktor indera

7,826 35,75 Indera (X1) Perasaan (X2) Produk ke pengalaman (X14) Kualitas ke pilihan (X16) Kemasyuran ke aspirasi (X17) Fungsi ke perasaan (X19)

0,740 0,701 0,712 0,593 0,647 0,725

Faktor hubungan

1,795 8,161 Pikiran (X3) Aksi (X4) Hubungan (X5) Co-branding (X9) Orang (X12) Kejujuran ke kepercayaan (X15)

Identitas ke kepribadian (X18) Pelayanan ke hubungan (X22)

0,645 0,583 0,730 0,508 0,532 0,625

0,503 0,617

Faktor Komunikasi

1,397 6,351 Komunikasi (X6) Konsumen ke masyarakat (X13) Ada dimana-mana ke kehadiran (X20) Komunikasi ke dialog (X21)

0,725 0,600 0,698

0,460

Faktor Identitas virtual/ verbal

1,328 6,035 Identitas visual/verbal (X7) Produk (X8)

0,751 0,723

Faktor Lingkungan

1,201 5,459 Lingkungan (X10) 0,830

Faktor Website/ Media Elektronik

1,020 4,636 Website/Media elektronik (X11) 0,793

Variabel pikiran akan menarik minat konsumen pada produk yang

ditawarkan melalui ajakan berpikir secara kreatif melalui iklannya yang

persuasif dan edukatif. Variabel aksi akan menciptakan pengalaman

konsumen yang berkaitan dengan kondisi fisik, pola perilaku panjang dan

gaya hidup sebagai manifestasi dari interaksi dengan orang lain seperti

transisi ke gaya hidup yang lebih sehat dengan mengkonsumsi susu, sama

halnya dengan variabel hubungan yang membantu konsumen mengaitkan

diri dalam suatu kelompok sosial, bahkan dengan kebudayaannya dan

produk tersebut berperan sebagai medianya. Demikian juga dengan

variabel-variabel lainnya yang merefleksikan bahwa produk tersebut

memperlihatkan keunggulan dan karakteristiknya yang kuat, baik secara

kerjasama dengan pihak lain (menjadi sponsor acara), meningkatkan

pelayanan bahkan identitas merek yang dapat menjadikan Ultra Milk

sebagai prioritas dalam pilihan susu dalam kemasan.

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

65

Faktor selanjutnya adalah faktor komunikasi yang merupakan

gabungan dari variabel komunikasi (X6), konsumen ke masyarakat (X13),

ada dimana-mana ke kehadiran (X20), dan komunikasi ke dialog (X21).

Faktor komunikasi cenderung mengutamakan bagaimana cara perusahaan

membangun komunikasi yang baik dengan para konsumennya. Variabel-

variabel di atas berusaha membangun hubungan publik melalui periklanan,

membangun hubungan partnership yang bersifat mutualisme, serta

menciptakan dialog dua arah dan dapat meningkatkan keakraban dengan

konsumennya. Produsen Ultra Milk membangun komunikasi dengan

konsumennya dengan membuka dialog dan sesi tanya jawab melalui

website resminya dan sangat terbuka terhadap segala kritik serta saran dari

para konsumen.

Faktor yang keempat adalah faktor identitas visual/verbal terdiri dari

variabel identitas visual/verbal (X7) dan produk (X8). Kedua variabel

tersebut menonjolkan karakteristik fisik dari produk itu sendiri. Terbukti

dari variabel identitas visual/verbal yang menonjolkan identitas produk

melalui nama, logo, dan lambang. Hal tersebut ditunjang dengan adanya

variabel produk yang mencakup desain Ultra Milk, penampakan fisik Ultra

Milk yang menarik, dan segala macam bentuk yang berkaitan dengan poin

material penjualan.

Faktor lingkungan hanya memiliki satu variabel di dalamnya, yaitu

variabel lingkungan (X10). Variabel ini memiliki nilai loading paling tinggi

diantara variabel-variabel lainnya, yaitu sebesar 0,830. Variabel

lingkungan dalam operasionalisasi variabel dalam pertanyaan membahas

tentang akses konsumen terhadap kemudahan untuk mendapatkan produk

Ultra Milk. Kemudahan dalam memperoleh produk akan berkorelasi

positif dengan peningkatan loyalitas konsumen.

Faktor terakhir yang terbentuk adalah faktor website/media

elektronik yang juga hanya memiliki satu variabel, yaitu variabel

website/media elektronik (X11). Website/media elektronik dapat membantu

promosi produk Ultra Milk, promosi akan lebih efektif dan efisien karena

konsumen cenderung lebih aware terhadap suatu produk melalui iklannya

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

66

melalui media elektronik. Hal tersebut didukung dari persentase sumber

informasi konsumen terhadap Ultra Milk yang didominasi dari iklan yang

terdapat di televisi, yaitu sebesar 46% dari total 100 orang responden.

4.6.2 Normalisasi Analisis Faktor

Hasil dari proses analisis faktor perlu dinormalisasi agar terlihat

dengan jelas faktor-faktor Experiential Marketing dan Emotional

Branding mana saja yang benar-benar berpengaruh pada peningkatan

loyalitas konsumen Ultra Milk di Kota Bogor. Setelah dilakukan proses

normalisasi, dapat diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah

faktor lingkungan, selanjutnya diikuti oleh faktor website/media

elektronik, faktor identitas visual/verbal, faktor komunikasi, faktor indera,

serta faktor hubungan.

Tabel 23 menunjukkan bahwa konsumen cenderung menyetujui

faktor lingkungan sebagai faktor yang paling memiliki pengaruh dalam

peningkatan loyalitas konsumen Ultra Milk di Kota Bogor. Faktor

lingkungan dirasa penting oleh konsumen dikarenakan mayoritas

konsumen mengutamakan kemudahan dalam mendapatkan Ultra Milk di

beberapa tempat penjualan seperti di beberapa supermarket, hypermarket,

minimarket, dan warung-warung yang biasa mereka kunjungi. Hal tersebut

dapat dipahami mengingat tingkat kemudahan konsumen dalam

mengakses Ultra Milk menjadi hal yang penting dalam peningkatan

pembelian Ultra Milk yang berdampak pada peningkatan loyalitas. Selain

itu suasana lingkungan yang nyaman pada saat pembelian Ultra Milk juga

memberikan pengalaman tersendiri bagi para konsumen, terbukti dari hasil

penelitian yang menunjukkan terdapat 81% responden memilih

supermarket sebagai tempat pembelian Ultra Milk. Ketika melakukan

pembelian Ultra Milk di supermarket konsumen akan merasakan

pengalaman yang positif, mulai dari tempatnya yang sejuk dan nyaman,

penataan produk-produk dengan rapi yang memudahkan konsumen

menemukan apa yang mereka cari serta pelayanan yang baik dari para

karyawan/karyawati supermarket. Hal-hal seperti inilah yang membuat

konsumen merasakan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

67

paling berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen dibandingkan

dengan faktor-faktor yang lain.

Tabel 21. Normalisasi faktor-faktor No.

Faktor

Variabel

Penciri

Nilai

Loading

Normalisasi

per faktor

Normalisasi

dengan seluruh

faktor

1 Indera Indera 0.74 0.719 0.012

Perasaan 0.701 0.17 0.011

Produk ke

Pengalaman 0.712 0.172 0.011

Kualitas ke

Pilihan 0.593 0.144 0.009

Kemasyuran

ke Aspirasi 0.647 0.157 0.01

Fungsi ke Perasaan 0.725 0.176 0.012

2 Hubungan Pikiran 0.645 0.135 0.009

Aksi 0.583 0.122 0.008

Hubungan 0.73 0.153 0.01

Co-branding 0.508 0.107 0.007

Orang 0.532 0.112 0.007

Kejujuran ke

Kepercayaan 0.625 0.131 0.009

Identitas ke

Kepribadian 0.503 0.106 0.007

Pelayanan ke

Hubungan 0.617 0.13 0.009

3 Komunikasi Komunikasi 0.725 0.291 0.02

Konsumen ke

Masyarakat 0.6 0.241 0.016

Ada dimana-

mana ke

Kehadiran 0.698 0.281 0.019

Komunikasi

ke dialog 0.46 0.185 0.012

4

Identitas

Virtual/Verbal

Identitas

Visual/Verbal 0.751 0.509 0.035

Produk 0.723 0.49 0.033

5 Lingkungan Lingkungan 0.83 1 0.057

6

Website/Media

Elektronik

Website/Media

Elektronik 0.793 1 0.054

Berbeda dengan faktor lingkungan yang menjadi pertimbangan

cukup penting bagi konsumen Ultra Milk, tidak demikian halnya dengan

faktor hubungan. Faktor hubungan dianggap kurang berpengaruh terhadap

peningkatan loyalitas Ultra Milk dibandingkan dengan faktor-faktor

lainnya. Hal tersebut dapat disebabkan konsumen tidak terlalu ambil

pusing terhadap pertimbangan-pertimbangan yang terlalu detail seperti

ajakan berfikir kreatif (think), pengembangan suatu pengalaman dalam

menikmati produk yang menghubungkan seorang konsumen dengan

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

68

konteks sosial-budayanya (relate) serta beberapa variabel lainnya yang

terdapat pada faktor hubungan seperti act, co-branding, orang, kejujuran

ke kepercayaan, identitas ke kepribadian maupun pelayanan ke hubungan.

4.7. Hasil Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Analisis Tabulasi Silang (crosstab) pada penelitian ini menggunakan

uji chi square. Hasil dari uji chi square digunakan untuk menguji

keselarasan dan memeriksa bagaimana hubungan dari suatu data. Dasar

pengambilan yang digunakan adalah terima Ho jika probabilitas > 0.05 yang

artinya tidak terdapat hubungan dan tolak Ho jika probabilitas < 0.05 yang

artinya terdapat hubungan antara data yang diuji. Hasil proses analisis

tabulasi silang (crosstab) menunjukkan bahwa variabel yang memiliki

keterkaitan secara deskriptif adalah variabel jenis kelamin dengan sense,

variabel pendidikan dengan sense, variabel pendidikan dengan feel, variabel

status pernikahan dengan relate, variabel pendapatan dengan relate, variabel

pendidikan dengan identitas, variabel usia dengan orang, variabel

pendidikan dengan orang, variabel usia dengan konsumen ke masyarakat,

variabel usia dengan komunikasi ke dialog, variabel usia dengan pelayanan

ke hubungan.

4.7.1 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin dengan komponen

Experiential Marketing dan Emotional Branding

Menurut hasil uji chi square dapat diketahui bahwa karakteristik

jenis kelamin dan komponen Experiential Marketing dan Emotional

Branding (sense) memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal ini dibuktikan

dengan nilai chi square sebesar 0.024, nilai tersebut kurang dari 0.05

sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel.

Keterkaitan antara karakteristik jenis kelamin dengan sense menunjukkan

bahwa adanya perbedaan jenis kelamin dapat menimbulkan perbedaan

preferensi dalam pembelian Ultra Milk, baik dari jenis varian rasa maupun

ukuran. Hal ini dapat disebabkan pertimbangan-pertimbangan konsumen

yang relatif berbeda dalam pembelian Ultra Milk. Konsumen pria

memiliki kecenderungan lebih konservatif dalam pemilihan varian rasa

Ultra Milk dibandingkan dengan konsumen wanita.

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

69

4.7.2 Karakteristik berdasarkan Usia dengan komponen Experiential

Marketing dan Emotional Branding

Berdasarkan Lampiran 4, karakteristik berdasarkan usia memiliki

hubungan terhadap beberapa komponen Experiential Marketing dan

Emotional Branding, diantaranya adalah hubungan karakteristik usia

dengan orang, konsumen ke masyarakat, komunikasi ke dialog serta

pelayanan ke hubungan. Nilai hasil dari uji chi square yang diperoleh oleh

masing-masing hubungan antar komponen di atas adalah

0.045;0.019;0.030 dan 0.036. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

4.

4.7.3 Karakteristik berdasarkan Pendapatan dengan komponen

Experiential Marketing dan Emotional Branding

Sama halnya dengan beberapa karakteristik sebelumnya,

karakteristik berdasarkan pendapatan juga memilki hubungan dengan

salahsatu komponen Experiential Marketing dan Emotional Branding,

yaitu relate. Terdapat sebanyak 48 orang konsumen Ultra Milk yang

setuju dengan adanya hubungan antara pendapatan dan relate sebagai

usaha dalam meningkatkan loyalitas konsumen.

4.7.4 Karakteristik berdasarkan Pengeluaran dengan komponen

Experiential Marketing dan Emotional Branding

Setelah dilakukan uji tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan

uji chi square, dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara

karakteristik berdasarkan pengeluaran dengan komponen Experiential

Marketing dan Emotional Branding. Tidak terdapatnya hubungan antar

variabel disebabkan oleh hasil nilai uji chi square yang lebih besar dari

0.05. Karakteristik pengeluaran yang tidak memiliki kontribusi terhadap

peningkatan loyalitas konsumen dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.7.5 Karakteristik berdasarkan Pekerjaan dengan komponen Experiential

Marketing dan Emotional Branding

Hasil proses analisis tabulasi silang (crosstab) dengan instrumen uji

chi square menunjukkan tidak terdapat keterkaitan antara karakteristik

pekerjaan dengan komponen Experiential Marketing dan Emotional

Branding. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi square karakteristik

pekerjaan lebih besar dari 0.05 yang dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

70

Ketidakterkaitan antara karakteristik pekerjaan dengan komponen

Experiential Marketing dan Emotional Branding merefleksikan bahwa

kedua komponen tersebut tidak saling berkontribusi satu sama lain dalam

peningkatan loyalitas konsumen Ultra Milk.

4.7.6 Karakteristik berdasarkan Pendidikan dengan komponen

Experiential Marketing dan Emotional Branding

Karakteristik pendidikan memiliki hubungan denganbeberapa

komponen Experiential Marketing dan Emotional Branding, diantaranya

adalah hubungan karakteristik pendidikan dengan sense, feel, identitas

visual/verbal maupun orang. Keterkaitan variabel pendidikan dengan feel

dapat disebabkan tingkat pendidikan seorang konsumen Ultra Milk cukup

membantu konsumen tersebut dalam memahami iklan, desain maupun

kemasan Ultra Milk sebagai brand yang mereka minati dalam kategori

susu UHT. Hubungan antara karakteristik pendidikan dan identitas

visual/verbal dapat disebabkan karena tingkat pendidikan membantu

konsumen Ultra Milk dalam mencerna logo, brand maupun bentuk

kemasan yang melekat pada Ultra Milk itu sendiri. Konsumen akan

menentukan apakah logo, brand maupun kemasan Ultra Milk sudah

menarik atau kurang menarik bagi mereka. Hasil Uji chi square dapat

dilihat pada Lampiran 4.

4.8. Tingkat Loyalitas Konsumen

Hasil penelitian pada 100 orang responden memperlihatkan bahwa

terdapat tiga tipe tingkatan loyalitas konsumen pada konsumen Ultra Milk di

wilayah Bogor. Tiga tipe tingkatan loyalitas konsumen tersebut meliputi

repeat customer, client dan advocate. Pengelompokan loyalitas konsumen

menurut tipe diatas didasarkan oleh alasan bahwa seluruh konsumen sudah

dipastikan merupakan first time customer, yang diketahui dari pengisian

screening di awal pengisian kuesioner.

Berdasarkan hasil identifikasi tipe tingkatan loyalitas konsumen,

diperoleh jumlah dan persentase konsumen masing-masing tipe tingkatan

loyalitas seperti yang dapat dilihat pada Tabel 22.

Page 32: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

71

Tabel 22. Jumlah Konsumen dari Masing-masing Tipe Loyalitas Konsumen

Ultra Milk di wilayah Bogor Tipe Loyalitas Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%)

Repeat Customer 23 23

Client 36 36

Advocate 41 41

Jumlah 100 100

Tabel di atas menggambarkan tipe loyalitas konsumen dari konsumen

Ultra Milk yang diperoleh dari konsumen di enam Kecamatan Kota Bogor

tergolong sangat loyal. Tipe loyalitas konsumen advocate yang persentasenya

mengungguli tipe loyalitas lainnya (41%) membuktikan bahwa konsumen

sudah sampai pada tahap merekomendasikan Ultra Milk kepada orang-orang

disekitarnya disamping tetap mengkonsumsi Ultra Milk secara teratur.

Perusahaan harus terus meningkatkan jumlah konsumen yang tergolong ke

dalam tipe advocate untuk meningkatkan jumlah konsumen setianya. Selain

itu persentase client sebagai konsumen yang melakukan pembelian secara

teratur juga memiliki persentase yang cukup besar, yaitu sebesar 36 %.

Perusahaan juga harus berusaha keras untuk mengubah tipe loyalitas

konsumen dari tipe repeat customers dan client menjadi advocate demi

memaksimalkan profit perusahaan.

4.9. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang dapat diterapkan untuk peningkatan

loyalitas konsumen Ultra Milk merupakan aplikasi dari faktor-faktor

komponen Experiential Marketing dan Emotional Branding yang dianggap

konsumen berpengaruh terhadap peningkatan pembelian dan tingkat

loyalitas konsumen Ultra Milk. Setelah melalui proses Analisis faktor dan

normalisasi, diketahui bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas konsumen. Oleh karena

itu untuk membangun Experiential Marketing dan Emotional Branding serta

loyalitas konsumen, maka sebaiknya dilakukan beberapa implementasi dari

faktor-faktor yang berpengaruh yang dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Page 33: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

72

Tabel 23. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian sebagai

implementasi dari Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

peningkatan Loyalitas Konsumen Ultra Milk No. Nama Faktor Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian

1. Lingkungan 1. PT Ultrajaya sebaiknya

terus meningkatkan

pasokan-pasokan Ultra

Milk pada supermarket

dan minimarket yang

terdapat di pusat-pusat

perbelanjaan dan di

sekitar perumahan

penduduk, karena pada

titik-titik tersebut

terdapat konsumen

potensial dalam jumlah

yang cukup banyak.

2. Kepedulian terhadap

masyarakat juga harus

ditingkatkan, baik

kepada masyarakat di

sekitar lingkungan

pabrik maupun

masyarakat Indonesia

pada umumnya.

1. Memasarkan Ultra Milk

dengan penekanan

memberikan

pengalaman emosional

yang positif bagi para

konsumen pada

lingkungan tempat para

konsumen melakukan

pembelian.

2. Mengadakan kegiatan

charity dan

menyalurkan bantuan

untuk korban-korban

bencana alam

khususnya di wilayah

Indonesia.

1. Memantau tingkat penjualan

di setiap wilayah-wilayah

pemasaran Ultra Milk.

2. Memantau jalannya

penyaluran bantuan untuk

para penerima bantuan.

2. Website/Med

ia Elektronik

1. PT Ultrajaya

meningkatkan promosi

Ultra Milk melalui

website dan media

elektronik untuk

meningkatkan

penjualannya.

2. PT Ultrajaya juga

harus terus meng-

update informasi

mengenai inovasi dan

varian-varian terbaru

dari Ultra Milk serta

informasi yang bersifat

informatif dan

persuasif seperti

manfaat serta ajakan

untuk meminum susu

UHT kepada

masyarakat.

1. Penayangan iklan Ultra

Milk di media

elektronik dan tampilan

serta konten website PT

Ultrajaya yang menarik

dan informatif sebagai

usaha agar para

konsumen lebih tertarik

untuk mengonsumsi

Ultra Milk.

2. Meng-update informasi

tentang kandungan-

kandungan vitamin dan

protein yang terdapat

pada Ultra Milk.

1. Memantau tingkat penjualan

Ultra Milk pasca

penayangan iklan pada

media elektronik dan

website.

2. Melakukan sosialisasi

secara kontinyu mengenai

pentingnya kandungan-

kandungan vitamin dan

protein yang terdapat pada

Ultra Milk.

3.

Identitas visual/verbal

1. Meningkatkan serta

menjaga kualitas susu

dan memperkaya

kandungan susu

dengan zat-zat yang

bermanfaat bagi tubuh

manusia pada Ultra

Milk.

2.Terus membuat inovasi

dan membuat kemasan

Ultra Milk menjadi

lebih menarik sehingga

dapat meningkatkan

loyalitas konsumen.

1.Menggunakan teknologi

termutakhir dalam

pengelolaan susu guna

menjaga agar kualitas

susu tetap baik.

2. Mengemas Ultra Milk

dalam kemasan yang

praktis, ekonomis dan

ramah lingkungan

namun tetap menarik

dilihat.

1. Mengontrol peternakan

selaku pemasok susu dan

terus memantau pengelolaan

susu hingga Ultra Milk

dipasarkan.

2. Mengelola limbah pabrik

dengan sesuai prosedur yang

benar.

4. Komunikasi 1. Meningkatkan

komunikasi dua arah

antara PT Ultrajaya

selaku produsen

dengan para

1. Membuka dialog dengan

para konsumen dengan

cara terbuka terhadap

segala kritik dan saran

dari konsumen.

1. Mengoptimalisasikan media-

media yang berguna sebagai

sarana komunikasi dengan

para konsumen, seperti

website.

Page 34: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Unilever, dan lain-lain ... memperhatikan kualitas serta rantai pasok yang mempengaruhi kuantitas ... Menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan

73

konsumennya.

2. Berpromosi sebagai

upaya meningkatkan

jumlah konsumen baru

dan mempertahankan

konsumen lama harus

terus gencar dilakukan.

2. Melakukan promosi

Ultra Milk lebih gencar

pada berbagai media

cetak dan media

elektronik.

2. Mengoptimalisasikan

berpromosi melalui media

cetak dan media elektronik

seefektif dan seefisien

mungkin.

5. Indera 1. Memanjakan lidah

konsumen dengan

menambah varian rasa

pada Ultra Milk.

2.Memberikan nilai

tambah pada Ultra

Milk sehingga citra

positif terhadap Ultra

Milk akan terpelihara

dalam ingatan

konsumen yang paling

dalam.

1. Menambah varian rasa

baru Ultra Milk sesuai

dengan selera dan

keinginan konsumen.

2.Memberikan

bonus/hadiah kepada

konsumen apabila telah

membeli Ultra Milk dalam jumlah tertentu.

1. Menampung aspirasi

konsumen berupa kritik dan

saran mengenai cita rasa

Ultra Milk.

2. Memantau tingkat penjualan

Ultra Milk pasca pemberian

bonus/hadiah apabila

konsumen telah melakukan

pembelian dalam jumlah

tertentu.

6. Hubungan 1. Menciptakan

pengalaman bagi

konsumen yang

berkaitan dengan pola

perilaku dan gaya

hidup yang positif

sebagai manifestasi

hasil interaksi di

masyarakat.

2. Meningkatkan

pelayanan yang baik

dan perhatian khusus

bagi para konsumen

agar dapat membina

hubungan yang

langgeng dengan

konsumen.

1. Melakukan kerjasama

dengan pemerintah

dalam rangka

menggalakkan program

minum susu sebagai

gaya hidup yang sehat

bagi masyarakat.

2. Mengoptimalkan kinerja

seluruh

karyawan/karyawati

Ultra Milk, khususnya

customer service Ultra

Milk agar memberikan

pelayanan yang prima

dan mampu menanggapi

keluh kesah konsumen

dengan baik.

1. Memantau kontinuitas

pelaksanaan program minum

susu sebagai rerfleksi gaya

hidup sehat masyarakat.

2. Menetapkan standar

penilaian kinerja yang baik

bagi seluruh

karyawan/karyawati Ultra

Milk.

Lanjutan Tabel 26.