iv hasil dan pembahasan 4.1 kondisi umum skdg piala...

21
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 Seni Ketangkasan Domba Garut Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 (SKDG Unpad) dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 28-29 Oktober 2017 yang bertempat di Pamidangan Kiara Payung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. SKDG Unpad merupakan acara tahunan bagi Universitas Padjadjaran yang bekerjasama dengan HPDKI dan menjadi wadah bagi Peternak Jawa Barat untuk menampilkan Domba Garut jantan tipe tangkas yang dimilikinya. Domba yang menjadi peserta SKDG Unpad adalah Domba Garut dengan ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Hal ini sesuai dengan Heriyadi (2011) dan SK Kementan (2011) bahwa Domba Garut adalah domba asli dari Jawa Barat yang memiliki ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Domba Garut yang menjadi peserta juga merupakan Domba Garut tipe tangkas, menurut Heriyadi (2011), Domba Garut terbagi dalam dua tipe yaitu Domba Garut tipe pedaging dan Domba Garut sebagai ternak kesenangan atau hobi (dikenal dengan Domba Garut Tipe Tangkas atau Domba Aben). Tujuan dilaksanakannya SKDG Unpad adalah untuk melestarikan budaya Jawa Barat dan memperkenalkan seluruh tata cara penyelanggaraan SKDG dengan benar. Hal ini diperkuat oleh Nurmeidiansyah, dkk (2012) yang menyatakan bahwa tujuan kegiatan SKDG adalah untuk sosialisasi agar masyarakat luas mengetahui

Upload: vudung

Post on 25-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum SKDG Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran 2017

Seni Ketangkasan Domba Garut Piala Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran 2017 (SKDG Unpad) dilaksanakan pada Sabtu dan

Minggu, 28-29 Oktober 2017 yang bertempat di Pamidangan Kiara Payung,

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. SKDG Unpad merupakan acara tahunan bagi

Universitas Padjadjaran yang bekerjasama dengan HPDKI dan menjadi wadah bagi

Peternak Jawa Barat untuk menampilkan Domba Garut jantan tipe tangkas yang

dimilikinya.

Domba yang menjadi peserta SKDG Unpad adalah Domba Garut dengan

ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor

ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Hal ini sesuai dengan Heriyadi (2011) dan

SK Kementan (2011) bahwa Domba Garut adalah domba asli dari Jawa Barat yang

memiliki ciri khas kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor

ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit. Domba Garut yang menjadi peserta juga

merupakan Domba Garut tipe tangkas, menurut Heriyadi (2011), Domba Garut

terbagi dalam dua tipe yaitu Domba Garut tipe pedaging dan Domba Garut sebagai

ternak kesenangan atau hobi (dikenal dengan Domba Garut Tipe Tangkas atau

Domba Aben).

Tujuan dilaksanakannya SKDG Unpad adalah untuk melestarikan budaya

Jawa Barat dan memperkenalkan seluruh tata cara penyelanggaraan SKDG dengan

benar. Hal ini diperkuat oleh Nurmeidiansyah, dkk (2012) yang menyatakan bahwa

tujuan kegiatan SKDG adalah untuk sosialisasi agar masyarakat luas mengetahui

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

19

tentang peraturan dan tata cara penyelenggaraan SKDG yang benar, sehingga

penilaian negatif tentang SKDG sedikit demi sedikit dihilangkan. Tujuan lainnya

adalah sebagai ajang silaturahmi antar peternak Domba Garut dan pelestari budaya

Jawa Barat.

Persiapan kegiatan SKDG Unpad di pamidangan dimulai sejak empat hari

sebelum pelaksanaannya. Hal yang dipersiapkan di antaranya adalah pemasangan

tenda untuk domba peserta SKDG, pemasangan tenda untuk perangkat

pertandingan, pemasangan kayu untuk menambatkan domba, instalasi air dan

listrik, serta instalasi alat musik nayaga.

Acara SKDG hari pertama dimulai Pukul 03.00 WIB ketika peserta SKDG

Unpad mulai berdatangan membawa dombanya masing-masing yang dibawa

dengan menggunakan mobil terbuka dan didampingi oleh pemilik, bobotoh, dan

pendukungnya. Satu persatu domba diturunkan dari mobil lalu dilakukan

penimbangan domba. Domba dibawa oleh pemiliknya setelah melakukan

penimbangan, kemudian ditambatkan di tempat yang telah disediakan oleh panitia.

Penimbangan ini dilakukan mulai Pukul 03.00 WIB sampai dengan Pukul 08.00

WIB, karena acara SKDG akan dimulai pada Pukul 08.15 WIB.

Pertandingan SKDG yang dilaksanakan pada hari pertama

mempertandingkan domba Kelas B dan C. Pendaftaran pertandingan dimulai Pukul

05.30 WIB, setelah peserta menemukan lawan tanding yang sepadan dengan domba

yang dimilikinya sesuai dengan bobot badan. Biaya pendaftaran untuk satu

pertandingan adalah sebesar Rp. 400.000,00 yang biayanya ditanggung oleh

pemilik dua ekor domba (sepasang domba) yang akan ditandingkan, atau dengan

kata lain bahwa biaya pendaftaran untuk satu ekor domba adalah Rp. 200.000,00.

Proses pendaftaran ini bersamaan dengan proses perekapan data peserta SKDG

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

20

Unpad terkait dengan pembuatan daftar pertandingan sesuai nomor tanding serta

pembuatan form penilaian juri.

Hasil rekap data dari pendaftaran menunjukkan bahwa peserta SKDG pada

hari pertama, yaitu sebanyak 314 ekor atau 157 pasang domba. Pertandingan SKDG

Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit dan tiga orang

juri yang bertugas di dalam pekalangan. Pertandingan berlangsung seru karena

antusiasnya para pendukung yang turut meramaikan jalannya pertandingan SKDG

Unpad. Hal yang sangat disayangkan adalah terkadang pendukung kurang tertib

dalam meramaikan pertandingan SKDG sehingga dapat menghambat jalannya

pertandingan.

Cuaca ketika berlangsungnya SKDG cukup berawan dan tidak tampak

cahaya matahari yang menyinari pamidangan. Pukul 11.00 WIB hingga pukul

11.45 WIB terjadi hujan ringan, namun tidak mengganggu jalannya pertandingan

SKDG. Hujan yang cukup lebat terjadi pada sore hari sekitar Pukul 16.00 WIB,

sehingga mengganggu jalannya pertandingan SKDG. Peternak lebih berhati-hati

karena arena pekalangan yang basah dan licin dapat menyebabkan domba cedera.

Banyak peternak memilih menandingkan domba miliknya hanya dalam beberapa

tumbukan saja, walaupun kondisi domba masih mampu melanjutkan pertandingan

SKDG, karena peternak khawatir dengan kondisi lapangan yang bila dombanya

dipaksakan dapat membuat dombanya cedera.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nurmeidiansyah, dkk (2012) bahwa hal

yang harus dimiliki oleh peternak domba tangkas adalah nilai jiwa seni dan

hubungan emosional dengan domba tangkas yang dimilikinya. Peternak selalu

memperlakukan domba tangkas yang dimilikinya dengan istimewa agar dapat

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

21

tampil sesuai dengan yang diinginkan, sehingga peternak tidak mau domba

miliknya mengalami cedera.

Hal yang menjadi catatan khusus pada hari pertama penyelenggaraan acara

SKDG adalah adanya peserta yang tidak dapat menangkaskan dombanya sebanyak

36 ekor atau 18 pasang domba terkait dengan keterbatasan waktu yang sudah

menjelang malam hari sehingga kondisi lapangan sudah mulai gelap. Acara pada

hari pertama selesai pada Pukul 17.00 WIB, yang ditutup dengan agenda

pengembalian biaya pendaftaran kepada peternak yang tidak dapat menangkaskan

dombanya.

Kelas yang dipertandingkan pada hari kedua yaitu Kelas A dan B. Cuaca

pada hari kedua lebih cerah dibandingkan hari pertama dan tidak turun hujan,

sehingga pertandingan SKDG berjalan lancar tanpa hambatan cuaca. Kegiatan yang

dilakukan pada SKDG Unpad hari kedua serupa dengan hari pertama, namun

peserta yang sangat banyak membuat panitia melakukan antisipasi agar kejadian di

hari pertama tidak terjadi lagi, dengan membatasi jumlah peserta sebanyak 300 ekor

atau 150 pasang domba.

Kondisi yang sama terjadi pada hari kedua, meskipun telah dilakukan

pembatasan peserta, beberapa peserta tetap tidak dapat menangkaskan dombanya

terkait dengan waktu yang sudah lewat dari batas waktu yang ditentukan. Jumlah

domba yang tidak tertandingkan pada hari kedua justru semakin banyak yaitu

sejumlah 52 ekor atau 26 pasang domba karena waktu penyelenggaraan

pertandingan SKDG lebih singkat yaitu selesai Pukul 16.00 WIB yang dilanjutkan

dengan pembagian hadiah kepada para pemenang dengan tujuan seluruh rangkaian

kegiatan dapat selesai sebelum hari mulai gelap.

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

22

Kekecewaan terlihat jelas ketika ada seorang peternak yang terlihat cukup

emosi karena kecewa tidak dapat menangkaskan dombanya di pekalangan. Bentuk

tanggung jawab panitia akan hal ini adalah dengan melakukan pengembalian uang

pendaftaran peserta yang tidak dapat menangkaskan dombanya, namun

kekecewaan peternak tetap terlihat. Tidak adanya standar waktu yang dibutuhkan

dalam satu pertandingan SKDG mengakibatkan prediksi waktu total yang

dibutuhkan tidak dapat dihitung dengan baik sehingga pihak panitia tidak dapat

mengantisipasi hal ini yang membuat peternak kecewa.

Pertandingan SKDG selesai Pukul 16.00 WIB, kemudian dilanjut dengan

pembagian hadiah bagi para pemenang juara 1 sampai 6 tiap kelas, dan favorit

tempur 1 sampai 3 pada tiap kelas, serta the best tiap kelas dan the best favorit

tempur. Acara pada hari kedua selesai pada Pukul 17.15 WIB.

4.2 Waktu Tanding SKDG Piala Dekan Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran 2017

4.2.1 Waktu Persiapan Tanding

Waktu persiapan tanding adalah bagian awal dari waktu tanding yang

dimulai ketika domba masuk ke pekalangan sampai wasit meniupkan peluit tanda

dimulainya pertandingan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan persiapan tanding

di antaranya adalah membuka aksesoris yang terpasang (gongseng) pada tubuh

domba yang akan ditangkaskan, dan memposisikan domba agar saling berhadapan

dan siap untuk ditangkaskan.

Faktor yang dapat mempengaruhi waktu persiapan tanding pada SKDG di

antaranya adalah kecekatan bobotoh dalam melepaskan aksesoris domba dan

mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk ditangkaskan, kondisi tenang

atau tidak tenangnya domba, serta jarak tempat menambatkan domba sebelum

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

23

pemanggilan untuk bertanding. Hasil perhitungan waktu persiapan tanding dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Waktu Persiapan Tanding pada SKDG

Nilai Kelas

A B C

..........................................detik...........................................

Rata-Rata 36,65ns 36,49ns 35,19 ns

Standar Deviasi 9,45 10,17 8,48

KV (%) 25,79 27,86 24,10

Maximum 64 75 70

Minimum 22 22 19

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata

Semakin cepat bobotoh melepaskan aksesoris domba yang terpasang, maka

domba akan semakin cepat untuk disiapkan untuk bertanding. Bobotoh harus

mempunyai keterampilan dalam melepas aksesoris domba dan memposisikan

domba agar saling berhadapan dengan lawannya sehingga siap untuk ditandingkan.

Keterampilan bobotoh dalam mendukung suatu pertandingan sangat penting,

karena apabila domba tidak tertangani dengan baik oleh bobotoh, maka persiapan

tanding pun akan semakin lama.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah posisi domba ketika dipanggil untuk

bertanding. Domba harus dibawa menuju depan pintu pekalangan jika sudah ada

pemanggilan dari pihak panitia, sehingga ketika pertandingan sebelumnya selesai,

domba dapat langsung memasuki arena pekalangan. Koefisien variasi menjadi

tinggi, karena kecekatan bobotoh serta jarak penambatan domba sangat beragam

sehingga perlu diadakan himbauan sebelum rangkaian acara SKDG dimulai agar

peternak menyiapkan dombanya di depan pintu masuk pekalangan satu nomor

sebelum giliran bertanding. Apabila hal yang telah diuraikan tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik oleh bobotoh, maka waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan persiapan tanding menjadi efektif dan efisien.

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

24

Gambar 1. Pembukaan Aksesoris Domba (Sumber : Liputan6.com)

Cuaca hujan dapat mempengaruhi perjalanan domba dari tempat domba

menunggu pemanggilan sampai di depan pekalangan. Peternak akan lebih berhati-

hati membawa dombanya karena licin, sehingga resiko cedera domba pun akan

lebih tinggi karena jalur yang licin dapat menyebabkan domba terjatuh atau

mengalami cedera lainnya. Waktu persiapan tanding pun akan semakin lama jika

domba terpeleset atau mengalami cedera.

Tabel 3. Uji Duncan Waktu Persiapan Tanding pada SKDG

Kelas Rataan Signifikansi

.........detik........

A 36,65 a

B 36,49 a

C 35,19 a

Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu persiapan tanding pada

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

25

tiap kelasnya. Waktu persiapan tanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 memiliki rata-rata sebagai berikut: Kelas

C 35,19 detik, kemudian Kelas B 36,49 detik, dan Kelas A 36,65 detik. Adanya

perbedaan waktu ini dikarenakan faktor yang dapat mempengaruhi waktu persiapan

tanding pada tiap kelas yang telah diuraikan sebelumnya, tidak dapat ditentukan

secara pasti, karena bergantung atas kondisi serta teknis pelaksanaan persiapan

pertandingan di setiap pamidangan.

4.2.2 Waktu Pelaksanaan Tanding

Waktu pelaksanaan tanding adalah bagian inti dari waktu tanding, yang

dimulai ketika wasit meniupkan peluit tanda dimulainya pertandingan sampai wasit

meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan. Kegiatan yang dilakukan dalam

tahapan ini adalah pertandingan SKDG. Hasil perhitungan waktu pelaksanaan

tanding dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Tanding pada SKDG

Nilai Kelas

A B C

..........................................detik...........................................

Rata-Rata 145,08ns 156,98 ns 154,25 ns

Standar Deviasi 74,12 59,87 62,72

KV (%) 51,09 38,74 40,49

Maximum 309 306 375

Minimum 25 36 27

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata

Faktor yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan tanding di antaranya

adalah jarak pengambilan ancang-ancang Domba Garut ketika ditangkaskan,

jumlah tumbukan (pukulan), dan jumlah pemeliharaan (pemijatan) dalam suatu

pertandingan. Pengambilan ancang-ancang yang dilakukan oleh domba

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

26

mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pertandingan.

Semakin jauh jarak pengambilan ancang-ancang domba semakin lama pula waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pertandingan. Ancang-ancang domba

juga dapat mempengaruhi kualitas tumbukan (pukulan) yang terjadi dalam suatu

pertandingan SKDG. Informasi mengenai banyaknya tumbukan SKDG tiap kelas

disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Jumlah Tumbukan pada SKDG Tiap Kelas

Nilai Kelas

A B C

Rata-Rata 14,46 16,32 16,61

Standar Deviasi 6,24 5,25 5,41

KV (%) 43,13 32,20 32,57

Maximum 20 20 20

Minimum 2 0 0

Tumbukan terjadi setelah domba berlari dari ancang-ancang yang

dilakukannya. Jumlah tumbukan maksimal adalah 20 tumbukan, namun tidak

sedikit pemilik yang menangkaskan dombanya kurang dari 20 tumbukan dengan

pertimbangan wasit sesuai dengan kondisi domba saat ditangkaskan. Informasi

yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tumbukan dari

yang terbanyak sampai yang paling sedikit berturut-turut adalah Kelas C 16,61

tumbukan, Kelas B 16,32 tumbukan, dan Kelas C 14,46 tumbukan.

Keras atau tidaknya tumbukan dipengaruhi oleh ancang-ancang domba

ketika ditangkaskan. Semakin jauh ancang-ancang domba, maka semakin besar

kemungkinan domba menghasilkan tumbukan yang keras, sehingga dapat

meningkatkan resiko cedera domba akibat tumbukan yang keras. Hal ini akan

meningkatkan kemungkinan untuk melakukan pemijatan lebih dari satu kali

pemijatan.

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

27

Gambar 2. Pengambilan Ancang-ancang Domba Ketika Ditangkaskan

(Sumber : Liputan6.com)

Aturan pertandingan SKDG nomor delapan yang dibakukan oleh HPDKI

menjelaskan bahwa pemeliharaan (pemijatan) domba ketika ditangkaskan

dilakukan satu kali pada tumbukan ke 15, kecuali jika wasit menentukan dapat

dilakukan sebelum atau sesudah tumbukan ke 15. Pengamatan di lapangan sesuai

dengan aturan tersebut. Kelas B dari total 90 pasang (90 pertandingan), 73

pertandingan dilakukan satu kali pemijatan, sedangkan 17 pertandingan dilakukan

lebih dari satu kali pemijatan. Kelas C dari total 134 pasang (134 pertandingan),

120 pertandingan dilakukan satu kali pemijatan, sedangkan 14 pertandingan

dilakukan lebih dari satu kali pemijatan. Hal yang sangat jauh berbeda terjadi pada

Kelas A yang hanya memiliki empat pertandingan dengan pemijatan lebih dari satu

kali dari total 37 pertandingan. Pemijatan ini membutuhkan waktu yang cukup

lama, sehingga dapat menambah waktu yang dibutuhkan untuk satu pertandingan

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

28

SKDG. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa semakin banyak tumbukan maka

semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu

pelaksanaan tanding SKDG, karena pada Kelas B jumlah pertandingan dengan

pemijatan lebih dari satu kali lebih banyak dibandingkan Kelas C dan A.

Gambar 3. Tumbukan Saat Pelaksanaan Tanding (Sumber : Dokumentasi

Pribadi)

Pertandingan Kelas A memiliki waktu pelaksanaan tanding yang lebih

cepat, karena jumlah tumbukan yang terjadi lebih sedikit dan lebih pelan. Hal ini

dikarenakan jarak ancang-ancang domba Kelas A lebih pendek jika dibandingkan

Kelas B dan C, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan yang keras akan

semakin kecil, bahkan cenderung akan menghasilkan tumbukan yang tidak keras.

Tumbukan yang tidak keras dapat memperkecil kemungkinan terjadinya pemijatan

domba lebih dari satu kali, karena resiko cedera pada domba akan semakin kecil

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

29

pula. Tumbukan keras pada kelas B dan C menyebabkan resiko cedera pada domba

menjadi lebih tinggi, sehingga kemungkinan terjadinya pemijatan lebih dari satu

kali pun lebih tinggi pula. Hal tersebut dapat menyebabkan waktu pelaksanaan

tanding SKDG menjadi semakin lama, sehingga waktu tanding SKDG pada Piala

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2017 pada Kelas B dan C lebih

lama dibandingkan Kelas A.

Gambar 4. Pemijatan Domba (Sumber : Liputan6.com)

Waktu pelaksanaan tanding yang lebih lama pada Kelas B dan C

menandakan bahwa jual beli serangan lebih banyak terjadi pada kedua kelas

tersebut, sehingga kualitas pertandingannya lebih baik dibandingkan Kelas A. Jual

beli serangan adalah kondisi ketika domba memiliki kekuatan sepadan antara

domba yang satu dengan yang lain, baik saat melancarkan serangan (menumbuk)

maupun saat bertahan (ditumbuk), sehingga pertandingan menarik dan berkualitas.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, semakin baik kualitas pertandingan maka

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

30

semakin banyak jumlah tumbukan dan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan satu pertandingan SKDG.

Faktor yang telah diuraikan tersebut merupakan faktor utama yang

mempengaruhi waktu pelaksanaan tanding SKDG. Ketiga faktor tersebut memiliki

keterkaitan yang erat, sehingga faktor yang mempengaruhi lamanya pelaksanaan

tanding tidak dapat dilihat dari salah satu faktor saja, melainkan harus dilihat secara

keseluruhan sesuai dengan keterkaitannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah

adanya beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi waktu

pelaksanaan tanding tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan selain faktor-faktor tersebut adalah kondisi

lingkungan ketika domba ditangkaskan. Cuaca hujan dapat mempengaruhi terhadap

waktu pelaksanaan tanding SKDG. Apabila cuaca hujan, pekalangan menjadi basah

dan licin, sehingga pergerakan domba pun tidak akan sebaik dengan kondisi

pekalangan yang kering, sehingga waktu pun akan cenderung lebih lama karena

resiko domba terpeleset lebih besar dan domba akan mengulang kembali ancang-

ancangnya jika terpeleset.

Tabel 6. Uji Duncan Waktu Pelaksanaan Tanding pada SKDG

Kelas Rataan Signifikansi

.........detik........

A 145,08 a

B 156,98 a

C 154,25 a

Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu pelaksanaan tanding pada

tiap kelasnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya di antaranya jumlah tumbukan, ancang-ancang domba, dan

pemijatan. Jika dilihat dari rata-ratanya, dapat diurutkan dari yang tercepat bahwa

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

31

waktu pelaksanaan tanding SKDG pada Piala Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran adalah Kelas A 145,08 detik, Kelas C 154,25 detik, dan

Kelas B 156,98 detik.

4.2.3 Waktu Pascatanding

Waktu pascatanding adalah bagian akhir atau penutup dari waktu

pertandingan, yang dimulai ketika wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya

pertandingan sampai domba keluar dari pekalangan. Kegiatan yang dilakukan pada

pascatanding di antaranya adalah memasang aksesoris domba setelah selesai

ditangkaskan, dan melakukan pemijatan atau pengurutan pada domba yang

mengalami cedera berat sehingga memaksa wasit untuk menghentikan jalannya

pertandingan. Hasil perhitungan waktu pascatanding pada SKDG dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Waktu Pascatanding pada SKDG

Nilai Kelas

A B C

..........................................detik...........................................

Rata-Rata 37,03 ns 37,58 ns 37,22 ns

Standar Deviasi 7,03 6,46 7,66

KV (%) 18,98 17,20 20,65

Maximum 53 54 60

Minimum 24 23 15

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata

Informasi yang disajikan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa rataan waktu

pascatanding dari yang tercepat sampai yang terlama adalah sebagai berikut: Kelas

A 37,03 detik, C 37,20 detik, dan B 37,50 detik. Standar deviasi dan koefisien

variasinya pun dapat dikatakan seragam, karena pada dasarnya kegiatan yang

dilakukan pada pascatanding tiap sama saja. Faktor-faktor yang dapat

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

32

mempengaruhi pascatanding di antaranya adalah kondisi domba setelah

ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba, silaturahmi

peternak, dan apresiasi dari penonton.

Kondisi domba setelah ditangkaskan tidak akan selalu sama, domba yang

telah selesai ditangkaskan bisa saja mengalami cedera yang berat, sehingga

peternak atau bobotoh akan membutuhkan waktu lebih untuk memberikan

pertolongan pertama pada domba yang dimilikinya dengan cara melakukan

pemijatan atau pengurutan. Kondisi tanpa cedera akan lebih memangkas waktu

pascatanding karena hal yang peternak atau bobotoh lakukan ketika pascatanding

adalah memasangkan aksesoris domba dan membawa domba keluar pekalangan.

Gambar 5. Domba Keluar Arena Pekalangan Setelah Pemasangan

Aksesoris (Sumber : Liputan6.com)

Kecekatan bobotoh atau peternak juga mempengaruhi waktu pascatanding,

karena mereka dituntut mampu menangani domba dan memasang aksesoris domba

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

33

dengan waktu yang cepat. Pertandingan selanjutnya akan terhambat apabila proses

penanganan dan pemasangan aksesoris domba dilakukan dengan lamban, karena

hal ini membutuhkan waktu yang efektif dan efisien.

Faktor lain yang mempengaruhi waktu pascatanding adalah silaturahmi

peternak setelah pelaksanaan tanding selesai. Silaturahmi ini merupakan salah satu

tujuan dilaksanakannya SKDG, sehingga peternak sangat antusias dengan hal ini.

Proses silaturahmi ini dilakukan dengan cara bersalaman satu sama lain sebagai

simbol bahwa hubungan antar peternak berjalan dengan baik dan harmonis.

Terkadang, peternak tidak hanya bersalaman saja, namun sekaligus melakukan

perbincangan kecil sehingga cukup memakan waktu pascatanding SKDG.

Gambar 6. Silaturahmi Peternak Pascatanding (Sumber : Dokumentasi

Pribadi)

Sejalan dengan hasil pengamatan parameter pelaksanaan tanding, urutan

waktu pascatanding dari yang tercepat sampai yang terlama adalah Kelas A, C, dan

B. Jual beli serangan yang lebih ketat terjadi pada Kelas B dan C, sehingga

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

34

pertandingan berjalan seru, dan ketika pelaksanaan tanding selesai akan ada

apresiasi dari penonton pada domba tersebut, karena menampilkan performa yang

baik. Pemilik domba pun saling menyalami lawannya sebagai pertanda saling

menghormati dan silaturahmi berjalan dengan baik, sejalan dengan pendapat

Nurmeidiansyah, dkk (2012) bahwa salah satu tujuan SKDG adalah sebagai ajang

silaturahmi peternak Domba Garut. Tahapan yang dilakukan setelah bersilaturahmi

adalah memasangkan aksesoris domba dan membawa domba keluar pekalangan.

Hal tersebut membuat waktu pascatanding pada Kelas B dan C lebih lama

dibandingkan Kelas A.

Tabel 8. Uji Duncan Waktu Pascatanding SKDG

Kelas Rataan Signifikansi

.........detik........

A 37,03 a

B 37,58 a

C 37,22 a

Berdasarkan hasil analisis Duncan yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu pascatanding pada tiap

kelasnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu pascatanding di antaranya

adalah kondisi domba setelah selesai ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam

memasang kembali aksesoris domba, dan apresiasi dari penonton apabila

pertandingan menyajikan jual beli serangan yang menarik, sehingga menghasilkan

pertandingan yang berkualitas dan menjadikan tontonan yang baik bagi para

penonton yang hadir pada acara SKDG tersebut. Jika dilihat dari rata-ratanya, dapat

diurutkan dari yang tercepat bahwa waktu pascatanding SKDG pada Piala Dekan

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran adalah sebagai berikut : Kelas A 37,03

detik, C 37,20 detik, dan B 37,50 detik.

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

35

4.3 Rataan Waktu Tanding SKDG Tiap Kelas

Waktu tanding SKDG merupakan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan satu rangkaian pertandingan SKDG, yang terdiri atas waktu

persiapan tanding, waktu pelaksanaan tanding, dan waktu pascatanding. Informasi

mengenai waktu pertandingan SKDG di setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Waktu Tanding SKDG Tiap Kelas

Parameter Kelas

A B C

............................................detik...........................................

Persiapan 36,65ns 36,48 ns 35,19 ns

Pelaksanaan 145,08 ns 156,98 ns 154,25 ns

Pascatanding 37,03 ns 37,58 ns 37,22 ns

Total 218,75 231,04 226,66

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; *) = berbeda nyata

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa waktu persiapan tanding

tidak bergantung atas waktu pelaksanaan tanding dan waktu pascatanding. Hal ini

dikarenakan waktu persiapan tanding adalah fase awal dari rangkaian pertandingan

SKDG, sehingga hanya dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan pada persiapan

tandingnya saja. Waktu persiapan tanding merupakan waktu yang paling cepat jika

dibandingkan dua parameter lainnya, yaitu waktu pelaksanaan tanding dan waktu

pascatanding.

Hal berbeda ditunjukkan oleh waktu pelaksanaan tanding, yang merupakan

waktu terlama dalam rangkaian pertandingan SKDG. Waktu pelaksanaan tanding

tidak dapat diprediksi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi ketika

pertandingan SKDG tersebut berlangsung, seperti jumlah tumbukan, jarak ancang-

ancang, dan pemijatan. Faktor-faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan waktu

pascatanding, karena kualitas pertandingan dan kondisi domba setelah bertanding

pada suatu pelaksanaan tanding SKDG akan mempengaruhi waktu pascatanding.

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

36

Semakin baik kualitas pertandingan maka semakin lama waktu pascatanding karena

akan ada apresiasi dari penonton setelah pertandingan selesai. Apresiasi yang

dilakukan berupa tepuk tangan dari penonton dan sedikit gerakan yang memiliki

unsur pencak silat yang dilakukan oleh pemilik domba atau bobotoh. Kondisi

domba yang cedera berat pun akan membuat waktu pascatanding semakin lama

karena membutuhkan waktu untuk melakukan pemijatan domba.

Hasil perhitungan masing-masing parameter yang diukur menunjukkan

bahwa waktu total pertandingan SKDG tiap kelas dari yang paling lama sampai ke

yang paling cepat adalah Kelas B, C, dan A. Hal ini tidak terlepas dari faktor yang

mempengaruhi masing-masing parameter yang diukur. Secara umum, hal yang

paling mempengaruhi waktu total pertandingan adalah waktu pelaksanaan tanding.

Kelas A memiliki kualitas pertandingan lebih rendah dibandingkan Kelas B dan C,

sehingga jual beli serangan tidak terjadi yang mengakibatkan pertandingan Kelas

A lebih cepat dibandingkan Kelas B dan C.

Pelaksanaan tanding Kelas B dan C memiliki kualitas lebih baik jika

dibandingkan Kelas A. Jual beli serangan terjadi sangat seru hingga lamanya

pelaksanaan tanding dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah tumbukan, dan

lamanya pemijatan domba ketika ditangkaskan.

Waktu total pertandingan SKDG dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

diantaranya adalah sebagai berikut: Kecekatan bobotoh dalam melepaskan

aksesoris domba dan mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk

ditangkaskan, kondisi tenang atau tidak tenangnya domba, jarak tempat

menambatkan domba sebelum pemanggilan untuk bertanding, jumlah tumbukan

ketika bertanding, jarak domba mengambil ancang-ancang ketika ditangkaskan.

lamanya pemijatan domba ketika ditangkaskan, kondisi domba setelah

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

37

ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba setelah

ditangkaskan, dan apresiasi dari penonton untuk domba yang telah selesai

bertanding.

Berdasarkan tingkat keterkaitannya, faktor-faktor tersebut dapat terbagi

sesuai dengan parameter yang diukur. Faktor yang mempengaruhi waktu persiapan

tanding SKDG adalah kecekatan bobotoh dalam melepaskan aksesoris domba dan

mengatur domba untuk berada pada posisi siap untuk ditangkaskan, kondisi tenang

atau tidak tenangnya domba, dan jarak tempat menambatkan domba sebelum

pemanggilan untuk bertanding. Semakin lama peternak menangani domba maka

akan semakin lama waktu persiapan tanding yang dibutuhkan.

Hal ini berbeda dengan waktu pelaksanaan tanding SKDG. Waktu

pelaksanaan tanding dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah

jumlah tumbukan, jarak ancang-ancang domba, dan lamanya pemijatan domba.

Semakin banyak tumbukan dan semakin jauh jarak ancang-ancang domba ketika

ditangkaskan, maka akan semakin banyak pula waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan satu pelaksanaan tanding SKDG. Hal ini berbanding lurus dengan

pemijatan, semakin lama pemijatan domba maka akan semakin lama waktu

pelaksanaan tanding SKDG.

Tahapan setelah pelaksanaan tanding adalah pascatanding. Faktor yang

mempengaruhi waktu pascatanding SKDG adalah kondisi domba setelah

ditangkaskan, kecekatan bobotoh dalam memasang aksesoris domba setelah

ditangkaskan, dan apresiasi dari penonton untuk domba yang telah selesai

bertanding. Domba yang cedera membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan

pemeliharaan dan perawatan terlebih dahulu sebelum keluar dari pekalangan.

Semakin cekat bobotoh dalam memasang aksesoris maka akan semakin cepat pula

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum SKDG Piala …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140071_4_8381.pdf · Unpad dimulai Pukul 08.05 WIB yang dipimpin oleh seorang wasit

38

domba keluar dari pekalangan. Apresiasi penonton untuk domba pun dapat

menyebabkan waktu pascatanding menjadi semakin lama.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, waktu yang diperlukan untuk satu

pertandingan SKDG sangat bergantung pada ketiga parameter yang diukur, yaitu

waktu persiapan tanding SKDG, waktu pelaksanaan tanding SKDG, dan waktu

pascatanding SKDG. Manajemen waktu yang baik dari ketiga parameter tersebut,

dapat menjadikan rangkaian kegiatan SKDG terlaksana dengan baik. Gambaran

waktu pertandingan SKDG dapat dijadikan acuan untuk memprediksi jumlah

pertandingan yang dapat dilaksanakan, sehingga rangkaian SKDG dapat berjalan

efektif dan efisien. Menurut Haynes (1994), manajemen waktu dapat menentukan

jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang akan

dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Forsyth (2009) yang mengatakan

bahwa manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi

terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektivitas, efisiensi, dan

produktivitas (Forsyth, 2009).