iv. gambaran umum lokasi penelitian dan subyek …digilib.unila.ac.id/9581/19/bab iv.pdf ·...

23
42 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Pringsewu Bagian awal pada bab ini disajikan informasi gambaran umum ataupun sejarah singkat Kecamatan Pringsewu. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini). Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu. Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.

Upload: vocong

Post on 18-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

42

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAN SUBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kecamatan Pringsewu

Bagian awal pada bab ini disajikan informasi gambaran umum

ataupun sejarah singkat Kecamatan Pringsewu. Sejarah Pringsewu diawali

dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya

pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian

yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu

ke arah selatan saat ini). Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun

1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi

oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman

baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh

Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang

mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut

dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu

Seribu.

Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma

menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni

yang sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan

salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.

43

Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang

merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung

Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang

sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan

Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu. Dalam sejarah perjalanan

berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di

wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah

administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung, masuk

menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-undang

Nomor 2 Tahun 1997, hingga terbentuk sebagai daerah otonom yang mandiri.

Kabupaten Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari

bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup

dominan, disamping masyarakat asli Lampung, yang terdiri dari masyarakat

yang beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin

(Peminggir). Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2,

berpenduduk 377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan

182.457 perempuan. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5

kelurahan, yang tersebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu,

Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan

Kecamatan Banyumas.

Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan

kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung. Kemudian

berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2008 Kecamatan Prinsewu masuk dalam

44

wilayah Kabupaten Pringsewu sekaligus sebagai Ibu kota Kabupaten

Pringsewu yang terdiri dari 8 Pekon 5 Kelurahan. Berikut adalah orang-orang

yang pernah memimpin Pringsewu.

1. Kewedanan yang pernah memimpin Pringsewu

1. Ibrahim Bertugas dari Tahun 1936-1943

2. Ramelan Bertugas dari Tahun 1943-1949

3. Nurdin Bertugas dari Tahun 1949-1951

4. Hasyim Asmarantaka Bertugas dari Tahun 1951-1957

5. Saleh Adenan Bertugas dari Tahun 1957-1959

6. R.Arifin Karta Prawira Bertugas dari Tahun 1959-1964

2. Camat-camat yang pernah memimpin Pringsewu:

1. M. Supardi Bertugas dari Tahun 1964-1965

2. M. Ahmad Muhammad Bertugas dari Tahun 1965-1967

3. A. Rifai Wahid Bertugas dari Tahun 1967-1968

4. Mursid Arsyad S.H Bertugas dari Tahun 1971-1974

5. Herman Sanusi Bertugas dari Tahun 1971-1980

6. Drs. Wahidi Alwi Betugas dari Tahun 1980-1982

7. Drs. Tarmizi Bertugas dari Tahun 1982-1987

8. Drs. Syaukani Zaini Bertugas dari Tahun 1987-1990

9. Maliki Muchtar Bertugas dari Tahun 1990-1991

10. Drs. Maryanto Bertugas dari Tahun 1991-1994

11. Soepomo Sm. HK Bertugas dari Tahun 1994-1997

12. Drs. Arifin. R Bertugas dari Tahun 1997-1998

45

13. Helmi Bertugas dari Tahun 1998-1999

14. Drs. Zikri Djafar Bertugas dari Tahun 1999-2001

15. Hi. Djunaidi Sudrajat Bertugas dari Tahun 2002-2004

16. Hi. Idham Alam Ratu Bertugas dari Tahun 2004-2006

17. Drs. Hi. Nasrun Yusuf Bertugas dari Tahun 2006-2009

18. Hasnurrahim, B.Ba (PLT) Bertugas dari Tahun 2009-2010

19. Humaidi Elhudri, S.Sos Bertugas Tahun 2010

20. Hasnurrahim, B.Ba Bertugas dari Tahun 2010-2013

21. Drs. Nang Abidin Hasan Bertugas dari Tahun 2013 s/d

sekarang.

B. Gambaran Umum Kecamatan Pringsewu

1. Letak Geografis

Kecamatan Pringsewu mempunyai luas 55.05 Km yang meliputi

10 (sepuluh) Pekon dan 5 (lima) Kelurahan sebagian wilayahnya daratan

dan sebagian kecil perbukitan dengan suhu antara 24°C - 28°C, Secara

administrasi berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukoharjo

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ambarawa

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagelaran

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gading Rejo

46

2. Topografi Wilayah

Secara topografi wilayah, Kecamatan Pringsewu berada di ketinggian 95

– 113,75 meter dari permukaan laut (dpl), dengan sebagian besar

wilayahnya berupa dataran dan hanya sebagian kecil saja berupa daerah

perbukitan. Hal ini membuat Pringsewu menjadi salah satu wilayah

perkembangan perdagangan dan industrinya cukup pesat.

3. Klimatologi

Di milikinya ketinggian wilayah 95 – 113,75 meter dpl, Kecamatan

Pringsewu mempunyai suhu antara 240C sampai 28

0C, dengan didukung

sebagian besar wilayahnya berupa dataran, Kecamatan Pringsewu

menjadi salah satu sentra penghasil padi yang cukup besar.

4. Adminstrasi

Pada saat sekarang, secara administrasi Kecamatan Pringsewu dibagi

menjadi 15 Pekon (desa) dan 4 kelurahan, yaitu:

Wilayah berupa pekon, yaitu: Wilayah berupa kelurahan:

1. Margakaya 1. Pringsewu Utara

2. Waluyo Jati 2. Pringsewu Selatan

3. Pajaresuk 3. Pringsewu Barat

4. Sidoharjo 4. Pringsewu Timur

5. Podomoro

6. Bumi Arum

7. Fajar Agung

47

8. Rejosari

9. Bumi Ayu

Kemudian untuk mewujudkan pelaksanaan tugas, telah dibentuk

tentang susunan organisasi dan tata kerja kecamatan, antara lain:

1. Camat selaku kepala pemerintahan kecamatan

2. Sekretaris kecamatan

3. Seksi pemerintahan

4. Pemberdayaan Masyarakat

5. Seksi Trantib

6. Seksi Pelayanan

Berdasarkan susunan organisasi dan tata kerja tersebut, banyaknya

perangkat di Kecamatan Pringsewu adalah 19 (sembilan belas) orang

pegawai. Masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

berbeda sesuai dengan bidangnya. Selain kantor kecamatan yang

merupakan pusat kegiatan pemerintahan terdapat juga aparat pemerintah

lain, yakni dinas/instansi lain baik instansi pemerintahan ataupun swasta

yang mempunyai peran terhadap pembangunan di Kecamatan Pringsewu.

5. Keadaan Demografi

Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kecamatan

Pringsewu Tahun 2014 dapat dicermati bahwa jumlah penduduk Kecamatan

Pringsewu sudah cukup padat. Mengingat daerah ini merupakan kecamatan

yang berasal dari salah satu kabupaten baru di Provinsi Lampung. Populasi

penduduknya cukup besar untuk daerah Pringsewu dengan memiliki lahan

48

yang tidak begitu luas. Untuk lebih jelas data tersebut dapat diamati pada

tabel 4.

Table 4. Profil Kependudukan Kecamatan Pringsewu

Pekon/Kelurahan

Luas

Wilayah Jumlah

KK

Jumlah Penduduk

(km) Laki-

laki Perempuan Jumlah

Podomoro 3,04 1359 5500 5341 10841

Fajar agung barat 2,15 559 4765 4974 9739

Sidoharjo 2,93 1463 3916 3714 7630

Fajar agung 2,30 643 5072 5720 10792

Podosari 2,10 927 3622 3440 7062

Waluyojati 4,00 1117 1775 1661 3436

Bumiarum 9,01 897 2167 2050 4217

Rejosari 2,41 990 3419 3355 6774

Margakaya 6,78 1022 2360 2274 4634

Bumiayu 5,41 479 1701 1626 3327

Pringsewu barat 2,02 2010 845 804 1649

Pringsewu utara 2,02 2401 1196 1067 2263

Pringsewu timur 2,00 1839 1696 1611 3307

Pajaresuk 5,10 1762 1037 999 2036

Pringsewu selatan 2,00 2330 1997 1900 3897

Jumlah 53,26 21357 41068 40536 81604

Sumber: Monografi Kecamatan Pringsewu, 2014

6. Sarana Tempat Ibadah

Penduduk Kecamatan Pringsewu merupakan penduduk yang cukup

heterogen, bila dilihat berdasarkan pemeluk agama dan mayoritas

penduduknya adalah muslim. Gambaran terkait banyaknya sarana tempat

ibadah yang terdapat di Kecamatan Pringsewu, dapat dilihat pada tabel

berikut ini. Bahwa terdapat 68 masjid, 98 mushola, 10 gereja (kristen dan

khatolik), 2 pura dan 1 klenteng. Hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan

49

Pringsewu didominasi oleh pemeluk agama islam selanjutnya kristen dan

katolik. Meskipun demikian di Kecamatan Pringewu sudah terdapat beberapa

pura dan klenteng. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5. Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Pekon di Kecamatan Pringsewu

Pekon Masjid Mushola Gereja

Pura Klenteng Kristen Katolik

Margakaya 5 7 - - - -

Waluyojati 5 6 - - - -

Pajaresuk 6 11 - 1 - -

Sidoharjo 2 9 - - - -

Podomoro 3 5 - - - -

Bumiarum 3 5 1 - 1 -

Fajaragung 5 3 1 - - -

Rejosari 6 7 1 - - -

Pringsewu

Utara 7 7 - - - -

Pringsewu

Selatan 8 17 1 1 1 -

Pringsewu

Barat 11 13 2 - - -

Pringsewu

Timur 5 4 1 1 - 1

Bumiayu 2 4 - - - -

Jumlah 68 98 7 3 2 1

Sumber: Monografi Kecamatan Pringsewu, 2014

7. Sarana Pendidikan

Untuk wilayah Kecamatan Pringsewu memiliki cukup banyak sarana

pendidikan. Hal ini dikarenakan Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan

pusat dari Kabupaten Pringsewu. Maka dari itu, banyak masyarakat di luar

Kecamatan Pringsewu yang memilih bersekolah di Kecamatan Pringsewu.

Selain cukup memadai fasilitas yang tersedia, mutu sekolahnyapun cukup

50

baik. Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Pringsewu dapat diamati pada

tabel 6.

Tabel 6. Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan

di Kecamatan Pringsewu

Pekon Jenjang Pendidikan

SD SMP SMA SMK Universitas

Margakaya 2 - - - -

Waluyojati 2 - - - -

Pajaresuk 3 - - 1 -

Sidoharjo 3 - - - 1

Podomoro 4 - - - -

Bumiarum 2 - - - -

Fajaragung 2 1 - - -

Rejosari 4 1 1 - -

Pringsewu Utara 2 2 - 2 -

Pringsewu Selatan 3 3 1 - 3

Pringsewu Barat 6 1 1 3 4

Pringsewu Timur 4 2 2 3 2

Bumiayu 1 - - - -

Jumlah 38 10 5 9 10

Sumber: Monografi Kecamatan Pringsewu, 2014

8. Sarana Kesehatan

Sama halnya dengan sarana pendidikan, sarana kesehatan yang ada di

Kecamatan Pringsewu juga sudah cukup lengkap dan memiliki tenaga medis

yang cukup berkompeten dalam bidangnya. Maka tidak heran jika Kecamatan

Pringsewu memiliki cukup banyak rumah sakit dan puskesmas. Lebih jelas

terkait dengan banyaknya sarana kesehatan di Kecamatan Pringsewu dapat

dilihat pada tabel 7.

51

Tabel 7. Fasilitas Kesehatan Menurut Pekon di Kecamatan Pringsewu

Pekon Rumah

sakit

Rumah

bersalin

Puskesmas

induk

Puskesmas

Pembantu

Margakaya - - - -

Waluyojati - 1 - 1

Pajaresuk - 1 - 1

Sidoharjo 1 - - -

Podomoro - - - 1

Bumiarum - - - 1

Fajaragung - - - -

Rejosari - 1 - 1

Pringsewu Utara - 1 - -

Pringsewu Selatan 2 4 - -

Pringsewu Barat - 1 1 -

Pringsewu Timur 1 1 - -

Bumiayu - - - -

Jumlah 4 10 1 5

Sumber: Monografi Kecamatan Pringsewu, 2014

9. VISI dan MISI

Visi Kecamatan Pringsewu adalah terwujudnya Kecamatan Pringsewu

yang bersih, agamis, disiplin, aman, dan tertib (BERADAT).

a. BERSIH

Mewujudkan Kecamatan Pringsewu yang bersih dengan lingkungan

yang tertata rapih dan indah dengan cara:

- Bersama masyarakat mengadakan jum’at bersih

- Pengadaan dan pemeliharaan pot bunga dan melaksanakan gotong

royong sepanjang pinggir irigasi

- Melaksanakan penanaman Kembang Ganyong.

52

b. AGAMIS

Mewujudkan Kecamatan Pringsewu agar selalu menjunjung tinggi

kerukunan antar umat beragama serta saling hormat menghormati

seperti:

- Dengan USPIKA dan KUA Kecamatan mengadakan Safari Jum’at

untuk mengelilingi Masjid-masjid yang ada dalam wilayah

Kecamatan Pringsewu yang sudah berjalan ± 2 Tahun.

c. DISIPLIN

Menjadi masyarakat Pringsewu mewujudkan kedisiplinan dalam

berorganisasi, berbangsa, dan bermasyarakat dengan memanfaatkan

waktu dan potensi serta peluang yang ada.

d. AMAN

Mewujudkan masyarakat Pringsewu untuk selalu menjaga kondisi

keamanan yang sudah berjalan yang akan berpeluang kepada

pengusaha untuk berinvestasi yang bisa mendorong kemajuan

perekonomian dengan cara mengaktifkan siskamling di Kelurahan dan

Pekon.

e. TERTIB

Mewujudkan masyarakat Pringsewu yang tertib terhadap aturan adat

istiadat serta memahami akan kewajiban selaku warga Negara yang

baik.

53

10. MISI

1. Mewujudkan pemerintahan yang profesional dengan memberikan

pelayanan maksimal kepada masyarakat

2. Mewujudkan masyarakat yang berkualitas berperan aktif dalam setiap

program pembangunan, berswadaya tinggi, bergotong royong dan

memiliki kesaudaraan yang tinggi akan hak dan kewajiban

3. Ikut menciptakan keamanan dan ketertiban kota.

C. Perekonomian atau Produk Unggulan

Kecamatan Pringsewu sangat strategis berada di tengah-tengah kota

yang di apit oleh empat Kecamatan, menjadikan kota Pringsewu sebagai

pusat perdagangan perputaran perekonomian yang cukup pesat berkembang

dapat di lihat dari berdirinya lembaga-lembaga perbankan diantaranya:

1. BRI Cabang Pringsewu 13. Bank Pundi

2. Bank Lampung 14. Bank Utomo

3. Bank Danamon 15. Bank Rabo

4. Bank Dhana Sewu 16. Bank BT PN

5. Bank Syariah Tanggamus

6. Bank Haga

7. Bank Artha Dana

8. Bank Syariah Mandiri

10.Bank BNI

11.Bank Eka

12.Bank Mandiri

54

Kecamatan Pringsewu yang dikenal dari jasa industri dapat dibuktikan

dengan banyaknya perusahaan (Home Industri), seperti:

1. Penggilingan padi

2. Pembuatan gula merah

3. Pembuatan tahu/tempe

4. Pembuatan genteng di Sidoharjo

5. Pengrajin anyaman bambu di Bumiarum dan Bumiayu

6. Pengrajin gerabah di Podomoro

7. Pembuatan klanting di Pringsewu Utara

8. Pembuatan tas, sepatu kulit di Kelurahan Pringsewu Barat

9. Pembuatan rangka masak dan tanah liat di Pekon Rejosari

Industri unggulan Kecamatan Pringsewu antara lain:

1. Pembuatan genteng

Berada di Pekon Sidoarjo yang pemasarannya sudah keluar dari Kabupaten

Pringsewu.

2. Produksi anyaman bambu/gribik untuk plapon

Lokasi di Pekon Bumiarum/Bumiayu, dengan pemasaran yang sudah

keluar dari Kabupaten Pringsewu

3. Pengrajin gerabah, genteng padasan, peralatan masak rumah tangga yang

berlokasi di Pekon Podomoro dimana pemasarannya sudah sampai keluar

dari Kabupaten Pringsewu.

55

D. Struktur Organisasi Kecamatan Pringsewu

Dalam rangka untuk menunjang visi dan misi Kecamatan dan sesuai

dengan Peraturan Bupati Pringsewu nomor 06 Tahun 2010 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja Kecamatan Pringsewu, dengan bagan

sebagai berikut, lihat lampiran.

E. Statistik Kriminal Tindak Kejahatan Kekerasan Seksual terhadap Anak

di Kecamatan Pringsewu

Pada penelitian ini data sekunder yang didapatkan adalah data hasil

statistik kriminal resmi dari kepolisian setempat. Digunakannya data statistik

resmi dari kepolisian ini diharapkan peneliti mampu memberikan data yang

akurat, yang dapat memperkuat alasan memilih masalah penelitian yang

dikaji. Seperti dikemukakan oleh mustofa (2013) bahwa banyak

digunakannya statistik kriminal kepolisian dalam analisis kriminalitas

disebabkan data kriminalitas yang terkandung dalam statistik kriminal

kepolisian adalah yang paling tinggi frekuensinya dibandingkan data statistik

kriminal dari pranata peradilan pidana yang lain.

Hal inilah yang menjadi alasan khusus dipilihnya data resmi dari

kepolisian, untuk memperkaya data yang dapat digunakan dalam

permasalahan penelitian. Berikut ini adalah data jumlah kasus yang ada di

Kecamatan Pringsewu, data dapat dilihat pada tabel 8.

56

Tabel 8. Data Jumlah Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak di

Kecamatan Pringsewu

Tahun Jumlah kasus

2012 4

2013 4

2014*)

7

Total 15

*)

Data sampai September 2014.

Sumber: Olahan data primer, 2015

Bila dilihat dan dicermati pada tabel di atas memang sudah pernah

dibahas pada bagian bab sebelumnya. Ditampilkannya lagi data tersebut

dimaksudkan untuk mengingatkan kembali bahwa untuk wilayah penelitian

yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian terdapat cukup banyak kasus

tindak kejahatan kekerasan seksual yang telah terjadi antara rentang waktu

2012-2014. Pada tahun 2012 terdapat 4 kasus yang tercatat di kantor

kepolisian, tahun 2013 juga terdapat 4 kasus, dan terjadi peningkatan yang

cukup mengkhawatirkan ditahun 2014 yaitu terdapat 7 kasus yang telah

dilaporkan.

Peningkatan tersebut cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus

yang ada di kecamatan lain di wilayah Kabupaten Pringsewu. Hasil data yang

diperoleh dari Polres Tanggamus, menunjukkan bahwa kasus kekerasan

seksual terhadap anak di wilayah Pringsewu tersebut cukup meresahkan.

Diperlukan penangangan lebih lanjut untuk menanggulangi kasus kekerasan

seksual terhadap anak. Selain itu, agar seluruh warga masyarakat baik itu

anak-anak ataupun orang tua dapat hidup dengan tenang dan nyaman tanpa

57

khawatir dengan adanya ancaman kejahatan yang sewaktu-waktu dapat

terjadi.

Kasus kekerasan seksual yang paling menyedihkan adalah keterangan

langsung dari responden yang menginformasikan bahwa pelaku kekerasan

seksual tersebut tidak lain adalah ayah kandung dari korban sendiri, dan

korban kekerasan seksual inipun masih duduk di bangku Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Hal ini tentu sangat mengejutkan dan membuat miris hati

siapapun orang yang mendengarnya.

F. Gambaran Umum Subyek Penelitian

1. Gambaran Umum Responden

Pada penelitian ini pengambilan data di lapangan melibatkan 99

responden. Adapun cakupan karakteristik yang disajikan meliputi latar

belakang responden menurut kategori, nama responden, jenis kelamin,

kelompok usia, jenis pekerjaan, tingkatan pendidikan, agama, suku bangsa,

dan jumlah anggota rumah tangga. Alasan mengapa digunakannya

karakteristik responden seperti tertera di atas adalah ingin melihat apakah ada

perbedaan penilaian, antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan, antara

kelompok usia muda sampai usia dewasa, antar jenis pekerjaan yang berbeda,

tingkat pendidikan yang berbeda, dan jumlah anggota rumah tangga yang

berbeda-beda pula terkait dengan penilaian rasa takut terhadap kasus

kekerasan seksual terhadap anak.

58

Responden pada penelitian ini dikhususkan pada orang tua yang sudah

memiliki anak. Baik anak yang belum sekolah maupun yang sudah sekolah

maksimal duduk di bangku kelas tiga tingkat SMA (Sekolah Menengah

Atas).

2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Keseluruhan responden yang berjumlah 99 orang, terdiri dari 48 orang

(48,4 persen) adalah laki-laki, 51 orang (51,5 persen) adalah perempuan. Data

lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 48 48,4

Perempuan 51 51,5

Jumlah 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

Berdasarkan data karakteristik responden dengan kategori jenis

kelamin yang didapat pada saat di lapangan, dapat dicermati bahwa jumlah

responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden

laki-laki. Walaupun demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah responden

berdasarkan kategori jenis kelamin cukup seimbang.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia bila dilihat berdasarkan

kategori kelompok usia terkecil adalah sebagai berikut, kelompok usia 20-24

59

tahun sebesar 5,05 persen, kelompok usia 25-29 tahun sebesar 11,1 persen,

kelompok usia 30-34 tahun sebesar 11,1 persen, kelompok usia 35-39 tahun

sebesar 17,1 persen, 40-44 tahun sebesar 24,2 persen, kelompok usia 45-49

tahun sebesar 22,2 persen, dan terakhir kelompok usia lebih dari 49 tahun

9,09 persen.

Berdasarkan kelompok usia responden dapat dilihat bahwa kelompok

usia terbesar adalah berada pada rentang usia 40-44 tahun yaitu mencapai

24,2 persen. Selain itu dapat dilihat bahwa, dari keseluruhan responden tidak

ada yang berusia pada rentang 15-19 tahun. Rata-rata responden termasuk

dalam kategori kelompok umur produktif, hanya beberapa saja yang masuk

dalam kategori tidak produktif. Berdasarkan data yang diperoleh dengan

cukup banyaknya responden yang berusia produktif diharapkan responden

dapat memberikan informasi yang akurat sesuai dengan pertanyaan yang telah

disediakan. Berikut tampilan data berdasarkan kelompok usia. Untuk lebih

jelas data dapat diamati pada tabel 10

Tabel 10. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Kelompok Usia Jumlah Persentase (%)

15-19 0 0

20-24 5 5,05

25-29 11 11,1

30-34 11 11,15

35-39 17 17,1

40-44 24 24,2

45-49 22 22,2

>49 9 9,09

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

60

4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan kategori jenis pekerjaan responden didapatkan hasil

bahwa responden memiliki beragam karakterisrtik pekerjaan antara lain: 20,2

persen responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, 35,3 persen bekerja

sebagai wiraswasta, 16,1 persen bekerja sebagai petani dan buruh sedangkan

sisanya 28,2 persen persen bekerja sebagai pegawai swasta dan sisanya ibu

rumah tangga. Berdasarkan kategori jenis pekerjaan responden dalam

penelitian ini dapat dilihat bahwa, responden yang bekerja sebagai wiraswasta

memiliki persentase nilai yang terbanyak yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan. Hal ini sesuai dengan keadaan masyarakat di Kecamatan

Pringsewu yang mana memang bila dilihat sekilas rata-rata masyarakat

bekerja sebagai wiraswasta dibuktikan dengan pusat perdagangan yang cukup

besar dan tersebar hampir di seluruh wilayah Pringsewu. Data dapat dilihat

pada tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Jumlah Persentase (%)

PNS 20 20,2

Dokter 0 0

TNI/POLRI 0 0

Wiraswasta 35 35,3

Petani/buruh 16 16,1

Lainnya 28 28,2

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

61

5. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang tentu

mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan pola pikir

seseorang tersebut. Seseorang dengan pendidikan yang semakin tinggi

diasumsikan akan lebih mampu mengambil keputusan dan tindakan yang

efektif. Tindakan yang tidak saja menguntungkan diri sendiri, namun juga

tidak merugikan orang lain maupun lingkungannya. Namun, demikian tidak

berarti seseorang yang berpendidikan relatif tidak tinggi tidak memiliki

kemampuan yang baik dalam menanggapi setiap masalah sosial yang sedang

terjadi pada masyarakat. Dimungkinkan perbedaan yang mencolok hanya

terdapat pada tingkat analisis dari masing-masing individu. Berikut adalah

gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan kategori tingkatan

pendidikan, dapat diamati pada tabel 12.

Tabel 12. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak bersekolah 3 3,03

SD/sederajat 6 6,06

SMP/sederajat 20 20,20

SMA/sederajat 43 43,43

Diploma 9 9,09

Sarjana 17 17.17

Lainnya 1 1,01

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan pendidikan terakhir yang mereka peroleh dapat dilihat bahwa

hampir setengah dari keseluruhan jumlah responden yaitu 43,43 persen

62

responden menyelesaikan pendidikannya sampai dengan tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA). Hanya sedikit dari responden yang tidak mengenyam

pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa responden pada penelitian ini

memiliki tingkat pengetahuan cukup, sehingga diharapkan mampu

memberikan penilaian yang baik terkait dengan kuesioner penelitian.

6. Karakteristik Responden berdasarkan Agama

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan hasil bahwa karakteristik

responden berdasarkan kategori agama terbagi menjadi beberapa kelompok

agama, antara lain: 80,8 persen masyarakat beragama islam, sedangkan

sisanya adalah 13 persen beragama kristen, 6 persen agama katolik, dan tidak

didapati responden yang beragama budha, hindu, konghucu, ataupun

keyakinan yang lainnya. Mayoritas responden pada penelitian ini adalah

beragama islam. Dapat dilihat dan diamati pada tabel 13.

Tabel 13. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Agama

Agama Frekuensi Persentase (%)

Islam 80 80,80

Kristen 13 13,13

Katolik 6 6,06

Budha 0 0

Hindu 0 0

Konghucu 0 0

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

63

7. Karakteristik Responden berdasarkan Suku Bangsa

Karakteristik responden berdasarkan kategori suku bangsa pada

penelitian yang telah dilakukan. Dapat dilihat dan diamati pada tabel 14.

Untuk karakteristik responden berdasarkan kategori suku bangsa dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden yang diperoleh adalah bersuku jawa.

Tabel 14. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Suku Bangsa

Suku bangsa Frekuensi Persentase (%)

Lampung 6 6,01

Jawa 75 75,75

Batak 10 10,01

Padang 2 2,02

Lainnya 6 6,01

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

Terdapat banyak suku jawa dikarenakan pada beberapa tahun silam

memang banyak mayarakat dari jawa yang membuka pemukiman di wilayah

Pringsewu. Diikuti dengan responden yang bersuku batak 10,1 persen, suku

lampung hanya didapati 6,01 persen, suku padang 2,02 persen, dan sisanya

adalah 6,01 persen yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa.

8. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Jumlah Anggota Rumah

Tangga

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan data yang cukup beragam. Berikut adalah karakteristik

responden berdasarkan kategori jumlah anggota rumah tangga pada penelitian

yang telah dilakukan di Kecamatan Pringsewu, dengan subyek penelitiannya

64

adalah responden yang sudah memiliki anak. Dapat dilihat dan diamati pada

tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Jumlah Anggota

Rumah Tangga

Jumlah Frekuensi Persentase (%)

Tiga 26 26,26

Empat 36 36,36

Lima 21 21,21

Enam 8 8,08

Lainnya 8 8,08

Total 99 100

Sumber: Olahan data primer, 2015

Bila dilihat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa, jika diurutkan

dari data terbesar karakteristik responden berdasarkan kategori jumlah

anggota rumah tangga paling banyak adalah 36,3 persen anggota rumah

tangga berjumlah empat orang, 26,2 persen terdiri dari tiga orang, selanjutnya

21,2 persen terdiri dari lima orang, 8 persen terdiri dari enam orang, dan 8

persen sisa lainnya adalah terdiri lebih dari enam orang dalam satu keluarga.