adat buantakdalam perkawinan bedu’a di lamban …digilib.unila.ac.id/54487/3/skripsi tanpa bab...

47
ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON KEBUAYAN KECAMATAN KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT (Skripsi) Oleh RUDI SALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN PADA

MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON KEBUAYAN

KECAMATAN KARYA PENGGAWA

KABUPATEN PESISIR BARAT

(Skripsi)

Oleh

RUDI SALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

ABSTRAK

ADAT BUANTAK DALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN PADA

MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON KEBUAYAN

KECAMATAN KARYA PENGGAWA

KABUPATEN PESISIR BARAT

OLEH

RUDI SALAM

Adat perkawinan bedu’a di lamban merupakan salah satu tata cara perkawinan

pada masyarakat Lampung Saibatin khususnya di pekon Kebuayan. Perkawinan

model bedu’a di lamban dengan pilihan adat buantak yang pelaksanaannya di

tempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pelaksanaan adat

buantak dalam perkawinan bedu’a di lamban pada masyarakat Lampung saibatin

di pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prosespelaksanaan adat

buantak dalam perkawinan bedu’a di lamban pada masyarakat Lampung Saibatin

di pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data

dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik data yang

digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat buantak dalam perkawinan bedu’a di

lamban pada masyarakat Lampung Saibatin yang berada di pekon Kebuayan

berbeda dengan adat buantak yang berada di pekon-pekon lainnya. Perbedaan ini

terletak pada penghantarannya, umumnya pengantin laki-laki yang datangke

tempat pengantin wanita, tetapi dipekon Kebuayan pengantin wanita yang

dihantarkan ke tempat laki-laki. Perbedaan ini dapat dilihat pada prosesnya,yaitu:

(1) Tahap persiapan seserah. (2) Tahap penghantaran pengantin wanita.(3) Tahap

pemberian nasehat.

Kesimpulan bahwa proses pelaksanaan adat buantak dalam perkawinan bedu’a di

lambanyang menghantarkan pengantin wanita ke tempat pengantin laki-laki

sebagai bukti tanggung jawab dari anak tertua laki-laki terhadap keluarganya yang

melaksanakan perkawinan.

Kata Kunci : Adat Buantak, Bedu’a di Lamban

Page 3: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

ADAT BUANTAK DALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN PADA

MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON KEBUAYAN

KECAMATAN KARYA PENGGAWA

KABUPATEN PESISIR BARAT

Oleh

RUDI SALAM

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan
Page 5: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan
Page 6: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan
Page 7: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, 28 Agustus 1995 sebagai putra

ke-empat dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan

Bapak Barusman dan Ibu Nurlina. Penulis menyelesaikan

pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kebuayan pada tahun

2007.

Lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTS Nurul Falah hingga tahun

2010 dan melanjutkan lagi Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Karya

Penggawa Kabupaten Pesisir Barat hingga tahun 2013.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN. Pada

tahun 2017 penulis melaksanakan KKN dan PPL selama 70 hari di desa Sukananti

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Selama menjadi mahasiswa,

penulis berorganisasi di internal kampus sebagai anggota aktif FOKMA

(ForumKomunikasi Mahasiswa dan Alumni Pendidikan Sejarah), HIMAPIS

(Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial).

Page 8: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin., segala puja dan puji syukur penulis haturkan

kehadirat Allah SWT, yang dengan limpahan kasih sayang serta rahmat-Nya yang

tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikans kripsi ini dengan baik.

Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis persembahkan karya yang sederhana ini kepada :

Keduaorang tua ku tercinta,

Ayahanda Barusman dan Ibunda Nurlina

Yang senantiasa dengan tulus telah membesarkan, merawat, mendidik, dengan

penuh cinta dan kasih sayang serta yang senantiasa mendo’akan tanpa lelah

untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Ketiga kakakku tersayang,

Lekat Megawati, Josi Rizawan S.Pd, dan Kurniawan S.Sos

Yang telah memberikan doa dan dukungannya serta

Almamaterku tercinta,

Universitas Lampung

Page 9: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

MOTTO

“Jangan melihat masa depan dengan ketakutan,

Jangan pula melihat masa lalu dengan penyesalan, tapi

Lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran”

(James Thurber)

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh

selain apa yang telah diusahakannya”

(Q.S An-Najm : 39)

Page 10: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Adat Buantak

Dalam Perkawinan Bedu’a di Lamban Pada Masyarakat Lampung Saibatin

Di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat”.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

yang selalu kitanantikan syafaat-Nya dihari akhir kelak.Penulis menyadari akan

keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak bantuan

serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalamkesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan II Bidang Keuangan

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 11: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Lampung.

6. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

FKIP Universitas Lampung.

7. Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum, Dosen Pembahas untuk skripsi

penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua masukan dan

arahan yang telah ibu berikan demi kebaikan skripsi penulis.

8. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Akademik

dan Pembimbing II dalam penyusunan skripsi penulis. Terima kasih atas

saran,nasehat, masukan, serta motivasi yang telah bapak berikan yang

sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan saran, masukan, nasehat, serta arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan baik.

10. Bapak Drs. Maskun, M.H., Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga,

M.Hum.,Bapak Drs. Tontowi Amsia, M.Si., Bapak Drs. Ali Imron,

M.Hum., Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd., Bapak Suparman Arif,

S.Pd, M.Pd., IbuMyristica Imanita, S.Pd, M.Pd., Ibu Yustina Sri

Ekwendari M.Hum., Bapak Chery Saputra, S.Pd, M.Pd., danBapak

Marzius Insani, S.Pd, M.Pd., beserta para pendidik di Unila yangtelah

banyak memberikan ilmu serta wawasan baru kepada penulis.

11. Bapak Satria Bangsawan beserta keluarga yang telah memberikan

motivasi, bantuan dan dukungannya selama melaksanakan study di

Universitas Lampung.

Page 12: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

12. Teman-temanku Dimas Yulian Putra, Josua Fernando,Sulaiman Abdul

Razaq, Faradila Anis, Yuni Lutfiani Latifa, Febrianti Putri, Putri Akbar

Rafsanjani, Desi Puspitasari, dan seluruh angkatan2014 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu oleh penulis. Terimakasih ataskebaikan dan

bantuan yang telah diberikan.

13. Teman-teman satu PA (Carlos Hendrawan, Wayan Winda Angel, Maya

Asmarina, Eva Mayana dan Lengga Syahputra). Terimakasih atas

kebersamaan kita dan Supportnya.

14. Teman-teman pejuang skripsi (M.Agung Sujadi yang sudah dinobatkan

menjadi duta blacky cabul, Ade Prabowo sebagai duta mahasiswa

ternyinyir tahun 2018 dan Siti Nur Masitoh juga sebagai duta lambe luwak

coffe). Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.

15. Teman-teman KKN dan PPL. ( Aldo Pratama, Bayu Aditya, Firyal

Nabilla, Fega Laras Arum Pertiwi, Lusiana, Aganta Muliantami, Diana

Ferwita, Nena Nurmaliyani, Yuli Astikasari, Jehan Sari Dewi dan Eka

Terimakasih telah memberikan support dan kebersamaan selama

kitamengabdi, susah senang kita rasakan bersama selama kurang lebih 70

hari hidup bersama di Desa Sukananti, Kecamatan Way Tenong,

Kabupaten Lampung Barat.

16. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan

dan kebersamaannya selama ini.

17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 13: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

Semoga hasil penulisan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya,

semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian

berikan.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 2018

Penulis

Rudi Salam

NPM. 1413033058

Page 14: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar BelakangMasalah....................................................................... 1

1.2 Analisis Masalah ................................................................................. 5

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 5

1.4 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ............................. 5

1.4.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

1.4.2 Kegunaan Penelitian ................................................................. 5

1.4.3 Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA .. 7

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7

2.1.1 Konsep Adat.............................................................................. 7

2.1.2 Konsep Buantak ........................................................................ 8

2.1.3 Konsep Kebudayaan ................................................................. 8

2.1.4 Konsep Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin ................ 9

2.1.5 Sistem Kekerabatan .................................................................. 10

2.2 Kerangka Pikir .................................................................................... 11

2.3 Paradigma ............................................................................................ 12

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 13

3.1 Metode yang digunakan ...................................................................... 13

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 14

Page 15: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

xvi

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 14

3.3.1 Variabel Penelitian .................................................................... 14

3.3.2 Definisi Operasional Variabel ................................................... 15

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 15

3.4.1 Teknik Wawancara ................................................................... 15

3.4.1.1 Informan ....................................................................... 17

3.4.2 Teknik Observasi ...................................................................... 18

3.4.3 Teknik Dokumentasi ................................................................. 18

3.5 Teknik Analisis data............................................................................ 19

3.5.1 Reduksi Data ............................................................................. 19

3.5.2 Display (Penyajian data) ........................................................... 19

3.5.3 Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi ................................... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 21

4.1 Hasil .................................................................................................... 21

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 21

4.1.1.1 Sejarah Pekon Kebuayan .............................................. 21

4.1.1.2 Letakdan Batas Wilayah Pekon Kebuayan ................... 22

4.1.1.3 Luas Wilayah Pekon Kebuayan .................................... 23

4.1.1.4 Keadaan Geografis dan Iklim Pekon Kebuayan ........... 24

4.1.1.5 Keadaan Penduduk Pekon Kebuayan ........................... 30

4.1.1.6 Struktur Pemerintahan Pekon Kebuayan ...................... 36

4.1.1.7 Potensi Sarana dan Prasarana Pekon Kebuayan ........... 37

4.1.2 Adat Buantak Pada Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin 39

4.1.2.1 Sejarah Adat Buantak ................................................... .39

4.1.2.2 Pentingnya Dilaksanakannya Adat Buantak ................ .40

4.1.2.3 Pihak Yang Terlibat Dalam Pelaksanaan

Adat Buantak ................................................................. .45

4.1.2.4 Perubahan Adat Buantak .............................................. .47

Page 16: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

xvi

4.1.3 Proses Pelaksanaan Adat Buantak Dalam Perkawinan

Bedu’a di Lamban Masyarakat Lampung Saibatin ....................... .52

4.1.3.1 Persiapan Syarat Seserah................................................... .52

4.1.3.2 Pengantaran Pengantin Wanita ......................................... .56

4.1.3.3 Pemberian Nasehat ............................................................ .61

4.2 Pembahasan ......................................................................................... .62

4.2.1 Implikasi PelaksanaanAdat BuantakDalam

Prespektif Masyarakat ................................................................. .62

4.2.1.1 Gelar Dalam Keluarga Bertambah ................................... .63

4.2.1.2 Kedudukan Keluarga Tidak di Pandang Rendah ............. .64

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 66

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 66

5.2 Saran ...................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Nama yang Pernah Menjabat Sebagai Kepala PekonKebuayan ...... 22

Tabel 4.2 Batas Wilayah Pekon Kebuayan ...................................................... 23

Tabel 4.3 Luas Wilayah Pekon Kebuayan Menurut Fungsi Lahan ................. 23

Tabel 4.4 Letak Geografis Pekon Kebuayan.................................................... 24

Tabel 4.5 Orbitrasi atau Jarak dan waktu Tempuh Pekon Kebuayan

dengan Pusat Pemerintahan .............................................................. 24

Tabel 4.6 Pemilik Lahan Pertanian Tanaman Pangan Pekon Kebuayan ......... 25

Tabel 4.7 Tanaman Pangan Menurut Komoditas Pekon Kebuayan ................ 26

Tabel 4.8 Jenis Tanaman Buah-buahan Pekon Kebuayan ............................... 26

Tabel 4.9 Pemilik Lahan Perkebunan Pekon Kebuayan .................................. 27

Tabel 4.10 Hasil Perkebunan Jenis Komoditas Pekon Kebuayan ................... 27

Tabel 4.11 Luas Lahan Hutan Pekon Kebuayan Menurut Pemilikan .............. 28

Tabel 4.12 Hasil Hutan Pekon Kebuayan ........................................................ 29

Tabel 4.13 Kondisi Hutan Pekon Kebuayan .................................................... 29

Tabel 4.14 Sumber Air Bersih Pekon Kebuayan ............................................. 30

Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Pekon Kebuayan ............................................... 31

Tabel 4.16 Sarana dan Prasarana di Pekon Kebuayan .................................... 38

Tabel 4.17 Pentingnya Dilaksanakan Adat Buantak ........................................ 41

Tabel 4.18 Pihak yang Terlibat Dalam Adat Buantak ..................................... 45

Tabel 4.19 Perubahan Adat Buantak ................................................................ 48

Tabel 4.20 Persiapan Pihak Keluarga Dalam Pelaksanaan Adat Buantak ....... 53

Tabel 4.21 Proses Mengantarkan Pengantin Wanita ke Tempat

Pengantin Laki-lakinya .................................................................... 57

Page 18: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Istilah..................................................................................................... 69

Daftar Nama Informan ..................................................................................... 71

Pedoman Wawancara ....................................................................................... 73

Rekapitulasi Hasil Wawancara dan Observasi ................................................. 75

Surat Izin Penelitian ......................................................................................... 91

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................................... 92

Peta Tempat Penelitian ..................................................................................... 93

Rekomendasi Pembahas ................................................................................... 94

Draf Judul ......................................................................................................... 95

Gambar Penenlitian .......................................................................................... 96

Page 19: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lampung merupakan salah satu provinsi yang berada di pulau sumatera yang

memiliki berbagai macam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

yang beraneka ragam tersendiri, salah satunya suku Lampung yang berada di

ujung selatan sebelah Barat Pulau Sumatera. Suku Lampung yang berada di

provinsi Lampung ini yang memiliki kebudayaan yang masih kental dalam

lingkungan masyarakatnya.

Menurut ilmu antropologi (Koentjaraningrat, 1990 : 180) bahwa kebudayaan

adalah sebagai berikut :

“Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia

adalah kebudayaan karena hanya amat sedikit tindakan manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakannya dengan

belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri beberapa refleks, beberapa

tindakan akibat proses fisiologi atau kelakuan apabila ia sedang membabi

buta”.

Setiap kebudayaan memiliki unsur-unsur penting yang bisa didapatkan didalam

kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (1990 : 203-204) tujuh unsur kebudayaan

antara lain :

Page 20: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

2

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi

5. Sistem mata pencaharian hidup

6. Sistem religi

7. Kesenian

Dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, salah satunya suku Lampung

yang berada di ujung selatan sebelah Barat Pulau Sumatera.

Menurut Imron (2005: 1) bahwa :

“Masyarakat Lampung terdiri dari dua masyarakat adat atau ruwa jurai,

yakni jurai Pepadun dan jurai Saibatin. Orang Lampung jurai Pepadun

pada umumnya bermukim di sepanjang aliran sungai yang bermuara ke

Laut Jawa dan orang Lampung jurai Saibatin bermukim di pesisir pantai

dan di sepanjang aliran sungai yang bermuara ke samudera Indonesia.

Dalam bertutur orang Saibatin berdialek A, sedangkan orang Pepadun

yang berdialek O”.

Imron ( 2005 : 18) mengatakan bahwa “kehidupan orang Lampung sehari-hari

berpedoman kepada prinsip piil pesenggiri. Piil artinya rasa atau pendirian yang

harus dipertahankan sedangkan pesenggiri pada dasarnya mengutamakan harga

diri”. Prinsip harga diri adalah sebagai berikut :

1. Pesenggiri

2. Juluk adok

3. Nemui nyimah

4. Nengah nyampur

5. Sakai sambayan

Masyarakat Lampung menjaga pi’ilnya dalam hidup bermasyarakat. Agar pi’il

tetap terjaga masyarakat Lampung menjaga hubungannya dalam bermasyarakat

dengan berpegang teguh pada prinsip harga diri orang Lampung salah satunya

adalah sakai sambayan yang berarti saling tolong menolong.

Page 21: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

3

Menurut Hadikusuma (1989 : 122) menjelaskan bahwa “sudah menjadi adat

istiadat orang Lampung, suka tolong menolong sejak bujang gadis, saling

memberi, atau kirim-mengirim setelah dewasa dan berumah tangga”.

Suku lampung ini ada dua yaitu Lampung Saibatin dan Lampung Pepadun.

Masyarakat Lampung Saibatin dan masyarakat Lampung Pepadun mempunyai

adat tersendiri yang terdapat ciri khasnya.. Hal ini dapat terlihat dalam adat

perkawinannya.

Menurut Hadikusuma dalam Imron (1990:141) Perkawinan bagi orang Lampung

bukan semata-mata urusan pribadi, melainkan juga urusan keluarga, kerabat, dan

masyarakat adat. Pola perkawinan masyarakat Lampung Saibatin ada dua yaitu

bujujogh dan semanda. Bujujogh merupakan menetap setelah menikah,

perempuan yang mengikuti suaminya serumah dengan keluarga orang tuanya. dan

semanda adalah laki-lakinya yang mengikuti perempuannya yang tinggal bersama

dengan keluarga perempuannya. Pada masyarakat Lampung Saibatin yang berada

di Kabupaten Pesisir Barat sangat dominan dengan pola perkawinan bujujogh.

Untuk pola perkawinan bujujogh, masyarakat Lampung Saibatin melaksanakan

adat perkawinannya dengan dua cara pesta adat yaitu :bedu’a di lamban dan

nayuh balak. Bedu’a di lamban merupakan pesta adat perkawinan yang

sederhana, semua kegiatan hanya dipusatkan dan dilaksanakan di rumah

pengantin laki-lakinya saja. dan nayuh balak adalah pesta adat yang dilaksanakan

secara meriah yang pelaksanaannya tiga hari sampai tujuh harian. dengan adanya

pola perkawinan bujujogh ini juga masyarakatLampung Saibatin yang berada di

Kabupaten Pesisir Baratkhususnya di Pekon Kebuayanini, pihak wanita

mengantarkan pengantin wanitanya ke tempat pengantin laki-lakinya.

Page 22: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

akad nikahnya di tempat laki-lakinya dikenal dengan adat buantak. Adat ini di

ikuti oleh kemuakhian atau kerabat dekat dari pihak pengantin wanitanya, baik

bujang gadis, ibu-ibu dan bapak-bapak. Pelaksanaan adat buantak di Pekon

Kebuayan dilengkapi dengan adanya budaya perkawinan yang lain seperti

mengiringi kedua mempelai (buhaghak) dan pencak silat (silek). Keluarga yang

ikut mengantarkan pengantin wanita ini juga membawa barang bawaan (binatok)

pengantin wanitanya ke tempat laki-lakinya, dimana barang bawaan ini biasanya

dibawa secara bersamaan pada saat menghantarkan pengantin wanitanya ke

tempat pengantin laki-lakinya. akan tetapi juga, tidak semua masyarakat Lampung

Saibatin dalam adatnya menggunakan binatok, bahkan lebih dominan tidak

menggunakan adat binatok (barang bawaan). Masyarakat Lampung Saibatin yang

berada di Pekon Kebuayan ini lebih dominan melaksanakan adat perkawinannya

dengan cara bedu’a di lamban yaitu pelaksanaan akad nikah yang dilaksanakan di

tempat pengantin laki-lakinya saja, sehingga pihak pengantin wanita ini

menghantarkan pengantin wanitanya ke tempat pengantin laki-lakinya. Kebiasaan

ini menjadi sebuah keunikan dan keunggulan adatnya bagi masyarakat Lampung

Saibatin yang berada di Pekon Kebuayan. Masyarakat yang berada di luar dari

Pekon Kebuayan yang selama ini cenderung hanya mengetahui bahwa dalam

pelaksanaan akad nikah dilaksanakan di kediaman pengantin wanitanya saja.

dengan adanya adat yang unik seperti ini maka peneliti bermaksud akan

melaksanakan penelitian lebih dalam lagi tentang proses pelaksanaan adat

buantak dalam perkawinan bedu’a di lamban pada masyarakat Lampung Saibatin

yang khususnya pada masyarakat yang berada di Pekon Kebuayan

Mengantarkan pengantin wanita ke tempat laki-laki pada saat akan dilaksanakan

4

Page 23: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

5

1.2Analisis Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Proses Pelaksanaan Adat Buantak

Dalam Perkawinan Bedu’a di Lamban Pada Masyarakat Lampung Saibatin di

Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat”.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan analisis masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah Proses Pelaksanaan Adat Buantak Dalam Perkawinan

Bedu’a di Lamban Pada Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Kebuayan

Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat?”.

1.4 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai oleh penulis ini adalah Untuk mengetahui tentang “Bagaimanakah Proses

Pelaksanaan Adat Buantak Dalam Perkawinan Bedu’a di LambanPada

Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa

Kabupaten Pesisir Barat”.

1.4.2 Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak

yang membutuhkan, adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menambah wawasan penulis tentang proses pelaksanaan Adat

Buantakdalam Perkawinan Bedu’a di Lamban Pada Masyarakat

Page 24: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

6

Lampung Saibatin yang berada di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya

Penggawa Kabupaten PesisirBarat.

b. Memberikan gambaran serta menguraikan mengenai proses

pelaksanaan Adat Buantak Dalam Perkawinan Bedua’ di Lamban

Pada Masyarakat Lampung Saibatin yang berada di Pekon Kebuayan

Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.

c. Sebagai sumbangan pustaka yang dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa

Universitas Lampung sebagai informasi wujud ragam budaya

Lampung.

1.4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Obyek Penelitian : Proses Pelaksanaan Adat Buantak di Pekon

Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa

Kabupaten Pesisir Barat.

b. Subyek Penelitian : Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon

Kebuayan Kecamatan Karya PenggawaKabupaten

Pesisir Barat.

c. Tempat Penelitian : Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa

Kabupaten Pesisir Barat.

d. Waktu Penelitian : Tahun 2018

e. Bidang Ilmu : Antropologi Budaya

Page 25: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

7

REFERENSI

Ali Imron, 2005, Pola Perkawinan Saibatin, Bandar Lampung : Universitas

Lampung. Hal 29-37

Hilman, Hadikusuma, 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Mandar

Maju. Bandung. Hal 122

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Hal 203-204

Ibid. Hal 180

Page 26: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

menjadi topik penelitian. Penelitian ini juga akan dicari konsep-konsep yang dapat

dijadikan landasan teori bagi peneliti yang akan dilakukan. Adapun tinjauan

pustaka dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

2.1.1 Konsep Adat

Menurut Setiady bahwa “Adat merupakan berasal dari kata istilah (bahasa arab)

yang artinya kebiasaan, yaitu perilaku masyarakat yang selalu dan senantiasa

terjadi di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari”. (Setiady, 2008 : 5).

Menurut Soekanto adat adalah kaedah-kaedah yang tidak hanya dikenal,

diakui,dan dihargai akan tetapi juga ditaati. ( Soerjono Soekanto, 1978 : 14).

Sedangkan Menurut Kusmadi Adat merupakan tingkah laku dalam suatu

masyarakat yang sudah diadatkan dalam lingkungan masyarakatnya. (Kusmadi,

1982 : 13).

Berdasarkan dari uraian diatas bahwa adat adalah kebiasaan masyarakat yang

dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang yangdiwariskan kepada

gnerasi penerusnya (anak,cucu,cicitnya) yang tidak hanya dikenal dan diakui saja

tetapi di taati dan masih dijalankan di kehidupan masyarakat

Page 27: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

8

2.1.2 Konsep Buantak

Menurut Hilal bahwa “Buantak adalah adat dalam mengantarkan calon pengantin

perempuan ke rumah calon pengantin laki-laki secara beramai-ramai mulai dari

bapak-bapak, ibu-ibu, bujang, gadis dan anak-anak. Dalam proses ini juga

perjalanan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat sangat sakral, rombongan

perjalanan ini disebut dengan Iring lapah”. (Iqbal Hilal,2012 : 84). Sedangkan,

Menurut bapak Mulyawan yang merupakan selaku tokoh adat yang bergelar

dalom, adat buantak merupakan adat yang dilakukan oleh pihak calon pengantin

perempuannya untuk mengantarkan calon pengantin perempuannyake tempat

pengantin laki-lakinya pada saat akad nikah akan dilaksanakan.

(Wawancara dengan Bapak mulyawan dengan Adok Dalom, 10 Juni 2017)

Jadi buantakmerupakan suatu prosesi adat masyarakat Lampung Saibatin dalam

suatu perkawinan yang mengantarkan calon pengantin perempuan pada saat akad

nikahnya yang akan dilaksanakan dikediaman pengantin laki-lakinya. Hal ini

dilakukan oleh pihak calon pengantin perempuan ke rumah calon pengantin laki-

lakinya, yang di ikuti oleh kerabat dekat calon pengantin perempuannya, baik

bapak-bapak, ibu-ibu dan para bujang gadis yang masih memiliki ikatan darah.

2.1.3 Konsep Budaya

Menurut Koentjaraningrat bahwa “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat, 1990 : 180)

Page 28: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

9

Kebudayaan berasal dari kata sansakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari

buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal-hal

yang bersangkutan dengan akal.

Menurut Prasetya (2011 : 31) Ada dua macam kebudayaan, yaitu :

1. Kebudayaan material

Yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, gedung,

alat-alat senjata,pakaian dan sebagainya.

2. Kebudayaan immaterial

Yaitu kebudayaan yang spritual atau batin, misalnya : kebudayaan adat

istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Menurut Prasetya dalam buku Ilmu Budaya Dasar“Kebudayaan adalah

keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain, serta

kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.

(Prasetya dalam buku Ilmu Budaya Dasar, 2011 :29).

Berdasarkan dari uraian diatas dapat diterangkan bahwa “Kebudayaan adalah

suatu kebiasaan para masyarakat yang turun-temurun dari nenek moyangnya yang

dilakukan di kehidupannya”.

2.1.4 Konsep Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin

Perkawinan orang Lampung Saibatin menganut pola bujujogh dan semanda.Pola

perkawinan bujujogh ini merupakan pola perkawinan warisan adat dari satu nenek

moyang ulun lampung yang asli, yaitu ketika semua masyarakat lampung masih

tinggal dalam satu wilayah di tanah leluhurnya di sekala beghak. Masyarakat

Lampung dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jurai pepadun dan jurai saibatin.

Page 29: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

10

Menurut Imron “Perkawinan dengan pola bujujogh menganut sistem kekerabatan

patrilineal yang kuat, dimana laki-laki yang menentukan. Makna perkawinan

bujujogh ini bagi ulun Lampung pada hakekatnya merupakan tanggung jawab dan

harga diri”. (Imron, 2005:37).

Perkawinan pola semanda menganut sistem kekerabatan yang dihitung dari garis

perempuan atau ibu. Pola menetap setelah menikah pada perkawinan semanda ini

adalah matrilokal, dimana pasangan yang baru menikah akan bertempat tinggal

(menetap) dekat dengan kerabat perempuan.

Pada masyarakat Lampung Saibatin yang berada di Pekon Kebuayan Kecamatan

Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat yang biasanya menggunakan sistem

perkawinan bujujoghdalam melaksanakan acara perkawinan.

2.1.5 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan hubungan yang berdasarkan pada model hubungan

yang dipandang berdasarkan seorang ayah dengan anak serta antara seorang ibu

dengan anaknya. (Ali Imron, 2005:27 ). Hubungan kekerabatan yang kuat adalah

yang memiliki ikatan darah dan ikatan perkawinan.

Masyarakat yang ada di Kabupaten Pesisir Barat khususnya di Pekon Kebuayan

menganut prinsip kekerabatan yang berdasarakan garis keturunan seorang

ayahnya. Orang lampung Saibatin menganut prinsip kekerabatan garis keturunan

bapak atau patrineal, yaitu dimana setiap anak laki-laki tertua dari keturunan yang

lebih tua menjadi pemimpin atau punyimbang, penerus keluarga, penerima waris

dan bertanggung jawab mengatur seluruh anggota kekerabatannya.

Page 30: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

11

2.2 Kerangka Pikir

Kabupaten Pesisir Barat mayoritas penduduk aslinya adalah masyarakat Lampung

Saibatin. Masyarakat Lampung Saibatin yang berada di Kabupaten Pesisir Barat

khususnya masyarakat yang berada di Pekon Kebuayan masih sangat sakral

dengan adat yang diwariskan oleh sesepuh adat sejak zaman dulu yang masih

tetap dilaksanakan dan dijaga sampai saat ini baik dalam adat kematian, kelahiran,

dan perkawinannya. Masyarakat Lampung saibatin di pekon Kebuayan ini

melaksanakan adat perkawinannya lebih dominan dengan cara bedu’a di lamban.

Pelaksanaan adat ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat yang bukan

keturunan seorang raja, sehingga dalam adat perkawinan bedu’a di lamban ini

bukan sebagai pilihan akan tetapi sudah ditentukan dari garis keturunannya.

Bedu’a di lamban merupakan adat perkawinan yang hanya dilaksanakan di tempat

pengantin laki-lakinya saja. Sehingga pengantin wanitanya diantarkan ke tempat

pengantin laki-lakinya. masyarakat Lampung Saibatin setempat mengenal dengan

adat buantak. Adat buantak ini diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu, dan para bujang

gadis yang merupakan kerabat dekat dari pihak pengantin wanitanya, yang

memiliki ikatan darah dan ikatan perkawinan dari pengantin wanitanya. Kerabat

dekat yang ikut mengantarkan pengantin wanitanya ini juga memberikan barang

bawaan (binatok) kepada pengantin wanitanya, sehingga pemberian barang

bawaan ini merupakan sebagai bukti bahwa kedudukan anak tertua laki-laki

memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya yang akan melaksanakan

perkawinan.

Page 31: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

12

2.3 Paradigma

Keterangan :

Garis Bentuk

Garis Deskripsi

Garis Pelaksanaan

Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin

Bedu’a di Lamban

Buantak

Pelaksanaan

Pengantaran

Pengantin Wanita

Persiapan Syarat

Seserahan Pemberian Nasehat

Page 32: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

13

REFERENSI

Ali Imron, 2005. Pola Perkawinan Saibatin, Bandar Lampung : Universitas

Lampung, Hal 29-37

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Hal 180

Soekanto, 1992. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali, Hal 188

Prasetya, 2011. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Rineka Cipta, Hal 29

Sudiyat, 1982. Asas-asas Hukum Adat, Yogyakarta : Liberty, Hal 13

Soekanto, 1978. Pokok-pokok Hukum Adat, Bandung : Alumni, Hal 14

Wawancara dengan Dalom Mulyawan, Selaku tokoh adat Pekon Kebuayan

10 Juni 2017

Page 33: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

III. METODE PENELITIAN

Menurut Subagyo bahwa Metode adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh

kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. (Subagyo, 2006:2). Sedangkan

Menurut Afrizal Metode adalah cara yang dipakai oleh para peneliti untuk

memecahkan masalah dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitiannya. (Afrizal, 2016:12).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Metode adalah cara yang

dipakai oleh seorang peneliti untuk memperoleh data dalam memecahkan

permasalahan yang ditelitinya.

3.1 Metode yang digunakan

Penelitian ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode

Deskriptif. Menurut Nazir bahwa metode Deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.(Nazir, 1989 : 63).

Sedangkan, menurut Arikunto metode Deskriptif merupakan tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesis tertentu, akan tetapi hanya menggambarkan apa adanya

tentang sesuatu variabel, gejala, atau keadaan.(Arikunto, 2003 : 310).

Menurut Basuki penelitian Desktiptif adalah mencari deskripsi yang tepat dan

cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. (Basuki, 2006 : 130-131).

Dari uraian di atas, dapat di katakan bahwa metode Deskriptif adalah metode

penelitian yang mengungkapkan fakta atau kebenarannya dari suatu kejadian yang

Page 34: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

14

di teliti secara langsung baik dari objek, aktivitas, dan proses. Dengan demikian

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai tata cara atau proses

pelaksanaan adat Buantak pada perkawinan masyarakat Lampung Saibatin yang

berada di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berlokasi diPekon Kebuayan

Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat. Lokasi ini dipilih karena di

Pekon Kebuayan ini para masyarakatnya asli orang lampung yang masih tetap

melaksanakan adat buantak ini. Selain itu juga lokasi penelitian ini merupakan

Pekon (desa) tempat tinggal penulis. Oleh karena itu dengan harapan agar penulis

dapat melakukan penelitian dengan mudah karena penulis dapat berkomunikasi

dengan para informan yang komunikasinya dengan menggunakan bahasa daerah

yaitu bahasa Lampung.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1Variabel Penelitian

Menurut Suryabrata Variabel penelitian adalah sebagai segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2012:25) sedangkan, menurut

Arikunto Variabel adalah objek penelitian, atau titik yang menjadi perhatian suatu

penelitian. (Arikunto, 2010:161).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Variabel adalah sesuatu

yang menjadi objek penelitian terhadap data yang akan diteliti atau diamati oleh

seorang peneliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

Page 35: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

15

tunggal yaitu mengenai tata cara atau proses pelaksanaan adat buantak pada

perkawinan masyarakat Lampung Saibatin yang berada di Pekon Kebuayan

Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.

3.3.2Definisi Operasional Variabel

Menurut Nazir bahwa Operasional Variabel adalah suatu definisi yang diberikan

pada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan

untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. (Moh. Nazir, 1985:162).

Sedangkan menurut Ali Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau

menspesifikasikan kegiatan atau untuk memberikan suatu operasionalaln yang

diperlukan untuk mengukur variabel tertentu. (Moh Ali, 1988:65)

Beradasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Operasional variabel adalah

suatu petunjuk yang memberikan cara mengukur suatu variabel dengan cara

mendefinisikan kegiatan agar mudah dalam penelitiannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik untuk pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

yaitu teknik observasi partisipan, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

3.4.1Teknik Wawancara

Menurut Moleong (dalam Herdiansyah) Wawancara adalah percakapan yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

Page 36: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

16

pertanyaan tersebut. (Moleong dalam Herdiansyah,2010:118).Sedangkan,

menurut Emzir bahwa Wawancara merupakan interaksi bahasa yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu melakukan

wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang

berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya. (Emzir, 2011:50).

Teknik wawancara terbagi menjadi dua macam, yaitu wawancara terstruktur dan

wawancara tidak berstruktur.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara Terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menyusun

daftar pertanyaan terlebih dahulu yang akan diajukan kepada informan. yang

dalam hal ini informan yang diwawancarai merupakan masyarakat asli yang

berada di Pekon Kebuayan, yang memahami secara jelas mengenai adat buantak

dan jawaban dari pertanyaan yang diajukan sudah tersedia dan dibatasi, hal ini

dilakukan agar dalam memberikan jawaban informan tidak meluas.

b. Wawancara tidak Berstruktur

Wawancara tidak berstruktur merupakan wawancara yang dilakukan secara

langsung terhadap informan dengan tidak menyusun daftar pertanyaan terlebih

dahulu yang akan diajukan, sehingga jawaban yang diberikan oleh informasi

dapat meluas.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik

wawancara terstruktur yaitu dengan membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu.

dalam hal ini informan yang diwawancarai merupakan masyarakat (tokoh adat)

Page 37: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

17

asli yang berada di Pekon Kebuayan, yang memahami secara jelas mengenai adat

buantak.

Dapat disimpulkan bahwa Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh

dua orang yaitu (pewawancara dan terwawancara) yang betujuan untuk

mendapatkan sebuah informasi yang sesuai dengan yang diinginkannya.

3.4.1.1 Informan

Menurut Arikunto, Informan merupakan orang yang memberikan informasi atau

memberi keterangan karena dipancing oleh pihak peneliti.(Suharsimi

Arikunto2010:188)

Syarat-sayarat untuk menjadi informan, yaitu :

1. Umur informan harus benar-benar dapat mewakili dari suatu masyarakat

Bahasa.

2. Mutu kebudayaan dan psikologi seorang informan harus luas dan dapat

berbicara secara relevan.

3. Informan hendaknya seorang penutur asli dari bahasa dan dialek yang

sedang dipelajari.

Dari uraian diatas, maka kriteria informan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tokoh adat atau tokoh masyarakat (Dalom, Raja, Batin)

2. Dapat dipercaya dan bertnggung jawab atas apa yang dikatakannya

3. Memahami objek yang diteliti mengenai tata cara pelaksanaan adat

buantak.

4. Informan bersedia dan memiliki waktu yang cukup.

5. Informan berpengalaman mengenai tata cara pelaksanaanadat buantak.

Page 38: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

18

3.4.2Teknik Observasi Partisipan

Teknik Observasi Partisipan merupakan cara pengumpulan data yang melalui

keterlibatan langsung dengan objek yang diteliti. ( Sarwono, 2006:223).

sedangkan menurut Emzir Observasi Partisipan adalah observasi yang dilakukan

oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang ikut serta dalam kehidupan

masyarakat topik penelitiannya. (Emzir, 2011:39).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Observasi Partisipan

adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung

yang mempunyai keterlibatan dalam masyarakatnya yang sesuai dengan topik

penelitiannya. dengan menggunakan teknik observasi partisipan ini penulis secara

langsung dapat memperoleh gambaran umum mengenai permasalahan yang

berhubungan dengan proses dalam pelaksanaan adat buantak dan dapat

mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan permasalahan yang

diteliti.

3.4.3Teknik Dokumentasi

Menurut Suwandi bahwa Teknik Dokumentasi adalalah suatu cara pengumpulan

data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan sah yang

bukan berdasarkan perkiraan.(Suwandi, 2008:158). Sedangkan, menurut Arikunto

Teknik Dokumentasi adalah peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, dokumen, catatan dan lainnya. (Arikunto, 2010:201).

Page 39: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

19

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dokumntasi

merupakan cara mengumpulkan informasi, yang meliputi baik dari data tertulis

maupun dalam bentuk gambar, foto, buku dan sebagainya yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

3.5Teknik Analisis data

Analisis data adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang

dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu

perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah

data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan tidak menimbulkan

persoektif yang berbeda-beda. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu memahami kejadian yang ada

mengenai tata cara atau proses pelaksanaan adat buantak yang berada di Pekon

Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat. dikarenakan data

yang diperoleh oleh peneliti bukan berupa angka tetapi fenomena, sehingga

penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. dalam menganalisis data

yang telah diperoleh dalam penelitian, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

peneliti yaitu sebagai berikut :

3.5.1Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk

data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis.

Seperti hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil dari dokumentasi yang diubah

menjadi bentuk tulisan (script) yang sesuai dengan formatnya masing-masing.

Page 40: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

20

3.5.2Display (Penyajian data)

Display data merupakan berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah

seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam

suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan

dandikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang

lebih konkrit dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan

pemberian kode dari subtema tersebut dengan verbatim wawancara yang

sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti.

3.5.3 Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan dan Verifikasi merupakan tahapan yang terakhir dalam menganalisis

data. dalam kesimpulannya menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian

yang diajukan sebelumnya dan mengungkapkan “What dan How” ( Apa dan

Bagaimana) dari temuan penelitian yang dilakukan. Adapun langkah-langkah

dalam mengambil kesimpulan adalah :

1. Mencari data yang relevan dengan penelitian.

2. Menyusun data dan menyeleksi data-data yang diperoleh dari sumber yang

didapat dilapangan, ditarik kesimpulannya dan dituangkan dalam tulisan.

Page 41: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

21

REFERENSI

Emzir, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Rajawali Pers, Hal 37-39

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : PT

Alfabeta, Hal 137-138

Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Rineka Cipta,

Hal 158

Arikunto, 2010, Prosedur Penenlitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, Hal 161

Ibid. Hal 262

Ibid. Hal 201

Ibid. Hal 188

Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualittif, Jakarta : Salemba Humanika,

Hal 118

Suryabrata, 2012, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali Pers, Hal 25-29

Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : Graha

Ilmu, Hal 223

Afrizal, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers, Hal 12

Emzir, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers, Hal 39

Ibid 50

Subagyo, 2006, Metode Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, Hal 2

Nazir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal 162

Page 42: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan

adat buantak dalam perkawinan bedu’a di lamban pada masyarakat Lampung

Saibatin di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir

Barat sebagai berikut :

1. Tahap awal dalam pelaksanaan adat buantak ini yaitu persiapan semua

syarat seserah (nyiapko syaghat ni) yaitu semua kerabat dekat dari pihak

wanita melaksanakan musyawarah keluarga. Kemudian mempersiapkan

semua barang yang akan dibawa ke tempat pihak laki-laki. Barang yang

akan dibawa tersebut seperti kue adat dalam perkawinan (kue tat, kue

cucogh dan lainnya). Selain kue yang harus dipersiapkan, binatok dari

mempelai wanita ini dipersiapkan juga seperti lemari, kursi,kasur, lipan.

2. Tahap pengantaran pengantin wanita (peghani ni guai) diawali dengan

berkumpulnya semua kerabat dekat dirumah mempelai wanita. Setelah

lengkap semua berkumpul maka berangkat melaksanakan buantak ke

rumah mempelai laki-lakinya. Semua kerabat dekat dari mempelai wanita

terlebih dahulu disambut di rumah dalom.Kemudian kedua mempelai

diiringi (dihaghak) dari rumah dalom ke rumah mempelai laki-laki yang

Page 43: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

67

diiringi dengan pecak silat dan tabuhan rabana. Setelah kedua mempelai

tiba didepan rumah mempelai laki-laki, maka penyambutan oleh gadis

(muli) terhadap mempelai wanita dengan mengenakan kain panjang di

badan mempelai wanitanya dengan mengucapkan “kalau keti ghua

seangkonan, seandanan ”. dilanjutkan penyambutan mempelai wanita

oleh ibu dari mempelai laki-laki dengan menyiramkan air yang diberi

bunga mawar ke kepala mempelai wanitanya dan ke kaki mempelai

wanitanya, dengan mengucapkan bismillah tiga kali. Setelah dilakukannya

penyambutan dari keluarga mempelai laki-laki, semua kerabat dekat dari

kedua mempelai memasuki rumah dari mempelai laki-laki. Dilanjutkan

dengan pengtuha nangguh (sesepuh menyampaikan maksud dan tujuan

kedatangan mereka) kepada pihak laki-lakinya. Pelaksanaan akad nikah

Semua kerabat dekat dan kedua mempelai memasuki tarub. dan

dilanjutkan juga dengan makan bersama. Penyerahan binatok (barang

bawaan wanita kepada pihak laki-laki.

3. Tahap pemberian nasehat (ujung ni guai) yaitudengan semua kerabat dekat

kedua mempelai kembali ke rumah pihak laki-laki. Sesepuh adat

(Pengtuhanangguh)menyampaikan nasehatnya terhadap kedua

pengantinnya agar kehidupan keluarga yang akan dijalani kedua pengantin

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh keluarganya..

Page 44: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

68

5.2 Saran

Berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul Adat Buantak

Pada Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Kebuayan Kecamatan

Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat, peneliti ingin menyampaikan beberapa

saran diantaranya :

1. Pelaksanaan adat buantak sebaiknya para pemuda-pemudinya untuk

ikut serta dalam pelaksanaan adatnya agar adat buantak ini bisa terus

untuk diwariskan kegenerasi yang lebih awal.

2. Agar peralatan yang digunakan dalam melaksanakan adat buantak ini

tetap ada tradisionalnya, sebaiknya para tokoh adat tidak melakukan

pembaharuan peralatan yang lebih modern.

3. Agar tidak terjadinya perubahan dalam pelaksanaan adat buantak ini,

sebaiknya para tokoh adat dan masyarakat melakukan pertemuan

setiap satu bulan sekali untuk sharing bersama tentang adat ini.

4. Agar pelaksanaan adat buantak ini terlihat lebih baik lagi, sebaiknya

para tokoh adat dan masyarakat yang berada di pekon Kebuayan ini

melengkapi peralatan yang belum ada.

Page 45: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

69

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers, Hal :12

Ali Imron, 2005, Pola Perkawinan Saibatin, Bandar Lampung : Universitas

Lampung. Halaman: 29-37.

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penenlitian, Jakarta : PT Rineka Cipta

Halaman: 161

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penenlitian, Jakarta : PT Rineka Cipta

Halaman : 262

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penenlitian, Jakarta : PT Rineka Cipta

Halaman : 201

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penenlitian, Jakarta : PT Rineka Cipta

Halaman : 188

Emzir, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Rajawali Pers, Hal : 37-39

Emzir, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers, Hal: 39

Emzir, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers, Hal: 50

Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualittif, Jakarta : Salemba Humanika,

Halaman: 118

Hilman, Hadikusuma, 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Mandar

Maju. Bandung. Halamanl : 122.

Imam, Sudiyat, 1982. Asas-asas Hukum Adat, Yogyakarta : Liberty. Hal : 13

Iqbal, Hilal, 2012. Tata Titi Adat Budaya Lampung, Departemen Kebudayaan

Prov Lampung. Hal : 84)

Joko, Subagyo, 2006, Metode Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, Hal : 2

Page 46: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

70

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Halaman: 203-204.

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Halaman: 180.

Nazir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal : 162

Prasetya, 2011, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Rineka Cipta. Halaman: 29.

Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : Graha

Soejono Soekanto, 1992, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali.

Halaman : 188.

Soerjono, Soekanto, 1978. Pokok-Pokok Hukum Adat, Bandung : Alumni.

Halaman : 14

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : PT

Alfabeta, Hal : 137-138

Suryabrata, Sumardi. 2012, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali Pers,

Halaman : 25-29

Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Rineka Cipta,

Halaman: 158

Tolib, Setiady, 2009. Intisari Hukum Adat Indonesia, Bandung : Alfabeta. Hal : 1)

Wawancara dengan Bapak Mulyawan (Selaku tokoh adat pekon kebuayan) pada

tanggal 17 Januari 2018.

Wawancara dengan Bapak Subroto(Selaku tokoh adat pekon kebuayan) pada

tanggal 17 Januari 2018.

Wawancara dengan Bapak Mursyad (Selaku tokoh adat pekon kebuayan) pada

tanggal 20 Januari 2018.

Page 47: ADAT BUANTAKDALAM PERKAWINAN BEDU’A DI LAMBAN …digilib.unila.ac.id/54487/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftempat pengantin laki-laki hanya terdapat di pekon Kebuayan saja. Rumusan

71

Wawancara dengan Bapak Juanda (Selaku tokoh adat pekon kebuayan) pada

tanggal 20 Januari 2018.

Wawancara dengan Bapak Makmur Hasan (Selaku tokoh adat pekon kebuayan)

pada tanggal 20 Januari 2018.

Wawancara dengan Bapak Suandi (Selaku tokoh adat pekon kebuayan) pada

tanggal 18 Januari 2018.

Wawancara dengan Bapak Mahmud Khotob (Selaku tokoh adat pekon kebuayan)

pada tanggal 19 Januari 2018.