iv 5 - bi.go.id · kata pengantar tugas bank indonesia berdasarkan uu no. 23 tahun 1999 tentang...

77
IV IV-2015

Upload: lynguyet

Post on 22-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

IV

IV-2015

Page 2: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KATA PENGANTAR

Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah.

Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di

daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan

sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.

Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan

dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok

bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja

Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini

diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan

kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi

bagi penentu kebijakan di daerah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa

kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan

kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini

menjadi lebih baik di waktu yang akan datang.

Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami

sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.

Ternate, 17 Februari 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI MALUKU UTARA

Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan

Page 3: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

ii

Page 4: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK v INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA vii RINGKASAN UMUM ix BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1 1.1 Kondisi Umum 2 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 2 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 9 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH 15 2.1 Struktur APBD 16 2.2 Realisasi Pendapatan APBD 18 2.3 Realisasi Belanja APBD 19 2.4 Rekening Pemerintah 21 BAB III INFLASI DAERAH 23 3.1 Kondisi Umum 24 3.2 Perkembangan Inflasi Kota Ternate 25 3.3 Faktor-Faktor Penggerak Inflasi 30 3.4 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 33 BAB IV KINERJA PERBANKAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 35 4.1 Kinerja Perbankan 36 4.2 Stabilitas Sistem Keuangan 43 4.3 Perkembangan Sistem Pembayaran 46 BAB V KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 53 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan 54 5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) 54 5.3 Persepsi Tingkat Kesejahteraan 56 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN 59 6.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 60 6.2 Outlook Inflasi Daerah 63

Page 5: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

iv

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan 3 2 Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV-

2015

18 Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV-2015 21

3 Tabel 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan

Jasa (%)

26 Tabel 3.2 Andil Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Menurut Sub Kelompok Barang

dan Jasa

26 Tabel 3.3 Komoditas Pendorong & Penahan Laju Inflasi Bulanan (YOY) Kota

Ternate

27 Tabel 3.4 Laju Inflasi Triwulanan (qtq) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan

Jasa (%)

27 Tabel 3.5 Komoditas Pendorong & Penahan Laju Inflasi Bulanan (MTM) Kota

Ternate

29 Tabel 3.6 Program Pengendalian Inflasi akhir tahun TPID Provinsi Maluku Utara

dan Kota Ternate

34 4 Tabel 4.1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan IV-2015 48 Tabel 4.2 Perkembangan Cek/BG Kosong 50 Tabel 4.3 Perkembangan RTGS Maluku Utara 51

5 Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara 54 Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua 55

Page 6: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

DAFTAR GRAFIK

1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV-2015 3 Grafik 1.2 Volume Bongkar Bahan Pokok di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate (Ton) 4

Grafik 1.3 Volume Bongkar Barang Konsumsi Lainnya di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate (Ton)

4

Grafik 1.4 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 5 Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumtif Lokasi Proyek 5 Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Semen 5 Grafik 1.7 Perkembangan PMA di Maluku Utara 6 Grafik 1.8 Perkembangan PMDN di Maluku Utara 6 Grafik 1.9 Perkembangan Giro Pemerintah 7 Grafik 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.12 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.14 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV-2015 9 Grafik 1.15 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 9 Grafik 1.16 Struktur PDRB Sisi Penawaran 10 Grafik 1.17 Persepsi Pelaku Usaha terhadap Realisasi Kinerja Sektor Pertanian 11 Grafik 1.18 Perkembangan Harga Komoditas Kopra 11 Grafik 1.19 Perkembangan Volume Muat Barang di Pelabuhan Ahmad Yani

Ternate

12 Grafik 1.20 Perkembangan Volume Bongkar Barang di Pelabuhan Ahmad Yani

Ternate

12 Grafik 1.21 Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI Prov. Malut 13 Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Sektor Industri Pengolahan 14 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2014 dan 2015 16 Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2014 dan 2015 17 Grafik 2.3 Perbandingan Sisi Pendapatan Realisasi APBD Triwulan I 2014 dan

Triwulan I 2015

19 Grafik 2.4 Perbandingan Sisi Realisasi APBD Triwulan I 2014 dan Triwulan I

2015 20

Grafik 2.5 Perkembangan APBD Maluku Utara (dalam juta rupiah) 22 3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate, Sulampua & Nasional 24

Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 25 Grafik 3.3 Andil Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 25 Grafik 3.4 Laju Inflasi Bulanan (mtm) Kota Ternate, Sulampua & Nasional 28 Grafik 3.5 Pergerakan Harga Emas Internasional 30 Grafik 3.6 Nilai Ikan Tangkap 31 Grafik 3.7 Volume Ikan Tangkap 31 Grafik 3.8 Pergerakan harga Premium dan Solar 32

Page 7: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

vi

4 Grafik 4.1 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 36 Grafik 4.2 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 37 Grafik 4.3 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 39 Grafik 4.4 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 40 Grafik 4.5 Perkembangan Bank Syariah 42 Grafik 4.6 Perkembangan BPR/BPRs 43 Grafik 4.7 Perkembangan NPL Perbankan 44 Grafik 4.8 Perkembangan Transaksi Tunai di Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Prov. Malut

46 Grafik 4.9 Perkembangan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) 47 Grafik 4.10 Perkembangan Kliring Maluku Utara 49

5

Grafik 5.1 Perkembangan NTP Maluku Utara 55 Grafik 5.2 NTP Tiap Subsektor di Maluku Utara 56 Grafik 5.3 Perkembangan Persepsi Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara 57

6 Grafik 6.1 Perkembangan PDRB Malut dan Nasional Serta Proyeksinya 60 Grafik 6.2 Ekspektasi Kondisi Ekonomi Maluku Utara 6 Bulan Mendatang 61

Page 8: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN

PROVINSI MALUKU UTARA

A. Inflasi dan PDRB

Tw .1 Tw .2 Tw .3 Tw .4 Tw .1 Tw .2 Tw .3 Tw .4

112.16 114.28 117.01 122.30 121.04 123.67 124.73 128.50

8.80 9.75 5.40 9.34 7.92 8.22 6.60 5.70

4,684.97 4,743.97 4,858.17 4,919.23 4,921.48 5,051.48 5,187.67 5,216.88

1,152.77 1,175.54 1,177.99 1,155.75 1,177.54 1,198.36 1,201.63 1,161.34

506.56 458.35 477.07 487.65 510.94 536.95 514.94 493.01

260.00 257.04 264.48 272.93 274.68 275.61 271.62 273.75

3.23 3.52 4.10 4.64 4.06 4.36 4.22 5.13

4.17 4.27 4.43 4.49 4.45 4.57 4.69 4.86

290.02 302.13 299.43 315.12 308.73 321.96 342.67 356.52

805.01 828.86 865.48 878.12 888.47 908.70 935.35 926.65

256.98 262.30 274.09 274.60 275.68 286.53 292.17 293.00

20.96 21.01 21.33 21.65 21.08 21.71 21.84 23.33

193.42 200.11 210.08 209.54 216.08 219.13 224.31 227.84

129.65 135.61 130.75 142.70 146.29 139.94 150.30 158.11

5.37 5.51 5.68 5.74 5.78 5.84 6.03 6.29

16.04 16.13 16.59 16.35 16.63 16.82 17.29 17.86

745.17 770.55 792.12 817.32 760.43 792.17 862.16 923.87

159.61 163.28 169.64 166.79 165.55 170.95 183.05 187.16

99.21 101.87 105.66 106.78 105.07 107.04 112.88 114.79

36.80 37.89 39.25 39.06 40.02 40.84 42.52 43.37

21.84 3.26 1.30 3.10 1.28 2.86 4.10 2.93

647.55 5.25 2.51 6.52 2.62 5.82 8.23 5.58

1.18 2.58 4.55 6.40 20.81 10.05 3.04 27.80

0.31 2.68 3.84 5.67 14.19 2.28 16.65 43.16

INDIKATOR2014 2015

Page 9: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

viii

B.Perbankan

6,461.5 6,650.5 6,783.5 7,147.6 7,105.4 7,439.8 7,728.8 8,120.1

5,080.1 5,355.7 5,571.7 5,216.8 5,743.1 6,236.4 6,522.3 6,229.5

2,942.7 2,821.0 2,956.6 3,270.2 3,001.2 3,073.0 3,371.8 3,742.3

1,183.2 1,509.2 1,528.5 839.1 1,485.5 1,836.7 1,710.1 1,222.8

954.2 1,025.5 1,086.6 1,107.5 1,256.4 1,326.7 1,440.4 1,264.4

4,712.9 4,819.2 4,937.6 5,066.9 5,202.9 5,428.0 5,524.2 5,685.8

1,279.7 1,263.1 1,311.3 1,328.6 1,370.4 1,457.2 1,453.2 1,473.2

2,950.5 3,069.6 3,150.4 465.2 462.8 469.0 465.9 4,746.2

482.7 486.5 475.9 3,273.1 3,369.7 3,501.8 3,605.1 3,738.0

92.77 89.98 88.62 97.13 90.59 87.04 84.70 91.27

1,351.2 1,405.9 1,390.2 1,398.9 1,427.7 1,519.7 1,563.9 1,614.5

272.0 336.7 300.5 345.0 355.4 370.7 372.0 417.7

740.4 726.5 744.4 729.3 728.3 762.3 798.1 793.8

338.8 342.7 345.3 324.6 344.0 386.8 393.8 403.0

3.08 2.95 2.93 2.29 2.53 2.33 2.1 1.8

Page 10: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

Ringkasan Umum

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Perekonomian Maluku Utara masih tumbuh tinggi pada triwulan IV-2015

yakni sebesar 6,05% (yoy) namun melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 6,77% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, perekonomian Maluku

Utara pada akhir tahun 2015, mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,10% (yoy),

jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang sebesar

5,46% (yoy). Pertumbuhan pada akhir tahun 2015 tersebut juga lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,04% (yoy).

Dari sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan triwulan laporan

dipengaruhi melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor luar

negeri di tengah meningkatnya impor. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan

pertumbuhan bersumber dari sektor perdagangan besar dan eceran, sektor

konstruksi, sektor pertanian, dan sektor pertambangan.

Keuangan Pemerintah

Anggaran pendapatan dan belanja dalam APBD Provinsi Maluku Utara 2015

mengalami peningkatan sebesar masing-masing 12,86% dan 16,42% dari APBD

2014. Belum pulihnya sektor pertambangan, keterlambatan pengesahan APBD

provinsi, tingginya kondisi kekosongan dan frekuensi pergantian pimpinan SKPD,

serta fokus prioritas yang bergeser pada kegiatan pilkada menyebabkan kinerja

realisasi anggaran menjadi tidak optimal. Sampai dengan akhir tahun 2015

persentase realisasi anggaran APBD provinsi hanya 75,77% untuk

anggaran pendapatan dan 69,24% untuk anggaran belanja. Angka ini jauh

lebih rendah dari pencapaian tahun 2014 yang tingkat penyerapannya

mencapai 94,57%. Namun demikian, secara nominal realisasi belanja meningkat

8,76% (yoy).

Page 11: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

x

Inflasi Daerah

Seiring turunnya inflasi administered price dan inflasi inti, laju kenaikan

harga barang dan jasa secara tahunan di Provinsi Maluku Utara pada

triwulan IV 2015 hanya tercatat sebesar 4,52% (yoy). Angka ini lebih rendah

dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,60% (yoy) dan jauh lebih

rendah dibandingkan dengan angka inflasi tahun sebelumnya yang mencapai

9,34% (yoy).

Turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan dibandingkan triwulan

sebelumnya terutama dipengaruhi oleh turunnya tekanan inflasi IHK yang diatur

pemerintah (administered price). Menghilangnya efek inflasi tahunan dari

kenaikan BBM Desember 2014 menjadi pemicu turunnya inflasi kelompok ini.

Di lain sisi, kelompok bahan makanan yang sebagian besar terdiri atas

komoditas pangan yang bergejolak (volatile foods) memberikan andil inflasi

tahunan tertinggi dan mendominasi hampir separuh dari inflasi seluruh kelompok

penyumbang inflasi. Efek el nino pada provinsi pemasok serta tingginya

gelombang pada Desember 2015 menjadi penyebab peningkatan harga

komoditas pangan pada triwulan laporan.

Kinerja Perbankan dan Perkembangan Sistem

Pembayaran

Secara umum kinerja perbankan di Maluku Utara pada triwulan IV-

2015 menunjukkan kinerja yang positif khususnya pada perkembangan

volume usaha dan penghimpunan dana. Total aset bank umum di Provinsi

Maluku Utara pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar Rp8,12 triliun, tumbuh

sebesar 13,61% (yoy) sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 13,94% (yoy).

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang

beroperasi di Maluku Utara pada posisi akhir triwulan IV-2015 tercatat sebesar

Rp 6,23 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mencapai 19,41% (yoy),

meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2015 yang tumbuh

Page 12: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

sebesar 16,97% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan DPK terutama dipicu oleh

meningkatnya pertumbuhan simpanan tabungan dan simpanan giro.

Dari sisi penyaluran kredit, jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan

di Maluku Utara pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp5,69 triliun atau

meningkat 2,93% (qtq). Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 12,22%

(yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,88% (yoy).

Peningkatan pertumbuhan terutama dipengaruhi oleh ekspansi kredit produktif

baik investasi maupun modal kerja. Dengan perkembangan tersebut, LDR

(Loans to Deposit Ratio) mencapai 91,27% lebih tinggi dari LDR triwulan

sebelumnya 84,76%.

Dari sisi stabilitas sistem keuangan, ketahanan sektor korporasi maupun

rumah tangga masih relatif baik yang terindikasi dari rasio NPL yang berada

pada level yang rendah dan cenderung mengalami penurunan. Rasio NPL pada

triwulan laporan tercatat hanya sebesar 1,83%, lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,07%.

Pada triwulan laporan, transaksi tunai yang melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara mengalami net outflow

sebesar Rp717,81 miliar. Sementara itu, seiring terjaganya laju pertumbuhan

ekonomi, transaksi non tunai nilai besar menunjukan peningkatan sebesar

28,93% (yoy)

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Seiring dengan terjaganya kinerja perekonomian Maluku Utara,

jumlah tenaga kerja yang bekerja tumbuh 5,82% (yoy). Masyarakat juga

optimis tingkat ketersediaan lapangan kerja juga meningkat pada periode

mendatang. Sementara itu, seiring dengan rendahnya tekanan inflasi dan

membaiknya kinerja perekonomian Maluku Utara pada tahun 2015, jumlah penduduk

miskin di provinsi ini pada September 2015 turun 14,32% (yoy) menjadi 72,65 ribu jiwa. .

Page 13: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

xii

Prospek Perekonomian

Perekonomian Malut pada triwulan I-2016 diperkirakan tumbuh lebih

tinggi dari triwulan laporan dan berada pada kisaran 5,9% - 6,3% (yoy)

dengan kecenderungan bias ke atas. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah

tangga masih menjadi penggerak utama ekonomi Malut. Sementara itu, kegiatan

ekspor diprediksi mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanya kenaikan

produksi kopra dan rempah-rempah. Dari sisi penawaran, sektor pertanian

diprediksi akan tumbuh meningkat seiring masuknya masa panen raya tanaman

bahan pangan, bumbu-bumbuan, dan hasil bum (pala, cengkih). Sementara itu,

turunnya konsumsi pemerintah di awal tahun, ditengarai akan menjadi salah satu

faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2016 ini.

Laju inflasi kota Ternate selama triwulan mendatang diperkirakan akan

berada pada trend meningkat yakni pada kisaran 6,4% (yoy) - 6,8% (yoy)

dengan kecenderungan bias ke atas. Peningkatan inflasi pada triwulan

mendatang, terutama berasal dari penyesuaian harga produk manufaktur dan

jasa terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah selama tahun 2015. Di samping

itu, kenaikan cukai rokok dan gangguan pasokan akibat gelombang tinggi turut

berpotensi meningkatkan tekanan inflasi selama triwulan I-2016.

Page 14: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

1

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan-IV tumbuh sebesar

6,05% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya yang sebesar 6,77% (yoy).

Pada akhir tahun 2015, Maluku Utara mencatatkan

pertumbuhan sebesar 6,10% (yoy) , lebih tinggi daripada

pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,46%

(yoy). Bahkan pertumbuhan pada akhir tahun 2015 ini lebih

tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 5,04% (yoy).

Pertumbuhan

Yoy Tw IV

Pertumbuhan

QtQ Tw IV

6,05%

0,56%

“Perekonomian Maluku Utara Tumbuh diatas

Pertumbuhan Ekonomi Nasional”

“Masjid Al Munawwar, Ternate” Courtesy :Tim Liputan PSBI Maluku Utara

1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan

Tahun 2015

6,10%

Page 15: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

2

PERTUMBUHAN EKONOMI

1.1 Kondisi Umum

Pada triwulan IV-2015, PDRB Maluku Utara tercatat tumbuh 0,56% (qtq) lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2015 sebesar 2,65% (qtq). Secara tahunan,

perekonomian Maluku Utara tumbuh 6,05% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 6,78% (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut maka Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar

Rp5,22 triliun.

PDRB Provinsi Maluku Utara pada tahun 2015 adalah sebesar Rp20,34 triliun. Secara

tahunan, perekonomian Malut tumbuh sebesar 6,10% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

sebelumnya yang sebesar 5,46% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding

pertumbuhan ekonomi Nasional yang sebesar 5,04% (yoy)

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan (penggunaan), melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri yang tumbuh

melambat serta meningkatnya impor antar daerah. Sementara itu, komponen investasi (PMTB)

dan konsumsi pemerintah menjadi faktor pendorong dan menjaga pertumbuhan ekonomi

Maluku Utara tetap di atas 6% (yoy).

Pada triwulan laporan, konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi yakni

sebesar 23,96% (yoy). Komponen ini juga memberikan andil pertumbuhan cukup signifikan

yakni sebesar 7,95%. Komponen lainnya yang memiliki andil cukup besar pada pertumbuhan

triwulan laporan adalah investasi yang tumbuh 12,22% (yoy) dengan andil 3,38%.

Dengan perkembangan tersebut, struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi

permintaan (penggunaan) pada triwulan IV-2015 masih didominasi oleh konsumsi, khususnya

konsumsi rumah tangga yang memiliki pangsa sebesar 58,47%, meningkat tipis dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 58,46%. Konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan

pangsa dari 30,69% menjadi 38,77%. Sementara, pangsa investasi (PMTB) juga mengalami

peningkatan dari 27,92% menjadi 29,24%. Di lain sisi, masih tingginya ketergantungan Maluku

Page 16: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

Utara terhadap pasokan dari luar provinsi menyebabkan terjadinya net impor antar daerah

sehingga menjadi pangsa negatif sebesar 19,95% bagi struktur perekonomian Maluku Utara.

Komponen Pertumbuhan (%) Andil (%)

Tw III Tw IV 2014 2015 Tw III Tw IV 2014 2015

Konsumsi RT 4,40 4,34 3,92 3,95 2,63 2,58 2,39 2,37

Konsumsi LNPRT 4,04 8,33 10,81 3,98 0,05 0,10 0,13 0,05

Konsumsi Pemerintah 6,22 23,96 7,03 6,52 1,92 7,95 2,17 2,04

PMTB 11,04 12,22 4,47 9,67 2,96 3,38 1,23 2,64

Perubahan Persediaan 80,08 -78,08 -61,75 -47,94 -1,43 9,74 4,00 1,12

Ekspor Luar Negeri 238,00 63,13 -96,16 -54,57 0,74 0,35 -44,68 -0,92

Impor Luar Negeri 22,47 306,24 124,90 352,85 0,16 5,16 0,50 2,99

Net Ekspor Antardaerah -0,48 164,43 -67,79 -9,72 0,08 -12,89 40,72 1,78

PDRB 6,78 6,05 5,46 6,10

Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan

58,47%

1,24%

38,77%

29,24%

-2,58%

-19,55%

-0,3 -0,2 -0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Konsumsi RT

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah

PMTB

Perubahan Persediaan

Net Ekspor Antardaerah

Pangsa

Kom

pone

n PD

RB

Sisi

Pen

gelu

aran

Struktur PDRB

Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV-2015

1.2.1 Konsumsi Masyarakat dan LNPRT

Konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan tercatat tumbuh melambat, dari 4,74%

(yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 4,34% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara, kondisi

pada konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang pada triwulan

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 17: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

4

PERTUMBUHAN EKONOMI

ini tumbuh 8,33% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,94%

(yoy). Dengan demikian, meskipun melambat konsumsi masyarakat kembali memberikan andil

kedua terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yakni sebesar 2,42%.

Melambatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan dipengaruhi oleh masih

tertahannya harga kopra dan rempah-rempah pada level yang rendah. Sebagai contoh, pada

triwulan laporan rata-rata harga kopra di pasar internasional adalah US$ 743 / metrik ton atau

turun 6,17% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Perlambatan juga dipengaruhi oleh belum adanya perubahan signifikan pada kinerja

pertambangan nikel sejak PT Antam memfokuskan produksinya untuk pengiriman ke smelter di

Sulawesi pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Sampai saat ini belum ada smelter di

Maluku Utara yang berfungsi sehingga perusahaan pertambangan nikel lainnya belum kembali

berproduksi.

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

1600%

0

5000

10000

15000

20000

25000

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

BAHAN POKOKBahan Pokok g_yoy

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

Tho

usa

nd

s

BARANG KONSUMSI LAINNYABarang konsumsi lainnya g_yoy

Sumber : PT. Pelindo Cabang Ternate

Grafik 1.2 Volume Bongkar Bahan Pokok di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate (Ton)

Sumber : PT. Pelindo Cabang Ternate

Grafik 1.3 Volume Bongkar Barang Konsumsi Lainnya di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate (Ton)

Fenomena perlambatan ini juga tertangkap dari pertumbuhan jumlah bahan pokok dan

barang konsumsi lainnya yang dibongkar di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Volume bongkar

bahan pokok tercatat tumbuh melambat dari 19% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 6% (yoy)

pada triwulan laporan. Sementara itu, volume bongkar barang konsumsi lainnya tercatat

tumbuh 37% (yoy) pada triwulan IV-2015 lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

mencatakan pertumbuhan sebesar 105% (yoy).

Page 18: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

100,71

0

20

40

60

80

100

120

140

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PENDAPATAN RUMAH TANGGAPendapatan rumah tangga saat ini g_yoy

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2014 2015

milia

r (

Rp)

KREDIT KONSUMSI LOKASI PROYEKKonsumsi Lokasi Proyek g kredit total (yoy)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.4 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga

Sumber : LBU, diolah

Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi Lokasi Proyek

Kondisi tersebut juga dikonfirmasi dari melambatnya kredit konsumsi menurut lokasi

proyek. Pada triwulan laporan, kredit konsumsi menurut lokasi proyek tercatat Rp3,9 triliun.

Jumlah ini tumbuh 12,84% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,16%

(yoy).

1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Pertumbuhan investasi atau modal tetap domestik bruto (PMTB) pada triwulan IV-2015

tercatat sebesar 12,22% (yoy). PMTB tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,04% (yoy), sepanjang tahun 2015 PMTB tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 9,67%

(yoy). Pembangunan smelter, perbaikan jalan, dan pembelian mesin yang dilakukan beberapa

perusahaan swasta menjadi pemicu tingginya pertumbuhan PMTB pada triwulan laporan.

60,10067,826

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

Thou

sand

s

Volume g_yoy

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Semen Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

Page 19: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

6

PERTUMBUHAN EKONOMI

Meningkatnya perkembangan kegiatan investasi juga terindikasi dari total volume

pengadaan semen di Maluku Utara yang meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya,

namun tetap tumbuh tinggi sebesar 21,01% (yoy) atau 12,86% (qtq).

-120%

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

Rp

Milia

r

Nilai Investasi g_yoy

INVESTASI DALAM NEGERI

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

0102030405060708090

100

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

U$

Juta

Nilai Investasi g_yoy

INVESTASI ASING

Grafik 1.7 Perkembangan PMA di Maluku Utara Grafik 1.8 Perkembangan PMDN di Maluku Utara

Pada triwulan laporan, perkembangan investasi di Maluku Utara banyak berasal dari

luar negeri khususnya terkait dengan proyek pengembangan smelter. Berdasarkan data BKPM,

nilai penanaman modal asing di Maluku Utara pada triwulan laporan tumbuh 397,26% (yoy)

jauh lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 128,02% (yoy). Di

lain sisi, penanaman modal dalam neger masih tumbuh positif namun melambat dari triwulan

sebelumnya. Dengan demikian, sepanjang tahun 2015, jumlah investasi di Maluku Utara jauh

lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Tercatat, 65 proyek asing dan dalam negeri terlaksana

di Maluku Utara, dengan nilai nominal sebesar 203,8 juta dolar dan Rp48,2 miliar.

1.2.3 Pengeluaran Pemerintah

Secara tahunan, konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2015 tumbuh 23,96% (yoy) jauh

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya di mana komponen ini mengalami penyusutan sebesar

6,22% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah seiring dengan

terealisasikannya pengeluaran pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan pilkada kabupaten/kota,

serta program pemerintah baik pusat maupun daerah terkait pengembangan pertanian dan

infrastruktur di Maluku Utara.

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Page 20: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

Membaiknya kinerja pengeluaran pemerintah juga terkonfirmasi oleh perkembangan

saldo giro milik pemerintah daerah. Pada akhir triwulan laporan, giro pemerintah tercatat

sebesar Rp129,3 miliar. Jumlah ini turun sebesar 24,93% (yoy) pada triwulan laporan, turun

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang juga menurun sebesar 7,37% (yoy). Turunnya

pertumbuhan giro milik pemerintah menjadi indikator realisasi belanja yang terakselerasi

semakin baik pada triwulan laporan. Penjelasan lebih lanjut terkait pengeluaran pemerintah ini

dapat dilihat pada bab keuangan pemerintah.

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0100.000

200.000300.000400.000500.000600.000700.000800.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

Mill

ions GIRO MILIK PEMDA

Giro Milik Pemda g_yoy

Grafik 1.9 Perkembangan Giro Pemerintah

1.2.4 Kegiatan Ekspor – Impor

Neraca perdagangan Maluku Utara secara keseluruhan (antar daerah dan luar negeri)

pada triwulan laporan menunjukkan net impor sebesar Rp1,31 triliun, meningkat 65,49% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, net impor tumbuh 197,4 % (yoy)

jauh lebih tinggi dari kondisi triwulan sebelumnya di mana net impor turun 3,8% (yoy). Kondisi

ini yang menjadi salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan.

Kenaikan net impor terutama dipengaruhi oleh impor dari daerah lain. Turunnya

produksi lokal khususnya untuk komoditas hortikultura di tengah meningkatnya kebutuhan

menjelang akhir tahun, keperluan pelaksanaan kampanye dan pilkada, serta meningkatnya

aktivitas konstruksi pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah menjadi faktor

pendorong pertumbuhan net impor antar daerah yang mencapai 164,4% (yoy) pada triwulan

laporan.

Sumber : LBU, diolah

Page 21: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

8

PERTUMBUHAN EKONOMI

6,52 2,62 5,82 8,23 5,58-150%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

VOLUME EKSPOR

Volume (ribu ton) g_yoy (RHS)

3,10 1,28 2,86 4,10 2,93-150%

-100%

-50%

0%

50%100%

150%

200%

250%

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

NILAI EKSPOR

Nilai (juta USD) g_yoy (RHS)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri

Pada triwulan IV-2015, volume ekspor luar negeri dalam data PDRB tercatat turun

sebesar 12,18% (qtq). Secara tahunan ekspor luar negeri tumbuh 63,1% (yoy) lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 238% (yoy). Penurunan volume ekspor

disebabkan oleh turunnya produksi perkebunan, terutama pala dan kopra, di tengah rendahnya

harga kedua komoditas tersebut. Total volume ekspor pada triwulan laporan sebesar 5,58 ribu

ton atau turun 14,33% (yoy).

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

I II II IV I II II IV I II II IV

2013 2014 2015

Thous

ands

VOLUME IMPORVolume impor (ton) g_yoy (RHS)

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015H

undr

eds

NILAI IMPORNilai impor (ribu USD) g_yoy (RHS)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri

Di lain sisi, impor luar negeri meningkat tajam dari 22,47% (yoy) menjadi 306,24% (yoy).

Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara, peningkatan impor luar negeri bersumber dari

barang dari besi atau baja, dan mesin. Impor luar negeri tersebut terutama akan digunakan

untuk pembangunan smelter dan pembangkit listrik. Volume impor luar negeri tercatat sebesar

43 ribu ton atau tumbuh 661,4% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 333,9% (yoy).

Page 22: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran

Pada triwulan laporan, pertumbuhan perekonomian Maluku Utara, dari sisi penawaran,

terutama didukung oleh sektor administrasi pemerintahan yang memberikan andil terbesar

yakni 2,17% atau lebih dari 33% pemicu pertumbuhan pada triwulan tersebut. Sektor lainnya

yang memberikan andil besar pada pertumbuhan triwulan laporan yakni sektor perdagangan

besar dan eceran (0,99%) dan sektor Konstruksi (0,84%) .

Administrasi

Pemerintahan;

2,17

Perdagangan

Besar dan

Eceran; 0,99

Konstruksi;

0,84

Jasa Pendidikan;

0,41

Transportasi;

0,37Informasi dan

Komunikasi; 0,37

Jasa Keuangan

dan Asuransi;

0,31

Lainnya; 0,58

ANDIL PERTUMBUHAN

PDRB

6,05%

Grafik 1.14 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV-2015

2.01

7.94

2.70 2.91

5.94

14.44

8.07

6.60

2.39

6.78

14.95

6.26

4.25

8.847.91

6.83

8.34

0.481.10

0.30

10.57

8.03

13.13

5.536.70

7.778.73

10.809.51 9.20

13.0412.21

7.50

11.03

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.002015 TW III

2015 TW IV

Grafik 1.15 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 23: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

10

PERTUMBUHAN EKONOMI

Adapun perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh

melambatnya kinerja sektor primer yakni sektor pertanian dan sektor pertambangan. Selain itu

seiring melambatnya konsumsi rumah tangga dan produksi sektor primer, sektor perdagangan

besar dan eceran juga menunjukan pertumbuhan yang melambat.

Meskipun fluktuasi pertumbuhan sektoral terus terjadi, namun secara umum, struktur

perekonomian Maluku Utara di triwulan IV-2015 masih didominasi oleh sektor pertanian,

kehutanan, dan perikanan yang menyumbang 22,26% dari total PDRB. Sementara itu, sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang memiliki andil

pertumbuhan terbesar, pada triwulan laporan memiliki pangsa sebesar 17,71%. Selanjutnya,

searah dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya, sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor, memiliki pangsa sebesar 17,76%. Sementara itu, sektor

lainnya memiliki pangsa dibawah 10%.

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan;

22,26%

Perdagangan

Besar dan

Eceran; 17,76% Administrasi

Pemerintahan;

17,71%

Pertambangan

dan Penggalian ;

9,45%

Konstruksi;

6,83%Transportasi

dan

Pergudangan ;

5,62%

Industri

Pengolahan;

5,25%

Lainnya; 15,12%

PDRB

STRUKTUR

PERTUMBUHAN

SEKTORAL

Grafik 1.16 Struktur PDRB Sisi Penawaran

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 24: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

1.3.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pada triwulan IV-2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar

0,48% (yoy) tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 2,01% (yoy).

Rendahnya harga kopra dan rempah-rempah sepanjang tahun 2015 mengurangi minat petani

perkebunan dalam menanam komoditas tersebut dan menunda waktu tanam dan panen

sembari menunggu perkembangan harga. Kondisi ini menyebabkan puncak panen komoditas

perkebunan bergeser seluruhnya ke triwulan I-2016.

Selain itu, perlambatan juga dipengaruhi secara minor oleh dampak El Nino yang

menyebabkan berkurangnya hasil panen beberapa komoditas tanaman bahan makanan seperti

jagung dan kedelai. Produksi jagung dan kedelai pada ARAM II 2015 menunjukkan adanya

penurunan produksi yang cukup signifikan. Produksi jagung 2015 diprediksi turun 32,96% (yoy).

Sementara itu produksi kedelai 2015 diperkirakan turun 16,4% (yoy).

Kondisi perlambatan sektor pertanian juga terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) yang dilaksanakan KPw BI Maluku Utara. Nilai saldo bersih realisasi

kinerja sektor pertanian tercatat -3,67. Penurunan ini lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar -1,05.

-1.05%

-3.67%

-10.00%

-8.00%

-6.00%

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

1 2 3 4 1 2 3 4

2014 2015

500

550

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

De

c 2

01

3

Jan

-14

Fe

b-1

4

Ma

r-1

4

Ap

r-1

4

Ma

y 2

01

4

Jun

-14

Jul-

14

Au

g 2

01

4

Se

p-1

4

Oct

20

14

No

v-1

4

De

c 2

01

4

Jan

-15

Fe

b-1

5

Ma

r-1

5

Ap

r-1

5

Ma

y-1

5

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Se

p-1

5

Oct-

15

No

v-1

5

De

c-1

5

HA

rga

(U

SD

/ m

etr

ic t

on

Harga Kopra

Grafik 1.17 Persepsi Pelaku Usaha terhadap Realisasi Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.18 Perkembangan Harga Komoditas Kopra

Sementara itu, di tengah melambatnya subsektor perkebunan dan subsektor tabama,

produksi subsektor perikanan mengalami akselerasi. Pada triwulan laporan hasil tangkapan

ikan mencapai 1.955 ton atau tumbuh 42,72% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya ynag

tumbuh 13,73% (yoy). Adanya pencabutan kebijakan moratorium pada bulan Oktober 2015

Sumber : SKDU, diolah Sumber : Bloomberg, diolah

Page 25: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

12

PERTUMBUHAN EKONOMI

yang lalu serta berbagai program peningkatan produktivitas perikanan yang dilaksanakan

pemda menjadi faktor pendorong subsektor ini.

1.3.2 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh

sebesar 5,53% (yoy) pada triwulan IV-2015, melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan

triwulan sebelumnya yang sebesar 8,07% (yoy). perlambatan ini seiring dengan melambatnya

konsumsi rumah tangga. Di samping itu, perlambatan juga dipengaruhi berkurangnya produksi

komoditas ekspor dari sektor perkebunan sehingga aktivitas perdagangan untuk keperluan

ekspor juga ikut berkurang.

Grafik 1.19 Perkembangan Volume Muat Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Bongkar Barang di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate

Melambatnya sektor perdagangan besar dan eceran terkonfirmasi dari kegiatan bongkar

muat di pelabuhan Ahmad Yani. Total volume bongkar selama triwulan laporan tercatat

mencapai 143 ribu ton atau tumbuh 31,33% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 46,20% (yoy). Sementara itu, total volume muat mencapai 4,2 ribu ton turun 11,64%

(yoy) lebih dalam dari penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar 8% (yoy).

Sumber : PT. Pelindo Cabang Ternate Sumber : PT. Pelindo Cabang Ternate

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

MUAT BARANGTotal Muat Barang g_yoy (RHS)

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015

Thou

sand

sBONGKAR BARANG

Jumlah Total Bongkar g_yoy

Page 26: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERTUMBUHAN EKONOMI

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 0,03% (yoy),

melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,70% (yoy). Perlambatan tersebut

seiring dengan penurunan produksi pertanian dan perkebunan, sehingga bahan baku yang

digunakan untuk memasok industri pengolahan di Maluku Utara juga ikut menurun.

Kinerja industri pengolahan yang melambat, juga dikonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Pada triwulan IV-2015, secara

umum kegiatan usaha menunjukkan penurunan dengan pencapaian Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) sebesar -6,86% setelah sebelumnya sempat meningkat pada triwulan-III. Dimana,

penyumbang terbesar penurunan kegiatan usaha tersebut adalah Sektor Industri Pengolahan

(turun dengan pencapaian SBT -5,29% pada triwulan IV-2015). Penurunan ini didorong oleh

menurunnya Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

(pencapaian SBT -3,67%) dan Sektor Pertambangan (pencapaian SBT -3,45%).

-8,46%

4,23%

0,00%

5,29%

0,00% 0,00%

-5,29% -5,29%

-10%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

I II III IV I II III IV

2014 2015

HASIL SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA (SKDU)

Pertumbuhan Industri Pengolahan

Grafik 1.21 Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI Prov. Malut

Meskipun kinerja sektor industri pengolahan melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya, namun penyaluran kredit untuk sektor ini mengalami peningkatan dari 5,51% (yoy)

di triwulan sebelumnya menjadi 23,16% (yoy) di triwulan laporan. Berdasarkan lokasi proyek

kredit yang disalurkan pada sektor ini mencapai Rp47,14 miliar. Ditengarai pertumbuhan

penyaluran kredit ini digunakan untuk meningkatkan investasi pada perusahan-perusahan

pengolahan guna mengantisipasi peningkatan produksi pada periode-periode selanjutnya.

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Page 27: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

14

PERTUMBUHAN EKONOMI

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

I II III IV I II III IV

2014 2015

KREDIT INDUSTRI PENGOLAHAN

Baki Debet (Rp juta) g_yoy

Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Sektor Industri Pengolahan

1.3.5 Sektor Pertambangan dan sektor lainnya

Sektor pertambangan pada triwulan laporan masih menunjukan adanya pertumbuhan

sebesar 1,10% (yoy), meski jauh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 7,94% (yoy). Perlambatan ditengarai karena adanya penurunan produksi perusahaan

tambang emas terbesar di Maluku Utara akibat mulai berkurangnya endapan logam mulia pada

lokasi tambang tersebut. Sementara itu, belum beroperasinya smelter hingga triwulan laporan

menyebabkan produksi nikel cenderung stagnan karena hanya berasal dari produksi salah satu

perusahaan BUMN yang memiliki smelter di Pulau Sulawesi. Perusahaan tersebut saat ini

mengirimkan hasil produksinya ke Sulawesi untuk diproses oleh smelter miliknya.

Sementara itu, sektor lainnya yang menjadi sumber peningkatan pertumbuhan adalah

sektor administrasi pemerintah dan sektor kontruksi. Sektor administrasi pemerintah tercatat

tumbuh 13,04% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 8,08% (yoy) seiring

meningkatnya realisasi belanja operasi khususnya untuk pelaksanaan program, serta persiapan

Pilkada Kabupaten/Kota. Sementara itu, terselesaikannya beberapa proyek infrastruktur oleh

pemerintah serta pembangunan beberapa perumahan di Ternate dan Halmahera menyebabkan

sektor konstruksi tumbuh sedikit melambat dari 14,44%(yoy) menjadi 13,13% (yoy).

Sumber : LBU, diolah

Page 28: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

15

Hingga akhir tahun 2015, realisasi pendapatan pemerintah

mencapai 75,77% namun secara nominal meningkat 17,85%

(yoy).

Hingga akhir tahun 2015 realisasi belanja APBD Provinsi

Maluku Utara mencapai 69,24%. Namun demikian, secara

nominal jumlah realisasi belanja pemerintah daerah hingga

akhir tahun masih mengalami peningkatan sebesar 28,19%

(yoy)

2 KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi

Pendapatan 2015

Realisasi

Belanja 2015

75,77%

69,24%

“Kinerja realisasi pendapatan maupun belanja

pemerintah mengalami penurunan”

“Festival Teluk Jailolo” Courtesy : wisataindonesia.co.id

Page 29: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

16

KEUANGAN PEMERINTAH

2.1 Struktur APBD

Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2015 adalah sebesar

Rp1,83 triliun atau meningkat 12,86% dari anggaran pendapatan pada APBD 2014.Sementara

itu, anggaran belanja pada APBD 2015 tercatat sebesar Rp1,82 triliun atau meningkat 16,42%

dari anggaran belanja tahun sebelumnya.

Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari pendapatan

transfer sebesar 34,8% (yoy). Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari

pemerintah pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur

pendapatan transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara

yaitu sebesar 82,6% pada APBD 2015, dikarenakan Pendapatan Asli Daerah belum dapat

menjadi tonggak utama keuangan daerah mengingat belum optimalnya penyerapan pajak,

masih rendahnya pendapatan perusahaan daerah, serta dampak penerapan UU Minerba pada

sektor pertambangan nikel di Maluku Utara. Sementara itu, meningkatnya pendapatan transfer

dipengaruhi oleh pengalihan subsidi energi pada APBN 2015 pada dana untuk pembangunan

daerah serta fokus pembangunan pemerintah pusat terhadap daerah di kawasan Indonesia

Timur.

Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2014 dan 2015

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 30: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KEUANGAN PEMERINTAH

Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran

pendapatan. Kenaikan terbesar terdapat pada belanja modal yaitu sebesar 16,0% (yoy).

Kenaikan pada nominal belanja modal tersebut menjadi harapan meningkatnya pembangunan

sarana publik/infrastruktur pada triwulan mendatang. Secara struktural, pangsa dari anggaran

belanja tidak mengalami banyak perubahan. Meskipun mengalami penurunan, belanja

operasional masih mendominasi struktur belanja dengan pangsa sebesar 67,6%.

Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2014 dan 2015

Pada tanggal 1 November 2015, Pemerintah Provinsi Maluku Utara meningkatkan

anggaran pendapatan dari Rp1,827 triliun menjadi Rp2,258 triliun, atau naik sebesar 23,53%.

Kenaikan anggaran ini dikarenakan adanya penambahan kegiatan SKPD di akhir tahun 2015.

Adapun komponen penerimaan yang naik paling tinggi adalah Dana Alokasi Khusus yang naik

sebesar Rp100 miliar atau 87,25% dan Pendapatan Hibah yang meningkat sebanyak Rp120

miliar atau 171,43% dari anggaran sebelumnya.

Adapun anggaran belanja juga mangalami penambahan sebanyak Rp503,36 miliar atau

27,59% dari anggaran sebelumnya yang berjumlah Rp1,824 triliun menjadi Rp2,328 triliun.

Komponen belanja daerah yang naik paling besar adalah Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan

yang meningkat sebesar 61,18% dan Belanja Barang yang bertambah sebanyak 32,37%.

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 31: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

18

KEUANGAN PEMERINTAH

2.2 Realisasi Pendapatan APBD

Jumlah total realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara, hingga

akhir triwulan IV-2015 mencapai Rp1.710,88 miliar, atau 75,77% dari total target anggaran

pendapatan 2015 yang sebesar Rp1.827,93 miliar. Meski secara nominal realisasi pendapatan

lebih besar 17,85% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian tersebut berada di

bawah pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai 86,79%.

Berdasarkan komponen pembentuknya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah

Provinsi Maluku Utara berasal dari komponen Transfer Pemerintah Pusat-Dana Alokasi Umum

sebesar 62,03%, diikuti Dana Penyesuaian yang menyumbang sebesar 11,44% dari total

pendapatan. Dengan demikian, pendapatan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan

Kota di Maluku Utara sebagian besar bukan berasal dari pendapatan dari daerah itu sendiri,

melainkan bergantung pada dana perimbangan.

Meski secara umum realisasi komponen pendapatan pada tahun 2015 lebih tinggi

dibandingkan dengan dengan tahun sebelumnya, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

Pendapatan Lain-lain mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode yang sama

di tahun 2014.

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Tahun 2015 – data per 31 Desember 2015 (dalam rupiah)

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 32: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi PAD hingga akhir tahun 2015 mencapai 34,91%, lebih rendah dari realisasi

pada tahun 2014 yang mencapai 79,43%. Kondisi tersebut ditengarai disebabkan oleh

perusahaan tambang nikel masih beroperasi terbatas sembari menunggu selesainya

pembangunan smelter. Lesunya aktivitas perusahaan tambang ini diikuti dengan berhentinya

perusahaan-perusahaan pendukung sektor pertambangan seperti jasa sewa alat berat, jasa

angkut, jasa pengiriman, jasa restoran dan akomodasi, serta perusahaan pendukung lainnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut selama ini menjadi lumbung PAD Maluku Utara melalui pajak

maupun retribusi daerah.

Sementara itu, berkat komitmen yang tinggi dari pemerintah pusat, realisasi komponen

pendapatan transfer menunjukkan kinerja yang lebih tinggi. Komponen pendapatan yang

menguasai 82,57% dari keseluruhan anggaran pendapatan ini, mencatatkan realisasi sebesar

90,87%, lebih rendah dari pencapaian pada periode yang sama di tahun 2014 sebesar 91,78%.

Secara nominal realisasi pendapatan transfer meningkat 19,70% (yoy).

Grafik 2.3 Perbandingan Sisi Pendapatan Realisasi APBD Tahun 2014 dan Tahun 2015

2.3 Realisasi Belanja APBD

Total realisasi belanja daerah sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai Rp1.611,85

miliar atau 69,24% dari total anggaran belanja sebesar 2.327,78 miliar. Jumlah realisasi

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 33: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

20

KEUANGAN PEMERINTAH

tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi belanja pada tahun 2014 sebesar 84,24%. Namun

demikian, secara nominal realisasi belanja hingga akhir triwulan laporan meningkat cukup

signifikan, yakni sebesar 28,19% (yoy).

Berdasarkan pangsanya, penyumbang tertinggi belanja daerah berasal dari komponen

Belanja Barang dengan pangsa 26,18% dari keseluruhan realisasi belanja tahun 2015.

Kemudian disusul dengan komponen Belanja Pegawai dengan pangsa sebesar 20,61%

terhadap total realisasi tahun 2015.

Rendahnya realisasi belanja daerah pada tahun 2015 terutama dipengaruhi oleh

komponen Belanja Modal. Hingga akhir tahun, realisasi komponen tersebut hanya mencapai

57,64% dari yang dianggarkan, jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian pada tahun

sebelumnya yakni mencapai 77,87%. Secara nominal, realisasi belanja modal hingga akhir

tahun 2015 naik tipis 2,40% (yoy). Rendahnya realisasi Belanja Modal pada tahun 2015 adalah

imbas lanjutan dari keterlambatan pengesahan APBD 2015 yang baru terlaksana pada akhir

Februari 2015 serta terjadinya pergantian kepala SKPD di tengah tahun 2015. Kondisi ini

berdampak pada terlambatnya dropping dana ke SKPD-SKPD dan pemerintah kabupaten kota

serta sulitnya realisasi anggaran dalam nominal besar. Kondisi ini diperparah dengan adanya

penambahan anggaran yang tidak realisasi hingga tutup tahun 2015 sehingga pencapaian

realisasi anggaran menjadi sangat rendah.

Grafik 2.4 Perbandingan Sisi Realisasi APBD Tahun 2014 dan Tahun 2015

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 34: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KEUANGAN PEMERINTAH

Di lain sisi, realisasi komponen belanja operasi mencapai 72,11% dari anggaran.

Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang realisasinya mencapai 87,13%.

Meski realisasi belanja pada tahun 2015 lebih rendah dibandingkan 2014, secara nominal

jumlahnya meningkat sebesar 28,19% (yoy).

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan III-2015 (dalam rupiah) – data per 31 Desember 2015

2.4 Rekening Pemerintah

Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir tahun 2015 tercatat

sebesar Rp. 167,59 miliar. Sesuai dengan siklusnya jumlah tersebut turun 84,50% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya seiring meningkatnya realisasi belanja pemerintah daerah.

Secara tahunan, dana milik pemerintah daerah tersebut terkontraksi 25,07% (yoy) setelah

tumbuh pada triwulan sebelumnya sebesar 36,03% (yoy). Kondisi ini disebabkan adanya

pergeseran puncak realisasi anggaran pemerintah provinsi Maluku Utara yang pada tahun ini

benar-benar terpusat pada triwulan IV-2015 pasca keterlambatan pengesahan APBD Provinsi

Maluku Utara.

Dana pemda yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat turun 24,93% (yoy) setelah

pada triwulan sebelumnya turun sebesar 7,37% (yoy). Sementara itu, simpanan likuid lainnya

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Maluku Utara

Page 35: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

22

KEUANGAN PEMERINTAH

yakni tabungan tercatat terkontraksi sebesar 30,61% (yoy) dan simpanan dalam bentuk

deposito terkontraksi sebesar 4,22% (yoy).

Grafik 2.5 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam juta rupiah)

Sumber : Data Perbankan

Page 36: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

23

Seiring turunnya inflasi administered price dan inflasi inti, laju

kenaikan harga barang dan jasa secara tahunan di Provinsi

Maluku Utara pada triwulan IV 2015 hanya tercatat sebesar

4,52% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi

triwulan sebelumnya sebesar 6,60% (yoy) dan jauh lebih

rendah dibandingkan dengan angka inflasi tahun sebelumnya

yang tercatat mencapai 9,34% (yoy).

3 INFLASI

Inflasi Yoy

Tw IV

Inflasi Qtq

Tw IV

4,52%

2,48%

“Tekanan Inflasi pada triwulan IV 2015 menurun

signifikan”

Page 37: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

24

INFLASI

3.1 Kondisi Umum

Laju kenaikan harga barang dan jasa secara tahunan di Provinsi Maluku Utara yang

direpresentasikan oleh Kota Ternate pada triwulan IV 2015 tercatat sebesar 4,52% (yoy). Angka

ini lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,60% (yoy) dan jauh lebih

rendah dibandingkan dengan angka inflasi tahun sebelumnya yang tercatat mencapai 9,34%

(yoy). Namun demikian, angka inflasi tahunan Kota Ternate pada akhir tahun ini masih lebih

tinggi dibandingkan dengan angka inflasi Nasional sebesar 3,35% (yoy). Dengan inflasi tahunan

tersebut, menempatkan Provinsi Maluku Utara pada posisi ke-18 daerah inflasi tertinggi dalam

skala Nasional yang terdiri atas 82 kota pengukuran inflasi.

Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate & Nasional

Turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya

terutama dipengaruhi oleh turunnya tekanan inflasi IHK yang diatur pemerintah (administered

prices). Menghilangnya efek kenaikan BBM Desember 2014 menjadi pemicu turunnya inflasi

kelompok ini.

Di lain sisi, kelompok bahan makanan yang sebagian besar terdiri atas komoditas

pangan yang bergejolak (volatile foods) memberikan andil inflasi tahunan tertinggi dan

mendominasi hampir separuh dari inflasi seluruh kelompok penyumbang inflasi. Efek El Nino

pada provinsi pemasok serta tingginya gelombang pada Desember 2016 menjadi penyebab

peningkatan harga komoditas pangan pada triwulan laporan. Dengan demikian inflasi volatile

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 38: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INFLASI

foods tercatat sebesar 10,83% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 4,69% (yoy)..

Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara

3.2 Perkembangan Inflasi Kota Ternate

3.2.1 Inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi Provinsi Maluku Utara pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,52% (yoy) jauh

lebih terkendali dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat pada angka 6,60%

(yoy). Turunnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh menurunnya inflasi administered

prices yang terutama berasal dari kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Grafik 3.3 Andil Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 39: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

26

INFLASI

Pemicu turunnya inflasi tahunan yakni deflasi yang terjadi pada kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan Turunnya harga minyak dunia yang diikuti penurunan harga

BBM di dalam negeri serta menghilangnya efek kenaikan bensin Desember 2014 pada inflasi

tahunan menyebabkan komoditas bensin dan solar mengalami deflasi masing-masing sebesar

14,02% (yoy) dan 10,67% (yoy). Penurunan harga BBM juga mempengaruhi harga jasa

transportasi seperti tarif angkutan dalam kota yang mengalami deflasi sebesar 16,67% (yoy)

dan kendaraan carter yang mengalami deflasi sebesar 29,17% (yoy).

Tabel 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara , diolah

Penurunan tekanan inflasi lainnya yang cukup signifikan terjadi pada kelompok

perumahan, air, listrik, gas, dan BBRT yakni dari 4,62% (yoy) menjadi 2,80% (yoy). Kondisi ini

dipicu oleh kebijakan penurunan harga elpiji dan minyak tanah oleh pemerintah.

Tabel 3.2 Andil Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate Menurut Sub Kelompok Barang dan Jasa

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara , diolah

I II III IV I II III IV I II III IVKelompok Barang dan Jasa 2013 2014 2015 Andil

Barang & JasaInflasi

Tw III

Inflasi

Tw IVAndil Barang & Jasa

Inflasi

Tw III

Inflasi

Tw IVAndil

Page 40: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INFLASI

Tabel 3.3 Komoditas Pendorong dan Penahan Inflasi (yoy) Kota Ternate

3.2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi triwulan laporan menunjukkan inflasi sebesar 2,48% (qtq) jauh lebih tinggi

dibandingkan triwulan III-2015 yang mengalami inflasi sebesar 0,86% (qtq). Siklus inflasi

triwulanan pada periode ini mengalami siklus yang normal seperti pada tahun-tahun

sebelumnya dimana akhir tahun memiliki tingkat inflasi di atas rata-rata tahun berjalan sesuai

dengan siklus pergantian tahun dan liburan anak sekolah. Adapun angka inflasi triwulanan ini

lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulanan Kota Ternate selama tiga tahun terakhir

yang sebesar 1,93% (qtq).

Tabel 3.4 Laju Inflasi Triwulanan (qtq) Kota Ternate Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara , diolah

Naiknya tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan

konsumsi masyarakat selama Desember 2015 sebagai dampak pelaksanaan kampanye dan

11.31% -6.76%

7.63% -2.81%

5.20%

117.19% -29.17%

99.98% -22.82%

93.33% -20.54%

241.32% -31.67%

133.42% -30.22%

109.07% -20.46%

Komoditas Pendorong Inflasi Komoditas Penahan Inflasi

I II III IV I II III IV I II III IVKelompok Barang dan Jasa

2013 2014 2015Andil

Page 41: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

28

INFLASI

pilkada kabupaten/kota. Di lain sisi, pasokan pangan mengalami gangguan akibat gelombang

tinggi dan efek El Nino di provinsi pemasok seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Akibatrnya, inflasi kelompok bahan makanan tercatat mencapai 10,02% (qtq), paling tinggi di

antara kelompok komoditas komoditas lainnya. Angka ini juga jauh lebih tinggi dari triwulan III-

2015 hanya mencatatkan inflasi sebesar 0,19% (qtq).

3.2.3 Inflasi Bulanan (mtm)

Selama triwulan laporan, kota Ternate selalu mengalami inflasi dengan tren yang

fluktuatif. Pada bulan Oktober 2015, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) dan

kemudian pada bulan November 2015 tekanan inflasi turun menjadi 0,02% (mtm). Inflasi

tertinggi terjadi pada Desember 2015 yang mencapai 1,53% (mtm).

Grafik 3.4 Laju Inflasi Bulanan (mtm) Kota Ternate, Sulampua & Nasional

Bahan makanan terutama ikan dan sayuran masih mendominasi karakteristik inflasi

ketiga bulan tersebut. Penyumbang inflasi seperti komoditas ikan cakalang dan tomat beberapa

kali ditemukan sebagai faktor penyebab inflasi pada triwulan ini dan seringkali menjadi

penyumbang inflasi yang utama. Kenaikan bahan makanan yang tergolong volatile foods

beberapa bulan inilah yang berkontribusi pada tingginya inflasi triwulanan.

Tingginya inflasi pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh adanya perayaan syukuran

pasca kepulangan ibadah haji dan perayaan tahun baru Islam. Kondisi ini menyebabkan

lonjakan inflasi pada subkelompok sayur-mayur dan bumbu-bumbuan. Subkelompok sayur-

mayur tercatat mengalami inflasi sebesar 13,80% (mtm) jauh lebih tinggi dari bulan September

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 42: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INFLASI

2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,21% (mtm). Sementara itu, subkelompok bumbu-

bumbuan tercatat mengalami inflasi sebesar 5,51% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya

sebesar 3,05% (mtm)

Selama triwulan IV-2015, inflasi lebih terkendali pada bulan November 2015 yang

mencatat inflasi terendah pada triwulan ini yakni sebesar 0,02% (mtm). Normalnya kembali

tekanan permintaan dari masyarakat menyebabkan beberapa komoditas pangan mengalami

penurunan harga. Turunnya tekanan permintaan juga tercermin dari penurunan harga tiket

penerbangan pada bulan tersebut dan mencatatkan deflasi sebesar 1,65% (mtm). Penurunan

tekanan inflasi juga dipengaruhi oleh komoditas emas perhiasan yang mengalami deflasi 7,53%

(mtm) seiring dengan penurunan harga komoditas tersebut di pasar internasional.

Inflasi tertinggi pada triwulan ini terjadi pada bulan Desember 2015. Naiknya harga

komoditas hasil laut yang berkisar antara 10 hingga 30 persen memberikan andil yang besar

pada kenaikan inflasi sehingga mengantarkan inflasi bulan Desember pada angka 1,53%

(mtm). Tingginya frekuensi gelombang tinggi di perairan Ternate dan Halmahera menyebabkan

aktivitas melaut dan hasil tangkapan ikan turun drastis. Data PPN menunjukan hasil tangkapan

ikan bulan Desember 2015 hanya mencapai 339 ton atau turun 54,24% dari bulan sebelumnya.

Dengan kondisi tersebut inflasi subkelompok ikan segar mencapai 24,02% (mtm), paling tinggi

diantara subkelompok lainnya.

Tabel 3.5 Komoditas Pendorong & Penahan Laju Inflasi Bulanan (MTM) Kota Ternate

OKTOBERNo. Komoditas Andil mtm

1 Tomat Sayur 0.27%

2 Cakalang/Sisik 0.26%

3 Cakalang Asap 0.13%

4 Kembung/Gembung 0.07%

5 Cat Kayu/Cat Besi 0.06%

NOVEMBERNo. Komoditas Andil mtm

1 Tomat Sayur 0.07%

2 Wortel 0.06%

3 Lolosi 0.05%

4 Lemon 0.05%

5 Kentang 0.04%

DESEMBERNo. Komoditas Andil mtm

1 Cakalang/Sisik 0.47%

2 Malalugis/Sohiri 0.27%

3 Selar/Tude 0.24%

4 Lolosi 0.07%

5 Tomat Sayur 0.06%

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 43: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

30

INFLASI

3.3 Faktor-faktor Penggerak Inflasi

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan inflasi secara tahunan melemah

baik pada kelompok administered prices dan volatile foods, serta core inflation.

3.3.1 Faktor Fundamental

Core inflation

Tekanan inflasi yang dialami kelompok core inflation pada triwulan laporan kembali

mengalami retardasi seperti triwulan sebelumnya dari 5,44% (yoy) pada triwulan III-2015

menjadi 4,00% (yoy) pada triwulan ini. Penurunan tekanan adalah efek tidak langsung

kebijakan penurunan harga BBM oleh pemerintah. Kebijakan ini menyebabkan harga produk

manufaktur baik sandang, olahan pangan, ataupun bahan bangunan ataupun harga produk jasa

baik pendidikan dan kesehatan relatif stabil sampai akhir tahun 2015. Kondisi ini sangat

berbeda dengan kondisi tahun 2014 di mana pelaku usaha beberapa kali menaikan harga

akibat beberapa kebijakan pemerintah pusat terkait tarif listrik dan harga BBM.

Selain efek ekspektasi dari pelaku usaha dan penyedia jasa, penurunan tekanan inflasi

inti juga dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas emas perhiasan. Hal ini terindikasi dari

harga emas dunia yang mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan dengan

penurunan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,93%, yaitu turun sebesar 11,08% (yoy) pada

triwulan ini.

Grafik 3.5 Pergerakan Harga Emas Internasional

Sumber : World Bank

Page 44: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INFLASI

3.3.2 Non Fundamental

Volatile foods

Tekanan inflasi kelompok volatile foods tahunan pada triwulan IV 2015 meningkat tajam

dari 4,69% (yoy) menjadi 10,83% (yoy). Peningkatan tekanan terjadi pada komoditas sayur-

sayuran dan komoditas perikanan.

Tomat menjadi komoditas paling sering muncul pada penyumbang inflasi serta ikan

cakalang yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. Kondisi ini tidak terlepas dari kelangkaan

pasokan yang terjadi di beberapa daerah. Bukan hanya di Ternate, kelangkaan bahkan juga

terjadi di sentra produksi dalam provinsi seperti Halmahera Barat dan Halmahera Timur. Di lain

sisi, pasokan pangan khususnya sayur-mayur dan bumbu-bumbuan dari provinsi lain menurun

pada akhir tahun 2015 akibat dampak El Nino

Grafik 3.6 Nilai Ikan Tangkap

Grafik 3.7 Volume Ikan Tangkap

Selain sayuran, subkelompok ikan segar yang menjadi salah satu penyumbang terbesar

pada melonjaknya tekanan inflasi volatile foods year on year pada triwulan laporan, mengalami

kekurangan pasokan pada tahun ini. Kondisi perairan yang kurang kondusif menjadi implikasi

penyebab langkanya komoditas makanan favorit warga Maluku Utara ini. Tingkat ombak yang

rata-rata lebih tinggi pada tahun ini berdasarkan data BMKG, memaksa nelayan untuk tidak

melaut secara intens. Berdasarkan data PIPP yang mewakili hasil tangkapan nelayan, hasil

tangkapan ikan pada triwulan IV 2015 dilaporkan mencapai 1.955 ton, menurun dibandingkan

tangkapan triwulan sebelumnya sebesar 2.197 ton.

Sumber: PPN Kota Ternate, diolah Sumber: PPN Kota Ternate, diolah

Page 45: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

32

INFLASI

Kenaikan harga sayur-mayur, ikan segar, dan pangan lainnya pada akhir tahun 2015

juga disebabkan oleh momen libur natal yang cukup panjang di Manado sehingga sempat

menghentikan aktivitas distribusi pasokan dari Manado untuk waktu yang cukup lama. Hal ini

menyebabkan pedagang di Kota Ternate terpaksa mendatangkan pasokan dari Kota Surabaya

yang lebih mahal. Dari sisi permintaan, khususnya pada bulan Desember 2015 terjadi lonjakan

permintaan masyarakat yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh kegiatan kampanye pilkada

kabupaten/kota, perayaan pasca hari pemilu kabupaten/kota, serta perayaan akhir tahun yang

seluruhnya jatuh pada bulan ini.

Administered prices

Inflasi yang dialami oleh kelompok administered prices pada akhir triwulan IV 2015

tercatat melemah signifikan dari 12,02% (yoy) menjadi deflasi 0,02% (yoy). Penurunan tekanan

terutama terjada pada komoditas administered price yang berada pada subkelompok transpor.

Grafik 3.8 Pergerakan harga Premium dan Solar

Penurunan inflasi administered price terutama dipengaruhi oleh menghilangnya efek

tahunan kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 pada iInflasi komoditas bensin dan solar.

Penurunan tekanan inflasi pada kedua komoditas ini juga dipastikan seiring dengan harga

minyak dunia yang menurun dan diikuti respons kebijakan pemerintah pusat untuk menurunkan

harga BBM. Pada akhir triwulan IV-2015, komoditas bensin dan solar mengalami deflasi

masing-masing sebesar 14,02% (yoy) dan 10,67% (yoy).

Sumber: Pertamina, diolah

Page 46: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

INFLASI

Turunnya harga bahan bakar juga diikuti penurunan harga tarif berbagai moda

transportasi. Seiring penurunan harga premium yang diikuti dengan respons penyesuaian tarif

angkutan oleh pemkot Ternate, komoditas angkutan dalam kota mengalami deflasi 16,67%

(yoy) pada triwulan IV-2015 setelah pada triwulan sebelumnya inflasi sebesar 25% (yoy).

Sementara itu, Turunnya harga avtur mempengaruhi tarif angkutan udara yang mengalami

deflasi di sepanjang tahun 2015. Komoditas angkutan udara

Selain kebijakan pemerintah pada BBM bersubsidi, pemerintah juga menerapkan

kebijakan baru pada tarif PLN nonsubsidi (golongan R2, R3, B2, B3, I3, dan I4) yang diturunkan

seiring turunnya harga minyak dunia. Dengan adanya penurunan tersebut inflasi tahunan pada

tarif listrik tercatat sebesar 3,01% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencatat

inflasi cukup tinggi sebesar 14,33% (yoy).

3.4 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara

Selama triwulan IV 2015, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku Utara

dan TPID Kota Ternate telah melaksanakan dua kali rapat koordinasi (1 high level meeting dan

1 rapat tim teknis), serta pertemuan dengan disperindag Jawa Timur. Kedua rapat koordinasi

bertujuan untuk merumuskan beberapa langkah aksi TPID dalam jangka pendek. Adapun

pertemuan dengan Disperindag Jawa Timur bertujuan untuk mempererat koordinasi antara

TPID Kota Ternate dan Pemprov Jawa Timur yang merupakan daerah pemasok.

Pertemuan antara TPID Kota Ternate dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

diwakili Disperindag Provinsi Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2015. Melalui

pertemuan tersebut, diharapkan pasokan komoditas pangan baik mentah maupun olahan dari

Jawa Timur ke Ternate semakin lancar. Dari sisi Pemerintah Jawa Timur pertemuan ini

diharapkan mampu menjadi langkah awal perluasan pasar UMKM pertanian dan olahan

makanan ke seluruh wilayah Maluku Utara. Secara konkrit, pertemuan langsung diikuti dengan

pembukaan kantor atase perdagangan Provinsi Jawa Timur di Kota Ternate serta pameran

dagang bersama UMKM pertanian dan industri makanan olahan Maluku Utara – Jawa Timur di

Jatiland Mall.

Page 47: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

34

INFLASI

No Koordinator Kegiatan

1 TPID Kota Ternate Pertemuan dengan Disperindag Provinsi Jawa Timur,

pameran dagang, dan Pembentukan atase perdagangan

Jawa Timur di Kota Ternate

2 TPID Kota Ternate Rapat Tim Teknis bersama pemasok, perumusan strategi

menghadapi lonjakan inflasi pada akhir tahun 2015

3 TPID Provinsi Maluku Utara High Level Meeting, evaluasi dan perumusan strategi

pengendalian inflasi Maluku Utara tahun 2016

Tabel 3.6 Program Pengendalian Inflasi akhir tahun TPID Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate

Sementara itu, rapat tim teknis pada 30 November 2015 dilaksanakan untuk

mengantisipasi kenaikan harga pangan pada akhir tahun 2015. Dalam pertemuan tersebut

diikutsertakan asosiasi pemasok dalam rangka mengevaluasi kondisi stok serta memberikan

himbauan moral agar bersama-sama menjaga ketersediaan komoditas pangan di Ternate.

Aktivitas TPID selama tahun 2015, ditutup dengan rapat TPID Provinsi Maluku Utara.

Rapat, yang juga mengikutsertakan beberapa anggota TPID Kota Ternate ini, bertujuan untuk

mengevaluasi kondisi inflasi Maluku Utara selama tahun 2015 beserta faktor-faktor yang

mempengaruhinya dan mengidentifikasi potensi risiko inflasi 2016 dalam rangka menyusun

rumusan awal aksi TPID 2016.

.

Page 48: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

35

Secara umum kinerja perbankan di Maluku Utara pada

triwulan IV-2015 menunjukkan kinerja yang positif

khususnya pada perkembangan volume usaha dan

penghimpunan dana. Fungsi intermediasi perbankan juga

tercatat masih berada pada level yang tinggi.

Dari sisi stabilitas sistem keuangan, ketahanan sektor

korporasi maupun rumah tangga masih relatif baik yang

terindikasi dari rasio NPL yang berada pada level yang

rendah dan cenderung mengalami penurunan.

4 KINERJA PERBANKAN &

Pertumbuhan

DPKYoy Tw IV

Penyaluran kredit

Yoy Tw IV

19,41%

12,22%

PEKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

“Pantai Sulamadaha, Ternate” Courtesy : jalan2.com

“Kinerja perbankan Maluku Utara positif”

Page 49: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

36

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

4.1 Kinerja Perbankan

4.1.1 Perkembangan Aset Perbankan

Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar

Rp8,12 triliun, atau meningkat 5,06% (qtq). Secara tahunan, aset tumbuh sebesar 13,61% (yoy)

sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,94% (yoy).

Grafik 4.1 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah)

Secara umum, peningkatan aset perbankan pada tahun 2015 lebih baik dibandingkan

pada tahun sebelumnya. Rerata laju pertumbuhan aktiva perbankan mencapai pertumbuhan

dua-digit, dimana pada tahun 2014 seiring perekonomian yang lebih kontraktif, pertumbuhan

berada di bawah rerata sepuluh persen.

Sementara pada triwulan ini, perlambatan tipis yang terjadi pada pertumbuhan aktiva

perbankan sebagian besar merupakan andil dari adanya perlambatan pada aktiva Bank milik

pemerintah (BUMN). Kendati demikian, Bank kelompok BUMN tersebut masih menunjukkan

perluasan aset yang lebih cepat dibandingkan bank swasta nasional yang beroperasi di Maluku

Utara. Kelompok bank “pelat merah” ini tercatat tumbuh 16,37% (yoy) lebih lambat dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 17,27% (yoy). Sementara itu, bank milik swasta

tercatat tumbuh 10,12% (yoy) meningkat lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 6,59% (yoy).

Page 50: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Berdasarkan jenis operasinya, perbankan konvensional kembali memiliki pertumbuhan

aset yang lebih ekspansif meskipun perkembangannya melambat. Aset perbankan

konvensional tercatat tumbuh sebesar 13,82% (yoy) sedikit melambat dari 14,21% (yoy).

Sementara itu, perbankan syariah tumbuh dari 9,17% (yoy) menjadi 9,84% (yoy).

4.1.2 Intermediasi Perbankan

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku

Utara pada posisi akhir triwulan IV 2015 tercatat sebesar Rp 6,23 triliun, lebih rendah dari

triwulan sebelumnya sebesar Rp 6,52 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mencapai

19,41% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2015 yang tumbuh

sebesar 16,97% (yoy).

Grafik 4.2 Perkembangan DPK (miliar rupiah)

Meningkatnya pertumbuhan DPK terutama dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan

simpanan tabungan dan simpanan giro. Jumlah simpanan tabungan pada akhir tahun 2015

mencapai Rp3,74 triliun, atau meningkat 10,99% (qtq). Secara tahunan, tabungan tumbuh

sebesar 14,44% (yoy) sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

14,04% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan tabungan terutama dipengaruhi meningkatnya

Sumber : LBU, diolah

Page 51: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

38

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

penghasilan masyarakat khususnya PNS pada tahun 2015 di tengah laju inflasi yang lebih

rendah.

Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan laporan mencapai Rp1,22 triliun,

terakselerasi dari 11,88% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 45,72% (yoy). Percepatan

dipengaruhi oleh tumbuhnya giro sektor swasta yang tercatat sebesar 76,26% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 29,52% (yoy). Kinerja perekonomian Maluku Utara

yang lebih baik berdampak positif pada pendapatan pelaku usaha di Maluku Utara. Namun

demikian, pelaku usaha masih menunggu perkembangan positif pasca pilkada kabupaten/kota

sebelum melakukan investasi, sehingga dana pelaku usaha menumpuk di rekening giro.

Di lain sisi, jumlah simpanan dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp 1,26 triliun atau

tumbuh melambat dari 32,56% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 14,17% (yoy) pada

triwulan laporan. Selain adanya kecenderungan adanya perpindahan simpanan ke produk yang

lebih likuid seperti tabungan dan giro, melambatnya pertumbuhan deposito ditengarai

disebabkan oleh turunnya suku bunga deposito seiring penurunan BI rate. Pada akhir tahun

2015, suku bunga tertimbang simpanan deposito hanya mencapai 7,11% lebih rendah dari

posisi awal tahun yang mencapai 7,70%.

Dari sisi penyaluran kredit, jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di Maluku

Utara pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp5,69 triliun atau meningkat 2,93% (qtq). Secara

tahunan, penyaluran kredit tumbuh 12,22% (yoy), terakselerasi dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,88% (yoy). Peningkatan pertumbuhan terutama dipengaruhi oleh ekspansi kredit

produktif baik investasi maupun modal kerja.

Kredit investasi tercatat tumbuh 2,02% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 2,10% (yoy). Pencapaian ini mencatatkan

pertumbuhan kredit investasi terbaik selama setahun terakhir yang cenderung menunjukkan

pertumbuhan negatif. Pertumbuhan kredit investasi didorong oleh sektor pertanian, sektor real

estate, dan sektor industri pengolahan yang masing-masing tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 29,39% (yoy), 3,65% (yoy), dan 23,81% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan kredit

investasi seiring dengan membaiknya ekspektasi pelaku usaha terhadap perekonomian ke

depan terkait dengan beberapa kebijakan pemerintah seperti pencabutan moratorium, paket

insentif KEK (termasuk KEK Morotai), rencana revisi UU Minerba, dan berbagai rencana

pembangunan infrastruktur.

Page 52: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Sementara itu, kredit produktif lainnya yakni kredit modal kerja tumbuh 10,88% (yoy)

sedikit meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,83% (yoy). Pertumbuhan

kredit modal kerja didorong oleh meningkatnya aktivitas pada sektor konstruksi dan sektor

perikanan (khususnya pasca pencabutan moratorium). Masing-masing mencatat pertumbuhan

kredit sebesar 11,65% (yoy) dan 52,55% (yoy).

Grafik 4.3 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah)

Seiring dengan melambatnya konsumsi rumah tangga, kredit konsumsi yang menguasai

65,74% dari total keseluruhan kredit, tercatat tumbuh 14,21% (yoy) pada triwulan laporan, lebih

rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 14,43% (yoy). Harga

properti, kendaraan dan harga beberapa barang yang tergolong inflasi inti seperti misalnya

barang elektronik yang masih tinggi seiring dengan penguatan kurs dollar AS, masih menahan

ekspansi yang agresif pada kredit jenis ini.

Melambatnya kredit komsumsi terlihat dari perlambatan pinjaman untuk keperluan

multiguna yang melambat dari 89,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 17,99% (yoy)

serta pinjaman untuk pemilikan sepeda bermotor yang tercatat tumbuh sebesar 4,61% (yoy),

lebih rendah disbanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,37% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, peran intermediasi perbankan yang diukur melalui

tingkat LDR (Loans to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi yakni 91,27%. Tingkat

LDR tersebut mengalami peningkatan signifikan dari triwulan sebelumnya yang hanya

mencapai 84,76%.

Sumber : LBU, diolah

Page 53: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

40

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Grafik 4.4 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara

4.1.3 Perkembangan Bank Syariah

Perbankan syariah secara umum memiliki pangsa aset sebesar 5,19% dari seluruh

perbankan umum di Maluku Utara. Pangsa tersebut meskipun secara perlahan terus

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Lambatnya perkembangan perbankan syariah di

Maluku Utara ditengarai karena masih minimnya preferensi masyarakat Maluku Utara untuk

menggunakan layanan bank tersebut. Selain itu, terbatasnya jaringan baik kantor maupun ATM

juga menjadikan kelompok ini kurang dikenal masyarakat.

Aset perbankan syariah Maluku Utara pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar Rp

421,35 miliar. Secara tahunan, volume usaha perbankan syariah pada triwulan laporan tumbuh

9,84% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,17% (yoy). Peningkatan aset

lebih dipengaruhi faktor membaiknya NPF dan perkembangan investasi berupa aset tetap.

Sementara itu, kinerja penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana tidak sebaik triwulan

sebelumnya.

Pada triwulan ini kinerja penyaluran kredit perbankan syariah Maluku Utara belum

menunjukkan perbaikan. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara pada

triwulan IV-2015 tercatat sebesar Rp189,48 miliar, turun tipis -0,06% (qtq). Secara tahunan

pembiayaan syariah masih mengalami kontraksi sebesar 6,04% (yoy), kontraksi tersebut lebih

Sumber : LBU, diolah

Page 54: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

dalam dibandingkan triwulan lalu yang menunjukkan kontraksi -5,9% (yoy). Penyusutan

tersebut hampir terjadi pada setiap jenis pembiayaan syariah.

Pembiayaan investasi mengalami kontraksi sebesar 11,35% (yoy) setelah pada

triwulan sebelumnya masih tumbuh positif sebesar 6,18% (yoy). Kondisi harga komoditas yang

belum membaik menyebabkan pelaku usaha di sektor perdagangan tidak mengajukan

permohonan kredit untuk periode yang panjang. Pembiayaan syariah produktif lainnya yakni

pembiayaan modal kerja masih tumbuh positif sebesar 4,22% (yoy) namun lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 14,87% (yoy).

Sementara itu, pembiayaan konsumtif kembali mengalami penyusutan sebesar 7,97%

(yoy). Penyusutan ini tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mencapai 12,20% (yoy).

Penyusutan kembali disebabkan oleh masih minimnya pembiayaan untuk kepemilikan rumah.

Di lain sisi, DPK tercatat sebesar Rp371,88 miliar meningkat 8,42% (qtq) dari triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 16,1% (yoy) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 20,2% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan DPK didorong oleh turunnya kinerja deposito syariah. deposito

syariah tercatat tumbuh negatif 16,29% (yoy) jauh lebih rendah dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya 41,46% (yoy). Mulai turunnya rate bagi hasil deposito syariah menyebabkan

adanya pengalihan jenis simpanan dari deposito ke simpanan yang lebih likuid yakni tabungan.

Pada triwulan laporan, tabungan syariah tercatat sebesar Rp262,63 miliar atau tumbuh

15,56% (yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 13,84% (yoy). Giro syariah juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni meningkat dari 13,84% (yoy) menjadi 15,56%.

Pengalihan dari deposito serta meningkatnya pendapatan masyarakat menjadi faktor

pendorong pertumbuhan kedua jenis simpanan ini.

Turunnya pertumbuhan pembiayaan menyebabkan peran intermediasi bank syariah

yang tercermin dari angka FDR (financing to deposit ratio) mengalami penurunan. Pada triwulan

laporan, FDR perbankan syariah Maluku Utara tercatat sebesar 50,93% lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang mencapai 53,70%.

Dari sisi risiko pembiayaan, non performing finance (NPF) mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya dari 4,08% menjadi 3,43% pada triwulan laporan. Hal ini

menunjukan bahwa kualitas pembiayaan syariah kian mengalami perbaikan. Penurunan NPF

Page 55: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

42

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

terutama berasal dari pembiayaan konsumtif yang kualitasnya membaik seiring kondisi

penerimaan masyarakat yang juga meningkat.

Grafik 4.5 Perkembangan Bank Syariah

4.1.4 Bank Perkreditan Rakyat

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

di Maluku Utara pada triwulan IV-2015 masih tumbuh positif dan meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Aset BPR/S secara tahunan tumbuh 33,99% (yoy) lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya sebesar 18,40% (yoy).

DPK pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp 34,40 miliar atau tumbuh melonjak

44,91% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,70% (yoy). Seiring

dengan perlambatan konsumsi pada triwulan IV-2015, masyarakat lebih memilih untuk

menyimpan uang mereka di bank. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah DPK dibandingkan

triwulan dengan signifikan, yakni 22,74% (qtq).

Dari sisi penyaluran dana, pada triwulan laporan BPR/BPRS di Maluku Utara berhasil

mencatatkan kredit sebesar Rp 44,01 miliar atau tumbuh 26,16% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh 32,97% (yoy). Sama halnya dengan bank umum,

perlambatan kredit terutama terjadi untuk debitur yang beroperasi di sektor perdagangan besar

dan eceran.

Sumber : LBU, diolah

Page 56: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Grafik 4.6 Perkembangan BPR/BPRs

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan

4.2.1 Ketahanan Sektor Korporasi Daerah dan Sektor Rumah Tangga

Secara umum, ketahanan sektor korporasi daerah dan sektor rumah tangga

masih berada dalam kondisi yang cukup baik. Risiko kredit yang dicerminkan dengan

perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan laporan masih berada di dalam batas

aman. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian risiko kredit terindikasi mulai

menurun. Rasio NPL pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar 1,83%, lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,07%.

Membaiknya risiko kredit berasal dari seluruh sektor baik rumah tangga maupun

produktif. NPL untuk kredit ke sektor rumah tangga terjaga di level yang rendah yakni sebesar

0,48%, terus membaik dari triwulan sebelumnya yang mencapai 0,61%. Sementara itu NPL

pada sektor produktif membaik dari 4,80% menjadi 4,42%.

Penurunan NPL sektor rumah tangga terjadi pada jenis kredit kepemilikan rumah

tinggal tipe di atas 70 dan keperluan rumah tangga yang tidak diklasifikasikan. NPL kredit

kepemilikan rumah tinggal tipe di atas 70, rasio NPLnya turun dari 9,37% pada triwulan

Sumber : LBU, diolah

Page 57: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

44

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

sebelumnya menjadi 5,51%. NPL kredit untuk keperluan rumah tangga yang tidak

diklasifikasikan turun dari 2,75% menjadi 0,22%.

Grafik 4.7 Perkembangan NPL Perbankan

Dari sektor produktif/korporasi, penurunan NPL terjadi pada kredit modal kerja maupun

investasi. Di samping membaiknya kinerja ekonomi pada triwulan laporan, penurunan NPL

tersebut adalah hasil dari strategi perbankan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam

penyaluran kredit untuk sektor tertentu. NPL kredit modal kerja tercatat turun dari 4,60%

menjadi 4,49% sementara NPL kredit investasi turun dari 5,42% menjadi 4,22%.

Sektor perdagangan masih mendominasi 70,70% kredit yang kualitasnya kurang baik

di Maluku Utara. Seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan aktivitas ekspor,

NPL pelaku usaha sektor perdagangan pada akhir triwulan laporan tercatat sebesar 3,89%,

lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 4,05%. Sementara itu, rasio NPL

korporasi yang masih cukup tinggi berasal dari sektor konstruksi. Terhambatnya pembangunan

perumahan salah satu bank serta tunggakan pembayaran vendor pembangun proyek

infrastruktur pemerintah menyebabkan NPL pada sektor konstruksi di akhir triwulan laporan

masih di atas 2 digit yakni mencapai 10,85%.

Sumber : LBU, diolah

Page 58: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

4.2.2 Pengembangan Akses Keuangan

Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut pada triwulan laporan tercatat Rp 1,62

triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,41% (yoy) pada triwulan IV-2015

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,49% (yoy). Peningkatan ini salah

satunya didorong oleh oleh kebijakan perbankan yang ekspansif terhadap pelaku usaha UMKM

sehingga Perbankan meningkatkan target penyaluran kredit bagi debitur UMKM pada tahun ini.

Kondisi tersebut tercermin dari meningkatnya jumlah debitur UMKM yang pada triwulan laporan

yang tercatat sebesar 21,99 ribu orang atau tumbuh sebesar 8,93% (yoy) lebih tinggi dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,03%.

Seiring dengan meningkatnya kinerja ekonomi Malut, peningkatan kredit UMKM terjadi

baik pada kredit modal kerja maupun kredit investasi. Kredit modal kerja yang diterima debitur

UMKM pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 20,37% (yoy), lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,60% (yoy). Sementara itu, kredit investasi untuk debitur

UMKM tumbuh dipercepat sebesar 3,03% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

sebesar 2,14% (yoy).

Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada debitur UMKM didominasi oleh Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang memiliki pangsa sebesar 75,69% pada triwulan

laporan. Sektor tersebut tumbuh sebesar 12,70% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 12,08% (yoy). Sektor lainnya yang mengalami peningkatan kredit untuk

debitur UMKM adalah sektor konstruksi. Seiring gencarnya pembangunan ruko dan infrastruktur

lainnya di Maluku Utara kredit ke sektor konstruksi tumbuh meningkat dari 19,63% (yoy)

menjadi 57,61% (yoy).

Dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan laporan tercatat sebesar

4,78%, sudah membaik dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,29%. Sama halnya dengan

kredit secara umum, perbaikan NPL terjadi pada sektor perdagangan yakni dari 4,33% menjadi

4,14%.

Masih tingginya NPL kredit untuk debitur UMKM menjadi indikasi bahwa pemerintah

perlu untuk membuat program-program pendampingan UMKM unggulan daerah sehingga

jumlah UMKM yang bankable dan feasible semakin banyak. Adanya Konsultan Keuangan Mitra

Bank (KKMB) yang dibiayai oleh Pemda juga bisa menjadi salah satu solusi dalam menciptakan

UMKM berkualitas dan layak mendapat akses pembiayaan bank yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Malut secara umum.

Page 59: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

46

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

4.3 Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada triwulan laporan, transaksi tunai yang melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Maluku Utara mengalami net outflow. Sementara itu, seiring meningkatnya laju

pertumbuhan ekonomi, transaksi non tunai nilai besar menunjukan peningkatan. Meskipun

transaksi baik tunai maupun nontunai terindikasi meningkat, kualitas transaksi masih sangat

terjaga dengan sedikitnya temuan uang palsu dan rendahnya rasio cek/BG kosong pada

triwulan laporan

4.3.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Aliran uang kartal pada triwulan IV-2015 di Maluku Utara menunjukkan net outlow

(uang yang keluar lebih besar daripada jumlah uang yang masuk dari khasanah Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara). Pada triwulan laporan, aliran uang masuk

(inflow) tercatat sebesar Rp124,63 miliar, sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar

Rp842,43 miliar sehingga menghasilkan net outflow sebesar Rp717,81 miliar.

Grafik 4.8 Perkembangan Transaksi Tunai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Malut

Seiring dengan meningkatnya kinerja perekonomian triwulan IV-2015 dan

dilaksanakannya Pilkada, volume transaksi tunai di Maluku Utara terindikasi meningkat. Jumlah

uang masuk (inflow) terkontraksi 31,00% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

Sumber: Unit Operasional Kas KPw BI Maluku Utara

Page 60: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

21,63% (yoy). Sementara itu, jumlah uang keluar (outflow) tumbuh melambat sebesar 23,49%

(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 64,79% (yoy). Adapun net outflow pada

triwulan IV-2015 tercatat mengalami peningkatan sebesar 43,11% (yoy).

Grafik 4.9 Perkembangan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Agar uang tunai yang layak edar selalu diperoleh masyarakat, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Maluku Utara mengimplementasikan kebijakan Clean Money Policy secara

rutin melaksanakan kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar (UTLE). Proses

pemusnahan tersebut selalu dilakukan dengan prosedur dan pengawasan yang ketat terhadap

tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan dalam rangka menjamin ketersediaan uang

layak edar (ULE) di masyarakat.

Selama triwulan laporan terdapat 5,74 juta lembar UTLE yang masuk ke Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, meningkat 52,39% (qtq) dan secara tahunan

naik 21,71% (yoy). Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya uang rupiah,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara melakukan sosialisasi agar

masyarakat mampu memperlakukan uang rupiah dengan lebih baik lagi sehingga usia edar

uang lebih panjang dan pada akhirnya dapat menekan biaya pembuatan.

Sumber: Unit Operasional Kas KPw BI Maluku Utara

Page 61: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

48

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 4.1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan IV-2015

Untuk menyediakan uang rupiah dalam kondisi yang masih relatif baru dan layak edar,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut) juga

melakukan kegiatan kas keliling secara rutin ke berbagai kabupaten/kota di wilayah Provinsi

Maluku Utara. Selama triwulan IV-2015 Unit Operasional Kas KPw BI Provinsi Malut telah

melaksanakan 7 kali kas keliling ke luar Kota Ternate.

Pada triwulan IV-2015, ditemukan uang palsu di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Maluku Utara sebanyak 22 lembar, jumlah ini banyak dibandingkan triwulan

sebelumnya dimana terdapat temuan sebanyak 9 lembar. Uang palsu yang beredar mayoritas

masih berupa pecahan Rp50.000 sebanyak 15 lembar. Sisanya berupa 7 lembar pecahan

Rp100.000.

Dalam rangka melindungi masyarakat dari tindak kriminial pemalsuan uang, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara secara periodik melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keaslian uang rupiah dan

meminimalisir temuan uang palsu. Sosialisasi dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti

pasar (baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau

kepada Pemerintah Daerah. Selain kegiatan sosialisasi secara langsung, Bank Indonesia juga

melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak

maupun elektronik.

Sumber: Unit Operasional Kas KPw BI Maluku Utara

Page 62: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

4.3.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai

Pemulihan sektor pertambangan Maluku Utara yang berjalan lambat terindikasi dengan

penyusutan yang terjadi pada transaksi nontunai baik kliring maupun RTGS. Secara tahunan,

keduanya mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,22% (yoy) dan 0,09% (yoy).

4.3.2.1 Perkembangan Kegiatan Kliring

Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada triwulan laporan tercatat sebesar

Rp265,17 miliar, atau turun 0,22%(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami

penurunan sebesar 13,57% (yoy).

Grafik 4.10 Perkembangan Kliring Maluku Utara

Sementara itu, di tengah melambatnya kondisi perekonomian, rasio cek dan bilyet giro

(BG) kosong masih terjaga di level yang sangat rendah. Pada triwulan laporan, jumlah cek dan

bilyet giro kosong tercatat sebesar 31 lembar atau turun 16,21% (yoy). Adapun rasio nilai cek

BG kosong terhadap cek BG yang diserahkan pada triwulan IV-2015 adalah sebesar 2,47%,

lebih tinggi dari rasio triwulan III-2015 sebesar 0,94%.

Sumber: ULNKP2SP KPw BI Maluku Utara

Page 63: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

50

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 4.2 Perkembangan Cek BG Kosong

4.3.2 Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Transfer dalam wilayah di Maluku Utara pada triwulan IV-2015 mencapai Rp456,59

miliar, tumbuh 28,93% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 7,34%

(yoy). Meningkatnya perekonomian pada beberapa sektor di triwulan laporan, dilaksanakannya

Pilkada, serta pola transaksi Pemerintah di akhir tahun ditengarai merupakan pemicu

meningkatnya jumlah transaksi RTGS pada triwulan Laporan.

Sumber: ULNKP2SP KPw BI Maluku Utara

Page 64: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 4.3 Perkembangan RTGS Maluku Utara (Rp Miliar)

Sumber: Website Bank Indonesia, diolah

Page 65: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

52

PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Page 66: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

53

Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ketenagakerjaan

meningkat.

Angka kemiskinan tercatat menurun meski tingkat kedalaman

dan keparahan kemiskinan meningkat.

Kesejahteraan petani terindikasi mengalami kenaikan seiring

harga komoditas hortikultura, tabama, dan perikanan

5

Peningkatan

angkatan kerja

yang bekerja (Yoy)

NTP

5,82%

103,46%

“Kemiskinan turun seiring terjaganya kinerja

perekonomian Malut”

“Masjid Al Munawar, Ternate” Courtesy : iloveindonesian.files.wordpress.com

KESEJAHTERAAN

KETENAGAKERJAAN &

Page 67: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

54

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan

Berdasarkan data BPS, jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2015 tercatat

sebesar 513,6 ribu jiwa atau meningkat 6,67% (yoy). Peningkatan ini sedikit lebih tinggi

dibandingkan peningkatan tahunan bulan Februari 2015. Jumlah angkatan kerja di Maluku

Utara yang bekerja pada akhir Agustus 2015 tercatat mencapai 482.5 ribu jiwa. Penambahan

jumlah angkatan kerja yang disertai dengan perkembangan kinerja sektor utama yang masih

positif menyebabkan terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 5,82%

(yoy) lebih tinggi dari februari 2015 yang tumbuh sebesar 5,31% (yoy).

Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara Agustus (ribu jiwa)

Kendati demikian, angka pengangguran tercatat sebesar 31,06 ribu jiwa meningkat

meningkat 21,80% (yoy). Tingginya peningkatan angka pengangguran dipengaruhi oleh

perusahaan pertambangan nikel yang masih belum beroperasi hingga saat ini.

Seiring terjaganya kondisi ekonomi Maluku Utara, masyarakat optimis bahwa kondisi

penyerapan tenaga kerja pada periode mendatang cukup baik. Optimisme ini tergambar dari

hasil Survei Konsumen (SK). Persepsi masyarakat terhadap ketenagakerjaan dalam enam

bulan ke depan yang tercermin dari SBT SK pada indeks ketersediaan lapangan kerja yang

menunjukkan nilai yang positif yakni sebesar 102 dan lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang hanya mencapai 100.

5.2 Nilai Tukar Petani (NTP)

Pada akhir triwulan IV-2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat

sebesar 103,46, tumbuh 1,0% (yoy) dan meningkat 2,46% (qtq). Secara tahunan, kenaikan

Jenis Kegiatan Utama 2011 2012 2013 2014 2015

Penduduk 15 Tahun Keatas 687.3 702.5 719.5 753.8 773.18

Angkatan Kerja 463.6 466.1 463.2 481.5 513.6

Bekerja 437.9 443.9 445.4 456.0 482.54

Pengangguran 25.7 22.2 17.9 25.5 31.06

Bukan Angkatan Kerja 223.7 236.4 256.3 272.3 259.58

TPAK 67.5% 66.3% 64.4% 63.9% 66.43

TPT 5.6% 4.8% 3.9% 5.3% 6.05

Agustus

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 68: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayar petani sehingga

terjadi peningkatan NTP pada akhir triwulan laporan.

Grafik 5.1 Perkembangan NTP Maluku Utara

Pada triwulan ini, NTP Maluku Utara memiliki nilai lebih tinggi daripada NTP

Nasional. NTP tersebut berada pada peringkat keempat di wilayah Sulampua (Sulawesi,

Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat). Pada Triwulan IV-2015, dari 10 provinsi di

wilayah Sulampua, tujuh provinsi mengalami peningkatan kesejahteraan petani yang ditandai

dengan NTP di atas 100. Sedangkan tiga provinsi lain yaitu Sulawesi Tengah, Papua dan

Sulawesi Utara terindikasi mengalami penurunan kesejahteraan petani dengan NTP yang lebih

kecil dari 100.

Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Wilayah Sulampua

Peringkat Provinsi NTP

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 69: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

56

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

Meningkatnya NTP Maluku Utara didorong oleh hortikultura dan perkebunan

rakyat. Meningkatnya NTP ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas pertanian khususnya

tanaman hortikultura, tabama, dan perikanan. Tingginya permintaan masyarakat khususnya

pada akhir tahun menyebabkan peningkatan harga yang diterima petani untuk ketiga komoditas

tersebut.

Grafik 5.2 NTP Tiap Subsektor di Maluku Utara

5.3 Tingkat Kesejahteraan

Seiring dengan rendahnya tekanan inflasi dan membaiknya kinerja perekonomian

Maluku Utara pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada September

2015 turun 14,32% (yoy) menjadi 72,65 ribu jiwa. Dengan perkembangan tersebut,

persentase penduduk miskin turun dari 7,41% pada September 2014 menjadi 6,22% pada

September 2015. Dengan demikian, persentase penduduk miskin di Maluku Utara selama tujuh

tahun terakhir (2009-2015) secara umum terus mengalami penurunan.

Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang dilaksanakan KPw BI Maluku

Utara. Berdasarkan hasil survei tersebut, indeks penghasilan saat ini tercatat mencapai 128,

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 119. Dengan demikian persepsi

masyarakat terhadap kesejahteraan dirinya selama triwulan laporan mengalami peningkatan.

Namun demikian, kualitas kehidupan masyarakat pada golongan miskin

terindikasi mengalami penurunan seiring turunnya indeks kedalaman kemiskinan dan

indeks keparahan kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan tercatat mendingkat dari 0,70

menjadi 1,15. Indeks ini mengindikasikan ketimpangan antara pengeluaran penduduk miskin

dengan garis kemiskinan. Dengan demikian, semakin tinggi indeks tersebut, semakin jauh

Page 70: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

masyarakat miskin di provinsi tersebut dari kondisi hidup layak. Sementara itu, indeks

keparahan naik dari 0,126 pada periode sebelumnya menjadi 0,272. Kondisi ini

mengindikasikan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin di Maluku Utara semakin

melebar..

Grafik 5.3 Perkembangan Persepsi Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara

.

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Maluku Utara, diolah

Page 71: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

58

KESEJAHTERAAN & KETENAGAKERJAAN

Page 72: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

59

Perekonomian Malut pada triwulan I-2016 diperkirakan tumbuh

lebih tinggi dari triwulan laporan dan berada pada kisaran 5,9%

- 6,3% (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas.

Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta potensi inflasi

ke depan, inflasi pada triwulan I-2016 diproyeksikan pada

kisaran 6,4%-6,8% (yoy) lebih tinggi dari triwulan laporan yang

sebesar 4,52% (yoy).

6 PROSPEK PEREKONOMIAN

Proyeksi

Ekonomi

Tw I-2016

Proyeksi Inflasi

Tw I-2016

5,9% -

6,3%

6,4% -

6,8%

“Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan

terakselerasi dengan tekanan inflasi yang relatif

menguat”

Page 73: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

60

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

6.1 Prospek Pertumbuhan ekonomi

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan I-2016 diperkirakan tumbuh meningkat

dari triwulan laporan dan berada pada kisaran 5,9% - 6,3% (yoy) dengan kecenderungan

bias ke atas. Dari sisi permintaan, permintaan domestik masih menjadi penggerak utama

ekonomi Malut. Sementara itu, kegiatan ekspor diprediksi mengalami peningkatan sebagai

akibat dari adanya kenaikan produksi kopra. Dari sisi penawaran, sektor pertanian diprediksi

akan tumbuh meningkat seiring masuknya masa panen raya tanaman bahan pangan, bumbu-

bumbuan, dan hasil bumi (pala, cengkih). Sementara itu, turunnya konsumsi pemerintah di awal

tahun, ditengarai akan menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di triwulan

I-2016 ini.

Grafik 6.1 Perkembangan PDRB Malut dan Nasional Serta Proyeksinya

Sampai dengan akhir 2016, Maluku Utara masih akan menghadapi beberapa risiko yang

dapat menghambat pertumbuhan ekonominya. Mundurnya kembali waktu operasional smelter

beberapa perusahaan tambang serta tertahannya harga komoditas unggulan Maluku Utara

pada level rendah dapat berdampak multisektor pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.

Namun demikian, pencabutan moratorium serta gencarnya program pemerintah di bidang

ketahanan pangan dan pembangunan infrastruktur diperkirakan mampu menjadi akselerator

pertumbuhan tahun ini. Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan risiko tersebut,

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 6,0%-6,4% (yoy).

5216,855223,11

6,05% 6,13%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

4400

4500

4600

4700

4800

4900

5000

5100

5200

5300

I II III IV I II III IV IP

2014 2015 2016P

PDR

B (R

p m

iliar

)

PROYEKSI PERTUMBUHANPDRB g_yoy

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 74: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

6.1.1 Sisi Permintaan

Pada triwulan I-2016, komponen sisi permintaan diproyeksikan meningkat dibandingkan

dengan triwulan IV-2015. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan konsumsi

rumah tangga. Hal ini didukung oleh hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan

bahwa indeks penghasilan konsumen pada 6 bulan mendatang akan mengalami peningkatan.

Grafik 6.2 Ekpekstasi Kondisi Ekonomi Maluku Utara 6 Bulan Mendatang

Masuknya masa panen raya komoditas rempah-rempah, tanaman pangan, dan hasil

bumi pada awal tahun 2016 ini mengonfirmasi hasil dari survei konsumen Bank Indonesia.

Lebih jauh lagi, terkendalinya tingkat inflasi selama tahun 2015 dan adanya kenaikan UMP

sebesar 6,57% juga turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di triwulan

mendatang.

Sementara itu, net import yang terjadi pada neraca perdagangan Maluku Utara

diperkirakan mengecil dan menjadi faktor pendorong pertumbuhan pada triwulan mendatang.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor antar daerah seiring

meningkatnya produksi lokal subsektor perkebunan dan perikanan. Sementara itu, impor antar

daerah masih akan terjadi karena belum tercukupinya kebutuhan masyarakat terutama pada

komoditas-komoditas ketahanan pangan, namun hal tersebut akan cukup terimbangi dengan

peningkatan ekspor antar daerah mengingat sudah masuknya masa panen komoditas rempah-

rempah seperti pala dan cengkih serta komoditas hortikultura bawang dan cabai. Sementara itu,

139

102

134

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Indeks Penghasilan

Konsumen

Ekspektasi

Ketersediaan lapangan

kerja

Indeks Kegiatan Usaha

EKSPEKTASI KONDISI EKONOMI

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Maluku Utara, diolah

Page 75: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

62

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

ekspor luar negeri diperkirakan tumbuh tinggi namun melambat seiring masih tertahannya

harga kopra di pasar internasional pada level yang rendah.

Faktor penghambat pertumbuhan, utamanya disumbang oleh konsumsi pemerintah.

Setelah mengalami peningkatan pada triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh realisasi

ekspansif pada penghujung tahun 2015, konsumsi pemerintah di awal tahun 2016 ini

diperkirakan akan mengalami perlambatan. Lamanya proses administrasi pengesahan APBD

Provinsi tahun 2016 berpotensi menjadi penyebab utama lambatnya realisasi anggaran belanja

pemerintah.

6.1.2 Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan,

perdagangan, serta jasa kesehatan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada

triwulan mendatang. Sementara itu, sektor administrasi pemerintah dan konstruksi ditengarai

akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan pada triwulan I-2016 mendatang.

Pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertumbuhannya diproyeksikan akan

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Faktor pendorong pertumbuhan pada sektor ini di triwulan

mendatang, antara lain pada subsektor perkebunan dan hortikultura yang diprediksi akan

mengalami peningkatan pertumbuhan dengan melihat tengah berlangsungnya panen komoditas

kelapa dan rempah-rempah, serta akan masuknya masa panen untuk tanaman cabai dan

bawang merah. Selain itu, pada subsektor perikanan, pencabutan kebijakan pemerintah

mengenai moratorium kapal dan dampak dari bantuan peralatan penangkapanan ikan serta

program intensifikasi perikanan dari pemerintah diprediksi mampu mendorong pertumbuhan

pada subsektor ini.

Sementara di sektor pertambangan, peningkatan produksi PT Antam menjadi salah satu

yang diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan sektor ini secara signifikan, selain adanya

baseline effect. Rencana dimulainya produksi dari beberapa perusahaan tambang nikel untuk

mendukung operasional perangkat smelternya pada awal tahun 2016 juga memberikan

pengaruh pada pertumbuhan di sektor pertambangan ini. Lebih jauh lagi, sektor industri

pengolahan juga diestimasikan memberi andil cukup besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan

mendatang seiring melimpahnya bahan baku karena panen hasil bumi pada triwulan I-2016 ini.

Page 76: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

Melimpahnya hasil panen dari komoditas hasil bumi, ditengarai akan turut mendorong

peningkatan pada sektor industri pengolahan pada triwulan mendatang.

Pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi kendaraan

diperkirakan akan mengalami peningkatan pada triwulan I-2016 sebagai dampak dari

peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Pembukaan beberapa pasar baru

di beberapa lokasi di Maluku Utara juga memberikan dampak pada pertumbuhan pada sektor

ini. Ditambah lagi, pembukaan jalur transportasi laut dan udara pada beberapa daerah baru

diprediksi akan mampu mendorong aktivitas ekonomi, terutama perdagangan.

Telah usainya rangkaian pilkada, akan memberikan dampak pada perlambatan di sektor

administrasi pemerintah. Selain juga karena telah selesainya beberapa proyek infrastruktur

pemerintah pada tahun 2015 lalu. Perlambatan juga diperkirakan terjadi pada sektor konstruksi

seiring melambatnya proyek investasi baru pada triwulan I-2016. Fokus pemerintah daerah

yang beralih pada penataan rencana pemerintahan pasca pelantikan beberapa kepala daerah

baru diperkirakan sedikit menahan laju investasi baru selama triwulan mendatang. Selain itu

peningkatan curah hujan pasca berakhirnya el nino diperkirakan menghambat proses konstruksi

perumahan dan infrastruktur yang tengah berlangsung.

6.2 Outlook Inflasi Daerah

Laju inflasi kota Ternate selama triwulan mendatang diperkirakan akan berada

pada trend peningkatan di kisaran 6,28%±1 (yoy) dengan kecenderungan bias ke atas.

Inflasi tersebut diperkirakan lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional. Di sisi lain, proyeksi inflasi

triwulan mendatang lebih rendah dari inflasi riil yang terjadi pada periode yang sama di tahun

sebelumnya, yakni sebesar 7,92% (yoy).

Peningkatan inflasi di triwulan mendatang, diprediksi karena adanya penyesuaian harga

di tingkat produsen sebagai dampak dari efek tunda pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi

pada selama tahun 2015. Harga berbagai produk manufaktur seperti sandang, elektronik, dan

makanan olahan diperkirakan meningkat karena bahan bakunya berasal dari impor.

Selain itu, pasokan beras diprediksi akan mengalami penurunan mengingat pada awal

triwulan I-2016 baru memasuki masa tanam. Penurunan pasokan tersebut berpotensi

meningkatkan inflasi pada triwulan I-2016.

Page 77: IV 5 - bi.go.id · KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan

64

PROSPEK PEREKONOMIAN >>

Dari kelompok administered price, kenaikan cukai rokok berpotensi memberi andil yang

cukup signifikan pada peningkatan inflasi tahunan triwulan mendatang. Cukai rokok sedianya

naik pada akhir tahun lalu namun ditunda hingga awal tahun 2016 ini..

Inflasi juga berpotensi muncul dari faktor ekspektasi. Sosialisasi kebijakan tarif listrik

yang kurang, isu dampak el nino, dan pelemahan nilai Rupiah pada tahun 2015 menyebabkan

ekspektasi masyarakat terhadap harga meningkat. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil survei

konsumen yang dilaksanakan Bank Indonesia yang menunjukan bahwa indeks harga 3 bulan

mendatang mengalami peningkatan dari 149 pada triwulan III-2015 menjadi 157 pada triwulan

laporan.

Hingga akhir 2016, risiko inflasi masih akan muncul baik dari komponen inti,

administered price, maupun volatile food. Beberapa barang sarana pertanian seperti pakan

ternak, pestisida, dan pupuk yang bahan bakunya masih mengandung unsur impor diprediksi

masih terkena dampak dari pelemahan nilai tukar. Imbas dari kenaikan beberapa barang

tersebut kemudian berimbas pada harga produk-produk pertanian khususnya komoditas daging

ayam, sayur mayur, dan buah-buahan. Dari sisi administered price, kebijakan tarif listrik yang

dapat naik turun sesuai dengan pergerakan beberapa faktor seperti inflasi, nilai tukar, dan

indonesia crude price, bisa menjadi faktor penahan maupun pemicu inflasi di masa mendatang.

Dengan memperhatikan risiko-risiko tersebut, inflasi tahun 2016 diperkirakan mencapai

6,4% - 6,8% (yoy).