1970 uu no.12 tahun 1970 tentang perubahan & tambahan uu no

8
5/20/2018 1970UUNo.12Tahun1970TentangPerubahan&TambahanUUNo.-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/1970-uu-no12-tahun-1970-tentang-perubahan-tambahan-uu-no 1/8 Menirnbang UNDANC-UNDANG OMOR 2 TAHUN1970 I'ENTANG PERUT}AIIAN DAN TAMI}AHAN UNDANG.UNDANG I 968 OMOR TAHUN TENTANGPENANAIIANMODALDALAM NEGERI DENCAN1AIIN4ATL]IIANYANGMAHA ESA PRESIDEN REPUTJLIKNDONESIA a. balrrvagaris besar politik perpajakan Negaradalam menghadapi pembangunanmeliputi :. peningkatan a- i'lu ga l)e re in ahrnelalui eningkatanenerimaan, e- rangs3ng abungan masyarakat, nendorong nvestasi dan produksi serta membantu redistribusipenghasilan ke arah yang ebih seimbang an mudahcli dalam ad- ministrasinya; b. bahwa guna meningkatkan embangunan i Indonesia, perlu segera iciptakan uatu klirn fiskalyangbaikbagi pengusaha-pengusaha, huzusnya. agi penanam-pena- nam ntodal; c. bahwa berhubungclenganperubahan-perubahan ang dilakukan dalam Ordonansi Pajak Perseroan1925, maka undang-undangNomor 6 Tahun 1968 tentang PenanemanModal Dalam Negeriperlu disesuaikan e- nganperubahan-pe ubahan ersebut.

Upload: asrulssiapt2755

Post on 10-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Men i rnbang

    UNDANC-UNDANG NOMOR I2 TAHUN 1970I 'ENTANG

    PERUT}AI IAN DAN TAMI}AHAN UNDANG.UNDANGI 968NOMOR 6 TAHUN

    TENTANG PENANAIIAN MODAL DALAM NEGERI

    DENCAN I1AIIN4AT TL]I IAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUTJLIK INDONESIA

    a. balrrva garis besar polit ik perpajakan Negara dalammenghadapi pembangunan meliputi :. peningkatan ta-i ' lu n ga n l)e nre rin tah rnelalui peningkatan penerimaan, me-rangs3ng tabungan masyarakat, rnendorong investasidan produksi serta membantu redistribusi penghasilanke arah yang lebih seimbang dan mudah cli dalam ad-ministrasinya;

    b. bahwa guna meningkatkan pembangunan di Indonesia,perlu segera diciptakan suatu ikl irn fiskal yangbaikbagipengusaha-pengusaha, khuzusnya. bagi penanam-pena-nam ntodal;

    c. bahwa berhubung clengan perubahan-perubahan yangdilakukan dalam Ordonansi Pajak Perseroan 1925,maka undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentangPenaneman Modal Dalam Negeri perlu disesuaikan de-ngan perubahan-pe rubahan tersebut.

    : l. Undang-undang Dasar 1945 pasal 5 ayat (l), pasal 20ayat ( l ) dan pasal 23 ayat (2) ;

    2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan l lakyat SementaraNomor XXl lVMPRSl lg66;

    It'lengingat

  • 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Pena-' naman Modal Dalam Negeri;

    4. Ordonansi Pajak Perseroan 1925 sebagaimana telah di-ubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undangNomor 8 Tahun 1970 (L.N. Tahun 1970 No.43).

    M E M U T U S K A N :Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN DAN

    TAMBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN1968 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NE-GERI.

    Pasal IUndang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeridiubah dan ditambah sebagai berikut :

    I. Pasal l0 ditambah dengan satu, ayat baru, ayat 3 yang berbunyisebagai berikut :(3) Kelonggaran tersebut pada ayat (l) dan ayat (2) pasal ini berlaku

    untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-undang ini.

    tI. Pasal ll dihapuskan.Pasal 12 diubah seluruhnya sehingga berbunyi sebagai berikut :Kepada perusahaan-perusahaan yang menanam modalnya dalam usaha-usaha di bidang termaksud dalam pasal 9' ayat (l) diberikan kelong-garan-kelonggaran perpajakan sebagai berikut :ke-l. BEA MATERAI MODAL :

    Pembebaran bea meterai modal atas penempatan modal.ke-2. BEA MASUK DAN PAJAK PENJUAT AN :

    Pembebasan atau keringanan bea masuk atau pembebasm pajhk-penjualan (mpor) pada waktu pemasukan barang-barang modal(termasuk alat-alat perlengkapan), yang diperlukan untuk usaha-usaha pembangunarr dan rehabilitasi, keadaan wilayah Indonesin.

    ke"3. BEA BALIK NAMA :Pembobaran Bea Balik Nama atas akte pcndaftaran kaPsl untukpertama kallnya di lndonesia yang dilakukan dalam masa sampsidengan 2 tahun setetah saat mulai berproduksi, satu dan laindengan mempcrhatikan jnis u$ahanya, masa sampai dengan 2(dua) tahun setelah saat mulai berproduksi satu dan lain dengan

  • IV.

    memperhatikan jenis usahanya.ke'4. PAJAK PERSEROAN :

    Kelonggaran-kelonggaran di dalam pajak perseroan :a. Kompensasi. kerugian seperti yang diatur dalam pasal 7 ayat

    (l) Ordonansi Pajak Perseroan 1925.b. Kompensasi kerugian yang diderita selama 6 (enam) tahun

    pertama sejak pendirian seperti yang diatur dalam pasal 7 ayat(2) Ordonansi Pajak Perseroan 1925;

    c. Penghapusan dipercepat seperti yang diatur lebih jauh sesuaidengan pasal 4 ayat (4) Ordonansi Pajak Perseroan 1925;

    d. Perangsang penanaman seperti yang diatur dalam pasal 4bOrdonansi Pajak Perseroan 1925;

    ke-5. PAJAK DIVIDEN :a. Pembebasan Pajak Dividen selama 2 (dua) tahun terhitung dari

    saat mulai berproduksi atas bagian laba yang dibayarkan ke-pada para pemegang saham;

    b. Jangka waktu 2 tahun tersebut dapat diperpanjang dengantambahan masa bebas pajak sebagaimana yang diatur dalampasal l3 ayat (2) .

    Pasal I 3 . t l iubah seluruhnya sehingga berbunyi sebagai berikut l( l) Kepada badan-badan baru yang menanam moclalnya di bi6ang produksi yang mendapat prioritas dari pemerintah, Menteri Keuanganberwenang memberikan pembebasan pajak perseroan untuk jangkawaktu 2 (dua) tahun (masa bebas pajak) terhitung dari saat perusa-haan tersebut mulai berproduksi.

    (2) Menterl Keuangan dapat memperpanjang jangka waktu masa bebaspajak termaksud pada ayat (l) pasal ini dalanr hal-hal dipenuhiketentuan-ketentuan sebagai berikut :a. apabila penanaman modal tersebut dapat menarnbah dan

    menghemat devisa Negara $ecara berarti, diberikan tambahanmasa bebas pajak I (satu) tahun;

    b. apabila penanilnan modal tersebut dilakukan di luar Jawa,diberikan tambahan masa bebas pajak I (satu) tahun;

    c. apabila penanaman modal tersebut memerlukan modal yangbesar, karena keperluan menibangun prasarana dan/atau meng-hadapi risiko yang lebih besar dari yang sewajarnya, diberikantambahan masa bebas pajak I (satu) tahun;

  • d. dalam hal-hal yang oleh Penrerintah diprioritaskan secara khususdiberikan tambahan masa bebas pajak I (satu) tahun.

    (3) Selain kelonggaran-kelonggaran perpajakan ternraksud dalam pasal12 dan pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini dapat diberikan tam-bahan kelonggaran-kelonggaran lain kepada suatu perusahaan yangsangat diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi.

    V. Pasal 15 dihapuskan.VI. Pasal 1? diubah selurnhnya sehingga berbunyi sebagai berikut :

    Pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam pasal 9,pasal 10, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal 15 dan pasal 16dilakukanoleh Menteri Keuangan.

    Pasal 2Ketentuan-ketentuan lama dapat diberlakukan sepenuhnya atas per-

    nrintaan yang bersangkutan, dalam hal permohonan-permohonan untuk pe.nanaman telah diajukan sebelum Undang-undang ini berlaku dan atas itubelum diambil keputusan oleh Panitia Penanaman Modal.

    Pasal 3Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.Agar setiap orang dapat mengetahuinya,'memerintahkan pengundangan

    Undang-undang ini dengan penempatannya dalam l,embaran Negara RepublikIndonesia.

    Disahkan di Jakarta.Pada tanggal 7 Agustus 1970.

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,ttd.

    Diundangkan di JakartaPada tanggal ? Agurtua 1970

    S O E H A R T OJENDER.AL TNI

    SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIArtd.

    A L A i l 4 S J A HMAYOR JENDERAL TNI

    .

    LEMBARAN NECARA REPUBLIK INDONESIA,TAHI.JN I97O NO. 47

  • P E N J E L A S A NATAS

    I.JNDANG.UNDANG NOMOR 12 TAHUN I97OTENTANG

    PERUBAHAN DAN TAMBAHAN UNDANG.I']NDANGNOMOR 6 TAHIJN 1968

    TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERT

    U M U M :Dalam rangka pemanfaatan modal dalam negeri, yakni bagian dari

    kekayaan masyarakat lndonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda, baikyang dimiliki oleh Negara maupun Swasta Nasional atau swasta Asing yangberdomisili di Indonesia untuk diabdikan kepada pembangunan ekonominasional, telah ditetapkan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Pe'nanaman Modal Dalam Negeri.

    Undang-undang tersebut selain berisikan ketentuan-ketentuan tentangpengaturan modal dalam Negeri, garis besar pengusaha'pengusaha dan perusa'haan-perusahaannya, pembaharuan dan peningkatan daripada Peraturan Pe'merintah No. l0 Tahun 1959, memuat pula ketentuan-ketentuan tentangPembebasan dan keringanan perpajakan, untuk lebih merangsang pemupukanmodal serta lebih mengarahkan penanaman pada bidang usaha yang sesuaidengan program pembangunatt Pemerintah.

    Berhubung dengan diadakannya perubahan-perubahan dalam ordonansiPajak Persero.n tSZ5 untuk lebih diserasikan dengan garis besar politikperpajakan Negara dalam menghadapi pembangunan, maka ketentuan'keten'iuan

    -tentang lembebasan dan keringanan perpajakan yang diatu.r dalam

    Undang.undini Prnunu'nan Modal Dalam Negeri perlu diseragamkan dandisesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang baru dari Ordonansi PajakPerseroan 1925.

  • PASAL DEMI PASAL :

    Pasal l.I. Tambahan ayat (3) pasal 10 ini diperlukan agar ada persesuaian dengan

    kelonggaran yang telah. diberikan dalam pasal 9 yung membatasijangka waktu pemutihan modal selama lima tahun'seiak berlakunvaUridang-undang.

    II. Penghapusan pasal I I dikarenakan hal tersebut diatur lebih lanjut dalampasal l2 ke-1.

    IlI. Pasal 12 yang baru mengatur tentang kelonggaran-kelonggaran per.pajakan yang diberikan kepada perusahaan perusahaan modal dalamNegeri :ke-l pembqbasan bea meterai modal atas penempatan modal, semula

    diatur datam pasal I I (lama).Cukup jelas.

    ke-2 pembebasan atau keringanan bea mazuk dan pembebasan pajakpenjualan (impor), semula diatur dalam pasal l5 (lama).Cukup jelas,

    ke-3 pembebasan ini merupakan perluasan daripada pembebasan me-nurut pesal 8 Ordonansi Bea Balik Nama 1924, yakni atas kapal.kapal yang didaftarkan untuk periama kali di Indonesia.Kapal-kapal yang telah dipergunakan/didaftarkan di Indonesiatidak memperoleh pembebasan ini, sekali pun bagi investoryang bersangkutan hal itu merupakan pendaftaran untuk pertamakalinya.Pembebaran tersebut di atas hanya diberikan bilamana pendaf"taran itu dllakukan dalam mara sampai dengan 2 (dua) tahunsetelah saat muhl berproduksi,Menurut pengertian yang berlaku, "sant mulai berproduksi"adalah saat sesuatu usaha buu mulai berproduksi yang hasilnyadisalurkan di pasaran.Dengan bagian kalimat terakhir "dengan memperhatikan usaha.nya" dimaksudkan bahwa pembebasan itu hanya diberikanterhadap kapal yang dlperlukrn dan dipergungkm dslrm bidangugghanys,

    ko4 kelonggsran,k*longFsfan di bld*qg pajak ppysorocn Ia' kompenmll kcruglan yang ternula tidek diatur dalam Undang

    undang Nomor 6 Tahun 1968, kini diatur dalam pasal 12

  • tv.

    ke-3 huruf a dan pelaksanaannya sesuai dengan pasal 7 ayat (l)Ordonansi Fajak Perserour 1925, yaitu kerugian dalarn suatutahun dapat diperhitungkan dengan laba 4 (empat) tahunber ikutnya;

    b. kornpensasi kerugian 6 tahun pertama sejak pendirian, semulatidak diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968,kini diatur dalam pasal 12 ke-3 huruf b dan pelaksanaannyasesuai dengan pasal 7 ayat (2) Ordonansi Pajak Perseroan1925;Kerugian tersebut di atas yang lazim'disebut kerugian inisetelah diperhitungkan dengan laba tahun-tahun berikutnyasampaihabis;

    c. penghaprrsan dipercepat atas pengeluaran-pengeluaran untukpenanaman yang cocok dengan program Pernerintah sebagaiyang dimaksud dalam pasal 4 ayat (4) Ordonansi Pajak Per-seroan 1925 yang pelaksanaannya diatur dengan surat kepu-tusan Menler i Keuangan;

    d. perangsang penanarnan modal sebagaimana diatur clalam pasal4b Ordonansi Pajak Perseroan 1925, berlaku pula bagiperusuhaan-perusahaan modal dalam negeri.

    ke-5 pembebasan pajak dividen semula diatur dalam pasal 12 ayat (l)la lna.Cukup je las.

    Pasal I s yang baru mengatur tentang masa bebas pajak (tax holiday)yang semula diatur dalam pasal 12.Pasal ini merupakan ketentuan-ketentuan lebih lanjut daripada pasalla ayat (l ) baru, Orclonansi Pajak Perseroan 1925.Ayat(l) l lerhubung fasil i tas masa bebas pajak (tax holiday) ini

    merupakan fasilitas, maka fasilitas ini hanya diberikankepada badan-badan baru (didirikan) yang menanam modal.nya di bidang produksi yang mcndapat prioritas dariPemerintalr, hal rnana aknn dinyaiakan dengan surut ke"putusan Menteri Keuangan.

    Ayat (2) Dalam rangka lebih mengarahkan penanaman modal dalamnegeri kepada sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh Pe-merintah, rnaka masa hebas pajak 2 tahun termaksud padaayat (l) rtapnt diperpanjang dnlam hal"hgl termakaud pada

  • huruf a, b, c dan d.Perpanjangan waktu termaksud pada huruf d diperuntuk-kan bagi perusahaan modal dalam negeri yang menanammodalnya di sesuatu tempat atau dalam jenis usaha yangditentukan oleh pemerintah.

    Ayat (3) Ada kemungkinan sesuatu perusahaan yang sangat diper-lukan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mem-buktikan bahwa kelonggaran-kelonggaran perpajakan seper-ti tersebut dalam pasal 12 serta ayat (l) dan (2) pasal 13belum cukup untuk berusaha secara effisien dan effektip.Halyang demikian dapat terjadi apabila perusahaan tersebutmemerlukan modal yang sangat besar untuk investasi atauuntuk biaya prasarana.Dalam keadaan yang demikian Menteri Keuangan dapatmemberikan kelonggaran-kelonggaran itu kepada setiapperusahaan yang dianggap pantas untuk diberikannya.

    V. Penghapusan pasal 15 dikarenakan hal tersebut sudah diatur dalampasal l2 ke-12 (baru).

    VI. Memuat penyesuaian dengan perubahan pasal-pasal.Pasal 2.

    Cukup jelas.Pasal 3.

    Cukup jelas.

    TAMBAHAN LEMBARAI.I NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29zt4