its undergraduate 21596 4306100074 chapter1
DESCRIPTION
yooTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Offshore pipeline merupakan sebuah jalur pipa yang berfungsi untuk menerima
aliran fluida dari fasilitas offshore ataupun mengalirkan fluida dari fasilitas
onshore ke fasilitas onshore lainnya. Onshore pipeline biasanya dipendam di
bawah tanah agar terhindar dari aktivitas daratan. Selain itu juga, pipeline yang
dipendam dibawah tanah juga mengurangi beban eksternal seperti angin dan
aktivitas alam lainnya sehingga pipeline tidah mudah terganggu aktivitas alam.
Namun dengan melakukan pemendaman didalam tanah akan muncul masalah
baru yang harus dipertimbangkan dalam desain instalasi. Pada pipa yang
dipendam didalam tanah sering terjadi kegagalan yang disebut buckling.
kegagalan ini berupa deformasi tekukan yang bisa terjadi baik pada dinding pipa
maupun seluruh bagia pipa. Buckling yang ditinjau kasus ini adalah global
buckling dimana deformasi yang terjadi pada seluruh bagian segmen pipa.
Kegagalan deformasi global yang menyebabkan pipa menekuk vertikal keatas
seperti ini biasanya disebut sebagai upheaval buckling. Dalam jurnal Teknik Sipil
ITB (Tawekal, 2004) mengatakan lengkungan awal pada pipa penyalur yang
terpasang bisa terjadi akibat ketidakrataan permukaan dasar perairan atau adanya
rintangan yang menonjol. Kombinasi dari kenaikan temperatur saat operasional
dan gaya resistant tanah akan menghasilkan gaya tekan aksial efektif pada pipa.
Gaya aksial efektif yang bekerja pada pipa penyalur yang mempunyai lengkungan
awal ini akan menimbulkan gaya tekan vertikal pipa terhadap lapisan tanah di
atasnya. Jika gaya tahanan tanah tidak cukup besar untuk menahan gaya dorongan
vertikal yang disebabkan pipa maka pipa tersebut akan mencuat vertikal keatas
menembus tanah hingga membentuk tekukan sebagai hasil dari deformasi akibat
ekspansi termal.
Hal diatas telah menunjukkan bahwa kinerja suatu pipeline sangat dipengaruhi
oleh tekanan. Mengingat bahwa JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-
2
PETROCHINA EAST JAVA ( JOB P-PEJ ) mengalami peningkatan produksi
hingga mencapai 42.000 barrel per hari, maka perlu dilakukan analisa tegangan
yang terjadi pada pipa dan analisa keandalan akibat adanya perubahan tempratur
saat oprerasi agar pipa dapat bertahan lama. Pada saat pipa beroperasi maka pipa
akan menerima beban tekanan internal dan beban termal dari fluida atau gas yang
dialirkan oleh jaringan pipa tersebut. Beban yang ditanggung oleh suatu sistem
pipeline akan menyebabkan pipa berada dalam kondisi tegang. seperti yang
diketahui, material pipa juga memiliki ketahanan terhadap tegangan sehinggaa
pada akhirnya akan mengalami kegagalan.
Oleh karena itu disain sebuah sistem pipeline harus mendukung agar kasus
buckling tidak terjadi sebab bagaimanapun ekspansi termal yang terjadi dalam
pipeline merupakan inisiator yang tidak dapat dihindari. Hal itulah yang membuat
penulis mengangkat judul ini yang sekiranya layak untuk dibahas.
1.2 Perumusan Masalah.
Beberapa perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh parameter tekanan internal pipa, temperatur, dan
kedalaman pipa terhadap kemungkinan terjadinya upheaval buckling?
2. Berapa beban dan tegangan minimum pada saat terjadi buckling pada
kasus tersebut?
3. Apa yang harus dilakukan jika pipa tersebut mengalami upheaval
buckling?
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh parameter-parameter yang mempengaruhi terjadinya
upheaval buckling terhadap kemungkinan terjadinya buckling.
2. Mengetahui besar beban dan tegangan minimum pipa saat buckling terjadi.
3. Mengetahui langkah yang dilakukan jika pipa terjadi upheaval buckling?
3
1.4 Manfaat
Manfaat tugas akhir ini adalah bisa membantu mahasiswa dibidang riset onshore
pipeline untuk lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
desain suatu pipeline. Dari hasil analisa dapat diketahui tegangan yang terjadi
pada pipa serta posisi dan letak pipa saat instalasi (pengaturan kedalaman) yang
tepat, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produksi
minyak (crude oil) selama beroperasi dan evaluasi pada kedalaman berapa
sebaiknya pipa akan dipendam.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Beban yang bekerja pada pipa adalah beban internal dan eksternal (gaya
friksi).
2. Konfigurasi tanah berupa tanah lempung (clay) dan dianggap homogen.
3. Dalam tinjauan mekanika, pipa dimodelkan atau dianggap sebagai kolom
yang dikenai beban aksial dengan ujung-ujung pipa dianggap dipasak
(pined-pined).
4. Kontur tanah dianggap bergelombang sehingga membentuk sudut 50, 70
dan 90 terhadap pusat tengah pipa.
5. Akibat korosi tidak dihitung (diabaikan)
6. Menggunakan code ASME 31.1, ASME 31.4,ASME 31.8 dan DnV OS-
F101
7. Tidak meninjau kasus buckling pada arah horizontal (sumbu z)
8. Burried pipe sesuai dengan aturan Pemerintah