its undergraduate 10745 chapter1
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan nasional yang semakin dirasakan
pada masa mendatang adalah masalah energi, baik untuk
keperluan rumah tangga, industri, maupun transportasi. Indonesia
memiliki potensi energi terbarukan, seperti biomassa, yang cukup
besar sekitar 50.000 MW. Namun jumlah tersebut berbanding
terbalik dengan pemanfaatannya yang telah dilakukan (Isroi dan
Mahajoeno, 2005). Biomassa merupakan bahan organik yang
berpotensi menjadi energi alternatif, umumnya berasal dari hasil
perkebunan, pertanian dan produk dari hutan (Syafi’i dalam
Husada, 2008).
Bahan organik yang berasal dari sampah pertanian, seperti
kulit kopi, dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
alternatif energi. Hal ini dikarenakan sifatnya yang tersedia secara
luas, renewable dan belum dimanfaatkan secara optimal. Nilai
kalor merupakan salah satu parameter yang penting yang penting
dalam pembuatan briket, dimana semakin tinggi nilai kalor yang
dimiliki suatu bahan maka akan semakin baik pula kualitas briket
yang akan dihasilkan. Antolin dalam Subroto (2007) menyatakan
bahwa kulit kopi memiliki nilai kalor yang tinggi, kadar air yang
rendah, serta kandungan sulfur yang cukup rendah. Hal ini
diperkuat dengan hasil analisa terhadap kulit parchment dan kulit
mbuni untuk kopi jenis Arabica di Kenya oleh Saenger, et al.
(2001). Kulit kopi ini memiliki kadar air sebesar 10-11%, kadar
sulfur sebesar 0,1-0,6%, dan nilai kalor atas sebesar 3.844,68
kal/g - 4.346,16 kal/g. Hal ini menjadikan kulit kopi sebagai salah
satu bahan oganik yang tepat dalam pembuatan eco-briquette
2
sebagai upaya pencarian alternatif energi. Kulit kopi dapat
memenuhi persyaratan ini yang dibuktikan dengan kandungan
nilai kalor hasil penelitian pendahuluan sebesar 4.616,07 kal/g.
Bahan organik yang berasal sisa pengolahan limbah industri,
seperti lumpur dari IPAL PT SIER, dapat diterapkan sebagai
bahan campuran dalam bahan baku pembuatan eco-briquette.
Lumpur ini berasal dari bak pengering lumpur, dimana sebagian
besar merupakan biomassa yang mengandung bahan organik
hingga sebesar 66,71% (Windiarti, 1997). Berdasarkan penelitian
pendahuluan didapatkan nilai kalor untuk lumpur IPAL PT SIER
sebesar 3.060,31 kal/g.
Di lain sisi, plastik selama ini menjadi masalah persampahan
kota akibat kebutuhan pasar yang terus meningkat dan waktu
urainya yang sangat lama. Penambahan plastik sebagai bahan
baku briket dirasa menjadi hal yang tepat. Selain dimaksudkan
untuk reduksi volume sampah plastik yang dibuang, penambahan
plastik juga dilakukan dalam upaya untuk menaikkan nilai kalor
eco-briquette. Plastik memiliki nilai kalor yang tinggi melebihi
nilai kalor batubara, yaitu sebesar 11.095,24 kal/g (EPIC, 2004).
Kekhawatiran akan timbulnya hasil samping dari pembakaran
briket yang mengandung plastik ini (berupa gas furan dan
dioksin) dapat dieliminasi dengan menggunakan plastik LDPE
yang tidak mengandung unsur klor dalam struktur rantainya.
Menurut Putri (2008), campuran eco-briquette yang mengandung
plastik LDPE ini masih memenuhi baku mutu untuk hasil uji
emisi yang dilakukan. Uji emisi dilakukan pada dua eco-briquette
yang memiliki kualitas terbaik (mengacu pada nilai kalor dan
hasil analisa proximate yang dilakukan). Didapatkan hasil uji
penelitian terdahulu untuk komposisi briket yang terdiri dari 40%
plastik LDPE dan 60% lumpur non karbonisasi menghasilkan
CO2 sebesar 0,04 % volume CO2 (400 ppm), CO 0,02 % volume
CO (200 ppm) dan 18 ppm volume hidrokarbon.
3
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana komposisi dan karakteristik eco-briquette yang
paling baik?
2. Apakah emisi gas buang eco-briquette yang akan dihasilkan
masih memenuhi baku mutu?
3. Bagaimana biaya yang diperlukan dalam pembuatan eco-
briquette?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis komposisi dan karakteristik eco-briquette yang
paling baik dari hasil penelitian.
2. Menganalisis eco-briquette dengan campuran kulit kopi,
lumpur, dan sampah plastik LDPE yang bersifat ramah
lingkungan ditinjau dari tingkat emisi CO, CO2, NOx, dan
hidrokarbon.
3. Menganalisis biaya yang diperlukan dalam pembuatan eco-
briquette.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun, ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium.
2. Kulit kopi yang digunakan adalah kulit tanduk dan kulit ari
(kopi jenis robusta) yang didapatkan dari PT Indokom Citra
Persada, Buduran-Sidoarjo pada tanggal 08 Februari 2009.
4
3. Lumpur yang digunakan adalah lumpur dari IPAL PT SIER,
unit sludge drying bed yang diambil pada tanggal 26 Maret
2009.
4. Jenis plastik yang digunakan adalah plastik LDPE berbentuk
flakes yang didapatkan dari UD Modern Plastik, Krian-
Sidoarjo pada tanggal 10 Juli 2009.
5. Variasi yang digunakan dalam penelitian antara lain :
Variasi dalam metode pembuatan berupa karbonisasi dan
non karbonisasi
Variasi komposisi
6. Parameter yang digunakan dalam pengujian mutu eco-briquette
adalah kadar air, kadar volatile solids, kadar abu, nilai kalor,
dan compressive strength. Dipilih 2 sampel terbaik dari seluruh
komposisi sampel eco-briquette yang dihasilkan. Sampel
terbaik akan diukur kualitas gas buangnya, berupa CO, CO2,
NOx, dan hidrokarbon.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai eco-briquette dari
campuran kulit kopi, lumpur, dan sampah plastik LDPE yang
dapat dibuat dengan teknologi sederhana.
2. Mengaplikasikan pembuatan eco-briquette lebih lanjut setelah
mengetahui kualitas briket dari hasil penelitian ini.