isu pembangunan kab

6
ISU PEMBANGUNAN KAB.BOGOR a. Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut diperlukan perencanaan pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki yang pada umumnya berbeda antar satu dengan daerah lainnya. Oleh karenanya, informasi daerah yang lengkap, akurat dan terkini sangat diperlukan untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut. Tantangan yang dihadapi kabupaten terutama untuk daerah otonom yang baru adalah peningkatan pendapatan daerah dan kemandirian dalam pembangunan dengan kendala ketersediaan sumberdaya di daerah. Dengan demikian penentuan kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi yang tepat sangat diperlukan. Arah penentuan kebijakan dan strategi tersebut adalah tercapainya kriteria-kriteria prioritas pembangunan berupa penurunan bentuk-bentuk ketimpangan, kebijakan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan pembangunan yang mampu meningkatkan pertumbuhan daerah. Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang akan melakukan pemekaran wilayah. Secara umum Wilayah Bogor Barat mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu faktor utama dalam rekomendasi untuk menjadi kabupaten yang otonom. Potensi ekonomi tersebut terutama terdapat pada sektor-sektor: (1) pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; dan (2) pertambangan dan penggalian. Sektor-sektor tersebut memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam perbandingan antarwilayah sehingga layak untuk terus dikembangkan dalam meningkatakan perekonomian lokal Wilayah Pembangunan Bogor Barat.

Upload: della-ananto-kusumo

Post on 21-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hkkllll

TRANSCRIPT

Page 1: Isu Pembangunan Kab

ISU PEMBANGUNAN KAB.BOGOR

a. Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat

Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk mencapai sasaran

pembangunan tersebut diperlukan perencanaan pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan

karena pada umumnya pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan

karakteristik yang dimiliki yang pada umumnya berbeda antar satu dengan daerah lainnya. Oleh karenanya,

informasi daerah yang lengkap, akurat dan terkini sangat diperlukan untuk mewujudkan sasaran pembangunan

tersebut.

Tantangan yang dihadapi kabupaten terutama untuk daerah otonom yang baru adalah peningkatan

pendapatan daerah dan kemandirian dalam pembangunan dengan kendala ketersediaan sumberdaya di daerah.

Dengan demikian penentuan kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi yang tepat sangat diperlukan. Arah

penentuan kebijakan dan strategi tersebut adalah tercapainya kriteria-kriteria prioritas pembangunan berupa

penurunan bentuk-bentuk ketimpangan, kebijakan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan pembangunan

yang mampu meningkatkan pertumbuhan daerah.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang akan melakukan pemekaran wilayah. Secara

umum Wilayah Bogor Barat mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan

sebagai salah satu faktor utama dalam rekomendasi untuk menjadi kabupaten yang otonom. Potensi ekonomi

tersebut terutama terdapat pada sektor-sektor: (1) pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; dan (2)

pertambangan dan penggalian. Sektor-sektor tersebut memiliki keunggulan nilai kontribusi dalam perbandingan

antarwilayah sehingga layak untuk terus dikembangkan dalam meningkatakan perekonomian lokal Wilayah

Pembangunan Bogor Barat.

Selain itu, Wilayah Bogor Barat mempunyai beberapa pusat pertumbuhan yang memiliki potensi untuk

dikembangkan menjadi penghela bagi pertumbuhan wilayah tersebut. Saat ini, pusat pertumbuhan dan pelayanan

tersebut masih terakumulasi di daerah perkotaan seperti Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea serta Ciomas dan

Kemang untuk Wilayah Pembangunan Bogor Tengah yang diusulkan menjadi Kabupaten Bogor Barat. Hal tersebut

menyebabkan daerah pedesaan relatif mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan dari fasilitas-fasilitas

tersebut. Akibatnya, karena intensitas keterkaitan antara daerah-daerah perkotaan dan pedesaan terbatas maka

kesenjangan pun terjadi.

Terdapatnya perbedaan sumberdaya yang ada di masing-masing kecamatan mengakibatkan terjadinya

ketimpangan wilayah sehingga kecamatan-kecamatan tersebut terbagi menjadi kategori wilayah kaya, sedang dan

Page 2: Isu Pembangunan Kab

miskin. Ketimpangan yang disebabkan oleh ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi menyebabkan

munculnya wilayah maju berkembang dan tertinggal. Dengan mensejajarkan pengkategorian kecamatan-

kecamatan berdasarkan potensi sumberdaya dan fasilitas ekonomi tersebut diperoleh kecamatan-kecamatan yang

harus mendapat prioritas dalam pembangunan yaitu kecamatan yang termasuk wilayah potensial, strategis

maupun wilayah kritis.

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, Wilayah Bogor Barat dalam pembangunan

ekonominya menekankan pada strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal (Strategi W-O). Hasil analisis matriks IFE menunjukkan bahwa Wilayah Bogor

Barat masih memiliki kondisi internal yang lemah, yaitu belum mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

untuk mengatasi kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki Bogor Barat adalah potensi sumberdaya lam yang

besar sedangkan kelemahan utama yang dihadapi adalah masih lemahnya jejaring usaha yang berbasis pelaku

usaha sehingga sektor perindustrian dan perdagangan di wilayah tersebut masih belum berkembang dan

terdapatnya disparitas pembangunan. Hasil analisis EFE menunjukkan bahwa Wilayah Bogor Barat telah mampu

memanfaatkan peluang eksternal untuk menghadapi ancaman. Peluang terbesar yang dimiliki adalah adanya

kebijakan Pemda Kabupaten Bogor dan kondisi perekonomian yang semakin membaik yang didominasi oleh sektor

perindustrian; perdagangan, hotel dan restoran; dan pertanian. Selanjutnya, ancaman terbesar yang dihadapi

adalah adanya persepsi ekonomi biaya tinggi dan persaingan antar daerah.

Prioritas strategi yang terpilih diantaranya: (1) pengembangan industri yang menunjang aspek pertanian

(agroindustri) sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan SDA secara berkelanjutan dengan

memanfaatkan potensi yang dimiliki Kabupaten Bogor (kondisi perekonomian, kebijakan Pemda Kab.Bogor, letak

geografis) serta kerjasama dengan pihak swasta/lainnya. (TAS = 6,870); (2) Menemukan dan mempromosikan citra

komoditi dan produk unggulan daerah sehingga memberikan nilai tambah (PDRB dan PAD) bagi masyarakat daerah

dengan menggunakan kriteria potensi nilai tambah langsung suatu komoditi/produk bagi keluarga miskin. (TAS =

6,848); dan (3) menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung daerah membangun dengan memperluas

kapasitas fiskal daerah dan memperluas basis produktif sektor ekonomi rakyat. (TAS = 6,840)

b. RPJMD Tahun 2008-2013 Kabupaten Bogor di tetapkan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor

sepakat untuk menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2008-2013,

menjadi sebuah produk hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2009.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sepakat

untuk menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2008-2013, menjadi

sebuah produk hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2009.

Page 3: Isu Pembangunan Kab

Menurut Bupati Bogor Rachmat Yasin, dalam Perda RPJMD tersebut antara lain memuat isu strategis

yang berkembang di Kabupaten Bogor, diantaranya, pembangunan di Kabupaten Bogor selama ini

menunjukan bahwa masih terdapat kesenjangan antara pembangunan sumberdaya manusia dengan

pembangunan ekonomi yang berdampak kepada terjadinya,a) nilai tambah yang tercipta dari

pembangunan ekonomi belum dapat diakses oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Bogor,

b) terjadi aliran nilai tambah tersebut keluar dari Kabupaten Bogor, atau terjadi kebocoran regional

(regional leakages). Hal ini ditunjukan oleh tidak seimbangnya angka IPM tahun 2007 yang dicapai hanya

70,18 jxiin (AHH): 67,58 tahun, AMH : 95,78 persen ), RLLS : 7,11 tahun dan PPP Rp559.300 perkapita

perbulan.

Disisi lain angka pertumbuhan ekonomi rata-rata adalah sebesar 5,64 persen dan sudah terjadi

perubahan struktur ekonomi yakni peran sektor skunder (Industri Manufaktur, listrik, Gas, air serta

bangunan) sudah mencapai 63,23 persen, dan sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan dan komunikasi, keuangan,persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa lainya) 23,40

persen. Sedangkan sektor primer (pertanian dan Pertambangan) hanya 6,04 persen.

Isu strategis kedua yakni masih terdapat penganggaran yang relatif tinggi dan angka penduduk miskin

yang juga masih relatif tinggi. Hal itu berarti peluang kerja yang tercipta dari kegiatan ekonomi di sektor

skunder dan tersier atau pengolahan dan jasa, tidak mampu dipenuhi atau diakses oleh tingkat

sumberdaya yang ada di Kabupaten Bogor, sehingga peluang kerja tersebut diisi oleh penduduk dari

daerah lain dari luar Kabupaten Bogor.

Isu ketiga yakni Kabupaten Bogor yang terletak berbatasan dengan Ibu Kota DKI Jakarta belum mampu

memanfaatkan keuntungan lokasi (Locational rent) tersebut untuk kepentingan Kabupaten Bogor.

Isu keempat masih terdapat ketimpangan pembangunan wilayah di Kabupaten Bogor antara Kabupaten

Bogor bagian barat dengan bagian Kabupaten Bogor lainnya.

Isu kelima yakni semakin meningkatnya, konversi lahan di kawasan lindung, sebagai akibat produksi dan

produktifitas pertanian semakin menurun dan kondisi lingkungan juga menurun.

Isu yang keenam adalah berkembangnya aktivitas pertambangan dan galian yang tidak

mempertimbangkan dampak lingkungan. "Visi Kabupaten tahun 2008-2013 yakni terwujudnya

masyarakat Kabupaten Bogor yang bertaqwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera," ungkapnya.

Page 4: Isu Pembangunan Kab

Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam tujuh misi sebagai berikut, misi yang pertama yakni

meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat, meningkatkan ketaatan dan kepatuhan

masyarakat terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meningkatkan

pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak, meningkatkan kualitas pelayanan

sosial kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan melestarikan dan

mengembangkan budaya daerah guna meningkatkan citra pada tingkat regional dan nasional.

Misi yang kedua yakni meningkatkan perekonomian daerah yang berdaya saing dengan titik berat pada

revitalisasi pertanian dan pembangunan yang berbasis perdesaan, misi yang ketiga adalah meningkatkan

infrastruktur dan asksesibilitas daerah yang berkualitas dan terintegrasi secara berkelanjutan, misi ke

empat yakni meningkatkan pemerataan dan kualitas penyelenggaraan pendidikan, misi ke lima yakni

meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, misi keenam adalah meningkatkan tata kelola

pemerintahan yang baik dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan misi yang ke tujuh

adalah meningkatkan kerjasama pembangunan daerah. Visi dan misi ini terkait dengan urusan wajib dan

urusan pilihan yang diprogramkan oleh pemerintah daerah.

Sebagai tolak ukur kinerja pembangunan Kabupaten Bogor tahun 2008-2013 ditetapkan indikator

kinerja makro pembangunan sebagai indikator agregat pembangunan di Kabupaten Bogor, yang pada

akhirnya bermuara pada pencapaian indek pembangunan manusia (IPM) beserta komponen pembentuk

IMP-nya.Oleh karena itu isu-isu strategis ini harus membumi sehingga dapat diaplikasikan. Untuk lima

tahun kedepan dengan program yang memiliki indikator yang terukur dari angka Indeks Pembangunan

Manusia (IPM),

Melalui realisasi RPJMD ini angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang awalnya 70,18 akan di

targetkan akan mengalami kenaikan menjadi 74.03 pada tahun 2013. "Artinya, masyarakat Kabupaten

Bogor masih menuju sejahtera dan angka ini pun belum memenuhi target IPM Jawa Barat sebesar 80

poin."