isu lingkungan global ( makalah)

25
Isu lingkungan Global Page | 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan. Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan sebagainya. Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama. Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat

Upload: awang-ramadhani

Post on 22-Nov-2014

2.724 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian

yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai

dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun

lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan.

Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena

kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka

ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya

dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical

environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan

sebagainya.

Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri,

maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia.

Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama.

Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal,

nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak

dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional

atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem

yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya

Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal

15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai

dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972.

Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi

manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat

menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan

industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala

kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat

Page 2: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 2

terjadinya pencemaran lingkungan.

2. Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita

sebagai makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat

meminimalisir segala sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini

semakin panas dan krisis.

Dan mungkin menjadi suatu teguran para pengusaha yang tidak sensitive

terhadap keadaan bumi kita sekarang dengan mengantisipasi limba yang

dihasilkan dari pabrik-pabrik besar yang ada di Indonesia bahkan dunia sehingga

nantinya anak cucu kita bias merasakan bumi yang indah di zaman mereka kelak.

Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila kita lakukan dari hal terkecil dari

diri kita sendiri.

3. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu

mencangkup :

1. Isu perubahan iklim dan pemanasan Global ( Global Warming )

2. Andil IT dalam pemanasan global.

3. Permasalahan di Indonesia

4. Upaya pada level internasional untuk mengatasi isu lingkungan global

Page 3: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 3

BAB II

PEMBHASAN

1. Isu perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming )

Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan

kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk.

Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya

kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer

dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang

dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang

disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.

Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah

meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi

dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat.

Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila

kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan

menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 oc sekitar tahun

2030

Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya

perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan

ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon

dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat

menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-

bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan

mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba

yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.

Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub

yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam

pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan

terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di

dasar laut serta naiknya gelombang air laut.

Page 4: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 4

Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak

negatif terhadap ekosistem, melainkan melainkan juga langsung mempenggaruhi

social-ekonomi dan kelangsungan masyarakat.

a. Hujan asam

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah

urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam

dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.

Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer

jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak

sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi

dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur

oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan

bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat

(H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi

bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.

Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya

benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan

terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah

bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau

mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komodisi pertanian dan merusak

hutan.

b. Menipisnya lapisan Ozon

Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon

sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada

setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di

bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon

telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga

telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa

Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa

penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.

Page 5: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 5

Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet

matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet

menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan

tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas

komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.

Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m

dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih

ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam

rantai makanan di laut.

2. Andil IT dalam pemanasan global

Pemanasan Global ternyata telah memaksa semua bidang industri

untuk berpikir keras untuk mengusahakan penanganannya, tanpa terkecuali

bidang Teknologi. Hal ini dikarenakan oleh parahnya dampak kerusakan yang

ditimbulkannya bagi ekosistem dan kelangsungan kehidupan manusia secara

luas.

Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change

(IPCC), sebuah lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara

yang diprakarsai PBB, pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan suhu di

dunia sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia lebih tinggi lagi, yaitu

10 derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di

Himalaya dan Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah-

daerah tropis sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan

Kutub Selatan sendiri berdampak secara langsung pada peningkatan

permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Jika hal ini terus menerus dibiarkan

maka pada tahun 2012 air laut akan mengalami kenaikan lagi sekitar 7 meter.

Dengan begitu otomatis ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir dan

kepulauan akan terancam punah.

Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat ini

adalah semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim

hujan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia

secara luas.

Page 6: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 6

Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri kini mau

tidak mau harus memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini.

Dimulai dari pengurangan emisi gas buang dari sektor industri dan

transportasi yang selama ini dituding sebagai salah satu kontributor utama

pemanasan global, hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan

untuk berbagai produk mulai dari alat transportasi hingga berbagai

perlengkapan elektronik dan komputer yang ramah lingkungan pun mulai

dibuat.

Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait secara

langsung pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan

hidup, namun harus mampu menghadirkan teknologi yang mendukung

penanggulangan global warming atau pemanasan global ini. Hal ini

disebabkan karena pada berbagai bidang usaha yang ada di dunia saat ini,

teknologi informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang

ada. Mulai dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer

hingga proses komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan

komputer. Secara tidak langsung hal-hal tersebut di atas telah menunjukkan

bahwa bidang IT telah banyak menyedot penggunaan energi dunia secara

luas.

Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi untuk

berpikir keras menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi

ramah lingkungan sebenarnya tidak semata diukur dari tingkat emisi gas

buang yang dihasilkan, namun juga banyaknya konsumsi energi yang

dibutuhkan dalam suatu proses industri, karena energi ini umumnya juga

didapatkan dari alam baik dalam bentuk energi mineral maupun non mineral.

Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer

terkemuka di dunia IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter ‘hijau’

atau ramah lingkungan. Hal ini dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa

1,5% dari penggunaan energi listrik di Amerika dipergunakan untuk

operasional datacenter, yang menurut laporan tahun 2005 saja telah

menghabiskan listrik sebesar 45 milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal

ini berimplikasi langsung terhadap persediaan persediaan listrik dan

Page 7: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 7

distribusinya, disamping tentu saja emisi gas yang ditimbulkan. Sebagai

akibatnya, setiap dolar dari server baru akan mengeluarkan biaya sebesar

USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini diprediksikan meningkat

hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7.

Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk

mengupayakan teknologi yang dapat mengurang dampak global warming ini.

Menurut Pudja Unggul Kartiman, Director Cross Industry PT Cisco Systems

Indonesia, apa pun penerapan teknologi yang ada, misalnya di real estate,

gabungan energi yang dimiliki akan mengarah pada solusi seperti unified

communication. Solusi ini menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan

mobility sehingga bisa terkoneksi.

Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka masing-masing

tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah konvergen.

Lebih lanjut Pudja menyatakan, penghematan bahkan bisa ditekan hingga

30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya bisa dihemat jika semuanya

dikonvergensikan menjadi satu.

Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di masa yang

akan datang diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak

global warming atau pemanasan global dunia.

3. Permasalahan di Indonesia

Pada tahun 2000 defisit air mencapai 52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015

diperkirakan defisitnya 134.102 meter kubik

Jika pada tahun 1986 hanya terdapat 22 DAS kritis dan super kritis, maka pada

tahun 1992 meningkat menjadi 39 DAS, dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.

Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12% mamalia, 16 % reptile

dan amfibi, 1519 spesies, dan 25 % spesies ikan dunia. Sebagian

diantaranya adalah andemik.

Beberapa spesies yang terancam puna diantaranya adalah orang hutan dan

harimau Sumatra, sedangkan harimau jawa dan bali telah dinyatakan puna.

Page 8: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 8

Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman kepunaan diantaranya

104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan

281 jenis tumbuhan.

Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti

tiap satu menit terjadi kerusakan sebesar 7,2 hektar.

Hingga saat ini Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%

(world Resource institut 1997)

Indonesia menjadi salah satu Negara yang rawan dengan impor limba B3.

4. Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi isu lingkungan global

Pada periode 1940 sampai 1972

- Tercatat hampir 60 perjajnjian internasional terkait dengan lingkungan

hidup

- Konferensi stocklhom (1972)

Periode 1972 sampai 1992

- PBB membantu UNEP dan dana lingkunagan (Environmental fund)

- Konvensi Vienna (1985)

- Protokol montreal (1987)

- Konvensi Biodevercity (1992)

- Pembentukan World Commision on Enviremmont and development

(WCED).

Periode 1992 sampai 2002

- Deklarasi Rio ( Rio Declaration ) dan agenda 21

- ECOSOS

- Konvensi Rotterdam

- Protokol Kyoto (1998)

- Protokol Katagena

Periode 2002 sampai sekarang

- KTT pembangunan berkelanjutan di johannesbug (2002)

Page 9: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 9

Desember 2007 dibali diselenggarakan konfrensi PBB tentang

perubahan iklim yang hasilnya disebut Bali Road Map.

5. Isu Lingkungan Global

Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak

yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak

yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai

muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan

lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu

lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang

paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.

Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya

proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan

global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup

dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai

faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global.

Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin

terancamnya eksistensi kehidupan.

Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida

(18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau

18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-

gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak

panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek

Rumah Kaca

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±

0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel

on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan

suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar

disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi. gas-gas rumah kaca akibat aktivitas

manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh

setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains

Page 10: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 10

nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan

yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan

mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah

menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad

sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke

atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang

sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan

bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi

antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum

disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau

temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat

F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.

Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan

kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan

mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi,

maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan

konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan

meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan

peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak

berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C,

peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini,

ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair.

Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah

abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah

sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.

Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan

dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak

tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar.

Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga

Page 11: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 11

menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun

polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan

magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.

Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan

hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air

bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat

intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik

tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi

juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu

bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya

ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.

Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel

on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi

lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan.

Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian

tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan

air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang.

Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat

pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic.

Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian

menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena

tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan

pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi

dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.

Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi

dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak

adilan antar Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas

rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang

sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan

global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus

Page 12: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 12

menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing.

Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga

individu harus mengerem peningkatan pemanasan global.

6. Isu Lingkungan Nasional

Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak

yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak

dalam skala nasional. Salah satu isu lingkungan nasional yaitu sampah. Sampah

adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas

manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya

atau dibuang sebagai barang tidak berguna.

“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.”

(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).

Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai

bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola

tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:

1. Rumah tangga

2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran,

tempat hiburan.

3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit,

klinik, puskesmas

4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,

taman, jalan,

5. Industri

6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.

Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Sampah Organik

Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik

Page 13: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 13

(sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan

dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,

perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses

alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya

sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.

2. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak

terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah

tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng

Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan

asalnya,kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas,

koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya

gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah

anorganik.

Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian

maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas

kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga

menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

1. Dampak bagi kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah

sebagai berikut:

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.

Page 14: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 14

Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan

cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya

adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini

sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya

yang berupa sisa makanan/sampah.

Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000

orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa

(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa

spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan

biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini

dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang

kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan

yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

3. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan

secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak

langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan

akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,

drainase, dan lain-lain.

Page 15: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 15

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang

tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika

sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung

membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering

dibersihkan dan diperbaiki.

7. Penyebab Pemanasan Global

a. Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.

Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk

cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya

menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap

sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini

berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun

sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah

gas rumah kaca antara lain karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap

gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan

di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan

suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan

semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas

yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang

ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan

temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas

33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu

bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan

tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan

mengakibatkan pemanasan global.

Page 16: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 16

b. Efek Upan Balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses

umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada

kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,

pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap

ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan

terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu

kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih

besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini

meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir

konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan

balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang

panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian

saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra

merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya

bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi

infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek

netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa

detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini

sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil

bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model

iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan

Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada

peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif

(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan

Pandangan IPCC ke Empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan

cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di

dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan

Page 17: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 17

melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan

maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila

dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi

Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi

es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah

beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap

pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga

menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia

menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona

mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang

merupakan penyerap karbon yang rendah

c. Variasi matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan

kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi

dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan

akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan

memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.

Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,

yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama

pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek

pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)

Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi

mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun

1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari

mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke

University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi

terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-

Page 18: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 18

2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya

mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat

estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan

pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari

debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun

demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan

sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar

pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas

rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan

Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat

“keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya

memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama

30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan

global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak

ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985,

baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

8. Dampak Pemanasan Global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,

dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model

tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak

pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,

kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

a. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian

Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari

daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan

daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara

tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak

Page 19: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 19

akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang

ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam

akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam

hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang

menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut

malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal

ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga

keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap

air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga

akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan

menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan

meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat

Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1

persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain

itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan

menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan

mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh

kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan

pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan

terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

b. Peningkatan Air Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan

menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi

permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama

sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut

di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20,

dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35

inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah

Page 20: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 20

pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah

Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari

tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai

muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara

kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah

pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan

evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem

pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa

pantai di httpmerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di

area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan

menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

c. Suhu Global cendrung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan

lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di

beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan

mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa

tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian

Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan

air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack

(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan

mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan

dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

d. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek

pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam

pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas

pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah

baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan

manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke

Page 21: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 21

utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian

mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat

berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

e. Dampak Sosial Dan Politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur

yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan

dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air

laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit

yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan

kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan

perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul

penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis,

penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit

melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor

(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena

munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan

adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes

Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu

yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada

beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan

perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan

iklim (Climat change)yang bis berdampak kepada peningkatan kasus penyakit

tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan

musim hujan tidak menentu)

Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai

juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah

pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol

selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan

Page 22: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 22

seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan

lain-lain.

9. Pengendalian Pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-

tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini

tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang

ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-

langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat

dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.

Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke

daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat

menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur)

habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara.

Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk

menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya

gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan

menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini

disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi

produksi gas rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara

adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.

Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap

karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan

menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan

telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang

tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika

diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau

pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan

Page 23: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 23

penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya

gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya

dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak

untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil

Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah

seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan

di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana

karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan

diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan

bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi

industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan

untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada

abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.

Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak

langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena

gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak

apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan

energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida

ke udara.

Beberapa konferensi dan perjanjian tingkat internasional juga semakin gencar

diupayakan. Perjanjian itu lebih mengarah ke perdagangan karbon dan peraturan

pemotongan emisi bagi negara-negara industri yang memegang presentase paling

besar dalam pelepasan gas-gas rumah kaca.

Page 24: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 24

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

Dari hasil Makalah yang dibahas oleh kelompok kami dapat disimpulakan

bahwa isu lingkungan global yang telah menjadi pembicaraan umum semua

lapisam masyarakat ini merupakan hasil keteledoran semua lapisan masyarakat itu

sendiri. Kesalahan bukan hanya milik pemerintah atau pengusaha pabrik yang

menggeluarkan limba sebarangan tetapi juga kesalahan semua lapisan masyarakat

yang masih tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti dengan tidak

membuang sampah pada tempat nya dan masih banyak lainya.

SARAN :

Dengan telah banyak beredar nya isu lingkungan global yang meresahkan

masyarakat mari kita mulai cintai lingkungan dari diri kita sendiri. Dengan tidak

membuang sampah sembarangan dan mencoba menanam tumbuhan dan pohon

dilingkungan rumah kita karena satu pohon yang kita tanam dapat membantu

mencegah terjadinya global warming yang menjadi hantu yang menggerikan bagi

kehidupan anak cucu kita kelak. Dan mari kita jaga bumi untuk kelangsungan

anak cucu kita dimasa mendatang.

Page 25: Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)

Isu lingkungan Global

P a g e | 25

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyanto, Drs. 2011. Sukses Membidik Ujian Nasional Geografi. Penerbit Pelita

Insani.Semarang

Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca&#8221 di Akses 2 April

2013

Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Infra_merah&#8221 di Akses 2 April 2013

Wikepedia.Id http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida&#8221 di Akses 2 April

2013