istri s}a

46
ISTRI S}A<LIH}AH DALAM QS. AN-NISA< ' (4): 34 MENURUT PENAFSIRAN JALA< L AD-DI<N AS-SUYU<T{I<< (dalam Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi at-Tafsi>r al-Ma's|u>r ) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Oleh : Muhammad Nashrul Haqqi 04531555 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010

Upload: duongkien

Post on 20-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISTRI S}A

ISTRI S}A<LIH}AH DALAM QS. AN-NISA<' (4): 34

MENURUT PENAFSIRAN JALA<L AD-DI<N AS-SUYU<T{I<<

(dalam Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi at-Tafsi>r al-Ma's|u>r )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam

Oleh :

Muhammad Nashrul Haqqi

04531555

JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: ISTRI S}A
Page 3: ISTRI S}A
Page 4: ISTRI S}A
Page 5: ISTRI S}A

MOTTO

$ yϑÎ6 sù 7π yϑ ôm u‘ z⎯ ÏiΒ «! $# |MΖ Ï9 öΝ ßγ s9 ( öθ s9 uρ |MΨ ä. $̂à sù xá‹ Î= xî É= ù= s) ø9 $# (#θ‘Ò xΡ]ω ô⎯ ÏΒ y7 Ï9 öθ ym (

ß# ôã $$ sù öΝ åκ ÷] tã ö Ï øó tG ó™ $# uρ öΝ çλ m; öΝ èδö‘ Íρ$ x© uρ ’ Îû Í ö∆ F{ $# ( # sŒÎ* sù |M øΒ z• tã ö≅ ©. uθ tG sù ’ n? tã «! $# 4

¨β Î) ©!$# = Ït ä† t⎦, Î# Ïj. uθ tG ßϑø9 $#

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya.”1

1 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah al-Qur'an, 1994), QS. A<li-‘Imra>n: (3): 159.

iv

Page 6: ISTRI S}A

PERSEMBAHAN

ξ Kedua orang tua;

Bapak Ahmad Sya'roni & Ibu Ani Rochani

ξ Kakak-kakak; Mba' Shofaussamawati & Mas Shidqon Famulaqih Mba' Susi Amalia & Mas Ahmad Najihal Amal

ξ Seorang Partner; Novia Virosati Nurmala

ξ Keponakan; Muhammad Azka Azkiya, Najwa Imania, Muhammad Ahda Manihtada & Muhammad Auva Biahdih

Almamater; Tafsir & Hadits, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga

v

Page 7: ISTRI S}A

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحيم

ف األنبياء الحمد هللا رب العالمين والصالة والسالم على أشروالمرسلين سيدنا وموالنا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين اما

.بعد

Alhamdulillah, segala puji dan syukur tidak terhingga kehadirat Allah

swt., berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya skripsi dengan judul:

“ISTRI S}A<LIH}AH DALAM QS. AN-NISA<’ (4): 34 MENURUT PENAFSIRAN

JALA<L AD-DI@N AS-SUYU<T{I< (dalam Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-

Ma's |u>r)” ini terselesaikan. Shalawat dan salam kepada Asyraf al-Anbiya>’ beserta

keluarga dan sahabat yang tiada henti-henti mengajarkan kesungguhan menuntut

ilmu.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih setulus-tulusnya penulis

haturkan kepada semua pihak, baik yang langsung maupun secara tidak langsung

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Kepada Prof. Dr. H. Amin Abdullah, MA Rektor UIN Sunan Kalijaga, Ibu Dr.

Sekar Ayu Aryani, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Ketua Jurusan Tafsir Hadits, Bapak Prof. Dr. Suryadi,

M.Ag serta Sekretaris Jurusan Bapak Dr. Ahmad Baidowi, M.Si yang telah

memberikan segala bentuk kemudahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Secara khusus kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag, selaku

Penasihat Akademik dan Pembimbing I serta Bapak Dr. Ahmad Baidowi,

vi

Page 8: ISTRI S}A

M.Si selaku pembimbing II yang telah berperan besar memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi serta kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Kepada

keduanya, ungkapan terima kasih terdalam penulis sampaikan. Ilmu dan

wawasan yang beliau berdua berikan benar-benar membuka cakrawala baru

dalam diri penulis.

3. Bapak, Ibu, kakak-kakak dan seluruh keluarga yang telah berperan secara luar

biasa dengan segala kemampuan untuk kelancaran studi penulis sejak usia

belia hingga saat ini. Mungkin tiada kebanggaan dan sesuatu yang pantas

untuk penulis haturkan kepada mereka. Namun secara jujur mereka adalah

orang-orang yang sangat berarti bagi penulis, sehingga penulisan skripsi ini

diantaranya adalah untuk berbakti untuk mereka. Seorang partner, Novia

Virosati Nurmala, tiada ungkapan yang mampu penulis sampaikan kecuali

rasa terimakasih.

4. Sahabat-sahabat di Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin angkatan 2004,

sebelumnya, setelahnya dan setelahnya lagi. Adalah sebuah kehormatan dan

kebanggaan pernah duduk di bangku TH. Beberapa sahabat MAK Walisongo

Pecangaan Jepara ’04 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Syukron Ali

Himawan (wawan), Umroh Zainal Arifin (jenggot) dan Arif Saifuddin (ayik)

juga keluarga besar Mahasiswa Sunan Kalijaga Jogjakarta Jepara

MASKARA. terimakasih dan sukses.

Terakhir, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Hanya kepada Allah, mudah-

vii

Page 9: ISTRI S}A

mudahan segala bantuan dan partisipasi yang telah diberikan menjadi amal saleh

yang diterima oleh-Nya. Sesederhana apapun karya ini, semoga bermanfaat

adanya. Amin.

Yogyakarta, 18 Februari 2010

Penulis,

Muhammad Nashrul Haqqi

viii

Page 10: ISTRI S}A

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN

Transliterasi huruf-huruf Arab kepada huruf Latin yang dipakai dalam

penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari

1988 Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق

Alif ba’ ta’ sa’ jim ha’ kha dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta za

‘ain gain fa qaf

Tidak dilambangkan

b

t

s\

j

h{

kh

d

z\

r

z

s

sy

s}

d}

t}

z}

g

f

q

Tidak dilambangkan be te

es (dengan titik di atas) je

ha (dengan titik di bawah) ka dan ha

de zet (dengan titik di atas)

er zet es

es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas ge ef qi

ix

Page 11: ISTRI S}A

ك ل م ن و ه ء ي

kaf lam mim nun waw ha’

hamzah ya

k

l

m

n

w

h

y

ka ‘el ‘em ‘en w ha

apostrof ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta’addidah متعددة

ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h

ditulis h}ikmah حكمة

ditulis ‘illah علة

Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam

bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki

lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’, maka ditulis dengan h.

’<ditulis kara>mah al-auliya كرامة االؤلياء

x

Page 12: ISTRI S}A

3. Bila ta' marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.

ditulis zaka>tul fit}ri زكاةالفطر

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

___َ_ Fath}}}ah ditulis a

__ِ__ Kasrah ditulis i

___ُ_ D}ammah ditulis u

Fath}ah ditulis fa’ala فعل

Kasrah ditulis z\ukira ذكر

يذهب D{ammah ditulis yaz\habu

E. Vokal Panjang

1 Fath}ah + alif ditulis a>

ditulis ja>hiliyyah جا هلية

2 Fath}ah + ya’ mati ditulis a>

<ditulis tansa تنسى

3 Kasrah + ya’ mati ditulis i>

ditulis kari>m كرِمي

4 D}ammah + wawu mati ditulis u>

{ditulis furu>d فروض

xi

Page 13: ISTRI S}A

F. Vokal Rangkap

1 Fath}ah + ya mati ditulis ai

ditulis bainakum بينكم

2 Fath}ah + wawu mati ditulis au

ditulis qaul قَول

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof

ditulis a'antum اانتم

ditulis u'iddat اعدت

H. Kata Sandang Alif + Lam

Bila diikuti huruf Qamariyyah, maka ditulis dengan menggunakan kata sandang

“al” dan bila diikuti huruf Syamsiyyah, maka huruf L diganti dengan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya.

ditulis al-Qur'a>n القر ان

ditulis asy-Syams الشمس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

{ditulis z\awi al-furūd ذوي الفروض

ditulis ahl as-sunnah ا هل السنة

xii

Page 14: ISTRI S}A

ABSTRAK

Wanita adalah salah satu makhluk Allah yang memiliki keunikan tersendiri, sehingga mengenai asal kejadian, kecenderungan, kadar rasionalitas, kodrat, hingga peranannya dalam berbagai aspek kehidupan selalu menarik untuk dikaji. Secara implisit banyak sekali ayat al-Qur’an yang menunjukkan kesalehan seorang istri. Dalam satu kasus, secara eksplisit kata as-s}a>lih}a>t tersebut dipahami secara khusus ditujukan kepada kaum wanita sebagai istri s}a>lih}ah. Permasalahan tersebut menjadi menarik untuk dicermati dan diteliti secara mendalam. Siapakah yang dimaksud sebagai istri s}a>lih}ah dalam QS. an-Nisa>' (4): 34? kemudian bagaimanakah penafsiran as-Suyu>t}i> tentang istri s}a>lih}ah dalam QS. an-Nisa>' (4): 34? Dan bagaimana relevansi penafsiran as-Suyu>t}i> tersebut dengan konteks sekarang?

Penelitian ini bersifat kepustakaan murni (library research) yang didasarkan pada kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r sebagai sumber primer, dan buku-buku lain yang terkait sebagai sumber data sekunder. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan menyelidiki, mengklasifikasikan dan menuturkan data-data apa adanya kemudian menganalisisnya.

Setelah dilakukan penelitian, maka ditemukan jawaban bahwa yang dimaksud sebagai istri s}a>lih}ah dalam QS. an-Nisa>' (4): 34 adalah ketaatan mereka kepada Allah yang dimanifestasikan dalam ketaatannya kepada suami dan pemeliharaan dirinya dalam konteks rumah tangga. Namun hal itu berangkat dari sebuah rangkaian proses, di mana karena beberapa kelebihannya, laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan (dalam ikatan pernikahan). Hal itu tidak berlaku mutlak ketika tuntutan-tuntutan yang dibebankan kepada seorang suami tidak dapat terpenuhi sehingga seorang wanita juga memiliki hak-hak untuk beraktifitas di luar konteks rumah tangga, yaitu dengan berperan di berbagai wilayah dalam kehidupaan.

Ad-Durr al-Mans|u>r fi at-Tafsi>r al-Ma's|u>r merupakan kitab musnad hadis, ringkasan dari karya sebelumnya, tanpa transmisi sanad dan secara khusus berisikan tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Dalam menafsirkan penggalan kalimat dalam QS. An-Nisa>’ (4): 34 as-Suyu>t}i> menggunakan riwayat-riwayat yang berbicara mengenai kesalehan seorang istri, perumpamaannya, kepatuhan dan peranannya dalam rumah tangga. Di antara riwayat-riwayat tersebut ada yang dapat diragukan otentisitasnya, namun dengan memperhatikan dan memposisikan yang bertentangan atau tampak bertentangan ini benar-benar fungsional sebagai sesuatu yang rasional dan sejalan dengan prinsip-prinsip yang dibangun al-Qur’an, juga konteks sosio-historis yang melingkupi as-Suyu>t}i> dikaitkan dengan konteks sekarang, maka riwayat-riwayat tersebut tetap dapat dikatakan masih relevan, meskipun ada juga yang tidak relevan jika diterapkan mentah-mentah pada masa sekarang.

Jelas as-Suyu>t}i> menunjukkan peranan seorang wanita hanya sebagai istri dan ibu dalam konteks kehidupan berumah tangga sebagaimana konteks sosial pada masa itu, di mana orientasi seorang wanita hanya berkutat pada peranannya dalam keluarga dan tanggungjawabnya sebagai seorang hamba untuk mengabdi kepada Tuhannya. Kepatuhan, kesetiaan dan peran domestik seorang istri adalah sesuatu yang fitrah dan logis ketika di latar belakangi oleh asumsi kelebihan-kelebihan laki-laki sehingga menjadi sebuah kewajaran jika kepatuhan seorang istri adalah sebagai kompensasi terhadap apa yang dilakukan seorang suami terhadap keluarganya dalam upaya memberikan nafkah dan penghidupan yang layak. Hal itu juga bisa dipahami sebagai pembagian peran yang tidak kaku antara suami dan istri, bersama-sama untuk membangun kehidupan rumah tangga.

xiii

Page 15: ISTRI S}A

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB–LATIN............................................ ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 10

D. Telaah Pustaka ....................................................................... 11

E. Metode Penelitian .................................................................. 14

F. Sistematika Pembahasan ........................................................ 17

BAB II. SKETSA HIDUP AS-SUYU<T}I< DAN KITAB AD-DURR AL-

MANS|U<R FI< AT-TAFSI<R AL-MA'S|U<R

A. Biografi as-Suyu>t}i> dan Karya-karyanya ................................. 20

1. Riwayat Hidup dan Aktivitas Keilmuan as-Suyu>t}i> ......... 20

2. Karya as-Suyu>t}i> ............................................................... 24

B. Kitab ad-Durr al-Mans|u<r fi> at-Tafsi<r al-Ma's|u<r .................... 31

1. Latar Belakang Penulisan ................................................. 31

2. Sumber-sumber Penafsiran .............................................. 33

3. Corak dan Metode Penulisan ........................................... 34

xiv

Page 16: ISTRI S}A

BAB III. ISTRI S}A<LIH}AH DALAM KITAB AD-DURR AL

MANS|U<R FI< AT-TAFSI<R AL-MA'S|U<R

A. Penafsiran Istri S}a>lih}ah dalam Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi>

at-Tafsi>r al-Ma's|u>r ................................................................. 38

1. Tinjauan tentang Istri S}a>lih}ah dalam al-Qur'an ............... 38

2. Penafsiran as-Suyu>t}i> tentang Istri S}a>lih}ah pada QS. an-

Nisa>' (4): 34....................................................................... 47

B. Tinjauan terhadap Riwayat-riwayat dalam Kitab ad-Durr al-

Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r tentang Istri S}a>lih}ah pada QS.

an-Nisa>' (4): 34 ....................................................................... 60

1. Kualitas Riwayat .............................................................. 65

2. Kondisi sosial, politik dan pengaruhnya terhadap

pemikiran as-Suyu>t}i> ......................................................... 72

BAB IV. RELEVANSI PENAFSIRAN AS-SUYU<T}I< TENTANG

ISTRI S}A<LIH}AH PADA MASA SEKARANG

A. Kondisi Wanita dan Relasinya dengan Laki-laki dalam

Kehidupan Modern ................................................................ 77

B. Konsep Egaliter dalam Rumah Tangga .................................. 81

C. Relevansi Penafsiran as-Suyu>t}i> tentang Istri S}a>lih}ah pada

masa Sekarang (kini) .............................................................. 87

1. Kepatuhan seorang istri .................................................... 91

2. Peran istri dalam rumah tangga ........................................ 96

3. Hak suami, kewajiban istri ............................................... 98

4. Perumpamaan kesalehan istri ........................................... 105

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 110

B. Saran ....................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 114

CURRICULUM VITAE .............................................................................. 120

xv

Page 17: ISTRI S}A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa adanya hubungan

sosial. Manusia memiliki naluri persaudaraan dan menjalin hubungan yang

harmonis tanpa membedakan warna kulit, suku, agama, adat, dan bahasa,

karena secara fitrah mereka adalah makhluk sosial yang selalu hidup

bermasyarakat.1 Hidup dalam jalinan hubungan antara satu orang dengan yang

lain merupakan suatu keniscayaan bagi umat manusia. Hal itu mengisyaratkan

kepada manusia untuk saling mengenal dengan adanya perbedaan jenis

kelamin, daerah tempat tinggal, suku, bahasa, warna kulit bahkan agama.

Perbedaan itu diadakan dengan satu tujuan agar mereka saling mengenal dan

saling memahami untuk kemudian menciptakan kehidupan yang harmonis

dalam masyarakat.

Manusia diciptakan Tuhan memiliki berbagai jenis keperluan, baik

dalam konteks pribadi maupun dalam konteks hidup bermasyarakat.

Keperluan fisik, mental, emosi, rohani serta keperluan sosial akan terlaksana

1

                                                            1 Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Lihat Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur'an, 1994), QS. Al-Hujura>t (49): 13. 

Page 18: ISTRI S}A

2

sepenuhnya ketika mendapatkan bantuan dari orang lain. Dari situ akan

terjalin hubungan sosial satu orang dengan yang lain.

Misalnya, antara laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki

kebutuhan fitrah untuk memberikan rasa kasih sayang satu dengan yang lain.

Mendambakan pasangan merupakan fitrah bagi setiap manusia, karena

berpasang-pasangan merupakan ketetapan Ilahi atas segala makhluk,2 maka

alangkah indahnya ketika sebuah hubungan antara dua insan yang saling

mencinta dan menyayangi bisa direkatkan dalam bingkai pernikahan. Oleh

karena itu Islam mensyari’atkan dijalinnya pertemuan antara pria dan wanita

dan kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksana perkawinan

dan beralihlah kerisauan pria dan wanita menjadi ketentraman.3

Menurut Masdar Farid Mas’udi, secara garis besar pandangan Islam

terhadap perempuan cukup jelas bahwa kedudukannya berada di bawah laki-

laki. Akan tetapi hal itu tidak berlaku mutlak. Dari sudut pandang tertentu,

kedudukan perempuan sejajar bahkan jauh di atas laki-laki.4 Al-Qur’an adalah

kitab suci yang kebenarannya abadi, bahkan sejak masa awal kedatangannya,

Islam berusaha mengangkat harkat dan kedudukan perempuan sehingga laki-

laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dan cenderung

                                                            2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan

Umat (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 192.  3 QS. Ar-Ru>m (30): 21.  4 Masdar F. Mas'udi, “Perempuan diantara Lembaran Kitab Kuning” dalam Mansour

Fakih (et al.), Membincang Feminisme; Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 167. 

Page 19: ISTRI S}A

3

tergantung usaha masing-masing untuk meraih kedudukan yang baik

dihadapan Allah.5 Al-Qur'an juga memberikan penghormatan khusus kepada

perempuan sebagai ibu yang tidak mungkin tergantikan oleh laki-laki seperti

melahirkan dan menyusui bayi.6 Meskipun demikian, dalam konteks

kehidupan berumah tangga tampaknya al-Qur'an tidak berusaha mengubah

total dan cenderung mengikuti tatanan sosial yang dibangun oleh tradisi dan

kebudayaan yang telah ada sebelumnya, di mana laki-laki adalah pemimpin

bagi istri dan keluarganya, meskipun dalam ayat-ayat lain juga dijelaskan

bahwa seorang laki-laki harus memperlakukan istri dan keluarganya dengan

baik.7

Dalam konteks rumah tangga (wa>jibat baitiyyah), perempuan memiliki

peran yang sangat utama di samping berbagai peranannya dalam segala aspek

kehidupan.8 Perempuan dituntut mampu dan pandai mengatur suasana rumah

yang baik, nyaman dan tentram. Istri adalah partner dan pendamping suami

dalam setiap usaha yang baik. Sebagai ibu, perempuan juga sangat berperan

dalam mengasuh dan mendidik seorang anak. Selain itu sebagai seorang istri

dan seorang ibu, perempuan juga dituntut memiliki sikap sabar, memiliki rasa

                                                            5 QS. An-Nah}l (16): 97.  6 QS. Luqma>n (31): 14.  7 QS. An-Nisa>' (4): 19.  8 Menurut A.M. Saefuddin, dalam berbagai konteks, setidaknya seorang perempuan

memliki lima peran dan kewajiban yang harus dipenuhinya, yaitu: wa>jibat di>niyyah, syakhs}iyyah, baitiyyah, ijtima>'iyyah dan wat}aniyyah. Lihat A.M. Saefuddin “Kiprah dan Perjuangan Perempuan Shalihat” dalam Mansour Fakih (et al.), Membincang Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 70. 

Page 20: ISTRI S}A

4

malu dan memiliki akhlak yang baik.9 Seorang istri dan ibu ideal dalam Islam

adalah yang memiliki beberapa kriteria yaitu: ketaatan kepada Allah dan

kepada suaminya dalam segala hal yang diperintahkan kepadanya, kecuali

perintah mengerjakan perbuatan ma's}iyat; keimanan kepada Allah yang

tertanam dalam hati dengan cahaya dan keyakinan; senantiasa bertaubat; dan

memiliki sifat ‘a>bida>t dan sa>'iha>t.10

Secara implisit banyak sekali ayat al-Qur’an yang menunjukkan

kesalehan seorang istri. Diantaranya dalam konteks istri Nabi terdapat satu

ayat yang kandungannya menunjukkan kriteria istri s}a>lih}ah, yaitu pada QS. al-

Tahri>m (66): 5 di mana seorang istri yang baik “s}a>lih}ah” adalah yang patuh,

beriman dan berpuasa, meskipun dalam QS. al-Ahza>b (33): 32 juga dijelaskan

bahwa terdapat perbedaan antara istri-istri Nabi dengan wanita pada

umumnya. Pada QS. al-Furqa>n (25): 74 digambarkan bahwa seorang istri dan

anak keturunan diharapkan menjadi qurrata a’yun (penenang hati), pada QS.

an-Nu>r (24): 31 dan QS. al-Ahza>b (33): 59 lebih lanjut dijelaskan dalam

bahasa yang lugas bahwa seorang istri hendaknya menjaga kehormatan

mereka dengan menutup aurat dan mengenakan jilbab. Selain itu, al-Qur'an

juga menyebutkan kisah istri Nabi fir'aun sebagai perumpamaan bagi orang

yang beriman pada QS. al-Tahri>m (66): 11.

                                                            9 Hasbi Indra (dkk.), Potret Wanita Shalehah (Jakarta: Penamadani, 2004), hlm. 147-155.  10 Sami>rah Jami>l Miski, Maka>nat al-Mar'ah fi> al-Usrah wa Dawruha at-Tarbawi fi>

Manz{u>r al-Isla>m (Da>r al-Kutub al-Ilmiya>t: Beirut, 2006), cet. I, hlm. 76-77. 

Page 21: ISTRI S}A

5

Kata as-s}a>lih}a>t sendiri disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 36 kali

sebagai mana kata as-s}a>lih}i>n.11 Pada umumnya kata tersebut dipahami sebagai

perbuatan baik dan disejajarkan dengan keimanan, namun sama sekali tidak

ditujukan kepada jenis kelamin tertentu. Menariknya, dalam satu kasus, secara

eksplisit kata as-s}a>lih}a>t tersebut dipahami oleh para ulama secara khusus

ditujukan kepada kaum wanita sebagai istri s}a>lih}ah.

ãΑ% y` Ìh9 $# šχθãΒ≡ §θs% ’ n? tã Ï™!$ |¡ÏiΨ9 $# $yϑÎ/ Ÿ≅ Òsù ª!$# óΟ ßγ ŸÒ÷èt/ 4’ n? tã <Ù÷èt/ !$yϑÎ/ uρ 

(#θà) xΡr& ô⎯ ÏΒ öΝ Îγ Ï9≡uθøΒr& 4 àM≈ ys Î=≈ ¢Á9 $$sù ìM≈ tGÏΖ≈ s% ×M≈sà Ï≈ ym É= ø‹ tóù=Ïj9 $yϑÎ/ xáÏ ym ª!$# 4 

© ÉL≈ ©9 $# uρ tβθèù$sƒ rB  ∅èδy—θà±èΣ  ∅èδθÝà Ïèsù £⎯ èδρ ã àf ÷δ$# uρ ’ Îû Æì Å_$ ŸÒyϑø9 $# 

£⎯ èδθç/ Î ôÑ$# uρ ( ÷βÎ* sù öΝ à6 uΖ ÷èsÛ r& Ÿξsù (#θäóö7 s? £⎯ Íκ ö n=tã ¸ξ‹ Î6 y™ 3 ¨βÎ) ©!$# šχ% x. $wŠ Î=tã 

# Z Î6 Ÿ2

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.12

                                                            11 Muh}ammad Fu’a>d ‘Abdul Ba>qi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m

(Beirut: Da>r al-Fikr, 1981), hlm. 410-412.  12 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, QS. an-Nisa>' (4): 34. 

Page 22: ISTRI S}A

6

Dalam menafsirkan rangkaian kalimat “fa as-s}a>lih}a>t qa>niti>a>t h}a>fiz}a>t li

al-ghaibi bi ma> h}afiz}allah” pada QS. an-Nisa >' (4): 34 diatas, as-Suyu>t}i>13

mengutip puluhan riwayat hadis tentang kesalehan seorang istri. Dapat

disarikan di antaranya, bahwa istri s}a>lih}ah adalah istri yang tidak hanya taat

kepada Allah, tetapi juga kepada suaminya, istri yang mampu menjaga diri

harta, kemaluannya dan tidak berkhianat ketika ditinggal bepergian oleh

suami. Kemudian as-Suyu>t}i> melanjutkan dengan mengutip berbagai riwayat

hadits yang bertema kepatuhan seorang istri, peranannya dalam rumah tangga,

kewajiban dan perumpamaan-perumpamaan kesalehannya.14 Ada indikasi

bahwa riwayat-riwayat tersebut menempatkan wanita (istri) dalam posisi yang

diskriminatif. Lebih menarik, beberapa di antara riwayat tersebut bahkan

terkesan atau memang mendiskreditkan wanita, sehingga ketika dipahami

mentah-mentah pada masa sekarang, jelas akan rentan dipahami dan dijadikan

sebagai landasan teologis untuk mendiskreditkan wanita.

Al-Qur'an adalah wahyu Allah, petunjuk dalam bahasa simbol dan

berisikan pesan-pesan yang bersifat universal, absolut dan mutlak

kebenarannya. Al-Qur'an diturunkan sebagai bentuk dialektika dan respons

                                                            13 al-H}a>fiz} ‘Abd ar-Rah}ma>n ibn al-Kama>l Abi> Bakr ibn Muh}ammad ibn Sa>biq al-Di>n ibn

al-Fakhr ‘Us|man ibn Naz|ir al-Di>n al-Hamma>m al-Khud}airi al-Asyut}i al-T}a>luni al-Mis}ri as-Sya>fi'i dengan laqo>b Jala>l ad-Di>n dan Kunyah Abu> al-Fad}l. Lihat Muhammad Husain az|-Z|ahabi, at-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah , 1976), Jilid I. hlm. 251.

 14 Jala>l ad-Di>n as-Suyu>t}i>, ad-Durr al-Mans|u>r fi at-Tafsi>r al-Ma's|u>r (Beirut: Da>r al-

Ilmiyyat, 1999), jilid II, hlm. 271.  

Page 23: ISTRI S}A

7

terhadap kondisi dan situasi sosial, politik dan religius bangsa Arab masa itu.15

Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur'an tidak turun dalam ruang dan waktu

kosong tanpa konteks. Nabi Muhammad saw. bukan hanya sebagai penerima

pertama al-Qur'an, tetapi juga sebagai penafsir pertama di mana kondisi dan

situasi realitasnya telah jauh berbeda dengan realitas sekarang. Berdasarkan

pemahaman tersebut maka adalah sebuah keniscayaan bahwa al-Qur'an selalu

dapat diinterpretasikan sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam perjalanan

sejarah, pemahaman terhadap al-Qur'an (tafsi>r), selain sebagai produk juga

sebagai proses16 di mana antara teks, penafsir dan realitas selalu berhubungan.

Hal ini dapat dilihat dari metode, corak, karakteristik dan kecenderungan

produk tafsir yang selalu berkembang. Dengan demikian, tradisi penafsiran

tidak bisa dihindari sebagai sesuatu yang relatif.

Selain itu, literatur klasik Islam pada umumnya disusun dalam

perspektif budaya masyarakat androsentris, di mana laki-laki menjadi ukuran

segala sesuatu (man is the measure of all things).17 Berdasarkan latar belakang

pemikiran dan kondisi sosial mufassir yang berbeda, tokoh-tokoh intelektual

kontemporer kemudian berpendapat bahwa bias jender dalam pemahaman teks

adalah sesuatu yang pasti terjadi. Hal ini terlihat dalam beberapa pokok

                                                            15 Sahiron Syamsuddin, “Tipologi dan Proyeksi Pemikiran Tafsir Kontemporer: Studi atas

Ide Dasar Hermeneutika,” Makalah disampaikan pada ISC (Islamic Short Course) RBJ- diselenggarakan Masjid UIN Sunan Kalijaga. Selasa, 2 September 2008.

 16 Abdul Mustaqim, Pergeseran Epistimologi Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),

hlm. 5.  17 Nasaruddin Umar “Metode Penelitian Tentang Literatur Islam” dalam Siti Ruhani

Dzuhayatin (dkk.), Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 85. 

Page 24: ISTRI S}A

8

masalah, antara lain soal tanda baca, dan qira>’a>t; pengertian kosakata;

penetapan rujukan kata ganti; penetapan arti huruf ‘at}af; bias dalam struktur

bahasa Arab; bias dalam kamus bahasa Arab; bias dalam pembukuan dan

pembakuan kitab-kitab fiqih.18 Oleh karena itu, mereka berupaya melakukan

penafsiran kembali terhadap pemikiran Islam klasik yang sering menjadi

landasan teologis diskriminasi terhadap perempuan.

As-Suyu>t}i> tergolong ulama’ klasik yang sangat produktif

menghasilkan karya-karya intelektual dan cukup lengkap dalam khazanah

klasik literatur Islam. Melalui karya-karyanya dapat dipahami bahwa selain

sebagai ahli tafsir beliau juga mumpuni dalam bidang hadits, fiqih, bahasa dan

sejarah.19 Adapun alasan pemilihan kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-

Ma's|u>r karya as-Suyu>t}i> sebagai rujukan dalam skripsi ini, adalah karena

meskipun kitab ini adalah kitab musnad hadits, namun secara khusus berisikan

riwayat-riwayat yang berisi tafsir atau penjelasan terhadap al-Qur’an.

Metode yang digunakan as-Suyu>t}i> dalam penyusunan kitab ini adalah

metode tah}li>li> dengan bentuk bil-ma's|u>r.20 Meskipun dikategorikan dalam

metode tah}li>li> (analitis) dengan menafsirkan secara analitis menurut urutan

mushaf, namun as-Suyu>t}i> tidak memberikan analisa atau kritik terhadap

                                                            18 Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan Bias Laki-laki dalam Penafsiran

(Yogyakarta: LKiS, 2003), hlm. 322.  19 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Houve, 1997), Jilid. 4, hlm. 324-325.  20 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur'an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005), hlm. 32. lihat juga Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 42. 

Page 25: ISTRI S}A

9

riwayat-riwayat yang dikutipnya, baik dari sisi bahasa (kosakata/ lafaz},

menjelaskan arti yang dikehendaki, unsur i' a>z dan bala>ghah) maupun

penjelasan-penjelasan lain, seperti aspek kandungan pengetahuan, hukum

asba>b an-nuzu>l, muna>sabah dan tambahan ijtihad yang lazim digunakan oleh

para mufassir pada zamannya. As-Suyu>t}i> hanya mecantumkan riwayat-riwayat

yang berisi penjelasan terhadap ayat yang terkait,

j

                                                           

21 diawali kata akhraja

diikuti sepintas nama kitab atau pengarang kitab yang dirujuk.

Dengan melihat latar belakang kepakaran dan kepiawaian as-Suyu>t}i>

dalam menafsirkan al-Qur'an, dapat dipahami bahwa karya tafsirnya terbuka

untuk digali secara leluasa oleh para pengkaji, sehingga penafsiran tidak hanya

berhenti pada pemaknaan bahwa yang dimaksud dengan istri s}a>lih}ah adalah

istri yang taat kepada Allah dan suaminya serta selalu menjaga

kehormatannya, di samping beberapa penjelasan sebagaimana disampaikan di

atas. Di sini kiranya perlu diteliti kembali penafsiran istri s}a>lih}ah melalui

penafsiran yang ditawarkan. Dalam hal ini, kitab tafsir yang menjadi objek

penelitian adalah kitab tafsir ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r yang

tampaknya mempunyai pemahaman yang cukup menarik sehingga dapat

diketahui gambaran yang jelas tentang konsep istri s}a>lih}ah.

 21 Pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan normatif-historis yang berbazis

riwayat. Lihat A. Rofiq (ed.), Studi Kitab Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2004), hlm. 132. 

Page 26: ISTRI S}A

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi yang telah dipaparkan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah:

1. Siapakah yang dimaksud sebagai istri s}a>lih}ah dalam QS. an-Nisa>' (4): 34?

2. Bagaimanakah penafsiran as-Suyu>t}i> tentang istri s}a>lih}ah dalam QS. an-

Nisa>' (4): 34?

3. Bagaimana relevansi penafsiran as-Suyu>t}i> tentang istri s}a>lih}ah dengan

konteks sekarang?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah yang ingin

dicari melalui kegiatan penelitian. Sedangkan tujuan penelitian yang dimaksud

di sini adalah arah yang ingin dituju oleh penelitian.22 Berdasarkan paparan

dalam latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui

bahwa tujuan dari penelitian penafsiran tentang istri s}a>lih}ah ini yaitu:

1. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan mendalam tentang

penafsiran as-Suyu>t}i>, karena merupakan suatu kenyataan sejarah bahwa

pemahaman dan penafsiran terhadap al-Qur’an memiliki kecenderungan

dan corak yang berbeda-beda antara satu mufassir dengan mufassir lainnya

berkaitan dengan situasi lingkungan kehidupan, karakter kepribadian dan

kapasitas intelektual penafsirnya.

                                                            22 Tim Penulis, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas Ushuluddin, hlm. 8. 

Page 27: ISTRI S}A

11

2. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki arti akademis yaitu untuk

menambah informasi, membuka wacana ilmiah dan mengembangkan

wawasan terhadap penafsiran al-Qur’an khususnya dalam memahami siapa

yang dimaksud dengan istri s}a>lih}ah termasuk dengan relevansinya dalam

konteks masa kini.

3. Memberikan suasana pemikiran yang mampu menghargai harkat dan

martabat manusia secara penuh tanpa adanya diskriminasi. Karena pada

hakekatnya laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam

kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu, hendaknya

menempatkan laki-laki dan perempuan dalam proporsinya serta tidak

memahami agama secara sempit dan eksklusif.

D. Telaah Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, telah ada penelitian tentang penafsiran as-

Suyu>t}i>, namun belum ada yang secara spesifik membahas tema istri s}a>lih}ah.

Adapun beberapa skripsi dan karya tulis yang membahas tema-tema yang

memiliki kandungan makna yang hampir sama dengan tema istri s}a>lih}ah yaitu,

Skripsi Ahmad Fauzi dengan judul “Konsep Istri s}a>lih}ah dalam Syarh} 'Uqu>d

al-Lujjai>n” yang mencoba mencari sebuah konsepsi mengenai istri s}a>lih}ah.

Penelitian tersebut lebih difokuskan pada kitab syarh kumpulan hadis karya

Imam Nawawi.23

                                                            23 Ahmad Fauzi “Konsep Istri S}a>lih}ah dalam Syarh 'Uqu>d al-Lujjai>n”, Skripsi Fakultas

Syari'ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2005). 

Page 28: ISTRI S}A

12

Skripsi Ika Nurlita dengan judul “Kisah istri Fir'aun dan Maryam

dalam al-Qur'an, studi Tafsir al-Mi>za>n karya Muh}ammad H}usain at-

T}aba>t}aba>'i.” Pembahasan difokuskan pada ayat-ayat yang berkenaan dengan

kisah istri Fir'aun dan Maryam melalui penafsiran at-T}aba>t}aba>'i dengan tujuan

mengungkap keteladanan dan signifikansi pesan moral kisah istri Fir'aun dan

Maryam tersebut, sehingga penelitian tersebut hanya menggambarkan

sebagian gambaran al-Qur'an terhadap istri s}a>lih}ah.24

Skripsi M. Muchsin Shubqi dengan judul “Peran Gender dalam

Perspektif keluarga Islam” yang fokus pada surat an-Nisa>' (4): 34 dimana

dalam ayat tersebut membahas masalah kesalehan istri, namun ia lebih menitik

beratkan pada masalah gender. Ia ingin menempatkan wanita (istri) sejajar

dalam sebuah perlakuan dalam keluarga dengan membawa beberapa argumen

yang diambil dari beberapa tokoh gender, seperti Riffat Hassan, Ali Asghar

Engineer, Fatima Mernissi, serta menyertakan komentar para ulama mengenai

hal tersebut dari beberapa tafsir dan kitab fiqih.25

Artikel dengan judul “Kiprah dan Perjuangan Perempuan Salihat”

yang ditulis A. M. Saefuddin mencoba mendefinisikan dan melihat peranan

perempuan s}a>lih}ah dalam berbagai aspek kehidupan, namun hanya dilakukan

                                                            24 Ika Nurlita “Kisah Istri Fir'au dan Maryam dalam al-Qur'an: Studi Tafsir al-Mizan

Karya at-T}abataba>'i”, Skripsi Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005).

 25 M. Muchsin Shubqi “Peran Gender dalam Perspektif Keluarga Islam”, Skripsi Fakultas

Tarbiyyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (1998). 

Page 29: ISTRI S}A

13

dalam sekelumit pembahasan sehingga tidak memberikan gambaran secara

utuh mengenai konsep istri s}a>lih}ah dalam al-Qur'an.26

Sami>rah Jami>l Miski dengan karyanya “Maka>nat al-Mar'ah fi al-

Usrah wa Dawruha at-Tarbawi fi Manz}u>r al-Isla>m”, banyak mengulas peran

dan kewajiban perempuan dalam konteks rumah tangga, namun tidak banyak

menyinggung mengenai istri s}a>lih}ah.27

Muhammad Mutawalli as-Sya'rawi dengan karyanya, “az-Zaujah as-

S}a>lih}ah” yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Abdul

Hayyie al-Kattani juga mengulas mengenai pandangan terhadap istri s}a>lih}ah,

namun pembahasan lebih fokus terhadap QS. al-Baqarah (2): 221 sehingga

dalam uraian panjangnya as-Sya'rawi juga tidak mengkonsepsikan pandangan

al-Qur'an mengenai istri s}a>lih}ah secara utuh.28

Hasbi Indra dalam karyanya “Potret Wanita Shalehah” banyak

mengulas pandangan Islam atas perkawinan dan hubungan suami istri

termasuk keteladanan istri-istri nabi untuk mengambil keteladanannya dan

dikaitkan dengan konteks masa kini.29

                                                            26 A.M. Saefuddin “Kiprah dan Perjuangan Perempuan Shalihat” dalam Mansour Fakih

(et al.), Membincang Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000).

 27 Sami>rah Jami>l Miski, Maka>nat al-Mar'ah fi al-Usrah wa Dawruha at-Tarbawi fi

Manz{u>r al-Isla>m (Dar al-Kutub al-Ilmiyat: Beirut, 2006), cet. I.  28 M. Mutawalli as-Sya'rawi, Istri Salehah, terj. Abdul Hayyie (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), cet. VI.  29 Hasbi Indra (dkk.), Potret Wanita Shalehah (Jakarta: Penamadani, 2004), cet. III. 

Page 30: ISTRI S}A

14

Dari beberapa literatur di atas, terlihat bahwa tema tentang istri s}a>lih}ah

dalam penafsiran as-Suyu>t}i> belum dibahas, terutama dalam karya skripsi, dan

penulis merasa masih mendapat kesempatan untuk mengangkat tema tersebut

yang salah satunya bertujuan untuk mengungkap pemahaman istri s}a>lih}ah

dalam tafsir ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r.

E. Metode Penelitian

Untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah dan agar penelitian yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik sesuai

prosedur keilmuan yang berlaku, maka metodologi merupakan kebutuhan

yang sangat penting. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kepustakaan (library research), dalam arti bahwa semua data-data berasal dari

bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 

Adapun metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Metode Pengumpulan Data

Seperti yang telah dikemukakan, studi ini bercorak kepustakaan

(library research), maka pengumpulan data dilakukan dengan melacak

ayat-ayat tentang istri s}a>lih}ah secara eksplisit maupun implisit dalam al-

Qur'an, kemudian mendeskripsikan secara komprehensif ayat-ayat tersebut

sehingga didapatkan gambaran umum tentang istri s}a>lih}ah. Berdasarkan

gambaran tersebut, penelitian kemudian difokuskan pada persoalan yang

Page 31: ISTRI S}A

15

dianggap paling signifikan,30 yaitu riwayat-riwayat yang dikutip as-Suyu>t}i>

dalam menafsirkan rangkaian kalimat dalam QS. an-Nisa>' (4): 34.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua bagian, yaitu: pertama, sumber data primer yang mencakup riwayat-

riwayat yang dikutip as-Suyu>t}i> mengenai istri s}a>lih}ah, yang dituangkan

dalam kitab tafsirnya ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r. Kedua,

sumber data sekunder yaitu yang mencakup referensi-referensi lain yang

berkaitan dengan tema pokok pembahasan seperti kitab tafsir, jurnal,

artikel-artikel, dan kitab-kitab lain sebagai penunjang.

2. Metode Pengolahan Data

a. Deskriptif

Pikiran, tindakan dan karya sang tokoh merupakan realitas

obyektif tokoh itu sendiri, oleh karena itu penelitian harus dilakukan

apa adanya tanpa ada rekayasa atau manipulasi. Dalam hal ini, data-

data yang ada diklasifikasikan, dalam arti membuat pengelompokan

pemikiran sang tokoh sesuai dengan tema,31 kemudian mengadakan

analisa yang interpretatif.32 Metode ini untuk menyelidiki,

                                                            30 Lihat Arif Furchan, Studi Tokoh; Metode Penelitian Mengenai Tokoh (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 23-24.  31 Ibid.  32 Winarno Surakhmad, PengantarPenelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 193. 

Page 32: ISTRI S}A

16

mengklasifikasikan dan menuturkan data-data apa adanya sehingga

data-data tersebut dapat dianalisa dan diinterpretasikan dengan baik.

b. Analisis

Agar dapat memberikan jawaban atas masalah sekarang

melalui memahami teks atau naskah lampau, pembaca harus

menyelami zaman dan pengalaman sang pengarang, kemudian

merekonstruksikan situasi pada saat karya itu dimunculkan. Metode ini

menggunakan latar belakang eksternal, yang akan menyelidiki keadaan

zaman yang dialami tokoh dari sisi sosial, politik dan budaya.

Kemudian latar belakang internal, yang akan menyelidiki riwayat

hidup, pendidikan, pengaruh yang diterima, relasi intelektual pada

masanya dan pengalaman yang membentuk pandangan seorang tokoh.

Hal itu kemudian diterjemahkan ke dalam terminologi dan pemahaman

yang sesuai dengan cara berpikir aktual sekarang.33

3. Metode Penarikan Kesimpulan

Dalam penarikan kesimpulan, penulisan skripsi ini menggunakan

gabungan metode induktif dan deduktif. Metode induktif dimaksudkan

untuk menarik kesimpulan dari semua bagian data-data telah dianalisis

yang bersifat khusus menuju pada suatu kesimpulan yang bersifat umum

                                                            33 Anton Baker & Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:

Kanisius, 1990), hlm. 70. 

Page 33: ISTRI S}A

17

agar dapat dibangun suatu pemahaman sintesis.34 Metode penarikan

kesimpulan deduktif adalah suatu penarikan kesimpulan yang dilakukan

atas dasar data-data yang bersifat umum untuk suatu kesimpulan yang

bersifat khusus. Metode ini dimaksudkan untuk dapat memahami semua

detail uraian tanpa kehilangan objektivitas. Dengan penggabungan dua

metode penarikan kesimpulan tersebut, diharapkan kesimpulan akhir yang

diambil penulis merupakan hasil penelitian yang bersifat obyektif dan

dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan arah yang tepat dan tidak memperluas obyek

penelitian, maka penulis menetapkan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan, pertama-tama akan

dipaparkan latar belakang masalah. Dari latar belakang masalah itu kemudian

dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti dan kemudian

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Tujuan dan kegunaan

penelitian dirumuskan secara jelas, yang dilanjutkan dengan pembahasan pada

telaah pustaka, lalu dibahas metodologi yang digunakan, dan yang terakhir

sistematika pembahasan, sebagai poin akhir dari bab I ini.

Bab kedua, menguraikan riwayat hidup as-Suyu>t}i> dengan memaparkan

biografi as-Suyu>t}i> secara umum yang meliputi riwayat hidup dan aktivitas

                                                            34 Winarno Surakhmad, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998), hlm.

20. 

Page 34: ISTRI S}A

18

keilmuan, karya-karya dan sekilas komentar terhadap as-Suyu>t}i>. Kemudian

dilanjutkan pada pembahasan kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi> at-Tafsi>r al-Ma's|u>r

yang dilengkapi dengan latar belakang penulisan kitab, sumber dan metode

yang digunakan. Ini dimaksudkan untuk memperoleh kelengkapan informasi

sosok as-Suyu>t}i> sebagai ilmuan dan seorang mufassir.

Bab ketiga, pembahasan akan dibagi dalam dua sub bab. Sub bab

pertama, akan diungkapkan tinjauan tentang istri s}a>lih}ah dalam al-Qur'an dan

penafsiran as-Suyu>t}i> tentang istri s}a>lih}ah dalam kitab tafsirnya. Sub bab

kedua, Tinjauan terhadap riwayat-riwayat dalam Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi>

at-Tafsi>r al-Ma's|u>r tentang istri s}a>lih}ah pada QS. an-Nisa>' (4): 34. Bab ini

dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penafsiran istri s}a>lih}ah pada QS.

an-Nisa>' (4): 34 secara mendalam serta mengetahui bagaimana validitas

riwayat yang dikutip as-Suyu>t}i> dalam penafsirannya, pada poin ini juga

dibahas konteks sosial, politik dan pengaruhnya terhadap pemikiran as-Suyu>t}i>. 

Bab keempat, mengungkapkan relevansi dari penafsiran as-Suyu>t}i>

yang dibahas pada bab sebelumnya. Bab ini dibagi dalam tiga sub bab. Sub

bab pertama berbicara mengenai kondisi wanita dan relasinya dengan laki-laki

dalam kehidupan modern. Sub bab kedua berbicara mengenai konsep egaliter

dalam rumah tangga, sehingga pada sub bab berikutnya dilanjutkan dengan

relevansi penafsiran tersebut pada masa sekarang. Bab ini bertujuan untuk

memberi jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini.

Page 35: ISTRI S}A

19

Bab kelima, merupakan bagian penutup yang diakhiri dengan

kesimpulan dan saran dengan tujuan untuk memberi jawaban atas

permasalahan dalam penelitian ini.

Page 36: ISTRI S}A

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan beberapa bagian yang berhubungan dengan

skripsi ini pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan seperti di

bawah ini, yang secara mendasar merupakan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan pada rumusan masalah.

Term as-s}a>lih}a>h memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam satu kasus,

kata tersebut dimaknai sebagai ketaatan kepada Allah yang di antaranya

dimanifestasikan dalam ketaatan seorang istri kepada suami dan pemeliharaan

dirinya dalam konteks rumah tangga (istri s}a>lih}a>h). Hal ini berangkat dari

sebuah rangkaian proses, di mana karena beberapa kelebihannya, laki-laki

menjadi pemimpin bagi perempuan (dalam ikatan pernikahan). Hal itu tidak

berlaku mutlak ketika tuntutan-tuntutan yang dibebankan kepada seorang

suami tidak dapat terpenuhi sehingga seorang wanita juga memiliki hak-hak

untuk beraktifitas di luar konteks rumah tangga, yaitu dengan berperan di

berbagai wilayah dalam kehidupaan.

Kitab ad-Durr al-Mans|u>r fi at-Tafsi>r al-Ma's|u>r merupakan salah satu

karya as-Suyu>t}i> yang merupakan ringkasan dari karya sebelumnya (Ta juma>n

al-Qur'a>n), sebuah kitab musnad hadis yang secara khusus berisikan tafsir

terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Dalam edisi ringkasan ini tidak dicantumkan

r

110  

Page 37: ISTRI S}A

111  

transmisi sanad sebagai alat utama untuk melakukan kajian yang mendalam

terhadap terma-terma yang ada dalam al-Qur’an, khususnya terhadap riwayat-

riwayat yang dijadikan landasan dalam menafsirkan penggalan kalimat

mengenai istri s}a>lih}ah. Melalui beberapa penelitian sebelumnya, secara khusus

terhadap riwayat pengandaian sujudnya istri kepada suami yang juga dikutip

oleh as-Suyu>t}i>, paling tidak menunjukkan dan dapat dijadikan tolak ukur

bahwa dari sekian banyak riwayat dikutip oleh as-Suyu>t}i>, di antaranya ada

yang dapat diragukan otentisitasnya. Namun hal itu tidak menjadikan karya

as-Suyu>t}i> tidak diperhatikan sama sekali karena pada dasarnya karya as-

Suyu>t}i> ini berisikan riwayat-riwayat yang dikutip dari karya tokoh-tokoh besar

dalam bidang tafsir dan hadis. Perlu juga diperhatikan bahwa as-Suyu>t}i> adalah

tokoh yang mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu.

Dari penelusuran tentang konsepsi istri s}a>lih}a>h berdasarkan riwayat-

riwayat yang dikutip as-Suyu>t}i>, dapat dikatakan masih relevan, meskipun ada

juga yang tidak relevan jika diterapkan apa adanya pada masa sekarang.

Secara umum riwayat-riwayat tersebut menunjukkan peranan seorang wanita

hanya sebagai istri dan ibu dalam konteks kehidupan berumah tangga

sebagaimana konteks sosial pada masa itu, dimana orientasi seorang wanita

hanya berkutat pada peranannya dalam keluarga dan tanggungjawabnya

sebagai seorang hamba untuk mengabdi kepada Tuhannya. Peran domestik

wanita dalam kehidupan rumah tangga digambarkan menyamai peran laki-laki

di luar rumah. Jelas bahwa peranan tersebut berkaitan erat dengan konteks

sosial pada saat itu sehingga pada masa sekarang hal itu juga bisa dipahami

Page 38: ISTRI S}A

112  

sebagai pembagian peran antara suami dan istri bersama-sama untuk

membangun kehidupan rumah tangga. Begitu juga mengenai kepatuhan

seorang istri. Kepatuhan seorang istri dalam hal ini adalah sesuatu yang fitrah

dan logis ketika di latar belakangi oleh asumsi kelebihan-kelebihan laki-laki

sehingga menjadi sebuah kewajaran jika kepatuhan seorang istri adalah

sebagai kompensasi terhadap apa yang dilakukan seorang suami terhadap

keluarganya dalam upaya memberikan nafkah dan penghidupan yang layak.

Beberapa hal yang menjadikan beberapa riwayat yang dijadikan landasan

penafsiran as-Suyu>t}i> tidak relevan, adalah karena tidak sejalan dengan prinsip-

prinsip yang baik dalam membina hubungan rumah tangga, keseimbangan,

timbal balik, bahkan hak otonomi dalam kerangka kehidupan berumah tangga

yang sehat.

B. Saran

1. Penelitian terhadap al-Qur’an tidak akan lepas dari subyek pelakunya.

Banyak faktor yang mempengaruhi subyektifitas pelaku dalam mengkaji

al-Qur’an. Oleh karena itu kajian terhadap al-Qur’an perlu ditindak lanjuti

dan dikembangkan dengan menggunakan berbagai metode untuk dapat

lebih mendalam dan lebih luas cakupannya dalam mengelaborasikan

kandungan al-Qur’an, sehingga fenomena penafsiran yang secara khusus

menggunakan riwayat-riwayat hadits sebagaimana penafsiran as-Suyu>t}i>

juga dapat dikaji dan dipahami secara baik.

Page 39: ISTRI S}A

113  

2. Penelitian ini masih sangat sederhana oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dan menyeluruh, tidak hanya

isi (content) tapi mencakup otentisitas riwayat-riwayat yang dijadikan

landasan penafsiran as-Suyu>t}i>.

Page 40: ISTRI S}A

DAFTAR PUSTAKA

‘Abduh, Muh}ammad. Tafsir al-Mana>r. Kairo, al-Hai’ah al-Mis}riyyah al-‘A>mmah, 1972, jilid III.

al-Adlabi, Salahudin Ibn Ahmad. Metodologi Kritik Matan Hadis, terj. Qodirun

Nur, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004. Afifah, Neng Dara. “Perkawinan dan Agama-agama, Teropong Ulang terhadap

Tujuan, Fungsi dan Aturan Perkawinan”, Musawa, 2 September 2004. Arkoun, Mohammed. Kajian Kontemporer al-Qur'an, terj. Hidayatullah,

Bandung: Pustaka, 1998. al-As}faha>ni, Raghib. Mu'jam al-Mufrada>t li Alfa>z} al-Qur'a>n. Beirut: Da>r al-Fikr,

t.t. Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005. al-Ba>qi, Muh}ammad Fu'a>d ‘Abd. Mu’jam Mufahras li Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m.

Beirut: Da>r al-Fikr, 1981. Bisri, Adib dan Munawwir AF. Kamus al-Bisri. Surabaya: Pustaka Progressif,

1999, cet. I. Bisri, Ahmad Mustofa. Saleh Ritual, Saleh Sosial: Esai-esai Moral. Bandung:

Mizan, 1994. Boullata, Issa J. Dekonstruksi Tradisi Gelegar Pemikiran Arab Islam, terj. Imam

Khoiri. Yogyakarta: LKiS, 2001. Brockelmann. “al-Suyu>t}i” dalam E. J. Brill’s First Encyclopaedia of Islam 1913-

1936. Leiden: Brill, 1987, Vol. VII. al-Bukha>ri>, Muh}ammad Isma’i>l. S}ah}i>h> al-Bukha>ri>. Beirut: Da>r al-Kutub al-

‘Ilmiyyah, 2007. al-Bu>t}i, Muh}ammad Sa'i>d Ramad}a>n. al-Mar'ah bayna Tughya>n an-Niz}omi al-

Gharbi> wa Lat}a>'if at-Tasyri>' ar-Rabba>ni. Beirut: Da>r al-Fikr al-Mu'a>s}ir, 1996.

114

Page 41: ISTRI S}A

115

Departemen Agama RI, al-Qur'an & Tafsirnya. PT. Dana Bhakti Wakaf, 1991, jilid II.

Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penterjemah al-Qur'an, 1994. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Houve, 1997. Jilid 4. Dzuhayatin, Siti Ruhani (dkk.). Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan

Gender dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Engineer, Asghar Ali. Hak-hak perempuan dalam Islam, terj. Farid Wajidi,

Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1994. el-Fadl, Khaled M. Abou. Atas Nama Tuhan, dari Fiqih Otoriter ke Fiqih

Otoritatif, terj. R. Cecep Lukman Yasin. Jakarta: Serambi, 2004. Fakih, Mansour (et al.). Membincang Feminisme; Diskursus Gender Perspektif

Islam. Surabaya: Risalah Gusti, 2000. Fudhaili, Ahmad. Perempuan di Lembaran Suci: Kritik Atas Hadits-hadits

Shahih. Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Furchan, Arif. Studi Tokoh; Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005. Geoffroy, E. “al-Suyu>ti” dalam The Encyclopedia of Islam. Leiden: Brill, 1997,

Vol. IX. Goldziher, Ignaz. Mazhab Tafsir dari Aliran Klasik hingga Modern, terj. Alaika

Salamullah. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2003. al-H}absyi, Muhammad. al-Mar'ah bayna as-Syari>'ah wa al-Hay>ah. Damsyik: Da>r

at-Tajdi>d, 2002, cet. III. __________________. Muslimah masa Kini, Fatwa-fatwa Seputar Kegiatan

Wanita di Luar Rumah, terj. Aang SM. Bandung: Mujahid Press, 2004. Ham, Musahadi. Evolusi Konsep Sunnah: Implikasinya pada perkembangan

Hukum Islam. Semarang: Aneka Ilmu, 2000. Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutika.

Jakarta: Yayasan Paramadina, 1996.

Page 42: ISTRI S}A

116

Hitti, Philip K. History of The Arabs: Rujukan Induk dan paling Otoritatif tentang Sejarah Peradaban Islam, terj. R. Cecep Lukman. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.

Ilyas, Hamim (dkk.). Perempuan tertindas, Kajian Hadis-hadis Misoginis.

Yogyakarta: PSW dan IAIN Sunan Kalijaga, 2003. Ilyas, Yunahar. “Kepemimpinan dalam Keluarga: Pendekatan Tafsir”, AL-INSAN,

Vol. 2, 2006. Indra, Hasbi (dkk.). Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Penamadani, 2004, cet. III. Ismail, Nurjannah. Perempuan dalam Pasungan Bias Laki-laki dalam Penafsiran.

Yogyakarta: LKiS, 2003. Ismail, Syuhudi. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan

dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang, 1993. _____________. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang,

2007, cet. II. Kas}i>r, Al-H}a>fiz| Ibn. Tafsi>r al-Qur'a>n al-Adzi>m. Beirut: Maktabah an-Nu>r al-

‘Ilmiyyah, 1991, Jilid I. Katsoff, Lois O. Pengantar Filasafat, terj. Suyono Sumargono. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1997. al-Khat}i>b, ‘Ajja>j. Us}u>l al-H}adi>s| ‘Ulu>muh wa Mus}t|alah}uh. Beirut: Da>r al-Fikr,

1989. Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2000. Madjid, Nurcholish. Islam Agama Peradaban, membangun Makna dan Relevansi

Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 2000. al-Maliki, Muhammad Alawi. Ilmu Ushul Hadis, terj. Adnan Qohar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006. Manz}ur, Ibn. Lisa>n al-‘Arab. Kairo: Da>r al-Ma’a>rif, 1974, jilid II. al-Mara>gi>, Ah}mad Mus}t}afa. Tafsi>r al-Mara>gi> (tt: Matba’ah Mus}afa al-Ba>bi al-

H}alabi, 1974), jilid 4 Miski, Sami>rah Jami>l. Maka>nat al-Mar'ah fi al-Usrah wa Dawruha at-Tarbawi fi>

Manz}u>r al-Isla>m. Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyat, 2006, cet. I.

Page 43: ISTRI S}A

117

Mudzhar, Atho. “Status Wanita dalam Islam dan Masyarakat Muslim: Sebuah

Pendekatan Sosiologis” dalam Hasan Hanafi (dkk.), Islam dan Humanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Muhibbin, Pandangan Islam Terhadap Perempuan. Semarang: RaSAIL Media,

2007. Mulia, Siti Musdah. Islam & Inspirasi Kesetaraan Gender. Yogyakarta: Kibar

Press, 2006. Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif,

1997. Mustaqim, Abdul. Madzahibut Tafsir; Peta Metodologi Penafsiran al-Qur’an

Periode Klasik hingga Kontemporer. Yogyakarta: Nun Pustaka, 2003. _______________. Pergeseran Epistimologi Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008. Najwah, Nurun. Perempuan dalam Pernikahan: Telaah Ulang Wacana

Keagamaan. Yogyakarta: TH Press, 2008. al-Qurt}ubi>, ‘Abdullah Muh}ammad ibn Ahmad al-Ans}a>ri>. al-Ja>mi’ li Ah}ka>m al-

Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994, jilid. III. Rofiq, A. (ed.), Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2004. as-Sa>lih}, Subh}i. Ulu>m al-Hadi>s| wa Mus}t|alah}uh. Beirut: Da>r al-‘Ilm wa al-

Malayin, 1988. ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta: Bulan Bintang,

1987. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an.

Jakarta: Lentera Hati, 2007, Vol. 2. ________________. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 2004. Surakhmad, Winarno. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998. ________________. PengantarPenelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1989. Suryadi (dkk.), Metodologi Penelitian Hadis. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN

Sunan Kalijaga, 2006.

Page 44: ISTRI S}A

118

Suryadi, “Rekonstruksi Metodologis Pemahaman Hadis Nabi”, Jurnal Ilmu-ilmu

Ushuluddin “ESENSIA”, Vol. 4, No. 2. Suryadilaga, Alfatih. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2005. as-Suyu>t}i, Jala>l al-Din. Asba>b Wuru>d al-H}adi>s| aw al-Luma' fi Asba>b al-H}adi>s|.

Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1984. ________________. al-Durr al-Mans|u>r fi al-Tafsi>r al-Ma's|u>r. Beirut: Da>r al-

Ilmiyya>t, 1999. Jilid I s/d VI. ________________. al-Itqa>n f>i Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, t.th. ________________. Tadri>b ar-Ra>wi> fi> Syarh Taqri>b an-Nawa>wi>. Beirut: Da>r al-

Fikr, 1988. ________________. at-Tahbi>r fi 'Ilm at-Tafsi>r. Beirut: Da>r al-Kutub al-

'Ilmiyyah, 1988. Syahrur, Muhammad. Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam

Kontemporer, terj. Sahiron Syamsuddin. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007.

Syamsuddin, Sahiron. "Tipologi dan Proyeksi Pemikiran Tafsir Kontemporer :

Studi atas Ide Dasar Hermeneutika", Makalah pada ISC [Islamic Short Course] RBJ- diselenggarakan Masjid UIN Sunan Kalijaga. Selasa, 2 September 2008.

as-Sya'rawi, M. Mutawalli, Istri Salehah, terj. Abdul Hayyie. Jakarta: Gema

Insani Press, 2001, cet. VI. at-T}abari>, Ibn Jari>r. Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wi>l al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Kutub al-

‘Ilmiyyah, 1992, jilid. IV. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. at-Turmuz|i, Abi> ‘Isa Muha}ammad ibn Su>rah. al-Ja>mi’ as-S}ahi>h} wa Huwa Sunan

at-Turmuz|i. Beirut: Da>r al-Fikr, 1993. Wadud, Amina. Wanita di dalam al-Qur’an, terj. Yaziar Radianti .Bandung:

Pustaka, 1994. Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UGM, 1984.

Page 45: ISTRI S}A

119

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Az|-Z|ahabi, Muhammad Husain. at-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n. Beirut: Da>r al-

Kutub al-‘Ilmiyah, 1976, Jilid I. Az-Zamakhsyari, al-Kasya>f ‘an H}aqa>’iq at-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wi>l fi Wuju>h

at-Ta’wi>l. Teheran: Intasyarat Aftab, t.t, jilid. I. Zubair, Achmad Charris dan Anton Baker. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Page 46: ISTRI S}A

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Nashrul Haqqi

Tempat /Tanggal Lahir : Jepara, 27 September 1986

Alamat Asal : Bantrung RT. 01 RW. 01 Batealit Jepara 59461 Jawa Tengah

Alamat di Yogyakarta : Jl. Seturan II, No. 61. Catur Tunggal Depok Sleman Yk.

Nama Orang Tua

Ayah : Ahmad Sya'roni Tisnawijaya

Ibu : Ani Rochani

Jumlah Saudara : 2 Orang

Alamat : Bantrung RT. 01 RW. 01 Batealit Jepara 59461 Jawa Tengah

Jenjang Pendidikan :

1. RA. Al-Amal Bantrung Batealit Jepara Tahun 1990-1992

2. SD Kampus Bantrung Batealit Jepara Tahun1992-1998

3. MTs. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta Tahun 1998-2000

4. MTs. WaliSongo Pecangaan Jepara Tahun 2000-2001

5. MAK WaliSongo Pecangaan Jepara Tahun 2001-2004

6. Jurusan Tafsir & Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta Tahun 2004-sekarang

Pengalaman Organisasi :

1. Ketua Umum MASKARA (Mahasiswa Sunan Kalijaga Jogjakarta

Jepara) Tahun 2006

120