issue legal dalam praktek keperawatan

34
ISSUE LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN Disusun Oleh Kelompok III: MUH. ALWI 13.128 MUH. SURYANTO 13.129 NUR FADILAH 13.130 NUR HIDAYAH 13.131 NUR LAILI YULAINTI 13.132 NUR BAETY INDAH R. 13.133 OCFATINIANINGRUM M.S. 13.134 OKI WAHYU H. 13.135 PUTRI WULANDARI 13.136 RYANDIKA JAFFAR 13.137 QUROTU AINI 13.138 SAFNI ALFIANA 13.139 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL TahunAkademik 2014/2015

Upload: sanksurya

Post on 25-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

description issue legal dalam praktek keperawatan

TRANSCRIPT

ISSUE LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Disusun OlehKelompok III:

MUH. ALWI13.128MUH. SURYANTO13.129NUR FADILAH13.130NUR HIDAYAH13.131NUR LAILI YULAINTI13.132NUR BAETY INDAH R. 13.133OCFATINIANINGRUM M.S.13.134OKI WAHYU H.13.135PUTRI WULANDARI13.136RYANDIKA JAFFAR13.137QUROTU AINI13.138SAFNI ALFIANA13.139

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATANAKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGALTahunAkademik 2014/2015

PENDAHULUAN

A. Pengertian legalIsu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun tentang krisis.Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia).Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.Jadi, Issue legal dalam praktik keperawatan adalahsuatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang danSah, sesuai dengan Undang-Undang/Hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

B. Dimensi legalPerawat harus tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya untukmemberikan kepastian bahwa keputusan & tindakan yang dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip hukum:a) Kontrak dalam Praktek Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara 2 atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan.b)Sebagai tenaga profesioanl yang mempunyai kemampuan memberi jasa keperawatan, askep tidak akan terwujud tanpa adanya pertemuan & kerja sama antara perawat, pihak yang mengerjakan perawat & pasien.c)2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah kontrak antara perawat & institusi yang memperkerjakan perawat & kontrak antara perawat dengan klien.d)UU yang mengatur hubungan kerja ini adl UU RI No 13 thn 2003.e)Dalam konteks hukum kontrak sering disebut perikatan atau perjanjian. Perikatan berarti mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain. Hal yang mengikat tersebut dapat berupa perbuatan, peristiwa & keadaan.(Muhamad,1990).Hukum perikatan diatur dalam Kitab UU perdata : pasal 1239 menyatakan bahwa perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena uu; pasal1234 bhw perikatan ditujukan untuk memberi sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu

Kewajibanan yang harus dipenuhi dalam perikatantersebut:a)Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat (Muhammad,1990) :(1)Ada persetujuan kehendak antara pihak2/ yg membuat perjanjian (consensus)(2)Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity).(3)Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal.b)Kontrak kerja antara perawat & institusi kerja meliputi:1)Gaji,2)Jam kerja,3)Asuransi kesehatan,4)Ijin cuti dll.c)Kontrak kerja antara perawat klien dilakukan sebelum pemberian asuhan keperawatan.1)Kontrak pada dasarnya untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yang bekerja sama.2)Secara hukum kedua belah pihak dapat menggugat apabila rekanan kerjanya melanggar kontrak yang telah disepakati. Dimensi legal melindungi perawat dari liabilitas.Area liabilitas meliputi : (1)MalpraktikMalpraktik mengacu pada tindakan kelalaian yang dilakukan oleh seseorg yang terlibat dalam profesi atau pekerjaan yang sangat membutuhkan keterampilan teknis profesionalUnsur bukti malpraktik keperawatan :(a) Tugas perawat terhadap klien untuk memberikan perawatan & mengikuti standar yang dapat diterima.(b) Pelanggaran tugas yang dilakukan oleh perawat.(c) Cedera yang terjadi pada klien.(d) Hubungan kausal antara pelanggaran tugas & cedera yang disebabkan oleh pelanggaran tersebut.

Menurut IOM 44.000s/d98.000 kematian terjadi karena kesalahan medis setiap tahunnya(Kohn,2000). Berdasarkan laporan tersebut dibentuk sistem pelaporan kesalahan medis yang dimandatkan, termasuk pusat keamanan pasien nasional.Sistem pelaporan & pasti keamanan bekerja sama untuk mengurangi kesalahan sistem.Kesalahan adalah kegagalan menyelesaikan tindakan terencana sesuai dengan yang diharapkan atau penggunaan rencana yang salah untuk mencapai suatu tujuan (Kohn,2000).Perawat bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, baik sebagai praktisi independen atau pegawai dari suatu institusi kesehatan.

(2)DokumentasiMenurut hukum, jika suatu tindakan tidak didokumentasikan, berarti pihak yang bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.Jika perawat tidak melaksanakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau mendokumentasikan secara tidak benar dapat dituntut melakukan kelalaian atau malpraktik. Dokumentasi keperawatan harus dapat dipercaya secara legal.Dokumentasi dapat dipercaya bila memenuhi hal-hal sebagai berikut (Tappen, Weiss & Whitehead,2001) :(a)Dilakukan pada periode waktu yang sama(b)Akurat(c)Jujur(d)TepatCatatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal & dapat diperlihatkan di pengadilan sebagai bukti.

(3)Pendelegasian.American Nurses Association Code for Nurses(1985) menyatakan perawat melatih penilaian berbasis informasi & menggunakan kompetensi & kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mendapatkan konsultasi, tanggung jawab & mendelegasikan aktivitas keperawatan kepada orang lain.Perawat bertanggung gugat terhadap perawatan yang diberikan kepada klien meskipun perawatan tersebut telah didelegasikan ke bawahannya.Pendelegasian adalah pemindahan wewenang ke individu yang kompeten untuk melaksanakan suatu tugas keperawatn tertentu dalam situasi tertentu (NCSBN, 1990)Untuk mendelegasikan tugas secara aman perawat harus mendelegasikan dengan tepat & melakukan supervisi secara adekuat (Barter & Furmidge, 1994).Komponen jaringan pengambilan keputusan untuk pendelegasian (NCSBN,1997) :(a)Tingkat keparahan klien(b)Tingkat kemampuan personel pembantu tak berlisensi(c)Tingkat kemampuan perawat yang berlisensi(d)Kemungkinan terjadi cedera(e)Berapa kali keterampilan tersebut dilakukan oleh UAP(f)Tingkat pengambilan keputsan yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut(g)Kemampuan klien untuk perawatan diriAACN (1990) merekomendasikan untuk mempertimbangkan 5 faktor yang mempengaruhi pendelegasian :(a)Potensi terjadi bahaya(b)Kerumitan tugas(c)Pemecahan masalah dan inovasi yang diperlukan(d)Hasil akhir yang tidak dapat diperkirakan(e)Tingkat interaksi dengang klien yang dibutuhkan

(4)Persetujuan Tindakan (Informed Consent)Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat oleh klien untuk menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk resiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut telah diberikan oleh dokter.Tanggung jawab perawat adalah menyaksikan pemberian persetujuan tindakan, yang meliputi hal-hal :(a)Menyaksikan pertukaran antara klien dan dokter(b)Memastikan bahwa klien benar-benar paham(c)Menyaksikan klien menandatangani formulir persetujuan tindakan(d)Jika perawat hanya menyaksikan tanda tangan klien dan tidak pertukaran informasi, perawat harus menulis hanya menyaksikan tanda tangan pada formulir.

3unsur utama persetujuan tindakan :(a)Persetujuan harus diberikan secara sukarela(b)Persetujuan harus diberitahukan oleh individu yang memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memahami(c)Klien harus diberi cukup informasi agar dapat menjadi pengambil keputusan utama(5)Laporan Insiden dan Manajemen ResikoLaporan insiden adalah catatan institusi yang diwajibkan oleh jCAHO yang berisi insiden atau kejadian tidak biasaLaporan insiden ditulis dengan tujuan : (a) Memberikan data statistik tentang insiden (b) Membantu personel kesehatan mencegah insiden di masa datangLaporan insiden ditinjau oleh departemen manajemen resiko. Manajemen resiko bertugas untuk mengidentifikasi resiko, mengendalikan kejadian, mencegah dan mengendalikan liabilitas (Huber,2000)(6)Surat WasiatSurat Wasiat adalah deklarasi seseorang tentang bagaimana properti orang tersebut dibagikan setelah kematiannya. Perawat dapat diminta menjadi saksi pembuatan surat wasiat. Jika perawat menyaksikan penandatanganan surat wasiat, perawat harus menulis catatan di catatan klien bahwa surat wasiat telah dibuat dan persepsi perawat mengenai kondisi fisik dan mental klien.(1)Perintah Tidak Meresusitasi (DNR)Dokter dapat membuat perintah tidak meresusitasi pada klien yang berada dalam tahap penyakit terminal atau mengharapkan kematianANA membuat rekomendasi mengenai program DNR sebagai berikut:(a)Nilai dan pilihan klien yang kompeten harus selalu diberikan prioritas tertinggi(b)Ketika klien tidak kompeten, surat pelimpahan kekuasaan atau wakil pembuat keputusan yang bertindak atas nama klien harus membuat keputusan tentang terapi perawatan kesehatan klienKeputusan DNR harus selalu menjadi subjek pembahasan yang eksplisit antara klien, keluarga, setiap wakil pengambil keputusan yang ditunjuk yang bertindak atas nama klien & tim perawatan kesehatan klien. Perintah DNR harus secara jelas didokumentasikan. Jika bertentangan dengan keyakinan personal perawat untuk melakukan perintah DNR, perawat sebaiknya berkonsultasi dengan manajer perawat untik perubahan penugasan.(2)EutanasiaEutanasia adalah tindakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan kematian seseorang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkanEutanasia disebut pembunuhan dengan belas kasih (mercy killing)Eutanasia ditinjau secara hukum adl perbuatan yang salah.(3)Kematian dan Isu terkaitIsu legal di sekitar kematian mencakup pengeluaran sertifikat kematian, pelabelan jenazah, otopsi, donasi organ dan pemeriksaan penyebab kematianPerawat memiliki tugas untuk menangani jenazah dengan penuh martabat dan memberi label jenazah dengan tepat.

(4)Tawar Menawar KolektifTawar menawar kolektif adalah suatu proses pengambilan keputusan formal antara perwakilan manajemen dan perwakilan tenaga kerja untuk menegosiasikan gaji dan kondisi pekerjaan, termasuk jam kerja, lingkungan kerja dan keuntungan tambahan dari pekerjaan.Pada tahun 1999 ANA mendirikan UAN sebagai serikat pekerja untuk perawat terdaftar di Amerikat Serikat.Tawar menawar kolektif lebih dari sekedar negosiasi gaji dan jam kerja, tetapi ini adalah suatu proses kontinu yang dapat menangani masalah pekerjaan dan hubungan dari hari ke hari dengan cara demokrasi dan teratur.Keluhan atau kesulitan sehari-hari ditangani melalui prosedur keluhan, suatu rencana formal yang di buat dalam kontrak.

C. Konsep TelenursingTelenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama sepertitelehealthsecara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktektelenursingdilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerimatelecareharus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatantelenursingmesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuatinformed consent(pernyataan persetujuan) lewat email4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Imlikasinya di IndonesiaPerkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang meliputi:a.Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999).Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.

b.Definisi :Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer)Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, sepertitelediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

D.Aplikasi dan Keuntungan TelenursingAplikasitelenursingtersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursingcenter dan melalui unit mobile. Telepon triage danhome caresaat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawathome caremenggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyaicardiopulmonary diseases.Telenursingmembantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untukself managementpada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merekTelenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing.Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 7 pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 16 pasien seharinyaTelenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait denganbeberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronikdan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerahyang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapatmenjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jaraktempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah harirawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.Telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika,Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan diInggris.Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas danmerata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasitelenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD)outpatient) yangmempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, danhari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayananasuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawatbayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibubersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetiktelah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagiandi Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar Negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannyaTelenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatanluka,injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak nafas.Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :1. Faktor legalitasDapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaantelenursing.2. Faktor financialPelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing3. Faktor SkillAda dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentangtelenursingharus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.4. Faktor MotivasiMotivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuatinformed consent(pernyataan persetujuan) lewat email4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.Pelaksanaantelenursingdi Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaantelenursingdari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaantelenursingbisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan.Telenursingmenggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. Di indonesia sendiri telenursing baru diterapkan disalah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada.

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, Rs dan nursing home)2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN1.Telenursingadalah bagian integral daritelehealth2.Telenursingdapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional3.Telenursingdapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga4.Telenursingefektif digunakan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan

DAFTAR PUSTAKAhttp://nenesekaandriyana.blogspot.com/2011/10/isu-legal-dalam-praktek-keperawatan.htmlhttp://google.comhttp://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226http://www.icn.ch/matters_telenursing.htmhttp://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News &file=article&sid=71http://ara05.wordpress.com/2009/05/08/telenursing/