issn no. 0216 -2083 media farmasifarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/alpukat.pdftablet...

16

Upload: truongdung

Post on 08-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP
Page 2: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Media Farmasi Vol. XII. No. 21, Nopember 2014 ii

ISSN No. 0216-2083

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

Penasehat : Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementrian

Kesehatan Makassar

Dewan Redaksi

Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt.

Wakil Ketua : Ronny Horax, S.Si.,M.Sc.,PhD.

Muhammad saud, SH, S.Farm, M.Kes.

Drs. H. Tahir Ahmad, Apt.

Drs. H. Ismail Ibrahim, Apt.

Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt.

Redaksi Pelaksana

Ketua : Rusdiaman, S.Si.,M.Si.,Apt.

Wakil Ketua : Drs. H. Asyhari Asyikin, S.Farm., M.Kes.

Sekretaris : DR. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt.

Bendahara : Tajuddin Abdullah, ST.,M.Kes.

Anggota : Dra. Hiany Salim, M.MKes., Apt.

Djuniasti Karim, S.Si., M.Si., Apt.

Sultan, S.Farm., M.MKes.

Harbiah, ST., M.Si.

Humas : Mispari, SH., S.Farm., M.Kes.

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt.

Raimundus Chaliks, S.Si

Arisanty, S.Si.,Apt.

Sirkulasi : Ahmad Murad, S.Sos.

Hendra Stevani, S.Si., Apt

Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kementrian

Kesehatan RI Makassar

Jl. Baji Gau No. 10 Makassar

Telp. +62411-854021

Fax. +62411-830883

e-mail : [email protected]

Kode Pos 90134

Page 3: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Media Farmasi Vol. XII. No. 21, Nopember 2014 iv

DAFTAR ISI

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MAKASSAR ii

EDITORIAL iii

DAFTAR ISI iv

1. ANALISIS LEPAS LAMBAT ATENOLOL DARI TABLET MATRIK

BERBASIS HPMC 90 SH 100.000 SR – HPMC 90 SH 4.000 SR. Oleh Ariyani

Buang ……………………………………………………………………………

1

2. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY A DENGAN BBLR DI RSKD

IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR TANGGAL 16 – 18 mei 2013. Oleh

Lintje Tulu, Theresia Limbong ………………………………………………….

8

3. EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN BAYAM DURI (amaranthus spinosus)

PADA MENCIT (Mus musculus). Oleh Rusdiaman, Hardiyanti Iswan ……….

21

4. EFEK INFLAMASI GEL EKSTRAK DAUN LARUNA (Euphatorium

odoratum) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Oleh Arisanty, Muh Saud,

Muh Zulkifli P …………………………………………………………………..

29

5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

IKTERUS NEONATURUM DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH

MAKASSAR TAHUN 2013. Oleh Dahniar …………………………………….

35

6. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA

PADA IBU HAMIL DI RSKD ST FATIMAH MAKASSAR THUN 2012.

Oleh Masykuriah, Mukrimah ……………………………………………………

43

7. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KEHAMILAN SEROTINUS DI RSUD HAJI MAKASSAR TAHUN 2013.

Oleh Nurdiana …………………………………………………………………

50

8. FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR DI RSUD SYEKH YUSUF

GOWA TAHUN 2013. Oleh Andi Hasnah ……………………………………..

59

9. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS

SPONTAN DI RSU HAJI MAKASSAR TAHUN 2013. Oleh St Hadijah,

Muzdalifah Mannan ……………………………………………………………..

66

10. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNASALAHAN

TABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI

KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP. Oleh Sisilia Teresia

Rosmala Dewi, Mispari, Santi Sinala Annisa Nurfitriany ……………………...

74

11. FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN

JARAK KEPYAR (Ricinus communis L) PADA LUKA BAKAR TERHADAP

KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Oleh Asmawati, Jumain, Marno Purnomo .

81

12. GAMBARAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BULAN

DI PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR PERIODE TAHUN 2010. Oleh

Saniasa Luba, Lintje Tulu ……………………………………………………….

89

13. GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA RINGAN PADA IBU HAMIL DI

PUSKESMAS BARA BARAYA MAKASSAR PERIODE 2010. Oleh I Made

Sukarta, Rosdiana Tulu ………………………………………………………….

97

Page 4: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Media Farmasi Vol. XII. No. 21, Nopember 2014 v

14. GAMBARAN KEJADIAN BBLR DI RSKD IBU DAN ANAK SITI

FATIMAH MAKASSAR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2011.

Oleh Ernawati Pohan, Rukina …………………………………………………...

105

15. GAMBARAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RS

BHAYANGKARA MAKASSAR TAHUN 2009. Oleh Ros Rahmawati,

Rosdianan Tulu, Ni Ketut S Riadi ........................................................................

115

16. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

RESIKO PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 WALENRANG KEC.

WALENRANG KAB LUWU KOTA PALOPO PERIODE JULI 2011. Oleh

Hasniah, Theresia Limbong ……………………………………………………..

125

17. HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN FARMASI DENGAN

KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BATANG KABUPATEN

BULUKUMBA. Oleh Mispari, Adriana Kadir, Astati Wahjuni ………………..

132

18. IDENTIFIKASI FENILBUTASON DALAM JAMU ASAM URAT YANG

BEREDAR DI KOTA MAKASSAR SECARA KROMATOGRAFI LAPIS

TIPIS. Oleh. Tajuddin Abdullah, H Sultan ……………………………………..

138

19. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KAROTENOID EKSTRAK

LOMBOK (Capsicum annum L) ASAL RANTEPANGLI KABUPATEN

TANA TORAJA Oleh Ismail Ibrahim, Rusdiaman, Ernata Mana Paembonan…

142

20. KADAR MERKURI PADA PRODUK KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG

DIPERDAGANGKAN DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2014. Oleh A Ar.

Rakhmansyah Iskandar …………………………………………………………..

148

21. KARAKTERISTIK BUMIL YANG MENDERITA ANEMIA DI RS

BHAYANGKARA JANUARI – DESEMBER 2010. Oleh Rudi Hartono,

Theresia Limbong ……………………………………………………………….

156

22. KINERJA DOSEN BERDASARKAN EKSPEKTASI MAHASISWA D III

FARMASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI JURUSAN

FARMASI POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR. Oleh Sesilia Rante

Pakadang, Hasnah Ibrahim, Hiany Salim ………………...................................

163

23. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY A KEHAMILAN 34

MINGGU 5 HARI DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN DI RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAPPAODANG MAKASSAR TANGGAL 20-22 JULI

2012. Oleh Lintje Tulu, Theresia Limbong ……………………………………..

171

24. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY D KEHAMILAN 30

MINGGU 5 HARI DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN DI BPS NY

HIJRAWATI KABUPATEN BONE TANGGAL 18, 25 DAN 30 JUNI 2012.

Oleh Ernawati Pohan, Dudun Nuryati ………………………………………

190

25. MEDICATION ERROR TERKAIT PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN

PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG

BAJI MAKASSAR. Oleh Raimundus Chaliks, Rusli, Siti Aniah Hardyanti ……

209

26. PENENTUAN NILAI SPF EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Ulva

reticulate) SECARA IN VITRO. Oleh Santi Sinala ……………………………..

213

27. PENGARUH PENGGUNAAN PATI BIJI ALPUKAT (Persea gratissima

Gaertn) SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK TABLET

PARASETAMOL. Oleh Eva Donna Br. Simanungkalit, Ariyani Buang, Hendra

Stevani, Hasnah Ibrahim, Raimundus Chaliks …………………………………..

218

Page 5: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Media Farmasi Vol. XII. No. 21, Nopember 2014 vi

28. PEMANFAATAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleca leucadendra L)

SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Oleh

Mutmainnah B, Andi Nur Aisyiah ……………………………………………...

226

29. SIKAP DAN PENGETAHUAN PERAWAT BEDAH TERHADAP DETEKSI

DINI GANGGUAN MIKROVASKULER PADA KAKI DIABETIK DALAM

PENCEGAHAN AMPUTASI DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR. Oleh

Ratnah Mahmud, Fitria Hasanuddin, St Suarniati …………………………….

229

30. STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING

(Orthosiphon stamineus Benth) DENGAN METODE DPPH Oleh Nurisyah,

Asyahari Asyikin, Ivone Niki ……………………………………………………

242

31. STUDI KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cd PADA TANAMAN SAYURAN

YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT SEKITAR PEMBUANGAN

AIR LIMBAH PT KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR. Oleh AM Fadhil

hayat, Nur Insani Yusuf, A AR Rakhmansyah Iskandar …………………….....

247

32. STUDI KANDUNGAN ZAT PENGAWET (FORMALIN) PADA IKAN ASIN

YANG DIJUAL DI PASAR-PASAR TRADISIONAL KOTA MAKASSAR.

Oleh Baharuddin Sunu ………………………………………………………….

253

33. TINGKAT PENGGUNAAN OBAT ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

PADA BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS KABUPATEN GOWA

TAHUN 2010. Oleh Harbiah, Tahir Ahmad …………………………………….

260

34. UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN URANG ARING (Eclipta alba L)

TERHADAP Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI Oleh Sesilia R

Pakadang, Sisilia teresia Rosmala Dewi, Fadillah Jamil ……………………….

267

35. UJI AKTIVITAS DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Malassezia fulfur dan Staphylococcus aureus

SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SAMPHOO ANTI KETOMBE Oleh Nue

Alim, Jusniadi ……………………………………………………………………

271

36. UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL BIJI BUAH MENTIMUN

(Cucumis sativus) TERHADAP Staphylococcus aureus. Oleh Agus Dwi

Jayanti, Yusriani, Maulana Zulkarnain Imansyah …………………………….

275

37. UJI DAYA HAMBAT SEDIAAN PROPOLIS TERHADAP

PERTUMBUHAN albicans PENYEBAB KEPUTIHAN Oleh Rahmatullah

Muin, Ferna Indrayani, Andi Nurpati …………………………………………

278

38. UJI EFEK EKSTRAK METANOL HERBA DAUN SENDOK ( Plantago

major L) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA

KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Oleh Saenal Edi Kamal, Angga Rizal Amura

281

39. UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BUAH PARE (Momordica caranthia L)

TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA MENCIT

JANTAN (Mus musculus). Oleh Rusdiaman, H. Tahir Ahmad, Mutiara Sareat..

287

40. UJI MUTU TABLET ASETOSAL DENGAN PENGIKAT PATI SINGKONG

(Manihot utilissima) TERGELATINASI SECARA KEMPA LANGSUNG oleh

Rusli, Ariyani Buang, Hesti Setiawaty …………………………………………..

293

41. UJI TOKSISITAS AKUT DAN LD50 INFUS DAUN JARAK KEPYAR

(Ricinus communis L) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus).

Oleh Jumain, Leriani Buton ……………………………………………………..

300

Page 6: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Media Farmasi Vol. XII. No. 21, Nopember 2014 vii

42. UJI EFEK ANTIDIARE REBUSAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia

mangostana L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Oleh H Sultan, H. tahir

Ahmad, karendita Leunura ………………………………………………………

305

43. MEDIA FARMASI …………………………………………………………….. 310

Page 7: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Pengaruh penggunaan pati Biji Alpukat (Persea gratissima Gaertn) sebagai pengikat

terhadap mutu fisik tablet Parasetamol

Eva Donna Br. Simanungkalit* Ariyani Buang* Hendra Stevani**

Biji buah alpukat saat ini hanya dibuang sebagai limbah yang dapat menyebabkan

pencemaran lingkungan. Padahal di dalam biji alpukat mengandung zat pati yang cukup

tinggi, yakni sekitar 23%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik tablet

Paracetamol dengan menggunakan pati Biji Alpukat sebagai bahan pengikat yang dibuat

dengan metode granulasi basah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium

dimana tablet Parasetamol dibuat dengan konsentrasi pati biji alpukat yang berbeda yaitu F1

20%, F2 30%, F3 35% dan F4 35% sebagai pembanding dengan menggunakan Avicel.

kemudian dilakukan beberapa pengujian sebagai syarat mutu suatu tablet diantaranya

pengujian granul yang meliputi uji kadar air, daya alir(sudut diam), Bj sebenarnya, Bj nyata,

dan porositas, juga dilakukan pengujian mutu fisik tablet yang meliputi uji keseragaman

ukuran, uji keseragaman bobot, uji keregasan, uji kekerasan dan uji waktu hancur.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

kandungan Amilosa pati biji Alpukat pada konsentrasi F1, F2, F3 dan F4 belum memenuhi

persyaratan sebagai pengikat tablet.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan

sandang, pangan, serta pendidikan.

Dengan kondisi kesehatan yang baik dan

tubuh yang prima, manusia dapat

melaksanakan proses kehidupan, tumbuh

dan menjalankan aktivitasnya dengan baik.

Sebaliknya saat manusia mulai terganggu

kesehatannya, harmoni kehidupannyapun

ikut terganggu. Pada saat itulah manusia

membutuhkan obat untuk memulihkan

kesehatannya.

Adapun macam-macam bentuk

sediaan obat yang telah tersedia, namun

tablet merupakan bentuk sediaan obat yang

paling banyak dan sangat umum

digunakan oleh kalangan masyarakat,

karena beberapa keuntungannya seperti

ketepatan dosis, stabil dalam penyimpanan

serta penggunaannya yang praktis

(Kurniawan dan Sulaiman, 2009). Adapun

suatu obat hanya dapat memberikan efek

jika memiliki mutu dan kualitas yang

terjamin, oleh karena itu, tablet harus

memenuhi persyaratan pengujian agar

layak dikonsumsi.

Besarnya kadar zat aktif yang

mencapai peredaran darah tidak hanya

dipengaruhi oleh bentuk sediaan yang

digunakan dan faktor anatomi fisiologi

saluran cerna, tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor farmasetik, seperti jenis bahan

pengikat, pengisi, penghancur dan bahan

tambahan lainnya yang digunakan pada

sediaan tablet (Ansel, 1989).

Salah satu bahan tambahan yang

memegang peranan penting dalam

pembuatan tablet adalah bahan pengikat .

Bahan pengikat ditambahkan dengan

maksud agar tablet tidak pecah (retak),

juga disebut granulator karena berfungsi

merekatkan serbuk sehingga dapat

berbentuk granul serta membantu dalam

pengikatan akhir tablet setelah

pengempaan, pengiriman dan selama

penggunaan oleh ahli farmasi dan pasien.

Bahan pengikat yang paling banyak

digunakan dalam granulasi basah

cenderung berupa turunan bahan alam

seperti pati (Voight, 1994).

Page 8: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Adapun salah satu bahan alam

yang dapat dikembangkan sebagai bahan

eksipien dalam sediaan farmasi yaitu pati

dari Biji Alpukat. Biji buah alpukat saat ini

hanya dibuang sebagai limbah yang dapat

menyebabkan pencemaran lingkungan.

Padahal di dalam biji alpukat mengandung

zat pati yang cukup tinggi, yakni sekitar

23%. Hal ini memungkinkan biji alpukat

sebagai alternatif sumber pati.

Pemanfaatan biji buah alpukat yang diolah

menjadi pati, selain bermanfaat

mengurangi pencemaran lingkungan, juga

dapat menciptakan peluang usaha baru.

Beberapa orang sudah memanfaatkan biji

alpukat menjadi berbagai hasil olahan

yang mempunyai nilai jual tinggi, antara

lain : dodol, kerupuk, snack, biskuit dan

sebagainya (Winarti dan Purnomo, 2006).

Biji alpukat tergolong besar,

terdiri dari dua keping (cotyledon), dan

dilapisi oleh kulit biji yang tipis melekat.

Biji tersusun oleh jaringan parenchyma

yang mengandung sel-sel minyak dan butir

tepung sebagai bahan cadangan makanan

(Kalie, 1997). Menurut hasil analisis

Winarti dan Purnomo, (2006) biji alpukat

memiliki kandungan pati diantaranya

amilosa 43,3% dan amilopektin 37.7%.

Bertitik tolak dari hal diatas,

peneliti mencoba untuk meneliti mutu fisik

tablet Paracetamol dengan menggunakan

pati Biji Alpukat sebagai bahan pengikat

secara granulasi basah. Adapun

Parasetamol dipilih sebagai bahan aktif

dalam peneltian ini karena mempunyai

kompresibilitas yang kurang baik,

sehingga untuk dapat dicetak

membutuhkan bahan pengikat yang sesuai.

Metode yang digunakan dalam formulasi

tablet Paracetamol yaitu metode granulasi

basah, karena merupakan metode

pembuatan yang terluas digunakan dalam

memproduksi tablet kompressi, selain itu

hampir semua jenis zat khasiat dapat

diproses secara granulasi basah, terutama

untuk bahan yang tidak mudah terurai oleh

air dan tahan terhadap pemanasan.

Penggunaan pati Biji Alpukat

sebagai bahan pengikat tablet Paracetamol

pada kadar tertentu diharapkan akan

memperbaiki mutu fisik tablet yang

dihasilkan, sekaligus dapat memanfaatkan

pati produksi sendiri yang mudah didapat.

Berdasarkan hal tersebut akan

dilakukan penelitian mengenai pengaruh

penggunaan pati Biji Alpukat sebagai

bahan pengikat pada tablet Paracetamol.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di

atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah : Bagaimana pengaruh

penggunaan pati biji alpukat sebagai bahan

pengikat terhadap mutu fisik tablet

paracetamol?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh

penambahan pati biji alpukat sebagai

bahan pengikat ( binder ) dalam

pembuatan tablet paracetamol dengan

metode granulasi basah.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bahan pengikat

dalam pembuatan tablet.

2. Sebagai informasi tentang sumber pati

alternatif yang dapat digunakan dalam

bidang farmasi. 3. Sebagai acuan dan atau referensi

penelitian-penelitian berikutnya

tentang manfaat dari biji alpukat.

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat - alat yang digunakan :

Gelas kimia, Batang pengaduk,

Gelas ukur 100ml, Sarung tangan,

lemari pengering, Ayakan, mesin

pencetak tablet ( Single Punch Tablet

Press), Corong, Kertas, Penggaris,

Piknometer 25ml, Stop watch, Klem

penyangga, Timbangan analitik,

Jangka sorong, Hardness tester,

Friability tester (Charles Ischi AG,

Pharma Pruftechnik), Desintegrator

tester.

Page 9: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

2. Bahan-bahan yang digunakan :

Pati biji alpukat (Persea

gratissima Gaertn), Aqua destillata,

Paracetamol, Lactosum, Talk,

Magnesium stearat, Avicel pH-102.

B. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimen

laboratorium yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penambahan pati biji

alpukat sebagai bahan pengikat terhadap

mutu fisik tablet paracetamol dengan

variasi konsentrasi 20%, 30%, dan 35%.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di

Laboratorium Teknologi Farmasetika,

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar pada

bulan Juni-Juli 2014.

D. Populasi dan Sampel

Populasi yaitu Buah Alpukat yang

masak berwarna hijau dengan sampel yang

digunakan yaitu Biji Alpukat, yang

diperoleh dari penjual jus buah yang

berada di Makassar dan diolah dengan

metode sederhana sehingga diperoleh pati

dari Biji Alpukat tersebut.

E. Formulasi Tablet Paracetamol

Tabel 2. Rancangan formulasi tablet

Masing-masing Formulasi Tablet 1 (konsentrasi pati biji alpukat 20%), Formulasi Tablet

2 (konsentrasi pati biji alpukat 30%), Formulasi Tablet 3 (konsentrasi pati biji alpukat 35%),

dan Formulasi Tablet 4 sebagai pembanding dengan penambahan Avicel (konsentrasi pati biji

alpukat 35%) dibuat sebanyak 100 tablet dengan bobot tablet @350mg. Adapun pemilihan

bobot tablet @350mg dikarenakan ketersediaan alat tabletasi yang hanya berada pada bobot

tersebut.

F. Prosedur Kerja

1. Penyiapan Pati Biji Alpukat

Adapun prosedur kerjanya yaitu;

dipisahkan biji Alpukat dari daging

buah lalu dicuci bersih, setelah itu

dipotong kecil – kecil dan

dihaluskan/digiling menggunakan

blender kemudian dimasukkan

kedalam kain flanel lalu diperas. Air

hasil perasan di endapkan, kemudian

dilakukan proses pemisahan lalu

dikeringkan di oven pada suhu 40 –

500C selama 8 jam, lalu diayak.

2. Pembuatan mucilago (larutan pasta

pati) biji alpukat :

Konsentrasi 20% dibuat dengan

menimbang 20g pati biji alpukat

dengan penambahan air 40ml diaduk

hingga homogen (campuran 1), sisa

60ml air dididihkan kemudian

dimasukkan campuran pertama sambil

diaduk hingga membentuk cairan

kental, setelah itu mucilago

didinginkan dan dicukupkan beratnya

hingga 100g. Dengan cara yang sama

dibuat mucilago pati biji alpukat

konsentrasi 30%, 35% dan 35%

sebagai pembanding dengan

penambahan avicel.

NO Nama bahan Kegunaan F1 F2 F3 F4

(Pembanding)

1. Paracetamol Zat aktif 250 250 250 250

2. Pati biji Alpukat Pengikat 20% 30% 35% 35%

3. Avicel pH-102 Penghancur dalam - - - 5%

4. Avicel pH-102 Penghancur luar - - - 5%

5. Mg. stearate Pelicin 1% 1% 1% 1%

6. Talk Pelincir 1% 1% 1% 1%

7. Laktosum ad Pengisi 100% 100% 100% 100%

Page 10: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

3. Pembuatan tablet

a. Granulasi basah

Ditimbang Parasetamol dan

laktosum untuk masing-masing

formulasi (F1, F2, F3) gerus

hingga homogen lalu diayak.

Setelah itu, campuran dibasahi

dengan mucilago biji alpukat

dengan konsentrasi yang berbeda

pada setiap formulasi hingga

diperoleh massa yang dapat

dikempal, kemudian digranulasi

dengan ayakan mesh dan dihitung

berat granul dalam keadaan basah,

lalu granul dikeringkan dalam

lemari pengering pada suhu 40o -

60oC selama 8 jam. Setelah kering,

granul diayak kembali

menggunakan mesh 16 dan

dihitung berat granul kering.

Dengan cara yang sama dibuat F4

( pembanding ) dengan

penambahan avicel sebagai

penghancur dalam.

b. Granulasi kering Granul yang telah kering

dicampur kembali dengan pelicin

dan pelincir (F1, F2, F3) dan

dengan pelicin, pelincir dan avicel

sebagai penghancur luar (F4)

diaduk sampai homogen, lalu

dilakukan pengujian granul. Massa

kemudian siap dikempa

(ditabletasi) menggunakan punch

yang sesuai dengan bobot yang

diinginkan.

G. Pengujian Mutu Tablet

1. Uji Kesergaman Ukuran

Dilakukan dengan mengukur

diameter dan ketebalan tablet

menggunakan jangka sorong. Syarat :

diameter tablet tidak boleh kurang

11/3 tebal tablet dan tidak boleh lebih

dari 3 x tebal tablet.

2. Uji Keseragaman Bobot

Tablet tidak bersalut harus

memenuhi persyaratan keseragaman

bobot dengan cara ditimbang 20

tablet, hitung bobot rata-ratanya lalu

timbang satu-persatu dari 20 tablet

tadi. Syarat : tidak boleh lebih dari 2

tablet yang bobotnya menyimpang

dari bobot rata-rata dari kolom A dan

tidak ada satupun tablet yang

menyimpang bobotnya dari bobot

kolom B.

Tabel 3. Persyaratan keseragaman

bobot

Bobot rata-

rata

Penyimpangan bobot

rata-rata dalam %

A B

25 mg atau

kurang 15% 30%

26 mg

sampai

dengan 150

mg

10% 20%

151 mg

sampai

dengan 300

mg

7.5% 15%

Lebih dari

300 5% 10%

1. Uji Keregasan

Ditimbang 20 tablet yang akan

diuji lalu dihitung beratnya (berat

awal). Kemudian dimasukkan ke

dalam alat friability tester, dijalankan

selama 4 menit dengan kecepatan

25rpm. Setelah 4 menit, tablet

dikeluarkan dan dibersihkan dari debu

dan partikel tablet yang lepas lalu

dihitung beratnya.

Tablet dinyatakan memenuhi

syarat jika penyimpangannya tidak

lebih dari 1% (Voight, 1994).

2. Uji kekerasan

Dipilih 6 tablet yang akan diuji,

kemudian dimasukkan kedalam alat

pengukur kekerasan. Menurut

Lachman 1994, persyaratan kekerasan

berkisar 4 - 8 kg/cm3, bobot tersebut

dianggap sebagai batas minimum

untuk menghasilkan tablet yang

memuaskan.

3. Uji waktu hancur

Diambil masing-masing 6 tablet

Paracetamol dari beberapa macam

Page 11: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

formula. Kemudian dimasukkan 1

tablet pada masing-masing tabung dari

keranjang, dan alat dijalankan pada

frekuensi yang tetap yaitu 30 kali

permenit, digunakan air sebagai media

sebanyak 700 ml, bersuhu antara 360

dan 380C. Kemudian dilakukan

pengamatan. Semua tablet harus

hancur sempurna selama 15 menit,

tablet dinyatakan hancur jika tidak ada

bagian tablet yang tertinggal diatas

kasa, Diulangi perlakuan tersebut

untuk Formulasi lainnya. Jika tablet

tidak memenuhi syarat ini, diulangi

pengujian menggunakan tablet satu

persatu, kemudian diulangi lagi

menggunakan 5 tablet dengan cakram

penuntun, dengan pengujian ini tablet

harus memenuhi syarat.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Tablet

Paracetamol menggunakan bahan pengikat

pati biji Alpukat, maka diperoleh data

sebagai berikut :

1. Data Uji Keseragaman Ukuran Tablet Paracetamol Sebanyak 20 Tablet

Tabel 4. Data uji keseragaman ukuran

Tablet Diameter (cm) Ketebalan (cm)

F1 F2 F3 F4 F1 F2 F3 F4

1 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

2 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

3 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.8 0.8

4 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.6 0.4 0.8

5 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.8 0.4 0.8

6 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

7 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

8 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

9 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

10 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

11 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

12 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.8 0.4 0.8

13 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.4 0.8

14 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.8 0.8 0.8

15 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.8 0.8

16 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.8 0.8

17 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.8 0.8

18 1.1 1.1 1.1 1.1 0.4 0.8 0.8 0.8

19 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.8 0.8 0.8

20 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 0.8 0.8 0.8

Persyar

atan Memenuhi

Page 12: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

2. Data Uji Keseragaman Bobot Tablet Paracetamol Sebanyak 20 Tablet

Tabel 5. Data uji keseragaman bobot

Tablet Bobot tiap-tiap tablet (g) Penyimpangan bobot rata-rata (g)

F1 F2 F3 F4 F1 F2 F3 F4

1 0.278 0.265 0.288 0.292 2.96% 0.00% 0.35% 0.34%

2 0.284 0.263 0.294 0.291 5.19% 0.75% 1.73% 0.00%

3 0.276 0.268 0.291 0.294 2.22% 1.13% 0.69% 1.03%

4 0.272 0.266 0.284 0.289 0.74% 0.38% 1.73% 0.69%

5 0.252 0.264 0.296 0.295 6.67% 0.38% 2.42% 1.37%

6 0.273 0.267 0.288 0.293 1.11% 0.75% 0.35% 0.69%

7 0.278 0.257 0.291 0.295 2.96% 3.02% 0.69% 1.37%

8 0.253 0.272 0.294 0.292 6.30% 2.64% 1.73% 0.34%

9 0.266 0.263 0.293 0.291 1.48% 0.75% 1.38% 0.00%

10 0.276 0.250 0.292 0.293 2.22% 5.66% 1.04% 0.69%

11 0.269 0.270 0.287 0.288 0.37% 1.89% 0.69% 1.03%

12 0.273 0.258 0.290 0.296 1.11% 2.64% 0.35% 1.72%

13 0.288 0.264 0.291 0.290 6.67% 0.38% 0.69% 0.34%

14 0.277 0.265 0.284 0.287 2.59% 0.00% 1.73% 1.37%

15 0.272 0.269 0.295 0.294 0.74% 1.51% 2.08% 1.03%

16 0.276 0.262 0.274 0.285 2.22% 1.13% 5.19% 2.06%

17 0.269 0.257 0.284 0.287 0.37% 3.02% 1.73% 1.37%

18 0.253 0.262 0.290 0.290 6.30% 1.13% 0.35% 0.34%

19 0.270 0.267 0.290 0.292 0.00% 0.75% 0.35% 0.34%

20 0.252 0.265 0.284 0.294 6.67% 0.00% 1.73% 1.03%

Rata-rata 0.269 0.263 0.289 0.291

Standar

deviasi 0.01057 0.005283 0.005296 0.003113

Page 13: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

3. Data Uji Keregasan Tablet Paracetamol Sebanyak 20 Tablet

Tabel 6. Data uji keregasan

Pengukuran

Keregasan Tablet (%)

F1

(gram)

F2

(gram)

F3

(gram)

F4,

pembanding

(gram)

Berat awal

5.344 5.232 5.804 5.881

Berat akhir Tablet

hancur 3.877 4.585 5.852

%

Keregasan

Tablet

hancur 25.8 21 0.49

Syarat <1% Tidak

memenuhi

Tidak

memenuhi

Tidak

memenuhi Memenuhi

4. Data Uji Kekerasan Tablet Paracetamol Sebanyak 6 Tablet

Tabel 7. Data uji kekerasan

Pengukuran

Uji Kekerasan

F1 F2 F3 F4

(pembanding)

1 3 3 4 6

2 3 4 5 5.5

3 3 3.5 5 5

4 2.5 3 5.5 5

5 3.5 3 4 5

6 4 3.5 5 4,5

Rata - rata 3.16 3.33 4.75 5.16

Persyaratan 4 – 8 kg Tidak

memenuhi

Tidak

memenuhi Memenuhi Memenuhi

5. Data Uji Waktu Hancur Tablet Paracetamol Sebanyak 6 Tablet

Tabel 8. Data uji waktu hancur

Pengukuran

Uji Waktu Hancur (menit)

F1 F2 F3 F4

(pembanding)

1 21.43 05.42 01.00 00.35.48

2 22.12 07.31 01.02 00.38.81

3 >25 08.55 01.21 00.45.95

4 >25 10.12 01.28 00.50.48

5 >25 10.25 02.01 00.51.24

6 >25 11.33 03.19 00.52.95

Rata-rata >25 8.83 1.61 00.45.81

Syarat ≤ 15

menit

Tidak

memenuhi memenuhi Memenuhi Memenuhi

Page 14: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Keterangan :

F1 : Tablet Paracetamol dengan Bahan Pengikat Konsentrasi 20%

F2 : Tablet Paracetamol dengan Bahan Pengikat Konsentrasi 30%

F3 : Tablet Paracetamol dengan Bahan Pengikat Konsentrasi 35%

F4 : Tablet Paracetamol dengan Bahan Pengikat Konsentrasi 35%

sebagai pembanding dengan penambahan avicel.

B. Pembahasan

Pada penelitian ini sampel yang

digunakan adalah tablet Parasetamol, yang

dibuat sebanyak 100 tablet dengan bobot

tablet @350mg kemudian dicetak dengan

variasi bahan pengikat F1 20%, F2 30%,

F3 35% dan F4 35% sebagai pembanding

(dengan penambahan avicel)

menggunakan pati biji Alpukat sebagai

pengikat dengan metode granulasi basah.

Setelah itu dilakukan pengujian

diantaranya uji mutu fisik tablet yaitu uji

keseragaman ukuran, uji keseragaman

bobot, uji keregasan, uji kekerasan dan uji

waktu hancur. Adapun sebelum tabletasi

juga dilakukan pengujian granul meliputi

uji kadar air, uji daya alir, uji Bj

sebenarnya, Bj nyata dan uji porositas. Hal

ini dilakukan karena pengujian tersebut

merupakan salah satu parameter kualitas

tablet.

Data hasil uji keseragaman

ukuran dan keseragaman bobot

menunjukkan semua formulasi telah

memenuhi persyaratan, dimana pada uji

keseragaman ukuran diameter tablet tidak

kurang 11/3 tebal tablet dan tidak lebih dari

3 x tebal tablet, dan untuk uji keseragaman

bobot tidak lebih dari 2 tablet yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata

dari kolom A dan tidak ada satupun tablet

yang menyimpang bobotnya dari bobot

kolom B.

Data hasil uji keregasan,

diperoleh F2 25.8%, F3 21%, dan F4

0.49%. Data pada konsentrasi F2 dan F3

menunjukkan bahwa formulasi tersebut

belum berhasil dalam mengikat tablet,

karena tablet dinyatakan memenuhi syarat

jika kehilangan bobot tidak lebih dari 1%

(Voight, 1994). Adapun juga pada

konsentrasi F1 tidak memenuhi

persyaratan uji keregasan tablet karena

pada saat pengujian, tablet mengalami

splitting yaitu lepasnya lapisan tipis dari

permukaan tablet terutama pada bagian

tengah dan capping yaitu melepasnya

tablet pada bagian atas. Tidak berhasilnya

formulasi tersebut dikarenakan konsentrasi

pengikat dalam pati biji Alpukat belum

mampu mengikat tablet dengan baik.

Adapun hasil berbeda ditunjukkan pada

konsentrasi F4 sebagai pembanding

dengan penambahan Avicel yaitu 0.49%

dan formulasi tersebut dinyatakan berhasil

karena bobotnya tidak lebih dari 1%.

Berhasilnya formulasi tersebut

dikarenakan adanya bantuan Avicel dalam

mengikat tablet. Avicel sendiri memiliki

fungsi sebagai pengikat, penghancur

sekaligus pengisi.

Data hasil uji kekerasan

diperoleh konsentrasi F1 3.16kg, F2

3.33kg, F3 4.75kg, dan F4 5.16kg.

Adapun persyaratan kekerasan tablet

adalah 4-8kg/cm2 (Lachman, 1994). Hasil

uji kekerasan pada konsentrasi F1 dan F2

tidak memenuhi persyaratan karena

memiliki bobot di bawah 4kg/cm2.

Sedangkan pada konsentrasi F3 dan F4

dapat memenuhi persyaratan kekerasan

suatu tablet. Adapun pada konsentrasi F4

sebagai pembanding dengan penambahan

avicel menunjukkan hasil yang lebih baik

dari konsentrasi F3, hal ini dikarenakan

adanya pengaruh penambahan Avicel.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kekerasan tablet adalah tekanan kompressi

dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan

ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan

pengempaan. Semakin besar tekanan yang

diberikan saat penabletan akan

meningkatkan kekerasan tablet.

Page 15: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Data hasil uji waktu hancur

diperoleh formulasi konsentrasi F2

8.83menit, F3 1.61menit, dan F4

0.45menit. Hasil data tersebut

menunjukkan bahwa pada konsentrasi F2

dan F3 pati biji Alpukat telah memenuhi

persyaratan waktu hancur yang tercantum

dalam Farmakope Indonesia yaitu dimana

waktu yang diperlukan untuk

menghancurkan tablet tidak lebih dari 15

menit, sedangkan pada konsentrasi F4

sebagai pembanding memiliki waktu

hancur yang lebih cepat, hal ini

dikarenakan adanya penambahan Avicel

yang juga berfungsi sebagai penghancur.

Adapun hasil data pada konsentrasi F1

belum memenuhi persyaratan waktu

hancur.

Adapun perbedaan hasil pada

setiap pengujian sebagai berikut ; pada

konsentrasi F2 telah memenuhi

persyaratan uji waktu hancur dan tidak

memenuhi persyaratan uji keregasan dan

kekerasan, hal ini dikarenakan tablet

tergolong rapuh sehingga pada saat

terkena air tablet dapat larut dan tidak

memerlukan waktu yang lama. Hasil

pada konsentrasi F3 telah memenuhi

persyaratan uji kekerasan dan waktu

hancur namun tidak memenuhi pada uji

keregasan, hal ini dikarenakan kandungan

amilosa biji Alpukat pada konsentrasi ini

belum mampu mengikat tablet dengan

baik. Adapun kekerasannya memenuhi

persyaratan dikarenakan besarnya tekanan

yang diberikan pada saat penabletan, dan

pada uji waktu hancur memiliki waktu

yang cepat dikarenakan adanya pengaruh

amilopektin sebagai penghancur. Adapun

hasil pada semua konsentrasi (F1, F2, F3)

belum memenuhi persyaratan disebabkan

pada pati masih mengandung senyawa

lainnya seperti amilopektin dan

sebagainya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa kandungan Amilosa

pati biji Alpukat pada konsentrasi F1, F2,

dan F3 belum memenuhi persyaratan uji

mutu fisik suatu tablet.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, demi

mengoptimalkan hasil yang akan diperoleh

dalam pembuatan tablet disarankan untuk

menarik senyawa murni dari biji Alpukat

seperti Amilosa sebagai pengikat dan

Amilopektin sebagai penghancur.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk

Sediaan Farmasi, Edisi keempat,

Universitas Indonesia Press,

Jakarta, 263, 264, 266, 269

Alache, J.M., Hermann,Guyot, A.M.,

1982, Biofarmasi, Edisi II,

Terjemahan Galenica 2

Biopharmacie oleh Widji

Soerati, 1993, Airlangga

University Press, Surabaya, 301,

303

Connors,K.A., Amidon, G.L., Stella, V.J.,

1986, Stabilitas Kimiawi Sediaan

Farmasi, Edisi II, Jakarta, Jhon

willey and Sons, 200-201.

Departemen Kesehatan Republik

Indonesia ,1995, Farmakope

Indonesia, Edisi IV. Direktorat

Jenderal POM., Jakarta. 488-489,

515-516, 649, 771-772.

Gad, S.C., 2008, Pharmaceutical

Manufacturing Handbook

Production and Processes, John

Wiley & Sons, Italy, 984-985,

986.

Page 16: ISSN No. 0216 -2083 MEDIA FARMASIfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/hendrajournal/ALPUKAT.pdfTABLET KHLORPHENIRAMINI MALEAS SEBAGAI OBAT TIDUR DI KELURAHAN TUMAMPUA KABUPATEN PANGKEP

Gaud, R.S., Yadav, A.V., Yeole, P.G.,

Gokhale, S.B., 2008,

Pharmaceutics, Thenth Edition,

CRC Press, Nirali Prakashan,

256-257, 411

Gibson, G.G., Skett,P., 2006, Pengantar

Metabolisme Obat, Penerjemah:

Iis Aisyah, Penerbit EGC, Jakarta,

295-296.

Harmita, A.A.Kd., Hayun, Harahap,Y.,

2008,Buku Ajar Kimia

Medisinal, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, 20-21.

http://id.wikipedia.org/wiki/Apokat

Kurniawan, D.W., Sulaiman, T.N.S., 2009.

Teknologi Farmasi, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 21-22.

Lachman, L., H.A.Lieberman,1994, Teori

dan Praktek Farmasi Industri,

Edisi II, Terjemahan The Theory

and Practise of Industrial

Pharmacy oleh S Suyatmi,

University Indonesia Press,

Jakarta, 653, 655-656, 686-687,

697, 702.

Mahato, R.I, Narang, A.S., 2011,

Pharmaceutical Dosage Forms

and Drug Delivery, CRC Press

Pharmacy Education Series,

France, 726,810

Parrot, E.L., 1971, Experimental

Pharmaceutical Technology,

Burgers publishing company, 60

Remington, P.J., 2005, Remington The

Science and Practice of

Pharmacy, 21 st Edition,

Lippincot Wiliams & Wilkins,

University of the Sciences in

Philadelphia, United States of

America, 215, 210

Rowe, C. R., Sheskey, J.Paul., Quinn,

E.M., 2009, Handbook

Pharmaceutical Excipients,

Sixth Edition, Pharmaceutical

Press and American Pharmacist

Association, Italy, 119-120, 365-

366, 404-405, 687-689, 729.

Syamsuni, Syarief, R.Winny, 2005,

Farmasetika Dasar & Hitungan

Farmasi, EGC Penerbit Buku

Kedokteran, Jakarta, 78-79

Universitas Gadjah Mada Program

Pascasarjana, 2000, Sains

Kesehatan Berkala, Universitas

Gadja Mada, Yogyakarta.

Voight,R., 1994. Buku Pelajaran

Teknologi Farmasi, Gadjah

Mada University Press,

Yogyakarta, 199-201

Widjajanti, V.N., 2009, Obat-obatan,

Kanisius, Yogyakarta.