issn - jurnal agroforestri · pdf filephilipus j. kastanya, senawi, ambar kusumandari jurnal...

11
PENDAHULUAN Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) di dalam pengelolaannya bertujuan untuk mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia ISSN : 1907-7556 ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENATAAN KAWASAN DAS MEDE Ds KABUPATEN HALMAHERA UTARA Philipus J. Kastanya 1) , Senawi 2) , Ambar Kusumandari 3) . 1) Dosen Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo 2) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada 3) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK DAS Mede Ds merupakan salah satu DAS yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, yang diyakini telah mengalami degradasi lahan akibat pemanfaatan lahan tidak didasarkan pada kemampuan lahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini pada prinsipnya adalah untuk menghasilkan arahan untuk penataan kawasan sesuai kemampuan lahannya di DAS Mede Ds. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui : (1) Kajian kemampuan lahan dan faktor pembatasnya, (2), Arahan penataan kawasan. Hasil analisis menunjukan bahwa lahan DAS Mede Ds didominasi oleh : erosi kelas sedang sampai berat, lereng bertopografi agak curam, permeabilitas agak lambat dan jenis tanah yang agak peka sampai sangat peka terhadap erosi. DAS Mede Ds memiliki kemampuan lahan III-VIII, dan didominasi oleh lahan dengan kelas kemampuan lahan IV yang memiliki faktor pembatas erosi dan lereng dengan garapan terbatas, dan telah mengalami degradasi. Hasil arahan penataan kawasan menunjukan, penggunaan lahan yang dipertahankan 7.566,29 Ha (61,61 %) dan yang diarahkan sesuai kemampuan lahan 4.714,08 (38,39 %). Kata kunci : kemampuan lahan, arahan penataan kawasan, arahan rehabilitasi lahan. ABSTRACT Mede Ds watershed is one of the watershed located in North Halmahera, which is believed to have suffered degradation due to land use is not based on the ability of the existing land. The purpose of this study was principally to generate referrals for structuring the area, according to the capability of land in the watershed Mede Ds. Processing techniques and data analysis was done through: (1) study the land capability and the limiting factors, (2), Referral arrangement of regions. The results of the analysis showed that the watershed lands dominated by Mede Ds: moderate to severe erosion class, the topography is rather steep slope, permeability is rather slow and the type of soil that is somewhat sensitive to very sensitive to erosion. Mede Ds watershed has the ability to land III-VIII, and is dominated by land with land capability class IV which has a limiting factor and slope erosion with limited arable, and has been degraded. The results show the referrals regions structuring, land use is maintained 7566.29 ha (61.61 %) and are converted according to land capability 4714.08 (38.39 %). Keywords: land capability, referrals regions structuring, land rehabilitation referrals.

Upload: hangoc

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

PENDAHULUANKawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) di

dalam pengelolaannya bertujuan untuk mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya

alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia

ISSN : 1907-7556ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN

PENATAAN KAWASAN DAS MEDE Ds KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Philipus J. Kastanya1), Senawi2), Ambar Kusumandari3).

1) Dosen Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo2) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada3) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

DAS Mede Ds merupakan salah satu DAS yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, yang diyakini telah mengalami degradasi lahan akibat pemanfaatan lahan tidak didasarkan pada kemampuan lahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini pada prinsipnya adalah untuk menghasilkan arahan untuk penataan kawasan sesuai kemampuan lahannya di DAS Mede Ds.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui : (1) Kajian kemampuan lahan dan faktor pembatasnya, (2), Arahan penataan kawasan. Hasil analisis menunjukan bahwa lahan DAS Mede Ds didominasi oleh : erosi kelas sedang sampai berat, lereng bertopografi agak curam, permeabilitas agak lambat dan jenis tanah yang agak peka sampai sangat peka terhadap erosi. DAS Mede Ds memiliki kemampuan lahan III-VIII, dan didominasi oleh lahan dengan kelas kemampuan lahan IV yang memiliki faktor pembatas erosi dan lereng dengan garapan terbatas, dan telah mengalami degradasi. Hasil arahan penataan kawasan menunjukan, penggunaan lahan yang dipertahankan 7.566,29 Ha (61,61 %) dan yang diarahkan sesuai kemampuan lahan 4.714,08 (38,39 %). Kata kunci : kemampuan lahan, arahan penataan kawasan, arahan rehabilitasi

lahan.

ABSTRACT

Mede Ds watershed is one of the watershed located in North Halmahera, which is believed to have suffered degradation due to land use is not based on the ability of the existing land. The purpose of this study was principally to generate referrals for structuring the area, according to the capability of land in the watershed Mede Ds.Processing techniques and data analysis was done through: (1) study the land capability and the limiting factors, (2), Referral arrangement of regions. The results of the analysis showed that the watershed lands dominated by Mede Ds: moderate to severe erosion class, the topography is rather steep slope, permeability is rather slow and the type of soil that is somewhat sensitive to very sensitive to erosion. Mede Ds watershed has the ability to land III-VIII, and is dominated by land with land capability class IV which has a limiting factor and slope erosion with limited arable, and has been degraded. The results show the referrals regions structuring, land use is maintained 7566.29 ha (61.61 %) and are converted according to land capability 4714.08 (38.39 %). Keywords: land capability, referrals regions structuring, land rehabilitation

referrals.

Page 2: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penataan Kawasan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

secara berkelanjutan. Kawasan DAS dalam pengelolaannya sangat dipengaruhi oleh karakteristik DAS yang meliputi faktor lahan serta vegetasi dan penggunaan lahan. Karakteristik DAS menunjukan faktor-faktor yang menjadi pembatas kemampuan lahan terhadap kegiatan pemanfaatan lahan yang akan dilaksanakan.

Analisis kemampuan lahan bertujuan mengetahui karakteristik lahan di dalam kawasan DAS dan menentukan penggunaan lahan beserta pengelolaannya yang tepat sehingga dapat dicapai produktivitas yang optimal atau sedikit menimbulkan degradasi lahan. Hasil analisa tersebut juga menjadi bahan untuk mengevaluasi penggunaan lahan suatu kawasan dan dapat menjadi parameter dalam arahan penataan kawasan dan rehabilitasi lahan, sehingga pemanfaatan lahan dapat diarahkan secara optimal namun meminimalisai kerusakan bahkan memperbaiki kondisi kawasan yang telah rusak.

Kondisi DAS Mede Ds di Halmahera Utara saat ini cukup memprihatinkan, karena penggunaan lahan dan pengelolaannya yang terus berkembang belum didasarkan pada kondisi kemampuan lahan yang ada. Hal ini disebabkan belumadanya informasi spasial maupun deskripsi terkait kemampuan lahan DAS Mede Ds. Dasar pemilihan ini juga terkait dengan konversi lahan hutan yang terjadi sangat cepat pada DAS Mede Ds dan adanya aktivitas lain di dalam kawasan hutan (seperti berkebun dan berburu), yang berdampak pada pembukaan vegetasi penutup tanah dan pembukaan akses ke hutan, termasuk pada hutan lindung. Gambaran wilayah DAS Mede Ds saat ini yaitu terdapat kota yang merupakan ibu kota kabupaten, dengan arah pengembangannya lebih mengarah ke hutan, memiliki dataran rendah ± 50%, terjadinya pengurangan luas hutan, dan kerusakan lingkungan di dalam kawasan DAS. Pemanfaatan lahan yang ada saat ini diindikasi tidak sesuai dengan kemampuan lahan yang ada sehingga perlu dilakukan penataan kawasan sesuai kemampuan lahan yang ada.

Dari gambaran di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan terkait dengan penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah kemampuan lahan di kawasan DAS Mede Ds; 2) Apakah penggunaan

lahan di DAS Mede Ds yang ada telah sesuai dengan fungsi kawasan dan kemampuan lahannya. Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah : Mengkaji karakteristik dan kemampuan lahan DAS Mede Ds; Mengkaji kesesuaian penggunaan lahan dengan fungsi kawasan dan kemampuan lahan DAS Mede Ds; Menentukan arahan penataan kawasan berdasarkan kemampuan lahan DAS Mede Ds.

METODOLOGI PENELITIAN

Pelaksanaan PenelitianPenelitian dilakukan di DAS Mede Ds

yang merupakan salah satu kawasan DAS di Kabupaten Halmahera Utara dengan luas ± 12.280,40 Ha, dan dan secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Tobelo Utara, Tobelo dan Tobelo Tengah (Gambar. 3.1). Batas DAS Mede Ds ditentukan dengan menggunakan citra SRTM dengan bentuk 3 dimensi dan peta kontur. DAS Mede Ds terletak di sebelah timur Kabupaten Halmahera Barat, antara 1041’30”LU-1048’33”LU dan 127052’35”BT-128001’45”BT.

Aspek Kajian PenelitianAspek kajian dalam penelitian ini meliputi:

karakteristik biogeofisik DAS dan gambaran erosi lahan; arahan fungsi kawasan dan kelas kemampuan lahan DAS; arahan penataan kawasan.

Bahan Penelitian dan Alat PenelitianBahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah : Peta dan data kemampuan lahan DAS Mede Ds, data erosi DAS Mede Ds, Peta satuan lahan DAS Mede Ds, Peta Kawasan Hutan dan Wilayah Tertentu Yang Ditunjuk Sebagai Kawasan Hutan di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Komputer Analisis berbasis Geographic Information System (GIS) dengan perangkat lunak : ArcGIS 10.0, ER-Mapper 6.4, ENVI 4.5, Software LCLP dan MS Excel. Global Positioning System (GPS). Peralatan lapangan untuk pengambilan sampel, dan Kamera digital.

Page 3: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Philipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

Cara Perolehan DataDalam memperoleh data penenlitian,

maka proses yang dilakukan adalah :Tahap Persiapan, meliputi : Studi atau

telaah pustaka dan orientasi lapangan untuk mempelajari secara umum daerah penelitian. Pengumpulan data sekunder meliputi data dasar (faktor pembatas kemampuan lahan), data degradasi lahan, data kawasan hutan sesuai fungsi dan data sekunder lainnya.Tabel 1. Kelas Kepekaan Erosi dan Luasannya di DAS

Mede Ds

No Nilai Kepekaan

Kelas Kepekaan

Luas (Ha)

1 0,00 – 0,10 Sangat Rendah 1.073,942 >0,10 – 0,20 Rendah 1.696,993 >0,20 – 0,32 Sedang 6.492,194 >0,32 – 0,43 Agak Tinggi 2.101,035 >0,43 – 0,55 Tinggi 916,25

Total Luas 12.280,40Sumber : Kastanya P.J, 2015.

Kedalaman tanah pada area penelitian tergolong dalam kelas kedalaman sedang (60-90 cm) dan dalam (> 90 cm). Kelas kedalaman sedang terdapat pada tanah-tanah Gleisol, Brown Forest, Andosol dan Regosol. Sedangkan untuk kelas kedalaman tanah tergolong dalam terdapat pada tanah Latosol.Tabel 2. Kelas Erosi dan Luasannya di Kawasan DAS

Mede Ds

Kode Kelas Erosi

Nilai Erosi(Ton/Ha/

Thn)

Luas

Ha %

e1 Ringan >0 – 15 2.515,33 20,48e2 Sedang >15 – 60 6.625,91 53,96e3 Agak

Berat>60 – 180 2.284,30 18,60

e5 Sangat Berat

> 480 854,87 6,96

Jumlah 12.280,40 100

Sumber : Kastanya P.J, 2015.Drainase (d). Tanah-tanah di kawasan

penelitian memiliki kelas drainase tanah dengan peredaran udara baik di daerah perakaran. Luas kelas drainase baik (d1) yaitu 304,49 Ha, sedangan kelas drainase agak baik 11.975,89 Ha.

Kerikil batuan tiap satuan lahan di DAS Mede Ds hampir tidak ditemukan. Namun pada alur sungai, banyak ditemukan kerikil hingga batuan lepas. Keberadaan kerikil dan batuan-

batuan ini diperkirakan berasal dari hulu sungai di lahan hutan. Berdasarkan kelas prosentase kerikil batuan, maka kelas prosentase tergolong kelas tanpa sampai sedikit (b0), yaitu persentasenya terhadap volume tanah antara 0-15%.

Ancaman banjir berdasarkan kelas ancaman di kawasan penelitian tergolong tidak pernah. Walaupun pada waktu-waktu tertentu (hari hujan) terjadi curah hujan yang cukup tinggi, namun hanya terjadi peningkatan debit air dan tidak mengancam keberadaan masyarakat. Berdasarkan kelas ancaman banjir, tergolong dalam kelas tidak pernah (O0), yaitu tidak pernah terjadi banjir untuk waktu lebih dari 24 jam selama setahun.

Luas lahan yang terdegradasi di DAS Mede Ds yaitu 7.173,11 Ha, dan yang tidak terdegradasi seluas 5.107,30 Ha.

Gambar 1. Peta Indeks Bahaya Erosi (IBE) DAS Mede Ds

Peta penggunaan lahan diperoleh melalui pengolahan data citra satelit Landsat 8 OLI tahun 2015.

Tahap Pekerjaan Penelitian Lapangan, meliputi :melakukan koreksi terhadap peta tentatif satuan lahan sesuai kondisi di lapangan, mengumpulkan data primer, melakukan pengamatan terhadap parameter-parameter kemampuan lahan.

Tahap Pekerjaan Pasca Penelitian Lapangan, meliputi : Analisis sifat fisik-kimia tanah meliputi : Re-interpretasi dan revisi peta satuan lahan; Pengolahan data spasial untuk pembuatan peta-peta pendukung analisis data dengan menggunakan software ArcGIS 10 diantaranya; Peta penggunaan lahan, peta tingkat

Page 4: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penataan Kawasan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

erosi, peta kemampuan lahan, dan peta arahan penataan kawasan DAS.

Cara Pengolahan DataArahan kawasan fungsi DAS didasarkan

pada Peta Kawasan Hutan dan Wilayah Tertentu Yang Ditunjuk Sebagai Kawasan Hutan di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013, yang pengelompokannya disesuaikan dengan Peraturan DIRJEN BPDAS dan Perhutanan Sosial No. P. 4/V-SET/2013.

Analisis kemampuan lahan dilakukan melalui penilaian parameter-parameter lahan yang menjadi faktor pembatas kemampuan lahan tersebut antara lain : kemiringan lereng, kepekaan erosi (erodibilitas), tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, prosentase batuan/kerikil serta ancaman banjir. Sistem klasifikasi dikembangkan oleh Departemen Pertanian AS (USDA) yang dimodifikasi oleh Senawi (2007), disajikan pada tabel 3.

Tabel 4. Penilaian Kesesuaian Penggunaan Lahan dan Kemampuan LahanKriteria Kode Keterangan

Penggunaan lahan sesuai dengan kelas kemampuan lahan 1 Bentuk penggunaan lahan aktual memiliki konversi nilai fungsi

pemanfaatan sesuai dengan kelas kemampuan lahannya.

Penggunaan lahan sesuai positif dengan kelas kemampuan lahan 2

Bentuk penggunaan lahan aktual memiliki konversi nilai fungsi tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan tetapi diyakini secara ekolo-gis justru lebih konservatif dari pada kelas kemampuan lahannya.

Penggunaan lahan sesuai negatif dengan kemampuan lahan 3

Bentuk penggunaan lahan aktual memiliki konversi nilaifungsi pe-manfaatan tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan dan diyakini secara ekologis kurang konservatif dari pada kelas kemampuan lahan sehingga berpotensi menimbulkan degradasi lahan.

Sumber : Senawi (2007)

Tabel 3. Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan (USDA) di Modifikasi

No Faktor PenghambatKelas Kemampuan Lahan

I II III IV V VI VII VIII1 Lereng Permukaan A A B C A D E E2 Kepekaan Erosi KE 1, KE 2 KE 3 KE 4, KE 5 KE 6 (*) (*) (*) (*)3 Tingkat Erosi e0 e1 e2 e3 (**) e4 e5 (*)4 Kedalaman Tanah k0 k1 k2 k2 (*) k3 (*) (*)5 Tekstur Tanah t1, t2, t3 t1, t2, t3 t1, t2, t3, t4 t1, t2, t3, t4 (*) t1, t2, t3, t4 t1, t2,

t3, t5t5

6 Permeabilitas P2, P3 P2, P3 P2, P3, P4 P2, P3, P4 P1 (*) (*) P57 Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (**) (**) d08 Kerikil Batuan b0 b0 b1 b2 b3 (*) (*) b49 Ancman Banjir O0 O1 O2 O3 O4 (**) (**) (*)

Sumber : Senawi. Dr (2007)Catatan :(*) : Dapat mempunyai sembarang sifat (**) : Tidak berlaku sebagai parameter

Analisis HasilSpasial Kemampuan Lahan bertujuan

untuk menghasilkan informasi kemampuan lahan dan faktor pembatasnya. Degradasi Lahan DAS Mede Ds berdasarkan pendapat Senawi (2007), bahwa dampak penggunaan lahan aktual terhadap erosi dan degradasi dikaji berdasarkan perbandingan nilai erosi tanah aktual (A) dan nilai erosi tanah yang dapat ditoleransi. Penggunaan lahan diyakini tidak akan menimbulkan degradasi lahan jika A < T (aman), sedangkan diyakini

menimbulkan degradasi lahan jika A > T (tidak aman). Degradasi lahan menunjukan menurunnya kualitas lahan akibat terjadinya erosi. Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Arahan Kawasan Fungsi DAS Mede Ds bertujuan untuk mengetahui sebaran dan luasan kesesuaian penggunaan lahan terhadap arahan kawasan fungsi. Kesesuaian Penggunaan Lahan Dan Kemampuan Lahan ditentukan berdasarkan kelas kemampuan lahan dan penggunaan lahan saat ini, menurut Senawi (2007).

Page 5: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Philipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

Arahan Penataan Kawasan dilakukan sesuai kriteria hubungan antara lahan yang dapat

dimanfaatkan dengan kemampuan lahan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Hubungan Potensi Lahan dan Kelas Kemampuan LahanNo Kelas Kemampuan Lahan Potensi Penggunaan Lahan1 I Semua bentuk penggunaan lahan2 II Semua bentuk penggunaan lahan kecuali Psi3 III Pti, Pit, Ptri, Pmk, Kht, Pkbi4 IV Pt, Ptri, Pmk, Kht, Pkbt5 V Ptri, Kht, Pkbst6 VI Ptrs, Kht7 VII Ptrt, Kht, Kons8 VIII HL

Sumber : Arsyad (2006)Keterangan :

Psi : Pertanian sangat intensif Pkbi : Tanaman perkebunan intensifPti : Pertanian intensif Pkbt : Tanaman perkebunan terbatasPt : Pertanian terbatas Pkbst : Tanaman perkebunan sangat terbatasPit : Perikanan terbatas Ptri : Tanaman rerumputan intensifPmk: Pemukiman Ptrs : Tanaman rerumputan tidak intensifKht : Tanaman kehutanan Ptrt : Tanaman rerumputan terbatas ( dengan orientasi produksi) HL : Hutan Lindung.Kons: Area dengan tindakan konservasi khusus

Tabel 6. Kelas Penggunaan Lahan Kawasan DAS Mede Ds dan Luasannya

No Penggunaan Lahan

Faktor CP

Luas

Ha %

1 Hutan 0,01 2.346,50 19.11

2 Kebun Campuran 0,02 7.337,76 59.75

3 Tanaman Pangan 0,08 376,04 3.06

4 Permukiman 0,00 1.343,46 10.95

5 Semak 0,20 21,79 0.17

6 Lahan Terbuka 1,00 854,86 6.96

Jumlah 12.280,40 100

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spasial Kemampuan Lahan Kawasan DAS Mede Ds

Spasial kemampuan lahan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak LPCP, dan hasilnya yaitu kawasan DAS Mede Ds memiliki kelas kemampuan lahan (KL) yang beragam, terdiri dari 6 kelas meliputi kelas kemampuan lahan : III dengan luas 2.443,78 Ha, IV dengan luas 3.982,93 Ha, V dengan luas 2.829,92 Ha, VI dengan luas 1.247,13 Ha, VII dengan luas 921,74 Ha, dan VIII dengan luas 854,87 Ha. Masing–masing KL, ada yang memiliki kesamaan faktor pembatas, namun ada juga yang berbeda. Faktor pembatas kemampuan lahan yang ada di DAS Mede Ds, dimulai dari yang paling mudah

diatasi yaitu erosi (e), permeabilitas (P), dan kemiringan lereng (L).

Gambar 2. Peta Sebaran Kelas Kemampuan Lahan di DAS Mede Ds

Berdasarkan sebaran faktor pembatas, kelas kemampuan lahan (KL) III memiliki faktor pembatas erosi (e) dengan luas 1.046,18 Ha, erosi (e) - lereng (L) dengan luas 1.397,60 Ha. KL IV memiliki faktor pembatas erosi (e) dengan luas 2.065,59 Ha, lereng (g) 247,83 Ha dan erosi (e) - lereng (L) 1.669,51 Ha. KL V memiliki faktor pembatas permeabilitas (P) dengan luas 2.829,92 Ha. KL VI memiliki faktor pembatas lereng (L) dengan luas 1.247,13 Ha. Kelas VII memiliki faktor pembatas lereng (L) dengan luas 921,74 Ha. KL VIII memiliki faktor pembatas erosi (e) dengan luas 854,90 Ha. Sebaran kelas

Page 6: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penataan Kawasan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

kemampuan lahan di DAS Mede Ds dapat ditunjukan pada gambar. 3.

Gambar 3. Peta Sebaran Kelas Kemampuan Lahan dan Faktor Pembatasnya DAS Mede Ds.

Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual Dengan Kawasan Fungsi

Penggunaan lahan aktual dievaluasi kesesuaian spasialnya dengan arahan fungsi kawasan di dasarkan pada karakteristik DAS. Secara ekologis, masing-masing penggunaan lahan memiliki sikap merespon air hujan dan kemampuan mengendalikan erosi tanah (Senawi,

2007). Kesesuaian penggunaan lahan dan arahan fungsi kawasan dapat dilihat pada tabel 7.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan yang sesuai dengan fungsi kawasan memiliki luas 7.891,70 (64,26%), sedangkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan memiliki luas 4.388,70 Ha (35,74%). Kesesuaian penggunaan lahan dengan fungsi kawasan dapat ditunjukan juga pada gambar 4.

Gambar 4. Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan Fungsi Kawasan pada DAS Mede Ds

Tabel 7. Kesesuaian Penggunaan Lahan dan Arahan Fungsi Kawasan DAS Mede Ds beserta Luasannya

No Kawasan FungsiKesesuaian

Luas Sesuai Luas Tidak SesuaiHa % Ha %

1 Hutan Lindung- Hutan- Kebun Campur- Lahan Terbuka

1.885,85--

58,69--

-472,76854,86

-14,7126,60

Total HL 1.885,85 58,69 1.327,62 41,312 Kawasan Lindung di

Luar Kawasan Hutan- Hutan- Kebun Campur- Tanaman Pangan

440,74--

12,67--

-3.039,29

0,01

-87,330,00

Total KLLKH 440,74 12,67 3.039,30 87,333 Kawasan Budidaya

- Hutan- Kebun Campur- Tanaman Pangan- Permukiman- Semak

19,913.825,70376,04

1.343,46-

0,3668,486,73

24,05-

----

21,79

----

0,39Total KB 5.565,11 99,62 21,79 0,39Jumlah 7.891,70 64,26 4.388,70 35,74

Page 7: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Philipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual Dengan Kemampuan Lahan

Kesesuaian penggunaan lahan aktual dengan kemampuan lahan bertujuan untuk mengetahui keseusian sebaran penggunaan lahan di DAS Mede Ds terhadap kemampuan

lahannya, apakah sesuai, sesuai positif (+) atau sesuai negatif (-). Berdasarkan hasil integrasi data penggunaan lahan dengan kemampuan lahan dan harkat Indeks Bahaya Erosi (IBE), maka diketahui sebaran dan luas kesesuaian seperti ditunjukan pada tabel 8. dan gambar 5.

Tabel 8. Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual dan Kemampuan Lahan DAS Mede Ds beserta Luasannya

No Kemampuan Lahan (KL)Luas Kesesuaian Penggunaan Lahan (Ha)

Faktor PembatasSesuai Sesuai (+) Sesuai (-)

1 KL : III- Hutan (Kht)- Kebun Campur (Pkbi)- Kebun Campur (Pkbi)

– IBE=S

42,27578,61

1.822,02

--

-

--

-

L, eL, e

L, eTotal KL : III 2.443,78 0 0 -

2 KL : IV- Hutan (Kht)- Kebun Campur (Pkbi)- Kebun Campur (Pkbi)

– IBE=S- Tanaman Pertanian (Pti)

– IBE=S- Tanaman Pertanian (Pti)

– IBE=T

95,48-

-

-

-

-152,35

-

-

-

--

3.359,72

327,19

48,19

LL

L, e

e

eTotal KL : IV 95,48 152,35 3.735,10

3 KL : V- Hutan (Kht)- Hutan – IBE=S- Kebun Campur (Pkbi)- Permukiman (Pmk)- Semak (Ptrs) – IBE=T

53,23637,00

---

--

774,431.343,47

-

----

21,79

PPPPP

Total KL : V 690,23 2.117,90 21,794 KL : VI

- Hutan (Kht)- Kebun Campur (Pkbi)- Kebun Campur (Pkbi)

– IBE=S

754,06-

-

-429,88

-

--

63,19

LL

LTotal KL : VI 754,06 429,88 63,19

5 KL : VII- Hutan (Kht)- Kebun Campur (Pkbi)- Kebun Campur (Pkbi)

– IBE=S

762,85-

-

-119,76

-

--

39,13

LL

LTotal KL : VII 762,85 119,76 39,13

6 KL : VIII- Lahan Terbuka (LT) - - 854,87 e

Total KL : VIII 0 0 854,87 -Jumlah 4.746,40 2.819,89 4.714,08 -

Keterangan :Kode : Kht, Pkbi, Pti, Ptrs, dapat dilihat pada keterangan Tabel 5.

Page 8: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penataan Kawasan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

Gambar 5. Kesesuaian Penggunaan Lahan dan Kemampuan Lahan DAS Mede Ds

Dengan demikian, luas penggunaan lahan pada kawasan DAS Mede Ds yang sesuai dengan kemampuan lahannya yaitu 4.746,40 Ha (38,65 %), sesuai positif (+) seluas 2.819,89 Ha (22,96 %) dan sesuai negatif (-) seluas 4.714,08 Ha (38,39 %). Berdasarkan tabel 7, sekitar 7.173,10 Ha lahan terdegradasi tersebar di kawasan DAS Mede Ds, terdiri dari lahan dengan sesuai negatif (-) dan lahan yang sesuai namun terindikasi mengalami degradasi, yaitu kebun campur pada KL III dan hutan pada KL IV.

Arahan Penataan KawasanArahan penataan kawasan bertujuan

untuk mengarahkan pola pemanfaatan lahan agar sesuai dengan kemampuan lahan yang ada di dalam kawasan, termasuk arahan untuk upaya memperbaiki lahan yang diyakini telah terdegradasi.

Penataan kawasan didasarkan pada tabel kriteria hubungan potensi lahan dan kelas kemampuan lahan. Spasial arahan penataan kawasan ditunjukan pada gambar 6 dan tabel

9.

Berdasarkan tabel, luas penggunaan lahan yang dipertahankan keberaadaannya di dalam kawasan DAS Mede Ds adalah 7.566,29 Ha (61,61 %), dan yang diarahkan untuk dikonversi sesuai dengan potensi dan kemampuan lahannya adalah 4.714,08 (38,39 %). Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa kawasan yang paling banyak mengalami perubahan fungsi dan sesuai negatif (-) terhadap kemampuan lahannya adalah kawasan lindung diluar kawasan hutan I (LKH-1 = HPT), yang pada prinsipnya harus berfungsi sebagai penyangga kawasan.

KESIMPULANBerdasarkan pada hasil penelitian

yang telah dilakukan di DAS Mede Ds, dapat disimpulkan bahwa :

Kelas kemampuan lahan (KL) yang tersebar di DAS Mede Ds terdiri dari kelas KL III-VIII, dengan faktor pembatas dari yang paling mudah diatasi adalah erosi (e), permeabilitas (p) dan lereng (L).

Kesesuaian penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan di DAS Mede Ds terdiri atas yang sesuai dengan kemampuan lahannya yaitu 4.746,40 Ha (38,65 %), sesuai positif (+) seluas 2.819,89 Ha (22,96 %) dan sesuai negatif (-) seluas 4.714,08 Ha (38,39 %).

Arahan penataan kawasan DAS Mede Ds menunjukan bahwa luas penggunaan lahan yang dipertahankan keberaadaannya di dalam kawasan adalah 7.566,29 Ha dan yang diarahkan sesuai potensi adalah 4.714,08 Ha. Sesuai arahan penataan, luas lahan yang dapat digarap secara intensif (KL : III) yaitu 1.929,68 Ha, dan yang dapat digarap secara terbatas (KL : IV ) yaitu 1.869,11Ha, dan lahan cadangan dengan KL:III pada HPT seluas 471,81 Ha.

Gambar 6. Peta Arahan Penataan Kawasan DAS Mede Ds

Page 9: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Philipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

Tabel 9. Arahan Penataan Kawasan Fungsi DAS Mede Ds.

No Kemampuan Lahan (KL) Luas Kesesuaian Penggunaan Lahan (Ha)

Faktor Pembatas Sesuai Sesuai (+) Sesuai (-)

1 KL : III - Hutan (Kht) - Kebun Campur (Pkbi) - Kebun Campur (Pkbi) – IBE=S

42,27 578,61

1.822,02

- - -

- - -

L, e L, e L, e

Total KL : III 2.443,78 0 0 -

2 KL : IV - Hutan (Kht) - Kebun Campur (Pkbi) - Kebun Campur (Pkbi) – IBE=S - Tanaman Pertanian (Pti) – IBE=S - Tanaman Pertanian (Pti) – IBE=T

95,48

- - - -

-

152,35 - - -

- -

3.359,72 327,19 48,19

L L

L, e e e

Total KL : IV 95,48 152,35 3.735,10

3 KL : V - Hutan (Kht) - Hutan – IBE=S - Kebun Campur (Pkbi) - Permukiman (Pmk) - Semak (Ptrs) – IBE=T

53,23 637,00

- - -

- -

774,43 1.343,47

-

- - - -

21,79

P P P P P

Total KL : V 690,23 2.117,90 21,79

4 KL : VI - Hutan (Kht) - Kebun Campur (Pkbi) - Kebun Campur (Pkbi) – IBE=S

754,06

- -

-

429,88 -

- -

63,19

L L L

Total KL : VI 754,06 429,88 63,19

5 KL : VII - Hutan (Kht) - Kebun Campur (Pkbi) - Kebun Campur (Pkbi) – IBE=S

762,85

- -

-

119,76 -

- -

39,13

L L L

Total KL : VII 762,85 119,76 39,13

6 KL : VIII - Lahan Terbuka (LT)

-

-

854,87

e

Total KL : VIII 0 0 854,87 -

Jumlah 4.746,40 2.819,89 4.714,08 -

Page 10: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penataan Kawasan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

10 Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016

DAFTAR PUSTAKAAsdakh, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Biswas A. K., 2010. Watershed Management. International Water Resources Association, Oxford, UK.

Krisnohadi A, 2011. Tekanan Penduduk dan Trend Perubahan Penggunaan Lahan Potensial untuk Pertanian di Kota Singkawang Kalimantan Barat. Universitas Tanjungpura – Pontianak.

Limantara L. M., 2011. Optimization of Improvement and Management on Sumber Brantas Watershed, East Java, Indonesia. Brawijaya University – Malang.

MENHUT, 2009. Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS, SK Nomor: P.32/MENHUT-II/2009. Jakarta.

MENTAN, 1980. Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung, SK No. 837/Kpts/Um/11/1980; SK No. 683/Kpts/Um/8/1981 Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi.

Mustafa M., Ahmad A, Ansar M, Syafiuddin M., 2012. Dasar Ilmu Tanah. Universitas Hassanudin – Makasar.

Notohadiprawiro T, 1991. Kemampuan dan Kesesuian Lahan. Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta.

Potschin M., 2009. Catchment planning and the Ecosystems Approach (Progress towards application). Centre for Environmental Management School of Geography, University of Nottingham.

Purwadhi, S.H dan Sanjoto T. B., 2007. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. LAPAN.Jakarta.

Pusparini N., Bisri M., Ernawati J., 2012. Perencanaan Ruang Berbasis Kemampuan Lahan Di Sub Das Brantas Hulu. Universitas Brawijaya-Malang.

Senawi, 1999. Evaluasi dan Tata Guna Lahan. Fakultas Kehutanan UGM.

Senawi, 2011. Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual dan Arahan Fungsi Kawasan dan Kemampuan Lahan DAS Serang Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Kehutanan UGM.

Sitanggang, G. 1998, Pengenalan Teknologi Penginderaan Jauh dan Aplikasinya, LAPAN. Jakarta.

Suharsimi A, 1998. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid I dan II (cetakan kedua). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Fakultas Geografi, UGM. Yogyakarta.

Wahyuningrum N., Nugroho C., Wardoyo, Harjadi B., Savitri E., Sudimin, Sudirman., 2003. Klasifikasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan. Info DAS Surakarta.

Wijayanto Y, 2013. Evaluasi Sumber Daya Lahan Dengan Sistem Informasi Geografis. Univeristas Jember.

Page 11: ISSN - Jurnal Agroforestri · PDF filePhilipus J. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Cara Perolehan Data Dalam memperoleh data penenlitian,

Kualitas Briket Arang Sebagai Bahan Bakar Alternatif Berbahan Baku Limbah Tongkol Jagung Dan Bambu

�� Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016