issn 0853 v i s i februari2017.pdfissn 0853 – 0203 stt no. 1541/sk/ditjen ppg/stt/1990 v i s i...

189
ISSN 0853 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG Studi Subtitusi Terigu Dengan Pasta Pisang Awak (Musa paradisiaca var.awak) Pada Pembuatan Mi Basah Hotman Manurung 1) dan Rosnawyta Simanjuntak 2) Kaji Eksperimental Pendingin Air Minum Dengan Volume 3 Liter Pada Sistem Refigerasi Pada Temperatur 5 0 C Parulian Siagian 1) Waldemar Naibaho 2) Meiman Jaya Harefa 3) The Effect Of Semantic Mapping Startegy On Students Reading Comprehension At The Third Semester Of English Department Students Nenni Triana Sinaga Analisis Umpasa Pada Upacara Adat Perkawinan Batak Toba Ditinjau Dari Segi Antropolinguistik Roselyn Nainggolan 1) dan Harmita Novaria Panggabean 2) Analisa Logam Berat Pada Lindi Dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Mariana Br. Surbakti 1) dan Poltak Panjaitan 2) Strategi Pengembangan Komoditi Unggulan Pangan dan Buah Untuk Pasar Agroindustri di Kabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara Albina br. Ginting 1 ), Jongkers Tampubolon 2 ), Johndikson Aritonang 3 ) Sistem Integrasi Tanaman Semusim: Sawi, Kol dan Tomat dengan Ternak Babi di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Gerald P. Siahaan 1 ), Hotden L. Nainggolan 2 ) Johndikson Aritonang 3 ), Mangihut Hutapea 4 ) Pengaruh Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Bawang Merah(Allium cepa var. ascalonicum L.) Tumiur Gultom 1) dan Siska Panjaitan 2) Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Rimbun C. D. Sidabutar Implikasi Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Matakuliah Kewirausahaan Poltak Panjaitan 1) dan Mariana Br. Surbakti 2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Rujak Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung Mei Hotma Mariati Munte Majalah Ilmiah Universitas HKBP Nommensen

Upload: others

Post on 01-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

ISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

V I S IVolume 25 Nomor 1 Pebruari 2017

Benarkah Saya Tidak HamilDr. Leo Simanjuntak, SpOG

Studi Subtitusi Terigu Dengan Pasta Pisang Awak(Musa paradisiaca var.awak) Pada Pembuatan Mi Basah

Hotman Manurung1) dan Rosnawyta Simanjuntak2)

Kaji Eksperimental Pendingin Air Minum Dengan Volume 3 LiterPada Sistem Refigerasi Pada Temperatur 50C

Parulian Siagian1) Waldemar Naibaho2) Meiman Jaya Harefa3)

The Effect Of Semantic Mapping Startegy On Students Reading ComprehensionAt The Third Semester Of English Department Students

Nenni Triana SinagaAnalisis Umpasa Pada Upacara Adat Perkawinan Batak Toba

Ditinjau Dari Segi AntropolinguistikRoselyn Nainggolan1) dan Harmita Novaria Panggabean2)

Analisa Logam Berat Pada Lindi DariTempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang

Mariana Br. Surbakti1) dan Poltak Panjaitan2)

Strategi Pengembangan Komoditi Unggulan Pangan dan Buah Untuk Pasar Agroindustri diKabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara

Albina br. Ginting1), Jongkers Tampubolon 2), Johndikson Aritonang 3)Sistem Integrasi Tanaman Semusim: Sawi, Kol dan Tomat dengan Ternak Babi

di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang HasundutanGerald P. Siahaan 1), Hotden L. Nainggolan 2) Johndikson Aritonang 3), Mangihut Hutapea 4)

Pengaruh Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan ProduksiTiga Varietas Bawang Merah(Allium cepa var. ascalonicum L.)

Tumiur Gultom1) dan Siska Panjaitan2)

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten SamosirRimbun C. D. Sidabutar

Implikasi Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar MahasiswaPada Matakuliah Kewirausahaan

Poltak Panjaitan1) dan Mariana Br. Surbakti2)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang RujakSimpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung

Mei Hotma Mariati Munte

Majalah IlmiahUniversitas HKBP Nommensen

Page 2: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

V I S IMajalah Ilmiah

Universitas HKBP Nommensen

Izin Penerbitan dari Departemen Penerangan Republik IndonesiaSTT No. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

7 Pebruari 1990

Penerbit:Penasehat:

Pembina:

Ketua Pengarah:

Ketua Penyunting:

Anggota Penyunting:

Lay out:Tata Usaha:

Universitas HKBP NomensenKetua BPH YayasanRektorPembantu Rektor IPembantu Rektor IVKetua Lembaga Penelitian dan PengabdianMasyarakatProf.Dr.Monang Sitorus, M.Si

Prof.Dr. Monang Sitorus, M.SiIr. Rosnawyta Simanjuntak, MPDr. Richard Napitupulu, ST.,MTDr. Jadongan Sijabat, SE.,M.SiJunita Batubara, S.Sn.,M.Sn.,PhDProf. Dr. Hasan Sitorus, MSDr. Budiman Sinaga, SH.,MHDr. Sondang Manik, M.HumAlida Simanjuntak, S.PdRonauli Panjaitan, A.Md

Alamat Redaksi:

Majalah Ilmiah “VISI”Universitas HKBP NommensenJalan Sutomo No.4A Medan 20234

Sumatera Utara – Medan

Majalah ini diterbitkan tiga kali setahun: Pebruari, Juni dan OktoberBiaya langganan satu tahun untuk wilayah Indonesia

Rp 30.000 dan US$ 5 untuk pelanggan luar negeri (tidak termasuk ongkos kirim)Biaya langganan dikirim dengan pos wesel, yang ditujukan kepada Pimimpin Redaksi

Petunjuk penulisan naskah dicantumkan pada halaman dalamSampul belakang majalah iniE-mail : visi @ yahoo.co.id

Page 3: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

ISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

____ ___________________________________________VISIVolume 25 Nomor 1 Pebruari 2017____________________________________________________________________________________________

dr. Leo Simanjuntak,SpOG

Hotman Manurung1) danRosnawyta Simanjuntak2

Parulian Siagian1)

Waldemar Naibaho2)

Meiman Jaya Harefa3)

Nenni Triana Sinaga

Roselyn Nainggolan1)

dan Harmita NovariaPanggabean2)

Mariana Br. Surbakti1)

dan Poltak Panjaitan2)

Albina br. Ginting1),Jongkers Tampubolon 2),Johndikson Aritonang 3)

Gerald P. Siahaan 1),Hotden L. Nainggolan 2)Johndikson Aritonang 3),Mangihut Hutapea 4)

Tumiur Gultom1) danSiska Panjaitan2)

Rimbun C. D. Sidabutar

Poltak Panjaitan1) danMariana Br. Surbakti2)

Mei Hotma Mariati

Munte

Benarkah Saya Tidak Hamil

Studi Subtitusi Terigu Dengan Pasta PisangAwak(Musa paradisiaca var.awak) PadaPembuatan Mi Basah

Kaji Eksperimental Pendingin Air Minum DenganVolume 3 Liter Pada Sistem Refigerasi PadaTemperatur 50C

The Effect Of Semantic Mapping Startegy OnStudents Reading Comprehension At The ThirdSemester Of English Department Students

Analisis Umpasa Pada Upacara Adat PerkawinanBatak TobaDitinjau Dari Segi Antropolinguistik

Analisa Logam Berat Pada Lindi Dari TempatPembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang

Strategi Pengembangan Komoditi UnggulanPangan dan Buah Untuk Pasar Agroindustri diKabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara

Sistem Integrasi Tanaman Semusim: Sawi, Kol danTomat dengan Ternak Babi di KecamatanParanginan Kabupaten Humbang Hasundutan

Pengaruh Frekuensi Penyiraman terhadapPertumbuhan dan ProduksiTiga Varietas Bawang Merah(Allium cepa var.ascalonicum L.)

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

Implikasi Penerapan Model PembelajaranDemonstrasi Terhadap Prestasi Belajar MahasiswaPada Matakuliah Kewirausahaan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Rujak Simpang Jodoh Pasar TujuhTembung

2834-2842

2843-2851

2852-2874

2876-2889

2890-2909

2910-2918

2919-2940

2941-2954

2955-2965

2966-2985

2986-2999

3000-3019

Majalah IlmiahUniversitas HKBP Nommensen

Page 4: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh kasih dan ridhoNya majalah ilmiahUniversitas HKBP Nommensen “VISI” Volume 25, Nomor 1, Pebruari 2017 dapat terbit.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Saudara yang telahmengirimkan artikel untuk dimuat di majalah ini. Dalam rangka pengembangan kualitastulisan dan penerbitan serta terjalinnya komunikasi dalam pertukaran informasi ilmiah, kamiakan senang hati apabila Saudara berkenan memberikan masukan dan mengirimkantulisannya untuk dimuat pada edisi selanjutnya.

Akhirnya, kami berharap semoga tulisan-tulisan yang dimuat pada edisi inibermanfaat bagi para pembaca.

Pro Deo et PatriaRedaksi

Page 5: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

Majalah Ilmiah “Visi”, UHN adalah salah satu sarana/media bagi ilmuan dalam menyebarluaskanilmu pengetahuan, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun untuk kepentinganpembangunan secara umum. Redaksi mengundang ilmuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuanuntuk berperan serta dalam mengisi majalah ini. Naskah yang dikirim ke redaksi ditulis mengikuti tata cara penulisan ilmiah yang baku secara

umum, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, dengan spesifikasi:- Ukuran kertas : A4 atau letter- Ketikan : 2 spasi- Jumlah halaman : maksimum 24 halaman, dan- Software : Microsoft Words

Format dan Pedoman PenulisanJudulNama PenulisAbstrak (maksimum ¾ halaman). Memuat tujuan, metode dan kesimpulan hasil penelitian,disertai kata kunci. Abstrak dalam bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia atausebaliknya.I. Pendahuluan (maks. 4 hal.), memuat latar belakang, masalah, tinjauan pustaka, tujuan dan

hipotesis (bila ada).II. Metodologi penelitian (maks. 3 hal), memuat tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat

atau objek penelitian, perlakuan (bila ada) dan metode (mis.: kriteria sampel, uji statistik).III. Hasil penelitian dan Pembahasan (maks. 12 halaman). Memuat hasil penelitian dan

kemukakan secara menarik dan mudah dimengerti, hindari tabel lampiran. Pembahasanmemuat interpretasi hasil yang didukung oleh tinjauan pustaka, dan bila perlu pembahasankelemahan dan kekuatan metode (penelitian) yang digunakan.

IV. Kesimpulan dan saran (maks. 2 halaman). Memuat kesimpulan yang relevan dengan juduldan saran (bila ada) yang relevan dengan penelitian.

Daftar Pustaka (maks. 2 halaman). Memuat daftar pustaka secara alfabetis dan hanya yang dikutipsaja, dengan susunan.

Untuk buku: nama belakang. Nama depan (tahun), Judul, kota tempat penerbitan. Penerbit.Untuk penerbitan periodikal: nama belakang, nama depan, (tahun). Judul tulisan, NamaPeriodikal, Vol. (nomor), nomor halaman.

Prosedur pengiriman naskah:- Kirimkan 1 (satu) eksemplar manuskrip naskah, file naskah dalam disket 31/2, serta riwayat

hidup penulis ke alamat Redaksi Majalah VISI UHN.- Naskah belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan pada media lain.- Naskah yang dikrim ke redaksi sepenuhnya menjadi milik redaksi.

Redaksi berwewenang menyunting artikel tanpa mengubah isi dan tujuannya.

Page 6: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2834ISSN 0853 - 0203

BENARKAH SAYA TIDAK HAMIL?

dr.Leo Simanjuntak, SpOG.Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan

Abstract.Pregnancy is usually an exiting time for expectant parents, but pregnancydoes not always end with anticipated baby.Pseudocyesis is a condition in which the patients has signs and symptompsof pregnancy exept for the confirmation of the presence of a fetus. Inpseudocyesis there is abdominal distention, enlargement of the breast, skinpigmentation, cessation of menses, morning sickness, nausea and vomiting.The exact causes still unknown, but suggested psychological factors play animportant role.Myths during pregnancy remain a problem in certain area in Indonesia,especially in rural and remote area.Key words: Pregnancy, Pseudocyesis, myths.

Pendahuluan.

Hasil pemeriksaan dokter terhadap Ny. I menyatakan bahwa Ny. Itidak hamil. Dapat dibayangkan betapa kagetnya keluarga mendengar hasilpemeriksaan tersebut. Selama ini mereka mengetahui Ny.I. sedang hamilbahkan sudah menginjak usia kehamilan 7 bulan. Dengan perut yangmembesar seperti itu apalagi busana hamil yang akhir-akhir inidikenakan,wajar kalau keluarga menyangsikan hasil pemeriksaan dokter.Ditambah lagi saat “hamil muda” Ny.I.juga mual-mual dan muntah-muntahbahkan mengidam. Yang lebih meyakinkan lagi bahwa Ny.I.menyangkaldapat haid selama 7 bulan. Tentulah dokter salah melakukan pemeriksaan,barangkali pendapat ini terlintas dalam pikiran mereka.

Pada kesempatan lain seorang ibu muda yang sedang “hamil” datangkepraktek dengan ditemani oleh suaminya. Dari pandangan pertama sayapunterkecoh melihat tampilan ibu itu dengan perut yang membesar serta busanahamil yang dikenakannya. Tentulah ibu ini sedang hamil pikirku. Denganceria si ibu menceriterakan kehamilannya yang pertama ini dan rencana akanmengadakan acara tujuh bulanan. Persiapan sudah dilakukan tinggalmenunggu hasil pemeriksaan dokter untuk memastikan tanggal pelaksanaan.Diluar perkiraan setelah dilakukan pemeriksaan USG dapat dipastikanternyata tidak hamil, tampak gambaran rahim berukuran normal dandidalamnya tidak terdapat kantong kehamilan apalagi janin. Dengan sangathati-hati kami sampaikan hasil pemeriksaan yang sangat “mengejutkan” itu.

Page 7: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2835ISSN 0853 - 0203

Dengan spontan si ibu berteriak sekuat-kuatnya sambil menangis, tidakmungkiiiiiiiiiiiin....tidak mungkiiiiin...... tidaaaaaak......dokter salah.....dokterpasti salah......saya tidak percaya... sehingga menimbulkan kegaduhan danmengundang perhatian pasien lain yang sedang menunggu giliran diruangtunggu. Berselang beberapa lama si ibu belum juga dapat menguasai diri dariketerkejutannya sehingga harus dibopong keluar dari ruangan periksa.

Kejadian seperti ini jamak dijumpai tentu juga oleh sejawat-sejawatyang lain. Sebagai dokter yang berkecimpung dalam bidang kebidanan dankandungan, sudah tentu paling bertanggungjawab memberikan solusi yangterbaik. Selain penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dialami olehpenderita, termasuk juga mengatasi kemungkinan adanya masalahkekurangsuburan pasangan suami isteri dan bahkan dampak psikologis yangdapat menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Bagi para petugaskesehatan lain yang bertugas dilini depan pelayanan kesehatan seperti bidandidesa agar dapat melakukan pemeriksaan kehamilan dengan benar dan tidaksemata-mata bergantung pada keluhan-keluhan subjektif yang sebenarnyatidak memastikan kehamilan.

Untuk menentukan seorang wanita hamil atau tidak, jelas bukansesuatu yang sulit. Sejak dahulu kala awam sudah hafal betul apabila seorangwanita mengeluh mual-mual atau muntah-muntah terutama pagi hari saatbangun tidur patut diduga wanita itu hamil. Sudah tentu hal ini tidak selalubenar karena tidak semua wanita hamil muda mengeluh mual-mual ataumuntah-muntah. Bahkan bisa terjadi keluhan-keluhan itu akibat penyakit lainyang sedang diderita jadi bukan karena hamil.

Perubahan-perubahan pada tubuh seorang wanita hamil dengan kasatmata antara lain adalah perut yang makin membesar. Lagi-lagi tanda inijelas-jelas tidak menjamin seorang wanita benar hamil. Perut yang membesardapat juga disebabkan jaringan lemak dinding perut yang tebal, atau ronggaperut berisi cairan berlebihan(ascites) atau karena tumor dalam rongga perutatau sebab lain. Pada Ny.I. hal yang pertamalah yang terjadi.

Pemeriksaan hormon kehamilan dalam air seni pagi hari juga denganmudah dapat dilakukan sendiri saat ini karena alat pemeriksaan tersediadiapotik dengan harga sangat terjangkau. Tetapi jangan lupa, pemeriksaaninipun tidaklah memastikan kehamilan. Hasil yang positip bisa jugadisebabkan oleh penyakit tertentu misalnya lupus eritemato-sus ataukeganasan seperti bronchogenic carcinoma.Ternyata Ny.I. sudah melakukanpemeriksaan ini dengan bantuan bidan. Tetapi penjelasan bidan tampaknyatidak cukup meyakinkannya. Sadar akan persoalan yang dihadapi, bidanmenyarankan dilakukan pemeriksaan USG.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) kebidanan saat ini bukanlahsesuatu yang sulit diperoleh bahkan sudah sampai ketingkat Puskesmasdisebagian daerah. Ditangan seorang yang ahli, pemeriksaan USG dapat

Page 8: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2836ISSN 0853 - 0203

memastikan kehamilan. Pada kehamilan yang berjalan normal, kantongkehamilan sudah harus terlihat pada usia kehamilan 5 minggu (35 hari) dandenyut jantung sudah harus terlihat setelah kehamilan 6 minggu dengan USGabdominal. Bagi Ny.I.dan juga keluarga terutama yang tidak turutmendengar penjelasan dokter, persoalan belum selesai. Bahkan setelahpulang dari praktek dokter, keluarga berkumpul membicarakan bagaimanaselanjutnya. Lalu terjadilah komunikasi lewat SMS seperti diatas. Prihatinakan situasi ini lantas kami berinisiatif menghubungi nomor dalam SMS tadiuntuk solusi lebih lanjut.

PseudocyesisBenarkah saya tidak hamil? Kalau tidak hamil lantas kenapa saya

seperti orang hamil? Kehamilan tentulah hal yang sangat menggembirakandan anugerah yang tak ternilai terutama bagi pasangan yang sudah lamamendambakan kehadiran anak sebagai buah cinta pernikahan mereka.Kehadiran anak akan membawa suasana baru dan harapan baru bagikeluarga. Sayangnya kehamilan tidak selalu berakhir dengan kabar baik yaitudengan lahirnya bayi yang sehat seperti yang didambakan. Dalam duniakedokteran dikenal istilah Pseudocyesis yang berarti kehamilan imagineratau kehamilan palsu atau spurious pregnancy. Kehamilan palsu adalahkondisi medis dimana seorang wanita memikirkan dirinya sedang hamilpadahal sesungguhnya tidak. Kondisi ini biasanya didapati pada wanitamenjelang usia menopause atau pada wanita yang sangat mendambakanketurunan seperti pasangan yang sudah lama menikah namun belumberketurunan, atau pasangan yang berada dibawah tekanan agar cepat-cepatberketurunan. Selain yang disebutkan diatas juga diperberat oleh pandanganadat yang menempatkan kehamilan bernilai tinggi dan melambangkan harkatdan martabat seorang wanita. Sehingga akhir-akhir ini pseudocyesisdianggap sebagai masalah psikologis. Setiap keluhan-keluhan yang terjadiakan dianggap sebagai tanda bahwa ia sedang hamil. Beberapa penelitiberpendapat bahwa kemiskinan, hubungan sosial yang tidak harmonis,pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dan tingkat pengetahuan yangrendah merupakan faktor pencetus kehamilan palsu.

Pseudocyesis sudah dikenal sejak dahulu kala. Hippocrates dianggapadalah orang pertama yang menulis tentang kondisi ini. Kasus pseudocyesisyang sangat terkenal adalah yang dialami Mary Tudor (1516 – 1558) ratuInggeris. Kejadian kehamilan palsu semakin berkurang seiring dengan alatpemeriksaan kehamilan yang semakin canggih dan semakin terjangkau.

Keluhan-keluhan subjektif wanita hamil dapat dijumpai padapenderita pseudocyesis disertai pembesaran perut, tidak dapat haid, bahkandapat merasakan “gerakan” janin yang sebenarnya hanya pergerakan ususatau gas dalam usus atau merupakan kontraksi otot-otot dinding perut. Tidak

Page 9: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2837ISSN 0853 - 0203

dapat haid tidak selalu disebabkan oleh kehamilan, sering diakibatkan olehgangguan hormonal seperti kadar hormon prolaktin yang meningkatmisalnya karena obat-obatan yang merangsang produksi hormon ini atau adatumor dalam kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon prolaktin.Hormon prolaktin juga akan menyebab-kan payudara membesar danmenghasilkan air susu walaupun tidak sedang hamil.

Seorang wanita dipastikan hamil apabila dijumpai (a).denyut jantungjanin,(b).ada gerakan janin yang dapat dirasakan oleh pemeriksa,(c).denganUSG tampak gambaran embrio atau janin. Dengan pemeriksaan yang telitidan sederhana dapat dipastikan bahwa wanita tersebut memang tidak hamil.Kesulitan bukan pada diagnosis tetapi adalah meyakinkan pasien dankeluarga bahwa memang tidak hamil. Tidak jarang dibutuhkan bantuanpsikiater. Penanganan pseudocyesis ditujukan kepada kondisi yangmendasarinya yaitu masalah psikologis sehingga dibutuhkan konsultasidengan psikolog atau bahkan psikiater. Terapi simptomatis ditujukanmengatasi keluhan yang timbul seperti mual-mual, tidak dapat haid dan lain-lain.Tanda dan Gejala Hamil Normal

Agar dapat mengenali kehamilan palsu terlebih dulu harus dikenalkehamilan yang normal. Seorang wanita diduga atau pasti sedangmengalami kehamilan bila terdapat beberapa tanda dan gejala atau telahmelakukan beberapa pemeriksaan seperti tes keberadaan hormon hCG padaurin atau darah dan pemeriksaan USG. Tanda-tanda presumtif ialahperubahan fisiologik pada ibu atau seorang perempuan yangmengindikasikan bahwa ia telah hamil. Tanda-tanda tidak pasti atau terdugahamil adalah perubahan anatomik dan fisiologik selain dari tanda-tandapresumtif yang dapat dideteksi pemeriksa. Tanda-tanda pasti kehamilanadalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan ataubayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa(misalnya denyut jantung janin, gambaran sonogram janin, dan gerakanjanin).Berikut ialah beberapa tanda dan gejala kehamilan :

Tanda-tanda Umum

Hiperemesis atau rasa mual dan muntah yang berlebihan merupakansalah satu tanda kehamilan. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormonalyang terjadi selama kehamilan. Hiperemesis digolongkan normal apabilaterjadinya tidak lebih dari trimester pertama. Gejala metabolik lain yangdialami oleh ibu hamil dalam trimester pertama adalah rasa lelah ataufatigue. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya Basal Metabolic Rate

Page 10: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2838ISSN 0853 - 0203

(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya aktivitasmetabolik produk kehamilan (janin) sesuai dengan berlanjutnya usiakehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama trimester pertama akanberangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi lebihsegar.

Amenore

Amenore adalah suatu kondisi dimana terjadi penghentian menstruasisecara mendadak pada wanita usia reproduksi normal yang sebelumnyamenjalani siklus menstruasi yang normal. Amenore merupakan penandapenting dalam prediksi terjadinya kehamilan, tetapi bukan merupakan tandapasti. Lamanya siklus menstruasi sangat beragam pada setiap wanita. Makadari itu, amenore bukan merupakan indikator kehamilan terpercaya hingga10 hari atau lebih setelah awal menstruasi yang seharusnya. Selain itu,amenore juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor hipofise,perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi, dan yang paling sering,gangguan emosional, terutama pada mereka yang tidak ingin hamil ataumalahan mereka yang ingin sekali hamil (dikenal dengan pseudocyesis atauhamil semu). Terkadang, perdarahan setelah pembuahan dapat terjadi dandapat disalah-artikan sebagai menstruasi. Dalam 1 bulan pertama kehamilan,perdarahan dapat terjadi karena implantasi blastocyst pada uterus.

Morning sickness

Adalah keluhan mual dan muntah terutama pada pagi hari banguntidur yang terjadi setelah beberapa hari terlambat haid. Mual dan muntah bisademikian berat sehingga menimbulkan dehidrasi dan ketonuria keadaan inidisebut hiperemesis gravidarum. Sekitar 80% wanita hamil mengeluh mualdan muntah selama kehamilan (emesis gravidarum). Gejala ini biasanyamuncul pada usia kehamilan 4 – 10 minggu dan biasanya menghilang padakehamilan 20 minggu. Istilah morning sickness agaknya kurang tepat sebabpada suatu studi prospektif hanya 2% yang mengeluh mual hanya pada pagihari sementara 80% mengeluh mual dan muntah sepanjang hari.

Perubahan di Organ Reproduksi Bagian Bawah

Selama kehamilan, mukosa vagina biasanya terlihat berwarna kebiruan,tanda ini dikenali sebagai tanda Chadwick. Tetapi tanda ini hanyamemprediksi terjadinya kehamilan, bukan merupakan tanda pasti. Pelunakandi daerah leher rahim juga biasa terjadi. Tetapi, pemakaian kontrasepsi juga

Page 11: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2839ISSN 0853 - 0203

bisa menyebabkan pelunakan yang sama. Seiring berjalannya kehamilan,daerah jalan lahir seperti canalis cervicalis dan tulang-tulang cervical akanmulai menyempit.Peningkatan kadar hormon progesteron selama kehamilan memengaruhikonsistensi dan tampakan mikroskopis dari mukus/lendir di leher rahim.Lebih spesifik, tampakan mikroskopis seperti paku pada mukus/lendir(fernlike pattern of mucus) biasanya terlihat pada pertengahan siklusmenstruasi pada kehamilan.

Perubahan pada Rahim

Pada minggu-minggu awal kehamilan, ukuran rahim akan membesarterutama pada diameter anteroposterior. Pada pemeriksaan bimanual, akanterasa lunak dan elastis. Pada 6-8 minggu kehamilan isthmus uteri akanmelunak sehingga pada pemeriksaan bimanual terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks, hal ini disebut tanda Hegar. Pada minggu ke-12, korpus uteri berbentuk seperti bola dengan diameter rata-rata 8cm. Padakehamilan lanjut, akan terdengar uterine souffle pada auskultasi di bagianbawah uterus/rahim. Uterine souffle adalah desiran nadi yang terdengarseperti tiupan yang halus diatas rahim wanita hamil. Suara nadi tersebutberbarengan dengan denyut jantung calon ibu. Hal ini disebabkan alirandarah melalui pembuluh darah pada rahim yang melebar. Sebaliknya, funicsouffle merupakan desiran nadi yang terdengar seperti siulan yangberbarengan dengan denyut nadi janin.

Perubahan pada Payudara dan KulitPembesaran payudara lebih jelas kelihatan pada kehamilan pertama. Hal inikurang kelihatan pada wanita yang sudah hamil sebelumnya, dimanapayudaranya telah mengandung material ASI selama beberapa bulan/tahunsetelah kelahiran anak sebelumnya, terutama bila anak sebelumnya rutindiberi ASI. Selain pada kehamilan, pembesaran payudara ini juga terjadipada pengguna kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau ovarium,pengguna rutin obat penenang, dan hamil semu (pseudocyesis).

Menggelapnya warna kulit/pigmentasi kulit pada kehamilan terjadiakibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormonestrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalamihiperpigmentasi adalah puting susu dan areola di sekitarnya serta umumnyapada linea mediana abdomen, payudara, bokong, dan paha. Chloasmagravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi, danleher). Daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadinormal setelah kehamilan berkahir. Pengecualian terjadi pada striae dimanaarea hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap

Page 12: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2840ISSN 0853 - 0203

dan berwarna putih keperakan. Pigmentasi kulit ini bukan merupakan tandapasti kehamilan. Hal ini bisa tidak terjadi pada kehamilan atau malah terjadipada wanita yang memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Pergerakan JaninPersepsi calon ibu terhadap adanya pergerakan janin dipengaruhi

beberapa faktor seperti paritas dan habitus. Secara umum, setelah kehamilanpertama berhasil, seorang wanita akan merasakan pergerakan janin antaraminggu ke 16 hingga 18 kehamilan. Wanita yang hamil untuk pertama kalibiasanya merasakan pergerakan janin sekitar minggu ke - 20.

Uji Hormonal Kehamilan

Uji hormonal kehamilan didasarkan pada adanya produksi hormon korionikgonadotropin (hCG) oleh sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan.Hormon ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikanmelalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi padasekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebandingmeningkatnya usia kehamilan di antara 30-60 hari. Produksi puncaknyaadalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan kemudian menurun secarabertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari. Pemeriksaan kuantitatif hCG cukup bermakna bagi kehamilan.Kadar hCG yang rendah ditemui pada kehamilan ektopik dan abortusiminens. Kadar yang tinggi dapat dijumpai pada kehamilan majemuk, molahidatidosa, atau korio karsinoma. Nilai kuantitatif dengan pemeriksaan radioimmunoassay dapat membantu untuk menentukan usia kehamilan.

Gambar 1: Hubungan kadar hCG dalam darah dengan usiakehamilan.

Page 13: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2841ISSN 0853 - 0203

Pemeriksaan USG.

Pada kehamilan trimester pertama pemeriksaan dengan USG transvaginaladalah pilihan terbaik dan paling akurat menentukan usia kehamilan danlokasi kantong kehamilan. Keuntungan lain USG transvaginal adalah tidakdiperlukan kandung kemih yang terisi penuh seperti pada USG abdomen.Kekurangannya adalah kerap kali pasien merasa risih karena harus melepaspakaian dalam, selain itu diperlukan keterampilan khusus bagi dokter yangmemeriksa. Bukti pertama terjadi kehamilan dengan USG adalah dijumpaikantong gestasi (gestational sac) yang sudah terlihat pada kehamilan 4sampai 5 minggu dengan USG transvaginal. Usia kehamilan ditentukandengan mengukur diameter kantong kehamilan. Setelah usia kehamilan 6minggu embrio mulai terlihat disertai dengan denyutan jantung. Apabilaembrio sudah terlihat maka usia kehamilan ditentukan dengan mengukurpanjang dari kepala ke bokong (crown-rump length) sampai usia kehamilan12 minggu.

Gambar 2: Tampak embrio dengan USG transvaginal.

Mitos seputar kehamilan.

Anak titipan makhluk halus atau anak yang dipuja.Konon dalam kepercayaan masyarakat tertentu diyakini adanya fenomenagaib pada wanita-wanita tertentu yang sedang hamil. Ada anggapan bahwaanak yang dikandung merupakan titipan makhluk halus yang pada waktunyaakan diambil oleh yang empunya, tentu simakhluk gaib tadi. Biasanya‘sijanin’ akan dijemput setelah kehamilan 7 bulan tentu saja bukan dengan

Page 14: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2834-2842

2842ISSN 0853 - 0203

persalinan normal yang ditolong oleh bidan apalagi oleh dokter tetapi dengancara gaib juga. Biasanya pasien menjelaskan bahwa “hamilnya” hilang tiba-tiba setelah bangun tidur dipagi hari tanpa bekas dan tentu tanpa pesan pula.Sebagai dokter sudah tentu tidak percaya begitu saja tetapi akan tetapmendengarkan “cerita” ini dengan sabar. Yang mengherankan adalahtermasuk suami dan orang tua dan orang-orang dekatnya turut menjadi saksi“kehamilannya” dan peristiwa hilangnya dengan tiba-tiba janin darikandungannya tanpa proses persalinan yang lazim. Peristiwa seperti initentulah hanya mitos belaka seperti mitos-mitos lain yang tidak ada dasarilmiahnya namun tetap hidup ditengah-tengah masyarakat sampai saat ini.

Mengidam.Ada anggapan ditengah-tengah masyarakat apabila seorang ibu hamilmengidam makanan yang asin diyakini anak yang dikandungnya adalah laki-laki, sebaliknya apabila mengidam makanan manis akan menjadi perempuan.Hal ini hanyalah mitos belaka karena tidak ada dasar ilmiahnya.

Daftar Pustaka

Creasy RK, Resnik R et.al. Creasy & Resnik’s Maternal-Fetal MedicinePrinciples and Practice 6th.ed.2009.

Saifuddin AB, Rachimhadi T, Wiknjosastro GH ed. lmu kebidanan SarwonoPrawiroharjo edisi keempat;PT.Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoJakarta 2008.

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, eds. Williams Obstetrics 24th.ed.2014.

Browne JC, Dixon G. Browne’s Antenatal Care 11th.ed. ChurchillLivingstone 1978.

Pseudocyesis. Encyclopedia of Mental Disorders. Available from:www.minddisorders.com

Page 15: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2843

ISSN 0853 - 0203

STUDI SUBTITUSI TERIGU DENGAN PASTA PISANG AWAK(Musa paradisiaca var.awak) PADA PEMBUATAAN MI BASAH

OLEH:Hotman Manurung1) dan Rosnawyta Simanjuntak1)

1)Dosen Program studi Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen,

Jalan Sutomo No.4A MedanEmail: [email protected]

AbstrakPembuatan mi basah melalui subtitusi terigu dengan pasta pisang awak(Musa paradisiacal var.awak) bertujuan untuk mengetahui perbandinganjumlah pasta pisang yang dapat digunakan sebagai pensubtitusi melaluianalisis mutu mi basah dan untuk mengetahui komponen gizi mi basahyang dihasilkan melalui analisis komponen kadar abu, protein, dan kadarserat kasar. Penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertamapembuatan mi basah untuk mengetahui perbandingan jumlah pasta pisangyang dapat digunakan sebagai pensubtitusi. Tahap kedua Analisiskomponen gizi mi basah pasta pisang awak sebagai pensubtitusi terigu.Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap non factorialdengan perlakuan perbandingan (%) tepung terigu (T) dengan pastapisang (P) yang terdiri atas 3 taraf (t=3). M0(T90P10); M1(T80P20); danM2(T70P30). Dilakukan dengan 3 ulangan. Perbandingan (%) tepungterigu (T) dengan pasta pisang (P) yang terbaik adalah M2(T70P30)dengan karakteristik mi basah: Kadar air 56,5%, elastisitas 2,0 cm,Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan (KPAP) 1,5%, Daya serap air125,0%, dan tingkat kesukaan terhadap aroma pada skala 3,40 (suka).Mi basah M2(T70P30) mengandung abu 0,34% (berat kering, bk),protein 6,79%(bk), dan serat kasar 0,12%(bk). Mi basah M2(T70P30)telah memenuhi Standar Nasional Industri SNI 01-2987-1992Kata kunci: mi basah, pasta pisang awak

Page 16: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2844

ISSN 0853 - 0203

I. PENDAHULUAN

Kecendrungan dan pola hidup masyarakat yang menuntut makanansiap saji, mudah menyajikan praktis dan rasa enak membuat mi menjadisalah satu pilihan sebagai pengganti nasi. Menurut data World InstantNoodle Association (WINA), pada tahun 2015 masyarakat Indonesiamengonsumsi 13,2 juta bungkus mi instan, sehingga Indonesia menempatinegara ke 2 terbesar di dunia pengkonsumsi mi instan setelah Cina (Suratmo,2016). Mi mempunyai banyak keunggulan dalam hal tekstur, rasa,penampilan dan kepraktisan penggunaannya dibandingkan dengan makananlain sebagai sumber karbohidrat (Anam dan Handajani, 2010). Namun mimempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) bahan baku utama mi adalahterigu yang masih diimpor; dan 2) Nutrisi yang terkandung di dalam mididominasi karbohidrat sebaliknya kurang mengandung komponen panganfungsional seperti serat pangan dan mineral.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatasi kelemahan mitersebut melalui subtitusi terigu dengan pangan lokal yang mengandung zatgizi berupa serat dan mineral antara lain: Safriani et al. (2013) mengatakanperbandingan terigu dengan pasta sukun pada pembuatan mi kering adalah70:30. Lubis, et al., (2013) menggunakan rumput laut pada pembuatan mibasah, Manurung dan Simanjuntak (2012) menggunakan bubur labu kuningdan bubur rumput laut sampai 20% subtitusi terigu pada pembuatan mibasah. Rahayu et al (2014) melakukan subtitusi terigu dengan tepung pisangpanjang pada pembuatan mi kering. Pemanfaatan pangan lokal menjadisubtitusi terigu merupakan bentuk diversifikasi pangan, sehingga dihasilkanberbagai ragam pangan yang tersedia bagi konsumen dan pengembanganproduk pangan fungsional (Dwiyitno, 2011). Salah satu jenis pangan lokalyang saat ini belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan panganadalah pisang awak (Musa paradisiacal var.awak).

Chandler (1995) mengatakan pisang mengandung mineral pentingseperti Vitamin A, B1, B2, dan C. Bahkan (Mc Donalds, 2011) mengatakansubtitusi terigu dengan pisang ditujukan agar penderita diabetes dapatmengkonsumsi mi tanpa kawatir terjadinya peningkatan kadar glukosa darahkarena tepung terigu mempunyai nilai Glycemix index-nya tinggi yaitu 85sedangkan pisang nilai GInya rendah yaitu 56. Pisang telah dikembangkansebagai makanan nutracetikal dengan indeks glikemik rendah (Avecedo etal., 2012). Upaya pemanfaatan buah pisang dan mengolahnya menjadiproduk olahan pangan seperti cookies tahan cerna (slowly digestible)merupakan strategi baru dalam meningkatkan kegunaan buah pisang (Aparicio-saguilan et al.,2007). Pisang kaya akan mineral seperti kalium,magnesium, besi, Posfor, dan kalsium, vitamin B, B6 dan C serta

Page 17: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2845

ISSN 0853 - 0203

mengandung serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter untuk kelancaranfungsi otak (Agriwati et al.,2012). Hasil penelitian Chong Li Choo (2007)bahwa untuk menjaga kekenyalan mi, tingkat optimum tepung pisang yangdapat dimasukkan kedalam adonan mi adalah sekitar 20-30%.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbandinganterigu dengan pasta pisang awak terhadap mutu mi basah dan menentukankomposisi zat gizi mi basah yang dikaitkan dengan standar mutu mi basahSNI 01-2987-1992.

II. BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat PenelitianBahan baku yang digunakan adalah : Pisang awak diperoleh dari pasartradisonil di Kota Lubuk Pakam. Terigu dan telur diperoleh dari pasarPetisah Medan. Bahan kimia untuk analisis antara lain: K2SO4,CuSO4.5H2SO4, NaOH 15%, H3BO5 3%, HCL 0,1014 N, Aquadest,H2SO4 1,25 %. NaOH 3,25 %, dan Etanol 96 %. Sedangkan alat yangdigunakan antara lain: mesin adonan , alat pembuat mi, oven, timbangan,tanur, Hotplate, Pompa vakum, desikator, dan alat gelas analisis.

Metode Penelitian:

Penelitian dilakukan dengan 2 tahap yaitu:Tahap I untuk mengetahui perbandingan (%) jumlah terigu dengan jumlahpasta pisang awak terbaik pada pembuatan mi basah. Tahap kedua analisiskomponen kimia mi basah yang dihasilkan pada tahap I.Penelitian Tahap IPenelitian dilakukang dengan metode ekperimen labotratorium dengan

perlakuan tunggal (M) Perbandingan terigu (T) dengan pasta awak (a)

, M1; 90T:10PM2; 80T:20PM3; 70T:30P

Jumlah perlakuan adalah 3 x 3 ulangan = 9 unit. Menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) nonfaktorial denganmodel yaitu: Yik = + i + ik.Di mana : Yik = pengaruh dari faktor M pada taraf ke-i, dalam

ulangan k – k = efek nilai tengahi = efek faktor M pada taraf ke-iik = efek error faktor M pada taraf ke-i, dalam ulangan k.

Page 18: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2846

ISSN 0853 - 0203

Pengaruh perlakuan diuji dengan menggunakan sidik ragam dan uji rata-ratadiuji dengan menggunakan uji Beda nyata terkecil (BNT) pada taraf p=0,05Analisis Mutu Mi Basah

Tujuan analisis mutu mi basah adalah untuk menentukan formula yangterbaik yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Analisis mutu mibasah terdiri dari uji fisik dan uji kesukaan.

Uji fisik dan uji kesukaan: Uji fisik:daya serap air (DSA) (Safriani et al.,2013), elastisitas, kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP) (Safriani etal., 2013), warna dan aroma (Soekarto, 1985).

Skala hedonik Skala numerikSangat sukaSukaAgak sukaTidak sukaSangat tidak suka

54321

Tahap 2. Uji komponen kimia mi basah

Mi basah yang diuji komponen kimianya adalah mi basah yangdihasilkan pada tahap pertama yaitu mi perbandingan terigu 70% dan pastapisang 30%.

Parameter yang diuji meliputi: Kadar air metode gravimetri (Sudarmadji1997), Kandungan protein (Sudarmadji, 1997), Kandungan abu(Sudarmadji 1997), Kandungan serat kasar ( SNI 01.2891-1992).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Analisis Mutu Mi Basah

Secara umum perbandingan terigu dengan pasta pisang awakmemberi pengaruh terhadap mutu mi basah seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Page 19: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2847

ISSN 0853 - 0203

Tabel 1. Pengaruh perbandingan jumlah terigu dengan pasta pisangawak terhadap mutu mi basah

Formula1) Kadar Air(%)

Elastisitas(cm)

KPAP(%)

DSA(%)

Ujikesukaan

T90P10 54,0a 2) 3.25b 7,5b 96,00a 3.25a

T80P20 53.5a 2,0a 7,2b 105.25a 3.45b

T70P30 56.5a 2,0a 1,5a 125.80b 3.40b

Keterangan: 1)T90P10=Formula Tepung terigu 90% dan pasta pisangawak10%.T80P20=Formula Tepung terigu 80% dan pasta pisangawak20%T70P30=Formula Tepung terigu 70% dan pasta pisangawak30%.

2)Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang samamenunjukkan adanya perbedaan pada taraf p=0.05

Dari Tabel 1 terlihat bahwa perbandingan terigu dengan pasta pisangmemberi pengaruh tidak nyata terhadap kadar air mi basah (p<0,05). Hal inikemungkinan disebabkan oleh terjadi keseimbangan pengaruh proteingluten terigu dengan granula pati yang dimiliki oleh pasta pisang. Proteinmempunyai daya ikat air yang lebih tinggi dibandingkan. Billina et al.(2014) mengatakan penambahan bubur rumput laut sampai 35% tidakberpengaruh terhadap kadar air mi basah. Elastisitas mi basah secara nyatamenurun dari 3,25 Cm pada T90P10 menjadi 2 cm pada T80P20 danT70P30. Penurunan elastistas mi basah tersebut diakibat menurunnyajumlah terigu pada formula dari T90 menjadi T70. Penurunan jumlah terigumengakibatkan jumlah gluten pada mi menjadi turun. Astawan (1999)mengatakan gluten yang terdapat pada terigu mengakibatkan mi lebih elastisdan tidak mudah putus. Terjadinya penurunan elastisitas mi akibatpenurunan jumlah terigu juga dilaporkan Billina et al ( 2014) yangmengatakan penambahan persentase rumput laut pada mi basah akanmengakibatkan daya putus semakin menurun. Kehilangan padatan akibatpemasakan (KPAP) menurun secara nyata dari 7,5% pada T90P10 menjadi1,5% pada T70P30. Penurunan KPAP mi dipengaruhi oleh jenis tepungbahan baku seperti dikatakan Charles et al. ( 2007) subtitusi terigu dengantapioka pada pembuatan mi dapat menurunkan KPAP, Sedangkan Collinsdan Pangloli (1997) mengatakan penambahan ubi jalar pada mi terigu akanmeningkatkan KPAP. Menurut Charles et al. ( 2007) mi kering yang terbuatdari terigu mempunyai KPAP 11,2%. Semakin kecil nilai KPAP maka

Page 20: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2848

ISSN 0853 - 0203

kualitas mi semakin baik.Daya serap air selama perebusan meningkat dari 96% pada T90P10

menjadi 125,80% pada T70P30. Peningkatan daya serap air sangatditentukan ukuran granula pati. Knight (1969) didalam Witono et al (2012)Ukuran granula pati terigu 2-35µm dan pati tepung pisang 35-55 µm. Karenaukuran granula pati pisang lebih besar maka pati pisang dapat menyerap airair lebih banyak.

Uji kesukaan terhadap aroma yang dilakukan 20 orang panelistmenunjukkan terjadi peningkatan nilai kesukaan dari 3,25 pada T90P10menjadi 3,40 pada T70P30. Peningkatan kesukaan ini disebabkan mi yangpersentase pasta pisang lebih banyak memberi aroma yang khasdibandingkan dengan mi basah yang pasta pisang lebih sedikit.

Berdasarkan parameter mutu mi basah seperti terlihat pada Tabel 1maka disimpulkan formula T70P30 dipilih untuk penelitian tahap ke 2.

1. Komposisi Mi Basah Pasta Pisang AwakHasil analisis komponen gizi mi basah yang dibuat dari terigu dengan pastapisang dengan perbandingan 70:30 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase komponen gizi mi basah dari terigu denganpasta pisang dengan perbandingan 70:30

Komponen gizi Jumlah (%) rataan±Stddev.Kadar air 51,37±0,75Kadar Abu 0,34±0.02Kadar Protein 6,79±0.07Kadar serat kasar 0,12±0,01

Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa komponen gizi yang terkandung didalam mi basah telah memenuhi SNI 01-2987-1992 yang mensyaratkankadar abu maksimal 3%, protein minimal 3% dan kadar air mi basah tidakboleh lebih 60%.

IV. KESIMPULANPerbandingan terigu dengan pasta pisang awak yang terbaik dari 3 formulayang diuji adalah terigu 70% dan pasta pisang awak 30% (T70P30) dengankarakteristik mi basah sebagai berikut: Kadar air 56,5%, elastisitas 2,0cm, Kehilangan padatan akibat pemasakan 1,5%, daya serap air 125,0%,dan tingkat kesukaan terhadap aroma pada skala 3,40 (suka). Mi basahM2(T70P30) mengandung abu 0,34% (berat kering, bk), protein

Page 21: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2849

ISSN 0853 - 0203

6,79%(bk), dan serat kasar 0,12%(bk). Formula T70P30 menghasilkan mibasah yang telah sesuai dengan SNI 01-2987-1992.

UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat Universitas HKBP Nommensen yangmendanai penelitian ini dan kepada sdr. Franky Manurung mahasiswaFakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen yang telah membantupeneliti pada pembuatan mi basah.

DAFTAR PUSTAKA

Anam C, Handajani S. 2010. Mi kering waluh (cucurbita moschata)dengan antioksidan dan pewarna alami. Caraka Tani XXV No.1:72-78.

Agriwati, DP., Napitupulu, B. dan Parhusip, D.2012.pembuatan tepungkomposit pisang lokal Sumatera Utara-jagung dan produk olahannyauntuk subtitusi tepung terigu. Agrin vol.16,N0.1:27-39.

Aparicio-Saguilan, A., Sayago-Ayerdi, G.Sonia, Vargas-Torres, Apolonia, T.Juscelino, Ascensio-Otero, Tania, E. Andllo-Perez, Luis,A.2007.Slowly digestible ccokies-rich litnerized banana starch. Journal ofFood Composition and Analysis,20:175-181

Astawan. M.1999. Membuat Mi dan Bihun. Penebar Swadaya.

Avecedo, E.Agama, J. J.Isla Hernandez, G. Pacheco-Vargas, P.Ososrio-Diaz,L.A. Bello-Perez.2012. Starch digestibility and glycemic index ofcookies partially substituted with unripe banana flour. Food Scienceand technology,46:177-182.

Billina, A., Waluyo, S dan Suhandy, D. 2014. Kajian Sifat fisik mie basahdengan penamnahan rumput laut. Jurnal teknik pertanian Lampung.Vo.4 No2:109-116.

Chamdler, S. 1995. The Nutritional Value of Bananas. Chapman and Hall,UK:468-480

Charles AL, Huang, Lai PTC, Chen Y, Lee CC, Chang, YH. 2007. Study ofwheat flour cassava starch composit mix and funtion of cassavamicilage in Chinese noodles. Food Hidrocolloids 21, : 368-378.

Page 22: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2850

ISSN 0853 - 0203

Choo, Chong Li.2007. Utilisation of matured green banana (MusaParadisiaca var awak) flour and oat beta glucan as fibre ingredients innoodles. University Malaysia.

Collins JL, Pangloli L.1997. Chemical, physical and sensory attributes ofnoodles with added sweetpotato and soyflour. J. Food Science 62:622-625.

Dwiyitno.2011. Rumput laut sebagai serat pangan potensial squalen. BalaiBesar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan danperikanan. Vol 6(1):12-15.

Lubis, YM., Erliza NM, Ismaturrahmi, Fahrizal. 2013. Pengaruh konsentrasirumput laut (Eucheuma cottonii) dan jenis tepung pada pembuatan mibasah. Rona Teknik Pertanian Volume.6 Nomor 1:413-420

Manurung, H., dan Simanjuntak, R. 2012. Kajian pembuatan Mi KompositRumput laut Labu Kuning. Laporan Akhir Hibah Penelitian Dikti,Jakarta.

McDonalds.2011. Glycemix index list of common foods.

Puspita, W. 2011. Pola Pemberian Pisang Awak (Musa paradisiacavar.awak),status gizi dan Gangguan Saluran Pencernaan Pada BayiUsia 0-12 bulan di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun2011. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas SumateraUtara Medan

Rahayu,DS., Apriyani, S., dan Zueni, A. 2014. Variasi komposisi bahanbaku terhadap mutu organoleptik mi tepung pisang. AGRITEPA vol.1,NO.1.

Safriani, N.,Moulana, R., dan Ferizal. 2013. Pemanfaatan Pasta Sukun(artocarpus altilis ) pada Pembuatan Mi kering. Jurnal Teknologi danIndustri Pertanian Indonesia. Vol (5) N0.2. Hal: 17-24

Sudarmadji, S., Bambang, H., dan Suhardi. 1997. Analisis Bahan makanandan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Page 23: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2843-2851

2851

ISSN 0853 - 0203

Suratmo, S.2016. Indonesia Consumed 13.2 Billion Instant Noodle Packagesin 2015. http://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/indonesia-consumed-13.2-billion-instant-noodle-packages-in-2015 [23 Pebruari 2017].

Witono, J.R., Kumalaputri, A.J., dan Lukmana, H.S.2012. Optimasi Tepungterigu, Tepung Pisang, dan Tepung Ubi Jalar serta konsentrasi zataditif Pada Pembuatan Mie. Lembaga Penelitian Pengabdian PadaMasyarakat. Universitas Katolik Parahayangan.

Page 24: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2852ISSN 0853 - 0203

KAJI EKSPERIMENTAL PENDINGIN AIR MINUM DENGANVOLUME 3 LITER PADA SISTEM REFIGERASI

PADA TEMPERATUR 50COleh. Parulian Siagian1) Waldemar Naibaho2) Meiman Jaya Harefa3

1.2 Dosen Tetap Prodi Teknik Mesin Fak TeknikUniversitas HKBP Nommensen.

3.Mahasiswa Prodi Teknik Mesin UHN

Abstrac

In this cooling process will be conducted research on drinking water, howlong it will be cooled by the refrigerator, which is placed beside the bottom ofthe tube drinking water, to achieve a relatively low temperature and theamount of heat absorbed by the refrigerator of drinking water. All parts of theouter tube so that the hot water is isolated from the outside only a few enterinto the drinking water, which amount will be calculated during the coolingprocess. In this cooling process, when the water has reached the specifiedconditions, the cooling machine will stop automatically. In this coolingprocess, the research methods that will be used is an experimental method,wherein the temperature of the water is the independent variable that will bedetermined later. And from these tests can be concluded that in the coolingprocess for 35 minutes obtained by the heat released from the drinking wateris (105.84 kJ) and the added value gained heat into water (0,313 Watt) or(0.0869) Kj / h.

Keywords : Water, evaporator, condenser, compressor and expansion valve(capillary pipe).1.Pendahuluan

Konsumsi air minum dengan temperature yang sudah tertentu saat inisudah bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan. Temperatur mendekati titik beku(rendah), temperature kamar bahkan temperature mendekati titik didih(tinggi).

Untuk menyediakan air minum dengan temperatur rendah makadiperlukan suatu wadah air yang dilengkapi dengan siatem pendingin. Panasdari air minum dipindahkan ke evaporator dan panas tersebut dibawa olehrefrigeran ke kondensor dan selanjutnya dilepas ke udara luar. Sistempendingin akan berhenti bekerja jika temperatur air telah mencapai besaranyang ditentukan dan diinginkan. Jika air minum yang dingin ingin dikeluarkandapat dilakukan dengan menekan katupnya sehingga air keluar dengantemperature tertentu dan jika yang diinginkan air minum bertemperatur kamarmaka dapat langsung dikeluarkan dari wadah air dengan menekan katupnyasehingga air keluar.

Page 25: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2853ISSN 0853 - 0203

1.1. TujuanUntuk mendinginkan 3 liter air minum dari temperatur ruangan hingga

mencapai temperatur 5oC1.2 Manfaat

Sebagai minuman yang dikonsumsi manusia di manapun beradamisalnya:a.bagi keluarga dirumah,.b.bagi tenaga kerja dikantor,. c.bagi rumahsakit,.d.bagi restoran dan lain sebagainnya1.3. Batasan Masalah

Air minum biasa yang dapat dikonsumsi manusia secara sehat dengantemperature 5º C yang sudah dimasak terlebih dahulu diatas 100ºC.

2. Tinjauan Pustaka

2.1.Perpindahan Panas Konduksi Satu Dimensi yang Stedi

Proses dengan mana panas mengalir dari bagian yangbertemperatur lebih tinggi ke bagian yang beetemperatur lebih rendah didalam satu media, padat, cair atau gas atau antar media-media yang berlainanyang bersinggungan secara langsung disebut konduksi. Dalam aliran panassecara konduksi , perpindahan energi panas terjadi karena hubungan molekulsecara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Dalamkeadaan stedi untuk satu dimensi persamaan dasarnya dapat ditulis sebagaiberikur

qk = – k A Dt/ dx …………………………………………(1)

dimana : qk = laju perpindahan panas secara konduksi, Wattk= konduktivitas atau hantaran panas bahan, W/m KA = luas permukaan perpindahan panas, m2

dt/ dx = factor temperatur pada penampang, yaitulajuperubahan temperaturT terhadap jarak dalam arah aliran panas x, K/ m

Page 26: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2854ISSN 0853 - 0203

Gambar 2.1.Bagan yang menunjukkan arah aliran panas.

Gambar 2.2.Distribusi temperatur untuk konduksi keadaan steadymelalui dinding datar.

Dinding Datar.

Untuk aliran panas satu-dimensi, konduksi panas melalui dinding datar untuk5actor5ture yang seragam baik pada permukaan yang dingin maupun yangpanas, laju perpindahan panas dengan cara konduksi, Frank Kreith & Mark S.Bohn, hal 6, melalui suatu bahan yang 2854actor2854t adalahqk = kAL T – T ………… . . ……………… . . ………… (2)

dimana : L/k .A = tahanan panas

Slinder Berlubang.

Laju aliran panas satu dimensi secara radial dengan cara konduksi.Melalui

silinder berpenampang lingkaran yang berlubang adalah

Page 27: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2855ISSN 0853 - 0203

qk = – k A dt/ dr………………………………………………..…..(3)

qk = – k 2π r lDt/ dr………………………………………………..(4)Ti – To ln …………………………………………………… 5qk 2πkl – …………………………………… . . …… .… . 6

dimana : A = 2π r l,. r = jari-jari silinder (m)., l = panjang silinder (m)

dt/dr = gradient temperatur dalam arah radial (K/m)

Ti = temperatur bagian dalam,( K).,To = temperatur bagian luar, K

Gambar 2.3.Konduksi melalui silinder berlubang.

2.2 Pindahan Panas Konveksi Satu Dimensi

Pindahan panas konveksi dapat didefinisikan sebagai proses transport energidengan kerja gabungan dari koduksi panas, penyimpanan energi dan gerakanmencampur. Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan atas 2 bagian :1. konveksi bebas (konveksi alamiah) dan 2. konveksi paksa.

Page 28: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2856ISSN 0853 - 0203

Gambar 2.4.Distribusi temperatur dalam silinder berlubang.

Konveksi bebas bila gerakan mencampur berlangsung semata-mata sebagaiakibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradient temperatur.Bila gerakan mencampur berlangsung oleh karena suatu alat dari luar, sepertiblower, pompa dan sebagainya, maka prosesnya disebut konveksi paksa.Besar laju perpindahan panas secara konveksi antara suatu permukaan dansuatu fluida :dqc = hcDa (Ts–T∞) ………………………………………….7

dimana : qc = laju perpindahan panas secara konveksi (W)hc = koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata (W/m2 K)A = luas permukaan perpindahan panas (m2 )Ts= temperaturpermukaan (K)T∞ = temperatur fluida (K)

2.3 Alat Penukar PanasPenukar panas adalah suatu alat yang berfungsi untuk

memindahkan panas dari satufluida yang bertemperatur lebih tinggi ke fluidalainnya yang bertemperatur lebih rendah. Dilihat dari proses pemindahanpanasnya alat penukar panas dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :a. Sistem kontak lansung, alat penukar kalor ini mencampurkan kedua fluida

panas dan dingin yang akhirnya 2856actor2856ture kedua fluida menjadisama.

Page 29: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2857ISSN 0853 - 0203

b. Sistem kontak taklangsung, alat penukar kalor ini menempatkan satu fluidapanas dan satu fluida dingin secara terpisah sehingga fluida panas akanmemindahkan panasnya ke fluida dingin melalui dinding pemisah.

c. Sistem regeneratif, alat penukar kalor ini fluida panas dan fluida dinginsecara bergantian melewati tempat yang sama didalam alat penukar kalor,sehingga panas dari fluida panas dipindahkan ke inti alat penukar kalor danselanjutnya dipindahkan ke fluida dingin.

Koefisien Perpindahan Panas MenyeluruhDalam hal ini ditinjau pada alat penukar panas pipa ganda Gambar 2.5(a),dimana satu fluida mengalir di dalam tabung, sedang yang satu lagi mengalirdi dalam ruang annulus diantara kedua tabung.Perpindahan panas menyeluruhdidapat dari jaringan panas pada Gambar 2.5(b), yaitu sebagai.

q = (Ta – Tb)/[1/hi Ai + ln(ro/ri)/2πkl + 1/ho Ao]dimana :

q = perpindahan panas menyeluruh dari fluida panas ke fluida dingin,J/jamTa = temperatur fluida yang panas, oC,. Tb = temperatur fluida yang

dingin, oC h = koefisien peroindah panas konveksi, W/m2 oC.,A = luaspermukaan pindahan panas, m2 r = jari-jari tabung, m ,.i& o = bagian dalamdan luar tabung

(a)

Page 30: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2858ISSN 0853 - 0203

(b)

Gambar 2.5.(a) Penukar kalor pipa ganda, (b) Jaringan tahanan panas untukperpindahan panas menyeluruh.

Koefisien perpindahan panas menyeluruh bisa didasarkan atas luas bagiandalam (Ui) atau luas bagian luar dari tabung (Uo), seperti berikut ini

Ui = 1//[1/hi +Ai ln(ro/ri)/2πkl + Ai/ ho Ao]Uo = 1//[Ao/hi Ai +Ao ln(ro/ri)/2πkl + 1/ ho]

Sehingga laju perpindahan panas dapat dihitung dari persamaan berikutq = Ui AiΔTmenyeluruh = Uo AoΔTmenyeluruh

Beda Temperature Rata-Rata .Temperatur fluida-fluida di dalam alat penukarkalor umumnya berbeda darisatu titik ke titik lainnya, pada waktu panas mengalir dari fluida yang lebihpanas ke fluida yang lebih dingin.

Gambar 2. 6.Distribusi temperatur dalam penukar panas aliran-searah lintas-tunggal.

Page 31: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2859ISSN 0853 - 0203

Laju perpindahan panas dalam alat penukar kalordapat dituliskan sebagai

berikut

dq = U Da△T ………………..……………….……..(8)

dimana : dq = diferensial laju perpindahan panas, WattU = konduktansi satuan keseluruhan, W/m2 K

da = diferensial luas permukaan perpindahan panas, m2△T= bedatemperature, K

Keseimbangan energi pada luas diferensial Da menghasilkandq = - mh cphDth = - mc cpcDtc = U Da (ThTc)……….………(9)

dimana : m = laju aliran massa, kg/dtkcp = panas jenis pada tekanan konstan, W/kg KTh = temperature fluida panas, KTc = temperature fluida dingin, K

h dan c = indeks untuk menyatakan panas dan dinginKeseimbangan panas dari lubang masuk dan lubang keluar

-Ch (Th – Thm ) = Cc (Tc – Tcm) …………..(10)Dimana : Ch = mh cph = laju aliran kapasitas panas per jam untuk fluidapanas

Cc = mc cpc = laju aliran kapasitas panas per jam untukfluidadingin

Indeks m berarti masukIndeks k berarti keluar

Dari persamaan (10) harga Th dapat ditentukanTh = Thm - (Cc /Ch) (Tc – Tcm) ………………….…………(11)

Dari persamaan diatas dapat kita perolehTh – Tc = - (1 + Cc /Ch)Tc + (Cc/Ch) Tcm – Thm ……………..(12)

Dengan memasukkan Th – Tc dari persamaan (5) kedalam persamaan (2)diperoleh :

Dtc – [1 + (Cc/Ch)Tc+ (Cc/Ch) Tcm + Thm ] = UdA/Cc …………(13)dengan mengintegrasi persamaan (13) pada seluruh panjang penukar panasmenghasilkan

= − 1 + 1ℎ ………………………………(14)

Page 32: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2860ISSN 0853 - 0203

ln = − + …… .… . . (15)Dari persamaan (10) dapat diperoleh/ ℎ= − ( ℎ − ℎ )/( − )…………………(16)Persamaan (16) dapat dipergunakan untuk melenyapkan kapasitas-kapasitaspanas per jam dalam persamaan (15), seperti berikut ini.

Ln = ℎ − − ℎ − …………… . (17)Karena q = Cc (Tck – Tcm) = Ch (Thm – Thk)

Jika kita tuliskan Th – Tc =△T maka persamaan (17) dapat ditulis= Α / …………………………… . . ……………………… . (18)Dimana indeks a dan b adalah menunjuk kepada masing-masing ujungpenukar panas , lihat Gambar 2.5.Persamaan (18) dapat dibuat dengan menggantikan perbandingan temperaturmenjadi suatu beda2860actor2860ture efektif rata-rata Δ yang defenisinyaq = UA Δ ……………………….………………………..………..(19)

Dari persamaan (18) dan (19) kita peroleh bahwa untuk aliran searahatau aliran lawan:Δ = Δτa − ΔΤbln …………………… .……………………………… . (20)dimana :Δ = beda temperatur keseluruhan rata-rata logaritmik

Efektifitas Alat Penukar PanasKeefektifan penukar panas adalah perbandingan laju perpindahan

panas yang sebenarnya dalam penukar panas tertentu terhadap lajuperpindahan panas maksimum yang mungkin.Yang disebutkan belakanganadalah diperoleh dalam alat penukar panas aliran lawan dengan luasperpindahan panas yang takhingga.Keefektifan, Frank Kreith & Mark S. Bohn, hal 407-409, tersebut dapatdituliskan: Є

Page 33: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2861ISSN 0853 - 0203

Є = ( )( )… . . . ………………………………… . . …… . (21)AtauЄ = ( )( )……………………………………………… . (22)dimana :Cmin = harga mh cph atau mc cpc yang lebih kecilLaju perpindahan panasnya dapat ditentukan dari persamaan

q = Є Cmin (Thm - Tcm) ……..……………………………..(23)Dimana :

Є Cmin (Thm - Tcm) = Cc (Tck – Tcm) = Ch (Thm – Thk)Selanjutnya untuk alat penukar kalor aliran searah kita peroleh :ln 1 − Є

CminCh + CminCc = − 1Cc + 1Ch UAAtau 1 − Є

CminCh + CminCc = eSelanjutnya dengan menyelesaikan untuk Є diperoleh

Є = / …………………………………(24)Selanjutnya dapat dituliskan keefektifan dari alat penukar kalor untuk aliransearah dapat ditulis

Є = // …………………… . . …………………… . (25)dimana :UA/Cmin = jumlah satuan perpindahan panas (NTU)Faktor PengotoranSuatu alat penukar panas apabila telah beroperasi dalam waktu tertentu makaakan terbentuk lapisan kotoran pada permukaan perpindahan panas secaraberangsur-angsur. Lapisan endapan itu disebut sebagai pengotoran (fouling),efeknya adalah akan mempertinggi tahanan termal.Tahanan termal endapan,Frank Kreith, hal 571-572, dapat ditentukan dari persamaan berikut:

= 1 − 1dimana U = konduktansi satuan penukar kalor bersih

Ua = koduktansi setelah terjadi pengotoranRd = tahanan termal satuan endapan

Dengan memasukkan 2861actor pengotoran kedalam koefisien perpindahanpanas rancangan keseluruhan Ud dari pipa tanpa sirip diperoleh

Page 34: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2862ISSN 0853 - 0203

Ud ……………………………… . . ………… . 26dimana : Ud = koefisien perpindahan panas keseluruhan berdasarkan

luas satuan permukaan luar pipa, W/m2 Kho = koefisien perpindahan panas rata-rata fluida sebelah luarpipa, W/m2 Khi = koefisien perpindahan panas rata-rata fluida sebelah dalampipa, W/m2 KRo = tahanan pengotoran satuan pada sebelah luar pipa,m2 K/WRi = tahanan pengotoran satuan pada sebelah dalam pipa,m2 K/WRk = tahanan satuan pipa-pipa permukaan luar pipa, m2 K/W

2. 4 Teknik Sistim PendinginAir minum didinginkan sampai temperatur 5oC menggunakan mesin

pendingin (refrigerator) dengan siklus kompresi uap. Evaporator dari mesinpendingin itu dililitkan pada bagian samping bawah dari tabung tempat air,sedang kondensor ditempatkan pada bagian belakang dispenser dan tepatdiatas dari kompresornya.

Gambar 2.7. Diagram alir sistem kompresi uapKeterangan:1-2 = kompresi adiabatik dan reversibel (isentropis), s1= s2

2-3 = Proses pelepasan panas (pengembunan) pada tekanan konstan padakondensor,p2 = p3

Kondensor

Evaporator

KompresorKatupekspansi

41

23

Page 35: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2863ISSN 0853 - 0203

3-4 = Proses ekspansi (penurunan tekanan) pada entalpi konstan pada pipakapiler/ katup ekspansi , h3 = h4

4-1 = Proses penguapan pada tekanan konstan pada evaporator, p4 = p1

Gambar 2. 8. Diagram p vs h

Gambar 2.9. Diagram T vs s

4PenguapanEk

span

siPengembunan 22'

1

3

Teka

nan,

kPa

Entalpi, kJ/kg h

p

1

23 2'

4

S

T

Eksp

ans

i

Penguapan

Pengembunan

Entalpi, kJ/kg

Tem

pera

tur,

C

Page 36: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2864ISSN 0853 - 0203

-Kalor yang diserap oleh evaporator (efek refrigerasi) : qe = h1 – h4…(27)-Kerja yang dilakukan oleh kompresor : w = h2 – h1 ………………… (28)-Kalor pengembunan : qc = h2 – h3 = wk + qe ………………………….(29)-Jumlah refrigerant yang bersirkulasi : G = Q/qe ………………………(30)-Koefisien prestasi : Kp = qc/ qe = h2 – h3 /h2 – h1

Dimana :qc = efek refrigerasi, kJ/kgwk = kerja yang dilakukan kompresor, kJ/kgqc = kalor yang dilepas kondensor ke udara luar, kJ/kgG = jumlah refrigerant yang bersirkulasi, kg/ jamQ = kapasitas refrigerasi, J/ jam

`````Kp = koefisien prestasih1 = entalpi refrigerant keluar dari evaporator/ masuk kekompresor, J/ kgh2 = entalpi refrigerant keluar dari kompresor/ masuk ke kondensor, J/ kgh3 = entalpi refrigerant keluar dari kompresor/ masuk ke pipa kapiler, J/kgh4 = entalpi refrigerant keluar dari pipa kapiler/ masuk ke evaporator, J/kg

3.Metode Penelitian3.1 Umum

Penelitian ini memakai metode eksperimental. Dimana peralatan yangakan dipakai sebagai mesin pendingin (refrigerator) akan menyerap panas dariair minum yang berada didalam tabung sampai pada temperatur mendekatititik bekunya, dan panas yang diserap tersebut akan dibuang ke udara luar.Sedangkan peralatan yang akan dipakai sebagai alat pemanas air minum akanditempatkan dibagian bawah dari tabungnya sehingga temperatur air minumakan bertambah sampai temperatur mendekati titik didihnya. Pada keduasistem tersebut apabila kondisi air telah mencapai temperatur yangdirencanakan maka mesin/ alat akan berhenti secara otomatis-yangdikendalikan oleh alat kontrol otomatik.

2.2 Lokasi PenelitianPelaksanaan penelitian ini diwujudkan di Laboratorium Prestasi Mesin

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas HKBP NommensenMedan.

3.3.Model PenelitianHidupkan kompresor, selanjutnya refrigeran yang berasal dari

evaporator akan dihisap oleh kompresor dan dikeluarkan dengan caramengkompresikan kedalam kondensor, dimana kondensor diletakkan padabagian luar agar ia dapat membuang energi panas ke udara luar. Selanjutnyarefrigeran dialirkan ke katub ekspansi dan pada katub ekspansi refrigerandisalurkan kedalam evaporator dan evaporator yang bertemperatur rendah

Page 37: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2865ISSN 0853 - 0203

akan mengisap panas dari dinding pipa dan tabung air minum melalui pipa dantangki air minum. Tangki air minum diisolasi agar panas dari bagian luarsangat sedikit yang masuk ke dalam tangkinya, dengan demikiantemperaturnya dapat dikatakan hasil dari proses pendinginan.Mesin pendingin akan otomatis mati bila air minum telah mencapai temperaturyang direncanakan, dikendalikan oleh alat kontrol otomatik.Komponen utama mesin pendinginnya adalah kompresor, kondensor, katupekspansi/ pipa kapiler dan evaporator.

Gambar 3.1 Sketsa perangkat penelitian dari pendingin air minum.

Air

Pipa Kapiler

Evaporator

Kondensor

Evaporator

Tanki

Isolasi/gabusTermo. 2

Termo. 3

Termo. 4Termo. 1

Termo. 5

Page 38: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2866ISSN 0853 - 0203

4.Hasil dan Pembahasan4. 1 Data dan Pengujian

Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah temperatur air, udaraluar, dinding tabung sebelah dalam dan sebelah luar, tekanan dan refrigeranpada evaporator dan kondensor.

1. Data dari Tabung airBahan tabung adalah paduan aluminium,.Diameter dalam = 161mm,.Diam luar = 163 mmTinggi tabung = 157 mm,.Tebal tabung = 1 mmKonduktivitas termal tabung paduan aluminium = 177 W/m oC

2. Data dari IsolasiBahan isolasi = gabus,.Tebal isolasi = 20 mm,.Konduktivitas termal isolasi gabus = 0,048 W/m oC

3. Data dari UdaraKerapatan/ densitas udara ( ) = 1,1774 kg/m3

Kapasitas panas jenis pada tekanan konstan udara (cp) = 1,006 kJ/kgoCKonduktivitas termal udara (k) = 0,02227 W/m oC

4. Data dari airVolume air (V) = 3 Liter = 3 dm3 = 3 . 10-3 m3,.Kerpatan/ densitas air( ) =1000 kg/m3

Massa air (m) = V . = 3 . 10-3 . 1000 = 3 kg,.Kapasitas panas jenis padatekanan konstan air (cp) = 4,2 kJ/kg oC,.Konduktivitas termal air (k) =0,623 W/m oC

5. Distribusi temperatur airT1 = Termometer warna hitam, dengan jarak dari dasar 47 mm dan10mm dari sumbu vertikal tabungT2 = Termometer warna putih, dengan jarak dari dasar 110 mm dan20mm dari dinding vertikal tabungT3 = Termometer warna merah, dengan jarak dari dasar 110 mmdan10mm dari sumbu vertikal tabungT4 = Termometer warna hijau sebelah kanan, dengan jarak daridasar5mm dan 20 mm dari dinding vertikal tabungT5 = Termometer warna hijau sebelah kiri, dengan jarak 5 mm daridasar dan 10 mm dari sumbu vertikal tabung

6. Data dari Mesin PendinginRefrigerant (fluida pendingin) = R 134AEvaporatorBahan pipa evaporator = paduan tembaga,.Konduktivitas termalpaduan tembaga (k) = 111 W/m oC,.Diameter luar pipa evaporator (d)= 5 mm,.Jumlah pipa evaporator (n) = 4 buah

Page 39: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2867ISSN 0853 - 0203

Diameter dalam lilitan evaporator = D luar tabung air = 163mm,.Panjang pipa evaporator = π D n = 3,14 . 163 . 4 = 2.049 mm =2,049 m,.Luas bidang evaporator yang merapat ke dinding tabung air(A) = d . L =0,005 . 2,049 = 0,010245 m2

KondensorBahan pipa Kondensor = paduan tembaga,.Konduktivitas termal paduan tembaga (k) = 111 W/m oCDiameter luar pipa Kondensor (d) = 3/16 inci = 4,763 mm= 0,004763mPanjang pipa kondensor = L . n = 300 . 16 = 4.800 mm = 4,8 mLuas bidang kondensor (A) =π .d . L= π .0,004763 . 4,8 = 0,0718 m2

Konsumsi arus listrik oleh kompresor = 90 watt

Air yang didinginkan bervolume dan bertekanan konstan.Udara disekitarpengujian juga bertekanan dan bertemperatur konstan.

1. Keadaan temperatur air setelah didinginkan selama 35 menit

Gambar 4.1. Kurva Temperatur VS Waktu, pada pengujian pertama

0123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132

0 10 20 30 40

Temperatur(oC)

Waktu(menit)

T1

T2

T3

T4

T5

Page 40: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2868ISSN 0853 - 0203

Gambar 4.2 Kurva Temperatur VS Waktu, pada pengujian kedua

-2-10123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132

0 10 20 30 40

Temperatur(oC)

Waktu(menit)

T1

T2

T3

T4

T5

0123456789

101112131415161718192021222324252627282930313233

0 10 20 30 40

Temperatur(oC)

Waktu(menit)

T1

T2

T3

T4

T5

Page 41: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2869ISSN 0853 - 0203

Gambar 4.3 Kurva Temperatur VS Waktu, pada pengujian ketiga

Gambar 4.4 Kurva Temperatur vs Waktu, pada pengujian ke empat

0123456789

101112131415161718192021222324252627282930313233

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Temperatur(oC)

Waktu(menit)

T1

T2

T3

T4

T5

0123456789

10111213141516171819202122232425262728293031

0 5 10 15 20 25 30 35

Temperatur(oC)

Waktu(menit)

T1

T2

T3

T4

T5

Page 42: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2870ISSN 0853 - 0203

Gambar 4.5 Kurva Temperatur vs Waktu, pada pengujian ke lima

Pada Gambar 4.1 s/d 4.5 terlihat bahwa T4adalah temperatur pada bahagianbawah, dengan jarak 5 mm dari dasar dan 10 mm dari sumbu tabung dengankata lain memiliki besaran temperatur yang paling rendah sekitar -0,5 s/d 3,2 ͦC[(0,4 + 3,2+ 2,2 – 0,5 + 2,3)/5 = 1,52 ͦC]dengan lama pendinginan 35 menit.Sedangkan T5 adalah temperature air pada jarak 5 mm dari dasar tabung dan20 mm dari dinding tabung yang memiliki temperatur – 0,1 s/d 3,2 ͦC [(2 + 3,2+ 2,3 – 0,1 + 3,1)/5] = 2,1 ͦC.Jadi terlihat bahwa kedua temperature tersebut hampir sama bila air

didinginkan selama 35 menit. Dan seperti telah dijelaskan pada halamanterdahulu bahwa evaporator dari mesin pendingin ini diletakkan pada bagiandasar tabung, maka terlihat bagian bawah air memiliki temperature yangpaling rendah. Jadi hal ini sesuai dengan tujuan dari pembuat dispenser iniyaitu apabila kita ingin mengeluarkan air yang paling dinginmaka dapatdilakukan menekan tombol air dingin maka air pada bagian bawah, air dengantemperatur minimum, dari tabungakan keluar. Sedangkan harga dari T1 ,T2 ,T3 berada di atas dari T4 dan T5, hal ini karena pipa evaporator hanya 4 lilitanpipa saja yang ditempatkan pada bagian bawah dari tabung .

2. Temperatur air rata-rata setelah didinginkan selama 35 menitKeadaan air yang didinginkan selama 35 menit kemudian

temperaturnya diukur pada posisi yang telah ditentukan seperti terlihat padakelima gambar diatas, setelah itu air diaduk secara merata kemudiantemperaturnya diukur.

Tabel 4.1 Temperatur air di awal dan akhir-setelah 35 menit didinginkankemudian diaduk.

NO Tawal ( oC) Takhir rata-rata( oC)1 29,00 19,302 29,30 21,003 29,60 21,504 29,00 21,305 29,00 20,80

Trata-rata 29,18 20,78

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwat emperatur akhir rata-rata dari airsetelahdiaduk turun sekitar 29,18 – 20,78 = 8,40 oCdengan pendinginan selama 35 menit.

Page 43: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2871ISSN 0853 - 0203

3. Jumlah energi panas yang dikeluarkan dari air selama 35 menitQ = m .cp . (T1 – T2)Dimana :Q = jumlah panas yang dikeluarkan dari air, kJm = massa air yang didinginkan, kgcp = kapasitas panas jenis air pada tekanan konstan, kJ/kg oCT1 = temperature air mula-mula, oCT2 = temperature air rata-rata setelah didinginkan selama 35 menit, oC

Tabel 4.2 Jumlah panas yang dikeluarkan dari air selama 35 menitNO m(kg) cp(kJ/kg oC) T1( oC) T2( oC) Q(kJ)1 3 4,2 29,00 19,30 122,222 3 4,2 29,30 21,00 104,583 3 4,2 29,60 21,50 102,064 3 4,2 29,00 21,30 97,025 3 4,2 29,00 20,80 103,32

Jumlah panas rata-rata = (122,22 + 104,58 + 102,06 + 97,02 + 103,32)/ 5=105,84kJTerlihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 bahwa untuk menurunkan temperatureair rata-rata dari29,18oC hingga 20,78 oC perlu mengeluarkan panas dari air105,84 kJ dalam waktu 35 menit.

4. Pertambahan panas dari luar tabung kedalam air (q)q = q1 + 2 q2 , angka 2 menyatakan ada 2 permukaan yang sama, yaitupermukaan bawah dan atasDimana :q1 = pertambahan panas dari bagian samping tabung ke dalam air, J/dtk = Wq2 = pertambahan panas dari bagian atas/bawah tabung ke dalam air, J/dtk =WPertambahan panas dari bagian samping (sisi vertikal) tabung ke dalam air :q1

q1 = / / = U01 . A01 . (Tu – Ta)

Dimana :Tu = temperatur udara luar rata-rata = (29,3 + 30,1 + 30,6 + 29,7 + 30,1)/5 =29,96 oCTa = temperatur air rata-rata = (29,18 + 20,78)/2 = 24,98oChiv = Koefisien perpindahan panas permukaan vertikal bagian dalam tabungNu = hiv D/kf -------------> Ref.3, Gbr. 7-4, hal. 293hiv = Nu . kf/ D = 40 . 0,623/ 0,161 = 154,78 W/m2 oC

Ai = luas permukaan tegak bagian dalam tabung, m2

= π. Di . t = 3,14 . 0,161 . 0,157 = 0,0794 m2

ro = jari-jari bagian luar isolasi = (Do + 2 . 20)/2 = (163 + 2 . 20)

Page 44: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2872ISSN 0853 - 0203

= 101,5 mm = 0,1015 mri = jari-jari bagian dalam isolasi = jari-jari bagian luar tabung

= Do/ 2 = 163/2 = 81,5mm= 0,0815 mrL = jari-jari bagian dalam tabung = Di/ 2 = 161/2 = 80,5mm = 0,0805 mk1 = Konduktivitas termal isolasi gabus = 0,048 W/m oCk2 = Konduktivitas termal isolasi tabung = 0,177 W/m oChov= Koefisien perpindahan panas permukaan vertikal bagian luar tabungisolasihov = 1,42 [(Tu – Ta)/D]0,25 = 1,42 [(29,96 – 24,98)/0,163]0,25

=1,42[30,552]0,25 = 1,42 . 3,35 = 4,757 W/ m2 oCAo=π . Do .t= 3,14 . (0,163 + 2. 0,020) . 0,157 = 0,100 m2

U01 = / /= ,, . , ( , / , ). , . , . , ( ,, ). , . . , ,= , = 0,206W/m2oC

q1 = U01 .A01 . (Tu – Ta) = 0,206 .0,100 . (29,96 – 24,98) = 0,103 WPertambahan panas dari bagian bawah/ atas tabung ke dalam air : q2

q2 = ∆ ∆Koefisien perpindahan panas permukaan horizontal bagian dalam tabung : hi

hi = 163 W/ m2 oCKoefesien perpindahan panas permukaan horizontal bagian luartabung : ho

ho= 1,32 [(Tu – Ta)/D]0,25 = 1,32 [(29,96 – 24,98)/0,163]0,25 = 1,32[30,552]0,25 = 1,32 . 2,35 = 3,102W/ m2 oCk1 = 0,048 W/m oC,.k2 = 177 W/m oC,.Δx1 = tebal isolasi = 0,020 mΔx2 = tebal tabung = 0,001 m,.A02 = luas permukaan bagian bawah/atastabung = π/4 . Di

2= 0,785 . 0,1612 = 0,0203 m2

U02 = ∆ ∆U02 = ,, , ,

= , = 1,342W/m2oC

q2 = U02 . A02. (Tu – Ta) = 1,342 .0,0203 . (29,96 – 24,98) = 0,136 W

Page 45: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2873ISSN 0853 - 0203

Tabel 4.4 Pertambahan panas yang masuk dari luar tabung kedalam air (q)

NO U1

(W/m2 oC)A1

(m2 )ΔT1

(oC)q1

(Watt)U2

(W/m2 oC)A2

(m2 )ΔT2

( oC)q2

(Watt)Q

(Watt)1 0,206 0,0794 5,81 0,095 2,294 0,0203 5,81 0,270 0,3652 0,206 0,0794 4,81 0,079 2,294 0,0203 4,81 0,224 0,3033 0,206 0,0794 4,41 0,072 2,294 0,0203 4,41 0,205 0,2774 0,206 0,0794 4,81 0,079 2,294 0,0203 4,81 0,224 0,3035 0,206 0,0794 5,06 0,083 2,294 0,0203 5,06 0,236 0,319

Pertambahan panas rata-rata yang masuk dari luar tabung ke dalam air (q)q = (0,365 + 0,303 + 0,277 + 0,303 + 0,319)/ 5 = 1,567/ 5 = 0,313 Watt

= 0,313 J/dtk = 0,313 . 1000/ 3600 = 0,0869 kJ/ jamJumlah panas rata-rata yang masuk dari luar tabung ke dalam air adalah sangatkecil, dengan perkataan lain dapat diabaikan.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan1. Temperatur air yang paling rendah terletak pada bagian bawah tabung,

lihat T1 dan T2, karena evaporator (alat pendingin) berada pada bagianbawah tabung (hanya 4 buah pipa), hal ini logis karena bila kita inginmengambil air minum yang dingin maka kita akan menekan tombol airdingin sehingga ia akan keluar dari bahagian bawahnya.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses pendinginan adalah35 menit

3. Temperatur air minum yang minimum rata-rata adalah 1,52 ͦC4. Jumlah panas rata-rata yang dikeluarkan dari air minum adalah

181,44kJ/jam5. Nilai pertambahan panas yang masuk kedalam air adalah 0,0869 kJ/jam

5.2 SaranSebaiknya dalam pengukuran temperature dari air dipakai data logger ataudata akuisisi/ termokopel agar pengambilan temperature dapat dilakukandengan cepat dan akurat.

Page 46: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2852-2874

2874ISSN 0853 - 0203

Daftar Pustaka

https://www.journals.elsevier.com/...refrigeration/recent-article

www.achrnews.com/articles/91018-the-basic-refrigeration-cycle

Kreith F., Bohn M.S. : Principles of Heat Transfer, 4thEdition, Harper andRow, Publishers, New York, 1986.

J.P. Holman, Perpindahan Kalor, Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta,1984

W.F. Stoecker, J.W. Jons : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, 2nd Edition,Penerbit Erlangga, Jakarta, 1982

Michael J. Moran, Howard N. Shapero, Fundamentals of EngineeringThermodynamics, 2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc., 1988.

M.M. El-Wakil, Powerplant Technology, 2nd Edition, McGraw-Hill, NewYork, 1985

J.P. Holman, Metode Pengukuran Teknik, Edisi keempat, Penerbit Erlanga,Jakarta, 1984.

Page 47: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2875ISSN 0853 -0203

THE EFFECT OF SEMANTIC MAPPING STRATEGY ONSTUDENTS READING COMPREHENSION AT THE THIRD

SEMESTER OF ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS.

Nenni Triana Sinaga S.S., M.Pd.Email: [email protected]

(Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen)

ABSTRACT

The aim of this research is to investigate the effect of semantic mappingstrategy on students’ reading comprehension of narrative text and thesignificant different on reading comprehension of narrative text between twogroups: (1) using semantic mapping strategy and (2) using conventionalmethod. The design of the research is experimental study. The population ofthis reseach is the third semerter of English Department Students of HKBPNommensen University in academic year of 2015/2016. The number of thesample is 60 students. The data are obtained by administering reading test toexperimental group and control group. The research is started by giving pre-test, treatment and post-test to both experimental and control groups. Thedata of the test are analyzed by using t-test formula to know the difference ofthe students’ comprehension in reading narrative text between two groups. Inthe pre-test the mean score of the experimental group is 54 and the controlgroup is 53.67. The result of post-test of the experimental group is 78.33 andthe control group is 67.5. The result of the t-test of mean difference is 3.046and t- table is 2.00 It means that t-value is higher than t-table (3.046 >2.00).The calculation revealed that the hypothesis about a significant difference onreading comprehension between students who are teach narrative text byusing semantic mapping strategy and those who are taught by usingconventional method is accepted. It can be concluded that Semantic MappingStrategy worked effectively to help students increase their achievement inreading comprehension. It is suggested that teachers of English applySemantic Mapping Strategy as one of the alternatives in teaching readingcomprehension.

Key Words: Semantic Mapping Strategy, Reading Comprehension,Alternatives.

Page 48: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2876ISSN 0853 - 0203

1. The Background of the Study

Nunan (2003:68) states, “Reading is a fluent process of readerscombining information from a text and their own background knowledge andbuild meaning.” Reading is one of the four basic skills in learning a languagebesides listening, speaking and writing. Reading is an essential skill for allstudents at all levels. There are several reasons why students are weak onreading. In order to quench the curiosity about the factors, which causes theweaknesses on reading skills among students, many interested party hadconducted a research on this area. Among of them are Arbaiyah & Zaidah(2001) who found that students are less efficient in reading because they lackindependent reading. Secondly, students are unable to use context clues toguess the word meaning. The last factor is that they do not converse inEnglish outside the classroom; as the result they don’t have the ability toexpress their idea in English.

These problems motivated the writer to find a strategy in order tosolve them. The writer chose semantic mapping strategy as the strategywhich is used to solve the problem. Semantic mapping strategy which can bea visual representation of knowledge that supports students to create theirown understanding of certain text into their own work by drawing a figure,table or chart which the represented the content of the text ( Zaid, 1995:6).From the writer’s observation toward at the third’s semester of Englishdepartment students when they were learning in the classroom, the studentsare not motivated to learn reading subject. So from this research’ proposalthe writer hopes that can increase the ability of students in readingcomprehension by semantic mapping strategy.

The problem of the research is “Does Semantic Mapping Strategysignificantly affects to the students’ reading comprehension?”. And thenThe writer focused “on the effect of Semantic Mapping Strategy on students’reading comprehension in narrative text.” The objective of the research is tofind out whether Semantic Mapping Strategy significantly affects thestudents’ reading comprehension.The Hypothesis of the Research

Ha: There is a significant effect of using Semantic Mapping Strategyon students’ reading comprehension.Ho: There is not significant effect of using Semantic mappingStrategy on students’ reading comprehension.

2. Research Design

There are two variables in this research, namely the independentvariable is semantic mapping strategy while the dependent variable isreading comprehension. The strategy using by the experimental design which

Page 49: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2877ISSN 0853 - 0203

consisted of two groups: Experimental Group and Control Group. Best &Khan (2002:135-136) stated that an experiment involves the comparison ofthe effects of particular treatment with that of a different treatment or of notreatment. In a simple conventional experiment, reference is usually made toan experimental group and to a control group. The experimental group isexposed to the influence of the factors under consideration; the control groupis not. Groups are pre-test and post-test in order to know the differences ofaverage scores:

Research DesignGroup Pretest Treatment Post test

Experimental group (EG) Y1 X Y2Control Group (CG) Y1 Y (without) Y2

Where: EG : Experimental group,X : Using Semantic Mapping StrategyCG : Control group,Y : Without Semantic Mapping Strategy,Y1 : Pre test,Y2 : Post test

Population and SampleBest & Khan (2002:13) state” Population is any group of individuals

that have one or more characteristics in common that are of interest to theresearcher. ”The population of this study is the third semester of Englishdepartment students of HKBP NOMMENSEN MEDAN”. The total numberof the students is 146 students. Sample of the study is 60 students selected asrandomly. The sample is divided into two groups. The first group as experimentalgroup (EG) and the second group as control group (CG).

Instrument for Collecting DataIn collecting the data, the writer gave the multiple – choice test which

is taking from the English reading comprehension test. The procedure asbellows:1. Pre-test: The pre-test conducted to find out the homogeneity of the

sample. It is used to determine whether the two groups (EG, CG) arerelatively equal in reading.

2. Treatment: The treatment conducted after doing the pre-test.3. Post Test: After the teaching presentation, both the experimental group and the

control group gave a post test. The post test is similar to the test that is lead inpre-test. The writer given the students a post tests in order see the result whetherthe strategy is effective or not. And also to measured the students’ competence in

Page 50: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2878ISSN 0853 - 0203

reading comprehension after the treatment done. The results of this text areanalyzed to evaluate the two groups.

Scoring the TestIn scoring the test, this study used score ranging 0-100 by counting

the correct answer and applying this formula: S= 100xN

R

Where: S: score of the test,R: the correct answer,N: number of the question

Validity and Reliability of the TestBest & Khan (2002:208) state, “Reliability and validity are essential

to the effectiveness of any data –gathering procedure.”Best & Khan (2002:208) state, “Validity is that quality of the data-

gathering instrument or procedure that enables it to measure what it issupposed to measure.” Arikunto (2003:196) stated that the validity questionis concerned with the extent to which an instrument measures what onethinks it measuring. It is absolutely essential that the writer as this question”so, in this case the validity of the text is measured whether the test is reallymeasured the reading comprehension. The data would calculate with formula

Spearman Brown product moment: = − 鏞 ( ){ ( 2)− ΣX ²}{N ΣY2 − (ΣY)²Where: xyr : Validity of the coeficient,

X : sum of the students with correct answerY : sum of the students with incorrect answer,N : number of the students

Best & Khan (2002:208) argued that reliability is the degree ofconsistency that the instrument or procedure demonstrates: Whatever it ismeasuring, it does so consistently. Reliability is a necessary but notsufficient condition for validity. The data calculated by the Kuder -Richardson 21 formulas. The Kuder Richardson in Arikunto (2010:189) is

formulate

221

)(1

1 ks

mkm

k

krKR

Where: R : reliability of the test,K : number of items in the studentsM : mean score of the students,SD: standard deviation

Page 51: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2879ISSN 0853 - 0203

To complete the mean of the test, the writer uses the following:

M = N

X

Where: M : mean of the score,

x : The sum of the score,

N : sum of the students.

And then we can use standard deviation: S =n

X 2

Where: S : standard deviation x : The sum of the score,

N : sum of studentsAccording to Best & Khan (2002:308) the coefficient of (r) can be

interpret using these criteria as follow:0.0 - 0.20 : negligible,1.0 0.21 – 0.40 : low,2.0 0.41 – 0.60 : moderate,3.0 0.61 – 0.80 : substantial,0.81 – 1.00 : high to very high.

Technique of Analyzing the DataTo test the hypothesis, the writer used the t- test formula as the

following:

t =

NbNaNbNa

dbda

MbMa

11

2

22

Where: Ma : mean score of experimental groupMb : mean score of the control groupDa2 : score of the experimental groupDb2 : score of control groupNa : number of experimental groupNb : number of control group.

3. Data and Data Analysis

The DataThis reseach was conducted by applying experimental research.

There are two groups in this research, namely the experimental group and thecontrol group. The treatment was done to the experimental group while therewas no treatment given to the control one. In order words, students in the

Page 52: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2880ISSN 0853 - 0203

experimental group were taught by using semantic mapping strategy whilestudents in the control group were taught by using conventional method.

The Score of Pre-Test and Post-Test by the Students of ExperimentalGroup

No Initial NamesPre-Test (T1) Post-Test (T2)

1 ENS 60 75

2 LS 55 75

3 CAG 55 70

4 PPP 60 80

5 FH 50 70

6 IS 55 80

7 ELS 50 80

8 YP 50 85

9 LKP 60 75

10 TAP 50 85

11 EP 60 75

12 DLS 45 75

13 EM 50 85

14 GE 45 70

15 AHS 55 70

16 FD 65 70

17 ANP 65 85

18 BRP 55 90

19 YN 50 80

20 LCPL 55 80

22 VOP 45 75

23 LMS 55 85

24 SM 65 85

24 JS 45 85

25 SYP 45 75

26 DKT 55 80

27 AS 55 75

28 AM 55 80

29 YS 60 80

30 MS 50 75

Total 1620 2350

Mean 54.00 78.33

Page 53: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2881ISSN 0853 - 0203

The data showed that the total score in experimental group of pre – testwas 1620 and the post – test was 2350. The mean score in experimentalgroup of pre – test was 54 and the post – test was 78.33. There is differentnumbers show that was achievement of students’ reading comprehensionafter teaching process.

The lowest score for pre-test is 45 and the highest score is 65, while forpost-test, the lowest score is 70 and the highest score is 90. The different ofthe score between the pre-test and the post-test shows that was an increasingof students’ reading comprehension after taught by using semantic mappingstrategy.

The Score of Pre-Test and Post-Test by the Students of Control Group

No Initial Names Pre-Test (T1) Post-Test (T2)

1 GM 45 552 KNSMS 50 653 YDH 55 754 DLS 50 655 SM 50 656 OA 50 607 YGM 45 558 IJS 50 709 FAS 45 6510 SS 50 7011 USM 55 7512 ASN 50 6513 NPN 55 7014 SG 55 7015 DEB 50 7016 JCM 60 7017 EMS 45 7018 MT 60 7519 RKP 50 6520 DSS 55 6521 DNS 45 6522 EUAS 55 7023 DKRM 55 7524 KIM 55 7525 IVM 45 6526 SDRS 50 6527 QMS 45 6528 AGPS 50 7029 AFH 50 6530 SPSS 45 70

Total 1520 2025Mean 53.67 67.5

Page 54: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2882ISSN 0853 - 0203

Moreover, the total score in control group of pre- test was 1520and the post – test 2025. The mean score in control group of pre – test was50.67 while the post – test was 67.5. Based on the data above, it proves thatthere are significantly different score between both of groups. The increaseof students’ score in experimental group is higher than control group.

Data AnalysisTo know the differences between the students’ reading

comprehension in the experimental group and the control group, it isinteresting to know the testing reliability and validity of the test.

Before the test given to the students, the reseacher have done tryout of the test to know the validity of the test. And then before analyzing thedata, the resecher obtains the reliability of the test by using KuderRichardson formula (KR 21 ) after tried out instrument. The calculation showsthat the coefficient of reliability of the test is 0.89. According to Best &Khan (2002:308) the coefficient of (r) can be interpret using these criteria asfollow:0.01- 0.20 : negligible0.21 – 0.40 : low0.41 – 0.60 : moderate0.61 – 0.80 : substantial0.82 – 1.00 : high to very high.

The Reliability of the TestItem Scores (X) Squared Scores (X)

1 25 6252 24 5763 25 6254 25 6255 25 6256 25 6257 25 6258 24 5769 25 62510 24 57611 20 40012 22 48413 21 44114 24 57615 25 62516 22 48417 22 48418 24 576

Page 55: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2883ISSN 0853 - 0203

19 22 48420 25 625

Total 474 11282Mean 23.7

The formula to obtain the standard deviation (Sd) is as follows:

SD=n

X 2

=30

11282

= 31.5

To obatain the reliability :

K=20 M=23.7 SD=5.31

The calculation of the reliability can be shown as in the following :

221

)(1

1 ks

mkm

k

krKR

)31.35(20

)7.2320(7.231

120

202

8445.0052.189.0

The result of testing reliability is 0.89 It means that the reliability of the testis high.

Analyzing the Data by using t-test formulaTo know whether the use of semantic mapping strategy has a

significant effect on the students’ comprehension in reading comprehensionor not, the result of the test is calculated by using t – test formula.

t =

NbNaNbNa

dbda

MbMa

11

2

Page 56: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2884ISSN 0853 - 0203

The Calculation of Mean (M) and Standard Deviation (SD) forExperimental Group

NoInitialNames

Pre-Test Post-test D da da2

T1 T2 (T2-T1) (d-Ma) (d-Ma)2

1 ENS 60 75 15 -9.33 87.05

2 LS 55 75 20 -4.33 18.75

3 CAG 55 70 15 -9.33 87.05

4 PPP 60 80 20 -4.33 18.75

5 FH 50 70 20 -4.33 18.75

6 IS 55 80 25 0.67 0.45

7 ELS 50 80 30 5.67 32.15

8 YP 50 85 35 10.67 113.85

9 LKP 60 75 15 -9.33 87.05

10 TAP 50 85 35 10.67 113.85

11 EP 60 75 15 -9.33 87.05

12 DLS 45 75 30 5.67 32.15

13 EM 50 85 35 10.67 113.85

14 GE 45 70 25 0.67 0.45

15 AHS 55 70 15 -9.33 87.05

16 FD 65 70 5 -19.33 373.65

17 ANP 65 85 20 -4.33 18.75

18 BRP 55 90 35 10.67 113.85

19 YN 50 80 30 5.67 32.15

20 LCPL 55 80 25 0.67 0.45

22 VOP 45 75 30 5.67 32.15

23 LMS 55 85 30 5.67 32.15

24 SM 65 85 20 -4.33 18.75

24 JS 45 85 40 15.67 245.55

25 SYP 45 75 30 5.67 32.15

26 DKT 55 80 25 0.67 0.45

27 AS 55 75 20 -4.33 18.75

28 AM 55 80 25 0.67 0.45

29 YS 60 80 20 -4.33 18.75

30 MS 50 75 25 0.67 0.45

Total 1620 2350 730 0.1 1836.67

Ma =30

730

= 24.33

Page 57: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2885ISSN 0853 - 0203

The Calculation of Mean (M) and Standard Deviation (SD) for Control Group

No Initial NamesPre-Test Post-test d da da2

T1 T2 (T2-T1) (d-Ma)(d-

Ma)2

1 GM 45 55 10 -6.83 46.65

2 KNSMS 50 65 15 -1.83 3.35

3 YDH 55 75 20 3.17 10.05

4 DLS 50 65 15 -1.83 3.35

5 SM 50 65 15 -1.83 3.35

6 OA 50 60 10 -6.83 46.65

7 YGM 45 55 10 -6.83 46.65

8 IJS 50 70 20 3.17 10.05

9 FAS 45 65 20 3.17 10.05

10 SS 50 70 20 3.17 10.05

11 USM 55 75 20 3.17 10.05

12 ASN 50 65 15 -1.83 3.35

13 NPN 55 70 15 -1.83 3.35

14 SG 55 70 15 -1.83 3.35

15 DEB 50 70 20 3.17 10.05

16 JCM 60 70 10 -6.83 46.65

17 EMS 45 70 25 8.17 66.75

18 MT 60 75 15 -1.83 3.35

19 RKP 50 65 15 -1.83 3.35

20 DSS 55 65 10 -6.83 46.65

21 DNS 45 65 20 3.17 10.05

22 EUAS 55 70 15 -1.83 3.35

23 DKRM 55 75 20 3.17 10.05

24 KIM 55 75 20 3.17 10.05

25 IVM 45 65 20 3.17 10.05

26 SDRS 50 65 15 -1.83 3.35

27 QMS 45 65 20 3.17 10.05

28 AGPS 50 70 20 3.17 10.05

29 AFH 50 65 15 -1.83 3.35

30 SPSS 45 70 25 8.17 66.75

Total 1520 2025 505 0.1 524.2

Page 58: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2886ISSN 0853 - 0203

Mb=30

505= 16.83

Ma = 24.33Mb = 1Da2 = 1856.67Db2 = 524.2Na = 30Nb = 30Further the reseacher applied t-test formula as follows:

t =

NbNaNbNa

dbda

MbMa

11

2

22

=

30

1

30

1

23030

2.52467.1856

83.1633.24

=

30

2

58

87.2380

5.7

= 06.0049.41

5.7

=5693.1

5.7= 4.779

The result of the data analysis shows tobseved was 4.779.

it means tobserved as higher that the ttable ( 4.779 > 2.00: α=0.05).

Testing HypothesisThe testing hypothesis was aimed at showing the result of the data

analysis. In this reseach, the null hypothesis (H0) was rejected because tobserved = 4.779 was higher than the value of t table= 2.00: α=0.05 at level ofsignificant p = 0, 05 and at degree of freedom (df) = 58 (obtained fromNa+Nb-2= 30+30-2=58). so hypothesis alternative is accepted. It indicatesthat there is a significant effect of using semantic mapping strategy on thestudents’ reading comprehension.

Page 59: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2887ISSN 0853 - 0203

Research FindingAfter collecting and analyzing the data by using t – test formula, the

reseacher finds that the value of t – test (4.779) exceeds the value of t – table(2.00), so Hypothesis Alternative is accepted. This finding shows thathypothesis is really true in this research. It indicates that the students’reading comprehension taught by using semantic mapping strategy is higherthan those by using conventional strategy as showed in the total score of theexperimental group in the pre-test was 1620 but in the post-test was 2350and in the pre-test of the control group was 1520 but in the post test was2025.

4. Conclusion

Based on the research analysis, it was concluded that:1) The Semantic Mapping Strategy significantly affects the students’ reading

comprehension especially for the students of the thirth’s semester ofEnglish Department of HKBP Nommensen in Academic years of2015/2016. It was shown by the increasing of the students’ mean from thepre-test up to the post-test. The students’ mean of the pre-test was 63.00,the post-test 83.83. From the result, it was concluded that the applicationof the Semantic Mapping Strategy had successfully increase students’reading comprehension.

2) The Semantic Mapping Strategy can be applied for students. Theachievement of students in the thirth’s semester of English Department ofHKBP Nommensen in Academic year of 2015/2016 in readingcomprehension increased after taught reading comprehension through theapplication of the Semantic Mapping Strategy . The Semantic MappingStrategy is a quite good strategy to improve students’ readingcomprehension skill and increase their involvement in classroomactivities.

Page 60: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2888ISSN 0853 - 0203

REFERENCESAnthony, E. M. 1963. Approach, Method and Technique in Teaching as

Second Language. New York: Mc Grow-Hill.

Arbaiyah, Ali & Zidah Samad. 2001. Peningkatan Penguasaan BahadaInggeris Melalui Latih Tubi Untuk MemperkayakanPerbendaharaan Kata ke Arah Pemahaman Teks DenganPenggunaan Tata Bahasa Yang Betul. BPPDP : KementerianPendidikan Malaysia.

Arikunto,S. 2003. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik:Edisi Revisi V Jakarta: Rineka Cipta.

Best, John W. and James V. Kahn. 2002. Research in Education (7th Ed).New Delhi: Prentice Hall of India.

Burns, A., Roe , J. & Ross, P. 1984. Teaching in Today’s Elementary School(3rd ed.). New York: Longman.

Burns, A., Roe , J. & Smith. S.H. 1984. Teaching in Today’s ElementarySchool (3rd ed.). Boston: Houghton Mifflin Company.

Gerot, L & Wignel, P. 1994. Making Sense on Functional Grammar.Sydney: Gerd Stabler.

Grabe, W. & Stoller, F. 2002. Teaching and Researching Reading. Harlow:Pearson Education Limited.

Hanf, M. 1971. Mapping: a technique for translating reading into thinking,Journal of reading, 225-223. In Keshavarz, M. et.al. The Effect ofSemantic Mapping Strategy Instruction on Vocabulary Learning ofIntermediate EFL Students. Jurnal of Faculty Letters andHumanities. Accessed fromhttp://www.ensani.ir/storage/files/201102151406225.PDF onSaturday 26 April 2014.

Heilman, Arthur W., Timothy R. Blair, and William H. Rupley. 1981.Principles and Practices of Teaching Reading (5th Ed). Ohio: Bell &Howell Company.

Page 61: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2875-2889

2889ISSN 0853 - 0203

Heimlich, J.E & Pittelman, S.D.1986. Semantic Mapping: ClassroomApplication. Delaware: International Reading Association.

Knap, P. & Watkins, M. 2005. Writing English Language Text: LongmanHandbooks For Language Teaching. New York: Longman.

Nunan, D. 2003. Practical English Language Teaching. New York: McGraw Hill.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategy Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan . Jakarta: Kencana.

Setiayadi, 2006. Teaching English as a Foreign Language. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Turner, T.N. 1988. Comprehension Reading for Meaning. Illionis: Scott,Foresman & Co.

Page 62: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2890

ISSN 0853 - 0203

ANALISIS UMPASA PADAUPACARA ADAT PERKAWINAN BATAK TOBADITINJAU DARI SEGI ANTROPOLINGUISTIK

OLEH :

Dra. Roselyn Nainggolan, M.Pd (NIDN. 00 3006 5502)

Harmita Novaria Panggabean (NPM. 12110063)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini menganalisis umpasa pada upacara adat perkawinanBatak Toba. Umpasa merupakan kata-kata resmi bagi orang Batak atau dapatdikatakan umpasa lebih luas cakupannya dibandingkan dengan doa pada masasekarang ini meskipun mempunyai tujuan yang sama. Umpasa seringdigunakan dalam upacara adat Batak Toba. Salah satu upacara adat BatakToba yang menggunakan umpasa adalah upacara adat perkawinan. Tujuanpenelitian ini adalah (1) mendeskripsikan performansi pada upacara adatperkawinan Batak Toba; (2) mendeskripsikan struktur teks umpasa padaupacara adat perkawinan Batak Toba; (3) mendeskripsikan kearifan lokalpada upacara adat perkawinan terkait dengan lingkungan masyarakat BatakToba. Penelitian ini menggunakan teori antropolinguistik. Antropolinguistikmempelajari teks dan performansi tradisi lisan dalam kerangka kerjaantropologi, mempelajari konteks budaya, konteks ideologi, konteks sosial,dan konteks situasi tradisi lisan dalam kerangka kerja linguistik.

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui tiga tahapyaitu: penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian analisis data sesuaidengan performansi Upacara Adat Perkawinan Batak Toba yang meliputi:marsibuha-buhai, pemberkatan di gereja, dan upacara adat.

Kata kunci: Umpasa, Upacara adat Perkawinan Batak Toba, Antropolinguisti

Page 63: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2891

ISSN 0853 - 0203

PENDAHULUANLatar Belakang

Masyarakat Batak Toba merupakan salah satu sub-etnik Batak yangada di Indonesia. Masyarakat Batak Toba mempunyai bahasa Daerah BatakToba sebagai lambang identitas dan menifestasi eksistensi dari kebudayaanIndonesia yang hidup. Bahasa Batak Toba sebagai salah satu bagian daribahasa daerah yang terus berkembang dan berfungsi sebagai alat komunikasi,pendukung, dan lambang identitas masyarakat Batak Toba. Lebih lanjutdinyatakan oleh Halim (1984:22) bahwa dalam rangka merumuskan fungsidan kedudukan bahasa daerah perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: 1)Bahasa daerah tetap dibina dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya, yangmerupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945., 2) Bahasa daerah sebagai kekayaan budaya dapatdimanfaatkan untuk pengembangan bahasa nasional serta untuk pembinaandan pengembangan bahasa nasional serta untuk pembinaan danpengembangan bahasa-bahasa daerah itu sendiri., 3) Bahasa daerah tidakberbeda dalam struktur kebahasaannya, tetapi juga berbeda jumlah penuturaslinya., 4) Bahasa-bahasa daerah tertentu dipakai sebagai alat penghubungbaik lisan maupun tulis, sedangkan bahasa daerah dipakai secara lisan. Fungsitersebut dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan anggota masyarakat dalamberkomunikasi antar sesamanya. Umpasa sebagai kekayaan tradisi sastra lisanbahasa Batak Toba, lahir, hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakatBatak Toba, diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut.

Umpasa dalam konteks budaya masyarakat Batak Toba tidak hanyamemperindah untaian kata-kata, juga memiliki makna yang sangat luas, berisifalsafah hidup, etika kesopanan, undang-undang, dan kemasyarakatan. Tetapiumpasa lebih cenderung berisi falsafah hidup yang menjadi cita-cita hidupmasyarakat Batak Toba berupa hamoraon (kekayaan), hagabeon (mempunyaiketurunan), dan hasangapon (kehormatan). Dalam upacara adat Batak Toba,umpasa adalah satu hal yang tidak boleh dilupakan. Yang dimaksud denganumpasa adalah bahasa berpantun (tamsil) dua baris atau empat baris. Pantundua baris, sebaris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi;pantun 4 empat baris, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baristerakhir sebagai isi (Sinaga, 2012:403).

Dahulu pemakaian umpasa Batak Toba sering digunakan oleh kaummuda-mudi dan orang tua ketika mengadakan suatu kegiatan, misalnya kaummuda-mudi dalam kegiatan acara martandang (berkunjung) dan kaum orangtua dalam kegiatan rapat adat, upacara-upacara adat, seperti marhata sinamot(musyawarah membicarakan uang mahar), marunjuk (upacara perkawinan)dan lain-lain. Umpasa merupakan bagian keindahan bahasa Batak yangdipakai dalam berbagai acara adat. Ini digunakan pada saat upacara adatkelahiran anak, upacara perkawinan, upacara adat kematian dan lain-lain.

Page 64: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2892

ISSN 0853 - 0203

Umpasa Batak digunakan dalam semua aspek kehidupan masyarakat dandisepanjang zaman, khasnya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan senidan tarian, dalam istiadat perkawinan, dalam ucapan-ucapan untuk upacaradan istiadat, dalam jampi dan mantera dan sebagainya (Sitompul dalamDamanik, 1998:19). Penggunaan umpasa berbeda-beda sesuai dengan konteksadat yang berlangsung. Jadi, orang yang ditunjuk dalam menyampaikanumpasa haruslah orang yang memiliki kemampuan serta pengetahuan yangluas tentang acara adat yang berlangsung. Salah satu upacara adat Batak Tobayang menggunakan umpasa adalah upacara perkawinan. Perkawinan adatBatak Toba bersifat eksogami yang artinya perkawinan di luar marga lain dantidak boleh bertukar langsung di antara dua keluarga yang berbeda marga.Sebagaimana diketahui bahwa upacara adat perkawinan Batak Tobaberlangsung dalam beberapa tahap mulai dari acara marsibuhabuhai,pemberkatan, pasahat sipirni tondi, pasahat sipanganon (marpanggoari),marsipanganon, pasahat dekke, parjambaran, pasahat pinggan panukkunan,pasahat ulos, paulak une dan manikkir tangga. Dalam komunikasi pada setiaptahapan tersebut ada hal-hal yang diminta dan diinginkan maka digunakanlahumpasa. Contoh :

Eme sitamba tua, Padi sitamba tuaParlinggoman ni siborok Tempat berlindung beruduAmanta Debata do silehon tua Tuhanlah si pemberi berkatSai dohot ma hamu diparorot Kita semuapun dilindungiUmpasa di atas membandingkan kebiasaan binatang dengan

kepercayaan terhadap ke-Esaan Tuhan, sampiran dan isi mempunyaihubungan yang sangat erat dengan “sifat memberikan perlindungan”. Padasampiran, diuraikan sifat batang padi yang bernas akan selalu merunduksehingga keadaan permukaan air di bawah pohon padi terlindung.

Keadaan tersebut dimanfaatkan berudu (siborok) untuk berlindungdari panas matahari dan terhindar dari intaian semua pemangsa. Selanjutnya,pada isi dijelaskan ke-Esaan Tuhan pencipta langit dan bumi yang telahmelindungi semua umat manusia. Oleh karena itu, Tuhanlah tempatperlindungan manusia.

Umpasa tersebut menekankan makna bernilai budaya denganmenghubungkan bahasa dengan kebudayaan. Ilmu yang mengkaji hubunganbahasa dan kebudayaan tersebut adalah antropolinguistik. Antropolinguistikmenitikberatkan pada hubungan antara bahasa dan kebudayaan di dalam suatumasyarakat seperti peranan bahasa di dalam mempelajari bagaimanahubungan keluarga diekspresikan dalam terminologi budaya, bagaimana caraseseorang berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, bagaimana caraseseorang berkomunikasi dengan orang lain secara tepat dan sesuai dengankonteks budayanya, serta bagaimana bahasa masyarakat dahulu sesuai denganperkembangan budayanya (Sibarani, 2004:50).

Page 65: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2893

ISSN 0853 - 0203

Antropolinguistik mempelajari teks dan performansi tradisi lisandalam kerangka kerja antropologi, mempelajari konteks budaya, konteksideologi, konteks sosial, dan konteks situasi tradisi lisan dalam kerangka kerjalinguistik. Disamping bertujuan menemukan formula yang dirumuskan daristruktur teks dan konteks (bentuk) tradisi lisan, antropolinguistik menggalinilai, norma, dan kearifan lokal (isi) tradisi lisan serta berupaya merumuskanmodel penghidupan kembali, pengelolaan, dan proses pewarisan (revitalisasi)tradisi lisan. Nilai dan norma budaya tradisi lisan dikristalisasi dan ditemukanmakna dan fungsinya. Dari makna dan fungsi bagian-bagian tradisi lisan sertamakna dan fungsi keseluruhan tradisi lisan sebagai wacana yang lengkap akandapat diungkapkan nilai dan norma sebuah tradisi lisan melalui prosesinterpretasi yang dikaitkan dengan konteksnya (Sibarani, 2012:305). Maknaumpasa (pantun) bahasa Batak Toba dapat disimpulkan memiliki nilai-nilaibudaya yang terdapat pada masyarakat Batak Toba yang bernilai baik seperti:nilai kasih sayang orang tua kepada anak, nilai ketekunan, nilai kerja keras,nilai kebersamaan/kekompakan, nilai ketelitian, nilai keterbukaan, nilaikeagamaan, nilai persaudaraan, nilai kerajinan, nilai menyesuaikan diri.

Rumusan masalah yang perlu dibahas yaitu: - Bagaimanakahperformansi pada upacara adat perkawinan Batak Toba;- Bagaimanakahstruktur teks umpasa pada upacara adat perkawinan Batak Toba;-Bagaimanakah kearifan lokal pada upacara adat perkawinan Batak Toba.

Tulisan ini diharapkan menjadi bahan informasi tentang kearifan lokaldan leksikon dan bagi komunitas suku Batak Toba agar tetap menggunakanumpasa dan melestarikan penggunaan umpasa pada Upacara Adat PerkawinanBatak Toba demi kelangsungan hidup bermasyarakat dan warisan budaya bagikomunitas suku Batak Toba.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan performansi padaupacara adat perkawinan Batak Toba; untuk mendeskripsikan struktur teksumpasa pada upacara adat perkawinan Batak Toba; untuk mendeskripsikankearifan local pada upacara adat perkawinan Batak Toba.

Penelitian terhadap umpasa masyarakat Batak Toba sangat diperlukanagar generasi muda dan pemerhati budaya Batak Toba dapat belajar danmendapatkan informasi yang akurat tentang umpasa.

LANDASAN TEORITeori Leksikon

Leksikon adalah koleksi leksem pada suatu bahasa. Kajian terhadapleksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata, strukturisasi kosakata,penggunaan dan penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusikata (etimologi), hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata padasuatu bahasa. Dalam penggunaan seharihari, leksikon dianggap sebagaisinonim kamus atau kosakata.

Page 66: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2894

ISSN 0853 - 0203

Chaer (2007:5) menyatakan bahwa, “Istilah leksikon berasal darikata Yunani kuno yang berarti ‘kata‘, ‘ucapan‘, atau ‘cara berbicara‘.”Kata leksikon seperti ini sekerabat dengan leksem, leksikografi, leksikograf,leksikal, dan sebagainya. Sebaliknya, istilah kosa kata adalah istilah terbaruyang muncul ketika kita sedang giat-giatnya mencari kata atau istilah tidakberbau barat.Teori Semantik Leksikal

Kata merupakan tumpuan dalam pembahasan semantik leksikal.Palmer dalam Surbakti (1976:37) membagi kata atas kata penuh (fullwords), kata tugas dan partikel (form words). Kata penuh mengandung maknatersendiri. Kata ini bebas konteks kalimat sehingga mudah dianalisis. Misalnya,nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Kata tugas merupakan bentuk bebasyang terikat konteks kalimat. Kata ini mengandung makna apabila beradadalam kalimat. Contohnya, pronomina, numeralia, interogatif,demonstratif, artikula, preposisi, konjungsi, dan interjeksi. Partikelmerupakan bentuk terikat yang melekat pada kata dasar dan terikat padakonteks kalimat.

Kearifan LokalKearifan lokal adalah pengetahuan asli (indigineous knowledge) atau

kecerdasan lokal (local genius) suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhurtradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat dalam rangkamencapai kemajuan komunitas baik dalam penciptaan kedamaian maupunpeningkatan kesejahteraan masyarakat. Local genius, indigenious knowledgeatau local wisdom dapat digali secara ilmiah dari produk kultural denganinterpretasi yang mendalam, kemudian diajarkan dalam pendidikankebudayaan. Kearifan lokal dalam tradisi budaya terbagi atas kearifan lokalyang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan dan yang bertujuan untukmenciptakan kedamaian. Kearifan lokal untuk kesejahteraan itu antara lain:(1) kerja keras, (2) disiplin, (3) pendidikan, (4) kesehatan, (5) gotong-royong,(6) pengelolaan gender, (7) pelestarian dan kreativitas budaya, (8) pedulilingkungan, sedangkan kearifan lokal untuk kedamaian antara lain: (1)kesopansantunan, (2) kejujuran, (3) kesetiakawanan sosial, (4) kerukunan danpenyelesaian konflik, (5) komitmen, (6) pikiran positif, dan (7) rasa syukur(Sibarani, 2012:133). Kearifan lokal dapat dimanfaatkan untuk pembentukankarakter generasi muda sehingga karakter itu berbasis budaya bangsa sebagaiwarisan leluhur.

Kearifan lokal bisa disebut sebagai nilai yang kebenaranya diyakinidan dijadikan acuan sebagai pegangan hidup dan bertingkah-laku dalam dalamkeseharian di masyarakat. Kearifan lokal dapat dijumpai dalam polakehidupan masyarakat dengan kebiasaan-kebiasaanya yang telah berlangsunglama secara turun-temurun kelangsungan kearifan lokal akan tampak di dalam

Page 67: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2895

ISSN 0853 - 0203

nilai yang disepakati berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilaitersebut dijadikan pegangan hidup yang biasanya menjadi bagian takterpisahkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati melalui prilakudan sifat dalam rutinitas mereka sehari-hari.

METODE PENELITIANPenelitian tentang Umpasa pada Upacara Adat Perkawinan Batak Toba

secara umum masih terbatas. Dengan demikian, semua leksikon yang ditemukandianalisis. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahdeskriptip kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4)bahwa, “Metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dariorang-orang maupun perilaku yang dapat diamati.” Sejalan dengan definisitersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong (2010:4) mendefinisikan,“Metode kualitatif sebagai suatu tradisi dalam ilmu pengetahuan yangbergantung pada pengamatan seseorang. Pengamatan tersebut berhubungandengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.”

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa penelitian kualitatifmerupakan suatu prosedur penelitian yang menekankan pada kualitas ataumutu suatu penelitian yang mengacu pada teori, konsep, definisi,karakteristik, maupun simbol-simbol. Penelitian tersebut dilakukanberdasarkan pengamatan seseorang terhadap latar alamiah ataulingkungan sosial yang menghasilkan data deskriptif. Metode ini sangattepat dan alami untuk menemukan data, menganalisis, serta melihat fenomenayang sedang terjadi.

Sesuai dengan judul dan masalah penelitian, maka lokasi penelitianadalah perpustakaan FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantarserta melalui penelusuran literature internet.

Penentuan sumber data penelitian ini menggunakan data primer,data sekunder dan data intuisi. Data primernya adalah data berupa observasidari upacara adat perkawinan keluarga Batak Toba, dan juga hasil wawancaradengan raja adat Batak Toba. Raja adat tersebut berusia lebih kurang 60 tahunagar data yang diperoleh lebih akurat. Data lisan yang bersumber dariinforman. Data sekunder adalah menggunakan beberapa buku berbahasaBatak Toba yang dapat dikaji dengan menelaah umpasa pada upacara adatperkawinan Batak Toba. Data Intuisi, data intuisi digunakan oleh penulisuntuk melengkapi kekurangan data yang tersedia yang mampu memperkuatdata.

Pengumpulan data dalam penelitian ini terkait dengan leksikonumpasa pada Upacara Adat Perkawinan Batak Toba. Data yang diperoleh

Page 68: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2896

ISSN 0853 - 0203

dari dokumen tertulis, wawancara mendalam, dan observasi partisipan.Wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya dan mendengar.

HASIL DAN PEMBAHASANPerformansi, Indeks, dan partisipasi (ruang lingkup kajianantropolinguistik) pada upacara adat perkawinan Batak Toba

Performansi adalah bentuk bahasa yang alami, yang dipakai didalamkehidupan sehari-hari, sehingga terdapat kreatifitas yang selalu berkembangdidalamnya. Performansi merupakan keterampilan berbahasa seseorang yangditunjukkan melalui kemampuan nyata seperti berbicara, mendengar, danmenulis. Performansi ini bersifat konkret dengan wujudnya yang dapat berupaparole dan idiolek. Untuk itu adapun performasi dari pada upacara adatperkawinan Batak Toba adalah sebagai berikut:

MarsibuhabuhaiDapat diringkas dalam tabel berikut :

Performansi Indeksikalitas Partisipasi Pihak laki-laki

bersama kerabatdekat membawamakanan kerumah pihakperempuan.Pihak laki-lakimembawaampang yangberisi tudutudusipanganon.

Sebaliknya pihakperempuanmemberikandengkesitiotio(ikan mas)kepada pihaklaki-laki.

Ampang yang berisitudutudu ni sipanganon(hidangan lauk yangdisajikan secara khasyakni seekor ternakdisembelih (juhut namargoar)melambangkanpenghormatan kepadapihak perempuan.

Dengke sitiotiomenggambarkankehidupan yang masihmurni dan bersih. Ikanmas hidup di air tawaryang bening dan belumtercemar. Dengkemerupakanpenghormatan kepadapihak laki-laki.

Pihak laki-lakidan kerabat

Pihak perempuandan kerabat

Page 69: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2897

ISSN 0853 - 0203

Pemberkatan di GerejaDapat diringkas dalam tabel berikut:

Performansi Indeksikalitas Partisipasi Kedua mempelai

diberkati digereja

Bertukar cincin(bola rotan). Cincin inimelambangkankesetiaan keduamempelai dan akanselalu hidup bersamadalam mengarungibahtera rumah tanggasampai mautmemisahkan.

Pihak laki-lakidan kerabat

Pihak perempuandan kerabat

Berkumpul di tempat upacara adat berlangsung (halaman rumah pihaklaki-laki/gedung)

Dapat diringkas dalam tabel berikut:Performansi Indeksikalitas Partisipasi

Pihak laki-lakimemberi tudutuduni sipanganon.

Pihak perempuanmemberikandengke sitiotio(ikanmas) kepada pihaklaki-laki.

Tudutudu nisipanganon (hidanganlauk yang disajikansecara khas yakniseekor ternakdisembelih (juhut namargoar)melambangkanpenghormatan kepadapihak perempuan

Dengke sitiotiomenggambarkankehidupan yang masihmurni dan bersih. Ikanmas hidup di air tawaryang bening danbelumtercemar. Dengkemerupakanpenghormatan kepadapihak laki-laki.

Pihak laki-laki Pihak

perempuan

Page 70: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2898

ISSN 0853 - 0203

Nilai dalam Upacara Adat Perkawinan Batak TobaAdapun nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat perkawinan

Batak Toba adalah sebagai berikut:Nilai Penghormatan

Nilai penghormatan adalah nilai yang berisikan menghargai,kebesaran, dan rasa hormat kepada yang pantas diberikan sebuah kehormatankarena seseorang tersebut memiliki jabatan dan memiliki profesi ataupunkarya. Data performansi yang mendukung nilai penghormatan adalah sebagaiberikut:

1. Sesuai dengan data performansi 1. Marsibuha-buhai, maka datatersebut termasuk nilai penghormatan.Di awal upacara adat, sebelum berangkat ke gereja pihak laki-lakibersama kerabat dekat membawa makanan sibuha-buhai ke rumahpihak perempuan. Biasanya pihak laki-laki membawa ampang yangberisi juhut na margoar/ tudutudu ni sipanganon yang diserahkankepada pihak perempuan sebagai tanda penghormatan kepadapihak perempuan. Juhut (daging) yang disajikan secara khas untukmenunjukkan bahwa lauk yang disajikan bukan dibeli secara kiloantetapi seekor ternak telah disembelih.

2. Sesuai dengan data performansi 3.9.2 Pihak laki-laki memberikanjuhut sulangsulang, maka data performansi tersebut merupakan nilaipenghormatan.Ketika makan bersama, beberapa orang mewakili pihak laki-lakimemberikan sulangsulang kepada hulahula (pihak perempuan)dibarengi dengan perkataan dan umpasa. Sulangsulang kepadahulahula melambangkan penghormatan kepada pihakperempuan.

3. Sesuai dengan data 3.14 Tintin marangkup (memberikan mahar(sinamot) kepada paman pengantin laki-laki), maka data tersebuttermasuk nilai penghormatan.Tintin marangkup diberikan kepada tulang (paman) pengantin laki-laki (saudara laki ibu pengantin pria). Yang menyerahkan adalahorang tua pengantin perempuan berupa uang dari bagian sinamot itu.Secara tradisi pengantin pria mengambil boru tulangnya untukmenjadi isterinya, sehingga yang menerima sinamot seharusnyaadalah tulangnya. Diterimanya sebagian sinamot itu oleh tulangpengantin laki-laki yang disebut titin marangkup, maka tulang laki-laki mengakui bahwa pengantin perempuan, isteri keponakannya ini,sudah dianggapnya sebagai borunya (putrinya) sendiri walaupun ituboru dari marga lain. Pemberian sebagian sinamot tersebutmerupakan bentuk penghormatan kepada paman pengantin laki-laki.

Page 71: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2899

ISSN 0853 - 0203

4. Sesuai dengan data 3.18 Paulak Une, maka data tersebut termasuknilai penghormatan.'Paulak Une' dalam budaya Batak Toba dimaksudkan sebagai upacaramengunjungi mertua atau orang tua perempuan denganmenyampaikan bahwa perkawinan itu sudah berjalan bagus atau 'une'.Pada substansinya, prosesi itu adalah suatu acara antara keluargakedua mempelai yang dilaksanakan setelah beberapa hari pestaselesai. Keluarga muda itu bersama orang tuanya datang ke rumahparboru(pihak perempuan) dengan maksud bersilaturahmi,mengingat pada waktu pesta tidak banyak waktu bersama. Tetapi satuesensi penting adalah ucapan terima kasih dari pengantin laki-laki,bahwa orang tua pengantin perempuan berhasil mengasuh, mendidikdan memelihara adab dan adat borunya, sehingga tetap menyandangstatus “gadis”, sampai dengan hari perkawinannya. Paulak Une inisebagai bentuk penghormatan terhadap orangtua pengantinperempuan.

5. Sesuai dengan data 3.19 Tingkir Tangga, maka data tersebut termasuknilai penghormatan.Tingkir tangga adalah kunjungan balasan dari orang tua pengantinwanita bersama kerabat terdekatnya ke rumah orangtua pengantin pria,untuk melihat keadaan sosial, ekonomi dan spritual pihak laki-laki.Selain itu juga, dikenal sebagai implementasi bahwa dengan adanyapernikahan, maka hubungan kekeluargaan itu tidak hanya terbatassampai pernikahan saja tetapi menyangkut juga keluarga besarnya.Tingkir tangga sebagai bentuk penghormatan kepada orangtuapengantin laki-laki.

Nilai Religius1. Sesuai dengan data performansi 2. Pemberkatan di Gereja, maka

data tersebut termasuk nilai religius.Sesampainya di gereja, acara dilanjutkan dengan upacara pengesahanperkawinan adat(pemberkatan pernikahan) kedua mempelai dengantata cara gereja oleh pejabat gereja. Pemberkatan pun selesaidilaksanakan. Kini, kedua mempelai sudah sah menjadi suami istri.Setiap pasangan yang akan menikah harus diberkati dan di sahkan diGereja yang dipersatukan di dalam nama Tuhan, karena tanpa adanyapemberkatan di Gereja maka perkawinan itu dikatakan tidak sah.Segala sesuatu bersumber dari Tuhan, jodoh atau pasangan hidupTuhanlah yang menentukan.

2. Sesuai dengan data performansi 1. Marsibuha-buhai, maka datatersebut termasuk nilai religius.

Page 72: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2900

ISSN 0853 - 0203

Ketika akan mangan sibuhabuhai sebelum makan harus berdoaterlebih dahulu yang dipimpin oleh salah seorang dari pihakperempuan dan berangkat menuju gereja untuk pemberkatan.

3. Sesuai dengan data performansi 3.9 MakanBersama(Marsipanganon), maka data tersebut termasuk nilaireligius.Setelah semua makanan terhidang di hadapan para tamu dan undanganyang hadir dalam upacara adat tersebut, maka salah seorang dari pihaklaki-laki memimpin doa sebelum makan.

Nilai Harmonis1. Sesuai dengan data performansi 3.18 Paulak Une, maka data tersebut

termasuk nilai harmonisDikatakan, 'paulak une' dalam budaya Batak Toba dimaksudkansebagai upacara mengunjungi mertua atau orang tua perempuandengan menyampaikan bahwa perkawinan itu sudah berjalan bagusatau 'une'. Pada substansinya, prosesi itu adalah suatu acara antarakeluarga kedua mempelai yang dilaksanakan setelah beberapa haripesta selesai. Keluarga muda itu bersama orang tuanya datang kerumah parboru(pihak perempuan) dengan maksud bersilaturahmi,mengingat pada waktu pesta tidak banyak waktu bersama. Tetapi satuesensi penting, adalah ucapan terima kasih dari pengantin laki-laki,bahwa orang tua pengantin perempuan berhasil mengasuh, mendidikdan memelihara adab dan adat borunya, sehingga tetap menyandangstatus “gadis”, sampai dengan hari perkawinannya. Paulak Une akanlebih mendekatkan hubungan kekeluargaan antara keluarga pengantinlaki-laki dengan keluarga perempuan.

2. Sesuai dengan data performansi 3.19 Tingkir Tangga, maka datatersebut termasuk nilai harmonis.Tingkir tangga adalah kunjungan balasan dari orang tua pengantinwanita bersama kerabat terdekatnya ke rumah orangtua pengantin laki-laki, untuk melihat keadaan sosial, ekonomi dan spritual pihak pria.Selain itu juga, dikenal sebagai implementasi bahwa dengan adanyapernikahan, maka hubungan kekeluargaan itu tidak hanya terbatassampai pernikahan saja tetapi menyangkut juga keluarga besarnya.Sehingga akan terjalin hubungan kekeluargaan yang harmonis antarakeluarga pengantin laki-laki dan perempuan.

Nilai Pelestarian Alam1. Sesuai dengan data performansi 1. Marsibuhabuhai, maka data

tersebut termasuk nilai pelestarian alam.

Page 73: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2901

ISSN 0853 - 0203

Di awal upacara adat, sebelum berangkat ke gereja pihak laki-lakibersama kerabat dekat membawa makanan sibuha-buhai ke rumahpihak perempuan. Biasanya pihak laki-laki membawa ampang yangberisi juhut na margoar yang diserahkan kepada pihak perempuansebagai tanda penghormatan kepada pihak perempuan. Sebaliknyapihak perempuan memberikan dengke sitiotio/ dengke simudur-udur/ihan Batak(ikan mas yang diarsik) kepada pihak laki-laki. Dengkesitiotio ini sebagai lompan mangan(lauk untuk makan). Ampang dandengke sitiotio(ikan mas yang diarsik) pada masa kini sangat sulitdidapat. Ini pertanda bahwa ampang dan ihan Batak itu sudah tidakdibudidayakan lagi. Ini artinya upacara adat perkawinan Batak Tobasangat mendukung kelestarian alam tersebut.

Analisis Makna UmpasaSinuan bulu, sibahen na las/ Bambu yang telah ditanam berguna untukmenghangatkanSinuan partuturan, sibaen na horas/ Hubungan kekerabatan yang telahdibangun akan membawa keselamatan

Leksikon Arti Makna Kearifan lokaldalam umpasa

1. Sinuanbulu

2. Sibahen nalas

Bambu yangtelah ditanamYangmembuatkehangatan

Pada sampirandijelaskan bahwabambu yang tumbuhlebat akan membuatmakhluk hidup yangberlindung di bawahatau diantara sela-sela bambu itu akanterasa hangat.Selanjutnya pada isidijelaskan bahwadibuat hubungankekeluargaan, makaakan menghadirkankebaikan dankeselamatan.

Termasukdalammenciptakankedamaianyaitukesetiakawanansosial

Sianjur mulamula, sianjur mula tompa/ Ada yang memulai dan ada yangmenciptaMula ni partuturonta nunga dipungka ianakonta, asa tabuhai ma ulaonta asasaut sinangkap ni rohanta/ Awal kekeluargaan kita telah dimulai oleh anakkita, mari memulai acara ini sesuai dengan keinginan kita

Page 74: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2902

ISSN 0853 - 0203

Leksikon Arti MaknaKearifanlokal dalamumpasa

1. Sianjurmulamula

2. Sianjurmulatompa

Ada yangmemulaiAda yangmencipta

Pada sampirandiuraikan bahwamemulai sesuatuitu adalahkebaikan.Selanjutnya padaisi dijelaskanbahwa denganmenikahkan putraatau putri makaakan membangunkekeluargaan yangmerupakan suatukebaikan dantujuan yang mulia.

Termasukdalammencapaikedamaianyaitukerukunan

Nunga dititi arina, hotanghotang dipatupa/ Hari telah ditentukan, makamakanan disediakan karena sukacitaTung songon on pe na tupa, pasangap hamu hulahula, sai tumonggo nagodang ma pinasuna las ma roha muna manjalosa/ Demikianlah yang dapatkami berikan, semoga menjadi berkat yang melimpah dan kalian bersukacitamenerimanya.

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Dititi arina

2. Hotanghotang

MenentukanhariMakanansyukuran

Pada sampiran diuraikanbahwa segala sesuatuyang ditentukan harinyaharus disambut dengansukacita dan biasanyadengan menyajikanmakanan. Selanjutnyapada pada isi dijelaskanbahwa meskipun tidakseberapa yang diberikankepada hulahula sebagaibentuk penghormatan,sebaiknya diterimadengan sukacita.

Termasuk dalammenciptakankedamaian yaitukesopansantunan

Page 75: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2903

ISSN 0853 - 0203

Tintin ditompa, golanggolang pangarahutna/ Cincin ditempa dengan bentuklingkaranTung so sadia pe nuaeng na hupatupa hami i, ba sai godang ma pinasuna/Biarpun sedikit yang telah kami sediakan, semoga menjadi berkat yangmelimpah

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Tintin ditompa2. Golanggolang

pangarahutna

CincinditempaMembentuklingkaran

Pada sampirandiuraikan ketikamenempa cincin(bolarotan) dibuatlahbentuknya : bulat,melingkar, tidakberawal, tidak berujung.Selanjutnya pada isidijelaskan bahwameskipun tidakseberapa yang disajikansemoga menjadi berkatyang melimpah dan takberujung.

Termasuk dalampeningkatankesejahteraanyaitu kesehatan

Dangka ni arirang peak di tonga onan/ Bunga enau terletak ditengah pasarBadanmuna sai unang olo sirang, tondimuna sai masigomgoman/ Badankalian jangan terpisah, jiwa kalian selalu bersama.

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Dangka niarirang

2. Di tongaonan

Bungaenau

Di tengahpasar

Pada sampirandiuraikan bahwaarirang terletak ditengah pasar. Padabagian arirang inidibuat irisan untukmendapatkan tuak,sehingga arirang dantuak merupakan

Termasukdalammenciptakankedamaian yaitukerukunan

Page 76: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2904

ISSN 0853 - 0203

bagian yang tidakterpisahkanSelanjutnya pada isidijelaskan bahwabadan dan jiwa tidakdapat dipisahkansama halnya sepertiarirang dengan tuak.

Tubu singkoru di dolok ni Purbatua/ Tumbuhlah enjelai di bukit PurbatuaSai tubuan anak ma hamu tubuan boru donganmu saurmatua/ Semoga kalianmempunyai putra dan putri yang akan menemani sampai tua

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Singkoru2. Dolok

Purbatua

EnjelaiBukitPurbatua

Pada sampirandiuraikan enjelaitumbuh di bukitPurbatua. Singkoruadalah sejenisrumput tinggi yangbuahnya berbiji-biji.Selanjutnya pada isidijelaskan bahwapengantin kelakakan mempunyaiputra dan putri yangsukses dalammenggapai cita-citaserta yangsenantiasa menjagaorang tuanya hinggatua seperti yangdiibaratkan padaenjelai yangukurannya tinggi.

Termasukdalampeningkatankesejahteraanyaitu kesehatan

Eme sitamba tua parlinggoman ni siborok/ Padi sitamba tua, tempat berteduhberuduAmanta Debata do silehon tua, sai dohot ma hamu diparorot/ Tuhanlah sipemberi berkat, kita semua dilindungi

Page 77: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2905

ISSN 0853 - 0203

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Padi sitambatua

2. Siborok

Padi benihBerudu

Pada sampiran,diuraikan sifat batangpadi yang bernasakan selalu merunduksehingga keadaanpermukaan air dibawah pohon paditerlindung.Keadaan tersebutdimanfaatkan berudu(siborok) untukberlindung dari panasmatahari danterhindar dari intaiansemua pemangsa.Selanjutnya, pada isidijelaskan ke-EsaanTuhan pencipta langitdan bumi yang telahmelindungi semuaumat manusia. Olehkarena itu, Tuhanlahtempat perlindunganmanusia.

Termasukdalammenciptakankedamaian yaiturasa syukur

Pir ma pongki bahulbahul pansalongan/ Teguhlah pongki sebagai tempatmenyimpan harta yang terbuat dari anyaman pandanPir ma tondi muna, lajulaju nang pansamotan/ Teguhlah jiwa kalian,rejekipun akan lancar.

Leksikon Arti MaknaKearifan

lokal dalamumpasa

1. Pir ma pongki2. Bahulbahul

Teguhlah petitempatmenyimpanharta Kantongdari anyamanpandan

Pada sampiran diuraikansifat pongki yang kuat yangterbuat dari anyamanpandan digunakan sebagaitempat penyimpanan harta.Selanjutnya pada isi

Termasukdalammencapaikedamaianyaitukerukunan

Page 78: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2906

ISSN 0853 - 0203

dijelaskan bahwa jiwa atauroh yang kuat akanmembuat rejeki yangmelimpah.

Asa tiur songon ari, rondang ma songon bulan/ Agar terang di siang hari, sinarbulan di malam hari.Anggiat pasauthon Debata Mulajadi, ulaonta tiru so hariboriboan/ Semogadiberkati Sang pencipta, pesat adat kita berlangsung dalam sukacita.

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Tiur songonari

2. Rondangmasongonbulan

Terang disiang hariTerangbulan dimalamhari

Pada sampirandiuraikan bahwamatahari menjadikansiang terang danbulan bersinarmenjadikan malamterang. Selanjutnyadijelaskan pada isibahwa Tuhan sangpencipta yangmembuat segalasesuatu jadi dankehendaknyalahyang jadi. Tuhanyang memberkatidan membawa terangdan sukacita padasetiap rencanamanusia.

Termasukdalammenciptakankedamaianyaitukerukunan

Pinajongjong tudutudu, asa tigor do hasahatanna/ Petunjuk dibuat agarsampai pada tujuanPinasahat ma tudutudu ni taragu, laho pasangap hulahulana/ Kami berikantudutudu ni sipanganon, sebagai penghormatan kepada hulahula.

Page 79: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2907

ISSN 0853 - 0203

Leksikon Arti MaknaKearifan lokaldalam umpasa

1. Pinajongjongtudutudu

2. Tigorhasahatanna

DidirikanpetunjukSampai ketujuan

Pada sampirandiuraikan bahwapetunjuk itu dibuatagar sampai tujuandan tidak tersesat.Selanjutnya padaisi dijelaskanbahwa denganmemberikantudutudusipanganon, agarsampai padahulahula yangtujuannyamenghormatihulahula.

Termasuk dalammenciptakankedamaian yaitukesopansantunan

KESIMPULANUmpasa adalah kata-kata berkat yang disampaikan dari satu pihak

kepada pihak tertentu yang bersumber dari segenap hati dan jiwa yang haruskita percayai bahwa perkataan tersebut ‘jadi’ atau ‘terwujud’. Dalamkehidupan orang Kristen pada saat ini, kata-kata berkat pada umpasa tersebutberasal dari Tuhan dan kita berharap serta percaya bahwa Tuhan akan‘menjadikan’, ‘mewujudkan’ perkataan berkat itu dalam kehidupan yangnyata si penerima umpasa tersebut. Setelah kata-kata berkat pada umpasa itudiucapkan maka harus dijawab dengan kata “Emma tutu”. Umpasa adalahsalah satu jenis sastra lisan Batak Toba yang mempunyai peranan yang sangatpenting dalam upacara adat perkawinan. Upacara adat perkawinan Batak Tobaberlangsung dalam beberapa tahap. Dalam komunikasi pada setiap tahapanperformansi tersebut ada hal-hal yang diminta dan diinginkan makadigunakanlah umpasa. Setiap umpasa yang digunakan memiliki maknatersendiri yang selalu disesuaikan dengan konteks pembicaraan.

SARANMengingat pentingnya penelitian bahasa dan budaya, terutama

penelitian bahasa daerah dan budaya daerah sebagai upaya revitalisasi,penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan sehingga perlu untukditindaklanjuti dengan mengkaji dari segi masalah dan pendekatan yang lain.

Page 80: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2908

ISSN 0853 - 0203

Misalnya dengan melihat sikap kebahasaan dan profesi penutur, menggunakanteori atau pendekatan antropolinguistik modern, juga dengan yang jumlahsampel yang lebih besar. Model penelitian dengan menerapkan pendekatanantropolinguistik dan dihubungkan dengan teori antropolinguistik modernserta semantik.

DAFTAR PUSTAKAAlwi, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai

Pustaka.

Ary, dkk. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jakarta : UsahaNasional.

Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta : RinekaCipta.

Damanik, Bernieke A. Ristia. 2012. Stereotip gender dalam bentukperumpamaan Bahasa Batak Toba (Kajian Antropolinguistik), http :repository. usu. ac. id/ bitsream/ 12345678/ 35060/ 4/ Chapter%20II.Pdf., diakses 04 Februari 2016.

Danesi, Marcell. 1946. A Basic Course in Anthropological Linguistic. Toronto: Canadian Sccholars’Press Inc.

Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. Cambridge : UniversityPress.

Halim, Amran. 1989. Politik Bahasa Nasional. Jakarta : Balai Pustaka.

Malau, Gens G. 1996. Dolok Pusuk Buhit 4. Jakarta : Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Rosdakarya.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta.

Rajagukguk, Manahan. 2014. Raja Parhata dohot Jambar Hata di UlaonParadaton Pardongansaripeon ni Batak Toba. Jakarta : Pinggan Mas.

Siahaan, Elfrida Indrayani. 2009. Harga Diri Bapak Batak Toba yang Napunu.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30203/4/Chapter%20II.pdf., diakses 04 Februari 2016.

Page 81: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2890-2909

2909

ISSN 0853 - 0203

Siahaan, N. 1964. Sejarah Kebudayaan Batak. Medan : CV Napitupulu &Sons.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan : Poda.

-------. 2012. Kearifan Lokal (Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan).Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Sihombing, T. M. Ompu ni Marhulalan. 1997. Jambar Hata Dongan tu UlaonAdat. Tulus Jaya.

Simorangkir, Mangisi Sahala Edison. 2015. Karakter Batak Masa Lalu, Kini,dan Masa Depan. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sinaga, Richard. 2013. Kamus Batak Toba-Indonesia. Medan : Dian Utamadan Mitra Medan.

Sitorus, Pontas Jamaluddin dan Roselyn Nainggolan. 2015. Diktat Bahasa danSastra Daerah. Pematangsiantar : Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas HKBP Nommensen.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.

Surbakti, Ernawati. 2014. Nilai Budaya dalam Leksikon Erpangir Ku LauTradisi Suku Karo (Kajian Antropolinguistik)., Vol 8, No 1, http:/jurnal.pnl.ac.id/ wpcontent/ plugins/ Flutter/ files_flutter/1409113915JurnalNilaiBudaya-PANGIRValid1.pdf. diakses 17Februari 2016.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa.

Weny Novita. 2015. Leksikon dalam Pengobatan Tradisional Minangkabaudi Kanagarian Maek : Kajian Antropolinguistik, Vol 4, No 2, http :Fib. Unand. Ac. id/ jurnal/ index. Php/ hantaran/ article/ view/ 147/131., diakses 04 Februari 2016.

Page 82: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

I

ANALISA LOGAM BERAT PADA LINDI DARI TEMPAT

PEMBUANGAN AKHIR (TPA) NAMO BINTANG

Oleh

Mariana Br Surbakti, S.Si.,M.Si *(Ketua)Drs. Poltak Panjaitan, M.Pd* (Anggota)

Dosen prodi pendidikan Fisika FKIP UHN Medan

ABSTRAC

Landfills Namo Bintang located on the street Pancurbatu - Delitua,sub Pancur Batu, Deli Serdang regency, is a reservoir of waste that came fromMedan city and District Pancurbatu. With the operation of the wholesalemarket Tuntungan (moving from the morning market in Medan Sutomo road)which is located about 3 km from the landfill, then the volume of waste in thelandfill Namo Bintang will be increased and more smell. Reopening of thelandfill to collect the garbage from the wholesale market and on the marketPancurbatu. Landfills Namo Bintang yet have sewage treatment facilities intomaterials that are more useful for example compost. Landfills is impressedless attention and garbage only in landfills without being processed at all. Thenumber of garbage collectors who came to take plastic waste, scrap metal, etc.,make it look alive landfill, but the location is very seedy and smelly. Aroundthe landfill, there are houses, mostly of ethnic karo and Java. The content ofheavy metals in water wells around the landfill, creates a need for us to conductresearch chemical analysis of the leachate from landfills Namo Bintang,whether leachate from the landfill Namo Bintang has been contaminated byheavy metals such as mercury(0,00034mg/L), iron(0,00078mg/L),zinc(0,0057MG/l), cadmium(0,00058mg/L), lead(0,00087mg/L) andarsenic(0,00032mg/L) from the garbage is piled on the location of the landfill.The results of laboratory analyzes showed no heavy metals exceeded thethreshold contained in the leachate from the three locations. This proves theabsence of pollution that occurred in leachate from three sampling sites

Keywords: Landfill (TPA), leachate, heavy metals, chemical analysis.

Page 83: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

2

I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo bintang telah lama di buka namunbelum ada pengolahan/usaha meminimalisasi dampak sampah terhadaplingkungan sekitar tetapi sampah ditumpukkan hingga ke pinggiran jalan raya.Hal ini menimbulkan bau sangat yang mengganggu bagi pengguna jalan danmasyarakat sekitar TPA. TPA Terjun yang terdapat di Kecamatan MedanMarelan telah memiliki mesin penghancur sampah non organik, mesinpengolahan plastik dan juga mesin pengolah sampah menjadi kompos. TPANamo bintang belum memiliki alat-alat tersebut dan masih menggunakan caralama yaitu open dumping dimana sampah dibiarkan terbuka dan membusuktanpa perlakuan apapun. Metode open dumping sudah lama di tinggalkankarena dianggap sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar karenamenyebabkan pencemaran pada air, tanah dan udara(Budisantoso, 2006).Banyak penelitiaan yang telah meneliti sampel dari lokasi TPA Namo bintangdan membuktikan adanya dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar.Peneliti telah melakukan penelitian tentang analisa logam berat dari sampelair sumur warga sekitar lokasi TPA, terbukti ada parameter telah melewatiambang batas(Surbakti, dkk 2016)Pasar Induk yang dibuka beberapa km dari lokasi TPA akan membuat volumesampah bertambah banyak. Hal ini yang membuat kami tertarik untukmengadakan penelitian lanjutan yaitu menganalisa lindi dari TPAapakah telahtercemar logam-logam berat: Hg, Pb, Zn, Cu, As, dll. Limbah logam beratsangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit sepertitumor dan kanker. Hasil penelitian ini akan menunjukkan apakah kadar logamberat dalam sampel sudah melewati ambang batas yang di tetapkan olehMenteri kesehatan RI atau belum? Jika sudah melewati ambang batas makadapat membuktikan telah terjadi pencemaran logam-logam berat pada lindidari TPA tersebut. Hal ini kiranya dapat menggugah Pemerintah kota Medandan Pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang untuk lebih serius mencarisolusi yang tepat untuk mngatasi dampak pencemaran yang timbul denganmembuat kebijakan tentang masalah sampah.

1.2. Perumusan MasalahApakah lindi yang berasal dari sampah pada TPA Namo Bintang mengandungbahan logam-logam berat seperti Hg, Pb, Zn, As dan KdParameter kimia apa saja yang terbukti melewati ambang batas yangterkandung dalam lindi dari sampah di lokasi TPA Namo Bintang?

Page 84: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

3

Bagaimana hubungan antara hasil analisa logam berat yang terkandung padalindi dari sampah di TPA Namo Bintang dengan besarnya dampakpencemaran pada air sumur warga disekitar TPA?

1.3. Tujuan penelitianPada penelitian ini kami hanya menganalisa sampel air untuk tujuan sebagaiberikut:Untuk mengetahui dan menganalisa kandungan logam berat lindi yangterdapat di sekitar TPA Namo bintang menggunakan alat Spektroskopiserapan atom (AAS) apakah mengandung logam-logam berat atau tidak.Untuk mengetahui sejauh mana dampak pencemaran kandungan logam beratlindi terhadap air sumur warga di sekitar lokasi TPA.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. SampahPertambahan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin besar, dibarengidengan perkembangan teknologi yang merubah kehidupan kita. Pertambahanjumlah penduduk, perubahan pola hidup masyarakat, kecepatan teknologidalam menyediakan barang secara melimpah telah menimbulkan masalah baruyang sangat serius yaitu banyaknya barang yang s tidak terpakai/sampahseperti plastik, karet, kertas dan sebagainya(Budisantoso, 2011)..Sampah sebagai barang bekas, sebenarnya masih mempunyai nilai dan tidakseharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan karena masih dapatdimanfaatkan sebagai bahan mentah industri atau bahan yang berguna lainnya.Prinsip asal buang tanpa memilah dan mengolahnya akan menghasilkansampah dalam jumlah besar dan memerlukan lahan yang sangat luas sebagaitempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini merupakan pemborosan tempat,energi dan bahan baku, juga menimbulkan pencemaran lingkungan.Pencemaran yang timbul dari penumpukan sampah adalah pencemaran udaradari bau yang menusuk, pencemaran air pada air sumur warga baik secarakimia, fisika dan biologi juga pencemaran tanah dari bahan plastik dan logam-logam. Mengolah sampah dan menggunakannya sebagai bahan baku skunderdalam proses produksi akan menghemat bahan baku, energi dan sekaligusmengurangi pencemaran lingkungan. Di TPA Bantargebang telah dilakukanpengolahan sampah sebagai penghasil bahan bakar gas yang merupakanproduk samping dari pelapukan sampah organik.

2. 2. Pengolahan sampah.Yoyon Ahmudiarto, dalam Seminar dan Workshop Capacity Building onLandfill Gas Utilization in ASEAN(2013), mengatakan, landfill gas memilikikandungan gas metana (CH4). Pemanfaatan gas metana dari hasil pengolahansampah telah mulai di ujicoba sejak tahun 2009 di TPA Bantargebang, Bekasi.

Page 85: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

4

Pada tahun 2010 pengolahan sampah di TPA ini telah menghasilkan energisebesar 10 MW/jam yang dihasilkan dari 10 juta ton sampah pada tiga zonapengolahan sampah. Menurut Lumbantoruan (Vice Managing Director TPSTBantargebang): TPST Bantargebang akan terus berupaya meningkatkankapasitas produksi energi hingga 25 MW / jam (Pratiwi, 2013).Di Sumatera Utara, TPA Terjun telah memiliki alat pengolahan sampahterletak di kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, meskipun hanyaberupa mesin penghancur sampah organik dan non organik, belum mencapaipengolahan sampah hingga menghasilkan energi. Mesin-mesin tersebutbelumlah dipergunakan secara maksimal bahkan cenderung tidak terawat danjarang difungsikan. Hal ini terbukti pada kunjungan Walikota Medan, Drs. H.Rahudman Harahap, MM., mendapati mesin tersebut tidak dapat dioperasikandan tidak terawat.(Sumut Pos, 2013)

2.3. Dampak Sampah terhadap Lingkungan dan masyarakatSetiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baikdan sehat. Sesuai dengan ketentuan tersebut bahwa setiap orang berhakmenolak dengan adanya hal-hal yang dapat merugikan kesehatan dirinya.Dalam hal ini, tidak ada teknologi yang dapat mengolah sampah tanpameninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah selalu membutuhkanlahan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Dengan adanya tempat pembuangan sampah di suatu daerah, biasanya akanmempengaruhi kesehatan dan lingkungan bagi warga sekitarnya. Seperti yangterjadi di TPA Bantar gebang, dengan adanya TPA maka warga sekitar TPAterkena dampak negatif. Dampak, seperti Penyakit ISPA, Gastritis, Mialgia,Anemia, Infeksi kulit, Kulit alergi, Asma, Rheumatik, Hipertensi, dan lain-lain merupakan hasil penelitian di Bantar Gebang selama kawasaan tersebutdijadikan TPA (WALHI, 2005). Namun dengan adanya penanganan sampahyang diolah dengan baik maka lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.TPA yang tidak ditangani dengan baik,Bdapat merusak lingkungan danekologi disekitarnya. Beberapa kerusakan lingkungan akibat adanya TPAdilokasi yang tidak dikelola dengan baik, antara lain: pencemaran tanah darikegiatan penimbunan sampah akan berdampak terhadap kualitas tanah (secarafisik dan kimia) di lokasi TPA dan sekitarnya. Tanah yang semula bersih akanmenjadi tanah yang bercampur dengan limbah/sampah, baik sampah organikmaupun sampah anorganik yang berasal dari rumah tangga, pasar maupunlimbah industri dan rumah sakit (Tanaga, 2006). Selanjutnya pencemaran air,akan mempengaruhi kualitas air tanah (secara kimia dan biologi) akibatlimbah sampah yang akan meresap ke tanah dan akan terkumpulnya berbagaimacam penyakit di sekitar TPA. Potensi tercemarnya air tanah oleh limbah B3pun tidak dapat dihindari, akibat adanya sampah dari berbagai sumber.Dampak selanjutnya adalah tercemarnya udara disekitar TPA dengan bau

Page 86: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

5

yang tidak sedap dari sampah maupun asap pembakaranya yang dapatmenimbulkan berbagai penyakit seperti ispa dan TBC (Budisantoso, 2011).Limbah B3 berasal dari logam-logam berat seperti kandungan logam Cu, Zn,Pb, Cd, Hg, Fe, dan sebagainya, yang terdapat pada sampah mengendap danmeresap ke air tanah dan bila dikonsumsi dalam waktu lama dapatmenyebabkan kanker. Bahan kimia lainnya yang cukup berbahaya dalam airtanah adalah Cl, SO4, Nitrat, CN, dan amonia. Untuk analisa kandungan nitratpada air sumur galian warga di sekitar TPA Namo bintang telah diteliti olehmahasiswi Fak. Kesehatan Masyarakat, USU tahun 2009. Pada tahun 2006,Dr. Ir. M. Turmuzi Lubis, MS, juga telah melakukan penelitian studi kasus diTPA Namo bintang tentang karakteristik Lidi (Leachate) di TPA opendumping.Begitu besar perhatian para ilmuwan terhadap permasalahan sampah danpengelolaannya sehingga kami tertarik untuk melakukan penelitian untukmenganalisa kualitas lindi di lokasi TPA Namo bintang.

III. METODE PENELITIANLokasi pengambilan sampel dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)Namo Bintang yang terletak di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu,yang secara administratif dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang. Tempatpelaksanaan analisa kimia dilakukan di Laboratorium Pengujian dan KalibrasiBTKLPP, Medan.Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan untuk persiapan sampel sampai tahapanalisa kimia dan 1 bulan berikutnya untuk analisa data, penulisan laporansampai penulisan ke jurnal ilmiah ber ISSN.Rancangan Penelitian

Sampel yang digunakanan adalah lindi yang di ambil dari berdekatan lokasiTPA.Analisa yang dilakukan yaitu: Analisa logam-logam seperti: raksa, kadmium,besi, seng, tembaga, timbal dan arsen menggunakan alat SpektrofotometerSerapan Arom (AAS) dilakukan di Laboratorium Pengujian dan KalibrasiBTKLPP, Medan.Hasil/data yang diperoleh dari kimia di interpretasikan kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri KesehatanRepublik Indonesia dalam PerMen RI No. 492 / Menkes /PER / IV /2010(Standar Baku Mutu Air Bersih).Dari ke tiga titik, disimpulkan titik yang mana yang terkena dampak, apakahtitik A atau titik B atau C, atau ketiganya terkena dampak, atau ketiganyasama sekali tidak terkena dampak pencemaran?

Page 87: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

6

IV. Hasil dan Pembahasan4.1. Hasil

Analisa yang telah dilakukan di laboratorium kimia memberikan hasil sebagaiberikut dalam tabel dibawah ini:Tabel 1. Data Hasil Analisa Sampel di LaboratoriumNo Parameter Standar

BakuMutu(mg/L)

RerataAnalisaSampel 1

RerataAnalisaSampel 2

RerataAnalisaSampel 3

1 Air Raksa 0,002 0,00034 0,00032 0,000292 Arsen 0,1 0,00032 0,00028 0,000193 Seng 5 0,00043 0,00055 0,000574 Kadmium 0,005 0,00043 0,00055 0,000585 Timbal 0,1 0,00087 0,00076 0,000736 Tembaga 2 0,00078 0,00055 0,00052

Ket: Sampel 1diambil dari sebelah kanan TPASampel 2 diambil dari sebelah depan TPASampel 3 diambil dari sebelah kiri TPA

Data yang diperoleh dari analisa di laboratorium Pengujian dan KalibrasiBTKLPP Medan, menunjukkan bahwa terdapat tidak ada parameter yangdiuji yang melewati ambang batas baku mutu untuk air yang ditetapkan olehPemerintah RI, seperti yang terdapat pada PerMenKes RI No.416/IX/1990 dandiperbaharui dalam PerMenKes RI No. 492 / Menkes /PER / IV / 2010.Kandungan logam berat yang terdapat pada sampel lindi di semua titik adalahpositif ada akan tetapi konsentrasi/ kadarnya masih dibawah batas baku mutuyang ditetapkan oleh Pemerintah.Hasil analisa pada sampel 1menunjukkan bahwa kadar air raksa, arsen, timbaldan tembaga yang paling tinggi dibandingkan pada sampel 2 dan 3. Analisapada sampel 3 menunjukkan kadar seng dan kadmium paling tinggidibandingkan pada sampel lainnya.

4.2. PembahasanHarga yang diperoleh dari hasil penelitian tidak melewati batas yang ditetapkan berarti kualitas sampel air tersebut belum tercemar. Jika hasilpenelitian ini menunjukkan tidak ada parameter yang melewati ambang batasberarti sampel uji tidak tercemar oleh sampah-sampah yang berada di TPA.Hal ini dapat disebabkan oleh pengambilan sampel dilakukan pada musim

Page 88: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

7

hujan sehingga konsentrasi lindi menjadi rendah. Akibatnya data analisamenunjukkan hasil negatif.Analisa yang dilakukan beberapa waktu lalu terhadap air sumur warga disekitar lokasi TPA menunjukkan hasil positif tercemar untuk parameter nitratdan logam Cd dan Pb. Perbedaan hasil analisa ini bisa disebabkan oleh sumbersampel yang diambil berbeda dimana lindi yang digunakan sebagai sampelpada penelitian ini adalah lindi dari sampah yang terdapat di tempat /lokasiTPA langsung diambil setelah truk menurunkan sampah, mungkin sajasampah yang dibawa oleh truk pengangkut sampah pada hari itu tidakmengandung bahan B3.Penyebab lainnya adalah waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada

musim penghujan sehingga sampah-sampah yang dibawa truk sudah terkenaair hujan sehingga lindi yang kami peroleh tidaklah sehitam lindi yang biasadihasilkan dari tumpukan sampah pada waktu musim kemarau.TPA Namo Bintang termasuk salah satu TPA yang tidak ditangani denganbaik sehingga dapat merusak lingkungan dan ekologi disekitarnya. Beberapakerusakan lingkungan yang hingga kini tidak bisa ditanggulangi akibat sebuahkawasan dijadikan TPA yang tidak dikelola dengan baik, antara lain:pencemaran tanah dari kegiatan penimbunan sampah akan berdampakterhadap kualitas tanah (secara fisik dan kimia) yang berada di lokasi TPA dansekitarnya. Tanah yang semula bersih akan menjadi tanah yang bercampurdengan limbah/sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik yangberasal dari rumah tangga, pasar maupun limbah industri dan rumah sakit(Tanaga, 2006). Tidak ada solusi yang konkrit dalam pengelolaannya, makapotensi pencemaran tanah secara fisik akan berlangsung dalam kurun waktusangat lama. Akibat lain yang timbul dengan adanya TPA adalah pencemaranair, dimana hal tersebut mempengaruhi kualitas air tanah secara kimia yaitukadar logam kadmium dan timbal yang tinggi akibat limbah / sampah yangakan meresap ke tanah dan akan terkumpulnya berbagai macam penyakit disekitar wilayah proyek. Potensi tercemarnya air tanah oleh limbah B3 puntidak dapat dihindari, akibat adanya limbah indstri dan limbah rumah sakit(Budisantoso, 2011).Limbah B3 berasal dari logam-logam berat seperti kandungan logam Cu, Zn,Pb, Cd, Hg, Fe, dan sebagainya, yang terdapat pada sampah mengendap danmeresap ke air tanah dan bila dikonsumsi dalam waktu lama dapatmenyebabkan kanker. Bahan kimia lainnya yang cukup berbahaya dalam airtanah adalah Cl, SO4, Nitrat, CN, dan amonia. Penelitian tentang kandungannitrat pada air sumur galian warga di sekitar TPA Namo bintang telah ditelitioleh mahasiswi Fak. Kesehatan Masyarakat, USU tahun 2009 dimana hasilnyaadalah positif diatas ambang batas.

Page 89: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

8

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan

- Analisa laboratorium terhadap lindi yang diambil dari TPA NamoBintang menunjukkan hasil positif ada mengandung logam berat,namun masih dibawah harga baku mutu.

- Parameter yang paling mendekati ambang batas adalah logamKadmium dan Air raksa walaupun masih dibawah standar baku mutu.

- Lindi dari TPA Namo Bintang yang di analisa terbukti belum tercemaroleh logam berat

- Data yang diperoleh dari analisa di laboratorium Pengujian danKalibrasi BTKLPP Medan, menunjukkan bahwa tidak terdapatparameter kandungan logam berat yang melewati ambang batas bakumutu untuk air yang ditetapkan oleh Pemerintah RI.

5.2. Saran

- Pengambilan sampel dilakukan tidak pada musim hujan sehinggakonsentrasi lindi tidak terpengaruh karena adanya air hujan.

- Perlu di perbanyak titik pengambilan sampel agar dapat mewakiliseluruh area lokasi TPA tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, Iwan,” Pengelolaan Sampah dan Kebijakan Pemerintah dalamPenanggulangan Kasus Sampah DKI Jakarta” Kompas.Com, 15Maret 2011.

Pratiwi, Fifi Dwi,”Bantargebang Tingkatkan Produksi Energi, LandfillGas” Harian Kompas, 5 Maret 2006.

NN,”TPA Terjun Peralatan Berkarat, Wali Kota Naik Pitam,” Sumut Pos,27 February 2013

Tanaga Sylvie,”Masalah Sampah Tanggung Jawab Kita Bersama,”http://www.Bandung heritage.org/indexphp?., 6 Juni 2006.

NN, “Kasus TPST Bojong: Buruknya Managemen Pengelolaan Sampah,Rakyat Dikorbankan”, WALHI, April 2005.

Noor, Djauhari. 2005, “Geologi Lingkungan”, Graha Ilmu, UIEU-UniversityPress Yogyakarta.

Page 90: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

9

Rismayanti, 2011,”Kimia Air (Analisa Air Minum)”posted 14 Oktober 2011.

Trisye, 2012,”Kualitas Air Minum” posted on 31 January 2012

Per Men Kes No. 416 / X/ 1990 tentang “Baku mutu air bersih”

Per Men Kes No. 492 / Menkes /PER / IV / 2010 tentang “Baku mutu airbersih”

Page 91: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2919ISSN 0853 - 0203

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN PANGANdan BUAH UNTUK PASAR AGROINDUSTRI di KABUPATEN

DELISERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA

Albina br. Ginting1), Jongkers Tampubolon 2), Johndikson Aritonang 3)1,2,3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas HKBP NommensenJl. Sutomo No. 4A Medan 20234 Telp. 061-4522922. email :

[email protected]

AbstractThe aim of this study; a) identification of food commodities and fruit that hasthe potential to be processed into intermediate products and finished productsin Deli Serdang Regency, b) to determine priorities and strategies for thedevelopment of food commodities as raw fruit processing industry in DeliSerdang Regency. This study uses analysis Location quetion (LQ),descriptive and SWOT analysis. Based on the results of the study concluded;a) Commodity featured food that has the potential to be processed as rawmaterial for agro-industries in Deli Serdang Regency are; cassava, maize,soybean and rice. Then commodity fruits featured potentially be developedin Deli Serdang are; rambutan, guava, banana and barking, b) Prioritiesfeatured food commodities to be developed as a raw material processingindustry in Deli Serdang is cassava for industrial starch, chips, opaque,noodles and animal feed; commodity corn for the manufacture of noodles,crackers/ snacks and animal feed; Soybean for tempe and tauco, c) Thepriority commodities that can be developed seeded fruit farmers for thepurpose of raw materials processing industry in Deli Serdang are rambutan,guava barking and for the manufacture of candied fruit in cans or plastic.And bananas for the manufacture of raw materials for chips and cake/bread.Based on the conclusions suggested; a) the Government through theDepartment of Agriculture of Deli Serdang Regency needs to providecapital support farming on a rolling basis so that farmers can increaseproduction in a sustainable manner, b) In order to develop food commoditiesfeatured the necessary cooperation between farmers/ farmer groups andfacilitating farmers/ farmer groups to establish partnerships with existingindustries in the region this.

Keywords: agro-industry, commodity food, fruits

Page 92: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2920ISSN 0853 - 0203

I. PENDAHULUANLatar Belakang

Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten berbasis pertanian diPropinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan KotaMedan dan memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukungpengembangan agroindustri. Di Kabupaten ini sekitar 40 jenis komodititanaman pangan dan hortikultura diusahakan dengan produktivitas yangrendah karena pemasaran produk hanya berupa bahan mentah (komoditiprimer) yang tidak dapat disimpan lama. Dengan mengembangkanagroindustri berbahan baku tanaman pangan dan hortikultura, sektorpertanian dan industri pengolahan akan dapat berkembang bersama, yangselanjutnya akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah danpada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunandaerah.

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertaniansebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untukkegiatan tersebut (Soekartawi, 2001). Secara eksplisit agroindustri adalahperusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atauhewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakuppengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapatmerupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produkbahan bakuindustri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleksindustri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industripengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.

Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi)produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasarandan distribusi produk pertanian. Menurut Soekartawi (2001) dari pandanganpara pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian)merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitusubsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan usaha tani, pengolahanhasil, pemasaran, sarana danpembinaan. Dengan demikian agroindustrimencakup industri pengolahan hasil pertanian (IPHP), industri peralatan danmesin pertanian (IPMP) dan industri jasa sektor pertanian (IJSP).

Pengembangan agroindustri pada hakekatnya merupakan upayamendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya pembangunan lainnyaagar lebih produktif, mampu mendatangkan nilai tambah, memperbesarperolehan devisa dan menyerap banyak tenaga kerja dengan memanfaatkankeunggulan koparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Artinyapengembangan subsektor ini diarahkan menciptakan keterkaitan yang erat

Page 93: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2921ISSN 0853 - 0203

antara sektor pertanian dan sektor industri, sehingga mampu menopangpembangunan ekonomi nasional (Soekartawi, 2001).

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di ProvinsiSumatera Utara dengan aktivitas perekonomian serta mata pencahariansebagian besar penduduknya bertumpu pada sektor industri pengolahan,sektor pedagang besar dan eceran, sektor kontruksi dan sektor pertanian.

Keempat sektor ini memiliki pengaruh yang sangat dominanterhadap pembentukan PDRB Kabupaten Deli Serdang, sehingga sektortersebut merupakan penggerak utama (prime mover) perekonomian daerahini. Data BPS (2015) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomiKabupaten Deli Serdang tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkandengan tahun 2013. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2014adalah 1,14%. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2012adalah 60.825,74 milyar rupiah, pada tahun 2014 meningkat menjadi69.340,90 milyar rupiah. Jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kabupaten Deli Serdang Atas Harga Dasar Berlaku (ADBH) padatahun 2014 mencapai 69.340,90 Milyar rupiah. Sektor industri pengolahanmerupakan kontributor utama dengan peranan mencapai 32,87%, diikutisektor perdagangan besar dan eceran sebesar 15,66%, sektor konstruksisebesar 14,52%, dan sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar11,75% terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Deli Serdang sehinggasektor pertanian memiliki peran penting bagi Kabupaten Deli Serdang,karenan memberikan kontribusi sebagai sumber bahan pangan, penyeraptenaga kerja, sumber devisa dan sumber bahan baku industri kecil, menengahdan besar di wilayah ini.

Dalam membangun pertanian di Kabupaten Deli Serdang maka DinasPertanian Kabupaten Deli Serdang memiliki visi yang jauh ke depan agardapat mendorong terlaksananya pembangunan daerah di bidang pertanian,perkebunan dan peternakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraanmasyarakat di wilayah ini.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adala;1. Komoditi pangan dan buah apa yang unggul dan berpotensi untuk diolah

menjadi produk antara (intermediate goods) atau produk jadi (finalgoods) di Kabupaten Deli Serdang ?.

2. Bagaimana skala prioritas dan strategi pengembangan komoditi panganda buah unggulan sebagai baku industri pengolahan di Kabupaten DeliSerdang ?.

Page 94: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2922ISSN 0853 - 0203

Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah;1. Untuk mengidentifikasi komoditi pangan dan buah unggulan yang

berpotensi untuk diolah menjadi produk antara (intermediate goods) atauproduk jadi (final goods) di Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui skala prioritas dan strategi pengembangan komoditipangan d buah unggulan sebagai baku industri pengolahan di KabupatenDeli Serdang.

II. METODE PENELITIANSumber dan Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datasekunder yang bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS)Sumatera Utara Tahun 2010-2016 dan Badan Pusat Statistik (BPS)Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2016 dan publikasi-publikasi resmilainnya yang berkaitan. Kemudian data primer diperoleh dari lapanganmelalui wawancara dengan responden.Sampel Penelitian

Lokasi sampling ditentukan secara sengaja (purphosive) berdasarkanRTRW Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebanyak 6 kecamatan dari 22kecamatan. Penentuan sampel (responden) juga ditentukan secara purposive(Kuncoro, 2009), dengan jumlah 30 responden yang mengelola komoditipangan dan buah-buahan yang tersebar pada lokasi sampling yaituKecamatan Tanjung Morawa (5 responden), Kecamatan Percut Sei Tuan (5responden), Kecamatan Kutalimbaru (5 responden), Kecamatan Sunggal (5responden) dan Kecamatan Pancurbatu (5 responden) dan KecamatanHamparan Perak (5 responden).Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahanpertama yaitu analisisi location quetion (LQ) atau kuosien lokasi yangmenggambarkan perbandingan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerahterhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional denganmenggunakan data nilai ekonomi komoditi pangan dan buah yang ditelitidengan formula sebagai berikut;

)1....................................................................TPkPropPKkProp/

eKKabNeKkKab/TNLQ

Page 95: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2923ISSN 0853 - 0203

dimana :NeKkKab : Nilai ekonomi komoditi k di kabupaten yang

dianalisis.TNeKKab : Total nilai ekonomi komoditi di kabupaten yang

dianalisis.NeKkProp : Nilai ekonomi komoditi k diwilayah propinsi

TNePkProp : Total nilai ekonoli komoditi diwilayah propinsi

Komoditi pangan dan buah unggulan ditentukan berdsarkan nilai LQ,Tarigan R ( 2005) menyampaikan hasil analisis LQ dengan data time seriesakan memberikan gambaran perkembangan komoditi unggulan secarakonsisten dari tahun ke tahun. Komoditi yang dianalisis dikelompokansesuai dengan nilai LQ nya (Kuncoro, 2009) yaitu; a) apabila LQ > 1, makatingkat spesialisasi komoditi lebih besar di kabupaten dibanding dengankomoditi yang sama di propinsi, b) selanjutnya bila LQ < 1 maka tingkatspesialisasi komoditi tersebut di kabupaten lebih kecil dari komoditi yangsama di propinsi, c) kemudian bila LQ = 1, maka tingkat spesialisasikomoditi tertentu di kabupaten sama dengan di tingkat propinsi.

Untuk menjawab permasalahan yang kedua, skala prioritas komoditipangan dan buah unngulan dilakukan secara deskriptif dan analisis SWOT.Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan kesempatanekternal (peluang) dan ancaman (Muhajir, 1996; Notoatmojo, 2005), untukmendapatkan gambaran pengembangan komoditi unggulan di KabupatenDeliserdang.

Berikut ini disajikan diagram matrik SWOT dan matrik InternalEksternal yang akan digunakan untuk menganalisis hasil penelitian, untukmerumuskan pengembangan komoditi pangan dan buah unggulan diKabupaten Deliserdang, sebagai berikut:

IFAS

EFAS

Strengths (S)Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan internal

Weaknesses (W)Tentukan 5-10 faktor-

faktor kelemahaninternal

Opportunities (O)Tentukan 5-10 faktor-faktor peluangeksternal

Strategi SOCiptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk memanfaatkanpeluang

Strategi WOCiptakan strategi yangmeminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang

Page 96: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2924ISSN 0853 - 0203

Gambar 1. Matriks SWOT

III. HASIL DAN PEMBAHASANKomoditi Pangan Unggulan di Kabupaten Deliserdang

Komoditas unggulan dalam perekonomian wilayah menentukanpertumbuhan ekonomi wilayah secara keseluruhan. Semakin besar kegiatan-kegiatan sektor ini dalam wilayah akan semakin besar arus pendapatan kedalam wilayah sehingga meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasadari hasil sektor ini dan sektor lainnya yang pada gilirannya permintaantersebut akan meningkatkan volume kegiatan sektor lain yang selanjutnyasecara simultan akan meningkatkan pendapatan wilayah (Setiawan, 2000)

Komoditi unggulan merupakan komoditi yang mampu memberikansumbangan pendapatan bagi wilayah yang bersangkutan. Setiap wilayahtentu memiliki komoditi unggulan yang berbeda-beda. Widayanto (2000)menyampaikan bahwa komoditi unggulan adalah komoditi yang mampumemberikan sumbangan pendapatan bagi wilayah yang bersangkutan.Beberapa kriteria yang dapat menggambarkan keunggulan suatu komoditidalam sebuah wilayah adalah; a) dikenal luas oleh masyarakat setempat,dikelola dan dikembangkan secara luas, b) memiliki sumbangan yangsignifikan bagi perekonomian masyarakat setempat, dapat bersaing dengankomoditi usaha lainnya, c) komoditi ini memiliki kesesuaian secara aspekagroekologis terutama menyangkut lokasi pengembangan, d) memilikipotensi dan orientasi pasar baik domestik maupun ekspor, e) mendapatdukungan kebijakan pemerintah terutama dukungan pasar serta ketersediaaanfaktor pendukung seperti; kelembagaan, teknologi, modal, sarana danprasarana serta sumber daya manusia (Nainggolan, 2011).

Untuk mengetahui nilai LQ komoditi tanaman pangan di KabupatenDeli Serdang, digunakan data tanaman pangan pada tahun yang sama dariPropinsi Sumatera Utara sebagai pembanding, data yang digunakan meliputidata luas lahan dan produksi komoditi tanaman pangan pada Tabel 1.

Threats (T)Tentukan 5-10 faktor-faktor ancamaneksternal

Strategi STCiptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk mengatasiancaman

Strategi WTCiptakan strategi yangmeminimalkankelemahan danmenghindari ancaman

Page 97: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2925ISSN 0853 - 0203

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen (Ha) dan Produksi (ton) KomoditiPangan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 20141 Jagung 274.822 255.291 243.098 211.750 200.603 1.377.718 1.294.645 1.347.124 1.182.928 1.159.7952 Ubi Kayu 32.402 37.929 38.749 47.141 42.062 905.571 1.091.711 1.171.520 1.518.221 1.383.3463 Ubi Jalar 14.874 15.446 14.595 9.101 11.130 179.387 191.104 186.583 116.670 146.6224 Kacang Tanah 14.520 10.773 10.154 9.377 8.311 16.449 11.093 12.073 11.352 9.7775 Kacang Kedelai 7.803 11.413 5.475 3.126 5.024 9.438 11.426 5.419 3.229 5.7056 Kacang Hijau 3.110 3.004 3.498 2.130 2.603 3.344 3.250 3.817 2.345 2.9077 Padi Ladang 52.366 54.397 50.792 45.624 40.594 160.038 167.141 163.140 156.539 140.5238 Padi Sawah 702.308 703.168 714.307 697.344 674.724 3.422.264 3.440.262 3.552.373 3.571.141 3.490.516

No KomoditiPerkembangan Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Utara 2010-2014

Produksi (ton)Luas Panen (ha)

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka (2015), diolah (2016).

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis LQ,dengan menggunakan data sekunder, diidentifikasi komoditi tanaman panganunggulan di Kabupaten Deli Serdang pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Berdasarkan Nilai LQdi Kabupaten Deli Serdang

2010 2011 2012 2013 20141 Jagung 1,180 1,850 1,976 1,733 1,5162 Ubi Kayu 1,876 1,574 1,587 1,062 1,0503 Ubi Jalar 1,198 1,150 1,172 0,924 0,9524 Kacang Tanah 1,487 1,039 0,893 0,655 0,8255 Kacang Kedelai 1,414 1,200 1,095 0,929 0,8486 Kacang Hijau 1,048 1,210 1,248 1,002 1,0327 Padi Ladang 0,957 1,216 1,071 1,035 0,8588 Padi Sawah 1,228 1,265 1,351 1,057 1,058

No Jenis Komoditi Nilai LQ Komoditi Pangan (Tahun)

Sumber : Data Sekunder, diolah 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana pada tabel 2bahwa tanaman pangan yang menjadi komoditi unggulan di Kabupaten DeliSerdang adalah; komoditi jagung yang ditunjukkan dengan nilai LQ > 1secara berturut-turut antara tahun 2011-2014, kemudian komoditi ubi kayu,kacang hijau dan komoditi padi sawah juga merupakan komoditi panganunggulan di Kabupaten Deli Serdang.

Page 98: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2926ISSN 0853 - 0203

2010 2011 2012 2013 20141 Alpukat 0,622 0,540 1,588 1,118 1,0402 Mangga 0,813 0,662 0,143 0,177 0,1863 Rambutan 1,188 1,565 3,062 4,058 3,5354 Duku Langsat 5,023 2,940 4,749 7,781 6,3405 Jeruk/ Jeruk Siam 0,020 0,025 0,029 0,023 0,0186 Durian 0,785 0,599 1,876 1,509 2,0907 Jambu Biji 3,240 5,066 8,919 6,520 10,9728 Sawo 0,936 0,765 1,170 1,175 2,4739 Pisang 3,395 2,928 2,154 2,162 3,38910 Pepaya 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00011 Manggis 3,226 2,460 6,767 5,030 11,23512 Nangka 0,975 0,947 1,734 2,052 2,82013 Sirsak 2,039 2,377 5,760 5,022 6,42414 Belimbing 4,617 3,942 11,028 8,201 11,62715 Salak 0,003 0,002 0,004 0,008 0,011

No Komoditi Nilai LQ Komoditi Buah-buahan (Tahun)

Komoditi Buah-buahan Unggulan di Kabupaten Deli SerdangUntuk mengetahui nilai LQ komoditi unggulan buah-buahn di

Kabupaten Deli Serdang, digunakan data buah-buahan pada tahun yang samadari Propinsi Sumatera Utara sebagai pembanding pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditi Buah-buahan (ton) PropinsiSumatera Utara Tahun 2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014 2010/11 2011/12 2012/13 2013/141 Alvokat 7.644 8.083 7.954 8.574 10.319 6% -2% 8% 20%2 Mangga 28.131 31.742 362.250 334.019 513.858 13% 1041% -8% 54%3 Rambutan 43.777 30.527 26.908 27.799 28.325 -30% -12% 3% 2%4 Duku Langsat 13.258 20.807 32.713 19.562 16.715 57% 57% -40% -15%5 Jeruk/ Jeruk Siam 788.747 579.471 362.250 334.019 513.858 -27% -37% -8% 54%6 Durian 66.206 79.659 102.767 79.994 80.441 20% 29% -22% 1%7 Jambu Biji 35.261 20.716 19.861 15.071 12.661 -41% -4% -24% -16%8 Sawo 6.710 7.543 9.397 9.291 8.601 12% 25% -1% -7%9 Pisang 403.390 429.628 363.061 342.297 298.910 7% -15% -6% -13%10 Pepaya 29.040 36.057 31.658 27.757 26.238 24% -12% -12% -5%11 Manggis 7.750 9.332 13.182 12.336 10.870 20% 41% -6% -12%12 Nangka 15.054 14.241 16.443 14.876 12.818 -5% 15% -10% -14%13 Sirsak 1.163 916 1.066 1.098 960 -21% 16% 3% -13%14 Belimbing 4.732 5.091 7.245 5.204 2.941 8% 42% -28% -43%15 Salak 328.877 360.813 350.011 244.446 354.087 10% -3% -30% 45%

Komoditi Produksi Buah (ton) Propinsi Sumatera UtaraNo +/- Produksi Buah %

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka (2015), diolah (2016).

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis LQ,dengan menggunakan data sekunder, dapat diidentifikasi komoditi tanamanbuah-buahan yang menjadi unggulan di Kabupaten Deli Serdang pada Tabel4.Tabel 4. Jenis Komoditi Unggulan Buah-buahan Berdasarkan Nilai LQ di

Sumber : Data Sekunder, diolah 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana pada tabel 4,bahwa tanaman buah-buahan yang menjadi komoditi unggulan di Kabupaten

Page 99: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2927ISSN 0853 - 0203

Deli Serdang adalah; rambutan, jambu biji, manggis dan pisang yangditunjukkan dengan nilai LQ > 1 secara berturut-turut pada tahun 2011-2014.

Skala Prioritas Pengembangan Komoditi Pangan dan Buah SebagaiBahan Baku Industri Pengolahan di Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deliserdang merupakan salah satu wilayah yang sangatpotensial untuk pengembanga sektor industri (agroindustri) berbasiskomoditi pangan dan buah-buahan. Dinas Perindustrian (2016),menyampaikan terdapat beberapa agroindustri berbasis pertanian diKabupaten Deliserdang sebagaimana pada Tabel 5.

Tabel 5. Industri Pengolahan Berbahan Baku Pangan, Sayuran, dan Buah-buahan di Kabupaten Deli Serdang.

No. Nama Industri Alamat Jenis Produk Bahan Baku1 PT. Sari Tani Jaya Sumatera Galang Tepung Tapioka Ubi Kayu2 Opak "Kujaya/Toni" Pancur Batu Opak dan Kripik Ubi Ubi Kayu3 Opak "Kurniati" Pancur Batu Opak Ubi Kering Ubi Kayu4 Opak "Junio" Pancur Batu Opak Ubi Kering Ubi Kayu5 Opak "Darsun" Pancur Batu Opak Ubi Kering Ubi Kayu6 Kripik " Muhdi" Pancur Batu Opak dan Kripik Ubi Ubi Kayu7 PT. Charoen Pokphand Indonesia Percut Sei Tuan Pakan Ayam Ubi Kayu, Jagung8 PT. Cargill Indonesia Percut Sei Tuan Makanan Ternak (Aqua Feed) Ubi Kayu, Jagung9 PT. Gold Coin Indonesia Percut Sei Tuan Pakan Ternak Ubi Kayu, Jagung10 PT. Indo Jaya Agri Nusa Tanjung Morawa Pakan Ternak Ubi Kayu, Jagung11 CV. Putra Fajar Tanjung Morawa Krupuk Jajanan dan Snack Ubi Kayu/ Jagung12 Cinta Food Tanjung Morawa Snack/Kerupuk Ubi Kayu/ Jagung13 Diski Makmur Sunggal Mie Basah Ubi Kayu/ Jagung14 PT Sinar Baru Sunggal Mie Lidi Ubi Kayu/ Jagung15 Sinar Jaya/Gunung Sari Sunggal Mie Lidi Ubi Kayu/ Jagung16 Bina Sari Era Prima Tanjung Morawa Bihun Ubi Kayu/ Jagung17 Gunung Mas II Tanjung Morawa Mie Kering Gandum/Mie Lidi Kuning Ubi Kayu/ Jagung18 Gunung Mas I Tanjung Morawa Mie Hun dan Mie Telor Ubi Kayu/ Jagung19 Sinar Indah Perdana Tanjung Morawa Mie Hun Ubi Kayu/ Jagung20 Tauco "A PUNG"/Sinar Jaya Sunggal Tauco Kedelai21 HK Tauco Sunggal Tauco Kedelai22 Tujuh Inti Mulia Tanjung Morawa Tempe Kedelai23 PT. Duta Ayumas Persada Deli Tua Saus Cabe Cabai24 PT. Aroma Mega Sari Tanjung Morawa Tepung Beras dan Tepung Ketan Padi25 PT. Majestik Food Ind Patumbak Industri Produk Roti dan Kue Padi, Pisang26 Lok Yuen Lubuk Pakam Buah Manisan Dalam Kaleng/Plastik Rambutan, Salak, jambu biji27 PT. Agrosari Sentana Prima Marindal Buah Dalam Kaleng Rambutan, Salak,dll

Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Deli Serdang, 2016

Tabel 5 menunjukkan bahwa di Kabupaten Deliserdang terdapat 27industri pengolahan berbahan baku hasil pertanian (agroindustri), 6agroindustri yang berbahan baku ubi kayu, 13 agroindustri berbahan bakuubi kayu dan jagung, 3 agroindustri berbahan baku kedelai dan 2 agroindustriberbahan baku padi, artinya di Kabupaten Deliserdang terdapat 23agroindustri yang berbahan baku komoditi pangan.

Page 100: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2928ISSN 0853 - 0203

Tabel 5 juga menunjukkan terdapat 1 industri yang berbahan bakukomoditi sayur di Kabupaten Deliserdang yaitu industri yang mengolahcabai menjadi produk Saus Cabe. Kemduian terdapat 3 agroindustri berbahanbaku komoditi buah-buahan yang terdiri dari pisang, rambutan, salak, jambubiji, dll. Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa diperlukan strategipengembangan komoditi pangan dan buah unggulan dalam rangkamengembangkan sektor industri di kabupaten Deliserdang, yang meliputistrategi pengembangan komoditi pangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai)dan buah-buahan (pisang, rambutan, jambu biji, dll).

Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa skala prioritas komoditipangan unggulan yang dapat dikembangkan petani untuk tujuan bahan bakuindustri pengolahan di Kabupaten Deli Serdang adalah ubi kayu untukindustri tepung tapioka, keripik, opak, mie dan pakan ternak; Komoditijagung untuk pembuatan mie, kerupuk/ snack dan pakan ternak; Kedelaiuntuk pembuatan tempe dan tauco. Kemudian skala prioritas komoditi buahunggulan yang dapat dikembangkan petani untuk tujuan bahan baku industripengolahan di Kabupaten Deli Serdang adalah rambutan, salak dan jambubiji untuk pembuatan buah manisan dalam kaleng/ plastik. Dan pisang untukpembuatan keripik dan bahan baku pembuatan kue/ roti.

Strategi Pengembangan Komoditi Pangan Unggulan (Padi, Jagung, UbiKayu, Kedelai) Sebagai Bahan Baku Industri di Kabupaten DeliSerdang dengan Analisis SWOT

Berdasarkan survey dan FGD yang dilakukan di lokasi samplingpenelitian di Kabupaten Deli Serdang, terdapat beberapa wilayah yangpotensial untuk pengembangan komoditi bahan baku industri pangan yaituKecamatan Percut Sei Tuan potensial sebagai sentra produksi padi sawah,jagung dan ubi kayu, Kecamatan Hamparan Perak potensial sebagai sentrapengembangan komoditi padi sawah. Kutalimbaru untuk komoditi jagungdan Kecamatan Tanjung Morawa potensial untuk pengembangan komoditiubi kayu. Sesuai dengan hasil survey, FGD dan analisis data diketahuikekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dihadapi petani dalamrangka pengembangan komoditi bahan baku industri pangan (padi, jagung,ubi kayu, kedelai) di Kabupatan Deli Serdang, pada Tabel 6.Tabel 6. Analisis SWOT (Strength-Opportunity) pengembangan komoditi

pangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahan bakuIndustri di Kabupaten Deli Serdang.

Page 101: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2929ISSN 0853 - 0203

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana disajikan pada Tabel 6,menggambarkan sebuah strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangankomoditi pangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahan bakuindustri di Kabupaten Deli Serdang sehubungan dengan kekuatan danpeluang yang dimiliki.

Tabel 7. Analisis SWOT (Weakness –Treath) PengembangankomoditiPangan(padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahanbaku industri di Kabupaten Deli Serdang.

Page 102: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2930ISSN 0853 - 0203

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Tabel 7, menggambarkansebuah strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan komoditi pangan(padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahan baku industri di KabupatenDeli Serdang. Strategi ini dirumuskan dengan mengkombinasikan faktorkelemahan yang dimiliki oleh petani (faktor internal) dan ancaman yangmungkin dihadapi petani dalam mengembangkan komoditi pangan (padi,jagung, ubi kayu, kedelai) di Kabupaten Deli Serdang.

Page 103: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2931ISSN 0853 - 0203

Tabel 8. Analisis SWOT (Strength –Treath) Pengembangan komoditi Pangan(padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebgai bahan baku industri diKabupaten Deli Serdang.

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Tabel 8 menggambarkansebuah strategi pada intinya menekankan bahwa kekuatan harus dapatdigunakan untuk menghindari tantangan dalam rangka mengembangkankomoditi pangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahan bakuindustri di Kabupaten Deli Serdang.

Page 104: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2932ISSN 0853 - 0203

Tabel 9. Analisis SWOT (Weakness–Opportunity) Pengembangan komoditiPangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai) sebagai bahan bakuindustri di Kabupaten Deli Serdang.

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Strategi Weakness–Opportunity pada Tabel 9 menggambarkansebuah strategi yang dapat diterapkan untuk komoditi pangan (padi, jagung,ubi kayu, kedelai) sebagai bahan baku industri di Kabupaten Deli Serdangyang pada intinya menekankan bahwa kelemahan harus dapat digunakanuntuk memanfaatkan peluang yang ada untuk pengembangan komoditipangan (padi, jagung, ubi kayu, kedelai) di Kabupaten Deli Serdang.

Page 105: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2933ISSN 0853 - 0203

Strategi Pengembangan Komoditi Buah-buahan (Rambutan, JambuBiji, Salak dan Pisang) Sebagai Bahan Baku Industri di Kabupaten DeliSerdang dengan Analisis SWOT.

Berdarkan hasil survey, FGD dan analisis daya yang dilakukanditemukan beberapa wilayah yang potensial untuk pengembangan komoditibuah-buahan yaitu; Kecamatan Hamparan Perak potensial sebagai sentraproduksi tanaman pepaya, Kecamatan Pancur Batu yang potensial sebagaisentra pengembangan komoditi jambu biji dan Kecamatan STM Hilirpotensial untuk pengembangan komoditi pisang. Sesudai dengan hasil surveydan FGD ditemukan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yangdihadapi petani dalam rangka pengembangan komoditi buah unggulan diKabupatan Deli Serdang.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matrik SWOTdirumuskan strategi pengembangan komoditi buah-buahan (rambutan, jambubiji, salak dan pisang) sebagai bahan baku industri di Kabupaten DeliSerdang pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis SWOT (Strength-Opportunity) Pengembangan KomoditiBuah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) sebagaiBahan Baku Industri di Kabupaten Deli Serdang.

Page 106: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2934ISSN 0853 - 0203

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada tabel 10, menggambarkansebuah strategi yang pada intinya menekankan bahwa kekuatan harusdioptimalkan untuk meraih peluang dalam rangka mengembangkan komoditibuah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) di Kabupaten DeliSerdang.

Page 107: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2935ISSN 0853 - 0203

Tabel 11. Analisis SWOT (Weakness-Treath) Pengembangan komoditibuah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) Sebagaibahan baku Industri di Kabupaten Deli Serdang.

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Tabel 11 dapat dirumuskansebuah strategi yang pada intinya menekankan bahwa kelemahan harusdioptimalkan untuk menekan tantangan dalam rangka mengembangkankomoditi buah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) diKabupaten Deli Serdang.

Page 108: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2936ISSN 0853 - 0203

Tabel 12. Analisis SWOT (Strength -Treath) Pengembangan komoditi buah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) sebagai bahanbaku Industri di Kabupaten Deli Serdang.

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Tabel 12, menggambarkansebuah strategi yang pada intinya menekankan bahwa kekuatan harus dapatdigunakan untuk menghindari tantangan dalam rangka mengembangkankomoditi buah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) diKabupaten Deli Serdang.

Page 109: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2937ISSN 0853 - 0203

Tabel 13. Analisis SWOT (Weakness-Opportunity) Pengembangan komoditibuah-buahan (rambutan, jambu biji, salak dan pisang) sebagaibahan baku Industri di Kabupaten Deli Serdang.

Sumber : Data Primer, diolah 2016.

Strategi Weakness–Opportunity pada Tabel 13, merupakan hasilanalisis SWOT yang menggambarkan sebuah strategi yang pada intinyamenekankan bahwa kelemahan harus dapat digunakan untuk memanfaatkanpeluang yang ada untuk pengembangan komoditi buah-buahan (rambutan,jambu biji, salak dan pisang) di Kabupaten Deli Serdang.

Page 110: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2938ISSN 0853 - 0203

IV. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan hasil analisis data yang dilakukan makadapat disimpulkan :1. Komoditi pangan unggulan yang berpotensi untuk diolah sebagai bahan

baku agroindustri di Kabupaten Deli Serdang adalah; komoditi ubi kayu,jagung, kedelai dan padi. Kemudian komoditi buah-buahan unggulanyang berpotensi di kembangkan di Kabupaten Deli Serdang adalah;rambutan, jambu biji, pisang dan salak.

2. Skala prioritas komoditi pangan unggulan yang dapat dikembangkanpetani untuk tujuan bahan baku industri pengolahan di Kabupaten DeliSerdang adalah Ubi kayu untuk industri tepung tapioka, keripik, opak,mie dan pakan ternak; Komoditi jagung untuk pembuatan mie, kerupuk/snack dan pakan ternak; Kedelai untuk pembuatan tempe dan tauco.

3. Skala prioritas komoditi buah unggulan yang dapat dikembangkan petaniuntuk tujuan bahan baku industri pengolahan di Kabupaten Deli Serdangadalah rambutan, salak dan jambu biji untuk pembuatan buah manisandalam kaleng/ plastik. Dan pisang untuk pembuatan keripik dan bahanbaku pembuatan kue/ roti.

4.Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan :1. Pembentukan koperasi petani di sentra produksi komoditi unggulan di

Kabupaten Deli Serdang, dalam rangka pengembangan komoditipangan, buah-buahan. Dinas Pertanian bertindak sebagai inisiator untukpembentukan koperasi ini yang bekerjasama dengan dengan DinasKoperasi Kabupaten Deli Serdang dan perguruan tinggi untuk melatihpetani tentang tatacara pembentukan koperasi. Dengan adanya koperasipetani akan berperan untuk mendukung petani dalam memperolehbantuan modal baik dari swasta maupun perbankan.

2. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Dinas Pertanian perlumemberikan bantuan modal usahatani secara bergulir agar petani dapatmeningkatkan produksi secara berkelanjutan. Pemerintah perlumemfasilitasi atau bekerjasama dengan pihak swasta dan juga perbankan(BRI, Bank Sumut) agar bersedia membantu petani dalam halpermodalan.

3. Dalam rangka pengembangan komoditi pangan unggulan (jagung danubi kayu), diperlukan kerjasama antar petani/ kelompok tani denganpemerintah untuk mencari pasar komoditi pangan jagung dan ubi kayu diluar Kabupaten Deli Serdang serta memfasilitasi petani/ kelompok tani

Page 111: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2939ISSN 0853 - 0203

penghasil jagung untuk menjalin kemitraan dengan industri berbahanbaku jagung/ubi kayu; industri pangan dan industri pakan.

4. Untuk pemasaran komoditi buah-buahan, petani dan pemerintah perlubekerjasma dalam mempromosikan buah unggulan Kabupaten DeliSerdang di Sumatera Utara misalnya memasarkan hasil buah-buahanpada event-event tertentu. Selain itu pemerintah juga perlu menfasilitasipetani/ kelompok tani untuk menjalin kerjasama dengan industri jus/manisan jambu biji dan salak.

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3.Erlangga. Jakarta

Muhajir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: PenerbitRakesarasin.

Nainggolan, H. L, 2011, Identifikasi Komoditi Unggulan Dalam RangkaPengembangan Komoditi Tanaman Pangan Untuk MenciptakanKetahanan Pangan Wilayah, Studi Kasus Kabupaten Tapanuli Utaradan Toba Samosir, Makalah Seminar Nasional Pertanian PresisiMenuju Kedaulatan Pangan. Medan.

Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit RinekaCipta.

Supriyati dan Suryani, E., 2006: Peranan, Peluang dan KendalaPengembangan Agroindustri di Indonesia. Forum PenelitianAgroekonomi, Vol 24 (2): 92 – 106

.Susanto. A. B, 2010. Reinvensi Pembangunan Ekonomi Daerah, Bagaimana

Membangun Kesejahteraan Daerah. Erlangga. Jakarta.

Sokartawi, 2001. Analisis Usahatani, Universitas Indonesia, UI Press,Jakarta

Tampubolon. J, Ginting. A, Aritonang. J. 2017. Pengembangan AgroindustriBerbasis Komoditi Unggulan dan Kemitraan di Kabupaten DeliSerdang Propinsi Sumatera Utara. LPPM. Universitas HKBPNommensen Medan.

Page 112: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2919-2940

2940ISSN 0853 - 0203

Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. BumiAksara. Jakarta.

Widayanto, B. 2000. Kajian Sektor Unggulan dan Transformasi StrukturPerekonomian di Kabupaten Sleman. DIY Dalam Jurnal DinamikaSosial Ekonomi Pertanian. Volume 1. No. 2000.Yogyakarta.

Page 113: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2941ISSN 0853 - 0203

SISTEM INTEGRASI TANAMAN SEMUSIM;SAWI, KOL dan TOMAT dengan TERNAK BABI di KECAMATAN

PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Gerald P. Siahaan 1), Hotden L. Nainggolan 2)Johndikson Aritonang 3), Mangihut Hutapea 4)

1,2,3) Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas HKBP Nommensen Medan. Jl. Sutomo No. 4A Medan 20234

Telp. 061-4522922, email: [email protected]) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas HKBP Nommensen Medan. Jl. Sutomo No. 4A Medan 20234Telp. 061-4522922

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk; a) mengetahui faktor penghambat dan pendorongsistem integrasi tanaman semusim dan ternak dengan non integrasi di KecamatanParanginan, b) mengetahui perbedaan tenaga kerja pada sistem integrasi tanamansemusim dan ternak dengan non integrasi di Kecamatan Paranginan, c) mengetahuiperbedaan tingkat pendapatan petani sistem integrasi tanaman semusim dan ternakdengan non integrasi di Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjawab permasalahanpertama dan analisis uji t untuk menjawab permasalahan kedua dan ketiga. Hasilpenelitian menyimpulkan; a) terdapat 5 faktor pendorong dan penghambat sistemintegrasi tanaman semusim dan ternak, yaitu meningkatkan pendapatan petani33,3%, pengeluaran biaya 26,6%, pengurangan tenaga kerja 6,6%, efisiensipenggunaan lahan 13,3%, unsur hara tanah terjaga 20%. Faktor penghambat adalah;iklim/cuaca 6,6%, pengetahuan petani 6,6%, kemampuan/ skiil yang petani 40%,kesibukan 33,3%, kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukan penyuluhan13,3%, b) terdapat perbedaan yang nyata antara alokasi tenaga kerja keluarga padasistem integrasi tanaman semusim dan ternak dan non integrasi. Tidak berbedanyata antara alokasi tenaga kerja luar keluarga pada sistem integrasi tanamansemusim dan ternak dengan non integrasi, c) terdapat perbedaan yang nyata antarapendapatan petani sistem integrasi tanaman semusim dan ternak dengan pendapatanpetani tanaman semusim. Berdasarkan penelitian disarankan; a) agar petanimelakukan sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak karena lebihmenguntungkan dengan biaya produksi yang lebih rendah, b) agar pemerintahmemberikan penyuluhan integrasi tanaman semusim dengan ternak kepadamasyarakat, c) agar pemerintah memberikan bantuan modal/ pinjaman kepadapetani untuk mendukung sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak.

Kata Kunci; tanaman semusim, integrasi, ternak, pendapatan petani.

Page 114: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2942ISSN 0853 - 0203

BAB I PENDAHULUANLatar Belakang

Sistem integrasi tanaman dan ternak atau pola pertanian terpaduadalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian (Harianto,2007). Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang dilahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpalimbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbahpertanian digunakan untuk pakan ternak (Suprodjo, 2009; Sudiono, 2006).Integrasi ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usahayang optimal dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukungdan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensiproduksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha tani (Hendriadi, 2008).

Ciri utama dari pengintegrasian tanaman dengan ternak adalahterdapatnya keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman denganternak. Keterkaitan tersebut terlihat dari pembagian lahan yang salingterpadu dan pemanfaatan limbah dari masing masing komponen. Salingketerkaitan berbagai komponen sistem integrasi merupakan faktor pemicudalam mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat tani (Kariyasa,2005).

Konsep sistem pertanian terpadu atau yang disebut juga dengansistem integrasi tanaman semusim adalah konsep pertanian yang dapatdikembangkan untuk lahan pertanian terbatas maupun lahan luas. Pada lahanterbatas yang dimiliki oleh petani umumnya konsep ini menjadi sangat tepatdikembangkan dengan pola intensifikasi lahan. Lahan sempit akanmemberikan produksi maksimal tanpa ada limbah yang terbuang. Sedangkanuntuk lahan lebih luas, konsep ini akan menjadi suatu solusimengembangkan pertanian agribisnis yang lebih menguntungkan (Kapa,2006; Rahman, 2008).

Tanaman semusim merupakan tanaman yang hidupnya hanya satumusim saja atau sekitar kurang lebih dari tiga bulan dan akan panen ketikatanaman tersebut mencapai umur maksimal tiga bulan. Jenis tanamansemusim dapat tumbuh pada daerah yang beriklim sejuk atau dataran tinggidan dapat tumbuh pada daerah dataran rendah. Jika dibandingkandengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih mudah dibudidayakanberdasarkan lokasinya, serta berdasarkan waktu panennya dan tanamansemusim sangat menguntungkan karena waktu panennya hanyamembutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan.

Tanaman semusim ini dapat dibagi dua yaitu sekali tanam sekalipanen seperti padi, ubi, buncis, kol, kacang tanah, kentang, bawang merah,bawang putih, jagung dan sekali tanam beberapa kali panen seperti cabe,

Page 115: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2943ISSN 0853 - 0203

tomat, dan terong. Perkembangan luas lahan tanaman semusim di KabupatenHumbang Hasundutan pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ha), Menurut Jenis Tanaman diKabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2010-2014.

No Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 20141 Bawang Merah 1.360 1.384 1.581 1.048 1.0032 Bawang Putih 29 32 29 15 73 Bawang Daun 2.169 1.601 1.837 1.675 1.6124 Kentang 7.972 7.203 7.479 5.633 6.0905 Kol 8.834 7.906 7.596 6.958 7.1836 Sawi 6.213 6.092 6.000 5.932 5.5127 Wortel 2.296 1.505 1.504 1.958 2.1938 Lobak 486 460 593 602 5839 Kacang Merah 667 637 527 508 482

10 Kacang Panjang 4.788 4.564 4.664 4.393 4.12211 Cabe 21. 711 19. 643 22.129 12. 254 19. 49512 Tomat 4.311 4.142 4.147 4.674 4.07513 Terung 4.016 3.721 4.541 4.084 3.84714 Buncis 4.004 3.323 3.244 2.790 2.13915 Ketimun 3.212 2.953 3.259 2.765 2.63816 Labu Siam 365 211 436 357 40117 Kankung 2.613 2.554 2.671 2.697 2.68618 Bayam 3.175 3.170 3.010 3.034 3.33019 Kol Bunga 1.507 1.381 1.754 2.057 2.003

Sumber : BPS, 2014. Kabupaten Humbang Hasundutan DalamAngka.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas areal tanaman semusim sawidari tahun 2010-2014, mengalami penurunan luas lahan dari 6.213 hamenjadi 5.512 ha, Kemudian tanaman semusim bawang merah mengalamipeningkatan luas areal tanam pada tahun 2010-2012 dari 1.360 ha menjadi1.581 ha. Selain tanaman semusim bahwa usahatani ternak juga potensialuntuk dikembangkan di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan sistemintegrasi pada Tabel 2.

Page 116: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2944ISSN 0853 - 0203

Tabel 2. Populasi Ternak Menurut Kecamatan di Kabupaten HumbangHasundutan Tahun 2013.No

Kecamatan

Sapi

Kerbau

Kuda

Kambing

Babi AyamBuras

Itik

1 Pakkat 124 607 - 550 2.989 38.940 8.9152 Onan

Panjang65 1.013 4 58 2.845 13.673 2.990

3 Sijampolang

300 743 - - 966 7.250 4.258

4 LintongNihuta

4 2.078 34 - 4.702 29.481 2.918

5 Paranginan

- 1.157 8 - 4.389 18.023 761

6 DolokSanggul

14 3.094 540 143 6.597 50.542 1.628

7 Pollung 27 2.037 46 22 6.985 15.022 1.2668 Parlilitan 31 607 22 95 1.867 16.383 8.9159 Tarabintan

g- 209 - 655 1.627 6.630 1.663

10.

Baktiraja - 103 - 22 1.096 10.250 1.750

Jumlah 566 12.378

654 1.545 34.163

206.194

30.694

Sumber: BPS, 2014. Kabupaten Humbang Hasundutan DalamAngka.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa 10 kecamatan yang ada diKabupaten Humbang Hasundutan sangat potensial untuk pengembanganternak. Data menunjukan sebagaimana pada Tabel 2, bahwa diwilayah initerdapat ternak babi 34.163 ekor, kemudian ternak kerbau 12.378 ekor danternak sapi 566 ekor. Sistem pertanian integrasi di Kecamatan Paranginansudah mulai dilakukan terutama dalam hal memanfaatkan kotoran ternakuntuk memenuhi unsur hara di dalam tanah. Penggunaan kotoran ternaksebagai pupuk dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam sistempertanian terpadu ini (Handaka, 2009; Bangun, 2005), artinya dilakukanupaya penggunaan sumberdaya yang ada secara optimal dan kompleks,berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan judul,“sistem integrasi tanaman semusim (sawi, kol, tomat) dengan ternak (babi) diKecamatan Paranginan Kabupaten Hasundutan”.

Page 117: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2945ISSN 0853 - 0203

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang sebagaimana disajikan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah;1. Apa saja faktor penghambat dan pendorong pelaksanakan sistem

integrasi tanaman semusim dan ternak di Kecamatan Paranginan,Kabupaten Humbang Hasundutan ?

2. Bagaimana perbedaan tenaga kerja pada sistem integrasi tanamansemusim dan ternak dengan non integrasi di Kecamatan Paranginan,Kabupaten Humbang Hasundutan ?

3. Bagaimana perbedaan tingkat pendapatan petani sistem integrasitanaman semusim dan ternak dengan non integrasi di KecamatanParanginan, Kabupaten Humbang Hasundutan?

Tujuan PenelitianBerdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong pelaksanakan

sistem integrasi tanaman semusim dan ternak dengan non integrasi diKecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Untuk mengetahui perbedaan tenaga kerja pada sistem integrasi tanamansemusim dan ternak dengan non integrasi di Kecamatan Paranginan,Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan petani sistem integrasitanaman semusim dan ternak dengan non integrasi di KecamatanParanginan, Kabupaten Humbang Hasundutan

BAB II METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Paranginan Kabupaten

Humbang Hasundutan, yang dipilih secara sengaja (purposive), dimana didaerah penelitian ini terdapat petani yang melakukan sistem pertanianterpadu antara tanaman dan ternak. Jumlah sampel dalam penelitian iniditentukan secara sengaja sebanyak 30 responden, yang ditentukan pada 3desa dari 11 desa yang terdapat di Kecamatan Paranginan yaitu DesaLumban Barat 6 responden petani non integrasi dan 6 responden petaniintegrasi, Desa Lobu Tolong dengan 4 responden petani non integrasi dan 3responden petani integrasi, Desa Sihonongan 6 responden petani nonintegrasi dan 5 responden petani integrasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yangdiperoleh dari lapangan melalui wawancara kepada petani sistem integrasitanaman semusim dan ternak dan petani non integrasi dengan menggunakaninstrumen kuisioner sebagai berikut; karakteristik petani, luas lahan, harga,jenis pekerjaaan, umur, pendidikan dan jumlah tanggungan. Kemudian data

Page 118: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2946ISSN 0853 - 0203

sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait seperti; Kantor Badan PusatStatistik, Dinas Pertanian serta literatur yang berkaitan dengan penelitian.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdeskriptif untuk menjawab permasalahan pertama dan dengan analisis uji tuntuk menjawab permasalahan kedua dan ketiga. Pengujian dengansignifikan 0,05 (α =5 % ) dengan membandingkan antara thitung dan ttabel.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanakan Sistem Integrasi

Tanaman Semusim dengan Ternak.Faktor pendorong merupakan hal-hal yang dapat mendorong suatu

kegiatan, usaha dan produksi, sehingga usaha tersebut berjalan dengan baik.Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa terdapat faktorpendorong petani dalam melakukan sistem integrasi tanaman semusim danternak dan yang paling dominan adalah peningkatan pendapatan dan biaya.Hasil wawancara dengan petani responden di Kecamatan ParanginanKabupaten Humbang Hasundutan mengenai faktor pendorong pelaksanaansitem integrasi tanaman semusim dan ternak diwilayah ini pada Tabel 3.

Tabel 3. Faktor Pendorong Pelaksanaan Sistem Interasi Tanaman Semusimdengan Ternak di Kecamatan Paranginan.

No Jawaban responden petaniRespon petani Integrasi %

1 Meningkatkan pendapatan petani 5 33,32 Pengurangan biaya 4 26,63 Pengurangan tenaga kerja 1 6,64 Efisiensi penggunaan lahan 2 13,35 Unsur hara tanah dapat terjaga 3 20

Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 3 diketahui bahwaterdapat 5 faktor pendorong melakukan sistem integrasi tanaman semusimdan ternak yakni; meningkatkan pendapatan petani, biaya, penggunaantenaga kerja, efisiensi penggunaan lahan, unsur hara tanah dapat terjaga.Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 responden petani yang nonintegrasi dan integrasi, terdapat 5 petani responden atau 33,3% menyatakanfaktor pendorong meningkatkan pendapatan, 4 petani responden atau 26,6%menyatakan biaya, 1 petani responden atau 6,6% penggunaan tenaga kerja, 2petani responden atau 13,3% efisiensi penggunaan lahan dan 3 petaniresponden atau 20% unsur hara tanah dapat terjaga.

Disamping faktor pendorong, juga diketahui faktor penghambat bagipetani dalam melakukan sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak,

Page 119: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2947ISSN 0853 - 0203

dan yang paling dominan adalah faktor iklim dan kemampuan (skill) yangdimiliki petani. Hasil dari wawancara dengan petani responden di KecamatanParanginan mengenai faktor penghambat pelaksanaan integrasi tanamansemusim dengan ternak diwilayah ini pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Interasi Tanaman Semusimdengan Ternak di Kecamatan Paranginan.

No Jawaban responden petaniRespon petani Integrasi %

1 Iklim/cuaca 1 6,62 Pengetahuan adopsi teknologi 1 6,63 Kemampuan (skill) petani yang dimiliki kurang 6 404 Kesibukan atau tidak ada waktu 5 33,35 Kurangnya perhatian pemerintah 2 13,3

Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 4 diketahui bahwaterdapat 5 faktor penghambat bagi petani dalam melakukan sistem integrasitanaman semusim dengan ternak yakni; iklim/cuaca, pengetahuan adopsiteknologi, kemampuan (skill) petani yang masiih kurang, kesibukan atautidak ada waktu, kurangnya perhatian pemerintah. Berdasarkan wawancaradengan 15 petani responden, yang tidak melakukan integrasi (non integrasi)dan integrasi, terdapat 1 petani reponden atau 6,6% menyatakan faktorpenghambat iklim/cuaca, 1 petani reponden atau 6,6% menyatakanpengetahuan adopsi teknologi, 6 petani reponden atau 40% menyatakankemampuan (skill) petani yang dimiliki kurang, 5 petani reponden atau33,3% menyatakan kesibukan atau tidak ada waktu, 2 petani reponden atau13,3% menyatakan kurangnya perhatian pemerintah.

3.2. Perbedaan Curahan Tenaga Kerja Sistem Integrasi TanamanSemusim dengan Ternak dan non IntegrasiTenaga kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah tenaga kerja yang

digunakan pada sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak diKecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan. Tenaga kerjaberasal dari dalam keluarga dan luar keluarga pada Tabel 5.

Page 120: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2948ISSN 0853 - 0203

Tabel 5. Perbedaan Curahan Tenaga Kerja per Usahatani (HKP) per MusimPanen Sistem Integrasi tanaman semusim dan ternak dengan nonintegrasi di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Curahan tenaga kerja per usahatani (HKP)

NoSampel

Tanaman Semusim(non integrasi)

Integrasi Tanaman Semusim denganTernak

Dalam Keluarga Luar keluarga Dalam Keluarga Luar keluarga Ternak

1 12,5 1.9 12,6 3.5 2.3

2 15,4 3.6 16,4 2.5 2.1

3 15,3 3.6 15,5 2.6 2.3

4 13,9 2.4 15,3 2.1 2.1

5 12,9 2.7 12,1 2.7 2.3

6 15,1 3.9 16,3 2.1 2.1

7 11,6 2.4 13,6 2.1 2.1

8 13,5 2.6 14,5 2.1 2.3

9 14,9 4.2 14,3 2.9 2.3

10 13,9 3.3 11,9 3.5 2.3

11 10,2 2.8 12,2 2.8 2.1

12 11,5 3.3 13,4 4.2 2.5

13 14,5 2.1 10,5 3.1 2.1

14 14,9 3.2 12,3 2.4 2.3

15 14,3 5 13,9 4.6 2.3Sumber : Data primer diolah, 2016.

Untuk melihat perbedaan curahan tenaga kerja dalam keluarga padasistem integrasi tanaman semusim dengan ternak dengan non integrasi diKecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan digunakan uji-tvarian yang sama (equal variance) pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Output Uji t Equal Variance Alokasi Tenaga Kerja dalamKeluarga Pada Sistem Integrasi Tanaman Semusim dengan Ternakdan non integrasi di Kecamatan Paranginan Kabupaten HumbangHasundutan.

Page 121: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2949ISSN 0853 - 0203

t-Test: Two-Sample Assuming Equal VariancesIntegrasi tanaman

semusim dan ternak Non Integrasi

Mean 15.88666667 13.62667Variance 2.969809524 2.493524Observations 15 15Pooled Variance 2.731666667Hypothesized Mean Difference 0Df 28t Stat 3.744770606P(T<=t) one-tail 0.000414704t Critical one-tail 1.701130908P(T<=t) two-tail 0.000829408

t Critical two-tail 2.048407115Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 6, diketahui rata-rataalokasi tenaga kerja dalam keluarga untuk sitem integrasi tanaman semusimdengan ternak dan non integrasi adalah 15,8 HKP dan 13,62 HKP.Berdasarkan uji t equal variance yang dilakukan diperoleh t-hitung3.744770606 dan t-crit sebesar 2.048407115, artinya tenaga kerja dalamkeluarga pada sistem integrasi lebih besar dari pada tenaga kerja nonintegrasi, sehingga jumlah tenaga kerjanya tidak sama, dengan t-hitung > t-crit, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya alokasi tenaga kerja dalamkeluarga pada sistem integrasi dan non integrasi berbeda secara nyata.

Kemudian berdasarkan hasil analisis data juga diketahui perbedaantenaga kerja luar keluarga pada sistem integrasi tanaman semusim denganternak dengan non integrasi pada Tabel 7.Tabel 7. Hasil Output Uji t Equal Variance Alokasi Tenaga Kerja Luar

Keluarga Pada Sistem Integrasi Tanaman Semusim dengan Ternakdan non integrasi di Kecamatan Paranginan Kabupaten HumbangHasundutan.

Page 122: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2950ISSN 0853 - 0203

t-Test: Two-Sample Assuming Equal VariancesIntegrasi tanaman

semusim dan ternak Non Integrasi

Mean 2.88 3.133333333Variance 0.603142857 0.710952381Observations 15 15Pooled Variance 0.657047619Hypothesized Mean Difference 0Df 28t Stat -0.855902995P(T<=t) one-tail 0.199658453t Critical one-tail 1.701130908P(T<=t) two-tail 0.399316906

t Critical two-tail 2.048407115Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 7, diperoleh rata-rataalokasi tenaga kerja luar keluarga untuk non integrasi dan integrasi luarkeluarga pada sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak adalah 2,88HKP dan non integrasi 3,33 HKP. Berdasarkan uji t equal variance diperoleht-hitung 0.855902995 dan t-crit 2.048407115. artinya jumlah tenaga kerjaluar keluarga pada non integrasi lebih besar dari pada tenaga kerja luarkeluarga tanaman semusim sehingga jumlah tenaga kerjanya tidak sama,dimana t-hitung (stat) < t-crit, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinyaalokasi tenaga kerja dalam keluarga pada sistem integrasi dan non integrasitapi tidak berbeda secara nyata.

3.3. Pendapatan PetaniPendapatan merupakan penerimaan total (total revenue) dikurangi

biaya total (total cost). Penerimaan total adalah perkalian antara produksiyang dihasilkan dengan harga jual produk, sedangkan biaya total merupakankeseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk mengetahuiperbedaan pendapatan petani pada sistem integrasi tanaman semusim denganternak pada Tabel 8.

Page 123: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2951ISSN 0853 - 0203

Tabel 8. Pendapatan per Usahatani Petani Sampel Pada Sistem IntegrasiTanaman Semusim dan Ternak dan non Integrasi di KecamatanParanginan Kabupaten Humbang Hasundutan.

NoSampel

Pendapatan Per Usahatani

Tanaman Semusim Integrasi

Tanaman semusim Ternak

1 6.065.000 9.057.000 2.400.000

2 7.645.000 10.315.000 2.000.000

3 8.765.000 11.219.000 2.800.000

4 7.010.000 9.172.000 2.000.000

5 6.155.000 8.194.000 2.400.000

6 12.395.000 15.359.000 2.000.000

7 11.480.330 10.016.000 2.000.000

8 6.690.000 8.729.000 2.800.000

9 17.945.000 14.415.000 2.000.000

10 8.895.000 11.627.000 2.000.000

11 6.120.000 8.041.000 2.400.000

12 8.515.000 10.412.000 2.000.00013 7.027.000 12.469.000 2.000.000

14 12.995.000 16.156.000 2.400.000

15 12.650.000 15.580.000 2.400.000

Total 140.352.330 170.761.000 33.600.000

Rata-rata 9.356.822 11.384.067 2.240.000

Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui perbedaan pendapatanpetani dengan sistem integrasi tanaman semusim dengan ternak dan nonintegrasi pada Tabel 9.Tabel 9. Hasil Output Uji t Equal Variance Perbedaan Pendapatan pada

Sistem Integrasi Tanaman Semusim dengan Ternak dengan nonintegrasi di Kecamatan Paranginan Kabupaten HumbangHasundutan.

Page 124: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2952ISSN 0853 - 0203

t-Test: Two-Sample Assuming Equal VariancesIntegrasi tanaman

Semusim Non Integrasi

Mean 13486933.33 9356822Variance 7.61144E+12 1.18138E+13Observations 15 15Pooled Variance 9.71261E+12Hypothesized Mean Difference 0Df 28t Stat 3.629313507P(T<=t) one-tail 0.000562204t Critical one-tail 1.701130908P(T<=t) two-tail 0.001124409

t Critical two-tail 2.048407115Sumber : Data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 9, diperoleh rata-ratapendapatan petani untuk non integrasi dan integrasi pada sistem integrasitanaman semusim dengan ternak adalah 13486933.33 dan 9356822. Sesuaidengan uji t equal variance diperoleh t-hitung 3.629313507 dan t-crit2.048407115, artinya pendapatan petani sistem integrasi lebih tinggi daripada petani non integrasi sehingga sangat menguntungkan, dimana t-hitung>t-crit, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan secaranyata antara pendapatan petani pada sistem integrasi dan non integrasi.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; a) terdapat 5 faktorpendorong dan penghambat sistem integrasi tanaman semusim denganternak, yaitu meningkatkan pendapatan petani 33,3%, pengeluaran biaya26,6%, pengurangan tenaga kerja 6,6%, efisiensi penggunaan lahan 13,3%,dan unsur hara tanah terjaga 20%. Sedangkan faktor penghambatnya adalah;iklim/cuaca 6,6%, pengetahuan petani 6,6%, kemampuan/ skiil yang petani40%, kesibukan 33,3%, kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukanpenyuluhan 13,3%, b) terdapat perbedaan yang nyata antara alokasi tenagakerja keluarga pada sistem integrasi tanaman semusim dan non integrasi.Kemudian tidak berbeda nyata antara alokasi tenaga kerja luar keluarga padasistem integrasi tanaman semusim dan non integrasi, c) terdapat perbedaanyang nyata antara pendapatan petani sistem integrasi tanaman semusim danternak dengan pendapatan petani yang mengusahan tanaman semusim.

Page 125: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2953ISSN 0853 - 0203

Saran.

Sesuai hasil penelitian disarankan; a) agar petani melakukan sistemintegrasi tanaman semusim dengan ternak karena lebih menguntungkandengan biaya produksi yang lebih rendah, b) agar pemerintah memberikanperhatian mengenai penyuluhan integrasi tanaman semusim dengan ternak,karena penyuluhan ini penting bagi masyarakat dalam melakukan sistemintegasi tanaman semusim dengan baik, c) agar pemerintah setempatmemberikan bantuan modal/ pinjaman kepada petani untuk mendukungsistem integrasi tanaman semusim dengan ternak, d) Di perlukan penelitianlanjutan untuk mengkaji perbandingan pendapatan sistem integrasi tanamansemusim dengan ternak dengan berbagai kombinasi tanaman yangdiusahakan petani.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, 2005. Analisis Sistem Pertanian Terpadu Tanaman dan TernakSebagai Model Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Karo (StudiKasus di Kecamatan Simpang Empat). Universitas Sumatera Utara,Medan.

Badan Pusat Statistik, 2014. Humbang Hasundutan Dalam Angka.Doloksanggul.

Handaka, 2009. Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu UntukMendukung Kemandirian Desa Banjararum, KecamatanKalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

Harianto, 2007. Integrasi Tanaman dan Ternak. Jurnal Fakutas Peternakan DiKota Pekanbaru.

Hendriadi, 2008. Revolusi Hijau Tanaman Semusim dengan Ternak Sapi.Kota Surabaya.

Kapa, 2006. Produktivitas Usaha tani Dalam Sistem Pertanian Terpadu: diKecamatan Amarasi Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kariyasa, 2005. Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Dalam PerspektifReorientasi Kebijakan Subsidi Pupuk dan Peningkatan PendapatanPetani, di tiga Provinsi (Jawa Tengah, Bali dan Nusa TenggaraBarat).

Page 126: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2941-

2954ISSN 0853 - 0203

Rahman, 2008. Sistem Integrasi Padi-Ternak. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian.Jakarta.

Suprodjo, 2009. Usaha Tani Integrasi Tanaman-Ternak: Sistem UsahaPertanian Padi Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan. Bogor:Yayasan Padi Indonesia.

Sudiono, 2006. Sistem Integrasi Tanaman Kelapa Sawit dan Ternak Sapi.Desa Suka Maju . Pekanbaru.

Page 127: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2955ISSN 0853 - 0203

Pengaruh Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhandan Produksi Tiga Varietas Bawang Merah

(Allium cepa var. ascalonicum L.)Oleh: Tumiur Gultom1) dan Siska Panjaitan2),

1) Dosen Jurusan Biologi, Program Studi Biologi, FMIPA Universitas NegeriMedan, 2) Lulusan Jurusan Biologi Program Studi Biologi, FMIPA

Universitas Negeri Medan Jl.Wiliem Iskandar Pasar V Medan Estate 20221.E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to obtain varieties that will withstand dry environmentto see the effect of a given treatment, which was held on December 2015 untilFebruary 2016, at the Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, UniversitasSisingamangaraja XII, Medan. The materials used in this study are varietiesof onion bulbs Samosir, Bangkok, and Vietnam. The method used in this studyis a randomized block design (RAK) Factorial with two factors: the varietyand frequency of watering. Parameters measured were plant height (cm), thenumber of leaf blade (blade), the number of tillers (tuber), harvesting (today),wet weight of tuber per hill (g) and the weight of dried tubers economy (gr).The data obtained were processed using analysis of variance and if the veryreal tangible or followed by BNt / LSD (Least Significant Difference) at thelevel of 0.01 and 0.05. The results showed that the interaction of Vietnam onthe frequency of watering varieties 1x7 day (V3W4) with the highest plantheight of 31.12 cm, and Samosir on the frequency of watering varieties 1x1days (V1W1) with the lowest plant height of 17.88 cm. Interaction varieties ofVietnam on the 1x7 watering frequency (V3W4) with the highest number of 17pieces of the leaf blade, and interaction on the frequency of watering varietiesSamosir 1x1 days (V1W1) with the lowest amount of the leaf blade 10 strands.Interaction varieties of Vietnam on the frequency of watering 1x7 (V3W4) withthe highest number of tillers 17 pieces, and the interaction of varieties ofBangkok on a day watering frequency 1x7 (V2W4) 8 pieces. Vietnam varietiesharvested by harvesting the shortest 65 days, and Samosir varieties harvestedby harvesting the longest 70 days. Wet weight of tuber per hill top varietiesproduced by Vietnam is 14.90 grams and Samosir varieties produce wetweight of tuber per clump 9.14 gr. And the highest economic weight of driedbulbs produced by Vietnam 11.42 g varieties, and varieties of dried bulbsSamosir produce the lowest economic weight 6.58 gr.

Keywords: onion, variety, frequency of watering

Page 128: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2956ISSN 0853 - 0203

PENDAHULUAN

Bawang merah adalah salah satu komoditas unggulan di beberapadaerah di Indonesia, yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memilikikandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnyasebagai zat anti kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah,kolestrol serta penurunan kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merahmengandung kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin seperti A dan C(Irawan, 2010).

Tanaman bawang merah membutuhkan kondisi air tanah yang baik,yaitu air tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab, tetapi tidak becek)sejak tumbuh hingga pembentukan umbi dan perkembangan umbinya.Kekeringan pada saat pertumbuhan vegetatif dapat menghambat pertumbuhantanaman, sedangkan kekeringan pada saat pembentukan umbi dapatmenggagalkan panen. Sebaliknya, tanah yang becek akan memudahkanberjangkitnya penyakit busuk umbi (Botritys allii) (Rukmana, R. 2007).

Adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan iklimyang tidak menentu beberapa tahun belakangan ini. Hal ini merupakanancaman yang dihadapi dalam usaha pengembangan usaha budidaya bawangmerah. Musim kemarau yang berkepanjangan menimbulkan adanyakekeringan di banyak lahan pertanian yang berujung pada gagal panen akibatkekurangan air. Berubahnya waktu musim hujan juga menyulitkan petaniuntuk menentukan musim tanam yang tepat. Demikian juga adanya perubahancuaca yang eksterm mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggusehingga menimbulkan dampak menurunnya kualitas dan produktivitas lahan(Santoso, D.J., 2013). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untukmendapatkan varietas yang tahan akan kondisi lingkungan yang kering,dikarenakan daerah-daerah sentra bawang merah merupakan daerah yangkering seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi.

Untuk mencapai hasil dan pertumbuhan yang maksimal, selainditentukan oleh faktor genetik, juga dipengaruhi seberapa baik tanamanmampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan dimana tanamantumbuh.Umumnya tanaman bawang merah ditanam di musim kemarau.Namun di beberapa sentra produksi bawang merah, penanaman bawang merahtidak mengenal musim dan dapat ditanam kapan saja dengan sistem budidayayang intensif.Masalah utama usaha tani bawang merah bila penanaman di luarmusim adalah tingginya resiko kegagalan panen. Tingginya resiko kegagalanpanen tersebut disebabkan karena faktor pembatas yang berkaitan denganlingkungan tumbuh yang kurang menguntungkan.

Page 129: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2957ISSN 0853 - 0203

Terjadinya keterbatasan air dapat disebabkan oleh rendahnya curahhujan terutama pada awal musim kemarau dan akhir musim hujan. Cekamankekeringan pada lahan kering disebabkan oleh kadar lengas tanah yangrendah. Kekurangan air dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhantanaman karena selain menghambat proses fotosintesis juga dapatmenghambat proses penyerapan unsur hara dari dalam tanah oleh akartanaman (Muis, A., Indradewa, D., dan Widada, J., 2013).

Kebutuhan air tanaman ditentukan berdasarkan nilai kandungan air(%) pada keadaan kapasitas lapang (pF 2,54) dan nilai kandungan air (%) padakeadaan titik layu permanen (pF 4,2). Kapasitas lapang adalah jumlah airmaksimum yang mampu ditahan oleh tanah. Sedangkan titik layu permanenadalah kandungan air tanah saat tanaman yang berada di atasnya mengalamilayu permanen atau tanaman sulit hidup kembali meski telah ditambahkansejumlah air yang mencukupi. Selisih antara kadar air tanah pada kapasitaslapang dan titik layu permanen disebut air tersedia (Marsha, D,N., Aini, N.,dan Sumarni, T. 2014).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah produksi bawang merahtahun 2013 sebesar 1,011 juta ton atau terjadi kenaikan jumlah produksi biladibandingkan tahun 2012 sebesar 4,83%, yaitu 964,22 ribu ton. Untuk jumlahproduksi bawang merah berdasarkan triwulan tahun 2013 maka pada triwulanI sebesar 242.929 ribu ton, triwulan II 237.753 ribu ton, triwulan III sebesar299.299 ribu ton, dan triwulan IV 230.792 ribu ton. Pada tahun 2013 produksibawang merah 1.010.773 ton dan pada tahun 2014 mengalami kenaikansebanyak 22,08 % yaitu 1.233.983 ton. Provinsi yang mengalamiperkembangan produksi bawang merah tertinggi pada tahun 2013 terjadi diSumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan NTT.Sedangkan, penurunan cukup drastis terjadi di Sumatera Utara, Jambi,Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah (BPS, 2015).

Menurut Gultom (2014) pasar bawang merah di Sumatera Utara sudahsangat didominasi oleh bawang merah impor, seperti yang berasal dari India,Srilanka, Philippina, Peking, Pakistan, dan Thailand. Sedangkan untukbawang merah (Allium cepa var. Ascalonicum) lokal yang berasal dariSamosir ditemukan tidak sebanyak varietas impor yang ada. Hal ini tentu sajakurang menguntungkan bagi para petani bawang merah lokal. Di Paropo danTongging, Sumatera Utara, para petani sudah melakukan penanaman bawangmerah varietas impor seperti Thailand, Philippina, dan Srilanka di daerahmereka, namun hanya sedikit yang menanam varietas Samosir.

Page 130: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2958ISSN 0853 - 0203

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mendapatkan varietas yangtahan kering maka dilakukan penelitian terhadap pengaruh frekuensipenyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi varietas bawang merah.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di LahanPercobaan Universitas Sisingamangaraja XII, Jln Jamin Ginting Km. 10,5Medan Tuntungan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember2015 - Februari 2016.

Populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bawangmerah yang terdapat pada semua plot percobaan yaitu 960 polibag. Sedangkansampel penelitian ditentukan 20% dari jumlah populasi, dengan perinicianuntuk setiap plot 4 sampel yang ditentukan secara acak.

Prosedur Penelitian. Penelitian ini diawali dengan persiapan media tanamdengan menggemburkan tanah yang telah dicangkul. Tanah kemudiandicampurkan dengan pupuk kompos. Tahap selanjutnya pemilihan umbi untukbibit. Umbi yang dipilih berukuran kecil atau sedang dengan berat 2,5-7,5gram, tidak cacat, dan kulitnya tidak luka atau sobek. Kemudian tahappersiapan bibit untuk tanam. Kulit luar umbi yang telah dipilih dibersihkan,lalu bagian ujung umbi dipotong dengan ⅓-¼ bagian dari panjang umbi, dandibiarkan kering. Kemudian tahap penanaman. Untuk menancapkan umbibibit bawang merah, perlu dibuat lubang-lubang kecil. Di usahakan agar bekaspotongan dapat tepat rata dengan permukaan tanah, lalu di tutup bagian atasdengan tanah. Setelah itu, pemberian perlakuan dan pemeliharaan. Perlakuanyang diberikan yaitu perbedaan varietas dan frekuensi penyiraman. Varietasyang digunakan yaitu varietas Samosir, Bangkok, Vietnam. Sedangkanfrekuensi penyiraman terdiri dari W1 (1x1 hari), W2 (1x3 hari), W3 (1x5 hari),dan W4 (1x7 hari). Kemudian tahap pemanenan. Pemanenan dapat dilakukansetelah daun tanaman bawang merah menguning dan agak lemas, batang leherumbi jika dipegang sudah lemas dan seringkali umbi umbi sudah nampak dipermukaan tanah.

Rancangan Percobaan Penelitian. Penelitian ini bersifat eksperimentaldengan menggunakan metode RAK 2 faktor dan empat ulangan. Jika hasilolah data diperoleh berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjutanBNt/LSD (Least Significant Difference).

Teknik Analisis Data.Analisis data yang digunakan dalam penelitian inimenggunakan analisis varians (ANAVA). Pengolahan data dilakukan secaramanual dengan bantuan Ms. Excel 2017

Page 131: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2959ISSN 0853 - 0203

HASIL

Sidik ragam tinggi tanaman menunjukkan bahwa varietas tanamanbawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur2-6 MST. Berbeda halnya dengan frekuensi penyiraman yaitu tidakberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.Interaksi varietas dan frekuensipenyiraman berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2-6 MST. Sidik ragam jumlah helaian daun menunjukkan bahwa varietastanaman bawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah helaiandaun pada umur 2-3 MST.Berbeda halnya dengan frekuensi penyiraman yaitutidak berpengaruh nyata terhadap jumlah helaian daun pada seluruh minggupengamatan.Interaksi varietas dan frekuensi penyiraman berpengaruh sangatnyata terhadap jumlah helaian daun pada seluruh umur pengamatan.Sidikragam jumlah anakan menunjukkan bahwa varietas tanaman bawang merahberpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada umur 3-6 MST.Berbedahalnya dengan frekuensi penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlahanakan pada seluruh minggu pengamatan.Interaksi varietas dan frekuensipenyiraman berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan bawang merah. Sidikragam umur panen menunjukkan bahwa varietas tanaman bawang merahberpengaruh sangat nyata terhadap umur panen.Berbeda halnya denganfrekuensi penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap umur panen. Interaksivarietas dan frekuensi penyiraman berpengaruh sangat nyata terhadap umurpanen tanaman bawang merah.Sidik ragam bobot umbi basah per rumpunmenunjukkan bahwa varietas tanaman bawang merah tidak berpengaruh nyataterhadap bobot umbi basah per rumpun. Berbeda halnya dengan frekuensipenyiraman berpengaruh nyata terhadap bobot umbi basah perrumpun.Interaksi varietas dan frekuensi penyiraman berpengaruh sangat nyataterhadap berat umbi basah per rumpun tanaman bawang merah.Sidik ragambobot umbi kering ekonomi menunjukkan bahwa varietas tanaman bawangmerah berpengaruh sangat nyata terhadap bobot umbi kering ekonomitanaman bawang merah. Berbeda halnya dengan frekuensi penyiraman tidakberpengaruh nyata terhadap bobot umbi kering ekonomi tanaman bawangmerah.Interaksi varietas dan frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap beratumbi kering ekonomi bawang merah.

PEMBAHASAN

Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruhnyata terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah helaian daun (helai), jumlahanakan (umbi) dan bobot umbi kering ekonomi (gr) yang menggunakanvarietas Samosir, Bangkok, dan Vietnam.Ketiga varietas ini umumnya

Page 132: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2960ISSN 0853 - 0203

ditanam di daerah yang berbeda-beda dan bibit yang digunakan diperoleh darisumber penjual umbi bawang merah. Hadiati (2010) mengatakan karakteryang berbeda dari suatu varietas menggambarkan perbedaan susunangenetiknya. Genotip tanaman dapat beradaptasi pada lingkungan yang luasjika rata-rata hasilnya tinggi dan interaksi genotip dengan lingkungannyarendah, demikian sebaliknya suatu genotip hanya dapat beradaptasi padalingkungan yang spesifik jika rata-rata hasilnya tinggi atau rendah daninteraksi antara genotip dan lingkungannya tinggi.

Ketiga varietas memberikan respons pertumbuhan karena ketiganyamasih adaptif pada kondisi lingkungan tumbuhnya. Susanto et al., (2010)mengatakan terdapat dua fase pertumbuhan tanaman, yaitu pertumbuhanvegetatif dan generatif yang dipengaruhi oleh curah hujan, tinggi tempat daripermukaan laut, radiasi matahari (cahaya) serta suhu (Guslim, 2011).

Kemampuan tanaman menghasilkan umbi yang lebih besar tidakterlepas dari kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis. Daunmerupakan bagian tanaman sebagai penghasil fotosintat yang digunakan untukpertumbuhan dimana semakin banyak daun yang dapat berfotosontesis makasemakin banyak pula fotosintat yang dihasilkan. Dalam hal ini senyawakaroten dan klorofil berfungsi dalam membantu proses penyerapan cahayapada proses fotosintesis (Hardiansyah dan Murniati, 2012).

Menurut Robinowitch dan Currah (2002), pembentukan umbi padatanaman bawang merah terjadi sebagai akibat dari respon terhadap lamanyafotoperiodisme, temperatur yang relatif tinggi, dan perbedaan kultivar yangdapat dibedakan dari panjang hari minimal yang dibutuhkan untukmenginduksi setiap kultivar dalam membentuk umbi.

Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyakmacamnya, tetapi umumnya varietas tersebut masih rendah produksinya(kurang dari 10 ton/ ha). Beberapa hal yang membedakan varietas bawangmerah satu dengan yang lainnya, didasarkan pada bentuk, ukuran, warna,kekenyalan, aroma umbi, umur tanaman, ketahanan terhadap penyakit sertahujan (Rahayu dan Estu, 2004).

Bawang merah mampu menghasilkan mutu benih yang baik tak lepasdari sumber benih yang benar-benar baik serta teknik budidaya yang sesuaistandar operasional prosedur. Penggunaan benih bermutu merupakan langkahawal yang baik untuk peningkatan produksi. Keterbatasan benih sumber yangdibutuhkan oleh petani menyebabkan petani menanam benih bermutu rendah,akibatnya produksi yang dihasilkan rendah dan memiliki umbi yang kecil.

Page 133: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2961ISSN 0853 - 0203

Lingkungan dapat menyebabkan sifat- sifat yang muncul beragam darisuatu tanaman. Suatu varietas yang mempunyai kemampuan memberikanhasil yang tinggi (potensi hasil tinggi), tetapi jika keadaan lingkungan tidaksesuai maka varietas itu tidak dapat menunjukkan potensi hasil yangdimilikinya. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa respon varietasSamosir dalam beradaptasi pada perlakuan yang diberikan menunjukkanrespon kurang baik.Dibuktikan dengan pertumbuhan dan produksinya yangpaling rendah dibandingkan dengan dua varietas lainnya. Hal ini sesuaidengan yang dikemukakan oleh Makmur (2003) kemampuan tanaman untukdapat menghasilkan buah dengan baik sangat tergantung pada interaksi antarapotensi (sifat genetik) dan lingkungan tumbuhnya.

Varietas yang mampu beradaptasi lebih cepat dengan lingkungannyacenderung memiliki respons yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasildibandingkan dengan varietas yang lambat beradaptasi, walaupun secaragenotif memiliki kemampuan tumbuh yang sama (Dewi, P., dan Jumini,2012). Dibuktikan dalam penelitian ini, varietas Vietnam memilikikemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungannya, sehingga dapatmemiliki pertumbuhan dan hasil yang baik pula.

Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan frekuensi penyiramanberpengaruh nyata terhadap bobot umbi basah per rumpun (gr) tanamanbawang merah. Bobot basah umbi per rumpun tertinggi dihasilkan olehvarietas Vietnam dengan frekuensi penyiraman 1x5 hari (V3W3) 14,09 gr,sedangkan bobot umbi basah per rumpun terendah dihasilkan oleh varietasBangkok dengan frekuensi penyiraman 1x3 hari (V2W2) 6,79 gr.

Tanaman bawang merah memiliki perakaran yang dangkal dan seringmengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan tertekan jika terjadikekurangan air yang dampaknya juga kepada parameter lainnya. Jika kondisiair tidak mencukupi untuk kebutuhannya dan sebaliknya jika kebutuhan airsemakin banyak dapat menyebabkan pembusukan akar. Oleh karenanyadengan pengaturan pemberian air dapat mengurangi dampak tersebut yangakibatnya memberikan hasil jumlah anakan yang terbaik, meskipun terhadapparameter lainnya tidak berpengaruh. Dengan kondisi perlakuan frekuensipemberian air 1x5 hari (W3) sudah dapat memberikan bobot umbi basah perrumpun yang tertinggi.

Menurut Rosliani et al. (2005) curah hujan yang terlalu tinggi (diatas200 mm/bulan) akan menyebabkan ketersediaan air yang berlebihan yangdapat menghambat proses fotosintesis untuk pertumbuhan tanaman. Efisiensipengairan dilakukan pada tahapan fase pertumbuhan yang dilakukan pada pagiatau sore hari.Pengairan dilakukan pagi hari sebelum matahari terbit dan sore

Page 134: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2962ISSN 0853 - 0203

hari sebelum terbenam, dengan harapan kondisi tanaman terbebas`dariserangan penyakit becak maupun busuk daun.

Kekurangan air merupakan salah satu faktor abiotik yang dapatmenjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman. Peningkatanketahanan tanaman terhadap kekeringan merupakan salah satu usaha dalammeningkatkan produksi tanaman dan menciptakan pertanian yangberkelanjutan. Frekuensi irigasi merupakan salah satu faktor penting dalampengelolaan air dalam rangka peningkatan produksi tanaman (Abdirahman etal., 2014)

Dalam kondisi kekurangan air, pemberian air sangat diperlukan untukmencapai kuantitas dan kualitas hasil yang maksimal. Penelitian inimenunjukkan kebutuhan air yang tercukupi dapat meningkatkan jumlahanakan dapat dilihat pada varietas Vietnam dengan penyiraman 1x1 hari.Sejalan dengan itu, penelitian Sweeney et al., (2003) menunjukkan bahwapemberian air pada berbagai fase pertumbuhan reproduktif kedelaimeningkatkan kuantitas dan kualitas hasil. Hasil kedelai meningkat 20%dibandingkan dengan tanaman yang tidak memperoleh air irigasi. Pengairanmeningkatkan jumlah biji setiap tanaman, bobot biji, dan kadar protein biji.

Interaksi varietas dan frekuensi penyiraman pada V3W4 nyatapengaruhnya menghasilkan jumlah tinggi daun tertinggi pada umur 2 MST31,12 cm, dan jumlah helaian daun terbanyak pada umur 3 MST 17,25 helai.Pengaruh interaksi kedua perlakuan tidak nyata pengaruhnya terhadap jumlahanakan (umbi) tanaman bawang merah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa respon pertumbuhan varietasbawang merah dengan frekuensi penyiraman yang berbeda-beda terhadapparameter yang diamati.Air yang diberikan sebagai perlakuan juga merupakanair yang tersedia bagi tanaman bawang merah, sehingga tanaman tidakmengalami kekurangan air dan yang dihasilkan adalah peningkatan ukuranorgan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah helaian daun dan jumlahanakan.Dibuktikan pada hasil penelitian ini interaksi V3W4 menghasilkantinggi tanaman, jumlah helaian daun dan jumlah anakan terbaik.

Air berfungsi bukan hanya sebagai bahan baku dalam prosesfotosintesis, akan tetapi air juga sebagai bagian terbesar dari protoplasma sel(Sarawa, 2009). Oleh karena itu apabila tanaman mengalami kekurangan air,maka pertumbuhan tanaman, khususnya pertumbuhan vegetatif akanmengalami hambatan. Hambatan pertumbuhan vegetatif dapat berupamenurunnya laju pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daunmaupun luas daun.Pengaruh negatif dari kekeringan pada tanaman adalahsangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, integritasmembran, tekanan osmotik dan hasil tanaman (Praba et. al., 2009).

Page 135: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2963ISSN 0853 - 0203

Jumlah kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang diperlukanoleh tanaman untuk mengganti air yang hilang melalui transpirasi danevaporasi. Kemampuan tanaman untuk tetap survive dalam kondisi tercekamberkaitan dengan proses fotosintesis karena fotosintesis sangat menentukanpenampilan tanaman dalam keadaan kekeringan (Pinheiro dan Chaves, 2011).

Hermiati (2000) menyatakan bahwa setiap varietas memilikiperbedaan dalam hal kemampuannya untuk mempertahankan hidup danpertumbuhan individu dari iklim yang berbeda. Faktor genetik tanaman danadaptasinya terhadap lingkungan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda-beda.Kondisi lingkungan selalu mengalami perubahan tersebut dan perubahanperubahan tersebut menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan kematianpada tanaman (Pitojo, 2005).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pengaruhvarietas nyata pengaruhnya pada parameter pengamatan jumlah anakan padaumur 3 MST. Pengaruh frekuensi penyiraman tidak nyata pengaruhnya padaseluruh parameter pengamatan.Interaksi varietas Vietnam dengan frekuensipenyiraman 1x7 hari (V3W4) dengan tinggi tanaman, jumlah helaian daun,jumlah anakan, dan bobot umbi kering ekonomi terbaik. Sedangkan bobotumbi basah terbaik diperoleh pada interaksi varietas Vietnam denganfrekuensi penyiraman 1x5 hari (V3W3).

DAFTAR PUSTAKA

Abdirahman, M.M., Shamsuddin, J., Teh, Boon, SC., Megat, WPE., Ali, PQ,(2014), Effect of drip Irrigation Frequency, Fertilizer Source, andTheir Interaction and Dry Metter and Yield Componen of Sweet Corn,Aust, J, of Crop Sci 8,2: 223-231.

Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikultura Sumatera Utara,(2015),Produksi dan Impor Bawang Merah di Sumatera Utara,diakses darihttp://www.bpsu.go.id [26 September 2015].

Dewi, P., dan Jumini, (2012), Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas TomatAkibat Perlakuan Jenis Pupuk, Jurnal Floratek 7: 76-84.

Guslim, (2011),Agroklimatologi, USUPress,Medan.

Page 136: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2964ISSN 0853 - 0203

Hadiati, S., (2010), Pendugaan Jarak Genetik dan Hubungan KekerabatanNanas Berdasarkan Analisis Isozim, Balai Penelitian Tanaman BuahSolok, Jurnal Hortikultura 13(2): 87-94.

Hermiati, (2000), Pengantar Pemuliaan Tanaman, Universitas Padjadjaran.

Irawan, D., (2010), Bawang Merah dan Pestisida, Badan Ketahanan PanganSumatera Utara, Medan, http://www.bahanpangan.sumutprov.go.id(26 September 2015)

Makmur, A., (2003), Pemuliaan Tanaman Bagi Lingkungan Spesifik, IPB,Bogor.

Marsha, D,N., Aini, N., dan Sumarni, T., (2014), Pengaruh Frekuensi danVolume Pemberian Air pada Pertumbuhan Tanaman Crotalariamucronata Desv, Jurnal Produksi Tanaman 2:673-678

Muis, A., Indradewa, D., dan Widada, J., (2013), Pengaruh Inokulasi MikorizaArbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (glycine max (l.)Merrill) pada Berbagai Interval Penyiraman. Jurnal Vegetalika 2. 7-20.

Praba, M.L., Cairns, J.E., Babu, R.C., Lafitte, H.R., (2009),Identification ofPhysiological Traits Underlying Cultivar Differences in DroughtTolerance in Rice and Wheat, J, Agro Crop Sci, 195 : 30-46

Pinheiro, C., dan Chaves, M., (2011), Photosynthesis and Drought ; can wemake Metabolic Connection from Available Data, J, Exp, Bot, 62:869-882.

Pitojo, S., (2005), Benih Tomat, Kanisius, Yogyakarta.

Rahayu, E., dan Berlian N. V. A., (2007), Bawang Merah, Penebar Swadaya,Jakarta.

Rukmana, R., (2007), Bawang Merah Dari Biji, Penerbit Aneka Ilmu,Semarang.

Santoso, D. J., (2013), Strategi Pengembangan Bawang Merah dalam RangkaPeningkatan Pendapatan Petani di Kabupaten Nganjuk, JurnalManajemen Agribisnis, Vol 13, No.2.

Sarawa, (2009), Fisiologi Tanaman : Pendekatan Praktis, Unhalu Press.

Page 137: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2965ISSN 0853 - 0203

Suhaeni, N., (2007), Petunjuk Praktis Menanam Bawang Merah, Jembar,Bandung.

Susanto, S., Hartanti B., Khumaida N., (2010), Pertumbuhan Vegetatif danGeneratif Stroberi pada Sistem Fertigasi Yang Berbeda, DepartemenAgronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB, Kumpulan MakalahSeminar Ilmiah Perhoti, ISBN: 978-979-25-1262-5, 460-471

Sweeney, D.W., J.H. Long, and M.B. Kirkham, (2003), A Single Irrigation toImprove Early Maturing Soybean Yield and Quality, Soil Sci, Soc, Am,J, 67: 235-240

Page 138: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2955-2965

2966ISSN 0853 - 0203

Page 139: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

1

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di DesaSe-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

Oleh Rimbun C.D. Sidabutar

Dosen Tetap Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas HKBPNommensen

ABSTRAC

The study was conducted in order to know how the application of the principleof transparent, participatory, accountable, orderly and budget discipline in themanagement of the Village Fund Allocation (ADD) in the village of District SimanindoSamosir Regency. This research is expected to be useful for the government at thevillage, district and county in order how the conditions of application of the principlemanagement of ADD that happened.

This research was conducted in three villages Simanindo District. The threevillages were taken as samples by using purposive sampling technique with twocriteria, namely the number of people (many, medium, and a bit) and the main incomeof the villagers (tourism, agriculture, and the capital district). Respondents wereVillage Government Officials, Body of Village Council, Tim Implementing Activity, theDistrict Assistance team and Community Leaders. This research was conducted in-depth interviews with direct observations on the implementation of ADD.

The results of this study indicate that for the planning and budgeting,implementation, administration and reporting and accountability activities of ADD,the principle of transparent, participatory been run well, while the principle ofaccountability, and discipline the budget has been implemented well, although notperfect. The main obstacle in the application of the principle of accountability, anddiscipline the budget is the limited ability and knowledge implementation team, as wellas the village treasurer in doing so orderly administration still needed guidance andassistance from the local government on an ongoing basis.

Keywords: Village Allocation Fund, Transparency, participatory, accountable,Conduct and Discipline Budget, Allocation Fund Village, Village Fund AllocationManagement.

Page 140: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMembangun Indonesia dari Desa dengan program kerja Nawacita oleh

pemerintahan Jokowi-JK memberikan harapan yang baru untuk pembangunan Desasecara merata. Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sansekertayang artinya Nawa (Sembilan) dan Cita (harapan atau Keinginan),(https://id.wikipedia.org/wiki/Nawa_Cita). Program kerja Nawacita Jokowi-JK terdiridari sembilan agenda prioritas yang memiliki tujuan mewujudkan Indonesia yangberdaulat secara politik dan memiliki kemandirian secara ekonomi sertaberkepribadian dalam kebudayaan. Salah satu cara untuk mewujudkan program iniadalah dengan setiap desa mendapat 1 milyar dengan harapan setiap desa terbebasdari kemiskinan. Untuk mewujudkan desa bebas dari kemiskinan disahkanlah Undang– Undang No 6 tahun 2014 tentang desa.

Untuk itulah pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu pembentukan AlokasiDana Desa (ADD) sebagai perwujudan dari desentralisasi keuangan menuju desa yangmandiri. Alokasi Dana Desa merupakan salah satu sumber pendapatan desa yangdialokasikan oleh pemerintah Kabupaten / Kota untuk desa, yang bersumber daribagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupatenatau kota untuk menunjang segala sektor di masyarakat, serta untuk memudahkanpemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan danpemberdayaan masyarakat desa, khususnya dalam melakukan pemerataan dalampenataan keuangan dan akuntabilitasnya, serta untuk mendorong peningkatan swadayagotong royong masyarakat. Alokasi Dana Desa bersumber dari bagi hasil pajak dansumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima olehpemerintah kabupaten / kota setelah dikurangi Dana alokasi Khusus (DAK) palingsedikit 10 % diperuntukkan bagi desa dengan pembagian secara merata dan adildengan penerapan rumus Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana DesaProporsional. Besarnya Alokasi Dana Desa Proporsional untuk masing masing desaditentukan berdasarkan nilai bobot desa.

Dalam penggunaan Alokasi Dana Desa, memerlukan adanya perencanaan,pelaksanaan, penatausahaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban terhadappenggunaannya. Perencanaan pembangunan desa tidak terlepas dari perencanaanpembangunan dari kabupaten atau kota, sehingga perencanaan yang dibuat tersebutbisa tetap selaras. Pelaksanaan pembangunan desa harus sesuai dengan yang telahdirencanakan dalam proses perencanaan dan masyarakat, bersama aparatpemerintahan juga berhak mengetahui dan melakukan pengawasan terhadap jalannyapembangunan desa. Alokasi Dana Desa harus digunakan dan di alokasikansebagaimana mestinya sesuai dengan undang - undang dan ketentuan yang berlakuyang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.

Namun dalam penggunaan Alokasi Dana Desa ini rawan terhadappenyelewengan yang dilakukan oleh pihak – pihak yang dipercaya untuk mengelolaADD. Penyelewengan bisa terjadi karena minimnya akuntabilitas dan transparansipengelolaan ADD. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan aparatur pemerintahdesa dalam hal pengelolaan keuangan desa. Selain diperlukan adanya peningkatankinerja aparatur pemerintaha desa dan Badan Pengawas Desa, juga dibutuhkan adanyaperan dari masyarakat untuk ikut dalam mengawasi penggunaan anggaran.

Page 141: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

3

Mulai dari proses perencanaan dan Penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,pelaporan dan pertanggungjawaban. Sehingga penerapannya dalam pembangunandesa juga dapat dimaksimalkan dengan baik. Dengan kata lain pengelolaan alokasidana desa harus menerapkan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplinanggaran (Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa danPerbub Samosir No. 12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa).

Kabupaten Samosir terus berbenah, visi Pembangunan Jangka MenengahDaerah Kabupaten Samosir Tahun 2015-2020 telah ditetapkan yaitu TerwujudnyaMasyarakat Samosir yang Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing Berbasis padaPariwisata dan Pertanian. Peranan desa pada setiap kecamatan yang berada dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Samosir menjadi sangat penting. KabupatenSamosir memiliki 128 desa. Pemerintah Kabupaten Samosir telah mengeluarkanperaturan pelaksanaan ADD yaitu Peraturan Bupati Samosir Nomor 15 Tahun 2015Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi HasilPajak Dan Retribusi Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2015. PenyaluranAlokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Bagi Hasil Retribusi Daerah tahapI dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan APBDesa kecuali untuk belanjapegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalamperaturan kepala desa.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dipecahkan dalam

penelitian ini adalah : Apakah Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Se-KecamatanSimanindo Kabupaten Samosir telah menerapkan asas transparan, partisipatif,akuntabel, tertib dan disiplin anggaran?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) di desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir telahmenerapkan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran.

1.4 Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi pemerintahPenelitian ini memiliki manfaat sebagai gambaran mengenai kondisi

penerapan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran dalampelaksanaan pengelolaan ADD di Desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosirsehingga pemerintah mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan asaspengelolaan ADD.

2. Bagi masyarakat Kecamatan SimanindoPenelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat desa

Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. mengenai penerapan asas transparan,partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplin anggaran dalam pelaksanaan pengelolaanADD sehingga ikut dalam mensukseskan pelaksanaan ADD dalam melakukan fungsipengawasan secara terarah dan bertanggungjawab.

Page 142: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

4

II. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran penelitian

Pelaporan danPertanggungjawban ADD

Perencanaan danPenganggaran ADD

Pelaksanaan ADD Penatausahaan ADD

Asas Partisipatif, Transparan,Akuntabel, Tertib dan Disiplin

Anggaran

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UUNo. 6 Tahun 2014

Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang PengelolaanKeuangan Desa

Perbub Samosir No. 12 Tahun 2015 tentang PengelolaanKeuangan Desa

Perbub Samosir No. 15 Tahun 2015 tentang PetunjukTeknis Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak

Daerah dan Bagi Retribusi Daerah

PP No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yangBersumber dari APBN

Permenkeu No. 241/PMK. 07/2014 tentang Pelaksanaandan Pertanggungjawaban Tansfer ke Daerah dan Dana

Desa

Page 143: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

5

III. Metode Penelitian

3.1 Objek PenelitianPenelitian ini dilakukan di Desa Se-Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

dengan objek penelitian pengelolaan Alokasi Dana Desa T.A 2015.

3.2 Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang ada padalingkup pemerintahan Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir yaitu sebanyak 20desa.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Porpusive Sampling, dengankriteria Desa yang memiliki jumlah penduduk dan penghasilan utama penduduk desa.Dari segi jumlah penduduk desa dibagi dalam 3 kategori; banyak, sedang, sedikit.Kemudian diambil 1 dari setiap kategori untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.Dari segi penghasilan utama penduduk desa dibagi atas 2 kategori yaitu parawisata,bertani ditambah desa yang merupakan ibukota kecamatan. Sehingga jumlah sampeldalam penelitian ini adalah 3 desa. Tujuan pembagian dalam 3 kategori ini adalahsupaya dapat menggambarkan gambaran desa dari semua kategori. Sehingga dipilihtiga desa yang menjadi sampel penelitian, yaitu Desa Tomok, Desa Ambarita, danDesa Sihusapi.

3.3 Teknik pengumpulan dataTeknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.Wawancara dilakukan dengan pertanyaan terbuka tentang pengelolaan alokasi danadesa T.A. 2015 dan observasi dilakukan dengan menyiapkan daftar cek atas dokumenyang berkaitan dengan pengelolaan alokasi dana desa dan fisik bangunan yang sumberpendanaannya berasal dari Alokasi Dana Desa T.A 2015.

3.4 Responden PenelitianYang menjadi responden penelitian ini adalah Perangkat Pemerintah Desa,

Perangkat Badan Permusyawarahan Desa, Yang mewakili Masyarakat, dan TimPendamping Kecamatan.

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif, yaitu metode yangmenggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagaifenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian, sehinggatergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang kejadian danfenomena yang terjadi pada objek sehingga memberikan gambaran secara utuh tentangfenomena yang terjadi (Sugiyono, 2009).

IV. Hasil dan Pembahasan4.1 Perolehan Alokasi Dana Desa

Pembagian alokasi dana desa untuk setiap desa disalurkan dengan prinsip adildan merata sesuai kebutuhan masing-masing desa. Tujuan utama penggunaan alokasidana desa adalah pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa. Sebagaipertimbangan dalam pembagian adalah alokasi dana desa minimal dan alokasi dana

Page 144: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

6

desa proporsional. Dengan pertimbangan tersebut, berikut pada tabel 4.1 disajikanperolehan alokasi dana desa tahun anggaran 2015 yang telah ditetapkan PemerintahKabupaten Samosir untuk 3 desa di Kecamatan Simanindo yang menjadi amatandalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Perolehan Alokasi Dana Desa

No. Desa ADDMinimal ADDProporsional Jumlah ADD1. Tomok Rp. 135.300.000 Rp. 50.070.000 Rp. 185.375.0002. Ambarita Rp. 131.300.000 Rp. 50.075.000 Rp. 181.375.0003. Sihusapi Rp. 147.300.000 Rp. 51.998.000 Rp. 199.298.000

Sumber: Perbub Samosir No. 14 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian danPenetapan Besaran Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan BagiHasil Retribusi Daerah untuk 128 Desa Se-Kabupaten Samosit TahunAnggaran 2015

Selanjutnya, pada tabel 4.2 disajikan luas wilayah, jumlah penduduk, danjumlah penduduk miskin untuk setiap desa sampel penelitian.

Tabel 4.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tahun 2015

No Desa Luas Wilayah(Km2)

Jumlah Penduduk(jiwa/Km2)

Jumlah PendudukMiskin

(jiwa/Km2)1. Tomok 6,2 2.094 1762. Ambarita 8,75 1.008 853. Sihusapi 18,93 364 178

Sumber: Samosir dalam Angka 2016 (diolah)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah ADD yang diperoleh Desa Tomokdan Desa Ambarita lebih kecil dibandingkan yang diterima Desa Sihusapi, sementarajika kita lihat total jumlah penduduk desa, total jumlah penduduk Desa Sihusapi jauhlebih sedikit dibandingkan Desa Tomok dan Desa Ambarita. Tetapi jika dilihat padatabel 4.2 jumlah penduduk miskin pada Desa Sihusapi hampir setengah dari totaljumlah penduduk desa. Kemudian, ditinjau dari luas wilayah, Desa Sihusapi jauh lebihluas dari Desa Tomok dan Desa Ambarita.

4.2 Perencanaan dan Penganggaran ADD

a. Pemenuhan asas TransparanADD merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang penggunaannya

terintegrasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Oleh karenaitu perencanaan program dan kegiatannya disusun melalui forum MusyawarahPerencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Musrenbangdes tersebutmerupakan forum pembahasan usulan rencana kegiatan pembangunan di tingkat desa.

Di ketiga desa baik itu Desa Tomok, Desa Ambarita, dan Desa Sihusapi,sebelum dilakukan Muresbangdes, Pemerintah Desa selalu memberikan undangan

Page 145: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

7

Muresbangdes kepada Aparat Pemerintah Desa, BPD, LPMD, dan PerwakilanMasyarakat serta Tim Pendamping Kecamatan. Di dalam undangan jelas dibuattanggal dan materi Muresbangdes. Setelah diadakan Musyawarah Desa denganmenghasilkan suatu keputusan atas Program atau Kegiatan yang akan dilaksanakan,maka pemerintah desa wajib memberikan informasi tersebut seluas-luasnya kepadamasyarakat. Hal ini sesuai konsep transparansi (Tjokroamidjojo, 2000) yaitu dapatdiketahui oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan kebijakan(politik) dari pemerintah, organisasi, badan usaha.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa asas transparansi dalam tahapanperencanaan dan penganggaran telah diterapkan dengan baik.

b. Pemenuhan Asas PartisipatifSetiap program dan kegiatan yang pendanaannya bersumber dari ADD harus

direncanakan melalui Muresbangdes. Dengan demikian, masyarakat harus terlibatdalam pengambilan keputusan dan menentukan program dan kegiatan tersebut.Menurut Tjokroamidjjo (2000) bahwa prinsip partisipatif adalah keterlibatan setiapwarga Negara dalam pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melaluiyang mewakili kepentingannya.

Mekanisme perencanaan ADD secara kronologis dapat dijabarkan sebagaiberikut:

a. Kepala Desa sebagai penanggungjawab ADD mengadakan musyawarah desauntuk membahas rencana penggunaan ADD.

b. Musyawarah desa dihadiri oleh unsur pemerintah desa, BPD, lembagakemasyarakatan desa, dan perwakilan masyarakat, serta wajib dihadiri TimPendamping Kecamatan.

c. Tim Pelaksana Desa menyampaikan rancangan penggunaan ADD secarakeseluruhan kepada peserta musyawarah. Rancangan penggunaan ADDdidasarkan kepada skala prioritas hasil muresbangdes tahun sebelumnya.

d. Rancangan penggunaan ADD yang disepakati dalam musyawarah desa,dituangkan dalam Rencana Penggunaan ADD yang merupakan salah satu bahanpenyusunan APBDesa.

Mekanisme tersebut merupakan upaya bertahap yang memberi kesempatanatau ruang aspirasi masyarakat sekaligus sebagai media pembelajaran masyarakattentang pengelolaan alokasi dana desa.

Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Ketua BPD yangmengatakan bahwa semua unsur BPD harus ikut serta dalam forum musyawarah Desasupaya bisa sama-sama belajar dengan tim tingkat kecamatan dan yang paling pentingadalah supaya ikut memutuskan rencana pembangunan desa untuk kepentinganmasyarakat desa. Selanjutnya, mereka juga mengatakan bahwa perangkat BPD harusberperan aktif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan atas program ataukegiatan supaya masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari program/kegiatanyang dilakukan. Namun demikian, pada saat peneliti melakukan wawancara kepadamasyarakat umum, diwakili 5 (lima) orang untuk masing-masing desa, merekaberpendapat bahwa program dan kegiatan penggunaan ada juga yang bukan berasaldari aspirasi masyarakat.

Page 146: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

8

Apabila ditinjau dari partisipasi dalam hal pengambilan keputusanperencanaan penggunaan dana ADD dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakatcukup baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran dalam musyarah desa yang diatas 90%. Namun demikian ada juga beberapa tokoh masyarakat yang datang hanyasekedar memenuhi undangan untuk hadir dalam forum musyawarah desa. Hal inimenunjukkan bahwa partisipasi dalam bentuk kehadiran dalam musyawarah desa telahterpenuhi tetapi dalam hal substansi, artinya dalam hal peran aktif dalam perencanaanprogram/kegiatan masih harus ditingkatkan sehingga kebutuhan masyarakat yangpaling mendasar atas program yang akan dilakukan dapat terpenuhi. Sedangkanpartisipasi dari sisi gotong royong maupan swadaya masyarakat untuk membiayaisebagian kegiatan-kegiatan ADD belum dapat dilihat secara signifikan bahkan dapatdikatakan bahwa kegiatan ADD hanya mengandalkan dana ADD yang telah dibagidan ditetapkan Pemerintah Kabupaten Samosir. Partisipasi kehadiran dalam forummusyawarah desa yang tinggi tidak menjamin adanya partisipasi dan gotong royongdalam memberikan swadaya dana dari masyarakat.

c. Pemenuhan Asas Tertib dan Disiplin AnggaranAsas tertib ini dijabarkan bahwa perencanaan harus taat kepada undang-

undang dan ketentuan berlaku. Untuk memenuhi asas hukum sebagaimana tertuangdalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka rencana APBDesa yang telahdisepakati antara pemerintah desa dan BPD, telah dievaluasi Camat harus dituangkandalam Peraturan Desa. Terkait dengan ADD, Pemerintah Kabupaten Samosir telahmengeluarkan Perbub Samosir No. 12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan KeuanganDesa, kemudian didukung dengan dikeluarkannya Perbub No. 14 Tahun 2015 tentangTata Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil PajakDaerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah untuk 128 Desa Se-Kabupaten SamosirTahun Anggaran 2015, kemudian untuk memudahkan pelaksanaan secara teknis,dikeluarkan Perbub No. 15 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan AlokasiDana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah KabupatenSamosir Tahun Anggaran 2015.

Di samping itu secara umum mekanisme penentuan arahpenggunaan dana yang telah direncanakan agar pemanfaatan ADD dapat mencapaitujuan dan sasaran yang diinginkan, arah penggunaan ADD didasarkan pada skalaprioritas yang ditetapkan pada mesrenbangdes tingkat desa. Oleh karena itu tidak bolehdibagi secara merata kepada tiap dusun, tetapi benar-benar dialokasikan pada kegiatanyang merupakan kebutuhan mendesak/prioritas desa yang bersangkutan. Hal ini jugatergambar dari hasil wawancara. Dari hasil musyawarah yang dilaksanakan olehmasyarakat desa, maka alokasi penggunaan dana ADD yang telah diusulkan darimasing-masing desa yang digunakan untuk operasional pemerintah, kegiatanpemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa secara terperinci dapat dilihatdalam data rekapitulasi hasil musrenbang yang telah disepakati.

Di samping itu pemberian informasi dilaksanakan secara terbuka terhadapkritik yang dilihat sebagai partisipasi untuk melakukan perbaikan, mulai dariperencanaan sampai dengan paska kegiatan pembangunan. Hal ini digambarkan hasilwawancara dengan perangkat desa yang mengatakan bahwa tiga bulan sekalidilakukan rapat evaluasi atas pelaksanaan ADD antara pelaksana kegiatan ADD, BPD,LPMD, dan tokoh masyarakat, yaitu untuk menjamin asas keterbukaan pengelolaanADD. Selanjutnya dikatakan bahwa informasi mengenai kegiatan

Page 147: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

9

penggunaan ADD dan dana-dana lain yang dikelola oleh pemerintah desa slalu dibuatpada papan pengumuman sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat mengetahuinya.

Namun demikian, setelah peneliti melakukan observasi terhadap dokumenpendukung, ditemukan bahwa isi Rancangan RKP belum sepenuhnya lengkap.Laporan evaluasi RKP tahun 2014 belum ada dalam Rancangan RKP tahun 2015 danRAB Tahun 2015 seharusnya sudah selesai dan harus dicantumkan pada RancanganRKP Tahun 2015, masih dalam proses penyelesaian. Demikian juga masih adaketerlambatan penetapan RPJM Desa, yang seharusnya ditetapkan paling lambat 3bulan setelah Kepala Desa dilantik, pada desa sampel penelitian ditetapkan 4 bulandari tanggal pelantikan Kepala Desa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemenuhan asas tertib dan disiplinanggaran sudah terpenuhi, meskipun belum sempurna.

d. Pemenuhan Asas AkuntabelRPJM Desa telah dibuat meskipun tanggal penetapannya terlambat. Rancangan

RKP Desa telah dibuat, meskipun isinya belum lengkap. Rancangan RKP Desa telahdisesuaikan dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan Pemerintah ProvinsiSumatera Utaradan Pemerintah Kabupaten Samosir.

Dengan demikian, dapat diakatakan pemenuhan asas Akuntabel telah dipenuhi,meskipun belum sempurna.

4.3 Pelaksanaan ADD

Menurut BPKP (2015) dalam Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa,yang disusun berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Keuangan Desa,dalam pengelolaan keuangan desa termasuk pengelolaan ADD, pada tahappelaksanaan ADD ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu Prinsip Keuangan Desa,Pelakasanaan Penerimaan Pendapatan, Pelaksanaan Pengeluaran/Belanja danPelaksanaan Pembiayaan.

a. Pemenuhan Asas TransparanPelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya dari ADD sepenuhnya

dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa. Pemerintah Desa menyampaikan informasikegiatan fisik kepada masyarakat dengan membuat papan informasi kegiatan yangdipasang di lokasi kegiatan. Papan informasi sekurang-kurangnya memuat namakegiatan, volume kegiatan, besaran anggran dari ADD maupun swadaya masyarakat,dan waktu pelaksanaan kegiatan. Demikian juga, informasi tentang seluruhkegiatan/program ADD disajikan di kantor desa supaya dapat diakses oleh masyarakatdesa. Pemberian informasi seluas-luasya kepada masyarakat desa dilakukan dengantujuan supaya masyarakat mengetahui program ADD.

Hal ini, didukung hasil wawancara dengan masing-masing Kepala Desa desayang menjadi sampel penelitian. Mereka mengatakan bahwa Pemerintah Desa wajibmemberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat desa sehingga masyarakatdesa mengetahui program ADD. Pernyataan masing-masing Kepala Desa ini didukungpendapat dari anggota masyarakat yang mengatakan bahwa masyarakat dapatmengetahui dan mengakses informasi mengenai seluruh program ADD yang

Page 148: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

10

dilakukan dari Papan Pengumuman di kantor desa sedangkan untuk kegiatan fisikdiketahui dari Papan Kegiatan di lokasi kegiatan. Perwakilan BPD juga mengatakanyang senada, bahwa informasi dapat diakses seluas-luasnya.

Dengan demikian pemenuhan asas transparan dalam tahapan pelaksaan ADDdapat dikatakan sudah berjalan dengan sangat baik.

b. Pemenuhan Asas PartisipatifPemberian informasi mengenai keseluruhan program ADD di papan

pengumuman di kantor desa dan informasi kegiatan fisik ADD di lokasi kegiatanbertujuan selain supaya masyarakat desa tahu, tetapi juga supaya masyarakat dapatmemberikan saran dan kritikan atas program dan kegiatan fisik ADD yangdilaksnakan.

Hal ini didukung hasil wawancara dengan Kepala Desa, BPD dan masyarakatdesa. Selanjutnya masyarakat desa berharap bahwa keadaan yang sudah berjalandengan baik sekarang dapat diteruskan sehingga jika ada perbedaan yang ada dilapangan yang ditemukan oleh masyarakat, maupun BPD maka mereka berharap bisadikonfirmasi dengan Pemerintah Desa, dengan sebuatan mereka dalam Bahasa Batak“marsipatakkasan”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemenuhan asas partisipatif padatahap pelaksanaan ADD sudah baik.

c. Pemenuhan Asas Akuntabel, Tertib dan Disiplin AnggaranPelaksanaan ADD dilakukan melalui sistem pelaporan bulanan dan laporan

masing-masing tahapan kegiatan. Bendahara Desa mengatakan bahwa sistempelaporan dilakukan secara berjenjang, secara rutin, setiap bulan dan setiap akhirpelaksanaan tahapan kegiatan ADD, dari Tim Pelaksana Desa ke Tim PendampingKecamatan, kemudian Tim Pendamping Kecamatan ke Tim Fasilitasi Kabupaten,menggunakan format yang telah ditetapkan seperti terlampir pada Perbub Samosir No.12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Pernyataan Bendahara Desa ini didukung pernyataan pelaksana kegiatan ADDyang mengatakan bahwa pelaksana kegiatan, di setiap awal dan akhir tahapan kegiatanselalu menyusun laporan kegiatan sesuai dengan format yang ada, karena selain untukmengetahui hasil yang telah dikerjakan, juga sebagai syarat untuk pengajuan anggarantahap berikutnya.Demikian juga dengan BPD mengungkapkan hal yang senada, bahwalaporan kegiatan untuk setiap tahapannya selalu dibuat oleh pelaksana kegiatan.

Namun demikian, pelaksana kegiatan mengatakan bahwa kendala yang seringmereka alami pada awal pembuatan laporan adalah keterbatasan pemahaman danpengetahuan membuat laporan walaupun format laporan sudah diberikan. Dengankendala ini, pelaksana kegiatan meminta bimbingan Tim Pendamping Kecamatan.

Selanjutnya, peneliti melakukan observasi atas dokumen pendukung.Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan dengan sistem pembayaran panjar melaluitransfer dari rekening desa di Bank BRI bagi Desa Ambarita dan Desa Sihusapi, danmelaui Bank Sumut untuk Desa Tomok. Pembayaran dilakukan setelah didukungkuitansi belanja pihak ketiga, kemudian diperiksa Sekretaris Desa. Selanjutnyapersetujuan pembayaran ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemenuhan asas akuntabel, tertib dandisiplin anggaran sudah baik, meskipun belum sempurna.

Page 149: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

11

4.4 Penatausahaan ADD

Penatausahaan keuangan desa termasuk ADD adalah kegiatan yang secarakhusus dilakukan oleh Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib mencatat penrimaandan pengeluaran desa. Pencatatan harus dilakukan sistematis dan kronologis atassemua transaksi yang terjadi sesuai dengan bukti transaksi. Pencatatan masihdilakukan dengan sederhana yaitu dengan pembukuan, belum dengan jurnal akuntansi.Pencatatan dilakukan ke dalam Buku Kas Umum, Buku Pembantu Pajak dan BukuBank.

Pemenuhan Asas AkuntabelDalam hal pengelolaan administrasi keuangan masih ada kelemahan. Hal ini

ditunjukkan hasil wawancara dengan Bendahara Desa yang mengatakan bahwapelaksana kegiatan ADD telah membuat laporan tahapan kegiatan tetapi sering tidakdidukung bukti-bukti pendukung. Hal senada dikatakan oleh Tim PendampingKecamatan bahwa masih sering laporan yang dibuat tidak didukung bukti-buktinya.Keadaan ini juga dipertegas oleh pelaksana kegiatan ADD yang mengatakan bahwapertanggungjawaban fisik mudah dilakukan tetapi untuk administrasi termasukmembuat laporan-laporan masih sering bingung mengerjakannya. Dalam hal kendalaini, pelaksana kegiatan ADD akan meminta bimbingan petugas Kecamatan. TimPendamping Kecamatan juga mengatakan bahwa pembinaan mengenai tertibadministrasi merupakan tanggungjawab mereka.

Namun demikian. ada juga pendapat yang berbeda yang diungkapkanresponden. Di Desa Tomok sudah dikumpulkan, tetapi pencatatan masih belum sesuaitanggal kuitansi. Di Desa Ambarita, sudah dikumpulkan, diurutkan sesuai urut tanggaltetapi pencatatan tidak tuntas. Di Desa Sihusapi hanya dikumpulkan saja. Hal inididuga terjadi karena Bendahara Desa tidak memiliki pengetahuan dalam administrasikeuangan. Pada saat dilakukan wawancara kepada Bendahara Desa untuk memintatanggapan mengapa administrasi keuangan belum baik, mereka megatakan “kurangngerti”, masih bingung pencatatannya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemenuhan asas akuntabel belumdijalankan dengan baik.

4.5 Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Dalam melakukan tugas, hak, kewajiban dan wewenang dalam pengelolaankeuangan desa termasuk ADD, Kepala Desa wajib menyampaikan laporan. Laporantersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan kepadaBupati/Walikota melalui Camat dan juga ada yang disampaikan kepada BPD. Laporanyang disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat terdiri dari 3 laporan, yaitu:(1) Laporan Semesteran Realisasi Pelaksanaan APB Desa, (2) LaporanPertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa setiap akhir tahun anggaran,dan (3) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa. Laporan yang disampaikan kepadaBPD adalah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa terdiri dari Pendpatan, Belanja, dan Pembiayaan. Laporan semester pertamadisampaikan paling lambat akhir Bulan Juli tahun berjalan. Laporan semester akhirtahun disampaikan paling lambat akhir Bulan Januari tahun berikutnya.

Page 150: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

12

a. Pemenuhan Asas TransparanPertanggungjawaban ADD di Kecamatan Simanindo Kabupaten Tapanuli

Samosir merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan pertanggungjawabanAPB Desa. Hal ini telah diatur dalam Perbub Samosir No. 15 Tahun 2015 tentangPetunjuk Teknis Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan BagiHasil Retribusi Daerah Kabupaten Samosir T.A 2015.

Pertangunggjawaban kepada masyarakat desa dilakukan secara periodik setiaptiga bulan sekali melalui forum evaluasi pelaksanaan ADD yang dipimpin oleh KepalaDesa. Hal ini digambarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa yang mengatakanbahwa untuk keterbukaan pengelolaan ADD maka Pemerintah Desa mengundangBPD, LPMD, dan tokoh-tokoh masyarakat tiap 3 bulan sekali untuk melakukanevaluasi pelaksanaan kegiatan ADD yang telah dilaksanakan. Pernyataan Kepala Desaini didukung pernyataan BPD dan Anggota masyarakat, yang mengatakan hal yangsama.

b. Pemenuhan Asas PartisipatifEvaluasi pelaksanaan kegiatan ADD dilakukan untuk memberikan ruang

kepada masyarakat berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan koreksi ataspelaksanaan kegiatan ADD. Dalam hal ini, Pemerintah Desa memberikan tanggapanyang proaktif demi kesempurnaan pelaksanaan kegiatan ADD.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemenuhan asas partisipatif sudahdilakukan dengan baik.

c. Pemenuhan Asas AkuntabelTingkat pemahaman mengenai tatacara melakukan pembukuan, kurangnya

bukti-bukti pendukung menjadi kendala utama dalam penerapan asas akuntabel padatahap pelaporan dan pertanggungjawaban ADD. Hal ini didukung hasil wawancaradengan Bendahara Desa Sihusapi yang mengatakan sulit memahami tata carapembukuan, apalagi bukti pendukungnya banyak sekali. Hasil wawancara denganBendahara Desa Tomok dan Ambarita mengatakan mereka siap menyusun laporanpertanggungjawaban tetapi yang menjadi kendala utama adalah keterlambatanpenyerahan bukti-bukti pendukung oleh pelaksana kegiatan.

Tabel 4.2 Data SPJ Desa Tomok, Desa Ambarita, dan Desa SihusapiAkhir Tahun 2015

No DesaAlokasi ADD Pertanggungjawaban

(Rp) Fisik Keuangan

1 Tomok 183.800.000 100 % Belum Lengkap

2 Ambarita 178.800.000 100 % Belum Lengkap

3 Sihusapi 198.600.000 100 % Belum Lengkap

Sumber : Data SPJ ADD Kecamatan Simanindo (diolah)

Page 151: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

13

Data tersebut menunjukkan bahwa pertanggungjawaban APBDes belumlengkap sehingga masih sangat perlu dilakukan pembinaan dalam rangka menuju tertibadministrasi ADD.

Dengan demikian dapat dikatakan pemenuhan asas akuntabel pada tahappelaporan dan pertanggungjawaban sudah baik, meskipun belum sempurna. Hal inidisebabkan kurang efektfnya sistem pembinaan dari tingkat Kecamatan maupunKabupaten terhadap pengelola ADD di tingkat desa dan rendahnya kompetensimaupun tingkat pendidikan aparat pemerintah desa yang merupakan ujung tombakpelaksanaan ADD.

V. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desaditinjau dari penerapan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplinanggaran yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:

1. Penerapan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplin anggarandalam setiap tahapan pengelolaan Alokasi Dana Desa mulai dari Perencanaandan Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pelaporan danPertanggungjawaban secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.

2. Penerapan asas transparan, partisipatif, akuntabel, tertib dan disiplin anggaranuntuk tiap-tiap tahapan disajikan sebagai berikut:a. Perencanaan dan Penganggaran

Penerapan asas transparan, partisipatif dalam tahapan ini telahdijalankan dengan baik, hal ini ditunjukkan bahwa perencanaan danpenganggaran penggunaan alokasi dana desa dirancang dalammusyawarah desa yang dihadiri oleh Aparat Pemerintah Desa, BPD,LPMD, Perwakilan Masyarakat, dan Tim Pendamping Kecamatan.Kemudian, setelah keputusan diambil dalam musyawarah desa,Pemerintah Desa memberikan informasi seluas-luasnya kepadamasyarakat. Meskipun masih ada masyarakat yang berpendapat bahwaperencanaan dan penganggaran program ADD dibuat bukanberdasarkan kebutuhan masyarakat yang paling dibutuhkan pada tahunanggaran 2015. Komunikasi yang lebih intens dengan masyarakatssehingga aspirasi masyarakat desa dapat diketahui lebih baik lagi.

Penerapan asas akuntabel, tertib dan disiplin anggaran dalam tahapanperencanaan dan penganggaran ADD sudah diterapkan dengan baikmeskipun belum sempurna. Hal ini ditunjukkan bahwa Perencanaan danpenganggaran penggunaan ADD telah disesuaikan dengan Perbub No.14 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan BesaranAlokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil RetribusiDaerah untuk 128 Desa Se-Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2015,kemudian untuk memudahkan pelaksanaan secara teknis, dikeluarkanPerbub No. 15 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis PengelolaanAlokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil RetribusiDaerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2015. Namun, jika dilihatdari isi Rancangan RKP belum sepenuhnya

Page 152: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

14

lengkap, Laporan Evaluasi RKP tahun 2014 belum ada, sementara RABtahun 2015 belum lengkap karena masih dalam tahap penyelesaian.Penetapan RPJM Desa juga masih terlambat dilakukan.

b. Tahap Pelaksanaan ADD Penerapan asas transparan dan partisipatif sudah dilakukan dengan baik,

hal ini ditunjukkan bahwa informasi keseluruhan kegiatan ADDdisediakan di kantor desa dan informasi kegiatan fisik kegiatan ADDdibuat pada papan kegiatan di lokasi kegiatan. Pemberian informasi inijuga digunakan masyarakat untuk melihat apakah ada perbedaanpengerjaan di lapangan pemerintah desa.

Penerapan asas akuntabel, tertib dan disiplin anggaran sistem pelaporandilakukan secara berjenjang, dari Tim Pelaksana Desa ke TimPendamping Kecamatan, kemudian Tim Pendamping Kecamatan keTim Fasilitasi Kabupaten, menggunakan format yang telah ditetapkanseperti terlampir pada Perbub Samosir No. 12 Tahun 2015 tentangPengelolaan Keuangan Desa. Namun kendala pada kemampuan danpengetahuan pelaksana kegiatan dalam pembuatan laporan masih perluditingkatkan.

c. Tahap Penatausahaan Keuangan ADDPenerapan asas akuntabel belum dijalankan dengan baik, hal ini

ditujukkan bahwa laporan tahapan kegiatan belum disertai dengan kuitansibelanja pelaksana kegiatan. Begitu juga dengan Bendahara Desa ada yangbelum membukukan transaksi yang terjadi dengan tuntas bahkan ada yangtidak menyusun kuitansi sesuai urut tanggal transaski. Hal ini terjadi karenakemampuan dan pengetahuan baik pelaksana kegiatan maupun bendaharadesa belum memadai.

d. Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penerapan asas transparan pada tahap ini telah dijalankan dengan baik,

hal ini ditunjukkan bahwa pertangunggjawaban kepada masyarakat desadilakukan secara periodik setiap tiga bulan sekali melalui forum evaluasipelaksanaan ADD yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Penerapan asas partisipatif pada tahap ini telah dijalankan dengan baik,hal ini ditunjukkan bahwa dengan diadakannya forum evaluasi makamasyarakat berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan koreksiatas pelaksanaan kegiatan ADD.

Penerapan asas akuntabel, tertib dan disiplin anggaran laporan semesterI dan semester akhir tahun telah dibuat tetapi penyampain laporanterlambat dan bukti-bukti pendukung masih kurang.

5.2 Saran

Dari Kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka diberikan saransebagai berikut:

1. Pemerintah Desa harus melengkapi isi dari Rancangan RKP sehingga RKPdapat dijadikan sebagai pedoman penyusunan APB Desa yang akuntabeldan Pemerintah Desa lebih menciptakan komuniaksi yang intens denganmasyarakat dengan mau terjun langsung ke masyarakat,

Page 153: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

15

tidak hanya menunggu musyawarah desa yang bersifat formal. Sehinggakepercayaan masyarakat meningkat terhadap Pemerintah Desa.

2. Perlu dilakukan pelatihan bagi bendahara Desa dan pelaksana kegiatanADD tentang administrasi pengelolaan ADD.

3. Dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan untukmemperbaiki kinerja di semua sisi baik fisik, teknis, maupun administrasi(pertanggungjawaban/SPJ).

4. Pembinaan pengelola ADD merupakan sarana efektif untuk keberhasilanprogram ADD. Oleh karena itu pemahaman asas transparan, partisipatif,akuntabel, tertib dan disiplin anggran harus dilakukan seefektif kepadaaparat pemerintah desa, BPD, lembaga kemasyarakatan desa, tokohmasyarakat dan tokoh agama guna meningkatkan semangat, motivasi, dankreatifitas masyarakat dalam pembangunan desa.

Page 154: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

16

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Nawa_Cita, Pengertian Nawacita.

Pemkab Samosir. 2015. Rekapitulasi Laporan Perencanaan ADD Tahun 2015.

--------------------. Laporan Akhir ADD Kecamatan Simanindo Tahun 2015.

--------------------. 2015. Data SPJ ADD Kecamatan Simanindo Tahun 2015.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

-----------------------. Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang PengelolaanKeuangan Desa

----------------------. BPKP. 2015. Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa

----------------------. Perbub Samosir No.12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan KeuanganDesa.

------------------------. Perbub Samosir No 15 tahun 2015 tentang Petunjuk TeknisPengelolaan Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak danRetribusi Daerah Kabupaten Samosir

---------------------. Perbup Samosir Nomor 14 tahun 2015 tentang Tata CaraPembagian Dan Penetapan Besaran Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil PajakDaerah Dan Bagi Hasil Retribusi Daerah Untuk 128 Desa Se.KabupatenSamosir Tahun Anggaran 2015, Besaran Alokasi Dana Desa untuk setiapDesa di Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2015

---------------------. Perda Kabupaten Samosir No. 4 Tahun 2015 tentang PemerintahanDesa

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D. Bandung: Alfabeta, Cetakan ke-13.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance (Paradigma Baru ManajemenPembangunan), UI Press, Jakarta.

Page 155: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2986

ISSN 0853 - 0203

Implikasi Penerapan Model Pembelajaran DemonstrasiTerhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Matakuliah

Kewirausahaan

Oleh

Drs. Poltak Panjaitan, M.Pd* (Ketua)Mariana Br Surbakti, S.Si.,M.Si *(Anggota)

*Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas HKBP NommensenE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Mata kuliah kewirausahaan adalah matakuliah yang baru di ajarkan di prodifisika dan PAK. Hal ini mungkin akan menyebabkan nilai pada mata kuliahtersebut belum maksimal. Usaha untuk meningkatkan nilai mahasiswamerupakan bagian dari usaha peningkatan sumber daya manusia yangberkecimpung di dunia pendidikan terutama pengajar. Pelaksanaanpembelajaran tidak selalu berjalan dengan baik, karena ada permasalahan yangbersumber dari intensitas belajar mahasiswa, lingkungan tempat tinggal,lokasi pembelajaran atau dari dosen/pengajar sendiri. Jika intensitas belajarmahasiswa tinggi dan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, makakemungkinan besar akan mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk mengetahui apakahkepribadian mahasiswa yang bersesuaian dengan metode pembelajaran yangdigunakan memepengaruhi pencapaian prestasi belajar, maka perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut yang difokuskan untuk mengetahui pengaruh antara metodepembelajaran demonstrasi yang digunakan terhadap nilai/prestasi mahasiswa di prodiFisika yang diperbandingkan dengan nilai mahasiswa prodi PAK yang belajar denganmetode pembelajaran diskusi pada matakuliah kewirausahaan. Dari hasil penelitiandan analis data yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruh hasil belajarmahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi di Fisika FKIPUHN Medan diperoleh hasil rata-rata postest 60,69 dengan standar deviasi 6,39sedangkan pada kelas PAK dengan pembelajaran diskusi juga terdapat peningkatanhasil rata-rata postestnya adalah 59,78 dengan standar deviasi 5,76.Kedua proses pembelajaran tersebut dapat dilihat hasil postest dari masing-masingkelas, dimana hasil dari postest tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasilbelajar mahasiswa menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi (0,91)dibandingkan dengan metode diskusi. Ini berarti ada pengaruh secara signifikanantara hasil belajar kewirausahaan yang diajarkan melalui pembelajaran demonstrasidibandingkan dengan pembelajaran diskusi.Kata kunci: Kewirausahaan, model pembelajaran, demonstrasi, diskusi,

Page 156: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2987

ISSN 0853 - 0203

I. PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang

Pendidikan fisika merupakan pendidikan yang mengembangkan caraberfikir yang kritis, sistematis, logis dan kreatif dalam membentuk sumberdaya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Usahauntuk meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa merupakan bagian dariusaha peningkatan sumber daya manusia yang berkecimpung di duniapendidikan terutama pengajar. Pelaksanaan pembelajaran tidak selalu berjalandengan baik, adakalanya muncul permasalahan yang bersumber darimahasiswa, lingkungan tempat tinggal, lokasi pembelajaran atau bahkan daridosen/pengajar sendiri.

Belajar merupakan proses dari seseorang yang berupaya mencapai tujuanbelajar. Hasil belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.Dalam prinsip teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental yang aktif untukmencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan. Tingkah laku seseorangditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungandengan tujuan belajarnya. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri pelajaryang terdiri atas tiga yaitu: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat, ketiganya salingterkait satu sama sehingga dibutuhkan usaha untuk pengembangan danpembinaannya untuk memperoleh kegiatan belajar yang aktif dan hasil yang baik(Daryanto, 2007). Pada dasarnya setiap pelajar yang belajar disebabkan karena adatujuan yang ingin dicapainya, yakni adanya perubahan kemampuan yang dimilikisetelah menjalani kegiatan belajar mengajar yaitu hasil belajar(prestasi). Mahasiswayang memiliki cara berfikir kedepan maka mereka akan menunjukkan pola belajaryang mengarah kepada kesuksesan di masa depan. Jika pola seperti ini terusberlangsung, maka aktifitas belajar akan menjadi kebiasaan yang jarang sekaliditinggalkan, sehingga karakter/kepribadian akan terlihat dan mampu menghadirkankondisi belajar yang interaktif dan berkesan. Kepribadian yang baik akan ditunjukkandalam pola-pola memacu keinginan untuk belajar. Jika intensitas belajar yangdibarengi dengan konsentrasi tinggi dan bersesuaian dengan strategi pembelajaranyang digunakan, maka kemungkinan besar akan berdampak pada pencapaian hasilbelajar(Arikunto, 2011). Untuk mengetahui apakah kepribadian mahasiswa yangbersesuaian dengan metode pembelajaran yang digunakan memepengaruhipencapaian prestasi belajar, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut denganjudul” Implikasi Penerapan Model Pembelajaran Terhadap Prestasi BelajarMahasiswa pada Matakuliah Kewirausahaan”

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh antara metodepembelajaran demonstrasi yang digunakan terhadap nilai/prestasi mahasiswa di prodiFisika yang diperbandingkan dengan nilai mahasiswa prodi PAK yang belajar denganmetode pembelajaran diskusi pada matakuliah kewirausahaan.Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa masalah yang dapatdiidentifikasikan sebagai berikut yaitu:

Page 157: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2988

ISSN 0853 - 0203

a. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang digunakanselama ini masih berpusat pada guru/dosen yang bersifat konvensional.

b. Model pembelajaran yang selama ini digunakan bersifat konvensional tanpaalat bantu

c. Rendahnya keaktifan mahasiswa dalam mata pelajaran kewirausahaan yangmasih baru diajarkan di FKIP Universitas HKBP Nommensen.

1.2. Perumusan Masalaha. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa prodi fisika yang menggunakan

metode pembelajaran demonstrasi jika dibandingkan dengan hasil belajarmahasiswa prodi PAK yang menggunakan model pembelajaran diskusiFKIP UHN Medan pada matakuliah Kewirausahaan.

b. Bagaimanakah aktivitas belajar Mahasiswa Semester V di prodi fisika dandi prodi PAK FKIP UHN Medan T.A.2016/2017 dengan menggunakanmetode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran diskusi padamatakuliah kewirausahaan.

1.3. Tujuan PenelitianHasil penelitian ini akan memberi informasi tentang hasil belajar mahasiswaprodi fisika dan prodi PAK dalam matakuliah kewirausahaan dalammeningkatkan hasil belajar mahasiswa, yang dapat digunakan nantinya padamata kuliah lainnya, sebagai bahan masukan bagi pengajar dalam menambahwawasan tentang pembelajaran yang lebih efektif dan berhasil meningkatkanprestasi belajar mahasiswa, menambah wawasan penulis tentang metodepembelajaran mana yang paling efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa yangdapat digunakan nantinya pada mata kuliah lainnya.

2. Landasan Teori2.1. Pengertian BelajarAbdurrahman dalam Daryatno (2007) menyatakan,”Belajar adalah suatuproses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atauyang biasa disebut hasil belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yangrelatif menetap.” Dalam prinsip teori kognitif, belajar merupakan peristiwamental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakanpengetahuan.Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi sertapemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangatkompleks.(Suprijono, 2010). Sudjana (2009) mengatakan bahwa hasil belajaradalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerimapengalaman belajarnya.

Page 158: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2989

ISSN 0853 - 0203

2.2. Pengertian Minat BelajarUntuk mencapai prestasi belajar yang baik, mahasiswa membutuhkankecerdasan dan juga minat belajar. Menurut Mahmud(1982), minat adalahsebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatianpada orang, situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain. Pengertianminat belajar adalah pemusatan perhatian yang diawali perasaan senang yangditandai dengan aktifitas tertentu yang berorientasi terhadap objek, kegiatanyang kecenderungannya tidak sama antara individu yang satu dengan individuyang lain.2.3. Pengertian Model Pembelajaran DemonstrasiMenurut Syiful(2008:210), metode demonstrasi adalah pertunjukan tentangproses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkahlaku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didiksecara nyata atau tiruannya. Syah(2000:22), menyatakan metode demonstrasiadalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang kejadian, aturan,dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melaluipenggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan ataumateri yang sedang disajikan.Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian mahasiswa dapat lebih dipusatkan2. Proses belajar mahasiswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam dirimahasiswa.2.4. Pengertian Model Pembelajaran DiskusiMenurut Hermawan, (2006), diskusi adalah suatu percakapan ilmiah olehbeberapa orang yang bergabung dalam suatu kelompok, untuk saling bertukarpendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan,mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Metode diskusimendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agarsiswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-atuaran yang terlalu keras, namun tetap mengikuti etika yang disepakatibersama.Manfaat dari metode demonstrasi adalah:1. Setiap siswa dapat menyalurkan kemampuan ilmu yang dimilikinya2. Memperoleh umpan balik dari mahasiswa apakah tujuan pembelajaran telah

tercapai3. Membantu mahasiswa untuk belajar berfikir teoritis dan praktis diberbagai

mata kuliah.4. Mahasiswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun

orang lain.5. Memotivasi untuk belajar lebih lanjut

Page 159: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2990

ISSN 0853 - 0203

2.5. Hasil BelajarHasil belajar dibagi menjadi tiga jenis hasil belajar, yaitu:

a. Keterampilan dan kebiasaanb. Pengetahuan dan pengertianc. Sikap dan cita-cita

Pendidikan di Indonesia melakukan penilaian mengikuti klasifikasi hasilbelajar menurut Benyamin Bloom yang membagi menjadi tiga, yaitu:kognitif,afektif dan psikomotorik.Ranah kognitif menurut Bloom disempurnakan oleh Anderson yangmenyatakan pengetahuan adalah hasil berfikir bukan proses berfikir, sehinggadiperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah.Menciptakan merupakan proses berfikir tingkat tinggi. Hal ini Logis karenaorang akan bisa mencipta jika telah mampu menilai adanya kelebihan dankekurangan pada sesuatu dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.

3. Metodologi PenelitianPenelitian dilakukan di Prodi PAK dan prodi Fisika FKIP Kelas MedanUniversitas HKBP Nommensen Semester Ganjil T.A. 2016/ 2017. Penelitianini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan sejak Oktober sampai denganDesember 2016.Populasi atau sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruhmahasiswa prodi fisika semester 5 dan mahasiswa prodi PAK dalam matakuliah kewirausahaan.Variabel penelitian terdiri dari dua yaitu variabel bebas adalah pengajaranmenggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan variabel terikatnyaadalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan.Penelitian ini dilakukan dalam dua kelas, mula-mula ke dua kelas diberikansoal untuk dikerjakan (pretest) sebelum diberikan perlakukan, setelah itudiberikan materi dengan perlakuan model pembelajaran demonstrasi untukprodi fisika dan model pembelajaran model diskusi untuk prodi PAK. Setelahperlakuan selesai maka dilakukan evaluasi berupa evaluasi yaitu posttestkepada peserta didik di dua kelas tersebut, dimana soal yang diujikan samadengan soal pada pretest tetapi dilakukan pengacakan nomor soal.

Pada penelitian ini dilakukan observasi yaitu metode analisa yang dilakukanoleh dua orang. Hasil pretest yang diperoleh dilakukan penghitungan rata-rata demikian juga terhadap hasil posttest yang diperoleh. Hasil perhitunganini selanjutnya dilakukan analisis data yang di olah secara statistik antara laindengan a) menghitung rata-rata,b) menghitung standar deviasi, c) melakukan

Page 160: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2991

ISSN 0853 - 0203

uji normalisasi sampel, d)uji homogenitas, uji hipotesis pretest dan ujihipotesis posttest(Sudjana, 2005) dengan tujuan untuk mengetahuibagaimana kemajuan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan.

4. Hasil Penelitian

Data awal untuk nilai rata-rata pretestnya adalah 25,55 dan nilai rata-rata postestnya 59,78

Tabel 1 Data Awal Untuk Kelas PAKNo kode pretest(x) x^2 postest(y) y^2

1 E1 10 100 57,1 3260,41

2 E2 10 100 57,1 3260,41

3 E3 10 100 57,1 3260,41

4 E4 14 196 57,1 3260,41

5 E5 14 196 57,1 3260,41

6 E6 14,2 201,64 57,1 3260,41

7 E7 28 784 57,1 3260,41

8 E8 28 784 57,1 3260,41

9 E9 28 784 57,1 3260,41

10 E10 28 784 57,1 3260,41

11 E11 28 784 57,1 3260,41

12 E12 28,5 812,25 57,1 3260,41

13 E13 42 1764 57,1 3260,41

14 E14 42 1764 71,4 5097,96

15 E15 57 3249 71,4 5097,96

16 E16 57,1 57,1 71,4 5097,96

Jumlah 408,8 12159,99 956,5 57679,21

Rataan 25,55 59,78125

simpangan 18,10793565 5,764514

Page 161: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2992

ISSN 0853 - 0203

Tabel 2 Data Awal Untuk Kelas Fisika

No kode pretest(y) x^2 postest(y) y^2

1 A1 10 100 57,1 3260,41

2 A2 14,2 201,64 57,1 3260,41

3 A3 14,2 201,64 57,1 3260,41

4 A4 14,2 201,64 57,1 3260,41

5 A5 14,2 201,64 57,1 3260,41

6 A6 14,2 201,64 57,1 3260,41

7 A7 28,5 812,25 57,1 3260,41

8 A8 28,5 812,25 57,1 3260,41

9 A9 28,5 812,25 57,1 3260,41

10 A10 42,8 1831,84 57,1 3260,41

11 A11 42,8 1831,84 57,1 3260,41

12 A12 42,8 1831,84 57,1 3260,41

13 A13 42,8 1831,84 71,4 5097,96

14 A14 42,8 1831,84 71,4 5097,96

15 A15 42,8 1831,84 71,4 5097,96

16 A16 42,8 1831,84 71,4 5097,96

Jumlah 456,1 16267,83 970,8 59516,76

Rataan 28,50625 60,695

Simpangan 14,75608208 6,395154416

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa untuk kelasFisika nilai pretest adalah 28,50 dan nilai postestnya adalah 60,69

Page 162: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2993

ISSN 0853 - 0203

Uji Normalitas Data Pretest Dan Postest Pada Kelas PAK

A. Data Pretest Kelas PAKPada kelas PAK dilakukan pretest kemudian di uji normalitasnya, diperoleh hasil :

Perhitungan normalitas data pretest adalah sebagai berikut :

1. Mengubah data hasil belajar kedalam bentuk baku

Zi = Bilangan baku Zi =,, = - 0,63.

2. Ztabel dapat dilihat dari harga tabel kurva normal tabel Z dari nilai -1,35maka diperoleh nilai f(zi)= 0,5 – 0,2357 = 0,2643 demikian untukmencari f(zi) selanjutnya

3. Proporsi S(Zi) = = = 0,1875 demikian untuk mencari S(Zi)

selanjutnya.Lo diambil dari harga |F(Zi)-S(Zi)|yang paling besar, sehingga dari tabel di atasdiperoleh Lo = 0,2215 sehingga Lhitung = 0,185293861( data berdistribusi normal).

B. Data Postest Kelas PAK

Data Postest Kelas Fisika

Pada kelas PAK dilakukan postest dan di uji normalitasnya, dan diperoleh hasil sbb:

Tabel 3. Uji Normalitas Data Postest Kelas PAK

NO X f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 57,1 13 13 1,74233 0,959275 0,8125 0,146775

2 71,4 3 16 2,532039 0,99433 1 0,00567

L Hitung 0,146775

L tabel 0,2215

keterangan NORMAL

Page 163: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2994

ISSN 0853 - 0203

Pada kelas Fisika dilakukan postest kemudian di uji normalitasnya,diperoleh hasil:

Tabel 4. Uji Normalitas Data Postest Kelas FisikaNO X f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

1 57,1 12 12 1,74233 0,959275 0,75 0,209275

2 71,4 4 16 2,532039 0,99433 1 0,00567

L Hitung 0,146775

L tabel 0,2215

keterangan NORMAL

Uji Hipotesis Statistik

Dari tabel di atas, dapat dihitung harga t dengan rumus yang telah dikemukakan:

1.Uji Hipotesis untuk Pretest Kelas PAK dan Kelas Fisika (Uji t dua pihak)

Dari perhitungan diperoleh:

16n;14,75S28,50;y

16n;18,10S25,55;x

yy

xx

Maka selanjutnya dicari varians dari kedua kelompok dan diperoleh harga S = 90,4

Maka dapat dihitung : t hitung = 0,09

Untuk α = 0.05 dk (n1 + n2 -2) = (16 + 16-2) = 30 tidak terdapat pada tabel maka

dilakukan interporasi linear dimana dk 30 yaitu:

Untuk dk 30 dan α = 0.05 di dapat t(1-1/2, 0.05) = t(0.975, 30) = 2,04 Maka t(0.975, 60) = ttabel

Page 164: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2995

ISSN 0853 - 0203

Diperoleh thitung = 0,09 < ttabel =2,04 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa pada kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau nilai rata-

rata kedua kelas tidak sama.

Uji Hipotesis postest di kelas PAK dan kelas Fisika (Uji t satu pihak)

Dari perhitungan diperoleh:

16n;6,79S;60,67y

16n;5,76S;59,78x

yy

xx

selanjutnya dicari varians dari keduanya dan diperoleh harga S = 6,29 dan thitung = 0,8

Dari daftar distribusi ttabel untuk α = 0.05 dk (n1 + n2 -2) = (16 + 16-2) = 30 maka ttabel

dihitung dengan interpolasi linear yaitu:

Untuk dk 30 dan α = 0.05 di dapat t(1- 0.05) = t(0.95, 30) = 1,70

Diperoleh thitung = 0,8 < ttabel = 1,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak.

Ini berarti ada pengaruh secara signifikan antara hasil belajar kewira usahaan yangdiajarkan melalui pembelajaran demonstrasi dengan hasil belajar fisika yangdiajarkan melalui pembelajaran diskusi.

Uji Homogenitas Varians

Untuk uji homogenitas digunakan rumus:terkecilvarians

terbesarvariansFhitung

dengan hipotesis: ogentidaksampelkelompokkeduaHa

ogensampelkelompokkeduaHo

hom:

hom:22

21

22

21

1) Uji Kesamaan dua varians kelas Fisika dan kelas PAK untuk pretestVarians kelas PAK = 327,61 dan varians kelas Fisika = 217,56

maka dapat dihitung harga F hitung = 1,50

Page 165: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2996

ISSN 0853 - 0203

Dari data distribusi F, nilai F untuk α = 0,05 dengan peluang 1/2α , harga Ftabel

pada pembilang = ( 1n -1 ) = 16-1 = 15 dan dk penyebut = ( 2n -1 ) = 16-1 = 15.

Tidak terdapat pada daftar distribusi F maka untuk mencari harga tersebutdiperoleh dengan cara sebagai berikut: F0.05 (15,15) = G (Ftabel ) dengan dkpembilang = 15 berada diantara dk pembilang 14 dan 16. Maka Ftabel didapat dari interpolasi linear, yaitu:Untuk dk penyebut = 15, dk pembilang = 14 dan 16 di peroleh hasil = 2,45

Karena Fhitung = 1,50 < Ftabel = 2,45 sehingga disimpulkan nilai pretest kedua kelashomogen

2) Uji Kesamaan Dua Varians Kelas Fisika Dan Kelas PAK untuk

Postest

Varians kelas PAK = 33,17 dan varians kelas Fisika = 23,81

Maka : Fhitung = 1,23Dari data distribusi F, nilai F untuk α = 0,05 dengan peluang 1/2α , harga Ftabel

pada pembilang = ( 1n -1 ) = 16-1 = 15 dan dk penyebut = ( 2n -1 ) = 16-1 = 15tidak terdapat pada daftar distribusi F maka untuk mencari harga tersebutdiperoleh dengan cara sebagai berikut: F0.05 (15,15) = G (Ftabel ) dengan dkpembilang = 15 berada diantara dk pembilang 14 dan 16. Maka Ftabel di dapatdari interpolasi linear, yaitu:Untuk dk penyebut = 15, dk pembilang = 14 dan 16 di peroleh hasil = 2,45

Karena Fhitung = 1,23 < Ftabel = 2,45 sehingga disimpulkan nilai post test kedua kelashomogen.

Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Pretest Dan PostestKelas Fisika Dan Kelas PAK

1.Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretest dan Postest di Kelas Fisika

Pretest

Dari perhitungan diperoleh nilai : ∑X = 456,1 ∑X =16267,83n= 16

Maka nilai rata-ratanya adalah : 28,50X i Untuk standar deviasinya adalah : S = 14,75 dan Varians nya adalah S2 = 217,56

Postest

Page 166: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2997

ISSN 0853 - 0203

Dari perhitungan diperoleh data : ∑X = 970,8 ∑X = 59516,76 n = 16

Maka nilai rata-ratanya adalah : 60,67X i

Untuk standar deviasinya adalah : S = 6,39 dan varians nya adalah S2 =40,89

2. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Kelas Pretest dan Postest Kelas PAK

Pretest

Dari perhitungan lampiran diperoleh nilai : ∑X =408,8 ∑X =12159,99 n = 16

Maka nilai rata-ratanya adalah : 25,55X i

Untuk standar deviasinya adalah : S = 18,10 dan untuk Variansnya adalah S2

= 327,61

Postest

Dari perhitungan diperoleh data : ∑X = 956,5 ∑X = 57679,21 n = 16

Maka nilai rata-ratanya adalah : 59,78X i

Untuk standar deviasinya adalah: S = 5,76 dan untuk Varians adalah S2 =33,22

Hasil Analisis Observasi

Di kelas Fisika diketahui bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswadari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dengan rata-rata nilai seluruhnyaadalah kelas Fisika pertemuan pertama 75,32 (Baik) dan pertemuan kedua dengannilai 78,7(Baik) sedangkan di kelas PAK pertemuan pertama dengan nilai 72,58(cukup Baik) dan pertemuan kedua dengan nilai 75,0 (Baik)

Pembahasan

Dari hasil penelitian dan analis data yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruhhasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi diFisika FKIP UHN Medan diperoleh hasil rata-rata postest 60,69 dengan standardeviasi 6,39 sedangkan pada kelas PAK dengan pembelajaran diskusi juga terdapatpeningkatan hasil rata-rata postestnya adalah 59,78 dengan standar deviasi 5,76.

Page 167: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2998

ISSN 0853 - 0203

Kedua proses pembelajaran tersebut dapat dilihat hasil postest dari masing-masingkelas, dimana hasil dari posrest tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasilbelajar mahasiswa menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi (0,91)dibandingkan dengan metode diskusi.

Ini berarti ada pengaruh secara signifikan antara hasil belajar kewirausahaan yangdiajarkan melalui pembelajaran demonstrasi dibandingkan dengan pembelajarandiskusi. Perlu di cari metode lain yang lebih dapat meningkatkan minat belajarmahasiswa dalam mempelajari matakuliah Kewirausahaan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh hasil belajar mahasiswa yang menggunakan modelpembelajaran demonstrasi dimana sebelum diberikan perlakuan, rata-ratahasil pretest 28,50 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata hasil postest60,69

2. Hasil belajar kewirausahaan dari mahasiswa yang diperoleh denganmenggunakan pembelajaran diskusi dimana sebelum diberikan perlakuan,rata-rata hasil pretest 25,55 dan setelah diberikan perlakuan diperoleh hasilrata-rata postest 59,78.

3. Selisih hasil rata-rata postest dari kelas PAK dengan kelas Fisika adalah0,91

4. Aktivitas belajar mahasiswa selama mengikuti pembelajaran modeldemonstrasi maupun model diskusi adalah baik.

Saran

Dalam penyusunan soal dan penentuan waktu penyelesaian soal harus benar-benar diperhitungkan agar peserta dapat menyelesaikan soal secara maksimal.

Kelompok diskusi dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan setiapkelompok haruslah setimbang, jangan sampai terjadi kelompok mahasiswayang pintar hanya terdapat dalam satu kelompok sedang kelompok yang laintidak.

Page 168: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

2999

ISSN 0853 - 0203

Daftar Pustaka

Arikunto, S(2011). “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: BumiAksara.

Daryanto, 2007., Belajar Mengajar. Bandung : Irama Widya.

Hamzah, 2008., Model Pembelajaran Menciptakan Proses BelajarMengajar Yang Efektif dan Kreatif. Jakarta : Bumi Aksara..”MPembelajaran Inovatif.odel-Model

Hermawan, H(2006) .”Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:CV.Citra Praya.

Sudjana, 2005.Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sudjana, N., 2009, Penilaian Hasil-Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung, Remaja Rosdakarya Offset.

Suprijono, A., 2009. Cooperative Learneng Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taniredja,T., Faridli, E. M(2011)”Model-Model Pembelajaran Inovatif”.Bandung: Alfabeta

Page 169: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 2986-2999

3000

ISSN 0853 - 0203

Page 170: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3000ISSN 0853 - 0203

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATANPEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH PASAR TUJUH TEMBUNG

MEI HOTMA MARIATI MUNTE(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen)

E-mail: [email protected]

ABSTRAKRevenue is the net receipt someone, either in cash or in kind. Revenue

also called income of a citizen is the proceeds of the factors of production areowned in the production sector. And this production sector to buy the factorsof production are used as an input to the production process with the pricesprevailing in the market of production factors.

The level of income received by a person in selling depends on thelocation of the business (access, visibility, traffic, parking, competition, andgovernment regulation) and the time to sell. The business location is one veryimportant factor in the marketing mix (marketing mix). Selection of the exactlocation will result in a more successful outlets than other outlets located in aless strategic, despite selling the same products and also has thecharacteristics of the same seller. The time to sell is the amount of hours spenton start selling until the finish at specific hours of the day.

Total population as well as a sample of 30 vendors, but returnedquestionnaires is 22 questionnaires. By using the descriptive method inanalyzing the data collected showed that the business location and time effecton income trader selling salad Simpang Tujuh Tembung dating market. Thebusiness location strongly influence revenues and selling time has influencewith the criteria of being on income.

Keywords: Revenue, Sales Location, Time of Sales

Page 171: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3001ISSN 0853 - 0203

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Penelitian

Menjual barang dagangannya merupakan kegiatan semua pedagangyang akan dilakukan setelah mereka menyediakan barang dagangan yangdibutuhkan oleh konsumen. Para penjual tentu selalu menginginkan barangdagangannya dapat dijual dalam jumlah yang banyak ataupun mencapai targetyang sudah ditentukan. Tak terkecuali dengan para penjual rujak yangmengambil lokasi berjualan tepat di sebelah kiri dan kanan Simpang JodohPasar Tujuh Tembung. Para penjual rujak ini mulai menggelar barangdagangannya pada siang hari sampai malam hari (beberapa diantaranya mulaimenggelar barang dagangannya mulai pagi pukul 10.00 Wib). Namun, parapedagang rujak yang berjualan sejak pukul 10.00 Wib ini biasanya tidakberjualan sampai malam hari sebagaimana pedagang rujak yang berjualansejak siang hari yaitu mulai pukul 13.00 Wib. Berjualan rujak di siang haritentu merupakan waktu yang umum dilakukan oleh para pedagang rujakkarena memang umumnya para pembeli (penggemar) rujakpun mencari rujakpada siang hari.

Rujak merupakan makanan yang tidak biasa dikonsumsi pada malamhari karena beberapa alasan tertentu seperti dapat menimbulkan diare. Namun,tidak demikian halnya dengan para penjual rujak di Simpang Jodoh PasarTujuh Tembung. Mereka berjualan rujak tidak hanya di siang hari namunberlanjut hingga malam hari. Ditambah lagi lokasi yang mereka pakai untukberjualan, bukanlah tempat yang khusus dan “bersih”. Mereka justru memilihlokasi tepat di persimpangan jalan yang sangat ramai dilalui kendaraan dansangat berdekatan dengan pedagang rujak lainnya.

Lalu lalangnya kendaraan ini sudah pasti mengakibatkan udara disekitarnya kurang bersih. Debu yang beterbangan akibat banyaknya kendaraanmelintas pasti membuat bahan-bahan rujak menjadi kotor karena bahan-bahantersebut memang tidak ditaruh di tempat tertutup yang kebersihannyaterjamin. Buah-buahan yang menjadi bahan pokok pembuatan rujak hanyadiletakkan di atas lapak pedagang. Hal ini bisa saja mempengaruhi minatpembeli yang ingin membeli rujak, mengurungkan niatnya untuk membelirujak.

Lokasi yang dipilih para pedagang rujak untuk menggelar dagangannyasama sekali tidak menyediakan tempat parkir bagi pembeli. Jika pembeli yangdatang menaiki sepeda motor mereka dapat merapatkan kendaraannya kelapak pedagang rujak (dapat dilihat melalui gambar).

Page 172: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3002ISSN 0853 - 0203

Gambar 1. Lokasi Penjualan Tanpa Lahan Parkir

Namun, jika pembeli rujak datang dengan menaiki kendaraan rodaempat tentu akan membutuhkan tempat parkir yang lebih luas. Situasi lokasiusaha yang tidak menyediakan tempat parkir seperti lokasi para pedagangrujak ini akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Ketepatan pemilihan waktu dan lokasi untuk menjual barang dagangannyamerupakan faktor yang dipertimbangkan oleh seorang pedagang sebelummembuka bisnisnya. Hal ini terjadi karena pemilihan waktu dan lokasi yangtepat sering kali menentukan besarnya kecilnya pendapatan penjualan yangdiperoleh dari menjual barang dagangannya. Salah satu bisnis yangmemerlukan waktu dan lokasi yang tepat untuk dijual adalah bisnispenjualan rujak. Sebagai salah satu unsur dari bauran pemasaran, lokasi atautempat bisnis diharapkan da p a t mendukung keberhasilan programpemasarannya. Lokasi yang tepat sering kali menentukan banyaknya barangyang laku. Lokasi yang tepat merupakan modal untuk mencapai tujuan demikianjuga sebaliknya pemilihan lokasi yang salah akan menghambat segala gerak-gerik bisnis sehingga akan membatasi kemampuan memperoleh pendapatan.Memilih lokasi usaha yang dekat dengan target pasar merupakan salah satustrategi bisnis selain itu juga memudahkan konsumen dalammengkonsumsi barang dagang yang ditawarkan oleh pedagang. Selainkedekatan dengan target pasarnya, ketersediaan infrastruktur yang memadaijuga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha.

Demikian pula halnya dengan waktu yang dipilih untuk menjalankanusaha bisnis. Berjualan rujak umumnya dilakukan pada siang hingga sore hari.Bahkan beberapa penjual rujak lebih memilih berjualan rujak pada siang haridibanding sore apalagi malam hari. Sebab, rujak bukan merupakan makananyang biasa dikonsumsi oleh konsumen pada sore dan malam hari. Mengingat

Page 173: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3003ISSN 0853 - 0203

bahan-bahan rujak dapat menimbulkan keadaan kurang sehat pada bagianpencernaan.

Penjual bisa sukses apabila memilih satu tujuan, dan tujuan tersebutakan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan kemampuan dankemauan yang memadai. Pada umumnya penjual mempunyai tujuanmendapatkan laba tertentu dan mempertahankan atau bahkan berusahameningkatkan untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut terealisir apabilapenjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan. Penjual mempunyaitujuan utama dalam penjualan antara lain mendapatkan volume atau nilaipenjualan, mendapakan laba, demi menunjang pertumbuhan perusahaan.Pendapatan penjualan yang mengalami penurunan dapat dipengaruhi olehlokasi dan waktu berjualan yang kurang tepat.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yangmenjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.Apakah lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang rujak?2.Apakah waktu berjualan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang

rujak?1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1. Lokasi yang tepat untuk berjualan rujak sehingga meningkatkan

pendapatan pedagang rujak.2. Waktu berjualan yang tepat supaya dapat meningkatkan pendapatan

pedagang rujak.1.4 Manfaat Penelitiana. Manfaat praktis :

1. Bagi pedagang rujak yang mengambil lokasi berjualan di SimpangJodoh Pasar Tujuh Tembung, agar mengambil tempat yang lebih tepatdan memilih waktu yang tepat pula untuk meningkatkan volumepenjualan jika lokasi berjualan sekarang dan waktu yang dipilih tidakdapat membuat pendapatan memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

2. Bagi pemerintah setempat, seperti Kepala Desa Amplas agar mulaimemikirkan tempat yang lebih tepat bagi para penjual rujak SimpangJodoh Pasar Tujuh Tembung, karena kondisi sekarang menimbulkankemacetan lalu lintas setiap hari.

b. Manfaat teoristis :Untuk menambah wawasan atau pengetahuan khususnya dalam bidang

studi kelayakan bisnis, manajemen pemasaran, pengantar bisnis dan akuntansikeuangan.

2. KAJIAN PUSTAKA

Page 174: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3004ISSN 0853 - 0203

2.1. PendapatanPendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh

pengusaha setelah dikurangi ongkos tersembunyi (Sadono Sukirno, 1994).Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan dari kegiatan usaha seseorangsebagai imbalan atas kegiatan yang dilakukan. Pengusaha sebagai pemimpinusaha dapat mengambil keputusan-keputusan untuk mendapatkan keuntunganyang tinggi. Di samping itu pengusaha dapat memproduksi barang dan jasadengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.Menurut Sukirno (2000), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu :1) Cara Pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan

nilai pengeluaran/ perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa.2) Cara Produksi. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan

nilai barang dan jasa yang dihasilkan.3) Cara Pendapatan. Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh

dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.2.1.1.Jenis-Jenis Pendapatan

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tigagolongan (Suparmoko, 2000), yaitu :1) Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan

pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satuminggu maupun satu bulan.

2) Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksiyang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha inimerupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal darianggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biayaini biasanya tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpamencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatansampingan antara lain: 1.) Pendapatan dari hasil menyewakan aset yangdimiliki seperti rumah, 2.) Ternak dan barang lain, 3.) Bunga dari uang, 4.)Sumbangan dari pihak lain, 5.) Pendapatan dari pensiun, 6.) Dan lain-lain.

Menurut Yudhohusodo dalam Ariyani (2006) tingkat pendapatan seseorangdapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu :1) Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu

pendapatan rata-rata dari Rp.150.000 perbulan.2) Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu

pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000 perbulan.3) Golongan berpenghasilan menengah (middle income group) yaitu

pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000 perbulan.4) Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-

rata pendapatan lebih dari Rp.900.000.2.1.2.Sumber-Sumber Pendapatan

Page 175: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3005ISSN 0853 - 0203

Pendapatan yang diterima seseorang berasal dari berbagai sumberpendapatan yaitu :1. Pendapatan sektor formal, yaitu pendapatan yang bersumber dari upah atau

gaji yang diperoleh secara tetap dan jumlah yang telah ditentukan2. Pandapatan sektor informal, yaitu pendapatan yang bersumber dari

perolehan atau penghasilan tambahan seperti dagang, tukang dan buruh3. Pendapatan sub intern, yaitu pendapatan yang bersumber dari usaha

sendiri seperti dari hasil bercocok, hasil dari beternak, hasil dari kebun dansebagainya.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan PedagangTinggi rendahnya pendapatan yang diterima seseorang dalam berjualan

bergantung kepada lokasi usaha (akses, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir,persaingan, dan peraturan pemerintah) dan waktu berjualan.2.2.1.Lokasi Usaha

Lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalambauran pemasaran (marketing mix). Pemilihan lokasi yang tepat akanmengakibatkan sebuah gerai lebih sukses dibanding gerai lainnya yangberlokasi di tempat kurang strategis, meskipun menjual produk yang sama danjuga mempunyai karakteristik penjual yang sama.Menurut Tjiptono (2007) pemilihan tempat atau lokasi usaha memerlukanpertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut: a. Akses,misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi;b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan;c. Lalu lintas (traffic); d. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikanbesar terjadinya impulse buying; e. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas jugadapat menjadi hambatan; f. Tempat parkir yang luas dan aman; g. Ekspansiyaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan bisnis di kemudianhari; h. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung bisnis yangditawarkan; i. Persaingan yaitu lokasi dengan penjual yang sama. j. PeraturanPemerintah.2.2.2 Waktu Berjualan

Waktu berjualan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlahjam yang dipakai oleh seorang pedagang untuk menjual barang dagangannya.Waktu dapat diartikan sebagai seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan,atau keadaan berada atau berlangsung (KBBI, 2008). Waktu berjualan adalahjumlah jam yang dihabiskan dari mulai berjualan sampai selesai di jamtertentu dalam sehari. Damayanti (2011) mengatakan bahwa jam kerja adalahwaktu yang digunakan oleh para pedagang dalam menjajakan barangdagangannya dalam sehari.

Waktu yang dipakai dalam penelitian ini adalah siang dan malam.Berapa jam pedagang berjualan siang hari dan berapa jam berjualan malamhari

Page 176: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3006ISSN 0853 - 0203

2.4 Kerangka KonseptualBerdasarkan pada penjelasan teoritis di atas, maka kerangka berpikir

sebagai dasar penetapan model penelitian dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Kerangka Konseptual2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah atau pertanyaanpenelitian yang memerlukan pengujian secara empiris.2.5.1 Hubungan Lokasi Usaha dengan Pendapatan

Lokasi usaha mempengaruhi pendapatan usaha. Berdasarkan teori danpenelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan lokasi atau letakyang strategis dari jangkauan konsumen meliputi transportasi, lokasipenjualan, p a r k i r , dan jarak antara pedagang, dan peraturan pemerintahdapat mempengaruhi pendapatan pedagang. Penentuan lokasi juga sangatmempengaruhi pendapatan. Semakin strategis lokasi berdagang yangditempatinya maka probabilitas pendapatan yang diterima pedagang akansemakin tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh LeniNovita (2015) yang meneliti “Hubungan Lokasi Usaha Dagang TerhadapPendapatan Pedagang Pakaian Pasar Senggol Kecamatan Tampan PekanbaruMenurut Perspektif Ekonomi Syariah”. Berdasarkan hasil penelitian, dapatdiketahui bahwa lokasi usaha memiliki hubungan yang sangat kuat denganpendapatan. Penentuan lokasi usaha dagang oleh pihak pengelola tentu sajaharus bisa memberikan manfaat bagi para pedagang, karena tidak strategisnyalokasi usaha yang pedagang tempati tentu saja sangat berpengaruh pada hasilpenjualan ataupun keuntungan yang pedagang dapatkan. Hal ini tentu sajasangat merugikan para pedagang pakaian dan juga dapat menghambatpedagang untuk lebih mengembangkan usahanya.

2.5.2 Hubungan Waktu Berjualan dengan PendapatanWaktu berjualan atau jam kerja adalah jumlah jam kerja yang digunakan

oleh seseorang dalam suatu waktu, yang juga menunjukan prosentase

Waktu (X2)- Siang hari- Malam hari

PendapatanPenjualan

(Y)

Lokasi Usaha(X1)- Akses- Visibilitas- Lalu lintas- Tempat parkir- Persaingan- Peraturan pemerintah

Page 177: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3007ISSN 0853 - 0203

banyaknya jam kerja yang tersedia. Jam kerja merupakan lama waktu yangdigunakan untuk menjalankan usaha, yang dimulai sejak persiapan sampaiusaha tutup. Setiap penambahan waktu operasi akan makin membukapeluang bagi bertambahnya omzet penjualan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berchman PranaSasmita, Gunawan Sudarmanto dan Tedi Rusman yang meneliti PengaruhModal dan Lama Jam Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang KakiLima. Hasil penelitian menunjukkan, ada pengaruh positif dan signifikan lamajam kerja terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki lima pada unit pelaksanateknis pasar Gadingrejo tahun 2012/2013.Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitianterdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Lokasi usaha mempunyai pengaruh terhadap pendapatan pedagang rujak

Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.2. Waktu berjualan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang rujak

Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.

3. METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada para pedagang rujak yang berjualan diSimpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung. Waktu penelitian ini direncanakandilaksanakan pada Oktober 2016 sampai dengan Pebruari 2017.3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif denganmelakukan pengujian untuk menuturkan pemecahan masalah yang adasekarang berdasarkan data-data. Penelitian ini akan menjelaskan tentanghubungan kausal antara variabel independen yaitu lokasi usaha dan waktuberjualan terhadap variabel dependen yaitu pendapatan pedagang rujak diSimpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung. Penelitian kualitatif secara umumdapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah,tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. (V.Wiratna Sujarweni, 2015:21).3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu yangmenjadi obyek penelitian yang memiliki standart dan ciri-ciri yag telahditetapkan. Sampel adalah wakil populasi yang akan diteliti. Adapun jumlahpopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang rujak di Simpang JodohPasar Tujuh Tembung yaitu sebanyak 30 orang. Keseluruhan populasisekaligus menjadi sampel.3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 178: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3008ISSN 0853 - 0203

1. Data sekunder yaitu data yang berbentuk angka-angka, meliputi datapendapatan pedagang dari hasil berjualan rujak.

2. Data primer yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, dan tanggapan. Datatersebut meliputi tanggapan-tanggapan pihak pedagang mengenai alasanmemilih lokasi dan waktu penjualan rujak.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. Para pedagang rujak. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden,

lokasi, waktu berjualan dan pendapatan pedagang rujak.2. Kantor Kepala Desa Amplas mengenai lokasi penjualan rujak.3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan carasebagai berikut:1. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dalam hal

ini pedagang rujak di Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada responden penelitian. Peneliti membuat daftarpertanyaan dan dibagikan langsung kepada para penjual rujak SimpangJodoh pasar Tujuh Tembung. Daftar pertanyaan tersebut akan diisi olehpara pedagang rujak sesuai dengan kondisi yang dihadapi setiap hari padasaat berjualan.

3.7. Metode Analisis DataAnalisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawabperumusan masalah. Metode analisis data yang digunakan adalah metodedeskriptif yaitu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek,suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa padamasa sekarang.

Tabel 1. Korelasi Antar Variabel

Interval Korelasi TingkatHubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah0,20 – 0,39 Rendah0,40 – 0,59 Sedang0,60 – 0,79 Kuat0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012:184)

4. DATA DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Responden

Responden adalah para pedagang rujak yang berjualan rujak di SimpangJodoh Pasar Tujuh Tembung berjumlah 30 orang pedagang. Para pedagang

Page 179: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3009ISSN 0853 - 0203

meenggunakan sisi kiri dan kanan persimpangan untuk berjualan sehingga halini menjadi alasan bagi para pembeli rujak untuk menyebutnya dengan rujakSimpang Jodoh karena memang simpang tersebut sangat berdekatan denganpasar yang bernama Pasar Jodoh. Namun, hanya sebanyak 22 pedagang rujakyang bersedia mengisi kuesioner yang dibagikan. Para pedagang membayarsewa untuk lapak yang mereka pakai sebagai tempat berjualan. Berdasarkanhasil tanya jawab dengan para pedagang, diperoleh data bahwa uang yangmereka keluarkan sebagai sewa tempat dibayarkan kepada orang yang“terdahulu” sudah berjualan rujak di tempat yang sama namun karena alasantertentu berhenti berjualan rujak. Nominal yang harus mereka bayar untuksewa tempat Rp 7.000.000,- sampaiRp 8.000.000,- per tahun.

Jarak lapak antara satu pedagang dengan pedagang rujak lainnya hanyaberkisar satu meter. Buah-buahan yang dipakai sebagai bahan baku rujakberasal dari pemasok yang sama. Pagi hari pemasok buah memasukkan bahandan sore hari atau keesokan harinya pembayaran dilakukan. Total pembelianbuah tiap-tiap pedagang rata-rata Rp 200.000,- per hari atau lebih pada harilibur yaitu Rp 250.000. Untuk biaya pembuatan bumbu rujak pedagang harusmengeluarkan uang sebesar Rp 100.000,- per hari. Selain itu, para pedagangrujak inipun harus membayar arus dan air yang dipakai selama berjualan.Untuk biaya listrik dan air seorang pedagang harus membayar sebesar Rp20.000,- per hari untuk arus dan air yang mereka pakai. Jadi, bebanpengeluaran yang harus ditanggung para pedagang rujak ini terdiri atas sewatempat, buah-buahan, dan arus listrik (selain ini tentu saja mereka harusmemperhitungkan upah untuk tenaga yang sudah mereka keluarkan selamaberjualan). Harga sebungkus rujak Simpang Jodoh Rp 13.000.4.2. Pendapatan Pedagang Rujak

Pendapatan atau disebut juga dengan income dari seorang wargamasyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yangdimilikinya pada sektor produksi. Pendapatan atau keuntungan ekonomiadalah pendapatan yang diperoleh pengusaha setelah dikurangi ongkostersembunyi (Sadono Sukirno, 1982:38). Pendapatan merupakan hasil yangdidapatkan dari kegiatan usaha seseorang sebagai imbalan atas kegiatan yangdilakukan.

Ditinjau dari jenis usaha dan pemiliknya, pendapatan yang diperoleholeh pedagang rujak Simpang Jodoh termasuk ke dalam jenis Pendapatan dariUsaha Sendiri. Pendapatan jenis ini merupakan nilai total dari hasilproduksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha inimerupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal darianggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya inibiasanya tidak diperhitungkan. Berikut tabel rata-rata pendapatan pedagangrujak Simpang Jodoh setiap bulan (bruto).

Page 180: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3010ISSN 0853 - 0203

Tabel 2. Rata-rata Pendapatan Pedagang Rujak

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Rata-rata penjualan tertinggi yang diperoleh pedagang rujak selama satubulan di mana penelitian ini dilakukan adalah 101 bungkus per hari denganpendapatan sebesar Rp 39.390.000,- per bulan. Rata-rata penjualan terendahadalah 68 bungkus dengan total pendapatan satu bulan Rp 26.520.000.Jika angka ini dibandingkan dengan UMP minimun kota Medan tahun 2016yaitu sebesar Rp 2.271.255 dan jam kerja normal 8 jam maka pendapatanpedagang rujak Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung ini sudah masukgolongan tinggi. Maka jumlah pendapatan bersih pedagang rujak (dikurangidengan uang sewa lapak, bahan rujak (buah-buahan dan bumbu), dan listrikadalah Rp 39.390.000 – Rp 18.100.000 = Rp 21.290.000. Biayasebesar Rp 18.100.000 meliputi sewa lapak Rp 7.000.000, Rp7.500.000 (Rp 250.000/hari x 30 hari), listrik Rp 600.000, bumbu Rp

R LamaBerjualan/hari

Penjualan/hari(bungkus)

Harga(Rp)

Pendapatan/hari (Rp)

Pendapatan/bulan (Rp)

1 11 68 13000 884000 26520000

2 9 92 13000 1196000 35880000

3 9 101 13000 1313000 39390000

4 10 73 13000 949000 28470000

5 9 74 13000 962000 28860000

6 14 80 13000 1040000 31200000

7 11 80 13000 1040000 31200000

8 9 78 13000 1014000 30420000

9 14 75 13000 975000 29250000

10 9 73 13000 949000 28470000

11 13 78 13000 1014000 30420000

12 13 69 13000 897000 26910000

13 8 75 13000 975000 29250000

14 11 74 13000 962000 28860000

15 11 74 13000 962000 28860000

16 11 71 13000 923000 27690000

17 8 72 13000 936000 28080000

18 14 99 13000 1287000 38610000

19 11 78 13000 1014000 30420000

20 8 73 13000 949000 28470000

21 12 77 13000 1001000 30030000

22 9 80 13000 1040000 31200000

Page 181: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3011ISSN 0853 - 0203

3.000.000. Sedangkan pendapatan bersih terendah adalah Rp 26.520.000–Rp 18.100.000 = Rp 8.420.000.

Pengumpulan data penjualan dilakukan selama 30 hari di mana diselama 30 hari tersebut ditemukan beberapa hari yang merupakan tanggalmerah atau hari libur. Jadi, pada saat hal ini ditanyakan secara lisan kepadapedagang mereka mengakui bahwa pada hari libur jumlah penjualan rujaklebih tinggi dibandingkan dengan hari yang bukan merupakan hari libur.Sehingga pendapatanpun lebih tinggi pada saat hari libur.

Gambar 3. Perbedaan Penjualan Siang dan Malam

Gambar 4. Perbedaan Pendapatan Siang dan Malam

Dari tabel 2, gambar 3 dan 4 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlahpedagang rujak yang memperoleh pendapatan lebih tinggi pada malam hariada sebanyak 18 pedagang sedangkan 4 pedagang mengumpulkan pendapatanlebih tinggi pada siang hari.

Jika dilihat dari jumlah jam yang dihabiskan untuk berjualan siangmaupun malam hari, jumlahnya sama yaitu 7 jam. Namun, sebagaimana hasilwawancara kepada pedagang yang mengatakan jumlah pembeli rujak di sianghari hanya penduduk yang tinggal di sekitar lokasi usaha penjualan rujak.Sedangkan malam hari, pembeli rujak yang datang membeli rujak bukan lagihanya penduduk yang tinggal di sekitar lokasi usaha penjualan rujak tetapijuga penduduk dari luar lokasi usaha atau di luar Tembung seperti Medan.

0

200

400

600

800

1000

1200

1 4 7 1013161922

Penj

uala

n

Perbedaan Penjualan Siang dan Malam

Siang (10.00-17.00)

Malam(>17.000)

0

5000000

10000000

15000000

1 4 7 1013161922

Pend

apat

an

Perbedaan Pendapatan Siang dan Malam

Siang (10.00-17.00)

Malam(>17.000)

Page 182: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3012ISSN 0853 - 0203

4.3. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang RujakMenurut Kasmir (2006) untuk menentukan pendapatan pedagang atau

pengusaha dibutuhkan beberapa faktor, diantaranya yaitu minat atau bakatpengusaha, modal usaha, waktu, laba, pengalaman, tenaga kerja, kondisilingkungan, perhitungan dan pendidikan. Sedangkan menurut Suparmoko(1990), teori mengenai variabel pendapatan pedagang tidak terlepas darifaktor-faktor seperti jam/waktu berdagang, modal yang dimiliki seorangpedagang, jumlah tanggungan dan pengalaman berdagang/lama usaha dibidang usaha kecil yang digunakan dalam proses kegiatan tersebut salingberkaitan dan berhubungan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahuludapat diketahui dan disimpulkan variabel-variabel yang mempengaruhipendapatan pedagang atau pengusaha adalah modal usaha, pengalamanusaha, jam kerja, bakat pengusaha, lokasi usaha, pendidikan, laba, jumlahtenaga kerja dan jumlah tanggungan keluarga.

Lokasi usaha dalam penelitian ini mencakup beberapa faktor antara lain,akses, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, persaingan, dan peraturanpemerintah. Faktor-faktor tersebut diteliti pengaruhnya terhadap pendapatanpedagang rujak Simpang Jodoh dengan mengajukan beberapa pertanyaanyang harus dijawab oleh responden.

Akses merupakan jalan masuk yang dapat dilalui sehingga sampai ketujuan yang diinginkan. Lokasi usaha yang mudah dijangkau oleh konsumenpada umumnya lebih diminati. Banyaknya jenis transportasi umum yangmelintas memberi daya tarik tersendiri bagi konsumen karena membantuuntuk tiba di lokasi tanpa kesulitan.

Lokasi yang visibel atau terlihat dengan mudah oleh konsumen. Tempatberjualan merupakan lokasi yang dilalui oleh banyak orang.

Memiliki tempat parkir yang memadai untuk para pembeli yang menaikikendaraan sehingga tidak mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Untuk kota-kota besar, yang memiliki fasilitas parkir yang memadai dapat menjadi pilihanyang lebih baik bagi pedagang dibandingkan dengan tempat yang fasilitasparkirnya tidak memadai. Kesuksesan dan kemajuan suatu masyarakat dapatdilihat dari sistem penataan dan kondisi prasarana umum dimana masyarakatmenjalankan perekonomian dan aktivitas bisnisnya (Tiasta, 2012). Fasilitasparkir merupakan fasilitas pelayanan umum yang merupakan faktor sangatpenting dalam sistem transportasi di daerah perkotaan (Alamsyah, 2005).

Berada satu lokasi dengan pedagang sejenis sehingga menciptakanpersaingan sehat, dan tentu saja lokasi berjualan yang digunakan harusmemperoleh izin dari pemerintah.

Pertanyaan pertama, ketujuh, kedelapan dan kesepuluh menyinggungtentang faktor akses. Pertanyaan kedua, dan ketiga menyangkut peraturanpemerintah. Pertanyaan kedelapan, dan kesembilan menyangkut visibilitas.Pertanyaan kesebelas menyangkut lalu lintas. Pertanyaan keempat

Page 183: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3013ISSN 0853 - 0203

menyangkut persaingan antar pedagang rujak. Dan pertanyaan kelima danketiga belas tentang tempat parkir. Dari penghitungan skor seluruh jawabanyang diberikan responden untuk pertanyaan lokasi usaha diperoleh hasilsebagai berikut.

Tabel 3. Jawaban Responden Terhadap Lokasi UsahaKriteria Rata-rata Skor Hubungan

Akses, visibilitas, lalu lintas,tempat parkir, persaingan, dan

peraturan pemerintah

0,71 Kuat

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan jawaban responden atas pertanyaan yangdisediakan, skor hasil pengumpulan jawaban responden yang ditampilkanpada tabel 3 di atas, lokasi usaha memiliki hubungan yang kuat denganpendapatan pedagang rujak Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.

Di antara enam kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh lokasiusaha terhadap pendapatan pedagang rujak Simpang Jodoh, persainganmerupakan faktor yang mendapat nilai sempurna yaitu 1. Hasil inimenunjukkan bahwa dekatnya jarak antara satu pedagang rujak denganpedagang rujak lainnya sama sekali tidak membuat pendapatan merekamenurun. Melainkan berkumpulnya mereka di satu tempat justru menjadi ciritersendiri bagi pembeli. Di kalangan penggemar rujak menjadi sangat hafalbahwa Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung, adalah lokasi berjualanpedagang rujak. Jadi kalau penggemar rujak menginginkan rujak, mereka akanlangsung mendatangi Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.

Namun, di antara enam kriteria yang dipakai ada satu faktor yaitu tempatparkir yang tidak mampu mempengaruhi pendapatan pedagang rujak SimpangJodoh Pasar Tujuh Tembung. Tempat parkir yang luas dan nyamanseyogianya menjadi salah satu syarat penting bagi pembeli terutama yangmemiliki kendaraan untuk bersedia datang membeli barang dagangan penjual.Sebab, mendatangi tempat penjual yang dilengkapi dengan tempat parkir yangluas tidak akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Untuk kota-kota besar,yang memiliki fasilitas parkir yang memadai dapat menjadi pilihan yang lebihbaik bagi pedagang dibandingkan dengan tempat yang fasilitas parkirnyatidak memadai.

IV.2.6 Waktu BerjualanWaktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau

keadaan berada atau berlangsung. Waktu berjualan merupakan jumlah waktuyang dibutuhkan seseorang untuk menjual barang dagangannya dari sejakbuka lapak pada pagi atau siang hari sampai dengan tutup pada sore ataumalam hari. Waktu berjualan ini digunakan untuk melayani konsumen setiap

Page 184: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3014ISSN 0853 - 0203

harinya. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja panjang ataupendek adalah merupakan keputusan individu (Wicaksono, 2011). Jam kerjamerupakan lama waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha, yangdimulai sejak persiapan sampai usaha tutup. Setiap penambahan waktu operasiakan makin membuka peluang bagi bertambahnya omzet penjualan. Jam kerjapedagang pasar tradisional sangat bervariasi. Lamanya waktu dalam berjualantergantung atas berbagai hal seperti jenis barang dagangannya, cuaca dansebagainya.

Dari hasil wawancara dengan pedagang rujak diketahui bahwaberjualan rujak di malam hari akan menghasilkan pendapatan yang lebihtinggi dibanding siang hari. Siang hari jumlah pembeli rujak tidak sebanyakmalam hari. Hal ini dikatakan karena pada malam hari, pembeli rujak yangdatang membeli bukan hanya penduduk sekitar lokasi melainkan jugapembeli yang datang dari luar Tembung.

Jumlah pembeli yang lebih banyak datang membeli di malam hari inimembuat pedagang rujak membuka lapaknya mulai pertengahan hari (pukul13.00 Wib) walaupun ada juga yang mulai berjualan pada pukul 10.00 Wib.Namun, jumlahnya hanya beberapa.

Kategori siang hari adalah pukul 10.00 – 17.00 Wib sedangkan malamadalah pukul 17.00 – 24.00. Di mana kalau dihitung jumlah jam yangdihabiskan untuk dua kategori ini, keduanya berjumlah 7 jam per hari (dapatdilihat pada tabel 10 berikut).

Tabel 4. Jumlah jam Siang dan Malam

Resp. Waktu BerjualanBuka Lapak Siang(10.00-17.00) (jam)

Tutup Lapak Malam(>17.000) (jam)

1 4 5

2 4 5

Page 185: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3015ISSN 0853 - 0203

3 4 5

4 4 6

5 2 7

6 7 7

7 4 7

8 4 5

9 7 7

10 4 5

11 7 6

12 7 6

13 4 4

14 4 7

15 4 7

16 4 7

17 1 7

18 7 7

19 4 7

20 2 6

21 7 5

22 4 5Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Aturan jam berjualan di Simpang Jodoh tidak ada dikeluarkanpemerintah setempat. Hal ini membuat para pedagang rujak dapat berjualandalam waktu yang lebih lama dari jam kerja normal yaitu 8 jam/hari. Jamkerja adalah lamanya pedagang melakukan aktivitas perdagangannya dalamsatu hari. Faktor jam kerja pedagang mempengaruhi pendapatan usaha,semakin tinggi waktu yang digunakan dalam bekerja/buka kios makakecenderungan pendapatan yang diterima pedagang akan semakin tinggi.Jam buka Pedagang Rujak Simpang Jodoh setiap harinya mulai pukul 10.00– 24.00 Wib atau rata-rata 14 jam perhari. Dimana pedagang rujak SimpangJodoh yang mempunyai jam kerja 8 jam perhari sebesar 14% dibandingkandengan pedagang yang mempunyai jam kerja diatas 9 jam perhari sebesar86%.

Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Waktu BerjualanNo. Waktu Berjualan Frekuensi (orang) Persentase (%)1 Siang (10.00 – 17.00) 3 142 Malam ( >17.00 ) 19 86

Jumlah 22 100Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Page 186: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3016ISSN 0853 - 0203

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat jumlah pedagang rujak yang berjualansampai malam hari jauh lebih banyak dibandingkan dengan pedagang rujakyang berjualan hanya di siang hari. Padahal jika diperhatikan kebiasaan yangumumnya terjadi di kalangan penggemar rujak, mereka biasanya membelirujak di siang hari. Jadi, tingginya jumlah pembeli yang datang membeli rujakmenjadi penyebab lebih banyaknya pedagang rujak yang memilih berjualanrujak sampai malam hari dan memulai berjualan sejak siang hari. Tabel 6berikut ini menunjukkan hasil jawaban responden terhadap pertanyaan waktuberjualan di siang hari dan malam hari.

Tabel 6. Jawaban Responden Terhadap Waktu BerjualanKriteria Rata-rata Skor Hubungan

Siang, dan malam 0,59 SedangSumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bagaimana waktu berjualanmempengaruhi pendapatan pedagang rujak Simpang Jodoh Pasar TujuhTembung. Umumnya pedagang rujak lebih memilih menjual rujak pada sianghari karena hal ini sejalan dengan penggemar rujak. Namun, berdasarkan datayang dikumpulkan seluruh pedagang rujak Simpang Jodoh berpendapatberjualan rujak di malam hari mampu mempengaruhi jumlah pendapatan yangmereka peroleh setiap bulan. Data pada lampiran 3 menunjukkan jumlah(bungkus) rujak yang terjual pada malam hari selalu lebih banyak dibandingsiang hari untuk semua pedagang rujak Simpang Jodoh Pasar Tujuh Tembung.

Jika ditinjau dari waktu berjualan yang dipakai oleh pedagang dengankriteria siang dan malam, dapat dikatakan bahwa faktor ini berpengaruhterhadap pendapatan namun tidak sekuat faktor lokasi usaha. Tabel 10menunjukkan seluruh pedagang rujak memanfaatkan waktu malam menjualrujak.

5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Mudahnya pembeli untuk menjangkau lokasi penjualan rujak, lokasi

pedagang rujak yang tepat berada di persimpangan, dapat dilihat denganmudah oleh pembeli, Lokasi pedagang rujak yang dilalui oleh banyak alattransportasi umum menjadi salah satu kriteria yang memiliki pengaruhsangat kuat terhadap pendapatan pedagang rujak Simpang Jodoh PasarTujuh Tembung.

4. Simpang Jodoh sudah dikenal oleh penduduk baik sekitar Tembungmaupun di luar Tembung sebagai lokasi pedagang rujak sejak berdirinyatahun 1970. Di lokasi ini terdapat 30 pedagang rujak sehingga membuat

Page 187: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3017ISSN 0853 - 0203

penggemar rujak memiliki banyak pilihan. Hal ini memotivasi pedagangrujak untuk memberi layanan yang terbaik kepada pembeli.

5. Meskipun sudah berdiri sejak tahun 1970, lokasi pedagang rujak ini belumditata dengan rapi dan memiliki lahan parkir. Tidak tersedianya lahanparkir di lokasi ini membuat para pembeli rujak yang memiliki kendaraanberhenti tepat di depan lapak pedagang rujak sehingga mengakibatkankemacetan lalu lintas. Namun, kondisi ini tidak menghalangi pembeli untuktetap datang membeli rujak.

6. Pedagang rujak Simpang Jodoh lebih memilih berjualan malam hari karenapembeli lebih banyak datang malam hari.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, I. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Kaki Lima di Pasar Gede Kota Surakarta. 2011http://core.ac.uk/download/pdf/12348858.pdf. Diunduh 09 September2016.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBMSPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2011.

Hidayat Taufik Relon & Zuliarni Sri. Pengaruh Lokasi Usaha Pada VolumePenjualan (Survei Pada Restoran Kecil Di Lingkungan UniversitasRiau). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9, No. 2, Juli 2014.

Fitriah Nur Azizah Andi. Pengaruh Harga Jual Dan Lokasi TerhadapVolume Penjualan Telur Itik Di Kota Makassar. 2013.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pengertian Waktu”, Pusat BahasaIndonesia, 2008.

Kasmir, Kewirausahaan. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo Persada. 2006.Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Penerbit

Erlangga. Yogyakarta. 2009.

Lamb, Charles W., Jr., et al. Pemasaran. Salemba Empat. Jakarta. 2001.

Lupiyoadi Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta.2001.

Page 188: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3018ISSN 0853 - 0203

Ma’aruf, Hendri. Pemasaran Ritel. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2005.

Mudradjad, Kuncoro. Strategi Pengembangan Pasar Modern danTradisional. 2008

Munandar, M. Pokok-pokok Intermediate Accounting, UniversitasGadjah Mada. 2006.

Nanga, Muana. Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, EdisiPertama: Rajawali Press. 2001.

Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. Metodolgi Penelitian. Bumi Aksara.Jakarta. 2005.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2011.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University.2005

Novita, Leni. Hubungan Lokasi Usaha Dagang Terhadap PendapatanPedagang Pakaian Pasar Senggol Kecamatan Tampan PekanbaruMenurut Perspektif Ekonomi Syariah. Diunduh pada 10 Oktober2016.

Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang. 2007.

Rio, Rita, Maria. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PendapatanPedagang Kaki Lima (Studi Empiris PKL di Sepanjang Jln.Jenderal Sudirman Salatiga). [email protected]. Diunduhpada 10 Oktober 2016.

Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. Makro Ekonomi. Edisi 12 jilid2. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2002

Sasmita, Berchman Prana, Gunawan Sudarmanto dan Tedi. Pengaruh Modaldan Lama Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima.Diunduh pada 10 Oktober 2016

Stice ,Earl K Stice, James D and Skaousen, K. Fred. Intermediate Accounting,Edisi ke 15, Cetakan Pertama diterjemahkan oleh Palupi Wariati, Penerbit :Palupi Wariati, Salemba Empat, Jakarta. 2011

Page 189: ISSN 0853 V I S I Februari2017.pdfISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 1 Pebruari 2017 Benarkah Saya Tidak Hamil Dr. Leo Simanjuntak, SpOG

VISI (2017) 25(1) 3000-3019

3019ISSN 0853 - 0203

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta, 2009.

Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT.Rai Grafindo Persada. 2000.

Sukirno, S., Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 1994.

Suparmoko, Pengantor Ekonomi Mikro, Edisi Pertama BPFE Yogyakarta.1990.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. PT.Pustaka Baru. Yogyakarta. 2015

Swastha, Basu & Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. FakultasEkonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 2008.

Taylor, Marilyn. Strategic Management Creating Competitive Advantages.McGraw-Hill. New York. 2005.

Tiasta dkk., 2012. Analisis Kebutuhan Parkir Di Pasar Seni GuwangKabupatenGianyar. available at: ejournal.unud.ac.id/ Jurnal Ilmiah ElektronikInfrastruktur Teknik Sipil Universitas Udayana.

Wicaksono. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.2011.