isra mi

4
Isra Mi'raj adalah salah satu bukti Kerasulan Muhammada SAW. Bukti otentik ini sebagai landasan bahwa Agama tidak hanya dipandang sebagi suatu yang eksperimen, namun suatu yang realita terjadi. Warga sarungan tentu tidak akan aneh ketika membaca sejarah Isra Mi’raj, karena di Pesantren diajarkan khusus kitab isra wal miraj Nabi Muhmmad SAW dalam kitab Qishratul Mi’raj . Cerita singkatnya bisa dibaca di tweet @ikanuhajkt. Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab 621 M, 3 tahun sebelum Hijrah, tahun 11 kenabian. Artinya 11 tahun setelah Muhammad diangkat menjadi seorang Rasul. Dalam Al Quran dijelaskan secara gamblang dalam surat Al- Isra ayat 1. Artinya: "Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi di sekelilingnya. Untuk kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan kami. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S. Al-Isra: 1). Isra Mi’raj juga memiliki makna penting dalam perjalanan umat Islam. Makna penting itu jika diurai tentu akan memanjang. Isra Mi’raj, bisa dimaknai dari sudut pergolakan dakwah Nabi, kebenaran doktrin Islam, perjumpaan dengan para Nabi dan komunikasi pad Tuhan, dan lain sebagainya. Tapi yang jelas, kisah-kisah serupa itu mengarahkan pengetahuan dan kesadaran umat beragama akan narasi besar yang memperkokoh dinamika umat untuk menyaksikan kehadiran Allah SWT. Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah, juga diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa- peristiwa yang lain yang menakjubkan. Berbagai fenomena yang ditemui oleh Nabi saat melakukan wisata religius begitu banyak

Upload: rico-irawan

Post on 17-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaaaaaagma

TRANSCRIPT

Isra Mi'raj adalah salah satu bukti Kerasulan Muhammada SAW. Bukti otentik ini sebagai landasan bahwa Agama tidak hanya dipandang sebagi suatu yang eksperimen, namun suatu yang realita terjadi. Warga sarungan tentu tidak akan aneh ketika membaca sejarah Isra Miraj, karena di Pesantren diajarkan khusus kitab isra wal miraj Nabi Muhmmad SAW dalam kitab Qishratul Miraj. Cerita singkatnya bisa dibaca di tweet @ikanuhajkt. Isra Mi'raj terjadi padatanggal 27 Rajab 621 M, 3 tahun sebelum Hijrah, tahun 11 kenabian. Artinya 11 tahun setelah Muhammad diangkat menjadi seorang Rasul.Dalam Al Quran dijelaskan secara gamblang dalam surat Al-Isra ayat 1.Artinya: "Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi di sekelilingnya. Untuk kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan kami. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S. Al-Isra: 1).Isra Miraj juga memiliki makna penting dalam perjalanan umat Islam. Makna penting itu jika diurai tentu akan memanjang. Isra Miraj, bisa dimaknai dari sudut pergolakan dakwah Nabi, kebenaran doktrin Islam, perjumpaan dengan para Nabi dan komunikasi pad Tuhan, dan lain sebagainya. Tapi yang jelas, kisah-kisah serupa itu mengarahkan pengetahuan dan kesadaran umat beragama akan narasi besar yang memperkokoh dinamika umat untuk menyaksikan kehadiran Allah SWT. Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah, juga diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang lain yang menakjubkan. Berbagai fenomena yang ditemui oleh Nabi saat melakukan wisata religius begitu banyak yang amat mengerikan, seperti bibir dan lidah yang terus tergunting yang mencerminkan hukuman bagi orang-orang yang selalu menyebarkan fitnah. Wajah dan dada yang terus tercakar sebagai gambaran bagi mereka yang suka menindas. Orang-orang terus berenang di kolam nanah dan darah lalu terus dilempari batu, sebagai gambaran siksaan bagi orang-orang yang korupsi dan makan harta riba. Semua amatlah penting untuk dijadikan sebagai referensi renungan di tengah gelombang kehidupan yang semakin runyam dan begitu dahsyat.Di samping itu juga agar manusia tidak melakukan tindakan-tindakan yang sewenang-wenang. Juga agar manusia tidak melangsungkan hidupnya di dunia yang hanya mengikuti zaman yang carut-marut, akan tetapi manusia diharapkan hidup dan beraktivitas dengan bahasa langit seperti orang-orang suci, para Nabi, sahabat dan ulama bahkan menyatu dengan Tuhan. Dengan hidup yang dihiasi dengan kesempurnaan bahasa langit dan bumi akan mendapatkan kesempurnaan dalam hidupnya.Di samping itu Isra juga merupakan simbol perjalanan hidup Manusia, isra adalah perjalanan mendatar (Horizontal) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina. Hal ini mengisyaratkan proses pertumbuhan yang bersifat kuantitatif. Mi'raj adalah perjalanan naik (Vertikal) dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha mengisyaratkan adanya proses kualitatif. Manusia makhluk Allah yang paling sempurna, memahami hidup ini untuk menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan.Proses perkembangan lebih menekankan pada mental yang bersifat nilai bukan materi. Proses ini lebih berbicara tentang kualitas hidup manusia misalnya, bodoh menjadi pandai, dari hina menjadi mulia, dari terlaknat menjadi terhormat, dari maksiat menjadi taat. Kemudian proses yang bersifat kuantitatif, dari mulai kecil kemudian besar, sedikit menjadi banyak. Dalam proses perjalanan Mi'raj kita diingatkan pada tiga titik, atau tiga tempat yang paling penting yaitu, Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan Sidratul Muntaha. Hal ini mengingatkan juga pada tiga peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia, yaitu kelahiran, kematian, dan kebangkitan. Dengan kata lain, bahwa hidup bagi manusia adalah proses dinamis, proses ke masa depan, maka perjuangan Isra Mi'raj adalah isyarat bagaimana manusia menatap masa depan dan mengabdikan diri pada Allah.

Dalam peristiwa ini yang termuat dalam hikmah-hikmah Isra Miraj yang dapat dipetik dari momen-momen simbolik peristiwa itu adalah:1. Kita menemukan, bahwa sejarah mencatat prosesi pembedahan dada Nabi sewaktu Isra Miraj. Dari peristiwa itu, kita menangkap simbol pelapangan dada, penyucian hati, penajaman nurani. Lebih spesifik lagi, pembedahan itu beresensi persiapan untuk bermunajat dengan yang Maha Tinggi dan Maha Suci.2. Kelapangan dada, kerendahan hati dan ketajaman nurani sebagaimana yang dipraktekkan Nabi, terlihat sangat penting dalam misi-misi profetik dan sosial demi mereformasi tatanan yang tidak ideal. Fungsinya, sebagaimana yang ditegaskan Al-Qur'an, dapat meringankan beban (psikis), mengangkat citra, dan menumbuhkan optimisme, bahwa di balik kesengsaraan ada jalan keluar (QS. Al-Insyirah: 1-6).3. Isra Miraj juga mengandaikan adanya dorongan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Perjumpaan dan dialog antara Nabi Muhammad dengan Nabi-Nabi seniornya, soal-jawabnya kepada Jibril, menandakan bahwa reformasi menuntut kerendahan hati untuk belajar dari banyak kisah gagal dan sukses orang lain.4. Sebatas yang kita amati, spiritualitas atau perasaan bahwa adanya kontrol yang Maha Tahu atas aktivitas kita, menjadi penting tatkala sistim-sistim yang kita reformasi tidak berjalan dengan ruh yang kita idealkan. Wisata spiritual Nabi dalam Isra Miraj, menunjukkan bahwa spiritualitas sangat penting untuk menuntaskan misi dan visi reformasi. Sebuah falsafah moralitas mengingatkan kita, bahwa Innama al-umam al-akhlaq ma baqiyat, fain hum dzahabat akhlaquhum dzahaba (suatu komunitas akan kekal bersama moralitas; bila moralitasnya hancur, raiblah mereka bersamanya).

Wallahu a`lam bi as-showab