islam rahmat dunia (pai2)

21
ISLAM RAHMAT DUNIA Di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman: “Wa maa arsalnaka illa rahmatanlil’aalamin”. Yang kurang lebih berarti “Tidaklah Kami turunkan engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. Ayat tersebut menjelaskan maksud Allah SWT menurunkan rasulNya, Muhammad SAW, yaitu untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Alam semesta dapat didefinisikan sebagai jagat raya yang didalamnya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup. Rahmat pada umumnya mengandung pengertian kasih sayang, keadilan, dan kesejahteraan. Dengan demikian tujuan Islam adalah identik dengan tujuan pembawanya, Muhammad SAW, yaitu membawa ajaran kasih sayang, keadilan, dan kesejahteraan bagi alam semesta. Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad SAW dengan hadistnya yang berbunyi: “Kebersihan merupakan bagian dari iman”. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di

Upload: tari-setiawan

Post on 12-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PAI 1

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

ISLAM RAHMAT DUNIA

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman: “Wa maa

arsalnaka illa rahmatanlil’aalamin”. Yang kurang lebih berarti “Tidaklah Kami

turunkan engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. Ayat

tersebut menjelaskan maksud Allah SWT menurunkan rasulNya, Muhammad SAW,

yaitu untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Alam semesta dapat didefinisikan sebagai

jagat raya yang didalamnya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup

lainnya, serta makhluk tidak hidup. Rahmat pada umumnya mengandung pengertian

kasih sayang, keadilan, dan kesejahteraan. Dengan demikian tujuan Islam adalah identik

dengan tujuan pembawanya, Muhammad SAW, yaitu membawa ajaran kasih sayang,

keadilan, dan kesejahteraan bagi alam semesta.

Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari

Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam

menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa

kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi,

Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena

kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi

Muhammad SAW dengan hadistnya yang berbunyi: “Kebersihan merupakan bagian dari

iman”. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia untuk membuang air seni ke

dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang (tempat hidup)

binatang. Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan untuk

membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang

kemungkinan besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam

mengajak manusia untuk secara aktif menjaga lingkungan tersebut, misalnya dengan

membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya

bersifat lebih suka mencegah (preventive) perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang

mengobati (curative) kejadian atau perbuatan buruk yang telah terjadi. Namun, Islam

juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau kejahatan

seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syar’i) yang mengatur hukuman bagi

pelanggar aturan.

Page 2: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

2

Bidang-bidang yang perlu di kembangkan untuk mencapai tujuan rahmatan lil

alamin antara lain:

1.      Pendidikan lingkungan

Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara Islami merupakan sarana penting

bagi muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan hidup mereka secara baik

dan benar sehingga mampu berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan

pembinaan lingkungan. Sebagai mayoritas penduduk Indonesia, muslim mempunyai

kewajiban dan peran yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan tersebut.

Dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam bahwa Islam sangat

memperhatikan lingkungan dan kesehatan. Hal ini membutuhkan peran pendidik,

ulama, dan tokoh masyarakat untuk menanamkan pengetahuan dan kesadaran tersebut

kepada masyarakat.

Kesadaran bahwa alam semesta adalah milik Allah SWT merupakan langkah

dasar dalam memahami kedudukan manusia di alam ini. Dalam beberapa ayat Al-

Qur’an Allah SWT menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta

beserta isinya dengan pertimbangan yang matang, seimbang, dan setiap ciptaanNya

tersebut mempunyai manfaat dan fungsi. Selanjutnya, Allah SWT juga menyatakan

bahwa manusia adalah ciptaanNya yang unik dan menjadikannya sebagai khalifah di

bumi. Dalam ajaran Islam, khalifah lebih bersifat sebagai pengelola atau manajer di

bumi ini sedangkan Allah SWT adalah pemilik mutlak dari bumi dan segala isinya.

Allah SWT memberikan hak kepada manusia untuk mengambil manfaat dari bumi

dan isinya namun Allah SWT juga memberi kewajiban pada manusia untuk menjaga

bumi dan isinya. Hal ini sesuai benar dengan deklarasi PBB mengenai pembangunan

berkelanjutan (sustainable development) yang berisi petunjuk dan informasi tentang

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi pembangunan dan kelanjutan

pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan

disegala bidang ( misalnya ekonomi, sosial, dan politik ) yang tetap mengindahkan

Page 3: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

3

ketersediaan sumber daya alam yang memadai bagi generasi mendatang.

Pembangunan tersebut sangat memperhatikan daya dukung lingkungan, sehingga

tidak secara semena-mena menghabiskan sumber daya alam yang tersedia. Hal ini

sesuai dengan saran Rasulullah SAW untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya

terhadap harta dan sumber daya yang kita miliki. Selanjutnya pembangunan yang

berkelanjutan juga memperhatikan aspek sumber daya manusia sebagai pelaku dan

penanggung jawab pembangunan tersebut. Peningkatan mutu sumber daya manusia

yang pintar dan bijaksana sangat ditekankan dalam Islam.

Pada masyarakat pedesaan yang sebagian besar bersifat primordial, peran ulama

dalam mensukseskan program pengelolaan lingkungan sangatlah besar. Masyarakat

pedesaan umumnya pasif dan mencontoh perbuatan yang dilakukan oleh ulama atau

pemimpin mereka. Untuk itu sudah sewajarnya apabila ulama, pemimpin, ataupun

calon ulama dan pemimpin masyarakat membekali diri dengan pengetahuan yang

memadai mengenai pengelolaan lingkungan dan kesehatan. Pada masyarakat

perkotaan yang umumnya lebih individualistis, intelektual muslim diharapkan

menjadi contoh yang baik dalam menjaga dan mengelola lingkungan, karena dengan

pengetahuan yang dimilikinya seharusnya dia mampu menyelaraskan dan

memadukan perintah agama dengan perannya sebagai bagian dari penebar kasih bagi

semesta alam.

 

2. Media massa Islam

Peran media massa Islam tidaklah kurang penting dari pendidikan bahkan

merupakan partner yang cukup relevan untuk menunjang pendidikan lingkungan

tersebut. Media massa Islami harus diisi pula dengan pendidikan lingkungan,

terutama untuk anak-anak dan generasi muda sehingga mereka menyadari hubungan

agama dengan lingkungan dan arti penting hubungan tersebut demi kesejahteraan dan

kesehatan manusia dan lingkungan. Program interaktif mengenai lingkungan perlu

diciptakan guna menambah wawasan dan juga ketrampilan anak-anak dan generasi

muda tersebut . Untuk kalangan dewasa, media massa perlu juga menyisipkan

Page 4: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

4

pendidikan mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan dan juga

pengetahuan mengenai pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

yang sesuai dengan nafas Islam.

 

3. Kebijakan dan penegakan hukum lingkungan secara Islami

Agama Islam menegaskan bahwa setiap individu akan dimintai pertanggung

jawaban pada hari pembalasan atas segala prilakunya di muka bumi, termasuk

didalamnya adalah bagaimana individu tersebut berbuat terhadap alam, lingkungan,

dan makhluk hidup lainnya. Contoh mengenai pertanggung jawaban tersebut misalnya

kisah mengenai wanita yang dimasukkan ke dalam neraka akibat melalaikan tugasnya

memberi makan pada kucing peliharaannya dan kisah mengenai pelacur yang

diampuni dosanya karena budi baiknya memberi minum anjing liar yang sedang

kehausan. Dari contoh tersebut jelas bahwa adalah kewajiban setiap individu muslim

untuk berlaku baik terhadap sesama makhluk hidup. Kewajiban tersebut dapat

dimanifestasikan dengan jalan menjaga dan merawat lingkungan sehingga mampu

mendukung kehidupan semua makhluk hidup. Islam sama sekali tidak melarang

pemanfaatan lingkungan demi kesejahteraan manusia, namun Islam mewajibkan

bahwa dalam pemanfaatan tersebut harus dihindari penggunaan yang berlebihan yang

mengakibatkan kerusakan lingkungan dan membahayakan makhluk hidup yang lain

termasuk manusia sendiri. Islam menyarankan untuk melakukan pemanfaatan yang

berkelanjutan (sustainable utilization) yang pada akhirnya akan mampu memberikan

kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan bagi manusia dan mahkluk hidup

lainnya.

Dalam hukum Islam juga ada perintah untuk menjaga dan membantu lingkungan

sekitar dengan memberikan sedekah, misalnya dengan memberikan wakaf untuk

sebesar-besarnya digunakan bagi masyarakat sekitar. Selama ini kebanyakan wakaf

yang dilakukan adalah dengan mendirikan tempat-tempat ibadah dan sarana

pendidikan . Mungkin tidaklah berlebihan apabila wakaf tersebut juga dapat diberikan

Page 5: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

5

berupa hutan kota, hutan lindung, hutan wisata, atau hutan pendidikan yang sangat

berguna bagi masyarakat sekitar baik muslim ataupun non muslim. Selain itu, bentuk

hibah tersebut juga akan mampu menambah kesegaran dan kesehatan lingkungan

ditambah lagi membantu hewan-hewan liar seperti burung-burung dan hewan-hewan

kecil lainnya menemukan habitat hidup mereka. Bentuk hibah seperti ini sangatlah

cocok bagi lingkungan perkotaan yang relatif semakin mengalami penurunan kualitas

lingkungan dan kesehatannya akibat berkurangnya hutan penyanggah (buffer zone) di

lingkungan perkotaan tersebut.

 Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam meletakkan pemanfaatan dan

pengelolaan lingkungan sebagai bagian integral dari proses ibadah dari penganutnya.

Kewajiban setiap muslim dalam menjaga lingkungan yang baik telah termaktub di dalam

Al-Qur’an dan juga diberikan contohnya dalam beberapa hadits nabi, termasuk ganjaran

atau hukuman bagi yang tidak mengindahkan kewajiban tersebut.

Merosotnya citra Islam disegala bidang termasuk bidang lingkungan banyak diakibatkan

oleh tidak dilaksanakannya kewajiban agama tersebut oleh sebagian besar pemeluknya.

Sebagian besar pemeluk agama Islam masih menganggap bahwa kewajiban mereka lebih

bersifat ritual ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan pergi haji tanpa melihat fungsi dan

manfaat lebih jauh dari ritual tersebut. Apabila dikaji lebih lanjut, shalat selain

merupakan sarana berbakti kepada Allah SWT juga dimaksudkan agar mencegah pelaku

shalat tersebut dari perbuatan keji dan mungkar termasuk membuat kerusakan dan

pencemaran. Ibadah puasa diharapkan menjadi sarana bagi pelaku puasa tersebut untuk

bersifat sabar, sederhana, dan tidak berfoya-foya. Dengan sifat tersebut, diharapkan

mereka mampu mengekang diri mereka dari eksploitasi lingkungan yang berlebihan.

Zakat dan sedekah diharapkan mampu membuat si pelaku menjadi orang yang pemurah

dan sekaligus memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitar. Zakat dan sedekah

seharusnya tidak dilakukan hanya untuk terlepas dari kewajiban untuk memenuhinya

tetapi seharusnya disadari bahwa zakat dan sedekah tersebut harus memenuhi fungsinya

sehingga harus dimonitor dan dikelola dengan baik demi kesejahteraan bersama.

Page 6: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

6

Selanjutnya pergi haji dapat juga dijadikan sarana untuk mempelajari lingkungan

yang mungkin sangat berbeda dengan lingkungan asal pelaku haji tersebut. Selain itu

penelusuran sejarah nabi Ibrahim yang merupakan bagian dari pelaksanaan haji tersebut

juga dapat dijadikan pelajaran bagaimana pentingnya sumber daya alam (misalnya air)

bagi manusia. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam tersebut merupakan

kewajiban bagi setiap individu muslim. Dengan menumbuh semangatkan kesadaran

tersebut, insya Allah cita-cita Islam sebagai sebagai agama yang rahmatan lil alamin

dapat terwujud.

- Pandangan Islam tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam pandangan Islam, manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan

Tuhan dan berani memegang tanggung jawab mengelola bumi, maka semua yang ada di

bumi diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di

muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara

makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan,

mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk lainnya.

Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah untuk manusia,

segala yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi. Daratan dan

lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-

buahan, binatang melata dan binatang ternak.

Sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan

diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat

kebajikan terhadap lingkungan yang disajikan Al-Qur’an seperti dipaparkan di atas,

Rasulullah SAW memberikan teladan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-

hari. Hal ini dapat diperhatikan dari Hadits-Hadits Nabi, seperti Hadits tentang pujian

Allah kepada orang yang menyingkirkan duri dari jalan dan bahkan Allah akan

mengampuni dosanya, menyingkirkan gangguan dari jalan ialah sedekah, sebagian dari

iman,dan merupakan perbuatan baik.

Di samping itu Rasulullah melarang merusak lingkungan mulai dari perbuatan

yang sangat kecil dan remeh seperti melarang membuang kotoran (manusia) di bawah

Page 7: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

7

pohon yang sedang berbuah, di aliran sungai, di tengah jalan, atau di tempat orang

berteduh. Rasulullah juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa, sebagaimana

diceritakan dalam Hadits riwayat Abu Dawud. Rasulullah pernah menegur salah seorang

sahabatnya yang pada saat perjalanan, mereka mengambil anak burung yang berada di

sarangnya. Karena anaknya dibawa oleh salah seorang dari rombongan Rasulullah

tersebut, maka sang induk terpaksa mengikuti terus kemana rombongan itu berjalan.

Melihat yang demikian, Rasulullah lalu menegur sahabatnya tersebut dengan mengatakan

”siapakah yang telah menyusahkan induk burung ini dan mengambil anaknya?

Kembalikan anak burung tersebut kepada induknya!”.

- Kewajiban Manusia dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Menurut Islam

Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia

mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, Al-intifa’. Allah mempersilahkan kepada

umat manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-

baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan artinya manusia diberi kebebasan baik

mengelola atau hanya sebatas mengambil manfaat terhadap lingkungan yang selagi tidak

merusak terhadap lingkungan tersebut. Kedua, Al-i’tibar. Manusia dituntut untuk

senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat

mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam agar supaya bertambahan

ketaqwaannya kepada Allah S.W.T Berfikirlah tentang ciptaan Allah, dan jangan berfikir

tentang zat Allah. Ketiga, Al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan

memelihara kelestarian lingkungan itu untuk kelansungan hidup baik untuk dirinya

ataupun mahkluk lain, karena masa depan lingkungan itu tergantung bagaimana manusia

itu mengelolanya.

- Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta

melestarikannya

Perhatikan surat Ar Ruum ayat 9 dibawah ini :

Artinya : “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan

memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?

Page 8: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

8

orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi

(tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan.

Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang

nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah

yang berlaku zalim kepada diri sendiri”. Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum

ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam

secara berlebihan yang dikwatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya

alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu

Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta

melestarikannya.Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin secara sederhana dari

tempat tinggal (rumah) seorang muslim. Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah

Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani :

Artinya : ”Dari Abu Hurairah : jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu

kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan

tidak akan masuk syurga, kecuali orang-orang yang bersih” . (HR. Thabrani).

Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir

untuk membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga kebersihan agar

kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita terpelihara.Demikian pula, mengusahakan

penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat

untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara peredaran

suara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas dari pencemaran.Dalam sebuah Hadits

disebutkan : ”Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan

pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan”

(HR. Ahmad).

- Manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan

Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa terjadinya

kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia.

Page 9: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

9

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Serta surat Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Firman Allah SWT di dalam surat Ar Ruum ayat 41 dan surat Al Qashash ayat 77

menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan (environmental friendly)

dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan

oleh Anas, dijelaskan bahwa :

”Rasulullah ketika berwudhu’ dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi

(dengan takaran air sebanyak) satu sha’ sampai lima mud” (HR. Muttafaq ’alaih).

Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut orang Hijaz dan 2 liter menurut orang

Irak (lihat Lisanul Arab Jilid 3 hal 400). Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh

Syahputra (2003) membuktikan bahwa rata-rata orang berwudhu’ sebanyak 5 liter. Hal

ini membuktikan bahwa manusia sekarang cenderung mengekploitasi sumber daya air

secara berlebihan, atau dengan kata lain, setiap manusia menghambur-hamburkan air

sebanyak 3 sampai 3 2/3 liter setiap orangnya setiap kali mereka berwudhu’. Dalam

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi pernah bersabda :

”Hati-hatilah terhadap dua macam kutukan; sahabat yang mendengar bertanya : Apakah

dua hal itu ya Rasulullah ? Nabi menjawab : yaitu orang yang membuang hajat ditengah

jalan atau di tempat orang yang berteduh” Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan

membuang hajat di tempat sumber air.

Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan

untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk

mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang

Page 10: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

10

menimpanya.Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam

merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan

bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya lebih

banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah SWT telah memberikan fasilitas daya

dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, secara yuridis fiqhiyah

berpeluang dinyatakan bahwa dalam perspektif hukum Islam status hukum pelestarian

lingkungan hukumnya adalah wajib (Abdillah, 2005 : 11-12).

Secara ekologis pelestarian lingkungan merupakan keniscayaan ekologis yang

tidak dapat ditawar oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan

tidak boleh tidak harus dilakukan oleh manusia. Sedangkan secara spiritual fiqhiyah

Islamiyah Allah SWT memiliki kepedulian ekologis yang paripurna. Paling tidak dua

pendekatan ini memberikan keseimbangan pola pikir bahwa lingkungan yang baik berupa

sumber daya alam yang melimpah yang diberikan Allah SWT kepada manusia tidak akan

lestari dan pulih (recovery) apabila tidak ada campur tangan manusia. Hal ini diingatkan

oleh Allah dalam Surat Ar Ra’d ayat 11 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Umat Islam selalu berkeyakinan untuk tidak terperosok pada kesalahan yang

kedua kalinya. Kejadian yang sangat dasyat yang kita alami akhir-akhir ini, sebut saja

bencana alam Tsunami misalnya, pencemaran udara, pencemaran air dan tanah, serta

sikap rakus pengusaha dengan menebang habis hutan tropis melalui aktifitas illegal

logging, serta sederet bentuk kerusakan lingkungan hidup lainnya, haruslah menjadi

pelajaran yang sangat berharga. Hal ini ditegaskan oleh dalam firmanNya di dalam surat

Al-Hasyr ayat 2 :

”Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang

mempunyai pandangan”.

Bersikaplah menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta

melestarikannya, tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan, dan selalu membiasakan

diri bersikap ramah terhadap lingkungan.

Page 11: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

DAFTAR PUSTAKA

http//multiply.com/compose/pm?individual==agsofyan

Page 12: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

DATA RIWAYAT HIDUP

Nama : Septi Metta Purnama

Tempat/Tanggal lahir : Serang,18 September 1986

Tempat tinggal : Jl.Mayjend Sutoyo Kp.Asem Gebog RT/RW 003/006 No.50

Tegal Wangi Cilegon.

No.Hp : 087771137731

PENDIDIKAN

1.Tamatan SDN Tamansari IV Thn.1992-1998

2.Tamatan SLTPN 3 Pulomerak Thn.1998-2001

3.Tamatan SMUN 2 Krakatau Steel Thn.2001-2004

4.Mahasiswi STKIP Ar-rahmaniyah Thn.2011-Sekarang

Page 13: Islam Rahmat Dunia (Pai2)
Page 14: Islam Rahmat Dunia (Pai2)

ISLAM RAHMAT DUNIA

Septi metta purnama,mahasiswi semester V

Jurusan ilmu pendidikan

STKIP AR-RAHMANIYAH

Tahun 2012

Page 15: Islam Rahmat Dunia (Pai2)