islam dan politik peran ulama betawi dalam kemenangan...

154
ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan Pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 di Jakarta Selatan Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Cahya Nugraha NIM: 11151120000040 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1441 H/2019

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

ISLAM DAN POLITIK

Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan

Pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta

Tahun 2017 di Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhammad Cahya Nugraha

NIM: 11151120000040

Program Studi Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1441 H/2019

Page 2: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja
Page 3: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja
Page 4: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja
Page 5: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

iv

ABSTRAK

Agama dan kepentingan politis adalah sesuatu yang unik untuk diteliti

lebih jauh. Skripsi ini akan mengupas lebih dalam tentang betapa kuatnya politik

agama dalam sebuah konstelasi politik di Indonesia. Salah satu pemilihan umum

yang memperlihatkan keterlibatan ulama dalam sebuah kontestasi politik adalah

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2017. Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017 merupakan Pilkada yang paling banyak mengundang perhatian

masyarakat luas. Ulama Betawi sebagai orang-orang yang lahir dan besar di

Jakarta juga ikut tergerak berperan aktif dalam Pilkada DKI Jakarta untuk

melahirkan pemimpin berkualitas bagi Jakarta. Dalam menentukan pilihan

politiknya, para ulama Betawi memiliki beberapa pertimbangan yang mereka

gunakan untuk memilih pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur mana

yang mereka dukung. Perspektif keagamaan menjadi salah satu unsur dominan

dalam menentukan pilihan politik bagi para ulama Betawi.

Terdapat 3 (tiga) faktor yang menjadi pertimbangan para ulama Betawi

dalam menentukan pilihan politiknya, yaitu pertama, faktor ketokohan calon.

Kedua, faktor rekam jejak (track record), dan ketiga, faktor keberpihakan kepada

ulama dan umat Islam Jakarta. Atas dasar pertimbangan tadi, para ulama Betawi

menjatuhkan pilihan kepada pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai

pasangan cagub dan cawagub yang mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017. Setelah memilih pasangan Anies-Sandi, para ulama Betawi juga

berperan dalam kemenangan pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan. Peran yang

dilakukan oleh ulama Betawi tentunya tidak terlepas dari otoritas kharismatik

yang dimiliki serta melalui perangkat peran (role-set) dan fasilitas peran (role-

facilities). Terdapat 3 (tiga) peran yang dilakukan oleh para ulama Betawi dalam

usaha mereka memenangkan pasangan Anies-Sandi Pada Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017. Pertama, berperan sebagai pembentuk opini di dalam masyarakat.

Kedua, berperan sebagai penggerak massa, dan ketiga, berperan sebagai orang

yang berkampanye untuk pasangan calon Anies-Sandi.

Kata Kunci: Ulama Betawi, Pasangan Anies-Sandi, Pilkada, Otoritas Kharismaik,

Peran.

Page 6: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, rasul

yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang

benderang hingga saat ini.

Skripsi yang berjudul “ISLAM DAN POLITIK (Peran Ulama Betawi

dalam Kemenangan Pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017

di Jakarta Selatan)” disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses pembuatan skripsi dari awal sampai selesai, penulis

menyadari bahwa sepenuhnya penulis mendapatkan bantuan berupa bimbingan,

dukungan, serta motivasi dari beberapa pihak. Dalam kesempatan ini izinkan

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Ali Munhanif, M.A, beserta seluruh staff dan jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M,Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik,

dan Suryani, M,Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik.

Page 7: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

v

4. Suryani M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

5. Dr. Nawiruddin selaku dosen pembimbing penulis yang telah

membimbing, mengarahkan, mengajarkan, serta meluangkan waktu

dalam proses pengerjaan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan.

6. Para dosen tercinta selama penulis menuntut ilmu di FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Agus Nugraha, M.Si, Burhanuddin

Muhtadi, Dr. Haniah Hanafie M.Si, Dr. Idris Thaha, M.Si, Chaider S.

Bamualim, Gefarina Djohan, MA, Ana Sabhana Azmy, M.I.P, serta

seluruh dosen di Program Studi Ilmu Politik yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

bagi penulis.

7. Narasumber skripsi penulis, Bapak K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafi’i, Bapak K.H. Sulaiman Rohimin, Bapak K.H. Nursasi, Bapak

Anggawira, dan Bapak Herie Marjanto yang telah bersedia

meluangkan waktu dan tenaganya untuk dimintai pendapat sekaligus

diwawancarai.

8. Kedua orang tua penulis, Ayah Djanu Hartjadi dan Ibu Noor Hayati

atas doa yang selalu Ayah dan Ibu panjatkan kepada Allah SWT, atas

segala usaha serta kerja keras Ayah dan Ibu lakukan, atas pelajaran-

pelajaran yang selalu Ayah dan Ibu ajarkan kepada penulis. Skripsi ini

hanyalah sebagian kecil dari perwujudan rasa cinta, sayang, dan

pembuktian bahwa anakmu selalu berusaha menjadi manusia yang

berguna. Semoga Allah SWT selalu melindungi Ayah dan Ibu. Tidak

Page 8: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

vi

lupa pula kepada adik penulis Maulana Cheka Bhakti dan seluruh

keluarga besar.

9. Teman-teman Ilmu Politik angkatan 2015, kelas A dan kelas B.

10. Teman-teman Ilmu Politik seperjuangan (redbull), Adel, Lila, Helma,

Inas, Ii, Daffa, Faiz, Nabillah, Andy, Reza, Dayat, Adnan, Dimas.

Terima kasih teman-teman telah membuat perkuliahan penulis terasa

berwarna dengan canda tawa dan semangat kalian, semoga kita sukses

di setiap jalan yang kita tempuh.

11. Teman-teman Ilmu Politik lainnya, Sultan, Kevin, Audy, Desi, Intan,

Cherlinda, Fajar, Redi, Putra, Naswah, Prisma, Fauzan dan lainnya.

Terima kasih atas semua pengalaman yang telah diberikan dalam

semua proses belajar bersama.

12. Teman-teman HIMAPOL 2018 serta adik-adik HIMAPOL 2019.

13. Keluarga Besar Paskibra SMAN 26 Jakarta dan Keluarga Besar

Paskibra SMPN 73 Jakarta yang selalu hadir, mensupport dan selalu

siap berjuang bersama penulis membela almamater tercinta.

14. Managers Phoenix, Kak Fandi, Kak Ragil, Kak Ade, Kak Andry,

Bang Madun, Ali, Ajeng, dan Purna Paskibra 26 yang selalu

mensupport dan memberikan saran serta masukan untuk penyelesaian

skripsi ini.

15. Ibu Yuliati Cahaya selaku Pembina Paskibra SMAN 26 Jakarta.

Page 9: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

vii

Tanpa adanya mereka, penulis tidak yakin penelitian ini dapat selesai

dengan baik. Penulis berterima kasih dengan sepenuh hati, semoga Allah SWT

selalu melindungi mereka serta membalas kebaikan mereka. Namun demikian,

penulis bertanggung jawab penuh atas segala kekurangan dalam penelitian ini,

kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 30 September 2019

Muhammad Cahya Nugraha

Page 10: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Pernyataan Masalah ................................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 20

BAB II KERANGKA TEORI ..................................................................................................... 21

A. Pengertian Ulama .................................................................................................. 22

B. Peran dan Fungsi Ulama ....................................................................................... 28

C. Ulama dan Politik ................................................................................................. 29

D. Teori Pemimpin Ideal dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam ............................ 34

1. Urgensi Kepemimpinan ........................................................................................ 34

2. Tujuan Kepemimpinan .......................................................................................... 37

3. Prinsip Kepemimpinan .......................................................................................... 39

4. Kriteria Ideal Seorang Pemimpin .......................................................................... 41

D. Teori Otoritas Kharismatik ................................................................................... 44

E. Teori Peran ............................................................................................................ 50

BAB III ULAMA BETAWI DAN PILKADA DKI JAKARTA TAHUN 2017 ........................ 54

A. Ulama Betawi ........................................................................................................ 54

B. Profil Ulama Betawi ............................................................................................. 60

Page 11: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

ix

1. K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i .................................................................... 60

2. K.H. Muhammad Nursasi ..................................................................................... 63

3. K.H. Sulaiman Rohimin ........................................................................................ 65

C. Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 ............................................................................. 67

1. Proses Politik dan Peta Koalisi ............................................................................. 67

2. Dinamika Pilkada DKI Jakarta 2017 .................................................................... 72

3. Dukungan Politik Pasangan Calon ........................................................................ 75

4. Wilayah Jakarta Selatan Sebagai Basis Dukungan Ulama Kepada Pasangan Anies-

Sandi ......................................................................................................................... 80

BAB IV PERTIMBANGAN SERTA PERAN ULAMA BETAWI DALAM MENDUKUNG

DAN MEMENANGKAN PASANGAN ANIES-SANDI PADA PILKADA DKI

JAKARTA 2017 DI JAKARTA SELATAN ................................................................. 87

A. Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 dalam Perspektif Ulama Betawi ...................... 87

B. Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Ulama Betawi dalam Mendukung

Anies-Sandi ................................................................................................................... 92

1. Faktor Ketokohan Calon ....................................................................................... 95

2. Faktor Rekam Jejak (Track Record) ..................................................................... 98

3. Faktor Keberpihakan Kepada Ulama dan Umat Islam Jakarta ........................... 101

C. Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan Pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan

109

1. Membentuk Opini ............................................................................................... 109

2. Penggerak Massa ................................................................................................ 116

3. Kampanye ........................................................................................................... 121

D. Kemenangan Pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan ...................................... 127

BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 130

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 130

B. Saran - Saran ....................................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 132

Page 12: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran

Kedua ...................................................................................................................... 8

Tabel 2 Tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Pertama .............................. 68

Tabel 3 Tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua ................................. 69

Tabel 4 Peta Koalisi Partai Politik Pilkada DKI Jakarta Putaran Pertama ........... 69

Tabel 5 Peta Koalisi Partai Politik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua .............. 71

Tabel 6 Peta Dukungan Ulama Betawi ................................................................. 78

Tabel 7 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran

Pertama .................................................................................................................. 83

Tabel 8 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran

Kedua .................................................................................................................... 84

Page 13: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kota Administrasi Jakarta Selatan ............................................... 82

Page 14: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang menganut paham Pancasila dengan

sistem demokrasi. Dalam negara demokrasi, proses pemilihan umum menjadi hal

penting dan dibutuhkan untuk mengisi jabatan-jabatan politik. Sistem politik di

Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh budaya paternalistik dan terkesan

primordial. Proses politik dan penentuan kebijakan seperti pergantian

pemerintahan tidak hanya didasarkan oleh variabel politik nasional.

Primordialisme dalam bentuk keterikatan oleh agama, suku, kelompok, hingga

paham yang dianut, turut serta menjadi faktor sosial budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat yang dianggap dominan. Salah satu faktor sosial

dan budaya yang dominan dalam proses politik di Indonesia adalah agama.

Salah satu peneliti senior Populi Center Afrimadona mengatakan, peran

para pemuka agama mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam politik, baik

itu dalam Pilkada maupun Pilpres.1 Menurut Afrimadona, kontribusi tokoh agama

dalam mendulang suara untuk pemilu sudah berlangsung sejak dahulu hingga

sekarang. Faktor kepemimpinan para pemuka agama ini kerap kali membuat

gerakan yang luar biasa di dalam masyarakat. Afrimadona mengatakan dampak

keterlibatan ulama dalam politik yang begitu besar ini merupakan hal yang masih

1 Antaranews.com, ”Peran Ulama Cukup Berpengaruh dalam Politik”,

https://pemilu.antaranews.com, diakses pada hari Minggu, 16 Juni 2019, pukul 22.01 WIB.

Page 15: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

2

dianggap relevan hingga saat ini. Hal itu dikarenakan kerangka berfikir yang

masih terbalut oleh hal-hal yang berbau identitas dan keagamaan masih

mendominasi pemikiran rakyat Indonesia.

Menurut Asep S. Muhtadi, ada beberapa faktor yang membuat pengaruh

ulama sangat kuat dalam masyarakat. Pertama, dapat dilihat dari aspek teologis.

Pada dasarnya masyarakat Islam memandang ulama sebagai ahli waris penerus

para nabi (waratsatul anbiya), tidak ada figur lain yang dapat menerjemahkan

pesan-pesan Tuhan yang tercantum dalam firman-firman Tuhan. Kedua, adanya

kharisma. Faktor ini terbentuk secara alamiah dan didukung oleh perilaku dan

sikap sehari-hari. Melalui kharisma yang dimilikinya, menempatkan seorang

ulama menjadi aktor dalam perubahan sosial karena memiliki pengaruh yang

sangat kuat di masyarakat. Kharisma seorang ulama seringkali dimanfaatkan oleh

para pemimpin formal baik itu untuk kepentingan penyebaran informasi maupun

untuk tinjauan politik.2

Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa kekuatan ulama terletak pada

dua hal. Pertama, memiliki perasaan kemasyarakatan yang sangat tinggi (high

social developed sense). Kedua, selalu melandaskan sesuatu kepada kesepakatan

bersama (consensus). Menurut Dhofier, dengan adanya kedua kekuatan tersebut,

menjadi alasan utama penerimaan ulama di dalam masyarakat. Sebagaimana

peran ulama tidak hanya sebatas dalam masalah keagamaan, peran ulama juga

sebagai juru bicara masyarakat atau sebagai penghubung dengan kekuasaan.3

2 Asep S. Muhtadi, Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama: Pergulatan Pemikiran Politik

Radikal dan Akomodatif, (Jakarta: LP3S, 2004), hlm. 37-38. 3 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Pandangan Kiai dan Visinya Mengenai

Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3S, 2011), hlm. 56-58.

Page 16: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

3

Salah satu pemilihan umum yang memperlihatkan keterlibatan ulama

dalam kontestasi politik tersebut adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI

Jakarta tahun 2017. Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 merupakan Pilkada yang

paling banyak mengundang perhatian masyarakat luas. Hal ini mungkin saja

terjadi mengingat DKI Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia. Ibukota negara

merupakan cerminan maupun wajah bagi suatu negara dan juga menjadi sebuah

kebanggaan bagi negara tersebut. Pusat pemerintahan negara, sentral

perekonomian nasional, kebudayaan, dan banyak aspek-aspek lain yang hadir dan

memberikan warna tersendiri bagi Jakarta sebagai ibukota negara. Selain itu,

sebuah ibukota negara juga sarat akan banyaknya kepentingan. Menguasai sebuah

ibukota negara setidaknya menguasai bagian besar bagi negara tersebut. Tidak

bisa dipungkiri, kursi DKI-1 merupakan jabatan strategis yang diinginkan banyak

pihak karena mempunyai kekuasaan di Jakarta sama dengan memiliki pengaruh

yang sangat besar ke seluruh negeri.

Banyak pengamat politik yang mengatakan bahwa kursi DKI-1

memungkinkan sekali menjadi batu loncatan untuk menuju suksesi kepemimpinan

nasional yaitu Presiden Republik Indonesia.4 Sebagai barometer perpolitikan

nasional, kepemimpinan di Jakarta juga mengundang perhatian dari seluruh

masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, Presiden Republik Indonesia saat ini yaitu

Bapak Joko Widodo merupakan sosok yang lahir dari fenomena suksesi

kepemimpinan nasional melalui kursi DKI-1. Bukan tidak mungkin akan hadir

4 Republika.co.id, ”Pengamat: Jakarta Memang Potensial Jadi Loncatan ke RI 1”,

https://m.republika.co.id, diakses pada hari Jumat, 14 Desember 2018, pukul 22.19 WIB.

Page 17: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

4

kembali sosok seperti Jokowi dikemudian hari yang lahir menjadi suksesi

kepemimpinan nasional melalui kursi DKI-1.

Hal-hal itulah yang membuat banyak kalangan menganggap Pilkada

Jakarta begitu penting tak terkecuali para ulama Betawi. Ulama Betawi sebagai

orang-orang yang lahir dan besar di Jakarta juga ikut tergerak berperan aktif

dalam Pilkada DKI Jakarta untuk melahirkan pemimpin berkualitas bagi Jakarta.

Kesejarahan Kota Jakarta yang terkenal dengan religiusitasnya yang tinggi dari

zaman penjajahan hingga saat ini, tentunya tidak terlepas dari peran figur-figur

ulama Betawi dan menjadi suatu hal yang saling terkait. Ulama Betawi

merupakan orang-orang yang juga merasakan langsung bagaimana kepemimpinan

di Jakarta berjalan. Tentunya mereka mempunyai pola pikir dan cara pandang

tersendiri untuk menyikapi setiap kepemimpinan Gubernur Jakarta.

Para ulama Betawi menginginkan Gubernur Jakarta yang memiliki

integritas, kepercayaan, kesantunan, serta memiliki visi yang sama dengan

masyarakat Jakarta, terutama satu visi dengan umat Islam Jakarta. Tidak bisa

dipungkiri hubungan Islam dan Jakarta sudah terjalin sejak lama dan begitu

mengakar kuat ajaran serta kebudayaannya. Para ulama Betawi ingin memastikan

hubungan yang sudah terjalin sejak lama itu antara Islam dan Jakarta tetap

berlangsung hingga masa modern ini. Kepemimpinan Gubernur Jakarta adalah

salah satu cara untuk memastikan hal itu tetap terjalin. Inilah mengapa para ulama

Betawi begitu antusias untuk ikut berperan dalam Pilkada DKI Jakarta tahun

2017.

Page 18: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

5

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 diikuti oleh tiga pasang calon yaitu Agus

Harimurti Yudhoyono berpasangan dengan Sylviana Murni, Basuki Thahaja

Purnama berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat, dan terakhir Anies

Baswedan berpasangan dengan Sandiaga Uno.5 Pilkada DKI Jakarta tahun 2017

berlangsung dua putaran. Hal ini dikarenakan tidak adanya pasangan calon

gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) yang meraih suara di atas

50% + 1, sehingga untuk menentukan pemenang pemilu harus ditentukan melalui

mekanisme pemilu dua putaran.

Pada putaran pertama, pasangan Ahok-Djarot unggul dengan perolehan

suara sebesar 2.364.577 suara atau sebesar 42,99%, diikuti oleh pasangan Anies-

Sandi dengan perolehan suara sebesar 2.197.333 atau sebesar 39,95%, dan di

posisi yang paling rendah adalah pasangan Agus-Sylvi dengan perolehan suara

sebesar 937.955 suara atau sekitar 17,07%. Dengan hasil ini, Komisi Pemilihan

Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta menetapkan pasangan Ahok-Djarot dan

Anies-Sandi melaju ke putaran kedua.6

Memasuki putaran kedua, pasangan Anies-Sandi berhasil mengungguli

pasangan Ahok-Djarot yang sebelumnya pada putaran pertama berhasil unggul.

Pasangan Ahok-Djarot hanya memperoleh suara sebesar 2.351.245 suara atau jika

di persentasekan sebesar 42,05%. Sedangkan pasangan Anies-Sandi memperoleh

suara yang cukup besar dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan

5 Kompas.com, ”Pilkada DKI 2017 Resmi Diikuti Tiga Pasang Cagub-Cawagub”,

https://kompas.com, diakses pada hari Minggu, 16 Juni 2019, pukul 22.33 WIB. 6 Detik.com, ”KPU Tetapkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Maju Putaran Dua Pilkada”,

https://m.detik.com, diakses pada hari Selasa, 21 Mei 2019, pukul 15.58 WIB.

Page 19: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

6

dibanding putaran pertama. Pasangan Anies-Sandi berhasil mendapatkan suara

sebesar 3.240.332 atau jika di persentasekan sebesar 57,95%.7

Berdasarkan hasil di atas, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Anies

Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Dengan hasil ini, pasangan Anies-Sandi berhasil menjadi Gubernur dan Wakil

Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2017-2022.8 Hal ini menandai berakhirnya

seluruh rangkaian Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Kekalahan Ahok-Djarot dalam

Pilkada menjadi sesuatu yang menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Berdasarkan

hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), tingkat kepuasan publik terhadap

pemerintahan yang dipimpin oleh pasangan petahana yaitu Ahok-Djarot mencapai

73%.9 Melalui hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

warga DKI Jakarta merasa puas atas kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur

petahana selama beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi menarik ketika

pasangan petahana yang mengantongi 73% tingkat kepuasan publik tadi, bisa

dikalahkan oleh pasangan Anies-Sandi yang bisa dibilang orang baru untuk DKI

Jakarta.

Banyak faktor yang membuat pasangan Anies-Sandi berhasil

memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Selain ketokohan dari pasangan

Anies-Sandi, dan program kerja yang disampaikan ke masyarakat, ternyata

meningkatnya isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) yang muncul dan

7 Detik.com, ”Hasil Pleno KPU DKI: Anies-Sandi 57,95%, Ahok-Djarot 42,05%”,

https://m.detik.com., diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 16.03 WIB. 8 Liputan6.com, “KPU Tetapkan Anies-Sandi Pemenang Pilkada DKI 2017 Hari Ini”,

https://m.liputan6.com, diakses pada hari Senin, 17 Desember 2018, pukul 13.59 WIB. 9 Detik.com, ”LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan terhadap Ahok-Djarot Mencapai 73%”,

https://m.detik.com, diakses pada hari Senin, 25 November 2018, pukul 12.59 WIB.

Page 20: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

7

berkembang di masyarakat juga turut menjadi faktor mengapa pasangan petahana

Ahok-Djarot berhasil dikalahkan oleh pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017.10

Isu SARA mulai berkembang di masyarakat semenjak mencuatnya kasus

penistaan agama yang menjerat Gubernur Jakarta yang juga menjadi calon

gubernur di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yaitu Basuki Thahaja Purnama atau

Ahok. Kasus penistaan agama dimanfaatkan betul oleh kalangan-kalangan yang

tidak pro terhadap Ahok seperti halnya para ulama Betawi dan ormas-ormas

Islam, untuk mengganti Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat

dari begitu antusiasnya keterlibatan para ulama Betawi dan juga ormas Islam

dalam mempengaruhi umat Islam untuk tidak memilih Ahok pada Pilkada

mendatang.

Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno atau yang bisa disebut

pasangan Anies-Sandi, merupakan Cagub-Cawagub yang paling terlihat

kedekatannya dengan para ulama dalam hal dukungan politik, terkhusus lagi

dukungan politik dari para ulama Betawi. Banyak dukungan yang diberikan para

ulama-ulama di Jakarta kepada pasangan Anies-Sandi. Sebagai contoh deklarasi

dukungan yang diberikan oleh Forum Ulama dan Habaib (FUHAB)11

, deklarasi

dukungan independent dari ulama kharismatik Betawi K.H. Abdul Rasyid

10

Bbc.com, ”Isu SARA Meningkat di Pilkada DKI Jakarta, Salah Siapa?”,

https://bbc.com, diakses pada hari Jumat, 14 Desember 2018, pukul 22.31 WIB. 11

Kompas.com, ”Forum Ulama dan Habaib Nyatakan Dukung Anies-Sandiaga”,

https://megapolitan.kompas.com , diakses pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 07.20 WIB.

Page 21: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

8

Abdullah Syafi’i12

, dan sejumlah ormas dan ormas Islam yang dimotori para

ulama mereka, seperti FBR dan FPI.13

Tabel 1 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017

Putaran Kedua

Perolehan

Suara Paslon

Jakarta

Barat

Jakarta

Pusat

Jakarta

Selatan

Jakarta

Timur

Jakarta

Utara

Kepulauan

Seribu Jumlah

Akhir

Ahok-Djarot

611. 801

(47,2%)

243.574

(42,3%)

459.753

(37,9%)

612.630

(38,2%)

418.096

(47,3%)

5.391

(38,0%)

2.351.245

(42,05%)

Anies-Sandi

685.079

(52,8%)

332.803

(57,7%)

754.140

(62,1%)

992.946

(61,8%)

466.568

(52,7%)

8.796

(62,0%)

3.240.332

(57,95%)

Tingkat

Partisipasi

Pemilih

77, 2% 76,6% 76,4% 80,0% 78,8% 80,4% 78,0%

Sumber: Diolah dari Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan data yang penulis temukan, kemenangan pasangan Anies-

Sandi didapat di seluruh kota administrasi di Jakarta. Fakta ini menjadi sesuatu

hal yang tidak biasa mengingat Ahok-Djarot merupakan Cagub dan Cawagub

petahana dalam Pilkada ini dengan tingkat kepuasan publik mencapai 70%.

Penulis berkesimpulan dampak keterlibatan ulama pada Pilkada kali ini begitu

besar adanya dengan bukti kemenangan pasangan Anies-Sandi.

Tingginya persentase perolehan suara pasangan Anies-Sandi pada Pilkada

DKI Jakarta tahun 2017 membuat penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana

peran dan kontribusi yang dilakukan para ulama Betawi tersebut dalam usaha

12

Pks.id, ”Ulama Betawi Ajak Warga Menangkan Anies Sandi”, https://pks.id., diakses

pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 08.20 WIB. 13

Kbr.id, ”Setelah Anies Temui FPI, Berikutnya Giliran FBR dan Ormas Pendukung

Demokrat”, https://m.kbr.id., diakses pada hari Senin, 17 Juni 2019, pukul 17.47 WIB.

Page 22: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

9

mereka memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun

2017.

Pasangan Anies-Sandi memperoleh persentase suara kemenangan tertinggi

di wilayah Jakarta Selatan. Ulama-ulama Betawi yang berada di wilayah Jakarta

Selatan mempunyai animo yang tinggi, militan, dan cukup vulgar untuk ikut

terlibat dan berperan aktif dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Sangat relevan

untuk diteliti bagaimana peran yang dilakukan oleh para ulama Betawi di wilayah

Jakarta Selatan pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, dalam usaha mereka

memenangkan pasangan yang mereka dukung, yaitu pasangan Anies-Sandi.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari pemaparan dalam pernyataan masalah di atas, maka pertanyaan

penelitian yang dapat dikemukakan yaitu:

1. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan ulama Betawi untuk

mendukung pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun

2017?

2. Bagaimana bentuk peran dan kontribusi para ulama Betawi dalam

memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun

2017 di Jakarta Selatan?

Page 23: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan ulama

Betawi untuk mendukung pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada

Jakarta tahun 2017.

b. Untuk mengetahui bentuk peran dan kontribusi dari para ulama

Betawi dalam memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada

Jakarta tahun 2017 di Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan wawasan dan menambah pengetahuan terkait peran

yang dilakukan ulama dalam memenangkan pasangan Anies-Sandi

pada Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017.

b. Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran bagi studi ilmu politik di lingkungan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam perspektif keterlibatan

ulama dalam politik.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, ada beberapa literatur yang penulis jadikan referensi

dan tinjauan pustaka, dengan tujuan untuk menemukan perspektif berbeda dan sisi

menarik penelitian ini dari penelitian-penelitian yang pernah ada. Beberapa

tinjauan pustaka yang penulis jadikan referensi adalah:

Page 24: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

11

Kajian pertama yakni sebuah tesis yang ditulis oleh Feizal Rachman.14

Dalam penelitian ini dijelaskan mengenai peran kiai dalam kemenangan pasangan

Tatang Farhanul Hakim dan H. Hidayat. Kemenangan pasangan Tatang Farhanul

Hakim dan H. Hidayat disebabkan dua faktor, yakni pertama, faktor birokrasi.

Faktor kedua yaitu, pesantren. Selain memanfaatkan kedekatan dengan para elite

birokrasi, ia juga memanfaatkan kedekatan dengan para elite agama yakni kiai

besar yang juga mempunyai pesantren dan santri. Metode kualitatif adalah metode

yang digunakan dalam penelitian ini.

Melalui pendekatan-pendekatan tadi, terutama kedekatan dengan para elite

agama, Tatang Farhanul membangun citra dirinya sebagai sosok yang identik

dengan pesantren dan juga kiainya. Bisa dibilang, pesantren dan juga kiai menjadi

sumber dukungan terbesar untuk Tatang sehingga dirinya dapat memenangkan

Pilkada tahun 2006 di Tasikmalaya. Adapun teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori patron klien, teori kepemimpinan nonformal dan teori

politik lokal. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa figur seorang kiai dan juga

pesantrennya, masih efektif sebagai instrumen mobilisasi massa karena figur

seorang kiai yang masih sangat dipatuhi. Pengaruh kuat elite agama tadi membuat

para politisi memiliki kepentingan dengan para elite agama untuk mendapatkan

dukungan dari wilayah dimana elite agama itu tinggal.

14

Feizal Rachman, “Kiai dan Pemilihan Kepala Daerah: Studi Terhadap Kiai Dalam

Proses Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Tahun 2006 di Kabupaten Tasikmalaya”

(Tesis, Universitas Indonesia, 2006).

Page 25: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

12

Kajian yang kedua adalah dari disertasi yang ditulis oleh Tu Bagus Iman

Aryadi.15

Dalam penelitian ini dijelaskan, keterlibatan dan peran serta seorang

pemuka agama dalam pemilihan gubernur di Banten masih sangat besar

pengaruhnya. Kedudukan seorang pemuka agama di dalam masyarakat yang

tergolong tinggi serta terhormat, membuat peran-peran yang dilakukan sangatlah

mudah diterima masyarakat. Figur seorang kiai di Banten menjadi sosok yang

teramat penting bagi para pasangan calon gubernur. Hal ini dapat dibuktikan

dengan banyaknya kiai dan yang berada di belakang masing-masing calon untuk

memberikan dukungan dan berfungsi sebagai pendulang suara (vote getter).

Metode kualitatif digunakan adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini dijelaskan, ada 5 (lima) peran yang dilakukan pemuka

agama dalam hal ini kiai, dalam Pilkada di Banten. Peran itu adalah: 1) sebagai

fasilitator; 2) pembentuk opini publik; (3) menggerakkan masyarakat dalam

pertemuan-pertemuan; 4) sebagai juru kampanye; dan 5) sebagai pendampingan

atau tim advokasi.

Tinjauan ketiga yaitu tesis yang ditulis oleh Endik Hidayat.16

Melalui

pendekatan dan metode kualititaf, penelitian ini menjelaskan bahwa faktor

keagamaan masih menjadi acuan ketika seseorang akan mendukung dan memilih

calon tertentu dalam sebuah kontestasi politik. Pilpres tahun 2014 adalah

kontestasi politik yang dimaksud dalam penelitian ini, di mana kiai dan juga

pesantren yang mereka pimpin dapat menjadi sumber bagi sebuah dukungan

15

Tu Bagus Iman Aryadi, “Peran dan Keterlibatan Kiai Dalam Pemilihan Gubernur

Banten Tahun 2011” (Disertasi, Universitas Indonesia, 2014). 16

Endik Hidayat, “Kiai dan Politik: Peran Kiai Pendukung Prabowo-Hatta Pada

Pemilihan Presiden 2014: Studi Kasus Pesantren Areng-Areng Pasuruan Jawa Timur” (Tesis,

Universitas Indonesia, 2014).

Page 26: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

13

politik di Jawa Timur bagi pasangan Prabowo-Hatta. Dalam penelitian ini juga

dijelaskan terdapat peranan-peranan yang dilakukan oleh para kiai dalam

keterlibatan mereka pada Pilpres 2014. Peranan itu meliputi, 1) agama digunakann

sebagai sebuah kepentingan politik untuk mengarahkan pemberian dukungan; 2)

peranan kiai sebagai pembentuk opini publik; 3) peranan kiai sebagai fasilitator;

dan 4) peranan kiai sebagai juru kampanye pasangan calon yang mereka dukung

pada Pilpres 2014.

Tinjauan keempat yaitu sebuah jurnal yang ditulis oleh Dinul Husnan dan

Mhd. Sholihin.17

Melalui metode kualitatif, jurnal ini menjelaskan dan

menganalisis fenomena gerakan sosial-politik Islam yang terjadi di Indonesia

beberapa waktu terakhir. Sebelum penjelasan itu, Dinul Husnan dan Mhd.

Sholihin menjelaskan terlebih dahulu sebuah tesis dari Zamakhsyari Dhofier

(1980) yang berjudul The Pesantren Tradition: A Study of the Role of Kyai in the

Maintenance of the Traditional ideology of Islam in Java untuk memberikan

pemahaman dan gambaran awal. Dalam tesis Dhofier dijelaskan, sejak dahulu

zaman penjajahan, usaha-usaha dari para ulama dalam hal ini kiai, dalam

mempertahakan ideologi Islam dari rongrongan ideologi lain terbilang cukup

radikal. Sampai pada puncaknya adalah ketika terjadinya peristiwa Agresi Militer

Belanda I dan II. K.H. Hasyim Asyari yang merupakan salah satu kiai ternama

ketika itu, mengeluarkan sebuah pernyataan yang dikenal dengan resolusi jihad.

17

Dinul Husnan dan Mhd. Sholihin, “Ulama, Islam, dan Gerakan Sosial-Politik: Reposisi

Ulama dalam Gerakan Sosio-Politik Islam Indonesia”, Bengkulu: Jurnal Kajian Keislaman dan

Kemasyarakatan, Vol. 2. No.1, Tahun 2017 [jurnal on-line], http://journal.staincurup.ac.id, hlm.1-

26.

Page 27: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

14

Resolusi ini menciptkan spirit yang begitu kuat dan membuat para santri rela

mengorbankan nyawa untuk mempertahankan bangsa dan negara.

Kemudian Dinul Husnan dan Mhd. Sholihin mencoba mengelaborasi

resolusi jihad tadi untuk membaca fenomena gerakan sosial yang terjadi akhir-

akhir ini di Indonesia yang dikenal dengan Aksi Bela Islam. Di tengah modernitas

yang terjadi, semangat-semangat perjuangan untuk membela Ideologi Islam masih

begitu nyata terlihat. Dipicu kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki

Thahaja Purnama, elite-elite agama Islam seperti para ulama, kiai dan habib turut

terjun langsung dan mengobarkan spirit perjuangan untuk meminta keadilan demi

menjaga eksistensi dan kebesaran ideologi Islam. Aksi Bela Islam bisa disebut

serupa dengan resolusi jihad yang dikeluarkan oleh K.H. Hasyim Asyari ketika itu

untuk membela dan mempertahankan ideologi Islam.

Tinjauan kelima, adalah skripsi yang ditulis oleh Aminah.18

Penelitian

skripsi ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat fenomena habib dan

politik. Penelitian skripsi ini menjelaskan keterlibatan habib dalam sebuah

kontestasi politik begitu nyata adanya. Peran dari salah satu elite keagamaan ini

masih dipercaya mampu untuk memberikan sumbangan yang signifikan bagi

misi-misi pemenangan politik. Namun, ada hal menarik yang terjadi, ketika

peranan-peranan yang sudah dilakukan oleh habib sebagai elite agama yang

membantu kemenangan politik, ternyata gagal.

18

Aminah, “Habib dan Politik: Kritik Peranan Habib Abdurrahman Al Habsyi Dalam

Upaya Pemenangan Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Pada Pemilu Tahun 2014 di

Kecamatan Senen-Jakarta Pusat” (Skripsi, Universitas Indonesia, 2017).

Page 28: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

15

Skripsi tentang habib dan politik ini, menggunakan teori peran, teori

makelar budaya, dan teori patron-klien untuk menganalisis peran dari Habib

Abdurrahman Al Habsyi dalam upaya memenangkan pasangan Prabowo-Hatta

pada Pemilu Presiden 2014. Dijelaskan bahwa, seorang habib yang berperan

sebagai makelar budaya (cultural broker) di tengah-tengah masyarakat, berubah

menjadi makelar politik (political broker) ketika kontestasi politik datang

menghampiri. Hal ini terjadi karena posisi habib sebagai elite agama

dipergunakan sebagai pendulang suara (vote getter) pasangan Prabowo-Hatta pada

Pilpres 2014.

Ada beberapa peranan yang dilakukan habib dalam usahanya mendulang

suara bagi pasangan Prabowo-Hatta, diantaranya: 1) peran sebagai fasilitator; 2)

peran sebagai penggerak massa; dan 3) peran sebagai pembentuk opini. Peranan-

peranan tersebut dilakukan oleh habib dengan menggunakan perangkat peran (role

set) dan fasilitas peran (role facilities) yang ia miliki. Sebagai contoh perangkat

peran ialah menggunakan jamaah majelis taklim, keluarga dan masyarakat sekitar

sebagai orang-orang yang bisa dipengaruhi, dan contoh fasilitas peran ialah

menggunakan majelis taklim dan masjid yang ia miliki untuk melakukan peran-

peran tadi. Namun, peranan-peranan yang dilakukan habib tadi tidak

menghasilkan kemenangan bagi pasangan Prabowo-Hatta. Hal ini dikarenakan

adanya informasi-informasi yang menekan dan mendesak setiap peranan yang

dilakukan oleh habib. Peranan yang dilakukan habib tidak cukup kuat untuk

mempengaruhi dan melawan informasi-informasi yang berlawanan tadi, sehingga

masyarakat tidak terlalu terpengaruh oleh peran-peran yang dilakukan habib.

Page 29: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

16

Tinjuan-tinjauan di atas dapat memberikan gambaran dan pemahaman

tentang keterlibatan seorang pemuka agama dalam politik. Bisa disimpulkan,

pemuka agama menjadi kekuatan politik tersendiri pada setiap pelaksanaan

kontestasi politik baik itu Pilkada maupun Pilpres. Terdapat perbedaan antara

penelitian yang penulis lakukan pada skripsi ini dengan penelitian-penelitian yang

telah disebutkan di atas.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang

dilakukan Feizal Rachman dan TB Imam Aryadi, terletak pada unsur kekuatan

politik dari seorang elite agama. Penelitian yang dilakukan penulis melihat

kekuatan politik yang dimiliki oleh ulama-ulama betawi yang bergelar kiai haji

dan tidak memasukkan pesantren sebagai objek utama kekuatan ulama. Beberapa

ulama Betawi juga memiliki pesantren, namun pesantren yang mereka miliki

berada di luar Jakarta, sementara penelitian yang penulis lakukan berada di

wilayah Jakarta, sehingga tidak relevan jika pesantren tersebut dimasukkan ke

dalam unsur kekuatan ulama Betawi.

Selanjutnya, perbedaan juga terletak pada penelitian yang dilakukan

penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Aminah dan Endik Hidayat. Pada

penelitian Aminah dan Endik Hidayat, keduanya mengambil kasus pada Pilpres

2014, sedangkan penulis mengambil studi kasus Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Ada peranan-peranan yang dilakukan kiai dalam usaha mereka memenangkan

calon yang mereka dukung, seperti juru kampanye, fasilitator, mobilisasi dan

pembentuk opini. Penulis juga menemukan peranan-peranan yang hampir serupa

pada penelitian tentang ulama Betawi. Namun, peranan tersebut terjadi setelah

Page 30: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

17

adanya pertimbangan-pertimbangan memilih berdasarkan perspektif keagaaman

yang dilakukan oleh para ulama Betawi. Perbedaanya juga terdapat pada posisi

ulama Betawi dalam memberikan dukungan dan peran-perannya untuk pasangan

calon tertentu. Para ulama Betawi berada di luar struktural tim kampanye ataupun

tim pemenangan, sedangkan pada penelitian Endik Hidayat dan Aminah, posisi

kiai dan habib tergabung ke dalam tim sukses.

Perbedaan juga terdapat pada tinjauan pustaka terakhir yaitu jurnal yang

ditulis oleh Dinul Husnan dan Mhd. Solihin dengan penelitian yang penulis

lakukan. Upaya para ulama Betawi untuk mengganti Ahok dari jabatan Gubernur

Jakarta, bersumber pada ketidakselarasan antara para ulama dan ormas Islam

dengan Gubernur Ahok dalam memandang suatu persoalan di Jakarta. Selain itu,

Ahok yang seorang non-muslim dan telah menistakan agama Islam semakin

membuat keinginan mengganti pemimpin semakin berlipat ganda, karena Ahok

dianggap tidak layak memimpin Jakarta kembali. Namun, terdapat persamaan

antara penelitian penulis dengan jurnal yang ditulis oleh Dinul Husnan dan Mhd.

Solihin. Semangat perjuangan menegakkan agama lewat cara-cara politiklah yang

diserukan oleh para ulama yang sama-sama dapat dilihat dari kedua penelitian ini.

Seruan perjuangan yang digaungkan para ulama inilah yang didengar dan diikuti

oleh umat Islam di Jakarta.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian keterlibatan ulama Betawi dalam Pilkada ini, ada

beberapa objek penelitian diantaranya adalah representasi dari ulama Betawi yaitu

Page 31: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

18

K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, K.H. Muhammad Nursasi, dan K.H.

Sulaiman Rohimin. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui apa saja

pertimbangan yang digunakan oleh para ulama Betawi dalam memilih pasangan

Anies-Sandi, dan bagaimana peran yang mereka lakukan dalam usaha mereka

memenangkan pasangan tersebut pada pilkada DKI Jakarta tahun 2017 di Jakarta

Selatan, dengan menggunakan metode kualitatif.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

dilakukan dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dengan

menggunakan berbagai metode yang ada.19

Penelitian ini menghasilkan

data deskriptif yang kemudian penulis dapat mengkaji dan menelaah lebih

lanjut mengenai bagaimana peran yang dilakukan ulama Betawi dalam

kemenangan pasangan Anies-Sandi pada pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

2. Teknik Pengumpulan Data

A. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah sebuah teknik proses pengumpulan data

interaktif dua arah, dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai.20

Teknik pengumpulan

data dalam penelitian skripsi ini yaitu berupa wawancara mendalam untuk

menggali informasi dan data sebagai data primer. Adapun wawancara

19

Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV

Jejak, 2018), hlm. 7. 20

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 136.

Page 32: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

19

mendalam ini dilakukan secara sistematis dan terstruktur, sehingga

nantinya dapat menghasilkan sebuah informasi dan data-data yang

dibutuhkan demi mendukung penelitian ini.

B. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data berikutnya adalah dengan cara dokumentasi.

Penulis menggunakan beberapa buku, jurnal online, dan informasi-

informasi dari media cetak online. Teknik ini dipilih untuk memudahkan

penulis dalam penggalian data primer maupun sekunder untuk dapat

menjabarkan secara detail permasalahan terkait objek utama penelitian.

3. Teknik Analisis Data

Menganalisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan setelah

selesai mengolah data dan menginterpretasikan data untuk kemudian dianalisis.

Langkah ini melibatkan merangkum data lapangan dan menyusun data yang

didapat. Kemudian masuk dalam menganalisis data yakni proses mencari dan juga

mengatur secara sistematis dari hasil wawancara, data lapangan, dan data lainnya

lalu dianalisis dengan teori yang digunakan dan kemudian diinterpretasi sebagai

hasil dari penelitian tersebut. Data wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi,

K.H. Abdul Rasyid dan K.H. Sulaiman Rohimin, dan tim sukses ataupun tim

pemenangan pasangan Anies-Sandi, disusun secara sistematis dan terstruktur,

untuk kemudian bisa dianalisis dengan teori yang digunakan pada penelitian ini,

sehingga menghasilkan informasi penelitian yang diharapkan.

Page 33: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

20

F. Sistematika Penulisan

Dalam membahas tentang peranan ulama Betawi dalam memenangkan

pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 di Jakarta Selatan,

penulis menjabarkan topik penelitian tersebut ke dalam ima bab sebagai berikut:

BAB I. Pada bab ini penulis memberikan gambaran umum mengenai topik

penelitian. Bab ini berisi pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penelitian.

BAB II. Pada bab ini penulis memberikan penjelasan kerangka teoretis dan

konseptual yang melandasi penelitian skripsi ini. Landasan teori yang digunakan

adalah teori pemimpin ideal dalam perspektif pemikiran politik Islam, teori

otoritas kharismatik dan teori peran.

BAB III. Pada bab ini penulis memaparkan penjelasan tentang ulama

Betawi dan juga profil dari representasi ulama Betawi serta penulis memaparkan

hal-hal yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

BAB IV. Pada bab ini penulis menjelaskan secara rinci jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian pada penelitian skripsi ini. Dalam bab ini juga

diolah hasil wawancara penulis dengan objek utama penelitian dan pihak-pihak

yang berhubungan dengan topik penelitian.

BAB V. Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan dari hasil

penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan pada pemaparan dari bab I-IV, jawaban

atas pertanyaan penelitian dan terdapat pula saran-saran.

Page 34: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

21

BAB II

KERANGKA TEORI

Berdasarkan pemaparan pada Bab I, terdapat pertanyaan penelitian yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu faktor apa saja yang menjadi

pertimbangan ulama Betawi untuk mendukung pasangan Anies-Sandi dan

bagaimana bentuk peran serta kontribusi ulama Betawi dalam memenangkan

pasangan tersebut di Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017. Penulis menggunakan

beberapa teori untuk nantinya dijadikan pisau analisis agar dapat menjawab

pertanyaan penelitian tersebut. Adapun teori yang digunakan adalah teori

pemimpin ideal dalam perspektif pemikiran politik Islam, teori otoritas

kharismatik dan teori peran.

Teori pemimpin ideal dalam perspektif pemikiran politik Islam, teori

otoritas kharismatik dan teori peran digunakan untuk melihat bagaimana para

ulama Betawi mempertimbangkan faktor-faktor yang mereka gunakan dalam

memilih calon pemimpin Jakarta untuk mereka dukung dalam Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017 dalam hal ini pasangan Anies-Sandi, kemudian melalui

otoritas yang mereka miliki sebagai pemuka agama dapat diketahui juga

bagaimana para ulama Betawi berperan menjaring dukungan dari masyarakat

Jakarta Selatan dalam usaha memenangkan pasangan Cagub dan Cawagub Anies-

Sandi dalam kontestasi politik Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017.

Page 35: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

22

Namun, sebelum membahas teori peran dan teori otoritas kharismatik,

penulis terlebih dahulu menjabarkan pengertian tentang ulama, karena objek

penelitian ini merupakan seorang ulama yang mana ternyata seorang ulama di

Indonesia memiliki sebutan-sebutan lokal tersendiri di setiap daerah. Selanjutnya

dijelaskan juga fungsi dari ulama itu sendiri dan persinggungan antara ulama dan

politik.

A. Pengertian Ulama

Definisi ulama bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), adalah orang yang ahli dalam sebuah ilmu pengetahuan tertentu.

Pengetahuan tentang agama Islam merupakan pengetahuan yang orang ini

kuasai.21

Selain itu, ada juga istilah alim ulama. Dalam KBBI, alim ulama

memiliki arti orang-orang yang pandai dalam pengetahuan agama Islam.22

Dalam

konteks Indonesia, seorang fukaha (orang yang ahli dalam hukum Islam)

diidentikan dengan definisi ulama. Dalam kesehariannya, seorang ulama kerap

dianggap sebagai fukaha untuk urusan ibadah saja. Namun, seiring berjalannya

waktu, pandangan terhadap seorang ulama mengalami pergeseran. Hal ini ditandai

dari banyaknya pandangan umum masyarakat yang menganggap bahwa seorang

ulama merupakan faktor terpenting dalam menjaga eksistensi ajaran agama.

Melalui nasihat-nasihat yang disampaikan dan melalui tingkah lakunya, seorang

ulama dapat dijadikan panutan dalam kehidupan ini. Pandangan-pandangan inilah

21

KBBI Online, ”Pengertian Ulama”, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses pada hari

Senin, 19 Agustus 2019, pukul 11.11 WIB. 22 KBBI Online, ”Pengertian Alim Ulama”, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses pada

hari Senin, 19 Agustus 2019, pukul 11.20 WIB.

Page 36: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

23

yang membuat seorang ulama di Indonesia mempunyai “kekuasaan” yang cukup

untuk mempengaruhi masyarakat lewat interpretasi dan praktik keagamaannya.23

Menurut arti terminologi, ulama ialah seorang yang ahli ilmu agama Islam,

baik itu dalam hal ilmu fikih, ilmu tauhid, atau ilmu agama lainnya, serta memiliki

integritas kepribadian yang tinggi, berakhlak mulia, dan berpengaruh di dalam

masyarakat. Dalam perkembangannya, pengertian ulama ialah orang-orang yang

mendalami ilmu pengetahuan, baik itu ilmu yang bersumber dari Allah SWT,

maupun ilmu pengetahuan yang bersumber dari penggunaan potensi akal dan

indera manusia dalam memahami ayat-ayat kauniyah (fenomena alam).24

Dari kutipan di atas yang diambil dari buku Pendidikan Pesantren dan

Perkembangan Sosial-Kemasyarakatan (Studi Atas Pemikiran K.H. Abdullah

Syafi’ie) dijelaskan, pengertian ulama menurut terminologi atau pengertian ulama

yang pertama, merujuk kepada ulama yang tinggal di pedesaan. Mereka

mendirikan pesantren lalu bertindak sebagai pemimpin pesantren tersebut. Ulama

tersebut juga menjadi “pelayan” masyarakat dalam melakukan ritual-ritual

keagamaan. Sedangkan dalam perkembangannya, pengertian ulama yang kedua,

merujuk kepada ulama yang tinggal di daerah perkotaan. Selain mendirikan

pesantren ataupun perguruan Islam serta menjadi pemimpinnya, pendidikan

merupakan basis ekonomi dari ulama ini. Mereka juga menjadi pemimpin ritual

keagamaan, berdagang, politisi, guru atau dosen. Dengan keahlian tersebut, ulama

ini mendapatkan penghasilan dan hidup berkecukupan. Modernisasi di perkotaan

23

Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2016), hlm. 106. 24

Hasbi Indra, Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan (Studi

Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’ie), (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), hlm. 13.

Page 37: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

24

membuka peluang bagi ulama untuk berkiprah dalam berbagai sektor dan

memberikan keuntungan kepada mereka.25

Ulama selalu identik dengan orang-orang yang ahli dalam bidang

keagamaan, namun di Indonesia hal ini belumlah cukup. Banyak orang-orang

yang memiliki kemampuan itu namun tidak diakui sebagai ulama. Namun sering

disebut sebagai intelektual ataupun cendekiawan Muslim. Jika dilihat, faktor

religio-sosiologis menjadi hal yang penting. Dalam lingkungan masyarakat

muslim, keulamaan seseorang baru benar-benar diakui jika komunitas itu sendiri

mengakui seseorang itu sebagai ulama. Pengakuan itu tidak serta merta datang

karena seseorang tersebut memiliki ilmu keagamaan, tetapi juga karena integritas

moral dan akhlaknya yang dibarengi kedekatan dengan umat terutama pada

tingkat kalangan bawah atau grassroot.26

Adapun kriteria ulama berdasarkan kajian Bahruddin Hsubki adalah:

a. Menguasai ilmu agama dan sanggup membimbing umat dengan

memberikan bekal ilmu keislaman yang bersumber dari Al-Quran.

b. Ikhlas melaksanakan dan mengerjakan ajaran Islam.

c. Mengimplementasikan sunnah Rasul.

d. Berakhlak luhur, berpikir kritis, aktif mendorong masyarakat untuk

berbuat kebaikan, bertanggung jawab serta istiqomah.

e. Berjiwa besar, kuat mental dan fisik, amanah, tawadhu, dan tawakal

kepada Allah SWT.

25

Hasbi Indra, Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan (Studi

Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’ie), hlm. 14-15. 26

Jajat Burhanudin, Ulama Perempuan Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2002),

hlm. xxix.

Page 38: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

25

f. Mengetahui dan peka terhadap zaman serta mampu menjawab persoalan

untuk kepentingan umat Islam.

g. Berwawasan luas dan menguasai beberapa cabang ilmu demi

pengembangannya.

Kriteria ulama di atas sangatlah ideal, di mana ulama diasumsikan sebagai

seorang figur yang memiliki kemampuan dan kedalaman ilmu Islam klasik.

Secara konvensional, masyarakat muslim Indonesia lebih mengenal figur tersebut

dengan sebutan “kiai”.27

Kemudian dalam buku yang berjudul Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan

karya Endang Turmudi menjelaskan, bahwa definisi ulama adalah istilah umum

yang merujuk kepada seorang muslim yang memiliki pengetahuan-pengetahuan

keagaaman. Bagi masyarakat Jawa, kiai adalah tingkat keulamaan tertinggi. Para

ulama yang di dalamnya terdapat kiai, habib, dan ustad adalah orang-orang yang

memiliki fungsi sebagai cendekiawan muslim untuk menjaga doktrin keagamaan

serta memelihara amalan-amalan keagamaan yang sifatnya tradisional dan

ortodoks.28

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

ulama adalah seseorang yang memiliki integritas tinggi serta berakhlak mulia

yang memiliki kemampuan dalam pengetahuan keagamaan yang meliputi

beberapa bidang keilmuan baik itu pengetahuan yang bersumber dari Allah SWT

27

Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi, (Yogyakarta: LKiS,

2000), hlm. 2-3. 28

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta, 2004), hlm. 29.

Page 39: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

26

maupun alam sekitar dan menggunakan akal serta indera untuk memperdalam

pengetahuan itu, dan orang-orang ini memiliki kedekatan dengan umat.

Seperti sudah disinggung sebelumnya, di Indonesia secara konvensional

masyarakat muslim Indonesia menggunakan sebutan kiai untuk mendefinisikan

istilah ulama. Secara etimologis, menurut Ahmad Adaby Darban, kata “kiai”

berasal dari bahasa Jawa Kuno “kiya-kiya”, yang artinya orang yang dihormati.

Ada tiga pemakaian kata kiai ini, pertama untuk benda-benda ataupun hewan

yang dikeramatkan, contoh kiai Naga Wilaga (gamelan perayaan sekaten di

Yogyakarta), dan kiai Wage (gajah di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta).

Kedua, digunakan untuk sebutan orang tua pada umumnya, dan ketiga digunakan

untuk penyebutan orang-orang yang ahli dalam agama Islam yang mengajar di

pondok pesantren.29

Dalam pengertian terminologis menurut Manfred Ziemek, pengertian kiai

adalah pendiri dan pemimpin sebuah pesantren, yang mana sebagai Muslim

terpelajar ia telah membaktikan hidupnya kepada Allah dengan menyebarluaskan

dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui kegiatan pendidikan

Islam. Pada umumnya di masyarakat, kata “kiai” disejajarkan pengertiannya

dengan pengertian ulama. Kiai adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan

keagamaan yang disinyalir Al-Quran sebagai hamba-hamba Allah yang paling

takut kepada Allah SWT, dan menjadi pewaris sah nabi.30

Merujuk pada pengertian kiai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

“kiai” memiliki beberapa definisi, diantaranya: 1) kata sapaan untuk alim ulama;

29 Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi, hlm. 1. 30

Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi, hlm. 2.

Page 40: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

27

2) alim ulama; 3) kata sapaan untuk guru ilmu gaib seperti dukun dan sebagainya;

4) kepala distrik di daerah Kalimantan Selatan; 5) kata sapaan untuk benda-benda

yang dianggap bertuah ataupun keramat seperti senjata dan sebagainya; 6) kata

samaran untuk harimau.31

Dalam menyebutkan istilah ulama, beberapa daerah di Indonesia memiliki

istilah lokal tersendiri untuk menggambarkan keulamaan dari seorang tokoh

agama. Di daerah Sumatera Barat misalnya, dikenal istilah “Buya”, di Jawa Barat

dikenal dengan istilah “Ajengan”, di daerah Lombok, Nusa Tenggara dan

Kalimantan dikenal istilah “Tuan Guru”, di daerah Aceh dikenal istilah

“Teungku”, di daerah Madura dikenal dengan istilah “Nun”, di daerah Banten

dikenal dengan istilah “Abuya”, di daerah Jakarta atau Betawi dikenal dengan

sebutan “Kiai Haji”, dan masih banyak lagi.32

Sebutan-sebutan ini memiliki

makna yang sama dengan istilah ulama, yaitu untuk menggambarkan seseorang

yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas dalam bidang keagamaan.

Sebutan-sebutan di atas merupakan sebuah bahasa yang melambangkan

simbol. Tentunya dalam konteks ini adalah sebuah simbol keagamaan yang

diperuntukkan bagi tokoh maupun orang-orang yang dianggap menguasai dan

mumpuni dalam ilmu agama. Simbol-simbol keagamaan ini kerap kali mewarnai

Islam di Nusantara. Sebagai contoh, seorang pemuka agama juga kerap kali

menggunakan pakaian-pakaian yang pada akhirnya menjadikan ciri khas

31

KBBI Online, ”Pengertian Kiai”, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses pada hari

Senin, 19 Agustus 2019, pukul 12.03 WIB. 32

Wiwin, “Makna Simbolik “Aang/Aah” di Kalangan Umat Islam Kecamatan Gekbong,

Cianjur (Suatu Telaah dengan Perspektif Interaksionisme Simbolik”, Cianjur: Jurnal Lektur

Penamas, Vol. 31. No. 1, Tahun 2018 [jurnal on-line], http://blajakarta.kemenag.go.id, hlm. 107-

124.

Page 41: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

28

tersendiri bagi mereka, seperti penggunaan kopiah, sarung, jubah, maupun sarung

yang menjadi simbol kealiman.33

Dalam konteks masyarakat Jawa, warga Nahdlatul Ulama (NU) memiliki

kriteria-kriteria bagi seseorang untuk bisa dipanggil kiai. Kriteria tersebut

diciptakan karena tidak bisa sembarangan orang bisa dipanggil kiai, karena kiai

merupakan tingkat keulamaan tertinggi bagi masyarakat Jawa. Kriteria-kriteria

tersebut yaitu pertama, ia memiliki sebuah pesantren; kedua, bertakwa kepada

Allah; ketiga, mengemban tugas utama melanjutkan misi (risalah) rasul yang

meliputi ucapan, ilmu, ajaran, perbuatan, tingkah laku, mental, serta moralnya.

Keempat, tekun beribadah, dia haruslah zuhud (melepaskan diri dari kepentingan

materi duniawi), mempunyai pengetahuan ataupun ilmu akhirat, mengerti

kemaslahatan umat dan masyarakat, dan mengabdikan seluruh ilmunya untuk

Allah dengan dilandasi niat yang benar, baik dalam berilmu maupun beramal.34

B. Peran dan Fungsi Ulama

Di zaman seperti sekarang ini atau bisa dibilang di zaman modern, peran

ulama meluas dan tidak hanya terfokus pada dibidang keagamaan saja. Tidak

hanya bidang keagamaan, ulama pun kini berperan dalam bidang sosial, hal ini

ditandai dengan kegiatan maupun aksi nyata dari para ulama dengan tujuan untuk

memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi umat. Para ulama kini tidak hanya

33 Wiwin, “Makna Simbolik “Aang/Aah” di Kalangan Umat Islam Kecamatan Gekbong,

Cianjur (Suatu Telaah dengan Perspektif Interaksionisme Simbolik”, Cianjur: Jurnal Lektur

Penamas, Vol. 31. No. 1, Tahun 2018 [jurnal on-line], http://blajakarta.kemenag.go.id, hlm. 107-

124. 34

Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama,

(Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007), hlm. 58.

Page 42: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

29

sebatas memberikan ceramah atau berpidato saja dalam majelis-majelis taklim

ataupun acara keagamaan yang lain. Setidaknya fungsi ulama di era modern ini

bisa dikategorikan ke dalam dua jenis. Pertama, menggunakan saluran dakwah,

bisa berupa ucapan seperti orasi keagamaan maupun ceramah-ceramah dalam

acara keagaaman maupun majelis taklim. Kedua, melalui perbuatan dan perilaku

sehari-hari yang bisa diikuti oleh umat.35

Ulama memiliki fungsi waratsatul anbiya yang bertugas menjaga,

melestarikan, mengembangkan, serta mengamalkan risalah Rasulullah SAW di

tengah kehidupan umat manusia.36

Selain itu fungsi ulama atau kiai harus lah

berintegrasi dengan masyarakat sekitar di mana ulama atau kiai itu tinggal, sebab

hal ini mempermudah ia dalam melaksanakan fungsi-fungsi lainnya. Diantaranya

adalah fungsi pembebasan penderitaan umat, fungsi ini hanya bisa dilakukan jika

ulama atau kiai tersebut hidup bersama secara kolektif sehingga merasakan betul

penderitaan dari masyarakat sekitar. Kemudian fungsi lain ialah fungsi

membangun kemaslahatan umat dan menciptakan perdamaian hidup secara

bersama.37

C. Ulama dan Politik

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang menaungi banyak ulama di

Indonesia terkhusus lagi di Jawa, telah menetapkan Pancasila sebagai ideologi

35

Ahmad Fadhli HS, Ulama Betawi (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap Perkembangan Islam Abad Ke-19), (Jakarta: Manhalun Nasyi-in Press,

2011), hlm. 34. 36

Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi, hlm. 6. 37

Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi, hlm. 9-10.

Page 43: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

30

mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini membuat terjadinya

perubahan pola pikir pada banyak ulama, tak terkecuali ulama-ulama tradisional.

Perubahan ini terletak pada pandangan tentang politik Islam. Ulama-ulama

tradisionalis yang tadinya memandang politik Islam hanya bisa ditegakkan

melalui politik formal, merubah pandangan mereka secara lebih luas. Melalui

pandangan yang lebih luas dan bersifat nasionalistik, memajukan politik Islam

tidak hanya melalui gagasan “politik Islam” pada kancah panggung politik formal

nasional saja, namun ada cara lain untuk memperjuangkan pesan-pesan Islam dan

mencapai cita-cita politik Islam.

Para pemimpin Islam kini beranggapan bahwa, untuk memperjuangkan

pesan-pesan Islam dan mencapai cita-cita politik Islam, tidak perlu lagi

melibatkan diri dalam struktur politik formal. Mereka lebih memfokuskan dan

mengarahkan hal tersebut ke arah kesejahteraan umat Islam. Politik Islam harus

lebih diarahkan pada penciptaan situasi yang menyejahterakan umat Islam dalam

kehidupan sehari-hari.38

Dalam konteks Indonesia, para ulama yakin betapa pentingnya

meningkatkan pemenuhan kebutuhan duniawi bagi bangsa Indonesia. Namun,

para ulama menekankan betul pentingnya moral seorang pemimpin. Masalah-

masalah duniawi yang sifatnya kebangsaan tidak dapat diselesaikan oleh orang-

orang yang serakah, berpandangan moralnya rendah dan ideologisnya tidak

memihak kalangan yang berpenghasilan rendah. Para ulama percaya dengan

keadilan sosial yang menjunjung tinggi rasa kebersamaan terutama kesempatan

38

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, hlm. 241-242.

Page 44: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

31

yang sama dalam memperoleh pendidikan diyakini dapat membawa kemajuan

bagi bangsa karena tidak hanya orang-orang yang mampu secara materil saja

memperoleh pendidikan, namun orang-orang miskin juga harus diberi kesempatan

untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan cita-cita mereka. Para

ulama sadar betul hal ini tidak dapat dicapai jika terjadi komersialisasi serta

politisasi pendidikan dibiarkan merajalela.39

Oleh karena itu para ulama juga tidak hentinya memperingatkan para

pemimpin bangsa perihal betapa pentingnya penanaman moralitas Islam dalam

kehidupan sehari-hari lewat pendidikan selain pentingnya pembangunan material.

Di sini para ulama menginginkan pemimpin yang memiliki pendekatan humanis

yang dibarengi dengan penanaman moralitas keagamaan kepada masyarakatnya

lewat pendidikan. Penanaman moralitas Islam ini dipercaya oleh para ulama,

membuat bangsa Indonesia maju ke arah yang lebih baik dan diberkahi oleh Allah

SWT.

Dalam kasus Jakarta misalnya, umat Islam Jakarta merasa eksistensi

mereka mulai goyah dengan kepemimpinan Ahok dalam beberapa tahun terakhir.

Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang kontroversi membuat umat Islam

Jakarta merasa dirugikan. Di sinilah akhirnya para ulama di Jakarta, terkhusus lagi

ulama Betawi, turun tangan ke gelanggang politik memperjuangkan kesejahteraan

umat dengan cara mendukung calon gubernur yang pro terhadap umat Islam demi

menjaga keberkahan dari Allah SWT.

39

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Pandangan Kiai dan Visinya Mengenai

Masa Depan Indonesia, hlm. 276.

Page 45: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

32

Seorang ulama bisa dibilang memiliki kekuasaan yang cukup kuat di

tengah-tengah masyarakat. Kekuasaan ini terbentuk karena seorang ulama

dianggap oleh masyarakat sebagai seseorang yang selalu ada dan membantu

masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi

pada kehidupan sehari-hari. Tidak hanya masalah spiritual tentang hubungan

manusia dengan penciptanya, namun para ulama juga dapat membantu

memecahkan masalah pada aspek kehidupan lain, seperti budaya, sosial bahkan

ekonomi. Hal inilah yang menjadikan ulama sebagai pemimpin informal ditengah-

tengah masyarakat. Setelah mempercayakan seorang ulama sebagai pemimpin

informal mereka, masyarakat juga tidak ragu untuk menjadikan para ulama tadi

sebagai wakil-wakil mereka di panggung perpolitikan nasional. Kepercayaan

kepada ulama yang timbul dari masyarakat tadi, juga dapat menjelaskan mengapa

para ulama, terkhusus lagi ulama-ulama di Jawa, punya kemampuan untuk

menggerakkan aksi-aksi sosial bahkan aksi politik untuk memperjuangkan

kepentingan umat.40

Di masa demokrasi seperti sekarang ini, seorang ulama memiliki daya

tawar yang cukup kuat (bargaining position) menjelang kontestasi pemilu, baik

itu Pilpres dan Pilkada. Fenomena sambang politik (kunjungan politik) misalnya,

merupakan bukti kuat adanya daya tawar itu. Sambang politik dari para tokoh

politik ataupun calon pejabat publik kepada para ulama membuktikan bahwa

40

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, hlm. 97-98.

Page 46: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

33

seorang ulama memiliki daya tawar itu. Posisi ulama yang memiliki daya tawar

itu dimanfaatkan betul oleh para calon pemimpin sebagai “playmaker politik”.41

Setidaknya ada tiga alasan inti mengapa ulama terlibat dalam urusan

politik. Pertama, aspek ajaran Islam. Islam sebagai agama tidak hanya

memberikan pembelajaran pada aspek ritual dan bimbingan moral saja. Namun

terdapat bimbingan nilai yang mencakup aspek pengetahuan, ekonomi, sosial,

bahkan politik. Kedua, aspek kesejarahan. Peran ulama dalam kancah politik

Indonesia sudah terjadi sangat lama. Peran ulama ini tidak hanya dalam bentuk

perjuangan fisik melawan penjajah, namun juga melalui diplomasi kepada pihak-

pihak terkait baik itu sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ketiga, posisi ulama itu

sendiri. Ulama sebagai elit agama sangatlah mampu untuk memobilisasi massa

dan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam masyarakat. Posisi mereka

ini memungkinkan mereka dapat terlibat langsung dalam persoalan pengambilan

keputusan bersama, kepemimpinan, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah

sosial kemasyarakatan, ekonomi, maupun pendidikan.42

Ulama memiliki bargaining politik dalam fungsinya sebagai goal getter

politik, playmaker politik, dan vote getter politik. Sebagai goal getter misalnya,

seorang ulama sebagai aktor tunggal yang terlibat dalam politik praktis menjadi

calon pejabat publik (kepala daerah maupun presiden), maupun anggota legislatif.

Ulama sebagai playmaker politik berfungsi mengatur ritme atau irama pengaruh

mempengaruhi, dan mengatur strategi mencapai kemenangan politik. Hal ini

41

Hasbullah Masudin Yamin, Perspektif Demokrasi Untuk Islam Indonesia, (Sleman:

CV Budi Utama, 2018), hlm. 84. 42

Hasbullah Masudin Yamin, Perspektif Demokrasi Untuk Islam Indonesia, hlm. 84.

Page 47: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

34

sangat dimungkinkan sebab ulama adalah salah satu orang yang “menguasai”

wilayah sosial masyarakat di mana ia berada.

Kemudian ulama sebagai vote getter. Selain sebagai warga negara yang

memiliki hak politik, seorang ulama sangat berfungsi sebagai “magnet politik”

untuk menarik konstituen terlebih lagi di kalangan santri, keluarga santri dan

masyarakat umum. Fungsi sebagai vote getter ini dimaksudkan ketika seorang

ulama tersebut memilih salah satu calon ataupun partai politik tertentu dalam

kontestasi politik, diharapkan hal itu akan diikuti oleh orang-orang yang taat

kepada ulama tersebut, seperti para santri, keluarga santri, maupun masyarakat

sekitar. Sebagai implikasi dari sami’na wa ata’na.43

D. Teori Pemimpin Ideal dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam

1. Urgensi Kepemimpinan

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa manusia

lainnya. Ketika manusia sebagai individu saling berinteraksi, berkumpul dan

membentuk sebuah kehidupan bersama, diperlukan pihak dari salah satu individu

tersebut untuk mengorganisir, mengarahkan, dan memastikan tujuan bersama

dalam kehidupan tersebut tercapai. Dalam pengertian inilah, akan terciptanya

masyarakat politik terbaik, di mana dalam masyarakat tersebut manusia sebagai

43

Hasbullah Masudin Yamin, Perspektif Demokrasi Untuk Islam Indonesia, hlm. 85.

Page 48: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

35

seorang individu memiliki rasa bahagia karena dapat mengaktualisasikan dirinya

dengan moralitas yang tinggi di tengah-tengah masyarakat.44

Dalam rangka mewujudkan masyarakat politik terbaik, diperlukan pihak

dari masyarakat tersebut yang mempunyai kekuasaan, serta wewenang untuk

mengatur hubungan antar individu dalam masyarakat. Pihak tersebut adalah

negara. Negara merupakan alat (agency) yang memiliki kekuasaan untuk

mengatur hubungan-hubungan individu dalam masyarakat dan menertibkan gejala

kekuasan di dalam masyarakat. Negara merupakan gabungan dari kekuasaan

politik, dan negara adalah organisasi inti dari kekuasaan politik.45

Pihak yang memiliki kekuasaan politik untuk mengatur sebuah kehidupan

bersama menjadi sangat diperlukan karena inti dari kegiatan politik adalah

kekuasaan. Kekuasaan tersebut hanya dimiliki dan diberikan kepada salah satu

pihak dalam sebuah masyarakat yang biasa disebut pemerintah. Pemerintah

dipimpin oleh individu dalam masyarakat yang pemilihannya dapat melalui

mekanisme-mekanisme tertentu. Dalam konteks inilah, urgensi kepemimpinan

politik diperlukan untuk mewujudkan tujuan bersama dalam kehidupan

bermasyarakat.

Menurut beberapa pemikir politik muslim seperti Al-Mawardi dan Ibnu

Khaldun, kehadiran pemimpin merupakan sebuah keharusan. Kewajiban tersebut

didasarkan pada kesepatakan (ijma) para sahabat dan cendekiawan muslim setelah

masa sahabat. Namun terjadi perdebatan di antara para pemikir muslim perihal

kewajiban adanya pemimpin. Ada 2 (dua) pendapat mengenai urgensi pemimpin,

44

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2013), hlm.

14. 45

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hlm. 46-47.

Page 49: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

36

sebagian berpendapat adanya kepemimpinan hanya didasarkan pada argumentasi

rasional saja, namun sebagian lagi berpendapat bahwa kepemimpinan diperlukan

bersumber dari ketentuan syariat (agama).46

Argumentasi rasional dibutuhkannya kepemimpinan mengacu pada

pendapat bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, untuk

memenuhi kebutuhannya, mereka akan saling berkumpul dan membentuk sebuah

organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam usaha

pemenuhan kebutuhan itu, akan sangat mungkin terjadinya silang pendapat

bahkan perselisihan antar individu di dalam masyarakat. Di sinilah fungsi

pemimpin dibutuhkan untuk mengatur dan mengendalikan agar silang pendapat

tersebut tidak menimbulkan keributan dan kekacauan yang dapat menciptakan

kehancuran sebuah masyarakat. Sementara itu, argumentasi urgensi

kepemimpinan yang bersumber pada syariat mengacu pada pendapat untuk

mewujudkan kemaslahatan umat dan menegakkan agama diperlukannya seorang

pemimpin. Agama bisa tegak jika kebenaran dijunjung tinggi dan menghapuskan

kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar), substansi kepemimpinan dalam

perspektif pemikiran politik Islam adalah sebuah amanat yang harus diberikan

kepada orang yang benar-benar memiliki kemampuan, rasa tanggung jawab, adil,

bermoral baik, serta jujur.47

46

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 3-4. 47

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 7.

Page 50: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

37

2. Tujuan Kepemimpinan

Salah satu pemikir politik Islam yaitu Ibnu Taimiyah mengemukakan,

perlunya pemerintahan dengan kepemimpinan untuk mengelola kemaslahatan

umat merupakan kewajiban agama yang paling mulia, karena agama tidak

mungkin tegak tanpa adanya pemerintahan. Ibnu Taimiyah juga menganggap

bahwa pemimpin merupakan bayangan Tuhan di dunia dengan tujuan

menegakkan agama dan mewujudkan kemaslahatan umat.48

Menurut Ibnu Taimiyah, terdapat 2 (dua) tujuan kepemimpinan. Pertama,

mewujudkan kemaslahatan dalam bidang spritual-keagamaan dan juga dalam

bidang sosial-ekonomi. Mewujudkan kemaslahatan di bidang spiritual-keagamaan

bertujuan untuk memperbaiki cara hidup beragama umat manusia yang dilakukan

oleh sebuah kepemimpinan. Kemudian mewujudkan kemaslahatan dalam bidang

sosial-ekonomi dilakukan dengan cara mengelola keuangan negara untuk

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta menggunakan syariat Islam sebagai

landasan hukum untuk menjamin ketenteraman, sehingga hukuman hanya

diberikan kepada orang-orang yang melakukan kesalahan atau orang-orang

melebihi batas-batas hukum yang telah ditentukan. Kedua, menegakkan dan

memerintahkan kebaikan serta mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi

munkar). Fungsi ini merupakan kewajiban bagi setiap penguasa. Mewujudkan

kebaikan bisa dilakukan dengan cara melakukan tugas kepemimpinannya dengan

adil dan bertujuan untuk kemaslahatan orang banyak. Hal ini bisa berlandaskan

pada syariat ataupun pemikiran rasional (akal). Mencegah kemungkaran adalah

48

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI-Press, 2008), hlm. 89.

Page 51: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

38

mengurangi hal-hal yang sifatnya mudharat dan menghilangkan kezaliman, baik

itu menurut rasional maupun syariat.49

Menurut Al-Ghazali, tujuan manusia bermasyarakat tidak semata-mata

untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan material saja, tetapi lebih dari itu

manusia dalam hidupnya juga mempersiapkan bekal bagi kehidupan di akhirat

nanti melalui pengamalan ajaran agama secara benar. Bagi Al-Ghazali, dunia

merupakan ladang untuk mencari rida Allah SWT dengan pengamalan dan

pengkhayatan ajaran agama. Pengamalan dan pengkhayatan ajaran agama ini

hanya bisa dilakukan jika ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan tercipta dan

merata di dunia. Di sinilah dibutuhkannya kepemimpinan dan pemimpin itu harus

ditaati. Ghazali mengungkapkan bahwa agama dan raja (pemimpin) ibarat dua

anak kembar. Agama merupakan sebuah fondasi dan seorang raja (pemimpin)

merupakan penjaganya. Sesuatu yang tanpa fondasi akan rentan hancur,

sebaliknya fondasi tanpa penjaga akan hilang, karenanya menghadirkan sebuah

kepemimpinan merupakan keharusan berdasarkan syariat (agama). Karena

sifatnya yang merupakan keharusan berdasarkan syariat, maka tujuan dari

kepemimpinan tersebut adalah menegakkan agama dengan menciptakan

ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan untuk menjamin pengamalan dan

pengkhayatan ajaran-agama oleh masyarakat. 50

49

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 6-7. 50

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 76.

Page 52: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

39

3. Prinsip Kepemimpinan

Dalam rangka mewujudkan kemaslahatan yang menjadi tujuan utama

kepemimpinan, Ibnu Taimiyah juga menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam

menjalankan kekuasaan politik. Terdapat 3 (tiga) prinsip, yaitu: Amanat, keadilan

dan juga musyawarah. Melalui prinsip-prinsip ini, Ibnu Taimiyah memastikan

bahwa kemaslahatan dapat terwujud dan tercipta.51

Pemikir muslim lain yaitu Ibnu Khaldun mengemukakan sebuah teori

tentang ashabiyah atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan solidaritas

kelompok. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai teori solidaritas

kelompok Ibnu Khaldun, yaitu:

1. Solidaritas kelompok merupakan watak yang memang hadir dalam diri

setiap manusia. Dasar solidaritas ini dapat timbul dari bermacam-

macam hal seperti ikatan darah (persamaan keturunan), persamaan

identitas (agama, kelompok), lokasi tempat tinggal yang bersamaan,

persekutuan, hubungan antara pelindung dan yang dilindungi, dan lain-

lain. Hal yang dapat membangkitkan rasa solidaritas kelompok ini

adalah adanya perlakuan yang tidak adil atau bahkan penganiayaan

terhadap mereka yang memiliki hubungan berdasarkan ikatan-ikatan di

atas.

2. Terciptanya solidaritas kelompok yang kuat merupakam sebuah

keharusan bagi sebuah negara besar ataupun sebuah dinasti. Solidaritas

51

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 8.

Page 53: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

40

hanya akan timbul dengan begitu kuat jika terdapat homogenitas dalam

sebuah masyarakat.

3. Seorang pemimpin harus memiliki kewibawaan yang besar dan kondisi

fisik yang memadai serta didukung oleh solidaritas kelompok yang

kuat untuk mengendalikan ketertiban negara dan melindunginya dari

segala bentuk ancaman baik itu ancaman dari dalam maupun dari luar.

Solidaritas ini berupa loyalitas yang tinggi dari kelompoknya dalam

menghadapi semua tantangan yang sedang dan akan terjadi. Oleh

karenanya, seorang pemimpin itu harus berasal dari kelompok yang

paling dominan dalam masyarakat tersebut.

4. Banyak dinasti atau negara besar yang dibangun berdasarkan agama.

Agama berfungsi sebagai pemersatu visi dari setiap individu agar tidak

ada perbedaan pandangan yang begitu hebat. Melalui agama, setiap

individu dalam masyarakat tersebut sepakat untuk tidak mendesak

kemauan ataupun ambisi pribadinya.52

Ada hal menarik yang dikemukakan Ibnu Khaldun perihal hubungan

antara agama dan solidaritas kelompok atau ashabiyah. Menurut Ibnu Khaldun,

dakwah agama akan sulit berhasil jika tidak dibarengi dengan solidaritas

kelompok. Agama tidak akan dapat ditegakkan tanpa adanya solidaritas

kelompok. Motivasi persamaan agama saja tidak cukup kuat sebagai pembangkit

perasaan senasib sepenanggungan jika tidak didukung oleh solidaritas kelompok

52

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 105-106.

Page 54: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

41

yang bertumpu pada faktor-faktor non-agama.53

Dapat disimpulkan bahwa prinsip

kepemimpinan yang dikemukakan Ibnu Khaldun bertumpu pada teori ashabiyah.

Untuk mewujudkan ketertiban dan keserasian antar komponen dalam sebuah

negara atau masyarakat, diperlukan ashabiyah atau solidaritas kelompok agar

kepemimpinan yang berlangsung dapat berjalan secara efektif.

4. Kriteria Ideal Seorang Pemimpin

Para pemikir muslim juga merumuskan beberapa kriteria atau syarat untuk

menjadikan seseorang menjadi pemimpin. Menurut Al-Farabi, seorang pemimpin

haruslah seorang yang arif dan bijaksana dengan memiliki 12 (dua belas) kualitas

luhur, yaitu: 1) Lengkap anggota tubuhnya; 2) baik daya pemahamannya akan

suatu permasalahan; 3) memiliki intelektualitas yang tinggi; 4) pandai dalam

mengemukakan pendapatnya; 5) gemar mengajar dan menyukai pendidikan; 6)

tidak rakus dalam hal makan, minum, dan wanita; 7) mencintai kejujuran dan

membenci kebohongan; 8) berjiwa besar dan berbudi luhur; 9) tidak memandang

penting dan berlebihan soal kekayaan; 10) mencintai keadilan dan membenci

kezaliman; 11) tanggap dan tidak ragu untuk menegakkan keadilan; dan 12) kuat

pendiriannya terhadap hal-hal yang memang seharusnya menjadi prioritas.54

Selain Al-Farabi, Al-Mawardi juga mempunyai kriteria-kriteria seorang

pemimpin yang ideal. Kriteria-kriteria tersebut yaitu: 1) sikap adil; 2) ilmu yang

mumpuni; 3) sehat kesemua inderanya (penglihatan, pendengaran, dan lisannya);

4) utuh anggota badannya; 5) wawasannya memadai untuk mengatur dan

53

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 106. 54

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 56.

Page 55: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

42

mengelola kehidupan rakyat banyak; 6) berani untuk melawan musuh dan

melindungi rakyat; 7) keturunan suku Quraisy.55

Al-Ghazali juga memiliki 10 (sepuluh) syarat yang harus dipenuhi oleh

seorang pemimpin negara. Adapun sepuluh syarat itu ialah: 1) dewasa (sudah aqil

baligh); 2) otak yang sehat; 3) merdeka (bukan budak); 4) laki-laki; 5) keturunan

suku Quraisy; 6) pendengaran dan penglihatan yang sehat; 7) kekuasaan yang

nyata; 8) hidayah; 9) ilmu pengetahuan; dan 10) wara (kehidupan yang bersih

dengan kemampuan mengendalikan diri yang baik). Ada beberapa syarat yang

dikemukakan Al-Ghazali yang perlu penjelasan lebih lanjut agar lebih mudah

diapahami, seperti syarat kekuasaan yang nyata, hidayah, dan ilmu pengetahuan.

Al-Ghazali menjelaskan, yang dimaksud dengan kekuasaan yang nyata adalah

seorang pemimpin ketika ia memimpin nantinya punya instrumen-instrumen

pendukung yang dapat digunakan untuk menjalankan otoritasnya. Instrumen yang

dimaksud seperti kepolisian dan angkatan bersenjata yang kuat. Hal ini diperlukan

untuk menindas pembangkang dan mencegah pemberontakan. Pengertian hidayah

menurut Ghazali adalah kemampuan daya pikir dan perencanaan yang baik dari

seorang pemimpin, serta dibarengi dengan kesediaan bermusyawarah dan

mendengar masukan dari orang lain. Terakhir, yang dimaksud dengan ilmu

pengetahuan menurut Ghazali adalah bukan kemampuan akan ilmu pengetahuan

yang tinggi dalam bidang syariah seperti yang di syaratkan oleh para ulama.

55

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 63-64.

Page 56: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

43

Ghazali berpendapat jika seorang pemimpin tidak memiliki pengetahuan yang

tinggi dalam hal syariah ia tetap diperkenankan menjadi pemimpin.56

Dari banyaknya kriteria-kriteria yang dikemukakan oleh para pemikir

politik muslim, Ibnu Khaldun meringkas kriteria pemimpin menjadi beberapa

kriteria utama, yaitu: 1) memiliki pengetahuan yang luas; 2) bersikap adil; 3)

mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugas dan kewajibannya; 4) anggota

tubuhnya sempurna tidak memiliki cacat dan panca inderanya normal; 5)

keturunan suku Quraisy. Namun, untuk kriteria terakhir yaitu keturunan suku

Quraisy, Ibnu khaldun lebih terbuka akan masukan perihal pendapat ini. Melalui

teori ashabiyah yang ia kemukakan, ketika itu solidaritas kelompok suku Quraisy

memang yang paling dominan diantara suku-suku lain, sehingga kriteria

pemimpin yang menyatakan harus keturunan suku Quraisy masih bisa diterima.

Namun, bukanlah hal yang tidak mungkin jika dikemudian hari akan ada

kelompok lain di luar suku Quraisy yang memiliki dominasi lebih kuat dari suku

Quraisy, sehingga syarat pemimpin negara dari suku Quraisy bukanlah sesuatu

yang mutlak adanya.57

Pemimpin merupakan sosok penting dalam mewujudkan kemaslahatan

orang banyak melalui jalur kekuasaan politik. Para ulama Betawi menyadari

betapa pentingnya hal itu. Dalam memberikan dukungan kepada seseorang,

terlebih lagi ketika seseorang tersebut mencalonkan diri sebagai pemimpin politik

melalui mekanisme pemilu, tentunya para ulama Betawi memiliki pertimbangan-

56

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 78. 57

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 102.

Page 57: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

44

pertimbangan tersendiri sebelum mereka menentukan sikap untuk mendukung

calon tertentu.

Perspektif keagamaan menjadi salah satu pertimbangan bagi para ulama

Betawi dalam menentukan sikap untuk mendukung salah satu pasangan calon

tertentu dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Selain perspektif keagamaan,

integritas tokoh, kesantunan, intelektualitas, kecakapan dalam memimpin, dan

keberpihakan kepada umat Islam Jakarta juga menjadi pertimbangan para ulama

Betawi dalam memberikan dukungan politik kepada pasangan tertentu dalam

Pilkada. Setelah mempertimbangkan hal-hal yang akan dijadikan acuan dalam

menentukan sikap dan dukungan politik pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017,

ulama Betawi kemudian solid merapatkan barisan untuk bersama-sama secara all-

out berusaha memenangkan pasangan calon yang mereka dukung agar dapat

memenangi kontestasi politik Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

D. Teori Otoritas Kharismatik

Definisi otoritas bila merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), adalah sebuah kekuasaan sah yang diberikan kepada lembaga dalam

sebuah masyarakat dan kemudian para pejabat dalam sebuah lembaga tersebut

dapat menjalankan fungsi kekuasaannya. Fungsi kekuasaan ini berupa hak untuk

bertindak serta mengeluarkan sebuah peraturan untuk mengatur suatu hal maupun

mengendalikan sebuah permasalahan.58

58

KBBI Online, ”Pengertian Otoritas”, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses pada hari

Senin, 20 Agustus 2019, pukul 12.03 WIB.

Page 58: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

45

Sebagaimana halnya dengan kekuasaan, otoritas/ wewenang dapat

dijumpai di mana-mana, meskipun tidak selamanya kekuasaan dan otoritas berada

di satu tangan yang sama. Otoritas dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah

ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, memutuskan

sesuatu mengenai masalah-masalah penting, dan juga untuk menyelesaikan

pertentangan-pertentangan. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki otoritas

bertindak sebagai pemimpin atau orang yang membimbing orang banyak.59

Sosiolog Max Weber mengatakan ada tiga macam otoritas, yaitu otoritas

tradisional, otoritas rasional (legal), dan otoritas kharismatik. Otoritas ini memiliki

arti yang sama dengan wewenang. Menurut Weber, otoritas kharismatik,

tradisional, dan rasional memiliki perbedaan yang terletak pada hubungan antara

tindakan-tindakan dan dasar hukum yang berlaku.

Otoritas pertama menurut Weber adalah otoritas tradisional. Otoritas ini

dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang telah lama sekali memiliki

kekuasaan di dalam masyarakat tertentu. Titik tekanan otoritas ini adalah karena

kelompok ini memiliki kekuasaan dan otoritas yang telah melembaga dan bahkan

menjiwai masyarakat. Karena sudah terlalu lamanya golongan ini memegang

kekuasaan, maka masyarakat percaya dan mengakuinya. Otoritas jenis ini dapat

berkurang atau bahkan hilang jika pemegang otoritas tersebut tidak mengikuti

perkembangan masyarakat.60

59

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada,

2015), hlm. 240. 60

Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial:Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011),

hlm. 767-768.

Page 59: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

46

Otoritas yang kedua adalah otoritas rasional (legal). Otoritas ini bersandar

pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum yang

dimaksud adalah hukum formal yang memiliki batasan, ketentuan, prosedur, dan

memiliki alat-alat hukum yang jelas, sehingga hukum ini nantinya mengikat

seluruh masyarakat, hal ini menjadi referensi dari pengabsahan otoritas yang

dijalankan oleh pemangku otoritas.61

Dalam penelitian ini terkait keterlibatan ulama dalam politik, penulis

menekankan pada pengertian otoritas kharismatik. Karena model kepemimpinan

otoritas kharismatik adalah model yang sesuai dengan penelitian ini. Otoritas yang

ketiga menurut Weber adalah otoritas kharismatik. Otoritas kharismatik adalah

sebuah otoritas yang bersumber pada kharisma dalam diri seseorang. Kharisma ini

merupakan sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada individu-individu

tertentu saja. Contoh dari otoritas ini yaitu kharisma yang ada pada diri Nabi,

Rasul, penguasa-penguasa terkemuka, wali, dan ulama.62

Kharisma bertumpu pada sebuah bakat kepemimpinan tertentu dari

seorang individu, bahkan tak jarang bakat kepemimpinan ini bisa disebut

kepemimpinan luar biasa yang tidak dimiliki semua orang. Kepemimpinan yang

bersumber pada kharisma tadi, juga menghasilkan pengikut yang didasari oleh

kekaguman kepada individu yang memiliki kharisma tersebut. Kharisma juga bisa

61

Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial:Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, hlm. 768. 62

Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial:Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, hlm. 767.

Page 60: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

47

diartikan berupa atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian

individu.63

Namun, sebuah kepemimpinan yang bertumpu pada otoritas kharismatik

dapat berkurang bahkan hilang, jika ternyata individu tersebut berbuat kesalahan

yang dianggap fatal oleh masyarakat. Kesalahan fatal tersebut terjadi jika individu

tadi melanggar nilai-nilai dan norma-norma tertentu yang ada di dalam

masyarakat. Melalui sebuah kharisma yang dapat menghasilkan pengikut yang

sangat besar dan setia, banyak yang beranggapan bahwa pemimpin-pemimpin

yang memiliki kharisma tadi, diberkahi kekuatan gaib yang tidak bisa dijelaskan

(supernatural power). Dari sifatnya yang cenderung irasional, tidak ada kaidah-

kaidah tertentu yang dapat melegalkan otoritas kharimatik ini. Sampai dengan saat

ini pun, sulit sekali mencari penyebab mengapa akhirnya seseorang memiliki

kharisma dalam dirinya.64

Otoritas kharismatik berwujud suatu wewenang untuk diri orang itu

sendiri dan dapat pula dilaksanakan terhadap segolongan orang atau bahkan

terhadap bagian terbesar dari masyarakat. Dasar hukum otoritas ini tidak terletak

pada hukum formal, tetapi bersumber pada diri pribadi individu bersangkutan, dan

karena sifatnya yang cenderung irasional ini, pandangan masyarakat dapat

berubah bahkan menimbulkan paham yang berbeda terhadap seseorang yang

memiliki kharisma tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat

63

KBBI Online, ”Pengertian Kharisma”, https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses pada hari

Senin, 20 Agustus 2019, pukul 12.06 WIB. 64

Asep Saepudin, dkk, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi

Perspektif Islam, (Tangerang: Laboratorium Sosiologi Agama, 2010), hlm. 179.

Page 61: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

48

seringkali tak dapat diikuti oleh orang yang mempunyai otoritas kharismatik ini

sehingga dia dapat tertinggal oleh kemajuan dan perkembangan masyarakat.65

Dalam masyarakat yang mengalami perubahan-perubahan secara cepat,

mendalam dan meluas, otoritas kharismatik mendapat kesempatan untuk tampil ke

muka. Sebagai contoh saat revolusi fisik Indonesia pada tahun 1945, orang-orang

yang memiliki kharisma begitu kuat tampil sebagai pemimpin dan mampu

mengarahkan masyarakat pada masa itu. Max Weber juga mengungkapkan bahwa

ada kecenderungan dari pemegang otoritas kharismatik tadi menjadikan

kekuasaannya yang sifatnya irasional menjadi kekuasaan yang sifatnya tetap, hal

ini dengan cara mengabadikan kepentingan serta cita-cita para pengikut pemimpin

kharismatik tadi ke dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, masalah akan timbul

saat seseorang yang memiliki kharisma tadi sudah tidak ada.66

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah ini,

yaitu:

1. Mencari seseorang yang mampu untuk memenuhi ukuran-ukuran atau

kriteria otoritas kharismatik sebagaimana ditentukan masyarakat.

2. Melakukan seleksi.

3. Seseorang yang memiliki otoritas kharismatik ini, menunjuk penggantinya

dan mengakui kekuasaannya di mana masyarakat luas juga mengakui

kekuasaannya.

4. Penunjukkan oleh pembantu-pembantu penguasa terdahulu yang dipercaya

oleh masyarakat.

65

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 242. 66

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 244.

Page 62: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

49

5. Menciptakan sistem kepercayaan bahwa otoritas kharismatik dapat

diwariskan kepada keturunan yang masih ada hubungan keluarga dengan

orang yang memiliki otoritas kharismatik tadi.

6. Menciptakan sistem kepercayaan bahwa dengan upacara-upacara

tradisional tertentu, kharisma dapa dialihkan.67

Kharisma ini juga bisa timbul kepada seseorang yang sedang menggeluti

sesuatu. Semakin seseorang itu mendalami suatu hal, baik itu keilmuan maupun

profesi maka seseorang itu akan memunculkan kharisma pada dirinya. Ulama

dengan ilmu agama yang ia geluti dan dalami secara terus menerus akan

menimbulkan kharisma pada dirinya.68

Merujuk pada pemaparan di atas, seorang ulama dibilang memiliki

berbagai macam sumber kekuasaan. Sebagai contoh, sejak agama Islam itu ada

atau turun hingga masa sekarang ini, ulama atau kiai menjadi seseorang yang

harus dipatuhi, baik itu ucapan ataupun perintahnya karena adanya doktrin agama

yang menyebutkan bahwa ulama adalah pewaris nabi. Atas dasar itu sangatlah

mungkin seorang ulama atau kiai diikuti oleh masyarakat terlebih lagi umat Islam.

Bisa dibilang sumber kekuasaan yang terletak pada ulama atau kiai terletak pada

tradisi ajaran agama.

Seorang ulama pastinya memiliki kualitas diri yang luar biasa terutama

dalam hal ilmu agama. Hal ini membuat kiai sangat mungkin memiliki kharisma

dalam dirinya. Dengan kharisma dan kemampuan yang mumpuni tadi, seorang

kiai mampu mempengaruhi umat terhadap suatu hal dan membuatnya memiliki

67

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 244. 68

Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 76.

Page 63: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

50

otoritas di tengah masyarakat luas. Lewat otoritas tadi membuat umat akan secara

sukarela mematuhi apa yang diperintahkan oleh seorang ulama, bahkan dalam hal

pilihan politik.

Ulama dengan otoritasnya mampu menggiring opini umat untuk memilih

salah satu pasangan calon dan bahkan bisa membuat ikut terlibat dalam upaya

memenangkan pasangan calon tertentu. Sebagai contoh di Jakarta, peran ulama,

kiai, habib, bahkan ustad begitu sentral posisinya dan menjadi motor dalam

memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 yang

lalu.

E. Teori Peran

Dalam kajian sosiologis, peran (role) identik dengan sebuah perilaku dari

seseorang yang memiliki sebuah status tertentu dalam sebuah masyarakat atau

komunitas. Pada dasarnya setiap individu dapat memiliki sejumlah status dalam

sebuah masyarakat, dan diharapkan dari status tersebut dapat menghasilkan

sebuah peran yang sesuai dengan status tadi.

Edy Suhardono dalam bukunya Teori Peran: Konsep, Derivasi, dan

Implikasinya menjelaskan, peran adalah kata yang merujuk pada konotasi ilmu

sosial yang mengartikan suatu fungsi yang dibawakan oleh seseorang ketika

seseorang itu menduduki suatu posisi dalam struktur sosial.69

Apabila seseorang

69

Edy Suhardono, Teori Peran: Konsep, Derivasi, dan Implikasinya, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2016), hlm. 3.

Page 64: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

51

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan yang ia miliki

maka seseorang itu menjalankan suatu peran.

Soerjono Soekanto (1981) mendefinisikan peran merupakan tingkah laku

individu yang memainkan suatu kedudukan tertentu. Dalam pekerjaan misalnya,

seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan status

atau kedudukan yang ia pegang. Peranan yang dijalankan oleh masing-masing

individu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat yang bersangkutan,

intinya setiap individu diharapkan dan diwajibkan masyarakat menjalankan

peranan sesuai dengan statusnya.70

Dengan kata lain, status memberikan

seseorang sebuah peran sebagai pola interaksi dan sosialisasi dalam masyarakat.

Seseorang dinillai telah berperan jika ia telah melakukan hak dan kewajiban

sesuai statusnya.

Ralph Linton mengatakan, peran dan status tidak dapat dipisahkan, tidak

ada peran tanpa status atau status tanpa peran. Peran mewakili aspek dinamis dari

sebuah status, yang dapat diartikan jika seseorang melaksanakan hak serta

kewajibannya sesuai dengan status yang ia emban makan dirinya telah

melaksanakan sebuah peran.71

Dari beberapa definisi peran di atas, dapat disimpulkan peran adalah

sesuatu yang dilakukan seseorang sesuai dengan hak dan kewajiban-kewajiban

yang ia emban menurut status sosialnya di dalam masyarakat. Sebagai contoh,

seorang pemuka agama diharapkan berperan sebagai seseorang yang mampu

70

Syamsudin, AB., Pengantar Sosiologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 118. 71

Ralph Linton, “Role and Status”, dalam Lewis A. Coser dam Bernard Rosenberg,

Sociological Theory: A Book of Reading (London, The Macmillan Company, 1964), hlm. 363.

Page 65: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

52

menciptakan serta membangun kerukunan di tengah masyarakat dan dapat

menjauhkan konflik-konflik yang dapat menimbulkan perpecahan.

Ketika seseorang yang memiliki status tidak menjalankan peran dan

fungsinya maka hal ini dinamakan role-distance. Gejala awal dari role-distance

ini timbul akibat seseorang yang memiliki status merasa tertekan dan tidak

sanggup melaksanakan peran yang diberikan masyarakat kepadanya. Akhirnya

individu tadi menyembunyikan dirinya dari lingkaran sosial atau social circle

pada masyarakat tersebut. Social circle adalah kelompok sosial yang memberikan

kesempatan pada seseorang yang memiliki status untuk melaksanakan perannya.72

Peranan setidaknya mencakup tiga hal, yaitu pertama, peranan meliputi

norma-norma yang terhubung dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Peranan

merupakan sebuah rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam bermasyarakat. Kedua, peranan merupakan konsep bagaimana individu

tersebut dapat melakukan sesuatu dalam masyarakat sebagai sebuah organisasi.

Ketiga, peranan bisa dibilang sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.73

Ada dua hal penting yang medukung terjadinya sebuah peran dapat

dilakukan, yaitu adanya perangkat peran (role-set) dan fasilitas peran (role-

facilities). Jika seorang individu memiliki sebuah status dan melaksanakan

berbagai macam peran yang berkaitan dengan statusnya, atau bahkan peran

tersebut juga bersinggungan dengan status individu lain, maka hal tersebut

72

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 212. 73

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 211.

Page 66: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

53

dinamakan perangkat peran (role-set).74

Timbulnya perangkat peran membuat

individu-individu yang memiliki status tadi, saling berinteraksi dalam sistem

sosialnya. Hal ini juga menunjukkan, bahwa peran dari seseorang berhubungan

juga dengan peran individu lain.75

Sementara itu, wadah atau tempat seseorang

untuk melakukan peranan tadi dinamakan fasilitas peran (role-facilities). Sebagai

contoh, seorang ulama dalam menjalankan perannya sebagai pemuka agama,

didukung oleh fasilitas-fasilitas keagamaan seperti masjid, perguruan Islam,

pesantren dan majelis taklim, serta dapat juga menggunakan acara-acara

keagamaan seperti tabligh akbar, haul, penyiaran Islam, maupun peringatan-

peringatan hari besar Islam lainnya. Di dalam tempat-tempat tadi, seorang ulama

dapat menjalankan peranannya sebagai pengajar dan pendakwah yang senantiasa

membagi ilmu kepada para jamaahnya maupun kepada umat Islam secara umum.

Melalui role-facilities tadi, para ulama Betawi mencoba memberikan

pandangan mereka perihal bagaimana seharusnya pemimpin yang tepat untuk

Jakarta. Seseorang yang tepat tadi menurut para ulama Betawi adalah Anies

Baswedan dan Sandiaga Uno. Selain memberitahukan pandangannya kepada

masyarakat luas, para ulama Betawi juga mencoba memobilisasi massa dan

mempengaruhi preferensi memilih masyarakat Jakarta agar nantinya memberikan

suara kepada pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lewat

ceramah-ceramah dan juga orasinya dalam berbagai kesempatan seperti tabligh

akbar dan majelis taklim. Hal ini membuktikan bahwa ulama dapat memanfaatkan

betul role-set dan role-facilities yang mereka miliki sebagai pemuka agama.

74

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 212. 75

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 212-213.

Page 67: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

54

BAB III

ULAMA BETAWI DAN PILKADA DKI JAKARTA TAHUN 2017

Pada bab ini penulis menjabarkan apa yang dimaksud dengan ulama

Betawi dan juga memberikan infromasi tentang profil dari beberapa ulama Betawi

yang dijadikan objek utama pada penelitian ini. Kemudian pada bab ini, juga

dijelaskan tentang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 baik dari segi proses politik

hingga dinamika politik yang terjadi.

A. Ulama Betawi

Sebagai salah satu etnis, Betawi memiliki kesejarahan yang amat panjang

di Indonesia. Terbentuknya sebuah etnis biasanya berawal dari kesamaan

geografis ataupun kesamaan adat istiadatnya yang juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti faktor sosial, budaya, agama atau bahkan politik. Dalam sebuah

jurnal yang ditulis oleh Nur Rahmah dijelaskan76

, terdapat beberapa pendapat

tentang munculnya istilah Betawi. Pendapat pertama menyatakan bahwa istilah

Betawi merujuk kepada kota Batavia. Yaitu sebuah nama kota yang diberikan

oleh penjajah Belanda ketika itu kepada kota Jakarta di masa lampau. Kedua,

yaitu pendapat yang menyatakan bahwa Betawi berawal dari kata “bau tai”. Hal

ini timbul karena terciumnya aroma kotoran oleh para penjajah Belanda ketika

76

Nur Rahmah, “Khazanah Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19 dan 20 M”, Jakarta:

Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 16. No.2, Tahun 2018 [jurnal on-line], http://jurnallekturkeagamaan.go.id, hlm.195-226.

Page 68: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

55

berada di kota Batavia waktu itu, dan ada perisitiwa saat para pejuang waktu itu

melempari para penjajah Belanda dengan kotoran. Pendapat ketiga, kata Betawi

merujuk pada sebuah tanaman flora guling Betawi (cassia glauca) yang banyak

tumbuh di daerah Sunda Kelapa.

Terlepas dari benar tidaknya asal usul nama Betawi di atas, terdapat satu

hal yang pasti dan teramat penting bagi etnis Betawi. Hal itu ialah terdapatnya

unsur agama Islam dan ulama yang begitu kuat dan mengiringi kesejarahan etnis

Betawi sampai dengan hari ini. Bagi orang Betawi, Islam merupakan agama yang

teramat melekat dekat bagi mereka. Hal ini disebabkan adanya peranan yang

sangat besar dari para ulama dalam menyiarkan ajaran Islam di Jakarta, atau saat

itu disebut Batavia. Tingginya religiusitas orang Betawi membuat hubungan

ketergantungan yang tinggi dari masyarakat Betawi kepada para ulama. Dari

ketergantungan inilah menciptakan pula intensitas pertemuan yang tinggi antara

masyarakat dengan ulama dan membuat intesifitas transfer keilmuan yang

meningkat.77

Dalam buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan

Ulama Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21) dijelaskan, semua ulama

Betawi bergelar Kiai ataupun Kiai Haji, namun menurut sejarawan Betawi

Ridwan Saidi, ulama Betawi bisa dikategorikan ke dalam tiga jenis. Pertama

adalah Guru. Guru adalah seseorang yang menguasai berbagai macam ilmu agama

dan dijadikan tempat bertanya serta tempat umat mengembalikan segala

77 Rakhmat Zailani Kiki, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), (Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan

Islam Jakarta, 2011), hlm. 23.

Page 69: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

56

persoalan. Seorang Guru memiliki spesialisasi dalam salah satu bidang keilmuan,

hal ini membuat seorang Guru memiliki kapasitas untuk mengeluarkan fatwa.

Sebagai contoh adalah Guru Manshur, beliau adalah pakar di bidang ilmu falak.

Selain Guru Manshur, ada beberapa Guru yang banyak juga melahirkan murid-

murid yang menjadi ulama hebat di masa setelahnya, mereka adalah Guru

Marzuqi, Guru Mughni, Guru Madjid, Guru Mahmud Romli, dan Guru Khalid.

Kedua ialah Muallim. Muallim adalah seseorang yang menguasai ilmu

agama dan memiliki otoritas dalam mengajarkan kitab-kitab di berbagai disiplin

ilmu ke-Islaman. Perbedaan seorang Muallim dengan seorang Guru terletak pada

otoritasnya dalam mengeluarkan fatwa. Seorang Muallim belum mempunyai

otoritas dalam mengeluarkan sebuah fatwa. Contoh dari seorang Muallim adalah

Muallim Abdullah Syafi’i dan Muallim Syafi’i Hadzami. Kategori ketiga adalah

Ustaz. Ustaz adalah seorang yang menguasai cukup pengetahuan agama dan

memberikan pelajaran agama kepada pemula tingkat dasar dan lanjutan. Pelajaran

agama yang diajarkan adalah baca Al-Quran, bahasa Arab, serta rukun-rukun

dalam Islam.78

Masyarakat Betawi juga memiliki juga memiliki struktur masyarakat

kelas. Pertama, ada masyarakat yang berasal dari kalangan guru ngaji. Guru ngaji

pun terbagi 2, yaitu guru ngaji yang hanya mengajarkan Al-Quran baik itu

berupaan bacaan, tanda baca dan juga cara membaca. Selain itu ada guru ngaji

yang yang tidak hanya mengajarkan teks Al-Quran saja, namun juga mengajarkan

78 Rakhmat Zailani Kiki, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), hlm. 27-28.

Page 70: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

57

kitab kuning sebagai pelajaran. Struktur masyarakat kelas kedua adalah para haji.

Orang-orang yang sudah melaksanakan ibadah haji akan mendapatkan perlakuan

istimewa dari masyarakat Betawi. Salah satu perlakuan istimewa itu ialah

diberikannya saf-saf paling depan ketika melaksanakan ibadah salat di masjid

yang di kelola oleh orang-orang Betawi. Masyarakat kelas ketiga adalah orang-

orang Arab keturunan Nabi yang disebut Habib atau Sayyid. Penghormatan

kepada para habib ini diberikan karena para habib merupakan keturunan Nabi

Muhammad SAW dan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa mereka yang

telah menyiarkan agama Islam ke tanah Betawi. Para habib ini juga bisa disebut

sebagai sumber kaderisasi ulama. Salah satu keluarga habib yang dihormati oleh

masyarakat Betawi adalah keluarga Habib Al-Habsyi di Kwitang dan keluarga

Habib al-Attas di Bungur.79

Keberadaan para ulama di tanah Betawi mendapatkan tempat yang

istimewa di tengah-tengah masyarakat Betawi karena jika dilihat dari sisi

kesejarahan, banyak ulama-ulama yang terlibat dalam perjuangan fisik melawan

penjajah. Sebagai contoh perjuangan fisik yang dilakukan oleh Guru Manshur

Jembatan Lima dan juga perjuangan K.H. Noer Ali di Bekasi. Di luar perjuangan

fisik, banyak ulama-ulama yang bergerak dalam bidang lain seperti melahirkan

karya-karya intelektual seperti Kitab Hisab dan Kitab Ijtima yang ditulis oleh

Guru Manshur. Selain karya-karya intelektual, banyak juga ulama Betawi yang

melahirkan lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti K.H. Abdullah Syafi’i

79

Nur Rahmah, “Khazanah Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19 dan 20 M”, Jakarta:

Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 16. No.2, Tahun 2018 [jurnal on-line], http://jurnallekturkeagamaan.go.id, hlm.195-226.

Page 71: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

58

yang mendirikan Madrasah Asy-Syafiiyah dan Pesantren At-Taqwa Bekasi

pimpinan K.H. Amin Noer, Lc.

Selain pendidikan formal untuk belajar agama, majelis taklim memiliki

daya tarik tersendiri bagi masyarakat Betawi untuk meningkatkan pengetahuan

keagamaan mereka, atau bisa dibilang majelis taklim merupakan tempat yang

istimewa untuk memperdalam ilmu. Setidaknya terdapat 3 (tiga) alasan mengapa

majelis taklim menjadi tempat yang begitu istimewa. Pertama, di dalam majelis

taklim tidak memiliki batasan waktu untuk mempelajari disiplin ilmu tertentu

ataupun mempelajari kitab-kitab. Kedua¸ interaksi antara murid dan guru menjadi

lebih fleksibel dan leluasa dalam proses transfer keilmuan. Seorang murid bisa

menanyakan banyak hal terkait keilmuan ataupun mempertanyakan hal-hal yang

tidak mereka kuasai dan pahami kepada guru mereka. Ketiga, persoalan-persoalan

keagamaan dan kemasyarakatan biasanya dirasakan langsung oleh murid-murid di

dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga pemahaman terhadap ilmu-ilmu

yang diajarkan di dalam majelis taklim oleh sang guru dapat diaplikasikan

langsung di dalam masyarakat dan pemahaman sang murid juga menjadi lebih

komprehensif. Majelis taklim juga menjadi tempat lahirnya ulama Betawi hebat

seperti Muallim K.H. Syafi’i Hadzami dan K.H. Saifuddin Amsir.80

Dalam buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan

Ulama Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21) tulisan Rakhmat Zailani

Kiki dapat disimpulkan, definisi ulama Betawi adalah mereka putra dan putri yang

lahir dari etnis Betawi baik itu keturunan Nabi Muhammad SAW yang disebut

80

Nur Rahmah, “Khazanah Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19 dan 20 M”, Jakarta:

Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 16. No.2, Tahun 2018 [jurnal on-line],

http://jurnallekturkeagamaan.go.id, hlm. 207.

Page 72: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

59

Habib atau Sayyid ataupun bukan keturunan Nabi, yang menuntut ilmu agama

Islam langsung kepada ulama tertentu atau melalui lembaga-lembaga pendidikan

Islam tradisional maupun modern yang kemudian menguasai ilmu-ilmu ke-

Islaman dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat lalu mendapatkan

pengakuan sebagai ulama.81

Namun, menurut Azyumardi Azra, diperlukan kajian

ulang serta perluasan definisi ulama Betawi karena adanya ekspansi pendidikan

yang dilakukan oleh putra dan putri Betawi yang menuntut ilmu di luar negeri

khusunya di wilayah Timur Tengah pada universitas-universitas ternama seperti

Al-Azhar yang seiring berjalannya waktu keulamaan mereka juga akan diakui

oleh masyarakat.82

Untuk membatasi dan memperdalam lingkup penelitian, penulis

mengambil definisi ulama Betawi yang sedikit berbeda dengan definisi di atas,

yaitu dengan tidak memasukan ulama Betawi keturunan Nabi (habib) ke dalam

objek penelitian ini. Ulama Betawi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mereka putra dan putri yang lahir dari etnis Betawi, dan bukan keturunan Nabi

Muhammad SAW yang disebut Habib atau Sayyid, yang menuntut ilmu agama

Islam langsung kepada ulama tertentu atau melalui lembaga-lembaga pendidikan

Islam tradisional maupun modern serta lulusan lembaga pendidikan tinggi Islam

formal yang kemudian menguasai ilmu-ilmu ke-Islaman dan mengabdikan dirinya

kepada masyarakat lalu mendapatkan pengakuan sebagai ulama.

81

Rakhmat Zailani Kiki, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21). 82

Rakhmat Zailani Kiki, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), hlm. 17.

Page 73: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

60

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa ulama Betawi yang

dapat dijadikan representasi ulama Betawi di Jakarta Selatan terkait dengan ruang

lingkup penelitian ini. Adapun ulama Betawi yang dimaksud adalah K.H. Abdul

Rasyid Abdullah Syafi’i, K.H. Muhammad Nursasi dan K.H. Sulaiman Rohimin.

Berikut merupakan profil singkat dari beberapa ulama Betawi yang dijadikan

representasi ulama Betawi dalam penelitian ini.

B. Profil Ulama Betawi

1. K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i

K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i adalah seorang ulama dan mubalig

yang lahir di Jakarta tanggal 30 November 1942. Beliau adalah putra dari ulama

kharismatik Betawi, K.H. Abdullah Syafi’i. Figur beliau yang arif dan bijaksana

dalam menyiarkan Islam, membuat sosoknya sangat dikenal banyak orang

terutama oleh masyarakat Betawi. K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i

merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Quran Asy-Syafi’iyah yang berada di

daerah Sukabumi. Beliau juga merupakan pimpinan umum Yayasan Pendidikan

Islam Asy-Syafi’iyah yang berada di Jakarta, dan juga sekaligus menjadi

pimpinan umum Masjid Al-Barkah Asy-Syafi’iyah yang berada di kawasan

Balimatraman, Tebet, Jakarta Selatan.83

Dalam mendidik santrinya di Pesantren Asy-Syafiiyah, beliau membagi

santri-santrinya ke dalam beberapa kelompok sesuai kemampuan yang dimiliki

83

Koperasi Syariah 212, ”KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i”,

https://koperasisyariah212.co.id, diakses pada hari Senin, 27 Mei 2019, pukul 15.45 WIB.

Page 74: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

61

oleh masing-masing santri. Ada santri-santri yang dikhususkan untuk menghafal

Al-Quran, ada santri yang dikhususkan memperdalam kitab-kitab terutama Kitab

Kuning, dan ada juga santri yang mempelajari agama pada umumnya melalui

buku-buku dari Departemen Pendidikan.

Sejak kecil hingga dewasa, Kiai Rasyid belajar agama langsung kepada

sang ayah, K.H. Abdullah Syafi’i. Melalui pendidikan yang diberikan oleh

ayahanda secara intens dan penuh kedisiplinan yang tinggi, membuat Kiai Rasyid

mudah dalam mempelajari ilmu agama. Kitab An-Nasha’ih ad-Diniyyah karya

Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, merupakan kitab yang sering dipelajari oleh

Kiai Rasyid berdasarkan perintah sang ayah. Ada satu pesan dari ayahanda K.H.

Abdullah Syafi’i kepada beliau yang terus diingat hingga saat ini, pesan itu adalah

agar senantiasa membaca kitab-kitab Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad,

niscaya di dalam kitab-kitab tersebut terdapat cahaya.84

Selain belajar agama dari sang ayah, Kiai Rasyid juga belajar agama

secara langsung kepada para habaib, diantaranya kepada Habib Ali bin Husen

Alatas Bungur, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Habib Alwi bin

Thahir Al-Haddad dan habib-habib lainnya. Kesempatan belajar ini diperoleh

karena sedari dulu, Kiai Rasyid turut menemani sang ayah dalam kegiatan ta’lim

dan berdakwah baik itu di dalam dan di luar kota. Sambil menemani ayahanda

berdakwah, Kiai Rasyid juga memanfaatkannya dengan ikut belajar kepada para

habaib dan ulama besar lainnya yang hadir dalam acara tersebut.

84

Fahira Idris, ”Jumpa Ulama Kharismatik KH. Abdul Rasyid A. Syafi’ie, Cerita Pondok

Pesantren Hingga Keajaiban Air”, https://www.fahiraidris.id, diakses pada hari Senin, 27 Mei

2019, pukul 15.56 WIB.

Page 75: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

62

Saat ini, peran Kiai Rasyid sebagai mubalig terus berkembang melalui

kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, dan dakwah-dakwah dari kota ke kota

lain. Suami dari Ustadzah Hj. Azizah binti Aziz dan ayah dari tujuh orang anak ini

juga aktif dalam berbagai organisasi keagamaan. Beliau aktif di organisasi seperti

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komite Internasional untuk Solidaritas

Dunia Islam (KISDI). Dari banyaknya aktifitas dakwah, Kiai Rasyid juga

menginisiasi penggunaan media elektronik untuk berdakwah. Saluran radio Asy-

Syafi’iyah merupakan contoh penggunaan media elektronik untuk perkembangan

dakwah Islam. Selain radio, media televisi juga menjadi saluran dakwah Asy-

Syafi’iyah. Kini Asy-Syafi’iyah juga memiliki saluran televisi yang bernama

Assalam TV yang bisa dinikmati oleh umat Islam.85

Dalam berdakwah, Kiai Rasyid juga memiliki ciri khas tersendiri dalam

gaya dakwahnya. Kalimat tauhid Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah

merupakan kalimat yang sering disampaikan oleh beliau ketika berceramah,

maupun ketika memimpin doa dalam acara-acara keagamaan. Dalam beberapa

kesempatan ceramahnya, beliau sering menyampaikan serta mengajak umat Islam

untuk selalu mencintai kalimat tauhid Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah.

Menurut beliau, jika seseorang yang beragama Islam dan di akhir hayatnya

mampu mengucapkan kalimat tauhid, maka Allah SWT akan menjamin surga bagi

85

Fahira Idris, ”Jumpa Ulama Kharismatik KH. Abdul Rasyid A. Syafi’ie, Cerita Pondok

Pesantren Hingga Keajaiban Air”, https://www.fahiraidris.id, diakses pada hari Senin, 27 Mei

2019, pukul 15.59 WIB.

Page 76: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

63

dirinya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa umat Islam harus mencintai

kalimat tauhid.86

Selain mengajak umat Islam untuk mencintai kalimat tauhid, Kiai Rasyid

juga kerap mengajak umat untuk selalu berjihad di jalan yang di ridhoi Allah

SWT. Membela agama dari musuh-musuh Islam merupakan salah satu bentuk

jihad yang di ridhoi Allah SWT. Kiai Rasyid juga mempunyai pandangan bahwa

bangsa Indonesia akan meraih kejayaannya cepat atau lambat. Hal ini akan terjadi

jika pemimpin bangsa memiliki keimanan yang kuat dan selalu bertakwa kepada

Allah SWT. Selain dari sisi pemimpin, rakyat yang juga beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT, dan senantiasa mengikuti pemimpin yang beriman dan

bertakwa akan membuat bangsa Indonesia semakin cepat meraih kejayaan dan

ridho dari Allah SWT.

2. K.H. Muhammad Nursasi

K.H. Muhammad Nursasi, Lc., adalah seorang ulama Betawi yang lahir di

Jakarta pada tanggal 11 Juni 1955. Saat ini beliau tinggal di daerah Pejaten Timur,

Jakarta Selatan. Sosoknya dikenal sebagai seorang ulama yang ramah dan humoris

sehingga membuat beliau dekat dengan masyarakat, terutama dengan masyarakat

Pejaten Timur di kawasan beliau tinggal.87

Pendidikan berbasis keagamaan melekat pada diri Kiai Nursasi sejak kecil

dimulai dari ia belajar di sekolah dasar. Kiai Nursasi menamatkan pendidikan SD,

86

Fahira Idris, ”Jumpa Ulama Kharismatik KH. Abdul Rasyid A. Syafi’ie, Cerita Pondok

Pesantren Hingga Keajaiban Air”, https://www.fahiraidris.id, diakses pada hari Senin, 27 Mei

2019, pukul 16.01 WIB. 87

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei 2019,

pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Page 77: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

64

SMP dan SMA di Perguruan Islam Asy-Syafiiyah Jakarta. Setelah menamatkan

pendidikan di Asy-Syafiiyah, Kiai Nursasi melanjutkan pendidikan tinggi ke

Timur Tengah yaitu di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Melalui ilmu agama

yang ia dapatkan baik itu di Perguruan Islam Asy-Syafiiyah maupun di

Universitas Al-Azhar, membuat ia mendapatkan gelar ke-ulamaan dari

masyarakat Betawi, dan hingga hari ini Kiai Nursasi masih mengabdikan dirinya

untuk masyarakat Betawi pada khususnya dan kepada umat Islam pada

umumnya.88

Karier Kiai Nursasi juga erat kaitannya dengan bidang sosial keagamaan,

di mana bidang tersebut memang bidang yang beliau dalami selama menjalankan

pendidikan formal di Jakarta maupun di Kairo. Kiai Nursasi dan juga ulama-

ulama Betawi lain merupakan pendiri dan juga anggota Forum Ulama dan Habaib

Betawi pertama pada tahun 2004 yang lalu. Forum Ulama dan Habaib saat ini

berganti menjadi Forum Ulama dan Habaib (FUHAB) DKI Jakarta, dan Kiai

Nursasi menjadi anggota FUHAB yang kedua ini semenjak tahun 2016. Selain

aktif di FUHAB DKI Jakarta, untuk menegakkan apa yang disebut amar ma’ruf

nahi munkar, Kiai Nursasi juga aktif dalam Ormas Front Pembela Islam wilayah

DKI Jakarta. Saat ini Kiai Nursasi juga terus berkontribusi terhadap

perkembangan intelektual umat Islam di Jakarta, terkhusus lagi bagi masyarakat di

daerah Pejaten Timur lewat Majelis Taklim Al-Islamiyah yang beliau pimpin

dengan jamaah aktif di atas 100 orang. Bagi Kiai Nursasi, perkembangan

88 Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei 2019,

pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc. Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Page 78: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

65

intelektual umat melalui majelis taklim merupakan salah satu tonggak untuk

menjaga eksistensi umat Islam di Jakarta.89

3. K.H. Sulaiman Rohimin

Drs. K.H. Sulaiman Rohimin adalah ulama Betawi yang bertempat tinggal

di Jl. Kelapa Hijau, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Beliau merupakan

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kiai kelahiran

Jakarta tanggal 2 Maret 1968 ini, merupakan ulama terkenal di daerah Jagakarsa

karena keramahan dan keaktifan beliau di banyak organisasi masyarakat, majelis

taklim, pesantren dan juga masjid.90

Kiai Sulaiman Rohimin merupakan alumni dari Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui Ilmu keagamaan yang beliau miliki, Drs.

K.H. Sulaiman Rohimin berkarier dalam bidang sosial keagamaan untuk terus

menjaga eksistensi umat Islam Indonesia khususnya di Jakarta. Menjadi

Pemimpin Pondok Pesantren Darul Hidayah, Bogor, Jawa Barat, menjadi Staf

Guru di SMU Plus Darul Hidayah, dan menjadi Konsultan Hukum Agama di

Lembaga Hukum Djunaidi Sulaiman Zaenal dan rekan, merupakan beberapa

contoh pengalaman kerja beliau dengan bertumpu pada ilmu agama yang beliau

miliki.91

89

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei 2019,

pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc. Pejaten Timur, Jakarta Selatan. 90

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 91 Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 79: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

66

Ketua MUI Jagakarsa ini juga sangat aktif dalam organisasi-organisasi

besar baik itu organisasi yang berada di tingkat wilayah maupun pusat. Berikut ini

merupakan pengalaman organisasi dari Kiai Sulaiman Sulaiman Rohimin yang

berhasil penulis rangkum, di antaranya:

1. Ketua MUI Jagakarsa, Jakarta Selatan

2. Waketum FSJ (Forum Santri Jakarta)

3. Ketua Dewan Penasehat Forum Lintas Ormas (Flo) Jagakarsa, Jakarta

Selatan

4. Komisi Dakwah Anggota MUI DKI Jakarta

5. Majelis Tinggi Syariat Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta

6. Ketum Yayasan Al-Madinah Tanjung Barat, Jakarta Selatan

7. Ketua Dewan Pembina Kuliah Subuh Gabungan Jakarta Selatan

8. Anggota Dewan Pertimbangan Forum Ulama dan Habaib (FUHAB)

Jakarta Selatan

9. Alumni SABDA FKUB Provinsi DKI Jakarta tahun 2016

Kiai Sulaiman Rohimin sangat aktif mengikuti banyak organisasi

keagamaan didasari oleh motivasi beliau yang ingin terus menjaga keutuhan dan

ukhuwah antar umat beragama di Indonesia. Sebagai contoh, melalui Forum

Lintas Ormas (FLO), beliau menterjemahkan motivasi tersebut ke dalam

kehidupan sehari-hari. Beliau sangat aktif dan ingin selalu terjun langsung ke

dalam banyak organisasi sosial keagamaan untuk merawat keutuhan serta rasa

persaudaraan antar umat. Melalui ormas-ormas tersebut, beliau bisa menjadi

barisan terdepan yang dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat untuk

mengetahui permasalahan yang kerap terjadi.92

92 Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 80: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

67

C. Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017

1. Proses Politik dan Peta Koalisi

Pemilihan umum atau Pemilu merupakan gambaran ideal bagi sebuah

pemerintahan demokrasi di zaman modern ini. Indonesia sebagai negara yang

berlandaskan demokrasi juga turut melaksanakan Pemilu secara berkala

berdasarkan undang-undang. Proses pemilihan umum sangatlah dibutuhkan untuk

mengisi jabatan-jabatan politik tertentu baik di tingkat pusat maupun daerah.

Jabatan politik di daerah yang diisi melalui mekanisme pemilihan umum

diantaranya adalah Pemilihan Kepala Daerah atau disebut Pilkada. Pilkada secara

langsung oleh rakyat adalah salah satu upaya menghadirkan pemerintahan yang

demokratis di daerah. Adapun landasan hukum dari Pilkada secara langsung

adalah UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.93

Undang-

undang tersebut merupakan tonggak awal berlangsungnya Pilkada secara

langsung oleh rakyat.

Bagi DKI Jakarta sendiri, pelaksanaan Pilkada secara langsung sudah

berlangsung sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada tahun 2007, tahun 2012, dan tahun

2017. Dalam setiap pelaksanaannya, Pilkada di DKI Jakarta selalu mengundang

perhatian dari seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Hal ini terjadi karena

Jakarta merupakan Ibukota negara yang bisa dibilang juga sebagai barometer

perpolitikan nasional. Sebagai barometer perpolitikan nasional, banyak pengamat

93

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Page 81: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

68

politik yang berpendapat siapa yang mampu “berkuasa” di Jakarta maka jalan

untuk memenangi Pemilu Presiden amatlah besar.94

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dilaksanakan untuk menentukan Gubernur

dan Wakil Gubernur periode 2017-2022. Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPUD) DKI Jakarta sebagai lembaga pelaksana pemilu telah menetapkan jadwal

tahapan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, adapun tahapannya adalah sebagai

berikut:95

Tabel 2 Tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Pertama

Timeline Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Pertama

1. 3 Agustus – 7 Agustus 2016 Penyerahan syarat dukungan

perseorangan

2. 19 September – 21 September

2016 Pendaftaran calon

3. 19 September – 9 Oktober 2016 Verifikasi calon

4. 22 Oktober 2016 Penetapan calon

5. 23 Oktober 2016 Pengundian dan pengumuman nomor

urut

6. 26 Oktober 2016 – 11 Februari

2017 Masa kampanye dan debat publik

7. 12 Februari – 14 Februari 2017 Masa tenang

8. 15 Februari 2017 Pemungutan dan penghitungan suara

9. 16 Februari – 27 Februari 2017 Rekapitulasi suara

10. 8 Maret – 10 Maret 2017 Penetapan calon terpilih tanpa sengketa

Sumber: https://kompas.com/

Jika Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung dua putaran, KPUD DKI Jakarta

menetapkan tahapannya sebagai berikut:

94

Republika.co.id, ”Pengamat: Jakarta Memang Potensial Jadi Loncatan ke RI 1”,

https://m.republika.co.id, diakses pada hari Jumat, 14 Desember 2018, pukul 22.19 WIB. 95

Kompas.com, ”Ini Jadwal Tahapan Pilkada DKI 2017”, https://kompas.com, diakses

pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 15.26 WIB.

Page 82: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

69

Tabel 3 Tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua

Timeline Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua

1. 4 Maret 2017 Penetapan pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur putaran kedua

2. 5 Maret – 19 April 2017 Rekapitulasi daftar pemilih

3. 4 Maret – 15 April 2017 Sosialisasi

4. 6 April – 15 April 2017 Kampanye serta penajaman visi dan

misi

5. 16 April – 18 April 2017 Masa tenang

6. 19 April 2017 Pemungutan dan penghitungan suara

7. 20 April – 1 Mei 2017 Rekapitulasi suara

8. 5 Mei – 6 Mei 2017 Penetapan calon tanpa sengketa

Sumber: https://kompas.com/

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 diikuti oleh tiga pasang calon. Pasangan

petahana Basuki Thahaja Purnama (Ahok) berpasangan dengan Djarot Saiful

Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono berpasangan dengan Sylviana Murni, dan

yang terakhir Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno.96

Ketiga pasang Cagub dan

Cawagub saling bersaing berebut suara masyarakat Jakarta dengan koalisi partai

politik yang mereka bangun masing-masing. Adapun peta koalisi partai politik

pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Peta Koalisi Partai Politik Pilkada DKI Jakarta Putaran Pertama

Agus-Sylvi Ahok-Djarot Anies-Sandi

1. Partai Demokrat

2. PAN

3. PKB

4. PPP

1. PDIP

2. Partai Nasdem

3. Partai Hanura

1. Partai Gerindra

2. PKS

Sumber: https://m.detik.com/

96

Kompas.com, ”Pilkada DKI 2017 Resmi Diikuti Tiga Pasang Cagub-Cawagub”,

https://kompas.com, diakses pada hari Minggu, 16 Desember 2018, pukul 10.15 WIB.

Page 83: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

70

Banyaknya dukungan partai politik kepada pasangan Agus-Sylvi tidak

menjamin kemenangan dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Pasangan tersebut

hanya mendapatkan suara sebesar 937.955 suara atau sekitar 17,07%, berbanding

jauh dengan suara yang di dapat oleh dua pasangan lain yaitu Ahok-Djarot dan

Anies-Sandi. Pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara sebesar 2.364.577 suara

atau sebesar 42,99%, sedangkan pasangan Anies-Sandi memperoleh suara sebesar

2.197.333 atau sebesar 39,95%. Dengan hasil ini tidak ada pasangan Cagub-

Cawagub yang meraih suara di atas 50% + 1, sehingga KPU DKI Jakarta

memutuskan menggelar Pilkada putara kedua yang akan diikuti oleh dua pasangan

yang memperoleh suara tertinggi yaitu pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.97

Menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, terjadi pergeseran peta

koalisi partai politik pengusung. Kedua pasangan yang tersisa saling berebut

dukungan dari partai-partai pengusung Agus-Sylvi yang gagal melaju ke putaran

kedua. Seperti yang dilakukan oleh pasangan Anies-Sandi yang langsung bergerak

mendekati poros Cikeas yang dipimpin oleh Partai Demokrat untuk melakukan

penjajakan demi mendapatkan dukungan.98

Untuk mendapatkan dukungan dari

poros Cikeas, komunikasi politik yang intensif terus dilakukan oleh para petinggi

partai pengusung Anies-Sandi dengan petinggi partai yang berada dalam poros

Cikeas. Hasilnya, ada satu partai politik poros Cikeas yang mengalihkan

97

Detik.com, ”KPU Tetapkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Maju Putaran Dua Pilkada”,

https://m.detik.com, diakses pada hari Selasa, 21 Mei 2019, pukul 15.58 WIB. 98

Merdeka.com, ”Gerilya Anies-Sandi dan Partai Pengusung Dekati Poros Cikeas”,

https://m.merdeka.com, diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 13.31 WIB.

Page 84: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

71

dukungan ke pasangan Anies-Sandi, yaitu adalah Partai Amanat Nasional

(PAN).99

Sementara itu dari kubu Ahok-Djarot, PDIP mengingatkan kepada partai

pendukung Pemerintahan Jokowi-JK untuk memberikan dukungan juga kepada

Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.100

Seperti yang diketahui,

PPP, PKB, dan PAN merupakan partai-partai yang mendukung Pemerintahan

Jokowi-JK, sehingga PDIP sebagai motor penggerak partai pengusung Ahok-

Djarot mengharapkan partai-partai tersebut juga mendukung pasangan Ahok-

Djarot. Menanggapi sikap PAN yang mendeklarasikan dukungan kepada kubu

Anies-Sandi, PDIP menghormati sikap tersebut dan merasa tidak terganggu

dengan sikap yang diambil PAN.101

Tabel 5 Peta Koalisi Partai Politik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua

Ahok-Djarot Anies-Sandi

1. PDIP

2. Partai Nasdem

3. Partai Hanura

4. PPP

5. PKB

1. Partai Gerindra

2. PKS

3. PAN

Sumber: https://megapolitan.kompas.com/

99

Republika.com, ”PAN Merapat ke Anies-Sandi Ini Kata Kubu Ahok-Djarot”,

https://m.republika.co.id, diakses pada hari Selasa, 22 Mei 2019, pukul 13.35 WIB. 100

Indonesiasatu.co, ”PDIP Ingatkan Partai Pendukung Pemerintah Dukung Ahok-

Djarot, PPP Romi Bergeming”, https://indonesiasatu.co, diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019,

pukul 13.47 WIB. 101

Republika.com, ”PAN Merapat ke Anies-Sandi Ini Kata Kubu Ahok-Djarot”,

https://m.republika.co.id, diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 13.35 WIB.

Page 85: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

72

Pada akhirnya peta koalisi pada putaran kedua mengalami perubahan. Satu

partai yang tadinya mendukung Agus-Sylvi, mengalihkan dukungannya kepada

kubu Anies-Sandi, partai tersebut adalah PAN. Sementara itu dua partai lain yaitu

PKB dan PPP yang sebelumnya berada dalam poros Cikeas namun juga

merupakan partai pendukung Pemerintahan Jokowi-JK, mengalihkan dukungan

kepada kubu Ahok-Djarot. Sikap sebagai penyeimbang diambil oleh pemimpin

poros Cikeas pada putaran pertama yaitu Partai Demokrat.102

Dalam putaran kedua ini, pasangan Anies-Sandi dengan dukungan koalisi

tiga partai politik seperti pada tabel di atas, berhasil mengungguli pasangan Ahok-

Djarot dengan perolehan suara sebesar 3.240.987 atau dengan persentase 57,95%.

Sedangkan pasangan Ahok-Djarot dengan koalisi lima partainya mendapatkan

suara sebesar 2.350.366 dengan persentase 42,05%.103

Dengan hasil ini KPUD

DKI Jakarta menetapkan pasangan Anies-Sandi memenangkan pemilu dan

ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode 2017-2022.104

2. Dinamika Pilkada DKI Jakarta 2017

Pilkada DKI Jakarta memiliki rasa yang berbeda dibanding Pilkada

serentak lain yang sama-sama digelar pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan

Pilkada DKI Jakarta menjadi barometer perpolitikan nasional yang

menjadikannya titik krusial bagi partai politik dalam menentukan langkah mereka.

Status Jakarta sebagai Ibukota negara membuat Pilkada ini menjadi pertarungan

102 Kompas.com, ”Peta Baru Koalisi Parpol, Penentu Hasil Pilkada Jakarta 2017?”,

https://megapolitan.kompas.com., diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 14.03 WIB. 103

Detik.com, ”Hasil Pleno KPU DKI: Anies-Sandi 57,95%, Ahok-Djarot 42,05%”,

https://m.detik.com., diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 16.03 WIB. 104

Liputan6.com, “KPU Tetapkan Anies-Sandi Pemenang Pilkada DKI 2017 Hari Ini”,

https://m.liputan6.com, diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pukul 16.05 WIB.

Page 86: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

73

politik level nasional. Hal ini ditandai dengan terlibatnya tokoh-tokoh politik

sentral dalam perpolitikan nasional yang ikut memainkan peran yang cukup besar

dalam Pilkada kali ini. Terlibatnya tokoh-tokoh politik seperti Megawati

Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto yang menjadi

“King Maker” dari masing-masing kubu yang bertarung dalam Pilkada DKI

Jakarta, menjadikan pertarungan politik kali ini memiliki rasa yang berbeda,

bahkan banyak kalangan yang menyebut Pilkada rasa Pilpres.105

Lahirnya nama-

nama seperti Basuki Thahaja Purnama atau Ahok, Agus Harimurti Yudhoyono

dan Anies Baswedan untuk bertarung memperebutkan kursi DKI-1 merupakan

hasil dari peran sentral yang dilakukan para elit politik nasional ini.

Bagi warga Jakarta sendiri, terdapat dua pendapat yang berkembang di

tengah-tengah masyarakat. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Jakarta perlu

dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai track record baik dan hasil kerjanya

nyata untuk membenahi Jakarta ke arah yang lebih baik lagi. Sementara pendapat

lain berpandangan bahwa Jakarta harus dipimpin oleh suasana baru dan

menginginkan gubernur baru yang lebih santun dalam bersikap dan pro terhadap

rakyat kecil. Pendapat-pendapat ini terus berkembang dan melahirkan dinamika-

dinamika tersendiri di tengah masyarakat. Latar belakang, rekam jejak, dan

komposisi dukungan politik dari masing-masing calon menjadi perhatian dan

bahan diskusi tersendiri bagi masyarakat dan menjadi pertimbangan dalam

menentukan pilihan.106

105

Kompas.com, ”Pilkada Jakarta Rasa Pilpres, “Turun Gunungnya” Mega, SBY, dan

Prabowo”, https://nasional.kompas.com, diakses pada hari Jumat, 24 Mei 2019, pukul 14.18 WIB. 106

Republika.co.id, ”Dinamika Pilkada DKI”, https://m.republika.co.id, diakses pada hari

Jumat, 24 Mei 2019, pukul 14.44 WIB.

Page 87: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

74

Sejumlah peristiwa terjadi menjelang digelarnya Pilkada DKI Jakarta

2017. Peristiwa yang paling fenomenal adalah peristiwa kasus penistaan agama

yang menjerat Gubernur Basuki Thahaja Purnama atau Ahok yang juga menjadi

calon gubernur incumbent dalam Pilkada kali ini. Dampak dari kasus ini

menimbulkan datangnya tekanan dari ormas Islam dan para ulama-ulama Jakarta

kepada Pemerintah untuk segera memperoses kasus penistaan agama tersebut.

Kasus penistaan agama ini melahirkan unjuk rasa besar-besaran di Jakarta yang

dikenal dengan peristiwa Aksi Bela Islam 411 dan 212.107

Kasus ini membuat

elektabilitas Ahok tergerus selama Pilkada DKI Jakarta 2017 dan membuatnya

harus mendapatkan hukuman 2 tahun penjara setelah Pilkada digelar. Kasus

penistaan agama yang menjerat Ahok juga membuat tensi politik memanas, hal ini

ditandai dengan menguatnya politik identitas dan berkembangnya isu-isu SARA

di tengah masyarakat.108

Peristiwa lain yang mewarnai Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah munculnya

kasus-kasus yang menjerat para pasangan Cagub dan Cawagub. Selain kasus

penistaan agama, Ahok juga diterpa tudingan dugaan korupsi pembelian lahan

Rumah Sakit Sumber Waras109

dan reklamasi Jakarta. Selain Ahok, dugaan kasus

korupsi juga menerpa Sylviana Murni. Sylviana Murni diduga terjerat kasus

korupsi dana hibah bantuan sosial pramuka dan korupsi dana pembangunan

107

Republika.co.id, ”Ini 7 Rangkaian Aksi Bela Islam Sebelum Ahok Divonis 2 Tahun

Penjara”, https://m.republika.co.id, diakses pada hari Minggu, 16 Desember 2018, pukul 10.36

WIB. 108

Bbc.com, ”Isu SARA Meningkat di Pilkada DKI Jakarta, Salah Siapa?”,

https://bbc.com, diakses pada hari Jumat, 24 Mei 2019, pukul 15.10 WIB. 109

Bbc.com, ”KPK Periksa Ahok Terkait RS Sumber Waras”, https://bbc.com, diakses

pada hari Jumat, 24 Mei 2019, pukul 15.23 WIB.

Page 88: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

75

Masjid Al-Fauz di Jakarta Pusat.110

Peristiwa yang tidak kalah heboh adalah

tampilnya mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang telah mendapatkan grasi dari

Presiden Joko Widodo dan menuding SBY sebagai dalang dibalik kriminalisasi

yang menerpa dirinya sehingga membuatnya dihukum penjara 18 tahun. Peristiwa

ini tepat satu hari sebelum pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

SBY menganggap tuduhan Antasari Azhar terhadap dirinya dimaksudkan untuk

menjegal Agus Harimurti Yudhoyono yang sedang berkompetisi dalam Pilkada

DKI Jakarta 2017 dengan melempar fitnah sedemikian rupa.111

Meski minim peristiwa dibanding putaran pertama, sentimen politik

identitas masih menguat di tengah masyarakat jelang putaran kedua. Namun patut

disyukuri pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama dan kedua

berlangsung aman dan demokratis. Peristiwa-peristiwa di atas mengiringi

rangkaian Pilkada DKI Jakarta 2017 dan memiliki warna tersendiri bagi eskalasi

politik nasional.

3. Dukungan Politik Pasangan Calon

Dinamika yang terjadi selama Pilkada DKI Jakarta 2017 berkorelasi

dengan dukungan yang diterima oleh masing-masing pasangan calon. Sebagai

contoh, kasus penistaan agama yang menimpa Calon Gubernur petahana Basuki

Thahaja Purnama membuat dirinya semakin kehilangan dukungan dari pemilih

beragama Islam. Isu keagamaan yang dimobilisasi oleh tokoh-tokoh agama

membuat elektabilitas Ahok menurun hebat. Hal ini disampaikan oleh lembaga

110

Bbc.com, ”Kasus Dugaan Korupsi Sylviana Murni Akan Pengaruhi Elektabilitas”,

https://bbc.com, diakses pada hari Jumat, 24 Mei 2019, pukul 15.36 WIB. 111

Republika.co.id, ”SBY Tuding Antasari Ingin Jegal Anaknya dalam Pilkada DKI”,

https://m.republika.co.id, diakses pada hari Jumat, 24 Mei 2019, pukul 15.48 WIB.

Page 89: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

76

survei Indikator Politik Indonesia. Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei

“Kinerja Petahana dan Efek SARA dalam Pilkada DKI Jakarta” di kantor

Indikator yang berada di kawasan Cikini.112

Sejak bergulirnya kasus penistaan

agama selama beberapa bulan terakhir, membuat tingkat ketidaksukaan terhadap

Ahok meningkat. Selain dampak dari kasus ini, sikap Ahok yang dinilai tidak

ramah dan kurang santun menjadi faktor turunnya dukungan terhadap Gubernur

petahana ini.

Seperti yang kita ketahui, kasus penistaan agama yang menimpa Ahok

melahirkan unjuk rasa besar-besaran di Jakarta yang dikenal dengan peristiwa

Aksi Bela Islam 411 dan 212.113

Spirit dari Aksi Bela Islam ini menjadi simpul

baru makin kuatnya penolakan terhadap Ahok untuk memimpin Jakarta dan

berdampak pada makin solidnya dukungan dari para ulama dan ormas Islam

kepada dua pasangan lain yaitu kepada kubu Agus-Sylvi dan Anies-Sandi.

Selepas putaran pertama, di mana pasangan Agus-Sylvi gagal melangkah ke

putaran kedua, dukungan dari para ulama dan ormas Islam semakin merujuk

kepada pasangan Anies-Sandi.114

Forum Ulama dan Habaib (Fuhab) Jakarta menyatakan mendukung Anies-

Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Pernyataan dukungan ini terjadi

setelah Anies-Sandi bertemu dengan anggota Fuhab di daerah Cipinang

112

Tribunnews.com, ”Survei Indikator: Dukungan ke Ahok-Djarot Turun karena Ucapan

Ahok soal Al-Maidah”, https://m.tribunnews.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul

15.26 WIB. 113

Republika.co.id, ”Ini 7 Rangkaian Aksi Bela Islam Sebelum Ahok Divonis 2 Tahun

Penjara”, https://m.republika.co.id, diakses pada hari Minggu, 16 Desember 2018, pukul 10.36

WIB. 114

Winnetnews.com, ”Anies-Sandi Sukses dapat Dukungan Dari Relawan AHY dan

Ulama di Jakarta Utara”, https://m.winnetnews.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul

15.45 WIB.

Page 90: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

77

Cempedak, Jakarta Timur, Kamis 23 Februari 2017.115

Dukungan terhadap

pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 juga datang dari ulama

Betawi.116

Ormas Islam yang sedari dulu paling bersebrangan dengan Ahok yaitu

FPI pun, memastikan tidak akan mendukung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta

2017.117

FPI akan mendukung Agus dan Anies dalam Pilkada DKI Jakarta kali ini.

Sikap FPI ini memang tidak diragukan lagi, karena memang semenjak Ahok

menjabat sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur Jakarta pun, FPI selalu

bersebrangan dengan Ahok. Ditambah lagi kasus penistaan agama yang menimpa

Ahok menjadikan FPI sebagai motor penggerak barisan “Anti Ahok”.

Tidak semua kalangan Islam memberikan dukungan kepada pasangan

Anies-Sandi maupun Agus-Sylvi. Ada beberapa kelompok masyarakat Islam yang

juga mendeklarasikan untuk pasangan Ahok-Djarot. Seperti dukungan yang

diberikan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta yang menyatakan

mendukung Ahok-Djarot. Mereka menganggap mendukung Ahok-Djarot

merupakan pilihan yang amat rasional melihat kinerja yang diberikan oleh

pasangan petahana ini selama memimpin Jakarta. Untuk kasus penistaan agama

yang menimpa Ahok, mereka mempercayakan kasus itu kepada kepolisian.118

Selain Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, organisasi sayap Nahdlatul

Ulama (NU) yaitu Gerakan Pemuda (GP) Ansor juga memberikan dukungannya

115

Kompas.com, ”Forum Ulama dan Habaib Nyatakan Dukung Anies-Sandiaga”,

https://megapolitan.kompas.com , diakses pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 07.20 WIB. 116

Pks.id, ”Ulama Betawi Ajak Warga Menangkan Anies Sandi”, https://pks.id., diakses

pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 08.20 WIB. 117

Merdeka.com, ”Tak anggap Ahok, FPI sebut Pilgub DKI Cuma Pertarungan Agus dan

Anies”, https://m.merdeka.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul 16.05 WIB. 118

Beritasatu.com, ”Ikatan Muhammadiyah DKI Dukung Ahok-Djarot”,

https://beritasatu.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul 16.19 WIB.

Page 91: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

78

terhadap Ahok-Djarot.119

Dari kalangan ulama, dukungan juga terpecah kepada

para pasangan calon. Sebagai contoh, pada saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017

memasuki putaran kedua di mana hanya tinggal menyisakan dua pasangan calon

yaitu pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, dukungan dari para ulama Betawi

juga terpecah. Jika diidentifikasi, maka dukungan dari para ulama Betawi kepada

pasangan calon dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Peta Dukungan Ulama Betawi

Anies-Sandi Ahok-Djarot

1. K.H. Mahfud Asirun

2. K.H. Abdurahman Shoheh

3. K.H. Syarifudin Abdul

Ghani

4. K.H. Abdul Rasyid

Abdullah Syafi’i

5. K.H. Kazruni

6. K.H. Adnan Idris

7. K.H. Sulaiman Rohimin

8. K.H. Nusasi

9. K.H. Nasir Zein

10. K.H. Syahroni Hadi

11. K.H. Kalimulak

12. K.H. Zarkasi Saiman

13. K.H. Fakhrurozi Ishaq

14. K.H. Mulky

15. K.H. Ahmad Fauzi

16. K.H. Maulana Kamal

Yusuf

17. K.H. Yusuf Aman

1. K.H. Ahmad Suhaedi

2. K.H. Rusli Shidiq

3. K.H. Zuri Yaqub

4. K.H. Muhidin Ishaq

5. K.H. Abdul Hainaim

6. K.H. Ahmad Shodri

7. K.H. Anshori Yaqub

8. K.H. Ghafur Ali

9. K.H. Fathan

10. K.H. Fadhli

Sumber: Diolah dari data Sekretariat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU)

Provinsi DKI Jakarta

119

Tribunnews.com, ”Dukung Ahok-Djarot, GP Ansor: Kami Tolak Gubernur yang

Didukung Islam Radikal”, https://m.tribunnews.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul

15.28 WIB.

Page 92: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

79

Dari data di atas dapat disimpulkan, bahwa hampir sebagian besar ulama

Betawi mendukung pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Namun, terdapat juga ulama-ulama Betawi yang memberikan dukungan kepada

pasangan Ahok-Djarot karena telah dianggap memberikan perubahan yang cukup

signifikan kepada kota Jakarta. Bagi para ulama Betawi yang mendukung

pasangan Anies-Sandi, meskipun Anies Baswedan maupun Sandiaga Uno

bukanlah keturunan Betawi, para ulama memiliki kepercayaan yang tinggi kepada

mereka. Mereka dianggap dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi kota

Jakarta. Selain itu, faktor keagamaan juga menjadi alasan para ulama Betawi

mendukung Anies-Sandi ketimbang Ahok-Djarot.

Kemudian dari sisi dukungan partai politik, pasangan Ahok-Djarot juga

mendapatkan dukungan dari partai-partai yang berlandaskan Islam pada Pilkada

Jakarta putaran kedua. Partai Keadilan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) adalah partai-partai yang ber-ideologi Islam yang

memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot dan sama sekali tidak terpengaruh

isu-isu keagamaan yang terjadi selama Pilkada DKI Jakarta 2017.120

Di luar dukungan-dukungan dari ormas-ormas serta dukungan dari partai

politik, dukungan dari komunitas-komunitas, tokoh-tokoh publik maupun artis

Ibukota juga turut mewarnai Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal ini membuktikan

Pilkada DKI Jakarta memang mandapatkan perhatian yang cukup tinggi dari

masyarakat Jakarta.

120 Detik.com, ”Djarot: PKB dan PPP Kubu Romi Merapat, Tinggal Deklarasi Formal”,

https://m.detik.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul 16.39 WIB.

Page 93: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

80

Sementara itu, peta dukungan pemilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017

diprediksi memiliki korelasi dengan peta dukungan pemilih pada Pilpres 2014

yang lalu. Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) memaparkan hasil

penelitan yang menyatakan bahwa pemilih Jokowi-JK memiliki kecenderungan

memilih pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada Jakarta. Sementara pemilih

Prabowo-Hatta pada Pilpres yang lalu, memiliki kecenderungan memilih

pasangan Agus-Sylvi maupun Anies-Sandi.121

4. Wilayah Jakarta Selatan Sebagai Basis Dukungan Ulama Kepada

Pasangan Anies-Sandi

Masyarakat di DKI Jakarta terdiri dari banyak etnis dan suku bangsa.

Sebagai sebuah ibukota negara, Jakarta bisa dibilang sebagai tempat semua orang

mencari penghidupan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

2010, terdapat 3 (tiga) suku yang dominan di Jakarta. Tiga suku tersebut ialah

suku Jawa dengan jumlah persebaran penduduk di Jakarta sebesar 3.453.453 jiwa

atau jika dipersentasekan sebesar 36,17%, kemudian ialah suku Betawi dengan

jumlah persebaran pendudukan sebesar 2.700.722 jiwa atau sebesar 28,29%, dan

terbesar ketiga ialah suku Sunda dengan jumlah persebesaran penduduk di Jakarta

sebesar 1.395.025 atau sebesar 14,61%.122

121

Kompas.com, ”Seperti Apa Peta Dukungan Pemilih pada Pilkada DKI 2017?”,

https://m.megapolitan.kompas.com, diakses pada hari Sabtu, 25 Mei 2019, pukul 17.00 WIB. 122

Agus Joko Pitoyo, “Dinamika Perkembangan Etnis di Indonesia dalam Konteks

Persatuan Negara”, Yogyakarta: Jurnal Populasi, Vol. 25. No.1, Tahun 2017 [jurnal on-line], http://jurnal.ugm.ac.id, hlm.64-81.

Page 94: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

81

Jumlah persebaran penduduk Betawi di Jakarta masih bisa dikategorikan

cukup besar. Meskipun sebagai penduduk asli yang seharusnya mereka

menempati posisi pertama di Jakarta, tidak bisa dipungkiri memang masyarakat

Jawa lah yang persebarannya paling besar di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta.

Sebagai sebuah suku dan etnis asli dari Jakarta, masyarakat Betawi tentunya

masih memperhatikan dan menjalankan petuah dari tokoh-tokoh Betawi itu

sendiri, untuk menjaga eksistensi etnis Betawi tetap terjaga di tanah Jakarta. Salah

satu tokoh yang di dengar petuahnya oleh masyarakat Betawi ialah para ulama

Betawi.

Jakarta Selatan merupakan salah kota administrasi dari 6 (enam)

kabupaten/kota administrasi di Provinisi DKI Jakarta. Secara geografis, Kota

Administrasi Jakarta Selatan berbatasan langsung dengan Kota Administrasi

Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kota Tangerang, Tangerang Selatan

dan Kota Depok. Batas-batas wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah

sebagai berikut: Batas wilayah utara dibatasi oleh Banjir Kanal, Jalan Sudirman,

Kecamatan Tanah Abang, Jalan Kebayoran Lama, dan Kebon Jeruk. Batas

wilayah timur dibatasi oleh Kali Ciliwung. Batas wilayah barat dibatasi oleh

Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang dan Kota Tangerang

Selatan. Batas wilayah selatan dibatasi oleh Kotamadya Depok, Provinsi Jawa

Barat. Kota Administrasi Jakarta Selatan memiliki wilayah seluas 141.37 km²,

Page 95: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

82

yang terbagi ke dalam 10 Kecamatan, 65 Kelurahan, 571 Rukun Warga (RW) dan

6.379 Rukun Tetangga (RT).123

Gambar 1 Peta Kota Administrasi Jakarta Selatan

Terdapat 10 (sepuluh) kecamatan yang berada di dalam Kota Administrasi

Jakarta Selatan, kecamatan itu adalah Kecamatan Jagakarsa, Kecamatan Pasar

Minggu, Kecamatan Cilandak, Kecamatan Pesanggrahan, Kecamatan Kebayoran

Lama, Kecamatan Kebayoran Baru, Kecamatan Mampang Prapatan, Kecamatan

Pancoran, Kecamatan Tebet, dan Kecamatan Setia Budi. Dari total luas wilayah

123

Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Adminitrasi Jakarta

Selatan Dalam Angka 2018, (Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan, 2018), hlm. 5.

Page 96: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

83

sebesar 141.37 km², Kecamatan Jagakarsa merupakan kecamatan dengan luas

wilayah terbesar dengan total luas wilayah sebesar 24.87 km², dan kecamatan

dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Mampang Prapatan dengan luas

wilayah 7.73 km².124

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota

Adminitrasi Jakarta Selatan tahun 2017, jumlah penduduk di Kota Administrasi

Jakarta Selatan ialah sebanyak 2.226.830 jiwa, dengan rincian sebanyak 1.114.688

penduduk laki-laki dan 1.112.142 penduduk perempuan.125

Tabel 7 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017

Putaran Pertama

Perolehan

Suara Paslon

Jakarta

Barat

Jakarta

Pusat

Jakarta

Selatan

Jakarta

Timur

Jakarta

Utara

Kepulauan

Seribu Jumlah

Akhir

Agus-Sylvi

202.374

(16,1%)

101.524

(17,8%)

177.543

(14,8%)

309.293

(19,4%)

141.836

(16,5%)

3.891

(27,3%)

936.461

(17,06%)

Ahok-Djarot

610. 172

(48,6%)

244.581

(43,0%)

464.246

(38,7%)

617.621

(38,8%)

415.633

(48,4%)

5.532

(38,8%)

2.357.785

(42,96%)

Anies-Sandi

443.483

(35,3%)

222.933

(39,2%)

556.890

(46,5%)

664.296

(41,7%)

301.077

(35,1%)

4.851

(34,0%)

2.193.530

(39,97%)

Tingkat

Partisipasi

Pemilih

75, 2% 76,5% 75,6% 79,3% 78,2% 81,4% 78,0%

Sumber: Diolah dari Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta

124

Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Adminitrasi Jakarta

Selatan Dalam Angka 2018, hlm. 5-15. 125

Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Adminitrasi Jakarta

Selatan Dalam Angka 2018, hlm. 47.

Page 97: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

84

Tabel 8 Perolehan Suara Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017

Putaran Kedua

Perolehan

Suara Paslon

Jakarta

Barat

Jakarta

Pusat

Jakarta

Selatan

Jakarta

Timur

Jakarta

Utara

Kepulauan

Seribu Jumlah

Akhir

Ahok-Djarot

611. 801

(47,2%)

243.574

(42,3%)

459.753

(37,9%)

612.630

(38,2%)

418.096

(47,3%)

5.391

(38,0%)

2.351.245

(42,05%)

Anies-Sandi

685.079

(52,8%)

332.803

(57,7%)

754.140

(62,1%)

992.946

(61,8%)

466.568

(52,7%)

8.796

(62,0%)

3.240.332

(57,95%)

Tingkat

Partisipasi

Pemilih

77, 2% 76,6% 76,4% 80,0% 78,8% 80,4% 78,0%

Sumber: Diolah dari Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa kota Jakarta Selatan

menjadi kota administrasi yang menghasilkan suara dengan jumlah persentase

yang paling besar bagi pasangan Anies-Sandi jika dibandingkan dengan kota-kota

administrasi lainnya yang ada di Jakarta pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017

baik itu dalam putaran pertama maupun putaran kedua. Jakarta Selatan selalu

konsisten menghasilkan persentase tertinggi perolehan suara bagi pasangan Anies

Sandi.

Jakarta Selatan dikenal dengan sebagai salah satu wilayah di Provinsi DKI

Jakarta yang memiliki tingkat religiusitas yang cukup tinggi. Hal ini tidak terlepas

dari terdapatnya ulama-ulama besar Betawi yang memiliki kharisma yang cukup

kuat yang lahir dan besar di Jakarta Selatan. Guru Mughni dan Muallim K.H.

Page 98: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

85

Abdullah Syafi’i merupakan contoh ulama Betawi terdahulu yang begitu tersohor

namanya dan memiliki peran yang begitu besar dalam perkembangan Islam di

Jakarta Selatan.

Selama Pilkada Jakarta berlangsung, beberapa masjid di Jakarta kerap kali

melaksanakan kegiatan pengajian, khotbah, maupun ceramah untuk mendukung

calon gubernur muslim. Berdasarkan data yang penulis temukan, setidaknya ada

beberapa masjid yang menggelar kegiatan mendukung calon gubernur muslim.

Masjid Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Masjid Raya Al-Ittihad,

Tebet, Jakarta Selatan, dan Masjid Asy-Syafi’iyah, Tebet, Jakarta Selatan, adalah

masjid-masjid yang melakukan kegiatan untuk mendukung calon gubernur

muslim.126

Masjid Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menjadi salah satu

pusat gerakan umat Islam dalam memberikan dukungan kepada calon gubernur

muslim yaitu Anies-Sandi. Sejumlah ulama berpengaruh di Jakarta beberapa kali

menyampaikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandi, seperti K.H. Al-

Khaththath, K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, K.H. Nasir Zein, dan Habib Ali

Abdurrahman Assegaf. Beberapa kali Anies Baswedan dan Sandiaga Uno juga

turut hadir di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.127

Deklarasi dukungan kepada Anies-Sandi juga dilakukan Jamaah Masjid,

Musholla, dan Majelis Taklim se-Kecamatan Tebet yang digelar di Masjid Raya

126

Tirto.id, ”Menggalang Suara Pilgub Jakarta via Masjid”, https://tirto.id, diakses pada

hari Selasa, 18 Juni 2019, pukul 00.21 WIB. 127 Tirto.id, ”Ruang Politis Masjid dalam Gerakan ‘Tamasya Al-Maidah’ ”, https://tirto.id,

diakses pada hari Selasa, 18 Juni 2019, pukul 00.45 WIB.

Page 99: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

86

Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan.128

Dalam deklarasi ini, hadir sejumlah ulama

yang berdomisili di Kecamatan Tebet seperti K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafi’i, K.H. Nasir Zein, dan Habib Ali Abdurrahman Assegaf. Pembacaan

deklarasi dukungan kepada Anies-Sandi sendiri dipimpin langsung oleh K.H.

Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i.

Beberapa data di atas membuktikan bahwa masjid-masjid di Jakarta

Selatan memang menjadi episentrum umat muslim dalam memberikan dukungan

kepada calon gubernur muslim Anies-Sandi. Warga Jakarta Selatan yang dikenal

religius, memang sangat mematuhi petuah maupun nasihat yang disampaikan oleh

para ulama. Sehingga sangatlah mungkin mobilisasi dukungan yang dilakukan

oleh para ulama di Jakarta Selatan menimbulkan dampak yang begitu besar bagi

kemenangan pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan.

128 Tirto.id, ”Ada Deklarasi Dukung Anies-Sandi Sebelum Konpres Tamasya Al-

Maidah”, https://tirto.id, diakses pada hari Selasa, 18 Juni 2019, pukul 00.49 WIB.

Page 100: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

87

BAB IV

PERTIMBANGAN SERTA PERAN ULAMA BETAWI DALAM

MENDUKUNG DAN MEMENANGKAN PASANGAN ANIES-SANDI

PADA PILKADA DKI JAKARTA 2017 DI JAKARTA SELATAN

Kemenangan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017

tentunya didukung oleh banyak faktor. Salah satu faktornya ialah keterlibatan

ulama Betawi dalam Pilkada. Pada bab ini, penulis memaparkan hasil temuan

penulis di lapangan mengenai keterlibatan ulama Betawi dalam usaha mereka

memenangkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang mereka

dukung. Pada bab ini, dipaparkan juga hal-hal apa saja yang menjadi

pertimbangan para ulama Betawi dalam menentukan pilihan politiknya.

A. Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 dalam Perspektif Ulama Betawi

Ulama Betawi merupakan figur pemuka agama yang sampai saat ini masih

sangat diterima dan didengar petuahnya di dalam masyarakat Jakarta. Semua

ulama Betawi bergelar Kiai atau Kiai Haji.129

Faktor Kesejarahan dan tradisi

keilmuan yang sejak lama hadir di Jakarta, membuat ketokohan dari para ulama

Betawi ini tidak tergerus oleh zaman. Sebagai tokoh yang selalu hadir di tengah-

tengah masyarakat, ulama Betawi kerap kali menyampaikan pandangan-

pandangan mereka mengenai suatu permasalahan yang sedang terjadi di

masyarakat kepada murid-muridnya maupun kepada masyarakat luas. Selain itu,

129

Rakhmat Zailani Kiki, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), hlm. 27.

Page 101: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

88

ulama Betawi juga senantiasa menyampaikan hal-hal apa saja yang harus

diperhatikan oleh masyarakat di dalam kehidupan dunia ini. Salah satunya adalah

pentingnya seorang pemimpin yang memiliki kompetensi, kualitas, dan integritas

untuk memimpin masyarakat. Pemimpin merupakan kunci untuk menjamin agar

hal-hal baik selalu hadir di tengah-tengah masyarakat Jakarta.

Bagi ulama Betawi, kepemimpinan di Jakarta atau soal Gubernur Jakarta

menjadi sangat penting, karena seorang penguasa akan memiliki kemampuan

untuk berbuat apa saja, bisa itu hal yang positif bisa juga hal yang negatif.

Gubernur DKI Jakarta adalah seseorang yang akan mengatur banyak hal, dari

mulai jalannya roda pemerintahan hingga mengurusi hal-hal besar maupun kecil

di dalam masyarakat melalui kebijakan-kebijakan maupun instruksi-instruksi yang

akan dikeluarkan. Melalui mekanisme yang ada saat ini dalam memilih pemimpin

yaitu melalui Pilkada, ulama Betawi menganggap momentum Pilkada menjadi

sangat penting. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh K.H. Sulaiman Rohimin

sebagai berikut:

“Pilkada Jakarta ini penting karena kita memilih manajer atau memilih

seseorang yang akan mengatur roda kepemerintahan yang ada di DKI

khususnya, makanya akan kita cari orang yang punya visioner, amanah,

kemudian cara pandang dan keinginannya dengan masyarakat Ibukota itu

sama, apalagi Ibukota terkenal dengan religius dan religius ini harus di

topang dengan akidah nasionalisme dan agamis.”130

Hubungan Islam dan Jakarta sudah terjalin sangat lama, bahkan sudah

terjalin sejak zaman penjajahan. Ulama Betawi menganggap bahwa akidah-akidah

keislaman sudah lama tertanam pada masyarakat Jakarta, sehingga kemudian

130

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 102: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

89

menjadikan Jakarta dikenal dengan kota yang religius. Kota yang religius ini

haruslah di topang dengan dengan akidah nasionalis dan agamis yang kuat. Hal ini

bisa direpresentasikan melalui pemimpinnnya, dalam konteks ini adalah Gubernur

Jakarta. Hal ini juga disampaikan oleh K.H. Sulaiman Rohimin sebagai berikut:

“...kita melihat sebuah bangsa, negara, ataupun penduduk, atau wilayah

bagaimana pejabatnya, bagaimana gubernurnya, bagaimana bupatinya, dan

dia akan mewarnai masyarakatnya. Bangsa itu tergantung yang memimpin,

rusak pemimpin rusak bangsa, terutama akhlak. Nah Jakarta identik

dengan masyarakat yang agamis, makanya kita mempersiapkan kader

pemimpin yang sesuai dengan visi pesantren, visi masjid, visi budaya

Betawi.”131

Menyadari betapa pentingnya urgensi kepemimpinan di Jakarta, ulama

Betawi mempunyai pertimbangan-pertimbangan tersendiri untuk menentukan

pilihan politiknya. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh K.H. Sulaiman

Rohimin, ulama Betawi akan membantu menyiapkan kader pemimpin yang sesuai

dengan visi masyarakat Jakarta dan umat Islam Jakarta.

Senada dengan K.H. Sulaiman Rohimin, K.H. Muhammad Nursasi juga

berpendapat sebagai berikut:

“...yang namanya penguasa itu dia bisa berbuat sesuatu apa saja baik itu

sesuatu yang positif maupun sesuatu yang negatif. Tentunya bagi kita buat

seseorang yang beriman, harus berusaha agar Islam tidak surut cahaya di daerah

Betawi ini di Jakarta dan juga bagaimana umat Islam ini dengan tenang

menjalankan ibadah-ibadahnya, hal itu salah satunya bisa melalui memilih

pemimpin yang berkualitas, yang mengerti cara menyejahterakan umat Islam.”132

131

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 132

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei

2019, pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta

Selatan.

Page 103: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

90

Bagi para ulama Betawi, urgensi kepemimpinan Gubernur Jakarta menjadi

sesuatu yang sangat penting. Umat Islam Jakarta merasa eksistensi mereka mulai

goyah dengan kepemimpinan Ahok dalam beberapa tahun terakhir.

Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang kontroversi membuat umat Islam

Jakarta merasa dirugikan.133

Di sinilah akhirnya para ulama Betawi turun tangan

ke gelanggang politik memperjuangkan kesejahteraan umat dengan cara

mendukung calon gubernur yang pro terhadap umat Islam demi menjaga

keberkahan dari Allah SWT.

Para ulama Betawi menginginkan Gubernur Jakarta yang memiliki

integritas, kepercayaan, kesantunan, serta memiliki visi yang sama dengan

masyarakat Jakarta, terutama satu visi dengan umat Islam Jakarta. Tidak bisa

dipungkiri, hubungan Islam dan Jakarta sudah terjalin sejak lama dan begitu

mengakar kuat ajaran serta kebudayaannya. Para ulama Betawi ingin memastikan

hubungan antara Islam dan Jakarta yang sudah terjalin sejak lama itu tetap

berlangsung hingga masa modern ini. Kepemimpinan Gubernur Jakarta adalah

salah satu cara untuk memastikan hal itu tetap terjalin. Inilah mengapa para ulama

Betawi begitu antusias untuk ikut berperan dalam Pilkada DKI Jakarta tahun

2017.

Dalam perspektifnya, para ulama Betawi berpandangan bahwa untuk

menegakkan agama dan mewujudkan kesejahteraan umat Islam, terkhusus lagi

bagi umat Islam di Jakarta, salah satu caranya adalah dengan memenangkan calon

gubernur muslim yang berkontestasi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Hal

133

Voa-Islam.com, ”16 Alasan Umat Islam Menolak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta”,

https://voa-islam.com, diakses pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 20.47 WIB.

Page 104: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

91

ini dipertegas oleh ulama kharismatik Betawi K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i

yang mengatakan:

“...dari awal memang kami berkomitmen untuk secara konstan mendukung

calon gubernur muslim yang perduli akan kesejahteraan umat dan niat

menegakkan agama Allah di tanah Betawi ini, meskipun ada dinamika

yang terjadi di masyarakat, atas izin Allah SWT, kalau memang niat dan

tujuannya tulus serta mulia pasti akan dipermudah di kabulkan.

Alhamdulilah.”134

Hal yang disampaikan para ulama Betawi tentang pentingnya urgensi

kepemimpinan di Jakarta sesuai dengan apa yang dijabarkan oleh salah satu

pemikir politik muslim yaitu Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa

pemimpin merupakan bayangan Tuhan di muka bumi dengan tujuan menegakkan

agama dan mewujudkan kemaslahatan umat.135

Dari hal ini bisa disimpulkan,

bahwa momentum Pilkada DKI Jakarta digunakan betul oleh para ulama Betawi

untuk memperjuangkan kemaslahatan umat muslim Jakarta dengan cara

mendukung calon gubernur yang berpihak kepada umat Islam. Keberpihakan itu

rasanya sulit tercapai bila pemimpin Jakarta bukanlah seorang muslim, karenanya

dibutuhkan pemimpin muslim yang memang benar-benar mengerti permasalahan

masyarakat Jakarta secara umum, dan umat Islam Jakarta pada khususnya,

sehingga kemaslahatan dapat tercapai dan agama bisa ditegakkan. Tentunya para

ulama Betawi sebagai figur terpandang di tengah masyarakat Jakarta tidak boleh

sembarangan dalam menentukan pilihan kepada seorang pemimpin, karena apa

yang mereka sampaikan bisa dijadikan referensi oleh umat dalam menentukan

134

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan. 135

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI-Press, 2008), hlm. 89.

Page 105: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

92

pemimpinnya. Para ulama Betawi pastinya mempunyai pertimbangan tersendiri

dalam menyeleksi calon pemimpin yang akan mereka dukung.

B. Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Ulama Betawi dalam

Mendukung Anies-Sandi

Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Jakarta, para ulama Betawi

pastinya merasakan betul bagaimana kepemimpinan setiap Gubernur Jakarta

berlangsung. Tentunya setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan,

pendekatan, dan pola pikir yang berbeda-beda dalam menyelesaikan sebuah

permasalahan. Tidak semua Gubernur Jakarta mempunyai hubungan baik dengan

para tokoh agama yang ada di Jakarta, terutama hubungan baik dengan ulama

Betawi. Pro dan kontra kerap kali mewarnai kebijakan yang dikeluarkan oleh

Gubernur Jakarta dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Ketika sebuah kebijakan itu didukung oleh kalangan ulama, pastinya

kebijakan itu bisa berjalan dengan baik tanpa adanya protes. Sebaliknya, jika

sebuah kebijakan mendapatkan protes keras dari kalangan ulama dengan

bermacam-macam alasan, pastinya terjadi ketegangan antara pihak ulama dan

penguasa, dari ketegangan ini akan menimbulkan dinamika yang terjadi di dalam

masyarakat. Tidak bisa dipungkiri, pengaruh ulama Betawi di dalam masyarakat

Jakarta masih sangat kuat hingga saat ini.

Sebagai contoh, Gubernur Jakarta periode 2012-2017 yaitu Basuki

Thahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok, adalah salah satu Gubernur

Jakarta yang memiliki hubungan kurang baik dengan para ulama Betawi dan juga

beberapa ormas Islam. Naiknya Ahok sebagai Gubernur Jakarta menggantikan

Page 106: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

93

Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014,

sudah mendapatkan penolakan dari ormas Islam dan beberapa ulama yang ada di

Jakarta.136

Penolakan ini terjadi lantaran Ahok dinilai terlalu arogan selama

mendampingi Jokowi dalam menjalankan kepemimpinan di Jakarta. Tidak hanya

berhenti sampai disitu, para ulama Betawi dan sejumlah ormas Islam juga

membentuk perkumpulan yang bernama Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) yang

dalam tuntutannya juga menolak Ahok sebagai Gubernur Jakarta.137

Berawal dari

penolakan-penolakan yang terjadi ini, membuat hubungan antara Ahok sebagai

Gubernur Jakarta yang menggantikan Jokowi dengan ulama Betawi dan sejumlah

ormas Islam, berjalan tidak harmonis bahkan cenderung memanas.

Semasa menjadi Gubernur Jakarta, Ahok beberapa kali mengeluarkan

kebijakan yang dinilai kontroversial, dan kerap kali mendapatkan protes keras dari

kalangan ulama Betawi dan sejumlah ormas Islam. Protes ini terjadi lantaran

kebijakan yang Ahok keluarkan dianggap mendiskreditkan umat Islam dan

merusak tradisi keagamaan yang sudah lama ada dan mengakar kuat menjadi

budaya. Ketidaksepahaman yang terjadi antara Gubernur Ahok dan ulama Betawi

membuat hubungan diantara mereka menjadi semakin tidak harmonis.

Hal ini semakin diperparah ketika kasus penistaan agama mencuat

kepermukaan. Ucapan Ahok di Kepulauan Seribu yang menyinggung ayat Al-

Quran yaitu ayat 51 surat Al-Maidah, dinilai sejumlah kalangan telah menistakan

136

Republika.co.id, ”Hari ini, 6000 Massa FPI Demo Tolak Ahok Jadi Gubernur”,

https://republika.co.id, diakses pada hari Selasa, 10 Juni 2019, pukul 21.45 WIB. 137

Panjimas.com, ”Allahu Akbar! Ulama Betawi Kumpul Bentuk Gerakan Masyarakat

Jakarta Tolak Ahok”, https://panjimas.com, diakses pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 22.45

WIB.

Page 107: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

94

Al-Quran dan menistakan agama Islam.138

Para ulama Betawi dan juga ormas

Islam bereaksi keras atas kejadian tersebut, dan semakin mempertajam

ketidakharmonisan diantara Gubernur Ahok dan para ulama Betawi.

Ketidakharmonisan ini terus mengalir hingga akhirnya bermuara pada kesimpulan

bahwa para ulama Betawi tidak ingin dipimpin lagi oleh Gubernur Ahok.

Kesimpulan tersebut diaplikasikan oleh para ulama Betawi dalam Pilkada

DKI Jakarta tahun 2017. Dalam kontestasi tersebut, ulama Betawi sangat condong

memberikan dukungan kepada calon gubernur di luar Ahok. Pada Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017, Ahok maju kembali sebagai calon gubernur petahana dan

berlawanan dengan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Dari data

yang penulis dapatkan, para ulama Betawi condong memberikan dukungan politik

kepada calon gubernur muslim. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh K.H.

Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i sebagai berikut:

“Bagi kami sendiri siapa saja yang akan menjadi Gubernur Jakarta tidak

apa-apa asal jangan Ahok. Kami tentunya berharap pemimpin muslim

yang juga dekat dengan alim ulama, bukan hanya sekedar Islam di KTP

saja. Dekat dengan ulama, umat Islam, dekat dengan masyarakat Betawi

yang agamis...”139

Menjadi pertanyaan kembali ketika ternyata terdapat 2 (dua) calon

gubernur muslim yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, yaitu Anies

Baswedan dan juga Agus Harimurti Yudhoyono. Hal ini menimbulkan

pertanyaan, kepada siapakah ulama Betawi menentukan pilihannya diantara 2

138

Kumparan.com, ”Ucapan Ahok di Pulau Seribu Dinilai Sebagai Puncak Penodaan

Agama”, https://m.kumparan.com, diakses pada hari Rabu, 10 Juli 2019, pukul 01.23 WIB. 139

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 108: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

95

(dua) calon gubernur muslim tersebut. Setidaknya ada 3 (tiga) alasan utama dari

para ulama Betawi dalam menentukan pilihan kepada siapa mereka akan

mendukung cagub dan cawagub yang akan berlaga pada Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017, alasan tersebut ialah: 1) faktor ketokohan calon; 2) faktor rekam

jejak; 3) faktor keberpihakan kepada umat Islam. Dari ketiga alasan utama itu,

para ulama Betawi memilih pasangan Anies-Sandi untuk mereka dukung pada

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

1. Faktor Ketokohan Calon

Faktor ketokohan dari para calon gubernur dan calon wakil gubernur

merupakan hal yang penting bagi para ulama Betawi dalam menentukan pilihan

politiknya. Para ulama Betawi berpendapat, ketokohan dari para calon merupakan

gerbang awal lahirnya sebuah kepercayaan kepada mereka yang akan memimpin

Jakarta. Dari ketiga pasang calon yang akan berkontestasi dalam Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017, para ulama Betawi condong untuk memilih pasangan Anies-

Sandi dibanding dua pasangan lain. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh

K.H. Muhammad Nursasi sebagai berikut:

“Saya pribadi memang mendukung pak Anies, kalau ditanya faktor-faktor

apa saja yang jelas karena guru-guru saya lebih banyak mendukung pak

Anies. Selain sami’na wa ata’na sama guru, mau sama siapa lagi. Selain

itu yang menjadi pertimbangan saya antara lain juga kepintaran pak Anies

dan juga kesantunannya. Pak Anies adalah sosok yang berbeda 180 derajat

dibanding pak Ahok. Beliau itu santun, pendekatannya ke orang-orang

selalu kemanusiaan, meskipun beliau itu pintar, beliau selalu rendah hati

dan tidak membeda-bedakan. Beliau juga dekat dengan para ulama, dan

selalu menerima setiap masukan dari para ulama. Kalau ditanya kenapa

Page 109: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

96

saya tidak mas Agus, saya lebih percaya dengan pak Anies, karena

memang figur beliau yang saya anggap lebih baik dari mas Agus.”140

Sosok Anies Baswedan yang dikenal santun dan religius menjadi alasan

K.H. Muhammad Nursasi memilih Anies dibanding Ahok maupun Agus. Figur

ketokohan Anies membuat kepercayaan timbul. Kepercayaan merupakan hal

penting bagi para ulama Betawi dalam memilih calon yang akan mereka dukung.

Melalui kepercayaan, kepemimpinan seseorang akan berjalan dengan baik tanpa

adanya kecurigaan yang berlebihan. K.H. Sulaiman Rohimin juga berpendapat

sebagai berikut:

“Berbicara kepemimpinan itu, berbicara kepercayaan. Jadi, seorang

pemimpin adalah mereka yang sudah ingin menjadi pelayan. Kalau bahasa

Nabi “pemimpin sebuah bangsa itu adalah melayani” nah kenapa pak

Anies bisa mengungguli pak Ahok yang notabene pasti menang kita

kembali kepada qadhar Allah.”141

Selain berpendapat demikian, K.H. Sulaiman Rohimin juga mengatakan

bahwa sosok Anies Baswedan lebih memiliki keunggulan dibanding calon

petahana yaitu Ahok. Keunggulan itu terletak pada sisi kepercayaan. Timbulnya

kepercayaan kepada Anies dan berkurangnya kepercayaan pada Ahok menjadi

salah satu faktor yang saling berkaitan dengan figur ketokohan para calon

gubernur. Berkurangnya kepercayaan kepada Ahok dikarenakan tidak adanya

kesantunan dalam berpolitik lalu ditambah dengan adanya kasus penistaan agama.

140

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei

2019, pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta

Selatan. 141

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 110: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

97

Figur ketokohan Anies juga menjadi alasan K.H. Sulaiman Rohimin memilih dan

mendukung Anies dibanding calon yang lain, beliau berpendapat sebagai berikut:

“Jadi di Anies ini ada trust, ada kepercayaan, sementara di pihak lawan itu

ada mempunyai cacat. Yaa diantaranya tidak adanya trust, kemudian tidak

adanya tata krama di dalam berpolitik dan dia juga mempunyai catatan

tentang penistaan agama. Pada intinya pak Anies merupakan pribadi yang

lebih baik dibanding pak Ahok. Saya kenal sosok pak Anies, dan saya

mantap mendukung beliau. Sosok beliau yang saya kenal adalah sosok

yang ramah bersahaja. Wajahnya selalu bersinar seperti ada sesuatu

disana, insya Allah cahaya kebaikan.”142

Ulama kharismatik Betawi yaitu K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i juga

berpendapat, bahwa untuk memimpin Jakarta, dibutuhkan sosok pemimpin yang

memiliki pemahaman ke-Islaman yang memadai. Hal ini dibutuhkan untuk

memahami masyarakat Jakarta yang dikenal religius. Figur ketokohan yang

religius juga menjadi pertimbangan Kiai Rasyid dalam memilih calon yang akan

beliau dukung. Kiai Rasyid berpendapat sebagai berikut:

“Bagi kami sendiri siapa saja yang akan menjadi Gubernur Jakarta tidak

apa-apa asal jangan Ahok. Kami tentunya berharap pemimpin muslim

yang juga dekat dengan alim ulama, bukan hanya sekedar Islam di KTP

saja. Dekat dengan ulama, umat Islam, dekat dengan masyarakat Betawi

yang agamis. Paslon yang bisa ngaji serta memiliki pemahaman tentang

Islam yang memadai dan yang terpenting pemimpin itu harus santun.

Kami melihat figur Anies-Sandi memiliki kriteria-kriteria tersebut

tentunya kami harus berusaha untuk memperjuangkan hal-hal yang

baik.”143

142

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 143

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 111: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

98

Kriteria-kriteria yang Kiai Rasyid kemukakan di atas, membuat beliau

percaya bahwa Anies mampu memimpin Jakarta. Adapun Kiai Rasyid

berpendapat sebagai berikut:

“...kami percaya kepada pak Anies dan pak Sandi. Figur beliau yang dekat

dengan para ulama membuat kami percaya. Beliau-beliau ini santun, selalu

mau mendengar masukan-masukan dari para ulama dan tidak ada kesan

merasa lebih hebat dari orang lain.”144

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ulama Betawi di

atas, dapat disimpulkan bahwa figur ketokohan seseorang mempengaruhi para

ulama Betawi dalam mempertimbangkan pilihan politik mereka pada Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017. Sosok Anies Baswedan yang dianggap merupakan antitesa

dari gubernur petahana yaitu Ahok menjadi alasan pertama ulama Betawi dalam

mendukung pencalonan Anies sebagai Gubernur Jakarta.

2. Faktor Rekam Jejak (Track Record)

Faktor selanjutnya yang menjadi pertimbangan para ulama Betawi dalam

memilih cagub dan cawagub yang mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017 adalah faktor rekam jejak (track record). Untuk memimpin sebuah

pemerintahan dan masyarakat Jakarta yang heterogen, diperlukan kepemimpinan

yang dapat diterima oleh semua kalangan. Pendekatan yang dapat diterima oleh

semua kalangan dalam sebuah implementasi kebijakan juga menjadi hal yang

patut diperhatikan oleh ulama Betawi dalam memilih calon yang akan mereka

144

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 112: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

99

dukung. Hal ini disampaikan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i sebagai

berikut:

“Kita ingin pemimpin yang juga se-visi dengan umat Islam bukan malah

sebaliknya. Kita ingin pemimpin Jakarta ini yang juga punya pendekatan

kemanusiaan, bukan malah memperlakukan manusia seperti orang yang

tidak punya hati. Saya rasa pendekatan kemanusiaan, atau pak Anies

sering menyebutnya keberpihakan kepada kaum lemah juga diperlukan

untuk memimpin Jakarta 5 tahun ke depan.” 145

Pengalaman Anies Baswedan dalam dunia pendidikan dan rekam jejaknya

yang baik selama berkarier sebagai rektor dan Menteri Pendidikan, membuat

ulama Betawi percaya akan jiwa kepemimpinan beliau. Karier Anies yang berlatar

belakang akademisi juga dipercaya mampu untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang kerap terjadi di Jakarta. Seperti yang disampaikan oleh K.H.

Sulaiman Rohimin sebagai berikut:

“...Anies adalah seorang yang pernah menjabat sebagai Menteri dan juga

Rektor di Paramadina sehingga pengalamannya tidak diragukan, orang

yang mengabdi pada dunia pendidikan, Insya Allah punya pengetahuan

yang luas dan mampu memilah mana yang baik dan mana yang banyak

buruknya.”146

Selama memimpin Jakarta, Gubernur Ahok beberapa kali mengeluarkan

kebijakan dan instruksi yang memancing kontroversi. Kebijakan kontroversi ini

membuat beberapa pihak mengeluarkan protes yang cukup keras kepada

gubernur. Salah satu pihak yang mengeluarkan protes itu adalah para ulama

Betawi. Instruksi-instruksi gubernur seperti pelarangan pemotongan hewan

145

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan. 146

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 113: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

100

qurban di sekolah, pelarangan berjualan hewan qurban di atas trotoar dan

sebagainya, membuat ulama Betawi dan umat muslim Jakarta bereaksi cukup

keras. Kebijakan kontroversi ini membuat rekam jejak Ahok di Jakarta menjadi

kurang baik, sehingga kalangan ulama Betawi lebih condong kepada paslon lain

yaitu Anies Baswedan untuk dipilih menjadi Gubernur Jakarta. Hal ini seperti apa

yang disampaikan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i sebagai berikut:

“Pada umumnya, ulama Betawi tersinggung oleh tingkah laku dan sepak

terjang Gubernur Ahok. Contohnya adalah instruksi Gubernur yang

melarang penyembelihan hewan qurban di sekolah, pelarangan penjualan

hewan qurban di atas trotoar, pelarangan takbir keliling dan lokalisasi

tempat prostitusi memancing kontroversi di tengah-tengah masyarakat dan

membuat umat Islam berekasi keras kala itu. Pelarangan qurban misalnya,

pelarangan tersebut tidak memberikan toleransi kepada para pedangan

musiman yang berlangsung sangat singkat. Apalagi setelah adanya kasus

penistaan agama, para ulama Betawi merasa semakin tersinggung oleh

Ahok. Faktor kebijakan yang dikeluarkan Ahok dan penistaan agama

menurut saya pribadi menjadi latar belakang mengapa akhirnya para alim

ulama terlibat dalam proses pilkada kemarin dan banyak mendukung atau

condong ke pak Anies.”147

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ulama Betawi di atas

dapat disimpulkan bahwa faktor rekam jejak (track record) juga turut menentukan

hal-hal yang menjadi pertimbangan para ulama Betawi dalam memilih cagub dan

cawagub yang akan mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Dari

data yang penulis dapatkan bahwa dari faktor rekam jejak, para ulama Betawi

lebih condong memilih Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta pada Pilkada

DKI Jakarta tahun 2017.

147

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 114: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

101

3. Faktor Keberpihakan Kepada Ulama dan Umat Islam Jakarta

Faktor terakhir yang menjadi pertimbangan para ulama Betawi dalam

memilih pemimpin yang akan mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta tahun

2017 adalah faktor keberpihakan kepada para ulama dan umat Islam di Jakarta

pada khususnya. K.H. Sulaiman Rohimin berpendapat, bahwa Jakarta adalah

ibukota yang masyarakatnya dikenal religius. Atas dasar masyarakat yang religius

tadi, Jakarta haruslah ditopang dengan akidah nasionalis agamis. Untuk menopang

akidah yang nasionalis agamis tadi, diperlukan pemimpin yang berpihak kepada

ulama dan umat Islam. K.H. Sulaiman Rohimin mengemukakan pendapat sebagai

berikut:

“...ibukota terkenal dengan religius dan religius ini harus di topang dengan

akidah nasionalisme dan agamis. Akidah nasionalis agamis tadi, bisa

diwujudkan salah satunya dengan memilih pemimpin yang berpihak

kepada ulama. Mengapa demikian? Ketika pemimpin itu berpihak ke

ulama, pastinya pemimpin itu berpihak juga kepada umat. Ulama-ulama

ini kan niatnya sederhana saja, ingin umat bahagia, sejahtera, ibadahnya

benar, nah makanya kita itu wajib cari pemimpin yang berpihak kepada

ulama-ulama, karena mendengar ulama Insya Allah sama saja dengan

mendengar keinginan umat.”148

Sosok calon gubernur yang dianggap mampu untuk berpihak kepada para

ulama dan umat Islam di Jakarta, adalah Anies Baswedan. Figur Anies Baswedan

dianggap sebagai seseorang yang bisa direpresentasikan juga sebagai pemimpin

umat. Hal ini dikarenakan figur Anies yang dikenal memang dekat dengan para

ulama. Faktor kedekatan itu bukanlah menjadi suatu hal yang mustahil akan

148

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 115: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

102

menghadirkan suatu keberpihakan diantara mereka. Hal ini dipertegas oleh K.H.

Sulaiman Rohimin yang berpendapat sebagai berikut:

“...di awal tadi saya singgung kalau Jakarta ini harus ditopang dengan

akidah nasionalis agamis, karena itu kita cari pemimpin yang mampu

wujudkan itu juga, dari saya pribadi, sosok Anies ini adalah sosok

pemimpin yang bukan hanya sebagai pemimpin pemerintahan saja, tapi ia

juga Insya Allah mampu sebagai pemimpin umat dan mampu

menyejahterakan umat. Saya bisa bilang begitu karena pak Anies ini dekat

dengan ulama, beliau selalu sharing dan gemar berdiskusi, dan yang

terpenting selalu minta di doakan setiap waktu oleh para ulama.”149

Hal-hal yang membuat Anies bisa dianggap lebih berpihak kepada ulama

dan umat Islam di Jakarta dibanding Ahok, adalah karena Ahok seorang non-

muslim, kerap kali mengeluarkan kebijakan yang merugikan umat Islam, dan

yang terakhir terjerat kasus penistaan agama. Hal-hal ini yang membuat para

ulama Betawi menarik kesimpulan bahwa Ahok bukanlah pemimpin yang akan

berpihak kepada para ulama dan umat Islam Jakarta jika terpilih lagi menjadi

Gubernur Jakarta. Hal ini juga disampaikan oleh K.H. Muhammad Nursasi

sebagai berikut:

“...yang pertama, para ulama merujuk kepada ayat-ayat yang melarang

menjadikan seseorang di luar Islam itu sebagai pemimpin. Yang kedua, dia

menistakan agama, menistakan surah Al-Maidah itu. Itulah yang membuat

akhirnya para ulama bergerak. Faktor keberpihakan kepada ulama dan

umat Islam juga membuat para ulama sadar, demi keselamatan umat dan

kebahagiaan umat juga, karena lewat petuah para ulama lah yang bisa

membawa umat meraih kebahagiaan dunia akhirat. Ahok yang bukanlah

seorang muslim dan telah menistakan agama bukanlah orang yang tepat

149

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 116: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

103

untuk memimpin Jakarta, terlebih lagi dia sudah pasti tidak akan berpihak

kepada para ulama dan umat dalam membuat sebuah kebijakan.”150

Momentum Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 juga dimanfaatkn betul oleh

para ulama Betawi untuk mengganti Gubernur Jakarta yang dianggap tidak

berpihak kepada sebagian besar para ulama dan umat muslim Jakarta. Pilkada

Jakarta merupakan titik akhir di mana semua narasi-narasi negatif tentang Ahok

diakumulasikan menjadi satu dan dijadikan sebagai amunisi untuk mengganti

Ahok dari kursi DKI-1. Hal ini dikemukakan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafi’i sebagai berikut:

“...jika diambil contoh, kebijakan reklamasi teluk Jakarta, pada tahun 2016

saja ada ratutan nelayan Muara Angke berdemo menolak kebijakan

reklamasi tersebut. Selain reklamasi, instruksi gubernur soal pelarangan

berjualan hewan qurban diatas trotoar membuat umat Islam tersinggung.

Kita ambil contoh waktu itu FPI dan FBR berdemo menentang intrsuksi

tersebut. Kemudian banyak juga masyarakat yang kontra-Ahok

dikarenakan pendapat Ahok bukanlah seorang muslim, kerap kali

berperilaku arogan, kasar dan tidak bermoral. Sikap masyarakat yang pro

dan kontra kepada Ahok ini diperparah oleh kejadian pidato Ahok di

Kepulauan Seribu pada 2016 yang lalu yang dianggap menista agama.

Bagi masyarakat yang kontra-Ahok, peristiwa tersebut dijadikan amunisi

baru untuk menurunkan Ahok dari jabatan Gubernur Jakarta, bagi kami

juga, jika dilihat dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ahok kerap tidak

berpihak kepada sebagian besar ulama dan masyarakat muslim, inilah yang

membuat kami menganggap momentum Pilkada adalah saat yang tepat

untuk mengganti pemimpin.”151

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ulama Betawi di

atas, dapat disimpulkan bahwa keberpihakan kepada ulama dan umat muslim

150

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei

2019, pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta

Selatan. 151

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 117: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

104

Jakarta menjadi salah satu pertimbangan untuk memilih calon gubernur mana

yang akan mereka dukung dalam Pilkada Jakarta. Faktor keberpihakan merupakan

faktor yang berkaitan pula dengan pertimbangan-pertimbangan lainnya di awal,

seperti faktor ketokohan dan faktor rekam jejak (track record). Lewat

pertimbangan-pertimbangan ini, para ulama Betawi menjatuhkan pilihan kepada

calon gubernur yang mereka anggap mampu memenuhi kriteria-kriteria yang telah

dikemukakan, dan pilihan tersebut jatuh kepada Anies Baswedan dan Sandiaga

Uno. Para ulama Betawi secara konsisten mendukung pasangan Anies-Sandi dari

mulai Pilkada Jakarta putaran pertama hingga putaran kedua. Mereka berusaha

memperjuangkan apa yang mereka percayai akan membawa perubahan dan

membawa kebaikan bagi umat muslim Jakarta pada khususnya, dan membawa

kebaikan pula bagi masyarakat Jakarta secara luas pada umumnya.

Para ulama Betawi menyadari dan juga tidak hentinya memperingatkan

para pemimpin bangsa akan pentingnya penanaman moralitas Islam dalam

kehidupan sehari-hari lewat pendidikan, selain pentingnya pembangunan material.

Di sini para ulama Betawi menginginkan pemimpin yang memiliki pendekatan

humanis yang dibarengi dengan penanaman moralitas keagamaan kepada

masyarakatnya lewat pendidikan. Penanaman moralitas Islam ini dipercaya para

ulama Betawi akan membuat Jakarta maju ke arah yang lebih baik dan diberkahi

oleh Allah SWT.

Jakarta merupakan kota yang masyarakatnya sangat heterogen, di mana

tidak hanya penduduk asli Betawi yang tinggal di Jakarta, namun banyak

pendatang dengan etnis dan agama yang berbeda-beda yang juga turut hidup di

Page 118: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

105

Jakarta. Tumbuhnya Jakarta menjadi kota yang masyarakatnnya sangat heterogen

sangatlah bisa dipahami. Hal ini terjadi karena Jakarta merupakan ibukota negara

di mana banyak aspek kehidupan hadir di Jakarta. Aspek ekonomi merupakan

aspek paling penting yang membuat banyak pendatang dari luar Jakarta mengadu

nasib di ibukota ini. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tak jarang masyarakat

Jakarta yang heterogen tadi, kerap timbul sebuah silang pendapat di dalam

masyarakat. Mengacu pada teori pemimpin ideal dalam perspektif pemikiran

politik Islam, sosok pemimpin sangatlah diperlukan dalam konteks Jakarta. Hal

ini bisa bertumpu pada argumentasi rasional bahwa untuk menyelesaikan silang

pendapat yang kerap terjadi di dalam masyarakat, dibutuhkan seorang pemimpin

yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan serta mengatur masyarakat

untuk meminimialisir silang pendapat di dalam masyarakat yang dapat memicu

perselisihan bahkan konflik.152

Dibutuhkan kepemimpinan yang dapat diterima

oleh semua lapisan masyarakat agar nantinya potensi konflik di dalam masyarakat

dapat diredam.

Kepemimpinan Gubernur Basuki Thahaja Purnama atau Ahok, bisa

dibilang bukanlah sebuah kepemimpinan yang dapat diterima oleh semua lapisan

masyarakat. Pro dan kontra yang terjadi di dalam sebuah kepemimpinan pastinya

bisa terjadi setiap waktu, namun menjadi persoalan apabila figur Ahok sebagai

pemimpin Jakarta yang dipermasalahkan. Menjadi hal yang tidak biasa ketika

legitimasi Ahok sebagai pemimpin Jakarta mendapat tekanan dari pihak-pihak

152

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 7.

Page 119: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

106

yang bersebrangan dengan beliau. Puncaknya adalah ketika sebagian kelompok

masyarakat Jakarta, yang dimotori oleh ulama Betawi mengangkat Gubernur

Jakarta tandingan.153

Hal ini membuktikan bahwa ada sebagian masyarakat yang

tidak mengakui legitimasi Ahok sebagai Gubernur Jakarta, dan sangat berpotensi

memancing konflik di dalam masyarakat. Figur Ahok yang dianggap tidak

bermoral baik oleh para ulama Betawi membuat kepemimpinan Ahok tidak

berjalan mulus. Substansi kepemimpinan dalam perspektif pemikiran politik Islam

adalah sebuah amanat yang harus diberikan kepada orang yang benar-benar

memiliki kemampuan, rasa tanggung jawab, adil, bermoral baik, serta jujur154

, dan

ulama Betawi sebagai motor penggerak kelompok masyarakat Islam dan etnis

Betawi menganggap Ahok tidak memiliki substansi tersebut. Hal ini bisa dilihat

dari kerap dipertontonkannya kalimat-kalimat kurang baik ke hadapan publik

yang diucapkan oleh Ahok, kasus penistaan agama, dan kebijakan-kebijakan

kontroversi yang dikeluarkan seperti lokalisasi kawasan prostitusi, dan

pelarangan-pelarangan kegiatan keagamaan.

Argumentasi diperlukannya pemimpin berdasarkan syariat mengacu pada

pendapat Al-Mawardi yang menyatakan bahwa untuk mewujudkan kemaslahatan

umat dan menegakkan agama diperlukan seorang pemimpin atau imamah. Agama

bisa tegak jika kebenaran dijunjung tinggi dan menghapuskan kemungkaran

(amar ma’ruf nahi munkar). Imamah atau seorang pemimpin dibentuk untuk

menggantikan posisi kenabian dalam mangatur urusan agama dan mengatur

153

Siarjustisia, ”FPI dan GMJ Lantik Fakhrurrozi Ishaq Sebagai Gubernur DKI Jakarta

Tandingan”, https://siarjustisia.com, diakses pada hari Selasa, 19 Juli 2019, pukul 23.25 WIB. 154

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 7.

Page 120: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

107

urusan dunia.155

Para ulama Betawi sebagai motor penggerak umat Islam Jakarta

juga mengacu pada argumentasi syariat ini. Ahok yang bukanlah seorang muslim

dianggap tidak dapat mewujudkan kemaslahatan umat, karena tidak paham dan

mengerti apa yang diinginkan umat Islam Jakarta. Argumentasi ini akhirnya

bermuara pada kesimpulan bahwa untuk mewujudkan kemaslahatan dan

menegakkan agama, diperlukan pemimpin muslim untuk memimpin Jakarta.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dari para ulama Betawi yang

telah dijelaskan di atas, dijadikan referensi untuk kemudian digunakan dalam

memilih pemimpin di Jakarta. Para ulama Betawi menjatuhkan pilihan kepada

pasangan Anies-Sandi sebagai calon pemimpin Jakarta yang akan mereka dukung.

Figur Anies Baswedan yang dianggap sebagai antitesa dari Ahok membuat para

ulama Betawi dan umat Islam Jakarta semakin solid merapatkan barisan untuk

memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Soliditas ini

juga bersumber pada prinsip kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ibnu

Taimiyah, yaitu: Amanat, keadilan, dan juga musyawarah.156

Melalui prinsip-

prinsip ini, para ulama Betawi menilai, figur Anies Baswedan dan Sandiaga Uno

yang santun dan terbuka akan setiap pendapat, baik itu kritik dan masukan,

menjadikan mereka sebagai figur pemimpin yang akan mampu menggunakan

prinsip-prinsip kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah tadi, ke

dalam prinsip mereka dalam menjalankan kekuasaan politik di Jakarta.

155

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 7. 156

Ahmad Khoirul Fata, “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam”,

Gorontalo: Jurnal Review Politik, Vol. 02. No.1, Tahun 2012 [jurnal on-line],

http://jurnalpolitik.uinsby.ac.id, hlm. 8.

Page 121: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

108

Kemudian, soliditas dukungan kepada Anies-Sandi, dapat dianalisis

dengan teori ashabiyah atau teori solidaritas kelompok Ibnu Khaldun. Begitu

solidnya dukungan para ulama Betawi dan umat Islam dipicu oleh rasa senasib

sepenanggungan yang dialami oleh umat Islam Jakarta. Diberlakukannya

kebijakan dan instruksi kontroversial yang dikeluarkan oleh Ahok sebagai

Gubernur Jakarta, membuat umat Islam Jakarta merasa eksistensi mereka mulai

goyah dan dianggap menimbulkan ketidakadilan bagi umat. Faktor ketidakadilan

yang dialami oleh umat Islam Jakarta menjadi pengikat rasa senasib

sepenanggungan diluar faktor persamaan agama. Hal ini membuktikan apa yang

dikemukakan oleh Ibnu Khaldun lewat teori ashabiyah-nya. Ibnu Khaldun

menyatakan bahwa motivasi persamaan agama saja tidak cukup kuat sebagai

pembangkit perasaan senasib sepenanggungan jika tidak didukung oleh solidaritas

kelompok yang bertumpu pada faktor-faktor non-agama.157

Dengan adanya rasa

ketidakadilan yang dialami oleh umat Islam Jakarta, membuat mereka menjadi

kelompok yang paling solid untuk memperjuangkan apa yang mereka anggap

benar dan sesuai dengan harapan mereka. Solidaritas ini tentunya begitu nyata, hal

ini dapat dibuktikan oleh kemenangan yang didapatkan oleh pasangan Anies-

Sandi sebagai pasangan yang didukung oleh umat Islam Jakarta yang dimotori

oleh ulama Betawi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

157

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, hlm. 106.

Page 122: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

109

C. Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan Pasangan Anies-Sandi di

Jakarta Selatan

Para ulama Betawi melakukan beberapa peran dalam usaha mereka

memenangkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang mereka

dukung, yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Adapun dalam temuan penulis

di lapangan, setidaknya ada 3 (tiga) peran yang dilakukan para ulama Betawi

untuk memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017

di Jakarta Selatan. Ketiga peran itu adalah: 1) membentuk opini; 2) mobilisasi

massa; 3) kampanye.

1. Membentuk Opini

Sebagai pemimpin informal, para ulama Betawi memiliki basis massa

tersendiri di dalam sebuah masyarakat. Para ulama Betawi merupakan sosok

penting untuk mendulang suara menjelang kontestasi pemilihan umum, dalam hal

ini Pilkada DKI Jakarta. Para ulama Betawi yang bergelar kiai atau kiai haji,

mempunyai kemampuan untuk menguasai pengikut-pengikutnya. Kemampuan itu

bisa digunakan melalui perkataan, nasihat, serta perilakunya yang akan menjadi

acuan bagi para pengikutnya dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam hal

preferensi pilihan politik tertentu. Di sini dapat dilihat bahwa ulama Betawi

merupakan unsur kekuatan politik tersendiri yang harus dipertimbangkan dalam

proses politik seperti Pilkada. Hal ini dikemukakan oleh Herie Marjanto yang

menjadi tim sukses Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, Herie

Marjanto berpendapat sebagai berikut:

“Menurut saya hal itu ber-efek sangat besar sekali ya, tokoh agama itu kan

mereka punya massa, sebagai contoh ada kiai-kiai kampung yang memang

Page 123: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

110

dia bukan orang yang pintar berpolitik tetapi suara mereka didengar oleh

masyarakat. Nah tokoh-tokoh ini menjadi kunci jika ingin mendulang

suara. Aparatur kampung tidak bisa seperti pak rt, pak rw dan sebagainya.

Jadi kalau ditanya seberapa penting, sangat penting sekali.”158

Bagi tim sukses pasangan calon, keterlibatan tokoh agama dalam

kontestasi politik seperti Pilkada sangatlah berdampak besar bagi kemenangan

pasangan calon tertentu. Sebagai tokoh yang selalu bersama masyarakat, para

pemuka agama pastinya sudah paham betul seluk-beluk permasalahan yang terjadi

di dalam masyarakat dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan

oleh masyarakat tersebut, terkhusus lagi masyarakat di mana para ulama itu

tinggal. Hal ini kerap kali dimanfaatkan oleh para politisi untuk meraih dukungan

elektoral pada sebuah kontestasi politik.

Peran ulama dalam dunia politik tidak dapat dipandang sebelah mata.

Kemampuan dalam penguasaan teks-teks kitab suci membuat seorang ulama

memiliki kelebihan tersendiri dan membuat posisi ulama seolah-olah berada di

atas manusia lain. Kelebihan ini juga membuat kepemimpinan seorang ulama

dapat diakui secara umum oleh masyarakat luas. Kharisma yang mereka miliki,

membuat seorang ulama memiliki otoritas ditengah-tengah masyarakat dan

menjadikannya sebagai pemimpin informal. Melalui kemampuan ini, seorang

ulama dapat mempengaruhi pilihan politik seseorang atau bahkan kelompok

masyarakat tertentu dengan pengetahuan dan fasilitas yang dimilikinya.

Penguasaan teks-teks kitab suci yang dimiliki seorang ulama

memunculkan sebuah otoritas dalam sebuah masyarakat. Merujuk kepada teori

158

Hasil Wawancara dengan Herie Marjanto pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, pukul 13.30

WIB di Pusat Grosir Cililitan, Cililitan, Jakarta Timur.

Page 124: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

111

Max Weber tentang otoritas kharismatik, otoritas kharismatik adalah otoritas yang

didasarkan pada kharisma dari seorang individu berupa kemampuan khusus yang

sulit dijelaskan, atau bahkan bisa dibilang individu itu diberkahi kekuatan gaib

(supernatural power) yang dianugerahkan oleh Tuhan. Contoh dari otoritas ini

yaitu kharisma yang ada pada diri Nabi, Rasul, penguasa-penguasa terkemuka,

wali, dan kiai.159

Seorang ulama bisa dibilang memiliki berbagai macam sumber kekuasaan.

Sebagai contoh, sejak agama Islam itu ada atau turun hingga masa sekarang ini,

ulama atau kiai menjadi seseorang yang harus dipatuhi, baik itu ucapan ataupun

perintahnya karena adanya doktrin agama yang menyebutkan bahwa ulama adalah

pewaris nabi. Atas dasar itu sangatlah mungkin seorang ulama diikuti oleh

masyarakat terlebih lagi umat Islam. Bisa dibilang sumber kekuasaan yang

terletak pada ulama terletak pada tradisi ajaran agama.

Seorang ulama pastinya memiliki kualitas diri yang luar biasa terutama

dalam hal ilmu agama. Hal ini membuat seorang ulama sangat mungkin memiliki

kharisma dalam dirinya. Dengan kharisma dan kemampuan yang mumpuni tadi,

seorang ulama mampu mempengaruhi umat terhadap suatu hal dan membuatnya

memiliki otoritas di tengah masyarakat luas. Lewat otoritas tadi membuat umat

akan secara sukarela mematuhi apa yang diperintahkan oleh seorang kiai, bahkan

dalam hal pilihan politik. Hal ini juga dibenarkan oleh K.H. Sulaiman Rohimin,

beliau berpendapat sebagai berikut:

159

Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial:Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, hlm. 767.

Page 125: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

112

“Yang jelas kita ini Da’i, kata-kata dan gerak langkahnya itu diikuti. Guru

itu kan di gugu dan ditiru, ...jadi kita berperan sebagai corongnya

kandidatnya, acara formalnya kampanye akbar maupun non-formalnya

syiar-syiar keagamaan, karena masyarakat ingin lebih dikawal supaya

akidah orang Jakarta itu tidak digadaikan.”160

Ketika ulama Betawi telah mempertimbangkan dengan matang-matang

calon gubernur dan calon wakil gubernur mana yang mereka dukung, mereka

berperan sebagai pembentuk opini di dalam masyarakat Jakarta. Narasi yang

dibangun adalah mengingatkan umat untuk senantiasa berada di jalan yang telah

diridhoi Allah SWT. Salah satu indikatornya adalah agar kiranya masyarakat tidak

memilih seseorang di luar agama Islam untuk dijadikan pemimpin. Landasan

narasi yang dibangun begitu kuat adanya karena mengacu pada ayat suci Al-

Quran. Sebagai umat muslim, pastinya Al-Quran merupakan referensi terbaik

untuk memberikan gambaran hal-hal mana saja yang baik dan yang tidak baik.

Ulama Betawi yang memiliki pengetahuan terhadap teks-teks kitab suci,

menggunakan hal itu sebagai landasan membentuk sebuah narasi yang nantinya

akan membentuk sebuah opini di dalam masyarakat. Hal ini dikemukakan oleh

K.H. Muhammad Nursasi sebagai berikut:

“Umum saja yang saya sampaikan, jika kita ingin selamat dunia akhirat

ikuti Allah dan Rasulnya, selain itu juga ikuti arahan dan petuah dari

ulama-ulama yang istiqomah. Mengingatkan kepada umat untuk tidak

memilih pemimpin non-muslim, apa yang saya ketahui saya sampaikan

kepada masyarakat tidak sembunyi-sembunyi karena saya ingin

mengingatkan kepada umat hal-hal yang Insya Allah baik.”161

160

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 161

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei

2019, pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta

Selatan.

Page 126: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

113

Narasi yang dibangun tentang pelarangan umat muslim memilih pemimpin

non-muslim mengacu pada surat Al-Maidah ayat 51. Ayat tersebut dijadikan

acuan ceramah di mana-mana untuk mengingatkan umat akan pilihan yang

dilarang oleh Allah SWT. Hal ini dibenarkan oleh pendapat K.H. Sulaiman

Rohimin sebagai berikut:

“Hal yang disampaikan adalah yang jelas Islam melarang orang Islam

memilih non-muslim. Surah Al-Maidah ayat 51 itu menjadi acuan ceramah

kemana-mana. Selanjutnya kita tidak boleh menjadi orang munafik. Ada

kalimat ulama yang menarik, kita pakai ilmu burung, burung itu harus

bergabung dengan kawanan burung yang sama, burung gereja dengan

burung gereja, burung kutilang dengan burung kutilang, salah bergabung

bisa menjadi masalah, artinya umat Islam itu harus sayu barisan dengan

umat Islam lain, satu barisan dengan pemimpin yang akan ktia pilih, yang

jelas syarat pemimpin itu harus beriman dan bertakwa artinya harus orang

yang punya iman Islam.”162

Apa yang dikatakan oleh K.H. Sulaiman Rohimin dan K.H. Muhammad

Nursasi juga disampaikan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i. Kiai Rasyid

juga berpendapat sebagai berikut:

“Kami mengajak umat Islam untuk tidak memilih Ahok. Haram hukumnya

memilih pemimpin non-muslim berdasarkan ayat suci Al-Quran.”163

Para ulama Betawi begitu senada dalam menyampaikan peringatan kepada

umat Islam Jakarta untuk tidak memilih pemimpin non-muslim pada Pilkada DKI

Jakarta 2017. Sebagai orang yang memiliki otoritas di dalam masyarakat, tentunya

nasihat-nasihat yang disampaikan oleh para ulama Betawi menjadi acuan umat

162

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 163

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 127: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

114

dalam menentukan sikap apa yang harus diambil ketika dihadapkan pada

persoalan memilih pemimpin politik terbaik.

Selain menyampaikan tentang larangan umat untuk memilih calon

pemimpin non-muslim, para ulama Betawi juga menyampaikan pandangan

mereka tentang calon gubernur muslim yang mereka dukung yaitu Anies

Baswedan. Para ulama Betawi menyampaikan argumentasi tentang kelebihan-

kelebihan yang dimiliki Anies dibanding dengan Ahok secara figur. Kemudian

memberikan pandangan mengapa akhirnya umat harus memilih gubernur baru

dibanding Ahok. Pandangan tersebut tidak terlepas pula dari figur Ahok dan juga

dampak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Ahok saat menjadi Gubernur

Jakarta. Hal ini seperti apa yang dikemukakan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafi’i sebagai berikut:

“...kami sampaikan bahwa memilih pemimpin amatlah penting, katakanlah

kita memilih orang yang akan menentukan hajat hidup kita warga Jakarta.

Tentunya hal itu harus didasarkan pada keimanan kita kepada Islam.

Memilih pemimpin muslim merupakan salah satu indikator takwa kita

kepada Allah SWT, kepada agama kita, karena itu sangatlah dianjurkan

memilih pemimpin yang se-iman dan memiliki rekam jejak yang baik,

tidak arogan, santun dan dapat dipercaya.”164

Narasi yang dibangun oleh para ulama Betawi tentang Anies Baswedan

begitu di dengar dan membekas bagi masyarakat Jakarta Selatan. Hal ini terbukti

dari persentase kemenangan yang diperoleh pasangan Anies-Sandi di Jakarta

Selatan begitu besar yaitu 62,1%, paling tinggi dibanding persentase kemenangan

di wilayah lain. Masyarakat Jakarta Selatan begitu mendengarkan apa yang

164

Hasil Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada hari Jumat, 28

Juni 2019, pukul 14.15 WIB di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Tebet, Jakarta

Selatan.

Page 128: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

115

disampaikan oleh para ulama Betawi. Ulama Betawi sebagai seseorang yang

memiliki otoritas kharismatik, benar-benar memanfaatkan hal itu untuk

membimbing umat ke arah yang benar, dalam konteks ini memilih pemimpin

yang sesuai dengan perspektif keagamaan.

Peran membentuk opini di tengah-tengah masyarakat dibenarkan oleh tim

sukses pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Para ulama

Betawi berperan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat perihal calon

pemimpin yang mereka dukung, dan bagi tim pemenangan, apa yang dilakukan

oleh para ulama Betawi berdampak besar bagi kemenangan. Hal ini seperti apa

yang dikemukakan oleh Anggawira, Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi

sebagai berikut:

“Saya rasa pengaruhnya besar ya, seperti yang saya sampaikan tadi ya

mayoritas masyarakat kita kan memang beragama Islam, pastinya para

ulama ini berperan sebagai komunikator kepada masyarakat perihal calon

yang para ulama ini dukung.”165

Ulama Betawi bertumpu kepada ajaran agama dalam membentuk sebuah

opini di dalam sebuah masyarakat. Bahasa sehari-hari dan kalimat-kalimat

sindiran menjadi komunikasi tersendiri bagi para ulama Betawi dalam

menyampaikan pandangan dan petuah mereka di dalam masyarakat. Hal inilah

yang membuat para ulama Betawi diterima di oleh masyarakat selain faktor ajaran

agama. Hal ini juga dikemukakan oleh Herie Marjanto, tim sukses Anies-Sandi

sebagai berikut:

165

Hasil Wawancara dengan Anggawira pada hari Sabtu, 24 Juni 2019, pukul 18.30 WIB

di South Quarter, Cilandak, Jakarta Selatan.

Page 129: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

116

“Kalau dilihat bertumpu pada ajaran ya, kalau muslim itu kan mengikuti

apa yang disampaikan kiai nya. Muslim memilih muslim contohnya dan

masih banyak yang belum meneriman kalau orang muslim harus dipimpin

oleh non-muslim. Nah kalau ditanya apa yang dilakukan lebih kepada

mengkomunikasikannya kepada umat, lo muslim pilih muslim gitu.

Banyak unsur-unsur soal pengajaran tadi, apa yang ulama itu ketahui dan

itu bertentangan dengan apa yang sedang terjadi, ulama-ulama ini

menyampaikan kepada muridnya tentang pentingnya kepemimpinan

muslim, dan saya merasakan sekali soal pengajaran tadi itu di tengah-

tengah masyarakat... Melalui bahasa-bahasa sehari-hari, kalimat-kalimat

sindiran menjadi komunikasi tersendiri kepada masyarakat.”166

2. Penggerak Massa

Sebagai seseorang yang memiliki kemampuan berdakwah, para ulama

Betawi menggunakan kemampuan dakwah tersebut untuk memobilisasi massa

pengikutnya. Kharisma seorang ulama Betawi muncul dengan sendirinya ketika

mereka sedang manyampaikan dakwahnya. Otoritas kharismatik yang dimiliki

seorang ulama yang bersumber pada kemampuan penguasaan teks-teks kitab suci,

menjadikannya sebagai seseorang yang memiliki kedudukan di dalam masyarakat.

Lewat kedudukan tadi, sangat memungkinkan bagi seorang ulama untuk

melakukan sebuah peran di dalam masyarakat.

Ada dua hal penting yang medukung terjadinya sebuah peran dapat

dilakukan, yaitu adanya perangkat peran (role-set) dan fasilitas peran (role-

facilities). Jika seorang individu memiliki sebuah status dan melaksanakan

berbagai macam peran yang berkaitan dengan statusnya, atau bahkan peran

tersebut juga bersinggungan dengan status individu lain, maka hal tersebut

dinamakan perangkat peran (role-set).167

Timbulnya perangkat peran membuat

166

Hasil Wawancara dengan Herie Marjanto pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, pukul 13.30

WIB di Pusat Grosir Cililitan, Cililitan, Jakarta Timur. 167

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 212.

Page 130: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

117

individu-individu yang memiliki status tadi, saling berinteraksi dalam sistem

sosialnya. Hal ini juga menunjukkan, bahwa peran dari seseorang berhubungan

juga dengan peran individu lain.168

Sementara itu, wadah atau tempat seseorang

untuk melakukan peranan tadi dinamakan fasilitas peran (role-facilities). Sebagai

contoh, seorang ulama dalam menjalankan perannya sebagai pemuka agama,

didukung oleh fasilitas-fasilitas keagamaan seperti masjid, perguruan Islam,

pesantren dan majelis taklim, serta dapat juga menggunakan acara-acara

keagamaan seperti tabligh akbar, haul, penyiaran Islam, maupun peringatan-

peringatan hari besar Islam lainnya. Di dalam tempat-tempat tadi, para ulama

Betawi menjalankan peranannya sebagai pengajar dan pendakwah yang senantiasa

membagi ilmu kepada para jamaahnya maupun kepada umat Islam secara umum.

Dalam konteks Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, selain berperan sebagai

pembentuk opini, para ulama Betawi juga melakukan peran sebagai penggerak

massa. Para ulama Betawi menggunakan dakwah untuk memobilisasi atau

menggerakan massa dan mendorong jamaahnya untuk memilih pasangan Anies-

Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Penggerakan massa ini biasanya

dilakukan pada acara-acara keagamaan seperti majelis taklim, haul dan juga

tabligh akbar. Hal ini dibuktikan oleh pendapat yang dikemukakan oleh K.H.

Sulaiman Rohimin sebagai berikut:

“Yang jelas kita ini Da’i, kata-kata dan gerak langkahnya itu diikuti. Guru

itu kan di gugu dan ditiru, jadi saya itu saat Pilkada berperan pertama

memobilisasi massa. Kedua, mengawal program yang dicanangkan oleh

pasangan Anies-Sandi, lebih-lebih saat kita tabligh akbar, haul atau

maulid, itu kita all out itu, berjuang mati-matian, acara itu kadang dihadiri

oleh 10, 20 ribu massa... bentuknya berupa orasi tabligh akbar yang

168

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm. 212-213.

Page 131: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

118

dihadiri oleh pasangan yang kita dukung, dan terkadang juga diundang

oleh salah satu peserta partai yang mendukung jadi variasi. Variabelnya

banyak, bisa dalam orasi di tabligh akbar atau bisa juga dalam bentuk

deklarasi-deklarasi.”169

Di depan jamaahnya, para ulama Betawi menyampaikan pandangan

mereka mengenai pasangan calon yang mereka dukung. Namun apa yang

disampaikan biasanya tetap bertumpu pada perspektif keagamaan. Bagi K.H.

Sulaiman Rohimin, kesempatan berdakwah selalu bisa dimanfaatkan untuk

menyampaikan pandangan terkait apapun, termasuk pandangan mengenai pilihan

politik. Hal ini dipertegas melalui pendapat yang dikemukakan beliau sebagai

berikut:

“Selain majelis taklim biasanya juga di tabligh akbar di pertemuan haul, di

tempat-tempat kita punya kesempatan untuk berdakwah dan ini sudah

menjadi rutin karena ulama kan memang kantornya di masjid dan di

tempat-tempat majelis ilmu, nah biasanya disitu disampaikan, di tempat-

tempat yang bagus setiap ada acara undangan dakwah nah itu kita jadikan

momen serta ajang penguatan barisan supaya calon yang muslim itu

menjadi leader yang sebenarnya. Jadi intinya kita menyampaikan di

masyarakat sosial, baik di perkantoran, majelis taklim, baik di tempat-

tempat umum untuk meyakinkan pilihan mereka.”170

K.H. Muhammad Nursasi melakukan peran menggerakan massa yang

sedikit berbeda dengan K.H. Sulaiman Rohimin. Jika K.H. Sulaiman Rohimin

berperan menggerakkan massa yang memang adalah para pengikutnya, maka ada

hal berbeda yang dilakukan oleh K.H. Muhammad Nursasi. Kiai Nursasi

memobilisasi para ulama-ulama yang ada di Jakarta Selatan untuk menjadi satu

kesatuan serta memantapkan pilihan dan mendukung pasangan Anies-Sandi. Hal

169 Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 170

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 132: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

119

ini dilakukan sebagai upaya konsolidasi ulama-ulama yang di Jakarta Selatan pada

khususnya, untuk merapatkan barisan memenangkan calon gubernur muslim, jauh

sebelum pencalonan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur

dan calon wakil gubernur. Namun setelah calon gubernur muslim muncul, yaitu

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, konsolidasi dukungan kepada pasangan

Anies-Sandi mulai dilakukan. Bisa dibilang, Kiai Nursasi adalah salah satu figur

ulama Betawi yang berhasil menyatukan para kiai dan habaib yang ada di Jakarta

untuk mendukung gubernur muslim pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Hal ini

seperti apa yang disampaikan beliau sebagai berikut:

“Secara umum di Jakarta Selatan ini saya adalah salah satu orang yang

diminta oleh guru-guru saya untuk menyatukan para kiai dan juga habaib

untuk memberikan dukungan kepada pak Anies. Selain itu saya juga yang

membantu mempertemukan para kiai dan habaib untuk melakukan

konsolidasi. Jauh sebelum pencalonan pak Anies dan pak Sandi. Ulama-

ulama betawi sudah mulai berusaha untuk memenangkan gubernur Muslim

lewat GMJ. Saya juga kebetulan orang yang berada disana saat GMJ

terbentuk, berusaha menyatukan para kiai dan habib, mempertemukan dan

juga mengantar para kiai dan habib melakukan pertemuan-pertemuan.”171

Selain orasi yang disampaikan oleh para ulama Betawi dalam acara tabligh

akbar, haul maupun majelis taklim, para ulama betawi juga melakukan acara

deklarasi dukungan kepada pasangan Anies-Sandi. Seperti deklarasi yang

dilakukan oleh Jamaah Masjid, Musholla, dan Majelis Taklim se-Kecamatan

Tebet. Acara deklarasi dukungan ini dilakukan di salah satu masjid di daerah

Tebet, Jakarta Selatan yaitu Masjid Al-Ittihad.172

Acara deklarasi dukungan yang

171

Hasil Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc. pada hari Kamis, 9 Mei

2019, pukul 21.30 WIB di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten Timur, Jakarta

Selatan. 172

Tirto.id, ”Ada Deklarasi Dukung Anies Sebelum Konpres Tamasya Al-Maidah”,

https://m.tirto.id, diakses pada hari Minggu, 21 Juli 2019, pukul 23.47 WIB.

Page 133: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

120

diberi nama “Jamaah Masjid, Musholla, dan Majelis Taklim se-Kecamatan Tebet

untuk Anies-Sandi” ini dipimpin langsung oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah

Syafi’i. Ada 3 (tiga) alasan mengapa mereka mendukung Anies-Sandi, pertama,

karena berdasarkan perintah Al-Quran surat Ali-Imran ayat 28, Annisa ayat 139,

Al-Maidah 51, dan surat At-Taubah ayat 84. Kedua, karena program Anies-Sandi

sangat pro terhadap rakyat, dan ketiga, karena pribadi Anies dan Sandi yang jujur

dan punya kapasitas serta kapabilitas yang memadai untuk memimpin Jakarta.

Deklarasi ini membuktikan adanya peran yang dilakukan oleh ulama Betawi yaitu

K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i dalam menggerakan massa di salah satu

wilayah di Jakarta Selatan untuk memenangan pasangan Anies-Sandi.

Selain itu, seperti yang dilansir oleh detik.com, pasangan Anies-Sandi serta

di dampingi oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mendatangi acara tabligh akbar

Majelis Taklim Asy-Syafi’iyah di Masjid Al-Barkah Asy-Syafi’iyah, Jl. Bali

Matraman, Tebet, Jakarta Selatan, hari Minggu tanggal 16 Oktober 2016.173

Calon

Gubernur Anies Baswedan juga meresmikan posko relawan alumni Asy-

Syafi’iyah dan relawan Anies-Sandi di daerah Manggarai Selatan sebelum

menghadiri acara tersebut. Selain meresmikan posko relawan, Anies Baswedan,

Sandiaga Uno, dan Fadli Zon juga memberikan pidato singkat di depan ratusan

jamaah yang hadir dalam acara tabligh akbar di Masjid Asy-Syafi’iyah. Acara ini

juga disiarkan khusus oleh Assalam TV yang merupakan saluran tv yang dimiliki

oleh Perguruan Islam Asy-Syafi’iyah untuk menyebarkan syiar Islam.

173

Detik.com, ”Didampingi Fadli Zon, Anies-Sandi Resmikan Posko Relawan di Tebet”,

https://m.detik.com, diakses pada hari Kamis, 25 Oktober 2018, pukul 09.57 WIB.

Page 134: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

121

Pemimpin Perguruan Islam Asy-Syafi’iyah Jakarta yaitu K.H. Abdul

Rasyid Abdullah Syafi’i, terlihat hadir dan mendampingi Anies Baswedan pada

acara peresmian posko relawan dan juga pada acara tabligh akbar tersebut.

Kehadiran Kiai Rasyid dalam acara tersebut, membuat penulis menarik

kesimpulan bahwa Kiai Rasyid turut membantu serta memfasilitasi pasangan

Anies-Sandi untuk bertemu dengan jamaah Majelis Ta’lim Asy-Syafi’iyah pada

khususnya, dan bertatap langsung dengan warga Manggarai Selatan pada

umumnya. Tentunya pertemuan ini bisa disimpulkan untuk sekaligus menggalang

dukungan dari warga Manggarai Selatan kepada pasangan Anies-Sandi.

Hal-hal di atas membuktikan bahwa ulama Betawi memanfaatkan betul

status mereka sebagai pemuka agama untuk melakukan peran menggerakkan

massa untuk kepentingan politik. Peran itu dilakukan melalui role-set dan role-

facilities yang mereka miliki sebagai pemuka agama, baik itu melalui acara-acara

keagamaan seperti majelis taklim, haul, tabligh akbar, maupun deklarasi

dukungan politik.

3. Kampanye

Selain berperan sebagai pembentuk opini dan penggerak massa, para

ulama Betawi juga melakukan peran terpenting dalam proses meraih kemenangan

bagi pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, terkhusus lagi

di wilayah Jakarta Selatan. Peran itu adalah berkampanye untuk pasangan Anies-

Sandi. Dalam temuan penulis dilapangan, para ulama Betawi tidak secara

langsung tergabung ke dalam struktural tim pemenangan pasangan Anies-Sandi.

Namun, para ulama Betawi ini berada dalam posisi simpatisan maupun relawan

Page 135: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

122

untuk pasangan Anies-Sandi. Keterangan itu diperoleh penulis dari Sekretaris

Umum Tim Pemenangan Anies-Sandi yaitu Anggawira. Anggawira memberikan

keterangan sebagai berikut:

“Kalau yang saya tahu para ulama ini banyak di luar ya, karena kita kan

juga tidak melibatkan ulama ke dalam tim sukses. Ulama-ulama yang

berada sebagai simpatisan dan relawan itu cukup banyak. Tentunya para

ulama ini menganggap pak Anies dan bang Sandi mampu membawa

perubahan kepada masyarakat DKI Jakarta.”174

Apa yang disampaikan oleh Bapak Anggawira juga dibenarkan oleh Tim

Sukses Anies-Sandi bidang Penggalangan Konstituen, yaitu Bapak Herie

Marjanto. Pada umumnya para ulama Betawi tidak termasuk ke dalam struktural

tim pemenangan atau tim sukses, tapi apa yang mereka lakukan sebagai relawan

maupun simpatisan sangat menentukan kemenangan bagi pasangan Anies-

Sandi.175

Bagi para ulama Betawi, mereka beranggapan bahwa selain mereka

sebagai pemuka agama, mereka juga sebagai corong informasi kandidat yang

mereka dukung kepada masyarakat.176

Para ulama Betawi beberapa kali bertemu

dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam acara-acara tertentu dan

berbincang mengenai Pilkada. Bahkan tidak menutup kemungkinan para ulama

Betawi ini diundang di acara yang dihadiri oleh pasangan calon maupun tim

pemenangan. Hal inilah yang membuat para ulama Betawi memiliki informasi

174

Hasil Wawancara dengan Anggawira pada hari Sabtu, 24 Juni 2019, pukul 18.30 WIB

di South Quarter, Cilandak, Jakarta Selatan. 175

Hasil Wawancara dengan Herie Marjanto pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, pukul 13.30

WIB di Pusat Grosir Cililitan, Cililitan, Jakarta Timur. 176

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 136: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

123

yang cukup atau bahkan memiliki informasi yang tidak diketahui masyarakat luas.

Atas dasar informasi itu, para ulama Betawi ikut memberikan pandangan serta

mengkampanyekan pasangan Anies-Sandi pada acara-acara keagaaman. Selain itu

untuk penggalangan dukungan kepada Anies-Sandi, ada salah satu masjid yang

dijadikan episentrum dukungan di Jakarta Selatan, masjid itu adalah Masjid Al-

Azhar di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hal ini seperti apa yang

disampaikan oleh K.H. Sulaiman Rohimin sebagai berikut:

“Biasanya itu bertemu ketika dia ada jadwal kunjungan, misalnya momen

kunjungan ke masjid. Selain itu juga bertemu dalam suatu jadwal-jadwal

kampanye tertentu. Disini ada beberapa masjid yang saya bimbing dan

setiap masjid pasti mengundang pak Anies, saya wajib ikut. Kenapa?

Sebagai MUI. Disini ada 130 masjid, belum majelis taklimnya belum

musholanya nah disitu kesempatan kita bertemu dengan pasangan Anies-

Sandi. Untuk penggalangan dukungan juga ada beberapa masjid yang

digunakan untuk episentrum dukungan, seperti di Masjid Al-Azhar di

Kebayoran. Tujuan yang pasti ada pesan politik yang isinya meyakinkan

Jakarta ingin berubah dan Jakarta ingin sejahtera dan Jakarta ingin punya

pemimpin yang visinya sama dengan pejuang-pejuang yang dulu.”177

Berdasarkan temuan penulis di lapangan, terdapat 2 (dua) tipe kampanye

yang dilakukan oleh para ulama Betawi. Pertama, adalah kampanye kecil.

Kampanye kecil adalah kampanye-kampanye terselubung yang diselipkan dalam

acara-acara keagamaan seperti majelis taklim, tabligh akbar, ataupun haul, dan

dalam pertemuan-pertemuan tertentu yang berkenaan dengan masyarakat. Kedua,

adalah kampanye besar. Kampanye besar adalah kampanye resmi yang dilakukan

oleh pasangan calon maupun partai pengusung yang dihadiri oleh para ulama

Betawi. Namun, dalam kampanye besar ini tidak semua ulama Betawi mengambil

bagian untuk menyampaikan orasi, tetapi lebih ke arah memimpin doa pada

177

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 137: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

124

kampanye tersebut. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Herie Marjanto

sebagai berikut:

“Mungkin di dalam kampanye-kampanye terbuka tidak

disampaikan secara vulgar ya, tapi di dalam kampanye-kampanye kecil di

lingkaran-lingkaran kecil menjadi faktor yang membuat masyarakat

berfikir. Contohnya saat di dalam majelis, kiai ini nyuruh untuk memilih

calon ini, ini kan menjadi faktor yang dianggap membimbing umat ke

jalan yang benar... Ada beberapa ulama yang menemani berkampanye,

seperti ustad Solmed, kemudian habib Assegaf yang ada di Kwitang. Ini

bukan menemani berkeliling, tapi ketika ada acara yang kebetulan ada

ulamanya di tempat itu, para ulama-ulama ini hadir dan menyampaikan

pandangan mereka. Kalau yang ikut muter itu ustad Solmed dan Rhoma

Irama. Tapi kalau habib-habib dan kiai-kiai biasanya di acara-acara

keagamaan dan beliau-beliau hadir disitu. Kalau di kampanye akbar misal

seperti yang di Lapangan Banteng, ada ulama yang memberikan

pandangan mereka di atas panggung tetapi lebih mengarah ke doa-doa.”178

Salah satu ulama Betawi yang ikut berkampanye dan memberikan

pandangan dalam kampanye besar adalah K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i.

Seperti yang dilansir dalam pks.id, ulama Betawi mengajak warga Jakarta

memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta mendatang.179

Pernyataan ini disampaikan oleh K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i pada

kampanye akbar Anies-Sandi di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Minggu tanggal

5 Februari 2017. K.H Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i atau yang kerap dipanggil

Kiai Rasyid mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memenangkan pasangan

Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta mendatang, beliau meyakini keduanya

adalah seseorang yang istiqomah dan bertakwa kepada Allah SWT dan mampu

memimpin Jakarta dengan landasan takwa kepada Allah SWT. Kiai Rasyid juga

178

Hasil Wawancara dengan Herie Marjanto pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, pukul 13.30

WIB di Pusat Grosir Cililitan, Cililitan, Jakarta Timur. 179

Pks.id, ”Ulama Betawi Ajak Warga Menangkan Anies Sandi”, https://pks.id., diakses

pada hari Selasa, 1 Mei 2018, pukul 08.20 WIB.

Page 138: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

125

mengatakan kepada masyarakat, salah satu indikator takwa adalah memilih

pemimpin muslim, karenanya umat Muslim Jakarta diharapkan mampu

melaksanakan salah satu indikator takwa itu.

Ketika seseorang berkampanye untuk pasangan calon tertentu dalam

sebuah kontestasi politik, pastinya tidak terlepas dari materi kampanye yang akan

disampaikan. Sebagai seseorang yang selalu bersama dengan masyarakat, para

ulama punya strategi tersendiri untuk menyampaikan materi kampanye yang

sesuai dengan audience yang hadir. Setidaknya ada 2 (dua) hal yang para ulama

Betawi sampaikan saat berkampanye, baik itu dalam kampanye besar maupun

kampanye kecil di hadapan masyarakat. Pertama, memberikan rasionalisasi

kepada masyarakat. Rasionalisasi ini meliputi penyampaian kualitas dan kapasitas

yang dimiliki oleh pasangan Anies-Sandi dibanding pasangan lain. Selain itu

rasionalisasi juga meliputi penyampaikan visi-misi dan juga program yang akan

dilaksanakan oleh pasangan Anies-Sandi. Kedua, memberikan pandangan

emosional keagamaan. Para ulama Betawi mengingatkan para jamaah atau

audience yang hadir akan pentingnya memilih pemimpin yang sesuai dengan

ajaran agama Islam. Dalam hal ini memilih pemimpin muslim yang memiliki

figur yang dapat diteladani oleh umat. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh

Anggawira selaku Sekretaris Umum Tim Pemenangan Anies-Sandi, sebagai

berikut:

“Pastinya memberikan rasionalisasi, menyampaikan kualitas dan kelebihan

dari mas Anies dan bang Sandi. Ada sisi subyektifitas namun ada juga sisi

umum yang disampaikan, ini semua dalam rangka mempengaruhi para

masyarakat Jakarta. Kalau diidentifikasi lebih jauh, saya tidak bisa

mempersentasekan apakah hal yang disampaikan terkait program kerja

ataupun ajak memilih pemimpin muslim. Itu tergantung audience nya, juga

Page 139: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

126

audience nya homogen misal dalam sebuah acara keagamaan tentunya

yang disampaikan berkenaan dengan perspektif keagamaan. Namun kalau

acara yang sifatnya umum, hal yang disampaikan biasanya berupa

kombinasi antara program, kualitas tokoh dan juga ajakan memilih

pemimpin Muslim.”180

Dari temuan penulis di lapangan, ternyata ada pergeseran materi kampanye

yang disampaikan oleh para ulama Betawi. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Herie Marjanto selaku Tim Sukses pasangan Anies-Sandi Bidang penggalangan

Konstituen. Beliau menjelaskan bahwa pada saat Pilkada Jakarta putaran pertama,

para ulama Betawi lebih menitik beratkan materi kampanye pada persoalan rekam

jejak, kualitas calon, visi-misi serta program kerja. Namun, memasuki putaran

kedua yang hanya menyisakan dua pasang calon, terjadi pergeseran materi. Materi

yang kampanye yang disampaikan lebih di titik beratkan pada persoalan memilih

pemimpin muslim. Jika di persentasekan, pada putaran pertama komposisi materi

kampanye yang diangkat adalah 70-30. 70% penyampaian program, kualitas

calon, rekam jejak serta visi-misi, dan 30% penyampaian tentang ajakan memilih

pemimpin muslim. Sedangkan pada putaran kedua, komposisi materi berubah

menjadi 90-10. 90% bertumpu pada penyampaian ajakan memilih pemimpin

muslim, dan 10% penyampaian materi yang berkaitan dengan program, kualitas

calon, rekam jejak serta visi-misi.

180

Hasil Wawancara dengan Anggawira pada hari Sabtu, 24 Juni 2019, pukul 18.30 WIB

di South Quarter, Cilandak, Jakarta Selatan.

Page 140: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

127

D. Kemenangan Pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan

Dari temuan-temuan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa para

ulama Betawi memang berperan dalam usaha memenangkan pasangan Anies-

Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Peran-peran yang dilakukan para

ulama Betawi juga bisa dibilang berdampak besar pada hasil kemenangan di

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Terkhusus di Jakarta Selatan, di mana terdapat ulama-ulama Betawi yang

tinggal di wilayah tersebut, persentase kemenangan pasangan Anies Sandi berada

di posisi teratas dengan 62,1%181

dibanding persentase kemenangan di wilayah

lain. Hal ini tidak terlepas dari kompaknya dukungan para ulama Betawi yang

berada di Jakarta Selatan dalam usaha mereka memenangkan pasangan Anies-

Sandi dalam Pilkada.

Seperti yang disampaikan oleh Ulama Betawi K.H. Sulaiman Rohimin,

Jakarta Selatan memanglah gudangnya para ulama, banyak ulama-ulama Betawi

hebat dan terkenal yang lahir dari Jakarta Selatan. Beliau juga mengatakan bahwa

ulama-ulama Betawi di Jakarta Selatan sangat kompak dan selalu mengikuti

arahan-arahan serta bimbingan dari ulama yang paling senior, itulah yang

menjelaskan mengapa ulama-ulama Betawi di Jakarta Selatan selalu kompak dan

satu komando.182

181

Kpu.go.id, ”Hasil Hitung TPS (Form C1) Jakarta Selatan”,

https://pilkada2017.kpu.go.id, diakses pada hari Senin, 19 Agustus 2019, pukul 15.31 WIB. 182

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 141: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

128

Selain itu, ulama-ulama Betawi di Jakarta Selatan memiliki animo yang

tinggi dan paling antusias untuk melahirkan pemimpin berkualitas untuk Jakarta.

Kiai Sulaiman mengatakan, para ulama-ulama Betawi di Jakarta Selatan begitu

antusias dikarenakan wilayah Jakarta Selatan merupakan wilayah yang paling

religius dibanding wilayah-wilayah lain di Jakarta. Sebagai wilayah yang paling

religius, Jakarta Selatan haruslah menjadi pelopor perubahan untuk umat Islam

Jakarta. Ulama Betawi seperti K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i juga disebut

oleh Kiai Sulaiman sebagai contoh ulama Betawi Jakarta Selatan yang paling

militan dalam memperjuangan Anies Baswedan sebagai calon gubernur muslim

pada Pilkada kemarin.183

Sebagai wilayah Jakarta yang paling religius, di Jakarta Selatan memang

terdapat tempat-tempat yang digunakan sebagai episentrum dukungan bagi Anies-

Sandi, terutama dukungan-dukungan dari umat Islam dan ulama-ulama yang ada

di Jakarta. Tempat tersebut yaitu beberapa masjid yang ada di Wilayah Jakarta

Selatan, seperti Masjid Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid, Al-Ittihad di Tebet,

dan Masjid Asy-Syafi’iyah di Manggarai Selatan. Kiai Sulaiman juga

menyampaikan, bahwa kantor para ulama memang di masjid dan musholla,

sehingga hal ini bisa menjelaskan mengapa masjid menjadi episentrum dukungan

bagi Anies-Sandi dari para ulama dan umat Islam.184

Melalui kharisma yang dimiliki oleh para ulama Betawi, dan juga basis

massa yang mereka miliki, para ulama Betawi berhasil melakukan pendekatan

183

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 184

Hasil Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin pada hari Sabtu, 1 Juni 2019,

pukul 10.30 WIB di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Page 142: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

129

yang tepat kepada masyarakat Jakarta Selatan untuk memastikan calon pemimpin

yang mereka dukung dapat memenangi kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Persentase kemenangan pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan sebesar 62,1%,

dan merupakan persentase kemenangan paling tinggi dibanding wilayah-wilayah

lain di Jakarta, membuktikan peran-peran yang dilakukan oleh para ulama Betawi

cukup efektif dan berdampak cukup signifikan bagi kemenangan pasangan Anies-

Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Wilayah Jakarta Selatan yang dikenal religius, terdapatnya ulama-ulama

Betawi berpengaruh di Jakarta Selatan, satu komandonya dukungan untuk

pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, dan terdapatnya

tempat-tempat yang dijadikan episentrum dukungan dari ulama dan umat Islam

Jakarta kepada pasangan Anies-Sandi, dapat menjelaskan mengapa persentase

kemenangan bagi pasangan Anies-Sandi di wilayah Jakarta Selatan cukup tinggi.

Melalui peran-peran yang para ulama Betawi lakukan, seperti membentuk opini,

menggalang massa, dan kampanye, bisa disimpulkan peran-peran ini cukup efektif

dan mengena bagi masyarakat Jakarta Selatan. Hal ini juga membuktikan bahwa

pengaruh tokoh agama seperti ulama Betawi, masihlah sangat kuat dan berdampak

signifikan untuk kemenangan pasangan calon tertentu dalam sebuah kontestasi

politik seperti Pilkada.

Page 143: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

130

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan analisa yang telah penulis paparkan mengenai

peran ulama Betawi dalam kemenangan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI

Jakarta tahun 2017, penulis mendapatkan beberapa hal yang dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Dalam menentukan pilihan politiknya, para ulama Betawi memiliki

beberapa pertimbangan yang mereka gunakan untuk memilih pasangan calon

gubernur dan calon wakil gubernur mana yang mereka dukung. Perspektif

keagamaan menjadi salah satu unsur dominan dalam menentukan pilihan politik

bagi para ulama Betawi. Terdapat 3 (tiga) faktor yang menjadi pertimbangan para

ulama Betawi dalam menentukan pilihan politiknya, yaitu pertama, faktor

ketokohan calon. Kedua, faktor rekam jejak (track record), dan ketiga, faktor

keberpihakan kepada ulama dan umat Islam Jakarta. Atas dasar pertimbangan

tadi, para ulama Betawi menjatuhkan pilihan kepada pasangan Anies Baswedan

dan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan

mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Setelah memilih pasangan Anies-Sandi sebagai calon gubernur dan calon

wakil gubernur yang mereka dukung, para ulama Betawi juga berperan dalam

kemenangan pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan. Peran yang dilakukan oleh

Page 144: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

131

ulama Betawi tentunya tidak terlepas dari otoritas kharismatik yang dimiliki serta

melalui perangkat peran (role-set) dan fasilitas peran (role-facilities). Terdapat 3

(tiga) peran yang dilakukan oleh para ulama Betawi dalam usaha mereka

memenangkan pasangan Anies-Sandi di Jakarta Selatan. Pertama, berperan

sebagai pembentuk opini di dalam masyarakat. Kedua, berperan sebagai

penggerak massa, dan ketiga, berperan sebagai orang yang berkampanye untuk

pasangan calon Anies-Sandi. Peran-peran yang dilakukan oleh ulama Betawi

terbukti efektif memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta

tahun 2017 di Jakarta Selatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya

persentase perolehan suara pasangan Anies-Sandi di wilayah Jakarta dengan hasil

persentase 62.1%, paling tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di

Jakarta.

B. Saran - Saran

1. Bagi para peneliti, hendaknya ada penelitian lanjutan tentang peran

ulama Betawi dalam sebuah kontestasi politik baik itu Pilkada maupun

Pilpres. Sehingga nantinya dapat dijadikan pembanding ataupun

penyempurna dari penelitian yang sudah diteliti.

2. Dalam sebuah kontestasi politik baik itu Pilkada maupun Pilpres,

pastinya memiliki dampak yang bermacam-macam di dalam masyarakat.

Salah satu dampaknya ialah terciptanya polarisasi. Diharapkan semua

elemen masyarakat untuk selalu bersikap dewasa memaknai perbedaan

pilihan maupun pandangan politik, sehingga nantinya masyarakat tidak

mudah dipecah belah melalui isu-isu SARA.

Page 145: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

132

DAFTAR PUSTAKA

Buku

AB, Syamsudin. Pengantar Sosiologi Dakwah. Jakarta: Kencana, 2016.

Agustino, Leo. Perihal Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Anggito, Albi & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:

CV Jejak, 2018.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2013.

Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,

2005.

Burhanudin, Jajat. Ulama Perempuan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,

2002.

Dofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Kiai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3S, 2011.

Eksan, Moch. Kiai Kelana: Biografi K.H. Muchith Muzadi. Yogyakarta: LkiS,

2000.

HS, A. Fadhli. Ulama Betawi (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap Perkembangan Islam Abad Ke-19). Jakarta:

Manhalun Nasyi-in Press, 2011.

Indra, Hasbi. Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan

(Studi Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi'ie). Yogyakarta: CV Budi

Utama, 2018.

Kiki, Rakhmat. Z. Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama

Betawi dari Awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21). Jakarta: Pusat

Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, 2011.

Linton, Ralph. Sociological Theory: A Book of Reading. London: The Macmillan

Company, 1964.

M. Setiadi, Elly. & Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:

Prenada Media Group, 2011.

Page 146: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

133

Moesa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama.

Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007.

Muhtadi, Asep S. Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama: Pergulatan Pemikiran

Politik Radikal dan Akomodatif. Jakarta: LP3S, 2004.

Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta: Prenadamedia

Group, 2016.

Saepudin, Asep. Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi

Perspektif Islam. Tangerang: Laboratorium Sosiologi Agama, 2010.

Selatan, BPS Kota Administrasi Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Selatan

Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan, 2018.

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI-Press, 2008.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2015.

Suhardono, Edy. Teori Peran: Konsep, Derivvasi, dan Implikasinya. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2016.

Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LkiS, 2004.

Yamin, Hasbullah Masudin. Perspektif Demokrasi Untuk Islam Indonesia.

Sleman: CV Budi Utama, 2018.

Karya Ilmiah

Aminah, “Habib dan Politik: Kritik Peranan Habib Abdurrahman Al Habsyi

Dalam Upaya Pemenangan Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta

Pada Pemilu Tahun 2014 di Kecamatan Senen-Jakarta Pusat”, (Skripsi,

Universitas Indonesia, Depok, 2017).

Hidayat, Endik. “Kiai dan Politik: Peran Kiai Pendukung Prabowo-Hatta Pada

Pemilihan Presiden 2014: Studi Kasus Pesantren Areng-Areng Pasuruan

Jawa Timur”, (Tesis Universitas Indonesia, Depok, 2014).

Page 147: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

134

Iman Aryadi, Tu Bagus.“Peran dan Keterlibatan Kiai Dalam Pemilihan Gubernur

Banten Tahun 2011”, (Disertasi Universitas Indonesia, Depok, 2014).

Rachman, Feizal. “Kiai dan Pemilihan Kepala Daerah: Studi Terhadap Kiai

Dalam Proses Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Tahun 2006 di

Kabupaten Tasikmalaya”, (Tesis Universitas Indonesia, Depok, 2006).

Jurnal Online

Husnan, Dinul dan Mhd. Sholihin. “Ulama, Islam, dan Gerakan Sosial-Politik:

Reposisi Ulama dalam Gerakan Sosio-Politik Islam Indonesia”, Jurnal

Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, Volume. 2. Nomor. 1, (2017): 1-

26.

Joko Pitoyo, Agus, “Dinamika Perkembangan Etnis di Indonesia dalam Konteks

Persatuan Negara”, Yogyakarta: Jurnal Populasi, Vol. 25. Nomor. 1,

(2017): 64-81.

Khoirul Fata, Ahmad. “Kepemimpinan dalam Perspektif Pemikiran Politik

Islam”, Jurnal Review Politik, Volume. 02. Nomor. 1, (2012): 1-17.

Rahmah, Nur. “Khazanah Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19 dan 20 M”,

Jurnal Lektur Keagamaan, Volume. 16. Nomor. 2, (2018): 195-226.

Wiwin. “Makna Simbolik “Aang/Aah” di Kalangan Umat Islam Kecamatan

Gekbong, Cianjur (Suatu Telaah dengan Perspektif Interaksionisme

Simbolik”, Jurnal Lektur Penamas, Volume. 31. Nomor. 1, (2018): 107-

124.

Page 148: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

135

Artikel Internet

Antaranews, ”Peran Ulama Cukup Berpengaruh dalam Politik”, dari

https://pemilu.antaranews.com. Artikel ini diakses pada 16 Juni 2019.

Bbc, ”Isu SARA Meningkat di Pilkada DKI Jakarta, Salah Siapa?”, dari

https://bbc.com. Artikel ini diakses pada 14 Desember 2018.

Bbc, ”Kasus Dugaan Korupsi Sylviana Murni Akan Pengaruhi Elektabilitas”, dari

https://bbc.com. Artikel ini diakses pada 24 Mei 2019.

Bbc, ”KPK Periksa Ahok Terkait RS Sumber Waras”, dari https://bbc.com.

Artikel ini diakses pada 24 Mei 2019.

Beritasatu, ”Ikatan Muhammadiyah DKI Dukung Ahok-Djarot”, dari

https://beritasatu.com. Artikel ini diakses pada 25 Mei 2019.

Detik, ”Didampingi Fadli Zon, Anies-Sandi Resmikan Posko Relawan di Tebet”,

dari https://m.detik.com. Artikel ini diakses pada 25 Oktober 2018.

Detik, ”Djarot: PKB dan PPP Kubu Romi Merapat, Tinggal Deklarasi Formal”,

dari https://m.detik.com. Artikel ini diakses pada 25 Mei 2019.

Detik, ”Hasil Pleno KPU DKI: Anies-Sandi 57,95%, Ahok-Djarot 42,05%”, dari

https://m.detik.com. Artikel ini diakses pada 22 Mei 2019.

Detik, ”KPU Tetapkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Maju Putaran Dua Pilkada”,

dari https://m.detik.com. Artikel ini diakses pada 21 Mei 2019.

Detik, ”LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan terhadap Ahok-Djarot Mencapai 73%”,

dari https://m.detik.com. Artikel ini diakses pada 25 November 2018.

Page 149: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

136

Fahira Idris, ”Jumpa Ulama Kharismatik KH. Abdul Rasyid A. Syafi’ie, Cerita

Pondok Pesantren Hingga Keajaiban Air”, dari https://www.fahiraidris.id.

Artikel ini diakses pada 27 Mei 2019.

Indonesia Satu, ”PDIP Ingatkan Partai Pendukung Pemerintah Dukung Ahok-

Djarot, PPP Romi Bergeming”, dari https://indonesiasatu.co. Artikel

diakses pada 22 Mei 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Pengertian Alim Ulama”, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id. Artikel ini diakses pada 19 Agustus 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Pengertian Kharisma”, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id. Artikel ini diakses pada 20 Agustus 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Pengertian Kiai”, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id. Artikel ini diakses pada 19 Agustus 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Pengertian Otoritas”, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id. Artikel ini diakses pada 20 Agustus 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Pengertian Ulama”, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id. Artikel ini diakses pada 19 Agustus 2019.

Kbr.id, ”Setelah Anies Temui FPI, Berikutnya Giliran FBR dan Ormas

Pendukung Demokrat”, dari https://m.kbr.id. Artikel ini diakses pada 17

Juni 2019.

Kompas, ”Forum Ulama dan Habaib Nyatakan Dukung Anies-Sandiaga”, dari

https://megapolitan.kompas.com. Artikel ini diakses pada 1 Mei 2018.

Kompas, ”Forum Ulama dan Habaib Nyatakan Dukung Anies-Sandiaga”, dari

https://megapolitan.kompas.com. Artikel ini diakses pada 1 Mei 2018.

Page 150: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

137

Kompas, ”Ini Jadwal Tahapan Pilkada DKI 2017”, dari https://kompas.com.

Artikel ini diakses pada 22 Mei 2019.

Kompas, ”Peta Baru Koalisi Parpol, Penentu Hasil Pilkada Jakarta 2017?”, dari

https://megapolitan.kompas.com. Artikel ini diakses pada 22 Mei 2019.

Kompas, ”Pilkada DKI 2017 Resmi Diikuti Tiga Pasang Cagub-Cawagub”, dari

https://kompas.com. Artikel ini diakses pada 16 Juni 2019.

Kompas, ”Pilkada Jakarta Rasa Pilpres, “Turun Gunungnya” Mega, SBY, dan

Prabowo”, dari https://nasional.kompas.com. Artikel ini diakses pada 24

Mei 2019.

Kompas, ”Seperti Apa Peta Dukungan Pemilih pada Pilkada DKI 2017?”, dari

https://m.megapolitan.kompas.com. Artikel ini diakses pada 25 Mei 2019.

Koperasi Syariah 212, ”KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i”, dari

https://koperasisyariah212.co.id. Artikel ini diakses pada 27 Mei 2019.

KPU, ”Hasil Hitung TPS (Form C1) Jakarta Selatan”, dari

https://pilkada2017.kpu.go.id. Artikel ini diakses 19 Agustus 2019.

Kumparan, ”Ucapan Ahok di Pulau Seribu Dinilai Sebagai Puncak Penodaan Agama”,

dari https://m.kumparan.com. Artikel ini diakses pada 10 Juli 2019.

Liputan6, “KPU Tetapkan Anies-Sandi Pemenang Pilkada DKI 2017 Hari Ini”,

dari https://m.liputan6.com. Artikel ini diakses pada 17 Desember 2018.

Merdeka, ”Gerilya Anies-Sandi dan Partai Pengusung Dekati Poros Cikeas”, dari

https://m.merdeka.com. Artikel ini diakses pada 22 Mei 2019.

Merdeka, ”Tak anggap Ahok, FPI sebut Pilgub DKI Cuma Pertarungan Agus dan

Anies”, dari https://m.merdeka.com. Artikel ini diakses pada 25 Mei 2019.

Page 151: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

138

Panjimas, ”Allahu Akbar! Ulama Betawi Kumpul Bentuk Gerakan Masyarakat

Jakarta Tolak Ahok”, dari https://panjimas.com. Artikel ini diakses pada 1

Mei 2018.

Pks.id, ”Ulama Betawi Ajak Warga Menangkan Anies Sandi”, dari https://pks.id.

Artikel ini diakses pada 1 Mei 2018.

Republika, ”Dinamika Pilkada DKI”, dari https://m.republika.co.id. Artikel ini

diakses pada 24 Mei 2019.

Republika, ”Hari ini, 6000 Massa FPI Demo Tolak Ahok Jadi Gubernur”, dari

https://republika.co.id, diakses pada 10 Juni 2019.

Republika, ”Ini 7 Rangkaian Aksi Bela Islam Sebelum Ahok Divonis 2 Tahun

Penjara”, dari https://m.republika.co.id. Artikel ini diakses pada 16

Desember 2018.

Republika, ”PAN Merapat ke Anies-Sandi Ini Kata Kubu Ahok-Djarot”, dari

https://m.republika.co.id. Artikel ini diakses pada 22 Mei 2019.

Republika, ”Pengamat: Jakarta Memang Potensial Jadi Loncatan ke RI 1”, dari

https://m.republika.co.id. Artikel ini diakses pada 14 Desember 2018.

Republika, ”SBY Tuding Antasari Ingin Jegal Anaknya dalam Pilkada DKI”, dari

https://m.republika.co.id. Artikel ini diakses pada 24 Mei 2019.

Siarjustisia, ”FPI dan GMJ Lantik Fakhrurrozi Ishaq Sebagai Gubernur DKI

Jakarta Tandingan”, dari https://siarjustisia.com. Artikel ini diakses pada

19 Juli 2019.

Tirto, ”Ada Deklarasi Dukung Anies-Sandi Sebelum Konpres Tamasya Al-

Maidah”, dari https://tirto.id. Artikel ini diakses pada 18 Juni 2019.

Page 152: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

139

Tirto, ”Menggalang Suara Pilgub Jakarta via Masjid”, dari https://tirto.id. Artikel

ini diakses pada 18 Juni 2019.

Tirto, ”Ruang Politis Masjid dalam Gerakan ‘Tamasya Al-Maidah’ ” dari

https://tirto.id. Artikel ini diakses pada 18 Juni 2019.

Tribunnews, ”Dukung Ahok-Djarot, GP Ansor: Kami Tolak Gubernur yang

Didukung Islam Radikal”, dari https://m.tribunnews.com. Artikel ini

diakses pada 25 Mei 2019.

Tribunnews, ”Survei Indikator: Dukungan ke Ahok-Djarot Turun karena Ucapan

Ahok soal Al-Maidah”, dari https://m.tribunnews.com. Artikel ini diakses

pada 25 Mei 2019.

Voa-Islam, ”16 Alasan Umat Islam Menolak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta”,

dari https://voa-islam.com. Artikel ini diakses pada 1 Mei 2018.

Winnet News, ”Anies-Sandi Sukses dapat Dukungan Dari Relawan AHY dan

Ulama di Jakarta Utara”, dari https://m.winnetnews.com. Artikel ini

diakses pada 25 Mei 2019.

Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Wawancara

Wawancara dengan K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Ulama Betawi pada hari

Kamis, 9 Mei 2019, di Kediaman K.H. Muhammad Nursasi, Lc., Pejaten

Timur, Jakarta Selatan, pukul 21.30 WIB.

Page 153: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

140

Wawancara dengan Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Ulama Betawi pada hari Sabtu,

1 Juni 2019, di Kediaman Drs. K.H. Sulaiman Rohimin, Jagakarsa, Jakarta

Selatan, pukul 10.30 WIB.

Wawancara dengan dengan Anggawira, Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi

pada hari Sabtu, 24 Juni 2019, di South Quarter, Cilandak, Jakarta Selatan,

pukul 18.30 WIB.

Wawancara dengan K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Ulama Betawi pada hari

Jumat, 28 Juni 2019, di Kediaman K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i,

Tebet, Jakarta Selatan, pukul 14.15 WIB.

Wawancara dengan Herie Marjanto, Tim Pemenangan Anies-Sandi Bidang

Penggalangan Konstituen pada hari Sabtu, 29 Juni 2019, di Pusat Grosir

Cililitan, Cililitan, Jakarta Timur, pukul 13.30 WIB.

Page 154: ISLAM DAN POLITIK Peran Ulama Betawi dalam Kemenangan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49398/1/MUHA… · Program Studi Ilmu Politik ... segala usaha serta kerja

141