islam dan perdamaian -...

97
PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK BNI SYARIAH SUDIRMAN) Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Mencapai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : NURSYAMSIYAH 103046128235 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430/2009

Upload: dangxuyen

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH

(STUDI KASUS PADA BANK BNI SYARIAH SUDIRMAN)

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Mencapai Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

NURSYAMSIYAH

103046128235

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430/2009

Page 2: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, pemberi segala

potensi dalam diri manusia. Tuhan yang mempengaruhi kehidupan dalam semua

fasilitasnya di bumi ini. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW

pembawa pesan suci Al-Qur’an, pemberi sugesti terhadap segala kebajikan. Rasul

akhir zaman, suri tauladan para pejuang kebangsaan. Salam sejahtera semoga

tercurahkan untuk para pengikutnya yang tetap konsisten dalam memperjuangkan

kebenaran dan keadilan.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar –

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik

secara langsung atau tidak langsung dalam menyusun skripsi ini tidak akan

mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu penulis memberi

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Orang tuaku tercinta “Mami dan Papi” yang selalu membimbingku dengan

segala kasih dan sayangnya selama ini, begitu juga untuk kaka ku Robby,

Sonny serta adik ku Saifullah yang memotivasiku untuk selalu semangat

dalam segala hal dan semua family yang tidak bisa disebutkan satu persatu

disini, yang telah memberikan keceriaan serta motivasinya secara langsung

maupun tidak langsung.

Page 3: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

2. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Euis Amalia, M.Ag, Selaku Ketua Program Studi Perbankan Syari’ah

Konsentrasi Muamalat dan Bapak Ah. Azharudin Latif, M.Ag, Selaku

sekretaris Program Studi Perbankan Syari’ah Konsentrasi Muamalat.

4. Bpk Prof . Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM dan Bapak Ir. Agus Edi

Sumanto, MM, AAIJ Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing,

memberi arahan, koreksi, saran dan ilmu pengetahuan serta pengalamannya

hingga penulisan skripsi ini terselesaikan.

5. Staff perpustakaan Utama dan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis untuk

mendapatkan buku – buku yang berkaitan dengan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kontribusi pemikiran ekonomi

islam dalam perkuliahan.

7. Para staff Bank BNI Syari’ah cabang Sudirman yang telah memberikan data –

data baik input ataupun out put serta arahan dan saran dalam menyelesaikan

skripsi ini. Teruntuk Divisi Unit Syari’ah bapak Iwan Kustiwan dan ibu Bayi

Rohayati.

8. Teruntuk some one “Abd. Salam” yang selalu memberi support dan doanya,

Aku ucapkan terima kasih. Semoga Allah mendengar doa kita, Amin..

9. Semua sahabat – sahabat karibku: Alumni AIC Rian, tuty, legi, dan Man 10

Jakarta, terima kasih atas kehangatan persahabatan yang engkau berikan.

Page 4: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

10. Untuk rekan – rekan seperjuangan Fera, Ndah, Dina, nuni, v3, ratih, zaki,

ayub, budi, andri, ajay, yudi, ifdhal, dani, zaky, aan, harun, iin, dan seluruh

teman – teman Muamalah khususnya perbankan Syari’ah kelas A.

Page 5: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 11

E. Metode Penelitian ................................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 13

BAB II KERANGKA TEORI

A. Konsep Manajemen Risiko .................................................................... 15

B. Konsep Pembiayaan Murabahah ............................................................ 27

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH

A. sejarah Pendirian Bank BNI Syariah ...................................................... 41

B. Tujuan Pendirian .................................................................................... 43

C. Produk dan Jasa BNI Syariah ................................................................. 43

D. Struktur Organisasi BNI Syariah ............................................................ 47

E. Sumber Daya .......................................................................................... 48

F. Refutasi .................................................................................................. 52

Page 6: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAB IV ANALISIS

A. Prosedur Dalam Mengajukan Pembiayaan ............................................ 53

B. Prosedur Manajemen Risiko Pada Bank BNI Syariah ........................... 57

C. Prosedur Penilaian Risiko Pada Bank BNI Syariah ............................... 61

D. Pengelolaan Risiko pada Bank BNI Syariah ......................................... 67

E. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di Bank

BNI Syariah ........................................................................................... 73

F. Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada Bank BNI Syariah

................................................................................................................ 78

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang melaksanakan 3 fungsi

utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa

pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslim, fungsi –

fungsi bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi – fungsi

tersebut adalah menerima titipan harta, meminjam uang untuk keperluan

konsumsi dan untuk keperluan bisnis serta pengiriman uang.1

Pengertian bank syariah menurut UU perbankan No. 21 Tahun 2008

tentang perbankan syariah adalah sebagai badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan bank syariah adalah bank

yang beroperasi berdasarkan prinsip – prinsip syariah, yang mengacu kepada

Al-qur’an dan Hadits. Artinya bahwa bank syariah secara operasional dan

teoritis mengikut ketentuan – ketentan syariah yang terkandung di dalam Al-

quran dan Hadits2, yaitu tata cara bermuamalah secara islami.

Fatwa MUI No. 1 Tahun 2004 tentang pengharaman bunga (interest) bank

beberapa waktu lalu telah mampu menimbulkan optimisme yang cukup besar

mengenai peranan dan prospek bank syariah dimasa depan. Bank syariah telah

1 Biro perbankan syariah bank indonesia, Islam dan perbankan syariah, (Jakarta: karim business consulting, 2001), h.1 2 Karnaen purwaatmaja dan muhammad syafi’i antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa), Cet.Ke-1,h.1

1

Page 8: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

menjadi alternatif nasional diluar bank konvensional. Apabila bank

konvensional beroperasi dengan sistem bunga (interest), maka bank syariah

bekerja berdasarkan prinsip dasar rela sama rela atau suka sama suka

(antaraddin minkum) dan tidak ada pihak yang mendzalimi dan didzalimi.

Inilah mengapa bank syariah menjadi solusi yang tepat ditengah krisis

moneter dan keuangan yang mengglobal sekarang ini.

Bank sebagai lembaga perantara atau financial intermediary memiliki 3

fungsi umum yaitu yang pertama adalah memasok dana pinjaman bagi para

peminjam yang bonafit, kedua mengurangi risiko bagi para pemilik dana yang

menginginkan kelebihan dana yang dimilikinya agar dapat ikut diputarkan

dalam kegiatan usaha dan ketiga adalah meningkatkan likuiditas

perekonomian tanpa mengurangi jaminan likuiditas para pemilik surat

tagihan.3

Dalam jasa keuangan perbankan syariah dimana dana yang dikelola adalah

dana masyarakat luas, dimana dalam konsep syariah merupakan amanah yang

harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat oleh pengelola dana yang dalam

hal ini adalah bank syariah yang tidak hanya di tuntut untuk amanah dalam

menjalankan tugasnya.

Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat dalam beberapa tahun

terakhir ini merupakan refleksi dari meningkatnya minat konsumen perbankan

di Indonesia akan produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah islam.

Dengan berkembangnya jumlah bank syariah, menuntut kesiapan sumber daya

3 Soedijono Reksoprajitno, Pengantar Manajemen Bank Umum,(Jakarta: Gunadarma, 2003), h.3

2

Page 9: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

insani yang mampu bersaing dan mengemas kegiatan pemasarannya secara

terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar, pemasaran harus dilakukan

secara profesional sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera

terpenuhi dan terpuaskan.

Dalam beberapa tahun terakhir perbankan syariah mengalami

perkembangan yang pesat. Pesatnya pertumbuhan bank syariah telah

mengilhami bank – bank konvensional untuk meniru dan menawarkan produk

– produk bank syariah. Alasan mereka ikut menawarkan produk bank syariah

semata – mata bersifat komersil, yaitu untuk melihat besarnya pasar umat

islam yang pertumbuhannya diperkirakan mencapai 15% pertahun.4 Selain

bank menyediakan produk – produk penghimpun dana, bank juga

menawarkan produk pembiayaan yang sangat diminati oleh nasabah. Secara

umum produk pembiayaan yang selama ini menjadi dominan dalam perbankan

syariah adalah produk murabahah. Meski terdapat produk lainnya seperti

mudharabah dan musyarakah. Namun pada kenyataannya yang paling intensif

digunakan adalah produk murabahah, karena produk tersebut lebih mudah

digunakan dan menyerupai kredit pada bank konvensional. Disisi lain

masyarakat tidak ingin disulitkan dengan perhitungan yang rumit, mereka

hanya ingin tahu beberapa cicilan yang dibayar tiap bulannya secara pasti.

Dalam pelaksanaan pembiayaan bank syariah harus memiliki 2 aspek

yaitu: Aspek syariah berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para

nasabah bank syariah harus tetap berpedoman pada syariat islam ( antara lain

4 Zainul Arifin, Dasar –dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,2005) hal.5

3

Page 10: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

tidak mengandung unsur maisir, gharar dan riba serta bidang usahanya).

Aspek ekonomi berarti disamping mempertimbangkan hal – hal syariah bank

juga tetap mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank syariah

maupun nasabah.

Kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah atau istilah

teknisnya disebut aktiva produktif. Menurut ketentuan BI, aktiva produktif

adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing

dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga, penempatan,

penyertaan modal, penyertaan modal sementara. Komitmen dan kontijensi

pada rekening administratif serta SWBI. Untuk penggolongan kualitas aktiva

produktif pada bank syariah terdiri dari: Pembiayaan Lancar (L), Dalam

Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), Macet (M).

Kualitas aktiva produktif ini dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi

keuangan, dan kemampuan membayar nasabah.

Transaksi keuangan menurut syariah islam pada hakekatnya adalah suatu

transaksi niaga cara penangguhan pembayaran (tidak tunai) atau transaksi

pemberian pinjaman karena pada setiap transaksi keuangan akan timbul hak

dan kewajiban keuangan. Yaitu: hak suatu pihak untuk mendapat pembayaran

dan kewajiban pada pihak lain untuk memberikan pembayaran.

Produk murabahah yang ditawarkan kepada masyarakat sangat mirip

dengan produk leasing yang ditawarkan oleh bank konvensional, malah

equivalent ratenya lebih tinggi konvensional. Dengan demikian dapat kita

4

Page 11: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

nilai bahwa bank syariah di Indonesia tidak mau mengambil risiko, lalu

mereka membuat produk yang aman.5

Akad jual beli risikonya kecil, namun bukan berarti akad – akad

pembiayaan lainnya kurang diminati. Idealnya, pembiayaan bank syariah

didominasi oleh akad mudharabah (bagi hasil). Sebab, memang itulah ruhnya

perbankan syariah. Namun untuk sampai ketahap itu tidak mudah. Bahkan di

negara – negara yang sudah lebih dahulu menerapkan syariah pun,

pembiayaan murabahah (jual –beli) masih dominan.6

Seharusnya sebagai bank syariah yang berprinsip bagi hasil dari

pembiayaannya seperti mudharabah dan musyarakah itu bisa lebih dominan

tapi justru pembiayaan non bagi hasil yang lebih dominan.

Dominasi pembiayaan non bagi hasil jelas bukanlah kondisi ideal yang

diinginkan. Industri perbankan syariah bersama – sama dengan pemerintah

maupun BI harus terus mempersiapkan bagi hasil. Persiapan itu jelas tidak

dapat dilakukan secara mendadak, melainkan mau tidak mau harus mulai

dipersiapkan dari sekarang, karena perkembangan yang pesat yang sedang

berlangsung perlu diarahkan agar tidak terlanjur berkembang kearah yang

tidak diinginkan.

Mungkin karena risiko yang ada pada pembiayaan murabahah itu relatif

kecil, karena bagi orang awam risiko berarti menghadapi kesulitan atau

bahaya – bahaya yang mungkin menimbulkan musibah, cidera, atau hal – hal

5 Jafril Khalil, Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Menyiasati Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia (Jakarta: P3EI, 2004), hal .65. 6 Robert Tampubolon, Manajemen Risiko: Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersil, (Jakarta: PT. Elekmedia,2004), hal.19

5

Page 12: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

semacam itu yang bersifat akan merugikan. Tetapi pengertian secara ilmiah

dari risiko sampai saat ini masih beragam, hal ini perlu diperingatkan bahwa

subyek risiko begitu komplek terdapat dalam berbagai bidang berbeda. Secara

umum risiko didefinisikan sebagai bentuk peristiwa yang mempunyai

pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk

mencapai tujuannya.

Konsep dari pembiayaan murabahah ini berbeda dengan pemberian

pinjaman (kredit) pada bank konvensional. Pada bank konvensional pemberian

pinjaman (kredit) dengan pengembangan modal pokok beserta modalnya

(bunga berbunga) hal ini sangatlah berkaitan dengan praktek riba yang jelas –

jelas dilarang dalam syariah islam. Oleh karena itu, diperlukan tata cara

operasional bank syariah agar terhindar dari praktek perkreditan yang

mengandung unsur riba yang diharamkan.

Pembiayaan murabahah ini muncul karena bank tidak memiliki barang

yang diinginkan oleh pembeli, sehingga bank harus melakukan transaksi

pembelian atas barang yang diinginkan kepada pihak lain yang disebut sebagai

supplier. Dengan demikian, bank bertindak selaku penjual disatu sisi dan

disisi lain bertindak sebagai pembeli. Kemudian bank akan menjual kembali

kepada pembeli dengan harga jual yang disesuaikan yakni harga beli ditambah

margin (mark up) atau keuntungan yang telah disepakati7. Sistem pembayaran

murabahah dapat dilakukan secara tunai, cicilan ataupun tangguh.

7 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), hal. 62.

6

Page 13: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Perbedaan pokok antara kredit pada bank konvensional dengan

pembiayaan pada bank syariah adalah dilarangnya riba atau bunga pada

pembiayaan syariah. Pada pembiayaan murabahah sistem yang digunakan

adalah adanya margin atau mark up keuntungan, sedangkan pada mudharabah

dan musyarakah adanya sistem bagi hasil antara shahibul maal selaku

penyedia dana dengan mudharib atau nasabah (investor). Mark up merupakan

jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya pada suatu produk untuk

menghasilkan harga jual.8

Kredit pada bank konvensional dilakukan melalui pemberian pinjaman

uang kepada nasabah sebagai peminjaman, dimana pemberi pinjaman

memperoleh imbalan berupa bunga yang harus dibayar oleh peminjam.

Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian

adalah merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko, karena

mengakibatkan keragu - raguan seseorang mengenai kemampuannya untuk

meramalkan kemungkinan terhadap hasil - hasil yang akan terjadi dimasa

mendatang. Salah satunya ketidakpastian ekonomi, yaitu kejadian - kejadian

yang timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi.

Semua yang menyadari bahwa kehidupan penuh dengan ketidakpastian,

kecuali kematian. Itupun juga mengandung ketidakpastian didalamnya seperti

waktu dan sebab kematian tersebut. Ketidakpastian itulah yang mengakibatkan

risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih-lebih

dalam dunia bisnis (perbankan), dimana ketidakpastian dan risiko yang tidak

8 Bayu Swastha, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty, 2005), edisi 2, hal.256

7

Page 14: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

dapat diabaikan begitu saja, bahkan harus diperhatikan secara cermat, bila

menginginkan kesuksesan. Bahwa semakin besar keuntungan yang ingin

didapat maka semakin besar pula risiko yang dihadapi.

Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang khususnya pengusaha

selalu harus berusaha untuk menanggulanginya. Artinya berupaya untuk

meminimalisir ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat

dihilangkan atau paling tidak diminimumkan. Penanggulangan risiko tersebut

dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai usaha cara

penanggulangan risiko. Inilah yang disebut manajemen risiko.

Walaupun manajemen risiko bukanlah satu-satunya solusi dalam

menyelesaikan masalah umumnya keuangan (financial problem) perbankan,

tetapi sebagaimana yang tersirat dari ungkapan Miranda Goeltom, bahwa

manajemen merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menjamin

perbankan dan menjadi standar dari kelayakan operasional institusi perbankan.

Sistem manajemen risiko merupakan kemampuan manajerial sebuah

organisasi (perusahaan) dalam mengidentifikasi, menilai serta menghadapi

sebab-sebab dan akibat dari suatu hal atau kejadian yang tidak dapat

diperkirakan dan risiko dari hal atau kejadian tersebut. Dari kemampuan

manajerial risiko yang baiklah kerugian dapat diminimalisir bahkan dihindari

agar tidak terjadi dimasa yang akan datang. Ini terutama dalam jasa keuangan

perbankan, dimana dana yang dikelola adalah dana masyarakat luas, dimana

dalam konsep Syariah merupakan amanah yang harus dipertanggung

jawabkan dunia akhirat . oleh pengelola dana yang dalam hal ini adalah Bank

8

Page 15: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Syariah, yang tidak hanya dituntut amanah dalam menjalankan tugasnya,

tetapi juga dituntut profesionalisme dalam mengelola dana yang diamanahkan

tersebut. Sebab keamanahannya tersebut tidak akan terwujud tanpa didukung

oleh profesionalisme dalam berusaha terutama dalam perbankan.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, penulis tertarik untuk

mencoba menelaah dan meninjau lebih lanjut manajemen risiko dalam

pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh bank syari'ah. Permasalahan

tersebut penulis ungkap dalam skripsi yang berjudul : "PERAN

MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH"

(STUDI KASUS PADA BANK BNI SYARIAH SUDIRMAN)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan

pengadaan penyerahan barang di awal akad dan pembayaran kemudian, baik

dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus). Dengan

demikian, pemberian pembiayaan murabahah dengan jangka waktu panjang

akan menimbulkan potensi risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada pihak

ketiga.

Selain itu, risiko – risiko seperti pembayaran yang tertunda, risiko industri,

risiko pasar (seperti kenaikan nilai tukar mata uang dan kenaikan suku bunga)

maupun potensi lainnya yang berasal dari manajemen bank syariah itu sendiri,

harus juga menjadi perhatian khusus bagi bank syariah dalam mengelola risiko

– risiko tersebut, sehingga setiap pembiayaan yang dikeluarkan bisa lebih

kompetitif dibanding kredit perbankan konvensional.

9

Page 16: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Secara empiris belum banyak kajian yang membahas detail mengenai hal

ini, Oleh karena itu, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses manajemen risiko dan pengelolaannya terhadap

pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah ?

2. Apa yang menjadi penyebab pembiayaan murabahah bermasalah pada

Bank BNI syariah ?

3. Bagaimana cara penyelesaian pembiayaan Murabahah bermasalah

pada Bank BNI syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian (tujuan yang diharapkan penulis sebagai berikut:)

a. Untuk mengetahui proses manajemen risiko serta pengelolaan terhadap

pembiayaan murababahah pada Bank BNI Syariah.

b. Untuk mengetahui penyebab pembiayaan murabahah bermasalah pada

Bank BNI Syariah.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah pada Bank BNI Syariah.

Manfaat Penelitian:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai study awal dalam mengetahui peran

manajemen risiko dalam pembiayan murabahah pada Bank BNI Syariah.

2. Bagi Fakultas, penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

dalam literature pada fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

10

Page 17: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

3. Sebagai evaluasi wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep

murabahah dan aplikasinya pada produk pembiayaan murabahah pada

Bank BNI Syariah.

D. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa studi dengan tema yang sama. Diantaranya pertama:

karya Alia yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Berbasis

Bagi Hasil pada Bank Syariah (2004). Karya ini membahas tentang Produk-

produk pembiayaan yang berbasis bagi hasil dengan terperinci dan

penerapannya dalam manajemen risiko pada Bank Syariah.

Kedua: Karya dengan tema yang sama dibahas oleh Silviyanti dengan

judul Dominasi Murabahah pada Perbankan Syariah dalam Persepektif

Manajemen Risiko (2006). Karya ini membahas dengan jelas dominasi produk

Murabahah pada Bank Syariah. Ketiga: karya Asep Syaiful Bahri dengan

judul Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank

Muamalat (2008). Karya ini membahas tentang mekanisme manajemen risiko

terhadap pembiayaan murabahah.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data, Diantaranya:

1. Metode Pengumpulan Data

a. Library Research (Riset Kepustakaan)

Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku - buku,

majalah, jurnal, karya ilmiah, makalah dll. Yang mengandung informasi

11

Page 18: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai

tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.

b. Field Research (Riset Lapangan)

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jenis primer yaitu data

yang diperoleh dari bank BNI Syariah. Adapun teknik pengumpulan data

primer ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan data

lapangan yang di dapat dari BNI Syariah berupa annual report BNI

Syariah, Profil BNI Syariah, Pedoman pembiayaan BNI Syariah, laporan

keuangan, dan lain – lain. Selain itu penulis juga melakukan wawancara

sebagai tindak lanjut untuk memperoleh keterangan atau data yang tidak

didapat dari study dokumentasi. Wawancara ini dilakukan oleh tokoh

lembaga atau para fungsionaris BNI Syariah : Iwan Kustiwan (Divisi

Analis Risiko), Ibu Bayi Rohayati (Divisi analis Risiko)

2. Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah

Deskriptif Analysis Evaluatif. Deskriptif yaitu memberikan sebuah

gambaran secara sistematik mengenai perkembangan produk pembiayaan

murabahah diperbankan syariah. Analisis dimaksudkan bahwa dalam

penelitian ini dilakukan kajian secara mendalam terhadap fakta yang ada

melalui beberapa penguraian dan Evaluatif yaitu memberikan penilaian

terhadap masalah yang diangkat melalui interpretasi yang tepat dan akurat.

3. Metode Penulisan

Tehnik penulisannya berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi di

12

Page 19: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diterbitkan Fakultas tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan

penulisan skirpsi maka disusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan teknik penulisan

serta sistematika penulisan.

Bab II Kerangka teori, yang terdiri dari Konsep manajemen risiko,

Pengertian Manajemen Risiko, Jenis – Jenis Risiko Perbankan,

Tujuan Manajemen Risiko, Fungsi Manajemen Risiko, Fungsi

Pokok Manajemen Risiko. Konsep Pembiayaan Murabahah

Pengertian Pembiayaan, Fungsi Pembiayaan, Prinsip Analis

Pembiayaan, Pengertian Murabahah, Landasan Hukum

Pembiayaan Murabahah, Jenis – jenis Pembiayaan Murabahah,

Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah, Tehknik

Penyelesaian Pembiayaan Pada umumnya.

Bab III Profil Bank BNI Syariah, tujuan Pendirian, Produk dan Jasa, Struktur

Organisasi, Sumber Daya, dan Refutasi.

Bab IV Manajemen risiko pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah,

prosedur pengajuan pembiayaan, Proses manajemen risiko, Proses

penilaian risiko pada, Pengelolaan risiko, Penyelesaian pembiayaan

13

Page 20: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

14

murabahah bermasalah.

Bab V Penutup

Kesimpulan

Saran

lampiran - lampiran

Page 21: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

15

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Konsep Manajemen Risiko

1.Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen sangat luas, sehingga dalam kenyataannya

tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.

Manajemen menurut james A.F. Stoner adalah proses perencanaan,

pengorganisasian dan penggunaan sumber daya yang telah ditetapkan.1

Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai

sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha – usaha

individu untuk mencapai tujuan bersama.2

Bila kita lihat dari kedua pengertian di atas, maka akan tampak

beberapa pokok penting dalam definisi tersebut antara lain:3

a. Adanya tujuan yang ingin dicapai

b. Tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain

c. Kegiatan – kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi

Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang

nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen

sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena – fenomena (gejala –

1 T. Hani Handoko, Manajemen: Edisi II (Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta dan Anggota IKAPI, 1993) Cet-7, h. 8 2 M. Manullang, Dasar – dasar Manajemen, (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2004), Cet-17, h.17, h.3 3 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h.3

Page 22: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

16

gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan

penjelasan-penjelasan.4

Memperlihatkan pengertian manajemen yang diatas serta

kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka

diberi definisi sebagai “ perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan”.5

2.Fungsi Manajemen

Sampai sekarang, masih belum ada konsesus baik di antara praktisi

maupun di antara para teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi –

fungsi manajemen, sering juga disebut unsur-unsur dari manajemen.6

Pada hakikatnya, fungsi – fungsi manajemen adalah sebagai

berikut:

a. Planning (Perencanaan) adalah penentuan serangkaian tindakan

untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

b. Organizing adalah mengelompokkan kegiatan yang diperlukan,

yakni penetapan susunan organisasi, serta menetapkan kedudukan dan

sifat hubungan antara masing – masing unit tersebut.

c. Leading (Pengarahan dan Pemimpinan) merupakan fungsi dari

manajemen yang dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.

4 M. Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.4 5 M.Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.5 6 M. Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.11

Page 23: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

17

d. Staffing merupakan penyusunan personalia pada suatu organisasi

sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan

usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada

organisasi.

e. Controling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian

adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan

penilaian dan koreksi sehingga apa yang dilakukan oleh pegawai dapat

diarahkan.

Atas dasar tersebut, Bisa kita simpulkan bahwa pada dasarnya

manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang – orang

untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan- tujuan

organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),

Pengorganisasian (organizing), Staffing (Penyusunan personalia atau

kepegawaian), Leading (pengarahan dan pemimpin), dan pengawasan

(controling).7

3.Pengertian Manajemen Risiko

Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan

sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan

orang. Konsep risiko itu sendiri timbul karena adanya pengajuan

tentang “Ketidakpastian” dimasa yang akan datang. Memahami konsep

risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk

memahami konsep dan tehnik manajemen risiko. Oleh karena itu

7 T. Hani Handoko, Manajemen: Edisi II,….. h, 10

Page 24: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

18

dengan mempelajari definisi yang ditemukan dalam berbagai literatur

diharapkan pemahaman tentang risiko semakin jelas.

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari,

Tetapi pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap

beragam, yaitu antara lain:8

a. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin

melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A. Abbas Salim).

b.Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dan

hasil yang diharapkan (Herman Darmawi).

Lebih jelas dan terfokus dari definisi di atas, BI mendefinisikan

manajemen risiko sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa (evens)

yang dapat menimbulkan kerugian bank. 9

Ketika bank mencoba mengaplikasikan definisi kedalam program

manajemen risiko, maka semua kegiatan atau usaha yang dilakukan

akan melibatkan kegiatan yang membutuhkan perhatian/kewaspadaan

penuh, pengetahuan yang terus dikembangkan, pengalaman yang

cukup memadai, dan kemampuan serta energi yang terus

diperbesar.Sedangkan manajemen risiko itu sendiri mempunyai

beberapa definisi diantaranya: risiko mempunyai arti yang lebih luas

yaitu semua risiko yang terjadi didalam masyarakat (kerugian harta,

8 Soeisno Djodosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,(jkt:Salemba 4,1999), cet. Ke1, h. 1-2 9 Robert Tampubolon, Manajemen Risiko: Pendekatan kualitatif untuk bank komersil, (Jakarta: PT Elek Media Kompurtido,2004), cet.ke 2, h.20.

Page 25: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

19

jiwa, keuangan, usaha dan lain-lain).10Kemudian manajemen risiko

merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta

mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan

untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.11

Program manajemen risiko pertama-tama bertugas

mengidentifikasi risiko yang dihadapi, sesudah itu menghadapi,

mengukur atau menentukan besarnya risiko dan kemudian barulah

dapat dicarikan jalan untuk menghadapi dan menangani risiko itu.

Oleh karena itu jika risiko itu kecil maka harus cepat dikendalikan.

Bank Indonesia mendefinisikan manajemen risiko nomor

5/8/PBI/2003 sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.Dari

beberapa definisi di atas BI menekankan pada mekanisme dari

manajemen risiko itu sendiri.

Sebagai Bank Syariah yang merupakan salah satu unit bisnis.

Dengan demikian, Bank Syariah juga akan menghadapi risiko

manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati mendalam, Bank

Syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena dalam

menjalankan aktifitasnya yang banyak berhubungan dengan produk-

produk bank yang mengandung banyak risiko, seperti produk

murabahah yang memiliki risiko yang relatif tinggi yang mungkin 10 Drs.H. Abbas Salim, Ma, Asuransi dan manajemen risiko, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), cet.ke.2, hal.199. 11 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, hal.17

Page 26: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

20

diakibatkan karena ketidakjujuran / kecurangan nasabah dalam

melakukan transaksi. Oleh karena itu, para pejabat Bank Syariah harus

dapat mengendalikan risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk

memperoleh keuntungan yang optimum.

4. Jenis-Jenis Risiko Perbankan

Risiko usaha (business risk) bank merupakan tingkat

ketidakpastian mengenai pendapatan (keuntungan bank) yang

diperkirakan akan diterima. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan

yang diperoleh suatu bank. Semakin besar kemungkinan risiko yang

dihadapi dan semakin tinggi pula risiko atau pandapatan yang

diinginkan. Bank Indonesia menyebutkan, risiko yang dihadapi bank

itu mencakup:

a. Risiko kredit (Credit Risk)

Adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty

memenuhi kewajibannya. Risiko kredit sulit dikenali tanpa menguji

portofolio kredit. Faktor kunci bagi pengendalian risiko kredit adalah

diversifikasi dari tipe – tipe kredit, diversifikasi dalam wilayah

geografis dan jenis – jenis industri yang dibiayai, kebijakan agunan

dan sebagainya, dan yang paling penting adalah standar pengendalian

kredit yang diterapkan.

b. Risiko Pasar (Market Risk)

Adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar

(adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang

Page 27: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

21

dapat merugikan bank. Termasuk dalam variabel pasar ini adalah suku

bunga dan nilai tukar.

Bank syari’ah tidak akan menghadapi risiko tingkat bunga,

walaupun dalam lingkungan dimana berlaku dual banking system

meningkatnya tingkat bunga dipasar konvensional dapat berdampak

pada meningkatnya risiko likuiditas sebagai akibat adanya nasabah

yang menarik dana dari bank syari’ah dan berpindah kebank

konvensional.

c. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Adalah risiko yang antara lain disebabkan bank tidak mampu

memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Pengukuran risiko

likuiditas adalah komplek, Faktor kuncinya adalah bahwa bank tidak

dapat dengan leluasa memaksimumkan pendapatan karena adanya

desakan kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu bank harus

memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat. Terlalu banyak likuiditas

akan mengorbankan tingkat pendapatan, dan terlalu sedikit akan

berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat

diketahui sebelumnya, yang akan berakibat meningkatnya biaya dan

akhirnya menurunkan profitabilitas. Lebih – lebih bagi bank syari’ah

yang dilarang melakukan peminjaman dana yang berbasis bunga, tentu

akan lebih sulit untuk memperoleh dana.

Page 28: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

22

d. Risiko Operasional (Operating Risk)

Adalah risiko yang antara lain disebabkan karena ketidakcukupan

dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi

operasional bank.

e. Risiko Hukum (Legal Risk)

Adalah risiko yang disebabkan adanya kelemahan aspek yuridis.

Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan

hukum, ketiadaan peraturan perundang – undangan yang mendukung

atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya

kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

f. Risiko Reputasi (Reputation Risk)

Adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi

negative yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi

negative terhadap bank.

g. Risiko Strategis (Strategis Risk)

Adalah risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan

strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang

tidak tepat, atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan

eksternal.

h. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)

Adalah risiko yang disebabkan bank tidak memenuhi atau tidak

melaksanakan peraturan perundang – undangan dan ketentuan lain

Page 29: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

23

yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan melalui

penerapan risiko pengendalian intern secara konsisten.12

Dari delapan jenis risiko tersebut, terdapat jenis risiko yang

berkenaan langsung dengan pembiayaan murabahah yaitu risiko

kredit. Risiko Kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak

lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya, tidak bisa

memperoleh kembali cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang

diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya.

5. Tujuan manajemen Risiko

Menurut William T.Thornhill tujuan dari manajemen risiko adalah

untuk memproteksi asset dan laba sebuah organisasi dengan

mengurangi potensi kerugian sebelum hal tersebut terjadi, dan

pembiayaan melalui asuransi atau cara lain atas kemungkinan rugi

besar atas kemungkinan bencana alam, keteledoran manusia, atau

karena keputusan pengadilan. Dalam prakteknya, proses ini mencakup

langkah-langkah logis seperti pengidentifikasian risiko, pengukuran

dan penilaian atas ancaman yang telah diidentifikasi, pengendalian

ancaman tersebut melalui eliminasi atau pengurangan dan pembiayaan

ancaman yang tersisa agar apabila terjadi kerugian, organisasi dapat

terus menjalankan usahanya tanpa terganggu stabilitas keuangannya.13

Sedangkan menurut Drs. H. Agus Salim, MA tujuan manajemen

risiko ialah dalam mengelola perusahaan supaya mencegah perusahaan 12 PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 4. 13 Robert Tampubolon, Mnajemen Risiko: Pendekatan untuk Bank Komersil, h.34.

Page 30: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

24

dari kegagalan mengurangi pengeluaran, menaikan keuntungan

perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya.

Adapun saran-saran utama yang hendak dicapai oleh manajemen

risiko terdiri dari:

a. Untuk kelangsungan hidup perusahaan (survival)

b. Ketenangan dalam berpikir

c. Memperkecil biaya

d. Menstabilisasi pendapatan perusahaan

e. Memperkecil/meniadakan gangguan dalam berproduksi

f. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan

g. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan

Guna memperoleh hasil yang maksimum dari program perusahaan,

maka diperlukan rencana yang mantap dan terarah.14

6. Fungsi Manajemen Risiko

Fungsi manajemen risiko untuk mengidentifikasikan atau

mendiagnosa risiko. Kemudian risiko itu mesti diukur, dianalisis dan

dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan variabilitasnya.

Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan

menggunakan metode – metode untuk menangani masing – masing

risiko di identifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu

14 Drs. H. Abbas Salim, MA, Asuransi dan Manajement Risiko, hal.20.

Page 31: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

25

dihindarkan.Sebagian lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan yang

lainnya mungkin perlu diasuransikan.15

Tujuan suatu perusahaan tidak bisa dicapai apabila fasilitas –

fasilitas yang dimiliki tidak dapat manfaatkan karena terjadinya

peristiwa atau kerugian.

Usaha – usaha untuk menghadapi kemungkinan terjadinya

kerusakan atau kerugian tersebut serta bagaimana mengatasi atau

menekannya adalah merupakan bagian dari manajemen risiko. Dengan

makin kompleknya kegiatan usaha khususnya dalam sektor industri

besar. Maka dituntut adanya perhatian yang khusus terhadap

penanganan risiko sehingga peran manajer risiko semakin penting.

Fungsi manajemen risiko dijelaskan melalui langkah – langkah

dalam proses pengambilan keputusan. Proses itu dimulai dengan

mengenal berbagai risiko yang sedang dihadapi. Langkah itu disebut

mengidentifikasi atau mendiagnosa risiko. Risiko itu mesti diukur,

dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan

variabilitasnya. Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih

dan menggunakan metode – metode untuk menangani masing –

masing risiko yang telah diidentifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu

mungkin perlu dihindarkan, sebagian lagi mungkin perlu ditanggung

sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu diasuransikan.16

15 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h.22 16 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h.32-33

Page 32: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

26

7. Fungsi Pokok Manajemen Risiko

a. Menemukan kerugian potensial, yaitu berupaya

mengidentifikasikan seluruh risiko murni yang dihadapi oleh

perusahaan.

b. Mengevaluasi kerugian potensial, yaitu melakukan evaluasi

terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan,

evaluasi dan penilaian ini meliputi perkiraan mengenai:

1) besarnya kemungkinan frekuensi terjadi kerugian dengan

memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian

selama periode tertentu.

2) besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian dengan menilai

besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan

dengan besar pengaruh kerugian tersebut terhadap kondisi

finansial perusahaan.

3) memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu

kombinasi dari teknik-teknik yang tepat dalam

menanggulangi kerugian.

4) menurut Pardi Sudrajat, fungsi dari manajemen risiko

adalah sebagai pedoman tertulis dalam membentuk

kerangka kerja fungsional bank untuk mengimplemetasikan

manajemen risiko secara konsisten sesuai dengan tujuan

usaha perusahaan/bank. 17

17 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip –Prinsip manajemen risiko dan Asuransit, h. 13

Page 33: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

27

B. Konsep Pembiayaan Murabahah

1.Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tesebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.18 Dan juga bisa diartikan

sebagai pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain

untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan

yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.19

2.Fungsi Pembiayaan.20

a. Meningkatkan daya guna uang, artinya: Para penabung menyimpan

uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang

tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh

bank guna suatu usaha peningkatan produktifitas.

b. Meningkatkan peredaran uang, artinya: pembiayaan yang

disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha menciptakan

pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet,

giro, wesel, dan sebagainya.

18 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002), Ed. Revisi, Cet-6, h. 92 19 Muhammad, Manajemen pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2005), h. 17 20 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, h. 19-20

Page 34: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

28

c. Stabilitas ekonomi, artinya: dalam ekonomi yang kurang sehat,

langkah-langkah stabilisasi pada arus inflasi diarahkan pada usaha-

usaha untuk Pengendalian Inflasi, Peningkatan Ekspor,

Rentabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

pokok rakyat

3. Prinsip Analisis Pembiayaan.21

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan suatu tindakan. Pejabat pembiayaan bank syariah pada

saat melakukan analisis pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis

pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu:

a. Character artinya sifat atau karakter nasabah pembiayaan

b. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha

dan mengembalikan pembiayaan

c. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan pembiayaan

d. Colleteral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan

nasabah kepada bank

e. Condition artinya keadaan usaha nasabah atau prospek usaha

nasabah

Selain 5C bank juga menerapkan prinsip 7P yaitu:

a. Kepribadian (Personality) Yaitu menilai nasabah dari segi

kepribadiaannya atau tingkah lakunya sehari-hari dan masa

lalunya.

21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, h. 60

Page 35: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

29

b. Para Pihak (Party) Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam

klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya.

c. Tujuan (Purpose) Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam

mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang

diinginkannya.

d. Pembayaran (Payment) Merupakan ukuran bagaimana cara

nasabah mengembalikan pembiayaan dan sumber dana dari mana

saja untuk pengembalian pembiayaan.

e. Perolehan Laba (Profitability) Untuk menganalisis bagaimana

kemampuan nasabah dalam mencari laba.

f. Perlindungan (Protection) Tujuannya adalah bagaimana menjaga

agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

g. Ramalan kedepan (Prospect) Yaitu untuk menilai usaha nasabah

dimasa yang akan datang, mempunyai prospek atau sebaliknya.22

4. Pengertian Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual

harus memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan

suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.23

Fatwa DSN tentang murabahah No.04/DSN-MUI/IV/2000

mengenai ketentuan umum murabahah dalam bank syariah adalah:

Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

22 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan, h. 106 23 Mohammad Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang, CV. Wicaksana, 2002),

h.61

Page 36: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

30

a. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah

Islam.

b. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

yang telah disepakati klasifikasinya.

c. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

d. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

e. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah

(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya

dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok

barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

f. Nasabah membayar harga barang yang disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

g. Untuk mencegah terjadinya penyalah gunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan

nasabah.

h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan

setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.

Dalam kitab fikih jual beli murabahah dilakukan oleh dua pihak

yaitu penjual dan pembeli, sedangkan dalam praktek perbankan

melibatkan tiga pihak yaitu supplier sebagai penjual pertama, bank

Page 37: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

31

sebagai pembeli pertama dan penjual kedua, dan nasabah sebagai

pembeli kedua. Jadi sebenarnya yang diterapkan syariah adalah al-

murabbih yurabbih (pembeli yang menjual barang). Pada jual beli

pertama yaitu antara supplier dan bank, pembayaran dilakukan secara

tunai, sedangkan pada jual beli kedua yaitu antara bank dengan

nasabah, pembayaran dilakukan secara cicilan.24

Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya

untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus

menyediakan uang tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah

telah memperoleh pembiayaan murabahah dari bank untuk pengadaan

barang tersebut.

5. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah.

Jual beli dalam pengertian bahasa berarti menukar sesuatu dengan

sesuatu yang lain. Jual beli dalam fikih Islam mempunyai banyak

bentuk, namun yang biasa diterpakan dan telah banyak dikembangkan

sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan (modal kerja dan investasi)

diperbankan syariah salah satunya yaitu murabahah.25 Landasan jual

beli ini dihalalkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah

ayat 275 dan surat An-Nisa ayat 29, yaitu:

.....وأحل الله البيع وحرم الربا ...

24 Adiwarman A. Karim, Pembiayaan Murabahah, Makalah Perbankan Syariah, h. 80 25 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta BI-Tazkia, 1999), h.145

Page 38: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

32

Artinya: ..... dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... ( Al-Baqarah : 275)

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÃúßõáõæÇ ÃóãúæóÇáóßõãú Èóíúäóßõãú ÈöÇáúÈóÇØöáö ÅöáøóÇ Ãóäú Êóßõæäó ÊöÌóÇÑóÉð Úóä

ÊóÑóÇÖò ãöäúßõãú æóáóÇ ÊóÞúÊõáõæÇ ÃóäúÝõÓóßõãú Åöäøó Çááøóåó ßóÇäó Èößõãú ÑóÍöíãðÇ (ÇáäÓÇÁ : 29)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa : 29)

Disamping itu beberapa hadis nabi juga mendukung keabsahan

murabahah, yaitu hadist riwayat Aisyah r.a. “Bahwa ketika Rasulullah

SAW ingin hijrah, Abu Bakar membeli dua ekor unta kemudian

Rasulullah SAW berkata serahkan salah satunya untukku (dengan

harga yang sepada/tauliyah)? Abu bakar menjawab ‘ya dia untukmu

tanpa sesuatu apapun’ kemudian Rasulullah mengatakan’kalau tanpa

harga jual (tsaman), maka tidak jadi saya ambil” (HR. Bukhari dan

Ahmad).

Dari hadist di atas nabi mengutarakan adanya suatu keberkahan

dalam tiga hal salah satunya adalah secara tangguh, di mana dalam

bertransaksi jual beli dengan memberikan masa tenggang dalam hal

pembayaran (tangguh) karena di dalamnya tersirat sifat baik hati,

memberikan kemudahan dan memberikan pertolongan bagi orang yang

membutuhkan dengan cara penundaan pembayaran. Seperti diketahui

Page 39: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

33

bahwa pembiayaan murabahah dalam perbankan syariah digunakan

untuk membantu nasabah pembiayaan untuk pengadaan obyek tertentu

di mana nasabah tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup

untuk melakukan pembayaran secara tunai akan tetapi pembayaran

dapat dilakukan secara mengangsur atau secara tangguh.

6. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah.

Jenis-jenis pembiayaan murabahah yang ditawarkan bank syariah

antara lain:

a. Murabahah Konsumtif Multiguna (MKM)

Murabahah Konsumtif Multiguna adalah pembiayaan bagi

pegawai/ pengusaha dan lain-lain untuk pembelian berbagai barang

yang tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku

serta tidak termasuk kategori yang diharamkan oleh Syariah Islam.

Dengan besar pembiayaan di atas Rp.20 juta sampai dengan Rp.2

miliar jangka waktu pembiayaan ini adalah delapan tahun, dengan

jaminan tanah/apartemen/kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan

bukti-bukti kepemilikan.

b. Murabahah Konsumtif Rumah (MKR)

Murabahah Konsumtif Rumah adalah pembiayaan murabahah

yang diberikan untuk pembelian rumah tinggal disesuaikan dengan

kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing pemohon,

dengan maksimum pembiayaan sebesar Rp.2 miliar dan jangka waktu

pembiayaan maksimal 15 tahun. Dalam MKR ini bank meminta uang

Page 40: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

34

muka minimal sebesar 20% dari harga beli tanah plus bangunan,

jaminan dalam pembiayaan ini adalah tanah dan bangunan.

c. Murabahah Konsumtif Kendaraan (MKK)

Murabahah Konsumtif Kendaraan adalah pembiayaan murabahah

yang diberikan untuk pembelian kendaraan motor ataupun mobil yang

disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-

masing pemohon. Maksimal pembiayaan MKK ini adalah 80% dari

harga kendaraan, sedangkan untuk jangka waktu pembiayaan

dibedakan menurut jenisnya, untuk mobil jangka waktu

pembiayaannya: mobil baru maksimal 5 tahun dan mobil bekas

maksimal 2 tahun. Sedangkan untuk motor jangka waktu

pembiayaannya: motor baru maksimal tiga tahun dan motor bekas

maksimal dua tahun. Uang muka MKK ini sebesar 20% dari harga

kendaraan dan harus disetorkan sebelum pembiayaan direalisir. Objek

yang dijadikan jaminan adalah kendaraan yang dibiayai.

d. Murabahah Konsumtif Karyawan/Pegawai (MKP)

Murabahah konsumtif karyawan/pegawai ini yaitu pembiayaan

bagi karyawan/ pegawai suatu perusahaan/lembaga/instansi untuk

pembelian berbagai barang yang tidak bertentangan dengan undang-

undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang

diharamkan Syariah Islam dengan maksimum pembiayaan Rp.20 juta

jangka waktu untuk pembiayaan 3 tahun. Jaminan dari pembiayaan ini

adalah gaji yang bersangkutan disalurkan melalui rekening tabungan

Page 41: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

35

syariah plus yang dinyatakan dalam surat pernyataan yang ditanda

tangani oleh bendaharawan dan pimpinan perusahaan / instansi /

lembaga.

7. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah.

Pembiayaan murabahah memiliki beberapa tujuan dan manfaat

baik bagi nasabah maupun bagi bank syariah tersebut antara lain:

a. Tujuan pembiayaan murabahah bagi bank syariah sebagai berikut:

1. untuk meningkatkan peranan bank syariah dalam pemberian

pembiayaan serta untuk meningkatkan pelayanan pemberian

pembiayaan dengan prosedur yang lebih sederhana tanpa

menghilangkan prinsip kehati-hatian. Tumbuhnya perkembangan

bank syariah yang semakin pesat mengakibatkan timbulnya

persaingan antar bank-bank syariah tersebut baik dalam

penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masing-masing

berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik untuk

nasabahnya salah satunya adalah dengan meningkatkan

pelayanan sehingga dapat memuaskan nasabahnya.

2. meningkatkan pendapatan bank syariah, seperti kita ketahui

bahwa pendapatan bank syariah diperoleh salah satunya dari

penyaluran dana termasuk di sini adalah pembiayaan murabahah.

Hampir semua bank syariah termasuk bank syariah didominasi

oleh pembiayaan murabahah yang berarti bahwa pendapatan

Page 42: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

36

bank syariah dari pembiayaan ini cukup besar sehingga

pendapatan bank pun meningkat.

3. menolong nasabah yang tidak memiliki kemampuan finansial

yang cukup untuk melakukan pembayaran secara tunai. Dengan

adanya pembiayaan murabahah ini maka nasabah dapat

memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki

barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai

terlebih dahulu.

b. Tujuan pembiayaan murabahah bagi nasabah adalah sebagai

berikut :

1) Mencari pembiayaan di mana dalam operasi perbankan syariah

motif pemenuhan pengadaan asset atau modal kerja merupakan

alasan utama yang mendorong datang ke bank.

2) Mencari pengalaman di mana satu pihak yang berkontrak

(pemesan) meminta pihak lain (pembeli) untuk membeli

sebuah asset. Pemesan berjanji untuk ganti membeli asset

tersebut dan memberinya keuntungan. Pemesan memilih sistem

pembelian ini, yang biasanya dilakukan secara kredit, lebih

karena ingin mencari informasi dibanding alasan kebutuhan

yang mendesak terhadap asset tersebut.

3) Pada dasarnya tujuan pembiayaan murabahah bagi nasabah

adalah untuk memperoleh pembiayaan baik untuk tujuan

konsumtif ataupun untuk tujuan produktif. Tujuan nasabah

Page 43: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

37

melakukan jual beli dengan bank adalah karena suatu alasan

bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai untuk bertransaksi

langsung dengan supplier. Dengan melakukan transaksi dengan

bank, maka nasabah dapat melakukan jual beli dengan

pembayaran tangguh atau angsuran. Ini berarti penjual

(bank) akan memiliki piutang uang sebesar nilai transaksi atas

pembeli (nasabah), dan sebaliknya pembeli punya utang uang

sebesar nilai transaksi kepada bank sebagai penjual. 26

c. Manfaat Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah memberi banyak manfaat ke pada bank

syariah salah satunya yaitu adanya keuntungan yang muncul dari

selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.

Selain itu, sistem murabahah sangat sederhana sehingga memudahkan

penanganan administrasinya. Sedangkan manfaat pembiayaan

murabahah bagi nasabah antara lain:

1) Menambah modal yang dapat digunakan untuk membiayai usaha

produktifnya, yaitu untuk memperkuat usaha yang telah ada atau

untuk membentuk usaha baru.

2) memperoleh sarana produksi secara terus menerus.

3) meningkatkan pendapatan yang diperoleh sebagai akibat

tambahan modal dalam usaha produksinya.

26 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, h. 147

Page 44: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

38

4) keuntungan tetap/pengembalian yang pasti tanpa adanya fluktuasi

bunga, karena harga yang telah disepakati sifatnya tetap dan tidak

berubah selama akad belum berakhir. Berbeda dengan bank

konvensional yang menetapkan imbalan atas kredit yang

diberikan berdasarkan prosentasi tertentu yang disesuaikan

dengan tingkat suku bunga. 27

8. Teknik Penyelesaian Pembiayaan pada Umumnya

Setiap pembiayaan itu pasti mengandung risiko pembiayaan

bermasalah, akibatnya pembiayaan tidak dapat ditagih sehingga

menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai

apapun analisis pembiayaan, kemungkinan pembiayaan tersebut

mengalami permasalahan. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana

meminimalkan risiko tersebut seminimal mungkin. Dalam

praktiknya kemacetan suatu pembiayaan pada BNI disebabkan oleh 2

unsur sebagai berikut:

a. Dari Pihak Perbankan28

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analis kurang teliti,

sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksikan

sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan.

Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan

27 Tim Depkop, Panduan Unit Simpan Pinjam Syariah, (Jakarta, Departemen koperasi

Pengusaha Kecil dan Menengah & BNI, 1998), Cet-2, h.48 28 Kasmir., Dasar-Dasar Pebankan, (Jakarta,PT RajaGrafindo Persada, 2002) Ed-1, Cet-

2, h.128

Page 45: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

39

pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara

subyektif dan akal-akalan.

b. Dari Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal

yaitu:

1) Adanya unsur kesengajaan: dalam hal ini nasabah sengaja untuk

tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga

kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur

kemauan untuk membayar, walaupun nasabah sebenarnya

mampu.

2) Adanya unsur tidak sengaja, artinya si debitur mau membayar

akan tetapi tidak mampu, sebagai contoh kredit yang dibiayai

mengalami musibah seperti kebakaran, hama, kebanjiran dan

sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak

ada.29

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan,

sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang

dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka

waktu atau angsuran terutama bagi kredit yang disengaja lalai untuk

membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya

dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.

29 Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan. h. 129

Page 46: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

40

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara

lain:30

a. Rescheduling adalah suatu tindakan yang diambil dengan cara

memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran.

b. Reconditioning adalah mengubah berbagai persyaratan seperti,

bunga dijadikan hutang pokok dan penundaan pembayaran bunga

pada jangka waktu tertentu dan bisa juga penurunan suku bunga

atau bahkan pembebasan bunga.

c. Restructuring adalah tindakan bank kepada nasabah dengan cara

menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah

memang membutuhkan tambahan dana dan usaha nasabah

memang masih layak.

30Kasmir,Dasar – Dasar Perbankan, h. 131

Page 47: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAB III 

PROFIL BANK BNI SYARIAH

A. Sejarah Pendirian Bank BNI Syariah

Bank BNI syariah adalah divisi usaha yang berada pada PT. Bank Negara

Indonesia (persero) Tbk, BNI merupakan salah satu bank umum pemerintah

terbesar pertama di Indonesia dilihat dari sisi jaringan memiliki 900 cabang

lebih tersebar diseluruh Indonesia yang didirikan pada masa perjuangan

tepatnya pada tanggal 5 Juli 1946. Dalam mewujudkan visinya menjadi

“universal banking”. Sesuai dengan undang-undang perbankan No. 10 tahun

1998 yang telah diperbaharui menjadi undang – undang 21 tahun 2008 yang

juga mengatur tentang perbankan syariah dimana membolehkan bank umum

membuka layanan syariah, sehingga bank BNI pun membuka layanan

perbankan syariah yang sesuai prinsip-prinsip syariah dengan menggunakan

konsep dual banking system.

Pendirian bank BNI syariah diawali dengan pembentukan Tim Bank

Syariah pada tahun 1999, diantaranya yaitu naryono, mungin, Endan Kusnadi

dan lain-lain. Kemudian bank Indonesia mengeluarkan izin prinsip dan usaha

beroperasinya Unit Usaha Syariah Bank BNI. Keputusan bank BNI untuk

membuka divisi usaha syariah merupakan jawaban terhadap tuntutan pasar.

Hal ini ditunjang dengan landasan hukum yang jelas dan kondisi yang

memungkinkan, mengingat pengalaman Bank BNI beroperasi sebagai bank

38

Page 48: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

umum konvesional selama lebih dari 58 Tahun. Hal tersebut merupakan modal

awal yang baik dalam upaya mengembangkan divisi baru ini.

Melalui pembukaan Unit Usaha Syariah yang sesuai dengan Undang-

undang No. 21 tahun 2008 BNI merupakan salah satu pelopor dan turut aktif

dalam rangka mengembangkan bank syariah di Indonesia. Bank BNI syariah

beroperasi pertama kali pada tanggal 29 April tahun 2000 yang ditandai

dengan dibukanya lima kantor cabang di Malang, Yogyakarta, Pekalongan,

Jepara dan Banjarmasin. Pada tanggal 29 April tersebut sekaligus diperingati

sebagai hari lahir atau Milad BNI Syariah. Pada tahun 2001 Bank BNI

kembali membuka 5 kantor cabang syariah yang difokuskan dikota-kota besar

di Indonesia, yakni di Jakarta, Bandung, Makasar dan padang. Seiring dengan

perkembangan bisnis dan banyaknya permintaan masyarakat untuk layanan

perbankan syariah pada tahun 2002 BNI membuka 2 kantor cabang syariah

baru yakni di Medan dan Palembang. Di awal tahun 2003, dengan

pertimbangan lain bisnis yang semakin memikat sehingga menuntut pelayanan

kepada masyarakat, Bank BNI melakukan relokasi kantor cabang syariah di

Jepara ke Semarang. Sedangkan untuk melayani masyarakat kota Jepara Bank

BNI membuka kantor cabang pembantu syariah Jepara.

Melalui kerja keras dan dukungan dari stakeholder serta tetap berpedoman

kepada prinsip prudensial bank, BNI syariah mengalami perkembangan bisnis

yang baik.Untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang

lebih baik, BNI syariah menghadirkan layanan yang lebih eksklusif dan lebih

pribadi khususnya bagi network individual melalui kantor cabang BNI syariah

39

Page 49: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

prima, karena dikantor cabang ini nasabah Bank BNI Syariah prima juga akan

mendapatkan, internet, galeri dilayani dengan financial advisor (FA) BNI

Syari’ah prima yang ramah dan professional, akan memberikan solusi

keuangan melalui layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

B. Tujuan Pendirian

Tujuan pendiriran BNI Syariah tercermin dalam visi dan misi Bank BNI

Syariah itu sendiri. Adapun visi dan misi BNI Syariah adalah:

1. Visi

Menjadi Bank Syariah yang dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan

bisnis sesuai dengan kaidah sehingga insyaallah membawa berkah

2. Misi

Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan

layanan perbankan dan jasa keuangan sehingga menjadi bank syariah

kebanggaan anak negeri.

C. Produk dan Jasa BNI Syariah

Produk dan jasa BNI Syariah adalah:

1. produk simpanan

Bank BNI Syariah menyediakan berbagai macam simpanan yang inovatif

dengan investasi yang menguntungkan sesuai dengan prinsip syariah.

Produk yang ditawarkan adalah:

a. Giro Wadiah

Giro wadiah merupakan simpanan nasabah berbentuk giro dengan prinsip

Wadiah Yad Dhamanah yang merupakan dana titipan murni yang dengan

40

Page 50: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

seiring dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh bank untuk mendukung

sektor riil dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik sewaktu-waktu oleh

pemilik dengan menggunakan media cek atau bilyet giro dan mendapatkan

bonus yang menarik.

b. Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah adalah simpanan dana pihak ketiga berbentuk

tabungan dengan prinsip Mudharabah Mutlqoh yang dapat disetor dan

diambil kapan saja di seluruh cabang dan ATM BNI di Indonesia.

c. Deposito Mudharabah

Deposito Mudharabah merupakan investasi baik secara

individu maupun perusahaan dalam bentuk deposito yang sesuai dengan

prinsip syariah yakni Mudharabah Mutlaqoh merupakan simpanan dana

masyarakat yang oleh BNI syariah dapat dioperasikan untuk mendapatkan

keuntungan. Hasil keuntungan tersebut akan dibagi hasilkan antara pemilik

dan dan bank sesuai dengan nisbah yang disepakati. Dana nasabah akan

diinvestasikan pada sektor riil yang menguntungkan untuk memajukan

ekonomi umat.

d. Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah

THI Mudharabah BNI Syariah dapat mewujudkan niat nasabah untuk

pergi haji. Dana tersebut akan dikelola secara aman dan sesuai syariah.

e. Reksadana Syariah

Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

dan dari masyarakat pemodal sebagai pemilik harta (shahibul mall) untuk

41

Page 51: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi

sebagai wakil shahibul mall menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam.

2. Produk Pembiayaan

Pembiayaan syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan usaha nasabah

sesuai prinsip syariah, yakni bagi hasil, jual beli dan sewa yang terbebas

dari penetapan bunga. Adapun produk pembiayaan yang ditawarkan

adalah:

a. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah memakai prinsip jual beli barang pada harga

asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pihak bank

selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Karakteristiknya adalah

penjual harus memberitahukan harga pokok yang ia beli dan menentukan

suatu tingkat keuntungan sebagai tanbahan dapat dilakukan secara

angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama.

b. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah merupakan jenis pembiayaan atas dasar

prinsip bagi hasil (Mudharabah Mutlaqoh) sesuai dengan kesepakatan,

dimana pihak bank selaku penyedia modal menyediakan dana

100%.Sedangkan pihak nasabah bertindak selaku pengelola, dengan

keuntungan dibagi menurut kesepakatan dimuka dan apabila rugi

ditanggung oleh shahibul mall. Pembiayaan ini dapat disalurkan untuk

barbagai jenis usaha yakni perdagangan, perindustrian, pertanian serta

jasa.

42

Page 52: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

c. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi

hasil yang porsinya disesuaikan dengan porsi penyertaan. Pembiayaan

ini cocok bagi nasabah yang memiliki usaha dan bermaksud

mengembangkannya namun masih kekurangan dana untuk

merealisasikan niat tersebut. Adapun pembiayaan musyarakah ini dapat

diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan proyek dan modal ventura.

d. Gadai Emas Syariah

Gadai Emas Syariah atau disebut juga pembiayaan Rahn merupakan

penyerahan jaminan atau hak penguasaan secara fisik atas barang

berharga berupa emas kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan

(Qord) yang diterima. Gadai Emas Syariah dapat digunakan oleh

nasabah yang membutuhkan dana jangka pendek dan keperluan yang

mendesak seperti kebutuhan modal kerja jangka pendek.

3. Produk Jasa

Dengan keunggulan teknologi perbankan on line Bank BNI Syariah

menyediakan jasa-jasa perbankan guna memberikan kemudahan bagi

nasabah dalam bentuk:

a. Kiriman Uang

Dengan teknologi on line BNI, nasabah mendapatkan kemudahan

pengiriman uang seketika, baik antar sesama kantor cabang BNI Syariah

ataupun dengan kantor cabank BNI Konvesional.

43

Page 53: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

b. Inkaso

Bagi nasabah yang membutuhkan penagihan warkat-warkat yang berasal

dari kota-kota secara cepat dan aman bisa mengguanakan jasa inkaso

kepada BNI Syariah.

D. Struktur Organisasi BNI Syariah

Sebagai pimpinan tertinggi yaitu: RUPS, kemudian DPS yang bertugas

untuk memastikan dan menjaminkan operasional bisnis BNI sesuai dengan

prinsip ekonomi syariah.

Fungsi pokok DPS BNI Syariah

1. Memberikan divisi kepada manajemen perihal pengelolaan dan

pengembangan bisnis syariah BNI dari sisi aspek syariah.

2. Melaporkan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis perbankan

syariah baik BNI kepada DPS dan atau lembaga-lembaga ekternal lainnya

yang terkait. Sementara itu dewan komisi membawahi Direktur Utama.

Sedangkan divisi syariah merupakan bagian dari Strategi Businness Unit

(SBU) ritel, yang berada dibawah penyediaan langsung Direktur ritel Bank

BNI. Adapun fungsi pokok divisi syariah adalah sebagai divisi bank BNI

yaitu:

1. Melakukan aktivitas-aktivitas antara divisi

2. Menunjang penyediaan logistik dan materai cabang syariah bekerjasama

dengan unit-unit atau divisi terkait

3. Mengelola kebijakan manajemen SDM cabang syariah bekerjasama

dengan unit atau divisi tersebut.

44

Page 54: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

4. mengkoordinasi pengelolaan anggaran usaha syraiah

5. Menyusun laporan keuangan usaha syariah dan mengkoordinasi dengan

divisi Pengendalian Keuangan (PKU)

6. Menunjang pengelolaan sistem teknologi usaha syariah bekerjasama

dengan teknologi

Sedangkan fungsi divisi syariah sebagai kantor cabang-cabang syariah

yaitu:

1. Sebagai kantor pusat cabang-cabang syariah

2. Melaksanakan fungsi treasury (Likuidits, placement, pricing) usaha

syariah

3. Menyediakan organisasi bisnis cabang syariah bekerjasama dengan

Satuan Pengawas Intern (SPI)

4. Memantau kualitas bisnis cabang syariah sesuai dengan Rencana Kerja

dan Anggaran (RKA)

5. Mengelola sistem akuntansi dan pembukuan keuangan usaha syariah

6. Mengembangkan produk atau jasa bank syariah sesuai tuntutan pasar

Dibawah divisi syariah terdapat kelompok perbankan syariah yang

langsung membawahi pengelolaan pengembangan bisnis syariah,

pengelolaan treasury, dan investment serta pengelolaan penunjang bisnis

syariah.

E. Sumber Daya

1. Sumber Daya Insani

Untuk mencapai tujuan dan sasaran bisnis, BNI syariah telah menetapkan

45

Page 55: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

strategi Sumber Daya Manusia yang komprehensif serta rencana

pengembangan SDM menuju SDM yang kompeten dan profesional. Model

Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (Competence Based Human

Reaseose Manajemen Model) telah dipilih sebagai kerangka dasar bagi

pengembangan sub-sub modul lainnya serta manajemen personalia,

pengelolaan kinerja, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan,

pengelolaan kerja, perencanaan jenjang karir serta penghargaan prestasi.

Untuk mendukung CBHRM secara penuh, dibutuhkan informasi

personalia yang akurat dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan

pembaharuan dan penyempurnaan system impormasi SDM yang ada. Hal ini

telah dimulai sejak tahun 2005 dengan selalu memperbaharui data karyawan,

mengembangkan modul pengelolaan kinerja dan modul pengkajian yang akan

diikuti oleh modul lainnya seperti perencanaan sumber daya insani dan

rekrutmen. Dalam proses rekrutmen, BNI syari’ah menilai kompetensi calon

karyawan secara keseluruhan yaitu keahlian teoritis dan keterampilan praktis.

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani BNI Syari’ah yang

berjumlah 580 orang, BNI Syariah selalu melakukan kegiatan pelatihan

pengembangan karir. Pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

insani pada Bank BNI Syari’ah merupakan Human Invesment yang tiada

terbatas waktunya mengingat ditangan sumber daya insani yang handal dan

berkualitas BNI Syari’ah akan terus tumbuh dan berkembang. Memahami

pentingnya mendapatkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sumber

daya pada level manajer diikutsertakan dalam pelatihan ESQ &The art of

46

Page 56: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Happiness at Work yang terfokus pada peningkatan kompetisi yang bersifat “

soft skill”.

2. Sumber Daya Teknologi

Sejalan dengan sumber daya manusia, sumber daya teknologi merupakan

penyangga utama sebuah bank modern. Teknologi informasi memungkinkan

produk dan layanan dikembangkan dan disampaikan kepada nasabah dengan

saluran yang mutakhir untuk masa depan yang lebih menjanjikan.

Sebuah pencapaian yang besar yang dilakukan pada teknologi informasi

adalah diselesaikannya implementasi sistem core banking. Implementasi

system core banking yang baru, yang dikenal dengan nama BNI iCONS saat

ini telah dioperasikan di 34 cabang dan cabang pembantu BNI Syariah

diseluruh Indonesia. Dengan keberhasilan implementasi iCONS, BNI Syariah

memiliki prasarana TI untuk mendukung pengembangan produk dan jaringan

distribusi agar dapat menjawab tantangan persaingan dunia perbankan dengan

menyempurnakan layanan diseluruh unit bisnis, yaitu segmen komperasi,

konsumer, dan komersil.

BNI Syariah telah memanfaatkan sistem ini untuk meluncurkan produk

dan layanan baru. Kartu BNI Syariah yang diperkenalkan untuk menggantikan

kartu syariah plus. Kartu baru ini memberikan banyak manfaat bagi nasabah,

karena selain berfungsi sebagai kartu ATM untuk pengambilan tunai diseluruh

jaringan ATM BNI, ATM bersama, ATM Link dan Cirus ATM, Kartu BNI

Syariah juga merupakan kartu debit yang dapat digunakan disetiap toko

yangmemasang logo Master Card diseluruh dunia. Selain itu, kartu BNI

47

Page 57: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Syariah telah diperkaya dengan fungsi pembayaran otomatis untuk tagihan

kartu Kredit (BNI, Citibank, Standar Chartered, HSBC, ANZ dan GE

Finance), tagihan Telkom, Indosat, Telkomsel dan PAM.

Selain itu dengan teknologi on-line BNI induk, antar kantor cabang dan

kantor pusat BNI Syariah saat ini sudah terhubung dengan menggunakan

sarana komunikasi canggih yaitu sebuah trasponder pada satelit palapa B4P.

Bank BNI adalah salah satu dari dua bank di Indonesia yang menggunakan

jaringan telekomunikasi pribadi guna menambah keyakinan pada keamanan

dan keandalan dalam beroperasi. Sistem yang digunakan didasarkan pada

teknologi VSAT. Kegunaan sistem tersebut diantaranya adalah sebagai sarana

trasaksi kiriman uang.

Dengan meningkatkan intensitas persaingan industri perbankan syariah,

khususnya disektor riil, BNI Syariah yakni bahwa teknologi perbankan untuk

memberikan layanan kepada seluruh nasabah.

3. Sumber Daya Fisik

Dengan total aktiva tetap sebesar Rp. 32.086 Milyar dan aktiva lain-lain

sebesar Rp. 2.641 Milyar pada kuartal 1 2007, BNI Syariah telah memiliki 34

Kantor Cabanng Syariah tersebar diseluruh Indonesia dengan potensi

pengembangan melalui jaringan kantor cabang BNI seluruh Indonesia. Selain

itu, saat ini BNI Syariah telah menerapkan strategi layanan Ofice Channeling

di 750 kantor cabang utama dan kantor cabang pembantu BNI diseluruh

Indonesia.

48

Page 58: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

49

F. Reputasi

Dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, BNI Syariah menunjukan

hasil yang cukup signifikan, terbukti dengan diraihnya beberapa penghargaan,

antara lain:

1. Pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 meraih penghargaan sebagai

The Most Profitable Islamic Bank dari Karim Business Consulting.

2. Pada tahun 2004 meraih penghargaan sebagai bank syariah terbaik dari

Majlis Ulama Indonesia (MUI).

3. Pada tahun 2004 meraih penghargaan sebagai The Most Profitable, The

Most Efficient, The Biggest Market Share, The Widest Market Area

Coverage yang semuanya dari Karim Business Consulting.

4. Mendapat penghargaan sebagai bank syariah dalam kategori perusahaan

yang memiliki asset diatas Rp. 500 Miliyar dari majalah investor.

Dengan diraihnya beberapa penghargaan tersebut, semakin menambah

keyakinan bahwa BNI Syariah mampu mewujudkan visi dan misi yang telah

dicanangkan dan semakin memperkokoh reputasi BNI Syariah sebagai bank

kebanggaan bangsa.

Page 59: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAB IV

MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK BNI

SYARIAH

A. Prosedur Dalam Mengajukan Pembiayaan

Dengan memperhatikan ketentuan umum manajemen pembiayaan di bank

syariah, proses pembiayaan bank syariah kepada nasabah – nasabahnya sangat

memperhatikan aspek – aspek yang sangat diperhatikan atau sebagai dasar

pertimbangan pembiayaan adalah:1

i. Surat Permohonan Pembiayaan

Dalam surat permohonan berisikan jenis pembiayaan yang diajukan

nasabah, Untuk berapa lama, berapa limit / plafon yang diinginkan, serta

sumber pelunasan pembiayaan berasal dari mana. Antara lain: identitas

pemohon, legalitas (akta pendirian / perubahan, surat keputusan mentri,

perijinan – perijinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan).

ii. Proses Evaluasi

Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang

pada prinsip kehati – hatian serta aspek lainnya. Sehingga diharapkan dapat

diperoleh analisis yang cukup cermat dan akurat.

Proses penelitian yang dimaksud meliputi:

a. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap

Dengan kata lain, pemohon yang tidak didukung data dan dokumen

yang lengkap tidak dapat diproses. Biasanya cepat / lambatnya proses

1 Muhammad,Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005) h. 43

50

Page 60: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

suatu permohonan pembiayaan, terutama ditentukan pada tahap ini Jika

dipaksakan (baik oleh nasabah maupun pimpinan bank), hasil akhirnya

sangat riskan, yang kemungkinan besar menimbulkan kerugian dipihak

bank dan nasabah yang bersangkutan.

b. Proses penilaian, proses ini dapat dilakukan melakukan beberapa

tahapan kantor bank syariah, utamanya jika bank syariah tersebut

adalah bank umum, yaitu:

1. Kantor Pusat

a. Permohonan dari kantor cabang

b. Unit penilai dikantor pusat / wilayah melakukan review atau

permohonan nasabah yang telah dilakukan penilaian / analisis oleh

kantor cabang

c. Komite pembiayaan (kantor pusat / wilayah)

d. Keputusan

e. Unit peneliti (Kantor Pusat / Wilayah) meneruskan keputusan

kantor pusat / wilayah ke kantor cabang yang bersangkutan

f. Keputusan diterima kantor cabang, dengan macam keputusan:

1. Ditolak

Bila permohonan nasabah ditolak, maka keputusan kanpus /

kanwil tersebut diteruskan ke pemohon yang bersangkutan.

2. Dipenuhi

a. Persetujuan Kampus / kanwil diteruskan ke pemohon

b. Penandatanganan akad

51

Page 61: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

c. Pengamanan pembiayaan

d. Realisasi

e. Pemantauan

f. Pelunasan / perpanjangan

2. Kantor Cabang

a. Pembuatan nota / memo penilaian oleh unit penilaian kantor

cabang

b. Proses pengambilan keputusan oleh komite pembiayan

c. Keputusan:

1. Ditolak

Oleh unit penilai, keputusan ini diteruskan kenasabah pemohon

2. Disetujui

• Oleh unit penilai, keputusan ini dibuatkan surat

persetujuan yang memuat persyaratan serta klausala

lainnya

• Penandatanganan pembiayaan

• Pengamanan pembiayaan

• Realisasi pembiayaan

• Pemantauan

• Pelunasan / perpanjangan tambahan plafon / lainnya

3. Format nota / memo penilaian

Format neto / memo penilaian calon nasabah yang akan

dibiaya oleh bank syariah mencakup antara lain:

52

Page 62: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

1. Informasi umum, mencakup perusahaan, status hukum dan

pemegang saham

2. Aspek legalitas, mencakup Surat Ijin Usaha Perdagangan

(SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Tempat

Usaha (SITU), Hinder Ordonantie / Ijin Gangguan (HO)

3. Aspek manajemen, meliputi struktur organisasi, reputasi

perusahaan, Independensi, Integritas dll

4. Aspek pemasaran, meliputi produk dan pemasaran serta

kompetisi

5. Aspek Sosial Ekonomi

6. Aspek Tenaga Kerja, aspek yang diperhatikan oleh bank

syari’ah antara lain: Tenaga kerja yang dibutuhkan: skilled /

inskilled labour, dari mana berasal, dapatkah menyerap /

mengurangi pengangguran sekitar

7. Aspek Tekhnis, Meliputi: Lokasi Usaha, agunan, Mesin,

Teknologi dan kelengkapan alat yang dimiliki.

8. Aspek Keuangan, meliputi sifat laporan keuangan,

kewajaran laporan keuangan, analisis rasio, analisis sumber

dan penggunaan dana, proyeksi aliran kas, penghitunga

modal kerja dan penghitungan pembiayaan investasi

9. Aspek Komersial, produknya mudah dijual dan bahan

bakunya mudah didapat

10. Agunan / Jaminan

53

Page 63: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

11. Analisis Risiko

12. Pertimbangan, berupa pertimbangan dari berbagai sudut

pandang

13. Kesimpulan, berdasarkan keseluruhan evaluasi, dapat

ditarik kesimpulan apakah proyek layak / tidak untuk

dibiayai

14. Saran, unit kerja pemproses dapat memberikan saran

diterima dengan persyaratan atau ditolak dengan alasan

15. Keputusan, Keputusan diambil oleh komite pembiayaan.

B. Proses Manajemen Risiko Pada Bank BNI Syariah

Melihat kembali pada definisi manajemen risiko yang dibahas pada bab

sebelumnya, bahwa manajemen risiko terdiri dari beberapa tahapan tindakan

dan merupakan suatu proses. Manajemen risiko bukan terdiri dari fungsi –

fungsi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu rangkaian fungsi yang

berkesinambungan dan terintegrasi kedalam strategi, kebijakan BNI, proses

bisnis dan mengkristal menjadi kultur organisasi bank.2

Manajemen risiko adalah sebagai suatu proses organisasi bisnis dan

dapat dikelompokkan kedalam lima buah fungsi utama, yaitu:3

1. Identifikasi Risiko dan Menetapkan batas toleransi

Adalah suatu proses mengenali dengan baik seluruh risiko yang ada pada

setiap aktifitas, jenis dan transaksi financial yang dijalankan oleh BNI.

Tetapi juga mendeteksi kemungkinan risiko baru yang mungkin saja 2 Muhammad Syarif Surbakti., Manajemen Risiko bagi Perbankan Syariah, (Jakarta, PT. Bank Muamalat Indonesia.Tbk, 2004) h. 18-19 3 Ibid., h. 20

54

Page 64: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

terjadi. Hal ini penting karena banyak peristiwa atau keadaan yang

menimbulkan kerugian financial yang besar bagi perbankan, bahkan

negara, sebagai akibat adanya risiko yang tersembunyi dan tidak

terdeteksi secara dini.

Proses identifikasi dan deteksi ini adalah proses yang sangat

penting karena BNI dapat melakukan tindakan preventif untuk

menghindari atau setidaknya mengendalikan risiko sehingga potensi

kerugian financial non financial lainnya dapat dikendalikan atau

dieliminasi, jika memungkinkan.

Salah satu contoh aplikasi proses identifikasi risiko pada bank BNI

adalah dengan mengetahui terlebih mendalam transaksi yang akan

dijalankan, seperti dalam pembiayaaan murabahah. Risiko – risiko yang

dapat di identifikasi antara lain adalah nasabah membatalkan jual beli

namun bank terlanjur membeli objek barang. Nasabah memanipulasi harga

objek barang, nasabah memanipulasi informasi data penghasilan, Nasabah

tidak mampu membayar kewajiban pada saat jatuh tempo yang disepakati,

objek barang dicuri atau rusak berat, akad murabahah cacat secara hukum

karena tidak memenuhi syarat – syarat hukum perdata yang berlaku

diindonesia, dan masih banyak lagi risiko yang dapat diidentifikasikan dari

satu jenis transaksi murabahah.

2. Mengukur Risiko

Setelah risiko diidentifikasi, proses berikutnya adalah mengukur

risiko dilakukan dengan mengkuantifikasi risiko tertentu dan kemudian

55

Page 65: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

membandingkan dengan toleransi risiko yang telah ditetapkan.

Pengukuran risiko yang baik dapat memberikan gambaran mengenai

apakah BNI mengambil risiko terlalu besar atau bank terlalu protektif

sehingga produk murabahah menjadi tidak menarik dipasar.

Contoh pengukuran risiko secara sederhana dan awam dalam

kaitannya dengan contoh transaksi murabahah adalah sebagai berikut,

Dengan panjer 25% bank akan menanggung kerugian tidak kembalinya

modal sebesar 75% dari harga beli bank, dalam pembiayaan ini misalnya

tanah yang dgunakan sebagai jaminan bagi bank, maka bank dapat

menjual tanah tersebut untuk menutupi kerugian bank yang belum

dibayar.

3. Memantau dan melaporkan Risiko

Sistem informasi manajemen yang efektif dan efisien merupakan

kunci sukses pelaksanaan proses pemantauan dan pelaporan yang akurat,

lengkap, tepat waktu dan dalam frekuensinya yang fleksibel sesuai

dengan kebutuhan.

Frekuensi laporan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis

risiko. Transaksi berkaitan dengan saham yang mempunyai tingkat

volatilitas tinggi, misalnya setiap 2 jam memonitor perkembangan harga

pasar dan perkembangan yang timbul. Sedangkan transaksi dengan

volatilitas dan risiko yang lebih terkendali, frekuensi pelaporan dapat

lebih jarang, misalnya dua kali sehari, mingguan atau mungkin setiap

bulan.

56

Page 66: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

4. Mengendalikan Risiko

Langkah berikutnya yang harus dilakukan setelah proses

pemantauan dan pelaporan risiko yaitu tindakan mengendalikan,

mengamankan dan menghindari risiko bila memungkinkan. Dalam

mengambil suatu keputusan yang baik didalam mengendalikan risiko

hanya dapat terlaksana apabila proses pengukuran risiko, pemantauan

dan pelapora risiko berjalan dengan baik. Dengan kata lain, BNI tidak

akan dapat menentukan tindakan yang harus dilakukannya untuk

melakukan risiko. Kecuali komparasi dan analisis antara risiko yang

akan terjadi dengan ambang batas tingkat risiko yang dapat diterima

BNI terlaksana dengan baik. Apabila BNI tidak mengetahui posisinya

terhadap risiko yang terjadi, maka tindakan yang diambil untuk

mengatasi risiko akan bersifat reaktif, padahal tindakan proaktif akan

jauh menguntungkan.

Dalam beberapa kasus, mungkin saja seorang manajer risiko tidak

melakukan tindakan apapun dalam hal terjadinya perbedaan antara risiko

yang dihadapi dengan ambang batas tingkat risiko yang diterima. Hal

ini dimungkinkan apabila tingkatan untuk mengurangi risiko

membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada nilai risiko yang ingin

diselamatkan. Untuk keadaan ini, manajer risiko harus terus menerus

memantau perubahan risiko sampai pada suatu titik yang membutuhkan

tindakan mengamankan risiko demi financial BNI syariah.

57

Page 67: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

5. Mengawasi, Audit, Menyelesaikan dan menyelaraskan

Pada proses ini, dilakukan evaluasi yang menyeluruh atas fungsi ,

proses dan model kuantitatif pengukuran risiko yang telah dilaksanakan

dan dipergunakan. Proses audit dan pengawasan ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah proses manajemen risiko terlaksana secara efektif

dan efisien sebagai bagian yang terintegrasi dengan strategi bisnis bank.

Proses ini memberikan umpan balik kepada proses awal yaitu

identifikasi dan penetapan toleransi risiko. Umpan balik ini akan

memberikan keputusan untuk memperbaharui risiko yang harus

mendapat perhatian dan pengendalian serta batas toleransiya, atau tidak

mengalami perubahan. Dengan kata lain, proses manajemen risiko

adalah suatu proses yang dinamis, dimana setiap pengulangan proses

akan menghimpun dan memadukan informasi yang diperoleh pada

proses sebelumnya.

C. Proses Penilaian Risiko Pada Bank BNI Syariah

Tujuan utama dari penilaian risiko ini adalah untuk mengukur potensi

risiko yang mungkin terjadi pada nasabah (debitur), sehingga bank syariah

mampu menentukan jangka waktu yang cocok dan menentukan tingkat margin

yang sesuai dengan karakteristik usaha nasabah.

Adapun dalam proses penilaian (evaluasi) risiko, bank syariah membagi

risiko lagi menjadi 2 aspek, yaitu:

58

Page 68: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

1. First Way Out

Jenis risiko yang terjadi pada first way out yaitu risiko kebangkrutan

(Taflis), risiko ini dipengaruhi oleh:

a. Industry Risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang

ditentukan oleh karakteristik dan kinerja keuangan usaha

nasabah.

b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen,

organisasi, pemasaran, tekhnis produksi, dan keuangan.

c. Faktor negatif lainnya, seperti keadaan force majeur, market

risk (forex risk, interest risk) maupun karena permasalahan

hukum.

2. Second Way Out

Pada tahap ini, risiko yang terjadi dipengaruhi oleh:

a. Kesempurnaan pada peningkatan jaminan

b. Nilai jual kembali jaminan (marketability value of guarante)

c. Kredibilitas penjamin (bila ada), pihak ini yang nantinya akan

menjamin bila nasabah nantinya tidak mampu membayar.

Default risk akan menentukan customer risk rating ( rating risiko nasabah).

Jika kondisi industri risk dan kondisi internal perusahaan nasabah baik, maka

CRR akan tinggi ratingnya atau rendah risikonya serta diberi nilai dan score:

59

Page 69: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Tabel 1

(Customer Risk Rating) CRR

Rating Score Tingkat Risiko

1=Baik sekali 5 Very low risk

2=Baik 4 Low risk

3=Sedang/Cukup 3 Modert risk

4=Kurang 2 High Risk

5=Buruk sekali 1 Very high risk

Sumber : Data Bank BNI Syariah

Sedangkan, kondisi internal perusahaan nasabah diukur dari hasil analisis

aspek manajemen, pemasaran, tehnik produksi, dan keuangan perusahaan.

Kondisi keuangan perusahaan (rasio keuangan perusahaan) dibanding dengan

kinerja keuangan rata – rata industri. Dari hasil tingkat tersebut didapat industri

risk:

Tabel 2

Industri Risk

Score Industri Risk

Rating

Ciri – ciri Umum

5 Very Low Risk Struktur industri nasabah sangan kuat, kinerja

keuangan, kinerja pekerja diatas rata – rata industri

4 Low Risk Diatas rata – rata industri

3 Modert Risk Rata – rata industri dengan prospek pertumbuhan

memadai, mempunyai kemampuan keuangan yang

60

Page 70: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

cukup membayar kembali pinjaman

2 High Risk Dibawah rata – rata kinerja industri

1 Very High Risk Industri berisiko untuk diberikan pinjaman dengan

prospek dan kemampuan

Sumber: Data Bank BNI Syariah

Recovery risk merupakan pembayaran kembali atas pinjaman nasabah

dari hasil penjualan jaminan, apabila frist way out tidak dapat diharapkan

lagi. Dalam menilai recovery risk ini dianalisis dengan menggunakan rasio

pemenuhan jaminan (RPJ), yaitu dari prosentase nilai total jaminan (NTJ)

dan diberi rating sebagai berikut:

Tabel 3

Rating Jaminan atas Rasio Pemenuhan Jaminan (RPJ)

RPJ TOTAL NTJ RATING JAMINAN

>10%diatas ketentuan 1 (Very Low Risk)

s.d 10%diatas ketenyuan 2 (Low Risk)

Sesuai ketentuan 3 (Modert Risk)

s.d 10% dibawah ketentuan 4 (High Risk)

>>10% dibawah ketentuan 5 (Very High Risk)

Sumber: Data Bank BNI Syariah

Langkah terakhir yaitu mengkombinasikan customer risk rating (CRR)

dan recovery risk (RPJ) untuk mendapatkan customer credit rating dengan

matrik:

61

Page 71: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Tabel 4

Matrik Kombinasi CRR dan RPJ

Untuk penentuan customer credit rating

RPJ CRR 1 2 3 4

1 1 2 3 4

2 1 2 3 4

3 1 2 3 4

4 2 3 4 4

5 3 4 5 5

Sumber: Data Bank BNI Syariah

Dilihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa dalam melakukan

penilaian risiko terlebih dahulu BNI melihat aspek risiko nasabah dengan

menilainya dari segi usaha yang akan dijalankan dan jaminan yang menjadi

tanda keseriusan nasabah dalam melakukan pembiayaan. Hal ini sangat

penting dilakukan oleh bank karena ini adalah bagian dari manajemen risiko

yang dilakukan BNI untuk mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah.

Dari hasil penelitian risiko tersebut, maka nasabah akan diberikan rating

atau skor sesuai dengan analisis yang dilakukan petugas analisis bank

(account officer) yang telah diberikan kepercayaan oleh BNI.

Setelah pembiayaan tersebut diberikan kepada nasabah yang

mengajukan, maka akan ada pemantauan (monitoring) yang dilakukan oleh

pihak bank dan melakukan evaluasi setiap pembiayaan yang direalisasikan,

62

Page 72: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

setelah dievaluasi akan ada penggolongan collectabilitas menurut tingkat

kelancaran pembayaranya masing – masing.

Collectability adalah penggolongan tingkat kelancaran tingkat

pembayaran nasabah diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan. Sesuai

dengan SE BI, jumlah tunggakan dan perhitungan collectability adalah:

Tabel 5

Penggolongan Collectability

No Jumlah Hari

Tunggakan

Penggolongan

Collectability

Kualitas

1 0 Collectability 1 Lancar

2 1 s/d. 90 hari Collectability 2 Dalam perhatian

khusus

3 91 a.d.180 hari Collectability 3 Kurang Lancar

4 181 s.d.270 hari Collectability 4 Diragukan

5 >Dari 270 hari Collectability 5 Macet

Sumber: Data Bank BNI Syariah

Bila collectability cenderung semakin baik maka akan berdampak positif

sehingga menaikan Rentabilitas dan Solvabilitas bank BNI dan NPF

semakin menurun. Dalam hal ini, terlebih dahulu BNI memonitoring usaha

nasabah, apakah nasabah tersebut layak dinyatakan collectability 1 atau

collectability 2 sampai dengan collectability 5, apabila debitur melakukan

pembayaran tepat waktu itu dikategoriakn collectability 1 dengan kualitas

63

Page 73: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

pengembalian pembiayaannya lancar dan apabila pembiayaan tersebut tidak

melakukan penunggakan pembayaran selama tiga bulan berturut-turut itu

akan dikategorikan dalam perhatian khusus atau collectability 2, akan tetapi

apabila penunggakannya berturut-turut selama tiga bulan maka itu

dikategorikan kurang lancar dan apabila selama 12 bulan berturut-turut dan

bahkan sampai 21 bulan tidak dibayar maka pimpinan bank harus segera

melakukan tindakan yang sebagaimana mestinya, seperti menyita agunan

dan menjualnya untuk menghindari kerugian lebih besar.4 (Lihat daftar

pertanyaan)

D. Pengelolaan Risiko Pada BNI Syariah

1. Pengelolaan Risiko Pembiayaan Murabahah

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, sebagian

besar dari aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan berupa

pembiayaan yang diberikan kepada debitur untuk membayar kembali

pinjamannya. Semakin besar porsi pembiayaan yang bermasalah adanya

keraguan atas kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya,

semakin besar pula kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan

dan apabila aktivitas pemberian pembiayaan tidak dikelola secara hati-hati

dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah yang menurunkan tingkat

kesehatan dan pendapatan bank.

Dalam Bank BNI, istilah pembiayaan (Financing) lebih sering

digunakan untuk menggantikan istilah (kredit). Risiko pembiayaan

4 Iwan Kustiwan, Divisi.Analis Manajemen Risiko Unit Syari’ah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 6 maret 2009

64

Page 74: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

(financing risk) terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai

sebab, tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana

pembiayaan (pinjaman) yang diberikan oleh bank. Langkah-langkah yang

dilakukan bank untuk meminimalisir risiko ini antara lain: Membuat

kebijakan pembiayaan secara tepat dan efektif, menetapkan prinsip kehati-

hatian (Prudential Banking) dalam proses pembiayaan, meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, khususnya mereka yang menangani masalah

pembiayaan bermasalah.

Tabel 6

Total pembiayaan (Jutaan)

Tahun Total Pembiayaan Pembiayaan Bermasalah NPF %

2006 861.431 49.532.271.404 5,75%

2007 1.467.794 40.364.329.253 2,46%

2008 2.417.449 59.222.130.306 2,75%

Sumber Data Bank BNI Syariah Tahun 2008

Dari tabel diatas dilihat bahwa total pembiayaan tiga tahun terakhir

selalu naik, karena BNI selalu mengembangkan jaringan – jaringan yang

meluas dan mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Pada tahun 2006

pembiayaan yang dikeluarkan oleh BNI mencapai 861.430.807.023 dengan

prosentase pembiayaan bermasalah mencapai 5.75% dan pada tahun 2007

pembiayaan di BNI naik dari tahun sebelumnya menjadi 1.467.793.791.016

dengan prosentase pembiayaan bermasalah 2,46% turun dari tahun

sebelumnya. Pada tahun 2008 pembiayaan yang dikeluarkan oleh BNI naik

65

Page 75: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

menjadi 2.407.670.504.984 dengan persentase pembiayaan bermasalah turun

menjadi 2,75% jauh dari ketentuan Bank Indonesia yaitu 5%. Walaupun

kondisi ekonomi indonesia yang mengalami krisis global, tapi tidak

membuat nasabah mangkir dari tanggung jawabnya membayar kewajiban

pinjamannya ke bank.

Pada pembiayan murabahah, BNI sudah cukup baik dalam melakukan

diversifikasi risiko, portofolio yang dilakukan BNI bukan pembiayaan

murabahah saja tetapi mudharabah, musyarakah, istisna, ijarah, qord dll.

Tabel 7

Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Musyarakah,

Istisna, Ijarah, Qord Tahun 2008

(Jutaan)

Pembiayaan Lancar Dalam

Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Jumlah

Murabahah 2.104.906 253.306 12.813 16.234 30.188 2.417.449

Mudharabah 62.340 1.614 29 255 10.587 74.826

Musyarakah 495.203 14.766 108 200 10.758 521.035

Istisna

Ijarah 45.586 45.586

Qard 73.506 71 13 73.591

Sumber Data Bank BNI Syariah tahun 2008

66

Page 76: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Tabel

Portopolio Pembiayaan Murabahah, Istisna, Ijarah Tahun 2008

No Sektor Ekonomi Lancar Dlm Perhatian

Khusus

Kurang Lancar Diragukan Macet Total

1 Pertanian perburuan

sarana dan prasarana

2.753.790.584.439 6.066.708.836 3.465.629.907 70.863.835.869

2 Pertambangan 133.955.408.040 544.468.577 200.000.000 5.807.341.129 140.507.217.746

3 Industri pengolahan 100.088.956.360 47.395.727.181 31.897.884 4821.158.907 152.337.740.332

4 Listrik,Gas, Air 1.071.102.081 1.071.102.081

5 Konstruksi 163.875.163.201 40.436.664.224 2.631.663.123 206.943.490.548

6 Pedagangan,Restoran

,Hotel

180.635.676.870 17.796.847.181 251.645.821 4.730.181.181 3.361.163.791 206.775.514.844

7 Pengangkutan,pegud

angan

178.353.477.865 2.834.721.748 4.885.958.378 5.116.154.397 191.190.312.388

8 Jasa-jasa Dunia

Usaha

286.021.136.306 23.352.696.754 164.580.251 723.426.006 3.962.401.109 314.224.240.426

9 Jasa-jasa Sosial

Lainnya

106.215.820.048 3.857.356.688 93.134.365 110.066.311.101

10 Lain-lain 1.570.058.413.051 127.473.359.054 12.516.432.887 6.149.274.580 22.275.301.373 1.738.472.780.945

Jumlah 2.781.606.650.948 269.758.550.243 12.964.556.843 16.688.840.145 51.533.948.101 3.132.552.546.280

Penyisihan Kerugian 27.816.066.509 13.487.927.512 1.944.683.526 8.344.420.073 51.533.948.101 103.127.045.722

Jumlah Bersih 2.753.790.584.439 256.270.622.731 11.019.873.317 8.344.420.073 3.029.425.500.558

Sumber: Data Bank BNI Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat dianalisa bahwa pembiayaan bermasalah karena

salah satu pembiayaan murabahah tahun 2008 kurang baik dibandingkan

tahun 2007, karena tingkat pembiayaan tahun 2008 itu 2,75%. Sedangkan

tahun 2007 pembiayan murabahah bermasalah hanya 2,46% jauh di bawah

67

Page 77: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

ketentuan BI yang 5%. Ini berarti pengelolaan BNI dalam pembiayaan

murabahah kurang baik karena faktor alam atau ekonomi.

Dari pembiayaan diatas tiga besar yang mengakibatkan pembiayaan

murabahah bermasalah antara lain:

1. Jasa Usaha : 314.224.240.426

2. Jasa Lainnya : 110.166.311.101

3. Konstruksi : 206.943.490.548

Dari ketiga yang diatas yang menyebabkan pembiayaan murabahah

tahun 2008 naik dari tahun 2007 yang 2,46% menjadi 2,75% yaitu faktor

jasa usaha yang disebabkan karena adanya hambatan dalam usaha yang

dilakukan para nasabah yang menyebabkan kurang produktifnya dan tidak

berkembangnya usaha yang dijalankan sehingga terjadi kesulitan dalam

melakukan pengembalian kewajiban para nasabah kepada pihak bank yang

bisa juga dipengaruhi oleh faktor krisis ekonomi global dan faktor yang

disebabkan oleh alam.

2. Pengelolaan Risiko Pasar

Sebagai Bank Devisa, bank memiliki aktiva dan kewajiban dalam valuta

asing, sehingga nilai dari aktiva dan kewajiban tersebut selalu terkait dengan

perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah pada saat bank memiliki

posisi mata uang asing yang kurang menguntungkan dapat menimbulkan

kerugian yang berdampak negatif terhadap kinerja bank. Perubahan kurs

juga dapat menimbulkan kerugian bagi debitur-debitur bank yang memiliki

pinjaman dalam mata uang asing (sementara sumber pengembaliannya

68

Page 78: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

berasal dari valuta asing) dan berdampak pada kemampuan pengembalian

pinjaman.

Sebagian portofolio pembiayaan yang dimiliki bank, didasarkan pada

perjanjian jual beli dengan menggunakan harga jual yang tetap. Oleh karena

itu, apabila terjadi suku bunga pasar, maka bank tidak diperkenankan untuk

melakukan perubahan harga jual yang telah disepakati. Meskipun demikian,

karena bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, hal tersebut tidak

mengakibatkan bank mengalami Negatife Spread. Suku bunga pasar yang

terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melakukan

penghimpunan dana pihak ketiga.

3. Pengelolaan Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko utama yang dihadapi bank. Risiko

tersebut akibat adanya ketidak sepadanan jatuh waktu antara kewajiban dan

tagihan/pembiayaan yang dimiliki bank. Hal ini dikarenakan pada umumnya

bank memiliki padanan dalam jangka pendek dan meyalurkannya ke dalam

pembiayaan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Ketidaksesuaian

antara jangka waktu penghimpunan dana dari masyarakat dan jangka waktu

penempatan dana tersebut menyulitkan bank dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban kepada nasabah dan pihak lainnya. Selain itu dapat saja terjadi

penarikan dana dalam jumlah yang sangat besar, antara lain sebagai akibat

politik yang kuarang menguntungkan, sehingga dapat menyebabkan bank

mengalami kesulitan likuiditas dan dapat berdampak negatif terhadap

69

Page 79: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

kegiatan dan prospek usaha bank tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh

untk menjaga likuiditas bank adalah:

a. Meminimalisasi atau meniadakan pemberian nisbah khusus kepada

nasabah-nasabah tertentu, sehingga distribusi profit akan lebih merata

kepada seluruh nasabah.

b. Mengaktifkan fungsi pengawasan dari Asset Liability Committe (ALCO)

c. Mengawasi pengumpulan dana dan pengelolaan profit jatuh tempo

penyaluran dana.

4. Pengelolaan Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat

sistem operasional dan prosedur maupun pengawasan yang tidak memenuhi

kebutuhan perkembangan perbankan. Lemahnya sistem operasional dapat

menyebabkan meningkatnya biaya operasional dan pada akhirnya

mengurangi laba usaha. Selain itu, secara umum kelemahan ini akan

mengakibatkan kelancaran operasional dan mutu pelayanan menjadi

terganggu dan menurunkan kinerja dan daya saing bank.

Untuk pengelolaan risiko operasional, bank telah memiliki kebijakan dan

prosedur yang cukup untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan

sistem informasi yang dimiliki saat ini telah mampu untuk mamantau

kondisi risiko operasional setiap saat diperlukan

70

Page 80: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

E. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di

BNI Syariah

Dengan diberlakukannya Undang – Undang No. 21 tahun 2008, perbankan

syariah telah mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk

menyelenggarakan kegiatan usahanya, termasuk pemberian kesempatan

kepada bank umum konvensional untuk membuka cabang yang khusus

melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Peluang tersebut

ternyata disambut antusias oleh perbankan. Banyak bank yang mulai

membuka divisi atau cabang syariah seperti halnya Bank BNI. Pesatnya

perkembangan perbankan syariah telah membawa persaingan yang tajam

dikalangan perbankan tidak hanya dalam menghimpun dana masyarakat

tetapi juga dalam penyaluran dana kemasyarakat (pembiayaan). Persaingan

yang terjadi ternyata mendorong pula sikap dan tindakan yang sangat agresif

sehingga dalam ekspansi pembiayaannya bank kurang mendasar pada

prinsip – prinsip usaha yang sehat dan keputusan – keputusan pembiayaan

dilakukan secara kurang hati – hati.

Pembiayaan bermasalah jarang timbul secara mendadak, tetapi datang

secara perlahan – lahan dengan memberikan tanda – tanda penyimpangan

(signal of deviation) lebih dulu kepada bank, kecuali terjadi suatu

kecelakaan yang menimpa nasabah atau bidang usahanya.5 Sebab

pembiayaan murabahah bemasalah sama halnya dengan sebab pembiayan –

pembiayaan lain yang diberikan bank kepada nasabahnya. Sebab – sebab

5 Moh. Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial Konsep, Tehnik dan Kasus, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), h.264

71

Page 81: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah pada BNI Syariah yang

secara umum juga ada pada bank – bank lainnya adalah sebagai berikut:6

1. Ditinjau dari sisi nasabah

a. Kondisi usaha nasabah pembiayaan yang sedang menurun.

Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor menejerial perusahaan

nasabah yang kurang baik seperti, keelmahan dalam kebijakan

pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan

pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat dan permodalan

yang tidak cukup.7 Berikut akan dijelaskan contoh kasus pembiayaan

murabahah bermasalah: BNI Syariah memberikan pembiayaan dengan

fasilitas pembiayaaan murabahah untuk tujuan produktif. Dengan

tujuan untuk pembelian sembako. Besarnya plafon yang diberikan

sebesar Rp. 150 juta dengan tenggang waktu pembayaran selama satu

tahun, jaminan yang diberikan berupa surat tanah. Secara sepintas

usaha tersebut berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari kebutuhan

masyarakat akan bahan – bahan pokok tersebut. Namun kenyataannya

mengalami masalah dalam hal pembayaran kembali pembiayaannya.

Berdasarkan hasil kunjungan pihak bank ke lokasi ternyata usaha

tersebut tidak berjalan dengn baik, hal ini dikarenakan kesalahan

manajemen dalam pengelolaan usaha.

b. Karakter/Sikap nasabah.

6 Bayi Rohayati, Divisi.manajemen Risiko, Wawancara Pribadi, 20 Februari 2009 7 Zainul Arifin, Dasar – dasar Manajemen Bank Syari’ah, (jakarta, Alvabet, 2003) cet-2, h 223

72

Page 82: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

Ada kondisi dan situasi yang berubah – ubah, baik kondisi politik

maupun kondisi ekonomi dan moneter. Perubahan kondisi atau situasi

tersebut dapat pula mengubah sikap serta tingkah laku nasabah, dan

perubahan sikap tersebut terlihat sebagai berikut adanya unsur

kesengajaan oleh nasabah untuk menipu bank dengan jalan

memberikan data dan informasi yang tidak sebenarnya. Disamping itu

adanya itikad yang kurang baik dari nasabah dalam hal pembayaran

kembali pinjamannya, walaupun kemungkinan usahanya baik dan

berkembang.

c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ini juga merupakan salah satu penyebab timbulnya pembiayaan

bermasalah. Krisis moneter yang berkepanjangan membawa dampak

yng sangat luas, banyak perusahaan – perusahaan yang mem PHK

karyawan/pegawainya dikarenakan perusahaan sudah tidak beroperasi

lagi. Akibat dari PHK secara otomatis karyawan/pegawai tidak

memiliki pendapatan yang mengakibatkan menurunnya atau tidak

memiliki kemampuan untuk membayar kembali pembiayan yang

didapatnya dari bank

2. Dari sisi Bank.

Pembiayaan murabahah bermasalah dapat disebabkan antara lain:

a. Kurang Tajamnya Analisa.

b. Tidak terpenuhinya kelengkapan persyaratan minimal yang

seharusnya sehingga data kurang akurat dan kurang relevan hal

73

Page 83: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

ini disebabkan karena kurangnya ferivikasi ke pihak

ketiga/nasabah

c. Lemahnya pemantauan (monitoring). Proses terakhir dalam

sebuah pembiayaan adalah proses monitoring, beberapa

langkah monitoring yang harus dilakukan antara lain:

memantau mutasi rekening koran nasabah, memantau

pelunasan angsuran, melakukan kunjungan rutin ke lokasi

usaha nasabah dan melakukan pemantauan terhadap

perkembangan usaha sejenis.8 Bagi bank saat memasuki

tahadapan ini maka sebenarnya risiko pembiayaan baru saja

dimulai, oleh karena itu pelaksanaan monitoring ini harus

dilakukan secara maksimal sehingga apabila terjadi

penyimpangan dapat segera diambil tindakan penyelamatan,

jangan sampai berakibat kepada terjadinya pembiayaan

murabahah bermasalah.

d. Persaingan antar bank syariah juga merupakan salah satu

penyebab pembiayaan bermasalah. Bank – bank syariah

lainnya juga menawarkan produk pembiayaan yang sama

(murabahah) sehingga pengelolaan pembiayaan murabahah

kurang memperhatikan analisa dalam pembiayaan.

8 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, (Jakarat, Zikrul Hakim, 2003), Cet-1, h.154

74

Page 84: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

e. Sistem dan prosedur yang menjadi acuan kurang di indahkan

atau tidak melalui prosedur yang seharusnya dan sering

melakukan penyimpangan.

f. Percaya begitu saja pada data yang disodorkan nasabah tanpa

studi dan penelitian yang komprehensif.

3. Faktor lingkungan adalah faktor yang berada diluar jangkauan bank

dan nasabah, seperti bencana alam, dan peraturan pemerintah yang

berubah. Dalam negara yang sedang berkembang, baik dalam bidang

politik maupun ekonomi, peraturan – peraturan sering berubah.

Perubahan peraturan ini terkadang membawa pengaruh terhadap

jalannya suatu usaha. Sebagai contoh misalnya, pada saat pemerintah

mengumumkan pelarangan ekspor karet bermutu rendah, hal ini

dilakukan pemerintah demi untuk menjaga mutu karet indonesia di

dunia internasional, tetapi dampak dari semua ini adalah beratus –

ratus pabrik remiling mengalami pukulan yang hebat dan

mengakibatkan timbulnya kesulitan – kesulitan keuangan sehingga

tidak dapat melunasi pinjamannya di bank. Contoh lain ketika

pemerintah tidak memberlakukan lagi sistem quota pada produk kopi.

Akibatnya harga kopi merosot sangat drastis karena supply melebihi

demand. Dengan demikian banyak eksportir kopi merugi atau untung

75

Page 85: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

kecil sehingga sulit melunasi kreditnya, dari data yang diperoleh

jumlah kredit macet para eksportir kopi tersebut mencapai 200 M.9

F. Penyelasaian Pembiayaan Murabahah bermasalah Pada BNI Syariah

Penyelasaian yang diberikan oleh perbankan syariah tidak selamanya

berjalan dengan lancar, Jika terjadi kegagalan atau permasalahan dalam

pengembalian dana masyarakat tersebut kepihak bank, maka tentunya

pihak bank harus menyelamatkan dana masyarakat tersebut, karena dana

tersebut merupakan amanat yang dititipkan masyarakat kepada pihak bank.

Kewajiban untuk menjaga titipan dengan penuh amanah sangat ditekankan

dalam al-qur’an:

}58 : 4/النساء{ ... أهلها إلى الأمانات تؤدوا أن يأمرآم الله إن Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya......(an-Nisa’/4:58) Berdasarkan hal diatas maka pihak bank berkewajiban mengambil

tindakan – tindakan tertentu dalam menyelasaikan pembiayaan bermasalah

dan tentunya harus tetap berpegang pada prinsip syariah. Berikut akan

dijelaskan cara atau upaya yang dilakukan BNI Syariah dalam mengatasi

atau menyelasaikan pembiayaan murabahah bermasalah:

1. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah pembiayaan.

Pendekatan yang dilakukan pihak bank dapat dilakukan dengan cara

mendatangi nasabah pembiayaan yang mengalami penunggakan kemudian

9 Muchdarsyah Sinungan, Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994), Cet-1, h, 248

76

Page 86: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

membicarakan atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi nasabah

dan memberikan alternatif jalan keluar dalam menyelesaikannya. Jika

nasabah bersedia membicarakan problem usaha dan kondisi keuangan

secara jujur dan terbuka ini berarti nasabah mempunyai kemuan baik

untuk menyelesaikan masalah mereka dengan bank dan bank pun bisa

segera mengetahui apa yang menjadi penyebab pembiayaan bermasalah

sehingga selanjutnya bank bisa memutuskan atau mengambil tindakan

dalam menyelasaikannya. Namun tidak semua nasabah bersikap demikian,

ada sebagian nasabah yang dengan sengaja menghindar untuk ditemui.

2. Collection, yaitu penagihan secara intensif. Dalam hal ini BNI Syariah

melakukan dengan dua cara sebagai berikut: pertama, penagihan secara

persuasive yaitu dengan mengirimkan surat peringatan atau teguran

kepada nasabah pembiayaan murabahah yang menunggak atas

pembayaran angsurannya. Surat peringatan ini disampaikan secara

bertahap dimulai dari surat peringatan pertama, kedua dan ketiga, Kedua,

penagihan secara langsung yakni dengan mendatangi langsung nasabah

pembiayaan murabahah yang mengalami penunggakan.

3. Rescheduling, dalam hal ini BNI Syariah memberikan keringanan kepada

nasabah pembiayaan murabahah menyangkut jadwal pembayaran atau

jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran.

Misalnya perpanjangan jangka waktu pembiayaan murabahah dari enam

bulan menjadi satu tahun dan perpanjangan jangka waktu angsuran

pembiayaan murabahah dari 36 kali menjadi 48 kali dengan demikian

77

Page 87: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan

jangka waktu angsuran. Fasilitas penjadwalan ulang ini diberikan kepada

nasabah yang mempunyai i’tikad baik dan karakter yang jujur.penambahan

jangka waktu ini disebut riba nasiah. Dalam hal ini penambahan tenggang

waktu bagi orang yang berhutang ini, Allah berfirman:

}280: 2/البقرة { ... ميسرة إلى فنظرة عسرة ذو آان وإن

Artinya:

Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan....(al-baqarah/2:280)

4. Memberikan diskon atau potongan kepada nasabah pembiayaan

murabahah, ini merupakan salah satu cara yang dilakukan BNI Syariah

dalam menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah, istilah ini

dikenal dengan PPDM (Pemotongan Pelunasan Dalam Murabahah)

Pemberian potongan disini yaitu pemotongan marginnya saja bukan

pada pokok pinjaman.10 Pemberian potongan ini dimaksudkan untuk

membantu atau memberikan kemudahan kepada nasabah untuk dapat

bisa menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

Berbeda dengan bank konvensional yang menganut sistem bunga,

justru nasabah yang diberikan kredit oleh bank konvensional diwajibkan

mengembalikan kreditnya tersebut ditambah dengan bunga yang telah

dibebankan tanpa menghiraukan baik atau buruknya kondisi keuangan

nasabahnya. Pembebanan bunga tersebut tidaklah adil dan tidak sesuai

10 Iwan Kustiwan

78

Page 88: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

dengan asa – asa keuangan islam karena peminjam (nasabah) akan

dibebani dengan meningkatnya suku bunga yang bukan menjadi

tanggung jawabnya, melainkan terjadi sebagai akibat negara yang

menaikkan suku bunga dengan tujuan mempermudah pengendalian

moneter.11

5. Eksekusi jaminan yaitu penjualan barang – barang yang dijadikan

jaminan dalam rangka pelunasan pembiayaan. Hal ini dilakukan oleh

bank apabila nasabah sudah benar – benar tidak mampu lagi untuk bank

membayar hutangnya.

Hal ini diperbolehkan dalam islam, Itulah mengapa unsur jaminan walau tidak

diisyaratkan dalam islam, namun dapat dimintakan sebagai tindakan berjaga –

jaga diantara kedua pihak. Dan besarnya jaminan yang akan diambil, tentunya

hanya sebatas yang menjadi hak bank saja yaitu harga jual yang telah disepakati

pada saat ijab qabul dalam akad pembiayaan, Allah berfirman:

أموالكم رءوس فلكم تبتم وإن ورسوله الله من بحرب فأذنوا تفعلوا لم فإن

}279: 2/،البقرة {تظلمون ولا تظلمون لا Artinya:

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.(al-Baqarah/2:279)

Proses eksekusi oleh BNI Syariah ini dapat dilakukan dengan

menyerahkan penjualan barang jaminan kepada nasabah yang

11 Rodney Wilson, alih bahasa: J.T. Salim,Bisnis Menurut Islam Teori dan Praktek,(Jakarta, PT. Intermasa, 1988), Cet-1, h.45

79

Page 89: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

bersangkutan atau bank sendiri yang akan melakukan penjualan atas

barang jaminan nasabah tersebut, hal ini tentunya dilakukan berdasarkan

kesepakaatn kedua belah pihak. Atau menyerahkan ke lembaga eksekutor

dalam hal ini adalah BUPLN (Badan Urusan Piutang dan Lelang

Negara).12 Akan tetapi pada saat ini belum ada kasus penyelesaian

pembiayaan murabahah yang sampai melalui proses eksekusi ini.

6. Hapus buku yaitu langkah terakhir yang dilakukan BNI Syariah untuk

membebaskan nasabah dari beban hutangnya, dikarenakan nasabah sudah

tidak mampu lagi untuk mengembalikan pinjamannya dan barang yang

dijadikan jaminan tidak bisa menutupi hutangnya sedangkan usaha yang

dijalaninya sudah tidak bisa diharapkan lagi. Seperti firman Allah SWT di

bawah ini:

إن لكم خير تصدقوا وأن ميسرة إلى فنظرة عسرة ذو آان وإن

}280: البقرة {تعلمون آنتم Artinya:

Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan jika menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(al-Baqarah/2:280)

Dalam menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah yang

disebabkan oleh faktor lingkungan (faktor yang berada diluar jangkauan

bank dan nasabah, seperti bencana alam, peperangan, dan lain-lain) maka

bank tidak perlu lagi melakukan analisis lebih lanjut tetapi yang perlu

dilakukan oleh bank adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera

12 Iwan Kusriwan, Divisi Manajemen Risiko unit syariah

80

Page 90: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

memperoleh penggantian dari perusahaan asuransi.13 Pada perbankan

Syariah jika terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dengan

nasabahnya, maka kedua belah pihak harus menyelesaikan sesuai tata cara

dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau

berdasarkan prinsip syariah di indonesia dikenal dengan nama Badan

Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS).

Sama halnya dengan BNI Syariah, apabila terjadi perselisihan atau

sengketa antara kedua belah pihak yaitu bank dengan nasabah, maka

hendaknya merujuk atau menyelesaikan melalui BASYARNAS, tentunya

hal ini dilakukan jika sebelumnya pada saat pembuatan akad murabahah ini,

kedua belah pihak telah bersepakat bahwa untuk berlangsungnya akad

murabahah ini segala sesuatunya yang menyangkut didalamnya akibat –

akibat yang akan terjadi dalam akad ini, maka yang berlaku adalah syariah

islam, dengan menunjuk BASYARNAS sebagai lembaga hukum yang akan

menyelesaikan perselisihan tersebut. Sengketa yang timbul dalam akad

murabahah ini apabila tidak bisa di selesaikan dengan BAZARNAS bisa

juga diselesaikan pada PA (Pengadilan Agama) yang keputusannya

mengikat kedua belah pihak yang bersengketa.

Namun sampai saat ini belum ada kasus atau masalah di BNI Syariah

yang sampai kepada Badan Arbitrase Syariah Nasional.14 Dengan kata lain

bahwa permasalahan atau perselisihan yang terjadi masih bisa ditangani atau

diselesaikan secara musyawarah antara pihak bank dengan nasabah.

13 Zainul Arifin, Op. Cit, 14 Bayi Rohayati, Divisi Manajemen Risiko unit syariah

81

Page 91: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

82

Page 92: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Proses manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah pada Bank BNI

Syariah terdiri dari:

• Melakukan identifikasi risiko yang dihadapi dan menetapkan

batasan – batasan.

• Mengukur risiko

• Memantau risiko dan melaporkannya

• Pengendalian risiko

• Melakukan pengawasan, audit, menyelesaikan dan melaraskan

Sistem pengelolaan risiko yang dilakukan BNI Syariah yaitu:

• Pembuatan kebijakan dalam pembiayaan secara efektif dan tepat

• Membuat prinsip kehati – hatian dalam pembiayaan melakukan

proses pembiayaan

• Membuat peningkatan kualitas dari segi SDM, dikhususkan untuk

mereka yang bertugas menangani pembiayaan.

• Mengefektifkan “Unit Manajemen Risiko”

2. Faktor – faktor penyebab pembiayaan bermasalah bersal dari faktor antara

lain:

a. Ditijau dari sisi nasabah

b. Dari sisi bank

82

Page 93: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

c. Faktor lingkungan adalah faktor yang berada diluar jangkauan

nasabah dan bank

3. Salah satunya upaya yang dilakukan bank BNI Syariah yaitu melakukan

pendekatan terhadap pihak nasabah kemudian melakukan collection

yaitu penagihan secara intensif, dan Rescheduling yaitu bank

memberikan keringanan kepada nasabah pembiayaan, memberikan

diskon atau potongan kepada nasabah, eksekusi jaminan. Apabila setelah

eksekusi jaminan tetapi masih tidak menutupi pinjamannya, maka

langkah terakhir yang dilakukan pihak bank dengan cara menutup buku.

B. Saran

1.Setiap bank dalam melakukan pembiayaan akan timbul risiko, BNI Syariah

termasuk. Untuk itu diperlukan persiapan panduan pengelolaan risiko bagi

setiap bank syariah indonesia untuk melakukan studi banding kenegara –

negara yang sudah menjalankan perbankan syariah. Ini sangat dibutuhkan

mengingat struktur asset dan pembiayaan bank syariah berbeda dengan

konvensional.

2. Untuk memberikan pembiayaan murabahah agar bank BNI mengacu dan

melaksanakan sistematika serta tahapan pembiayaan yang menjadi acuan

sehingga memberikan hasil yang kompeten dan mampu meminimalisir

terjadinya pembiayaan bermasalah.

3. Sedangkan dalam proses pengawasannya bank syariah harus meyakini

bahwa bank memiliki sistem yang aktif dan untuk lebih ditingkatkan dengan

membuat konsep dan aturan tertulis.

83

Page 94: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

84

Page 95: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Al-Hadist

Ali, Mahrus, Terjemah Irisad Ibad, (Surabaya, Mutiara Ilmu, 1995) Cet ke-1

Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta BI-

Tazkia, 1999

Arifin, Zainal, Dasar – dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2005),

Cet ke-3

Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta, PT. RajaGrafindo

Persada, 2003, Ed-2, Cet-7

Bayu Swasta, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty,

2005), edisi 2.

Darmawi, Herman, Drs., Manajemen Risiko, Jakarta, Bumi Aksara, 2004, Ed.1,

Cet.8

Djodosoedarso, Soisno, Prinsip – prinsip Manajemen Risiko Dan suransi,

(Jakarta, Salemba 4, 1999), Cet ke-1

http:// www.BNI.co.id

http:// www.BI.go.id

Kasmir, SE, MM, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT.Raja

Grafindo Persada, 2002 Ed. Revisi, Cet. 6

-----------, Dasar-Dasar Pebankan, Jakarta,PT RajaGrafindo Persada, 2002, Ed-1,

Cet-2

Khalil, Jafril, Jurnal Kajian Ekonomi Islam,(ALIQTISHADIYAH): Menyiasati

Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia, (Jakarta:p3EI,2004)

84

Page 96: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

85

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta,UPP AMP

YKPN, 2005)

Rifai, Mohammad, DR, H., Konsep Perbankan Syariah, Semarang, CV.

Wicaksana, 2006

Reksoprajitno, Soedijono, Pengantar Manajemen Bank Umum, (Jakarta:

Gunadarma,2003)

Sinungan, Muchdarsah, Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000,

(Jakarta: PT, Rineka Cipta,1994) Cet ke-1

Surbakti, Syarif, Muhammad, Manajemen Risiko Bagi Perbankan Syariah,

(Jakarta: PT BMI Terbuka)

Tampubolon, Robert, Manajemen Risiko: Pendekatan kualitatif Untuk Bank

Komersil, (Jakarta:PT Elekmedia, 2004)

Tim Depkop, Panduan Unit Simpan Pinjam Syariah, Jakarta, Departemen

koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah & BNI, 1998

Tjoekam, Muhammad, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil Konsep, Tehnik dan

Kasus, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999)

Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta, Zikrul Hakim, 2003,Cet-1

Page 97: ISLAM DAN PERDAMAIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/858/1/95028...PERAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS PADA BANK

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

DPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Dir. Komersil

Pemimpin Usaha Divisi

S i h

Pemimpin Usaha Divisi Syariah

Staf Kontrol Internal

Pemimpin Kelompok

Wakil Pemimpin Divisi

Pengelola Transaksi

Internasional

Pengelola Pembiayaaan

Non Ritel

Pengelola Tresuri

Pengelola Transaksi

Internasional

Pengelola Cab. Syariah

Pengelola Supervisi Cabang

Pemimpin

Kelompok PS

Pengelola Manajemen

Risiko

Pengelola Pengembangan

Produk

Pengelola Administrasi Pembiayaaan

Pengelola Pengembangan

jaringan dan promosi

Pengelola Akuntansi dan

sistem

Pengelola SDM

dan Sistem

Pemimpin

Bagian Umum

Pengelola Pembiayaaan

Non Ritel

Pengelola Tresuri

Pengelola

Cab. Syariah

Pengelola Supervisi Cabang

Pemimpin

Kelompok PS

Pemimpin KelompokPenunjang syariah

Pengelola Manajemen

Risiko

Pengelola Pengembangan

Produk

Pengelola Pengembangan

jaringan dan promosi

Pengelola Akuntansi dan

sistem

Pengelola SDM

dan Sistem

Pengelola

Administrasi Pembiayaaan

Pemimpin Bagian Umum