isk standarisasi - agung sppd
DESCRIPTION
infeksi saluran kemihTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Insiden infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di
praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. Data
penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah
mengalami ISK selama hidupnya.
Infeksi saluran kemih (ISK) tipe sederhana (uncomplicated type) jarang dilaporkan menyebabkan
insufisiensi ginjal kronik (IGK) walaupun sering mengalami ISK berulang. Sebaliknya kelompok pasien
ISK berkomplikasi (complicated type) terutama terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering
menyebabkan insufisiensi ginjal kronik (IGK) yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (GGT)
ANATOMI
TERMINOLOGI
Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria): Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme (MO) murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin.
Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK
dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.
lnfeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender:
Perempuan
- Sistitis. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna
- Sindrom uretra akut (SUA). Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan MO
anaerobik.
Laki-laki
- Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki diantaranya sistitis, prostitis, epidimidis dan uretritis
lnfeksi Saluran Kemih (ISK) Atas
- Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri.
- Pielonefritis Kronis (PNK). PNK biasanya disebabkan akibat lanjutan dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter
dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang
ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa
faktor predisposisi tidak pernah menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal
EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,
dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK
dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor
predisposisi (pencetus).
Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama
periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi
asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi.
Faktor Predisposisi (Pencetus) ISK
Litiasis
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginial polikistik
Nekrosis papilar
Diabetes Mellitus
Nefropati analgesik
Senggama
Kehamilan
Kateterisasi
Tabel 1. Faktor predisposisi ISK
MIKROORGANISME SALURAN KEMIH
Tabel 2. Famili, Genus dan Spesies MO yang paling sering menyebabkan ISK
PATOGENESIS ISK
Patogenesis bakteriuri asimtomatik menjadi bakteriuri simtomatik dengan presentasi klinis ISK
tergantung dari patogenitas bakteri dan status pasien sendiri (host).
1. Peranan patogenesis bakteri.
Sejumlah flora saluran cema termasuk Escherichia coli diduga terkait dengan etiologi ISK. Penelitian
melaporkan lebih dari 170 serotipe 0 (antigen) E.coli yang patogen. Patogenisitas E. Coli terkait
dengan bagian permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin (LPS).
Diduga strain E.coli ini mempunyai patogenisitas khusus. Penelitian intensif berhasil menentukan
faktor virulensi E.coli dikenal sebagai virulence determinalis, seperti terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Virulensi E. Coli
Bakteri patogen dari urin (urinary pathogens) dapat menyebabkan presentasi klinis ISK tergantung
juga dari faktor lainnya seperti perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor virulensi dan variasi fase
faktor virulensi.
2. Peranan faktor tuan rumah (host)
Faktor predisposisi pencetus ISK.
Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotesis peranan status saluran kemih merupakan faktor
risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan
penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteria sering mengalami kambuh
(eksaserbasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih
termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens
normal dan sangat peka terhadap infeksi.
Status imunologi dari pasien (host)
Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status sekretor mempunyai
kontribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Prevalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan
darah AB,B dan PI (antigen terhadap tipe fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah
lewis. Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran kemih normal (ISK tipe
sederhana) lebih besar pada kelompok antigen darah non-sekretorik dibandingkan kelompok
sekretorik.
PATOFISIOLOGI ISK
Uretro distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious gram positif
dan gram negatif. Hampir semua pasien dengan ISK disebabkan invasi mikroorganismeasending dari
uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasientertentu invasi mikroorganisme dapat
mencapai ginjal. Proses ini dipermudah refluks vesikoureter.
Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat
stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (stafilokok aureus) dikenal
Nephritis Lohlein. Beberapa peneliti melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi
hematogen dari infeksi sistemik gram negatif.
PRESENTASI KLINIK ISK
Gambar 1. Presentasi ISK berdasarkan lokasi
Pielonefritis akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39.5 – 40,5°C), disertai menggigil,
sakit pinggang. Presentasi kliiis PNA ini sering didahului gejala-gejala ISK bawah (sistitis)
ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia, disuria
dan stranguria
Sindrom uretra akut (SUA). Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. Pasien dengan SUA
sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur urin serta jumlah kuman/ml
urin merupakan protokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK.
Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi ISK:
Ultrasonogam (USG)
Radiografi
- Foto polos pemt
- PielograviIV
ISK kambuh (relapsing infection)
Pasien laki
Gejala urologik: kolik ginjal, piuria, hematuria
Hematuria persisten
Mikroorganisme (MO) jarang: Pseudomonas spp dan Proteus spp
ISK berulang dengan interval <6 minggu
Tabel 4. Indikasi investigasi ISK
MANAJEMEN
Tabel 5. Terapi antibiotik ISK
Indikasi rawat inap pasien dengan PNA
Kegagalan untuk mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotika oral
Pasien sakit berat atau debilitasi
Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami kegagalan
Diperlukan investigasi lanjutan
Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
Komorbiditas seperti kehamilan. Diabetes melitus, usia lanjut
Klasifikasi Nyeri
Corwin J.E (1997) mengklasifikasikan nyeri berdasarkansumbernya meliputi :
1. Nyeri kulit, adalah nyeri yang dirasakan dikulit atau jaringan subkutis, misalnya nyeri ketika
tertusuk jarum atau lutut lecet, lokalisasi nyeri jelas disuatu dermatome
2. Nyeri somatik adalah nyeri dalam yang berasal dar itulang dan sendi, tendon, otot rangka,
pembuluhdarah dan tekanan syaraf dalam, sifat nyeri lambat.
3. Nyeri Viseral, adalah nyeri dirongga abdomen atau torak terlokalisasi jelas disuatu titik tapi
bisa dirujukke bagian-bagian tubuh lain dan biasanya parah.
4. Nyeri Psikogenik, adalah nyeri yang timbul daripikiran pasien tanpa diketahui adanya
temuan padafisik (Long, 1989 ; 229).
5. Nyeri Phantom limb pain, adalah nyeri yang dirasakan oleh individu pada salah satu
ekstremitas yang telah diamputasi (Long, 1996 ; 229).