isi referat benda asing

20
BAB I PENDAHULUAN Trauma mata dapat disebabkan masuknya benda asing ke mata. Terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan partikal lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan iritasi atau abrasi. Pada benda asing di mata, umumnya pasien mengeluh adanya sensasi benda asing (merasa ada sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel kornea cedera karna kornea mengandung saraf sensori berada dibawah epitel. Pasien juga bisa mengalami epifora dan fotofobia. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Macam-macam bentuk trauma: Fisik atau Mekanik (trauma tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel), trauma tajam misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan, trauma peluru merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata misalnya peluru senapan angin dan peluru karet. Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur,lem (perekat), trauma kimia asam misalkan cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas air mata. Trauma fisis diantaranya trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi 1

Upload: dewi-setyowati-w

Post on 14-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

referat corpus alienum oculli

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Referat Benda Asing

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma mata dapat disebabkan masuknya benda asing ke mata. Terjadi akibat

masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bulu mata, debu, kuku, dan partikal lewat udara

dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan iritasi atau abrasi. Pada

benda asing di mata, umumnya pasien mengeluh adanya sensasi benda asing (merasa ada

sesuatu di mata) atau penglihatan kabur. Nyeri terjadi jika epitel kornea cedera karna kornea

mengandung saraf sensori berada dibawah epitel. Pasien juga bisa mengalami epifora dan

fotofobia.

Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat

ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Macam-macam

bentuk trauma: Fisik atau Mekanik (trauma tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau

shutlecock, membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel), trauma tajam misalnya pisau

dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan, trauma peluru merupakan kombinasi

antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata

misalnya peluru senapan angin dan peluru karet. Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci,

sampo, bahan pembersih lantai, kapur,lem (perekat), trauma kimia asam misalkan cuka,

bahan asam-asam dilaboratorium, gas air mata. Trauma fisis diantaranya trauma termal,

misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar

radiasi bagi pekerja radiologi. Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat

dan ringannya trauma. (1)

Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda.

asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun.

Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan

kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan

infeksi jika tercemar oleh kuman.

Benda asing di kornea adalah adanya benda asing di kornea, dapat berupa logam,

kaca, bahan organik dll. Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata

ringan. Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing

tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat

merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan

kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih

1

Page 2: Isi Referat Benda Asing

juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada COA dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak

dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.

2

Page 3: Isi Referat Benda Asing

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kornea

2.1.1. Anatomi

Kornea merupakan jaringan yang avaskular, bersifat transparan, berukuran 11-12 mm

horizontal dan 10-11 mm vertikal, serta memiliki indeks refraksi 1,37. Kornea memberikan

kontribusi 74 % atau setara dengan 43,25 dioptri (D) dari total 58,60 kekuatan dioptri mata

manusia. Dalam nutrisinya, kornea bergantung pada difusi glukosa dari aqueus humor dan

oksigen yang berdifusi melalui lapisan air mata. Sebagai tambahan, kornea perifer disuplai

oksigen dari sirkaulsi limbus. Kornea adalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas

ujung-ujung saraf terbanyak dan sensitifitasnya adalah 100 kali jika dibandingkan dengan

konjungtiva. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 μm, diameter horizontalnya

sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm. (2,3)

2.1.2. Histologi

Secara histologis, lapisan sel kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu lapisan epitel,

lapisan Bowman, stroma, membran Descemet, dan lapisan endotel. Permukaan anterior

kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil. Di bawah epitel

kornea terdapat membran limitans anterior (membran Bowman) yang berasal dari stroma

kornea (substansi propia). Stroma kornea terdiri atas berkas serat kolagen paralel yang

membentuk lamella tipis dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan bercabang (Eroschenko,

2003). Permukaan posterior kornea ditutupi epitel kuboid rendah dan epitel posterior yang

3

Page 4: Isi Referat Benda Asing

juga merupakan endotel kornea. Membran Descemet merupakan membran basal epitel

kornea (Eroschenko, 2003) dan memiliki resistensi yang tinggi, tipis tetapi lentur sekali

(Hollwich, 1993).

Epitel

Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan berbentuk

epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel

ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit

atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan

diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.

Membran Bowman

Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis

yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea.

Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya

jaringan parut.

Stroma

Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen

yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di antara

serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari

bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma

relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila

fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab

kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan

gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di

dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang

melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh. (3,4)

4

Page 5: Isi Referat Benda Asing

Membran Descement

Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening,

terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya

pembuluh darah.

Endotel

Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan

kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea.

Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan

normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit

intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea tidak

mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi

sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus

2.1.3. Perdarahan dan Persarafan

Kornea mendapat nutrisi dari pembuluh-pembuluh darah limbus, humor aqueous, dan

air mata. Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang pertama (ophthalmichus) dan

nervus kranialis trigeminus. Saraf trigeminus ini memberikan sensitivitas tinggi terhadap

nyeri bila kornea disentuh (Hollwich, 1993).

2.1.4. Fisiologi Kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas

cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform,

avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea,

dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan

endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel.

Kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan

pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat

transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea

lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari

lapisan air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan pada lapisan air mata tersebut.

Hal ini mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan

membantu mempertahankan keadaan dehidrasi. Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat

bifasik. Substansi larut-lemak dapat melalui epitel utuh dan substansi larut-air dapat melalui

5

Page 6: Isi Referat Benda Asing

stroma yang utuh. Agar dapat melalui kornea, obat harus larut-lemak dan larut-air sekaligus.

Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme kedalam kornea.

Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang avaskular dan membran Bowman mudah

terkena infeksi oleh berbagai macam organisme, seperti bakteri, virus, amuba, dan jamur

(Biswell, 2010). (4)

2.1.5 Trauma Kornea

Trauma kornea bisa disebabkan oleh trauma tumpul, luka penetrasi atau perforasi

benda asing. Kemungkinan kontaminasi jamur atau bakteri harus diingat dengan kultur untuk

bakteri dan jamur diambil pada saat pemeriksaan pertama jika memungkinkan. Trauma

tumpul kornea dapat menimbulkan aberasi, edema, robeknya membran Descemet dan laserasi

korneoskleral di limbus (5).

Trauma penetrasi merupakan keadaan yang gawat untuk bola mata karena pada

keadaan ini kuman akan mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat mengakibatkan

kerusakan susunan anatomik dan fungsional jaringan intraokular (Ilyas, 2009). Perforasi

benda asing yang terdapat pada kornea dapat menimbulkan gejala berupa rasa pedas dan sakit

pada mata. Keluhan ini mungkin terjadi akibat sudah terdapatnya keratitis atau tukak pada

mata tersebut (1).

2.1.6 Benda Asing (Corpus Alienum) pada Kornea

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab cedera mata

yang paling sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat

ringan, tetapi beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu korpus alienum masuk ke

dalam bola mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari

isi bola mata. (3,6) Karena itu perlu cepat mengenali benda asing tersebut dan menentukan

lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya. Benda asing yang dapat

masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa kelompok:

Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah hitam, besi tembaga. Terbagi

menjadi benda logam magnit dan bukan magnit.

Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan pakaian.

6

Page 7: Isi Referat Benda Asing

Benda inert, yaitu benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan

reaksi jaringan mata, kalau terjadi reaksipun hanya ringan saja dan tidak mengganggu

fungsi mata. Contoh: emas, platina batu, kaca, dan porselin.

Benda reaktif : terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata

sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, aluminium,

tembaga, bulu ulat.

Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya

corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya

sendiri. Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika

dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang. Jika suatu benda

masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut :

1. Mechanical effect

Benda yang masuk ke dalam bola mata dapat melalui kornea ataupun sclera.

Setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior

dan mengendap ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut bilik

mata. Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris dan kalau mengenai lensa

mata akan terjadi katarak traumatik. Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus

vitreus. Bila benda ini melekat di retina biasanya kelihatan sebagai bagian yang

dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel – sel darah

merah, akhirnya terjadi degenerasi retina.

2. Permulaan terjadinya proses infeksi

Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata, maka kemungkinan besar

akan timbul infeksi dengan pembentukan jaringan granulasi. Corpus vitreus dan

lensa dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman sehingga sering

timbul infeksi supuratif dan bisa juga terjadi iridocyclitis, endoftalmitis bahkan

panoftalmitis. Jika sudah terjadi panoftalmitis akan menunjukkan gejala kemunduran

tajam penglihatan, rasa sakit, mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik,

kornea keruh, bilik mata dengan hipopion dan refleks putih didalam fundus dan

okuli sehingga dapat berahir dengan kebutaan pada mata.

3. Terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi

(reaction of ocular tissue)

7

Page 8: Isi Referat Benda Asing

Reaksi bola mata terhadap corpus alienum bermacam-macam dan ini

ditentukan oleh sifat kimia dari benda tersebut. Non organized-material dapat

menimbulkan proliferasi dan infeksi dengan pembentukan jaringan granulasi.

Benda asing yang masuk ke dalam corpus vitreus akan mengendap kedasar

dan menimbulkan perubahan-perubahan degenerasi sehingga corpus vitreus akan

menjadi encer. Apabila corpus alienum adalah besi, maka akan terjadi dissosiasi

elektrolit dengan corpus vitreus, dimana besi akan disebarkan ke dalam jaringan dan

akan bereaksi dengan protein sel, mematikan sel dan terjadi atropi. Keadaan ini

disebut siderosis dan jika disebabkan karena tembaga disebut kalkosis. Pengeluaran

corpus alienum dari corpus vitreus dapat dilakukan dengan ekstraksi. Apabila sudah

terjadi iridocyclitis dan visus yang sangat jelek maka tidak dilakukan lagi

pengeluaran corpus alienum dengan ekstraksi tapi harus dilakukan enukleasi.

Patofisiologi

Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda

asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut

diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat merangsang

timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian

menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga

dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada COA dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak

dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan. (3,5)

8

Page 9: Isi Referat Benda Asing

Manifestasi Klinis

      Pasien biasanya datang mencari pertolongan karna nyeri yang mendadak, yang

biasanya sangat intensif, fotofobia, sensasi benda asing, dan air mata berlebihan.

Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun bergantung

pada tempat lesinya, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada

bola mata, fluorescein (+). Fluoresein akan mewarnai membran basal epitel yang defek dan

dapat memperjelas kebocoran aqueous akibat luka tembus (uji seidel positif).

Pola tanda goresan vertikal di kornea mengisyaratkan adanya benda asing terbenam di

permukaan konjungtiva tarsalis palpebra superior.

Etiologi dan faktor resiko

Adanya benda asing di kornea disebabkan karena adanya bahan-bahan seperti logam,

kaca, bahan organik yang bersarang (menetap) di kornea. Hal ini terjadi oleh karena adanya

trauma ringan oleh benda asing sehingga benda asing tersebut bersarang (menetap) di kornea.

Diagnosis

Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan :

1) Anamnesis kejadian trauma

2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata

3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop

4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma

5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita

Penatalaksanaan

Defek epitel kornea yang ringan diterapi dengan salep antibiotik dan balut tekan

(pressure patch) untuk mengimobilisasi palpebrae. Pada pengeluaran benda asing dapat

diberikan anestetik topikal dan digunakan sebuah spud (alat pengorek) atau jarum yang

berukuran kecil untuk mengeluarkan benda asing sewaktu pemeriksaan slitlamp. Setelah

benda asing dikeluarkan, mata harus diberikan salep antibiotik dan ditutup. (3)

Tidak boleh memberikan larutan anestetik topikal kepada pasien untuk dipakai ulang

setelah cedera kornea karena hal ini memperlambat penyembuhan, menutupi kerusakan lebih

lanjut, dan dapat menyebabkan pembentukkan jaringan parut kornea yang permanen, yang

9

Page 10: Isi Referat Benda Asing

secara klinis menyerupai tampilan ulkus infeksi. Pemakaian steroid harus dihindari jika masih

terdapat defek epitel. (3)

Terkadang terjadi erosi epitel rekuren setelah cedera kornea dan hal ini diatasi dengan

penutupan, bandage contact lens, mikropungsi kornea, atau excimer laser phototherapeutic

keratectomy (PTK). (3)

Teknik penatalaksanaan :

1) Ekstirpasi (mengeluarkan benda asing dari kornea)

2) Salep antibiotik

Teknik Ekstirpasi :

1. Tetesi mata dengan anestesi mata

2. Basahkan fluorescein strip

3. Aplikasikan fluorescein strip pada kornea. Periksa kornea di bawah sinar UV

4. Periksa mata bagian bawah saat mata melirik ke atas

5. Periksa mata bagian atas saat mata melirik ke bawah

6. Jika benda asing berada di superfisial, irigasi mata dan bersihkan dengan

menggunakan cotton-bud aplikator (hati-hati,jangan sampai tertekan karena benda

asing bisa masuk lebih dalam lagi dan dapat menyebabkan abrasi kornea yang lebih

luas)

7. Apabila tidak berhasil dapat digunakan jarum gauge no. 25 atau 27 dengan cara

mengarahkan ke tepi (menjauhi kornea) dan arah bevel jarum miring untuk

mengurangi peluang terjadi perforasi kornea

Benda asing yang tidak menembus dibawah kelopak mata atas dapat diambil dengan

mengangkat kelopak mata atas keatas kelopak mata bawah sehingga memungkinkan bulu

mata kelopak mata bawah menyapu benda asing tersebut keluar dari kelopak mata atas.

       Aternatif lain, benda asing dapat dikeluarkan dengan irigasi, hati-hati jangan sampai

menyentuh kornea. Bila benda asing tidak dapat diambil dengan cara ini, mata harus ditutup

dan dibalut dan pasien dirujuk ke ahli oftalmologi. Salah satu bahaya benda asing

konjungtiva adalah ancaman terhadap kornea.

Benda asing di kornea harus segera dikeluarkan agar tidak terjadi kerusakan lebih

parah, karena barang asing itu dapat menimbulkan kekeruhan pada kornea. Untuk mencari

dan menentukan benda asing itu, kadang-kadang perlu dipakai lensa pembesar, senter,

slitlamp, dan lampu kepala.

10

Page 11: Isi Referat Benda Asing

Untuk memudahkan pengeluaran benda asing itu, pasien disuruh memandang pada

satu titik langit. Pada anak-anak agak sukar menyuruh mata itu diam dan sering pula

memberontak, sehingga kadang-kadang perlu dilakukan pembiusan umum. Pengambilan

benda asing lebih mudah jika dibantu dengan slitlamp. Benda asing kecil berupa serpihan

logam, kaca, atau kayu yang masuk ke mata dengan kecepatan rendah biasanya mudah di

congkel dengan ujung pisau atau jarum. Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda

bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi

antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban tekan. (5)

       Bila epitel kornea yang merupakan benteng alamiah terhadap mikroorganisme,

mengalami gangguan mata menjadi rentan terhadap infeksi. Maka luka pada kornea harus

diinsfeksi setiap hari untuk mengetahui adanya buku insfeksi sampai telah sembuh dengan

sempurna.

Pencegahan

Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau

berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung.

Komplikasi

Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari

corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya

pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa

terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif.

Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam.

Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti

inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi yang

berarti, prognosis bagi pasien adalah baik.

Prognosis

Baik, tetapi dapat menimbulkan sikatrik.

Buruk, bila telah terjadi perforasi dan infeksi. Luka tembus pada mata dan benda

asing intraokuler dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk

11

Page 12: Isi Referat Benda Asing

BAB III

KESIMPULAN

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera

mata, sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat

ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam

bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola

mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di

dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya.

Corpus alienum dapat menyebabkan trauma pada mata. Trauma mata adalah tindakan

sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus

gawat darurat mata. Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung

dari besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan

jenis bendanya sendiri.

Gejala klinis yang biasanya muncul adalah nyeri yang mendadak, yang biasanya

sangat intensif, fotofobia, sensasi benda asing, dan air mata berlebihan. Dalam pemeriksaan

oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun bergantung pada tempat lesinya, adanya

injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+).

Untuk penatalaksanaannya dilakukan ekstirpasi (pengelauran benda asing) dan

dengan salep antibiotik. Benda asing kecil berupa biasanya mudah di congkel dengan ujung

pisau atau jarum. Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka

dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan

mata dibebat dengan kassa steril dan diperban tekan.

Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau

berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung. Prognosis baik, tetapi dapat

menimbulkan sikatrik. Prognosis buruk, bila telah terjadi perforasi dan infeksi. Luka tembus

pada mata dan benda asing intraokuler dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk.

12

Page 13: Isi Referat Benda Asing

DAFTAR PUSTAKA

1. Trauma Mata. Available at : http://www.rsmyap.com/content/view/11/43/. Accessed

on : 23 Desember 2013

2. Sidarta, Ilyas. 2009. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Hlm1-12

3. Vaughan, Asbury. 2013. Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran

EGC. Hlm 1

4. Anatomi Kornea. Available at :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37953/4/Chapter%20II.pdf.sember

Accessed on : 22 Desember 2013

5. Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available at :

http://emedicine.medscape.com/ article/ 1195581-overview. Accessed on : 22

Desember 2013

6. Ilyas, Sidarta. 2008. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

13