isi referat

39
BAB I PENDAHULUAN Anna Freud (1895-1982) adalah putri dari Sigmund Freud yang terkenal teorinya tentang psikologi Ego, dalam bukunya The Ego and The mechanisms of defense dia mengemukakan tentang ego dan juga mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh remaja. Yang menjadi landasan teorinya adalah karya-karya awal Sigmund Freud, kemudian meluaskanya ego sebagaimana yang difahami dalam kehidupan seharihari. Dengan demikian teori Freudian tidak hanya bisa diterapkan pada psikopatologi, tetapi juga pada masalah- masalah sosial dan perkembangan kejiwaan umum. 1 Karyanya memberikan jembatan antara teori struktural Freud dan psikologi ego. Anna Freud, Pendekatannya pada pemahaman perkembangan anak Ego - focus ego, mekanisme pertahanan diri, Lebih tertarik dalam dinamika jiwa daripada di struktur, dan terutama terpesona oleh tempat ego dalam semua ini. 1 Perkembangan anak merupakan faktor penentu penting kesehatan selama perjalanan hidup. Tahun-tahun awal hidup adalah periode kesempatan yang cukup untuk pertumbuhan dan kerentanan untuk menyakiti. Perkembangan anak-anak lintasan yang dibentuk oleh sumber ketahanan serta kerentanan. Pengalaman kumulatif penyangga atau beban merupakan penentu yang lebih kuat dari perkembangan kesejahteraan anak-anak dari risiko tunggal atau faktor protektif. Peluang perkembangan awal membangun landasan penting bagi akademik anak-anak sukses, kesehatan, dan

Upload: lilisapriliapratiwi

Post on 11-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cdcfg

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Referat

BAB I

PENDAHULUAN

Anna Freud (1895-1982) adalah putri dari Sigmund Freud yang terkenal teorinya tentang

psikologi Ego, dalam bukunya The Ego and The mechanisms of defense dia mengemukakan

tentang ego dan juga mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh remaja. Yang menjadi landasan

teorinya adalah karya-karya awal Sigmund Freud, kemudian meluaskanya ego sebagaimana yang

difahami dalam kehidupan seharihari. Dengan demikian teori Freudian tidak hanya bisa

diterapkan pada psikopatologi, tetapi juga pada masalah-masalah sosial dan perkembangan

kejiwaan umum.1 Karyanya memberikan jembatan antara teori struktural Freud dan

psikologi ego. Anna Freud, Pendekatannya pada pemahaman perkembangan anak Ego - focus

ego, mekanisme pertahanan diri, Lebih tertarik dalam dinamika jiwa daripada di struktur, dan

terutama terpesona oleh tempat ego dalam semua ini.1

Perkembangan anak merupakan faktor penentu penting kesehatan selama perjalanan

hidup. Tahun-tahun awal hidup adalah periode kesempatan yang cukup untuk pertumbuhan dan

kerentanan untuk menyakiti. Perkembangan anak-anak lintasan yang dibentuk oleh sumber

ketahanan serta kerentanan. Pengalaman kumulatif penyangga atau beban merupakan penentu

yang lebih kuat dari perkembangan kesejahteraan anak-anak dari risiko tunggal atau faktor

protektif. Peluang perkembangan awal membangun landasan penting bagi akademik anak-anak

sukses, kesehatan, dan kesejahteraan umum. Dimensi kritis dari perkembangan anak peraturan

diri, pembentukan hubungan awal, akuisisi pengetahuan, dan pengembangan tertentu

keterampilan. Dimensi ini dipengaruhi oleh individu neurobiologi, hubungan dengan pengasuh,

dan fisik dan eksposur psikososial dalam lingkungan pengasuhan. Interaksi biologi dan sosial

lingkungan memiliki pengaruh yang kuat pada anak kesiapan untuk belajar dan kesuksesan di

sekolah, baik didahului untuk hasil kesehatan di kemudian hari. Selain sering dikutip faktor

risiko untuk perkembangan disfungsi (misalnya, kelahiran prematur, lahir rendah berat, gejala

sisa dari infeksi masa kanak-kanak, dan memimpin keracunan), paparan sebuah miskin secara

ekonomi lingkungan diakui sebagai risiko factor sosial.2

Metafora Anna Freud "garis perkembangan", yang ia ditetapkan secara penuh di

Normalitas dan Patologi untuk pertama kalinya, ditandai usahanya untuk membuat satu set

penanda yang berguna kemajuan anak di seluruh spektrum perkembangan. Dia menggambarkan

Page 2: Isi Referat

setiap garis sebagai "tangga yang mengarah ke setiap salah satu prestasi yang diharapkan dari

kepribadian anak, setiap langkah mereka menjadi hasil interaksi antara id, ego dan lingkungan".

Jauh dari abstraksi, ia berharap bahwa garis-garis perkembangan ini dapat dilihat sebagai

"realitas sejarah yang, ketika berkumpul, menyampaikan gambaran yang meyakinkan prestasi

pribadi anak individu atau, di sisi lain, kegagalan dalam pengembangan kepribadian.3

Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh

kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor

genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu,

sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0

sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan

masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini

mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai

pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak

sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Pemantauan tumbuh kembang anak

meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan

secara teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang

tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan

oleh guru di sekolah. Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan

perkembangan anak perlu dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat.4

Page 3: Isi Referat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mempelajari dan memahami pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan bagian

yang penting dari mengajar anak-anak. Tidak ada dua anak yang sama. Anak-anak berbeda

dalam fisik, kognitif, sosial, dan pola pertumbuhan emosional. Bahkan kembar identik, yang

memiliki genetik yang sama, tidak persis sama. Mereka mungkin berbeda dalam cara mereka

menanggapi bermain, kasih sayang, benda, dan orang-orang di lingkungan hidup mereka.

Beberapa selalu tampak bahagia. Kepribadian anak yang lain mungkin tidak tampak sebagai

menyenangkan. Beberapa anak yang aktif. Yang lain biasanya tenang. Bahkan mungkin

menemukan bahwa beberapa anak lebih mudah untuk menyukai. Untuk membantu semua anak-

anak ini, Anda perlu untuk memahami urutan perkembangan mereka. Pengetahuan tentang

bidang perkembangan anak adalah dasar untuk membimbing anak-anak. Terkait dengan ini

adalah pemahaman perkembangan otak yang sehat. Hasil perkembangan otak yang sehat dari

kontak manusia yang sehat. Rangsangan positif adalah faktor utama dalam perkembangan otak.

Rangsangan ini dimulai saat lahir. Anak-anak perlu diandalkan, mempercayai hubungan. Mereka

berkembang dalam lingkungan yang diprediksi dan memelihara. Pemahaman teori tentang

bagaimana orang mengembangkan membantu membentuk pengetahuan dasar dalam merawat

anak-anak.2

2.1 Defenisi Perkembangan Anak

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ,

dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi

kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal

meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan

bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya.

Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.5

Page 4: Isi Referat

Perkembangan mengacu untuk mengubah atau menumbuhkan yang terjadi pada anak-

anak. Dimulai dengan bayi dan terus sampai dewasa. Dengan mempelajari perkembangan anak,

akan membentuk profil apa anak-anak dapat lakukan di berbagai usia. Misalnya, Anda akan

belajar bahwa dua tahun yang lalu anak ingin berlari. Ini berarti Anda harus memberikan ruang

bagi mereka untuk bergerak bebas. Demikian juga, Anda akan belajar bahwa bayi

mengeksplorasi dengan indra mereka, sering mengucapkan objek. Mengetahui hal ini, Anda akan

perlu memastikan bahwa semua mainan untuk bayi yang bersih dan aman. Nama yang berbeda

digunakan untuk menggambarkan anak-anak pada usia yang berbeda. Dari kelahiran melalui

tahun pertama, anak-anak disebut bayi. Balita adalah anak-anak dari satu usia sampai dengan

ulang tahun ketiga. Istilah anak prasekolah sering digunakan untuk menggambarkan anak-anak

usia 3-6 tahun.

Peneliti terus menemukan informasi baru tentang bagaimana anak-anak tumbuh, berkembang,

dan belajar tentang dunia mereka.4

2.2 Area Perkembangan

Area Perkembangan pada studi tentang perkembangan anak sering dibagi menjadi tiga

bidang utama. Ini termasuk fisik, kognitif, dan sosial-emosional perkembangan. Membagi

pengembangan ke daerah ini membuat lebih mudah untuk belajar. Perkembangan fisik mengacu

pada fisik perubahan tubuh. Hal ini terjadi dalam waktu yang relatif stabil, urutan diprediksi. Hal

ini tertib, tidak acak. Perubahan ketebalan tulang, penglihatan, pendengaran, dan otot semua

termasuk. Perubahan ukuran dan berat juga merupakan bagian dari perkembangan fisik.

Keterampilan fisik, seperti merangkak, berjalan, dan menulis, adalah hasil dari perkembangan

fisik. Keterampilan ini jatuh ke dalam dua kategori utama:7,8

Perkembangan motorik kasar melibatkan peningkatan keterampilan menggunakan otot-otot

besar di kaki dan tangan. Seperti kegiatan lari, skipping, dan naik sepeda jatuh ke dalam

kategori ini.

perkembangan motorik halus melibatkan otot kecil tangan dan jari-jari. Menggenggam,

memegang, memotong, dan menggambar adalah beberapa kegiatan yang membutuhkan

perkembangan motorik halus. Faktor lingkungan juga mempengaruhi apakah anak dapat

melakukan secara fisik. Faktor-faktor ini termasuk nutrisi yang tepat dan mainan yang tepat

dan aktifitas.

Page 5: Isi Referat

Perkembangan kognitif, kadang-kadang disebut perkembangan intelektual, mengacu pada

proses yang digunakan orang untuk mendapatkan pengetahuan. Bahasa, pikiran, penalaran, dan

imajinasi semua termasuk. Mengidentifikasi warna dan mengetahui perbedaan antara satu dan

banyak adalah contoh dari tugas kognitif. Bahasa dan pikiran adalah hasil dari perkembangan

kognitif. Kedua keterampilan terkait erat. Keduanya diperlukan untuk perencanaan, mengingat,

dan pemecahan masalah. Sebagai anak dewasa dan mendapatkan pengalaman dengan dunia

mereka, keterampilan ini berkembang.7

Area perkembangan yang ketiga disebut perkembangan sosial-emosional. Kedua daerah

dikelompokkan bersama karena mereka jadi saling terkait. Belajar untuk berhubungan dengan

orang lain adalah perkembangan sosial. Perkembangan emosional, di sisi lain, melibatkan

perasaan dan ekspresi perasaan. Kepercayaan, rasa takut, rasa percaya diri, kebanggaan,

persahabatan, dan humor adalah bagian perkembangan sosial-emosional. Sifat emosional yang

lain meliputi ketakutan, ketertarikan, dan kesenangan. Belajar untuk mengekspresikan emosi

dengan cara yang tepat dimulai lebih awal. Konsep diri seseorang dan harga diri juga merupakan

bagian dari area ini. Sebagai anak-anak sukses dengan semua keterampilan, kepercayaan

berkembang. Hal ini menyebabkan sehat konsep diri dan rasa layak.8

Fisik, kognitif, dan sosioemosional dalam bidang perkembangan terkait satu sama lain.

Perkembangan di satu area dapat sangat mempengaruhi daerah lain. Misalnya, menulis kata-kata

membutuhkan keterampilan motorik. Ini juga membutuhkan perkembangan kognitif. Bahasa,

bagian dari perkembangan kognitif, diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini juga

diperlukan untuk pertumbuhan sosial dan emosional. Sama seperti penelitian telah dibuat

diketahui bidang perkembangan, hal itu juga menunjukkan bahwa perkembangan berikut pola

kunci, atau prinsip.7

2.3 Prinsip Perkembangan9,10

Meskipun setiap anak adalah unik, pola dasar atau prinsip-prinsip, pertumbuhan dan

perkembangan bersifat universal, dapat diprediksi, dan tertib. Melalui pengamatan yang cermat

dan interaksi dengan anak-anak, para peneliti dan orang-orang yang bekerja dengan anak-anak

memahami karakteristik prinsip-prinsip yang mengikuti.

Perkembangan cenderung dilanjutkan dari kepala ke bawah. Ini disebut prinsip

cephalocaudal. Menurut prinsip ini, anak pertama kali dapat mengontrol kepala, kemudian

Page 6: Isi Referat

lengan, kemudian kaki. Bayi menguasai kepala dan wajah gerakan dalam dua bulan

pertama setelah lahir. Dalam beberapa bulan ke depan, mereka mampu mengangkat diri

menggunakan lengan mereka. Dengan 6 sampai 12 bulan usia, bayi mulai untuk

mendapatkan kontrol kaki dan mungkin dapat merangkak, berdiri, atau berjalan.

Pengembangan juga hasil dari pusat tubuh luar menurut prinsip proximodistal. Oleh karena

itu, sumsum tulang belakang berkembang sebelum bagian lain tubuh. Lengan anak

dikembangkan sebelum tangan, tangan dan kaki berkembang sebelum jari tangan dan kaki.

Jari tangan dan kaki yang terakhir berkembang

Pengembangan juga tergantung pada pematangan. Pematangan mengacu pada urutan

perubahan biologis pada anak-anak. Perubahan ini teratur memberikan kemampuan anak-

anak baru. Banyak pematangan tergantung pada perubahan dalam otak dan saraf sistem.

Perubahan ini membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka dan

keterampilan motorik. Sebuah lingkungan belajar yang kaya membantu anak-anak

mengembangkan potensi mereka.

Anak-anak harus matang ke titik tertentu sebelum mereka dapat memperoleh beberapa

keterampilan. Misalnya, otak dari usia empat bulan memiliki tidak cukup matang untuk

memungkinkan anak untuk menggunakan kata-kata. Usia empat bulan akan mengoceh dan coo.

Namun, dengan usia dua tahun, dengan bantuan orang lain, anak akan bisa mengatakan dan

memahami banyak kata. Ini adalah contoh bagaimana perkembangan kognitif terjadi dari tugas-

tugas sederhana untuk tugas-tugas yang lebih kompleks. Demikian juga, keterampilan fisik

berkembang dari gerakan umum ke khusus. Misalnya, pikirkan tentang cara gelombang bayi

lengan dan kaki. Pada bayi muda, gerakan ini secara acak. Pada beberapa bulan, bayi mungkin

akan dapat untuk mengambil blok dengan seluruh tangannya. Pada sedikit lebih banyak waktu,

bayi yang sama akan memahami suatu memblokir dengan ibu jari dan telunjuk.

Prinsip-prinsip perkembangan membantu memahami bahwa perintah atau urutan

perkembangan di anak umumnya sama. Namun, setiap anak berkembang dengan atau Tingkat

sendiri. Mengetahui prinsip-prinsip pembangunan akan membantu mengamati kemampuan apa

yang setiap anak diperoleh dapat dimiliki. Ini juga akan membantu merencanakan kegiatan yang

tepat membantu anak-anak dalam berhasil mengembangkan keterampilan baru. Memahami

daerah dan prinsip-prinsip perkembangan adalah penting. Menyadari bagaimana fungsi otak

dalam perkembangan adalah sama begitu.

Page 7: Isi Referat

2.4 Perkembangan Otak3,10

Studi menunjukkan bahwa otak anak-anak muda sangat aktif. Perkembangan paling cepat

terjadi selama tiga tahun pertama kehidupan. Saat lahir, otak anak beratnya sekitar satu pound

dan belum berkembang. Itu mengandung miliaran sel saraf khusus yang disebut neuron.

Meskipun sel-sel ini hadir saat lahir, mereka tidak terkait. Setelah kelahiran, hubungan antara

neuron berkembang dengan cepat. Koneksi ini yang disebut sinapsis. Semakin besar jumlah

sinapsis, semakin besar jumlah pesan yang bisa lewat melalui otak.

Koneksi ini adalah hasil dari interaksi anak dengan dunia. Mereka mempengaruhi

kemampuan seorang anak untuk belajar, memecahkan masalah, dapatkan bersama dengan orang

lain, dan kontrol emosi. Misalnya, otak anak berkembang merespon setiap kali pengasuh

memberikan sensorik stimulasi. Stimulasi ini bisa dalam bentuk holding, berbicara, membaca,

atau bernyanyi. Ketika rangsangan terjadi, otak anak tumbuh merespon dengan membentuk

koneksi baru. Kemampuan otak bayi untuk mengubah menurut stimulasi dikenal sebagai

plastisitas.

Perawatan dini memiliki dampak jangka panjang pada bagaimana anak-anak

berkembang. Jumlah koneksi otak anak membentuk dan menjaga tergantung pada perawatan

yang mereka terima. Hangat, memelihara, penyebab perawatan yang konsisten, dan perubahan

responsif positif di otak. Demikian juga, anak membutuhkan stimulasi lingkungan. Berbagai

macam visual, pendengaran, dan pengalaman sensorik akan membantu mempromosikan koneksi

otak. Di sisi lain, kurangnya pengasuhan dan interaksi dapat membatasi potensi anak. Beberapa

anak yang kekurangan stimulasi baik sengaja atau tidak sengaja. Anak-anak ini menerima

sentuhan sedikit. Mereka diucapkan kurang sering. Mereka juga mungkin tidak menerima

stimulasi visual banyak. Dengan mengabaikan ini dapat merusak perkembangan otak dan

potensial anak.

Jumlah stres yang diciptakan oleh pengalaman negatif juga mempengaruhi

perkembangan otak. Overstimulasi, banjir suara dan pemandangan, merupakan salah satu faktor

yang dapat menyebabkan berbahaya stres pada bayi. Ketika sedang stres, tubuh menghasilkan

steroid yang disebut kortisol. Tinggi kadar hormon ini mencuci otak berlebihan seperti asam.

Lebih jangka waktu yang panjang, kortisol dapat menyebabkan masalah dengan memori dan

mengatur emosi. Seorang anak terus-menerus terkena stres dapat mengembangkan hubungan

yang memicu kecemasan, ketakutan, dan ketidakpercayaan. Anak-anak ini mungkin tumbuh

Page 8: Isi Referat

menjadi bahagia, sedih, atau bahkan marah. Mereka juga mungkin memiliki masalah dengan

pengendalian diri. Berikut daftar factor resiko yang dapat mengganggu perkembangan otak yang

sehat:

Trauma

Pelecehan emosional atau fisik

Kemiskinan

Paparan racun lingkungan seperti timah

Orang tua yang menderita zat penyalahgunaan, baik selama masa kehamilan dan setelah lahir

2.5 Tahapan-tahapan Perkembangan Anak menurut Para Ahli8

A. ARISTOTELESPembagian tahap perkembangan yang paling tua dikemukakan oleh Aristoteles.

Aristoteles membagi masa perkembangan tersebut atas tiga tahap, yaitu:1. Masa kanak-kanak (0-7 tahun)2. Masa anak (7-14 tahun)3. Masa remaja (14-21 tahun) setelah itu adalah masa dewasa

B. JEAN JACQUES ROUSSEAU 1. Masa bayi (0-2 tahun), anak hidup sebagai binatang2. Masa kanak-kanak (2-12 tahun), anak hidup sebagai manusia biadab

3. Masa remaja awal (12-15 tahun), anak hidup sebagai petualang perkembangan intelek dan pertimbangan

4. Masa remaja yang sesungguhnya (15-24 tahun), individu hidup sebagai manusia beradab.

C. STANLEY HALL1. Masa kanak-kanak (0-4 tahun), sebagai binatang melata dan berjalan2. Masa anak (4-8 tahun), sebagai manusia pemburu3. Masa remaja awal/puber (8-12 tahun), sebagai manusia biadab/liar4. Masa adolesen/remaja sesungguhnya (12/13 sampai dewasa)

D. SIGMUND FREUD1. Masa oral (0-2 tahun),bayi merasakan rasa senang,rangsangan benda, dll.2. Masa anal (2-4 tahun), bayi merasakan kesenangan ketika buang air besar.

3. Masa falik (4-6 tahun), anak merasa senang jika ada rangsangan atau sentuhan pada kelaminnya.

4. Masa latensi (6-12 tahun), dorongan seksual anak masih belum nampak.5. Masa genital (12 tahun sampai dewasa),merupakan masa kematangan seksual.

Page 9: Isi Referat

2.6 Perkembangan Kepribadian6,11,12

Salah satu teori perkembangan kepribadian adalah teori perkembangan menurut konsep

Sigmund Freud. Menurut S. Freud, perkembangan kepribadian berhubungan erat dengan

pelaksanaan penyaluran rangsang rasa menyenangkan. Fase-faase perkembangan kepribadian

terdiri dari fase oral, fase anal, fase falus, dan fase laten.

1. Fase Oral

Ini dimulai sejal lahir sampai 1,5 tahun. Pada fase ini daerah yang menyenangkan bagi bayi

adalah daerah mulut dan sekitarnya, yang menimbulkan kenikmatan bila bayi mengisap

susu. Ketidakpuasan dalam fase oral ini dapat menimbulkan fiksasi (bertahan pada fase

tersebut) dengan memiliki sifat-sifat fase oral pada masa remaja dan dewasanya nanti. Sifat-

sifat fiksasi fase oral yaitu banyak menyenangkan diri secara tidak sadar dengan mulut,

misalnya suka makan, banyak bicara, suka merokok, suka minum minuman keras, suka

bermusuhan, suka pendiam.

2. Fase Anal

Disini daerah pemuas kesenangan adalah anus, rectum, dan kandung kemih. Kesenangan

diperoleh si anak dengan menahan dan mengeluarkan kotorannya.

3. Fase Falus

Disini daerah pemuas kesenangannya pada daerah alat kelamin. Pada fase ini si anak mulai

memperhatikan alat kelaminnya dan kadang-kadang memegangnya. Pada akhir dari fase ini

dijumpai pula suatu keadaan yang disebut Oedipus Complex, yaitu anak merasa tertarik

kepada oaring tuanya yang berlawanan jenis kelamin dengannya dan merasa orang tuanya

yang bersamaan jenis kelamin sebagai saingan. Namun hal ini secara perlahan-lahan akan

hilang dengan adanya sikap dari orang tuanya yang tetap menyayanginya sehingga lama-

lama si anak akan mencontoh sikap dan tingkah dari orang tuanya itu.

4. Fase Laten

Pada fase ini semua fantasi seksual menjadi tenang dengan anak lebih banyak berkelompok

dan bermain-main dengan anak yang bersamaan jenis kelaminnya. Pada fase ini juga, factor-

faktor lingkungan akan sangat mempengaruhi anak sehingga nilai-nilai moral akan makin

Page 10: Isi Referat

bertambah ke dalam kepribadian anak. Pada fase ini penting mengembangkan keterampilan

dan intelegensia. Setelah melewati fase ini dengan baik maka dasar-dasar kepribadian telah

terbentuk pada diri si anak.

2.7 Tahapan Perkembangan6,7,8

Keberhasilan pengembangan kepribadian (atau psikososial perkembangan) tergantung

pada pemenuhan dan mengatasi tugas-tugas ini atau krisis. Tahap Erikson sampai dewasa muda

tahap Freudian paralel, dan termasuk konsep Freudian, tetapi juga sangat memperluas pada

mereka. Untuk Erikson, perkembangan hasil yang menurut prinsip epigenetik. Istilah ini awalnya

digunakan dalam embriologi untuk menunjukkan perkembangan fisiologis sebagai semacam

alami berlangsung dari mengembangkan embrio menjadi janin, kemudian seorang anak. Jika

sesuatu mengganggu perkembangan embrio (lengan, misalnya) pada saat kritis di mana anggota

badan yang harus mengembangkan, maka lengan tidak akan pernah berkembang benar. Mitra

dengan anggota tubuh dalam perkembangan psikososial beberapa aspek kepribadian, seperti rasa

percaya dasar dalam panggung pertama. Seperti Freud, Erikson percaya bahwa keberhasilan

pengembangan di setiap tahap itu diperlukan untuk keberhasilan pengembangan di tahap-tahap

selanjutnya. Analogi dengan biologi rusak sedikit, namun, seperti Erikson adalah optimis besar:

ia percaya bahwa salah satu bisa, melalui psikoanalisis (misalnya), menangani dan

menyelesaikan konflik sebelumnya di kemudian hari, meskipun ini bukan tugas yang mudah.

Pada setiap tahap perkembangan anak atau orang dewasa dihadapkan dengan konflik

kekuatan yang berlawanan - basic trust terhadap ketidakpercayaan dalam pertama Tahap ini

adalah contoh. Anak harus mengalami kedua aspek tersebut konflik; ia harus mengalami baik

kepercayaan dan ketidakpercayaan untuk datang ke resolusi yang tepat. Anak yang percaya

terlalu banyak (yang overindulged) menjadi pasif dan tergantung, sedangkan anak yang mistrusts

menjadi sinis. Misalnya, dalam tahap pertama Erikson Dasar Kepercayaan Versus Dasar

Ketidakpercayaan zona lisan diperluas untuk juga mencakup pernapasan, sensorik, dan fungsi

kinestetik. Secara umum, tren dengan Erikson tidak melihat ini begitu banyak seperti zona

cathexis libidinal, tapi lebih sederhana hanya sebagai bagian dari fungsi fisiologis manusia yang

sangat penting dalam mengembangkan orang pada tahap itu.

Untuk setiap tahap, Erikson ditentukan kekuatan dasar yang muncul dari resolusi sukses

dari krisis identitas bahwa orang mengembangkan dihadapi pada tahap itu. Untuk Erikson,

pertumbuhan psikologis memang pertumbuhan ego. Kebalikan dari kekuatan dasar disebut inti

Page 11: Isi Referat

patologi. Misalnya, dalam tahap pertama Erikson (periode yang Freud disebut tahap oral)

harapan adalah kekuatan dasar, penarikan inti patologi. Hal ini mungkin bekerja sebagai umum,

tapi kita juga harus mempertimbangkan kesulitan yang hidup, seperti perceraian atau kehilangan

pekerjaan atau orang yang dicintai, dapat mengatur seseorang kembali (regresi).

2.7.1 Tahap pertama: Dasar Kepercayaan Lawan Ketidakpercayaan Dasar (Psikoseksual

Mode oral, pernapasan, Sensory, Kinestetik)

Krisis anak menghadapi pada tahap pertama menyangkut kepercayaan dasar

dibandingkan ketidakpercayaan dasar. Kekuatan dasar tahap pertama adalah harapan, atau

harapan bahwa kesulitan dalam kehidupan, menghadirkan tantangan apapun mereka

mungkin, pada akhirnya akan menghasilkan hasil yang positif. Rasa harapan yang, pada

gilirannya, dibutuhkan untuk memenuhi tantangan yang disajikan di kemudian tahap

pembangunan. Antitesis dari harapan adalah kurangnya harapan dan penarikan. Interaksi

sosial penting adalah dengan ibu atau ibu pengganti. Apa yang harus ditekankan adalah

bahwa, melalui ini interaksi, belajar anak baik kepercayaan dan ketidakpercayaan, tapi di

sebelah kanan Proporsi: rasa sehat ketidakpercayaan juga diperlukan untuk sukses

berurusan dengan orang lain dalam hubungan sosial.

Seperti Freud, Erikson mengakui bahwa masalah akan mengembangkan tidak

hanya jika bayi dasar kebutuhan diabaikan, tetapi juga jika overindulged. Dengan Erikson,

Namun, kebutuhan anak tidak hanya lisan, dan tidak terutama seksual. Selain mengalami

kesenangan dari payudara atau botol, yang anak membutuhkan kontak fisik dan konsistensi

dalam perhatian. Anak rasa percaya tumbuh seiring dengan perkembangan ego: indra

bahwa kebutuhannya akan dipenuhi secara teratur sementara juga belajar pentingnya

penundaan gratifikasi. Contoh penting dari ego perkembangan dan membangun

kepercayaan adalah ketika anak belajar untuk menerima nya tidak adanya ibu tanpa

kecemasan undo. Kemudian teori, mengambil di Freud dan Erikson, menekankan

pentingnya keterikatan sukses ikatan antara ibu dan anak.

Anak tidak hanya harus belajar untuk percaya pada ibu tetapi juga untuk

mempercayai dalam dirinya sendiri. Ini dilengkapi dengan belajar self-regulation, seperti

ketika anak acclimatizes untuk gigi dan belajar menyusu pada payudara yang lebih lembut.

Erikson percaya bahwa sosok ibu atau ibu memainkan bagian penting dalam perkembangan

Page 12: Isi Referat

anak kepercayaan, tidak hanya oleh memenuhi dasar kenyamanan dan pengasuhan

kebutuhan anak, tetapi dengan memiliki kepercayaan dirinya. Dia percaya bahwa ibu

cemas menular kecemasan ini pada anak, yang ia lihat sebagai tidak sehat: seorang ibu

yang Ketegangan menyebabkan keadaan yang sesuai ketegangan di bayinya, sehingga

dalam perasaan tidak aman dan kurangnya kepercayaan.

2.7.2 Tahap kedua: Otonomi Lawan malu dan Keraguan (Pyschosexual Mode Anal, uretra,

dan otot)

Bahwa balita yang berjuang untuk memperoleh rasa otonomi atau fungsi kontrol

tubuh, besar, dan keterampilan motorik kecil, harus cukup jelas kepada orang tua anak-

anak tersebut. Berjalan, berbicara, dan kemudian berpakaian dan makan diri sendiri, serta

belajar untuk mengontrol buang air besar fungsi, semua tugas yang anak belajar selama

tahap ini. Dan semakin, dia atau dia ingin melakukan hal-hal tanpa bantuan orang dewasa.

Tetapi orang dewasa menyadari bahwa anak tidak selalu mampu melakukan ini hal sendiri,

dan kesabaran dengan membiarkan dia memiliki cara sendiri bisa memakai tipis. Anak,

pada gilirannya, tampaknya di kali untuk berperang dengan orang tuanya. Dia ingin

melakukan hal-hal pada dirinya sendiri, namun tidak bisa – sangat situasi frustrasi di

sekitar! Anak sering merasa malu nya atau dia kurang kontrol ketika, misalnya, duduk di

toilet mencoba untuk mengontrol fungsi kemih atau usus. Orang tua juga risiko meningkat

malu anak, baik sengaja (oleh kurangnya kesabaran, untuk misalnya) atau sengaja (dengan

menunjukkan kemarahan atau ejekan).

Malu dan diragukan adalah berlawanan alami otonomi anak. Bagaimana orang tua

untuk menangani konflik tersebut? Ada, sayangnya, tidak ada jawaban mudah untuk dilema

hasrat keinginan yang terlihat dalam "mengerikan berpasangan. "Will memang kekuatan

dasar tahap ini, paksaan yang kelemahan inti negatif. Orang tua harus membangun - dan

anak-anak sangat membutuhkan - aturan atau standar perilaku yang tepat. Anak harus

belajar arti dari kata "tidak." Namun seringkali anak yang disengaja belajar ini hanya

terlalu baik - dia sering menentang permintaan orangtua menggunakan kata yang sama ini.

Tapi orang tua yang lebih kontrol anak-anak mereka risiko peningkatan rasa malu dan

kurangnya rasa otonomi: seperti lebih mengontrol perilaku dapat mematahkan kehendak

Page 13: Isi Referat

dan anak (Erikson diyakini) mengarah pada jenis "anal" neurosis (ekstrim compulsiveness

atau kekacauan) dijelaskan oleh Freud.

Erikson juga mencatat bahwa budaya yang berbeda memiliki standar yang berbeda

harapan orang tua untuk perilaku anak-anak. Lakota Sioux suku, misalnya, tidak mencoba

untuk memaksa anak-anak untuk belajar bagaimana mengontrol perilaku toilet mereka;

sebaliknya, anak-anak belajar secara alami dalam waktu melalui imitasi. Sebaliknya,

standar untuk anak-anak di Amerika Serikat hari ini mungkin tampak jauh lebih ketat;

Erikson (bahkan kembali waktunya) berpikir bahwa masyarakat kita sangat ketat dan

"Dibersihkan." Dalam recapping, Erikson mengembangkan ide-ide Freud tentang apa yang

disebut tahap anal dalam beberapa cara. Pertama, ia memperluas gagasan anak perlu untuk

kontrol atau otonomi sekedar toilet training, untuk nomor tantangan fisik seperti berjalan,

belajar melakukan hal-hal untuk dia sendiri, dan sebagainya. Kedua, ia menekankan peran

pengembangan ego di sini seperti di tahap lain, sebagai lawan Freud psikologi

perkembangan berlabuh di impuls id. Dan ketiga, bukan dari melihat tantangan masa dari

sudut pandang yang terbatas dari diberikan budaya, ia mencatat bahwa tantangan ini dan

cara mereka ditangani oleh orang tua dan masyarakat berbeda di seluruh pengaturan

budaya.

2.7.3 Tahap ketiga: Inisiatif Lawan Rasa Bersalah (Mode Psikoseksual adalah Kelamin,

Locomotor)

Di sini sekali lagi Erikson tidak melepaskan diri dari Freud - yang dilakukannya

mengakui faktor oedipus dalam perkembangan - tapi belum pada saat yang sama saat ia

memperluas dan memperluas deskripsi tahap ini dengan semakin menyadari faktor-faktor

sosial. Di sisi yang lebih tradisional ia menyatakan bahwa "seksualitas infantil dan incest

tabu, kompleks pengebirian dan superego semua bersatu di sini untuk membawa yang

secara khusus manusia Krisis yang anak harus berbalik dari eksklusif, pra-genital

keterikatan kepada orang tuanya untuk lambatnya proses menjadi tua, suatu pembawa

tradisi. Tapi perhatikan bahwa ini dukungan Freudian juga mengandung pengertian bahwa

anak mengidentifikasi dengan orang tua, dan dengan demikian belajar untuk mengadopsi

dan internalisasi peran sesama jenis orang tua melalui observasi dan imitasi. Inisiatif ini

tersirat dalam upaya ini pada imitasi, tapi rasa bersalah terjadi ketika mengembangkan hati

Page 14: Isi Referat

nurani anak merasa bersaing dengan orang tua (Yaitu, perasaan oedipus). Orang tua dilihat

oleh anak sebagai besar, kuat, dan mengancam - dan kebenaran dalam persepsi ini adalah

jelas bahkan jika salah satu mendiskontokan pengertian Freudian pengebirian kecemasan

atau penis iri. Inisiatif diaktualisasikan melalui perluasan repertoar anak dari kemampuan.

Anak-anak pada usia ini sangat aktif dan mobile, atau dalam hal Erikson, lokomotif.

Mereka bicara, dan mereka bereksperimen dan belajar melalui bermain imajinatif. (Ide

terakhir tampaknya mungkin telah terinspirasi oleh pelatihan Erikson dalam Montessori

Metode; perhatikan juga, paralel dengan teori Piaget.) Anak ini nurani dapat meredam

perkembangan yang sangat aktif ini, Namun, jika orang tua menanamkan perasaan bersalah

dengan bersikeras terlalu kuat pada "Baik" perilaku. Jadi sementara kekuatan dasar yang

terkait dengan ini periode adalah rasa tujuan, kelemahan inti penghambatan.

2.7.4 Tahap keempat: Identitas lawan Kebingungan peran (Modus Psikoseksual adalah

Pubertas)

Masa remaja adalah masa perubahan besar: tubuh dan seksual organ dewasa,

harapan baru bagi penyesuaian sosial dan akademik timbul dengan transisi ke sekolah

menengah, citra diri biasanya menderita, dan hidup bisa sangat menegangkan, terutama

dalam tahap transisi sebelumnya. Tugas dasar periode ini adalah untuk memisahkan diri

dari orang tua seseorang - Terutama orangtua yang sama-seks - dan untuk mengasumsikan

identitas seseorang sendiri. Yang terakhir adalah tugas yang sangat sulit; banyak orang

tidak sepenuhnya berhasil hari ini sampai mereka jauh melampaui masa remaja mereka!

Konflik oedipal lagi kembali dengan kekuatan penuh (sesuai dengan Freud), tetapi anak

yang tidak lagi cukup anak sekarang harus belajar untuk menggantikan perasaan seksual

bagi orang tua lawan jenis nya ke lain. Dalam tahap selanjutnya, hal ini dilakukan

sebagian melalui ritual praktek pacaran tradisional dikenal di masyarakat kita sendiri

sebagai "Kencan."Remaja tidak hanya belajar "siapa mereka," mereka harus pada saat

yang sama waktu belajar untuk mendefinisikan dan menciptakan sendiri.

Identitas yang mencoba keluar seperti setelan pakaian baru. Panutan mungkin orang

tua, guru, pelatih,bintang film, atlet, atau "penjahat." Orang tua benar bisa menebak

bahwaYang terakhir adalah mimpi buruk yang potensial. Tapi persepsi orangtua bias

terdistorsi juga; pemberontakan remaja kadang-kadang membutuhkan "gelap" gilirannya,

Page 15: Isi Referat

tapi ini tidak berarti bahwa anak itu telah kehilangan dia atau intinya mengatur tentang

nilai-nilai. "Metalik" atau "Goth" penampilan dan tindikan biasanya hanya percobaan (tato

pemikiran yang permanen), dan khawatir orang tua biasanya bisa melalui tahapan ini

dengan mantra yang "ini, juga, akan lulus! "Tapi ada kalanya orang tua bijak harus

menempatkan / nya kaki ke bawah dan mengambil peran yang lebih otoriter: remaja,

seperti anak-anak kecil, kadang-kadang memerlukan pengenaan aturan dan batas, terutama

di mana kegiatan mereka perbatasan pada bahaya - seperti dalam kasus eksperimen obat,

perilaku seksual permisif, atau nongkrong dengan "orang-orang yang salah." Konflik

untuk orang tua, kemudian, adalah bagaimana banyak kebebasan untuk memberikan, dan

berapa banyak kontrol untuk berasumsi, selama orang muda yang sekaligus baik anak dan

orang dewasa. Pembinaan yang saling menghormati dan menghargai posisi kedua belah

pihak adalah kuncinya.

2.8 EMPAT FAKTOR YANG TERGANTUNG PERKEMBANGAN13,14

Ketika Anna Freud pertama mulai meneliti anak dan psikologi remaja, tiga dominan teori

perkembangan adalah teori psikoanalitik dari ayahnya, Sigmund Freud, kematangan yang teori

Arnold Gesell, dan teori-teori perilaku JB Watson dan BF Skinner. Sigmund Freud menganggap

perkembangan merupakan hasil dari drive sadar pada bayi. Gesell pengembangan diyakini

tergantung terutama pada biologi dan pematangan untuk mengabaikan lingkungan, kontekstual,

dan pengaruh interaksional. Watson dan Skinner melihat anak sebagai batu tulis kosong. Sebuah

perkembangan anak adalah pada belas kasihan dari faktor lingkungan yang membentuk perilaku.

Sementara A. Freud itu sangat setia kepada ayahnya dan karyanya, dia tanpa sadar melampaui

teori dan penjelasan teoritis Gesell, Watson, dan Skinner. Dia mengembangkan pendekatan yang

lebih komprehensif psikologi anak dari semua orang-orang ini. Pendekatannya termasuk empat

faktor yang tergantung perkembangan. Faktor pertama adalah pengalaman yang tidak terlalu jauh

dari apa yang dianggap khas. A. Freud mungkin menentukan ini sebagai faktor dimana

perkembangan tergantung berdasarkan studinya dari anak yang terkena dampak perang.

Pengalaman atipikal, terutama peristiwa traumatis dan konteks, sering menunda pengembangan

kepribadian, emosi, kognisi, dan bahkan perkembangan fisik. Pematangan lembaga internal

kepribadian adalah faktor kedua. Seperti Gesell, A. Freud percaya pematangan yang diperlukan

untuk pembangunan. Namun, A. Freud percaya pematangan melibatkan semua aspek

Page 16: Isi Referat

kepribadian individu jatuh tempo pada sekitar tingkat yang sama kecepatan. Pengaruh

lingkungan dan intervensi eksternal yang diperlukan untuk faktor ketiga. Sifat dari konteks dan

jumlah dukungan anak menerima dari orang dewasa yang peduli yang penting untuk

perkembangan optimal dari anak. Lingkungan yang mendukung perkembangan maksimum tidak

terlalu menantang di satu sisi atau kurang stimulasi di sisi lain. Faktor ini analog dengan zona

Vygotsky perkembangan proksimal.

Faktor keempat Anna Freud yang diperlukan untuk perkembangan fungsi ego yang sehat.

Memiliki anak mengembangkan kemampuan untuk menavigasi baik pengaruh internal dan

eksternal? A. Freud menunjukkan bahwa tidak hanya apa yang terjadi pada anak yang

menentukan perkembangan juga bagaimana anak memproses pengalaman-pengalaman ini. Anna

Freud mengembangkan teori yang lebih komprehensif dari perkembangan daripada banyak

pendahulunya dan sezaman. Dia memperluas basis pengetahuan tentang apa yang mempengaruhi

pembangunan dengan:

1. Memasukkan faktor pengalaman, kematangan, lingkungan, dan pengolahan ego yang pergi

melampaui teori terkemuka Sigmund Freud, Arnold Gesell, dan BF Skinner;

2. Meneliti konteks yang berbeda di mana perkembangan terjadi dan bagaimana konteks ini

berinteraksi dengan pengalaman, kematangan, dan ego anak berfungsi untuk mendukung

atau menghambat perkembangan.

2.9 INTERAKSI ANTARA MENTAL, FISIK DAN SOSIOEMOSIONAL

PERKEMBANGAN1,3

Anna Freud selalu memperhatikan interaksi antara teori dan praktek di perkembangan

psikologi. Dengan demikian, ia berfokus pada interaksi di antara bidang pembangunan, terutama

interaksi antara perkembangan mental, fisik, dan sosial-emosional. Meskipun ia tidak pernah

disebut studi Piaget pada objek permanen dan jarang dibahas Erikson teori psikososial,

pengamatan sendiri bayi terhubung pandangan baik Piaget dan Erikson tanpa eksplisit mengakui

ini. Penelitian dan tulisan-tulisan Piaget pada objek permanen sudah dikenal di psikologi

perkembangan (Piaget, 1983). Demikian pula, teori Erikson perkembangan psikososial adalah

juga terkenal dan kerangka sering dirujuk dalam penelitian tentang perkembangan manusia.

Studi A. Freud dalam masa terhubung objek permanen teori Piaget dengan masalah

kepercayaan dasar dalam rangka Erikson. Secara khusus, A. Freud menjelaskan "pengembangan

Page 17: Isi Referat

kepercayaan dasar dalam objek penting untuk keseimbangan antara narsisme dan objek. Dalam

istilah psikoanalitik, hubungan-hubungan objek koneksi bayi ke ibu atau objek cinta yang lain

(manusia atau bahan). A. Freud menjelaskan bahwa sebagai seorang anak berkembang objek

permanen, pemahaman bahwa ibu ada bahkan ketika di luar jangkauan persepsi, adalah terkait

dengan perkembangan anak kepercayaan pada ibu atau pengasuh. Hal ini penting untuk

perkembangan emosional dan sosial anak seperti itu adalah untuk perkembangan kognitif.

Pengetahuan tentang objek permanen dan arti-penting dari hubungan-hubungan objek awal pada

bayi dan anak-anak yang dipimpin A. Freud dan rekan-rekannya untuk melaksanakan konteks

pengelompokan keluarga di pembibitan perang yang mempromosikan pengembangan lampiran

dan hubungan sosial [8]. Singkatnya, Anna Freud dan rekan dia:

1. Dimasukkan pandangan bahwa objek permanen diperlukan pada bayi untuk lampiran

pengembangan dan objek hubungan;

2. Dijelaskan bagaimana objek permanen diperlukan untuk mengembangkan kepercayaan pada

ibu atau pengasuh primer.

2.10 Perkembangan Intelektual11,15

Berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan intelektual (kognitif) anak, pada

umumnya orang merujuk teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa perkembangan

intelektual merupakan hasil interaksi dengan lingkung-an dan kematangan anak. Semua anak

melewati tahapan intelektual dalam proses yang sama walau tidak harus dalam umur yang sama.

Tiap tahapan yang lebih awal kemudian tergabung dalam tahapan berikutnya yang sebagai

struktur berpikir baru yang sedang tahap perkembangan. Jadi, tiap tahapan kognitif yang

kemudian merupakan kumulasi gabungan dari tahapan-tahapan sebelumnya. Piaget membedakan

perkembangan intelektual anak ke dalam empat tahapan. Tiap tahapan mempunyai karakteristik

yang membedakannya dengan tahapan yang lain, dan hal itu berkaitan dengan respon anak

terhadap bacaan. Sebagai konsekuensinya hal itu pun mempunyai implikasi logis dalam

pemilihan bahan bacaan anak. Tahapan perkembangan intelektual yang dimaksud adalah sebagai

berikut.

Pertama: tahap sensori-motor (the sensory-motor period, 0–2 tahun). Tahap ini

merupakan tahapan pertama dalam perkembangan kognitif anak. Tahap ini disebut sebagai tahap

sensori-motor karena perkembangan terjadi berdasarkan informasi dari indera (senses) dan bodi

Page 18: Isi Referat

(motor). Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak belajar lewat koordinasi

persepsi indera dan aktivitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab akibat atau

hubungan-hubungan berdasarkan sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung. Anak

mulai dapat memahami hubungannya dengan orang lain, mengembangkan pemahaman objek

secara permanen.

Dalam usia 1,6─2 tahun anak akan menyukai aktivitas atau permainan bunyi yang

mengandung perulangan-perulangan yang ritmis. Anak menyukai bunyi-bunyian yang bersajak

dan berirama. Permainan bunyi yang dimaksud dapat berupa nyanyian, kata-kata yang

dinyanyikan, atau kata-kata biasa dalam perkataan yang tidak dilagukan. Bunyi-bunyian ritmis

akan memicu tumbuhnya rasa keindahan pada diri anak. Hal dapat dijumpai dan atau perlu

dilakukan oleh ibu yang mengendong, menyanyikan, atau meninabobokan si buah hati.

Kesenangan anak terhadap hal-hal tersebut dapat juga dipahami bahwa anak mempunyai bakat

keindahan dan menyenangi hal-hal yang terasa indah di inderanya. Permainan bunyi yang

berwujud repetisi dan keritmisan merupakan dasar penting bagi bangunan sebuah sajak.

Kedua: tahap praoperasional (the preoperational period, 2–7 tahun). Dalam tahap ini

anak mulai dapat “mengoperasikan” sesuatu yang sudah mencerminkan aktivitas mental dan

tidak lagi semata-mata bersifat fisik. Karakteristik dalam tahap ini aantara lain adalah bahwa (i)

anak mulai belajar mengaktualisasikan dirinya lewat bahasa, bermain, dan menggambar (corat-

coret). (ii) Jalan pikiran anak masih bersifat egosentris, menempatkan dirinya sbagai pusat dunia,

yang didasarkan persepsi segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan menempatkan

dirinya di antara orang lain. Anak tidak dapat memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain.

(iii) Anak mempergunakan simbol dengan cara elementer yang pada awalnya lewat gerakan-

gerakan tertentu dan kemudian lewat bahasa dalam pembicaraan. Perkembangan kognitif pada

saat ini yang secara luar biasa adalah perkembangan bahasa dan konsep formasi. (iv) Pada masa

ini anak mengalami proses asimilasi di mana anak mengasimilasikan sesuatu yang didengar,

dilihat, dan dirasakan dengan cara menerima ide-ide tersebut ke dalam suatu bentuk skema di

dalam kognisinya.

Menurut Donaldson (via Huck dkk. 1987:55) anak usia 3 atau 4 tahun sudah dapat

mendemonstrasikan kemampuannya jika objek dan situasi yang dihadap-kan kepadanya konkret

dan bermakna. Sifat egosentris pada anak akan membawanya untuk dapat menanggapi cerita

Page 19: Isi Referat

dengan mengidentifikasikan dirinya terhadap tokoh utama cerita, dan karenanya anak akan

meng-alami proses asimilasi dengan melihat diri dan dunianya dengan pandangan yang baru.

Ketiga: tahap operasional konkret (the concrete operational, 7–11 tahun). Pada tahap

ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Karakteristik anak pada tahap ini antara lain

adalah (i) anak dapat membuat klasifikasi sederhana, mengklasifikasikan objek berdasarkan

sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi karakter tertentu. (ii) Anak dapat

membuat urutan sesuatu secara semestinya, menurutkan abjat, angka, besar-kecil, dan lain-lain.

(iii) Anak mulai dapat mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan; adanya

perkembangan dari pola berpikir yang egosentris menjadi lebih mudah untuk

mengidentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. (iv) Anak mulai dapat berpikir

argumentaif dan memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide

sebagaimana yang dilakukan oleh dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang

abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret.

Keempat: tahap operasi formal (the formal operational, 11 atau 12 tahun ke atas).

Pada tahap ini, tahap awal adolesen, anak sudah mampu berpikir abstrak. Karakteristik penting

dalam tahap ini antara lain adalah (i) anak sudah mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir

teoretis, beragumentasi dan menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir. (ii)

Anak sudah mampu memecahkan masalah secara logis dengan melibatkan berbagai masalah

yang terkait.

Selain itu, perlu dicatat bahwa belum tentu semua anak yang masuk ke tingkat sekolah

menengah pertama sudah mencapai tingkat berpikir formal di atas. Sebagian anak mungkin

belum mencapai tingkat itu, tetapi sebagian yang lain justru sudah mampu menunjukkan

kemampuan berpikir analitis, misalnya sebagaimana yang terlihat ketika memberikan komentar

terhadap buku cerita yang dibacanya. Pema-haman terhadap tahapan intelektual dapat membantu

memilih buku-buku bacaan yang sesuai dengan posisi usia dan perkembangan kognitif anak,

tetapi bagaimanapun ia bukan merupakan sesuatu yang mutlak.

2.11 Perkembangan Emosional dan Personal8,17,18

Sebagai seorang manusia di dalam kedirian anak terdapat berbagai aspek yang sama-

sama mengalami pertumbuhan dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Aspek-aspek yang

dimaksud antara lain adalah kognitif, afektif atau respon emosional, hubungan sosial, dan

Page 20: Isi Referat

orientasi nilai-nilai, akan sama-sama terlibat dalam peristiwa pembelajaran. Hal tersebut dapat

diibaratkan sebagai sebuah matriks dalam perkembangan personalitas, dan proses perkembangan

itu sungguh amat kompleks. Agar dapat berproses untuk secara penuh berfungsi sebagai person

(“fully functioning”), atau agar dapat menjadi person yang dapat mengaktualisasikan diri

(“becoming”), berbagai kebutuhan dasar anak harus terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan dasar itu

antara lain adalah kesadaran bahwa dirinya merasa dicintai dan dapat mencintai, dimengerti,

aman dan selamat, diakui sebagai anggota kelompok, dan merasa memiliki kebebasan untuk

tumbuh dan berkembang. Usaha pencarian aktualisasi diri tersebut dapat saja membutuhkan

waktu sepanjang hayat, atau bahkan tidak pernah dapat tercapai. Tetapi, konsep untuk secara

terus-menerus menjadi, “becoming”, dipahami sebagai sesuatu yang lebih positif daripada

konsep sekadar adanya perubahan dalam diri manusia. Manusia memiliki sifat untuk selalu

berusaha mencari dan menemukan sesuatu yang berguna dalam hidupnya, untuk beraktualisasi

diri, dan hal-hal itulah yang semakin menegaskan sifat-sifat personalitasnya.

Perkembangan personalitas melewati sebuah hierarkhi kebutuhan, yaitu dari kebutuhan

dasar untuk survival ke kebutuhan kemanusiaan yang lebih tinggi dan unik. Urutan kebutuhan-

kebutuhan tersebut adalah kebutuhan psikologis (psychological needs), keselamatan (safety

needs), cinta dan kasih sayang, kepemilikan terhadap seseorang, (love and affection,

belongingness needs), penghargaan (esteem needs), aktualisasi diri (self-actualization needs),

kebutuhan untuk tahu dan paham (needs to know and understand), dan estetis (aesthetic needs).

Kebutuhan hidup yang semakin tinggi, misalnya kebutuhan estetika, belum tentu dapat dicapai

oleh semua orang. Namun, begitu seseorang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,

yang bersangkutan justru akan merasa semakin membutuhkan dan berusaha memenuhi

kebutuhan-kebutuhan selanjutnya. Selain itu, perlu dikemukakan bahwa kita tidak dapat

menghubungkan usia dengan urutan kebutuhan itu karena pencapaian suatu kebutuhan sering

tidak lengkap dan bervariasi.

Berkaitan dengan perkembangan personalitas dan emosional, Erickson (via Brady,

1991:32; Huck dkk, 1987:61) mengemukakan bahwa proses “becoming” terkait dengan periode

kritis dalam perkembangan kemanusiaan. Ia mengidentifikasikan adanya delapan tahap dalam

perkembangan personalitas dan emosional dan sekaligus dengan perkiraan usia. Kedelapan

tahapan yang dimaksud adalah: (i) kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust vs mistrust, tahun

pertama), (ii) kemandirian versus rasa malu dan ragu (autonomy vs shame & doubt, tahun

Page 21: Isi Referat

ketiga), (iii) prakarsa versus kesalahan (initiative vs guilt, usia prasekolah, 3-6 tahun), (iv)

kerajinan dan kepandaian versus perasaan rendah diri (industry vs inferiority, 6-12 tahun), (v)

identitas versus kebingungan (identity vs confusion, adolesen), (vi) keintiman versus isolasi

(intimacy vs isolation, awal dewasa), (vii) generativitas versus stagnasi (generativity vs

stagnation, dewasa), (viii) integritas versus keputusasaan (integrity vs despair, dewasa, tua).

Implikasi untuk lima tahap yang pertama adalah sebagai berikut. Pertama, pada tahap

kepercayaan (trust) anak membutuhkan makanan dan perawatan. Anak mulai mengenali dirinya

yang terpisah dari orang lain atau objek, dan pemahaman terhadap realitas ini membuat aspek

trust menjadi penting. Tahap ini sejalan dengan tahap sensori-motor dalam tahapan

perkembangan intelektual menurut Piaget. Kedua, pada tahap kemandirian (autonomy) anak

belajar kemandirian dengan mencoba melakukan sesuatu secara bebas, atau justru memperoleh

pengalaman keragu-raguan jika ternyata inderanya tidak dapat mengelola dunia sekeliling. Tahap

ini masih sejalan dengan tahap sensori-motor. Ketiga, pada tahap prakarsa versus kesalahan,

anak belajar berinisiatif mengeksplorasi dunianya, atau jika tidak dapat melakukannya,

mengembangkan rasa ketidakmampuan. Tahap ini sejalan dengan tahap praoperasional.

Keempat, pada tahap kepandaian versus perasaan rendah diri, anak berusaha mengembangkan

rasa gembira dan bangga jika dapat melakukan sesuatu atau menghasilkan sesuatu dari

aktivitasnya, atau justru sikap sebaliknya jika tidak mampu sehingga merasa rendah diri. Tahap

ini sejalan dengan tahap operasional konkret. Kelima, pada tahap identitas versus kebingungan,

anak mencari dan mengembangkan identitas personal, berusaha mencari dan menemukan

identitas dirinya, atau justru merasa ambivalen terhadap identitasnya. Tahap ini sejalan dengan

tahap operasional formal.

Kemungkinan implikasi tahapan di atas dalam hal seleksi buku-buku bacaan sastra adalah bahwa

pemilihan bacaan haruslah mempertimbangkan masalah-masalah yang terkandung di dalamnya

mampu memberikan kepuasan kepada anak yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Sebagai contoh, anak usia prasekolah akan lebih suka menanggapi bacaan yang menggambarkan

kemampuan versus ketidakmampuan seorang anak untuk melakukan sesuatu secara sukses dan

menggembirakan. Anak pada usia adolesen lebih menyukai bacaan yang berisi kesuksesan

seorang anak atau sekelompok anak dalam pe-tualangan pencarian dan penemuan sesuatu, atau

cerita tentang penemuan identitas seseorang dalam kehidupan sosial yang pluralistik. Anak pada

tahap ‘kepandaian versus perasaan rendah diri’ lebih menyukai cerita yang berkisah tentang

Page 22: Isi Referat

kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, tentang pertumbuhan

kepribadian sesorang sebagai hasil pengalaman menghadapi berbagai cobaan, dan lain-lain. Hal

itu berlaku untuk tokoh-tokoh protagonis yang didentifikasikannya, dan tentu saja tokoh-tokoh

itu menjadi “hebat” karena interaksinya dengan tokoh-tokoh antagonis.

BAB III

KESIMPULAN

Anna Freud yang paling terkenal sebagai salah satu pendiri psikoanalisis anak dan

sebagai putri Sigmund Freud. Namun, A. Freud membuat kontribusi besar ke area lain dari

psikologi, psikologi khususnya perkembangan. Banyak publikasi nya dalam perkembangan

manusia yang baik pergi tanpa diketahui atau telah dibayangi oleh rekan-rekan seperti John

Bowlby, mantan siswa seperti Erik Erikson, atau peneliti terkenal dalam perkembangan manusia

seperti Jean Piaget atau Lev Vygotsky. Ini menjelaskan penelitian dan aplikasi praktis tulisan A.

Freuds pada anak dan psikologi remaja di luar psikoanalisis. Psikologi perkembangan mencakup:

1) tahapan perkembangan anak-anak; 2) perkembangan kepribadian; 3) empat faktor dimana

pembangunan tergantung; 4) interaksi antara perkembangan mental, fisik dan sosial-emosional;

dan 5) konteks perkembangan yang mempromosikan dan menghambat perkembangan optimal.

Secara umum, berbagai aspek psikologis anak berkembang melalui tahapan tertentu

sesuai dengan tingkat usia mereka. Mereka pergi melalui tahap perkembangan intelektual, moral

dan emosional, tahapan kepribadian dan bahasa perkembangan, dan tahapan dalam pertumbuhan

konsep tentang cerita mereka. Setiap jenis perkembangan dibagi menjadi tahap tertentu. Piaget

membagi perkembangan intelektual anak-anak, misalnya, menjadi empat tahap: sensorik-

motorik, tahap operasional pra-operasional, operasional konkrit, dan formal. Tahap ini datang

sesuai dengan perkembangan usia mereka.

Perkembangan anak usia dini dipengaruhi oleh karakteristik anak, keluarga, dan

lingkungan sosial yang lebih luas. Kesehatan fisik, kognisi, bahasa, dan sosial dan perkembangan

emosional mendukung kesiapan sekolah. Didanai publik, berbasis pusat, komprehensif program

pengembangan anak usia dini adalah sumber daya masyarakat yang mempromosikan

kesejahteraan anak-anak. Program seperti Head Start dirancang untuk menutup kesenjangan

Page 23: Isi Referat

dalam kesiapan untuk belajar antara anak-anak miskin dan lebih ekonomis mereka rekan-rekan

diuntungkan. Ulasan sistematis literatur ilmiah menunjukkan efektivitas program ini dalam

mencegah keterlambatan perkembangan, sebagaimana dinilai oleh pengurangan retensi di kelas

dan penempatan dalam pendidikan khusus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aldridge. J, Kilgo L.J. Beyond Psychoanalysis: The Contributions Of Anna Freud to

Aplied Developmental Psychology. Department of Curriculum and Instruction,

University of Alabama at Birmingham, USA.2, h. 12-26.

2. Anderson M.L, PhD. MPH, Carolynne Shinn, MS, Mindy T. Fullilove. The Effectiveness

of Early Childhood Development Programs. American Journal of Preventive Medicine.

2004;24. h. 32-40.

3. Midgley N. Test of time Anna Freud’s Normality and Pathology in Childhood. Clinical

Child Psychology and Psychiatry. 2011; 16(3). h. 475-482.

4. Narendra, M. B. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC. 2003

5. Soetjiningsih. 2003. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.

6. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis Jilid I. Binarupa Aksara Publisher; Tangerang. 2010. h. 699-744.

7. Nurgiyantoro B. Tahapan Perkembangan Anak Dan Pemilihan Bacaan Sastra Anak.

Cakrawala Pendidikan, Universitas Pendidikan Jakarta. 2005;24(2),p.197-222.

8. Fleming JS..Erikson’s Psychosocial Developmental Stages. 2004.p.1-12.

9. Sokol JT. Identity Development throughout the Lifetime: An Examination of Eriksonian

Theory. Graduate Journal of counseling Psychology. 2009;1.p.1-12.

10. The NSW Office of Child Care. A basic introduction to child development theories.

Centre for Learning Innovation, Department of Education and Training, 2006. P .1-16.

11. Simatwa E. Piaget’s theory of intellectual development and its implication for

instructional management at presecondary school level.Journals Academic

2010;5(7).p.366-371.

Page 24: Isi Referat

12. Nisbett RE, Dickens W, Flynn J, dkk. Intelligence New Findings and Theoretical

Developments. American Psychological Association. 2012;67(2).p.130-159.

13. Krishnan V. Early Childhood Development: A Conceptual Model. Early Child

development Mapping Project (ECMap).2010.p.1-17.

14. Hardgrove A, Enenajor A, Lee AJ. Risk and Childhood Poverty: Notes from Theory and

Research. Young Life Technical Note.2011.p 1-25.

15. An JS, Cooney TM. Psychological well-being in mid to late life: The role of generativity

development and parent–child relationships across the lifespan. International Journal of

Behavioral Development.2006;30(5).p.410-421.

16. Jeremy EC, Genovese. Piaget, Pedagogy, and Evolutionary Psychology. Evolutionary

Psychology. 2003:1.p.127-37.

17. Riggs SA. Childhood Emotional Abuse and the Attachment System Across the Life

Cycle: What Theory and Research Tell Us. Journal of Aggression, Maltreatment &

Trauma.2010:19.p.5-51.

18. Soorin R. Changing Images Of Childhood-Reconceptualising Early Childhood Practice.

International Journal of Transitions in Childhood. James Cook University,

Australia.2005:1.p.12-21.