isi makalah uu no 11 tahun 2014 - tentang kesinsinyuran

25
BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah negara berkembang yang terus berusaha melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan khususnya pembangunan secara fisik dan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan bersaing dalam kemajuan global. Salah satu aktor yang berperan penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah Insinyur. Pemikiran-pemikiran para insinyur inilah yang menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai manfaat tinggi bagi masyarakat. Lantas siapakah sebenarnya para Insinyur itu? Banyak masyarakat awam yang mengkait-kaitkan Insinyur dengan Sarjana Teknik, benarkah demikian? Menurut Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Insinyur adalah orang yang melakukan rekayasa teknik menggunakan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah atau manfaat atau pelestarian untuk kesejahteraan umat manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 Ayat 3 Undang- Undang No 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran, Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang keinsinyuran. Insinyur selalu erat kaitannya dengan bidang keinsinyuran. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang tersebut, keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai 1 UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Upload: khaerul-umam-right

Post on 07-Apr-2016

325 views

Category:

Documents


99 download

DESCRIPTION

Etika Profesi

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara berkembang yang terus berusaha melakukan pembangunan di

berbagai sektor kehidupan khususnya pembangunan secara fisik dan ekonomi untuk

mewujudkan kesejahteraan rakyat dan bersaing dalam kemajuan global. Salah satu aktor yang

berperan penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah Insinyur. Pemikiran-pemikiran para

insinyur inilah yang menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai manfaat tinggi bagi

masyarakat. Lantas siapakah sebenarnya para Insinyur itu? Banyak masyarakat awam yang

mengkait-kaitkan Insinyur dengan Sarjana Teknik, benarkah demikian?

Menurut Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Insinyur adalah orang yang melakukan

rekayasa teknik menggunakan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah atau

manfaat atau pelestarian untuk kesejahteraan umat manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 Ayat

3 Undang-Undang No 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran,  Insinyur adalah seseorang yang

mempunyai gelar profesi di bidang keinsinyuran. Insinyur selalu erat kaitannya dengan bidang

keinsinyuran. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang tersebut, keinsinyuran adalah kegiatan

teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara

berkelanjutan dengan memperhatikan : keselamatan, kesehatan, kemaslahatan,

sertakesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.  Dari definisi tersebut dapat kita

tarik poin utama bahwa gelar insinyur merupakan gelar profesiyang tidak didapatkan melalui

bangku pendidikan, melainkan pengalaman kerja di lapangan. Berbeda halnya dengan Sarjana

Teknik yang didapatkan melalui pendidikan formal di bangku perkuliahan.

Pertumbuhan Insinyur di Indonesia sendiri tergolong masih sangat kurang jika di

bandingkan dengan negara-negara lain. Pada tahun 2010 pertumbuhan Insinyur di Indonesia

hanya 37.000 Insinyur/tahun dengan populasi Insinyur pada tahun 2010 sebesar 603.650

1UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 2: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

orang. Dengan analisis statistik yang dilakukan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII),

kebutuhan Insinyur di Indonesia pada tahun 2010-2015 diperkirakan sebesar 57.000 orang/

tahun namun hanya dapat terpenuhi 50.000 orang/ tahun. Yang lebih mengejutkan lagi, dari

hasil tersebut diperkirakan kebutuhan Insinyur di Indonesia pada tahun 2015-2020 diperkirakan

sebesar 90.500 orang/ tahun namun hanya dapat terpenuhi 75.000 orang / tahun. Adanya gap

jumlah yang cukup besar yaitu lebih dari 15.000 akan menarik para Insinyur asing untuk bekerja

di Indonesia. Apalagi dengan atmosfir perekonomian Indonesia yang semakin membaik disertai

akan diberlakukannya Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015 yang lebih

memudahkan Insinyur asing untuk bekerja di Indonesia. Yang menjadi pertanyaan adalah

sudah siapkah Insinyur Indonesia menghadapi tantangan ini?

Sebelum kita bahas siapkah Insinyur Indonesia menghadapi tantangan, ada baiknya kita

mengetahui apa arti AEC itu. AEC merupakan komunitas negara-negara di kawasan Asia

Tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi.

Pembentukan AEC dimaksudkan untuk membentuk ASEAN menjadi kawasan yang stabil,

sejahtera, dan kompetitif dengan pembangunan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan

perbedaan sosial ekonomi antarnegara di ASEAN. Sebagai akibat dari AEC adalah tidak

diberlakukan lagi tarif maupun non tarif untuk barang yang masuk maupun keluar dan arus

barang, jasa dan pekerja baik ke luar maupun ke dalam akan lebih mudah. Sehingga ini akan

menjadi peluang sekaligus tantangan standar kualitas bagi seorang Insinyur Profesional yang

dapat disetarakan dengan Insinyur asing. Hal ini jelas akan merugikan Insinyur Indonesia

karena dengan tidak adanya standar yang jelas ini Insinyur Indonesia, terutama bagi Insinyur

muda yang tentunya memiliki kompetensi yang mumpuni, mereka akan lebih sulit mendapat

pengakuan di dunia kerja bila dibandingkan dengan pekerja asing yang memiliki standar yang

jelas, sehingga peluang kerja pun akan sulit didapatkan. Oleh karena itu, sangat diperlukan

peningkatan  standar  kompetensi sekaligus sebagai tersendiri bagi Insinyur Indonesia.

2UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 3: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

Dalam hal kualitas, Insinyur Indonesia masih belum mempunyai penyetaraan kualitas

Insinyur Indonesia salah satunya dalam bentuk Undang-Undang No 11 Tahun 2014 tentang

Keinsinyuran. Undang-Undang ini baru disahkan oleh Pemerintah pada tanggal 25 Februari

2014 sebagai upaya menghadapi tantangan Insinyur asing tersebut. Undang-undang ini

berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi  Insinyur Indonesia sehingga mampu

bersaing dengan Insinyur asing, menjamin Insinyur dalam melakukan praktek keinsinyuran dan

mengatur beberapa hal mengenai Insinyur asing.

3UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 4: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

1.1 LATAR BELAKANG

Latar belakang dibuatnya makalah ini, untuk lebih dalam mengenal dan mengetahui

tentang UU No.11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran dan mengetahuipula latar belakang

terbentuknya UU No.11 Tahun 2014 itu sendiri.

Adapun latar belakang terbentuknya UU No.11 tahun 2014 (Menurut PII) antara lain:

1. Isu Malpraktek / K3 :

Demi melindungi para engineer dalam pelaksanaan praktik keinsinyuran dalam hal safety.

2. Middle Income Trap :

Jaminan pensiunan untuk para insinyur yang masih belum diatur.

3. Produk Lisensi

Melindungi dan meningkatkan kualitas produk-produk yang diciptakan oleh insinyur

indonesia, dengan terlisensinya produk oleh insinyur yang bersertifikat, maka bargain produk

akan meningkat

4. Inovasi Engineer

Dengan tersertifikasinya engineer dalam melakukan praktik keinsinyuran, maka, engineer

akan dipaksa untuk selalu lebih baik dalam berinovasi

5. Triple Helix Relation (Akademik, Bisnis, Pemerintah)

Untuk mengingkatkan sinergisitas hubungan antara Akademik (Institusi Pendidikan), Bisnis

(Perusahaan dan Industri), Pemerintahan (Kementrian, PII)

6. Added Value tersendiri bagi Engineer

Meningkatkan trend masyarakat untuk menjadi Engineer, sehingga generasi generasi

baru Engineer akan secara sporadis berasal dari orang-orang yang berkompeten.

4UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 5: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

Sedangkan secara detail, UU ini diawali oleh MRA yaitu mutual recognition agreement yang disepakati di

kuala lumpur pada tanggal 9 Desember 2005 oleh mentri perdagangan kita waktu itu yaitu maria elka

pangestu yang memuat 8 sektor strategis yang diantaranya membahas tentang sektor engineering

service.

Tujuan dari MRA sektor jasa keinsinyuran adalah untuk memfasilitasi perdagangan dan sebagai

stimulan aktivitas ekonomi antarpihak melalui penerimaan kompetensi SDM dalam hal standar,

kualifikasi, sertifikasi dan lisensi. Dalam artikel 1 MRA sektor keinsinyuran dijelaskan bahwa tujuan dari

adanya MRA dalam bidang keinsinyuran ini adalah untuk memfasilitasi pergerakan jasa keinsinyuran

profesional serta sebagai sarana bertukar informasi dalam rangka mengupayakan adopsi pelaksanaan

praktik terbaik pada standar dan kualifikasi. Di dalam MRA ini, terdapat pendefinisian tentang apa saja

yang diatur di dalam sektor jasa keinsinyuran. Apa yang dinamakan dengan sektor keinsinyuran

(engineering services) merujuk kepada aktivitas yang berada di lingkup Central Product Classification

(CPC) Code 8672 dari Provisional CPC yang diterbitkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa. Selain itu, apa

yang disebut dengan graduate engineer merujuk kepada setiap warga negara anggota ASEAN yang

telah menyelesaikan pendidikan tinggi di bidang keinsinyuran yang telah memperoleh pengakuan dan

diakreditasi oleh otoritas nasional di suatu negara. Berbeda dengan graduate engineer, professional

engineer (practitioner) merujuk kepada:

“..natural person who holds the nationality of an ASEAN Member Country and is assessed by a

Professional Regulatory Authority (PRA) of any participating ASEAN Member Country as being

technically, morally, and legally qualified to undertake independent professional engineering practice and

is registered and licensed for such practice by the Authority. ASEAN Member Countries may have

different nomenclatures and requirements for this term.”

Sebenarnya, tujuan umum dari MRA bidang keinsinyuran ini adalah untuk menyeragamkan

standar, ukuran, dan regulasi yang berbeda-beda di negara-negara ASEAN agar mempunyai satu ukuran

yang konsisten, metode dan spesialisasi yang secara bersama diterima dan bisa diterapkan oleh negara-

negara ASEAN. Ada tiga prinsip yang dilakukan dalam penyelenggaraan MRA bidang keinsinyuran ini,

antaralain: transparansi, ekuivalensi, dan harmonisasi. Dari transparansi inilah yang sedang digalakkan

5UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 6: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

oleh Indonesia dalam hal sertifikasi yang transparan agar mampu memanfaatkan celah untuk

menemukan hambatan (barriers) yang diciptakan untuk menahan aliran profesional keinsinyuran negara

lain masuk ke Indonesia. Di lain sisi, transparansi ini dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa kualifikasi

dan standar kompetensi di Indonesia memiliki kredibilitas yang baik. Ekuivalensi dimaksudkan agar

keseragaman dalam hal standardisasi profesi keinsinyuran di masing-masing negara bisa diwujudkan

melalui MRA ini. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui harmonisasi kebijakan dari masing-masing negara

yang disesuaikan dengan MRA yang sudah disepakati bersama.

Agar seorang professional engineer bisa berpraktik di negara tujuan (host country) dan memperoleh

gelar ACPE (ASEAN Chartered Professional Engineer), ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi

terlebih dahulu, antara lain mencakup:

 Telah menyelesaikan pendidikan tinggi bidang keinsinyuran

 Mendapatkan izin (lisensi) dari otoritas profesi nasional untuk berpraktik mandiri.

 Memiliki pengalaman kerja 7 tahun, 2 tahun di antaranya adalah pengalaman kerja di

bidang keinsinyuran

 Sejalan dengan kebijakan Continuing Professional Development (CPD) dengan tingkat

yang memuaskan

 Memperoleh sertifikat dari badan penyelenggara nasional dan tidak pernah melakukan

tindakan yang melanggar hukum.

Jika syarat di atas telah dipenuhi, maka professional engineer bisa mendaftarkan diri ke ACPE

Coordinating Committee di bawah ACPE Registers. Insinyur yang telah memperoleh sertifikat ACPE bisa

mendaftarkan diri kepada otoritas pengaturan profesional di host country untuk dicatat sebagai

Registered Foreign Professional Engineers (RFPE). Jika seorang ACPE akan bekerja di host country,

persyaratannya adalah ia tidak bisa bekerja secara mandiri, namun harus berkolaborasi dengan insinyur

lokal yang telah memiliki standar kualifikasi yang sama.

6UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 7: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

Adanya MRA dalam bidang keinsinyuran ini sebenarnya merupakan awal untuk masuk ke dalam

penetrasi pasar bebas sektor keinsinyuran, awal untuk memastikan bahwa keseragaman dari kualitas

sektor jasa keinsinyuran di negara-negara ASEAN itu sama.34 Masih banyak peraturan dan standar yang

bisa dibuat untuk mengarahkan kepada efisiensi dan daya saing. Tidak bisa diartikan bahwa kualitas

insinyur dari seluruh negara ASEAN harus sama karena perbedaan titik awal dan kualitas SDM yang ada

di berbagai negara ASEAN. Semisal, SDM insinyur di Singapura tidak bisa disamakan begitu saja

dengan SDM insinyur di Filipina, atau negara lainnya karena nomenklatur dalam bidang keinsinyuran

berbeda. Semisal, di Singapura, hanya diatur tiga bidang keinsinyuran saja, yakni teknik sipil, teknik

elektro, dan teknik mesin, di Thailand dan Malaysia juga mempunyai nomenklatur yang berbeda dalam

pengaturan bidang keinsinyuran. Hal ini sebenarnya memberikan tantangan bagi Indonesia, khususnya

ketika ada insinyur Indonesia yang ingin bekerja di luar. Semisal insinyur Indonesia tersebut ahli dalam

teknik perminyakan dan ingin bekerja di Singapura, sementara di Singapura hanya diatur tiga bidang

keteknikan saja – teknik perminyakan masuk ke dalam teknik sipil, semisal. Maka insinyur Indonesia

tersebut harus mengambil tes yang disyaratkan oleh otoritas di Singapura agar kompetensi insinyur

teknik perminyakan ini sesuai dengan kompetensi insinyur bidang teknik sipil. Nomenklatur-nomenklatur

yang berbeda ini yang kemudian menjadi masalah, khususnya di Indonesia yang mempunyai bidang

keinsinyuran yang banyak. Hal seperti itulah yang membuat sektor ini menjadi semakin kompleks karena

beragamnya peraturan-peraturan yang terkait dengan penyediaan jasa keinsinyuran di masing-masing

negara. Masing-masing negara memiliki lembaga sendiri yang memberikan lisensi bagi para insinyur

dengan peraturan dan persyaratan yang berbeda-beda.

Salah satu indikator dalam menentukan permasalahan insinyur di Indonesia adalah pemenuhan

insinyur di dalam negeri dengan melihat pertumbuhan sarjana teknik yang dihasilkan oleh Indonesia

setiap tahunnya. Akar permasalahannya berada pada pendidikan teknik yang ada di Indonesia secara

keseluruhan. Seperti yang disampaikan di paparan sebelumnya bahwa kualitas SDM Indonesia

disamakan dengan kualitas SDM insinyur yang ada di Singapura, atau Malaysia, sebab kualitas

pendidikan yang menjadi faktor utama. Di Singapura dan Malaysia, universitas-universitas yang

menghasilkan sarjana teknik sebagian besar telah berstandar internasional ABET, sementara di

7UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 8: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

Indonesia, hanya ada satu perguruan tinggi yang telah memperoleh sertifikat akreditasi perguruan tinggi

ABET tersebut yaitu Institut Teknologi Bandung

Sementara jika berbicara masalah kuantitas dalam hal pemenuhan kebutuhan insinyur di dalam negeri,

Indonesia masih sangat kekurangan insinyur. Data yang diperoleh dari PII menyebutkan bahwa populasi

sarjana teknik di Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia terpaut cukup jauh.

Sumber: PII 2013

Dari grafik di atas jelas terlihat bahwa dari segi rasio perbandingan populasi sarjana teknik di

Indonesia per 1 juta penduduk di tahun 2008 masih sangat kecil dibanding Viet Nam, Malaysia, atau

Thailand. Menurut Ketua PII, Bobby Umar, saat ini Indonesia kekurangan sekitar 1,2 juta insinyur.

Idealnya, Indonesia memiliki 2 juta insinyur, sementara saat ini hanya memenuhi 600-700ribu saja.36 Hal

ini disebabkan salah satunya karena pertumbuhan sarjana teknik di Indonesia per tahunnya juga tidak

setinggi negara-negara seperti Malaysia, Thailand, dan Viet Nam.

Sumber: PII 2013

Di Indonesia, per tahunnya pertambahan sarjana teknik per 1 juta penduduk hanya sekitar 164

saja, sementara di Malaysia per 1 juta penduduk bisa menghasilkan 367 sarjana teknik. Dengan demikian

pemenuhan kebutuhan kuantitas insinyur di Indonesia sangat terbatas. Jika diproyeksikan di tahun-tahun

mendatang, kebutuhan akan sarjana teknik di Indonesia akan semakin meningkat namun pemenuhannya

justru akan makin menurun. Persatuan Insinyur Indonesia memproyeksikan bahwa hingga tahun 2030

jika tidak ada perubahan kebijakan pendidikan yang mampu mendorong tumbuhnya sarjana teknik

dengan pesat, maka tiap tahunnya Indonesia kekurangan sekitar 15.000 insinyur dan kekurangan

tersebut akan diisi oleh tenaga asing.

Sumber: PII 2013

Rendahnya pertumbuhan sarjana teknik per tahunnya di Indonesia salah satunya disebabkan

rendahnya input yang masuk. Hal ini bisa saja disengaja karena keterbatasan sumber daya pengajar

bidang pendidikan teknik sehingga dengan argumen menjaga kualitas maka penyerapan mahasiswa

8UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 9: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

teknik juga dibatasi, atau memang daya tarik fakultas teknik di perguruan tinggi di Indonesia menurun.

Menurunnya daya tarik untuk masuk ke fakultas teknik ditengarai ada dua alasan, pertama, minimnya

tantangan melakukan inovasi atau pengembangan teknologi, dan kedua, karena tidak ada penghargaan

bagi sarjana teknik untuk bisa bekerja di bidang keteknikan, sehingga banyak akhirnya sarjana teknik

yang bekerja di luar bidang yang digeluti semasa kuliah.

Di antara negara-negara ASEAN, hanya tiga negara yang belum mempunyai Undang-undang

Keinsinyuran, yaitu, Indonesia, Laos, dan Myanmar. Undang-undang Keinsinyuran ini nantinya akan

mengatur kebijakan pemerintah dalam melindungi masyarakat dan sumber daya alam Indonesia.

Dalam persaingan di Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti, insinyur luar negeri bisa menyerbu ke

Indonesia, tetapi insinyur kita tidak bisa ke luar negeri karena kita tidak punya UU Keinsinyuran. Mereka

tidak percaya dengan kualitas insinyur kita. Dengan adanya UU Keinsinyuran maka proses standardisasi,

sertifikasi, profesionalisme, serta kesetaraan dalam menghadapi MEA 2015 bisa lebih dikendalikan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana UU keinsinyuran yang di harapkan PII?

2. Kelebihan dan kekurangan UU No.11 tahun 2014

3. Hubungan antara UU No.11 tahun 2014 dengan kompetensi dan profesionalitas seorang

insinyur

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. agar penulis dan pembaca tahu dan lebih mengenal tentang kajian UU NO.14 Tahun 2014

2. Mengetahui UU keinsinyuran yang diharapkan PII

9UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 10: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada UU NO.11 TAHUN 2014

4. Mengetahui apa saja hubungan UU No.11 tahun 2014 dengan kompetensi dan personalitas

seorang insinyur.

5. sebagai pemenuhan syarat tugas mata kuliah etika profesi

10UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 11: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANALISA UMUM UNDANG-UNDANG

Undang-Undang ini memiliki 56 pasal yang mengatur beberapa hal tentang dunia keinsinyuran.

Jika digolongkan, sesuai dengan pasal 4, UU ini mengatur hal-hal yang meliputi;

1. cakupan Keinsinyuran;

2. standar Keinsinyuran;

3. Program Profesi Insinyur;

4. registrasi Insinyur;

5. Insinyur Asing;

6. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;

7. hak dan kewajiban;

8. kelembagaan Insinyur;

9. organisasi profesi Insinyur; dan

10. pembinaan Keinsinyuran.

Dalam cakupan keinsinyuran dibahas apa saja disiplin teknik keinsinyuran dan cakupan bidang

keinsinyuran, pada standar keinsinyuran dijelaskan standar Untuk menjamin mutu kompetensi

dan profesionalitas layanan profesi Insinyur, sedangkan pada program profesi insinyur

menjelaskan apa itu PPI dan mengapa harus mengikuti PPI. Pada regristrasi insinyur

membahas tentang STRI, sedangkan insinyur asing menjelaskan tentang aturan peralihan

11UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 12: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

insinyur dari luar Indonesia. Pengembangan keprofesian berkelanjutan menjelaskan tentang

penyelenggaraan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, pada hak dan kewajiban

menjelaskan apa saja hak dan kewajiban insinyur, pengguna, dan pemanfaat keinsinyuran,

sedangkan PII, DII diatur dalam kelembagaan dan organisasi profesi insinyur.

Secara teknis nanti tidak hanya gelar Insinyur berupa Ir. yang akan diberikan tidak hanya diberikan

didepan nama seperti biasanya, namun juga ada imbuhan IPP (Insinyur Profesional Pratama)/ IPM

(Insinyur Profesional Madya)/ IPU (Insinyur Profesional Utama),

Contoh : Ir. Muhyidin Khaerul Umam Pora., ST, M.Eng.

Namun bagaimana cara mendapatkannya? Sebelum mendapatkan sertifikasi gelar insinyur kita

harus Mengikuti PPI (Program Profesi Insinyur) dengan eksekutor ; PII, kerja sama dengan kementerian

terkait, dan kalangan industri. Kemudian memiliki Pengalaman Kerja (Perseorangan atau Industri).

Setelah itu kita dapat mengikuti Uji Profesi dan Sertifikasi gelar insinyur dengan eksekutor Lembaga

assessment / Badan Kejuruan PII / Himpunan Keprofesian.

Pada proses PPI, PII akan memberikan pembinaan profesi, pembinaan profesi dilakukan selama 3 hari

yang meliputi tentang (pelatihan K3/Safety,knowledge and skill improvements, dan ujian komprehensif

guna rekognisi pembelajaran lampau), pembinaan profesi dapat dilakukan pada saat kita sudah

mendapatkan gelar S.T. Pada proses sertifikasi kita akan diberikan gelar Ir. apabila kita sudah bekerja

kurang lebih 3 tahun dan sudah memiliki akreditasi oleh pembinaan profesi. Setelah lulus sertifikasi kita

akan mendapatkan Gelar IPP langsung, untuk gelar IPP kita tidak boleh melakukan praktik keinsinyuran

diluar Indonesia, namun untuk gelar IPM dan IPU tidak apa-apa. Untuk mendapatkan gelar IPM kita

harus memiliki setidaknya skor 6000, dan untuk IPU skor 10000, skor dapat diperoleh dari pengalaman

mengadakan praktek keinsinyuran (seperti sistem SKEM).

Sedangkan untuk lulusan Pendidikan Tinggi Teknik Non-ST gelar Amd. dan gelar Non-ST lainnya juga

dapat mengambil sertifikasi, namun harus melalui Program penyetaraan terlebih dahulu sebelum

mengikuti PPI. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa lulusan D3 juga dapat mengambil sertifikasi

gelar insinyur.

12UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 13: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

Sedangkan pendaftaran sendiri mempunyai biaya tersendiri tiap jenjangnya, biaya tersebut merupakan

salah satu dari syarat dalam sertifikasi untuk mendapatkan STRI. Untuk IPP, akan dibebankan biaya

sertifikasi sebesar Rp 1.100.000,00 untuk IPM akan dibebankan biaya sertifikasi sebesar Rp.

1.650.000,00 sedangkan untuk IPU akan dibebankan biaya sertifikasi sebesar Rp. 2.200.000,00. Biaya

yang cukup banyak untuk sebuah sertifikasi. Data tersebut sesuai dengan syarat Insinyur Profesional PII

yaitu :

1. Syarat Sertifikasi Insinyur Profesional PII

2. Mempunyai pengalaman kerja minimal 3 tahun

3. Mengisi Formulir Aplikasi Insinyur Profesional

4. Foto copy ijazah sarjana teknik, 1 lembar

5. Pas foto terbaru ukuran 3×4, 1 lembar

6. Membayar Biaya Sertifikasi

http://pii.or.id/sertifikasi/syarat-sertifikasi/

Setelah mendapatkan STRI, kita akan terdaftar menjadi Insinyur dan dapat melaksanakan praktik praktik

keinsinyuran. Selain itu, para sarjana teknik juga harus mengambil sertifikasi ini ketika UU ini telah

ditetapkan. Karena dalam UU tersebut dijelaskan juga tentang peraturan peralihan bahwa para lulusan

sarjana teknik harus mengambil sertifikasi maksimal 3 tahun setelah UU ini disahkan.

2.2 KAJIAN UNDANG-UNDANG

Namun dengan sedemikian tertariknya kita mahasiswa untuk mengupas masalah ini, sebetulnya yang

terjadi adalah UU hanya disahkan saja namun untuk Peraturan Presiden sendiri tentang UU ini masih

belum turun. Menurut rencana, harusnya bulan september ini Perpres harus sudah turun. Sehingga

sampai saat ini PII masih belum bisa membentuk Assessment Unit untuk sertifikasi, apalagi masalah

13UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 14: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

teknis yang sangat dalam untuk akreditasi maupun sertifikasi. Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia FT-UI pun

juga sudah mengkaji UU ini dari aspek usaha Indonesia dalam menyongsong MEA 2015. Beberapa hal

terkait latar belakang dan analisa tingkat keberhasilan tujuan UU Keinsinyuran dalam menghadapi MEA.

Sedangkan kajian kali ini membahas tentang keberlanjutan UU Keinsinyuran setelah UU ini disahkan

sejak 25 Februari 2014.

http://imtk.ui.ac.id/kajian-uu-keinsinyuran-sebagai-usaha-indonesia-dalam-menghadapi-pasar-tunggal-

basis-produksi-asean-economic-community/

14UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 15: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

BAB III

HASIL

3.1 KELEBIHAN

a.       Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan Keinsinyuran yang

bertanggung jawab;

b.      Memberikan perlindungan kepada Pengguna Keinsinyuran dan Pemanfaat Keinsinyuran dari

malapraktik Keinsinyuran melalui penjaminan kompetensi dan mutu kerja Insinyur;

c.       Memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme Insinyur sebagai pelaku profesi

yang andal dan berdaya saing tinggi, dengan hasil pekerjaan yang bermutu serta terjaminnya

kemaslahatan masyarakat;

d.      Meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam pembangunan nasional melalui peningkatan

nilai tambah kekayaan tanah air dengan menguasai dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta membangun kemandirian Indonesia; dan

e.       Menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola yang baik,

beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri kebangsaan.

Sedangkan manfaat dari UU ini kedepannya adalah:

Bagi Masyarakat:

-Mudahkan jaminan keamanan dan keselamatan dari pekerjaan keinsinyuran

-Memudahkan para S.T untuk berkarya di keinsinyuran

-Karir keinsinyuran terbuka dari berbagai jalur pendidikan

-Masyarakat bisa mendapatkan transfer iptek.

Bagi Negara:

-Akan memiliki data SDM keinsinyuran yang akurat

15UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 16: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

-Mudahkan pengembangan, pemnbinaan & pengawasan

-meningkatkan peran insinyur dalam pembangunan

-Mencegah Malpraktek

-Meningkatkan kekuatan keinsinyuran berdaya asing

Bagi Keinsinyuran:

-Menjamin praktek keinsinyuran bagi para S.T, dan teknolog

-Meningkatkan tanggung jawab kepada masyarakat

-Memperjelas dan layanan sehingga berpeluang peningkatan penghasilan

-Memudahkan perlindungan asuransi

-Bersaing dengan insinyur asing dalam kesetaraan.

Bagi Pendidikan:

-Dengan data keinsinyuran akan memudahkan melakukan pemutakhiran pendidikan.

-Membantu mengurangi kesenjangan pendidikan

3.2 KEKURANGAN

1. Kurangnya Relasi antara PII dengan pihak Universitas / Kampus tidak terlalu banyak karena

sebenarnya sertifikasi itu berbeda dengan akreditasi

2. Sertifikasi dirasa tidak terlalu penting karena baru dapat dilaksanakan saat paska kampus saja, yang

terpenting disini adalah akreditasi karena akreditasi adalah hal yang dapat dirasakan secara langsung

saat lulus dari kampus.

3. Beliau menambahkan bahwa kinerja PII belum maksimal dan terkesan hanya meminta kerja sama dan

tidak mem-follow-up ke pihak Universitas / Kampus, sehingga koordinasi terputus.

4. Relatif terlalu mahal biaya pendaftaran untuk sertifikasi kompetensi keinsinyuran

5. belum terhimpun dengan padu berbagai badan sertifikasi kompetensi, hal ini dapat membuat

kesimpang siuran para sarjana muda.

16UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 17: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

6. belum mampu di tegakannya sanksi bagi pelanggar kode etik keinsinyuran, hal ini akan berdampak

pada lemahnya pengakan dan disiplin ilmu yang direalisasikan kelak.

7. bilamana dalam pasal 26 disbutkan “Pembinaan Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 45” maka perlu adanya kontribusi dari pemerintah untuk membantu sertifikasi untuk insyinyur di

daerah tertinggal, ini dimaksudkan agar terjadi percepatan peningakatan pembangunan dan

penyamarataan dalam sector pembangunan.

8. terkesan kurang efesian bilamana sertifikasi kompetesi dilakukan pascasarjana, akan jauh lebih efektif

apablia sertifikasi mampu dipadukan / dipaketkan secara langsung dalam studi perkuliahan / semasa

kuliah.

3.3 HUBUNGAN ANTARA UU NO.11 TAHUN 2014 DENGAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS

Dalam BAB II pasal 2 disebutkan bahwa, “ pengaturan keinsinyuran berdasarkan pancasila dan

profesionalitas”, ini sudah jelas bahwa UU No.11 Tahun 2014 sangat berhubungan erat dengan

profesionalitas di bidang keinsinyuran di dalam undang-undan tersebut juga banyak mengatur tentang

tatacara menjadi seorang insinyur yang kompeten dan professional, hal ini tertera dalam beberapa pasal

berikut:

1. BAB IV Tentang Standar Keinsinyuran Pada pasal 6 ayat 1, 3 dan 4 menyebutkan bahwa; “Untuk

menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas layanan profesi Insinyur, dikembangkan standar

profesi Keinsinyuran yang terdiri atas:

a. standar layanan Insinyur;

b. standar kompetensi Insinyur; dan

c. standar Program Profesi Insinyur.

2. Dalam BAB V Pasal 7 juga disebutkan bahwa untuk mendapatkan profesi insinyur haruslah lulus

program profesi insinyur, itu artinya seorang insinyur haruslah seorang yang sudah berkompeten di

bidang disiplin ilmunya dan juga seorang yang professional

17UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Page 18: Isi Makalah Uu No 11 Tahun 2014 - Tentang Kesinsinyuran

3. Dalam BAB I Pasal 1 ayat 5,6 dan 7 juga disebutkan tentang kompetensi keinsinyuran adalah program

pendidikan tinggi setelah sarjan, Uji Kompetensi adalah proses penilaian kompetensi Keinsinyuran

yang secara terukur dan objektif menilai capaian kompetensi dalam bidang Keinsinyuran.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam kajian ini adalah bahwa Undang-Undang Republik

Indonesia No.11 Tahun 2014 dibuat dengan cakupan yang cukup luas, namun belum menyertakan

informasi secara detail sehingga masih banyak hal yang masih belum jelas terkait dengan kejelasan

keberlanjutan UU Keinsinyuran, teknis sertifikasi pada pindah kejuruan, badan kejuruan PII yang belum

mencakup seluruh disiplin ilmu teknik, dan Added Value bagi insinyur tersendiri. Mengingat detail teknis

berada di Perpres yang tak kunjung turun, dan kini sudah memasuki tahun 2015 UU ini seharusnya

sudah tercerdaskan di kalangan sarjana teknik, mahasiswa, industrial company, dan Insinyur tersendiri.

18UU No.11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran