isi makalah kep

Upload: malaykathitam

Post on 09-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Hal 97Karena biasanya terbuka (dan mengenai sinus paranasal atau telinga bagian tengah) dan dapat menyebabkan bocornya CSS. Tanda halo adalah kombinasi darah yang di kelilingi oleh noda berwarna kekuning-kuningan dan terlihat pada linear tempat tidur dan balutan kepala. Tanda ini merupakan kesan pasti adanya kebocoran CSS. Kebersihan nasofaring dan telinga tengah dapat di pertahankan dengan menempelkan kapas steril pada telinga atau lubang telinga untuk menampungcairan yang keluar. Klien yang sadar harus dianjurkan untuk menahan bersin dan menekan hidung. Tinggikan kepala klien 30 derajat untuk mengurangi tekanan intrakranial dan menahan keluarnya cairan yang bocor secara sepontan.Cedera OtakPertimbangan paling penting pada cedera kepala manapun adalah apakah otak telah tidak mengalami cidera. Cidera minor dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampai derajat tertentu yang bermakna. Sel-sel otak membutuhkan supllai darah terus-menerus untuk mendapatkan nutrisi. Kerusakan otak bersifat irrefersible (permanen dan tidak dapat pulih) sel-sel otak yang mati diakibatkan karena aliran darah berhenti mengalir hanya beberapa menit saja dan kerusakan neuron tidak dapan mengalami regenerasi. Cedera otak serius dapat terjadi dengan/tanpa fraktur tengkorak, setelah pukulan atau cedeera pada kepala yang menimbulkan kontusio, leserasi, dan pendarahan (hemoragik) otak.

Komosio Serebri (cedera kepala ringan)Setelah cedera kepala ringan, akan terjadi kehilangan fungsi neurologis sementara dan tanpa kerusakan struktur. Komosio (commotio) umumnya meliputi suatu periode tidak sadar yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa menit. Keadaan komosio ditunjukkan dengan gejala pusing atau berkunang-kunang dan terjadi kehilangan tingkat kesadaran penuh sesaat. Jika jaringan otak frontal terkena, klien akan berperilaku sedikit aneh, sementara jika lobus frontal terkena, maka akan menimbulkan amnesia atau disorientasi.Penatalaksanaan meliputi kegiatan mengobserfasi klien terhadap adanya sakit kepala, pusing, peningkatan kepekaan terhadap rangsang, dan cemas: dampakpascakomosio; melakukan keperawatan selama 24 jam ebelum klien kembali ke rumah sakit apabila ditemukan tanda-tanda sukar bangun, sukar bicara, konvulsi ( kejang), akit kepala berat, muntah, dan kelemahan pada salah satu sisi tubuh; menganjurkan klien untuk melakukan kegiatan normal secara bertahan dan berahap.

Hal 99

Penting untuk diperhatikan, walaupun interval nyata merupakan karakteristik dari hematoma epidural, hal ini terjadi pada kira-kira 15% dari klien yang mengalami lesi tersebut. Selama interval tertentu kompensasi terhadap hematoma luas terjadi melalui absorbsi cepat CSS dan penurunan volume intravaskular, yang mempertahankan TIK normal. Ketika mekanisme ini tidak dapat mengompensasi lagi, bahkan peningkatan volume bekuan darah meningkatkan TIK yang nyata. Kemudian, sering secara tiba-tiba, tanda kompensasi timbul (biasanya penyimpangan kesadaran dan tanda defisit neurologi fokal seperti dilatasidan fiksasi pupil dan paralisis ekstremitas), dan klien menunjukkan penurunan status kesehatan dengan cepat.Penatalaksanaan untuk hematoma aidular dipertimbangkan sebagai keadaan darurat yang ekstrem, dimana defisit neurologi atau berhentinya pernapasan dapat terjadi dalam beberapa menit. Tndakan yang dilakukan tediri atas membuat lubang pada tulang tengkorak (burr), mengangkat bekuan, dan mengontrol titikk pendarahan.Hematoma SubduralHematoma subdura adalah pengumpulan darah pada ruang diantara durameter dan dasar otak, yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hematoma subdura paling sering disebabkan karena trauma, tetapi dapat jufga terjadi karena kecenderunngan pendarahan yang serius dan aneurisma. Hematoma subdura lebih sering terjadi pada vena dan merupakan akibat dari putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani ruang subdura.Hematoma subdura dapat terjadi akut, subakut, atau kronis, bergantung pada pembuluh darah yang terkena dan jumlah perdarahan yang terjadi. Hematoma subdura akut dihubungkan dengan cedera kepala mayor yang meliputi kontusio atau laserasi. Biasanya klien dalam keadaan koma atau mempunyai tanda klinis yang sama dengan hematoma epidural, tekanan darah meningkatkan frekuensi nadi lambat dan pernapasan cepat sesuai dengan hematoma yang cepat.Hematoma subdural dan subakut adalah sekuel dari kontusio sedikit berat dan dicurigai pada klien dengan kegagalan untuk meningkatkan kesadaran seteelah trauma kepala. Tanda yang timbul sama seperti pada hematoma subdural akut.Angka kematian untuk klien hematoma subdural akut dan subakut cukup tinggi karena sering dihubungkan dengan kerusakan otak. Jia klien dapat diipindahkan dengan cepat kerumah sakit, kraniotomi (craniotomy) segera dilakukan untuk membuka dura meter, yang memungkinkan pengangkatan bekuan padat pada subdura. Hasil yang baik bergantung pada kontrol TIK dan pemantauan cepat terhadap fingsi pernapasan.Hematoma subdural kronik tampaknya dapat terjadi karena cedera kepala minor dan terlihat paling sering pada lansia. Lansia cenderung mengalami cedera kapala tipe ini akibat atrofi otak, yang diperkirakan akibat penuaan.