isi makalah ep study

Upload: cahya-setiya

Post on 01-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang banyak

    ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Sinkop adalah kehilangan kesadaran

    sementara dengan awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan dengan pemulihan

    spontan dan sempurna tanpa intervensi. Sinkop merupakan gejala dari suatu

     penyakit sehingga harus dicari etiologinya.

    Di merika diperkirakan !" dari kunjungan pasien digawat daruratdisebabkan oleh sinkop dan merupakan #" alasan seseorang datang kerumah sakit.

    ngka rekurensi dalam ! tahun diperkirakan !$". Sinkop sering terjadi pada orang

    dewasa, insiden sinkop meningkat dengan meningkatnya umur. %amilton

    mendapatkan sinkop sering pada umur &'& tahun, lebih sering pada wanita dari

     pada lakilaki, sedangkan pada penelitian *ramingham mendapatkan kejadian

    sinkop !" pada lakilaki dan !,'" pada wanita, tidak ada perbedaan antara laki

    laki dan wanita. +enelitian *ramingham di merika Serikat tentang kejadian

    sinkop dari tahun && sampai &- (selama & tahun) pada -&$ individu, bahwa

    insiden sinkop pertama kali terjadi #,/&000 orang/tahun. Sinkop yang paling

    sering terjadi adalah sinkop vasovagal (&,&"), sinkop cardiac (,'") dan !#,#"

    sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan biaya yang dikeluarkan

    untuk melakukan evaluasi dan pengobatan pasien dengan sinkop tersebut dapat

    mencapai -00 juta dolar merika. Sedangkan di 1ropa dan 2epang kejadian sinkop

    adalah &!,'". Sinkop vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak,

    kemudian diikuti oleh sinkop cardiac.

    +enatalaksanaan sinkop tergantung etiologinya. Untuk itulah tinjauan

    kepustakaan ini ditulis agar dapat mendiagnosis sinkop berdasarkan etiologinya

    supaya sinkop dapat dicegah ataupun diterapi.

    &

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    2/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Definisi

    Sinkop berasal dari bahasa 3unani yang terdiri dari kata syn dan koptein

    yang artinya memutuskan. Sehingga de4inisi sinkop (menurut European Society

    of Cardiology:ESC ), adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan

    kesadaran yang tibatiba dan bersi4at sementara, dan biasanya menyebabkan

     jatuh. 5nsetnya relati4 cepat dan terjadi pemulihan spontan. 6ehilangan

    kesadaran tersebut terjadi akibat hipoper4usi serebral. 

    B.   Etiologi

    6egiatan sebelum sinkop dapat memberikan petunjuk mengenai

     penyebab gejala. Sinkop dapat terjadi pada saat istirahat, dengan perubahan

     postur, pada tenaga, setelah latihan, atau dengan situasi tertentu seperti batuk,

    atau berdiri lama. Sinkop terjadi dalam waktu menit berdiri menunjukkan

    hipotensi ortostatik.

    Secara garis besar, penyebab sinkop dibagi menjadi dua. kibat kelainan

     jantung (cardiac sinkop) dan penyebab bukan kelainan jantung. +embagian ini

    sangat penting, karena berhubungan dengan tingkat risiko kematian.

    . 2antung dan sirkulasi

    &. Sinkop 7asodepressor.

    8erupakan penyebab yang paling la9im cenerung bersi4at

    4amilial. Sinkop vasodepressor terjadi jika individu yang rentan

     berhadapan dengan situasi yang membuat stress. Gejala prodromal:

    kegelisahan, pucat, kelemahan, mendesah, menguap, diaphoresis, dan

    nausea. Gejalagejala ini mungkin diikuti dengan kepala terasa ringan,

     penglihatan kabur, kolaps, dan ;5< (loss of consciousness). 6adang

    kadang tejadi kejang klonik ringan, tetapi tidak diindikasikan

     penanganan kejang, kecuali terdapat tandatanda lain yang menunjuk

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    3/30

    kea rah ini. Serangan berlangsung singkat dan cepat pulih jika

     berbaring. 1pisode ini dapat berulang.

    Sinkop 7asodepressor dapat terjadi pada:

     Seseorang dengan kondisi normal yang dipengaruhi oleh emosiyang tinggi

    +ada seseorang yang merasakan nyeri hebat setelah luka,

    khususnya pada daerah abdomen dan genitalia.

      Selama latihan 4isik yang keras pada orangorang yang

    sensitive.

    . +enyebab %ipotensi 5rthostatik 

    De4inisi %ipotensi 5rthostatik adalah apabila terjadi

     penurunan tekanan darah sistolik 0mm%g atau tekanan darah

    diastolik &0 mm%g pada posisi berdiri selama ! menit. +ada saat

    seseorang dalam posisi berdiri sejumlah darah '00-00 ml darah akan

     berpindah ke abdomen dan eksremitas bawah sehingga terjadi

     penurunan besar volume darah balik vena secara tibatiba ke jantung.

    +enurunan ini mencetuskan peningkatan re4leks simpatis. 6ondisi ini

    dapat asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala seperti

    kepala terasa ringan, pusing, gangguan penglihatan, lemah,

     berbedebardebar, hingga sinkop. Sinkop yang terjadi setelah makan

    terutama pada usia lanjut disebabkan oleh retribusi darah ke usus.

    %ipotensi ortostatik merupakan penurunan tekanan darah

    seseorang sedang dalam posisi tegak. 6eadaan ini terjadi berbagai

    keadaaan:

    a) %ipovolemia (perdarahan, muntah, diare,diuretik).

     b) Gangguan pada re4le= normal (nitrat, vasodilator,

     penghambat kanal kalium, neuroleptik).

    c) 6egagalan autonom. +rimer atau sekunder. Diabetes

     paling sering menyebabkan neuropati otonom sekunder,

    sedangkan usia lanjut merupakan penyebab la9im

    kegagalan otonom primer. +aling tidak telah dicerminkan

    oleh tiga sindroma

    !

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    4/30

    !.  5bstruksi aliran keluar. Stenosis aorta, stenosis mitral, stenosis

     pulmonal. +asien dapat dating dengan sinkop akibat latihan 4isik.

    8al4ungsi katup secara mekanik juga dapat menyebabkan obstruksi

    aliran keluar.

    $. >n4ark atau iskemia miokardium

    '. ritmia

    a.  ?radiaritmia: sindrom sinus sakit (sick sinus syndrome, blok

    nodus 7, dll)

     b.  @akiaritmia: +S7@, sindrom Aol4+arkinsonAhite, takikardia

    ventrikel, dll

    da dua kelainan jantung yang sering menjadi penyebab

     pingsan. +ertama adanya hambatan pada aliran darah di pompa

     jantung. Seperti pada pompa air yang katupnya rusak, 4ungsi pompa

     jantung pun bisa terganggu dan volume darah yang dihasilkan

    menurun.

    +enurunan jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung ini

    akan menyebabkan penurunan per4usi otak dan memicu pingsan.

    %al ini terjadi pada kondisi penyempitan katup katup jantung,

    kelainan otot jantung, penumpukan cairan di selaput jantung, tumor

    dalam jantung, dan lainlain. 6edua adalah gangguan irama jantung

    (aritmia). ?ayangkan apabila irama jantung tibatiba melambat.

    @entu saja terjadi penurunan aliran darah di otak. ?egitu pula jika ia

    memompa terlalu cepat. +engisian ruangruang jantung menjadi

    tidak maksimal, dan kekuatan pompa menurun drastis. mpuls

    a44eren ini mengaktivkan sara4 simpatik e44eren ke jantung dan

     pembuluh darah. %al ini menyebabkan sinus arrest atau

    trioventricular block, vasodilatasi. +emijatan salah satu atau kedua

    $

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    5/30

    sinus karotikus, khususnya pada orang usia lanjut, menyebabkan (&)

     perlambatan jantung yang bersi4at re4leks (sinus bradikardia, sinus

    arrest, atau bahkan blok atrioventrikel), yang disebut respons tipe

    vagal, dan () penurunan tekanan arterial tanpa perlambatan jantung

    yang disebut respons tipe depressor. 6edua tipe respons sinus

    karotikus tersebut dapat terjadi bersamasama.

    B. Etiologi Metabolik 

    1pisode biasanya diperkuat jika mengerahkan tenaga tetapi

    dapat terjadi jika pasien berbaring. Sebelum dan pemulihan biasanya

    lama. +enyebab Sinkop 8etabolik +enyebab metabolik pada sinkop

    sangat jarang, hanya berkisar '" dari seluruh episode sinkop.

    • %ipoksia, seperti pirau pada penyakit jantung congenital

    • %iperventilasi, menyebabkan vasokontriksi serebrum dengan

    gejala kesulitan berna4as, ansietas, parestesia tangan atau kaki,

    spasme karpopedal, dan kadangkadang nyeri dada unilateral atau

     bilateral. +asien dapat mengalami serangan ulangan jika

    melakukan hiperventilasi dalam lingkungan yang terkendali.

    • %ipoglikemia, 2ika gejala terjadi secara bertahap selama periode

     beberapa menit, hiperventilasi atau hipoglikemia sebaiknya

    dipertimbangkan. 6eadaan hipoglikemia yang berat biasanya

    terjadi akibat seuatu penyakit yang serius, seperti tumor pada sel

     pulau langerhan ataupun penyakit adrenal, hipo4ise atau hepar

    yang lanjut, atau akibat pemberian insulin dalam jumlah yang

     berlebihan. Gambaran klinisnya berupa gejala kebingunan atau

     bahkan penurunan kesadaran. 6alau keadaaannya ringan,

    sebagaimana la9im terjadi pada hipoglikemia. Diagnosis keadaan

    ini bergantung pada hasil anamnesis riwayat medis dan

     pengukuran gula darah pada waktu serangan.

    • >ntoksikasi alcohol

    '

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    6/30

    C. Etiologi nerologi!

    Serangan iskem>k sementara (@>B transient ischemic attact )

    dapat menyebabkan sinkop tetapi jarang terjadi. gar terjadi hal ini

    system aktivasi reticular harus terkena. 2ika terjadi Cselalu terdapat

    mani4estasi neurologic lainnya, seperti kelainan sara4 cranial.

    a) 8igrain. +enyebab tersering kedua pada remaja. ;5< diikuti

    dengan nyeri kepala.

     b) 6ejang. ?iasanya mudah dibedakan dengan aura, riwayat gerakan

    tonik klonik dan keadaan pascaiktal

    c) +eningkatan tekanan intracranial mendadak yang diperlihatkan

    dengan perdarahan subarachnoid atau kista koloid obstrukti4 pada

    ventrikel ketiga.

    @erminologi ini merupakan bentuk dari seluruh sinkop yang

     berasal dari sinyal sara4 SS+ yang bere4ek pada vaskular, khususnya

     pada Eucleus @ractus Solitarius (E@S). Sejumlah stimulus, yang

    terbanyak bersala dari viseral, dapat menghilangkan respon yang

     berakibat pengurangan atau hilang tonus simpatis dan diikuti dengan

     peningkatan aktivitas vagal. E@S pada medula mengintegrasikan

    stimulus a44eren dan sinyal baroreceptor dengan simpatis e44eren yang

    mempertahankan tonus vaskular. ?eberapa studi mengatakan terdapat

    gangguan pada pengaturan kontrol simpatis dan juga sinyal

     baroreceptor.

    D.  Sinkop re4leks

    Sinkop re4leks disebabkan oleh gangguan pengisian jantung sebelah

    kanan dan hipoper4usi serebral keseluruhan. +asien biasanya sedang

     berdiri tegak sebelum suatu episode karena pengumpulan darah akibat

    gravitasi berperan dalam penyebabnya. +enyebab yang potensial

    antara lain, emboli atau in4ark paru, tamponade pericardium,

    hipertensi paru, uterus hamil karena menekan vena kava in4erior dan

     batuk, yang menurunkan beban awal dengan meningkatkan tekanan

    intrathoraks.

    #

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    7/30

    C.  PAT"PH#SI"L"$#

    +ingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tibatiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak tidak mendapatkan

    cukup oksigen pada bagianbagian otak yang merupakan bagian kesadaran.

    @erdapat penurunan kesadaran aliran darah, pengisian oksigenasi cerebral,

    resistensi serebrovaskuler yang dapat ditunjukkan. 2ika iskemia hanya

     berakhir beberapa menit, tidak terdapat e4ek pada otak. >skemia yang lama

    mengakibatkan nekrosis jaringan otak pada daerah perbatasan dari per4usi

    antara daerah vaskuler dari arteri serebralis mayor.

    +ato4isiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:

    &. +enurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsic atau

    terjadi penurunan klinis volume darah yang signi4ikan.

    . +enurunan resistensi pembuluh darah peri4er dan atau venous return.

    !. +enyakit serebrovaskular klinis signi4ikan yang mengarahkan pada

     penurunan per4usi serebral. @erlepas dari penyebabnya, semua kategori

    ini ada beberapa 4actor umum, yaitu gangguan oksigenasi otak yang

    memadai mengakibatkan perubahan kesadaran sementara.

    D. Manifestasi klinis

    Sebelum pingsan, pusing, atau kepala ringan terjadi pada 0" pasien

    mengalami sinkop. Gejala lain, seperti vertigo, kelemahan, dia4oresis,

    ketidaknyamanan epigastrium, mual, penglihatan kabur atau pudar, pucat,

    atau parestesia, mungkin juga terjadi pada periode presinkop

    Suatu serangan sinkop ( pingsan ) mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

    &. @eriakan waktu serangan tidak ada.

    . ;ama serangan berlangsung beberapa detik.

    !. @idak ada urine

    $. Setelah serangan biasanya penderita sadar penuh, meskipun ada perasaan

    lemas dan lemah.

    '. Gigitan lidah tidak terjadi.

    #. 8uka pucat.

    . Sinkop jarang timbul pada saat pasien berbaring.

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    8/30

    E. Pe%eriksaan &isik

    +emeriksaan 4isik lengkap adalah syarat bagi semua pasien yangdatang di UGD. +erhatian khusus harus diberikan pada aspekaspek tertentu

    dari pemeriksaan 4isik pada pasien yang datang dengan sinkop.

    Selalu menganalisis tandatanda vital (@ekanan darah dan nadi pada

     posisi berbaring dan berdiri)

    uskultasi arteri subklavia dan arteri karotis

    +emeriksaan jantung yang menyeluruh dan lengkap dapat memberikan

    gambaran mengenai etiologi sinkop.

    +emeriksaan neurologis yang cermat sebagai barometer perbaikan

    ataupun perburukan gejala. Status mental biasanya normal.

     >denti4ikasi trauma

    &.   Laboratori% St'i

    Saat ini, tidak ada pengujian khusus memiliki kekuatan yang

    cukup untuk benarbenar ditunjukkan untuk evaluasi sinkop. rekomendasi

     pedoman berbasis penelitian dan konsensus tercantum di bawah ini.

    +emeriksaan laboratorium harus diarahkan oleh anamnesa dan

     pemeriksaan 4isik, tetapi tidak semuanya.

    +emeriksaan darah rutin seperti elektrolit, en9im jantung, kadar

    gula darah dan hematokrit memiliki nilai diagnostik yang rendah,

    sehingga pemeriksaan tersebut tidak direkomendasikan pada pasien

    dengan sinkop kecuali terdapat indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan

     pemeriksaan 4isis, misalnya pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkankemungkinan hipoglikemia dan kadar hematokrit untuk mengetahui

    kemungkinan adanya perdarahan dan lainlain. +ada keadaan sindrom F@

    memanjang keadaan hipokalemia dan hipomagnesemia harus

    disingkirkan terlebih dahulu. @es kehamilan harus dilakukan pada wanita

    usia reproduksi, terutama yang akan menjalani head-up tilt testing atau uji

    elektro4isiologi.

    Sinkop akibat hipoglikemi adalah hilangnya kesadaran yang

     berhubungan dengan kadar gula darah dibawah $0mg/d; dan disertai

    -

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    9/30

    gelaja tremor, bingung, hipersalivasi, keadaan hiperadrenergik dan rasa

    lapar.

    $.   St'i I%aging

    Elektro()*siolog*! st'*Stress test studi elektro4isiologik / (1+S) memiliki hasil diagnostik

    yang lebih tinggi dibandingkan dengan monitor %olter dan harus diperoleh

    untuk semua pasien dengan aritmia yang diduga sebagai penyebab sinkop.

    Sebuah tes stres jantung sesuai untuk pasien yang diduga sinkop jantung

    dan yang memiliki 4aktor risiko untuk aterosklerosis koroner. @es ini dapat

    membantu dengan strati4ikasi risiko jantung dan dapat membimbing terapi

    masa depan. Dilakukan bila dicurigai sinkop disebabkan oleh aritmia

    (pasien dengan abnormalitas 16G dan atau terdapat penyakit struktur

     jantung atau sinkop yang berhubungan dengan palpitasi atau pasien dengan

    riwayat kematian mendadak pada keluarga). Sedangkan untuk diagnosis

    dikatakan apabila hasil elektro4isiologi normal tidak dapat sepenuhnya

    menyingkirkan aritmia sebagai penyebab sinkop, sangat dianjurkan untuk

    melakukan pemeriksaan selanjutnya. +ada beberapa keadaan dikatakan

    elektro4isiologi sangat tinggi nilai diagnostiknya sehingga tidak diperlukan

     pemeriksaan tambahan lain.

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    10/30

    BAB III

    PEMBAHASAN STUDI KASUS

    A. Data Pasien

     Eama +asien : @n , 8

     Eo. Hekam 8edis : 0&!IIIIIII

    @anggal lahir : 2akarta , Desember &!

     Eo. @indakan : 0$&$0&&$>71+S;

    @anggal @indakan : ! 2anuari 0&$

    Dokter +engirim : dr. 3oga 3uniadi, Sp2+(6)

    Diagnosa : Syncope

    Umur : tahun

    B. Data Penn+ang

    ?erat ?adan : #' 6g

    @inggi ?adan : - cm

    @ekanan Darah : &&/ mm%g

    %eart Hate : bpm

    %b : , -

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    11/30

    C. EK$ ,- Lea'

    D.

    Persia(an Tin'akan

    &. +ersiapan +asien

    a. >n4orm 7 access

    4. H8 H1GU;1H 

    %H#$ ?+8

    G1;58?EG + E5H8;

    >E@1H+; +H 0,

    FHS E5H8; 0,&

    I>S ;D

    @1HD+@ 8 S%+1 D> 7& 7

    E 6U8+;>@

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    12/30

     b. %anduk / set tenun

    c. 1kg & lead

    d. Sheat vena jugular dan 4emoral # dan *

    e. 6ateter Juadric polar dan decapolar 

    4. 8esin *louroscopy

    g. 1+ 8onitor K komputer system

    h. Stimulator K mpli4er 

    i. 2unction ?o=

    !. +eralatan tambahan :

    a. Dinamap K 5=imetri

     b. 1=ternal de4ibrilator 

    c. @+8 K +eralatan nstrumen steril

    $. +ersiapan 5batobatan

    a.

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    13/30

    ADI MADSADI . TN EP/ 0MATE CHA1T 1EP"1T 2,3-2,4

    @>81 D1S+@>5E

    &. +@>1E@ HH>71D ED +;E1D *5H 1+S

    &. 1S D5E1

    &. +H1+HS>5E H>G%@ ED ;1*@ >EGU>E;>S A>@%

    D>E1

    &. +%3S>E HH>71D

    &. " ;>D5E1 @5 S>@1 : &0 G%@ *185H;>S

    &. 71E5US E

    &.$# " ;>D5E1 @5 S>@1 : &0 S

    &.$# 71E5US G%@ *185H; 7 # *

    &.'$ S%1@% @5 ;1*@ *185H; 7 # *

    &.'$

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    14/30

    $. P"SISI PEMASAN$AN ELEKT1"DA CATHETE1 

    +5S>S> H5/

    &$

    +repared region inguinalis , dan

     pungsi di 4emoral kanan dan

    kiri

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    15/30

     

    Posisi (e%asangan elektro'a !at)eter 5a'ri(olar 'i atri%6 )is 'an

    7entrikel.

    +5S>S> ;5

    H. DATA IEK$ 3 E$M

    a. PEN$UKU1AN BASIC INTE18AL E$M

    &'

    HRA

    HIS

    VENTRIKEL

    HRA

    HIS

    VENTRIKEL

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    16/30

    Keterangan

    Dilakukan pengukuran basic interval dan di dapat ++ >nterval ' msec ,

    % interval &00 msec , %7 >nterval !' msec , FHS &$! msec, F@ >nterval $'

    msec , dan F@c interval $# msec , dapat disimpulkan bahwa ++ interval dalam

     batas normal , % interval normal , %7 interval normal , F@ bnormal tidaknormal ,

    b. Mengkr 8A !on'!tion

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    17/30

    Keterangan

    Dilakukan pengukuran 7 konduksi secara retrograde conduction

    dimana di pacing di H ventrikel dengan metode incremental pacing s& L '00

    msec , dalam gambaran disini terlihat bahwa pacing yang diberikan di ventrikel

    '00 msec ini capture karena dengan pacing di ventrikel dengan stimulus sebesar'00 msec ventrikel terdepolarisasi di tandai dengan FHS lebar di sur4ace 16G ,

    dan terjadi Hetrograde konduksi karena pada pacing di ventrikel sebesar '00

    msec ventrikel memberikan hantaran ke 7 node dan di teruskan ke trium ,

    !. Mengkr 0P (oint se!ara retrogra'e !on'!tion

    &

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    18/30

    6eterangan :

    Dalam gambaran ini dilakukan pengukuran A+ point ( Aencke?ach

    +oint ) Dilakukan dengan cara memberikan pacing di ventrikel dengan metode

    increamental pacing dengan stimulus & sebesar $!0 msec , dapat dilihat bahwa

     pacing yang di berikan di ventrikel dengan stimulus L $$0 msec dapatmemberikan inpuls ke atrium , sedangkan pada stimulus $!0 msec ventrikel

    sudah tidak bisa memberikan impuls lagi ke atrium , dan terjadilah pemanjangan

    interval. 8aka dapat disimpulkan bahwa nilai A+ point nya adalah $!0 msec.

    '. Mengkr 8entrikel E1P

    &-

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    19/30

    6eterangan :

    +ada gambar ini terdapat Gambar , yang pertama yaitu gambar sebelah

    kiri menggambarkan sebelum terjadinya 1H+ ventrikel, ketika pacing diberikan

    +ace S&L '00 ms, pacing yang diberikan pada ventrikel sebesar '00 msec masih

    tersampaikan ke ventrikel dengan ditandai dengan depolarisasi ventrikel,seterusnya diberikan ekstra stimulus S L #0 msec, pada saat itu pacing yang

    dicetuskan di ventrikel masih bisa mendepolarisasi ventrikel ditandai dengan

    FHS lebar gambaran ventrikel masih capture,

    Dan Selanjutnya pada gambar sebelah kanan diukur pengukuran

    7entrikel 1H+ dengan metode ekstra stimulus pacing, pada saat pacing pertama

    dengan stimulus '00 msec ventrikel masih dapat terdepolarisai sedangkan pada

    stimulus berikutnya yaitu sebesar 0 msec ventrikel tidak terdepolarisasi lagi

    dan merupakan ventrikel dengan stimulus 0 msec supah pada masa

    reprakternya.

    71E@H>61; 1H+ 0 ms normal 1H+ 7entrikel: &-0 M 0ms dapat

    disimpulkan bahwa 1H+ 7entrikel yang di dapat dari hasil pengukuran ini masih

    dalam batas normal.

    e. Mengkr A8N E1P se!ara retrogra'e !on'!tion

    &

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    20/30

    6eterangan :

    +ada gambar ini terdapat dua gambar dilakukan pengukuran 7E 1H+

    secara retrograde conduction , pada gambar sebelah kiri dilakukan pacing dengan

    ekstrastimulus pacing di ventrikel dengan stimulus yang diberikan sebesar !-0

    msec dan disini tujuannya melihat kemampuan 7 node masih bisa memberikanimpuls ke atrium atau tidak dan pada gambar sebelah kiri dengan stimulus !-0

    msec yang di pacing di ventrikel 7 node masih bisa menghantarkan impuls ke

    atrium, selanjutnya terjadi konduksi secara Hetrograde karena pacing di

    ventrikel sebesar !-0 msec secara increamental pacing masih bisa

    menghantarkan impuls ke trium.

    Selanjutnya dapat di bedakan dengan gambar sebelah kanan diukur juga

    7E 1H+ dengan memberikan pacing di ventrikel dengan stimulus sebesar !0

    msec 7 node tidak bisa menghantarkan impuls ke atrium ( tidak adanya

    depolarisasi trium )

    Dari gambar ini dapat disimpulkan bahwa dengan stimulus !-0 msec

    yang di pacing di ventrikel 7 node masih bisa menghantarkan impuls ,

    sedangkan dengan stimulus sebesar !0 msec yang di pacing di ventrikel 7E

    tidak dapat memberikan impuls ke atrium hal ini terjadi karena 7 node pada

    saat itu sudah pada masa re4rakternya. Dan dapat disimpulkan nilai 1H+ 7E

    !0 masih dalam batas normal

    0

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    21/30

    f. Mengkr A8N E1P se!ara Antegra'e !on'!tion

    6eterangan :

    +ada gambar ini terdapat dua gambar dilakukan pengukuran 7E 1H+

    secara antegrade conduction , pada gambar sebelah kiri dilakukan pacing denganekstrastimulus pacing di atrium dengan stimulus yang diberikan sebesar !0

    msec dan disini tujuannya melihat kemampuan 7 node masih bisa memberikan

    impuls ke ventrikel dari 7 node yang di stimulus di atrium bisa atau tidak dan

     pada gambar sebelah kiri dengan stimulus !0 msec yang di pacing di ventrikel

    7 node masih bisa menghantarkan impuls ke 7entrikel , selanjutnya terjadi

    konduksi secara ntegrade karena pacing di trium sebesar !-0 msec secara

    increamental pacing 7 node masih bisa menghantarkan impuls ke 7entrikel ,

    Selanjutnya dapat di bedakan dengan gambar sebelah kanan diukur juga

    7E 1H+ dengan memberikan pacing di atrium dengan stimulus sebesar !#0

    msec 7 node tidak bisa menghantarkan impuls ke ventrikel ( tidak adanya

    depolarisasi ventrikel )

    Dari gambar ini dapat disimpulkan bahwa dengan stimulus !0 msec

    yang di pacing di atrium 7 node masih bisa menghantarkan impuls ke

    ventrikel , sedangkan dengan stimulus sebesar !#0 msec yang di pacing di

    trium , 7E tidak dapat memberikan impuls ke 7entrikel . %al ini terjadi

    &

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    22/30

    karena 7 node pada saat itu sudah pada masa re4rakternya. Dan dapat

    disimpulkan nilai 1H+ 7E !#0 masih dalam batas normal

    g. Meng)itng Atri% E1P

    6eterangan :+ada gambar ini terdapat dua gambar , yaitu pengukuran 1H+ trium ,

     pada gambar yang pertama yaitu gambar sebelah kiri di ukur 1H+ atrium yang

     bertujuan untuk mengetahui periode terpanjang dari suatu coupling interval

    dimana impuls yg dihantarkan tidak lagi Ccapture atau Cconduct, dalam artian

    tdk lagi menimbulkan rangsangan atau depolarisasi, +ada Gambar yang pertama

     pacing di atrium dengan ekstra stimulus , s& L '00 msec dan s L !'0 msec ,

    atrium masih terdepolarisasi di tandai dengan lebarnya depolarisasi atrium di

    %Hp ,

    Sedangkan pada gambar yang ke dua yaitu gambar sebelah kanan di

     pacing di trium dengan metode 1kstra stimulus pacing dengan s& L '00 msec

    dan s L !$0 msec , atrium tidak terdepolarisasi , hanya ditandai dengan spike di

    %Hp , dan tidak adanya depolarisasi atrium , Sehingga ini di sebut 1H+ trium

    L !$0 msec .

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    23/30

    Dapat Disimpulkan bahwa dengan stimulus !'0 msec di atrium , atrium

    masih terdepolarisasi dengan rangsangan tersebut , sedangkan dengan stimulus

    !$0 msec pacing di trium , trium tidak terdepolarisasi ( no

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    24/30

    6eterangan :

    +ada gambar ini terdapat dua gambar , yaitu pengukuran 1H+ trium ,

     pada gambar yang pertama yaitu gambar sebelah kiri di ukur 1H+ atrium yang

     bertujuan untuk mengetahui periode terpanjang dari suatu coupling interval

    dimana impuls yg dihantarkan tidak lagi Ccapture atau Cconduct, dalam artiantdk lagi menimbulkan rangsangan atau depolarisasi, +ada Gambar yang pertama

     pacing di atrium dengan ekstra stimulus , s& L '00 msec dan s L 0 msec ,

    atrium masih terdepolarisasi di tandai dengan lebarnya depolarisasi atrium di

    %Hp ,

    Sedangkan pada gambar yang ke dua yaitu gambar sebelah kanan di

     pacing di trium dengan metode 1kstra stimulus pacing dengan s& L '00 msec

    dan s L #0 msec , atrium tidak terdepolarisasi , hanya ditandai dengan spike di

    %Hp , dan tidak adanya depolarisasi atrium , Sehingga ini di sebut 1H+ trium

    L #0 msec .

    Dapat Disimpulkan bahwa dengan stimulus 0 msec di atrium , atrium

    masih terdepolarisasi dengan rangsangan tersebut , sedangkan dengan stimulus

    #0 msec pacing di trium , trium tidak terdepolarisasi ( no

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    25/30

    i. Meng)itng SN1T

    6eterangan :

    Dilakukan pengukuran SEH@ yang di pacing di atrium dengan

    menggunakan metode pacing increamental pacing s& L #00 msec , tujuan pengukuran SEH@ ini adalah ungtuk menilai 4ungsi dari S Eode , SEH@ ini

    dilakukan dengan memberikan pacing di atrium selama #0 detik dengan

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    26/30

    6eterangan :

    Dilakukan pengukuran SEH@ yang ke denan stimulus yang berbeda

    yaitu '00 msec , pengukuran SEH@ yang di pacing di atrium dengan

    menggunakan metode pacing increamental pacing s& L '00 msec , tujuan

     pengukuran SEH@ ini adalah ungtuk menilai 4ungsi dari S Eode , SEH@ inidilakukan dengan memberikan pacing di atrium selama #0 detik dengan

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    27/30

    6eterangan :

    Dilakukan suatu metode ekstrastimulus pacing, dengan cycle length yang

     pendek dimana s&L$00 msec sL -0 msec s!L!0 msec yang tujuannya setelah

    diberikan cycle length yang pendek timbul aritmia apa tidaknya , dan dapat

    disimpulkan dengan ekstrastimulus pacing dengan stimulus s&L$00 msec sL-0 msec s!L!0 msec di beberapa beat tidak timbul arithmia

    l. Meto'e Brts Pa!ing Untk Mengeta)i A'an*a Arit)%ia

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    28/30

    Keterangan

    Dilakukan suatu metode burts pacing di ventrikel , dimana burts pacing

    dengan stimulus !00 msec ini Digunakan untuk memicu tachyarrhytmia ataupun

    menghentikan tachyarrhytmia /overdrive pacing, biasanya dgn

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    29/30

    &. @erminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata Csyn dan

    Ckoptein yang berarti memutuskan. Secara medis, de4inisi dari sinkop adalah

    kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta kemampuan untuk

     berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak bersi4at sementara.

    . Dari 1+ study pada pasien @n 8 dapat disimpulkan bahwa ++ interval

    dalam batas normal , % interval normal , %7 interval normal , F@ bnormal

    tidak normal ,

    !. +ada pengukuran 7 konduksi terjadi Hetrograde konduksi karena pada pacing

    di ventrikel sebesar '00 msec ventrikel memberikan hantaran ke 7 node dan di

    teruskan ke trium

    $. Dilakukan pengukuran A+ point ( Aencke ?ach +oint ) dan didapat nilai wp

     point $!0 msec , 8aka dapat disimpulkan bahwa nilai A+ point nya adalah $!0

    msec

    '. Di dapat 71E@H>61; 1H+ 0 msec, normal 1H+ 7entrikel: &-0 M 0msec

    dapat disimpulkan bahwa 1H+ 7entrikel yang di dapat dari hasil pengukuran ini

    masih dalam batas normal

    #. Dari +enghitungan 7E 1H+ disimpulkan bahwa dengan stimulus !-0 msec

    yang di pacing di ventrikel 7 node masih bisa menghantarkan impuls ,

    sedangkan dengan stimulus sebesar !0 msec yang di pacing di ventrikel 7E

    tidak dapat memberikan impuls ke atrium hal ini terjadi karena 7 node pada

    saat itu sudah pada masa re4rakternya. Dan dapat disimpulkan nilai 1H+ 7E

    !0 masih dalam batas normal

    . Dari pengukuran 1H+ 7E dapat disimpulkan bahwa dengan stimulus !0 msec

    yang di pacing di atrium 7 node masih bisa menghantarkan impuls ke

    ventrikel , sedangkan dengan stimulus sebesar !#0 msec yang di pacing di

    trium , 7E tidak dapat memberikan impuls ke 7entrikel . %al ini terjadi

    karena 7 node pada saat itu sudah pada masa re4rakternya. Dan dapat

    disimpulkan nilai 1H+ 7E !#0 masih dalam batas normal

    -. Dapat Disimpulkan bahwa dengan stimulus !'0 msec di atrium , atrium masih

    terdepolarisasi dengan rangsangan tersebut , sedangkan dengan stimulus !$0

    msec pacing di trium , trium tidak terdepolarisasi ( no

  • 8/15/2019 Isi makalah EP STUDY

    30/30

    . Dapat Disimpulkan bahwa dengan stimulus 0 msec di atrium , atrium masih

    terdepolarisasi dengan rangsangan tersebut , sedangkan dengan stimulus #0

    msec pacing di trium , trium tidak terdepolarisasi ( no