isi laporan pubt 2

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya &asilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1970. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan 1

Upload: desira-mardatillah

Post on 31-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PUBT K3

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Laporan Pubt 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan

di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah.

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan

pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja

menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan

dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin

tersedianya &asilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan

terjadinya kecelakaan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu

aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam UU No. 1 Tahun

1970. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan

kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,

daya kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja

telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang

diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi

kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan

psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar

keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja

Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah

satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan

oleh Viola Global Safety bekerjasama dengan Kemenetrian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal

22 Juni 2015, kami melakukan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT.

Mega Andalan Kalasan.

1

Page 2: Isi Laporan Pubt 2

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :

1) Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan

pembinaan.

2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai

aplikasi K3 di lapangan khususnya di bidang Pesawat Uap dan

Bejana Tekan.

3) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon

Ahli K3 Umum.

Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa

dan memberikan saran atau rekomendasi.

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :

- Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1.4. DASAR HUKUM

Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

a. UUD 1945

b. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

c. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

d. UU Uap Tahun 1930.

e. Peraturan Uap Tahun 1930.

f. Permenaker No. Per. 01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan.

g. Permenaker No. Per. 02/MEN/1982 tentang Klasifikasi Juru

Las.

h. Permenaker No. Per. 01/MEN/1988 tentang Klafikasi dan

Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap.

2

Page 3: Isi Laporan Pubt 2

BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Mega Andalan Kalasan atau biasa disingkat MAK beralamat di

Jalan Tanjung Tirto KM. 13, Kalasan, kota Yogyakarta. Perusahaan ini

memiliki jumlah tenaga kerja total sebanyak 700 orang, terdiri atas pekerja

laki-laki sebanyak 625 orang dan pekerja wanita sebanyak 75 orang.

PT. MAK memproduksi barang-barang peralatan rumah sakit dan

sepeda motor. Namun saat ini produksi difokuskan pada peralatan rumah

sakit (hospital equipment), yang dikelompokkan ke dalam beberapa divisi

produk, seperti: Manual Bed, Electric Bed, Economic class, Baby bed,

Children Bed, Beside cabinet, Room accessories, Opertaing Table, Trolly,

Patient transport, Cabinet and Locker, Matching set dan lain-lainnya.

Dalam proses produksinya, PT. MAK menggunakan strategi

repetitive, sebab beberapa bagian dan mesin dipakai secara berulang

dalam pembuatan berbagai jenis produk. Berikut ini proses produksi di PT.

MAK:

a) Tool making dan Jig fixture

Pada bagian ini dilakukan pembuatan peralatan-peralatan yang

akan digunakan dalam proses produksi, serta perbaikan alat-

alat yang rusak.

b) Stampling sheet forming dan machining

Pada bagian ini dilakukan pembentukan lembaran-lembaran

besi dan pemotongan pipa-pipa yang menjadi komponen produk

dengan mesin-mesin modern, salah satunya sheet metal

machine.

c) Welding

Pada bagian ini dilakukan pengelasan terhadap komponen-

komponen produk untuk dirakit menjadi satu bagian. Selain itu

3

Page 4: Isi Laporan Pubt 2

juga dilakukan penghalusan terhadap komponen-komponen

yang telah dilas.

d) Plastic Injection

Pada bagian ini dilakukan pelapisan komponen dengan plastik

serta peraktan produk dengan komponen-komponen yang

terbuat dari plastik. Biasanya komponen-komponen ini dibeli

dari pemasok.

e) Castor and wheel manufacturing

Pada bagian ini PT MAK melakukan produksi castor dan roda

sendiri sebagai salah satu komponen produknya, sebelumnya

PT MAK melakukan impor untuk komponen ini.

f) Painting

Pada bagian ini dilakukan pengecatan terhadap komponen-

komponen yang terbuat dari besi, namun untuk komponen-

komponen dari stainless steel dilakukan pemolesan.

g) Perakitan

Pada bagian ini dilakukan perakitan terhadap komponen-

komponen yang telah dibuat sebelumnya.

Adapun potensi bahaya yang terjadi di PT. MAK yaitu pada

instalasi listrik yang tidak rapi, paparan kebisingan dan gas-gas hasil

pembakaran dari mesin moulding injection juga berkenan dengan

penataan (lay out) beberapa bejana tekan yang tidak bersesuaian dengan

ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sehubungan dengan

pengelompokan dalam kunjungan lapangan, maka dalam uraian ini akan

dikhususkan pada pengawasan K3 yang berkenaan dengan PUBT

(Pesawat Uap dan Bejana Tekan).

4

Page 5: Isi Laporan Pubt 2

2.2. Temuan-temuan di Lapangan

- K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

2.2.1. Temuan Positif

a. Peletakan bejana tekan (tabung) yang aman (dirantai dan

diletakkan di atas palet).

b. Bejana Tekan yang dipisahkan berdasarkan isinya.

c. Bejana Tekan (Elpiji) yang terawat dan dipagari.

2.2.2. Temuan Negatif

a. Ada beberapa tabung gas yang langsung bersentuhan

dengan lantai.

b. Ada beberapa bejana tekan yang tidak diberi rak

pengaman atau rantai.

c. Bejana tekan yang letaknya terkena paparan sinar

matahari langsung.

d. Bejana tekan yang tidak diberi warna sesuai dengan

kriteria isi gas.

Bejana tekan atau yang dipergunakan untuk asam

Bejana tekan atau yang dipergunakan untuk gas yang

mudah terbakarBejana tekan atau yang

dipergunakan untuk gas yang beracun

Bejana tekan atau yang dipergunakan untuk gas yang

mudah terbakar dan yang beracun

Sumber:Berdasarkan Permen No.Per.01/MEN/1982 Pasal 23

e. Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan yang tidak

dalam keadaan baik.

f. Terdapat tabung yang tidak terawat (memungkinkan

terjadinya karat/korosi).

5

Page 6: Isi Laporan Pubt 2

BAB III

ANALISA

3.1. ANALISA TEMUAN POSITIF

Page 7: Isi Laporan Pubt 2

7

No Foto TemuanAnalisa Potensi

Bahaya Saran Dasar Hukum

1 Peletakan bejana tekan (tabung) yang aman.

Agar diberlakukan sama dengan tabung-tabung

yang lain.

Permenaker No.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan

(Pasal 12 ayat 1)

2 Bejana Tekan yang dipisahkan berdasarkan

isinya.

Agar dapat dipertahankan.

PermenakerNo.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan

(Pasal 23)

3 Bejana Tekan (Elpiji) yang terawat dan

dipagari.

Agar dipertahankan dan dirawat.

Permenaker No.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan(Pasal 11 ayat 3 dan

Pasal 12 ayat 1)

Page 8: Isi Laporan Pubt 2

3.2. ANALISA TEMUAN NEGATIF

8

Page 9: Isi Laporan Pubt 2

9

NoFoto Temuan

Analisa Potensi Bahaya

SaranDasar Hukum

1 Ada beberapa tabung gas yang langsung

bersentuhan denganlantai.

Agar diberikan rak. Permenaker No.Per.01/MEN/1982

tentang Bejana Tekan

(Pasal 36 ayat 7)

2 Ada beberapa bejana tekan yang tidak diberi

rak pengaman atau rantai.

Agar penempatan tabung gas (bejana tekan) dapat

diperhatikan lagi.

Permenaker No.Per.01/MEN/1982

tentang Bejana Tekan

(Pasal 12 ayat 1)

3

Bejana tekan yang letaknya terkena

paparan sinar matahari langsung.

Agar penempatan lebih disesuaikan dengan

ketetapan.

Permenaker No.Per.01/MEN/1982

tentang Bejana Tekan

(Pasal 36 ayat 7)

Page 10: Isi Laporan Pubt 2

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

1. PT. Mega Andalan Kalasan tidak menggunakan ketel uap atau

pesawat uap dalam proses produksinya, hanya terdapat bejana

tekan.

2. Berdasarkan hasil analisa di lapangan secara visual ditemukan

bejana tekan yang tidak sesuai dengan beberapa pasal di

Permenaker No.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan.

3. Pengaruh dari peraturan pada Permenaker No.Per.01/MEN/1982,

kurang begitu terlaksana dengan baik dalam PT. MAK yang

terkhususkan pada Bejana Tekan.

4.2. SARAN

1. PT. MAK diharapkan mengkaji ulang hal-hal yang terdapat dalam

Permenaker No.Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan dalam

melaksanakan proses industri.

2. PT. MAK diharapkan lebih konsisten dalam mengedepankan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) guna

mengurangi resiko kecelakaan kerja dan meningkatkan produksi.

3. PT. MAK sebaiknya secara efektif melaksanakan program

peningkatan kapasitas personal dalam rangka Sustainable

Improvement.

10