isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

29
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan daerah yang cukup penting di Indonesia. Wilayah Indonesia sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga sumberdaya alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah, karena di daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem. Menurut Kusumastanto (2006), wilayah pesisir memiliki konsentrasi- konsentrasi keunggulan wilayah yang tidak dimiliki wilayah lain, yaitu (1) keunggulan sumberdaya alam misalnya mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, (2) karakteristik kultural yang khas dengan cirri egaliter, inward looking dan dinamis, dan (3) adanya keterkaitan hubungan masyarakat dengan sumberdaya wilayah pesisir Kota Bontang merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur yang secara geografis terletak di daerah pesisir. Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Menurut hasil survei Marine Resources Evalua¬tion Project (MREP) pada 1995, diketahui bahwa sumber pesisir dan laut di Kota Bontang meliputi: hutan mangrove 1

Upload: mulawarman-university

Post on 12-Jun-2015

1.868 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan daerah yang cukup penting di Indonesia.

Wilayah Indonesia sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga

sumberdaya alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah,

karena di daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem. Menurut

Kusumastanto (2006), wilayah pesisir memiliki konsentrasi-konsentrasi

keunggulan wilayah yang tidak dimiliki wilayah lain, yaitu (1) keunggulan

sumberdaya alam misalnya mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, (2)

karakteristik kultural yang khas dengan cirri egaliter, inward looking dan

dinamis, dan (3) adanya keterkaitan hubungan masyarakat dengan

sumberdaya wilayah pesisir

Kota Bontang merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur yang

secara geografis terletak di daerah pesisir. Bontang memiliki wilayah laut

yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Menurut hasil survei Marine

Resources Evalua¬tion Project (MREP) pada 1995, diketahui bahwa sumber

pesisir dan laut di Kota Bontang meliputi: hutan mangrove sekitar 600 Ha;

padang lamuh 13.990.8 Ha; terumbu karang 8.744 Ha; dan rumput laut sekitar

16 Ha. Potensi tersebut dapat dikembangkan pembe¬rdayaan sumberdaya

alam yang akan menjadi salah satu sektor unggulan di Kota Bontang.

Kekayaan dari wilayah pesisirnya yang meliputi ekosistem mangrove, lamun

dan terumbu karang menjadikan sumber penghasilan untuk kota tersebut.

Ekosistem terumbu karang dapat dikatakan adalah salah satu daya

dukung sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan. Menurut

Adrianto et al. (2004), ekosistem terumbu karang memiliki fungsi ekologis

diantaranya: (1) nutrien bagi biota perairan laut, (2) pelindung fisik (dari

gelombang), (3) tempat pemijahan, (4) tempat bermain dan asuhan bagi biota

1

Page 2: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

laut, sedangkan fungsi ekonomi sebagai habitat dari ikan karang, udang

karang, algae, teripang, dan kerang mutiara. Terumbu karang juga berfungsi

sebagai tujuan wisata dan penelitian. Kota Bontang merupakan salah satu

daerah yang memiliki ekosistem terumbu karang yang cukup luas, yaitu

sekitar 8.744 ha. Ekosistem terumbu karang tersebar hampir di seluruh bagian

pesisir dan pulau-pulau Kota Bontang yang pada umumnya berada dalam

radius 1,5 – 2 mil laut di posisi yang berhadapan dengan pabrik PT Pupuk

Kalimantan Timur dan PT Badak NGL. Lokasi ekosistem terumbu karang di

Perairan Kota Bontang terdapat di daerah Tanjung Sengkubur, Selangan,

Melahing, Pulau Agaragar, Tebok Batang, Kedindingan, Beras Basah,

Manuk-manukan, Karang Segajah, Karang Kiampau, dan Tihik-tihik

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan Kota Bontang, telah ditemukan jenis-jenis karang diantaranya

adalah karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral). Hard coral

lebih dominan ditemukan daripada soft coral. Beberapa jenis hard coral yang

ditemukan yaitu Acropora, Montiphora, Euphylia, Plerogyra, Fungia,

Heliofungia, Caulastrea., Pectinia, Goniopora, Millepora.

Adanya vegetasi-vegetasi yang ada di kota bontang membuat

keindahan khususunya di perairan laut sehingga kota Bontang juga di jadikan

objek wisata, salah satu contohnya adalah pulau beras basah. Pulau beras

basah merupakan pulau yang menjadi sumber pendapatan warga bontang

tersebut. Sehingga perlu ada pengelolaan dan penjagaan terhadap pulau

terebut.

I.2 Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum ini adalah mengamati keadaan beserta

sebaran terumbu karang berdasarkan titik koordinatnya serta mengamati

kondisi ekologi beserta pengelolaanya wilayah pesisir di pulau beras basah-

Bontang .

2

Page 3: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi kota Bontang

Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah

yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Timur

(406,70 km²), Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam

pembangunan Kaltim maupun nasional. Karena di kota yang berpenduduk

sekitar 110.000 jiwa ini, terdapat dua perusahaan raksasa internasional yaitu

PT Badak NGL di Bontang Selatan dan PT Pupuk Kaltim di Bontang Utara.

Kota Bontang secara administratif dikembangkan sebagai Daerah Otonom

Kota sejak tahun 1999, setelah sebelumnya berada dalam wilayah administrasi

Kabupaten Kutai Kertanegara. Letaknya tergolong strategis, pada poros jalan

Trans-Kalimantan serta dilalui jalur pelayaran Selat Makassar sehingga

menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan

wilayah luar Kota Bontang.

Gambar 1. Peta letak Bontang

3

Page 4: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

jenis penggunaan lahan untuk wilayah daratan Kota Bontang

memperlihatkan pembagian guna lahan yang secara umum terdiri dari 3

jenis penggunaan: Hutan Lindung & Pertanian, Kawasan Industri, serta

Areal terbangun Perkotaan. Adapun penggunaan lahan wilayah daratan

Kota Bontang yagn mencakup areal seluas 147,80 km² terdiri dari :

1. Kawasan Hutan Lindung/TNK : 9.025 Ha (11,96%)

2. Kawasan PT Badak NGL.Co : 1.527 Ha (3,15%)

3. Kawasan PT.Pupuk Kaltim : 2.010 Ha (4,04%)

4. Areal efektif untuk pembangunan : 1.950 Ha (10,56%)

Orientasi Wilayah kota Bontang

Secara astronomis, Kota Bontang berada dalam posisi 117º 23' -

117 º 38' Bujur Timur, serta 0 º 01' - 0 º 14' Lintang Utara. Secara

administratif, Kota Bontang semula merupakan kota administratif dari

Kabupaten Kutai dan menjadi Daerah Otonomiberdasarkan UU No.47

tahun 1999 tentang pemekaran propinsi dan kabupaten, terbagi atas 2

Kecamatan, yaitu Bontang Utara dan Bontang Selatan. Untuk kecamatan

Bontang Utara terdiri dari 4 desa yaitu desa Lok Tuan, desa Bontang

Baru, desa Bontang Kuala dan desa Belimbing. Sedangkan untuk

kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 5 desa yaitu desa Sekambing,

desa Brebaspantai, Desa Brebes Tengah, Desa Tanjung Laut dan desa

Satimpo. Adapun batasan wilayah administratif kota adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara : Kec. Sangatta - Kabupaten Kutai Timur

2. Sebelah Timur : Selat Makassar

3. Sebelah Selatan : Kec. Marangkayu - Kabupaten Kutai

Kertanegara

4. Sebelah Barat : Kec. Sangatta - Kabupaten Kutai Timur

4

Page 5: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

Wilayah Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang datar,

landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 - 106 m di atas

permukaan laut, dengan kemiringan lereng sebagian besar antara 2-40%

dengan luas 7.211 Ha. Mayoritas wilayah (48 %) menempati kawasan

pinggir pantai yang relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat

mendatar di wilayah pantai, dan bergerak membukit dan bergelombang

dari bagian Selatan ke arah Barat.

Kota Bontang diapit oleh hutan lindung di sebelah Barat dan Selatan, serta

Taman Nasional Kutai di sebelah Utara. Karenanya, tidak heran bila

penggunaan lahan untuk hutan belukar tergolong luas, mencapai 3.575 Ha.

atau sekitar 24 % dari luas wilayah daratan. Luas lahan pertanian di Kota

Bontang mencapai 5.400 Ha atau sekitar 36,5 % dari luas daratan, terdiri

dari lahan potensial yang belum dimanfaatkan sebesar 3.150 Ha, serta

lahan fungsional pertanian dan peternakan sebesar 2.250 Ha.

5

Page 6: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

II.2 Deskripsi Perikanan dan Kelautan kota Bontang

Kota Bontang merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur yang

secara geografis terletak di daerah pesisir. Kegiatan perikanan di kota

Bontang meliputi kegiatan penangkapan ikan di laut dan kegiatan ini

merupakan usaha perikanan yang paling dominan dilakukan oleh masyarakat

di kawasan pesisir, hal tersebut dikarenakan selain luas areal usaha yang tidak

terbatas juga karena jenis hasil tangkapan yang relatif beragam jumlahnya.

Selain penangkapan, kegiatan perikanan seperti budidaya juga banyak di

lakukan di kota bontang macam-macam kegiatan budidaya di kota bontang

meliputi usaha budidaya kolam dan budidaya laut/pantai, usaha budidaya

karamba dan tambak.

Banyak ekosistem terumbu karang di sepanjang perairan laut, terutama

terumbu karang tepi. Sedangkan eskosistem padang lamun dan hutan

mangrove berada di sekitar Pulau Melahing, Agar-agar Panjang dan karang

sengajah. komoditi unggulan dari laut berupa udang, kepiting, ikan kerapu,

udang lobster, ikan kakap bakau, kakap merah, putih, teripang, rumput laut,

dan tiram yang banyak dicari pasar luar negeri. Sedangkan ikan kerapu

banyak terdapat di sekitar Pulau Melahing dan Kerindingan. Udang dan

kepiting di perairan Tanjung Santan, hutan mangrove banyak dijumpai di

Tanjung Paukung, Nyerakat, Tanjung Laut, dan Teluk Sekambing.

2.3 Potensi Sumberdaya pesisir dan laut

1. Terumbu karang

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga dengan

demikian secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini

ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis di wilayah tropis.

Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia

untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik

6

Page 7: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Terumbu karang merupakan

ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil

sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di

terumbu karang didasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan

makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut.

Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang

membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan

indah. Terumbu karang perairan Indonesia terbentuk sejak 450 tahun silam

(http:id.terumbukarang.org//Pulau_Rubiah).

Ekosistem terumbu karang terdapat di lingkungan perairan yang agak

dangkal, seperti paparan benua dan gugusan pulau-pulau di perairan tropis.

Untuk mencapai pertumbuhan maksimum, terumbu karang memerlukan

perairan yang jernih, dengan suhu perairan yang hangat, gerakan gelombang

yang besar dan sirkulasi air yang lancar serta terhindar dari proses

sedimentasi. Ekosistem terumbu karang memiliki kemampuan yang baik

dalam memperbaiki bagian yang rusak bila karakteristik habitat dari berbagi

macam formasi terumbu karang dan factor lingkungan yang mempengaruhi

terpelihara dengan baik. Seperti ekosistem lainnya, terumbu karang tidak

memerlukan campur tangan atau manipulasi langsung manusia untuk

kelangsungan hidupnya (Dahuri et al, 2004).

Terumbu karang di Perairan Kota Bontang memiliki kondisi yang

berbeda-beda. Daerah yang masih memiliki terumbu karang yang baik

berdasarkan indeks kematian karang adalah di daerah Melahing dengan indeks

12,35%. Badak-badak merupakan daerah yang memiliki terumbu karang yang

rusak karena indeks kematian karang tertinggi yaitu sebesar 89,25%. Menurut

hasil survei Marine Resources Evalua¬tion Project (MREP) pada 1995

potensi terumbu karang di kota Bontang seluas 8.744 Ha.

7

Page 8: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

2. Mangrove

merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, umumnya tumbuh pada

daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan

terlindung dari gelombang besar banyak ditemukan di pantai-pantai teluk

yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. Mangrove

mempunyai beberapa fungsi ekologi diantara nya :

1. Aspek fisik

a. Menyusun mekanisme hubungan antar komponen dalam ekosistem

mangrove/ekosistem lain (padang lamun, terumbu karang)

b. Pelindung pantai

c. Pengendali banjir

2. Aspek kimia

a. Penyerap bahan pencemar

b. Sumber energi bagi biota laut

c. Suplai bahan organik dalam lingkungan perairan

3. Aspek biologi

Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati di

perairan

Lebih dari 70 macam produk langsung dan tak langsung mangrove

yang dimanfaatkan manusia (Saenger et.al, 1983) selain itu mangrove juga

memiliki nilai estetika sebagai wahana wisata alam. Di kota bontang potensi

mangrove seluas 600 Ha

3. Lamun

Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang

hidup terendam di dalam laut, vegetasi ini umumnya membentuk padang

lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya

matahari yang memadai bagi pertumbuhannya, lamun hidup di perairan yang

dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik. Hampir semua tipe substrat

8

Page 9: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

dapat ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpur sampai berbatu.

merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya, dimana hidup

beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska, dan cacing.

Fungsi padang lamun secara ekologis, yaitu :

1. Produsen detritus dan zat hara.

2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem

perakaran yang padat dan saling menyilang.

3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah

bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di

lingkungan ini.

4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari

sengatan matahari.

II.3 Kendala dan Tantangan Sumberdaya pesisir dan laut

Banyaknya pertambahan manusia dan pola pikirnya yang ingin

meningkatkan derajat hidupnya maka manusia melakukan berbagai kegiatan

pembangunan dari segi social maupun ekonomi. Adanya kegiatan

pembangunan yang dibuat oleh manusia seperti perindutsrian di kawasan

pesisir, serta kegiatan wisata diwilayah pesisir cenderung menjadikan tekanan

ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut itu semakin

meningkat, hal ini tentu dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan

ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada

disekitarnya.

Banyaknya pembangunan di kawasan pesisir tanpa menggunakan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan menjadikan factor yang sangat

berpengaruh terhadap rusaknya ekosistem pesisir dan pantai. Banyak

pembangunan yang bersifat ekstratif serta dominasi kepentingan ekonomi

pusat lebih diutamakan daripada ekonomi masyarakat setempat (pesisir).

9

Page 10: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

Seharusnya pembangunan di kawasn pesisir lebih bersifat partisipatif,

transparan, dapat dipertanggung-jawabkan (accountable), efektif dan efisien,

pemerataan serta mendukung supremasi hukum.

Kurangnya perhatian akan masyarakat pesisir juga akan memberikan

dampak pada bagaimana masyarakat pesisir mengelola wilayah pesisir yang

menjadi tempat tinggal masyarakat tersebut. Daerah pesisir di Indonesia yang

kebanyakan ditinggali oleh para nelayan, merupakan daerah yang belum

sepenuhnya digali potensinya, hal ini berkaitan dengan para nelayan itu

sendiri sekedar memanfaatkan hasil dari laut berupa ikan, rumput laut,

terumbu karang, lamun, dan sebagainya hanya untuk memenuhi kebutuhan

harian mereka. Sehingga secara garis besar, potensi pesisir yang diberdayakan

oleh para masyarakat sekitar hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan

harian untuk hidup mereka.

Sedangkan pemanfaatan potensi daerah pesisir secara besar-besaran

untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis dalam rangkan

peningkatan pertumbuhan perekonomian rakyat belum banyak dilakukan.

Pemanfaatan pesisir untuk usaha ekonomi dalam skala besar baru dilakukan

pada sebagian Kabupaten dan Kota yang berada di daerah pesisir. Pada

umumnya usaha ekonomi pemanfaatan daerah pesisir ini bergerak disektor

pariwisata dan sudah mempunyai kesadaran yang lebih dibandingkan dengan

daerah lain yang belum mempunyai pengolahan seperti ini.

Mengingat kewenangan daerah untuk melakukan pengelolaan bidang

kelautan yang termasuk juga daerah pesisir masih merupakan kewenangan

baru bagi daerah maka pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum

sepenuhnya dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten atau kota yang berada di

pesisir. Jadi belum semua Kabupaten dan Kota yang memanfaatkan potensi

daerah pesisir.

10

Page 11: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

Banyak akan kekayaan alam Indonesia dari segi wilayah pesisr, seperti

terumbu karang, lamun, mangrove dll. Namun kekayaan tersebut mengalami

penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut, sehingga

banyak terumbu karang dan hutan mangrove terdegradasi karena ulah tangan

manusia.

11

Page 12: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

III. METODOLOGI

III.1 Metode

a. waktu dan tempat praktikum

praktikum manajemen sumberdaya perairan di laksanakan pada hari

sabtu tanggal 21 Desember 2013 di pulau beras basah, bontang-kalimantan

timur.

b. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah alat

tulis, snorkel, sepasang fin, GPS, lab jaket, dan kamera.

Metode yang di gunakan dalam survey terumbu karang yaitu melalui analisis

visual dan penggunaan GPS untuk menentukan titik koordinatnya.

III.2 Prosedur peninjauan survey lokasi

Survey terumbu karang dan ekologi pesisir diberas basah. Untuk survey

terumbu karang prosedur peninjauan survey sebagai berikut :

1. Persiapan alat menyelam ( senorkel, sepasang fin, lab jaket, GPS)

2. Menggunakan GPS untuk penentuan survey terumbu karang, yang

pertama adalah set up receiver

3. Pengukuran dan pengambilan posisi di lapangan yang terbuka

4. Processing data hasil pengukuran

5. Dokumentasi

III.3 Analisis Survey

Analisis survey abdalah terumbu karang beserta ekosistem beras basah

12

Page 13: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

No Lokasi Titik koordinat

1 Perbatasan lamun dan pasir 00o 03’ 52”

117o 33’ 29”

2 Perbatasan lamun dan pasir 00o 03’ 54.9”

117o 33’ 29.8

3 Palung potensi teripang 00o 03’ 55.3”

117o 33’ 30.2”

4 Perbatasan media transplantasi karang 00o 03’ 56.2”

117o 33’ 30.7”

5 Perbatasan terumbu karang 00o 03’ 56.6”

117o 33’ 32.2”

6 Perbatasan terumbu karang 00o 03’ 56.2”

117o 33’ 34.5”

Table 2. hasil titik koodinat pengamatan terumbu karang di pulau beras basah

13

Page 14: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

No Parameter Kesesuaian

1 Kedalaman dasar perairan

2 Materi dasar perairan

3 Kecepatan arus (m/det)

4 Kecerahan (%)

5 Tipe pantai

6 Penutupan lahan pantai

7 Ketersediaan air tawar

8 Kecerahan perairan

Table 3. kesesuain kondisi pulau beras basah sebagai tempat wisata

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 potensi sumberdaya pesisir dan laut

1. Terumbu karang

Ekosistem terumbu karang dapat dikatakan adalah salah satu daya dukung

sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan. Menurut Adrianto et al.

(2004), ekosistem terumbu karang memiliki fungsi ekologis diantaranya: (1)

nutrien bagi biota perairan laut, (2) pelindung fisik (dari gelombang), (3) tempat

pemijahan, (4) tempat bermain dan asuhan bagi biota laut, sedangkan fungsi

ekonomi sebagai habitat dari ikan karang, udang karang, algae, teripang, dan

kerang mutiara. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tujuan wisata dan

penelitian. Kota Bontang merupakan salah satu daerah yang memiliki ekosistem

terumbu karang yang cukup luas, yaitu sekitar 8.744 ha.

14

Page 15: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

Ekosistem terumbu karang tersebar hampir di seluruh bagian pesisir dan

pulau-pulau Kota Bontang yang pada umumnya berada dalam radius 1,5 – 2 mil

laut di posisi yang berhadapan dengan pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur dan

PT Badak NGL. Lokasi ekosistem terumbu karang di Perairan Kota Bontang

terdapat di daerah Tanjung Sengkubur, Selangan, Melahing, Pulau Agaragar,

Tebok Batang, Kedindingan, Beras Basah Manuk-manukan, Karang Segajah,

Karang Kiampau, dan Tihik-tihik Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan

oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bontang, telah ditemukan jenis-jenis

karang diantaranya adalah karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft

coral). Hard coral lebih dominan ditemukan daripada soft coral. Beberapa jenis

hard coral yang ditemukan yaitu Acropora, Montiphora, Euphylia, Plerogyra,

Fungia, Heliofungia, Caulastrea., Pectinia, Goniopora, Millepora.

V. Mangrove

merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, umumnya tumbuh pada

daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan

terlindung dari gelombang besar banyak ditemukan di pantai-pantai teluk

yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. Mangrove

mempunyai beberapa fungsi ekologi diantara nya :

V.1.1 Aspek fisik

1.Menyusun mekanisme hubungan antar komponen dalam ekosistem

mangrove/ekosistem lain (padang lamun, terumbu karang)

2. Pelindung pantai

3. Pengendali banjir

b. Aspek kimia

1. Penyerap bahan pencemar

2. Sumber energi bagi biota laut

3. Suplai bahan organik dalam lingkungan perairan

c. Aspek biologi

15

Page 16: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati

di perairan

Lebih dari 70 macam produk langsung dan tak langsung mangrove

yang dimanfaatkan manusia (Saenger et.al, 1983) selain itu mangrove juga

memiliki nilai estetika sebagai wahana wisata alam. Di kota bontang potensi

mangrove seluas 600 Ha

4. Lamun

Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang

hidup terendam di dalam laut, vegetasi ini umumnya membentuk padang

lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya

matahari yang memadai bagi pertumbuhannya, lamun hidup di perairan yang

dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik. Hampir semua tipe substrat

dapat ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpur sampai berbatu.

merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya, dimana hidup

beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska, dan cacing. Di

bontang potensi kekayaan lamun sebesar padang lamun 13.990.8 Ha;

Fungsi padang lamun secara ekologis, yaitu :

a. Produsen detritus dan zat hara.

b. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak,

dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang.

c. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar,

dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang

melewati masa dewasanya di lingkungan ini.

d. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni

padang lamun dari sengatan matahari.

16

Page 17: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

V.1.2 Tabel kendala dan tantangan sumberdaya pesisr dan laut

No Kendala Tantangan

1 Pertambahan penduduk yang terus-

menerus

Meningkatnya pembangunan

secara pesat di wilayah pesisir

2 adanya pembangunan yang pesat di

wilayah pesisir

Tekanan ekologis terhadap

sumberdaya pesisir dan laut

semakin meningkat

3 Praktek pembangunan yang belum

sesuai dengan prinsip pembangunan

berkelanjuatan

Kerusakan lingkungan pesisir

dan laut

4 Ekonomi pusat lebih di utamakan

daripada ekonomi masyarakat pesisir

Kurangnya pertanggung

jawaban di wilayah pesisir

5 Kurangnya perhatian terhadap

masyarakat pesisir

Masyarakat pesisir tidak

mengetahui arti penting

pengelolaan pesisir.

Table 4. kendala dan tantangan sumberdaya pesisir dan laut

V.1.3 pengelolaan pesisir dan laut berbasis masyarakat

Pengelolaan Berbasis Masyarakat atau biasa disebut Community Based

Management (CBM) menurut Nikijuluw (1994) merupakan salah satu

17

Page 18: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

pendekatan pengelolaan sumberdaya alam, misalnya perikanan, yang meletakkan

pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai dasar

pengelolaannya.

Di Indonesia Pengelolaan Sumberdaya berbasis Masyarakat sebenarnya

telah di tetapkan dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang menyebutkan

bahwa bumi da air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Ketentuan tersebut secara tegas menginginkan agar pelaksanaan penguasaan

negara atas sumberdaya alam khususnya sumberdaya pesisir dan lautan

diarahkan kepada tercapainya manfaat yang sebesarbesarnya bagi kemakmuran

rakyat banyak, dan juga harus mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan

sekaligus memperbaiki kehidupan masyarakat pesisir serta memajukan desa-desa

pantai. Atas dasar tersebut dan dengan adanya kebijakan pemerintah Republik

Indonesia tentang Otonomi Daerah dan desentralisasi dalam pengelolaan

sumberdaya wilayah pesisir dan lautan, maka sudah semestinya bila pengelolaan

dan pemanfaatan sumberdaya pesisir secara langsung melibatkan partisipasi

masyarakat lokal baik dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan

evaluasi, sehingga mampu menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup

masyarakat lokal serta kelestarian pemanfaatan sumberdaya pesisir tersebut.

Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat dengan Mengupayakan

Pengembangan Masyarakat Pantai.

Strategi pengembangan masyarakat pantai dapat dilakukan melalui dua

pendekatan yaitu, yang bersifat struktural dan non struktural. Pendekatan

structural adalah pendekatan makro yang menekankan pada penataan sistem dan

struktur social politik. Pendekatan ini mengutamakan peranan instansi yang

berwewenang atau organisasi yang dibentuk untuk pengelolaan pesisir laut.

Dalam hal ini peranan masyarakat sangat penting tetapi akan kurang kuat karena

18

Page 19: isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang

aspek struktural biasanya lebih efektif bila dilakukan oleh pihak-pihak yang

mempunyai kewenangan, paling tidak pada tahap awal.

VI. KESIMPULAN

Wilayah pesisir merupakan daerah yang cukup penting di Indonesia.

Wilayah Indonesia sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga sumberdaya

alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah, karena di

daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem

Terumbu karang merupakan salah satu daya dukung sumberdaya yang

terdapat di wilayah pesisir dan lautan. hidup di lingkungan perairan yang agak

dangkal, seperti paparan benua dan gugusan pulau-pulau di perairan tropis.

Pengelolaan wilayah pesisir harus dilaksanakan mengingat pentingnya

fungsi ekologi pesisir yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan, ekonomi

wilayah pesisir tersebut.

19