ips risma

7
2. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Peraturan tertinggi yang berlaku dinegara kita adalah UUD 1945. UUD 1945 dikatakan sebagai hokum dasar, yaitu hokum dasar yang tertulis. Dikatakan hokum dasar karena ada juga hukum dasar yang tidak tertulis yang biasa disebut dengan istilah konvensi. Konvensi menurut Kaelan (2010), adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis. Contoh konvensi di Negara kita salah satunya yaitu pidato kenegaraan Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus di depan siding DPR. Hierarki (tata urutan) peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara kita yang mesti dijadikan rujukan adalah undang-undang RI No. 10 tahun 2004 tentang “Pembentukan peraturan perundang-undangan”. Penegasan

Upload: fitrotul-hasanah

Post on 04-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ips risma

TRANSCRIPT

Page 1: IPS risma

2. Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Peraturan tertinggi yang berlaku dinegara kita adalah UUD 1945. UUD 1945

dikatakan sebagai hokum dasar, yaitu hokum dasar yang tertulis. Dikatakan hokum

dasar karena ada juga hukum dasar yang tidak tertulis yang biasa disebut dengan

istilah konvensi. Konvensi menurut Kaelan (2010), adalah aturan-aturan dasar

yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak

tertulis. Contoh konvensi di Negara kita salah satunya yaitu pidato kenegaraan

Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus di depan siding DPR.

Hierarki (tata urutan) peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara

kita yang mesti dijadikan rujukan adalah undang-undang RI No. 10 tahun 2004

tentang “Pembentukan peraturan perundang-undangan”. Penegasan harus merujuk

pada UU tersebut karena produk hukum yang mengatur hierarki peraturan

perundang-undangan yang sekarang berlaku adalah UU RI No. 10 tahun 2004.

Dinegara kita pernah berlaku beberapa produk hokum yang mengatur tata

urutan perundang-undangan, yaitu Ketetapan MPRS nomor XX/MPRS/1966

tentang “Memorandum DPR-GR tentang sumber tertib hukum Republik

Indonesia”. Kemudian, di era reformasi MPR telah mengeluarkan produknya yang

berupa Keteapan MPR nomor III/MPR/2000 tentang “Sumber Hukum dan Tata

Urutan Peraturan Perundang-undangan”. Tata urutan perundang-undangan yang

Page 2: IPS risma

sedang berlaku diatur dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 seperti

yang telah dirumuskan dibawah ini:

a. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan:

1) UUD NKRI 1945

2) UU/ PERPU

3) Peraturan Pemerintah

4) Peraturan Presiden

5) Peraturan Daerah

b. Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi:

1) Perda Provinsi dibuat oleh DPRD Provinsi Bersama dengan Gubernur.

2) Perda Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kab/Kota bersama

Bupati/Walikota.

3) Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan

desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

c. Ketentuan mengenai tata cara pembuatan peraturan Desa/peraturan yang

setingkat diatur oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

d. Jenis peraturan Perundang-undangan selain yang dimaksud pada ayat (1)

diakui keberadaannyadan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Page 3: IPS risma

e. Kekuatan hokum peraturan perundang-undangan adalah sesuai dengan

hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Jenis Peraturan Perundang-undangan tersebut merupakan suatu tata urutan atau

susunan yang bersifat hierarkis yang berarti urutan tersebut bersifat berjenjang dan

tidak bisa dipindah tempatkan. Tata urutan yang berjenjang tersebut oleh Han

Kelsen disebut Stufen theorie atau teori berjenjang. Teori tersebut diibaratkan

kelsen seperti tangga-tangga piramid. Pada tiap-tiap tangga terdapat kaidah-kaidah

(norma), dan di puncak piramid terdapat suatu norma atau kaidah tertinggi yang

disebut Norma dasar (Grundnorm). Dinegara kita, norma tertinggi tersebut yaitu

Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Selanjutnya Nawiasky sebagai murid Hans Kelsen mengembangkan teori

berjenjang dengan menyebut theorie stufenaufbau de rechtsordnung dengan

mengelompokkan 4 norma hokum,

a. Staatsfundamental Norm, yang oleh Notonagoro diartikan pokok kaidah

Negara fundamental/Basic Norm: Staatsfundamental Norm merupakan

norma tertinggi yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut sumbernya. Dalam

tata urutan perundang-undangan di Negara Indonesia yang dikategorikan

sebagai Staatsfundamental Norm adalah Pembukaan UUD 1945 yang

didalamnya memuat pancasila.

Page 4: IPS risma

b. Staatsgrundgesetze, yaitu aturan-aturan dasar Negara atau aturan-aturan

Negara yang masih bersifat pokok, bersifat umum dan belum mengandung

suatu sanksi, serta merupakan landasan bagi peraturan perundang-undangan

lainnya yaitu berlaku dalam Negara itu. Dalam tata perundang-undangan

Negara Indonesia yang dijadikan Staatsgrundgesetze adalah pasal-pasal

UUD 1945.

c. Formelle Gesetze, yaitu merupakan undang-undang dalam arti formal yang

sudah ada sanksi dan pemaksa. Termasuk Formelle Gesetze dalam tata

urutan perundang-undangan Negara ini adalah Undang-undang Perpu.

d. Verordnungen & Autonome Satzungen, yaitu peraturan pelaksanaan dan

peraturan-peraturan otonom yang sifatnya delegasian. Yang termasuk norma

ini dalam urutan tata perundang-undangan adalah Peraturan Pemerintah dan

kebawahnya.

3. Undang-undang Dasar 1945

Dalam tata peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia, menurut

Miriam Budiardjo (1981: 106-107) Undang-undang Dasar 1945 mempunyai

kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan Undang-undang lainnya,

dikarenakan: