ios dan pertumbuhan perusahaan

80
KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SKRIPSI oleh : Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 i

Upload: yogieardhensa

Post on 26-Jun-2015

1.804 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ios dan pertumbuhan perusahaan

KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)

PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

SKRIPSI

oleh :

Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2006

i

Page 2: Ios dan pertumbuhan perusahaan

KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 (S-1)

Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

oleh :

Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2006

ii

Page 3: Ios dan pertumbuhan perusahaan

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari

terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima

hukuman/sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”

Yogyakarta,……………….2006

Penyusun,

(Aprilia Setiarini)

iii

Page 4: Ios dan pertumbuhan perusahaan

HALAMAN PENGESAHAN

KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

HASIL PENELITIAN

Diajukan oleh:

Nama : Aprilia Setiarini No. Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing, Pada tanggal.....................................,2006

Dosen Pembimbing,

(Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si)

iv

Page 5: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI BERJUDUL

KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP

ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

Disusun Oleh : APRILIA SETIARINI Nomor mahasiswa: 01312335

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal :-------------------------

Pembimbing Skripsi/Penguji : Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si Penguji :

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Drs. Suwarsono, MA

v

Page 6: Ios dan pertumbuhan perusahaan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

“Bapak dan Ibu-Ku” yang sangat “Kuhormati, Kusayangi, dan Kucintai”

yang s’lalu mengiringi-Ku dengan Do’a, semangat, dan motivasi serta

berjuang dengan memeras keringat dan air mata hanya untuk ”satu impian

mulia”

yaitu masa depan yang cerah bagi-Ku (anaknya)

”Adik-adikku” yang sangat ”Kusayangi dan Kucintai”

yang selalu mendorong dan memberi semangat untukku.

Saudara dan sahabat-sahabatku

Akhir kata kupanjatkan Puji Syukur Ku kepada Allah SWT

Dan Nabi Besar Muhammad SAW

karna kutahu s’gala kekurangan adalah milikKu

dan kesempurnaan adalah MilikNya (Allah SWT)

vi

Page 7: Ios dan pertumbuhan perusahaan

MOTTO

“Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan. Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. Ketika kumohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi. Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong. Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku menerima segala yang kubutuhkan”. (Terjemahan bebas dari History of prayer)

Tuhan karuniakanlah diriku ketentraman batin untuk menerima hal-hal yang tidak mungkin kuubah,

keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.

Pelajarilah ilmu,

Barang siapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibabdah.

Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya orang yang

tidak tahu, itu sedekah. Memberikan kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan

(Abusy Syaikh Ibnu Hibbah dan Ibu Abdil Baar)

(ilya Al-Ghozali, 1986)

Kau memperoleh kekuatan, keberanian dan rasa percaya diri

dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi rasa takutmu

(Eleanor Roosevelt)

Berpikirlah seperti orang yang suka bertindak, dan bertindaklah

seperti orang yang suka berpikir.

vii

Page 8: Ios dan pertumbuhan perusahaan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “KORELASI INVESTMENT

OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK

BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

universitas Islam Indonesia.

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan

bantuan, dukungan, dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak,

maka dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Drs.Edy Suandi Hamid, M.Ec selaku Rektor Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Suwarsono, M.A, selaku dekan fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia..

3. Ibu Dra Noor Endah Cahyawati, M.Si, selaku dosen pembimbing utama

yang dengan sabar berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan

petunjuk, bantuan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besar ”mbah Amo” yang selalu

memberikan kasih sayang, nasehat, do’a dan dukungan yang selalu

menjadi motivasi utama untuk terus berusaha.

5. Adek-adekku tersayang, dede (cepet lulus ya....moga cita-citamu tercapai,

kudoakan bisa ke Belanda amien....) acica (belajar yang rajin biar cepet

ke jogja kaya’ mba yiying ok....!) tante arum (kapan skripsi?)

6. My lovely friends Butet (makasih atas semua bantuanmu..) Ema (makasih

note booknya ya....jangan pacaran terus skripsinya dikerjain..) Teteh

viii

Page 9: Ios dan pertumbuhan perusahaan

(makasih bantuannya ya, jgn lupa undangannya....).Thanks for everything

sukses buat kalian.

7. My true friends Dayat ”kai”, Riza ”bang’juri”, oga”oneng”,

asen”shampoo”, noni, astri, listi, arno dll. Makasih ya kalian telah

memberi warna dalam hidupku.

8. Kos ”Pondok Kunthi” m’heni, m’tari, m’anis (kapan neh nyusul

M’Lies..?kasih kabar ya....), lina (skripsine piye..? jgn ganti dosen terus

ya..mantepin satu aja), santul (wah lu ga’ sopan ngeduluin gw...) Joy

(jadilah cewek sejati....), Endah”gundul” (jangan pacaran terus tar ga’

panen-panen lho....), m’Indah (tetep semangat and keep smiling....). kos

lama: m’cipunk (”mantepin di jkt tar aq nyusul”), m’reni, ikajool, m’eno,

m’ajeng, dian siko’, nani, yeti dll) kapan kos bareng lagi......?

9. Keluarga besar HMI KOMFAK EKONOMI UII, selamat berjuang di

HMI

10. Temen-temen seperjuangan (Mawar, Nia, Epri) akhirnya kita ujian bareng.

11. Temen-temen yang ga’ jelas (Denny, m’kuncung, m’iman, m’ardi, m’edy)

kok bisa ya aku kenal ma kalian bener-bener ga’ jelas...

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun guna kesempurnaan tulisan ini.

Yogyakarta, 18 april 2006

(Aprilia Setiarini)

ix

Page 10: Ios dan pertumbuhan perusahaan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME....................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

HALAMAN BERITA ACARA UJIAN................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR............................................................................... viii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

ABSTRAKSI.............................................................................................. xv

BAB I PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 4

1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 5

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

1.6. Sistematika Pembahasan ................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS) ...................................... 8

2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS ............................................................ 10

2.3 Pengujian Kandungan Informasi .......................................................... 13

2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 20

2.5 Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 23

x

Page 11: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel ...................................................................... 27

3.2 Data dan Sumber Data .................................................................... 28

3.3 Periode Pengamatan ........................................................................ 29

3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan Tidak bertumbuh ....................... 30

3.5 Pengukuran Variabel Penelitian

3.5.1Variabel Dependen.................................................................. 32

3.5.2 Variabel Independen .............................................................. 34

3.6 Model Analisis ............................................................................... 35

3.7 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 36

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif .......................................................................... 40

4.2 Pengujian Normalitas Data ............................................................. 44

4.3 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS

terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 45

4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS

terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 47

4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ

terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 48

4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ

terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 50

4.7 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA

terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 51

4.8 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA

terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 52

4.9 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap

CAR pada perusahaan Tumbuh ...................................................... 54

4.10 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap

CAR pada perusahaan tidak Tumbuh ............................................. 55

xi

Page 12: Ios dan pertumbuhan perusahaan

4.11 Analisis............................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan. ................................................................................. 60

5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................ 63

5.3 Saran............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 65

LAMPIRAN............................................................................................... 66

xii

Page 13: Ios dan pertumbuhan perusahaan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ........................................................... 28

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh.................................... 41

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Tumbuh ......................... 41

Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tumbuh....................... 44

Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tidak Tumbuh ............ 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR

perusahaan Tumbuh .................................................................. 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR

perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR

perusahaan Tumbuh .................................................................. 49

Tabel 4.8 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR

perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 50

Tabel 4.9 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR

perusahaan Tumbuh .................................................................. 51

Tabel 4.10 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR

perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 53

Tabel 4.11 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR

perusahaan Tumbuh .................................................................. 54

Tabel 4.12 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR

perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 55

xiii

Page 14: Ios dan pertumbuhan perusahaan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan Tumbuh) ................................ 66

2. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan tidak bertumbuh) ................... 70

3. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tumbuh ........................................... 74

4. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tidak bertumbuh ............................. 78

5. Analisis Deskriptif ................................................................................ 82

6. Pengujian Normalitas Data ................................................................... 83

7. Pengujian Korelasi Proksi IOS ............................................................. 84

xiv

Page 15: Ios dan pertumbuhan perusahaan

KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN

TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL

RETURN PERUSAHAAN

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan menguji korelasi investment opportunity set (IOS) sebagai proksi pertumbuhan suatu perusahaan terhadap abnormal return perusahaan. Variabel proksi IOS yang digunakan adalah market to book value of assets (MKTBKASS), market to book value of equity (MKTBKEQ), ratio of capital expenditures to book value of asset (CAPBVA), dan rasio EPS/Price. Nilai masing-masing indikator dianalisis menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Keempat variabel proksi IOS dikorelasi dengan besarnya cumulative abnormal return menggunakan beta saham yang dikoreksi dengan menggunakan metode Fowler dan Rourke (1983) dengan menggunakan periode maju empat hari dan mundur empat hari.

Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan cummulative abnormal return, dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian menggunakan one sample kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian, variable proksi IOS tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric correlation model Kendall’s tau_b. Pemilihan sampel perusahaan secara purposive dan dilakukan selama lima tahun periode pengamatan yaitu yahun 1999-2003, dan terpilih sebanyak 160 perusahaan tumbuh dan 160 perusahaan tidak tumbuh. Hasil pengujian nonparametris correlation model dengan uji Kendall’s tau_b menunjukkan bahwa rasio proksi IOS MKTBKASS berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKASS berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, MKTBKEQ berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKEQ tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, CAPBVA tidak berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, CAPBVA berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, E/P berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, dan E/P tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh. Kata Kunci : Investment Opportunity Set (IOS), Nonparametric Kendall’s tau_b, one sample kolmogorov smirnov test, abnormal return, dan Cummulative abnormal Return.

xv

Page 16: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang

diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal

perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat

memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan

kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan

perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang

ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt

dalam Nugroho dan Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang

bertumbuh akan direspon positif oleh pasar.

Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai aset

perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan

perusahaan. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya

kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung &

Charoenwong dalam Nugroho dan Hartono (2002). Gaver dan Gaver dalam

Fijrijanti dan Hartono (2000), menyatakan kesempatan investasi atau pilihan-

pilihan pertumbuhan (growth options) suatu perusahaan merupakan sesuatu yang

melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Oleh

karena itu, Investment Opportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi.

1

Page 17: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan

perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai

proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat

digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten.

Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan

proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai

variabel kebijakan perusahaan. Sami et al. dalam Prasetyo (2000) menunjukkan

bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal

kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek deviden.

Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisis Perbedaan Perusahaan

Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan

Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi

Investment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari PPE/BVA, P/E, MVE/BE,

MVA/BVA, CAP/MVA dan VAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh

dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon

perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan

kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang

tumbuh dan tidak tumbuh (market debt/equity).

Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set

Kesempatan Investasi dengan kebijakan dan Deviden Perusahaan, serta

implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proksi IOS yang digunakan dalam

penelitian ini adalah PPE/BVA, MVE/BVE, P/E MVA/BVA,dan CAP/BVA.

2

Page 18: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang terceminkan pada perbedaan

reaksi pasar terhadap growth firms dan nongrowth firms.

Norpratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham

dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hanya MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA

mempunyai hubungan signifikan terhadap CAR, sedangkan EP tidak.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai proksi IOS,

mendorong peneliti mereplikasi penelitian Norpratiwi (2001), untuk menganalisis

hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan

menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, E/P dan CAPBVA. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membedakan perusahaan sampel

menjadi perusahan tumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat lebih jelas apakah

keempat proksi IOS tersebut berkorelasi terhadap CAR pada masing-masing

kelompok sampel.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, judul penelitian ini:

“KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN

TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN

PERUSAHAAN”.

3

Page 19: Ios dan pertumbuhan perusahaan

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

2. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

3. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

4. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

5. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

6. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

7. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi positif terhadap

abnormal return perusahaan tumbuh.

8. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi negatif terhadap

abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

4

Page 20: Ios dan pertumbuhan perusahaan

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh:

1. Proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan E/P yang termasuk dalam

proksi yang berbasis pada harga.

2. Proksi IOS CAPBVA yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada

investasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak

bertumbuh..

5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh.

5

Page 21: Ios dan pertumbuhan perusahaan

6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

tidak bertumbuh.

7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan IOS dengan

Abnormal Return perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi.

2. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai alternatif

gabungan proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi

pertumbuhan perusahaan.

3. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai hubungan

proksi Investment Opportunity Set (IOS) terhadap abnormal return.

6

Page 22: Ios dan pertumbuhan perusahaan

1.6 Sistematika Pembahasan

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang tema yang

diangkat, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melandasi

penelitian ini tentang korelasi antara proksi IOS perusahaan

tumbuh dan tidak bertumbuh terhadap abnormal return

perusahaan.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang metode pengumpulan data,

variabel penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV: ANALISIS DATA

Pada bab ini akan menguraikan deskripsi data, prosedur pengujian

hipotesis dan hasil pengujian hipotesis.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari analisis

penelitian, keterbatasan dan juga saran-saran yang bisa

dikemukakan oleh peneliti.

7

Page 23: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

Myers dalam Smith dan Watts yang dikutip dari Subekti dan Kusuma

(2000), menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil

(asset in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Menurut

Gaver dan Gaver dalam Subekti dan Kusuma (2000) opsi investasi masa depan

tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang

didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan

kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan

mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam

suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat

tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut para

peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS

sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya.

Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi

pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam

klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh.

Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur

antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau

diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas,

penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan

8

Page 24: Ios dan pertumbuhan perusahaan

lain-lain. Gaver dan Gaver dalam Pagalung (2000) menyatakan bahwa pilihan

pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel dan tidak hanya berupa projek

baru. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil atau

aktif melakukan penelitian & pengembangan. Perusahaan kecil seringkali

menghadapi keterbatasan atau kesulitan pilihan dalam menentukan dan

menjalankan projek baru, atau kesulitan dalam merestrukturisasi aset yang ada,

sementara perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam

industrinya (Mueller dalam Gaver dan Gaver yang dikutip oleh Nugroho dan

Hartono. 2002). Bahkan perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif

dalam mengeksplorasi kesempatan yang muncul.

Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh

perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat

berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan

memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka

perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan

brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang

akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati

(2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment

setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber

daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan

adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas

variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi

9

Page 25: Ios dan pertumbuhan perusahaan

hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang

diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang

hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam

rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi

secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Nugroho dan

Hartono. 2002).

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang

luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat

tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang

akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga

perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam

perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari

berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai

dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan

bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS memiliki hubungan dengan berbagai

variabel kebijakan perusahaan.

2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS

Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan

keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kususma.

2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prasetyo.2000, menyatakan bahwa

proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

10

Page 26: Ios dan pertumbuhan perusahaan

1. Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan

bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga

pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek

pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga

saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih

tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)

dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada

harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang

dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan

dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah

sebagai berikut:

• market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989;

Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991):

• Tobin’s Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan Denis

1994)

• ratio of property, plant, and equipment to firm value, PPE (Skinner

1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan

Sharma, 2001).

• ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan Watts 1992;

Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999; dan Jones dan

Sharma, 2001)

• market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan Picur

1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan Hossain 1996; Baber,

11

Page 27: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999;

Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999;

Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan

Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001; Jones dan

Sharma 2001)

• Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998;

Chung dan Charoenwong, 1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang

1996, Cahan dan Hossain 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur

dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan

Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan Belkaouli 2001;

Belkaouli dan Picur 2001, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

2. Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada

gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara

positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering

digunakan oleh peneliti antara lain:

• Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999).

• Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA, (Jones dan

Sharma 2001).

• Rasio capital expenditure to market value of assets (CAPMVA)

3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan

proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai

jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi

12

Page 28: Ios dan pertumbuhan perusahaan

yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan

aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:

• Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993, Smith dan Watts

1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang1996, Kallapur dan

Trombley 1999, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

• Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley 1999).

2.3 Pengujian Kandungan Informasi

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar

terhadap suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi

(information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur

dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat

dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan

memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya suatu pengumuman tidak

mempunyai kandungan informasi, jika tidak memberikan abnormal return kepada

pasar, Hartono (2003).

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return

ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak

normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

13

Page 29: Ios dan pertumbuhan perusahaan

dengan return ekspektasi, Hartono (2003). Abnormal return dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

ARit = Rit - E (Rit)

Notasi:

ARit = Abnormal return saham ke-i pada periode jendela ke-t

Rit = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode jendela ke-t

E (Rit) = Return ekspektasian saham ke-i untuk periode jendela ke-t

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relative terhadap harga saham sebelumnya yang

dihitung dengan rumus:

( )1t,i

1t,it,it,i P

PPR

−−=

Notasi:

Ri,t = return saham i pada hari t

Pi,t = harga penutupan saham pada hari t

Pi,t-1 = harga penutupan saham i pada hari t-1

Return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Menurut

Brown dan Warner dalam Hartono (2003) ada tiga model yang digunakan untuk

mengestimasi return ekspektasian, yaitu:

1. Model Return Rata-Rata Disesuaikan (Mean Adjusted Model)

Model ini menganggap bahwa return ekspektasian dari suatu

saham adalah konstanta yang nilainya sama dengan rata-rata return

14

Page 30: Ios dan pertumbuhan perusahaan

realisasi sebelumnya selama periode estimasi Hartono (2000). Persamaan

dalam model ini dapat dibuat sebagai berikut

Notasi:

( )T

R

RE

2

1

t

tjj,i

t,i

∑==

E(Ri,t) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

periode I

Ri,t = Return sesungguhnya saham ke-I pada periode estimasi ke-j

T = Lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2

2. Model Pasar (Market Model)

Model ini menganggap bahwa tingkat pengembalian yang

diharapkan dan tingkat pengembalian portofolio pasar mempunyai

hubungan linier. Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa

besarnya return ekspektasi hanya tergantung pada risiko sistematis saham

yang bersangkutan (beta saham yaitu seberapa jauh fluktuasi return saham

dipengaruhi oleh fluktuasi return portofolio pasar (Budiarto, 2002).

Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua tahap

(Hartono, 2003), yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi dalam periode

pengamatan. Model return ekspektasi dapat dibentuk dengna

menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). Model OLS

ini dapat dibentuk dengan persamaan:

15

Page 31: Ios dan pertumbuhan perusahaan

E[Ri,t] = αi + βi . Rmt + εi,t

Notasi:

E[Ri,t] = tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

periode t

αi = intercept untuk saham ke-i,

βi = koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i

Rm,t = tingkat pengembalian indeks pasar pada periode t

εi,t = kesalahan residu saham ke-I pada periode t

Hartono (2003) mengemukakan bahwa estimasi beta dengan

menggunakan model OLS pada dasarnya mengandung kelemahan karena

bisa menimbulkan beta yang bias sehingga hasilnya juga kemungkinan

akan bias. Permasalahan beta yang bias ini banyak terjadi pada estimasi

beta saham –saham di pasar modal yang tipis, karena munculnya

perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading).

Perdagangan yang tidak sinkron dapat disebabkan karena transaksi

perdagangan di pasar sangat jarang terjadi atau beberapa saham tidak

mengalami perdagangan untuk beberapa waktu Budiarto dan Murtanto

(2002). Ketidaksamaan waktu antara return saham dan return pasar dalam

perhitungan beta menyebabkan beta menjadi bias.

Beberapa metode dapat digunakan untuk mengoreksi bias beta

yang terjadi akibat perdagangan yang tidak sinkron. Metode-metode ini

diantaranya adalah (Hartono, 2003):

16

Page 32: Ios dan pertumbuhan perusahaan

a) Metode Scholes dan William

Metode ini mengemukakan suatu model koreksi Beta dengan cara

melakukan beberapa kali regresi untuk mendapatkan Beta dengan

beberapa led dan lag. Rumus untuk menghitung Beta koreksi Scholes

dan William adalah sebagai berikut:

ni n

iiiiiin

ρρρβββββββ

β2...22121

...... 21012

++++++++++++

=+++−−−

Dimana, βi adalah beta saham i, βi-n

menunjukkan beta lag n, βi adalah

beta saham i yang dihitung dengan regresi OLS, βi+n menunjukkan beta

lead n, serta ρ menunjukkan first serial correlation coefficient antara

rmt dan rmt-1 dalam hal ini rmt dihitung dari rata-rata return seluruh

saham.

b) Metode Dimson

Dimson (1979), mengemukakan sebuah metode lain untuk

mengoreksi bias beta, yang lebih dikenal sebagai metode Aggregate

Coefficient Model (ACM), karena Beta yang dihasilkan dari metode ini

merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien beta dari persamaan

regresi berganda untuk n jumlah periode lag dan lead yang digunakan.

Rumus yang dipakai untuk mengoreksi bias beta saham i dalam

metode Dimson dengan n-lag dan n-lead, adalah sebagai berikut:

Rit = α + β1-n Rmt-n + … + βi

-i Rmt-1 + βi0 Rmt + βi

+n Rmt+1 + … + βi+n

Rmt+n + eit

17

Page 33: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Beta saham yang telah dikoreksi berdasarkan metode Dimson

merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien Beta dalam regresi

berganda di atas, atau bisa ditulis dalam persamaan seperti berikut ini:

βi = βi-n + … + βi

-i + βi0 + βi

+n + … + βi+n

c) Metode Fowler dan Rorke

Fowler dan Rorke (1983), juga menggunakan metode koreksi bias beta

yang merupakan pengembangan dan sekaligus koreksi atas metode

koreksi bias beta yang dikemukakan oleh Dimson (1979).

Penjumlahan koefisien-koefisien regresi untuk mengoreksi bias beta

tanpa mengalihkan terlebih dahulu dengan bobot masing-masing

(seperti yang digunakan dalam metode Dimson), tetapi akan

menghasilkan bias Beta. Oleh karena itu, perhitungan beta saham yang

telah dikoreksi dengan metode Fowler dan Rorke merupakan

penjumlahan dari hasil perkalian antara sebuah koefisien regresi

dengan bobotnya masing-masing.

Rumus untuk menghitung beta dalam metode Fowler dan Rorke,

misalnya untuk empat lead dan empat lag, adalah sebagai berikut:

Rit = α + βi-4 Rmt-4 + βi

-3 Rmt-3 + βi-2 Rmt-2 + βi

-1 Rmt-1 + βi0 Rmt + βi

+1

Rmt+1 + βi+2 Rmt+2 + βi

+3 Rmt+3+ βi+4 Rmt+4 + eit

βi = w4βi-4 + w3βi

-3 + w2β2-2 + w1βi

-1 + βi0 + w1βi

+1 + w2β2+2 +

w3β3+3 + w4βi

+4

Sedangkan bobot yang digunakan untuk mengalihkan koefisien-

koefisien regresi sebanyak n-periode dari rumus sebagai berikut:

18

Page 34: Ios dan pertumbuhan perusahaan

W1 = 4321

432122221

2221ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+

W2 = 4321

432122221

221ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+ρ+

W3 = 4321

432122221

21ρ+ρ+ρ+ρ+

ρ+ρ+ρ+ρ+

W4 = 4321

432122221

1ρ+ρ+ρ+ρ+

ρ+ρ+ρ+ρ+

Pengembangan berbagai metode koreksi bias beta seperti yang telah

dikemukakan tersebut, selanjutnyan mendorong penelitian untuk

membuktikan metode koreksi bias beta manakah yang merupakan

metode koreksi terbaik diantara berbagai metode koreksi bias beta

yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto (1999)

di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan data return harian

dari 77 saham yang terdaftar di BEJ dari tanggal 22 mei 1995 sampai

dengan tanggal 31 mei 1997, penelitian tersebut mencoba untuk

membandingkan metode estimasi beta dengan regresi OLS dengan

ketiga metode koreksi Scholes dan William (1977), Dimson (1979),

dan Fowler & Rorke (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

metode koreksi bias beta yang paling efisien di BEJ adalah metode

Fowler & Rorke empat lead dan empat lag. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai rata-rata beta saham yang paling mendekati nilai satu, yaitu

sebesar 1,009.

19

Page 35: Ios dan pertumbuhan perusahaan

3. Model Return Pasar Disesuaikan (Market- Adjusted Model)

Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka peril menggunakan

periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas

yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2003).

Model estimasi return pasar disesuaikan dapat dibentuk denga persamaan

sebagai berikut:

E(Ri,t) = Rm,t

Notasi:

E(Ri,t) = return ekspektasian untuk saham I pada periode ke-t

Rm,t = return indeks pasar pada periode ke-t

2.4 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Kallapur dan Trombley (1999) melakukan penelitian dengan judul “The

Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth.”

Sample yang digunakan adalah semua perusahaan yang informasi laporan

keuangan dan nilainya tersedia dalam berkas-berkas Standars and Poor’s

Compustat Primary- Suplementary-Tertiary. Jumlah sample minimumnya 2.945

perusahaan (1978) dan maksimalnya 4.039 perusahaan (1978). Sedangkan data

yang digunakan terdiri dari 14 tahun sample dari tahun 1978-1991. Banyak

jumlah sample dan panjangnya waktu merupakan kelebihan yang telah dilakukan

Kallapur dan Trombley. Hasil analisis univariate variable-variabel perkiraan IOS

20

Page 36: Ios dan pertumbuhan perusahaan

berbasis harga berkorelasi negatif dengan peningkatan angka pembukuan

berikutnya. Hasil ini sesuai dengan yang diperkirakan. Anehnya, rasio perolehan

harga (hanya dihitung dari perusahaan dengan angka pendapatan positif) tidak

menunjukkan korelasi signifikan dengan peningkatan yang dicapai berikutnya.

Hasil ini tidak sesuai dengan yang diperkirakan.

Subekti dan Kusuma (2000) telah melakukan penelitian dengan judul

“Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan Pendanaan dan

Dividen Perusahaan, serta implikasinya pada perubahan harga saham.”

Karakteristik penelitian ini adalah memperluas topic pembahasan mengenai

implikasinya pada perubahan harga saham. Sample yang digunakan yaitu

perusahaan go public yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1992 atau sebelumnya,

tepatnya 1992-1996 subekti dan Kusuma (2000) menggunakan 5 nilai IOS,

yaitu: PPE/BVA, MVE/BVE, P/E, MVA/BVA, CAP/BVA. Semua nilai IOS

tersebut kemudian dianalisis menggunakan common factor analysis. Indeks factor

yang diperoleh selanjutnya diurutkan mulai dari yang tertinggi sampai pada yang

terrendah. Empat puluh persen indeks tertinggi merupakan kelompok perusahaan

yang tumbuh, sebaliknya empat puluh persen indeks terrendah merupakan

kelompok perusahaan yang tidak tumbuh, sedangkan sample yang indeks

faktornya berada ditengah sebanyak dua puluh persen akan dihilangkan dari

sample karena dianggap kurang ekstrim untuk membedakan klasifikasi

pertumbuhan perusahaan. Sebelum dikorelasikan, rata-rata realisasi pertumbuhan

akan diperingkat dari yang tertinggi sampai yang terrendah berdasarkan peringkat

nilai IOS. Hasilnya mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak efektif

21

Page 37: Ios dan pertumbuhan perusahaan

jika diproksikan dengan satu variable IOS saja. Semakin banyak variable IOS

menunjukkan hasil yang semakin kuat (Sami dkk, 1999, dalam Subekti dan

Kusuma).

Norpratiwi (2001) menganalisis korelasi investment opportunity set (IOS)

terhadap return saham, dengan sampel 64 perusahaan selama tiga tahun (dari

tahun 1994 sampai tahun 1996). Proksi IOS yang digunakan adalah MKTBKASS,

MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P. Hasilnya menunjukkan bahwa variable proksi

IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai korelasi terhadap

CAR. Tetapi rasio EP tidak memiliki korelasi terhadap CAR.

Nugroho dan Hartono (2002), melakukan penelitian dengan judul

Gabungan Proksi IOS dan hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan. Proksi

IOS yang digunakan adalah proksi berbasis harga saham (MVE/BE, TOBINQ,

VPPE dan VDEP), proksi berbasis investasi (IONS, CAPBVA dan CAPMVA),

dan proksi berbasis pada varian (VARRET dan BETA). Hasilnya menunjukkan

bahwa hasil uji korelasi pada semua model yang dikembangkan menunjukan hasil

yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa IOS berkorelasi positif

dengan realisasi pertumbuhan, sehingga mampu memberi reaksi dan sinyal ke

pasar modal, khususnya pada peristiwa disekitar tanggal publikasi laporan

keuangan.

22

Page 38: Ios dan pertumbuhan perusahaan

2.5 Pengembangan Hipotesis

1) Market Value to Book of Assets (MKTBKASS)

Rasio market value to book of asset merupakan proksi IOS berdasarkan

harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan

berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya.. Bagi

para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi

perusahaan. Indikasi adanya perusahaan yang bertumbuh merupakan informasi

yang dapat digunakan investor untuk memperoleh abnormal return. Semakin

tinggi MKTBKASS semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam

usahanya, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk

bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, return saham meningkat

dan pada akhirnya semakin tinggi pula abnormal return yang diperoleh.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif pertama dan kedua dalam

penelitian ini adalah:

HA1: Market Value to Book of Asset berkorelasi positif terhadap abnormal return

perusahaan tumbuh.

HA2: Market Value to Book of Asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak bertumbuh.

2) Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ)

Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan harga.

Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat

23

Page 39: Ios dan pertumbuhan perusahaan

diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga

penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan

pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila

suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan

usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh,

maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada

akhirnya semakin meningkat pula abnormal return yang diperoleh. Dengan

demikian hipotesis alternatif ketiga dan keempat dalam penelitian ini adalah:

HA3: Market Value to Book of Equity berkorelasi positif terhadap abnormal

return perusahaan tumbuh.

HA4: Market Value to Book of Equity berkorelasi negatif terhadap abnormal

return perusahaan tidak bertumbuh.

3) Ratio of Capital Addition to Asset Book Value (CAPBVA)

Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham

perusahaan. Dengan tambahan modal saham ini perusahaan dapat

memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya, sehingga

berpotensi sebagai perusahaan bertumbuh. Para investor dapat melihat seberapa

besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagi capital

expenditure dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham,

semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai

24

Page 40: Ios dan pertumbuhan perusahaan

tambahan investasi, sehingga perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk

dapat bertumbuh. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham

pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan abnormal return

perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif kelima dan

keenam penelitian ini adalah:

HA5: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi positif terhadap abnormal

return perusahaan tumbuh.

HA6: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi negatif terhadap abnormal

return perusahaan tadak bertumbuh.

4) Earning to Share / price ratio (EPS/Price)

Rasio earning to price atau rasio laba per lembar saham terhadap harga

pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar

earning power yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang stabil akan

memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earning to share/price, sebaliknya

perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning to

share/price yang fluktuatif.

Bila E/P perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif), dapat

diartikan perusahaan sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi

pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap harga saham,

25

Page 41: Ios dan pertumbuhan perusahaan

dan pada akhirnya abnormal return yang diperoleh akan semakin tinggi. Dengan

demikian hipotesis alternatif ketujuh dan kedelapan dalam penelitian ini adalah

HA7: Earning to Share / price ratio berkorelasi positif terhadap abnormal return

perusahaan tumbuh.

HA8: Earning to Share / price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak bertumbuh.

26

Page 42: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEJ antara periode 1999-2003. Metode yang digunakan dalam

pemilihan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan

sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah

sebagai berikut:

1. Perusahaan sampel memiliki umur 5 tahun atau lebih pada tahun 1999. Hal ini

didasari adanya anggapan bahwa perusahaan yang berusia 5 tahun atau lebih

umumnya relatif mapan secara financial.

2. Perusahaan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada

periode 1999-2003.

3. Perusahaan sampel terpilih sebagai growth firms dan nongrowth firms sesuai

dengan seleksi pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan kriteria diatas, proses pemilihan sampel penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut:

27

Page 43: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Tabel 3.1

Proses pemilihan sampel.

No Keterangan Jumlah Sampel

1.

2.

3.

4.

5.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari

tahun 1999 sampai dengan tahun 2003

Perusahaan memiliki umur kurang dari 5 tahun

Perusahaan sampel tidak memiliki data keuangan

lengkap

Perusahaan yang tidak termasuk kelompok

growth/nongrowth dalam seleksi pertumbuhan

Perusahaan sampel

755

(198)

(14)

(223)

320

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (archival)

yang terdiri dari data perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang

mempunyai kriteria seperti yang telah disebutkan diatas. Data yang diperlukan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Data akuntansi berupa laporan keuangan perusahaan sampel, total asset, total

ekuitas, harga penutupan saham, jumlah lembar saham beredar, fixed asset,

yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Data tersebut

digunakan untuk menentukan kelompok growth dan nongrowth firms.

28

Page 44: Ios dan pertumbuhan perusahaan

2. Data tanggal publikasi laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir

pada 1999-2003, diperoleh dari Bursa Efek Jakarta Fakultas Ekonomi UII.

Data ini digunakan untuk menentukan Abnormal return diseputar tanggal

publikasi (periode jendela).

3. Data abnormal return selama empat hari, yaitu hari ke-0 sampai hari ke-3

sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Data abnormal return yang

digunakan adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR)

dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag. Data ini

diperoleh dari Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi UGM.

3.3 Periode Pengamatan

Penelitian ini merupakan event study yang melihat reaksi pasar terhadap

adanya publikasi laporan keuangan. Jika pengumuman mengandung informasi

(information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Pada penelitian ini

reaksi pasar tersebut diukur dengan menggunakan abnormal return sebagai nilai

perubahan harga.

Untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar terhadap adanya publikasi

laporan keuangan, periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah empat hari yakni hari ke o adalah hari pengumuman peristiwa dan tiga hari

setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Penentuan periode pengamatan

selama empat hari, karena peneliti menganggap bahwa pengumuman laporan

29

Page 45: Ios dan pertumbuhan perusahaan

keuangan merupakan peristiwa yang bersifat rutin (setiap tahun terjadi) sehingga

peristiwa tersebut kemungkinan sudah diantisipasi oleh investor dan nilai

ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor. Disamping itu,

penggunaan periode pengamatan yang relatif pendek bertujuan untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi dari peristiwa lain yang terjadi

yang mempengaruhi harga saham seperti, pembagian deviden, penerbitan saham

baru, rencana merger dan berbagai peristiwa lainnya.

3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan tidak Bertumbuh

Sejalan dengan Gaver dan Gaver (1993) dan Sami et al.(1999), penelitian

ini menentukan kelompok growth firms dan non-growth firms dengan empat

proksi, sebagai berikut:

• Market-to-book assets (MKTBKASS)

• Market-to-book equity (MKTBKEQ)

• Earning/ price ratio (EP)

• Capital addition to asset book value (CAPBVA)

Penggunaan ke empat indikator tersebut di disesuaikan dengan

ketersediaan data yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory.

Selanjutnya nilai dari masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

menggunakan commom factor analysis. Jumlah faktor yang dapat digunakan

adalah sesuai dengan jumlah variabel indikator. Akan tetapi jumlah faktor yang

dapat digunakan lebih lanjut adalah faktor-faktor yang mempunyai nilai

eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu (Hair et.al.,1995, p. 364-419) atau

30

Page 46: Ios dan pertumbuhan perusahaan

jumlah eigenvalues-nya sama dengan atau melebihi total communalities dari

semua variabel yang digunakan (Gaver dan Gaver dalam Prasetyo, 2000).

Common factor analysis adalah model factor yang didasarkan pada suatu

pengurangan matrik korelasi. Communality adalah jumlah varian variable-variabel

asli yang terbagi pada semua variable yang termasuk dalam analisis

Faktor-faktor yang mempunyai nilai eigenvalues yang sama atau lebih dari

satu dianggap telah mewakili nilai-nilai dari keseluruhan variable. Dalam

penelitian ini jumlah faktor yang digunakan sebanyak dua faktor (yaitu: Faktor 1

dan Factor 2). Skor ke dua factor tersebut kemudian dijumlahkan untuk

memperoleh suatu indeks tertentu. Indeks tersebut selanjutnya diperingkat dari

nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen indeks tertinggi

dikelompokkan sebagai growth firms, dan tiga puluh persen nilai indeks terrendah

dikelompokkan sebagai non-growth firms. Penetapan tiga puluh persen ini adalah

dalam rangka memenuhi jumlah sample agar mencapai (N=30) untuk masing-

masing kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi asumsi central limit

theorem. Alasan menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan

tiga puluh persen terakhir sebagai penetapan perusahaan growth dan non-growth

adalah sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

ekstrim.

Pengukuran variable proksi IOS sebagai rasio penentu perusahaan

bertumbuh dihitung dengan rumus sebagai berikut:

31

Page 47: Ios dan pertumbuhan perusahaan

• Market-to-book assets (MKTBKASS)

= (Total assets - Total Common Equity + Share outstanding x Share

closing)/Total asets

• Market-to-book equity (MKTBKEQ)

=(Shares outstandingxShare closing price)/Total Common Equity

• Earning/price ratio (EP)

• The ratio of total capital expediture to book total assets (CAPBVA)

=Capital expenditure/Total asses

3.5 Pengukuran Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Dependen

Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumulative

abnormal return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return didalam

periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Hamid dalam Adi prasetyo,

2000) selama periode pengamatan. CAR dapat dibentuk dengan persamaan

sebagai berikut:

CARi,t = ∑=

t

tnn,i

5

AR

Dimana:

CAR i,t = akumulasi abnormal return saham ke-I pada hari ke-t selama periode

pengamatan

ARi,n = abnormal return untuk saham ke-I pada hari ke-n, yaitu lima hari

setelah publikasi laporan keuangan.

32

Page 48: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Abnormal return merupakan selisih return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung

abnormal return adalah sebagai berikut:

1. Menghitung return tiap-tiap saham secara individual

1t

1ttit P

PPR−

−−=

Dimana:

Ri,t = return saham I pada periode t

Pt = harga saham I pada hari t

Pt-1 = harga saham I pada hari t-1

2. Menghitung return pasar harian dengan rumus:

1t

1ttMj IHSG

IHSGIHSGR−

−−=

Dimana:

RMj = return pasar

IHSGt = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t

IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t-1

3. Menghitung return ekspektasi (expected return) dengan menggunakan

market model. Expected return dapat dihitung dengan rumus:

E(R)i,t = αi + βi RMt

Dimana:

E(R)it = expected return saham I pada periode t

αi = taksiran intercept saham I

βi = taksiran slope (resiko)saham I

33

Page 49: Ios dan pertumbuhan perusahaan

RMt = return pasar pada periode t

4. Selanjutnya dihitung abnormal return tiap-tiap saham selama event period

ARi,t = Ri,t - E(Ri,t)

Dimana:

ARi,t = abnormal return sekuritas ke-I pada periode ke-t

Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada

period eke-t

E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode ke-t

Dalam penelitian ini data abnormal return model pasar beta koreksi

(ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag

telah dihitung oleh PPA FE UGM, sehingga dalam penelitian ini penulis tidak

menghitung sendiri tetapi mengambil langsung data abnormal return model pasar

beta koreksi dari PPA FE UGM.

3.5.2. Variabel Independen

Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Investment Opportunity Set (IOS). Akan tetapi karena IOS merupakan sesuatu

yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan untuk

menggantikan IOS. Proksi yang digunakan sebagai surogasi adalah growth firm

dan nongrowth firm. Penjelasan mengenai growth firm dan nongrowth firm telah

diuraikan pada sesi sebelumnya.

34

Page 50: Ios dan pertumbuhan perusahaan

3.6 Model Analisis

Model analisis korelasi yang disusun variabel dependennya adalah

cumulative abnormal return (CAR) dan variabel independennya adalah rasio

proksi IOS. Pengujian hipotesis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

signifikansi korelasi antara rasio proksi IOS dengan cumulative abnormal return

(CAR). Rasio proksi IOS yang digunakan sebagai proksi pertumbuhan perusahaan

(growth firm dan nongrowth firm) adalah dengan menggunakan empat indikator,

market to book value of asset ratio (MKTBKASS), market to book value of equity

(MKTBKEQ), ratio of capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) dan

earning price ratio. Nilai masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian

dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Indeks tersebut selanjutnya

diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks

tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen

terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Alasan

menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan tiga puluh persen

terakhir sebagai penetapan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh adalah

sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

ekstrim.

IOS yang diproksikan dengan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

kemudian dikorelasi dengan nilai abnormal return setiap perusahaan yang

dihitung dengan menggunakan beta koreksi selama periode jendela (t+3 hari, t=0

35

Page 51: Ios dan pertumbuhan perusahaan

merupakan hari tanggal publikasi laporan keuangan setiap perusahaan setiap

tahun).

Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan abnormal

return, akan dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian

normalitas setiap variabel menggunakan one sample kolmogorov smirnov test.

Sedangkan metode analisis korelasi yang digunakan adalah nonparametric

correlation Kendall’s tau_b, penggunaan model ini dikarenakan apabila data yang

diperoleh setelah dilakukan uji normalitas one sample kolmogorov smirnov test

untuk variable IOS (rasio MKTBKASS, MKTBKEQ, dan CAPBVA) dan variable

CAR tidak berdistribusi normal. Dari hasil pengujian normalitas data dengan one

sample kolmogorov smirnov test diperoleh bahwa variable proksi IOS yang akan

diuji korelasinya dengan abnormal return tidak berdistribusi normal. Oleh karena

itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric test.

3.7 Pengujian Hipotesis

Langkah- langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

Pernyataan hipotesis 1

Ho1: bo≤ 0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh

36

Page 52: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Ha1 : b1>0 artinya : market value to book of asset berkorelasi positif

terhadap abnormal return perusahaan tumbuh

Pernyataan hipotesis ke 2

Ho2 : b0 ≥0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan

tidak tumbuh

Ha2 : b1 < 0 artinya : market value to book of asset berkorelasi negatif

terhadap abnormal return perusahaan tidak

tumbuh

Pernyataan hipotesis ke 3

Ho3 : b0≤0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh

Ha3 : b2 >0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh

Pernyataan Hipotesis 4

Ho4 : b0 ≥ 0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan

tidak tumbuh

37

Page 53: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Ha4 : b2 < 0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan

tidak tumbuh

Pernyataan Hipotesis 5

Ho5 : b0 ≤ 0 artinya : capital addition to asset book value tidak

berkorelasi positif terhadap abnormal return

perusahaan tumbuh.

Ha5 : b3 > 0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh.

Pernyataan Hipotesis 6

Ho6 : b0≥0 artinya : capital addition to asset book value tidak

berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak tumbuh.

Ha6 : b3<0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan

tidak tumbuh.

Pernyataan Hipotesis 7

Ho7 : b0≤0 artinya : earning to share / price ratio tidak berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh

Ha7 : b3>0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi positif

terhadap abnormal return perusahaan tumbuh

38

Page 54: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Pernyataan Hipotesis 8

Ho8 : b0≥0 artinya : earning to share / price ratio tidak berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan

tidak tumbuh

Ha8 : b3<0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi negatif

terhadap abnormal return perusahaan tidak

tumbuh.

2. Menentukan derajat kepercayaan (level of significance) 95% (alpha

5%)

3. Kriteria pengujian hipotesis 1 sampai dengan 8 yaitu Ho1, Ho3, H05, dan

H07 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda positif dan H02,

H04, H06, dan H08 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda

negatif dengan p value semua koefesien bernilai lebih kecil dari 0,05.

39

Page 55: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil pengujian mengenai hubungan variable

independen yakni Investment Opportunity Set (IOS) yang disurogasikan dengan

growth firms dan nongrowth firm terhadap variable dependen yakni Cummulative

Abnormal Return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return selama

periode pengamatan. Model abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini

adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode

Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2003. Pemilihan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel

dengan kriteria tertentu. Setelah melewati tahapan proses pemilihan sampel,

jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 320

perusahaan selama periode penelitian yakni pada tahun 1999-2003. Proses

pemilihan sampel dapat dilihat pada bab 3 hal 27-28.

Perhitungan dimulai dengan menentukan variable independent yaitu

menghitung Investment Opportunity Set (IOS), akan tetapi karena IOS merupakan

sesuatu yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan

untuk menggantikan IOS, proksi tersebut adalah MKTBKASS, MKTBKEQ,

CAPBVA dan EP. Kemudian proksi tersebut digunakan untuk menentukan

40

Page 56: Ios dan pertumbuhan perusahaan

growth firm dan nongrowth firm. Langkah selanjutnya adalah mencari variable

dependen yaitu CAR selama tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan.

4.1 Analisis Deskriptif

Dalam analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi baik untuk Perusahaan Tumbuh

(Tabel 4.1) maupun Perusahaan Tidak Bertumbuh (Tabel 4.2)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh

Descriptive Statistics

160 .43 328.32 5.9247 29.50296160 -31.17 685.36 13.3113 73.10399160 .00 687.85 4.9041 54.33269160 -29.76 12.72 -1.3125 4.64030160 -.49576 .47293 .0033330 .10025130160

MKTBKASS TumbuhMKTBKEQ TumbuhCAPBVA TumbuhEP TumbuhCAR TumbuhValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Bertumbuh Descriptive Statistics

160 .33 5.32 1.0396 .66257

160 -56.89 10.09 -.1405 5.74785160 .00 .86 .2405 .17978160 -8.61 20.70 .2893 2.14869160 -.84225 .40456 -.0064461 .10862507160

MKTBKASS TidakTumbuhMKTBKEQ Tidak TumbuhCAPBVA Tidak TumbuhEP Tidak TumbuhCAR Tidak TumbuhValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 160 data perusahaan yang

termasuk kategori tumbuh nilai minimum Market to book Value of Asset

41

Page 57: Ios dan pertumbuhan perusahaan

(MKTBKASS) sebesar 0,43 dan nilai maksimum sebesar 328,32 dengan rata-rata

5,9247. Sedangkan untuk perusahaan yang termasuk kategori tidak tumbuh, nilai

minimum adalah 0,33 dan nilai maksimum 5,32, dengan rata-rata 1,0396, dengan

standar deviasi sebesar 29,50296 untuk perusahaan tumbuh dan 0,66257 untuk

perusahaan tidak tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa rasio MKTBKASS yang

digunakan untuk pengukuran IOS sebagai kategori perusahaan tumbuh dan tidak

tumbuh termasuk ekstrim, karena rata-rata MKTBKASS perusahaan sampel

memiliki nilai yang jauh berbeda. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang tumbuh cenderung mengandalkan banyaknya asset yang dimiliki

dalam menjalankan usahanya.

Dilihat dengan rasio Market to book Value of Equity (MKTBKEQ)

diketahui bahwa nilai minimum MKTBKEQ sebesar -31,17 untuk perusahaan

tumbuh dan -56,89 untuk perusahaan tidak tumbuh dengan nilai maksimum yang

jauh berbeda dimana perusahaan yang tumbuh memiliki nilai MKTBKEQ yang

jauh lebih tinggi yaitu sebesar 685,36 sedangkan perusahaan tidak tumbuh hanya

10,09, dengan standar deviasi sebesar 73,10399 untuk perusahaan tumbuh dan

5,74785 untuk perusahaan tidak tumbuh, demikian juga untuk rata-rata

MKTBKEQ tersebut jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (13,3113) dan

perusahaan tidak tumbuh (-0,1405). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

permodalan perusahaan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tidak

tumbuh.

Untuk rasio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CAPBVA),

diketahui bahwa nilai minimum untuk perusahaan tumbuh sebesar 0,00 dan

42

Page 58: Ios dan pertumbuhan perusahaan

perusahaan tidak tumbuh sebesar 0,00, dengan nilai maksimum yang jauh berbeda

yaitu sebesar 687,85 untuk perusahaan kategori tumbuh dan 0,86 untuk

perusahaan kategori tidak tumbuh, dengan rata-rata yang jauh berbeda juga yaitu

sebesar 4,9041 untuk perusahaan tumbuh dan 0,2405 untuk perusahaan tidak

tumbuh, serta standar deviasi sebesar 54,33269 pada perusahaan tumbuh dan

0,17978 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang tumbuh lebih banyak memanfaatkan tambahan modalnya dalam

melakukan aktivitas investasi produktifnya dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak tumbuh.

Kemudian untuk rasio Earning to Price Ratio (E/P), diketahui bahwa

perusahaan tumbuh memiliki nilai minimum sebesar -29,76 sedangkan

perusahaan tidak tumbuh sebesar -8,61, dengan nilai maksimum antara 12,72

untuk perusahaan tumbuh dan 20,70 untuk perusahaan tidak tumbuh, serta rata-

rata yang jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (-1,3125) dan tidak tumbuh

(0,2893) serta standar deviasi sebesar 4, 64030 pada perusahaan tumbuh dan

2,14869 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

perusahaan tumbuh memiliki earning power yang lebih tinggi dari perusahaan

yang tidak tumbuh.

Rata-rata CAR selama periode pengamatan adalah bernilai positif untuk

kategori perusahaan tumbuh dan bernilai negatif untuk kategori perusahaan tidak

tumbuh, hal ini menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap

perusahaan yang tumbuh disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh, sehingga dapat

43

Page 59: Ios dan pertumbuhan perusahaan

menghasilkan abnormal return kepada pasar. Reaksi pasar yang positif

mengindikasikan adanya perubahan harga saham yang disebabkan karena para

pelaku pasar khususnya investor menggunakan informasi dalam laporan keuangan

untuk menilai pertumbuhan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi.

4.2 Pengujian Normalitas Data

Pengujian korelasi keempat variable rasio proksi IOS menggunakan

analisis nonparametric correlations. Hal ini dikarenakan hasil pengujian

normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov

menunjukkan bahwa data keempat variable yang diuji korelasinya dengan

abnormal return tidak berdistribusi normal. Tabel berikut ini hasil pengujian

normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov.

Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tumbuh. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MKTBKASS

Tumbuh MKTBKEQ

Tumbuh CAPBVA Tumbuh

EP Tumbuh

CAR Tumbuh

N 160 160 160 160 160Normal Parameters(a,b)

Mean 5.9247 13.3113 4.9041 -1.3125 .0033330

Std. Deviation 29.50296 73.10399 54.33269 4.64030 .10025130

Most Extreme Differences

Absolute .453 .445 .513 .273 .284

Positive .453 .445 .513 .246 .284 Negative -.426 -.392 -.464 -.273 -.263Kolmogorov-Smirnov Z 5.735 5.632 6.484 3.455 3.597

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

44

Page 60: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tidak Tumbuh

MKTBKASS

Tidak Tumbuh

MKTBKEQ Tidak

Tumbuh

CAPBVA Tidak

Tumbuh EP Tidak Tumbuh

CAR Tidak Tumbuh

N 160 160 160 160 160Normal Parameters(a,b)

Mean 1.0396 -.1405 .2405 .2893 -.0064461

Std. Deviation .66257 5.74785 .17978 2.14869 .10862507

Most Extreme Differences

Absolute .148 .400 .158 .348 .303

Positive .148 .296 .158 .348 .261 Negative -.142 -.400 -.093 -.331 -.303Kolmogorov-Smirnov Z

1.875 5.061 1.997 4.398 3.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000 .001 .000 .000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari hasil pengujian normalitas data dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi 2tailed keempat variable rasio IOS yaitu MKTBKASS, MKTBKEQ,

CAPBVA dan E/P memiliki nilai signifikansi <0,05, hal ini membuktikan bahwa

data tidak berdistribusi normal.

4.3 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS)

mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin tinggi MKTBKASS maka akan

semakin tinggi nilai IOS perusahaan. Gaver dan Gaver (1993) dalam Agustina M

45

Page 61: Ios dan pertumbuhan perusahaan

(2001) menemukan bahwa semakin tinggi rasio nilai pasar aktiva terhadap nilai

buku, maka akan semakin tinggi pula nilai IOS. Tabel hasil pengujian

nonparametric correlations Kendall’s_tau b antara MKTBKASS dengan

Cummulative Abnormal Return sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations

1.000 .118*. .013

160 160.118* 1.000.013 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

MKTBKASS Tumbuh

CAR Tumbuh

Kendall's tau_b

MKTBKASSTumbuh CAR Tumbuh

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

Market to book Value of Asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)

sebagai proksi IOS dengan Cummulative Abnormal Return sebesar 0,118 dan

signifikan pada α = 0,05 serta bernilai positif. Hasil pengujian tersebut

membuktikan bahwa rasio Market to book Value of Asset (MKTBKASS) sebagai

proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh. Sehingga apabila Cummulative Abnormal Return diproksikan sebagai

sinyal adanya pertumbuhan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa rasio

MKTBKASS sebagai rasio proksi IOS mampu menimbulkan reaksi pasar yang

positif terhadap pengumuman laporan keuangan perusahaan tumbuh sehingga

memberikan abnormal return kepada pasar. Dengan demikian penelitian ini

46

Page 62: Ios dan pertumbuhan perusahaan

menerima hipotesis alternatif pertama yang menyatakan bahwa market value to

book of asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS)

mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin rendah MKTBKASS maka akan

semakin rendah nilai IOS perusahaan. Gaver and Gaver (1993) juga menemukan

bahwa semakin rendah rasio nilai pasar terhadap nilai bukunya, maka akan

semakin rendah pula nilai IOS. Sehingga dapat dikatakan bahwa MKTBKASS

perusahaan yang tidak tumbuh berkorelasi negatif terhadap cummulatif abnormal

retrun-nya. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations

1.000 -.156**. .002

160 160-.156** 1.000.002 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

MKTBKASS TidakTumbuh

CAR Tidak Tumbuh

Kendall's tau_b

MKTBKASSTidak

TumbuhCAR Tidak

Tumbuh

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Dari hasil pengujian berikut dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

market to book value of asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)

47

Page 63: Ios dan pertumbuhan perusahaan

sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar -0.156 dan

signifikan terhadap α = 0.05 yaitu sebesar 0.002 serta bernilai negatif. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ke dua yang menyatakan

bahwa market value to book of asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak bertumbuh gagal ditolak. Hal ini dibuktikan bahwa rasio

MKTBKASS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan memiliki korelasi negatif

serta signifikan terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Sehingga

apabila cumulative abnormal return diproksikan sebagai adanya perubahan reaksi

pasar, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKASS sebagai rasio proksi

IOS mampu memberi reaksi yang signifikan terhadap pasar dan mampu memberi

informasi kepada investor.

4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

mencerminkan adanya peluang investasi bagi suatu perusahaan. Collin and

Kothari (1989) dalam Agustina M (2001) membuktikan bahwa perbedaan nilai

pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang investasi. Proksi

ini dapat menjelaskan pula bahwa besarnya return dari aktiva yang ada dan

investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari

ekuitas yang diinginkan. Table hasil pengujian nonparametric correlation

Kendall’s_ tau antara MKTBKEQ dengan Cummulative abnormal return adalah

sebagai berikut:

48

Page 64: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Tabel 4.7 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 .104*. .025

160 160.104* 1.000.025 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

MKTBKEQ Tumbuh

CAR Tumbuh

Kendall's tau_b

MKTBKEQTumbuh CAR Tumbuh

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s_tau b ini dapat

disimpulkan bahwa nilai korelasi antara nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas

sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.104 dan

signifikan pada tingkat α = 0.05 serta bernilai positif. Sehingga korelasi antara

rasio MKTBKEQ terhadap reaksi pasar dapat dijelaskan bahwa korelasi kedua

variable tersebut sebesar 0.104 dan signifikansi marjinal pada tingkat α= 0.05.

Hasil pengujian hipotesis tiga membuktikan bahwa rasio market to book value of

equity (MKTBKEQ) sebagai proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap

abnormal return perusahaan tumbuh, sehingga apabila cummulatif abnormal

return diproksikan sebagai reaksi pasar dan reaksi investor, maka dapat

disimpulkan bahwa rasio MKTBKEQ sebagai rasio proksi IOS mempunyai

korelasi yang positif dengan return pasar dan mampu mempengaruhi kesempatan

adanya perolehan abnormal return. Dengan demikian penelitian ini menerima

hipotesis alternatif ketiga yang menyatakan bahwa market value to book of equity

berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

49

Page 65: Ios dan pertumbuhan perusahaan

4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

mencerminkan adanya peluang investasi bagi perusahaan,Perusahann yang

bertumbuh akan lebih menggunakan modalnya untuk berinvestasi sehingga

perusahaan akan menjadi lebih berkembang lagi dimasa yang mendatang. Tetapi

tidak demikian bagi perusahaan yang tidak bertumbuh karena equitas yang

dimiliki perusahaan tidak seluruhnya diinvestasikan, tetapi kemungkinan akan

dibagikan kepada para pemegang saham/ pemilik dalam bentuk deviden.

Tabel 4.8

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 .027. .303

160 160.027 1.000.303 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

MKTBKEQ Tidak Tumbuh

CAR Tidak Tumbuh

Kendall's tau_b

MKTBKEQTidak

TumbuhCAR Tidak

Tumbuh

Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s tau b ini dapat

disimpulkan bahwa nilai korelasi antara rasio nilai pasar terhadap nilai buku

ekuitas sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.027 dan

tidak signifikan. Koefesien dari MKTBKEQ bertanda positif dengan α yang lebih

besar dari 0.05 yaitu 0.303 sehingga hasil ini berlawanan dengan hipotesis

50

Page 66: Ios dan pertumbuhan perusahaan

alternatif yang ke empat yang menyatakan bahwa market value to book of equity

berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

4.7 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Capital Expenditure

to Book Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

Rasio capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) menggunakan

investasi riil sebagai ukuran nilai buku aktiva tetap dan tambahan aktiva tetap.

Rasio ini diproksikan sebagai rasio yang mencerminkan adanya peluang investasi

bagi suatu perusahaan melalui kesempatan adanya tambahan modal melalui nilai

investasi riil berupa aktiva tetap. Bagi suatu perusahaan, nilai peluang investasi

juga dapat dianalisis melalui investasi riil berupa aktiva tetap. Yang dapat

diinvestasikan dalam satu atau lebih periode. Apabila perusahaan dikategorikan

sebagai perusahaan bertumbuh, maka secara langsung peluang investasi tersebut

dapat dibuktikan melalui adanya tambahan modal melalui tambahan aktiva tetap.

Hasil perngujian nonparametric correlation antara nilai CAPBVA dengan

cumulative abnormal return adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 -.038. .236

160 160-.038 1.000.236 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

CAPBVA Tumbuh

CAR Tumbuh

Kendall's tau_b

CAPBVATumbuh CAR Tumbuh

51

Page 67: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Dari hasil pengujian nonparametric correlation Kendall’s tau_b untuk

menguji korelasi antara rasio nilai tambahan modal dari aktiva tetap terhadap nilai

buku dengan adanya kesempatan memperoleh abnormal return dipasar dapat

dijelaskan sebesar -0.038 dan bernilai negatif, artinya nilai korelasi antara set

peluang investasi dengan adanya kesempatan memperoleh tambahan modal dari

aktiva tetap sebesar -3.8% dan signifikan pada α = 0.05. Sehingga dapat

dijelaskan pula bahwa rasio IOS CAPBVA sebagai proksi pertumbuhan

perusahaan memiliki korelasi -3.8% tetapi tidak signifikan pada α = 0.05 karena

tingkat signifikannya sebesar 0.236 yakni lebih besar dari α serta memiliki

korelasi yang negatif. Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis lima

yang menyatakan bahwa capital addition to asset book value berkorelasi positif

terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

4.8 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Capital Expenditure

to Book Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak

Tumbuh.

Rasio capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) menggunakan

investasi riil sebagai ukuran nilai buku aktiva tetap dan tambahan aktiva tetap.

Rasio ini diproksikan sebagai rasio yang mencerminkan adanya peluang investasi

bagi suatu perusahaan melalui kesempatan adanya tambahan modal melalui nilai

investasi riil berupa aktiva tetap. Bagi suatu perusahaan, nilai peluang investasi

juga dapat dianalisis melalui investasi riil berupa aktiva tetap. Yang dapat

diinvestasikan dalam satu atau lebih periode. Apabila perusahaan dikategorikan

52

Page 68: Ios dan pertumbuhan perusahaan

sebagai perusahaan bertumbuh, maka secara langsung peluang investasi tersebut

dapat dibuktikan melalui adanya tambahan modal melalui tambahan aktiva tetap.

Hasil perngujian nonparametric correlation antara nilai CAPBVA dengan

cumulative abnormal return adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 -.058. .136

160 160-.058 1.000.136 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

CAPBVA Tidak Tumbuh

CAR Tidak Tumbuh

Kendall's tau_b

CAPBVATidak

TumbuhCAR Tidak

Tumbuh

Dari hasil pengujian nonparametric correlation Kendall’s tau_b untuk

menguji korelasi antara rasio nilai tambahan modal dari aktiva tetap terhadap nilai

buku dengan adanya kesempatan memperoleh abnormal return dipasar dapat

dijelaskan sebesar -0.058 dan tidak signifikan. Koefisien CAPBVA bernilai

negatif, dengan α yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.136 sehingga hasil ini

berlawanan dengan hipotesis alternatif yang ke enam yang menyatakan bahwa

capital addition to asset book value berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak bertumbuh.

53

Page 69: Ios dan pertumbuhan perusahaan

4.9 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Earning to Price

Ratio Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

Rasio EPS/Price atau rasio laba perlembar saham terhadap harga pasar

saham merupakan ukuran IOS yang sama dengan rasio nilai buku terhadap nilai

pasar (Chung and Charoenwong, 1991; Smith and Watts, 1992; Gaver and gaver,

1993; sami et al. 1999 dan Hartono,1999). Chung and Charoenwong, (1991)

memodelkan nilai ekuitas sebesar nilai laba dari asset in place. Hasil pengujian

nonparametric correlation antara nilai rasio EP dengan cumulative abnormal

return adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 .106*. .023

160 160.106* 1.000.023 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

EP Tumbuh

CAR Tumbuh

Kendall's tau_bEP Tumbuh CAR Tumbuh

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

Dari hasil pengujian nonparametric correlation Kendall’s tau_b untuk

menguji korelasi antara rasio laba perlembar saham terhadap harga pasarnya

dengan kesempatan memperoleh abnormal return di pasar dapat dijelaskan

sebesar 0.106 dan bernilai positif serta signifikan pada tingkat α = 0.05 yakni

0.023. Artinya nilai korelasi antara set peluang investasi dengan adanya

kesempatan memperoleh return di pasar modal berkorelasi positif terhadap

54

Page 70: Ios dan pertumbuhan perusahaan

perusahaan tumbuh sebesar 0.106 serta signifikan pada α = 0.05 karena tingkat

probabilitasnya dibawah α yakni 0.023. Dengan demikian penelitian ini menerima

hipotesis alternatif tujuh yang menyatakan bahwa earning to share / price ratio

berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

4.10 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Earning to Price

Ratio Terhadap CAR Pada Perusahan Tidak Tumbuh.

Rasio EPS/Price atau rasio laba perlembar saham terhadap harga pasar

saham merupakan ukuran IOS yang sama dengan rasio nilai buku terhadap nilai

pasar (Chung and Charoenwong, 1991; Smith and Watts, 1992; Gaver and gaver,

1993; sami et al. 1999 dan Hartono,1999). Chung and Charoenwong, (1991)

memodelkan nilai ekuitas sebesar nilai laba dari asset in place. Hasil pengujian

nonparametric correlation antara nilai rasio EP dengan cumulative abnormal

return adalah sebagai berikut:

Bertujuan Tabel 4.12

Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

Correlations

1.000 .071. .091

160 160.071 1.000.091 .160 160

Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

EP Tidak Tumbuh

CAR Tidak Tumbuh

Kendall's tau_b

EP TidakTumbuh

CAR TidakTumbuh

55

Page 71: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Dari hasil pengujian nonparametric correlation Kendall’s tau_b untuk

menguji korelasi antara rasio laba perlembar saham terhadap harga pasarnya

dengan kesempatan memperoleh abnormal return di pasar dapat dijelaskan

sebesar 0.071 dan tidak signifikan. Koefisien EPS/Price bernilai negatif, dengan α

yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.091 sehingga hasil ini berlawanan dengan

hipotesis alternatif yang ke delapan yang menyatakan bahwa earning to share /

price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak

bertumbuh.

4.11 Analisis

Berdasarkan hasil pengujian keempat variable proksi IOS diatas secara

umum dapat ditunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara rasio

proksi IOS dengan abnormal return perusahaan. Penjelasan tentang hasil

pengujian sebagai berikut:

1. Hipotesis alternatif satu yaitu korelasi antara MKTBKASS dengan CAR

perusahaan tumbuh dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai korelasi

MKTBKASS dengan CAR sebesar = 0.118 dengan p value sebesar 0.013. Hal

ini berarti nilai korelasi diantara kedua variable berkorelasi positif dan secara

statistik signifikan pada α = 0.05 sehingga rasio MKTBKASS dapat dikatakan

mampu memberi informasi dan dapat ditanggapi oleh pasar.

2. Hipotesis alternatif dua yaitu korelasi antara MKTBKASS dengan CAR

perusahaan tidak bertumbuh dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai

korelasi MKTBKASS dengan CAR sebesar = -0.156 dengan p value sebesar

56

Page 72: Ios dan pertumbuhan perusahaan

0.002. Hal ini berarti nilai korelasi diantara kedua variable berkorelasi negatif

dan secara statistik signifikan pada α = 0.05 sehingga rasio MKTBKASS

dapat dikatakan mampu memberi informasi dan dapat ditanggapi oleh pasar.

3. Hipotesis alternatif tiga yaitu korelasi antara MKTBKEQ dengan CAR

perusahaan tumbuh dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai korelasi

MKTBKEQ dengan CAR sebesar = 0.104 dengan p value sebesar 0.025. Hal

ini berarti nilai korelasi diantara kedua variable berkorelasi positif dan secara

statistik signifikan pada α = 0.05 sehingga rasio MKTBKEQ dapat dikatakan

mampu memberi informasi dan dapat ditanggapi oleh pasar.

4. Hipotesis alternatif empat yaitu korelasi antara MKTBKEQ dengan CAR

perusahaan tidak bertumbuh tidak dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai

korelasi MKTBKEQ dengan CAR sebesar = 0.027 dengan p value sebesar

0.303, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi antara MKTBKEQ dengan

CAR tidak signifikan secara statistis. Hal ini dimungkinkan para investor tidak

melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sahamnya, maka

disarankan bagi para investor yang akan melakukan pembelian saham

perusahaan, seharusnya lebih melihat kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan dan mengelola modal usahanya, sehingga investasi yang

ditanamkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal.

5. Hipotesis alternatif lima yaitu korelasi antara CAPBVA dengan CAR

perusahaan tumbuh tidak dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai korelasi

CAPBVA dengan CAR sebesar = -0.038 dengan p value sebesar 0.236,

sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi antara CAPBVA dengan CAR tidak

57

Page 73: Ios dan pertumbuhan perusahaan

signifikan secara statistis dan tidak ditanggapi oleh pasar. Hal ini

membuktikan bahwa kesempatan memperoleh abnormal return di pasar tidak

berkorelasi positif dengan besarnya aliran tambahan modal saham perusahaan.

Bagi perusahaan seharusnya dapat memanfaatkan tambahan modal saham

sebagai tambahan aktiva produktifnya, sehingga para investor akan lebih

tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan. Bagi para investor apabila nilai IOS

rendah, sebaiknya tidak disertai dengan nilai investasi yang tidak

menguntungkan.

6. Hipotesis alternatif enam yaitu korelasi antara CAPBVA dengan CAR

perusahaan tidak bertumbuh dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai

korelasi CAPBVA dengan CAR sebesar = -0.058 dengan p value sebesar

0.136. Hal ini berarti nilai korelasi diantara kedua variable berkorelasi negatif

dan secara statistik signifikan pada α = 0.05 sehingga rasio CAPBVA dapat

dikatakan mampu memberi informasi dan dapat ditanggapi oleh pasar.

7. Hipotesis alternatif tujuh yaitu korelasi antara E/P dengan CAR perusahaan

tumbuh dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai korelasi E/P dengan CAR

sebesar = 0.106 dengan p value sebesar 0.023. Hal ini berarti nilai korelasi

diantara kedua variable berkorelasi positif dan secara statistik signifikan pada

α = 0.05 sehingga rasio E/P dapat dikatakan mampu memberi informasi dan

dapat ditanggapi oleh pasar.

8. Hipotesis alternatif delapan yaitu korelasi antara E/P dengan CAR perusahaan

tidak bertumbuh tidak dapat dibuktikan kesahihannya, karena nilai korelasi

E/P dengan CAR sebesar = 0.071 dengan p value sebesar 0.091, sehingga

58

Page 74: Ios dan pertumbuhan perusahaan

dapat dikatakan bahwa korelasi antara E/P dengan CAR tidak signifikan

secara statistis, hal ini membuktikan bahwa kesempatan memperoleh

abnormal return di pasar tidak berkorelasi negatif dengan laba per lembar

saham. Sehingga apabila nilai IOS rendah, sebaiknya tidak disertai dengan

nilai investasi yang tidak menguntungkan supaya hal tersebut dapat direaksi

oleh pasar.

59

Page 75: Ios dan pertumbuhan perusahaan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara investment

opportunity set (IOS) sebagai proksi pertumbuhan bagi suatu perusahaan terhadap

abnormal return. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ antara periode 1999-2003, yang memiliki umur

5 tahun atau lebih. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu,

hasil penelitian menunjukan:

1. Variable rasio proksi IOS yang dipilih merupakan rasio IOS yang valid

sebagai proksi pertumbuhan. Penelitian ini dapat membuktikan kesahihan

penelitan terdahulu, bahwa ternyata rasio IOS memiliki information content

sehingga mampu memberi reaksi dan sinyal ke pasar modal, khususnya pada

peristiwa disekitar tanggal publikasi laporan keuangan.

2. Hipotesis alternatif satu menyatakan market value to book of asset berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Hasil pengujian

membuktikan bahwa terdapat korelasi positif antara rasio proksi IOS

MKTBKASS dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan tumbuh.

Korelasi tersebut sebesar 0,118 yang secara statistis signifikan pada α = 0,05.

3. Hipotesis alternatif dua menyatakan market value to book of asset berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. Hasil

pengujian membuktikan bahwa terdapat korelasi negatif antara rasio proksi

60

Page 76: Ios dan pertumbuhan perusahaan

IOS MKTBKASS dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan tidak

bertumbuh. Korelasi tersebut sebesar -0.156 yang secara statistis signifikan

pada α = 0,05.

4. Hipotesis alternatif tiga menyatakan market value to book of equity berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Hasil pengujian

membuktikan bahwa terdapat korelasi positif antara rasio proksi IOS

MKTBKEQ dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan tumbuh.

Korelasi tersebut sebesar 0.104 yang secara statistis signifikan pada α = 0,05.

5. Hipotesis alternatif empat menyatakan market value to book of equity

berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

Hasil pengujian membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi negatif antara

rasio proksi IOS MKTBKEQ dengan Cummulative Abnormal Return

perusahaan tidak bertumbuh. Korelasi tersebut sebesar 0.027 yang secara

statistis signifikan pada α = 0,05.

6. Hipotesis alternatif lima menyatakan capital addition to asset book value

berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Hasil

pengujian membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi positif antara rasio

proksi IOS CAPBVA dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan

tumbuh. Korelasi tersebut sebesar -0.038 yang secara statistis signifikan pada

α = 0,05.

7. Hipotesis alternatif enam menyatakan capital addition to asset book value

berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

Hasil pengujian membuktikan bahwa terdapat korelasi negatif antara rasio

61

Page 77: Ios dan pertumbuhan perusahaan

proksi IOS CAPBVA dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan

tidak bertumbuh. Korelasi tersebut sebesar -0.058 yang secara statistis

signifikan pada α = 0,05.

8. Hipotesis alternatif tujuh menyatakan earning to share / price berkorelasi

positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Hasil pengujian

membuktikan bahwa terdapat korelasi positif antara rasio proksi IOS E/P

dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan tumbuh. Korelasi tersebut

sebesar 0.106 yang secara statistis signifikan pada α = 0,05.

9. Hipotesis alternatif delapan menyatakan earning to share / price berkorelasi

negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. Hasil

pengujian membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi negatif antara rasio

proksi IOS CAPBVA dengan Cummulative Abnormal Return perusahaan

tidak bertumbuh. Korelasi tersebut sebesar 0.071 yang secara statistis

signifikan pada α = 0,05.

10. Hasil penelitian nonparametric kendall’s tau_b dalam penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan bahwa proksi IOS sebagai proksi pertumbuhan bagi suatu

perusahaan memiliki kandungan informasi yang dapat digunakan oleh para

investor di pasar modal sebagai sinyal dalam kesempatan memprediksi dan

memperoleh return saham, khususnya disekitar peristiwa atau tanggal

publikasi laporan keuangan.

62

Page 78: Ios dan pertumbuhan perusahaan

5.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian:

1. Variabel Proksi IOS yang digunakan untuk mengukur IOS hanya empat

variable (MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA, EPS/Price) dan tidak

menggunakan proksi secara keseluruhan. Dengan sedikitnya varibel yang

digunakan memungkinkan terjadinya kelemahan dalam menilai suatu

perusahaan tergolong growth firm dan nongrowth firm.

2. Penelitian ini hanya melihat hubungan empat proksi Investment Opportunity

Set (IOS) terhadap abnormal return perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh,

dan tidak menggunakan proksi secara keseluruhan, sementara itu ukuran IOS

itu sendiri beragam dan bersifat unobservable.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, implikasi bagi

para pelaku pasar modal dan penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Bagi para (calon) investor yang akan melakukan transaksi saham di Bursa

Efek Jakarta khususnya pada perusahaan manufaktur hendaknya tetap

lebih memperhatikan kondisi pertumbuhan suatu perusahaan.

2. Untuk memudahkan para investor dalam menganalisis keadaan pasar

modal, maka hendaknya bursa efek memberikan informasi yang lengkap.

Oleh karena itu para emiten juga diharapkan dapat memberikan laporan

keuangan perusahaannya secara riil dan tepat waktu, sehingga informasi

63

Page 79: Ios dan pertumbuhan perusahaan

ini dapat memberikan secara nyata prospek pertumbuhan perusahaan

perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang proksi-proksi IOS yang

mempengaruhi pertumbuhan suatu perusahaan, semakin banyak proksi

IOS yang dipergunakan akan semakin tinggi power of test-nya.

4. Kemungkinan terdapat faktor-faktor lain yang tidak terungkap dalam

model penelitian untuk menilai hubungan antara IOS perusahaan tumbuh

dan tidak tumbuh. Diharapkan penelitian selanjutnya lebih

mengembangkan hasil penelitian ini untuk mendapatkan faktor-faktor lain.

64

Page 80: Ios dan pertumbuhan perusahaan

Daftar Pustaka

Adi Prasetyo, 2000.”Asosiasi antara Investment Opportunity Set (IOS), dengan

kebijakan Pendanaan, Kebijakan Deviden, Beta dan Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris dari Bursa Efek Jakarta.”Simposium Nasional Akuntansi III.pp.878-905.

Agustina Maria Vianey Norpratiwi (2001). Analisis Korelasi Investment

Opportunity Set terhadap Return Saham. Thesis Pasca Sarjana FE UGM. Gagaring Pagalung 2000.”Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan

Perusahaann terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS).”Simposium Nasional Akuntansi 5.pp.662-673.

I Ketut Jati. 2003.”Relevansi Dividend Yield dan Price Earnings Ratio dengan

moderasi Investment Opportunity Set (IOS) dalam penilaian Harga Saham.”Simposium Nasional Akuntansi VI.pp.575-587.

Imam Subekti dan Indra Wijaya Kusuma. 2000.”Asosiasi antara Set Kesempatan

Investasi dengan kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta implikasinya pada Perubahan Harga Saham.”Simposium Nasional Akuntansi III.pp.820-850.

Jogiyanto Hartono, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi 2, BPFE,

Yogyakarta, 2003 Julianto Agung Nugroho dan Jogiyanto Hartono. 2002.”Confirmatory factor

Analysis Gabungan proksi Investment Opportunity Set dan Hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan.” Simposium Nasional Akuntansi 5.pp.192-212.

Singgih Santoso, Menguasai statistik di era informasi dengan spss 12, PT Elek

Media Komputindo, Jakarta, 2005 Tettet Fijrijanti dan Jogianto Hartono. 2000.”Analisis Korelasi Pokok IOS dengan

Realisasi Pertumbuhan, Kebijakan Pendanaan dan Dividen.”Simposium Nasional Akuntansi III.pp.851-877.

Yetti Iswahyuni dan L. Suryanto. 2000.”Analisis Perbedaan Perusahaan Tumbuh

danTidak Tumbuh dengan Kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta dengan pendekatan Asosiai Proksi Investment Opportunity Set (IOS).”Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 9, No 2.pp120-148.

65