investasi sun, suku dan ori

18
SUN, ORI, DAN SUKUK MERUPAKAN PILIHAN INVESTASI JANGKA PANJANG Bagi yang belum mengetahui apa itu SUN, kita bisa mengibaratkan SUN sebagai obligasi negara untuk ‘partai besar’. Sedangkan ORI sebaliknya adalah obligasi negara ‘parsial atau retail’ . Karena nilai nominalnya yang besar itu, biasanya SUN memperoleh bunga yang lebih tinggi di atas ORI. Kalau selama ini kita sering menempatkan dana kita pada produk deposito, kita tentu mengalami, dimana jumlah penempatanan dana kita dapat menentukan tingkat bunga deposito. ORI, hampir tidak berbeda dengan deposito, semakin besar nilai deposito, semakin besar bunga yang kita terima. Bagaimana dengan Sukuk? Sukuk adalah obligasi syariah. Jadi definisi sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia dengan prinsip syariah. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai SUN, ORI dan SUKUK. SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Penerbitan SUN bertujuan untuk membiayai defisit APBN, menutupi kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas Negara dalam satu tahun anggaran(cash-mismatch) dan mengelola portfolio hutang Negara. SUN ini sangat diminati baik swasta dan pihak Asing dalam membeli/menempatkan uang nya di SUN, karena bunga yang relatif tinggi dan aman. Aman karena SUN merupakan bentuk deposito/ surat berharga yang di keluarkan negara. Namun, informasi yang

Upload: desy-asrina

Post on 11-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Investasi SUN, Suku Dan ORI

SUN, ORI, DAN SUKUK MERUPAKAN PILIHAN INVESTASI JANGKA PANJANG

Bagi yang belum mengetahui apa itu SUN, kita bisa mengibaratkan SUN sebagai obligasi negara untuk ‘partai besar’. Sedangkan ORI sebaliknya adalah obligasi negara ‘parsial atau retail’. Karena nilai nominalnya yang besar itu, biasanya SUN memperoleh bunga yang lebih tinggi di atas ORI. Kalau selama ini kita sering menempatkan dana kita pada produk deposito, kita tentu mengalami, dimana jumlah penempatanan dana kita dapat menentukan tingkat bunga deposito. ORI, hampir tidak berbeda dengan deposito, semakin besar nilai deposito, semakin besar bunga yang kita terima.

Bagaimana dengan Sukuk? Sukuk adalah obligasi syariah. Jadi definisi sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia dengan prinsip syariah.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai SUN, ORI dan SUKUK.

SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

Penerbitan SUN bertujuan untuk membiayai defisit APBN, menutupi kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas Negara dalam satu tahun anggaran(cash-mismatch) dan mengelola portfolio hutang Negara.

SUN ini sangat diminati baik swasta dan pihak Asing dalam membeli/menempatkan uang nya di SUN, karena bunga yang relatif tinggi dan aman. Aman karena SUN merupakan bentuk deposito/ surat berharga yang di keluarkan negara. Namun, informasi yang diperoleh dari Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto beberapa waktu yang lalu, pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pemerintah menyerap dana sebesar Rp 5,2 triliun. Dibandingkan pada lelang sebelumnya pemerintah berhasil menyerap dana hingga Rp 6,72 triliun. Beberapa teman investor mengatakan penurunan ini disebabkan oleh yield yang tidak menarik bagi investor sehingga banyak investor yang mengalihkan investasinya pada instrumen lain yang lebih menguntungkan ketimbang pada SUN

Obligasi lebih umum dari SUN, seperti kita ketahui, pengertian obligasi adalah ” Sebuah sertifikat atau bukti suatu hutang berdasarkan mana perusahaan emiten atau badan hukum pemerintah berjanji untuk membayar para pemegang obligasi suatu jumlah bunga tertentu, dan untuk membayar kembali hutang tersebut pada tanggal jatuh tempo.” Berdasarkan Pasal 70 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

Page 2: Investasi SUN, Suku Dan ORI

tentang Pasar Modal, jangka waktu minimal bagi obligasi adalah 1 tahun. Bunga dalam pengertian obligasi konvensional di atas merupakan klausula penting dalam penerbitan obligasi.

Ada tiga jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, pertama adalah Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. Ke dua Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Dan ke tiga adalah Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia sejak Agustus 2006.Definisinya adalah surat berharga milik pemerintah yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Tujuan penerbitan ORI tersebut adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk memiliki surat berharga yang diterbitkan pemerintah. Melalui ORI itulah, investor individual dapat menanam dananya dengan nilai yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bila berinvestasi di obligasi biasa.

Harga Obligasi berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1. Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2. At premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3. At discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Terakhir adalah Obligasi Syariah atau yang lazim disebut sukuk adalah surat berharga jangka panjang berbasis prinsip syariah Islam yang dikeluarkan oleh perusahaan atau institusi dengan maksud memperoleh pembiayaan uang dari investor obligasi. Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah tidak mengenal bunga. Karena dalam Islam bunga atau riba adalah haram hukumnya. Karena telah memperoleh pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus memberikan imbalan kepada para investor pembeli obligasinya. Imbalan yang diberikan dapat berupa pembagian hasil, margin pendapatan ( fee), atau sewa.

Page 3: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Obligasi syariah juga ada yang diterbitkan secara retail yang kita kenal dengan nama Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum yang telah ditentukan.

Istilah sukuk berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab ‘sak’ atau sertifikat. Secara singkat The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu. Seperti dijelaskan di atas sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.

Di Indonesia, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan pasar konvensional masih relatif sangat kecil. Untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, Pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). UU SBSN tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan Sukuk Negara atau SBSN.

Hasil Imbal Balik.

Telah disampaikan di atas bahwa hasil imbal balik yang diberikan oleh SUN, karena nilai nominalnya yang besar itu, biasanya SUN memperoleh bunga yang lebih tinggi di atas ORI.

Sebagai ilustrasi, untuk berinvestasi di ORI, kita hanya membutuhkan Rp 5 juta, sedangkan untuk investasi langsung di SUN (mengikuti pelelangan lewat bank/institusi peserta lelang) dibutuhkan modal sebesar Rp 5 Miliar. Ada juga beberapa bank yang menawarkan investasi di SUN (tanpa mengikuti pelelangan), tetapi biasanya yield/hasilnya sedikit dibawah yield hasil pelelangan, dan nominal yang dibutuhkan pun tetap besar, sekitar Rp 500 juta.

Bagimana dengan imbal hasil yang diberikan ORI. Misalnya, salah satu produk ORI direncananya akan memberikan kupon sebesar 8,25% per tahun yang berarti setelah pajak menjadi 6,60% per tahun. Melihat karakteristik ORI sangat layak jika

Page 4: Investasi SUN, Suku Dan ORI

ORI dibandingkan dengan suku bunga deposito bulanan ditambah dengan hadiah yang totalnya saat ini yang berada di kisaran 7% bahkan 8% per tahun setelah pajak. Ada selisih imbal hasil antara ORI dengan deposito bank hampir sebesar 1-2% per tahun. Pertanyaannya, apakah selisih tersebut cukup untuk mengkompensasi “kekurangan” ORI dibanding deposito yaitu dalam hal tenor, likuiditas dan transparansi harga.

Sedangkan imbal balik yang diberikan oleh sukuk, misalnya, 12%, Fixed coupon, ditentukan di awal akad (predetermined), dan dibayarkan secara periodik setiap bulan.dimana nilai satuan perunit adalah Rp 5.000.000,00 dan kelipatannya. Berikut adalah perhitungannya:- Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00 x 1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan saat dijual - Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x (95%-100%) = - Rp 500.000,00- Nilai Nominal yang diterima saat dijual Rp 9.500.000,00 yang berasal dari Nilai Nominal Sukuk Ritel sebesar =Rp 10.000.000,00 + Capital Loss. - Total yang diperoleh pada saat dijual = Imbalan + Nilai Nominal pada saat dijual = Rp 9.600.000,00

Dengan catatan perhitungan di atas belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan biaya transaksi penjualan di Pasar Sekunder, juga pajak.

Apa yang harus kita lakukuan apabila kita akan menempatkan dana kita pada ketiga instrumen ini?

Pertama, kita perlu sungguh-sungguh memperhatikan horison investasi kita jika hendak membeli SUN, ORI dan SUKUK karena memiliki tenor (jangka waktu sampai jatuh tempo) tiga tahun. Kemudian, di tengah kecenderungan kenaikan suku bunga yang dilakukan beberapa bank belakangan ini yang cenderung meningkat, maka kondisi ini tentunya akan berdampak kepada hasil imbal baik ke tiga produk ini. Dimana hasil imbal balik ketiga produk ini berbanding terbalik dengan hasil imbal balik produk bank, deposito misalnya. Selanjutnya adalah konsisi ekonomi global, dimana harga minyak yang cenderung naik akibat eskalasi krisis Timur Tengah, peluang suku bunga untuk tidak turun atau bahkan naik juga ada.

Selain itu, adalah karena kepanikan sejumlah investor yang mengakibatkan terkurasnya likuiditas karena penurunan harga obligasi yang luar biasa. Memang tidak terkait dengan faktor utama penentu harga obligasi seperti pergerakan suku bunga maupun kemampuan bayar emiten; sehingga peristiwa itu bisa kita golongkan sebagai kejadian luar biasa. Namun, bagaimana pun, apabila bagi kita yang memiliki horison investasi kurang dari tiga tahun, perlu mempertimbangkan hal-hal di atas.

Mungkin bagi anda yg termasuk golongan moderate risk, tidak mau ambil resiko terlalu banyak, maka pilihan investasi anda (setelah porsi deposito) adalah bonds

Page 5: Investasi SUN, Suku Dan ORI

dan stocks. Lalu pertanyaan anda adalah: berapa persen saya taruh di bonds dan berapa di stocks? Banyak konsultan akan menganjurkan formula 100 dikurangi umur. Artinya berapa nilai angka 100 dikurangi umur menjadi prosentasi untuk stocks dan sisanya bonds. Jadi kalau usia anda 40 tahun maka porsi stocks 60% dan porsi bonds 40%. Artinya semakin tua dianjurkan semakin memiliki porsi bonds lebih banyak dari porsi stocks.

Performa Obligasi Indonesia Meroket, Say Bye ke Obligasi Kawasan Euro

Kekhawatiran mengenai kondisi keuangan di kawasan euro telah mengakibatkan imbal hasil obligasi negara-negara di kawasan tersebut meroket tajam (02/12). Kenyataan ini merupakan dampak rasional karena dengan makin khawatirnya para investor, tentunya permintaan terhadap obligasi di Negara-negara tersebut berkurang tajam sehingga harganya melemah tajam, dengan konsekuensi logis meroketnya imbal hasil.

Kenaikan imbal hasil obligasi Negara-negara bermasalah di Eropa menjadi momok tersendiri. Di samping hal ini makin menambah tegang para investor yang mengakibatkan terobrak-abriknya bursa saham dan nilai tukar euro, kenaikan imbal hasil obligasi juga berimbas kepada sulitnya Negara-negara kawasan euro untuk memperoleh dana untuk mengatasi krisis anggaran.

Imbal hasil beberapa Negara kawasan euro seperti Yunani dan Italia merupakan yang paling cepat meroket. Imbal hasil obligasi kedua Negara ini per bulan November lalu sempat mengalami kenaikan hingga mencapai posisi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Yunani yang saat ini merupakan Negara yang paling dekat dengan kebangkrutan, pertumbuhan yield obligasinya mencapai 18.48% (y/y), dan dalam satu bulan telah mengalami peningkatan sebesar 5.84%. Saat ini imbal hasil obligasi di Negara tersebut sudah berada di level 28.19%. Dari bagan di bawah (sumber tradingeconomics.com) dapat dilihat perkembangan imbal hasil obligasi di Yunani.

Page 6: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Sementara itu Italia yang saat ini digadang-gadang juga akan mengalami kebangrutan juga mengalami kenaikan imbal hasil obligasi yang signifikan. Dalam satu bulan imbal hasil obligasi Italia mengalami kenaikan sebesar 1.37% dengan peningkatan tahunan sebesar 3.1%. Bagan di bawah ini (sumber tradingeconomics.com) merupakan perkembangan dari imbal hasil obligasi Italia, yang per bulan November lalu juga sempat mengalami kenaikan hingga mencapai rekor tertinggi.

Kondisi Obligasi Pemerintah Indonesia

Pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun tampaknya justru berkebalikan dengan pergerakan imbal hasil obligasi di Negara-negara dengan keuangan bermasalah di Eropa. Di bulan November lalu bahkan imbal hasil obligasi ini mengalami posisi rekor terendah di level 6.20%.

Imbal hasil obligasi Indonesia pada periode 2003 – 2011 mengalami pergerakan yang cukup volatile dengan rata-rata yield sebesar 11.09%. Pada masa krisis tahun 2008 lalu imbal hasil obligasi sempat meroket tajam dan mencapai rekor tertinggi pada posisi 20.96% di bulan Oktober, bersamaan dengan rontoknya bursa saham dalam negeri. Pada bagan di bawah ini (sumber tradingeconomics.com) dapat dilihat bagaimana perkembangan imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun di Indonesia.

Page 7: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Saat ini para investor tampaknya mulai melirik obligasi pemerintah Indonesia sebagai salah satu investasi yang menguntungkan dan cukup aman. Kondisi ini tidak lepas dari figur makroekonomi dalam negeri yang juga tampak masih cukup baik, di mana inflasi terkendali dan pertumbuhan ekonomi sangat solid.

Inflasi di bulan November lalu secara tahunan kembali mengalami penurunan dibandingkan inflasi tahunan di Oktober, meskipun secara bulanan naik, setelah Oktober mengalami deflasi bulanan. Inflasi tahunan turun ke level 4.15% dari 4.42% di Oktober. Secara gradual sejak bulan Januari lalu inflasi di Indonesia mengalami penurunan setiap bulannya. Dengan inflasi yang terkendali BI kembali memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga yang pada akhirnya akan menggenjot ekonomi dalam negeri.

Di samping itu kenaikan rating obligasi pemerintah Indonesia juga menjadi salah satu pertimbangan dari dipilihnya obligasi pemerintah Indonesia sebagai alternatif investasi. Saat ini rating kredit Indonesia berada di posisi teratas dari level ‘junk’, artinya selangkah lagi Indonesia akan mampu mencapai rating investment grade. Pada tabel di bawah ini (sumber BI) dapat diamati peringkat obligasi pemerintah Indonesia dari beberapa lembaga pemeringkat rating.

Page 8: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Penerbitan Obligasi Korporasi Indonesia di 2011 Akan Makin Marak

Di tahun 2011 ini geliat obligasi tampaknya masih akan memanas (13/07). Instrumen ini masih akan menjadi salah satu favorit perusahaan-perusahaan untuk menggalang dana guna melakukan ekspansi, terutama saat kondisi makroekonomi dalam negeri sedang prima. Permintaan konsumsi yang tinggi dari masyarakat akan memberikan ruang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi, dan penerbitan obligasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menggalang dana.

Pertumbuhan penerbitan obligasi di semester pertama 2011 cukup meyakinkan. Hingga akhir Juni 2011 tercatat total penerbitan obligasi, sukuk dan efek beragun aset (EBA) mencapai Rp22,79 triliun. Penerbitan obligasi tersebut terdiri dari 21 emisi obligasi senilai Rp22,59 triliun dan dua emisi sukuk senilai Rp200 miliar. Penerbitan obligasi dan sukuk pada semester pertama tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun 2010 lalu yang hanya mencapai Rp21,19 triliun.

Peningkatan emisi obligasi tersebut, terkait dengan potensi pertumbuhan minat korporasi untuk melakukan ekspansi. Diproyeksikan nilai penerbitan obligasi swasta akan menembus Rp40 triliun hingga akhir tahun ini.

Perkembangan Pasar Obligasi dalam Negeri “Menggemaskan”

Perkembangan pasar obligasi di Indonesia diperkirakan masih akan cukup menggemaskan seiring dengan bullish pasar obligasi di Asia. Perkembangan pasar obligasi Asia telah mencapai sepuluh kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Saat ini Asia adalah pasar obligasi keempat terbesar di dunia. Hal ini mendasari kepercayaan terhadap pertumbuhan pasar obligasi Asia dan dalam negeri ke depannya.

Sementara itu solidnya kondisi makroekonomi dalam negeri juga turut meningkatkan gairah investasi. Ekspektasi menguatnya nilai tukar rupiah dan imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya menjadikan Indonesia sebagai alternatif investasi yang lebih menarik bagi investor global.

Peningkatan alokasi belanja pemerintah pada sektor infrastruktur serta menguatnya nilai tukar rupiah lebih lanjut akan semakin meningkatkan minat investor asing untuk berinvestasi pada pasar obligasi Indonesia.

Seperti diketahui, saat ini kepemilikan investor asing dalam obligasi pemerintah Indonesia mencapai Rp225 triliun atau 33 persen dari total kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia.

Selain itu penguatan nilai tukar rupiah akan mengendalikan inflasi pada level relatif rendah dan memberikan hasil positif bagi pasar obligasi Indonesia. Kenaikan peringkat kredit Indonesia yang didorong oleh meningkatnya cadangan devisa Indonesia hingga mencapai lebih dari US$100 miliar akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki peringkat investment grade.

Page 9: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Keberadaan Penjamin Obligasi Swasta Makin Angkat Kinerja Sektor Obligasi Indonesia

Pada bulan April lalu Asean + 3 bersama dengan Bank Pembangunan Asia menyepakati penyediaan fasilitas penjaminan bagi penerbitan obligasi swasta.

Kerja sama itu dilakukan melalui Credit Guarantee and Investment Facility (CGIFJ senilai total USS700 juta yang implementasinya direncanakan Mei.

CGIF Merupakan inisiatif dari negara-negara anggota Asean ditambah Jepang, China, dan Korea Selatan (Asean+ 3), serta Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan nilai komitmen sebesar US$130 juta ditambah asistensi teknis.

Sementara itu, Jepang berkomitmen memberikan dana USS200 juta, China US$200 juta, Korea Selatan US$100 juta, dan sisanya US$70 juta dibagi ke 10 negara anggota Asean. Indonesia berencana berkontribusi sebesar US$12,5 juta.

Pembentukan CGIF merupakan upaya untuk memperdalam pasar obligasi. Dengan penjaminan ini, maka biaya penerbitan obligasi swasta diharapkan bisa lebih murah dan bisa dalam jumlah banyak. Keberadaan penjamin obligasi ini akan makin menggiatkan penerbitan obligasi di dalam negeri.

ORI Pilihan Investasi Koservatif yang Aman

Beberapa waktu lalu dalam rekaman interview sebuah stasiun televisi nasional, saya menjadi narasumber mengenai seluk beluk salah satu instrument investasi. Pertanyaan dan komentar interviewer bagi saya jelas menunjukkan preferensinya terhadap risiko, termasuk risiko investasi. Dia sempat mengungkapkan: “Kalau bisa jangan sampai kita rugi ya. Ngeri sekali kalau sampai kita rugi …” Tipe demikian jelas adalah investor konservatif. Yang bersangkutan maunya investasi pada instrument yang aman, yang sedapatnya tidak mengandung risiko kerugian. Tipe demikian ini biasanya tidak masalah dengan return yang terbatas, tetapi yang penting ada rasa kepastian bahwa return itu akan diterima bukannya hilang.

Bagaimana dengan Anda? Umumnya typical investor awam di Indonesia memang cenderung konservatif. Kalau ada pilihan maka kepastian dan keamanan menjadi prioritas utama seleksi investasi, baru kemudian melihat tingkat profit atau return -nya. Di sisi lain, masyarakat juga sudah semakin terinformasi bahwa sekedar menabung saja tidaklah memadai suku bunganya kalau dibandingkan dengan tingkat inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara umum. Artinya, banyak orang mencari pilihan investasi, tetapi maunya yang aman. Demikian jugakah Anda?

Jika ya, obligasi menjadi pilihan investasi yang relatif aman bagi investor. Obligasi merupakan surat berharga berisi pengakuan hutang yang pembayaran pokoknya akan dibayar sesuai jangka waktu tertentu dan secara periodik dapat diberikan kompensasi berupa kupon dengan tingkat return tertentu. Obligasi termasuk aman, salah satunya karena apabila issuer obligasi mengalami wanprestasi bahkan bangkrut, kewajiban pembayaran obligasi termasuk yang salah satu harus

Page 10: Investasi SUN, Suku Dan ORI

diprioritaskan.

Obligasi berdasarkan pihak yang menerbitkan obligasi terbagi dua yaitu pemerintah (government bond) dan swasta (corporate bond). Dalam tulisan kali ini, salah satu obligasi pemerintah akan lebih diperdalam dibandingkan dengan obligasi swasta. Obligasi pemerintah yang akan dibahas yaitu Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Seperti biasanya, obligasi itu bernilai milyaran rupiah, tidak terjangkau bagi sebagian orang yang hanya memiliki uang untuk investasi jutaan rupiah. Untuk itu, pemerintah berusaha menerbitkan obligasi yang terjangkau bagi investor kecil-kecilan yang berkisar minimal Rp. 5 juta untuk bisa membeli obligasi. Karena harganya yang cukup terjangkau makanya dinamakan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

ORI007, Banyak DiburuPertama kali ORI mulai diterbitkan pada bulan Agustus tahun 2006 dengan nomor seri SR001 atau ORI001. Begitu seterusnya sampai saat ini dengan menggunakan no.urut yang semakin tinggi, dengan sistem bunga fixed (tetap). ORI002 dan ORI003 diterbitkan setahun kemudian. Tercatat sampai saat ini, ORI yang sudah diterbitkan sebanyak 7 kali dengan no.seri ORI007.

Pada awalnya ORI007 akan mulai ditawarkan pada 30 Juli dan diterbitkan pada 4 Agustus 2010 dengan masa tenor tiga tahun dan dengan kupon 7,95 persen per tahun. Namun kenyataannya, pada tanggal 15 Juli 2010 lalu ORI dengan nomor seri SR007 atau ORI 007 mulai ditawarkan. Banyak sekali animo di pasar yang ingin membeli ORI, bahkan pemerintah pun menaikkan jumlah tawaran ORI dari Rp 5 triliun menjadi Rp. 8 triliun.

ORI diterbitkan oleh pemerintah untuk mendanai defisit anggaran negara yang semakin besar. ORI sebagai salah satu bagian dari Surat Utang Negara (SUN) juga dijamin pembayarannya oleh Undang-Undang. Salah satunya yaitu UU No.24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara yang menyebutkan bahwa SUN ialah surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Hal ini mengindikasikan bahwa pembayaran ORI pasti dijamin oleh negara.

Keuntungan dan Risiko Berinvestasi ORIKeuntungan memiliki ORI antara lain: ORI diterbitkan dengan kupon bunga diatas bunga deposito dengan tenor satu bulan. Dalam ORI 007 ini, kupon bunga diberikan pada tingkat 7,95% per tahun, sementara tingkat suku bunga deposito mencapai 6 - 7,25%, sehingga return yang dihasilkan lebih besar dan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

ORI merupakan salah satu risk free asset karena baik pembayaran kupon bunganya maupun pembayaran pokoknya setelah jatuh tempo dijamin oleh pemerintah dengan UU No. 24 tahun 2002 sehingga tidak ada kekhawatiran untuk memegang salah satu jenis investasi ini, karena pasti akan dibayar oleh negara. Berbeda dengan obligasi korporasi yang pembayaran pokok maupun kupon bunganya bisa saja terancam apabila perusahaan dalam kondisi wanprestasi.

Page 11: Investasi SUN, Suku Dan ORI

ORI bisa dijual di pasar sekunder, apabila sewaktu-waktu Anda membutuhkan dana sebelum jatuh tempo pembayaran pokok obligasi datang. Anda bisa menjual ORI ini ke pasar sekunder, tentunya harus tetap memperhatikan harga pasar dari obligasi, jangan sampai harganya di bawah harga ketika membeli obligasi ritel tersebut, agar tidak terjadi capital loss.

Jadi, untuk investasi obligasi seorang investor bisa rugi? Setiap jenis investasi pada dasarnya ada risikonya. Yang membedakan hanyalah ada yang risikonya kecil, ada yang besar. Demikian pula untuk investasi di ORI ini, salah satu jenis risikonya adalah: risiko pasar (market risk). Risiko pasar terjadi ketika pihak investor pemilik obligasi ingin menjual obligasinya sebelum masa jatuh tempo habis, namun harga ORI tersebut jatuh di pasar sekunder sehingga terjadilah capital loss. Ini mungkin terjadi di tengah trend kenaikan bunga di pasar uang.

Risiko lainnya adalah risiko likuiditas (liquidity risk). Ini terjadi ketika pemegang ORI ingin segera mendapatkan uang tunai dengan menjaul ORI di pasar sekunder, namun harga yang ditawarkan bukan harga wajar pasar –misal terlalu tinggi-- sehingga dana tunai yang diharapkan tidak segera didapat.

Investasi dan Membangun Bagi investor konservatif, memiliki ORI merupakan langkah investasi jangka panjang yang relatif aman dengan default risk yang bahkan bisa mencapai nol karena pembayaran pokok dari ORI dijamin oleh negara. Namun perlu difahami, apabila ORI tersebut ingin dijual kembali di pasar sekunder, harus diperhatikan harga pasarnya tidak kena discount yang dapat memuncukan capital loss.

Silakan periksa profil risiko Anda dan berinvestasilah sesuai profil tersebut. Bicara tentang portfolio, apapun profil risiko Anda, ORI bisa jadi salah satu pilihan investasi Anda. Sembari investasi, Anda ikut membantu pendanaan pembangunan dari pemerintah RI.

Page 12: Investasi SUN, Suku Dan ORI

Beli ORI 008, Nikmati Cash Back dari BCA

Dalil investasi mengatakan jangan taruh telur di satu keranjang. Nah, untuk menyebar risiko, alangkah baiknya investasi Anda tidak ditempatkan di satu instrumen. Selain deposito, properti, saham, ada bentuk investasi lain yang imbal hasilnya menarik, tapi risikonya lebih minim. Namanya Obligasi Negara Ritel (ORI). Yaitu surat pengakuan utang jangka panjang, biasanya di atas 12 bulan.

Saat ini pemerintah sudah menerbitkan ORI seri 008. Ini artinya permintaan akan ORI di pasar cukup tinggi sejak seri 001 diluncurkan. Maklum, ORI memiliki banyak keunggulan. Pertama, ORI diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan sepenuhnya dijamin dalam Undang-undang. Kedua, ORI menawarkan suku bunga tetap sampai waktu jatuh tempo dan membayarkannya setiap bulan dengan tingkat bunga di pasar perdana yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito bank BUMN. Ketiga, ORI dapat dijaminkan atau dipinjamkan kepada pihak lain sebagai alternatif bagi kebutuhan keuangan. Keempat, ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Kelima, ORI berpotensi mencetak keuntungan (capital gain).

Untuk mendukung tujuan ORI dalam mengubah tren masyarakat dari saving oriented menjadi investment oriented, PT Bank Centra Asia Tbk (BCA) kembali berpartisipasi memfasilitasi penjualan ORI 008. Jika Anda tertarik, silakan mengunjungi counter BCA Prioritas terdekat, karena BCA telah ditunjuk sebagai Agen Penjual ORI sejak ORI 002. Pembelian bisa dilakukan sejak tanggal 7 hingga 21 Oktober 2011. Untuk masa penjatahan berlaku pada 24 Oktober dan tanggal pengenyelesaian (settlement) 26 Oktober 2011. Alhasil, Anda bisa ikut menikmati keuntungannya saat ORI dicatatkan di lantai bursa atau dijual di pasar sekunder pada 27 Oktober 2011. Atau, Anda bisa juga menerima pokok investasinya setelah tiga tahun atau pada 15 Oktober

Page 13: Investasi SUN, Suku Dan ORI

2014 saat tanggal jatuh tempo ORI 008 tiba.

Apa saja keuntungan membeli ORI 008 di BCA? Beberapa manfaat bisa diperoleh investor yang membeli ORI 008 di pasar perdana maupun sekunder melalui BCA. Untuk pembelian di pasar perdana, investor berhak mendapatkan cash back sebesar 0,1% dengan minimum pemesanan Rp150 juta dan akan dibayarkan paling lambat 14 hari kerja setelah tanggal settlement. Selain itu, nasabah hanya cukup membayar biaya materai Rp12.000 dan dibebaskan dari biaya pembukaan rekening efek dan biaya penyimpanan efek sampai jatuh tempo. Pun, Anda telah ikut berpartisipasi dalam program penanaman & pemeliharaan pohon, karena setiap pembelian Rp5 juta (berlaku kelipatan), berarti Anda telah menyumbang Rp1.000 untuk mewujudkan program tersebut. Apalagi, BCA adalah salah satu Agen Penjual ORI 007 Terbaik pada 2010.

Bagi Anda yang membeli ORI 008 melalui BCA di pasar sekunder, maka Anda akan mendapatkan likuiditas yang lebih baik, karena dapat diperjualbelikan di counter BCA Prioritas dengan harga kompetitif. Anda pun akan terbebas dari biaya transfer kupon per bulan dan biaya pengiriman surat konfirmasi jual atau beli.

Jadi, tunggu apa lagi! Bergegaslah Anda menyebar risiko investasi dengan membeli ORI 008 di BCA. Keuntungan ganda akan Anda dapatkan: imbal hasil investasi berlipat ganda, dapat cash back lagi.*

Strategi Penilaian Obligasi dengan Metode Hubungan Teimbal BalikKaitan 1:Nilai suatu obligasi memiliki hubungan terbalik dengan tingkat imbal hasil saat ini yang diharapkan oleh investor, yaitu: semakin tinggi (rendah) tingkat imbal hasil, semakin rendah (tinggi) nilai obligasiKaitan 2:Nilai obligasi akan lebih rendah dari nilai par jika tingkat imbal hasil investor lebih tinggi dari coupon rate; dan sebaliknya nilai obligasi akan lebih tinggi dari nilai par jika tingkat imbal hasil investor lebih rendah dari coupon rate