investasi dan tanggung jawab...

41
KETELADANAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK Bukhari STIT PTI. Al-Hilal Sigli Jl. Lingkar Keunire, Sigli Pidie Email: [email protected] ABSTRACT Islamic education in the family is the process of forming the personality of Islam in children. Required role and parental responsibility as the main educator in educating children well. In addition, the exemplary of educators is one caraberpengaruh in the child. Parents are as first generation educators, but not yet fully felt for the majority of Muslim families today. Therefore, it is very important to re-optimize the role of parents in the family so as not to happen keteranan crisis. The role of parents as the main educator in directing children to perform the first social process in the family environment lost eroded with the times. With a variety of reasons busy parents do not always accompany the development of children. Especially giving special education by giving good example to his children intensely. Her father and mother only focused on fulfilling material needs and handing the process of education to others. In the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah which is then attached with the word hasanah, so it becomes the equivalent of the word uswatun hasanah which means a good example. ABSTRAK 1

Upload: vantruc

Post on 13-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

KETELADANAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Bukhari

STIT PTI. Al-Hilal SigliJl. Lingkar Keunire, Sigli Pidie

Email: [email protected]

ABSTRACTIslamic education in the family is the process of forming the

personality of Islam in children. Required role and parental responsibility as the main educator in educating children well. In addition, the exemplary of educators is one caraberpengaruh in the child. Parents are as first generation educators, but not yet fully felt for the majority of Muslim families today. Therefore, it is very important to re-optimize the role of parents in the family so as not to happen keteranan crisis. The role of parents as the main educator in directing children to perform the first social process in the family environment lost eroded with the times. With a variety of reasons busy parents do not always accompany the development of children. Especially giving special education by giving good example to his children intensely. Her father and mother only focused on fulfilling material needs and handing the process of education to others. In the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah which is then attached with the word hasanah, so it becomes the equivalent of the word uswatun hasanah which means a good example.

ABSTRAKPendidikan Islam dalam keluarga merupakan proses pembentukan

kepribadian Islam pada anak. Diperlukanperan dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik utama dalam mendidik anak dengan baik. Selain itu, adanya keteladanan pendidik merupakan salah satu caraberpengaruh dalam pada diri anak. Orang tua adalah sebagai pendidik pertama generasi, namun belum dirasakan sepenuhnya bagi mayoritas keluarga muslim saat ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan kembali peran orang tua dalam keluarga agar tidak terjadi krisis keteldanan. Peran orang tua sebagai pendidik utama dalam mengarahkan anak melakukan proses sosial pertama di lingkungan keluarga hilang tergerus dengan perkembangan zaman.

1

Page 2: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

Dengan berbagai alasan kesibukan orang tua tidak selalu mendampingi perkembangan anak. Apalagi memberikan pendidikan khusus dengan memberikan teladan baik kepada anak-anaknya secara intens. Ayah dan ibunya hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan materi dan menyerahkan proses pendidikan kepada orang lain. Dalam Al-Quran kata teladan diibaratkan dengan kata-uswah yang kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga menjadi padanan kata uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik.

Kata Kunci: Keteladanan, Orang Tua, Pendidikan Anak

A. PendahuluanSemua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan

berkembang menjadi anak-anak yang sholeh sholehah, taat beragama, berbakti kepada orang tua dan berakhlaq mulia. Harapan besar orang tua kepada anaknya ini menunjukkan rasa sayangnya kepada sang buah hati. Harapan besar ini tentu tidak akan bisa datang dengan sendirinya, melainkan harus diimbangi dengan memberikan pendidikan yang baik dengan disertai keteladanan (At-Tarbiyah bi Al-Uswah Al-hasanah).

Inilah yang dilakukan Rasulullah saw dalam membangun umat sejak fase Mekkah hingga Madinah, beliau berhasil tampil sebagai figur yang menjadi panutan dalam segala aspek kehidupan. Sehingga meskipun dengan segala keterbatasan dana, sarana prasarana, dan teknologi canggih beliau mampu mengubah masyarakat yang biadab menjadi beradab dan berperadaban. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab 21:

ه �و الل�ه أسوة حسنة لمن كان يرج لقد كان لكم في رسول الله كثيرا واليوم اآلخر وذكر الل

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang- orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut asma Allah (QS. Al-Ahzab 21).

Kemudian Peran orang tua sebagai pendidik utama dalam mengarahkan anak melakukan proses sosial pertama di lingkungan keluarga hilang tergerus dengan perkembangan zaman. Dengan berbagai alasan kesibukan orang tua tidak selalu mendampingi perkembangan anak. Apalagi memberikan pendidikan khusus dengan memberikan teladan baik kepada anak-anaknya secara intens. Ayah dan ibunya hanya terfokus pada

2

Page 3: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

pemenuhan kebutuhan materi dan menyerahkan proses pendidikan kepada orang lain. Seperti dengan menyekolahkan di sekolah elit, mencukupkan memberikan les privat, dan memberikan kebebasan dalam menggunakan sarana berupaalat teknologi dan komunikasi tanpa pengawasan. Adanya pembinaan dan pengarahan orang tua di dalam rumah hanya sebatas perintah dan larangan. Tidak diiringi dengan memberikan contoh kesolehan dalam mengamalkan kebaikan yang diajarkan kepada anak.

Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal1 yang terbaik dalam pribadi yang diinginkan2. Sehingga buah dari perolehan ilmu adalah pengamalan dalam kehidupan.Pendidikan Islam adalah usaha sadar manusia yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai tuntutan yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada orang yang di didik dalam rangka mengubahnya menjadi lebih baik, lebih bernilai dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat3. Diperkuat dengan pendapat Al-Attas tujuan pendidikan Islam adalah mengakuikekusaan Allah sehingga menjalankan ketaatan secara benar dalam kehidupannya.4

Terjadi pengikisan tanggung jawab orang tuadalam mendidik anak. Kebanyakan orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah sehingga mengabaikan tugas mendidik anakdengan baik dalam lingkungankeluarga. Orang tua merasa cukup memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada sekolah. Padahal waktu di sekolah hanya 7 jam.

1Maksud dari nilai-nilai yang ideal adalah pembentukan perilaku merupakan wujud yang ditampilkan seseorang sebagai bentuk tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan.Bagi kebanyakan anak, keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti sebelum sekolah dan lingkungan masyarakat. Karena dilingkungan keluarga iniseorang anak pertama kali belajar tentang apa saja termasuk perilaku. Pembentukan perilaku anak dalam keluarga ditentukan oleh perilaku orang tua yang dapat diamati anak dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang tua dalam memandang anak sebagai titipan yang harus ditumbuh kembangkan dan dapat dipertanggung jawabkan pada pemilik-Nya, merupakan dasar dalam memperlakukan anak.Sebagai orang tua strategi yangdapat digunakan untuk membentuk perilaku anak, harus dapat menimbulkan limpahan penyebab bagi anak untuk percaya dan merasa aman dalam asuhan orang tua. Lihat Bimo Walgito, Pengantar Psikologi (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 71.

2M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hal 113

3Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1997), cet. Ke-5, h. 8

4 Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, Islam dan Sekularisme, Penerjemah Karsidjo Djojosuwarno, Pustaka, cet I, Jakarta, 1997

3

Page 4: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

Sedangkan sisanya sekitar 17 jam dilakukan dilingkungan rumah. Hal ini berarti 75 % pendidikan dihabiskan di lingkungan rumah.5

Dalam hal ini,75 % pendidikan adalah tanggung jawab orang tua. Tetapi orang tuabelum sepenuhnya menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Sehingga jika anak terlibat dalam masalah kenakalan karena kurangnya perhatian orang tua dalam mendidiknya, maka yang sering disalahkan adalah pihak sekolah. Padahal guru di rumah yaitu orang tua adalahpendidik yang paling utama bagi anak.Menjaga keluarga untuk taat pada Allah dan terhindar dari neraka merupakan peran dan tanggung jawab orang tua, sebagaimana firman Allah SWT:

اس �ا الن��ارا وقوده� كم وأهليكم ن ���وا أنفس��وا ق� ذين آمن �ا ال�ه يا أي�رهم��ا أم�ه م ون الل ��داد ال يعص �� والحجارة عليها مالئكة غالظ ش

ويفعلون ما يؤمرونArtinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. At-Tahrim : 6)

Pendidikan dapat mengubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik.Begitu pentingnya pendidikan dalam Islam sehingga merupakan kewajiban perorangan.6Dalam konsep pendidikan Islam proses pengembangan pemikiran, penataan perilaku, pengaturan emosi, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya. Seluruh aspek tersebut telah tergambar secara integrative dalam sebuah akidah Islam yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorong pada perilaku normative yang mangacu pada syariat Islam.

Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia itu sendiri.7Tidak ada perealisasian syariat Islam kecuali melalui penempatan diri, generasi muda,

5www.http. Dul Rohim, “Pendidikan Anak dalam Keteladanan, di akses 27 April 2014 6

? Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, (Bandung:PT. Rosda Karya , 2008), cet ke -2, h.1

7 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 2004), cet ke-4, h. 34

4

Page 5: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

dan masyarakat dengan landasan iman dan tunduk kepada Allah.Untuk itu pendidikan Islam merupakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu generasi berikutnya.Terutama dari orang tua atau pendidik kepada anak didik. Dan keburukanlah yang akan menimpa orang yang mengkhianati amanat itu. Dalam hal ini peran penting seorang pendidik adalah tidak hanya sebagai penyampai materi pelajaran (tranfer of knowledge), tetapi juga sebagai pembimbing dalam memberikan keteladan (uswah) yang baik (transfer ofvalues).8Atau dalam Islam dikenal dengan istilah “al-„ilmu lil „amal”.Tujuanseseorang belajar dan berpendidikan adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan.

Anak-anak, pada hakikatnya adalah generasi masa depan, pada pundaknyalah penentuan masa depan, dan di antara kewajiban bagi para pendidiknya saat ini, adalah menanamkan berbagai tanggung jawab dalam mengemban kepemimpinan secara sukses. Tujuan pendidikan Islam menghantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah.Artinya manusia tidak merasa keberatan atas ketetapan Allah dan rasul-Nya.

Islam merupakan syariat Allah bagi manusia. Dengan bekal syariat itu manusia beribadah.Agar manusia mampu memikul dan merealisasikan amanah besar itu, syariat itu membutuhkan pengamalan, pengembangan, dan pembinaan. Pengembangan dan pembinaan itulah yang dimaksud dengan pendidikan Islam.

Sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur'an:

وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدونArtinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S. Ad-Dzariyat : 56)Dalam menjalankan kewajiban pendidikan maka proses itu

berisitugas, dan setiap tugas harus dilaksanakan, suatu tugas selesai

8Orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak yaitu mengajak anak melaksanakan shalat berjamaah setiap waktu, mengajarkan anak mengaji, membiasakan anak melaksanakan ibadah puasa sebagai bentuk penanaman ketauladanan, selain itu juga orang tua dalam bertutur kata lemah lembut, membiasakan anak bersalaman saat berangkat sekolah, serta memberikan hukuman apabila anak melakukan kesalahan. Selaku orang tua tentunya akan memberikan pengawasan kepada anak-anak dengan menemani belajar dan mengerjakan PR dan tidak memberikan waktu keluar malam karena anak Ibu RK masih duduk di sekolah dasar dan orang tua juga tidak lupa memberikan motivasi seperti pemberian nasehat. Lihat Abdul Majid dan Dian Andayani, endidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal.11.

5

Page 6: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

dilaksanakansetelah tujuan yang dituju telah tercapai. Agar tujuan itu dapat dicapai dengan cepat, meyakinkan dan tepat, perlu ada suatu cara yang serasi. Cara itulah yang ditempuh untuk sampai pada tujuan.9

Pada dasarnya suri teladan yang baik memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak.10 Tidak mungkin anak belajar menahan emosi, jika ia melihat orang tuanya marah-marah dan emosional. Seperti halnya tidak mungkin pula anak belajar kasih sayang, kalau ia melihat orang tuanya bersikap keras. Anak akan tumbuh dengan kebaikan, terdidik dalam akhlak terpuji, jika ia mendapatkan teladan dari kedua orang tuanya. Sebaliknya ia akan menyimpang dari kebaikan dan biasa berbuat dosa, jika sering melihat orang tuanya memberi contoh perbuatan dosa.11

Dari sinilah kita melihat, bahwa keteladanan merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam kebaikan atau kerusakan seorang anak.Jika yang dijadikan keteladanan tersebut adalah sosok yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan pemberani, maka tumbuhlah anak itu dalam kejujuran, berakhlak mulia, dan pemberani.Sebaliknya, jika sosok yang menjadi pendidik tersebut adalah seorang pendusta, penghianat, kikir serta pengecut, maka tumbuhlah anak itu dalam dusta, khianat, sombong dan kekikiran.

Sesungguhnya seorang anak, betapapun potensinya untuk kebaikan itu besar, dan betapapun fitrahnya itu suci bersih, dia tak akan bisa melaksanakan prinsip-prinsip kebaikan dan pokok-pokok pendidikan yang baik, apabila dia tidak melihat pendidik mereka ada di puncak keutamaan akhlak. Karena itu mudah bagi seorang pendidik untuk mendikte anak sebuah system dari pembinaan, akan tetapi sulit bagi anak itu untuk melaksanakan sistem ini, ketika dia melihat bahwa orang yang mendidiknya dan mengarahkannya itu ternyata tidak konsekuen dengan sistem ini, tidak mengaplikasikan pokok-pokok dan prinsip-prinsipnya.

B. PermasalahanMasyarakat kita mengalami perubahan yang sangat cepat.Teknologi,

struktur sosio ekonomi kita, struktur keluarga kita dan budaya bisnis kita 9

? Zakiyah Darajat, dkk, Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet ke-5, h. 2

10

? Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak.

11 Abdullah Nasih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Solo:Insa Kamil, 2013), cet ke-2, h. 538

6

Page 7: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

hanya merupakan sedikit contoh yang berubah secara dramatis sepanjang hidup kita.Setiap perubahan itu telah dibentuk dan terus terbentuk sebagai akibat dari sikap dan perilaku kita. Misalkan, karena kita mampu mendapatkan apa saja yang kita inginkan atau kita perlukan dengan cepat, seperti hot dog yang dibuat di microwave, informasi instant melalui internet,12 kita menjadi kurang sabar dan kurang banyak akal. Kita tidak memberikan peluang melaksanakan nilai-nilai moral tersebut.Kita sering mendengar pasangan suami istri yang bercerai pada saat mereka menemui kesukaran.Apa yang terjadi dengan komitmen? Ketika perusahaan sedang mengalami kesukaran dan para pegawainya mencari pekerjaan lain, sikap mayoritas yang sering melanggar ketentuan syariat Islam,apa yang terjadi dengan loyalitas?

Maka rumahlah yang menjadi titik awal dari sebuah keteladanan.Di sanalah perasaan tenang, aman, terindungi dan segala bentuk pembelaan apabila anak yang dia sayangi tersakiti atau dilecehkan. Untuk membentuk keteladan itu tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa, memaksa atau memberikan suatu sanksi yang dalam kondisinya anak yang terhukum itu tidak tahu menahu tentang hukuman yang akan dia dapati dari orang tuanya. Maka dari itu, dianggap perlu pembenahan sikap atau keteladananan (uswah) orang tua yang sekiranya dapat membentuk sikap anak-anak yang patuh, cerdas, bersahaja dan mampu berbakti kepada kedua orang tuanya.

C. Pentingnya Figur Teladan Bagi Orang Tua

12

?Kata media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang secara harafiahnya berarti ”tengah, ”pengantar” atau ”perantara”. Dalam bahasa Arab mediadisebut wasail bentuk jamakdari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ”tengah”. Kata tengah itu sendiri berarti berada dintara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Lihat Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran;Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010), hal. 6. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Internet (Interconnection Networking) merupakan sarana inti dari komputer untuk berkomunikasi.Menurut Hendri pondia, Internet adalah gabungan dari jaringan-jaringan computer dalam skala besar dan luas dimana masing-masing computer tersebut dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya menggunakan sebuah bahasa jaringan”. Lihat Hendri Pondia, Teknologi Informasi dan komunikasi, (Jakarta: Erlangga,2004), hal. 2

7

Page 8: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

Pentingnya figur teladan bagi orang tua dalam sebuah proses pembelajaran bagaikan kebutuhan anak yang setiap saat harus terpenuhi. Agar dalam setiap langkah selalu dalam kebenaran dengan meniru figure yang telah ada. Keteladanan ini juga merupakan salah satu metode yang diterapkan oleh Allah SWT dengan menurunkan Rasul sebagai figure teladan dalam suatu kaum.

Dengan sistem pendidikan yang sempurna seperti apapun namun, tetap tidak dapat dipungkiri jika timbul masalah, bahwa teladan seperti itu masih tetap memerlukan pola pendidikan realistis yang dicontohkan oleh orang tua melalui perilaku sambil berpegang pada landasan dan metodenya. Oleh karena itu Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW agar menjadi teladan bagi seluruh umat manusia dalam merealisasikan sistem pendidikan Islami. Aisyah RA pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW. Ia menjawab, bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an.13 Betapa sempurnanya akhlak, tauladan yang telah ada pada diri Rasulullah dan tak akan pertnah tergantikan sebagai figure tauladan yang terbaik yang pernah ada. Pada dasarnya fitrah manusia yang cenderung mencari ataupun memerlukan sosok teladan dan panutan yang mampu menggerakkan manusia pada jalan kebenaran dan sekaligus sebagai contoh dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat Allah.14Maka sosok figur teladan menjadi sangat penting dalam hal ini.

Selain itu sosok tauladan juga sangat penting untuk mengawali suatu kebiasaan yang baik dalam suatu kelompok. Fitrah ini tampak pada umat manusia dalam kondisi yang mungkin asing bagi mereka yang artinya, bagi sebagian mereka tampak asing, tetapi bagi sebagian yang lain tidak. Hal seperti ini pernah terjadi sewaktu Allah menghendaki agar RasulNya menikah dengan istri Zaid, anak angkat Rasulullah SAW. Allah menghendaki yang demikian itu untuk menerangkan kepada umat manusia secara praktis, bahwa Zaid (anak angkat) sedikit pun tidak mempunyai bagian dari hak-hak sebagai anak.

Berdasarkan uraian di atas bahwa tauladan juga sangat diperlukan dalam suatu kondisi yang memerlukan pengorbanan, seperti perang, infak, dan lain sebagainya. Dalam perang khandaq, beliau langsung turun tangan ikut mengangkat batu, menggali parit bersama para sahabat, itu dapat menunjutkan akhlak Rasulullah SAW terhadap shahabatnya. Dengan beliau tampil sebagai contoh teladan yang patut ditiru para orang tua, untuk

13

? Al-Quran Surat Al-Israa': 9.

14   Ahmad Tafsir, Drs. Ilmu Pendidikan Islam. PT Temprint 2011

8

Page 9: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

langsung turun tangan bersama anak buahnya. Rasulullah SAW tampil pula sebagai teladan dalam kehidupan suami-istri, dalam kesabaran menghadapi keluarganya, dan dalam mengarahkan istri-istrinya dengan baik.15 Dan teladan itu akan tetap lestari, selama langit dan bumi ini lestari. Kepribadian Rasulullah Saw sesungguhnya bukanlah hanya teladan buat suatu masa satu generasi satu bangsa, satu golongan atau satu lingkungan tertentu. Beliau adalah teladan universal buat seluruh manusia dan seluruh generasi.

D. Landasan Psikologis KeteladananPada dasarnya, mufasir juga melihat kebutuhan manusia yang akan

menjadi figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Pada hakikatnya, peniruan itu berpusat pada tiga unsur terhadap orang tuanyanya, antara lain:

1. Kesenangan untuk meniru dan mangikuti. Lebih jelasnya hal itu terjadi pada anak-anak dan remaja. Mereka terdorong oleh keinginan yang samar tanpa disadari membawa mereka pada peniruan gaya bicara, cara bergerak, cara bergaul, atau perilaku-perilaku lain dari orang yang mereka kagumi.

2. Kesiapan untuk meniru. Setiap periode usia manusia memiliki kesiapan dan potensi yang terbatas untuk periode tersebut. Karena itulah, Islam mengenakan kewajiban shalat pada anak yang usianya belum mencapai tujuh tahun dengan tetap menganjurkan kepada orang tua untuk mengajak anaknya meniru gerakan-gerakan shalat. “Sesungguhnya kalian akan mengikuti tradisi orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” (Al Hadits).

3. Ketiga, setiap peniruan terkadang memiliki tujuan yang sudah diketahui oleh si peniru atau bisa jadi juga tujuan itu sendiri tidak jelas, bahkan tidak ada. Pada dasarnya, di kalangan anak-anak, peniruan lebih cenderung didorong oleh tujuan yaitu kecenderungan mempertahankan dunia individual karena seolah-olah dia berada di bawah bayang-bayang individu yang kuat dan perkasa, yang membuat orang lemah menirunya.

E. Kilas tentang penafsiran Uswah (keteladan) Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Pengertian keteladanan dari segi bahasa, “keteladanan” kata dasarnya adalah “teladan” yang artinya contoh, sesuatu yang patut ditiru karena baik,

15

? Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur’an, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2017), hal. 29

9

Page 10: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

tentang kelakuan, perbuatan dan perkataan. Kemudian kata “teladan” diberi imbuhan dengan awalan “ke” dan khiran “an”, sehingga menjadi kata “keteladanan” yang berarti hal-hal yang memberikan teladan atau contoh yang patut ditiru.16Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan asal kata keteladanan adalah teladan yaitu perbuatan atau barang yang patut ditiru dan dicontoh.17Jadi keteladanan adalah hal-hal yang patut ditiru. Dalam bahasa Arab “ keteladanan” diungkapkan dengan kata “ Uswah” dan “ Qudwah” terbentuk dari huruf و , , س ء , secara etimologi setiap kata yang terbentuk dari tiga huruf tersebut memiliki arti yang sama yaitu “ Pengobatan dan Perbaikan”.Menurut Yahya Jala, al-Qudwah berarti al-Uswah, yaitu ikutan, mengikuti seperti yang diikuti.18

Kata qudwah adalah kata yang berasal dari Arab yang memiliki kesamaan dengan kata uswah yang berarti keteladanan.19 Pengertian yang diberikan oleh Ashfahani, bahwa menurut beliau al-uswah dan al-iswah sebagaimana kata al-quduwah dan al-qidwah berarti suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan.20 Sedangkan menurut Abdullah qudwah merupakan lafadz yang sering digunakan kepada masusia yang biasa, kalau uswah dikhususkan kepada nabi Muhammad swa.21 Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontohkan oleh seorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam yaitu

16

?S. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 1456.

17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1995) edisi ke 2, cet. Ke-4, h. 1025.

18A. Zainal Abidin, Mepmeprkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 96

19 An-Nahlawi Abdurrahman, Ushulut Tarbiyah Wa Asalibiha, Beirut: Daar al-Fikri, 1996, hal. 31

20

?Abu Syuja bin Ahmad Al-Ashfahani, Fiqih Sunah Imam Syafi’i, terj. Rizki Fauzan, Bandung: Padi Bandung, 2009, hal. 27

21 Wawancara dengan Abdullah, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli pada Hari Minggu, 15 Januari 2018

10

Page 11: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-ayat di bawah ini,

Dalam Al-Quran kata teladan diibaratkan dengan kata-uswah yang kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga menjadi padanan kata uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswah juga selain dilekatkan kepada Rasulullah SAW juga sering kali dilekatkan kepada Nabi Ibrahim a.s. Untuk mempertegas keteladanan Rasulullah SAW Al-Quran selanjutnya menjelaskan akhlak Rasulullah SAW yang tersebar dalam berbagai ayat dalam Al-Quran.

Keteladanan menurut Heri Jauhari Muchtar , “keteladanan adalah metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.22

Adapun metode keteladanan menurut Abdullah Nashih, Ulwan merupakan metode efektif bagi pendidikan anak dan mengasah kreativitas diri seorang pendidik.23Selain itu beliau memperkuat pendapatnya dengan argumentasi dari Charles Scaefer keteladanan terdapat isyarat-isyarat non-verbal24 yang berarti dan menyediakan suatu contoh yang jelas ditiru.

Senada dengan yang disebutkan di atas, Armai Arief juga mengutip pendapat dari seorang tokoh pendidikan Islam lainnya yang bernama Abi Al-Husain Ahmad Ibnu Al-Faris Ibn Zakaria yang termaktub dalam karyanya yang berjudul Mu’jam Maqayis al-Lughah, beliau berpendapat bahwa “uswah” berarti “qudwah” yang artinya ikutan, mengikuti yang diikuti.25Menurut Nur Uhbiyanti dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menuliskan bahwa metode

22Heri jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2005), cet.1, h. 224

23Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 200

24

?Adityawarman adalah salah satu ilmuwan Indonesia yang memberikan gagasannya mengenai komunikasi nonverbal. Menurutnya, komunikasi nonverbal merupakan suatu komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata. Dengan kata lain, terdapat bentuk pesan lain yang disampaikan kepada komunikan oleh komunikator, dan hal tersebut bukanlah kata-kata. Dalam komunikasi langsung, ketika bertatap muka misalnya, maka ucapan atau suara yang dikeluarkan oleh pembicara merupakan bagian dari komunikasi verbal, sementara pandangan wajah, fokus mata, mimik wajah, dan lain sebagainya merupakan bagian dari komunikasi nonverbal. Lihat Adityawarman. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Komposisi Tubuh pada Remaja. emarang : Universitas Diponegoro, 2007. Hal. 61

25http://habapendidikan.blogspot.com/2012/03/metode-keteladanan-uswah- dalam.html

11

Page 12: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak adalah metode pemberian ontoh dan teladan.26

Jadi keteladanan adalah mendidik anak dengan cara memberikan contoh yang baik (uswah hasanah) agar dijadikan panutan baik dalam berkata, bersikap dan dalam semua hal yang mengandung kebaikan. Sehingga pendidikan Islam yang diajarkan mempengaruhi anak untuk meniru kebaikan yang diajarkan.

Jadi Qudwah adalah proses penyampaian, pengembangan dan penyempurnaan dengan menggunakan keteladanan yang baik sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan teknik qudwah ini dilakukan karena ajaran Islam tidak sekedar mentransformasikan pada peserta didik, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Sehingga tuntutan pendidikan tidak hanya berceramah, atau berdiskusi, tetapi lebih penting lagi adalah mengamalkan semua ajaran yang telah dimengerti, sehingga peserta didik dapat meniru dan mencontohnya. Dan Allah mengingatkan hal itu pada firmannya:

ذين آمنوا لم تقولون ما ال تفعلون ) ها ال �د2يا أي� �ا عن� �ر مقت� ( كبه أن تقولوا ما ال تفعلون ) (3الل

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”. “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff ayat 2 dan 3 )

Selain itu, keteladan akan memunculkan kepribadian yang peka dalam menjalankan ketaatan. Hal ini disebabkan anak melihat orang-orang yang sekitarnya adalah pribadi yang dikagumi dan diidolakan. Anak tidak akan terpengaruh dengan tokoh fiktif yang dihadirkan oleh media televisi, yaitu Bius hiburan dan informasi yang ditonton anak dan juga orang dewasa pada gilirannya akan ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian dan pola perilaku. Jika yang diserap bukan hal yang bermutu, maka dapat dibayangkan betapa memprihatinkannya dampak negative yang ditimbulkan siaran televisi.

Jika dicermati secara mendalam, banyak program acara televisi dirancang untuk dan atas dasar kebudayaan orang kaya.Bius kemewahan yang dihadirkan program siaran seperti ini efektif menimbulkan

26Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 1999), hal. 117

12

Page 13: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

penyempitan kesadaran atas kebutuhan-kebutuhan nyata. Sebagai konsekuensinya, konsumerisme Berjaya memahkotai hidup anak-anak.

Sesungguhnya baik pada bangsa yang kaya maupun yang miskin, konsumsi umumnya dipolarisasi, sementara pengharapan disamaratakan atau distandarkan dan harus selalu berada diluar jangkauan sumber-sumber daya yang dapat dipasarkan.Oleh karena itu ayah dan ibunyalah menjadi panutan anak dalam kesolehan. Dengan demikian proses pendidikan akan berjalan dengan penuh makna jika kedisiplinan dalam ibadah misalnya, akan terlihat dari orang tuanya yang bersegera salat saat mendengaradzan. Ayahnya segera bergegas pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.Ibu segera menghentikan segala aktivitas untuk menunaikan kewajiban dengan penuh kerelaan. Hal ini akan menjadikan anak begitu antusias meniru kebiasaan tersebut, terlebih jika pendidikan keteladanan ini diberlakukan sejak anak usia dini. Sebab anak akan memiliki kemampuan untuk mencerap pemahaman lebih kuat dan membekas. Sehingga orang tua diharapkan untuk selalu memberikan apresiasi positif kepada anak, baik melalui pujian maupun melalui teladan yang baik.

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling menyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk akhlak pada diri anak. Hal ini dikarenakan pendidikan keteladanan merupakan metode mudah dalam pandangan anak, yang akan ditiru dalam tindakannya, bahkan akan terpatri dalam jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatannya

Dengan demikian keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukakan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah) adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak.

F. Keteladanan Orang Tua terhadap Anak dalam Perspektif IslamUswah (keteladanan) adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat

ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukakan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah) adalah

13

Page 14: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak.

Kemudian model tauladan macam apa yang dapat di berikan oleh orang tua maupun guru, imam alghazali dalam menasehati para guru agar mengamalkan ilmunya dan tidak mendustakan perkataannya, disamping itu sejak kita mengenal agama kita sudah dianjurkan untk mencari suri tauladan dalam menjalani kehidupan ini, ketauladanan itu ada pada diri Rasulullah SAW, sebagaimana terdapat dalam ayat alqur’an :

ه �و الل�ه أسوة حسنة لمن كان يرج لقد كان لكم في رسول الله كثيرا واليوم اآلخر وذكر الل

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang- orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut asma Allah ( QS. Al-Ahzab 21).

Pada ayat ini Allah SWT memperingatkan orang-orang munafik.bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Nabi saw. Rasulullah saw adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya dengan sepenuhnya kepada segala ketentuan-ketentuan Allah dan beliaupun mempunyai akhlak yang mulia. Jika mereka bercita-cita ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, tentulah mereka akan mencontoh dan mengikuti Nabi. Tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan keridaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki itu. 

Kemudian dapat dibaca iswatun dan uswatun (yang baik) untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya (bagi orang) lafal ayat ini berkedudukan menjadi badal dari lafal lakum (yang mengharap rahmat Allah) yakni takut kepada-Nya (dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah) berbeda halnya dengan orang-orang yang selain mereka.

Keteladanan orang tua dalam mendidik anak yang terdapat dalam surat al ahzab ayat 21, juga dikuatkan dalam surat Al-Mumtahanah : 4

�الوا��ه إذ ق�ذين مع �راهيم وال� نة في إب ��وة حس �� قد كانت لكم أسلقومهم

14

Page 15: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

Artinya: Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ,,,. (Q.S Al-Mumtahanah : 4)

Keteladanan orang tua dalam mendidik anak begitu penting sebagaimana dideskripsikan surat al-ahzab ayat 21 dan surat al Mumtahana ayat 4 juga terdapat dalam surat Luqman ayat 18.

ه ال �ا إن الل�اس وال تمش في األرض مرح �دك للن�عر خ �� وال تصيحب كل مختال فخور

Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman: 18).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lafadh yang ada pada ayat al-ah-Ahzab ayat 21 dan surat Al-Mumtahanah ayat 4 dengan lafadz uswah yaitu memberikan arti keteladanan orang tua dan lafadz wala tusha`ir, juga memberikan arti yang sama yaitu keteledan.

Ada beberapa hadits yang penafsir temui antara lain; Rasulullah telah menggunakan teknik keteladanan langsung dalamberbagai kesempatan. Ketika Rasulullah mengajarkan shalat kepada kaumMuslim, beliau naik ke tempat yang tinggi sehingga bisa terlihat oleh semuaorang. Kemudian Rasulullah bersabda;

صلواكمارايتموانىاصلىArtinya : Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku

Bahkan bisa dikatakan, seluruh kehidupan Rasulullah SAW adalahpenjelasan terhadap syariah Islam.Maka ketika Aisyah ra. Ingin menerangkan akhlak Rasulullah SAW, dengan ungkapan terbaiknya “Akhlaknya adalah al-Qur an”‟ 27.

Berbagai contoh praktis keteladanan dalam perilaku-perilaku mulia yang diterapkan kepada anak-anak, dalam kehidupan dan pertumbuhannya diantaranya sebagai berikut:

a. Mendidiknya agar terbiasa berwudhu setiap kali bangun tidur, dan bukanhanya mencuci muka saja.

27

? M.Rawwas Qal ah ji, ‟ Biografi Nabi SAW “Menyibak Tabir Kepribadian Rasul Muhammad SAW”, (Dahran: Mahabbah Pustaka, 1986), h.168

15

Page 16: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

b. Mendidiknya agar terbiasa tidur segera setelah shalat isya. Tidak boleh dibiarkan terlambat tidur agar anak bisa bangun tepat waktu shalat shubuh.

c. Mendidiknya agar terbiasa menerima tamu. Melatihnya agar bisa berbelanja berbagai kebutuhan rumahnya.

d. Membiasakannya untuk berjamaah shalat di mesjid tepat pada waktunya.

e. Bila memiliki anak perempuan, maka harus dibiasakan untuk memakai hijab.

f. Membiasakan untuk melakukan puasa sunnah.g. Membiasakan untuk makan dan minum dengan tangan kanan.28

Kemudian hadits yang lain juga penafsir membahas keteladan orang tua merupakan pendidik pertama yang akan mengajarkan sekaligus memberikan pengarahan dan teladan baik. Agar anak memiliki lingkungan keluarga yang mendidiknya mengenal Islam. Meneladani keshalihan kepada anak akan memiliki pengaruh yang besar. Orang tua memiliki kewajiban mengajarkan keutamaan menjalankan syariat dan memupuk keimanannya agar terpancar kepribadian yang mulia dihadapan anak.Sebab keteladanan orang tuanya pengaruh yang dominan dalam jiwa anak.

Sebagaimana dalam hadis dapat kita cermati sabda nabi Muhammad SAW, yang berbunyi

على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه  كل مولود يولدArtinya : Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah

yang menjadikannya Yahudi, Nasroni (H.R. Abu Dawud).

Anak akan melihat, mendengar dan mengamati sikap orang tuanya. Sebab secara lansung anak sejak lahir berinteraksi dekat bersama ayat dan ibunya. Apapun sikap yang ditujukan orang tuanyalah yang akan menjadi gambaran anak dalam berbuat.

Secara umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak:1. Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan baik.2. Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap

lingkungan3. Kesejahteraan psikologis dan emosional anak.29

28

? Muhammad sa id Mursi, ‟ Melahirkan Anak Masya Allah, ( Jakarta: Cendikia, 2001), cet ke-1, h. 142

29

? Lubis Salam, Keluarga Sakinah, (Surabaya: Terbit Terang,t,th), h. 76

16

Page 17: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

Dalam hal ini maka peran orang tua memberikan keteladanan merupakan sebuah bekal penting atas pendidikan anak. Sehingga pada saat anak tumbuh di lingkungan masyarakat ia dapat beradaptasi dan diterima oleh lingkungan sekitarnya. Baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Pada dasarnya, perilaku anak akan terlihat pada kelakuan orang tuanya. Jika orang tua memperlakukan anak-anak dengan baik dalam syariat Allah, mereka akan menjadi anak berbakti kepada orang tuanya. Sebaliknya jika orang tuanya salah dalam mendidik anak-anaknya, maka janganlah berharap anak-anak akan berbakti kepadanya.30

Misalnya anak yang diajarkan dengan kedisiplinan menjalankan syariat Allah seperti shalat, menutup aurat, sopan santun dalam ucapan maupun perbuatan dan menjaga pergaualannya secara Islami. Maka anak akan terbentuk menjadi pribadi yang takut menjalankan keburukan dan dekat pada ketaatan kepada Allah SWT. Sebaliknya jika orang tuanya mencontohkan kemalasan ibadah, sikap angkuh, perkataan yang buruk dan sikap yang melanggar syariat Islam. Maka anak secara langsung akan mengikuti keburukan yang diperlihatkan oleh pendidiknya dalam hal ini ayah dan ibunya.

Jika dalam menjalankan aktiviitas sehari-hari di dalam rumah sikap yang dicerminkan ayah dan ibunya adalah berkata kasar dan bersikap buruk. Hal demikian pula yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua yang mampu mmberikan keteladanaan ketaatan dan kebaikan dalam perbuatan dan perkataan akan menjadi inspirasi kesolihan bagi anaknya. Meskipun tidak bisa dipungkiri, anak akan menemui tantangan lain yakni berupa media sosial dan lingkungan.

Namun setidaknya anak sudah dibekali kebaikan sehingga akan menjadi modal awal ia bersosialisasi dengan lingkungannya. Idealnya seorang pendidik keluarga yakni dalam hal ini adalah orang tua, selain mampu memberikan keteladanan, juga tetap mengawasi dan memberikan pengarahan terhadap segala macam aktivitas anaknya.Tidak memberikan kebebasan sepenuhnya sebab bagaimana pun anak tetap membutuhkan bimbingan dari orang tuanya.

Suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan atau kemurtadan. Ikutan, mengikuti yang diikuti. Dari pengertian keteladanan di atas dapat diambil

30 M.Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), cet ke-6, h. 65

17

Page 18: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

kesimpulan, bahwa keteladanan itu adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seorang dari orang lain.

Sedangkan keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam (`am), yaitu keteladanan yang baik sesuai dengan pengertian “ Uswah” (khas),keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang baik fisik, mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar. Keteladanan dapat memberikan kontribusi yang besar di dalam mengaplikasikan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Untuk menciptakan anak yang shaleh, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 44

�اب أفال� اس بالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكت أتأمرون النتعقلون

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, dan kamu membaca kitab, tidakkah kamu pikiran? “

Dari firman Allah SWT di atas, dapat diambil pelajaran bahwa orang tua hendaknya tidak hanya mampu memerintah atau memberikan teori kepada anak, tapi lebih dari itu, ia harus mampu menjadi panutan bagi siswanya sehingga siswa dapat mengikutinya tanpa merasakan adanya unsur paksaan.

G. Asbabun Nuzul yang terdapat dalam Surat Al-Ahzab Ayat 21Menurut Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini adalah dasar yang

paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah Saw, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keadaannya. Oleh karena itu, Allah Ta'ala menyuruh manusia untuk meneladani Rasulallah Saw dalam hal kesabaran, keteguhan, ribath (terikat dengan tugas, komitmen), dan kesungguh-sungguhannya.

Ayat ini turun semasa Perang Ahzab ketika ada anggota pasukan Islam yang yang takut, goncang, dan hilang keberaniannya pada perang Ahzab.Allah menyuruh orang demikian meneladani Nabi Muhammad Saw dalam kesabaran dan keteguhan membela agama Allah.

18

Page 19: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

Di antara penduduk di Madinah itu memang ada orang yang telah bergoncang fikirannya, kacau bilau perasaan hatinya, jiwanya jadi stress yang teramat, ada juga orang yang pengecut, munafiq, tidak berani bertanggungjawab, kiranya sudah bersedia hendak lari menjadi badwi kembali ke dusun-dusun, tenggelam dalam ketakutan melihat jumlah yang besar tentera musuh yang akan menyerang.

Namun begitu, masih ada lagi orang-orang yang mempunyai pendirian tetap, yang tidak putus harapan, tidak kehilangan akal yang waras. Ini kerana mereka telah melihat sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka sendiri yaitu Rasulullah saw.

Mulai saja baginda menerima berita tentang maksud musuh yang besar bilangannya itu datang hendak menyerang Madinah, baginda terus bersiap sedia mencari idea untuk mempertahankan kota Madinah. Baginda telah mendengar nasihat dari Salman Al Farisi agar menggali parit ataupun dipanggil khandaq untuk menghalang kemaraan tentera musuh.Nasihat Salman itu segera baginda Nabi laksanakan.Malah baginda sendiri yang memimpin menggali parit bersama-sama sahabat-sahabat baginda.Dan ianya dituruti oleh semua penduduk Madinah akhirnya menggali parit.

Untuk menimbulkan kegembiraan bekerja siang dan malam menggali tanah, menghancurkan batu batu yang merentangi, baginda telah memikul tanah galian dengan bahunya sendiri.Sehinggakan tanah yang dipikul baginda mengalir turun bersama keringat baginda di atas rambut baginda.Semuanya itu dikerjakan oleh sahabat-sahabat baginda dengan gembira dan bersemangat.Ini kerana baginda nabi sendiri telah kelihatan gembira dan bersemangat melakukan tugas itu. Sehinggakan bekerja, bergotong royong menggali tanah menyekap pasir, memukul batu sambil bernyanyi gembira dengan syair-syair gembira gubahan Abdullah bin Rawahah.

Syair-syair itu dilagukan dengan gembira. Maka sambil mengangkat tanah, memikul batu, memecah batu besar, mereka menyanyikan syair gubahan Abdullah bin Rawahah bersama-sama. Tetapi Abdullah bin Rawahah penyair muda dari Madinah ini, kemudiannya telah mencapai syahidnya dalam peperangan Mu’tah bersama Jaafar bin Abu Talib dan Zaib bin Harithah.

Maka janganlah kita samakan Rasulullah saw yang memimpin penggalian parit khandaq itu dengan pembesar-pembesar, menteri-menteri di zaman kini ketika meletakkan batu asas hendak mendirikan gedung baru, bangunan baru, menggunting riben ketika merasmikan sesebuah syarikat ataupun pejabat, atau kedai. Dan janganlah kita samakan Rasulullah dengan pemimpin kita yang turut serta bersembahyang di mesjid untuk sesuatu

19

Page 20: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

upacara. Ianya berlainan sama sekali. Rasulullah ini adalah betul-betul pemimpin.Betul-betul seorang pejuang. Jauh sangat beda pemimpin kita dan juga pemimpin-pemimpin lain dengan baginda.

Dalam peperangan Khandaq itu semuanya bekerja keras siang malam.Dari mula bekerja menggali parit, sesudah itu berjaga siang dan malam.Besar dan kecil, tua dan muda.Kanak-kanak dan perempuan perempuan dipelihara dalam benteng (Athaam) dan dikawal. Zaid bin Tsabit, yang kemudian terkenal sebagai salah seorang yang dititahkan oleh Khalifah Rasulillah Abubakar Shiddiq mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mush-haf dan masih sangat muda, turut pula bekerja keras, menggali tanah, memikul pasir, danmemecahkan batu. Rasulullah pernah mengatakan bahwa Zaid Bin Tsabit ini adalah seorang anak yang baik.

Rupanya oleh kerana tersangat lelah bekerja dan berjaga, dan hari sangat dingin, Zaid masuk ke dalam parit itu dan sampai di sana dia tertidur dan senjatanya terlepas dari tangannya. Datang seorang pemuda lain bernama 'Ammarah bin Hazem, diambilnya senjata yang telah terjatuh itu dan disimpannya.Setelah dia terbangun dari tidurnya dilihatnya senjatanya tak ada lagi.Dia pucat terkejut dan cemas.

Seketika tibalah Rasulullah di tempat itu. Setelah beliau lihat Zaid baru terbangun dari tidurnya, berkatalah beliau:

"Hai Abaa Ruqaad! (Hai Pak Penidur), engkau tertidur dan senjatamu terbang!"Tetapi wajah beliau tidak membayangkan marah sedikit juga, sehingga Zaid bertambah takut disertai malu. Lalu beliau melihat keliling dan berkata pula: "Siapa yang menolong menyimpan senjatanya?" 'Ammarah menjawab: "Saya yang menyimpannya, ya Rasul Allah!" Lalu beliau suruh segera kembalikan senjata Zaid dan beliau bernasihat pula kepada 'Ammarah didengar oleh yang lain: "Saya buat seorang Muslim jadi cemas dengan menyembunyikan senjatanya sebagai senda gurau".

Suasana memimpin yang seperti itu adalah teladan yang baik kepada Panglima Perang yang mengerahkan tenteranya ke medan pertempuran. Baginda tahu benar bahawa Zaid itu anak baik.Tertidur kerana sudah sangat lelah, bukanlah hal yang dapat dilawannya.Sambil bergurau saja baginda menegur, namun kesannya kepada Zaid besar sekali.Inilah antara sifat-sifat Rasulullah yang dapat dijadikan suri teladan kepada seluruh umat manusia.

“.....bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Di permulaan ayat sudah dijelaskan bahwa pada diri Rasulullah itu sendiri ada perkara yang dapat dijadikan contoh teladan bagi kita.Iaitu bagi orang-orang yang beriman.Semata-mata menyebut iman saja tidaklah cukup.Iman mesti disertai dengan pengharapan.Kalau hidup tidak

20

Page 21: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

mempunyai harapan, maka tidak ada ertinya hidup ini.Maka untuk memelihara iman dan harapan hendaklah banyak mengingati Allah.Sebab itu maka di hujung ayat ini dikatakan bahwa perbayakkanlah untuk menyebut dan mengingati Allah.

Ini kerana memang mudah untuk mengatakan kami mengikut contoh teladan dari Rasulullah ataupun mengatakan kami sememangnya beriman.Tetapi adalah untuk benar-benar beriman dan mengikuti contoh dari Rasulullah adalah memerlukan latihan batin yang mendalam sekali untuk melakukannya. Contoh  orang yang mengaku bahwa ia menuruti sunnah Rasulullah yang mengamalkan sunnah-sunnahnya. Yang Rasul buat, diturutinya kesemua. Yang Rasul tidak buat, yaitu bidaah, akan ditinggalkannya. Tetapi jarang orang yang mencontohi teladan dari sifat Rasulullah uang penuh lemah lembut di dalam menegur sesiapa yang melakukan bidaah.Mereka ini hanya tahu mengutuk, menegur dengan kasar, mencemuh, dan ada juga yang menyesatkan sesama Islam kerana mengamalkan bidaah.

Maka bertambah besar harapan kita kepada Allah dan keyakinan kita akan hari Kemudian dan bertambah banyak kita mengingat dan menyebut Allah, maka akan bertambah ringanlah bagi kita untuk mencontohi Rasulullah saw.

Jika pendidikan adalah melalui contoh, maka Rasul menempati posisi nomor wahid untuk di teladani, baru kemudian faktor figur lain menjadi sangat penting, baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. Siapakah figur sentral di rumah?Siapakah figur sentral di sekolah?Dan siapakah figur sentral di masyarakat? Karena dalam tahapan pertumbuhan dan proses belajar, ciri khas seorang yang menjadi teladan bagi anak-anak dan remaja sangatlah penting. Semakin sempurna seorang dewasa yang menjadi teladan bagi anak-anak, maka tingkat penerimaan dan keberlansungannya juga semakin banyak.Lihat saja tingkah polah dan perilaku anak-anak kita, mereka sangat menyukai perilaku orang yang diteladaninya dan dengan senang hati berusaha membentuk dirinya seperti orang yang diteladaninya itu.

H. Implementasi Keteladanan Rasulullah saw terhadap Orang Tua dalam Mendidik Anak

Mengimplementasikan keteladanan Rasulullah terhadap orang tua sekarang ini dapat menunjukkan bahwa pada dasarnya keteladanan memiliki sejumlah azas kependidikan berikut ini:

Pertama, pendidikan Islami merupakan konsep yang senantiasa menyeru pada jalan Allah. Dengan demikian, orang tua dituntut untuk menjadi teladan di hadapan anak-anaknya, bersegera untuk berkorban, dan

21

Page 22: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

menjauhkan diri dari hal-hal yang hina. Dengan begitu, para pendidik dan orang tua harus menyempurnakan dirinya dengan akhlak mulia yang berasal dari Al-Qur’an dan dari perilaku Rasulullah SAW.

Kedua, sesungguhnya Islam telah menjadikan kepribadian Rasulullah SAW sebagai teladan abadi dan aktual bagi pendidik/orang tua dan generasi muda sehingga setiap kali kita membaca riwayat beliau, semakin bertambahlah kecintaan dan hasrat kita untuk meneladani beliau. Yang perlu kita garis bawahi, Islam tidak menyajikan keteladanan ini untuk menunjukkan kekaguman tetapi Islam menyajikan keteladanan ini agar manusia menerapkan suri teladan ini kepada dirinya sendiri.

Mufasir dalam hal ini melihat dari hasil pengaplikasiannya keteladanan terpecah menjadi dua ranah yaitu:

1. Pengaruh Langsung yang Tidak DisengajaKeberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas

kesungguhan realisasi karakteristik yang diteladankan, seperti: keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan, atau lain sebagainya. Dalam kondisi ini pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini berarti bahwa setiap orang yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya.

2. Pengaruh yang SengajaKadangkala peneladanan diupayakan secara sengaja. Maka

umpamanyaorang tua memberikan contoh membaca yang baik agar anak-anak menirunya, orang tua membaikkan shalatnya untuk mengajarkan shalat yang sempurna kepada anak-anak, dan komandan maju ke depan barisan di dalam jihad untuk menanamkan keberanian, pengorbanan, dan kegigihan di dalam jiwa pasukannya.

Dari sini mufasir dapat melihat bahwa keteladanan dalam kehidupan sehari-hari memberikan implikasi yang luar biasa, begitu juga dalam pendidikan dalam keluarga. Untuk itu seyogyanya sebagai orang tua harus merealisasikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah Saw sebagai suri teladan yang baik selalu mendahulukan dirinya mengerjakan segala perintah yang datang dari Allah Swt sebelum perintah itu disampaikan pada umatnya, demikian pula larangan-larangan Allah Swt ia senantiasa menjauhinya.

Bagi anak, orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani. Hal itu dikarenakan orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Sebagai model, orang tua seharusnya memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan

22

Page 23: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

kepada orang tua agar selalu mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada anak mereka.Teladan yang baik dari orangtua sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan contoh yang baik seorang anak didik akan termotivasi untuk meniru dan mengikuti perilaku orangtua. Keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri seorang anak. Anak akan selalu meniru tabi’at orangtuanya hingga orangtuanyalah yang akan pertama kali mencetak anak menjadi apa saja yang diajarkan orang tuanya melalui perilaku diri merka sendiri. Setiap orangtua dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik tatkala seorang anak mulai tumbuh, maka ia akan merekam seluruh tingkah laku orangtua dan senantiasa akan bertanya-tanya tentang sebab suatu peristiwa. Maka apabila jawaban orangtua baik maka akan baik pula untuk si anak. Orang tua sebagai figur teladan bagi anak-anaknya hendaklah menjaga sikap dan perilakunya, sebab apa yang mereka lakukan akan menjadi cermin bagi anaknya.

Kemudian ayat di atas juga sering diangkat sebagai bukti adanya keteladanan dalam pendidikan. Muhammad Qutb, misalnya mengisyaratkan sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa:

“Pada diri Nabi Muhammad Allah menyusun suatu bentuk sempurna yaitu bentuk yang hidup dan abadi sepanjang sejarah masih berlangsung”.31

Apabila ittiba’kepada Rasulullah, maka setiap orangtua seharusnya berusaha agar dapat menjadi uswatun hasanah, artinya bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi anaknya khususnya dan masyarakat pada umumnya, meskipun diakui tidak mungkin bisa sama seperti keadaan Rasulullah, namun setidak-tidaknya harus berusaha ke arah itu.32

Dalam hal ini ada dua bentuk keteladanan:1. Keteladanan Secara Verbal

a. Komunikasi disengaja (terencana) Komunikasi disengaja (terencana) adalah komunikasi yang

direncanakan untuk proses pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan. Contohnya adalah ketika orangtua ingin memerintahkan anaknyauntuk menjalankan solat berjamaah di masjid, maka sebelumnya orangtua harus sudah berpakaian rapi dan sudah siap untuk berangkat ke masjid.

b. Komunikasi spontan Komunikasi spontan adalah komunikasi yang diterapkan dalam

keseharian yang dapat mencerminkan sikap dan prilaku seseorang. 31

?Abudin Nata,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 95.

32H.Mangun Budiyanto,Ilmu PendiidkanIslam, (Yogyakarta: GriyaSantri, 2011),h.149.

23

Page 24: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

Contohnya adalah tutur kata orang tua ketika memberikan perintah kepada anak dengan mengucapkan kalimat ”tolong” terlebih dahulu sebelum menunjukkan perintah.

2. Keteladanan Secara non Verbal Keteladanan secara non verbal adalah dengan isyarat, sikap atau

prilaku yang dapat memberikan keterangan yang dipahami oleh orang lain secara umum. Contohnya Seperti orang tua yang sedang memberitahu suatu tempat kepada anaknya tanpa mengucapkan katakata, namun mengarahkan jari telunjuknya ketempat yang dituju.

Dari beberapa uraian yang telah dibahas, penulis mengambil suatu kesimpulan tentang macam-macam bentuk keteladanan.Bentuk keteladanan itu terbagi dua, yaitu keteladanan dalam bentuk perkataan/ucapan dan keteladan dalam bentuk perbuatan.

Pertama, keteladanan dalam bentuk perkataan/ucapan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh seseorang dari orang lain, kemudian akan dipraktekkannya sesuai dengan apa yang didengarnya.

Kedua, keteladanan dalam bentuk perbuatan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh seseorang dari orang lain, dalam bentuk perbuatan, kemudian dipraktekkan sesuai dengan apa yang diihatnya.

Menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa keteladanan itu lebih dominan dengan perbuatan daripada dengan ucapan.Sejak lama orang percaya dan memang terlihat dalam kehidupan nyata bahwa pendidikan dengan memberikan keteladanan adalah salah satu bentuk pendidikan terpenting, apalagi di masa kanak-kanak. Yakinlah bahwaanak-anak akan lebih terpengaruh oleh apa yang kita lakukan, bukan oleh apa yang kita katakan. Menurut Nurcholis Madjid: “peran orang tua adalah peran tingkah laku, tauladan-tauladan dan pola-pola hubungan dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-niai keagamaan”.33

Pepatah mengatakan: “bahasa perbuatan adalah lebih fasih dari bahasa ucapan.”34Jadi bahwa pendidikan agama menuntut tindakan percontohan lebih banyak dari pada pengajaran verbal.Dapat dikatakan pula bahwa pendidikan dengan perbuatan untuk anak lebih efektif dan lebih mantap dari pada pendidikan dengan bahasa ucapan.Karena itu yang penting adalah penghayatan kehidupan keagamaan dalam suasana rumah tangga.

33

? Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius: Membumikan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 2000), Cet. II, hal. 81.

34Dudung Abd. Rahman, 350 Mutiara Hikmah & Syair Arab, (Bandung: Media Qalbu), Cet. I, h.75.

24

Page 25: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

Menurut penulis sebaiknya dalam teladan haruslah seimbang antara ucapan dengan perbuatan, karena apabila terjadi kontradiksi antara ucapan dengan perbuatan, maka Allah Swt Sangat membencinya kita dapat temukan bahwa al-Quran menolak keras perilaku orang-orang yang perbuatan berlainan dengan ucapannya, termasuk didalamnya adalah para ibu, bapak dan semua orang yang mengemban amanat pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan agama dalam keluarga diterapkan dengan keteladanan dan hal ini paling meyakinkan keberhasilan dalam membentuk dan mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak”. Sebab, Anak-anak akan meniru perilaku orang dewasa yang mereka amati, jika mereka mendapatkan kedua orang tuanya jujur, maka mereka akan tumbuh menjadi orang jujur. Keteladanan dalam pendidikan adalah merupakan metode aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindaktanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak akan ditiru anak.

I. Pembentukan Karakter Anak Melalui Keteladanan Orang TuaDalam Al-Quran kata-kata keteladanan yang diistilahkan dengan

uswah, ahal ini bisa dilihat dalam berbagai ayat yang terpencar-pencar, diantaranya yaitu sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran suratAl-Ahzab ayat: 21 yang artinya sebagai berikut:

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW itu telah ada teladan (uswah) yang baik bagimu (yaitu)bagi orang-orang yang mengharapkan  (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan yang mengingat Allah SWT sebanyak-banyaknya.(Qs. Al-Ahzab: 2135 

Dalam ayat di atas jelas disebutkan kata-kata Uswah yang dirangkaikan dengan hasanah yang berarti teladan yang baik, yang patut diteladani dari seorang guru besar yang telah memberikan pelajaran kepada ummatnya baik dalam beribadah (hablumminallah), maupun dalam berinteraksi dengan sesama manusia (hablumminannas).Yang kemudian dijadikan salah satu metode pendidikan yaitu metode keteladanan yang bisa diterapkan sampai sekarang dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan.

J. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode UswahDalam memberikan keteladanan dalam proses pendidikan anak, maka

sepatutnya pendidik memperhatikan kelebihan dan kekarangan metode pendidikan ini. Agar dalam penerapannya dijalnkan dengan pertimbangan yang baik. Sehingga orang tua akan sangat berhati-hati dalam memberikan

35Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: 1971), hal. 671

25

Page 26: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

percontohan dala kehidupan sehari-hari. Karena tingkah lakunya dilihat dan diperhatikan anak.Diantara kelebihan metode keteladanan

1. Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya.

2. Agar memudahkan pendidik dalam mengevaluasi hasil berlajarnya.3. Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.4. Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat

baik, maka akan tercipta situasi yang baik bagi anak.5. Terciptanya hubungan harmonis antara pendidik dan peserta didik.6. Secara tidak langsng pendidik dapat menerapkan ilmu yang

diajarkannya.7. Mendorong pendidik untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh.

Adapun kekurangan metode Uswah, selain mempunyai kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya, dalam penerapannya metode keteladanan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, diantaranya yaitu sebagai berikut: 1) Jika figur yang dicontoh tidak baik, akan cenderung untuk mengikuti tidak baik; 2) jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.

K. KesimpulanBerdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa:

1. Orang tua adalah pendidik yang pentama dalam pembinaan keteladanan terhadap anak

2. Peran orang tua dalam mendidik anak adalah sangat besar dan memberikan kontribusi yang urgen terhadap perkembangan anak baik dalam keluarga maupun bermasyarakat.

3. Keteladanan dalam pendidikan adalah merupakan metode aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindaktanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak akan ditiru anak.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, Islam dan Sekularisme, Penerjemah Karsidjo Djojosuwarno, Pustaka, cet I, Jakarta, 1997

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,Jakarta: Gema Insani, 2004.

26

Page 27: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

_____Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak (Bukhari)

Abdul Majid dan Dian Andayani, endidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung:Rosdakarya, 2012.

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi, Yogyakarta: Andi, 2004.

M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1996.

Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1997.

www.http. Dul Rohim, “Pendidikan Anak dalam Keteladanan, di akses 27 April 2014

Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung:PT. Rosda Karya , 2008.

Zakiyah Darajat, dkk, Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Prophetic Parenting Cara Nabi MendidikAnak.

Abdullah Nasih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Solo:Insa Kamil, 2013.

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran;Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada Press,2010.

Hendri Pondia, Teknologi Informasi dan komunikasi, Jakarta: Erlangga,2004.

S. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1995.

A. Zainal Abidin, Mepmeprkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Heri jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2005.

Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

27

Page 28: INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB EKONOMIjurnaleksperimental.com/wp-content/uploads/2018/04/layy-Bukhari.doc · Web viewIn the Qur'an the exemplary word is compared with the word-uswah

Jurnal Azkia Vol. 12, No. 1, Juli 2017

Adityawarman. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Komposisi Tubuh pada Remaja. Emarang :Universitas Diponegoro, 2007.

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:Pustaka Setia, 1999.

M.Rawwas Qal ah ji, ‟ Biografi Nabi SAW “Menyibak Tabir Kepribadian Rasul Muhammad SAW”, Dahran: Mahabbah Pustaka, 1986.

Muhammad sa id Mursi, ‟ Melahirkan Anak Masya Allah, ( Jakarta: Cendikia, 2001.

M.Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993.

Abudin Nata,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

H.Mangun Budiyanto,Ilmu PendiidkanIslam, Yogyakarta: GriyaSantri, 2011.

Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius: Membumikan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Masyarakat, Jakarta: Paramadina, 2000.

Dudung Abd. Rahman, 350 Mutiara Hikmah & Syair Arab, Bandung: Media Qalbu.

Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: 1971.

28