investasi

15
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan segala rahmat- Nya sehingga makalah yang berjudul “Investasi Obligasi dan Reksadana” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dengan lahirnya makalah Investasi Obligasi dan Reksadana ini semoga dapat memberikan manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat membuka wawasan yang luas tentang apa itu obligasi dan reksadana serta cara menginvestasikannya. Karena dua hal tersebut sudah tidak asing lagi dan semakin marak seiring dengan perkembangan perekonomian terutama di dalam perbankan Indonesia. Tak ada gading yang tak retak, adalah ungkapan yang tepat demi kesempurnaan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun, terima kasih.

Upload: ahmad-sholeh

Post on 17-Jul-2015

44 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVESTASI

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan

segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Investasi Obligasi dan Reksadana” ini

dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Dengan lahirnya makalah Investasi Obligasi dan Reksadana ini semoga dapat memberikan

manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat membuka wawasan yang luas

tentang apa itu obligasi dan reksadana serta cara menginvestasikannya. Karena dua hal

tersebut sudah tidak asing lagi dan semakin marak seiring dengan perkembangan

perekonomian terutama di dalam perbankan Indonesia.

Tak ada gading yang tak retak, adalah ungkapan yang tepat demi kesempurnaan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun, terima kasih.

Page 2: INVESTASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang

2.1.1. Pengertian Investasi

2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi

2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi

2.2. Obligasi

2.2.1. Macam-macam Obligasi

2.2.2. Manfaat Obligasi

2.2.3. Kelemahan Obligasi

2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia

2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di

indonesia

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: INVESTASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama berabad-abad lamanya kita mengenal bahwa Bank Umum atau Bank Konvensional

telah memegang peranan yang amat penting dalam membantu dan mendorong kemajuan

ekonomi suatu negara. Bahkan posisinya amat strategis dalam menggerakkan roda

perekonomian. Di Indonesia, sejak awal kemerdekaannya, Bank telah memainkan peranan

yang amat menentukan bagi pengaturan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat

termasuk produksi dan perdagangan di semua sektor ekonomi. Salah satu upaya bank

konvensional dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara adalah berupa investasi-

investasi yang dilakukannya, baik di pasar modal maupun di segala bentuk usaha yang

dianggap berkompeten di bidangnya.

Pasar modal di Indonesia, sementara ini mempunyai obyek investasi yang diperdagangkan

berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan sertifikat PT. Danareksa. Sama halnya

dengan investasi di bidang lain, untuk melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan

dana, diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk

menganalisis efek atau surat berharga mana yang akan dibeli, yang mana yang akan dijual,

dan efek mana yang tetap dipegang (hold). Bagi calon investor yang tidak mempunyai

keterampilan untuk melakukan hal itu, mereka dapat meminta pendapat kepada lembaga

penunjang pasar modal, seperti pedagang efek (dealer) atau perantara perdagangan efek

(broker). Kedua lembaga ini, di samping melakukan jual beli efek, juga melakukan investasi

yang baik dan akan menunjukkan efek-efek yang dapat dipilih untuk dibeli.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :

1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan investasi ?

1.2.2. Bagaimanakah bentuk dari investasi obligasi ?

1.2.3. Bagaimanakah bentuk dari investasi reksadana ?

Page 4: INVESTASI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang

2.1.1. Pengertian Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan

datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu

entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian

utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk

surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil

adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.

Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim

atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.

2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi

Bank mempunyai tujuan ganda dalam menempatkan dananya dalam investasi yaitu sebagai

supplementary liquidity dan supplementary income (sebagai tambahan likuiditas dan

tambahan pendapatan).

a. Supplementary liquidity

Penempatan dana dalam bentuk saham-saham atau sertifikat saham, obligasi pemerintah atau

badan usaha milik negara obligasi lembaga lainnya, digunakan juga oleh Bank sebagai

cadangan penyangga likuiditas.

b. Supplementary income

Tambahan pendapatan melalui saham dan obligasi adalah dalam bentuk pendapatan lain

Bank yang tidak berbentuk uang, yaitu pengaruh Bank dalam perusahaan itu karena

fungsinya selaku pemegang saham.

2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi

Sebelum Bank melaksanakan program investasi, banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Pertimbangan ini dilakukan melalui analisa yang mendalam tentang beberapa hal, terutama

perpaduan antara aspek profitability dan safety (aspek keuntungan dan keamanan). Faktor-

faktor pertimbangan tersebut antara lain :

Page 5: INVESTASI

a. Tingkat bunga

Pilihan penempatan dana dalam investasi akan sangat banyak dipengaruhi oleh tingkat bunga

yang menarik. Namun resiko harus minimum. Banyak contoh yang terjadi, di saat seperti ini

banyak Bank yang mencari saham atau obligasi yang mendekati jatuh tempo dan masih

menawarkan bunga tinggi dengan harga (per value) yang relatif turun.

b. Safety and quality (keamanan dan kualitas)

Credit standing dari penerbit saham dan obligasi akan sangat berperan disini. Jika penerbit

obligasi adalah pemerintah pusat atau BI maka obligasi itu “risk free”. Kualitas surat

berharga (baik saham maupun obligasi) akan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan

keuangan (financial standing) dan tentu saja kepercayaan masyarakat seperti halnya terhadap

BI.

c. Marketability

Adalah kemampuan efek-efek untuk dijual kembali. Artinya bila suatu saat Bank sangat

membutuhkan uang dan pimpinan Bank memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh

surat berharga yang dimiliki, maka baik saham maupun obligasi akan mudah ditawarkan atau

dibeli.

d. Maturity date (jangka waktu efek-efek)

Pertimbangan terhadap jangka waktu dikaitkan dengan resiko yang mungkin timbul

sehubungan dengan credit rating dari penerbit. Bila jangka waktu melebihi 10 tahun dan

lembaga penerbit kurang bonafide, tentu resiko akan tinggi.

e. Expectation

Harapan masa depan memegang peranan yang sangat penting dalam penilaian Bank, baik

dikaitkan dengan keamanan maupun dengan capital gain (keuntungan dari modal yang

ditanam) atau dividend yang tinggi. Perkembangan nilai efek-efek dalam pasar modal akan

memberikan harapan yang cerah bagi penanaman dana Bank.

f. Tax (pajak)

Bank akan cenderung untuk membeli surat-surat berharga jangka menengah – panjang yang

pajaknya minimum. Pajak atas dividend memang salah satu bagian dari sistem pajak

progresif yang terus-menerus dikembangkan di Indonesia.

Page 6: INVESTASI

g. Diversifikasi

Pertimbangan terakhir adalah usaha dari Manager Bank untuk diversifikasi dari investasinya

pada berbagai bidang, misalnya pembelian saham perusahaan industri, usaha perdagangan,

lembaga keuangan bukan bank atau pembelian saham/obligasi bank-bank lain yang beredar

di pasar modal. Usaha diversifikasi ini dihubungkan dengan sistem konversi atas

kemungkinan timbulnya kerugian pada sektor usaha yang satu yang akan ditutup oleh

keuntungan pada sektor usaha lainnya.

2.2. Obligasi

Di dalam pasar modal ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi kesempatan untuk

memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Sebelum membuat keputusan investasi,

pemodal harus mempertimbangkan return, risiko dan tujuan. Obligasi adalah efek utang

pendapatan tetap di mana penerbit (emiten) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap

untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh

tempo. Jadi, Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang

diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.

Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal, terlebih dahulu diperingkat

(rating) oleh lembaga pemeringkat (rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk

menilai kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung

berhubungan dengan keuangan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang sehingga

rating sangat diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya dapat membayar kembali

seluruh utangnya atau tidak, sesuai dengan penilaian rating agency.

Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah Moody’s dan Standards

& Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek

Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s. PT. PEFINDO

mengukur tingkat risiko wanprestasi (default) dari suatu emisi obligasi, tetapi tidak

mempertimbangkan faktor eksternal seperti risiko pasar, misalnya. Pemeringkatan suatu

obligasi ini sangat berguna bagi para investor obligasi karena dengan adanya rating maka

para investor tidak perlu lagi melakukan proses evaluasi terhadap kinerja suatu emiten

obligasi.

Page 7: INVESTASI

Macam-macam Obligasi

Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond

indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak

perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain :

A. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)

Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :

1) Obligasi pemerintah

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)

Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan

Indonesia, dan lain-lain.

3) Obligasi perusahaan swasta

Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra

Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra

development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.

B. Berdasarkan sistem pembayaran bunga

Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :

1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)

Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada

yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang

dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon

obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang

mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang

dapat diambil.

2) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)

Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga

investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan

Page 8: INVESTASI

sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor membeli obligasi zero coupon dengan nilai

nominal Rp 1.000.000 tetapi investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat

jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp 1.000.000.

C. Berdasarkan tingkat bunganya

Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :

1) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)

Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai

dengan jatuh tempo.

2) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)

Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan

pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon

berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini

ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta

Inter Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank Offering Rate).

3) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)

Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang.

Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode

selanjutnya bunganya mengambang.

D. Berdasarkan jaminannya

Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :

1) Collateral

Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo obligasi perusahaan

penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit

menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat

tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami

kerugian.

Page 9: INVESTASI

2) Debenture

Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu,

tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat

mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.

3) Subordinate debenture

Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan siapa

yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat

prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate debenture dibayar setelah debenture.

Oleh karena itu, subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.

4) Obligasi pendapatan (Income bonds)

Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di samping itu, perusahaan penerbit

tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.

Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk

membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang

berlalu tidak mampu membayar bunga.

5) Obligasi Hipotek (Mortgage)

Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan agunan disebutkan

secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung.

Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk menutupi

kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru secara

langsung menjadi agunan.

E. Dari segi tempat penerbitannya

Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat perdagangannya dapat dibagi

atas 3 jenis :

1) Obligasi domestik (Domestic Bond)

Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan dipasarkan di

dalam negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).

Page 10: INVESTASI

2) Obligasi asing (Foreign Bond)

Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada suatu negara

tertentu di mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan dan

dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan dipasarkan di Jepang, Dragon

Bond diterbitkan dan dipasarkan di Hongkong dan sebagainya.

3) Obligasi Global (Global Bond)

Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa adanya keterbatasan

tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.

F. Dari segi pemeringkat

Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3 Jenis, yaitu :

1) Grade Bond

Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang layak untuk

investasi (investment grade). Yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA,

dan A menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A menurut Moody’s.

2) Non-grade Bond

Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk

investasi (non-investment grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B

menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut Moody’s.

G. Berdasarkan call feature

Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk membeli kembali. Hak untuk

membeli kembali obligasi yang telah dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut call

feature.

Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :

1) Freely Callable Bond

Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil

(menarik) obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk memanggil

obligasi apabila tingkat bunga turun dan menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga

yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan refunding. Perusahaan penerbit dapat

Page 11: INVESTASI

memanggil obligasi yang beredar apabila hal tersebut dianggap menguntungkan bagi

perusahaan.

2) Non Callable Bond

Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum

obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.

3) Deferred Callable Bond

Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely callable bond dengan non

callable bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak

dapat dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama, kemudian sesudahnya

penerbit dapat membeli kembali (freely callable).

H. Berdasarkan segi konversi

Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)

Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham

penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki oleh

penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham yang akan digunakan sebagai konversi

obligasi akan dijadikan jaminan pada wali amanat dan disimpan di bank kustodian.

2) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)

Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham

tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada

obligasi lainnya.

Page 12: INVESTASI

2.2.1. Manfaat Obligasi

Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :

a. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar

obligasi.

b. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam

kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang

obligasi.

c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan

terjadinya inflasi.

d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva

lain.

2.2.2. Kelemahan Obligasi

Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu

perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi :

a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai

hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.

b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan

yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.

c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi,

khususnya apabila harga obligasi menurun.

d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan

obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah

premi.

e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak

mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi

akan menderita kerugian.

2.2.3. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia

Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia,

Bapepam sebagai lembaga yang diberi wewenang oleh pemerintah mewajibkan beberapa

persyaratan kepada calon emiten (perusahaan penerbit) yang melakukan penawaran obligasi.

Persyaratan pencatatan obligasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam

Page 13: INVESTASI

b. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dengan pendapat wajar

tanpa kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir

c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar

d. Rentang waktu efektif dengan permohonan perncatatan tidak lebih dari enam bulan dan

sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya empat tahun

e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun berturut-turut

f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi tahun terakhir

g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik

2.2.4. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di Indonesia

Di Indonesia, masa berlakunya obligasi ditentukan dalam perjanjian antara perusahaan yang

menerbitkan obligasi dengan wali amanat, yang mewakili kepentingan pemodal sebagai

pemegang obligasi. Pada umumnya, umur obligasi yang diterbitkan dan dicatatkan di Bursa

Efek Jakarta umumnya adalah 5 tahun. Sedangkan konsekuensi penawaran umum obligasi

adalah sebagai berikut :

a. Menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pihak pemegang obligasi

b. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)

c. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah

ditentukan bersama antara perusahaan penerbit dengan wali amanat

d. Memberitahukan kepada wali amanat setiap perusahaan yang terjadi yang dapat

mempengaruhi perkembangan perusahaan penerbit obligasi

Page 14: INVESTASI

BAB III

KESIMPULAN

Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam

pasar modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami

sifat-sifat atau karakteristik obligasi.

Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai risiko yang relatif

rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung kepada stabilitas sistem

perekonomian negara. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemodal, manajer, dan

pemerintah. Akan tetapi, para pemodal harus melakukan seleksi portofolio secara optimal

dengan melakukan analisis obligasi. Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil

(yield to maturity) atau holding periode, oleh karena itu harus dipahami bab sebelumnya

untuk dapat menganalisis obligasi dengan baik. Meskipun demikian, ada beberapa faktor lain

yang mempengaruhi return obligasi, selain tingkat bunga dan nilai nominal obligasi, misalnya

pajak, dan persyaratan perlindungan.

Page 15: INVESTASI

DAFTAR PUSTAKA

Ali Arifin, Membaca Saham, Yogyakarta : ANDI, 2002.

Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2007.

Komaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta : Rineka Cipta, 1996.

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2006.

google.2009.”makalah investasi dan obligasi”.

http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/06/makalah- investasi-obligasi-dan.html