investasi
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Investasi Obligasi dan Reksadana” ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dengan lahirnya makalah Investasi Obligasi dan Reksadana ini semoga dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat membuka wawasan yang luas
tentang apa itu obligasi dan reksadana serta cara menginvestasikannya. Karena dua hal
tersebut sudah tidak asing lagi dan semakin marak seiring dengan perkembangan
perekonomian terutama di dalam perbankan Indonesia.
Tak ada gading yang tak retak, adalah ungkapan yang tepat demi kesempurnaan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun, terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang
2.1.1. Pengertian Investasi
2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi
2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi
2.2. Obligasi
2.2.1. Macam-macam Obligasi
2.2.2. Manfaat Obligasi
2.2.3. Kelemahan Obligasi
2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia
2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di
indonesia
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama berabad-abad lamanya kita mengenal bahwa Bank Umum atau Bank Konvensional
telah memegang peranan yang amat penting dalam membantu dan mendorong kemajuan
ekonomi suatu negara. Bahkan posisinya amat strategis dalam menggerakkan roda
perekonomian. Di Indonesia, sejak awal kemerdekaannya, Bank telah memainkan peranan
yang amat menentukan bagi pengaturan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
termasuk produksi dan perdagangan di semua sektor ekonomi. Salah satu upaya bank
konvensional dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara adalah berupa investasi-
investasi yang dilakukannya, baik di pasar modal maupun di segala bentuk usaha yang
dianggap berkompeten di bidangnya.
Pasar modal di Indonesia, sementara ini mempunyai obyek investasi yang diperdagangkan
berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan sertifikat PT. Danareksa. Sama halnya
dengan investasi di bidang lain, untuk melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan
dana, diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek atau surat berharga mana yang akan dibeli, yang mana yang akan dijual,
dan efek mana yang tetap dipegang (hold). Bagi calon investor yang tidak mempunyai
keterampilan untuk melakukan hal itu, mereka dapat meminta pendapat kepada lembaga
penunjang pasar modal, seperti pedagang efek (dealer) atau perantara perdagangan efek
(broker). Kedua lembaga ini, di samping melakukan jual beli efek, juga melakukan investasi
yang baik dan akan menunjukkan efek-efek yang dapat dipilih untuk dibeli.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan investasi ?
1.2.2. Bagaimanakah bentuk dari investasi obligasi ?
1.2.3. Bagaimanakah bentuk dari investasi reksadana ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang
2.1.1. Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu
entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian
utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk
surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil
adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim
atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.
2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi
Bank mempunyai tujuan ganda dalam menempatkan dananya dalam investasi yaitu sebagai
supplementary liquidity dan supplementary income (sebagai tambahan likuiditas dan
tambahan pendapatan).
a. Supplementary liquidity
Penempatan dana dalam bentuk saham-saham atau sertifikat saham, obligasi pemerintah atau
badan usaha milik negara obligasi lembaga lainnya, digunakan juga oleh Bank sebagai
cadangan penyangga likuiditas.
b. Supplementary income
Tambahan pendapatan melalui saham dan obligasi adalah dalam bentuk pendapatan lain
Bank yang tidak berbentuk uang, yaitu pengaruh Bank dalam perusahaan itu karena
fungsinya selaku pemegang saham.
2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi
Sebelum Bank melaksanakan program investasi, banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
Pertimbangan ini dilakukan melalui analisa yang mendalam tentang beberapa hal, terutama
perpaduan antara aspek profitability dan safety (aspek keuntungan dan keamanan). Faktor-
faktor pertimbangan tersebut antara lain :
a. Tingkat bunga
Pilihan penempatan dana dalam investasi akan sangat banyak dipengaruhi oleh tingkat bunga
yang menarik. Namun resiko harus minimum. Banyak contoh yang terjadi, di saat seperti ini
banyak Bank yang mencari saham atau obligasi yang mendekati jatuh tempo dan masih
menawarkan bunga tinggi dengan harga (per value) yang relatif turun.
b. Safety and quality (keamanan dan kualitas)
Credit standing dari penerbit saham dan obligasi akan sangat berperan disini. Jika penerbit
obligasi adalah pemerintah pusat atau BI maka obligasi itu “risk free”. Kualitas surat
berharga (baik saham maupun obligasi) akan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan
keuangan (financial standing) dan tentu saja kepercayaan masyarakat seperti halnya terhadap
BI.
c. Marketability
Adalah kemampuan efek-efek untuk dijual kembali. Artinya bila suatu saat Bank sangat
membutuhkan uang dan pimpinan Bank memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh
surat berharga yang dimiliki, maka baik saham maupun obligasi akan mudah ditawarkan atau
dibeli.
d. Maturity date (jangka waktu efek-efek)
Pertimbangan terhadap jangka waktu dikaitkan dengan resiko yang mungkin timbul
sehubungan dengan credit rating dari penerbit. Bila jangka waktu melebihi 10 tahun dan
lembaga penerbit kurang bonafide, tentu resiko akan tinggi.
e. Expectation
Harapan masa depan memegang peranan yang sangat penting dalam penilaian Bank, baik
dikaitkan dengan keamanan maupun dengan capital gain (keuntungan dari modal yang
ditanam) atau dividend yang tinggi. Perkembangan nilai efek-efek dalam pasar modal akan
memberikan harapan yang cerah bagi penanaman dana Bank.
f. Tax (pajak)
Bank akan cenderung untuk membeli surat-surat berharga jangka menengah – panjang yang
pajaknya minimum. Pajak atas dividend memang salah satu bagian dari sistem pajak
progresif yang terus-menerus dikembangkan di Indonesia.
g. Diversifikasi
Pertimbangan terakhir adalah usaha dari Manager Bank untuk diversifikasi dari investasinya
pada berbagai bidang, misalnya pembelian saham perusahaan industri, usaha perdagangan,
lembaga keuangan bukan bank atau pembelian saham/obligasi bank-bank lain yang beredar
di pasar modal. Usaha diversifikasi ini dihubungkan dengan sistem konversi atas
kemungkinan timbulnya kerugian pada sektor usaha yang satu yang akan ditutup oleh
keuntungan pada sektor usaha lainnya.
2.2. Obligasi
Di dalam pasar modal ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi kesempatan untuk
memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Sebelum membuat keputusan investasi,
pemodal harus mempertimbangkan return, risiko dan tujuan. Obligasi adalah efek utang
pendapatan tetap di mana penerbit (emiten) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap
untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh
tempo. Jadi, Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang
diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.
Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal, terlebih dahulu diperingkat
(rating) oleh lembaga pemeringkat (rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk
menilai kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan keuangan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang sehingga
rating sangat diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya dapat membayar kembali
seluruh utangnya atau tidak, sesuai dengan penilaian rating agency.
Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah Moody’s dan Standards
& Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek
Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s. PT. PEFINDO
mengukur tingkat risiko wanprestasi (default) dari suatu emisi obligasi, tetapi tidak
mempertimbangkan faktor eksternal seperti risiko pasar, misalnya. Pemeringkatan suatu
obligasi ini sangat berguna bagi para investor obligasi karena dengan adanya rating maka
para investor tidak perlu lagi melakukan proses evaluasi terhadap kinerja suatu emiten
obligasi.
Macam-macam Obligasi
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond
indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak
perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain :
A. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan
Indonesia, dan lain-lain.
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra
Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra
development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
B. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada
yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang
dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon
obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang
mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang
dapat diambil.
2) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga
investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan
sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor membeli obligasi zero coupon dengan nilai
nominal Rp 1.000.000 tetapi investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat
jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp 1.000.000.
C. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai
dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan
pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon
berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini
ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta
Inter Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank Offering Rate).
3) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang.
Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode
selanjutnya bunganya mengambang.
D. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo obligasi perusahaan
penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit
menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat
tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami
kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu,
tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat
mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
3) Subordinate debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan siapa
yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat
prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate debenture dibayar setelah debenture.
Oleh karena itu, subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di samping itu, perusahaan penerbit
tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.
Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk
membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang
berlalu tidak mampu membayar bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan agunan disebutkan
secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung.
Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk menutupi
kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru secara
langsung menjadi agunan.
E. Dari segi tempat penerbitannya
Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat perdagangannya dapat dibagi
atas 3 jenis :
1) Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan dipasarkan di
dalam negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).
2) Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada suatu negara
tertentu di mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan dipasarkan di Jepang, Dragon
Bond diterbitkan dan dipasarkan di Hongkong dan sebagainya.
3) Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa adanya keterbatasan
tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
F. Dari segi pemeringkat
Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3 Jenis, yaitu :
1) Grade Bond
Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang layak untuk
investasi (investment grade). Yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA,
dan A menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A menurut Moody’s.
2) Non-grade Bond
Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk
investasi (non-investment grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B
menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut Moody’s.
G. Berdasarkan call feature
Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk membeli kembali. Hak untuk
membeli kembali obligasi yang telah dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut call
feature.
Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1) Freely Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil
(menarik) obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk memanggil
obligasi apabila tingkat bunga turun dan menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga
yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan refunding. Perusahaan penerbit dapat
memanggil obligasi yang beredar apabila hal tersebut dianggap menguntungkan bagi
perusahaan.
2) Non Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum
obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.
3) Deferred Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely callable bond dengan non
callable bond. Biasanya ditentukan suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak
dapat dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama, kemudian sesudahnya
penerbit dapat membeli kembali (freely callable).
H. Berdasarkan segi konversi
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham
penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki oleh
penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham yang akan digunakan sebagai konversi
obligasi akan dijadikan jaminan pada wali amanat dan disimpan di bank kustodian.
2) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham
tetapi hanya mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada
obligasi lainnya.
2.2.1. Manfaat Obligasi
Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar
obligasi.
b. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam
kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang
obligasi.
c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan
terjadinya inflasi.
d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva
lain.
2.2.2. Kelemahan Obligasi
Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu
perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi :
a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai
hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.
b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan
yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.
c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi,
khususnya apabila harga obligasi menurun.
d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan
obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah
premi.
e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak
mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi
akan menderita kerugian.
2.2.3. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia
Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia,
Bapepam sebagai lembaga yang diberi wewenang oleh pemerintah mewajibkan beberapa
persyaratan kepada calon emiten (perusahaan penerbit) yang melakukan penawaran obligasi.
Persyaratan pencatatan obligasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dengan pendapat wajar
tanpa kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan perncatatan tidak lebih dari enam bulan dan
sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya empat tahun
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun berturut-turut
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi tahun terakhir
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik
2.2.4. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di Indonesia
Di Indonesia, masa berlakunya obligasi ditentukan dalam perjanjian antara perusahaan yang
menerbitkan obligasi dengan wali amanat, yang mewakili kepentingan pemodal sebagai
pemegang obligasi. Pada umumnya, umur obligasi yang diterbitkan dan dicatatkan di Bursa
Efek Jakarta umumnya adalah 5 tahun. Sedangkan konsekuensi penawaran umum obligasi
adalah sebagai berikut :
a. Menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pihak pemegang obligasi
b. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)
c. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah
ditentukan bersama antara perusahaan penerbit dengan wali amanat
d. Memberitahukan kepada wali amanat setiap perusahaan yang terjadi yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaan penerbit obligasi
BAB III
KESIMPULAN
Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam
pasar modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami
sifat-sifat atau karakteristik obligasi.
Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai risiko yang relatif
rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung kepada stabilitas sistem
perekonomian negara. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemodal, manajer, dan
pemerintah. Akan tetapi, para pemodal harus melakukan seleksi portofolio secara optimal
dengan melakukan analisis obligasi. Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil
(yield to maturity) atau holding periode, oleh karena itu harus dipahami bab sebelumnya
untuk dapat menganalisis obligasi dengan baik. Meskipun demikian, ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi return obligasi, selain tingkat bunga dan nilai nominal obligasi, misalnya
pajak, dan persyaratan perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Arifin, Membaca Saham, Yogyakarta : ANDI, 2002.
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2007.
Komaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta : Rineka Cipta, 1996.
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2006.
google.2009.”makalah investasi dan obligasi”.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/06/makalah- investasi-obligasi-dan.html