inventarisasi hasil tangkapan nelayan dengan jaring …

12
Belida, Volume 3, Desember 2019 36 INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING ANGKAT (TANGKUL) DI PERAIRAN KANAL SEPUCUK KELURAHAN KUTARAYA KECAMATAN KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Ria Fahleny, Uning Meidiasari Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1 (Eks Kantor Bupati OKI) Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Telp./Faks: 0712-323151Surel: [email protected] ABSTRACT This study aims were to identified the types of fish caught by using lift nets(tangkul) in the waters of the Canal area of Sepucuk and to measured of several supporting parameters, consisting of depth, temperature, brightness and pH. This research was conducted in several stages consisting of determining the location of sampling, preparation and implementation of research. Sampling was carried out at three stations. The first station, the samples obtained were 65 of fish, the second station were 130 of fish, and the third station there were 187 of fish. The fish species found at the first station were dominated by Clarias batrachus species, the second station was dominated by Helostoma teminckii and the third station was dominated by the Clarias batrachus. Based on field measurements on the three stations, the average depth in the Canal area of Sepucuk was ranged from 4-5 cm, the average of temperatures showed that 31 0 C, while the averages of the brightness was 25 cm, and the average of pH was 5. Keywords:Fishermen’s catches, Lift Nets,Canal Area ofSepucukKayuagung, Ogan KomeringIlir. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan alat tangkap tangkul di perairan Kanal Sepucuk dan untuk mengukur beberapa parameter pendukung yang terdiri atas kedalaman, suhu, kecerahan dan pH. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri atas penentuan lokasi pengambilan sampel, persiapan dan pelaksanaan penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun. pada stasiun pertama, sampel yang di dapat berjumlah 65 ekor ikan, stasiun kedua berjumlah 130 ekor, dan di stasiun ke tiga berjumlah 177 ekor ikan. Adapun spesies-spesies

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

36

INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING ANGKAT (TANGKUL) DI PERAIRAN KANAL SEPUCUK KELURAHAN KUTARAYA

KECAMATAN KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Ria Fahleny, Uning Meidiasari

Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1 (Eks Kantor Bupati OKI) Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Telp./Faks: 0712-323151Surel: [email protected]

ABSTRACT

This study aims were to identified the types of fish caught by using lift

nets(tangkul) in the waters of the Canal area of Sepucuk and to measured of

several supporting parameters, consisting of depth, temperature, brightness and

pH. This research was conducted in several stages consisting of determining the

location of sampling, preparation and implementation of research. Sampling was

carried out at three stations. The first station, the samples obtained were 65 of

fish, the second station were 130 of fish, and the third station there were 187 of

fish. The fish species found at the first station were dominated by Clarias

batrachus species, the second station was dominated by Helostoma teminckii and

the third station was dominated by the Clarias batrachus. Based on field

measurements on the three stations, the average depth in the Canal area of

Sepucuk was ranged from 4-5 cm, the average of temperatures showed that

310C, while the averages of the brightness was 25 cm, and the average of pH

was 5.

Keywords:Fishermen’s catches, Lift Nets,Canal Area ofSepucukKayuagung, Ogan

KomeringIlir.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap

dengan menggunakan alat tangkap tangkul di perairan Kanal Sepucuk dan untuk

mengukur beberapa parameter pendukung yang terdiri atas kedalaman, suhu,

kecerahan dan pH. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri

atas penentuan lokasi pengambilan sampel, persiapan dan pelaksanaan

penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun. pada stasiun

pertama, sampel yang di dapat berjumlah 65 ekor ikan, stasiun kedua berjumlah

130 ekor, dan di stasiun ke tiga berjumlah 177 ekor ikan. Adapun spesies-spesies

Page 2: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

37

ikan yang ditemukan dari pada stasiun pertama di dominasi oleh spesies Clarias

batrachus, stasiun kedua didominasi oleh spesies Helostoma teminckii dan

stasiun ketiga di dominasi oleh spesies Clarias batrachus. Berdasarkan

pengukuran lapangan pada ketiga stasiun maka rata-rata kedalaman di perairan

Kanal Sepucuk berkisar antara 4-5 cm, rata-rata suhu menunjukkan 310C, dan

kecerahan di perairan rata-rata 25 cm, sedangkan rata-rata pH 5.

Kata kunci: Hasil tangkapan nelayan, tangkul/jaring angkat, Area kanalSepucuk

Kayuagung,Ogan Komering Ilir

I. PENDAHULUAN

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai luas perairan umum sebesar 2,5 juta

hektar. Bagian utama perairan umum di Sumatera Selatan adalah Sungai Musi

dengan sumber air berasal dari pegunungan bukit barisan dan Danau Ranau yang

mengalir ke arah timur melewati kota Palembang dan danau selanjutnya

bermuara di Selat Bangka, daerah tangkapan air DAS Musi mencakup luasan

60.000 km2 membentuk sejumlah anak sungai yang besar meliputi sungai

Komering, sungai Ogan Lematang, sungai Batang dan sungai Kelingi beserta

ratusan sungai kecil.

Kanal merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai

keperluan, umumnya kanal merupakan bagian dari aliran suangai dengan

pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Tangkul adalah sejnis jaring

angkat (lift nets) yang dioperasikan dengan tangan. Alat tangkap ini terdiri atas

jaring yang berbentuk persegi yang keempat ujungnya diikat pada dua batang

bambu atau kayu yang dipasang bersilang tegak lurus, ajring ini lalu

digantungkan pada sebatang galah dengan mengaitkan atau mengikatkan titik

persilangan bambu tadi di ujung galah tangkul dioperasikan dengan cara

merendam jaring dalam posisi mendatar di perairan dan kemudian

mengangkatnya setelah beberapa lama didiamkan.

Page 3: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

38

Tangkul biasanya di bangun khusus untuk menepatkan jaring ini beserta

galah, biasanya tangkul besar ini di operasikan oleh satu sampai tiga orang

nelayan, tangkul atau anco kecil tangkul berukuran kecil yang mudah di bawa

atau dipindahkan dengan jaring yang berukuran kecil. Tangkul ini biasa dipakai

untuk menangkap ini di parit rawa-rawa atau telaga kecil biasanya cukup

dioperasikan oleh satu orang nelayan dalam mengoperasikan tangkul biasanya

digunakan pula serok untuk mengambil ikan-ikan yang terperangkap di tengah-

tengah jaring tangkul.

Inventerisasi adalah untuk mengetahuikeragaman dan contoh spesies dari

daerah tertentu, mempermudah identifikasi ketika ikanyang diperlukan berasal

dari daerah yang jauh maka pengidentifikasian tidak perlu pergi menuju tempat

dimana ikan tersebut berasal. Setiap koleksi ikan dimaksudkan untuk menambah

keragaman ikan yang digunakan untuk keperluan pembuatan laporan. Hal ini

menjadikan inventarisasi sebagai salah satu indikator dalam mengetahui jenis-

jenis ikan, oleh sebab itu dilakukan penelitian mengenai inventarisasi hasil

tangkapan nelayan untuk mendapatkan data inventarisasi hasil tangkapan

nelayan menggunakan alat tangkap tangkul di Kanal Sepucuk Kelurahan

Kutaraya.

II. METODE PENELITIAN

2.1. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di lapangan (lokasi

pengambilan sampel) yang dilaksanakan di Kanal Sepucuk terletak di kelurahan

Kotaraya Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir dan di

Laboratorium Fakultas Perikanan UNISKI Kayuagung. Penelitian ini dilaksanakan

pada Mei 2016 sampai Juni 2016.

2.2. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini memakai bahan-bahan untuk

mendukung penyelesaian penelitian ini yaitu formalin (10%) dan es batu. Alat

Page 4: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

39

yang digunakan diantaranya adalah jaring angkat (tangkul), tongkat/bambu,

termometer, kertas pH, baki, ember, kantong plastik, kertas label dan buku

identifikasi.

2.3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap.Tahap 1)Penentuan lokasi

penelitian dilakukan dengan menentukan titik pengambilan sampel yaitu terdiri

atas tiga stasiun yang kesemuanya terletak di keluarahan Kotaraya , 2) Persiapan

alat dan bahan, 3) Pengambilan sampel di lapangan (lokasi penelitian),4) Analisis

sampel di laboratorium dan 5) Analisis parameter yang diukur. Paramater yang

diamati adalah kedalaman, suhu, kecerahan dan pH.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap jaring angkat

(tangkul) pada masing-masing stasiun menunjukkan hasil dominansi tangkapan

ikan yang berbeda-beda. Hasil tangkapan pada stasiun I di dominasi spesies ikan

Clarias batrachus, pada stasiun II di dominasi oleh spesies ikan Helostoma

teminckii, sedangkan pada stasiun ke III hasil tangkapan di dominasi oleh spesies

ikan Clarias batrachus.

3.1. Ikan Hasil Tangkapan

Inventarisasi ikan hasil tangkapan pada stasiun I dengan menggunakan alat

tangkap jaring angkat (tangkul) terdiri atas lima spesies ikan yang di dapat.

Spesies tersebut adalah Clarias batrachus, Parachela oxygas, Trichogaster

trichopterus, Trichogaster pectoralis.

Tabel 1.Hasil tangkapan stasiun I

No. Famili Nama Ilmiah Nama Daerah Jumlah

1 Clarias Clarias batrachus Koli 30

2 Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 15

Page 5: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

40

3 Sprirone midae Trichogaster

trichopterus

Sepat Mata

Merah

10

Trichogaster pectoralis. Sepat Siam 10

Total 65

Berdasarkan hasil tangkapan dari stasiun satu total ikan yang didapat

sebanyak 65 ekor ikan ddari lima spesies yang berbeda, dan yang paling banyak

tertangkap adalah ikan Lele. Pada stasiun I ikan hasil tangkapan di dominasi oleh

spesies ikan Lele (Clarias batrachus), hal ini dikarenakan ikan Lele sedang

bermigrasi ke rawa banjiran untuk mencari makan dan memijah,selian itu karena

rawa banjiran/area kanal sebagai daerah pengasuhan maka ikan yang baru

menetas akan menetap sementara di rawa/kanal, setelah itu ketika air rawa

semakin surut, ikan lele akan kembali bermigrasi menuju sungai (Welcomme

2001).

Tabel 2. Ikan hasil tangkapan stasiun II

No Famili Nama Ilmiah Nama Daerah Jumlah

1. Clarias Clarias batrachus Koli 25

2. Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 20

3. Anabantidaer Anabas testudineus Betok 20

4. Siluidae Kryptopterus

limpok

Lais Janggut 20

5. Kyprinidae Rasbora

argyrotaemia

Seluang 25

6. Haleostomatidae Helostoma

teminckii

Tambakan

/Tembakang

30

Total 130

Berdasarkan hasil tangkapan ikan pada stasiun II, ikan yang banyak

tertangkap dengan menggunakan jaring angkat (tangkul) adalah spesies ikan

Helostoma teminckii (ikan Tembakang) sebanyak 30 ekor, dibanding ikan-ikan

Page 6: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

41

yang lain. Dominansi tertangkap ikan Helostoma teminckii pada stasiun II

dikarenakan area kanal (rawa banjiran) juga menyediakan relung habitat yang

lebih besar, hal ini sangat cocok bagi ikan Helostoma teminckii.

Tabel 3. Ikan hasil tangkapan stasiun III

No. Famili Nama Ilmiah Nama daerah Jumlah

1. Clarias Clarias batrachus Koli 50

2. Cyprinidae Parachela oxygas Lalang 20

3. Spriron midae Trichogaster

ttrichopterus

Trichogaster pectoralis

Sepat Mata

Merah

Sepat Siam

20

25

4. Anabantidae Anabas testudineus Betok 10

5. Helostomatidae Helostoma teminckii Tembakang 30

6. Balitoridae Nemachellus

saravacensis

Jeler kecil 1

7. Cyprinidae Rasbora agryrotaenia Seluang 30

8. Ospharonemidae Betta waseri Tempalo Lebak 30

Total 187

Pada stasiun ke III total jumlah hasil tangkapan ikan dengan menggunakan

jaring angkat (tangkul) sebanyak 187 ekor, yang di dominasi oleh spesies ikan

Clarias batrachus (lele) yaitu sebanyak 50 ekor ikan. Perbedaan jumlah hasil

tangkapan ikan dari setiap stasiun dikarenakan setiap stasiun memiliki kondisi

arus yang berbeda-beda. Pada stasiun I arus cukup kencang sehingga jumlah ikan

hasil tangkapan tidak banyak seperti stasiun yang lain.

Faktor yang ddapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan oleh nelayan

selain arus tapi ada juga faktor lain yaitu suhu. Suhu mempengaruhi aktifitas

metabolisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di

perairan tawar dibatasi oleh suhu periran tersebut. Hasil pengukuran diperoleh

suhu perairan pada semua lokasi pengamatan rata-rata 300C – 330C.

Page 7: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

42

Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan fotosintesis

pada suatu perairan. Hasil pengukuran di lapangan kecerahan di perairan

berkisar antara 22,5 – 29 cm. Nilai kecerahan terendah terdapat pada stasiun

tiga dan dua sampling satu dan dua yaitu 22,5 cm, sedangkan nilai kecerahan

tertinggi terdapat pada stasiun I ulangan ke III yaitu 29 cm, tingginya nilai

kecerahan pada ulangan ke II karena kurangnya aktifitas masyarakat dalam

menangkap ikan, sedangkan pada stasiun III dan II ulangan I dan II memiliki nilai

kecerahan lebih rendah karena padatnya aktifitas masyarakat seperti menangkap

ikan.

Berdasarkan literaturnya perairan yanng sangat disukai oleh biota akuatik

yaitu pada kanal Sepucuk. Untuk pH 5 keanekaragaman plankton dan bentos

sedikit menurun, kelimpahan total, biomasa dan produktivitas tidak mengalami

perubahan (Effendi 2003). Secara umu nilai pH menggambarkan seberapa tingkat

keasamaan suatu perairan.

3.2 Kedalaman

Hasil pengukuran kedalaman di kanal Sepucuk terletak di Kecamatam Kota

kayuagung, Kab. OKI. Hasil Kedalaman ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik nilai kecerahan setiap stasiun pengamatan

Page 8: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

43

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh nilai kedalaman

kanal di Sepucuk berkisar antara 4-5 cm. Berdasarkan hasil pengamatan

diperoleh nilai kedalaman tertinggi pada stasiun 1 ulangan 1, 2, stasiun 3 ulangan

1, umumnya kedalaman tersebut tidak merata atau berbeda-beda. Menurut

Kern (1994) dalam Marsal (2015), berikut ini beberapa klasifikasi membedakan

sungai besar, sungai menengah dan sungai kecil.

3.3. Suhu

Hasil pengukuran suhu udara di kanal Sepucuk terletak di Kecamatan kota

Kayuagung, Kabupaten Ogann Komering Ilir. Hasil suhu ditunjukkan pada Gambar

2.

Gambar 2. Diagram Hasil Suhu Udara

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, didapatkan nilai suhu air di

kanal Sepucuk Kelurahan Kotaraya terletak di Kecamatan Kota kayuagung

Kabpaten Ogan Komering Ilir dari stasiun satu sampai stasiun tiga, rata-rata suhu

udara menunjukkan rata-rata suhu 31oC, suhu memepengaruhi aktifitas

metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun

di perairan air tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut, masih tergolong

optimal bagi kehidupan komunitas ikan di perairan tersebut. Menurut Kordi dan

Page 9: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

44

Tanjung (2007) bahwa kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan

tropis adalah antara 280C – 320C. Suhu optimum bagi pertumbuhan organisme

akuatik adalah 280C - 300C keadaaan tersebut tidak berpengaruh terhadap

meningkatnya konsumsi oksigen.

Berdasarkan analisis nilai suhu air di perairan Kanal Sepucuk di

kategorikan kurang cocok. Berdasarkan klasifikasi sungai menurut Kern (1994),

maka data hasil pengamatan pengukuran mennunjukkan pperairan tersebut

dalam golongan sungai kecil sampai sungai menengah.

3.4. Kecerahan

Hasil Pengukuran kecerahana di Kanal Sepucuk terletak di Kecamatan

Kota kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hasil kecerahan ditunjukkan pada

Gambar 3.

Hasil pengukuran di lapangan kecerahan di perairan berkisar antara 22,5 -

29 cm. Nilai kecerahan terendah terdapat pada stasiun tiga dan dua yaitu pada

sampling satu dan dua sebesar 22,5 cm, sedangkan nilai kecerhan tertinggi

terdapat padastasiun satu ulangan ke tiga yaitu 29 cm, tingginya nilai kecerahan

pada ulanngan ke tiga karena kurangnya aktifitas masyarakat dalam menangkap

ikan, sedangkanpada stasiun 3 dan 2ulangan 1 dan 2 memiliki nilai kecerahan

lebih rendah karena padatnya aktifitas masyarakat seperti menangkap ikan.

Menurut Jeffries dan Efendi, kecerhan air bergantung pad warna dan

intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam suatu perairan. Cahaya matahri

di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi tanaman di dalam air.

Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat

kesuburan air.

3.5. pH (Power Hydrogen)

Hasil pengukuran pH di Kanal Sepucuk Kelurahan berkisar antara 5 dari

hasil yang di dapat pada Kanal Sepucuk pada ulangan 1 stasiun 1, 2 dan 3 nilai pH

yang didapat adalah 5 kemudian pada Kanal Sepucuk ulangan 3 pada stasiun 1, 2

Page 10: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

45

dan 3 nilai pH yang di dapat adalah 5.Meurut Haslam (1995), bahwa pH 5

menunjukkan keanekaragaman plankton dan Bentos sedikit menurun,

kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak mengalami

peruabahan.Berdasarkan perauturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16

tahun 2005 tentang peruntukan air dan baku mutu air sungai, kriyaitu 6-9.

Berdasarkan nilai pH untuk kelas 1 dan 3 yaitu 6-9. Berdasarkan nilai pH di

perairan Kanal Sepucuk, tidak memenuhi kriteria baku mutu perairan.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat diambil beberapa

kesimpulan bahwa:

1. Jumlah sampel yang di dapat pada stasiun 1 berjumlah 65 ekor ikan,

sampelberjumlah 130 ekor sedangkan stasiun 3 berjumlah 177 ekor ikan,

jenis-jenis ikan yhang ditemukan di perairan kanal sepucuk tersebut yaitu

Tembakang (Helostoma temmickii), Betok (Anabas testudeneus), Siam

Siam (Trichogaster pectoralis), Sepat mato merah (Trichogaster

trichopterus), Lais (Kryptopterus macrocephalus), Lele (Clarias batrachus),

Jeler Kecil (Nemachelius saravacensis), Tempalo Lebak (Betta waseri),

Seluang (Rasbora argyrotaenia), Lalang (Parachela oxygas).

2. Perairansangatdipengaruhiolehmusim, tergenang air

saatmusimpenghujandankemarau, fluktuasi air

saatmusimpenghujandanmusimkemarauberkisarantara 4-5m.

Hasilpengukurankedalamanselamapenelitian di kanalsepucuk 1-2m

menggambarkankondisiperairanKanalSepucuksedang di

pengaruhiolehmusimkemarau.

3. Hasilpengukuransuhudiperolehsuhu di

perairanpadasemualokasipengamatanberkisarantara 300C. Rata-rata suhu

di perairanKanalSepucuk 310C masihtergolong optimal

bagikehidupankomunitasikandiperairantersebut.

Hasilpengukurankecerahanmenunjukanbahwatingkatkecerahanmenunjuk

Page 11: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

46

andisetiapstasiunpengamatanberkisarantara 22,5-29 yang

menunjukankisarankecerahan yang

baikuntukkehidupanikandimanasinarmataharidapatmasuksecara optimal,

Berdasarkanliteraturnyaperairan yang sangatdisukaioleh biota

akuatikyaitupadaKanalSepucuk. Untuk pH keanekaragaman plankton

danbentossedikitmenurun.

DAFTAR PUSTAKA Amonymous, 2009.

Trichogasterpectoralis(Online(http://wikipedia.org/web/sepat, diakses 22 maret 2016)

Anonim: https://id.m.wikipedia.org/wiki/definisiIkan Anonim, 2010. Aspek habitat makanandanreproduksiLais (Online)

(http://mahasiswaberbagi.blogspot.com/2010/05/aspek-habitat-makanan-dan-reproduksi, diakses 20 juni 2016).

Agus, Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapametodeikan air tawar. Yogyakarta :PenerbitKanisius.

Agustina, Tuti. 2007. IdentifikasidanKlasifikasiJenis-jenisIkan di Sungai KomeringKecamatanBanyuasinProvinsi Sumatera Selatan Palembang. Skripsitidakditerbitkan.

Anggraini, Vita. 2011 TeknikidentifikasibeberapaikanFamiliyCyprinidae di BalaiRisetPerikananPerairanUmum (BRPU), Palembang. Skripsitidakditerbitkan.

Eka, Putra. 2011. Biota DuniaPerairan. (Online) (http:www.zonalaut.com/biologi-laut/riset/ikan-betok-Anabas-testudineus-bloch-1972, diakses 17 Juni 2016)

Farid, Fatkhomi. 2009. EkologiIkan. (Online) (http:wordbiology/worpress.com/2009/01/20/ekologi-ikan, diakses 5 juni 2016).

Jangkaru, Zulkifli.2007. MemeliharaIkan Jakarta: PenerbitPenebarSwadaya. Ma’suf, Abdul. 2012. MengenalIkanGabus. (Online)

http://penyuluhpi.blogspot.com/2012/08/mengenal-ikan-gabusOphiocephalus, diakses 17 juni 2016.

Maurice, Kotelat. BukuIdentifikasiIkan Air Tawar Indonesia Bagian Bart dan Sulawesi.

Marsal. 2015. AnalisisFisika Kimia PerairanSekitarKeramba di Sungai KomeringKecamatanSirahPulau Padang KabupatenOganKomeringIlir. UniskiKayuagung.

Sapuan H. 2013. StrukturKomunitas Plankton di Perairan Sungai KomeringSekitarLokasiPenambanganPasirKelurahanJua-jua, Kayuagung, Sumatera Selatan. UniskiKayuagung

Page 12: INVENTARISASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN DENGAN JARING …

Belida, Volume 3, Desember 2019

47

Rizkisunoki, B. 2016. StrukturKomunitasIkan di DanauTelokoKecamatan Kota KayuagungKabupatenOganKomeringIlir.